perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Peningkatan nilai perusahaan yang tinggi merupakan tujuan jangka panjang yang seharusnya dicapai perusahaan yang akan tercermin dari harga pasar sahamnya karena penilaian investor terhadap perusahaan dapat diamati melalui pergerakan harga saham perusahaan yang ditransaksikan di bursa untuk perusahaan yang sudah go public. Dalam proses memaksimalkan nilai perusahaan akan muncul konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham (pemilik perusahaan) yang sering disebut agency problem (Reny Dyah. dan Priantinah, 2012). Perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang saham ini mengakibatkan timbulnya konflik yang biasa disebut agency conflict, hal tersebut terjadi karena manajer mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi dari manajer karena apa yang dilakukan manajer tersebut akan menambah biaya bagi perusahaan sehingga menyebabkan penurunan keuntungan perusahaan dan berpengaruh terhadap harga saham sehingga menurunkan nilai perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Reny Dyah. dan Priantinah, 2012). Dalam menjalankan kegiatannya, suatu perseroan diwakili oleh direksi (agents) yang ditunjuk oleh para pemegang saham (principals). Menurut teori agensi, agen harus bertindak secara rasional untuk kepentingan principalnya (Misahardi Wilamarta, 2002 dalam Surya dan Yustivandana, 2008). Agen harus menggunakan keahlian, kebijaksanaan, itikad baik, dan tingkah laku yang wajar dana adil dalam memimpin perseroan (Misahardi Wilamarta, 2002 dalam Surya dan Yustivandana, 2008). Dalam praktek timbul masalah commit to user 18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(agency problem), karena ada kesenjangan kepentingan antara para pemegang saham sebagai pemilik perusahaan dengan pihak pengurus atau manajemen sebagai agen. Pemilik memiliki kepentingan agar dana yang telah diinvestasikannya memberikan pendapatan (return) yang maksimal. Sedangkan pihak manajemen memiliki kepentingan tehadap perolehan incentives atas pengelolaan dana pemilik perusahaan (Antonius Alijoyo dan Subarto Zaini, 2004 dalam Surya dan Yustivandana, 2008). Konflik kepentingan ini menimbulkan biaya (cost), yang muncul dari ketidaksempurnaan penyusunan kontrak antara agents dan principals, karena adanya informasi yang asimetris. Konflik kepentingan tersebut secara alamiah akan terjadi di dalam struktur kepemilikan perusahaan (ownership structure) yang terdiri dari dua tipe, yaitu struktur kepemilikan yang tersebar (dispersed ownership) kepada outside investors (para pemegang saham publik) dan struktur kepemilikan dengan pengendalian (control) pada segelintir pemegang saham saja (concentrated ownership). Ketika struktur kepemilikan perseroan tersebar kepada outside investors seperti yang terjadi di pasar modal, maka konflik kepentingan yang muncul adalah benturan kepentingan antara para outside investors dengan pihak direksi yang juga memiliki saham perusahaan bersangkutan (Jensen M.C. dan Meckling, 1976 dalam Surya dan Yustivandana, 2008). Penerapan corporate governance menjadi sangat penting bagi perusahaan yang salah satu tujuannya adalah untuk menekan potensi konflik kepentingan. Perusahan dengan struktur kepemilikan yang tersebar kepada outside investors, perlu menerapkan corporate governance untuk meningkatkan kewenangan yang dimiliki para pemegang saham publik dalam rangka penyeimbang pihak manajemen. Sedangkan perusahaan dengan struktur kepemilikan yang memiliki control pada segelintir pemegang saham, perlu menerapkan commit to user 19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
corporate governance untuk meminimalkan potensi konflik kepentingan yang timbul antara pengendali perusahaan dan outside investors atau pemegang saham publik (Holly J. Gregory, 2004 dalam Surya dan Yustivandana, 2008). Tata kelola perusahaan atau corporate governance adalah rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi yang memengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan suatu perusahaan atau korporasi. Tata kelola perusahaan juga mencakup hubungan antara para pemangku kepentingan (stakeholder) yang terlibat serta tujuan pengelolaan perusahaan. Pihak-pihak utama dalam tata kelola perusahaan adalah pemegang saham, manajemen, dan dewan direksi. Pemangku kepentingan lainnya termasuk karyawan, pemasok, pelanggan, bank dan kreditor lain, regulator, lingkungan, serta masyarakat luas (Wikipedia). Pentingnya Good Corporate Governance (GCG) untuk kesuksesan perusahaan tidak dapat dipungkiri. Good Corporate Governance merupakan salah satu faktor utama pembentuk citra perseroan dimana perseroan yang aktif di dalam mengimplementasikan dan menyuarakan praktik – praktik good governance berpeluang lebih besar di dalam menciptakan bisnis yang berkesinambungan. Penerapan praktek – praktek Good Corporate Governance dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan memaksimalkan nilai perusahaan (corporate value) melalui best practice sharing dan jaringan sosial yang terbentuk akan memberikan peluang besar bagi pengembangan bisnis perusahaan selanjutnya (Gusti Amri, 2012). Selain itu, Good Corporate Governance berperan sebagai alat untuk menciptakan iklim persaingan usaha yang sehat, tergantung pada efektifitas penerapan prinsip – prinsip pengelolaan perusahaan yang baik didalam sebuah perusahaan (Kusadrianto, 2007 dalam commit to user 20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Purwantini, 2011). Good Corporate Governance juga berfungsi untuk menumbuhkan kepercayaan investor terhadap perusahaan (Emirzon, 2007 dalam Purwantini, 2011). Jika perusahaan mempunyai komitmen dan konsistensi menjalankan prinsip Good Corporate Governance dalam aktivitas perusahaannya, maka dengan sendirinya akan menumbuhkan kepercayaan investor. Prinsip – prinsip yang terkandung dalam Good Corporate Governance juga berfungsi sebagai pengendali bagi pengelola perusahaan agar tidak hanya menguntungkan pemilik perusahaan karena pemilik dana juga memiliki kepentingan untuk memperoleh return yang memadai atas dan yang ditanamkan (Gunarsih, 2007 dalam Purwantini, 2011). Ciri utama lemahnya corporate governance adalah adanya tindakan mementingkan diri sendiri di pihak para manajer perusahaan. Lemahnya penerapan Good Corporate Governance sering disebut sebagai salah satu penyebab krisis keuangan di negara – negara di Asia. Hal ini dikarenakan semakin terpisahnya hubungan para pemegang saham dengan manajemen, kurangnya transparansi perusahaan dalam pelaporan kinerja keuangan, semakin tidak terkendalinya pengelolaan dan pengambilan keputusan yang terkait dengan kelangsungan hidup perusahaan dan tidak efektifnya komite pengawas. Hal - hal tersebut akan menyebabkan perusahaan tidak dapat mencapai tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang, yaitu profit
dan market value yang maksimal (Husnan, 2007 dalam
Purwantini, 2011). Newel dan Wilson (dalam Purwantini, 2011) dalam artikelnya yang berjudul A Premium for Good Governance yang menyatakan bahwa secara teoritis praktek Good Corporate Governance dapat meningkatkan nilai perusahaan diantaranya meningkatkan kinerja keuangan dan mengurangi resiko yang muncul akibat tindakan pengelola yang cenderung mementingkan diri sendiri. commit to user 21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Salah satu tugas manajer keuangan adalah mengambil keputusan – keputusan keuangan yang benar. Tujuan dari keputusan keuangan adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Dengan memaksimumkan nilai perusahaan maka pemilik perusahaan akan menjadi lebih makmur. Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham di mana semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi juga nilai perusahaan yang menunjukan prospek perusahan di masa yang akan datang, serta mencerminkan asset yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk mencapai tujuan ini, salah satu caranya adalah dengan penerapan Good Corporate Governance. Peningkatan nilai perusahaan yang tinggi merupakan tujuan jangka panjang yang seharusnya dicapai perusahaan yang tercermin dari harga pasar sahamnya karena penilaian investor terhadap perusahaan dapat diamati melalui pergerakan harga saham perusahaan yang ditransaksikan di bursa untuk perusahaan yang sudah go public. Dalam proses memaksimalkan nilai perusahaan inilah akan muncul agency problem. Adanya agency conflict antara manajer dan pemegang saham terjadi karena manajer mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi dari manajer karena apa yang dilakukan manajer tersebut akan menambah biaya bagi perusahaan yang akan menyebabkan penurunan keuntungan perusahaan dan berpengaruh terhadap harga saham sehingga menurunkan nilai perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Reny Dyah dan Priantinah, 2012). Implementasi dari penerapan Good Corporate Governance diharapkan bermanfaat untuk menambah dan memaksimalkan nilai perusahaan. Good Corporate Governance diharapkan mampu mengusahakan keseimbangan antara berbagai kepentingan yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan secara menyeluruh. commit to user 22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sebagian besar penelitian menganggap bahwa kepemilikan manajerial saham merupakan perwakilan dari manajerial kontrol dan dengan demikian digunakan sebagai faktor penjelas tunggal dalam menentukan kinerja perusahaan tanpa mempertimbangkan secara holistik pola kepemilikan sisa perusahaan saham. Ada banyak studi yang berfokus baik pada hubungan antara struktur kepemilikan dan kinerja atau hubungan antara tata kelola perusahaan dan kinerja perusahaan (Mollah, Al Farooque, Karim, 2012). Struktur kepemilikan oleh beberapa peneliti dipercaya mampu mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu maksimalisasi nilai perusahaan. Hal ini disebabkan oleh karena adaya kontrol yang mereka miliki (Wahyudi dan Pawestri, 2006). Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menjadi acuan investor dalam membeli saham. Bagi perusahaan, meningkatkan kinerja keuangan adalah suatu keharusan agar saham perusahaan tetap menarik bagi investor. Para investor melakukan overview suatu perusahaan dengan melihat rasio keuangan sebagai alat evaluasi investasi, karena rasio keuangan mencerminkan tinggi rendahnya nilai perusahaan (Puspitasari, 2012). Purwantini (2011) menjelaskan pengertian kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997, hal 503) adalah merupakan kata benda (n) yang artinya: 1. Sesuatu yang dicapai, 2. Prestasi yang diperlihatkan, 3. Kemampuan kerja (tt peralatan). Prestasi atau kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan selama kurun waktu tertentu.
Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini mengambil judul: commit to user 23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
“ PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN
PENERAPAN
GOOD
CORPORATE
GOVERNANCE
SEBAGAI
VARIABEL PEMODERASI (Studi pada Perusahaan Emiten Non-Keuangan dalam Daftar Corporate Governance Perception Index (CGPI) yang Dirilis The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) Periode 2009 - 2011)“.
B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan penemuan – penemuan dari beberapa penelitian terdahulu, penerapan Good Corporate Governance sangat penting di dalam suatu perusahaan. Good Corporate Governance dapat menjelaskan hubungan antara kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. Sehingga masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah kinerja keuangan yang diukur dengan Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap nilai perusahaan emiten non-keuangan peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI) ? 2. Apakah kinerja keuangan yang diukur dengan Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap nilai perusahaan emiten non-keuangan peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI) ? 3. Apakah penerapan Good Corporate Governance memoderasi hubungan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan emiten non-keuangan peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI) ? 4. Apakah ukuran perusahaan (size) sebagai variabel kontrol berpengaruh terhadap nilai perusahaan emiten non-keuangan peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI) ?
commit to user 24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Apakah growth opportunity sebagai variabel kontrol berpengaruh terhadap nilai perusahaan emiten non-keuangan peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI) ? 6. Apakah leverage sebagai variabel kontrol berpengaruh terhadap nilai perusahaan emiten non-keuangan peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI) ?
C. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis: 1. Pengaruh antara kinerja keuangan yang diukur dengan Return On Asset (ROA) terhadap nilai perusahaan emiten non-keuangan peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI). 2. Pengaruh antara kinerja keuangan yang diukur dengan Return On Equity (ROE) terhadap nilai perusahaan emiten non-keuangan peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI). 3. Penerapan Good Corporate Governance akan dapat memoderasi hubungan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan emiten non-keuangan peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI). 4. Pengaruh antara ukuran perusahaan (size) sebagai variabel kontrol terhadap nilai perusahaan emiten non-keuangan peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI). 5. Pengaruh antara growth opportunity sebagai variabel kontrol terhadap nilai perusahaan emiten non-keuangan peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI).
commit to user 25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Pengaruh antara leverage sebagai variabel kontrol terhadap nilai perusahaan emiten non-keuangan peserta Corporate Governance Perception Index (CGPI).
D. MANFAAT PENELITIAN Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, antara lain sebagai berikut: 1. Manfaat bagi perusahaan Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan, khususnya mengenai pengaruh kinerja keuangan dalam hubungannya dengan corporate governance untuk meningkatkan nilai perusahaan. Dengan adanya penerapan Good Corporate Governance, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada perusahaann sehingga dapat diambil kebijakan yang tepat dan sesuai untuk mengantisipasi dan mengatasi permasalahan yang timbul akibat adanya hubungan tersebut apabila berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Selain itu juga diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang penerapan corporate governance dalam perusahaan khususnya manajemen keuangan. 2. Manfaat bagi investor Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada investor tentang penerapan Good Corporate Governance di Indonesia. Dengan adanya penerapkan Good Corporate Governance yang baik dan tepat diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan dan nilai perusahaan. 3. Manfaat bagi dunia akademik commit to user 26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penelitian ini diharapkan dapat menambah bukti empiris dari penelitian – penelitian sebelumnya mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan adanya penerapan Good Corporate Governance serta dapat dijadikan acuan dalam mengembangkan riset – riset selanjutnya.
BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA commit to user 27