PENDIDIKAN ANTI KEKERASAN DALAM BUKU AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Telaah Atas Buku Ajar PAI SMA Kelas X, XI, XII Terbitan Erlangga Tahun 2007)
Oleh : UtamiBudiyati, S.Pd.I NIM: 1120411010
TESIS
Diajukan kepada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Islam
YOGYAKARTA 2014
i
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, Saya:
Nama
: UtamiBudiyati, S.Pd.I.
NIM
: 1120411010
Jenjang
: Magister
Jurusan
: Pendidikan Islam
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa naskah tesis ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-baguan yang dirujuk sumbernya.
Yogyakarta, 11 Februari 2014 Saya yang menyatakan,
UtamiBudiyati, S.Pd.I. NIM: 1120411010
ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Utami Budiyati, S.Pd.I.
NIM
: 1120411010
Jenjang
: Magister
Program Studi : Pendidikan Islam Konsentrasi
: Pendidikan Agama Islam
menyatakan bahwa naskah tesis ini secara keseluruhan benar-benar bebas dari plagiasi. Jika di kemudian hari terbukti melakukan plagiasi, maka saya siapditindak sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
Yogyakarta, 11 Februari 2014 Saya yang menyatakan,
Utami Budiyati, S.Pd.I. NIM: 1120411010
iii
S
I :,. :: \- ,4
\-IlI J
KEMENTERIAN AGAMA PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALUAGA
"ootono*to PENGESAHAN
TESIs berjudu
I
ANTI
KEKERASAN DALAM BUKU AJAR PENDIDIDKAN AGAMA ISLAM TERBITAN ERLANGGA (Telaah Atas Buku Ajar PAI SMA Kelas, X,XI,Xll Terbitan Erlangga Tahun 2007)
PENDIDIKAN
Nama
Utami Budiyati, S.Pd.l
NIM Program Studi Konsentrasi Tanggal Lulus
IL?O4LLOAO Pendidikan lslam Pendidikan Agama lslam (PAl) 25 luni 2AI4
telah dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan lslam {M.Pd.l)
Yogyakarta, 12 Agustus 2014 Uf,
Dfr'oiruddin, M.A. 1008 199103
X
002
PERSETUJUAN TIM PENGUJI UJIAN TESIS
Tesis berjudul
:PENDIDIKAN ANTI KEKERASAN DALAM BUKU AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAMTERBITAN ERLANGGA (Telaah Atas Buku Ajar PAI SMA Kelas X, XI,XII Terbitan Erlangga Tahun 2007)
Nama
: Utami Budiyati, S.Pd.I.
NIM
: 1120411010
Prodi
: Pendidikan Islam
Konsentrasi
: Pendidikan Agama Islam
Telah disetujui tim penguji ujian munaqosah
Ketua
: Prof. Dr. H. Maragustam, M.A.
(
)
Sekretaris
: Dr. Nurul Hak, M.Hum
(
)
(
)
(
)
Pembimbing/ Penguji : Prof. Dr.H. Abd. Rahman Assegaf, M.Ag. Penguji
: Dr. sabaruddin, M.Si.
Diuji di Yogyakarta pada hari Rabu tanggal 25 Juni 2014 Waktu
: 10.30-11.30 WIB
Hasil/ Nilai
: 86,5 / A-
IPK
: 3,48
Predikat
: Memuaskan/ Sangat Memuaskan/ Cumlaud
v
NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi terhadap penulisan tesis yang berjudul: PENDIDIKAN ANTI KEKERASAN DALAM BUKU AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Telaah Atas Buku Ajar PAI SMA Kelas X, XI,XII Terbitan Erlangga Tahun 2007) Yang ditulis oleh
:
Nama
: Utami Budiyati, S.Pd.I.
NIM
: 1120411010
Jenjang
: Magister (S2)
Jurusan
: Pendidikan Islam
Konsentrasi
: Pendidikan Agama Islam
Saya berpendapat bahwa tesis tersebut sudah dapat diajukan kepada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diujikan dalam rangka memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam (M.Pd.I.) Wassalamualaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, 11 Februari 2014 Pembimbing
Prof. Dr. H. Abd R, Assegaf, M.Ag. Nip.19640312 199503 1 001
vi
MOTTO “Dan janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan perasaan takut (tidak akan diterima) dan dengan harapan (akan dikabulkan) yang kuat karena sesungguhnya rahmat Allah dekat dengan orang-orang yang berbuat baik.” 1 {Q. S. Al- A’raf (7): 56} ♣♣♣
A. Hassan, Al- Furqān. Tafsir Qur’an. Edisi Bahasa Indonesia Mutakhir, cetakan ke-2 (Jakarta: Universitas Al Azhar Indonesia, 2010), hlm. 257 1
vii
PERSEMBAHAN Karya ini ku persembahkan untuk:
Almamaterku, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Program Studi Pendidikan Islam Konsentrasi Pendidikan Agama Islam Tempatku menimba ilmu
viii
ABSTRAK
Utami Budiyati, Pendidikan Anti Kekerasan Dalam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam SMA (Telaah Atas Buku Ajar PAI SMA Kelas X, XI, XIITerbitan Erlangga Tahun 2007). Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2014. Penelitian ini dilakukan karena begitu pentingnya pendidikan anti kekerasan di kalangan anak didik yang lebih khususnya menuju usia tingkat dewasa atau remaja akhir. Yang mana diketahui bahwa pada usia remaja yang menginjak dewasa adalah usia rawan yang mudah dipengaruhi hal-hal buruk. Dalam rangka mengantisipasi hal tersebut penulis bermaksud menganalisis sebuah buku ajar PAI SMA khususnya tentang nilai-nilai pendidikan anti kekerasannya. Ada enam nilai yang menjadi tolak ukur dalam analisis ini yakni: ketaatan, perdamaian, kerukunan, keamanan, toleransi, kerjasama. Dalam penelitian ini agar memperoleh data yang memenuhi standar maka diperlukan cara yang tepat untuk mengumpulkan data. Karena penelitian ini bersifat litere/studi kepustakaan (Library Research), maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan oleh penelitian dalam dokumentasi. Dokumentasi yang dimaksud bisa berbentuk fitur, rubrikasi, uraian materi/karya-karya yang dihasilkan oleh seseorang ataupun sebuah institusi yang memiliki relevansi dengan penelitian. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa buku PAII (kelas X), memuat nilai pendidikan anti kekerasan sebanyak 70 % dan yang tidak memuat pendidikan anti kekerasan sebanyak 30%. Sementara buku PAI 2(kelas XI),memuat nilai pendidikan anti kekerasan sebanyak 64% dan yang tidak memuat pendidikan anti kekerasan sebanyak 36%. Kemudian buku PAI 3(kelas XII), memuat nilai pendidikan anti kekerasan sebanyak 68% dan yang tidak memuat pendidikan anti kekerasan sebanyak 32 %. Terlihat bahwa muatan pendidikan anti kekerasan paling banyak terdapat pada buku PAI I. Faktor yang dinilai menghambat pelaksanaan pendidikan anti kekerasan dalam buku ajar PAI SMA terbitan Erlangga kelas X, XI, XII diantaranya: tidak adanya keseimbangan dalam pembagian fitur-fitur yang memiliki muatan pendidikan anti kekerasan, kurang meratanya komposisi rubrikasi dalam setiap bab yang disajikan yang memiliki muatan pendidikan anti kekerasan, kurangnya materi pembahasan tentang muatan pendidikan anti kekerasan dalam uraian materi, masih adanya beberapa materi yang menggunakan kata-kata kekerasan dalam ‘uraian materi’ dan ‘rubrikasi’ pada buku ajar PAI kelas X, XI, XII Erlangga tahun 2007. Sedang faktor pendukung pelaksanaan pendidikan anti kekerasan adalah: a) Buku ajar PAI SMA kelas X, XI, XII terbitan Erlangga tersaji dengan beberapa fitur, dan rubrikasi yang mendukung sajian uraian materi pada tiap-tiap bab pada buku ajar. b) Keseimbangan fitur dan rubrikasi tersaji yang memiliki muatan pendidikan anti
ix
kekerasan dalam setiap babnya menjadi pendukung uraian materi dalam buku ajar PAI SMA kelas X, XI, XII, terbitan Erlangga. c) Standar kompetensi, kompetensi dasar, serta materi pokok yang memberikan ruang yang cukup untuk pengembangan materi yang memiliki muatan pendidikan anti kekerasan. 4) Tersedianya SDM yang mampu menyampaikan materi PAI dengan tidak mengesampingkan teknik, cara, serta yang mendukung muatan pendidikan anti kekerasan. Kemudian hal-hal yang perlu dikembangkan antara lain: penanaman cinta perdamaian, dan kerukunan, penanaman rasa kasih sayang terhadap sesama manusia, penanaman rasa toleransi, penanaman taat terhadap ajaran agama masing-masing individu, penanaman perilaku jujur dalam setiap tindakan, penanaman suka dalam belajar dan berprestasi, memberi pemahaman tentang alasan manusia diciptakan Allah SWT, menanamkan rasa takut kepada Allah SWT, ditanamkan bahwa anak bukan hidup di zaman yang sama dengan orang tuanya. Pada dasarnya buku ajar PAI SMA Erlangga tahun 2007 sudah cukup baik karena ternyata dari masing-masing buku masih memiliki muatan pendidikan anti kekerasan.Kelemahannya dalam tiap-tiap bab walaupun memiliki muatan pendidikan anti kekerasan namun tidak merata. Bahkan ada beberapa bab yang tidak memiliki muatan nilai tersebut. Dan pada akhirnya penulis berharap agar penelitian ini mendapat perhatian yang lebih dari para pemerhati pendidikan khususnya pendidikan agama Islam. Kata kunci : Pendidikan, anti, Pendidikan Agama Islam, kekerasan, perdamaian, buku ajar.
x
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB – LATIN 2
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan 0543/b/U/1987, tanggal 22 Januari 1988.
Konsonan Tunggal Huruf Arab
Nama
Huruf Latin
Keterangan
ا
Alif
tidakdilambangkan
ب ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ع غ ف ق ك ل م ن
Ba` Ta` ṡa` Jim ḥa` Kha` Dal Żal Ra` Zai Sin Syin ṣad ḍaḍ ṭa` ẓa ‘Ain Gain Fa` Qaf Kaf Lam Mim Nun
B T ṡ J ḥ KH D Ż R Z S SY ṣ ḍ ṭ ẓ ‘ G F Q K L M N
Tidak dilambangkan Be Te Es (dengan titik di atas) Je Ha (dengan titik di bawah) Kadan Ha De Zet (dengan titik di atas) Er Zet Es Esdan Ye Es (dengan titik di bawah) De (dengan titik di bawah) Te (dengan titik di bawah) Zet (dengan titik di bawah) Komaterbalik di atas Ge Ef Qi Ka El Em En
2
Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Pedoman PenulisanTesis, (Yogyakarta: Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2008), hlm. 21 – 24.
xi
و ه ء ي
Wawu Ha` Hamzah Ya`
W H ` Y
We Ha Apostrof Ye
KonsonanRangkapKarenaSyaddahDitulisRangkap
ﻋﺪّة
Ditulis
‘Iddah
Ta’ marbutah 1. Biladimatikanditulis h
ِھﺒﺔ
Ditulis
Hibah
ﺟﺰﯾﺔ
Ditulis
Jizyah
(ketentuaninitidakdiperlakukanterhadap
kata-kata
Arab
yang
sudahterserapkedalambahasa Indonesia, sepertishalat, zakat, dansebagainya, kecualibiladikendakilafalaslinya). Biladiikutidengan
kata
sandang
“al”
sertabacaankeduaituterpisah,
makaditulisdengan h.
ﻛﺮاﻣﺔ اﻷوﻟﯿﺎء
Ditulis
Karāmah al-auliyā’
2. Bila ta’ marbutahhidupataudenganharkatfathah, kasrah, dandammahditulis t.
زﻛﺎة اﻟﻔﻄﺮ
Zakātulfiṭri
Ditulis
Vokalpendek ◌ِ
Kasrah
Ditulis
i
َ◌
Fathah
Ditulis
a
◌ُ
Dammah
Ditulis
u
Vokalpanjang xii
Fathah + Alif
Ditulis
ā
ﺟﺎھﻠﯿﺔ
Ditulis
Jāhiliyyah
Fathah + Ya’ Mati
Ditulis
ā
ﯾﺴﻌﻰ
Ditulis
Yas‘ ā
Ditulis
ī
Ditulis
Karīm
Ditulis
ū
Ditulis
Furūḍ
Fathah + Ya’ Mati
ditulis
ai
ﺑﯿﻨﻜﻢ
ditulis
Bainakum
Fathah + WawuMati
ditulis
au
ﻗﻮل
ditulis
Qaulun
Kasrah + Ya’ Mati
ﻛﺮﯾﻢ Dammah + WawuMati
ﻓﺮوض
VokalRangkap
xiii
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur bagi Allah SWT, sumber dari segala sumber kebenaran dan kebaikan, sumber ilmu pengetahuan, dan sumber dari keindahan perilaku akhlak mulia, Dia-lah Sang Pemberi Rahmat dan Hidayah dan hanya karena rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyediakan tesis ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, penyampai kebenaran dan kebaikan dari Allah SWT, keluarganya, sahabatnyasahabatnya dan seluruh umatnya. Penelitian ini berjudul “Pendidikan Anti Kekerasan Dalam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam (Telaah Atas Buku Ajar PAI SMA Kelas X, XI, XII Terbitan Erlangga Tahun 2007).” Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini bukanlah hal yang mudah, karena pertolongan dari Allah, serta bantuan dari beberapa pihaklah tulisan ini dapat selesai dengan baik. Oleh karena itu dalam kesempatan kali ini, penulis ingin sekali mengucapkan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. Musa Asy’ariselakurektor UIN SUKA Yogyakarta. 2. Prof. Dr. H. KhoirudinNasution, M.A. selakuDirektur Program Pascasarjana UIN SUKA Yogyakarta. 3. Prof. Dr. H. Maragustam, M. A. dan Dr. Abdul Munip, M. Ag., M.Pd selaku Ketua dan Sekretaris programstudipendidikan agama Islam (PAI) besertastaf yang membantukelancaran proses penyelesaiantesisini.
xiv
4. Prof. Dr. H. Abd. Rahman Assegaf, M.Ag. selaku pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu untuk melakukan telaah, koreksi, arahan, dan bimbingan penulisan tesis ini. 5. Keluarga besar bapak Kyai H. Nasafi (putra bapak Kyai H. Asnawi) Pulutan, Sidorejo-Salatiga 6. Suami kutercinta, Saifudin Hidayat, S.Pd. dan Irma Hidayah putri kami tercinta yang telah memberi dukungan serta motivasi yang begitu besar sehingga tesis ini dapat segera terselesaikan. 7. Keluarga besar Ibunda Hj. Sudarmi Wiyati, A.Ma dan H. Budi Listiono, S.Pd (alm.) tercinta serta Bapak Sabichis dan Ibu Kismiyah yang selalu mendoakan penulis, memberikan dukungan dan mencurahkan perhatian yang begitu tulus sehingga penulis menyelesaikan studi di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 8. Bapak H. Rahmanto, teman-teman alumni SMU Al-Hikmah Benda-Brebes, keluarga SD N Kroya 04, teman-teman seangkatan UIN SUKA Yogyakarta. 9. Pihak-pihak terkait yang membantu namun tidak bisa disebutkan satu persatu. Demikian yang bisa penulis sampaikan, mohon maaf yang sebesarbesarnya atas segala kesalahan, semoga tesis ini memberi manfaat, kontribusi dan menambah referensi dan khasanah keilmuan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan lembaga Islam pada umumnya.
Yogyakarta, 11 Februari 2014 Penulis
UtamiBudiyati, S.Pd.I NIM. 1120411010
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................... PERNYATAAN KEASLIAN ………………………………….… PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI …………………………... PENGESAHANDIREKTUR …………………………………… PERSETUJUAN TIM PENGUJI………………………………. NOTA DINAS PEMBIMBING ………………………………… MOTTO…………………………………………….......….. PERSEMBAHAN............................................................................ ABSTRAK ….................................................................................. PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................... KATA PENGANTAR ................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................. DAFTAR TABEL .......................................................................... BAB I: PENDAHULUAN ……………………………………..... A. Latar Belakang Masalah ......................................... B. Rumusan Masalah ............................................... C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................... D. Kajian Pustaka ..................................................... E. Metode Penelitian ............................................... F. Sistematika Penulisan .......................................... BAB II: KERANGKA TEORI........................................................... A. Pendidikan Anti Kekerasan ....................................... 1. Pengertian Pendidikan Anti Kekerasan ............. 2. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan ..................................... ........... 3. Persoalan yang Dapat Muncul Dalam Pencegahan Konflik............................................................... 4. Tingkatan Perilaku Kekerasan............................ 5. Pengaruh Program Pendidikan Anti Kekerasan.......... B. Peran Pendidikan Agama Islam dan Mengimplementasikan Pendidikan Anti Kekerasan .......... BAB III:MUATAN PENDIDIKAN ANTI KEKERASAN DALAM BUKU AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAMSMA TERBITANERLANGGA.................................... A. Muatan Pendidikan Anti Kekerasan Dalam Buku Ajar PAI SMATerbitan Erlangga............................... 1. Buku PAI 1.......................................................... a. Fitur dan Rubrikasi Materi ....................... b. Representasi Fitur dan Rubrikasi Materi..... c. Uraian Materi.............................................. 1. Ketaatan............................................... 2. Perdamaian............................................ xvi
i ii iii iv V vi vii viii ix x xiii xv xviii 1 1 5 6 7 16 20 22 22 22 25 28 30 32 34
43 43 44 45 94 100 100 113
3. Kerukunan............................................ 4. Keamanan.............................................. 5. Toleransi................................................ 6. Kerjasama................................................... d. Representasi Uraian Materi............................. 2. Buku PAI 2....................................................... a. Fitur dan rubrikasi materi................................ b. Representasi Fitur dan Rubrikasi Materi....... c. Uraian Materi............................................. 1. Ketaatan................................................. 2. Perdamaian................................................ 3. Kerukunan............................................. 4. Keamanan................................................ 5. Toleransi.................................................... 6. Kerjasama............................................... d. Representasi Uraian Materi.......................... 3. Buku PAI 3....................................................... a. Fitur dan rubrikasi materi.............................. b. Representasi Fitur dan Rubrikasi Materi......... c. Uraian Materi............................................... 1. Ketaatan................................................... 2. Perdamaian............................................ 3. Kerukunan................................................ 4. Keamanan.............................................. 5. Toleransi................................................ 6. Kerjasama................................................. d. Representasi Uraian Materi..............................
119 124 131 136 141 142 144 182 188 188 197 201 206 211 218 223 224 226 260 266 266 272 278 283 286 292 295
BAB IV: Analisis Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Pelaksanaan Serta Hal-Hal Yang Perlu Dikembangkan Dalam Pendidikan Anti Kekerasan Dalam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Atas Terbitan Erlangga................................................. 297 A. Faktor Penghambat Pelaksanaan Pendidikan Anti Kekerasan Dalam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam Terbitan Erlangga....................................................... 298 B. Faktor Pendukung Dalam Pelaksanaan Pendidikan Anti Kekerasan Dalam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam Terbitan Erlangga....................................................... 302 C. Hal-Hal yang Perlu Dikembangkan TentangPendidikan Anti Kekerasan Dalam Buku Ajar PAI SMATerbitan Erlangga. 304 Analisis Muatan Metode Pembelajaran dalam Bahan Ajar 317
xvii
BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................... B. Saran .............................................................................
322 324
DAFTAR PUSTAKA ................................................................ BIODATA PENULIS ................................................................ LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................
326 327 332
xviii
DAFTAR TABEL Tabel 1
komposisi fitur memiliki nilai dan tidak memiliki nilai pendidikan anti kekerasan dalam buku PAI 1, 95
Tabel 2
prosentase fitur memiliki dan tidak memiliki nilai pendidikan anti kekerasan dalam buku PAI,95
Tabel 3
komposisi fitur memiliki nilai ketaatan, perdamaian, kerukunan, keamanan, toleransi, dan kerjasama dalam buku PAI 1, 96
Tabel 4
prosentasekomposisi fitur memiliki nilai ketaatan, perdamaian, kerukunan, keamanan, toleransi, dan kerjasama dalam buku PAI 1, 97
Tabel 5
komposisi rubrikasi memiliki muatan dan tidak memiliki muatan pendidikan anti kekerasan dalam buku PAI 1, 98
Tabel 6
prosentaserubrikasi memiliki muatan dan tidak memiliki muatan pendidikan anti kekerasan dalam buku PAI 1, 98
Tabel7
komposisi rubrikasi memiliki nilai ketaatan, perdamaian, kerukunan, keamanan, toleransi, dan kerjasama dalam buku PAI 1, 99
Tabel 8
prosentase rubrikasi memiliki nilai ketaatan, perdamaian, kerukunan, keamanan, toleransi, dan kerjasama dalam buku PAI 1, 99
Tabel 10 komposisi uraian materimemiliki nilai ketaatan, perdamaian, kerukunan, keamanan, toleransi, dan kerjasama dalam buku PAI 1, 141 Tabel 11 prosentase uraian materimemiliki nilai ketaatan, perdamaian, kerukunan, keamanan, toleransi, dan kerjasama dalambuku PAI 1, 141 Tabel 12 komposisikomposisi fitur mengandung nilai dan tidak mengandung pendidikan anti kekerasan dalam buku PAI 2, 183 Tabel 13 prosentase fitur mengandung nilai dan tidak mengandung pendidikan anti kekerasan dalam buku PAI 2, 183 Tabel 14 komposisifitur memiliki nilai ketaatan, perdamaian, kerukunan, keamanan, toleransi, dan kerjasama dalam buku PAI 2, 184 Tabel 15 prosentase fitur memiliki nilai ketaatan, perdamaian, kerukunan, keamanan, toleransi, dan kerjasama dalam buku PAI 2, 184 Tabel 16 komposisi rubrikasi memiliki muatan dan tidak memiliki muatan pendidikan anti kekerasan dalam buku PAI 2, 185
xix
Tabel 17 prosentase rubrikasi memiliki muatan dan tidak memiliki muatan pendidikan anti kekerasan buku PAI 2, 186 Tabel 18 komposisi rubrikasi memiliki nilai ketaatan, perdamaian, kerukunan, keamanan, toleransi, dan kerjasama dalam buku PAI 2, 187 Tabel 19 prosentase rubrikasi memiliki nilai ketaatan, perdamaian, kerukunan, keamanan, toleransi, dan kerjasama dalam buku PAI 2, 187 Tabel 20 komposisi uraian materi memiliki nilai ketaatan, perdamaian, kerukunan, keamanan, toleransi, dan kerjasama dalam buku PAI 2, 223 Tabel 21 prosentase uraian materi memiliki nilai ketaatan, perdamaian, kerukunan, keamanan, toleransi, dan kerjasama dalam buku PAI 2, 224 Tabel 22 komposisi fitur memiliki nilai dan tidak memiliki pendidikan anti kekerasan dalam buku PAI 3, 260 Tabel 23 prosentasefitur memiliki nilai dan tidak memiliki pendidikan anti kekerasan dalam buku PAI 3, 261 Tabel 24 komposisifitur memiliki nilai ketaatan, perdamaian, kerukunan, keamanan, toleransi, dan kerjasama dalam buku PAI 3, 262 Tabel 25 prosentase fitur memiliki nilai ketaatan, perdamaian, kerukunan, keamanan, toleransi, dan kerjasama dalambuku PAI 3, 262 Tabel 26 komposisi rubrikasi memiliki muatan dan tidak memiliki muatan pendidikan anti kekerasan dalam buku PAI 3, 263 Tabel 27 prosentase rubrikasi memiliki nilai ketaatan, perdamaian, kerukunan, keamanan, toleransi, dan kerjasama dalambuku PAI 3, 263 Tabel 28 komposisi rubrikasi memiliki nilai ketaatan, perdamaian, kerukunan, keamanan, toleransi, dan kerjasama dalambuku PAI 3, 264 Tabel 29 prosentaserubrikasi memiliki nilai ketaatan, perdamaian, kerukunan, keamanan, toleransi, dan kerjasama dalambuku PAI 3, 265 Tabel 28 komposisi uraian materi memiliki nilai ketaatan, perdamaian, kerukunan, keamanan, toleransi, dan kerjasama dalam buku PAI 3, 296 Tabel 29 prosentase uraian materi memiliki nilai ketaatan, perdamaian, kerukunan, keamanan, toleransi, dan kerjasama dalam buku PAI 3, 296
xx
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Terdapat keprihatinan terhadap kondisi yang terjadi di kalangan pelajar, yaitu kondisi dimana para pelajar berperilaku seakan-akan tidak mempunyai aturan yang dapat mengendalikan semua perilaku mereka. Seperti yang diberitakan di televisi dan media massa lainnya, bahkan menjadi judul utama dalam sebuah berita. Diantaranya berita tentang tawuran antar pelajar, ugalugalan di jalan, saling baku hantam sesama teman, bahkan ada pula yang sampai meninggal. Belum lagi soal perilaku tidak senonoh yang dilakukan beberapa pelajar terhadap teman sekolah perempuannya. Kerusakan moral kini bukan hanya terjadi di kalangan birokrasi pemerintahan dan aparat penegak hukum, melainkan juga sudah meracuni masyarakat. Pelanggaran moral menyebar di berbagai lapisan masyarakat, termasuk dalam institusi pendidikan. Misalnya saja kasus penggelapan dana BOS, jual beli sertifikat seminar bagi para tenaga pendidik, dan kasus contek massal yang terjadi di Jawa Timur. 1 Belum lagi kekerasan yang terjadi akibat guru kurang tepat dalam memberikan sebuah hukuman bagi siswa yang melanggar peraturan sekolah atau tidak disiplin dalam sekolah. Kondisi ini tidak boleh dibiarkan terus menerus namun perlu dicarikan alternatif hukuman
1
Fatchul Mu’in, Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoretik Dan Praktik, (Jogjakarta: ArRuzz Media, Cetakan II, 2011), hlm. 5.
-1-
yang tidak dalam bentuk kekerasan namun mendidik dan mempunyai efek jera terhadap siswa yang melanggar aturan sekolah tersebut. Karena jika tidak, hal ini dapat menjadi bumerang bagi pendidik (guru) itu sendiri. Pendidikan tanpa kekerasan (non-violence or peace education) hanya bisa dicapai bila konsep pendidikan nilai dikembangkan secara efektif. Itulah sebabnya, konsep pendidikan harus memuat penerapan tujuan, materi, metode, model pembelajaran, kebijakan (policy) dan suasana belajar yang berwawasan damai dan perdamaian. 2 Disamping itu, pendidikan anti kekerasan yang telah siswa peroleh di bangku sekolah tentu melibatkan beberapa pihak terutama guru. Dalam proses mentransfer pendidikan anti kekerasan kepada anak didik atau siswa di bangku sekolah akan memerlukan metode-metode yang sesuai. Hal ini dimaksudkan supaya KBM (kegiatan belajar mengajar) tepat sasaran dan tujuan. Selain metode, penting untuk diperhatikan adalah materi pelajaran yang mampu memberikan tentang wawasan pendidikan anti kekerasan, arti dari kekerasan dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Sebab ini sangat penting untuk dimengerti dan dipahami oleh peserta didik atau siswa. Sehingga perilaku para siswa sesuai dengan yang diharapkan pendidik khususnya orang tua mereka dan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Kekerasan dalam pendidikan tidak selamanya berupa fisik, melainkan bisa berbentuk kode etik dan tata tertib sekolah. Murid yang membolos
2
Abd. Rahman Assegaf, Pendidikan Tanpa Kekerasan: Tippologi Kondisi, Kasus Dan Konsep, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, Cetakan I, 2004), hlm. Viii.
-2-
sekolah dan pergi jalan-jalan ke tempat keramaian dan hiburan, hal itu sesungguhnya sudah masuk dalam kategori potensi kekerasan. 3 Pendidikan agama Islam sangat penting untuk membentuk akhlak siswa menjadi seorang yang beriman dan taqwa kepada Allah SWT. tentu di dalam pelajaran PAI mengajarkan pendidikan anti kekerasan, seperti perilaku lemah lembut dalam bersikap, pemaaf, gemar berbuat kebaikan, ikhlas dalam perbuatan, dan lainlain. Sehingga penulis tegugah untuk mencari tahu atau menganalisis sejauh mana pendidikan anti kekerasan yang para siswa peroleh di sekolahnya melalui buku ajar Pendidikan Agama Islam. Dalam hal ini peneliti memilih buku ajar Pendidikan Agama Islam SMA yang diterbitkan Erlangga untuk dianalisis. Sebab di dalam buku ajar tersebut mengandung muatan pendidikan anti kekerasan. Tentang materi pelajaran yang termasuk dalam pendidikan anti kekerasan dapat dilihat dalam buku ajar PAI SMA kelas X bab 1 mengenai isi kandungan Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 30, bahwa “kedudukan manusia di dunia adalah sebagai khalifah Allah SWT atau pengganti Allah SWT, yang diberi tugas untuk memelihara dan melestarikan alam, mengambil manfaat serta menggali dan mengolah kekayaan alam demi terwujudnya kedamaian, kemakmuran, dan kesejahteraan segenap umat manusia”. 4 Pelajaran yang dapat dipetik adalah bahwa setiap manusia diciptakan Allah SWT memiliki tugas yang sama sebagai khalifah di bumi. Bertanggung
3 4
Ibid., hlm. 3 Syamsuri, Pendidikan Agama Islam Untuk SMA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 4.
-3-
jawab atas keseluruhan isi yang ada di bumi pemberian Allah SWT untuk seluruh umat manusia. Bermanfaat hanya jika manusia pandai dalam memanfaatkan serta mengolahnya tergantung dari manusianya itu sendiri. Jangan sampai keserakahan menguasai jiwa manusia demi kepentingan segelintir atau sekelompok orang tanpa memikirkan kemaslahatan orang lain dan generasi yang akan datang. Bahkan tanpa disadari kadang manusia sebagai khalifah berbuat keżaliman dan kekerasan terhadap orang lain. Penelitian tentang Pendidikan anti kekerasan dalam buku ajar PAI SMA terbitan Erlangga menurut peneliti penting untuk dilakukan. Pada usia anak 13-18 tahun, anak duduk di SL (sekolah lanjutan). Mereka secara psikologis, berada di dalam masa pubertas 5 dalam bahasa Inggris; puberty dan dalam bahasa Belanda; puberteit. 6 Dimasa ini para remaja berada di dalam keadaan tidak menentu. Bimbang, ragu, pemenung tetapi juga petualang, pemikir tapi juga pelamun, pemberani tapi juga penakut, kadang-kadang optimis tapi juga pesimis. Secara psikis mereka berada dalam masa pertumbuhan jasmani yang optimal. Kegoncangan jiwanya benar-benar merupakan batu ujian untuk menentukan masa depannya. Kehancuran dimasa remaja ini, berarti kehancuran di seluruh dan sepanjang hidupnya, sekalipun keselamatan di masa remaja ini belum berarti akan tercapainya kebahagiaan di masa yang
5
Agus Sujanto, Dkk., Psikologi Kepribadian, Cet. Ke-5, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1984),
hlm. 149. 6
Panut Panuju dan Ida Umami, Psikologi Remaja, Cet.Ke-2, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 2005), hlm. 1.
-4-
akan datang. Hal kehidupannya di masa datang ditentukan oleh apakah yang dihasilkan dan diperolehnya pada masa ujian itu. 7 Maka sudah menjadi tugas kita untuk membekali mereka dengan ilmu-ilmu yang bermanfaat dan dibutuhkan di masa datang, salah satunya dengan pendidikan anti kekerasan dan pendidikan agama yang selain menjadi dasar nilai dalam hidup, juga dapat menjadi benteng kepribadian para siswa. Buku ajar PAI SMA terbitan Erlangga tahun 2007 tulisan Dr. H. Syamsuri mempunyai kesesuaian antara standar kompetensi kurikulum dengan nilai pendidikan anti kekerasan yang terdapat dalam tiap babnya. Selain itu sesuai pula dengan kurikulum sekarang yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dan berdasarkan standar isi 2006. Pendidikan anti kekerasan akan mudah diserap, dimengerti, dipahami serta diamalkan apabila proses transfer tersebut dilakukan sejak para siswa atau peserta didik masih anak-anak dan masih duduk di bangku sekolah. Hal ini penting untuk diperhatikan para pendidik dan pihak-pihak yang bertanggung jawab atas pendidikan yang diprogramkan di instansi pendidikan dan lembaga pendidikan selama ini. Setelah peserta didik atau siswa mendapatkan pendidikan anti kekerasan diharapkan mempunyai dampak yang positif, terutama pengaruh positif terhadap perilaku peserta didik atau siswa. B. Rumusan Masalah
7
Agus Sujanto, Dkk. Psikologi, Ibid., hlm. 149.
-5-
1.
Apa muatan pendidikan anti kekerasan dalam buku ajar PAI SMA terbitan Erlangga?
2.
Apa faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pendidikan anti kekerasan dalam buku ajar PAI SMA terbitan Erlangga tersebut?
3.
Aspek apa yang perlu dikembangkan dalam pendidikan anti kekerasan pada buku ajar PAI SMA terbitan Erlangga tersebut?
C. Tujuan Penelitian Dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui muatan pendidikan anti kekerasan dalam buku ajar PAI SMA terbitan Erlangga. b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pendidikan anti kekerasan dalam buku ajar PAI SMA terbitan Erlangga. c. Untuk mengetahui aspek-aspek yang perlu dikembangkan dalam pendidikan anti kekerasan pada buku ajar PAI SMA terbitan Erlangga. 2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis 1. Menjadi bahan informasi, bahan kajian dan tindak lanjut bagi pemerhati pendidikan khususnya para pengkaji buku ajar mata pelajaran PAI yang berbasis pendidikan anti kekerasan. 2. Menjadi khazanah ilmu pengetahuan terutama mengenai kajian tentang pembelajaran Pendidikan Agama Islam. -6-
b. Kegunaan Praktis 1. Memberikan sebuah kritikan yang sifatnya membangun terhadap materi pembelajaran PAI yang masih minim terhadap nilai-nilai pendidikan anti kekerasan. 2. Menjadi acuan bagi tenaga pendidik dalam melakukan proses pendidikan yang lebih arif dan bijaksana berbasis pendidikan anti kekerasan. 3. Bagi peneliti secara tidak langsung menambah wawasan serta ilmu pengetahuan tentang pendidikan anti kekerasan dalam buku ajar PAI SMA terbitan Erlangga. D. Kajian Pustaka Berdasarkan penelusuran peneliti terhadap beberapa penelitian yang sudah ada, ternyata ditemukan beberapa penelitian dengan tema ‘pendidikan anti kekerasan’ yang sudah dilakukan sebelumnya, seperti yang diuraikan oleh Siti Jamilah yang membahas tentang kekerasan atas nama agama. Dia mendefinisikan kekerasan dengan mengutip pendapat Jamil Salmi bahwa kekerasan didefinisikan sebagai kekerasan secara lebih luas yaitu semua tindakan yang mengganggu fisik/kondisi psikologis seseorang. Siti Jamilah juga membagi kekerasan dalam beberapa bentuk: 1. Kekerasan langsung 2. Kekerasan tidak langsung -7-
3. Kekerasan represif 4. Kekerasan alienatif. Siti berasumsi bahwa kekerasan langsung dan kekerasan represif secara khusus terkait dengan hak untuk beragama, hak setiap individu untuk menganut kepercayaan. Sedang terorisme dan kekerasan terhadap aliran Ahmadiyah keduanya dikategorikan ke dalam kekerasan kolektif (kekerasan massa). Kekerasan terjadi pasti ada sebabnya, Siti mengutip dari Kimball, bahwa fundamentalisme dan fanatismelah yang memicu maraknya aksi-aksi kekerasan dalam bentuk teror di berbagai belahan negara dengan mengatas namakan penegakan panji-panji kebenaran sebagai bentuk pembelaan dan suara Tuhan. 8 Kemudian dalam pembahasan yang lain dan masih berkaitan dengan kekerasan atas nama agama, Haqqul Yaqin menjelaskan bahwa agama bukan hanya riil menjadi realitas plural masyarakat Indonesia, tapi sudah sejak zaman pra-kemerdekaan. Agama menjadi pergulatan dan perjuangan ‘politis’ yang nyaris tidak pernah berakhir dan selalu muncul dalam spektrumnya yang sangat bervarian dalam setiap proses peralihan rezim. Terutama pada masa Orde
Baru,
agama
dijadikan
alat
strategis
untuk
mengaspirasikan
kepentingan-kepentingan politiknya. Semua agama menolak kekerasan
8
Siti Jamilah, Kekerasan Atas Nama Agama Di Indonesia Dalam Perspektif Hannah Arendt, Tesis, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta, 2010, hlm. 8-10
-8-
sebagai prinsip dalam melakukan suatu tindakan. Pada dasarnya kekerasan adalah prinsip yang bersifat amoral karena kekerasan selalu mengandalkan pemaksaan kehendak terhadap pihak lain yang berarti pelanggaran terhadap asas kebebasan dalam interaksi sosial. Karena itu setiap tindakan kekerasan yang mengatasnamakan agama merupakan suatu sikap oxymoron. 9 Dari kedua penelitian tersebut di atas mempunyai faktor kesamaan yakni dalam hal membahas kekerasan atas nama agama, namun dalam kedua penelitian tersebut juga terdapat perbedaan salah satunya pada obyek yang dibahas. Jika penelitian yang dilakukan Siti memfokuskan kekerasan atas nama agama yakni pada terorisme dan kekerasan terhadap aliran Ahmadiyah. Dimana pembahasan tentang kekerasan atas nama agama yang terjadi di Indonesia dilihat dari perspektif Hannah Arendt. Sedangkan penulis, samasama berusaha meneliti tentang kekerasan namun difokuskan pada penelitian tentang konsep muatan pendidikan anti kekerasan dalam buku ajar PAI SMA terbitan Erlangga. Dalam penelitian ini penulis berusaha menemukan suatu pembahasan yang mengandung nilai pendidikan anti kekerasan sehingga ditemukanlah nilai-nilai anti kekerasan dari masing-masing buku ajar PAI SMA. Senada dengan Haqqul Yaqin yang membahas agama dan kekerasan di masa transisi demokrasi pemerintahan Indonesia. Dia menjelaskan semua
9
Haqqul Yaqin, Agama dan Kekerasan Dalam Transisi Demokrasi di Indonesia (1997-2001), Tesis, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta, 2003, hlm. 2
-9-
agama tidak ada yang sepakat dengan yang namanya kekerasan sebab pada dasarnya kekerasan merupakan prinsip yang amoral atau tidak bermoral. terlebih lagi jika agama dijadikan sebagai alat mencari aspirasi politiknya. Obyek pembahasan Haqqul Yaqin lebih kepada aspek politik pada masa transisi demokrasi di Indonesia, sedangkan pada penelitian penulis obyek kajiannya pada buku ajar pendidikan agama Islam SMA. Poin tersebut yang menjadi dasar perbedaan antara penelitian penulis dengan kedua penelitian tersebut. Berikutnya penelitian Mardatillah, dimana ia meneliti tentang model pendidikan anti kekerasan terhadap anak dengan memakai perspektif pendidikan spiritual. Ia menjelaskan bahwa di dalam Al-Qur’an telah ditegaskan bahwa pendidikan yang bernuansa kekerasan, baik fisik maupun psikis, dipastikan tidak dapat membentuk karakter dan kepribadian yang mulia berdasarkan Q.S. Ali-Imran (3); 159. Dijelaskan bahwa pendidikan yang bervisi spiritual profetik (transendensi) misalnya, adalah pendidikan yang jauh dari unsur kekerasan, karena kekerasan hanya akan melahirkan kekerasan baru yang tidak pernah ada habisnya. Batu tidak boleh dibalas dengan batu, tapi batu harus dibalas dengan tanah lempung. Mardatillah juga memaparkan tentang model pendidikan ala nabi Muhammad SAW yang sangat spiritualis, humanis
dan
dialogis
(negosiatif), mencerdaskan,
memuliakan,
dan
memberdayakan bukan mencemooh, menghinakan dan menyakiti. Ia juga - 10 -
memaparkan bahwa kecerdasan emosional dan spiritual dikembangkan seiring dengan pembentukan kecerdasan intelektual dan sosial. Bukan kekerasan fisik yang ditanamkam untuk menunjukkan egositas para senior. Salah satu visi spiritualis-profesis (transendentalis) nabi Muhammad SAW yang dipandang relevan dengan pendidikan anti kekerasan terhadap anak adalah bahwa “kemuliaan dan kebahagiaan seseorang itu dapat tercipta jika seseorang itu selalu menebarkan salam, memberi makan bagi kaum fakir, menyambung tali silaturahim, qiyamul lail (solat malam) pada saat orang lain tidur”. Hal ini menunjukkan adanya keseimbangan antara kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. 10 Berbeda dengan Abd. Rahman Assegaf yang meneliti tentang pendidikan tanpa kekerasan, menyatakan bahwa model pendidikan damai selain memiliki materi dan metode juga memiliki metode instruksional yang dapat diaplikasikan untuk semua jenjang pendidikan. Ia menjelaskan maksud dari model instruksional adalah sebagai acuan bagi proses pembelajaran yang sedang
dilakukan.
Untuk
menerapkannya
Abd.
Rahman
Assegaf
menambahkan bahwa diperlukan pengolahan kelas, melakukan interaksi belajar-mengajar, penyampaian
materi
dan
metode,
yang
semuanya
menerapkan pendekatan humanistik (human approach). Antara pendidik
10
Mardatilla, Model Pendidikan Anti Kekerasan Terhadap Anak (Perspektif Pendidikan Spiritual), Tesis, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta, 2010, hlm. 3
- 11 -
dengan peserta didik didorong untuk berkomunikasi dengan multi-arah sehingga tercipta suasana demokratis di dalam kelas, peran guru tidak mendominasi berlebihan. Untuk melaksanakan model tersebut perlu disiapkan beberapa fasilitas sederhana , seperti ruang belajar yang fleksibel dan suasana yang kondusif. 11 Kedua hasil penelitian tersebut memiliki faktor kesamaan, letak kesamaannya yakni dalam hal meneliti tentang model pendidikan anti atau tanpa kekerasan. Sedangkan kesamaan dengan penelitian penulis terletak dalam pembahasan tentang pendidikan. Sementara letak perbedaannya adalah peneliti memfokuskan penelitiannya pada nilai atau konsep pendidikan anti kekerasan dalam buku ajar Pendidikan Agama Islam SMA terbitan Erlangga. Selanjutnya Nurman Syarif melakukan penelitian tentang kekerasan dalam rumah tangga yang merupakan tinjauan hukum Islam terhadap pasal 5a dan c Undang-Undang RI No.23 th. 2004 tentang PKDRT, dalam penelitiannya Nurman menyebutkan bahwa jenis-jenis kekerasan yang diatur oleh Undang-Undang PKDRT diatur dalam pasal 5 yang berbunyi: ’setiap orang dilarang melakukan kekerasan dalam rumah tangga terhadap orang dalam lingkup rumah tangganya, dengan cara: a) kekerasan fisik. b) kekerasan
11
Abd. Rahman Assegaf, Pendidikan, hlm. 97-98.
- 12 -
psikis, c) kekerasan seksual dan d) penelantaran rumah tangga. 12 Nurman menyebutkan pula sebuah hukum Islam yang mengambil contoh dari dalam Al-Qur’an tepatnya Q. S. An-nisa (4): 34 yang isinya memberikan tuntunan tentang bagaimana cara memberikan pendidikan dalam rumah tangga terhadap istri yang melakukan nusyuz, diantarannnya: pertama, memberikan nasehat, menasehati dengan nasehat yang baik dan lemah-lembut, apabila nasehat tidak berhasil, maka ditempuh cara kedua, yaitu memisahkannya dari tempat tidur, meninggalkan istri yang nusyuz tersebut di tempat tidur, apabila cara ini juga tidak berhasil baru kemudian ditempuh cara ketiga, yaitu memukul. Nurman menyebutkan pula bahwa dalam mendidik anak, orangtua diperintahkan oleh Rasulullah SAW untuk memerintahkan anaknya salat pada usia tujuh tahun dan memukulnya apabila sudah berumur sepuluh tahun. Dia menjelaskan ada perbedaan antara hukum Islam dan UU PKDRT mengenai masalah keluarga khususnya dalam pasal 5 UU PKDRT. 13 Berbeda dengan Asep Shalahudin, dengan penelitiannya tentang pendidikan tanpa kekerasan dalam perspektif hadis dan kontekstualisasinya terhadap tujuan pendidikan Islam. Yang melatarbelakangi penelitiannya adalah adanya beberapa asumsi yang menjadi latarbelakang terjadinya tindak
12
Nurman Syarif, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pasal 5a Dan C UU RI No.23 Th. 2004 Tentang PKDRT), Tesis, UIN Sunan Kali Jaga Yogya 2006, Progdi Hukum Islam, Konsentrasi Hukum Keluarga, hlm. 2 13 Ibid. hlm. 7-8
- 13 -
kekerasan diantaranya: 1) Kekerasan dalam pendidikan muncul diakibatkan adanya pelanggaran yang disertai dengan hukuman, terutama hukuman fisik. Dalam hal ini terutama adanya pemberian sanksi yg melampaui batas dan tidak melihat kondisi pihak yang melanggar (peserta didik). 2) Kekerasan dalam pendidikan dapat diakibatkan karena buruknya sistem dan kebijakan pendidikan yang berlaku. 3) Kekerasan terutama di lembaga pondok pesantren muncul ada korelasinya dengan pemahaman agama yang tekstual terhadap AlQr’an Surat An-Nisa (4):34-35 yang menjelaskan adanya kebolehan suami memukul istrinya apabila ia (istri) mangkir dari kewajibannya dan terhadap hadis nabi SAW yang menjelaskan bahwa anak diperintahkan salat pada usia tujuh tahun, dan boleh dipukul (apabila tidak mau salat) ketika berusia sepuluh tahun 14. Asep menambahkan bahwa hadis yang menjadi dasar adanya kekerasan dalam pendidikan salah satunya adalah hadis yg diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud, yang artinya Muammal Bin Hisyam-yaitu Al-Yasykarytelah menceritakan kepada kami, Ismail telah menceritakan kepada kami, dari Sawwar Abu Hamzah Abu Dawud-Sawwar Bin Dawud berkata: telah meriwayatkan dari Amr Bin Syuaib, dari ayahnya, dari kakeknya, ia (kakeknya) berkata: Rasulullah Saw. bersabda: “perintahkanlah anak-anakmu sekalian salat, sedang mereka dalam usia tujuh tahun, dan pisahkanlah mereka
14
Asep Shalahudin, Pendidkan Tanpa Kekerasan Dalam Perspektif Hadis Dan Kontekstualisasinya Terhadap Tujuan Pendidikan Islam, Tesis, UIN Sunan KaliA Yogya 2011, Progdi PI, Konsentrasi Pendidikan Agama Islam, Minat Pendidikan. Alqur’an Hadis, hlm. 5-6
- 14 -
dari tempat tidurnya.” 15. Dia juga mengutip dari Amin Abdullah tentang tipologi pemahamn ulama dan umat Islam terhadap hadis itu sendiri secara garis besar diantaranya pertama, tipologi pemahaman yang diperoleh itu berdasarkan yang terdapat dalam matan hadis itu sendiri. Tipe ini memahami hadis dengan pendekatan normative, literalis, atau skripturalis, sebab berangkat dari teks-teks hadis semata. Kedua, adalah golongan yang memahami hadis dengan pendekatan historis yang menggaris bawahi pentingnya telaah yang mendalam tentang asal usul (asbab al wurud) hadis, baik yang bersifat kultural, psikologis maupun sosiologis. Menurutnya mayoritas umat Islam termasuk pada tipologi pertama. 16 Di lain pihak, Beny Susanto telah melakukan penelitian tentang kekerasan seksual terhadap istri dalam UU PKDRT: yang merupakan suatu tinjauan hukum Islam. Penelitiannya ini membahas tentang ketentuan-ketentuan yang membahas tentang kekerasan seksual terhadap isteri yang terdapat dalam UU PKDRT beserta ketentuan pidananya, dengan menggunakan hukum Islam sebagai analisisnya. Beny mengungkapkan bahwa tindakan kekerasan termasuk pula kekerasan seksual terhadap isteri dapat terjadi karena adanya ketimpangan dalam relasi antara keduanya. Kekuasaan dan status laki-laki yang lebih tinggi dari pada perempuan, menyebabkan ketimpangan dalam
15 16
Ibid., hlm. 7 Ibid., hlm. 18-19.
- 15 -
relasi antara laki-laki dan perempuan tersebut. Beny menambahkan bahwa dalam masyarakat patriarkhi, laki-laki memiliki kekuasaan yang lebih dan status yang lebih tinggi daripada perempuan. Dia menilai bahwa dominasi dan subordinasi perempuan sering dianggap wajar di masyarakat, bahkan berpengaruh
secara
universal
dalam
berbagai
aspek
kehidupan
di
masyarakat. 17 Ketiga hasil penelitian di atas, memiliki faktor kesamaan, letak kesamaannya yakni dalam hal meneliti tentang perilaku kekerasan terhadap individu seseorang dalam kehidupan rumah tangga. Sedangkan kesamaan dengan penelitian penulis terletak dalam pembahasan tentang kekerasan terhadap seseorang sebagai individu. Sementara letak perbedaannya adalah peneliti memfokuskan penelitiannya pada buku ajar Pendidikan Agama Islam tingkat Sekolah Menengah Atas terbitan Erlangga.
E. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kualitatif. Penelitian kualitatif adalah sebuah proses penyelidikan untuk memahami masalah berdasarkan pada penciptaan gambar holistik, yang
17
Beny Susanto, Kekerasan Seksual Terhadap Isteri Dalam UU PKDRT: Tinjauan Hukum Islam, Tesis, Progdi Studi Hukum Islam, Konsentrasi Hukum Keluarga. Yogya: UIN SUKA 2006, hlm. 16.
- 16 -
dibentuk kata-kata dan berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu teks dalam sebuah latar ilmiah. 18 Berdasarkan dari objek kajiannya penelitian ini termasuk penelitian bersifat litere atau kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang obyek utamanya buku-buku kepustakaan dan literatur-literatur lainnya yang berkaitan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini memakai pendekatan ‘hermenetik’ dengan paradigma pendidikan anti kekerasan. Bahwa pendidikan tidak seyogyanya memakai praktek kekerasan dalam aspek apapun. 2. Objek dan Fokus Penelitian Objek penelitian ini adalah buku-buku ajar pelajaran PAI SMA terbitan Erlangga. Sedangkan fokus penelitian ini adalah ‘isi (materi) pelajaran’ serta ‘metode pembelajaran’ dalam buku ajar PAI SMA terbitan Erlangga yang berkaitan dengan pendidikan anti kekerasan. 3. Sumber Data Sumber data didasarkan atas data primer dan data sekunder. Adapun tentang data primernya meliputi buku ajar PAI tingkat SMA terbitan Erlangga tahun 2007 yang ditulis Drs. H. Syamsuri. Sedangkan data sekundernya adalah berbagai buku atau dokumen tentang pendidikan anti kekerasan serta buku-buku lain yang berhubungan dengan pendidikan anti kekerasan yang sifatnya melengkapi.
18
Husaini Usman dan Purnomo S. Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm. 81
- 17 -
4. Nilai-Nilai Pendidikan Anti Kekerasan. Pendidikan Anti Kekerasan yang diteliti mencakup enam nilai seperti: a.
Ketaatan, adalah sikap taat, kepatuhan 19 dan tidak melanggar tata tertib yang ada. Diantaranya adalah sikap taat, kepatuhan kepada perintah Allah SWT, taat pada peraturan di masyarakat, taat pada perintah orangtua atau guru, dan taat pada peraturan sekolah.
b.
Perdamaian, adalah penghentian perselisihan, permusuhan, dsb, perihal damai 20 perilaku yang mengarah cinta damai dan kasih sayang pada sesama manusia. Diantaranya adalah tidak suka melakukan hal-hal yang mengakibatkan perselisihan, perpecahan, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
c.
Kerukunan,
adalah
rasa
rukun,
kesepakatan,
kekompakan 21.
Diantaranya adalah sikap rukun dengan saudara, tetangga, dan teman. Sikap tersebut tercermin dalam sikap dan tingkah laku baik di keluarga, sekolah, ataupun lingkungan masyarakat. d.
Keamanan, adalah ketentraman, kondisi aman 22, perilaku yang tidak membuat
keresahan
dan
kerusakan
19
di
lingkungan
manapun.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ke-3 (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), hlm. 782 20 Ibid., hlm. 233 21 Ibid., hlm. 717 22 Ibid., hlm. 48
- 18 -
Diantaranya sikap dapat menjaga diri dari berbuat hal-hal yang menyebabkan kerusakan, kehilangan, orang lain terluka atau teraniaya bahkan sampai meninggal dunia. e.
Toleransi, adalah sikap atau sifat toleran 23 sikap social yang baik dan menghargai perbedaan. Diantaranya sikap yang mengerti adanya perbedaan, yakni perbedaan agama, suku, ras, budaya atau adat istiadat serta status sosial dalam masyarakat.
f.
Kerjasama, adalah kegiatan yang dilakukan oleh beberapa lembaga atau orang untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan bersama 24. Sikap/perilaku mau bekerjasama baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, ataupun masyarakat. Kemudian kerjasama dalam urusan beramal atau muamalah, seperti zakat, berqurban, berdagang, dan mencari nafkah.
5. Teknik Pengumpulan Data Supaya dalam penelitian ini memperoleh data yang memenuhi standar maka diperlukan cara yang tepat untuk mengumpulkan data. Karena penelitian ini bersifat litere/studi kepustakaan (Library Research), maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan oleh peneliti adalah dokumentasi. Dokumentasi yang dimaksud bisa berbentuk fitur, rubrikasi,
23 24
Ibid., hlm. 824 Ibid., hlm. 458
- 19 -
uraian materi/karya-karya yang dihasilkan oleh seseorang ataupun sebuah institusi yang memiliki relevansi dengan penelitian. 25 6. Metode Analisis Data Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode content analysis (analisis isi), karena dengan metode ini dimungkinkan bagi peneliti untuk mendapatkan muatan, isi dan pesanpesan nilai pendidikan anti kekerasan dalam setiap fitur, rubrikasi dan uraian dalam pokok bahasan di buku ajar PAI SMA terbitan Erlangga dengan mengesampingkan makna-makna simbolik yang terdapat di dalamnya. 26 Kemudian langkah–langkah yang diambil diantaranya: pengumpulan, klasifikasi, analisa atau membuat kesimpulan secara menyeluruh dan sistematis. Data-data tentang pendidikan anti kekerasan dan ruang lingkupnya dikumpulkan sehingga membentuk sebuah sistim, kemudian membandingkan analisa teks dengan pendapat-pendapat pakar pendidikan anti kekerasan melalui karya-karya mereka. Tehnik ini digunakan untuk menganalisa pendidikan anti kekerasan yang terkandung dalam buku ajar PAI SMA terbitan Erlangga sudah dinilai memadai. F. Sistematika Pembahasan Rencana bab dalam penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:
25
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan:Pendekatan Kualitatif Kuantitatif Dan R Dan D (Bandung: Alfabeta, 2006), hlm. 308-309. 26 Klaous Krippendorff, Content Analysis: Introduction To Its Theory And Metodology, dalam Farid Wajidi, Analisis Isi, Pengantar Teori dan Metodologi. (Jakarta: Cv. Rajawali, 1991), hlm. 32.
- 20 -
1. Bab I. Pendahuluan. Yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, dan metode penelitian. 2. Bab II. Kerangka Teori. Yang meliputi: konsep pendidikan anti kekerasan, upaya pencegahan dan penanggulangan tindak kekerasan, persoalan yang dapat muncul dalam pencegahan konflik, kriteria buku teks pelajaran yang baik menurut standar. 3. Bab III. Hasil penelitian analisis pendidikan anti kekerasan dalam buku ajar PAI SMA terbitan Erlangga. 4. Bab IV. Analisis faktor pendukung dan faktor penghambat pelaksanaan serta hal-hal yang perlu dikembangkan dalam pendidikan anti kekerasan dalam buku ajar Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Atas terbitan Erlangga dan analisis muatan metode pembelajaran dalam bahan ajar. 5. Bab V. Penutup. Kesimpulan dan Saran. Termasuk lampiran-lampiran yang ada dalam tesis.
- 21 -
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan deskripsi dan hasil analisis penulis pada buku ajar Pendidikan Agama Islam tingkat SMA terbitan Erlangga tahun 2007 kelas X, XI, XII dengan penulis Drs. H. Syamsuri yang menjadi obyek penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa buku PAI I, memuat nilai pendidikan anti kekerasan sebanyak 70 % dan yang tidak memuat pendidikan anti kekerasan sebanyak 30%. Sementara buku PAI 2, memuat nilai pendidikan anti kekerasan sebanyak
64% dan yang tidak memuat pendidikan anti
kekerasan sebanyak 36%. Kemudian buku PAI 3, memuat nilai pendidikan anti kekerasan sebanyak
68% dan yang tidak memuat pendidikan anti
kekerasan sebanyak 32 %. Terlihat bahwa muatan pendidikan anti kekerasan terbanyak terdapat pada buku PAI I. Kemudian yang memuat pendidikan anti kekerasan paling sedikit adalah buku PAI 2. 2. Faktor penghambat pelaksanaan pendidikan anti kekerasan adalah: tidak adanya keseimbangan dalam pembagian fitur-fitur yang memiliki muatan pendidikan anti kekerasan, kurang meratanya komposisi rubrikasi dalam setiap bab yang disajikan sebagai sarana pembelajaran yang memiliki muatan pendidikan anti kekerasan, kurangnya materi pembahasan tentang muatan pendidikan anti kekerasan dalam uraian materi, masih adanya
- 323 -
beberapa materi yang menggunakan kata-kata lebih kepada kata-kata yang menjurus perilaku kekerasan dalam ‘uraian materi’ dan ‘rubrikasi’ pada buku ajar PAI kelas X, XI, XII Erlangga tahun 2007. 3. Faktor pendukung dalam pelaksanaan pendidikan anti kekerasan adalah: a) Buku ajar PAI SMA kelas X, XI, XII terbitan Erlangga tersaji dengan beberapa fitur, dan rubrikasi yang mendukung sajian uraian materi pada tiap-tiap bab pada buku ajar. b) Keseimbangan fitur dan rubrikasi tersaji yang memiliki muatan pendidikan anti kekerasan dalam setiap babnya menjadi pendukung uraian materi dalam buku ajar PAI SMA kelas X, XI, XII, terbitan Erlangga. c) Standar kompetensi, kompetensi dasar, serta materi pokok yang memberikan ruang yang cukup untuk pengembangan materi yang memiliki muatan pendidikan anti kekerasan. 4) Tersedianya SDM
yang
mampu
menyampaikan
materi
PAI
dengan
tidak
mengesampingkan teknik, cara, serta yang mendukung muatan pendidikan anti kekerasan. 4. Hal-hal yang perlu dikembangkan tentang pendidikan anti kekerasan antara lain: penanaman cinta perdamaian, dan kerukunan, penanaman rasa kasih sayang terhadap sesama manusia, penanaman rasa toleransi, penanaman taat terhadap ajaran agama masing-masing individu, penanaman perilaku jujur dalam setiap tindakan, penanaman suka dalam belajar dan berprestasi, memberi pemahaman tentang alasan manusia diciptakan Allah SWT, menanamkan rasa takut kepada Allah SWT, ditanamkan bahwa anak bukan hidup di zaman yang sama dengan orang tuanya.
- 324 -
B. Saran-Saran 1. Kepada Guru PAI Penelitian ini direkomendasikan pula untuk para guru pendidikan agama Islam agar lebih dapat memahami karakter dari sebuah buku ajar yang pantas, layak dan sesuai dengan kriteria buku ajar yang baik. Khususnya buku ajar yang mampu memberikan asupan pendidikan anti kekerasan yang sangat dibutuhkan para anak didik di sekolah menengah atas khususnya. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, bukan hal yang mudah bagi para pendidik khususnya guru PAI untuk mentransfer materi-materi yang berkaitan dengan pendidikan anti kekerasan tanpa sebuah kendala atau tantangan. 2. Kepada Penyusun Buku Pada dasarnya penyusunan buku ajar Pendidikan Agama Islam sudah cukup baik sebagai suatu buku ajar, hanya perlu ditambahkan beberapa indikator yang mendukung dan menghambat pelaksanaan pendidikan anti kekerasan dalam buku ajar PAI I, PAI II, dan PAI III. Selain itu ditambahkan pula hal-hal yang perlu dikembangkan dalam pelaksanaan pendidikan anti kekerasan dalam buku ajar PAI I, PAI II, dan PAI III. Sehingga mampu menutupi kekosongan materi yang memiliki muatan pendidikan anti kekerasan dalam tiap bab di masing-masing buku ajar PAI. 3. Kepada Penerbit Penerbit merupakan media penyampai pesan kepada khalayak, dalam hal ini buku teks sebagai salah satu sumber ilmu pengetahuan bagi siswa. Apa
- 325 -
yang diterbitkan berperan dan berpengaruh besar terhadap pola pikir dan pemahaman masyarakat. Karena konsumen buku adalah siswa, sebagai generasi muda penerus bangsa, maka penerbit perlu menerbitkan buku-buku yang mengusung tema-tema atau pokok-pokok bahasan yang mencerdaskan dan membawa kemajuan serta kedamiaan hidup berbangsa dan bernegraa. 4. Kepada Para Praktisi Pendidikan Para praktisi pendidikan diharapkan cermat dan jeli memperhatikan kondisi dan kualitas pendidikan saat ini. Aspek moral dan keadilan menjadi poin penting untuk terus diperjuangkan dalam menginternalisasikan nilainiai kemanusiaan sebagai wujud pendidikan anti kekerasan. Pendidikan di sekolah diharap mampu membawa perubahan besar terhadap kemajuan dan perkembangan bangsa. Konsep pendidikan yang baik tidak menanamkan aspek kognitif saja, tapi juga pada ranah afektif, dan psikomotornya, agar siswa mendapat kecerdasan ilmu pengetahuan juga kecerdasan sosial. Oleh karena itu para praktisi pendidikan diharapkan mampu memunculkan wacana-wacana yang membangun untuk kemaslahatan bersama.
- 326 -
DAFTAR PUSTAKA Assegaf, Rahman, Abd., Pendidikan Tanpa Kekerasan: Tippologi Kondisi, Kasus dan Konsep, Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, Cetakan I, 2004 AS,
Mudzakir, Penulisan Buku Teks Yang Berkualitas, dibaca di Http://File.Upi.Edu/Direktori/Fpbs/Jur._Pend._Bahasa_Arab/19520706197903 1Mudzakir/Makalah_%26artikel/Penulisan_Buku_Teks_Bahasa_Yang_Berkuali tas.Pdf dilihat tanggal 2014
Al Fanjari, Syauqi, Ahmad, Nilai Kesehatan dalam Syariat Islam, Terj. Oleh Drs. Ahsin Wijaya dan Drs. Totok Jumantoro, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, Cet. Pertama. Abdurrahman, Meaningful Learning Re Invensi Kebermaknaan Pembelajaran, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007 Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media, 1992 Ali, Mukti, H.A Memahami beberapa Aspek Ajaran Islam, Bandung: Mizan, 1993, dan lihat Ali Syari’Ati, alih bahasa Saifullah Mahyuddin, Thesis Sosiology of Islam, Yogyakarta: Ananda, 1982. Agama, Departemen, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Pelita, 1983 Syaikh Ahmad Muhammad Syakir, Syaikh Mahmud Muhammad Syakir, Tafsir AthThabari, Jakarta: Pustaka Azzam, 2009 Budiyono, Alief, Meningkatkan Moralitas Remaja Melalui Dukungan Sosial, dalam KOMUNIKA, Purwokerto: Jurusan Dakwah STAIN Purwokerto, Vol.4, No 2, Juli, 2010. Dkk., Assegaf, Rachman, Abd., Jurnal Artikel, Kondisi dan Pemicu Kekerasan Dalam Pendidikan. IAIN Sunan Kali Jaga. Yogya. 2002. Dkk.,Margiono, Pendidikan Agam Islam 2 Lentera Kehidupan SMA Kelas XI, Jakarta: Yudhistira, Cetakan Pertama, 2007 Dinas Sosial Prov. Jawa Barat. Korban Tindak Kekerasan..Document Transkript. - 327 -
Dkk., Sujanto, Agus, Psikologi Kepribadian, Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet. 5, Muchtar,.Fathuddin, Kekerasan Di Sekolah; Ironi Pendidikan Di Indonesia. Senin.2011. Yayasan Secretariat Anak Merdeka Indonesia. Departemen Agama, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Pelita, 1983 Freire, Paulo, Pedagogi Pengharapan. Menghayati Kembali Pedagogi Kaum Tertindas, Yogyakarta: Kanisius. 2001. Cet. 1. Fathurrahman, Tema-Tema Al-Qur’an, alih bahasa Anas Muhyiddin, Bandung: Pustaka, 1980. H. Arief Furchan, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, Cet. 1, 2004 Hoffer, Eric, ‘The True Believer’ Dalam Masri Maris (Ed.), Gerakan Massa, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1988 Hsu, Diana And Tillman, Dianne, Living Values: An Educational Program: Living Values Activities for Children Ages 3-7: Pendidikan Nilai Untuk Anak Usia 3-7 Tahun, Jakarta: Grasindo, 2004. Hernacki, Mike, dan Porter, De, Bobbi, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, Bandung: Kaifa, 2003, Cet. Ke-17. Jakarta, DKI, LPMP, Pentingnya Program Pendidikan Anti Kekerasan. For Better Education And Care. 12 Februari 2013. Jamilah, Siti, Kekerasan Atas Nama Agama Di Indonesia Dalam Perspektif Hannah Arendt, Tesis, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta, 2010 Krippendorff, Klaous, Content Analysis: Introduction To Its Theory And Metodology, Dalam Farid Wajidi, Analisis Isi, Pengantar Teori Dan Metodologi. Jakarta: Cv. Rajawali, 1991 Mu’in, Fatchul Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoretik Dan Praktik, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, Cetakan II, 2011
- 328 -
Mardatilla, Model Pendidikan Anti Kekerasan Terhadap Anak (Perspektif Pendidikan Spiritual), Tesis, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta, 2010 Muljono, Pudji, Kegiatan Penilaian Buku Teks Pelajaran Pendidikan Dasar Dan Menengah, pdf. dibaca di www.bsnp-indonesia.org/idwpcontent/uploads/buletin/Edisi 21.pdf, dilihat pada 6 mei 2013 Muthahhari, Murtadha, Islam Dan Tantangan Zaman, Bandung: Pustaka Hidayah, 1996. Munfarida, Elya, Kekerasan Simbolik Media Terhadap Anak, dalam KOMUNIKA, Purwokerto: Jurusan Dakwah STAIN Purwokerto, Vol. 4, No. 1, Januari 2010. Majid, Nurkholis, Khasanah Intelektual Islam: Warisan Intelektual Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1994 Nurrachman, Irawan, Kemas, Menuju Pendidikan Anti Kekerasan, dibaca di http://suar.okezone.com/read/2007/11/13/59/60507/menuju-pendidikanantikekerasan#sthash.ovvV2jNe.dpuf, dilihat pada 12 Februari 2014. Nasir, Ridlwan, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal. Pondok Pesantren di Tengah Arus Perubahan, Yogya: Pustaka Pelajar, 2005, Cet. 1. NEL, Dahsyatnya Pengaruh Program Antikekerasan Anak di Papua, dilihat di http://cloud.papua.go.id/id/pendidikan/artikel/Pages/Dahsyatnya-PengaruhProgram-Antikekerasan-Anak-di-Papua.aspx, dilihat pada tanggal 12 februari 2014. Panuju, Panut dan Umami, Ida, Psikologi Remaja, Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, Cet. Kedua, 2005 Q.s. Al-Mu’minuun (23): 96. Rusmana, Nandang, Memahami dan Mencegah Terjadinya Kekerasan di Sekolah (School Violence) , dilihat di http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMBINGA N/196005011986031NANDANG_RUSMANA/Memahami_dan_Mencegah_Terjadinya_Kekerasan_ di_Sekolah_%28_%5BCompatibility_Mode%5D.pdf, dilihat pada 19 Februari 2014. - 329 -
Rusliana, Iu, Teologi Cinta, di http://www.uinsgd.ac.id/front/detail/fokus/teologi-cinta, Februari 2014.
baca dilihat pada
di 19
Suma, Amin, Muhammad, Himpunan Undang-Undang Perdata Islam Dan Peraturan Pelaksanaan Lainnya Di Negara Hukum Indonesia, tentang Sisdiknas No 2 Tahun 1989 Pasal 3, Jakarta: Rajawali Pers, 2004 Syamsuri, Pendidikan Agama Islam Untuk SMA Kelas X, Jakarta: Erlangga, 2007 Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak: Peran Moral, Intelektual, Emosional Dan Sosial Sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2006 Surya, Sutan, Hariwijaya, M. Bing Bang Spirit: Mendongkrak Motivasi Untuk Meraih Prestasi, Yogyakarta: Insan Madani, 2008 Sugiono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2009 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2005 Said, Nursi, Bediuzzaman, Dimensi Abadi Kehidupan, Jakarta: Prenada Media, 2003. Syaikh Ahmad Muhammad Syakir, Syaikh Mahmud Muhammad Syakir, Tafsir AthThabari, Jakarta: Pustaka Azzam, 2009 Salim, Agus, Peranan Pendidikan Agama di Sekolah dalam Pembinaan Mental Spiritual Remaja (Perspektif Psikologis Agama), dilihat di http://kalsel.kemenag.go.id/file/file/Penamas/wcgy1361307008.pdf, dilihat pada 19 Februari 2014. Undang-Undang Sisdiknas, Pasal 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Usman, Husaini, dan Akbar, S, Purnomo., Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara, 2001 Yaqin, Haqqul, Agama Dan Kekerasan Dalam Transisi Demokrasi Di Indonesia (1997-2001), Tesis, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah, UIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta, 2003 - 330 -
http://suar.okezone.com/read/2007/11/13/59/60507/menuju-pendidikanantikekerasan#sthash.ovvV2jNe.dpuf, dilihat pada 12 Februari 2014. W.J.S.Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989. W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Jakarta: Balai Pustaka, 2003 http://cloud.papua.go.id/id/pendidikan/artikel/Pages/Dahsyatnya-Pengaruh-ProgramAntikekerasan-Anak-di-Papua.aspx, dilihat pada tanggal 12 februari 2014.
- 331 -
Curiculum Vitae Identitas Diri: Nama
: Utami Budiyati
Tempat/Tgl. Lahir Alamat Rumah
: Banjarnegara / 16 November 1981 : Jl. Kendeng, Rt 11/06, Kroya-Cilacap, Kode Pos: 53282
Alamat Kantor
: Jl. Sindoro, Kroya.
Nama Ayah
: Budi Listiono
Nama Ibu
: Sudarmi Wiyati
Nama Suami
: Saifudin Hidayat
Nama Anak
: Irma Hidayah
Pendidikan Formal: 1. TK. Masyithoh, Kroya tahun 1986 2. SD N 07 Kroya, lulus tahun 1993 3. SMP N 02 Kroya, lulus tahun 1996 4. SMU Al-Hikmah Benda-Bumiayu-Brebes, lulus th. 1999 5. D.II PGMI STAIN Salatiga, lulus tahun 2002 6. S.I PAI (Tarbiyah) STAIN Salatiga, lulus tahun 2004 Pendidikan Non formal: a. TPQ Miftahul Huda Bajing 1994. b. Madrasah Diniyah Nurudhuha Kroya th. 1996. c. PP. Al-Hikmah Benda-Sirampog-Brebes th 1996-1999 d. Ponpes Nurul Asna Pulutan- Salatiga tahun 1999-2005 Pengalaman Organisasi: 1. OSIS 2. HISBAN (Himpunan Santri Banyumas) 3. Pramuka RACANA dan Bendahara Brigsus. 4. IPPNU Salatiga 5. PMII STAIN Salatiga 6. PKS Ambarawa Pengalaman Kerja: 1. 2. 3. 4.
Pernah mengajar di MI Gedangan-Tuntang, kab. Semarang Th. 2001-2005 Pernah mengajar TPQ di PONPES. Nurul Asna desa Pulutan, Salatiga. Mengajar bimbingan belajar di rumah sampai sekarang Mengajar guru PAI di SD N Kroya 04.
Karya Ilmiah: Manajemen Sekolah Hubungannya Dengan Minat Orangtua Menyekolahkan Anak di MI Ma’arif Gedangan Tuntang Semarang Tahun 2004. (Skripsi) Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 24 Juni 2014
(Utami Budiyati, S. Pd. I)
- 332 -