PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN BATIK DI KELAS V MI MA’ARIF GIRILOYO I IMOGIRI BANTUL
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan Islam
Disusun Oleh: MARZUMAH NIM: 10480021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2014
MOTTO
)(رواه البخارى
ِ ِ .ج َِ ِالم ْخ َر َ ِإِ َذاأ ََرْد ُ ِّحت, َ تِاَ ْم ًراِفَ َعلَ ْي َكِ ِباِلتُّ َؤَدة َ ىِي ِرَي َكِاهللُِم ْن ُه
“Apabila engkau menghendaki suatu perkara, maka engkau harus bersikap tenang sehingga Allah memperlihatkan kepadamu jalan keluarnya.” (H. R. Bukhari)1
1
Sayyid Ahmad Al-Hasyimi, Syarah Mukhtaarul Ahaadiits, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2012), hal. 53
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini Penulis Persembahkan untuk : “Almamater Tercinta Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta”
vii
ABSTRAK MARZUMAH, Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Batik di Kelas V MI Ma’arif Giriloyo I Imogiri Bantul. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014. Latar belakang penelitian ini adalah dalam upaya menanamkan pendidikan karakter kepada peserta didik, MI Ma’arif Giriloyo I Imogiri Bantul lebih banyak mengintegrasikkannya dalam proses pembelajaran. Termasuk juga pelajaran batik. Pendidikan karakter banyak dikembangkan melalui pelajaran batik karena dalam pelajaran batik terutama ketika proses membatik karakter baik peserta didik banyak terbentuk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pembelajaran batik di kelas V MI Ma’arif Giriloyo I Imogiri Bantul dan untuk mengetahui karakter yang dikembangkan dalam pembelajaran batik di kelas V MI Ma’arif Giriloyo I Imogiri Bantul. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, jenis penelitian lapangan (field research) dengan mengambil latar belakang di MI Ma’arif Giriloyo I Imogiri Bantul. Subyek penelitian ini adalah Kepala Madrasah, guru mata pelajaran batik kelas V dan peserta didik kelas V. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknis analisis data yang digunakan meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (verifikasi). Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi yaitu teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan mengecek dan membandingkan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran batik yang dilakukan pada semester II ini adalah praktek membatik, yaitu dimulai dengan menggambar pola pada kain mori, membatik dengan teknik pemalaman, proses pewarnaan kain, dan terakhir menggodok kain yang telah diwarna. Nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam pembelajaran batik diantaranya yaitu: nilai religius, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, cinta tanah air, peduli lingkungan dan tanggung jawab.
Kata Kunci: Pembelajaran Batik MI, Pendidikan Karakter
viii
KATA PENGANTAR
ِ بِسِم الر ِح ْيِم َّ الر ْح َم ِن َّ اهلل ْ ِ ألحم ُد ِ ُّ ين و بِ ِه َن ْستَ ِع ْي ُن َعلَى اُ ُم ْوِر ِّ الد ْن َي َاو ِّ هلل َر أَ ْشهَ ُد اَ ْن ََل ِالَهَ ِاَلَّ اهللُ َواَ ْشهَ ُد اَ َّن.الد ْين َْ َ َ ب اْل َعالَم ِِ ٍ َّ ِّ اَ َّم َاب ْع ُد.ص ْحبِ ِه اَ ْج َم ِع ْين َ ص ِّل َو َسل ْم َعلَى ُم َح َّمد َو َعلَى اَله َو َ اللهُ َّم.ُم َح َّم َد َّار ُسو ُل اهلل Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi taufik, hidayah dan rahmat-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Batik di Kelas V MI Ma’arif Giriloyo I Imogiri Bantul”, dapat penulis selesaikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, yang telah meletakkan dasar-dasar peradaban sebagai basis menata bangunan kehidupan universal. Tuntasnya penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dukungan dan arahan sejumlah pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan dan ruang yang sangat terbatas ini, peneliti menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. H. Hamruni, M. Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta beserta staf-stafnya, yang telah membantu penulis dalam menjalani studi program Sarjana Strata Satu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. 2. Dr. Istiningsih, M. Pd. dan Sigit Prasetyo, M. Pd. Si., selaku ketua dan sekertaris Prodi PGMI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang telah memberikan banyak masukan dan nasehat
ix
kepada penulis selama menjalani studi program Sarjana Strata Satu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. 3. Drs. H. Sedya Santosa, S.S., M.Pd. sebagai pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, mencurahkan pikiran, mengarahkan serta memberikan petunjuk dalam penulisan skripsi ini dengan penuh keikhlasan. 4. Luluk Mauluah, M. Si. selaku penasehat akademik yang telah meluangkan waktu, membimbing, memberi nasehat serta masukan yang tidak ternilai harganya kepada penulis. 5. Segenap Dosen dan Karyawan yang ada di lingkungan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan atas didikan, perhatian, pelayanan, serta sikap ramah dan bersahabat yang telah diberikan. 6. Hj. Tatik Sutaryati, S. Pd. selaku Kepala Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Giriloyo I Imogiri Bantul, yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian di MI Ma’arif Giriloyo I Imogiri Bantul. 7. Ika Fitriyati, S. Pd. I. guru mata pelajaran batik kelas V MI Ma’arif Giriloyo I yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. 8. Siswa-siswi kelas V MI Ma’arif Giriloyo I atas ketersediaanya menjadi responden dalam pengambilan data penelitian ini serta Bapak dan Ibu guru MI Ma’arif Giriloyo I atas bantuan yang diberikan. 9. Kepada kedua orang tuaku tercinta dan kakakku Mustofa yang selalu mencurahkan perhatian, doa, motivasi, dan kasih sayang dengan penuh ketulusan.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
SURAT PERNYATAAN ...............................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI .....................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................
v
HALAMAN MOTTO ....................................................................................
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................
vii
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................
viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xiv
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xv
DAFTAR BAGAN ..........................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang .....................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ................................................................................
6
C. Tujuan Penelitian .................................................................................
6
D. Manfaat Penelitian ...............................................................................
7
BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori .........................................................................................
8
B. Kajian Penelitian yang Relevan ........................................................... 29 C. Kerangka Pikir ..................................................................................... 33 D. Pertanyaan Penelitian ........................................................................... 34 BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 35 B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 35 C. Subjek Penelitian.................................................................................. 36 D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ........................................... 36 E. Keabsahan Data .................................................................................... 39 xii
F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 39 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umun MI Ma’arif Giriloyo I Imogiri Bantul ..................... 42 B. Pembelajaran Batik di Kelas V MI Ma’arif Giriloyo I ........................ 48 1. Tujuan Pembelajaran Batik di Kelas V MI Ma’arif Giriloyo I ...... 49 2. Materi Pembelajaran ...................................................................... 51 3. Metode Pembelajaran ..................................................................... 53 4. Media Pembelajaran ....................................................................... 58 5. Pelaksanaan Pembelajaran Batik di Kelas V MI Ma’arif Giriloyo I ........................................................................................ 60 6. Evaluasi Pembelajaran ................................................................... 71 C. Nilai-nilai Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Batik di Kelas V Ma’arif Giriloyo I................................................................... 72 1. Nilai Religius ................................................................................. 72 2. Nilai Toleransi ................................................................................ 75 3. Nilai Disiplin .................................................................................. 78 4. Nilai Kerja Keras............................................................................ 80 5. Nilai Kreatif ................................................................................... 82 6. Nilai Mandiri .................................................................................. 84 7. Nilai Rasa Ingin Tahu .................................................................... 85 8. Nilai Cinta Tanah Air ..................................................................... 87 9. Nilai Peduli Lingkungan ................................................................ 89 10. Nilai Tanggung Jawab.................................................................... 91 BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................................... 94 B. Saran ..................................................................................................... 95 C. Kata Penutup ........................................................................................ 96 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 97 LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Bagan Hubungan Antar Komponen dalam Pembelajaran ............ 17 Gambar 2 : Motif Batik Wahyu Tumurun........................................................ 20 Gambar 3 : Motif Batik Parang Garudha ......................................................... 21 Gambar 4 : Motif Batik Parang Rusak Barong ................................................ 22 Gambar 5 : Motif Batik Sido Mukti ................................................................. 23 Gambar 6 : Motif Batik Sido Asih ................................................................... 24 Gambar 7 : Motif Batik Sido Luhur ................................................................. 24 Gambar 8 : Motif Batik Ceplok ....................................................................... 25 Gambar 9 : Motif Batik Sekar Jagad ................................................................ 26 Gambar 10 : Motif Batik Kawung ................................................................... 27 Gambar 11 : Motif Batik Flora......................................................................... 74 Gambar 12 : Motif Batik Fauna ....................................................................... 74 Gambar 13 : Proses Pemalaman ....................................................................... 77 Gambar 14 : Proses Pewarnaan ........................................................................ 80 Gambar 15 : Motif-Motif Batik Karya Siswa Kelas V .................................... 83 Gambar 16 : Proses Pemalaman ....................................................................... 85 Gambar 17 : Guru Menjelaskan Proses Pewarnaan ......................................... 87 Gambar 18 : Hasil karya siswa yang tertempel di dinding kelas ..................... 89 Gambar 19 : Para Siswa Sedang Membersihkan Peralatan ............................. 91 Gambar 20 : Para siswa bertanggung jawab atas tugasnya sendiri .................. 93
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Daftar Nilai-Nilai Karakter Budaya Bangsa ...................................... 12 Tabel 2. Daftar Nama-Nama Guru MI Ma’arif Giriloyo I ............................... 45 Tabel 3. Daftar Jumlah Siswa MI Ma’arif Giriloyo I ...................................... 46
xv
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Struktur Organisasi MI Ma’arif Giriloyo I ....................................... 44
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
: Surat Penunjukkan Pembimbing Skripsi
Lampiran II
: Bukti Seminar Proposal
Lampiran III
: Surat Ijin Penelitian
Lampiran IV
: Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran V
: Kartu Bimbingan Skripsi
Lampiran VI
: Pedoman Pengumpulan Data
Lampiran VII
: Catatan Lapangan
Lampiran VIII
: Kurikulum dan Silabus Pembelajaran Batik Kelas V
Lampiran IX
: Sertifikat SOSPEM
Lampiran X
: Sertifikat PPL 1
Lampiran XI
: Sertifikat PPL-KKN
Lampiran XII
: Sertifikat ICT
Lampiran XIII
: Sertifikat TOEC
Lampiran XVI
: Sertifikat IKLA
Lampiran XVII
: Curriculum Vitae
xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dari manusia kepada generasinya yang lebih muda (bisa juga seusia atau lebih tua) agar mereka kelak menjadi manusia yang memiliki kepribadian yang utuh dalam menjawab tantangan zaman.1 Peserta didik harus memiliki sebuah karakter yang kuat untuk menjadi pribadi yang utuh, karakter itu harus dipegang teguh serta dijadikan sarana untuk menghadapi hidup. Persoalan karakter bangsa kini menjadi sorotan tajam masyarakat. Persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian massa, kehidupan ekonomi yang konsumtif, kehidupan politik yang tidak produktif, dan sebagainya menjadi topik pembahasan hangat di berbagai kesempatan. Berbagai alternatif penyelesaian atas persoalan karakter bangsa telah diajukan seperti peraturan, undangundang, serta peningkatan upaya pelaksanaan dan penerapan hukum yang lebih kuat. Alternatif yang banyak dikemukakan untuk mengatasi persoalan karakter bangsa adalah pendidikan. Pendidikan dianggap sebagai alternatif yang bersifat preventif dalam peranannya membangun generasi baru yang lebih baik. Sebagai alternatif yang bersifat preventif, pendidikan diharapkan
1
Djoko Dwiyanto dan Ign. Ggatut Saksono, Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila, (Yogyakarta: Ampera Utama, 2012), hlm. 1
1
2
dapat mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam berbagai aspek yang dapat mengurangi penyebab berbagai masalah karakter bangsa. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus digunakan dalam mengembangkan upaya pendidikan di Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.2 Pendidikan
karakter
di
Indonesia
dirasakan
amat
perlu
pengembangannya bila mengingat makin meningkatnya tawuran antar pelajar, serta bentuk-bentuk kenakalan remaja lainnya terutama di kota-kota besar, pemerasan/kekerasan, kecenderungan dominasi senior terhadap yunior, fenomena suporter bonek, penggunaan narkoba, dan lain-lain.3 Untuk itu Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pendidikan Nasional sudah mencanangkan penerapan pendidikan karakter untuk semua tingkat pendidikan, dari SD hingga Perguruan Tinggi. Pendidikan karakter kini mulai diintegrasikan ke dalam setiap mata pelajaran yang disampaikan. Dalam setiap mata pelajaran yang dipelajari pasti ada pendidikan karakter yang bisa ditanamkan dan dikembangkan di dalamnya. Seperti halnya dalam mata pelajaran muatan lokal yang telah dipilih sekolah berdasarkan kebutuhannya, di dalamnya banyak sekali pendidikan karakter yang bisa 2
http://edukasi.kompasiana.com/2013/01/13/pendidikan-dan-krisis-karakter-524935.html. Diakses pada tanggal 12 November 2013 pukul 13.00 3 Muchlas Samani, Pendidikan Karakter, cet-ll, (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2012), hlm. 2
3
dikembangkan untuk kemajuan peserta didik. Selain itu juga, pelajaran muatan lokal diberikan dalam rangka pengenalan pemahaman dan pewarisan nilai karakteristik daerah kepada peserta didik. Sekolah adalah wahana untuk proses pendidikan secara formal. Sekolah adalah bagian dari masyarakat, karena itu sekolah harus dapat mengupayakan pelestarian karakteristik atau kekhasan lingkungan sekitar sekolah ataupun daerah di mana sekolah itu berada. Untuk merealisasikan usaha ini, sekolah harus menyajikan program pendidikan yang dapat memberikan wawasan kepada peserta didik tentang apa yang menjadi karakteristik lingkungan di daerahnya, baik yang berkaitan dengan kondisi alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya maupun yang menjadi kebutuhan daerah. Berdasarkan kenyataan tersebut, diperlukan program pendidikan yang disesuaikan dengan potensi daerah, minat dan kebutuhan peserta didik, serta kebutuhan daerah. Dengan demikian peserta didik diharapkan memiliki perasaan cinta terhadap lingkungan, pemahaman dan pemeliharaan modal akan keterampilan dasar yang selanjutnya dikembangkan lebih jauh lagi.4 Pelaksanaan muatan lokal selain dimaksudkan untuk mempertahankan kelestarian, juga untuk melakukan usaha pembaruan atau modernisasi. Selain itu, pelaksanaan muatan lokal juga bermaksud untuk mengembangkan sumber daya manusia yang ada di daerah itu sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan daerah, sekaligus mencegah terjadinya 4
Abdullah Idi, Pengembangan Kurukulum Teori & Praktek (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 281-282
4
depopulasi daerah itu dari tenaga produktif. Seperti halnya warisan budaya yang berupa batik kini mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah untuk dijaga kelestariannya. Hal itu terjadi karena belum lama ini warisan budaya batik terancam direbut oleh bangsa lain. Adapun salah satu sasaran pelestarian batik di antaranya adalah melalui lembaga pendidikan, yakni ditujukan kepada peserta didik yang masih duduk di bangku sekolah. Hal ini menjadi lebih memungkinkan lagi seiring dengan kesadaran yang semakin tinggi akan arti pentingnya apa yang dinamakan dengan khazanah lokalitas (budaya lokal) dari pihak Departemen Pendidikan Nasional, yang sudah sejak lama menanamkan kebijakan melalui kurikulumnya, yakni berupa kurikulum muatan lokal. Orientasi utama dari kurikulum muatan lokal bagi peserta didik mulai dari jenjang pendidikan sekolah dasar sampai menengah adalah untuk kepentingan memberikan penegasan, bahwa betapa pentingnya makna pembelajaran peserta didik yang berbasiskan pada nilai-nilai budaya diri, agar kelak tidak tercerabut dari akar kulturalnya. Muatan lokal batik diberikan pada pendidikan tingkat dasar juga bertujuan agar budaya batik bisa mengakar pada jati diri anak bangsa sejak kecil yang kelak akan menjadi penerus bangsa yang bertugas melestarikan budaya bangsa sehingga budaya batik tidak mudah dilupakan oleh anak bangsa sendiri. Untuk itu, dimasukkanlah batik dalam muatan lokal di beberapa sekolah di Bantul ini sesuai dengan kebijakan Bupati Bantul sendiri. Termasuk juga di MI Ma’arif Giriloyo I Imogiri Bantul yang juga
5
memasukkan batik dalam muatan lokal. Daerah Imogiri sendiri sejatinya sudah merupakan pusat pengrajin batik, sebagian masyarakat di desa ini bermatapencaharian sebagai pembatik, untuk itu besar harapan untuk lebih dikembangkannya kerajinan batik di daerah Imogiri ini melalui pelajaran batik yang diberikan di sekolah. MI Ma’arif Giriloyo I untuk saat ini masih menggunakan kurikulum KTSP namun untuk tahun ajaran baru yang akan datang sudah menggunakan kurikulum 2013. Dalam kurikulum 2013, batik akan masuk pada mata pelajaran Seni Budaya dan Pra Karya, karena muatan lokal pada kurikulum 2013 termasuk dalam Seni Budaya dan Pra Karya. Dengan bergantinya kurikulum yang digunakan di MI Ma’arif Giriloyo I tetap tidak menghilangkan adanya mata pelajaran batik, jadi kesempatan untuk dikembangkannya pelajaran batik di MI Ma’arif Giriloyo I masih tetap ada. Jatah waktu untuk mata pelajaran seni budaya dan prakarya setiap minggunya adalah 5 jam pelajaran. Dalam upaya menanamkan pendidikan karakter kepada peserta didik, MI Ma’arif Giriloyo I Imogiri Bantul lebih banyak mengintegrasikkannya dalam proses pembelajaran. Setiap pembelajaran berlangsung, guru berperan penuh untuk menanamkan pendidikan karakter kepada peserta didiknya. Pendidikan karakter diintegrasikan pada semua mata pelajaran yang ada di MI Ma’arif Giriloyo I Imogiri Bantul. Termasuk juga pelajaran batik. Batik merupakan pelajaran yang diunggulkan untuk bisa dikembangkan di MI Ma’arif Giriloyo I Imogiri Bantul. Pendidikan karakter banyak dikembangkan
6
melalui pelajaran batik karena dalam pelajaran batik terutama ketika proses membatik karakter baik peserta didik banyak terbentuk. Bertolak dari latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang bagaimana pembelajaran batik yang di lakukan di kelas V MI Ma’arif Giriloyo I Imogiri Bantul dan karakter yang dikembangkan di dalam pembelajaran batik.
B. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah disampaikan, ada beberapa rumusan masalah yang diambil: 1. Bagaimana pembelajaran batik di kelas V MI Ma’arif Giriloyo I Imogiri Bantul? 2. Karakter apa saja yang dikembangkan dalam pembelajaran batik di kelas V MI Ma’arif Giriloyo I Imogiri Bantul?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pembelajaran batik di kelas V MI Ma’arif Giriloyo I Imogiri Bantul. 2. Untuk mengetahui karakter yang dikembangkan dalam pembelajaran batik di kelas V MI Ma’arif Giriloyo I Imogiri Bantul.
7
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat yang bersifat teoritis maupun praktis. Manfaat penelitian ini adalah: a. Bagi peneliti, menambah pengetahuan teoritis dan praktis khususnya mengenai pentingnya pendidikan karakter bagi peserta didik. b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan memberikan konstribusi ilmiah terhadap perkembangan pendidikan di berbagai lembaga pendidikan, khususnya sekolahan, terutama yang berkaitan dengan penanaman karakter. c. Secara praktis, penelitian ini mampu memberikan masukan bagi para pendidik terutama guru mata pelajaran batik agar lebih memperhatikan dan mengembangkan karakter dalam proses pembelajaran.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah penulis paparkan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Proses pembelajaran batik di MI Ma’arif Giriloyo I bertujuan untuk menumbuh-kembangkan kemampuan peserta didik dalam keterampilan membatik serta meningkatkan apresiasi peserta didik terhadap batik sehingga cinta terhadap budaya/tanah air sendiri dapat terwujud dan juga sebagai sarana untuk menumbuhkan jiwa wirausaha untuk peserta didik. Pembelajaran batik mempunyai alokasi waktu 2 jam pelajaran untuk setiap minggunya yaitu dilaksanakan setiap hari Rabu setelah istirahat pertama yaitu pada pukul 11.00-12.10 WIB. Pada semester II ini materi yang disampaikan dalam pembelajaran batik adalah praktek membatik yang di mulai dari menggambar pola diatas kain mori, membatik dengan teknik pemalaman, proses pewarnaan pada kain batik dan terakhir penggodokan kain batik untuk menghilangkan malam yang menempel pada kain sehingga metode yang digunakan dalam pembelajaran adalah metode ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan. Evaluasi pembelajaran batik dilakukan dengan tertulis dan performance. 2. Nilai-nilai pendidikan karakter yang penulis temukan dalam pembelajaran batik di kelas V MI Ma’arif Giriloyo I diantaranya adalah nilai religius, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, cinta tanah air, peduli lingkungan dan tanggung jawab.
94
95
B. Saran-saran Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi selama proses penelitian, kiranya penulis akan sedikit memberikan saran yang dapat menjadi bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi seluruh keluarga besar MI Ma’arif Giriloyo I, khususnya guru mata pelajaran batik kelas V dan siswa kelas V MI Ma’arif Giriloyo I guna perbaikan kedepan. Berikut ini merupakan beberapa saran dari peneliti: 1. Kepala Madrasah a. Mengusahakan untuk menyediakan tempat tersendiri guna praktek membatik. b. Terus mengembangkan dan mempertahankan adanya pembelajaran batik di MI Ma’arif Giriloyo I dengan memanfaatkan daya dukung yang ada dari masyarakat sekitar madrasah. 2. Guru a. Hendaknya guru lebih banyak lagi menyampaikan pendidikan karakter kepada peserta didik dalam proses pembelajaran batik karena
pembelajaran
batik
baik
digunakan
sebagai
sarana
pengembangan karakter peserta didik. b. Dalam evaluasi, sebaiknya guru mengoreksi sikap-sikap yang harus diterapkan dalam proses pembelajaran yang dilakukan agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan menghasilkan prestasi yang diharapkan.
96
3. Siswa a. Tingkatkan semangat untuk belajar membatik. b. Cintailah budaya yang ada di negeri tercinta Indonesia. c. Lestarikan budaya daerah dengan penuh ketulusan hati. d. Biasakan sikap-sikap/karakter baik dalam belajar maupun dalam kehidupan sehari-hari.
C. Kata Penutup Alhamdulillah ‘ala kulli hal, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul “Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Batik di Kelas V MI Ma’arif Giriloyo I Imogiri Bantul”. Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa kami harapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhirukallam, peneliti berharap semoga skripsi tentang pendidikan karakter dalam pembelajaran batik ini bermanfaat untuk berbagai pihak. Amin. Atas partisipasi dan bantuan semua pihak kami sampaikan jazakumullah ahsanal jaza’.
97
DAFTAR PUSTAKA Ahmad Al-Hasyimi, Sayyid. 2012. Syarah Mukhtaarul Ahaadiits. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur). Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Azwar, Syaifudin. 1999. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bungin, M. Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, Dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana. Dwiyanto, Djoko dan Ign. Ggatut Saksono. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila. Yogyakarta: Ampera Utama. Idi, Abdullah. 2013. Pengembangan Kurukulum Teori & Praktek. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Kalender Paguyuban Pecinta Batik Indonesia. 2014. Sekar Jagad Yogyakarta. Yogyakarta: Koleksi Anggota KBBI. Khamidah, Rina Hidayatul. 2011. Pendidikan Karakter Dalam Novel Negeri Lima Menara Karya A. Fuadi Perspektif Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosada Karya. Prawiroharjo, Oetari Siswomiharjo. 2013. Pola Batik Klasik: Pesan Tersembunyi Yang Dilupakan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rodhiyatun, Rahmawati. 2012. Penanaman Karakter Siswa Melalui Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDIT Ibnu Mas’ud Wates Kulon Progo. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. Samani, Muchlas. 2012. Pendidikan Karakter. cet-ll. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA. Saputra, Andhika Abrian. 2012. Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Kesenian Hadrah Di MAN Wonokromo, Pleret, Bantul. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
98
Sudjana, Nana. 2011. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. cet. 12. Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Cet. X. Bandung: Alfabeta. Suryani, Dwi. 2013. Nilai-Nilai Karatet Dalam Kegiatan Tadarus Al-Qur’an dan Salat Berjama’ah Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Darul Huda Ngaglik Sleman Yogyakarta. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Trijoto, dkk. 2010. Mengenal dan Membuat Motif Batik. Yogyakarta: Gama Media. Wibowo, Agus. 2013. Manajemen Pendidikan Karakter Di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Zubaedi. 2012. Desain Pendidikan Karakter. cet-ll. Jakarta: Kencana Prenanda Media Group. Kompas. com. Diakses dari http: //female. kompas. cpm/ read/ 2010/ 01/ 28/ 13423293/ Batik. Muatan. Lokal. Wajib. 07 November 2013 pukul 12.10 Kompasnia.com. Diakses dari http: //edukasi. kompasiana. com/ 2013/ 01/ 13/ pendidikan-dan-krisis-karakter-524935. html. 12 November 2013 pukul 13.00 Rulam (23 April 2013). Membangun Karakter Siswa Melalui Pembelajaran Batik di Sekolah. Diakses dari http://www. infodiknas. com/membangunkarakter-siswa-melalui-pembelajaran-batik-di-sekolah.html. 04 Desember 2013 pukul 12.00.
PEDOMAN PENGUMPULAN DATA
A. Pedoman Dokumentasi 1. Letak dan keadaan geografis MI Ma’arif Giriloyo I 2. Sejarah berdirinya dan berkembangnya 3. Visi, misi dan tujuan madrasah 4. Struktur organisasi madrasah 5. Keadaan guru, siswa dan karyawan 6. Sarana dan prasarana 7. Kurikulum dan silabus mata pelajaran batik kelas V MI Ma’arif Giriloyo I 8. Kegiatan pembelajaran batik di kelas V MI Ma’arif Giriloyo I B. Pedoman Observasi 1. Letak dan keadaan geografis MI Ma’arif Giriloyo I 2. Sarana dan prasarana madrasah 3. Proses pembelajaran batik di kelas V MI Ma’arif Giriloyo I C. Pedoman Wawancara Kepala Madrasah 1. Apa kurikulum yang digunakan saat ini? 2. Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter di MI Ma’arif Giriloyo I? 3. Pada mata pelajaran apa saja yang banyak diintegrasikan pendidikan karakter didalamnya? 4. Apa saja muatan lokal yang ada di MI Ma’arif Giriloyo I? 5. Sejak kapan muatan lokal batik diberlakukan di MI Ma’arif Giriloyo I?
6. Apa yang mendasari diadakannya muatan lokal batik di MI Ma’arif Giriloyo I? 7. Berapa alokasi waktu untuk pelajaran batik dalam satu minggu? Apakah sudah efektif? 8. Berapa guru yang mengampu mata pelajaran batik di MI Ma’arif Giriloyo I? 9. Adakah pendidikan karakter yang terkandung dalam pembelajaran batik? 10. Apakah sudah ada prestasi yang dihasilkan di bidang batik? 11. Apa saja faktor pendukung dikembangkannya pembelajaran batik di MI Ma’arif Giriloyo I? 12. Adakah kendala/kesulitan dalam penyampaian pelajaran batik? Guru Mata Pelajaran Batik 1. Berapa alokasi waktu untuk pembelajaran batik? 2. Sejak kapan mulai mengajar batik? 3. Apakah punya riwayat pendidikan dibidang batik? 4. Apa tujuan pembelajaran batik? 5. Apa materi pembelajaran batik yang disampaikan saat ini? 6. Apa metode dan strategi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran batik? 7. Bagaimana pembelajaran batik di MI Ma’arif Giriloyo I? 8. Adakah nilai karakter yang diterapkan dalam pembelajaran batik? 9. Apa saja nilai karakter yang didapat dari pembelajaran batik? 10. Apakah sudah ada pegangan buku untuk setiap siswa?
11. Apa saja alat yang digunakan untuk membatik? 12. Dari mana siswa mendapatkan bahan-bahan dan alat-alat untuk membatik? 13. Apa kendala yang dihadapi dalam pembelajaran membatik? 14. Apa saja faktor pendukung adanya pembelajaran batik? 15. Bagaimana evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran batik? Siswa 1. Bagaimana proses pembelajaran batik? 2. Apa kamu merasa senang belajar batik? Kenapa? 3. Apakah kamu tahu tentang nilai-nilai karakter? 4. Nilai karakter apa saja yang kamu dapatkan dari pembelajaran batik? 5. Bagaimana sikap kamu ketika belajar batik? 6. Apakah kamu tahu bahwa batik merupakan karya bangsa Indonesia? 7. Apakah dengan belajar batik kamu menjadi semakin mencintai karya bangsa Indonesia?
Catatan Lapangan 1 Metode Pengumpulan Data: Observasi dan Dokumentasi
Hari/Tanggal
: Rabu, 26 Maret 2014
Jam
: 08.30 – 10.30 WIB
Lokasi
: MI Ma’arif Giriloyo I
Sumber Data
: Lingkungan MI Ma’arif Giriloyo I dan Data MI Ma’arif Giriloyo I
Deskripsi Data: Observasi yang penulis lakukan kali ini merupakan observasi yang dilakukan
pertama
kali
oleh
penulis.
Penulis
mengobservasi
serta
mendokumentasi tentang letak dan keadaan geografis madrasah, profil madrasah, mengetahui visi, misi dan tujuan MI Ma’arif Giriloyo I, sejarah berdirinya MI Ma’arif Giriloyo I, sarana dan prasarana madrasah serta mencari tahu informasi dari data-data yang berkaitan dengan penelitian yang penulis teliti.
Interpretasi: Dari hasil penelitian ini penulis mendapat hasil tentang profil madrasah, letak dan keadaan geografis madrasah, sejarah berdirinya dan berkembangnya madrasah, visi, misi dan tujuan madrasah, struktur organisasi madrasah, keadaan guru, siswa dan karyawan, serta sarana dan prasarana yang ada di madrasah.
Catatan Lapangan 2 Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/Tanggal
: Kamis, 27 Maret 2014
Jam
: 08.30 – 10.30 WIB
Lokasi
: MI Ma’arif Giriloyo I
Sumber Data
: Ibu Hj. Tatik Sutaryati, S. Pd.
Deskripsi Data: Penulis melakukan wawancara kepada Ibu Hj. Tatik Sutaryati, S.Pd, beliau adalah Kepala MI Ma’arif Giriloyo I. Beliau adalah sosok yang disiplin, tegas dan penuh wibawa. Wawancara kali ini merupakan wawancara yang pertama kali dilakukan oleh penulis dan wawancara ini dilakukan di ruang kepala madrasah. Pertanyaan-pertanyaan yang penulis ajukan adalah pertanyaan yang berhubungan dengan pembelajaran batik dan pendidikan karakter yang ada di MI Ma’arif Giriloyo I khususnya dalam pembelajaran batik. Dari hasil wawancara yang dilakukan telah terungkap bahwa ada pendidikan karakter yang diperoleh dari pembelajaran batik karena memang di MI Ma’arif Giriloyo I pendidikan karakter lebih banyak diintegrasikan dalam proses pembelajaran. Pendidikan karakter di MI Ma’arif Giriloyo I lebih banyak diintegrasikan dalam proses pembelajaran artinya setiap mata pelajaran yang memungkinkan untuk penanaman pendidikan karakter maka itu pasti dilakukan. Seperti pelajaran batik ini sendiri. Pelajaran batik merupakan salah satu mata
pelajaran muatan lokal wajib di MI Ma’arif Giriloyo I selain Bahasa Jawa. Pelajaran batik di MI Ma’arif Giriloyo I sudah ada sejak tahun 2008, yang dulunya masih menjadi kegiatan ekstrakurikuler. Kemudian pada tahun 2010 dari Kabupaten Bantul menjadikan pelajaran batik menjadi muatan lokal wajib untuk jenjang SD/MI. Dari situlah hingga kini pelajaran batik masih terus dilestrikan di MI Ma’arif Giriloyo I karena memang banyak faktor yang mendukung untuk lebih dikembangkannya pelajaran batik di MI Ma’arif Giriloyo I seperti lingkungan sekitar yang merupakan setral kerajinan batik. Untuk pelajaran batik sendiri hanya diberikan alokasi waktu 2 jam pelajaran untuk setiap minggunya. Alokasi waktu 2 jam itu menurut Ibu Hj. Tatik Sutaryati, S. Pd. belum begitu efektif jika ingin benar-benar bisa membatik, namun jika hanya untuk pengenalan saja 2 jam itu sudah mencukupi. Guru yang mengampu mata pelajaran batik juga berasal dari guru tetap di MI Ma’arif Giriloyo I itu sendiri, karena memang guru yang mengajar di MI Ma’arif Giriloyo I kebanyakan berasal dari daerah Giriloyo Imogiri yang merupakan pusat industri kerajinan batik. Setiap wali kelas mengampu mata pelajaran batik itu sendiri. Prestasi yang dihasilkan dalam bidang batik sudah cukup menggembirakan yaitu juara I tingkat nasional atas nama Erviyanti Sholihah yang kini sudah duduk di kelas 6. Sedangkan untuk tahun ini MI Ma’arif Giriloyo I Imogiri Bantul juga mengirimkan peserta didiknya yang bernama Zuni Ratnayanti untuk mengikuti lomba membatik dan sudah meraih juara I sampai tingkat kabupaten.
Kendala-kendala yang dihadapi dalam penyampaian batik kepada siswa masih cukup banyak karena memang butuh kesabaran dalam penyampaian keterampilan membatik kepada peserta didik. Harus sabar dalam menghadapi peserta didik yang sering sembrono dalam belajar karena memang dunianya anakanak usia sekolah dasar adalah dunia bermain. Jadi guru harus memahami hal tersebut. Interpretasi: Jadi, kesimpulan dari hasil wawancara dengan Ibu Hj. Tatik Sutaryati, S. Pd. bahwa di MI Ma’arif Giriloyo I pendidikan karakter ditanamkan kepada peserta didik melalui proses pembelajaran, artinya pendidikan karakter lebih banyak diintegrasikan dalam pembelajaran. Termasuk juga dalam pembelajaran batik banyak dikembangkan karakter baik untuk perserta didik. Karakter kerja keras yang paling dominan muncul dari adanya pembelajaran batik tersebut. Pembelajaran batik baik dikembangkan di MI Ma’arif Giriloyo I karena memang Giriloyo adalah pusat industri kerajinan batik. Banyak dukungan dari lingkungan sekitar untuk pengembangan pendidikan batik di MI Ma’arif Giriloyo ini.
Catatan Lapangan 3 Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/Tanggal
: Selasa, 01 April 2014
Jam
: 09.00 – 10.30 WIB
Lokasi
: MI Ma’arif Giriloyo I
Sumber Data
: Ibu Ika Fitriyati, S. Pd. I
Deskripsi Data: Penulis melakukan wawancara dengan Ibu Ika Fitriyati, S.Pd. I, beliau adalah Guru Mata Pelajaran Batik Kelas V MI Ma’arif Giriloyo I. Pertanyaanpertanyaan yang penulis ajukan adalah pertanyaan yang berhubungan dengan pembelajaran batik dan pendidikan karakter yang ada di MI Ma’arif Giriloyo I khususnya dalam pembelajaran batik. Dari hasil wawancara yang telah penulis lakukan dapat diketahui bahwa pelajaran batik secara resmi ada di MI Ma’arif Giriloyo I sejak tahun 2010 dan masuk dalam muatan lokal wajib untuk sekolah-sekolah di Kabupaten Bantul. Sebelumnya pelajaran batik merupakan salah satu ekstrakurikuler di MI Ma’arif Giriloyo I. Tujuan awal diadakannya pendidikan batik di MI Ma’arif Giriloyo I adalah untuk menumbuhkan jiwa wirausaha peserta didik karena memang di daerah Imogiri sendiri sudah berkembang industri batik rumahan. Pembelajaran batik dimulai dari membuat pola diatas kertas sebagai latihan untuk peserta didik kelas bawah yang memang baru mempraktekan membuat pola batik. Kemudian dilanjutkan dengan membuat pola diatas kain
sesuai dengan kreasi masing-masing anak. Metode yang digunakan dalam memberikan pendidikan batik kepada peserta didik saat ini adalah memberikan contoh/demonstrasi karena materi yang disampaikan saat ini adalah praktek membatik. Dalam praktek membatik diperlukan alat-alat khusus yaitu berupa canting, wajan, kompor, kain mori, gawangan, dan lain-lain. Banyak faktor pendukung dan penghambat dalam penyampaian batik kepada peserta didik. Faktor pendukungnya diantaranya adalah sudah adanya pengetahuan walaupun sedikit dari peserta didik mengetai teknik membatik karena orang tua dari peserta didik banyak yang bermatapencaharian sebagai pembatik banyak guru yang sudah ahli membatik walaupun tidak ada pendidikan khusus dibidang seni batik. Sedangkan faktor penghambatnya adalah peserta didik yang masih sering sembrono atau guyonan sehingga penyampaian pelajaran batik kurang bisa maksimal disampaikan. Selain bertujuan untuk menumbuhkan jiwa wirausaha kepada peserta didik pelajaran batik juga bertujuan untuk mengembangkan karakter baik kepada peserta didik. Banyak pendidikan karakter yang bisa dikembangkan untuk pesreta didik. Dalam membatik diperlukan sikap teliti, tekun dan sabar agar membatiknya dapat bagus. Interpretasi: Jadi, kesimpulan dari hasil wawancara dengan Ibu Ika Fitriyati, S.Pd. I bahwa tujuan adanya pendidikan batik untuk peserta didik di MI Ma’arif Giriloyo I adalah untuk menumbuhkan jiwa wirausaha dan juga sebagai sarana untuk pengembangan karakter peserta didik.
Catatan Lapangan 4 Metode Pengumpulan Data: Observasi dan Dokumentasi
Hari/Tanggal
: Jum’at, 04 April 2014
Jam
: 07.00 – 08.10 WIB
Lokasi
: MI Ma’arif Giriloyo I
Sumber Data
: Proses Pembelajaran Batik Kelas V MI Ma’arif Giriloyo I
Deskripsi Data: Penulis melakukan penelitian mengenai pembelajaran batik di kelas V MI Ma’arif Giriloyo I Imogiri Bantul. Pembelajaran batik di kelas V sebenarnya dilakukan setiap hari Rabu, namun kali ini pembelajaran batik dilakukan pada hari Jum’at pada saat jam mata pelajaran SBK yaitu pada pukul 07.00-08.10 dikarenakan pada hari Rabu yang lalu guru pengampu mata pelajaran batik kelas V sedangan menghadiri acara di luar sekolah. Pembelajaran dilakukan selama dua jam pelajaran selama kurang lebih 70 menit. Informan di sini adalah siswa kelas V MI Ma’arif Giriloyo I dan guru mata pelajaran batik kelas V MI Ma’arif Giriloyo. Pada tahap awal pembelajaran, guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan memimpin untuk berdo’a bersama. Kemudian dilanjutkan dengan apersepsi yaitu guru memberikan arahan serta petunjuk mengikuti pembelajaran praktek membatik. Pada pembelajaran ini materi yang disampaikan adalah melukis batik dengan teknik pemalaman.
Pada tahap inti guru meminta para siswa untuk mempersiapkan semua peralatan yang akan digunakan untuk membatik. Setelah semua peralatan siap digunakan para siswa segera melakukan tugasnya masing-masing yaitu menorehkan malam/lilin diatas kain yang telah mereka gambar pola sebelumnya. Walaupun kompor dan wajan digunakan secara berkelompok namun mereka berkewajiban menyelesaikan pekerjaannya secara individu. Dalam praktek membatik ini peneliti menemukan karakter-karakter baik yang dibutuhkan dalam praktek membatik. Ketika menorehkan lilin di atas kain para siswa harus sabar, teliti, tekun dan lain-lain. Pada tahap ini guru berperan sebagai pengawas dan sesekali memberikan nasihat untuk lebih sabar dalam membatik agar memperoleh hasil yang baik. Tahap penutup, guru melakukan evaluasi terhadap pelajaran yang telah berlalu. Guru menyampaikan pesan-pesan motivasi kepada siswa untuk lebih mencintai batik dan tidak pantang menyerah untuk menyelesaikan pekerjaannya, hal itu untuk perbaikan pelajaran yang akan datang. Kemudian guru menutup pelajaran dengan membaca Hamdallah dan mengucapkan salam. Interpretasi: Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, peneliti berpendapat bahwa banyak pendidikan karakter yang dikembangkan dalam pembelajaran membatik. Dalam kegiatan melukis dengan teknik pemalaman ini para siswa belajar untuk bekerja keras menyelesaikan pekerjaan membatiknya yang harus diselesaikan dengan sikap sabar, tekun dan teliti.
Catatan Lapangan 5 Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/Tanggal
: Selasa, 08 April 2014
Jam
: 09.00 – 10.30 WIB
Lokasi
: MI Ma’arif Giriloyo I
Sumber Data
: Herlina Febriyanti
Deskripsi Data: Penulis melakukan wawancara dengan salah satu siswa kelas V MI Ma’arif Giriloyo I yang bernama Herlina Febriyanti. Wawancara penulis lakukan ketika istirahat pertama. Pertanyaan yang penulis ajukan adalah yang berkaitan dengan pembelajaran batik dan pendidikan karakter dalam pembelajaran batik. Menurut hasil wawancara yang dilakukan ternyata Herlina menyukai pelajaran batik karena dia sudah mengenal batik sejak kecil. Dia juga mengatakan bahwa membatik itu sesuatu hal yang asyik. Dibutuhkan kreativitas, ketrampilan, sabar, teliti dan tekun dalam membatik. Membatik juga menambah kecintaannya terhadap karya bangsa Indonesia. Herlina juga menjelaskan tentang langkah-langkah membatik kepada peneliti. Pembelajaran batik yang dilakukan di semester II ini adalah praktek langsung. Dalam proses membatik ada beberapa langkah yang harus ditempuh yaitu mulai dari membuat motif diatas kain mori. Motif yang dibuat pada pelajaran kali ini adalah flora dan fauna sesuai dengan kreativitas sendiri. Setelah
motif selesai dibuat dengan menggunakan pensil kemudian dilakukan proses pemalaman yaitu melukis motif tadi dengan menggunakan malam. Setelah pemalaman selesai kemudian dilanjutkan dengan proses pewarnaan dan terakhir adalah proses penggodokan kain. Interpretasi: Jadi, kesimpulan dari hasil wawancara dengan Herlina Febriyanti adalah ada beberapa tahapan dalam membatik, yaitu menggambar motif diatas kain mori, proses pemalaman, proses pewarnaan dan terakhir penggodokan kain. Dalam tahapan-tahapan membatik tersebut ada pendidikan karakter yang dikembangkan diantaranya adalah kreativitas, kesabaran, ketelitian, ketekunan, ketrampilan dan cinta tanah air.
Catatan Lapangan 6 Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/Tanggal
: Selasa, 08 April 2014
Jam
: 09.00 – 10.30 WIB
Lokasi
: MI Ma’arif Giriloyo I
Sumber Data
: Ruli Andriyani
Deskripsi Data: Penulis melakukan wawancara dengan Ruli Andriyani salah satu siswa kelas V MI Ma’arif Giriloyo I. Dalam wawancara dia mengatakan bahwa orang tuanya di rumah juga bekerja sebagai pembatik jadi dia menyukai batik. Dia sudah mengerti cara-cara membatik karena sering melihat kegiatan orang tuanya sehari-hari dan sering ikut-ikutan mencoba membatik. Dia juga mengatakan bahwa dalam membatik diperlukan kesabaran, ketelitian dan ketekunan. Interpretasi: Berdasarkan hasil wawancara dengan Ruli dapat disimpulkan bahwa ketrampilan membatik dapat diperoleh dengan berani mencoba dan mau bekerja keras serta bersikap sabar, teliti dan tekun ketika membatik.
Catatan Lapangan 7 Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/Tanggal
: Selasa, 08 April 2014
Jam
: 09.00 – 10.30 WIB
Lokasi
: MI Ma’arif Giriloyo I
Sumber Data
: Ahmad Busthomi
Deskripsi Data: Penulis melakukan wawancara dengan Ahmad Busthomi salah satu siswa kelas V MI Ma’arif Giriloyo I. Busthomi mulai belajar batik di madrasah walaupun sebelumnya dia sudah mengenal batik sejak di rumah karena di daerah rumahnya banyak kelompok-kelompok pembatik. Menurutnya dalam membatik harus memiliki sikap tenang dan sabar. Jika tidak dengan sikap tenang dan sabar maka tidak akan batikannya tidak akan jadi. Tahapan membatik dimulai dengan membuat pola di atas kain mori, melukis dengan teknik pemalaman, pewarnaan kain batik dan terakhir digodok. Interpretasi: Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa dalam membatik diperlukan sikap tenang dan sabar agar menghasilkan karya yang memuaskan.
Catatan Lapangan 8 Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/Tanggal
: Selasa, 08 April 2014
Jam
: 09.00 – 10.30 WIB
Lokasi
: MI Ma’arif Giriloyo I
Sumber Data
: Muhammad Muslih
Deskripsi Data: Penulis melakukan wawancara dengan Muhammad Muslih salah satu siswa kelas V MI Ma’arif Giriloyo I. Dia kurang menyukai pelajaran membatik karena dia merasa tidak bisa. Muslih berasal dari daerah yang berbeda dengan teman-temannya, rumahnya cukup jauh dari sekolah sehingga dia baru mengerti dan mengenal membatik sejak sekolah di MI Ma’arif Giriloyo I. Dia menganggap membatik itu sulit karena harus sabar, teliti dan tekun dalam membatik. Dengan adanya pelajaran batik di MI Ma’arif Giriloyo I Muslih jadi bisa mengenal motif-motif batik yang beraneka ragam seperti Kawung, Sido Mukti, Sekar Jagad, Parang Rusak, Grompol, Truntum, dll yang ada di Indonesia. Jadi dia merasa lebih mencintai budaya bangsa Indonesia yang ternyata beraneka ragam.
Catatan Lapangan 9 Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/Tanggal
: Rabu, 16 April 2014
Jam
: 10.30 – 11.00 WIB
Lokasi
: MI Ma’arif Giriloyo I
Sumber Data
: Zuni Ratnayanti
Deskripsi Data: Penulis melakukan wawancara dengan Zuni Ratnayanti salah satu siswa kelas V MI Ma’arif Giriloyo I. Zuni mengenal dunia membatik sejak dia duduk dibangku kelas 3 MI karena dirumah orang tuanya juga membatik. Pada awalnya dia tidak suka membatik karena menurutnya membatik itu sesuatu yang sulit dilakukan.
Namun lama kelamaan dia merasa senang membatik karena ada
dorongan dari orang tuanya. Zuni selalu dimotivasi orang tuanya untuk terus mencintai batik dan bisa berprestasi dalam bidang membatik. Dan itu yang menjadikannya terus bersemangat dalam belajar membatik dan hingga kini dapat berprestasi dalam bidang batik dengan berhasil memenangkan lomba di tingkat kabupaten. Menurut Zuni dalam membatik harus dengan hati yang senang, tenang, ikhlas, dan sabar. Sikap-sikap tersebut dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan membatiknya karena membatik itu dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu
mulai dari menggambar pola kemudian menglowongi/melukis dengan malam, mewarna, merebus, mencuci dan terakhir diangin-anginkan. Dengan adanya pelajaran membatik di madrasah, maka oleh Zuni dijadikan ajang untuk mengekspresikan karyanya. Dia juga semakin mencintai budaya membatik yang ada di Indonesia. Motif-motif batik yang ada di Indonesia yang Zuni ketahui diantaranya sidomukti, truntum, kawung, sekar jagad, grompol, parang rusak, dll. Namun dalam pembelajaran batik dia baru belajar membatik motif kawung, garuda, flora dan fauna. Interpretasi: Dari hasil wawancara dengan Zuni Ratnayanti yang peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran batik di madrasah bisa dijadikan ajang untuk mengekspresikan karya atau bakat dibidang batik yang dimiliki oleh para siswa. Selain itu juga dapat dijadikan ajang pembentukan karakter siswa melalui praktek membatik. Karakter yang bisa dikembangkan diantaranya adalah kerja keras yang membutuhkan sikap senang, iklas, tenang dan sabar dalam melakukan pekerjaannya.
Catatan Lapangan 10 Metode Pengumpulan Data: Observasi dan Dokumentasi
Hari/Tanggal
: Rabu, 16 April 2014
Jam
: 11.00 – 12.10 WIB
Lokasi
: MI Ma’arif Giriloyo I
Sumber Data
: Proses Pembelajaran Batik Kelas V MI Ma’arif Giriloyo I
Deskripsi Data: Penulis melakukan penelitian mengenai proses pembelajaran batik di kelas V MI Ma’arif Giriloyo I Imogiri Bantul untuk yang kedua kalinya. Materi pelajaran yang disampaikan pada kesempatan ini adalah teknik pewarnaan pada kain batik. Disini siswa akan belajar tentang bagaimana cara mewarna kain batik. Pada tahap awal pembelajaran, guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan memimpin untuk berdo’a bersama. Kemudian dilanjutkan dengan apersepsi yaitu guru memberikan arahan serta petunjuk mengikuti pembelajaran praktek membatik. Pada tahap inti guru meminta para siswa untuk mempersiapkan semua peralatan yang akan digunakan untuk melakukan pewarnaan. Setelah semua peralatan siap digunakan, guru segera membuatkan dua larutan yang akan digunakan untuk mencelup kain. Kemudian guru memberikan contoh setiap langkah yang harus dilakukan dalam mewarna kain dan para siswa diminta untuk memperhatikan karena jika ada langkah yang salah maka pewarnaan yang
dilakukan tidak akan berhasil. Setelah penjelasan dan contoh dari guru dirasa cukup kemudian para siswa diminta untuk mencoba melakukan pewarnaan sendiri-sendiri. Kain dicelupkan dalam 2 larutan beberapa kali sesuai dengan selera warna yang diinginkan. Kemudian dicuci dalam air dingin dan seterusnya semua kain digodok dalam panci besar guna membersihkan malam yang masih menempel pada kain. Setelah kegiatan pewarnaan dan penggodokan kain batik selesai dilakukan kemudian para siswa diminta untuk membereskan semua peralatan yang digunakan. Tahap penutup, guru melakukan evaluasi terhadap pelajaran yang telah berlalu. Guru menyampaikan pesan-pesan motivasi kepada siswa untuk lebih mencintai batik dan untuk selalu memperhatikan setiap langkah yang harus ditempuh dan tidak boleh salah langkah karena akan berakibat fatal dalam teknik pewarnaan kain batik. Kemudian guru menutup pelajaran dengan membaca Hamdallah dan mengucapkan salam. Interpretasi: Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, penulis berpendapat bahwa banyak pendidikan karakter yang dikembangkan dalam pembelajaran membatik. Dalam kegiatan pewarnaan kain batik ini para siswa belajar untuk bekerja keras menyelesaikan pekerjaannya yang harus diselesaikan dengan sikap sabar, tekun dan teliti. Sikap disiplin terhadap aturan juga dibutuhkan dalam teknik pewarnaan kain batik karena jika para siswa tidak disiplin maka akan berakibat fatal dan proses pewarnaan kain batik tidak akan berhasil.
Catatan Lapangan 11 Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/Tanggal
: Rabu, 07 Mei 2014
Jam
: 11.00 – 11.30 WIB
Lokasi
: MI Ma’arif Giriloyo I
Sumber Data
: Ibu Ika Fitriati, S. Pd. I
Deskripsi Data: Penulis melakukan wawancara dengan Ibu Ika Fitriyati, S. Pd. I untuk yang kedua kalinya. Penulis mewawancarai beliau mengenai evaluasi yang dilakukan dalam pembelajaran batik. Evaluasi pembelajaran batik di kelas V MI Ma’arif Giriloyo I dilakukan secara tertulis dan praktek. Evaluasi tertulis dilakukan setiap tengah semester dan akhir semester. Sementara untuk evaluasi/penilaian secara praktek dilakukan ketika proses membatik berlangsung melalui pengamatan. Pengamatan yang dilakukan guru diantaranya adalah bagaimana cara memegang canting dan juga bagaimana cara siswa menorehkan lilin diatas kain. Sementara itu untuk materi pelajaran batik yang disampaiakan di semester ini adalah praktek membatik karena untuk materi tentang batik sudah disampaikan semua pada semester satu. Beliau menuturkan bahwa materi yang disampaikan kepada peserta didik bersifat fleksibel disesuaikan dengan kondisi para siswa dan kondisi sekolah. Pada semester satu kemarin pelajaran batik hanya penyampaian
materi saja dan tidak ada praktek karena memang belum ada dana untuk praktek membatik karena dana di madrasah baru difokuskan untuk lomba perpustakaan. Jadi, praktek membatik di mulai pada semester dua ini. Interpretasi: Evaluasi dalam pembelajaran dilakukan dengan dua cara yaitu dengan evaluasi tertulis dan praktek. Sedangkan untuk materi yang disampaikan dalam pelajaran membatik bersifat fleksibel disesuaikan dengan kondisi para siswa dan kondisi madrasah.
CURRICULUM VITAE
Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan: 1. Nama
: Marzumah
2. Tempat Tanggal Lahir
: 21 Oktober 1991
3. Jenis Kelamin
: Perempuan
4. Agama
: Islam
5. Alamat Asal
: Tangkil, Srihardono, Pundong, Bantul, Yogyakarta
6. No. Telpon/HP
: 085743707561
7. Nama Orang Tua
:
Bapak
: Suradi
Ibu
: Sukiyah
8. Riwayat Pendidikan Pendidikan Formal
: : a. SD N Kategan Pundong Bantul b. SMP N 1 Pundong Bantul c. SMK N 1 Bantul d. UIN Sunan Kalijaga, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan,
Prodi
Pendidikan
Guru
Madrasah Ibtidaiyah Pendidikan Non Formal : a. Pondok
Pesantren
Al-Fithroh
Jejeran
Wonokromo Pleret Bantul Demikian daftar riwayat hidup ini penulis buat dengan sebenar-benarnya.
Yogyakarta, 19 Mei 2014 Penulis,
Marzumah NIM: 10480021