PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Paska krisis global tahun 2008, perekonomian Indonesia mampu tumbuh tinggi disertai dengan stabilitas yang terjaga. Selama lima tahun terakhir, 2009 sd 2013, Indonesia mengalami pertumbuhan positif rata-rata sebesar 5,9 persen per tahun. Namun pertumbuhan ekonomi tersebut apabila dicermati lebih lanjut, belum menunjukan kualitas yang baik. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya gini ratio selama 5 tahun terakhir dari 0,37 pada tahun 2009 menjadi 0,41 pada tahun 2013. Sementara sektor yang mendukung pertumbuhan ekonomi adalah sektor yang padat modal dengan porsi penyerapan lapangan kerja hanya 4% yaitu sektor pengangkutan dan komunikasi (tumbuh 10,19 persen) dan sektor keuangan, real estate, dan jasa (tumbuh 7,56 persen). Sedangkan untuk sektor yang berbasis sumber daya alam dan daya serap tenaga kerja tinggi belum menunjukan adanya pertumbuhan yang signifikan, antara lain sektor pertanian (termasuk perkebunan, kehutanan, perburuan, dan perikanan) dimana dalam 5 tahun terakhir hanya tumbuh rata-rata sekitar 3,5 persen. Kondisi ini pada akhirnya ikut menciptakan tingkat pengangguran yang masih tinggi yang mencapai angka 7,17 juta jiwa termasuk di kalangan terdidik dengan persentase 8,57%5 pada 2013. Fakta lain mengenai pertumbuhan tersebut adalah selama tiga tahun terakhir pertumbuhan ekonomi ditopang oleh nilai ekspor yang sebagian besar
1
masih terdiri dari produk primer (bahan mentah) dimana pada tahun 2013 komposisinya sebesar 53,4%. Mempertimbangkan kondisi di atas, upaya untuk mendorong pertumbuhan pusat-pusat ekonomi baru yang berdampak pada peningkatan ketersediaan lapangan pekerjaan baru perlu dilakukan, salah satunya melalui penciptaan wirausaha.Berbicara mengenai wirausaha, menurut sosiolog David McCelland, suatu negara dapat dikatakan makmur apabila proporsi wirausaha terhadap populasi penduduknya mencatat angka minimal 2%. Saat ini, Indonesia baru menyentuh angka 1,65%, jauh tertinggal di bawah negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Thailand yang sudah menyentuh angka di atas 4% dari total populasi.
BPS, 2014 BPS, 2014 BPS, 2014 BPS, Agustus 2013 (diolah) BPS, 2013 Standard International Trade Classification, UN, 2014 Kemenkop dan UKM, 2013
2
Dalam rangka mempertahankan peningkatan pertumbuhan ekonomi jangka
panjang
dan
mengurangi
pengangguran,
pemerintah
telah
mencanangkan Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) sejak tahun 2011 yang bertujuan untuk membangkitkan semangat dan jiwa kewirausahaan masyarakat. Gerakan tersebut diharapkan dapat memicu pertumbuhan jumlah wirausaha di Indonesia. Adapun program pemerintah tersebut sejalan dengan komitmen negara anggota G20 yaitu mengatasi masalah pengangguran dan underemployment, terutama di kalangan usia muda. Bank Indonesia telah menginisiasi program wirausaha sejak tahun 2012 melalui pilot project program Penciptaan Wirausaha Baru yang melibatkan 8 satker pelaksana dengan target wirausaha baru dari kalangan mahasiswa, exs-TKI dan masyarakat umum dengan berbagai sektor usaha (industri pengolahan, pertanian, perdagangan dll). Melalui benchmarking program-program wirausaha dari kementerian yaitu Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Pertanian dan Kementerian Perindustrian serta perbankan antara lain Bank Mandiri, Bank BRI dan Bank BNI, dan juga berdasarkan hasil evaluasi program sebelumnya, maka ditetapkan program pengembangan wirausaha BI tahun 2014 dengan beberapa perubahan yang mendasar. Program tahun 2014 ini memiliki karakteristik yang membedakan dengan program-program sejenis dengan mengusung konsep trilogi program yaitu terfokus, berkelanjutan, dan koordinatif."Terfokus" bermakna bahwa program ini memfokuskan pada peningkatan jumlah wirausaha di sektor agribisnis dan berorientasi ekspor
3
dalam rangka mendukung ketahanan pangan dan perbaikan struktur neraca perdagangan. Hal tersebut dilator belakangi oleh ketergantungan impor beberapa komoditas tanaman pangan dan hortikultura yang akan berdampak pada kenaikan harga (imported inflation), kinerja ekspor RI cenderung turun, dan ekspor non migas RI yang masih didominasi oleh produk primer (food and raw materials). "Berkelanjutan" yaitu menopang kesinambungan wirausaha dengan menerapkan pola pendampingan melalui coaching, training dan monitoring secara intensif kepada para wirausaha.Sedangkan "koordinatif" bermakna bahwa program ini melibatkan banyak pihak dalam pelaksanaannya yaitu Kantor Perwakilan
Bank Indonesia Dalam
Negeri
(KPwDN),
stakeholders, dan berbagai media dalam rangka memberikan dampak yang lebih besar.
G-20 St Petersburg Summit 2013 Kementerian Pertanian 2009-2012 Kementerian Perdagangan 2013 Standard International Trade Classification, UN, 2014
4
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan Latar Belakang diatas. Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1.
Apa tujuan dari program pelatihan dan pembinaan wirausaha 2014 yang dilakukan oleh Bank Indonesia?
2.
Bagaimana Pengelolaan dari Tujuan tersebut?
3.
Menentukan atau Mengetahui tercapai tidaknya tujuan dari program tersebut?
1.3 Tujuan Tujuan dari kajian ini adalah: Memperoleh gambaran tentang kondisi sosial dan ekonomi di Indonesia saat ini, khususnya dalam bidang pengembangan program wirausaha dan UMKM 2014 yang dilakukan Bank Indonesia. a. Mengetahui mengenai program dan upaya apa saja yang telah dilakukan pemerintah dalam mengembangkan wirausaha dan UMKM yang ada di Indonesia. b. Mengetahui pengelolaan dari program pelatihan dan pembinaan wirausaha dan UMKM 2014 yang dilaksanakan Bank Indonesia c. Mengukur pencapaian dari upaya yang telah dilakukan tersebut.
5
1.4 Manfaat Penulisan Kajian evaluasi pencapaian tujuan pembinaan wirausaha dan UMKM Bank Indonesia ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut : 1.
Melihat seberapa besar tercapainya program pemberdayaan wirausaha yang dilakukan pemerintah melalui Bank Indonesia Pusat.
2.
Mendorong Peningkatan pemberdayaan wirausaha dan UMKM yang pada akhirnya dapat membuka lapangan kerja dan mengurangi pengangguran di Indonesia
3. Melihat peningkatan dan kapasitas potensi wirausaha yang telah dibina Bank Indonesia 4. Meningkatkan potensi nasabah bagi industri lembaga keuangan ke depan
6