PENDIDIKAN KARAKTER ANAK MELALUI SENI BATIK Lusi Mahliana* Indriyana Dwi Mustikarini*
Abstrak Pendidikan di Indonesia selama ini masih menekankan pemahaman ilmu pengetahuan dan mengesampingkan nilai-nilai yang sebenarnya wajib disampaikan untuk membentuk karakter. Proses pembelajaran yang berlangsung dikelas membuat penyampaian pelajaran dan penanaman nilai sulit dilakukan, dan peserta didik merasa bosan, kurangnya minat dalam mengikuti pelajaran. Maka dari itu saya mencoba untuk memberikan alternatif inovasi pendidikan dengan media seni batik untuk membentuk karakter anak. Peranan seni batik untuk membentuk karakter positif melalui pengelolaan perubahan proses belajar mengajar tidak hanya berlangsung didalam kelas yang hanya tertuju pada penyampaian materi saja. Media seni batik diharapkan dapat menjadi inspirasi oleh guru-guru di Indonesia sebagai inovasi pendidikan dalam membentuk karakter peserta didik.
Kata Kunci : Pendidikan Karakter, inovasi, seni batik.
*Mahasiswa Prodi PPKn Semester VI, *Dosen PPKn
119
Dewasa ini, banyak pihak
A. Pendahuluan Pendidikan di Indonesia selama ini masih menekankan pada
pemahaman
ilmu
pengetahuan atau transfer ilmu, dan
mengesampingkan
nilai-
nilai yang sebenarnya wajib disampaikan untuk membentuk karakter. Sehingga penanaman
menuntut peningkatan intensitas dan
kualitas
pendidikan lembaga
pendidikan
fenomena
yang
berkembang,
yakni
meningkatnya kenakalan remaja masyarakat,
seperti
kasus dekadensi moral lainya. Oleh
peserta didik yang berkarakter
pendidikan
positif.
Dalam
wadah
karakter
di
pendidikan
sekolah,
harus
formal.
sosial
di butuhkan untuk membentuk
pendidikan)
pada
perkelahian massal dan berbagai
Pendidikan karakter sangat
komponen
karakter
Tuntutan ini didasarkan pada
dalam
nilai-nilai menurun.
pelaksanaan
karena
itu
lembaga
formal
sebagai
resmi
pembinaan
semua
generasi muda diharapkan dapat
(pemangku
meningkatkan peranannya dalam
dilibatkan,
pembentukan
kepribadian
termasuk komponen pendidikan
peserta
itu sendiri, yaitu isi kurikulum,
peningkatan
proses
kualitas pendidikan karakter.
pembelajaran
dan
penanganan
atau
penilaian, pengelolaan
mata
pelajaran,
pengelolaan
sekolah,
pemberdayaan sarana prasarana, dan etos kerja seluruh warga sekolah.
Disamping
pendidikan karakter
itu,
dimaknai
suatu perilaku warga sekolah yang dalam menyelenggarakan pendidikan harus berkarakter.
didik
melalui
intensitas
dan
Proses pembelajaran yang berlangsung
didalam
kelas
membuat penyampaian pelajaran dan
penanaman
nilai
sulit
dilakukan, dan peserta didik merasa bosan, kurangnya minat dalam
mengikuti
pelajaran.
Belum ada media yang relevan untuk
mengatasi
masalah
tersebut. Serta butuh korelasi
120
agar pendidikan karakter dapat
nilai, budi pekerti, moral
terwujud.
dan watak yang bertujuan
Maka
dari
itu
saya
menawarkan inovasi pendidikan melalui media seni batik untuk membentuk
karakter.
Karena
selama ini media seni batik belum
diterapkan
pembentukan
untuk
karakter
dalam
dunia pendidikan. Masalah yang menurut kami penting untuk dianalisis
dalam
karya
tulis
ilmiah ini adalah apakah media seni batik mampu membantu pembentukan
karakter
dalam
dunia pendidikan? Penulisan ilmiah
ini
karya
tulis
bertujuan
untuk
untuk
mengembangkan
kemampuan peserta didik dalam memberi keputusan baik-buruk, yang
memelihara baik
dan
mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan seharihari dengan sepenuh hati (Rencana Aksi Nasional Pendidikan
Karakter
Kementrian
Pendidikan
Nasional 2010-2014 revisi 2, 2011: 1). Berdasarkan penjelasan
tersebut,
mengingat
sedemikian
penting
cakupan
pendidikan karakter maka
membangun inovasi pendidikan
merupakan
suatu
karakter dan memberikan solusi
keharusan
proses
alternatif
pendidikan
media
pendidikan seni
melalui
batik
untuk
membentuk karakter positif.
aspek
Pendidikan
Pendidikan karakter dimaknai
mencakup
afektif
Terkait dengan itu (dalam
Karakter
pendidikan
kognitif,
maupun psikomotorik.
1. Pendidikan Karakter
dapat
mencakup totalitas potensi peserta didik, baik dalam
B. Pembahasan
a. Pengertian
karakter
sebagai yang
pendidikan
Pelaksanaan Karakter: digambarkan psikologis
Pedoman Pendidikan 2011) totalitas dan
121
sosiokultural
ruang
lingkup
peduli,
suka
menolong,
pendidikan
gotong royong, nasionalis,
karakter yang mencakup
kosmopoli, mengutamakan
olah hati, olah pikir, olah
kepentingan
raga dan olah rasa serta
bangga
olah karsa. Pada ruang
bahasa
lingkup olah hati meliputi
Indonesia, dinamis, kerja
beriman
keras dan beretos kerja.
jujur,
dan
bertakwa,
amanah,
adil,
umum, menggunakan
dan
produk
Menurut
Lickona
bertanggung
jawab,
(dalam Risa Rahayu pada
berempati,
berani
Proceeding
of
The
mengambil resiko, pantang
International Seminar on
menyerah, rela berkorban,
Character
dan
2011) pendidikan karakter
berjiwa
patriotik.
Education,
Ruang lingkup olah pikir
adalah
sebagai
meliputi
cerdas,
kritis,
usaha
yang
kreatif,
inovatif,
ingin
untuk
tahu,
berpikir
produktif,
terbuka,
disengaja membantu
seseorang
dalam
memahami,
peduli
dan
bertindak
berdasarkan
teknologi serta reflektif.
nilai-nilai
etika
inti.
Selanjutnya ruang lingkup
Selanjutnya
beliau
juga
olah raga meliputi bersih
menambahkan
dan sehat, disiplin, sportif,
pendidikan karakter secara
tangguh, handal, berdaya
menyeluruh
tahan,
bersahabat,
aspek pemikiran, perasaan
determinatif,
dan perilaku. Berdasarkan
ilmu
berorientasi
bentuk
pengetahuan
kooperatif,
kompetitif, ceria dan gigih.
penjelasan
Sedangkan
tersebur
lingkup
pada
mencakup
Lickona menggambarkan
bahwa dalam pendidikan
ramah,
karakter melibatkan aspek
saling menghargai, toleran,
pemikiran, perasaan dan
meliputi
rasa
bahwa
dan
karsa
olah
ruang
dan
122
perilaku.
Melalui
berdasarkan
tingkatan
pendidikan karakter yang
nilai. Melalui koherensi
baik dan efektif tentunya
keberanian mengakibatkan
pembentukan,
seseorang
pengembangan
dan
pemberdayaan
ketiga
mudah terombang-ambing
tersebut
akan
pada situasi ataupun takut
dan
baik,
pada risiko yang mungkin
begitu
maka
terjadi.
Selanjutnya
ciri
akan
otonomi
terlihat
dari
aspek maksimal dengan seseorang
mempunyai
pemahaman
teguh
memegang
prinsipnya,
tidak
penilaian atas keputusan
yang baik terhadap suatu
pribadi
nilai-nilai
berlaku
terpengaruh dari desakan
dan dianggap baik oleh
atau tekanan dri pihak lain.
lingkungan dimana ia akan
Pada ciri yang keempat,
menyesuaikan diri. Nila-
yaitu
nilai yang dimaksud disini
kesetian,
adalah nilai-nilai etika.
sebagai
yang
Menurut
Foerster
yang
tidak
keteguhan
dan
keteguhan daya
tahan
seseorang
guna
(dalam Zaim Elmubarok:
mengingini
yang
2008) ada empat ciri dasar
dipandang baik, sedangkan
dalam pendidikan karakter
kesetiaan
yang
komitmen
memunginkan
manusia melewati tahap individualitas
menuju
sebagai pada
dipilih. b. Tujuan
Pendidikan
personalitas. Ciri-ciri dasar
Karakter
tersebut adalah keteraturan
1) Mengembangkan
interior,
koherensi
yang
potensi kalbu/ nurani/
keberanian dan otonomi
afektif
serta
sebagai manusia dan
keteguhan
dan
kesetiaan. Pada keteraturan
warga
peserta
negara
didik
yang
interior tindakan diukur
123
memiliki
nilai-nilai
karakter bangsa.
dan
pengembangan potensi
2) Mengembangkan
peserta didik.
kebiasaan dan perilaku peserta
1) Pembentukan
didik
yang
2) Fungsi perbaikan dan penguatan.
Peran
terpuji, sejalan dengan
keluarga,
satuan
nilai-nilai universal dan
pendidikan, masyarakat
tradisi budaya bangsa
dan pemerintah untuk
yang religius.
ikut berpartisipasi dan
3) Menanamkan kepemimpinan
jiwa
bertanggung
dan
dalam
jawab
pengembangan
tanggung jawab pesrta
potensi warga negara
didik sebagai generasi
dan
penerus bangsa.
bangsa menuju bangsa
4) Mengembangkan kemampuan
pemabangunan
yang
peserta
didik menjadi manusia
maju,
mandiri,
dan sejahtera. 3) Fungsi
penyaring.
yang mandiri, kreatif
Untuk memilah budaya
dan
bangsa
berwawasan
kebangsaan.
sendiri
dan
budaya lain yang tidak
5) Mengembangkan lingkungan sekolah
sesuai dengan nilai-nilai
kehidupan
budaya
sebagai
bangsa
lingkungan yang aman,
dengan
karakter yang
bermartabat.
jujur, penuh kreatifitas, persahabatan
dan
Ketiga fungsi ini dilakukan melalui: (1)
rasa kebangsaan yang
pengukuhan
tinggi
sebagai
falsafah
dan
ideologi
negara,
(2)
dan
penuh
kekuatan (dignity). c. Fungsi Karakter
Pendidikan
Pancasila
pengukuhan nilai-nilai dan konstitusional
norma UUD
124
1945,
(3)
komitmen
penguatan kebangsaan
NKRI, (4) penguatan nilai-nilai keberagaman sesuai dengan konsepsi Bhineka Tunggal Ika, dan
(5)
penguatan
keunggulan dan daya saing
bangsa
untuk
bahwa
mempunyai
karakter pengaruh
namun
bermasyarakat, berbangsa
dan
bernegara
Indonesia
dalam konteks global.
Pendidikan
seberapa
kepemilikan karakter yang kuat dengan visi
Muhammad
Fauzil
Abdullah
Munir, 2010) mengatakan bahwa, “orang cerdas kerap hanya menjadi pelayan bagi mereka yang memiliki gagasan, dan orang-orang yang memiliki gagasan besar melayani mereka yang memiliki karakter yang sangat kuat, sementara orang yang memiliki karakter kuat melayani mereka yang berhimpun pada diri mereka
yang
sangat besar, gagasan dan pijakan
ideologi
kukuh
yang
seseorang
Karakter
(dalam
urutan
cerdas atau pandai saja,
kehidupan
Adim
menunjukkan serangkaian
besar. Orang tidak cukup
berkelanjutan
d. Esensi
karakter yang sangat kuat, visi yang sangat besar, gagasan-gagasan yang cemerlang dan pijakan ideologi yang kukuh”. Hal diatas
yang dimiliki
akan
sangat
mempengaruhi kedudukan dalam
hidupnya.
Hal
tersebut disebabkan karena setiap karakter akan saling menindih, karakter yang paling kuat yang akan bertahan dan meberikan pengaruh.
Jika
karakter
tersebut adalah karakter positif atau baik, maka niscaya
dunia
tersenyum Namun
akan bahagia.
jika
kerakter
tersebut adalah karakter yang negatif atau buruk
125
maka
dapat
berakibat
sebaliknya.
dilaksanakan dengan baik. Sedikit
Berdasarkan
hal
menengok
kebelakang,
tujuan
diatas menunjukkan betapa
pendidikan pada dasarnya
pentingnya karakter positif
adalah
yang kuat perlu dimiliki
perubahan
seseorang. Salah satu cara
sebagaimana
membentuk
diselenggarakannya
positif
karakter
yang setrategis
terjadinya prilaku harapan
pendidikan
dan
adalah melalui pendidikan
berkembangnya
di
peserta
sekolah.
Dimasukkannya pendidikan
potensi didik.
Berkembangnya
potensi
bernuansa
peserta
didik
karakter dalam kurikulum
adalah
supaya
peserta
pendidikan di Indonesia
didik
menjadi
manusia
merupakan
yang berkarakter.
langkah
salah
satu
yang
tepat,
mengingat
kondisi
sekiranya
Urgensi
yang
memberikan
dasar
generasi penerus bangsa
pendidikan karakter yang
kita yang saat ini terlihat
kedua,
dengan
karakter sebagai kemudi
semakin
munculnya
degradasi
menurut
bangsa
agar
moral dan perubahan cara
terombang-ambing.
berpikir
Memang,
kearah
yang
memperihatinkan. Oleh
karena
beliau
tidak
dengan
dimilikinya karakter yang itu
tertanam
pendidikan
generasi
bangsa,
maka
bernuansa karakter sebagai
generasi
itu
akan
salah satu jawaban untuk
mempunyai prinsip yang
memperbaiki sifat, sikap,
kuat,
cara berpikir dan perilaku
mudah terpengaruh untuk
generasi
mengikuti
implementasi
bangsa
perlu
kuat
tegas
dan
oleh
tidak
arus
126
perkembangan
zaman.
Terlebih
pada
saat
sekarang
ini,
arus
e. Nilai-nilai Karakter
Nilai-nilai
globalisasi telah melanda
pembentuk
bangsa-bangsa
seluruh
merupakan
dunia
ditanamkan
dunia,
sehingga
Pembentuk
karakter nilai
yang dalam
seakan-akan tanpa tapal
pendidikan karakter untuk
batas.
itu
membentuk
dan
kepemilikan karakter kuat
membangun
karakter
yang tertanam pada setiap
peserta didik. Salah satu
diri
implementasi
Maka
dari
individu
adalah
penting.
pendidikan
karakter adalah
Urgensi
yang
pemaduan
melalui
komponen-
berikutnya adalah karakter
komponen karakter dalam
sebagai daya pendorong,
proses pembelajaran.
maksud
beliau,
karakter
sebagai
daya
Pedoman
agar
suatu
Pendidikan
hanya
(2011) sebenarnya satuan
pendorong bangsa
tidak
bahwa
Dijelaskan
dalam
Pelaksanaan Karakter
memiliki identitas, tetapi
pendidikan
juga memiliki kekuatan
mengembangkan
untuk
melaksanakan
mempertahankan
telah dan nilai-nilai
eksistensinya sesuai jati
pembentuk karakter dalam
diri
program satuan pendidikan
bangsa.
esensi
Kemudian
karakter
yang
masing-masing.
terahir menurutnya adalah
Pengembangan
terkait dengan pentingnya
pelakasanaan nilai-nilai itu
membangun
dan
sebagai
membentuk
karakter
pendidikan
bangsa
karakter
sebelum diperkuat dengan
tidak bisa datang dengan
adanya delapan belas nilai-
sendirinya.
nilai karakter berdasarkan
karena
dan
prakondisi karakter
127
hasil kajian empirik pusat
f. Pendekatan
dalam
kurikulum. Adapun nilai-
Pelaksanaan
nilai prakondisi tersebut
Karakter
seperti takwa, bersih, rapi, nyaman
dan
santun,
Pendidikan
Pembentukan karakter yang baik pada
sedangkan delapan belas
peserta
nilai-nilai
penting sekali, maka dari
yang
memperkuat
didik
itu
pengembangan
sangat
perlu
adanya
dan
pendekatan yang baik pada
pendidikan
pelaksanaan misi ini. Hal
karakter berdasarkan hasil
ini tidak lain tentunya
kajian empirik Kementrian
supaya penanaman nilai-
Pendidikan
nilai karakter pada peserta
pelaksanaan
Badan
Nasional
Penelitian
dan
didik dapat efektif. Terkait
Pusat
dengan hal tersebut banyak
Kurikulum dan Perbukuan
pakar yang menawarkan
(dalam
pendekatan
Pengembangan
Pedoman
Pelaksanaan Karakter,
Pendidikan 2011)
religius,
yaitu:
jujur, toleransi,
disiplin,
kerja
kreatif, demokratis,
rasa
tahu,
pendidikan karakter. 2. Seni Batik a. Pengertian Seni Batik
keras, mandiri,
dalam
Batik seni
merupakan
budaya
Indonesia
ingin
yang perlu dilestarikan.
semangat
Seni batik merupakan seni
kebangsaan, cinta tanah
penulisan
air, menghargai prestasi,
media
bersahabat/komunikatif,
berbentuk corak dengan
cinta
gemar
menggunakan
peduli
(wax), sehingga menahan
lingkungan, peduli sosial
masuknya bahan pewarna
dan tanggung jawab.
(dye). Seni batik ini adalah
damai,
membaca,
warisan
gambar kain
budaya
pada
sehingga
malam
Jawa.
128
Mengenalkan seni batik
peranan
dapat
penting
dijadikan
sarana
yang
sangat dalam
mendidik
moral
anak
perkembangan
bangsa.
Seni
batik
quotient (EQ). Hal ini
merupakan hasil olah cipta
biasanya berkaitan dengan
manusia yang kreatif dan
sosialisasi,
tidak bertentangan dengan
interaksi dengan manusia
kaidah-kaidah
lain
berlaku
yang
di
komunikasi,
serta
pengendalian
emosi.
Kemampuan
intuitif,
kemampuan
tinggi daya seni seseorang,
merasakan,
memadukan,
semakin peka perasaannya
dan ekspresi tubuh, seperti
dan
menyanyi,
masyarakat.
dalam
emotional
Semakin
semakin
senang
menari,
dan
berbuat kebaikan kepada
melukis terletak pada otak
orang lain karena berbuat
kanan. Sedangkan pada
baik
(menyenangkan
otak kiri berkaitan dengan
orang) bukanlah perbuatan
hal-hal yang berhubungan
yang
dengan
sembarangan,
logika,
rasio,
melainkan perlu pemikiran
kemampuan menulis dan
yang
perasaan
membaca, serta merupakan
tajam (Arman Yurisaldi
pusat matematika. Otak
Saleh, 2010).
kiri merupakan pengendali
disertai
Orang akan selalu berbuat
baik
intelligence quotient (IQ).
dalam
Kesenian
bersosialisasi
pasti
pelaksanaannya
seimbang
otak
melibatkan
antara
dalam
otak
kanan.
kanan dan otak kiri. Otak
Dalam
kiri mengambil keputusan
kombinasi warna, gambar
dengan logika sedangkan
juga
otak kanan digunakan saat
keserasian
melibatkan perasaan seni.
dengan
Otak
melibatkan perasaan dan
kanan
memiliki
membatik
membutuhkan sehingga seni
batik
129
juga melahirkan ide-ide
perpaduan warna dan corak
kreatif.
batik.
Ketika
anak
Anak
akan
dapat
menuangkan ide kreatif
memahami, menerima orang
menggambar
lain, hormat menghormati,
dengan
tokoh-tokoh tertentu yang
memiliki
tentu
memiliki
bertindak dan melaksanakan
karakter dan sifat dari
aturan berdasarkan perasaan
tokoh tersebut. Begitu juga
dan hati nurani.
saja
kebijakan
dalam
ketika memberikan warna Dalam seni batik secara
apabila terdapat rasa seni dalam diri anak warna juga akan
melatih
mengolah
anak
perasaannya.
Apabila
anak
belum
memiliki rasa seni maka warna
belum
bisa
dikatakan indah. Biasanya lebih
cenderung
tidak
cocok, norak dan tidak pantas untuk dipadukan.
tidak langsung mengajarkan nilai-nilai karakter yang baik dan nilai-nilai karakter yang salah.
Menunjang
Pembentukan
tokoh
Seni
batik
dan
pendidikan
karakter
erat
kaitannya.
Anak
yang
mengenal seni batik akan lebih memiliki karakter yang positif. Karena dalam seni batik
anak
menyelaraskan
pewayangan
berlatih seperti
akan
memberi inspirasi bagi anak. Dalam
tokoh
terdapat
pewayangan
nilai-nilai
filosofi
tentang kehidupan manusia. banyak
menampilkan
dinamika kehidupan manusia baik sebagai individu maupun warga
Karakter Positif
yang
dituangkan dalam kain seperti
Ia 3. Peran Seni Batik dalam
Gambar
masyarakat
luas.
Tokoh pewayangan memuat nilai-nilai
kemanusiaan.
Watak pada tokoh wayang terdapat pula watak dalam kehidupan
manusia
sesungguhnya.
yang
Nilai-nilai
yang baik, buruk, kesetiaan, kepatuhan, nasionalisme dan lain-lain.
Demikian
juga
130
apabila
yang
di
gambar
kawung
mempunyai
arti
tersebut alam, hewan maupun
kebijaksanaan hidup. Sekar
tumbuhan akan mengajarkan
jagad
melambangkan
hubungan manusia dengan
ungkapan
cinta
pencipta,
perdamaian.
Motif
manusia
dengan
manusia
maupun
manusia
dengan
lingkungan
alam
sehingga
mampu
menciptakan
harmoni
jagad
memberi
kecantikan
dan
yang
atau sekar makna
keindahan
melambangkan
keragaman diseluruh dunia.
hubungan tersebut. Dengan demikian dari Begitu juga motif batik
uraian di atas menunjukkan
jawa yang mempunyai pesan
bahwa pendidikan karakter
tersirat
tidak
seperti
batik
hanya
melalui
sidomukti sebagai lambang
pendidikan
kemakmuran,
pendidikan di dalam keluarga
sido
sebagai
luhur lambang
namun
formal
bisa
dan
melalui
kebahagiaan, parang rusak
pengenalan seni batik pada
barong sebagai raja dengan
anak. Dengan media seni
segala tugas kewajibannya,
batik ini anak akan terbentuk
dan
sebagai
sikap yang sederhana, rendah
seorang manusia yang kecil
hati, sabar, menepati janji,
di
Maha
dapat dipercaya, religius, budi
barong
pekerti dan berakhlaq yang
yang
baik. Di samping itu juga
tercermin
pada
dengan seni batik kita turut
ukuran
motif
melestarikan budaya
kesadaran
hadapan
Pencipta.
Parang
mengandung besar besarnya
Sang
sesuatu
luhur
tersebut pada kain. Parang
bangsa yang di dalamnya
barong hanya dikenakan oleh
mengandung
seorang
dalam
makna
raja. agar
Mempunyai seorang
raja
bagi
makna
yang
kehidupan
manusia.
selalu hati-hati dan dapat mengendalikan
diri.
Motif
131
hasil
pemikiran
dan
seleranya ke dalam karya Adapun karakter yang dimaksud diantaranya adalah
batik. f.
karakter a.
Anak
Toleransi, belajar
mengkombinasi
warna
selaras
tumbuh
g.
sehingga
rasa
dan
Religius
h.
Semangat Kebangsaan
bertindak
kepentingan umum diatas
bahwa dalam mewarnai
kepentingan
batik harus sesuai dengan
sendiri
garis yang telah dibentuk
i.
budaya
dan
menyelesaikan pekerjaan membatiknya
secara
sungguh-sungguh Kreatif, lebih
memunculkan yang
dapat
dalam
anak
harus
Cinta Tanah Air Anak
berusaha
membuat
nya
lebih bisa legowo.
Kerja Keras, akan
diri
karena
membatik
oleh malam atau media yang lain sebelumnya
yang
menempatkan
disiplin dan taat aturan
nya
segala
Anak lebih berpikir dan
Disiplin,
Anak
berusaha
dilihat dan didengar.
Anak belajar untuk lebih
e.
selalu
sesuatu yang dipelajari
memulai segala sesuatu
Anak
dan
Rasa Ingin Tahu,
memperdalam
diri membaca doa dalam
d.
dialogis
Anak lebih terangsang
toleransi
Anak lebih membiasakan
c.
bersikap
interaktif.
terhadap sesama b.
dapat
lebih
Anak
yang
Demokratis,
lebih
mencintai
bangsa
salah
satunya adalah batik j.
Komunikatif Anak
lebih
memperlihatkan
rasa
senang
dan
bergaul
bersahabat dengan orang
ide-ide merupakan
132
lain ketika dengan teman
proses
membatik
sebayanya membatik
membutuhkan
langkah
dan waktu yang panjang. k.
Peduli Lingkungan Anak
lebih
n.
Menghargai Prestasi
mencintai
lingkungan
Proses membatik yang
dengan
membutuhkan
mendeskripsikan
yang panjang, anak akan
lingkungan
l.
waktu
alam
lebih menghargai prestasi
sekitarnya dalam media
atau karya orang lain dan
batik
juga dirinya sendiri.
Peduli Sosial Anak selalu ingin berbagi
C. Kesimpulan
dan membantu temannya yang
sama-sama
membutuhkan,
Pengelolaan
perubahan
proses belajar mengajar tidak
karena
hanya berlangsung di dalam
membatik
kelas dan hanya tertuju pada
kepedulian
penyampaian materi saja, namun
agar teman sebayanya
dapat dilakukan diluar kelas
yang
dapat
untuk memberikan inovasi yaitu
melaksanakan
dengan kegiatan seni batik selain
dalam dibutuhkan
membatik
juga tugasnya.
kegiatan
m. Tanggung Jawab Anak
akan
melibatkan
berusaha
menyelesaikan macam tanggung dalam sehari-hari
tugas
dan
jawabnya kehidupannya karena
di
berusaha
menyelesaikannya dengan batik walaupun
menarik
juga
interaksi
dengan
alam sekitar.
segala
dalam membatik anak akan
ini
Pada dasarnya pendidikan karakter dapat dilakukan tidak hanya
dengan
pembelajaran
formal dan keluarga tetapi bisa dilakukan
dengan
melalui
pendidikan seni, salah satunya seni
batik
mengoptimalkan
yang
bisa
fungsi
otak
kanan. Anak akan cenderung
133
lebih mengutamakan kebiasaan, emosi,
kepribadian,
empati,
intuisi dan kreativitas. Semakin tinggi
daya
seni
seseorang,
semakin peka perasaannya dan semakin
senang
berbuat
kebaikan kepada orang lain. Proses pembelajaran yang memenuhi etika dan pendidikan moral dengan mengenalkan seni batik pada anak akan lebih efektif
jika
dengan
metode
dibandingkan yang
lain.
Karakter yang baik menjadikan generasi
penerus
DAFTAR PUSTAKA
yang
menghadapi globalisasi.
siap
Abdullah Munir. 2010. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pustaka Insan Mandiri. Arman Yurisaldi Saleh. 2010. 10 Cara Merevolusi Otak Kanan Anak. Yogyakarta: Med Press Tim Pemateri ISCE. 2011. Prroceedings of The 2011 International Seminar on Character Education. Surabaya: University Muhammadiyah Surabaya. Tim Penyusun. 2011. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter (Berdasarkan Pengalaman di Satuan Pendidikan Rintisan). Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan. Tim Penyusun. 2011. Rencana Aksi Nasional Pendidikan Karakter Kementrian Pendidikan Nasional 20102014 Revisi 2. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan. Zaim Elmubarok. 2008. Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung: Afabeta.
134