Pendugaan Lapisan Akuifer Berdasarkan Karakteristik Kelistrikan Bumi di Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan Sri Cahyo Wahyono Abstrak: Telah dilakukan penelitian tentang pendugaan lapisan akuifer di Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan pada tanggal 11 Agustus 2009. Daerah Kotabaru termasuk dalam anak cekungan Asam-Asam dan anak cekungan Pasir tersusun atas batuan yang diperkirakan berumur Jura yang terdiri dari batuan ultramafik, batuan malihan, batuan bacuh dan rijang radiolarian. Nilai tahanan jenis di lokasi penyelidikan dapat dibedakan dalam beberapa kelompok yaitu tahanan jenis antara 100-500 Ωm pada bagian atas ditafsirkan sebagai tanah penutup dalam kondisi basah sampai kering, tahanan jenis < 10 Ωm ditafsirkan sebagai lapisan lempung yang bersifat kedap air, tahanan jenis 10–30 Ωm ditafsirkan sebagai lapisan lempung pasiran dan tahanan jenis 30–300 Ωm sebagai lapisan pasir. Lapisan yang dapat bertindak sebagai perangkap air bawah tanah/akuifer diperkirakan lapisan yang bertahanan jenis 10-300 Ωm. Mempertimbangkan aspek kemungkinan prospek keterdapatan air tanah, maka pengukuran GL.1 Pada titik GL.1 disarankan untuk dilakukan pengeboran pada lapisan pasir pada kedalaman antara 30-90 meter untuk nilai tahanan jenis 34,68 Ωm atau kedalaman lebih dari 90 meter pada nilai tahanan jenis 70,89 Ωm. Pada titik GL.2 disarankan untuk dilakukan pengeboran pada lapisan pasir pada kedalaman antara 50-80 meter untuk nilai tahanan jenis 169,18 Ωm atau kedalaman lebih dari 80 meter pada nilai tahanan jenis 37,13 Ωm, karena lapisan tersebut diperkirakan sebagai lapisan berfungsi sebagai perangkap air. Kata Kunci: geolistrik, Schlumberger, tahanan jenis, akuifer, Kotabaru
PENDAHULUAN Air
yang
merupakan
kebutuhan
langsung
mengalir
di
permukaan bumi tersebut ada yang
kita sehari-hari telah menjalani siklus
mengalir
meteorik, yaitu telah melalui proses
tersebut ada
penguapan (precipitation) dari laut,
sungai, sebagian mengalir ke danau,
danau
dan akhirnya sampai kembali ke
maupun
sungai;
lalu
di
permukaan
bumi
yang mengalir ke
mengalami kondensasi di atmosfer
laut.
dan kemudian menjadi hujan yang
meresap ke bawah permukaan bumi
turun ke permukaan bumi. Air hujan
melalui
yang turun ke permukaan bumi
terminologi air tidak jenuh (vadous
tersebut
langsung
zone) dan terminologi air jenuh.
mengalir di permukaan bumi (run off)
Terminologi air jenuh adalah air
dan ada yang meresap ke bawah
bawah tanah yang terdapat pada
permukaan bumi (infiltration). Air
suatu lapisan batuan dan berada
ada
yang
Sementara
dua
itu,
terminologi,
Staf Pengajar Program Studi Fisika, FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat Jl. A Yani km 35,8 Banjarbaru, e-mail:
[email protected]
40
air
yang
yaitu
Wahyono. S.C., Penentuan Lapisan Akuifer..............
pada suatu cekungan air tanah.
dalam
Terminologi
berbagai
ini
dipengaruhi
oleh
dapat
dilakukan
41
dengan
metode,
diantaranya
geofisika.
Penggunaan
kondisi geologi, hidrologi dan gaya
metode
tektonik, serta struktur bumi yang
metode geofisika untuk penelitian air
membentuk
tanah
cekungan
air
tanah
sebagai
alternatif
tersebut. Air ini dapat tersimpan dan
mendapatkan
mengalir pada lapisan batuan yang
permukaan
yang
akurat,
kita kenal dengan akuifer.
mengetahui
zona
akumulasi
Keterbatasan dewasa
ini
air
merupakan
bersih
tanah.
suatu
diindikasikan
data
untuk
Keberadaan
bawah
air
dengan
yaitu air
tanah lapisan
tantangan bagi manusia, kelangkaan
geometri lapisan pembawa air yang
akan air bersih disebabkan oleh
berbeda dengan keadaan batuan
beberapa faktor, diantaranya adalah
disekitarnya, keberadaan air tanah
semakin
yang
bersih
besar dan
penggunaan
semakin
air
berbeda
dengan
batuan
menipisnya
sekitarnya dapat digunakan sebagai
sumber dari air bersih tersebut.
penentu metode yang sensitif letak
Permasalahan
dari air tanah.
akan
menipisnya
sumber air bersih yang sebagian
Pendugaan keadaaan bawah
besar berasal dari air permukaan
permukaan bumi dengan mengguna-
atau air tanah dangkal semakin
kan metode resistivitas merupakan
serius, apalagi keadaan ini terjadi
salah satu metode geofisika yang
pada
sering
musim
kemarau.
Daerah
diterapkan.
Metode
ini
Kotabaru Kalimantan Selatan belum
merupakan salah satu metode yang
mengalami fenomena kekurangan
digunakan
akan
untuk
penelitian
air
bersih,
karena
jumlah
lingkungan karena sifatnya yang
penduduk
masih
relatif
sedikit.
tidak merusak medium.
Tetapi kedepannya nanti air bersih
Penerapan metode geofisika
akan mulai menipis, sehingga perlu
berdasarkan karakteristik kelistrikan
adanya eksplorasi sumber air tanah
bumi adalah teknik aplikasi yang
baru.
banyak dipakai untuk memperoleh Menipisnya sumber air bersih
gambaran
air
perlu
tanah/batuan pada permukaan dan
dilakukan eksplorasi terhadap air
bawah permukaan suatu daerah
tanah dalam. Eksplorasi air tanah
(Hendrajaya dkk, 1990). Distribusi
dari
tanah
dangkal
karakteristik
fisis
42
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 7 No. 1, Pebruari 2010 (40 – 52)
tersebut dapat diasosiasikan dengan
Struktur
lapisan
bawah
kondisi geologi lokal daerah tersebut
permukaan ini dapat memberikan
(Fetter, 1994). Penerapan metode
gambaran kondisi hidrogeologis dan
geolistrik tahanan jenis pada studi
jenis tanah/batuan berdasarkan nilai
air tanah di kawasan wisata Tanjung
resistivitas yang terukur (Telford et
Bunga (Anwar, 2002), penerapan
al, 1998 dan Reynold, 1997).
teknik geolistrik dalam pemetaan intrusi
air
laut
bawah
adalah kemampuan benda tersebut
permukaan (Hamzah dkk, 2002 dan
melakukan kerja. Apabila terdapat
Khalil, 2006), investivigasi kondisi air
suatu muatan q yang berada dalam
tanah
geolistrik
medan listrik E yang berasal dari
Iran
muatan listrik Q, maka besarnya
dengan
resistivas
pada
Energi potensial suatu benda
metode
di
Korin
(Lashkaripour, 2007), studi proteksi
usaha
lapisan
menggunakan
memindahkan muatan q dari titik A
metode resistivitas DC (Braga et al,
ke titik B melewati lintasan I adalah
2006 dan Mohammed et al, 2007),
sama dengan jumlah usaha yang
penentuan
diperlukan
akuifer
komponen
karakteristik dari
lapisan
dan akuifer
yang
dilakukan
untuk
untuk
memindahkan
muatan q dari titik A ke titik B
menggunakan studi geofisika teknik
melewati
Vertical Electrical Soundings (VES)
merupakan
suatu
di bagian baratdaya Nigeria (Bello et
mempunyai
sifat-sifat
al, 2007), penentuan akibat saturasi
Mineral-mineral
air pada lapisan akuifer unconfined
batuan dan struktur pembentuknya
fluvial
mengakibatkan
dengan
survei
resistivitas
lintasan
II.
Batuan
materi
yang
batuan
yang
kelistrikan. dikandung
bersifat
(Koster et al, 2005), penentuan
konduktif terhadap arus listrik. Sifat
lapisan
ini
akuifer
berdasarkan
karakteristik
kelistrikan
Banjarbaru
Kalimantan
(Wahyono
dkk,
karakteristik
dari
di
batuan tersebut apabila dialirkan
Selatan
arus listrik kedalamnya. Sifat listrik
dan
ini dapat berasal dari alam dan yang
penentuan lapisan air tanah dengan
berasal dengan menginjeksikan arus
metode
Balangan
listrik kedalamnya sehingga terjadi
Kalimantan Selatan (Wahyono dan
ketidakseimbangan muatan didalam-
Wianto, 2008).
nya (Hendrajaya dan Arif, 1990).
geolistrik
bumi
merupakan
2008) di
Wahyono. S.C., Penentuan Lapisan Akuifer..............
Potensial alam merupakan
pada
batuan
mineral
ini
43
dapat
proses elektrokimia maupun proses
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
mekanik. Proses ini terjadi karena
konduksi elektronik, konduksi elek-
adanya air tanah yang berfungsi
trolitik
sebagai faktor penyeimbang dari
(Telford et al, 1998). Jadi sifat
semua peristiwa tersebut di dalam
konduktif
tanah. Berasosiasi sebagai pelapuk-
banyak-sedikitnya elektron bebas,
an mineral pada kandungan sulfida,
tingkat
perbedaan
pengaruh medan listrik dari luar.
sifat
dasar
batuan
dan
konduksi
batuan
dielektrik
mineral
porositas
dan
dapat adanya
dengan kandungan mineralnya yang
Pada praktiknya arus listrik
akan saling kontak pada kegiatan
diinjeksikan melalui elektroda C1 dan
bioelektrik,
C2.
gradien
termal
dan
Sedangkan
beda
potensial
tekanan. Potensial diri antara lain
diukur pada elektroda potensial P1
potensial elektrokinetik, potensi-al
dan P2 yang terletak diantara C1 dan
difusi, potensial nernst dan potensial
C2. Sehingga beda potensial adalah:
mineralisasi (Telford et al, 1998).
V
VP1 VP 2
Jadi potensial listrik dapat
larutan
yang
medium
mengalir
melalui
berpori
dengan
sifat
pada
daerah
yang
kapilernya,
banyak mengandung sulfida, grafit dan magnetik, dan apabila elektroda dimasukkan
ke
dalam
larutan
homogen sehingga terjadi ketidak-
I 1 1 1 1 ( ) 2 r1 r2 r3 r4
ditimbulkan karena adanya suatu
atau dapat ditulis menjadi:
K
V ........................ (2) I
sementara itu harga K ditunjukkan dalam persamaan sebagai berikut:
K
2 (
seimbangan serta terjadi karena adanya dua larutan yang berbeda konsentrasinya yang
ada
sehingga
didalamnya
ion-ion bergerak
untuk mencapai keseimbangan. Batuan yang mempunyai sifat
(1)
1 1 1 1 1 ) .. (3) r1 r2 r3 r4
Secara Kabupaten
fisiografis Kotabaru
daerah termasuk
dalam anak cekungan Asam-Asam dan anak cekungan Pasir. Keduanya merupakan anak cekungan Barito
konduktor ini disebabkan karena
dan
adanya ikatan kovalen antar ion
terdapat di
pada batuan tersebut. Sifat konduktif
adalah
Kutai.
Batuan
tertua
yang
Kabupaten Kotabaru
kelompok
batuan
yang
44
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 7 No. 1, Pebruari 2010 (40 – 52)
diperkirakan
berumur
Jura
yang
sp yang berumur Eosen diendapkan
terdiri dari batuan ultramafik, batuan
dilingkungan
malihan, batuan bacuh dan rijang
bawah dan beralih ke delta di bagian
radiolarian. Secara tidak selaras di
atas.
atas kelompok batuan berumur Jura
1500
tersebut diendapkan Formasi Pitap
menindih takselaras Formasi Pitap
dan
Pitap
dan Formasi Haruyan. Lokasi tipe-
dengan
nya di daerah Tanjung Kalimantan
Manunggal.
berhubungan
Formasi
menjemari
Formasi Haruyan (Rustandi dkk,
fluaviatil
Tebal
batuan
meter.
di
bagian
diperkirakan
Formasi
Tanjung
Selatan (Rustandi dkk, 1995).
1995).
Secara teoritis setiap batuan Struktur
yang
terdapat di
memiliki daya hantar listrik dan nilai
wilayah Kabupaten Kotabaru terdiri
tahanan jenis yang bersifat spesifik,
dari sesar naik, sesar geser, sesar
sesuai
normal
mempengaruhinya.
dan lipatan. Sesar naik
dengan
kondisi
yang
Batuan
yang
umumnya mempunyai arah hamper
sama belum dipastikan mempunyai
Utara-selatan hingga Barat Daya –
harga tahanan jenis sama, dan
Timur Laut. Arah sesar bervariasi
demikian pula sebaliknya. Faktor
dari Timur Laut – Barat Daya hingga
yang
Barat Laut – Tenggara (Rustandi
antara lain: komposisi litologi dan
dkk, 1995).
kondisi batuan, komposisi mineral
Pada
daerah
pengukuran
termasuk dalam Formasi Tanjung
berpengaruh
bisa
berupa
yang dikandung, kandungan benda cair dan faktor eksternal lainnya.
yang merupakan perselingan konglomerat, batupasir dan batulempung dengan sisipan serpih, batubara dan
METODOLOGI PENELITIAN Pengukuran
tahanan
jenis
batugamping. Bagian bawah terdiri
dilakukan di tempat/daerah yang
dari
sangat memerlukan air bersih, yaitu
konglomerat
dan
batupasir
dengan sisipan batulempung, serpih
dimana
dan batubara, sedangkan bagian
musim penghujan kondisi air tanah
atas
menjadi
terdiri
dari
batupasir
dan
daerah
tersebut
keruh,
pada
apabila musim
batulempung dengan sisipan batu-
kemarau mengalami kekeringan dan
gamping.
adanya lapisan batuan dasar yang
dung
Batugamping
fosil
mengan-
Discocyclina
sp,
Nummulities sp dan Lepidocyclina
keras. Persiapan peralatan yang diperlukan
untuk
akusisi
data
Wahyono. S.C., Penentuan Lapisan Akuifer..............
lapangan dan melaksanakan akusisi
penetrasi
kedalaman
data lapangan. Hasil akusisi data
100–140 meter,
45
sekitar
lapangan yang didapatkan kemudian
2. Penentuan titik awal dan akhir,
diolah dengan software PROGRESS
3. Target kedalaman yang akan
untuk mendapatkan citra warna yang
diukur dan waktu penelitian.
merupakan
distribusi
Lapisan tanah/batuan yang
bawah
mengandung air tanah di daerah
permukaan. Tahap terakhir yang
Banjarbaru, lewat bawah permukaan
dilakukan dalam penelitian ini adalah
tanah melalui sistem akuifer, akan
tahap interpretasi data dari hasil
dapat dipahami jika kondisi geologi
yang didapatkan di lapangan. Survei
dan
merupakan
yang
dengan baik. Dalam penelitian ini,
dilakukan dalam penelitian ini. Hal-
beberapa metode geofisika diterap-
hal yang perlu diperhatikan dan
kan secara terpadu untuk memper-
dipersiapkan saat survei adalah:
oleh gambaran karakteristik fisis
harga
gambaran
resistivitas
pada
langkah
awal
a. Lokasi Penelitian
tanah
geohidrologi
dan
telah
batuan
diketahui
di
bawah
Dalam penelitian ini pengukuran
permukaan pada daerah tersebut.
lapangan dilakukan di daerah
Karakteristik fisis tersebut dapat di-
pemukiman
asosiasikan dengan kondisi geologi
perkotaan
dekat
GOR Kotabaru.
dan geohidrologi daerah tersebut.
b. Letak Geografis Letak
Penelitian
geografis
pengukuran pada:
pada
adalah
titik
terletak
titik duga GL.1 dengan
koordinat 03
o
15,339’ LS dan
o
116 12,954’ BT; dan titik duga
terpadu
geofisika
ini
diharapkan dapat mendelineasi dan memetakan
secara
lebih
rinci
struktur lapisan bawah permukaan tanah
dan
kondisi
hidrogeologi
daerah Kotabaru.
o
Pengukuran parameter geo-
dan 11 13,017’ BT.
fisika akan dilakukan pada satu
GL.2 koordinat 03 15,297’ LS o
Tahap
sangat
lintasan yang membentang sejauh
penting karena akan menentukan
200-250 meter ke kanan dan kiri.
beberapa
Pada
hal
survei pada
ini saat
tahap
akusisi data, yaitu:
daerah
memperoleh
survei
gambaran
untuk distribusi
1. Perancangan panjang lintasan
karakteristik fisika formasi bawah
400 dan 500 meter dengan
permukaan, baik dalam bentuk profil
46
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 7 No. 1, Pebruari 2010 (40 – 52)
satu dimensi. Pengukuran dilakukan
pengolahan data akan dihasilkan
dengan menggunakan teknik survei
nilai tahanan jenis pada tiap titik di
yang telah dikembangkan selama
kedalaman
ini. Karakteristik dan aplikasi dari
interpretasi adanya keberadaan air
masing-masing
tanah berada pada lapisan pasir,
adalah
metode
metode
tersebut
geolistrik
(geo-
tertentu.
karena lapisan pasir
Adapun
merupakan
resistivitas), berbasis data pengukur-
lapisan yang berpori. Pada lapisan
an hambatan listrik di permukaan,
berpori tersebut penyusunnya selain
diterapkan
butiran pasir itu sendiri terdapat
untuk
distribusi
nilai
memetakan
resistivitas
(atau
fluida yang terperangkap. Sehingga
konduktivitas) di bawah permukaan
nilai tahanan jenis/resistivitas pada
daerah
lapisan
survei.
Distribusi
ini
pasir
tersebut
lumayan
berkorelasi dengan sistem lapisan
rendah sekitar 100–600 Ωm. Adapun
tanah di bawah permukaan, sebagai
lapisan yang mengandung air tanah
gambaran
sekitar 30–300 Ωm. Berdasarkan
kondisi
geologi
lokal.
Pada penerapannya, akan dilakukan
hasil
sounding 1-D dengan konfigurasi
digambarkan pula jumlah lapisan
Schlumberger.
dominan pada daerah tersebut serta
Setelah
dilakukan
akusisi
pengolahan
dapat
diketahui
data
jenis
lapisan
data di lapangan dengan mendapat-
batuan/tanah
kan
tentang
tertentu dan ketebalan yang dapat
resistivitas lapangan dari tiap-tiap
terukur. tersebut ada yang langsung
titik, kemudian data dari lapangan
mengalir di permukaan bumi (run off)
dikalikan dengan faktor geometri
dan ada yang meresap ke bawah
untuk
konfigurasi
permukaan bumi (infiltration). Air
sebesar
L2 l 2 (Waluyo, 2001), 2l
nilai
untuk
hasil
data
Sclumberger
mendapatkan
harga
yang
pada
dapat
langsung
kedalaman
mengalir
di
permukaan bumi tersebut ada yang mengalir
di
permukaan
bumi
resistivitas semu dengan mengguna-
tersebut ada
kan
konfigurasi,
sungai, sebagian mengalir ke danau,
kemudian diolah dengan software
dan akhirnya sampai kembali ke
PROGRESS. Interpretasi data ini
laut.
merupakan tahap yang terakhir dari
meresap ke bawah permukaan bumi
metodologi
melalui
persamaan
penelitian
ini.
Dari
yang mengalir ke
Sementara dua
itu,
air
terminologi,
yang yaitu
Wahyono. S.C., Penentuan Lapisan Akuifer..............
47
terminologi air tidak jenuh (vadous
berdasarkan karakteristik kelistrikan
zone) dan terminologi air jenuh.
bumi
Terminologi air jenuh adalah air
perkotaan Kotabaru adalah berupa
bawah tanah yang terdapat pada
grafik
suatu lapisan batuan dan berada
materi dengan kedalaman. Hasil
pada suatu cekungan air tanah
tersebut didapatkan dari pengukuran
di
daerah
nilai
pemukiman
tahanan jenis
suatu
lapangan pada tanggal 11 Agustus HASIL DAN PEMBAHASAN
2009 dan posisi azimut pada titik
Penelitian ini dimaksudkan
duga GL1 dengan koordinat 03o
menentukan sebaran dan susunan
15,339’ LS dan 116o 12,954’ BT; dan
litologi
titik duga GL.2 koordinat 03o 15,297’
bawah
berdasarkan
sifat
batuannya. lapisan
permukaan tahanan
Kemungkinan
batuan
tanah
yang
jenis
LS dan 11o 13,017’ BT.
adanya
Data yang diukur di lapangan
bertindak
adalah nilai arus yang diinjeksikan
sebagai perangkap air (akuifer) yang
dan
selanjutnya
dipergunakan
sehingga didapatkan nilai tahanan
sebagai dasar dalam perencanaan
jenis tiap titik pengukuran dengan
pengembangan air bawah tanah
mengalikan faktor geometrinya. Nilai
dengan cara pengeboran.
tahanan
dapat
Hasil dari penelitian tentang interpretasi bawah permukaan yang
tegangan
jenis
yang
kemudian
terukur,
diolah
dengan software PROGRESS. Hasil pengolahan data terlampir.
10E-1 10E0
10E1 10E2
10E3 10E4 10E5
Igneous rocks Metamorphics rocks Limestones Porous limestones Sandstones Gravels Sand
Ohm.m
Marls Clays Gambar 1. Hubungan nilai antara tahanan jenis batuan
10E6
48
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 7 No. 1, Pebruari 2010 (40 – 52)
Berdasarkan hasil interpretasi
pendugaan
yang
kedalaman, ketebalan berdasarkan
dikorelasikan dengan data geologi
nilai tahanan jenis, perkiraan lithologi
dan hidrogeologi setempat diperoleh
dan
resistivitas log pada masing–masing
bawah tanah dapat dilihat pada
titik
Tabel 1.
duga
geolistrik
Gambar 1. Adapun jumlah lapisan,
seperti
terlihat
pada
sikap
batuan
terhadap
air
Tabel 1. Tabel hubungan jumlah lapisan, kedalaman, ketebalan nilai tahanan jenis, perkiraan lithologi dan sikap batuan terhadap air bawah tanah Titik duga
Perkiraan litologi
Kondisi batuan
1 2 3 4 5
Hasil penafsiran Kedalaman Tebal Tahanan Jenis (m) (m) (Ωm) 0.0 – 1,62 1,62 549,53 1,62 – 6,55 1,93 27,21 6,55 – 22,61 6,06 15,18 22,61 – 94,11 1,50 34,68 94,11 - ∞ ∞ 70,89
Tanah penutup Lempung Pasiran Lempung Pasiran Pasir Pasir
Kering Akuifer Akuifer Akuifer Akuifer
1 2 3 4 5
0,00 – 1,69 1,69 – 10,69 10,69 – 47,43 47,43 – 78,10 78,10 – ∞
Tanah penutup Pasir Lempung pasiran Batuan dasar Pasir
Kering Akuifer Akuifer Kering Akuifer
Lapisan
GL1
GL2
1,69 9,00 36,74 30,67 ∞
KESIMPULAN DAN SARAN
Tahanan
Penelitian tentang penentuan lapisan
air
tanah
menggunakan
metode geolistrik dengan konfigurasi Schlumberger
di
Kabupaten
Kotabaru Kalimantan Selatan dapat disimpulkan sebagai berikut: dapat
dibedakan
dalam beberapa kelompok yaitu: tahanan jenis antara 100–500 Ωm
pada
ditafsirkan
bagian sebagai
atas tanah
penutup dalam kondisi basah sampai kering,
jenis
Ωm,
<10
ditafsirkan sebagai lempung yang bersifat kedap air, Tahanan
jenis
10–30
Ωm,
ditafsirkan sebagai lempung pasiran Tahanan jenis 30–300 Ωm,
1. Nilai tahanan jenis di lokasi penyelidikan
106,49 30,02 17,76 169,18 37,13
ditafsirkan
sebagai
lapisan
pasir 2. Lapisan yang dapat bertindak sebagai perangkap air bawah tanah diperkirakan lapisan yang bertahanan jenis 10-300 Ωm. 3. Pada titik GL1 disarankan untuk dilakukan
pengeboran
pada
Wahyono. S.C., Penentuan Lapisan Akuifer..............
lapisan pasir pada kedalaman antara 30-90 meter untuk nilai tahanan jenis 34,68 Ωm atau kedalaman lebih dari 90 meter pada nilai tahanan jenis 70,89 Ωm,
karena
diperkirakan
lapisan
tersebut
sebagai
lapisan
berfungsi sebagai perangkap air, 4. Pada titik GL2 disarankan untuk dilakukan
pengeboran
pada
lapisan pasir pada kedalaman antara 50-80 meter untuk nilai tahanan jenis 169,18 Ωm atau kedalaman lebih dari 80 meter pada nilai tahanan jenis 37,13 Ωm,
karena
diperkirakan
lapisan
tersebut
sebagai
lapisan
berfungsi sebagai perangkap air.
UCAPAN TERIMA KASIH Dengan selesainya penelitian ini
kami
ucapkan
terima
kasih
kepada Dinas Tata Kota Kabupaten Kotabaru dan teman-teman dalam akusisi data lapangan antara lain Ori Minarto,
Rio
Minarto,
Anton
Kuswoyo, dan Totok Wianto. DAFTAR PUSTAKA Anwar, (2002), Studi Air Tanah di Kawasan Wisata Tanjung Bunga dengan Metode Geolistrik Tahanan Jenis, Universitas Hasanuddin, Makasar.
49
Bello, Abdulmajeed, A., Makinde and Victor, (2007), Delineation of the Aquifer in the South-Western Part of the Nupe Basin, Kwara State Nigeria, Journal of American Science, 3(2): 36-44. Braga, A. C. O., Filho, W. M. and Dourado, J. C., (2006), Resistivity (DC) Method Applied to Aquifer Protection Studies, RBGf Brazilian Journal of Geophysics, 24(4): 573-581. Fetter, C. W., (1994), Applied Hydrogeology, Macmillan Pub. Co. Hamzah, U., Samsudin, A. R. dan Malim, E. P., (2002), Pemetaan Kemasinan Air Bawah Tanah di Kuala Selangor dengan Teknik Geoelektrik, Prosiding Seminar IRPA RMK-7, Pusat Pengurusan Penyelidikan, UKM, 2: 52-59. Hendrajaya, L. dan Arif, I., (1990), Geolistrik Tahanan Jenis, Monografi: Metoda Eksplorasi, Laboratorium Fisika Bumi, ITB, Bandung Khalil, M. H., (2006), Geoelectric Resistivity Sounding for Delineating Salt Water Intrusion in the Abu Zenima area, West Sinai, Egypt, Journal Geophysics and Engineering, 3: 243-251. Koster, J. W. and Harry, D. L., (2005), Effect of Water Saturation on a Resistivity Survey of an Unconfined Fluvial Aquifer in Columbus, MS, Hydrology Day, 111-120. Lashkaripour, G. R., (2007), An Investivigation of Groundwater Condition by Geoelctrical Resistivity Method: A Case Study in Korin Aquifer,
50
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 7 No. 1, Pebruari 2010 (40 – 52)
Southeast Iran, Journal Spatial Hydrology, 7(2).
of
Mohammed, L. N., Aboh, H. O. and Emenike, E. A., (2007), A Regional Geoelectric Investivigation for Groundwater Exploration in Minna Area, North West Nigeria, Science World Journal, 2(4): 15-19. Ruswandi, E., Nila, E. S., Sunyoto, P. dan Margono, U., (1995), Peta Geologi Lembar Kotabaru, Kalimantan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (PPPG), Bandung Roynold J. M, (1997), An Introduction to Applied and Environmental Geophysics, John Wiley and Sons Ltd., New York. Telford, W. M., Geldart, L. P. and Sheriff, R. E., (1998), Applied Geophysics 2nd Ed., Cambridge University Press, USA.
Wahyono, S. C, Siregar, S. S. dan Wianto, T., (2008) Penentuan Lapisan Akuifer Berdasarkan Sifat Karakteristik Kelistrikan Bumi, Jurnal Fisika FLUX, Vol. 5, No. 1, hal. 23-37. Wahyono, S. C. dan Wianto, T., (2008) Penentuan Lapisan Air Tanah dengan Metode Geolistrik Schlumberger di Kabupaten Balangan Kalimantan Selatan, Jurnal Fisika FLUX, Vol. 5, No. 2, hal. 148-164. Waluyo, (2001), Panduan Workshop Eksplorasi Geofisika (Teori dan Aplikasi), Laboratorium Geofisika, FMIPA, UGM, Yogyakarta.
Wahyono. S.C., Penentuan Lapisan Akuifer..............
LAMPIRAN Pengukuran GL1 pada koordinat 03o 15,339’ LS dan 116o 12,954’ BT.
51
52
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 7 No. 1, Pebruari 2010 (40 – 52)
Pengukuran GL2 pada koordinat 03o 15,297’ LS dan 11o 13,017’ BT.