Penegakan Hukum atas Pelanggaran Terhadap Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Novelina MS Hutapea Staf Pengajar Kop.Wil. I Dpk Fakultas Hukum USI Pematangsiantar
Intisari Persaingan global berdampak pada maraknya persaingan usaha tidak sehat diantara para pelaku usaha dan terjadinya distorsi dalam mekanisme pasar, untuk mengantisipasi hal tersebut, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Masyarakat Indonesia berharap undang-undang tersebut dapat berperan mengatur perekonomian serta menjamin adanya kepastian hukum. Terkait tentang pelanggaran terhadap larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat beberapa masalah perlu dikaji tentang peranan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 terhadap iklim perekonomian, eksistensi Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) dalam penegakan hukum, mekanisme penanganan perkara pidana pelanggaran terhadap larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Kata Kunci: Penegakan hukum, monopoli, persaingan usaha.
----------------------------------------------------------------
timpang
Pendahuluan
dan
menjadi
sumber
utama
ketidakadilan sosial. Ketidakadilan sosial dalam kehidupan Gagasan negara hukum yang didasarkan
berbangsa
dan
bernegara
dapat
meliputi
atas prinsip-prinsip demokrasi dan keadilan
berbagai sendi/bidang kehidupan, misalnya
dalam masyarakat Indonesia yang bersatu
bidang perekonomian. Catatan sejarah telah
merupakan suatu gagasan yang nampaknya
membuktikan bahwa ketidakadilan di bidang
didasarkan atas persepsi dari para pendiri
perekonomian telah dirasakan oleh masyarakat
negara Republik Indonesia terhadap kenyataan
Indonesia sejak adanya praktik monopoli yang
sejarah yang pernah dialami masyarakat
dilaksanakan oleh VOC, mulai tanggal 20
Indonesia
Maret
(Abdul
Hakim
G.
Nusantara,
1602
dengan
memberikan
hak
1988:11-12). Gagasan negara hukum yang
(octooroi) untuk berdagang sendiri (monopoli)
didasarkan atas prinsip-prinsip demokrasi dan
pada VOC di wilayah Indonesia (Hindia
keadilan sosial sebagaimana dicita-citakan
Timur)
oleh
(Johnny Ibrahim,2006:401). Praktik monopoli
para
pendiri
Republik
Indonesia
atas
persetujuan
Staten
General
merupakan penolakan yang tegas terhadap
itu
setiap bentuk pemerintahan otoriter yang
Indonesia
biasanya menindas hak-hak asasi rakyat dan
perekonomian.
sekaligus pula merupakan pernyataan yang
secara langsung maupun tidak langsung masih
tidak menghendaki adanya struktur sosial yang
terus dilakukan walaupun penjajahan sempat
benar-benar sangat
membuat
masyarakat
menderita
di
bidang
monopoli
tersebut
Praktik
1
www.usi.ac.id/karya ilmiah dosen
upload : biro sistem informasi data & hubungan masyarakat@2013
beralih kepada Inggris dan juga Jepang,
1. Untuk mengetahui peranan Undang-undang
sehingga pada masa itu ukuran dan batasan
Nomor 5 Tahun 1999 terhadap upaya
terhadap persaingan yang sehat dan tidak sehat
menciptakan
menjadi kabur dan tidak jelas.
persaingan sehat.
Setelah Indonesia merdeka, peluang-
2. Untuk
iklim
perekonomian
mengetahui
eksistensi
dan
Komisi
peluang usaha yang tercipta selama ini dalam
Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU)
kenyataannya belum mampu membuat seluruh
dalam penegakan hukum.
masyarakat
dapat
berpartisipasi
dalam
3. Untuk mengetahui mekanisme penanganan
pembangunan di berbagai sektor ekonomi.
pelanggaran
terhadap
larangan
praktik
Demikian juga perkembangan usaha swasta, di
monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.
satu sisi dipengaruhi oleh berbagai bentuk kebijakan pemerintah yang kurang tepat dan di
Metode Penelitian
lain sisi, perkembangan usaha swasta tersebut dalam kenyataannya sebahagian besar adalah merupakan
perwujudan
dari
kondisi
Metode penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan
data
bagi
penyelesaian
persaingan usaha yang tidak sehat. Guna
penelitian ini adalah metode penelitian hukum
memenuhi berbagai tuntutan masyarakat demi
normatif , yang dilakukan dengan mencari dan
terciptanya pertumbuhan dan perkembangan
menganalisa data yang diperoleh dari buku-
dunia usaha secara sehat dan benar, disusun
buku kepustakaan dan perundang-undangan
dan diberlakukanlah Undang-undang Nomor 5
yang
tahun
permasalah
yang
sebelumnya.
Selain
1999
Tentang
Larangan
Praktik
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
mempunyai
keterkaitan telah itu
dengan
dirumuskan
dilakukan
pula
penelitian hukum empiris (lapangan) yaitu di Polresta
Rumusan Masalah
Pematangsiantar
dengan
metode
wawancara. 1. Bagaimana peranan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 terhadap iklim perekonomian
Pembahasan
di Indonesia? 2. Bagaimana eksistensi Komisi Pengawasan Persaingan
Usaha
(KPPU)
dalam
penegakan hukum ? 3. Bagaimana pelanggaran
1999 Terhadap Iklim Perekonomian di Indonesia.
mekanisme terhadap
1. Peranan Undang-undang Nomor 5 Tahun
penanganan
larangan
praktik
Latar belakang lahirnya Undang-undang
monopoli dan persaingan usaha tidak sehat?
Nomor 5 Tahun 1999 adalah bahwa setelah Indonesia merdeka, telah disepakati oleh
Tujuan Penulisan
bangsa Indonesia bahwa pembangunan bidang ekonomi harus diarahkan kepada terwujudnya 2
Penegakan Hukum atas Pelanggaran terhadap Larangan Praktik Monopoli dan …. Novelina MS Hutapea
kesejahteraan rakyat berdasarkan Pancasila
pinjaman dan utang luar negeri yang sangat
dan Undang-undang dasar 1945. Akan tetapi
besar.
dalam
realitanya
ternyata
masih
banyak
Ketergantungan
pada
Negara
lain
persoalan dan tantangan dalam perekonomian
mengharuskan pemerintah mengikuti berbagai
yang belum dapat terpecahkan, khususnya
persyaratan yang dibuat oleh Negara pendonor,
dengan adanya kecenderungan globalisasi
yang jelas-jelas memposisikan Indonesia pada
perekonomian
kedudukan
serta
dinamika
dan
yang
sangat
lemah,
apalagi
perkembangan usaha swastanisasi sejak awal
orientasi Negara lain di Indonesia hanyalah
tahun
besar
tujuan provit tanpa memperhatikan ketahanan
pada
ekonomi dan kesinambungan sumber daya
kenyataannya merupakan perwujudan dari
alam. Banyak perkara-perkara berakhir dengan
kondisi persaingan usaha yang tidak sehat.
tidak jelas dan berimplikasi terhadap terjadinya
Penyelengaraan
kurang
kesenjangan di masyarakat. Hal ini disebabkan
memperhatikan amanat Pasal 33 UUD 1945
rendahnya tingkat profesionalitas para penegak
dan
hukum dan tidak adanya itikad baik untuk
1990-an.
perkembangan
Sebahagian usaha
swasta
ekonomi
cenderung
nasional
menunjukan
corak
monopolistic. Para pengusaha yang dekat
memperbaiki
dengan
sudah terpuruk.
elit
kekuasaan
kemudahan-kemudahan
mendapatkan
yang
berlebihan,
sehingga menimbulkan kesenjangan sosial. Kegagalan pemerintah Orde Baru di
perekonomian
Negara
yang
Pemerintah transisi dengan Kabinet Reformasi di bawah Presiden B.J.Habibi yang hampir
tiap
hari
digoyang
demonstrasi
bidang pembangunan ekonomi, khususnya
mahasiswa merasa harus berbuat sesuatu guna
mencegah praktik monopoli mengakibatkan
memenuhi
tuntutan
terjadinya pemusatan kekuatan ekonomi pada
mengemban
aspirasi
sedikit kelompok tertentu dalam masyarakat.
Sidang Istimewa MPR-RI dalam TAP MPR-RI
Monopoli menghalangi terjadinya persaingan
No.X/MPR/1998
yang sehat yang membawa dampak terciptanya
Reformasi
ekonomi tinggi yang membebani masyarakat
Penyelamatan dan Normalisasi Kehidupan
luas, karena faktor-faktor produksi tidak
Nasional
berjalan secara efisien sementara hasil-hasil
“Membuat perekonomian lebih efisien dan
praktik
kompetitif dengan menghilangkan berbagai
monopoli
hanya
dinikmati
oleh
mahasiswa masyarakat.
tentang
Pembangunan
Sub
A
(2)c
yang Amanat
Pokok-pokok Dalam
sebagai
Rangka
berikut:
beberapa gelintir orang ataau kelompok usaha
praktik
tertentu. Reformasi yang terus bergulir di
system insentif yang mendorong efisiensi dan
Indonesia pada dasarnya dipicu oleh gejolak
inovasi”.
monopoli
serta
mengembangkan
ekonomi yang berkepanjangan dan merusak
DPR-RI yang pada waktu itu masih
sendi-sendi utama perekonomian nasional,
dikuasai oleh kelompok-kelompok status quo
secara
kelemahan
bersama pemerintah melihat momen yang tepat
ekonomi Indonesia yang dibangun atas dasar
untuk mengeluarkan aturan hukum persaingan
fundamental
membuka
3
www.usi.ac.id/karya ilmiah dosen
yang
bertolak
belakang
upload : biro sistem informasi data & hubungan masyarakat@2013
dengan
praktok
c.
Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 41
perdagangan era Orde Baru, maka disahkanlah
Undang-undang ini diancam pidana
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1995 dengan
denda
harapan dapat berperan dalam mengatur
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)
berfungsinya mekanisme pasar secara wajar,
dan
dan
kondisi
5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah),
persaingan antara pelaku usaha dapat berjalan
atau pidana kurungan pengganti denda
secara sehat, tertib, teratur dan efisien serta
selama-lamanya 3 (tiga) bulan.
menjamin adanya kepastian hukum dengan
Sedangkan
dapat
menciptakan
suatu
serendah-rendahnya
setinggi-tingginya
Pidana
tambahan
Rp
Rp
diatur
dipidananya para pelaku yang melanggar
dalam Pasal 49 berupa : (1) pencabutan izin
larangan praktik monopoli dan persaingan
usaha; atau (2) larangan kepada pelaku usaha
usaha tidak sehat.
yang telah terbukti melakukan pelanggaran terhadap undang-undang ini untuk menduduki
Di dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 sanksi pidana diatur dalam Pasal 48, yaitu pidana pokok, sebagai berikut:
a.
Pasal 9 sampai dengan Pasal 14, Pasal 16 sampai dengan Pasal 19, Pasal 25, Pasal 27, dan Pasal 28 diancam pidana serendah
25.000.000.000,00
rendahnya (dua
puluh
Rp lima
miliar rupiah) dan setinggi-tingginya Rp 100.000.000.000,00
(seratus
miliar
rupiah), atau pidana kurungan pengganti denda selamalamanya 6 (enam) bulan.
b.
sampai dengan Pasal 8, Pasal 15, Pasal 20 sampai dengan Pasal 24, dan Pasal 26 Undang-undang ini diancam pidana serendahrendahnya
Rp
5.000.000.000,00 ( lima miliar rupiah) dan
setinggi-tingginya
25.000.000.000,00
(dua
Rp puluh
lima
miliar rupialh), atau pidana kurungan pengganti
denda
(lima) bulan.
selama-lamanya
atau tindakan tertentu yang menyebabkan timbulnya kerugian pada pihak lain. Selain sanksi pidana juga ada diatur ketentuan
tentang
tindakan
administratif
sebagaimana diatur dalam Psal 47, sebagai berikut (1) komisi berwenang menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif terhadap pelaku usaha yang melanggar ketentuan undang-undang ini. (2) tindakan administratif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat
Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 5
denda
kurangnya 2 (dua) tahun dan selama-lamanya 5 (lima) tahun; atau (3) penghentian kegiatan
Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 4,
denda
jabatan direksi atau komisaris sekurang-
5
berupa: (a) penetapan pembatalan perjanjian sebagamana dimaksud dalam Pasal 4 sampai dengan Pasal 13, Pasal 15, dan Pasal 16; dan atau; (b) perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan integrasi vertikal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14; dan atau; (c) perintah
kepada
menghentikan
pelaku
kegiatan
usaha yang
untuk terbukti
menimbulkan praktek monopoli dan atau menyebabkan persaingan usaha tidak sehat dan atau merugikan masyarakat; dan atau (d) 4
Penegakan Hukum atas Pelanggaran terhadap Larangan Praktik Monopoli dan …. Novelina MS Hutapea
perintah
kepada
menghentikan
pelaku
untuk
usaha tidak sehat, sebagaimana diatur
posisi
dalam Pasal 17 sampai dengan Pasal 24;
usaha
penyalahgunaan
dominan; dan atau; (e) penetapan pembatalan
(c)
melakukan penilaian terhadap ada atau
atas penggabungan atau peleburan badan usaha
tidak adanya penyalahgunaan posisi
dan pengambilalihan sebagaimana dimaksud
dominan yang dapat mengakibatkan
dalam Pasal 28; dan atau (f) penetapan
terjadinya praktek monopoli dan atau
pembayaran pengenaan
ganti
rugi;
denda
dan
atau;
(g)
persaingan
serendah-rendahnya
Rp
sebagaimana diatur dalam Pasal 25
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan setinggi-tingginya Rp 25.000.000.000,00 (dua
usaha
tidak
sehat,
sampai dengan Pasal 28;
(d)
puluh lima miliar rupiah).
mengambil
tindakan
sesuai
dengan
wewenang Komisi sebagaimana diatur dalam Pasal 36.
2. Eksistensi Komisi Pengawasan Persaingan
(e)
terhadap kebijakan Pemerintah yang
Usaha (KKPU) Dalam Penegakan Hukum Eksistensi
KPPU
dalam
berkaitan dengan praktek monopoli dan
upaya
atau persaingan usaha tidak sehat;
menegakan hukum persaingan usaha telah mendapat
tempat
tersendiri
dalam
memberikan saran dan pertimbangan
(f)
menyusun pedoman dan atau publikasi
ketentuannya dan diharapkan komisi ini dapat
yang berkaitan dengan Undang-Undang
pula
ini;
menunjukan
melaksanakan
eksistensinya
pengawasan
dalam terhadap
(g)
memberikan laporan secara berkala atas
pelaksanaan Undang-undang Nomor 5 tahun
hasil kerja Komisi kepada Presiden dan
1999. Tugas dan wewenang KPPU diatur
Dewan Perwakilan Rakyat.
dalam ketentuan Pasal 35 dan Pasal 36
Selanjutnya
diatur
pula
wewenang
Undang-Undang No. 5 Tahun 1999. Dalam
KPPU di dalam Pasal 36 Undang-undang
rumusan Pasal 35 Undang-Undang No. 5/1999
Nomor 5 Tahun 1999 sebagai berikut:
dikatakan bahwa tugas Komisi meliputi :
(a)
(a)
melakukan penilaian terhadap perjanjian
atau dari pelaku usaha tentang dugaan
yang dapat mengakibatkan terjadinya
terjadinya praktek monopoli dan atau
praktek monopoli dan atau persaingan
persaingan usaha tidak sehat;
usaha tidak sehat sebagaimana diatur
(b)
menerima laporan dari masyarakat dan
(b)
melakukan penelitian tentang dugaan
dalam Pasal 4 sampai dengan Pasal 16;
adanya kegiatan usaha dan atau tindakan
melakukan penilaian terhadap kegiatan
pelaku usaha yang dapat mengakibatkan
usaha dan atau tindakan pelaku usaha
terjadinya praktek monopoli dan atau
yang dapat mengakibatkan terjadinya
persaingan usaha tidak sehat;
praktek monopoli dan atau persaingan
(c)
melakukan
penyelidikan
dan
atau
pemeriksaan terhadap kasus dugaan 5
www.usi.ac.id/karya ilmiah dosen
upload : biro sistem informasi data & hubungan masyarakat@2013
praktek monopoli dan atau persaingan
(d)
(e)
(f)
(l)
menjatuhkan sanksi berupa tindakan
usaha tidak sehat yang dilaporkan oleh
administratif kepada pelaku usaha yang
masyarakat atau oleh pelaku usaha atau
melanggar ketentuan undang-undang ini.
yang ditemukan oleh Komisi sebagai
Dari wewenang KPPU sebagaimana
hasil penelitiannya;
telah dijelaskan di atas dapat dipahami bahwa
menyimpulkan hasil penyelidikan dan
wewenang KPPU untuk menjatuhkan sanksi
atau pemeriksaan tentang ada atau tidak
bagi pelaku usaha yang melanggar ketentuan
adanya praktek monopoli dan atau
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 hanya
persaingan usaha tidak sehat;
terbatas dapat menjatuhkan sanksi tindakan
memanggil pelaku usaha yang diduga
administratif
saja,
telah melakukan pelanggaran terhadap
menjatuhkan
sanksi
ketentuan undang-undang ini;
pengadilan.
sedangkan
wewenang
pidana
ada
pada
memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli, dan setiap orang yang dianggap
mengetahui
pelanggaran
3. Mekanisme Penanganan Pelanggaran terhadap Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
terhadap ketentuan undang-undang ini;
(g)
meminta
bantuan
penyidik
untuk
menghadirkan pelaku usaha, saksi, saksi ahli, atau setiap orang sebagaimana dimaksud huruf e dan huruf f, yang tidak bersedia memenuhi panggilan Komisi;
(h)
meminta
keterangan
dari
instansi
Pemerintah dalam kaitannya dengan penyelidikan
dan
atau
pemeriksaan
terhadap pelaku usaha yang melanggar ketentuan undang-undang ini;
(i)
mendapatkan, meneliti, dan atau menilai surat, dokumen, atau alat bukti lain guna penyelidikan dan atau pemeriksaan;
(j)
memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya kerugian di pihak pelaku usaha lain atau masyarakat;
(k)
memberitahukan putusan Komisi kepada pelaku usaha yang diduga melakukan praktek monopoli dan atau persaingan
Pelaporan
tentang
telah
terjadinya
pelanggaran terhadap Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 dapat dilakukan oleh setiap orang yang mengetahui telah terjadi atau patut diduga telah terjadi pelanggaran, secara tertulis kepada KPPU dengan keterangan yang jelas dan menyertakan identitas pelapor. Demikian pula pihak yang dirugikan sebagai akibat terjadinya undang
pelanggaran Nomor
5
terhadap
Tahun
Undang-
19995
dapat
melaporkan secara tertulis kepada Komisi dengan keterangan yang lengkap dan jelas tentang telah terjadinya pelanggaran serta kerugian
yang
menyertakan
ditimbulkan,
identitas
pelapor.
dengan Identitas
pelapor wajib dirahasiakan oleh Komisi. Akan tetapi berdasarkan Pasal 40 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999, komisi dapat juga melakukan pemeriksaan terhadap pelaku usaha apabila
ada
dugaan
terjadi
pelanggaran
usaha tidak sehat;
6
Penegakan Hukum atas Pelanggaran terhadap Larangan Praktik Monopoli dan …. Novelina MS Hutapea
Undang-undang
tersebut
walaupun
tanpa
adanya laporan.
untuk dilakukan penyidikan sesuai dengan
Berdasarkan laporan tersebut di atas, komisi
menyerahkan perkara tersebut kepada penyidik
wajib
melakukan
pendahuluan.
Dalam
lambatnya
(tiga
30
pemeriksaan
Dalam
selambat-
pemeriksaan
waktu puluh)
ketentuan yang berlaku.
hari
setelah
hal
komisi
lanjutan,
melaksanakan Komisi
wajib
menyelesaikan pemeriksaan lanjutan selambat-
menerima laporan, Komisi wajib menetapkan
lambatnya
perlu atau tidaknya dilakukan pemeriksaan
dilakukan pemeriksaan lanjutan sebagaimana
lanjutan (Pasal 39 ayat 1 Undang-undang
dimaksud dalam Pasal 39 ayat (1). Jika
Nomor tahun 1999). Dalam pemeriksaan
diperlukan, jangka waktu pemeriksaan lanjutan
lanjutan, komisi wajib melakukan pemeriksaan
dapat diperpanjang paling lama 30 (tiga puluh)
terhadap
hari.
pelaku
usaha
yang
dilaporkan.
Komisi wajib menjaga kerahasiaan informasi
60
(enam
puluh)
hari
sejak
Komisi wajib memutuskan telah terjadi
yang diperoleh dari pelaku usaha yang
atau
dikategorikan sebagai rahasia perusahaan.
undang-undang ini selambat-lambatnya 30
Apabila
dapat
(tiga puluh) hari terhitung sejak selesainya
mendengar keterangan saksi, saksi ahli, dan
pemeriksaan lanjutan. Putusan Komisi harus
atau
melakukan
dibacakan dalam suatu sidang yang dinyatakan
anggota
terbuka untuk umum dan segera diberitahukan
dipandang
pihak
lain.
perlu
Komisi
Dalam
kegiatannya/tindakan-tindakannya, Komisi dilengkapi dengan surat tugas.
tidak
terjadi
pelanggaran
terhadap
kepada pelaku usaha. Dalam waktu 30 (tiga
Pelaku usaha dan atau pihak lain yang
puluh) hari sejak pelaku usaha menerima
diperiksa wajib menyerahkan alat bukti yang
pemberitahuan putusan, maka komisi tersebut,
diperlukan dalam penyelidikan dan atau
pelaku usaha wajib melaksanakan putusan
pemeriksaan. Berdasarkan Pasal 42 Undang-
tersebut
undang Nomor 5 tahun 1999, alat-alat bukti
pelaksanaannya kepada Komisi.
dan
menyampaikan
laporan
pemeriksaan Komisi berupa: (a) keterangan
Apabila pelaku usaha tidak menerima
saksi; (b) keterangan ahli; (c) surat dan atau
putusan komisi, maka pelaku usaha yang
dokumen; (d) petunjuk; (e)keterangan pelaku
bersangkutan dapat mengajukan keberatan
usaha.
kepada Pengadilan Negeri selambat-lambatnya Pelaku
usaha
menolak
14 (empat belas) hari setelah menerima
diperiksa, menolak memberikan informasi
pemberitahuan putusan tersebut. Pengadilan
yang diperlukan dalam penyelidikan dan atau
Negeri harus memeriksa keberatan pelaku
pemeriksaan,
proses
usaha dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak
penyelidikan dan atau pemeriksaan. Jika
diterimanya keberatan tersebut dan harus
pelaku usaha atau pihak lain menolak diperiksa
memberikan putusan dalam waktu 30 (tiga
atau memberikan informasi yang diperlukan
puluh) hari sejak dimulainya pemeriksaan
guna penyelidikan atau pemeriksaan, komisi
keberatan tersebut.
atau
dilarang
menghambat
7
www.usi.ac.id/karya ilmiah dosen
upload : biro sistem informasi data & hubungan masyarakat@2013
Jika atas putusan Pengadilan Negeri, pihak yang mengajukan
keberatan tetap
Pidana. Ketentuan Pasal 1 angka 2 KUHAP menyebutkan
bahwa
penyidikan
adalah
merasa keberatan, maka terhadap putusan
serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan
Pengadilan Negeri tersebut, yang bersangkutan
menurut cara yang diatur dalam undang-
dalam waktu 14 (empat belas) hari dapat
undang ini untuk mencari serta mengumpulkan
mengajukan kasasi kepada Mahkamah Agung
bukti yang dengan bukti itu membuat terang
Republik Indonesia. Mahkamah Agung harus
tentang tindak pidana yang terjadi dan guna
memberikan putusan dalam waktu 30 (tiga
menemukan tersangkanya.
puluh) hari sejak permohonan kasasi diterima.
Dalam konteksnya dengan penyidikan
Pelaku usaha yang tidak mengajukan
tindak pidana larangan praktik monopoli dan
keberatan dalam jangka waktu 14 (empat
persaingan usaha, berdasarkan penelitian di
belas) hari setelah menerima pemberitahuan
lapangan (Polresta Pematangsiantar) diperoleh
putusan dianggap menerima putusan komisi.
penjelasan bahwa setelah menerima keputusan
Apabila
KPPU, penyidik akan melakukan penyidikan
tidak
terdapat
keberatan,
maka
putusan Komisi telah mempunyai kekuatan
dengan
hukum yang tetap. Terhadap putusan komisi
tersebut dan guna kepentingan penyidikan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
tersebut,
penyidik
melaksanakan
dapat dimintakan penetapan eksekusi kepada
wewenangnya
sebagaimana
diatur
Pengadilan Negeri.
ketentuan Pasal 7 ayat (1) KUHAP.
seksama
berdasarkan
keputusan
dalam
Dalam hal pelaku usaha menerima
Jika penyidikan sudah selesai, penyidik
putusan komisi tetapi tidak mengindahkan atau
menyerahkan berkas perkara tersebut kepada
tidak menjalankan putusan, maka komisi
penuntut umum dengan ketentuan penuntut
menyerahkan
umum
putusan
tersebut
kepada
dapat
melakukan
prapenuntutan.
penyidik untuk dilakukan penyidikan sesuai
Penyidikan dianggap telah selesai apabila
dengan
dalam jangka waktu empat belas hari penuntut
ketentuan
undangan
peraturan
perundang-
yang berlaku. Putusan
komisi
umum tidak mengembalikan hasil penyidikan
tersebut merupakan bukti permulaan yang
atau apabila sebelum batas waktu berakhir
cukup
telah ada pemberitahuan tentang hal itu dari
bagi
penyidik
untuk
melakukan
penyidikan. Dalam hal perkara pelanggaran terhadap
penuntut umum kepada penyidik (Pasal 110 ayat (1) sampai ayat (3)) KUHAP.
larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat sudah diserahkan kepada
Penutup
penyidik berdasarkan putusan KPPU yang merupakan bukti permulaan yang cukup untuk
Dengan adanya aturan-aturan di bidang
dilakukannya penyidikan, maka penyidik akan
perekonomian, seperti larangan praktik
memproses perkara tersebut sesuai dengan
monopoli, dan larangan persaingan usaha yang
ketentuan Kitab Undang-undang Hukum Acara
tidak sehat, maka sebagai hukum, Undang8
Penegakan Hukum atas Pelanggaran terhadap Larangan Praktik Monopoli dan …. Novelina MS Hutapea
undang Nomor 5 Tahun 1999 akan berperan
melanjutkan penyidikan, maka penyidikan
mengatur berfungsinya mekanisme pasar
dilakukan sesuai dengan ketentuan Undang-
secara wajar, dan diharapkan juga dapat
undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Kitab
berperan menciptakan suatu kondisi
Undang-undang
persaingan antara pelaku usaha dapat berjalan
(KUHAP).
Hukum
Acara
Pidana
secara sehat, tertib, teratur dan efisien serta menjamin adanya kepastian hukum . Eksistensi
Komisi
Pengawasan
Persaingan Usaha (KPPU) dalam penegakan hukum telah mendapat tempat tersendiri dalam pengaturan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999. KPPU dibentuk untuk mengawasi pelaksanaan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1995. Putusan KPPU atas pelanggaran pelaku usaha merupakan bukti permulaan yang cukup bagi penyidik untuk melakukan penyidikan. Dengan adanya keputusan dari KPPU sebagai bukti permulaan bagi penyidik untuk melaksanakan penyidikan, maka penanganan
Pustaka Bassar M. Sudradjat., Tindak-tindak Pidana Tertentu Di Dalam KUHP, CV. Remadja Karya, Bandung, 1986. Chazawi Adami., Pelajaran Hukum Pidana Bagian I, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010. Hakim Abdul G., Nusantara, Politik Hukum Indonesia, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum, Jakarta,1988. Ibrahim Johnny., Teori Dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bayu Media Publishing, Malang, 2006. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).
perkara pidana pelanggaran terhadap larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat dapat dimulai. Jika penyidik berpendapat bahwa bukti permulaan itu sudah cukup untuk
Catatan : Tulisan ini telah dipublikasi pada Majalah : Dinamika : Vol. XI, No. 1 Januari – April 2013; ISSN : 1693 - 1912.
9