r-t
Semimr Naslonal dalam Rarska tustrum ke,z & UlanS TahuD ke-47 FXtp Unsyiah
EDITOR: Dr. Djufrt M.Si. Dr. M. Hasan, M.Si. Dr. M. lkhsan, M. Pd. Dr. Rahmah Johar, M.Pd. Mukhlis Hidayat, S.Pd.
PENATA LEIAIG Mukhlis Hldayat
DESAIN COVER: Mukhlls Hidayat
TEBAL BUKU: 473 + xi
-PENEREIT: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDITAN UNIVERSTTAS SYIAH KUAI.A
-
DARUSSALAM, BANDA ACEH
Webslte: http://www.unsyiah-f kip.org
O Hak Clpta dllindungl Undant-urdang Cetakan p€.tama, Desember 2ql8 lsBtt ilo. 97&979-1959(XlO
semlnarNasionaldalam Ransk! Lustrum ke-z & LllangTahun ke-47 F(lP Unsyiah
OAFTAR MA(ALAH PEMBICABA
I'IO
NAMA PEMAIGLAH
JUDUL MAKALAH
7.
Drs. Suparno
Mengatasi Kesulitan Memahami PeluanB diSMA Melalui Strategi Pembelaiaran konfl ik Kognitif
2.
Dra. Tuti Zubaidah, M.Pd.
Pemanfaatan Pocket D,Aionory dalam Pembelajara Geometri Siswa Kelas ISMPN 6 Banda Aceh
3.
Drs. lbrahim Sufi, M.Pd.
Penguasaan Konsep IPA 6uru SD di Kota Banda Aceh
74
4.
Cut Morina Zubainur, M.Pd-
MengkonstruksiA,goritma Perkalian dengan Pembelajaran Matematika Realistik Pada Siswa SD/MI
18
5.
Dr- lshak Hasan, M.Si.
Belajar Menghasilkan Barang dan.Jasa
25
6.
Dra. Faridah Yahya, M.Pd.
Pengaruh Pengalaman Mengaiar, Penataran dan Sikap Profesional 6uru Ekonomi terhadap Manaiemen Pembelajaran pada SMAN di Kota Banda Aceh
30
7.
Dra.
TriMurni, M.Pd.
lnvestigating The superlink of Learning Style and Brain Domination of English Dept. Students of FKIP Unsyiah
38
8.
Dr. Djufri, M.Si.
KarakterisasiAkasia (Acacia nilotica) (1.) Willd ex, Del. sebagai Spesies BioprosPektif
45
9.
Dra. sulastri, M.Si.
Meningkatkan Profesionalisme Pendidik Melalui Lesson Study
46
10.
Dra. Nurulwati, M.Pd.
Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Menggunakan Metode Demonstrasi Llntuk Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika pada Konsep Usaha dan Energi di Kelas vlll SMPN 6 Banda Aceh
53
11.
Dra. Susanna, M.Pd.
Kualitas dan Kuantitas Penggunaan Media lPAoleh Guru SD Pasca Terjadinya Tsunami
54
12.
Dr. Bansu lrlanto Ansari, M.Pd.
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SD dalam Menyelesaikan soal cerita Matematik Melalui Pembela.iaran lnkuairi
13.
Drs. Hasahuddin, M.Si.
Kesulitan Belajar Tatanama Tumbuhan dan Alternatlf Pemecahannya bagi Strategi Proses Belajar Mengajar
HAL
66
semihar Naslonaldalam RanSka Lus$lm ke-z & Ulan8Tahun k€-47
FXIP
Unsyiah
42.
Raida Fuadi, s.E., M.M.Ak.
Pengaruh Orientasi Profesional Terhadap Konflik Peran 234 dengan Variabel Moderating : Partisipasi Penyusuhan An8garan dan OrientasiTujuan sistem pada Perguruan Tinggi Negeridi Banda Aceh
43,
Budi Rahar.io, S.Pd.
Peningkatan Keterampilan Bermain Eola Basket Melalul 243
Metode Duplikasi dengan Penggunaan Multimedia Pada Siswa xelas vllSMPN 4 Kota Banda Aceh Tahun 2007 44-
Dra. Erlidawati, M.5i.
Akivitas Antibakteri Senyawa Flavonold dari BiiiJeru.iu
250
(Acanthus illicifolius L.)
SMP
45.
Usman, M.Pd.
Menintkatkan Pemahamah Siswa Kelas Vll Terhadap Materi Perbandingan Melalul Pendekatan Problem solvint model polya
255
46.
Dra. zuraini M., M.Pd.
Keluarga sebagai Basic sosialisasi Pendldikan Anak
262
Usia Dini (PAUD)
47,
Dr. A Hallm
P€ngembangan lnstrumen Tes Diagnosis Fisika Kuantum 269
48.
Dr. AnizarAhmad, M.Pd.
Pendidikan Anak Usia Dini: lnvestasi Strategis Menciplakan P€ndidikan Bermutu
278
49-
Dra. Fikriah Noer, M.Pd.
Manai€men KeuanSan dalam xehidupan Keluarga
285
50.
Dra. Nurul Faudiah
Kemampuan Guru Membelajarkan Siswa SD dalam Mata Pelajaran Keraiinan Tangan dan Kesehian
289
51.
Drs. Amiruddin, M.Si.
Pemisahan emas darilimbah pros€s amalgamasi
297
dengan metode solvent impregnated resin
52.
Drs. Amirullah, M.Si.
Sejarah PolitikAceh
302
53.
Dra. Mukhirah
Kreasi Busana Muslim
308
54.
Drs- Samingan, M.St.
Komunitas Fungi pada Daun dan Serdsah,Acocro
314
Mongium
55.
Drs. M.
56.
Drs. Evendi, M. Pd
Alit
M,Si.
Analisis Tingkat (ematan8an Gonad untuk menetapkan 320 Ukuran Geloina Erosa Siap Memiiah dan dapatdipanen Dl Kawasan Peslslr Barat Kabupaten Aceh Besar
dan
Kemampuan Guru IPASD dalam Memahami Menerapkan Keterampilan Proses di Xabupaten Ac€h
f"miang
tx
326
Senina. Nosbnoi clolom Ranqko Lusttun ke 2 & Utonq fohuk k*47 FKtp Unsvjdh
PENDIDIXAN ANA( US|A DtNt: |NVESTASI STRATEGTS MENCIPTAIGN PENDID|KAN BERMUIU
Or. AnizarAhmad, M. pd_ (Dosen PKK FKlp Uhsyiah)
Abstrak Pendidikan Anak Usia Dini {PAUD) adalah "Suatu upaya pembinaao yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melilui pemterian rangsangah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmanildan rohani a8ar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut Ma;a usia dini merupakan ,,masa emas perkembangan anar,, yang apabila pada masa tersebut anak diberikan stimllasi yang tepat akanfienjadi modar penung bagi perkembahgan anak di masa mendatang. enuo iertu;uan memicu perkembargan fisik-motorik, bahasa, kognitil emosiorial, dan sosialuntuk yang meng€depankan kebebasan memilih, merahgsang kreativitat dan penumbuhan karakter. Hasir penelitian terba.u, perkembantan intelektual yang teriadi sangat pesat pada ina* se.lak tahun awal kehidupan anak, yditu pada usia 4 tahun kapasitas [""uia"r"n seorang anat s.raah membentuk 50% inteligensianya. pada usia g tahun telah menaapai goX, aai;oX lagi sisanya pada usia 18 tahun. Kelalaiah penanganan pada usia dini (masa emas perkembangan) tidak dapat ditebus pada masa berikuthya-kehilangan peluang emas. Kebutuhan tumbuhlkembang anak rneliputi gizi, kesehatan, pengasuhan, dan perangsangan pendidikan sama pentingnya. Keberadaan PAUD bukan untuk .,mengkarbif ,"t"int"n rrntuk mempertaya pengataman -leningga anak sesuai tahap perkembangannya. PAUD"nik dilaka.akan rnetatui fen iain, tidak merampas dunia anak. PAUD dilaksanakan oleh linSkungan yang terdekat dengan anak, yaitu di ialur informal adalah pendidikan keluarga atau pendidikan yang diseleoggarakai oleh lingkungan. Jalur nohformal adalah Kelompok Bermai4 Taman penitipan A;k atau 6ntuk lain seoeralat. tah_rr formal yaitu Taman Kanak-kanak, RaudatulAthfaal atau bentuk lain seOerajat, elgianat(, usia din; merupakan masa emas sekaligus masa k.itis yang keberhasilannya sangat;ene;kan kualitas di masa dewasanya. Aaak yang cerdas dengan mudah dapat mlneriria pembelajaran sehin8ga menthasilkan pendidikan yang bermutu.
xcto kunci: peadldikon dnok usio dtni, inveslasi pendidikdn hennutu Pendahuluan Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan b;n;a, bertujuan untuk berkembangnya potensi pesefta didik agar menjadi ,unuri" vung;;i*uiian bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia seha! ferilmu, kreaiif, manairi, aan menjadi warga N€gara yang demokratis serta benanggung Reariiasi dari tuluan teBebut iawabdiatur dengan undang-undang.
.
iaki
Undang Undang Nomor 20 Tahun 2OO3 tentang Sistem pendidikan Nasional menyebutkan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUO) adalah-.Suatu up"V" p".Oinrun VrnC ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahu; VJ.U Oir*ut"n .O"fui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu p€rtumbuhan aan peri"miangan ;asmanl dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendiaitan teUiiianiuii(pasat f uutir
Seninar Nosional dolon Rongko Lustrumke 2 & UtonqTahun ke 47 FKlp Unstioh
14) . Lebih lanjut disebutkan bahwa PAUD diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, dan PAUD dapat diselenggarakan dalam jalur pendidikan forma,, nonformal Jan informal. pAUD pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. pAUD pada jarur pendidikan nonformar berbentuk (erompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TpA), atau bentuk Iain yahS sederajat. . pAUD pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yaht diselenggarakan olei lingkungan. Keberadaan pAUD di lndonesia memiliki posisi yan8 strategis dalam rangka memferluas layanan pendidikan bagi anak usia dini, karena yang terlayani tidak hanya pendidikannya melainkan sekaligus juga membantu meningkatkan kapasitas keluarga dan masyarakat dalam penyeleng8araan program PAUD. Namun dalam pelaksanaannya masih banyak kendala sehingga angka partisipasi PAUD di tndonesia sangat rendah dibandingkan denSan rata-rata angka partisipasi kasar nega ra-hegara lain. Berdasarkan data BpS dan Depdiknas tahun 2002, jumlah anak usia
tahun adatah
28,s juta iiwa dan baru terdapat 7,2 juta anak (2S,3%) yan8 memperoleh layanan pendidikan dan perwatan melalur program pendidikan anak usia dinr. Menurut uNEsco tahun 2oo5 jika O_G
dlbandlngkan dengan Negara tetangga di Asia Tenggara seperti Malaysia (angka partisipasi kasa. PAUD 89%), Thailand (angka partisipasi 8G%), Vietnam (angka partisipasi 43t). Sedangkan angka partisipasi kasar PAUD di lndonesia (angka partisipasi kasar 2O%) masih te.tinEgal, bahkan bila dibandingkah dengan rata-rata angka partisipasi kasa r dunia yang mencapai 40%_liamun dari data Depdiknas tahun 2005 maupun 2OO7 diketahui bahwa dari angka partisipasi kasar PAUD terus meningkat. Masih banyaknya anak usia dini fang belum mendapat layanan pendidikan ini disebabkan terbatasnya jumlah lembaga yanS memberikah layahan pendidikan Anak Usia Dini, belum ta8i sebaran lokasi lembaga yang terkonsehtrasi di perkotaan. s€mentara itu, berdasarkan Blro pusal Statistik, 60% anak usia e6 tahun tinggal dj ped€saan { Jalal, 2@3: 21). Terbatasnya jumlah lembaga layanan merupakan salah satu penyebab rendahnya jumlah anak usia dihi yang mendapat layanan pendidikan. Faktor penyebab lainnya adalah rendahnya kesadaran ordngtua atau masyarakat akan pentin8nfa pendidikan sejak usia dini dasatu sisi, dan disisi lainnya rendahnya tin8kat sosial ekonomi masyarakat. Lebih_lebih karena lndonesia diterpa krisis ekonomi yang berkepanjangan. (ecuali itu, masih terbatasnya tenaBa professional di bidang PAUD. Hal inidisebabkan karena belum semua lemba8ajembaga pendidiian tenaga kependidika; yang membuka.rurusan Pendidikan Anak Usia Dini_ Dalam kondisi demikan, perluasan layanan tjdak cukup hanya dengan menambah layanan pendidikan yang ada, tetapi juga harus diiringi dengan upafa peningkatin kapabititas *eluarga, masyarakat, lembaga pendidikan tenaga kependidikan daram penyerenggaraan pendidikan Anak Usia Dini. Uhtuk menambah jumlah layanan, Direktorat Jenderal pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda melalui Direktorat PAUD melaksanakan kegiatan dntisan program dah pembangunan Pusat PAUD. sedangkan untuk peningkatan kapabiritas keruarga dan masyarakai c,iraksanakan ke8iatan sosialisasi dan pelatihan, termasuk meningkatkan sinergidengan program Bina Keluarga Balita (BKB) yaog dibina oleh Badan Koordinasi (eluarga gerencana ttasianal (BKKBN) dan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (Jalal, 2003: 23). Dasar Hukqm Pendldlkan Anak Usia Oinl
Dalam pedoman teknis pehyelenEgaraan pos pAuD dicanturnkan ada delapan dasar hukum penyelenggaraan pos PAUD adalah seba8ai berikut: 1. Undang-qndang Dasar 1945.
219
Semi.o. Ndsiondldolom Fooqkd Lustun ke-2 & Ulonqldhuh ke-17 fl<tpUnsvidh
2. Undang-undang Nomor4 Tahun 1974 tentang (esejahteraan Anak. 3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindugan Anak. 4. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan. 6. Peaaturan Presiden Republik lndonesia Nomor T Tahun 2OO5 tentang Rencana pembangunan 7. 8.
Jangka Menehgah Nasional Tahun 2@4-2009.
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2@5 tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Departemen pendidikan Nasional. Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009.
UEenitas Peftdidikan Anak Usia Oini Pendidikan usia dini merupakan pendidikan yang sangat mendasar. Hal ini dikarenakan masa usia dini merupakan masa emas perkembangan analq yang apabila pada masa tersebut anak diberikan stimulasi trdng tepat akan menjadi modal penting baSi perkemban8an anak di masa mendatang. Berdasarkan hasil penelitian terbaru, perkembangan intelektual yang terjadi sangat pesat pada anak pada tahun-tahun awal kehidupan anak (masa emas bagi masa perkembangan anak), yaitu pada usia 4 tahun kapasitas kecerdasan seorang anak sudah membentuk 50% inteligensianya, pada usia 8 tahun telah mencapai 80%, dan 20% lagi sisanya pada pertengahan dasawarsa kedl,a. Oleh karena itu, rangsangan-rangsangan )rang terencana dalam proses perkembangan potensi
kegiatan bermain anak dapat diarahkan menuju kematangan emosi, social, kreativitas, dan inteli8ensi sambil bermain. Dalam hal ini, pendidikan Anak Usia Dini paling tidak mengemban fungsi melejitkan seluruh potensi kecerdasan anak, penanaman nilai-nilai dasar, dan pengembangan kemampuan dasar. Untuk memerankan fungsi teasebut, dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan, di antaranya adalah pendekatan "Beyo, d Cente\ dnd Circles Time (BCCD,' atau pendekatan "Sentra dan Lingkaran". Pendekatan ini dikembangkan di Creotive pre-school Florida, Amerika Serikat dan di lndonesia telah diterapkan secara baik antara lain di Sekolah Al-Faltah Jakarta Timur, dan di Kelompok Bermain lstiqlal Jakarta, Dalam p€ndekatan ini, anak dirangsang untuk secara aktif melakukan kegiatan bermain sambil belajar di sentra-sentra pembelajaran. SelurL,h kegiatan pembelajaran berfokus pada anak sebagai subjek "pembelaja/'. Sedangkan pendidik lebih banyak berperan sebagai motivator dan fasilitator d€ngan memberikan pengarahan-pengarahan sebelum dan sesudah anak bermaih, dilakukan dalam setting duduk melingkar sehingga dlkenal sebagai ,,saat lingkaran"{Depdiknas, 2006i2). Mengapa diset ut masa emas? Kaiian neuroscience: Separuh (50%) kapasitas kecerdasan orans dewasa terbentuk pada 4 tahun pertama, sedangkan 50% sisanya berkembant lebih lambat hingga anak berusia sekitar 18 tahun.
. . .
Ka.iian psikolotisi Masa usia dini merupakan saat pembentukan karakter dasar yang akan terbawa hingga masa dewasanya.
Kajian Paedagogis: Usia indera dah kecerdasan.
dini merupakan masa peka/sensitif terhadap berbagai
rangsang
Mentapa dis€but masa kritis? . Usia dinimerupakan masa yangsantat rawan terkena penyakit. . Status gizi dan kesehatan pada masa usia dini sangat berpenSaruh terhadap produktivitas dan kesehatan masa dewasanya.
280
Snin
Nos:Dndl
doldn Ronqkd
Lt
strun
k?-2 & Ulonq Tohun
ke47 Fxtp Ltnsvioh
.
Giziburuk dan anemia akan mengurangi kemampiran belajaranak. Mengapa Pendidikan Harus Dilakqkan Seiak Usia Dini? Perkembangan kecerdasan yang sedang pesat_pesatnya ter.iadi pada masa usia dini perlu dipicu dentan baniir pengalaman indera melalui rangsangan pendijikan. Pembentukan pertlaku melalui pembiasaan-pembiasaan positif yang dilakukan pada masa usia dini akan terpatri permanen hingga masa dewasanya. Usia dini merupakan masa peka/sensitif terhadap berbagai ranBsangah dari lingkun8an yang perlu dimanfaatkan. Pendidikan rnerupakan rihgkungan buatan yang dirancang secara sadar dan terencana untuk
' .
n anak.
Pendldikan Dalam
. . . .
lbnduntar
akhir bulan ke-4 usia kandungan, Allah SWT mengutus Malaikat untuk meniupkan "roh/nyawa" ke daram ianin (Hadis Bukhari Musrim) dan te;yab mutai raat Pada_
itu setrrrutr organ_ organ bayi telah mulai berfungsi. Menurut pard ahli sejak awal bulan ke-S bayi dalam kandungan sudah bisa mendenSar suarasua€ dari luar sehiogga pendidikan sudah bisa dilakukan. Pendidikan dalam kandungan dapat dilakukan melalui ritme bunyi-bunyian {bacaah euran), dendangah, dan suara-suara lembut lainnya. P€ndidlkan dalam kandungan dapat dilakukan oleh ordnttua masing_masing ,ecara bertahap dan berulanS.ulant
seninor Nosionoldolam Rongko Lusttun ke-2 &Utongfohunke 47 FKtpUnsyioh
asa Peka/S6nsitit Oatam Park€mbangan Otak ii.nusta
II
Perkembangan dan Teriadinva Peoangkasan Jaringan S.t Otak (Sioaps)
u.r 4
PAUD S.bagai lnv€Etasi Masa Depan
. . .
Berbagai studi menuniukkan bahwa partisipasi anak di PAUD memberikan dampak jangka pendek berupa peningkatan kecerdasan dan jangka panjang berupa kesukesan di masa depan. Sebuah studi di Amerika S€rikat (2OOt) men8ungkapkan bahwa investasi untuk PAUD satu tahun saja menghasilkan keuntungan 3 kali lipat basi pemerintah dan 7-13 kali lipat bagi keluarga. Keuntungan pemeintah antara lain didapat dari adanya efisiensi penyelenggaraan pehdidikan,
penurunan resiko sosiaL penurunan angka kejahatan, dan peningkatan kemampuan
U
1.
2.
membaya. paiak ketika dewasanya. (Somber: Laporan UNESCOTtg Review Kebuakan PAUD di lndohesia {2005))
ESCO
mer8idertlfitasi ada 4 alasan pen ngnfa PAUD:
Alasan pendidikan: PAUD merupakan pondasi awal dalam meningkatkan kemampuan anak untuk menyelesaikan pendidikan yang lebih tinggi, menurunkan angka mengulang kelas dan angka putus sekolah. Alasan ekonomi: PAUD herupakan investasi fang menguntun8kan baik bagi keluarga maupun
pemerintah.
3. 4.
Alasan sosial: PAUD merupakan salah satu upaya untuk menghentikan roda kemiskinan.
Alasan halvhukum: PAUD rnerupakan hak setiap anak untlk memperoleh pendidikan yang dijamin oleh undang-undang.(UNESCO, 2OO5) Beb€rapa Hasil Riser Otak Perkembangan bahasa dimulai sejak dalam rahim, pada saat janin terus menerus mendengar suara ibunya.
. . . . . . . '
Semakin lembut rangsangan yang diberikan kepada si kecil, semakin banyak jumlah
sinapsis/koneksi otak ya ng te rbentuk. Kemampuan seorang anak untuk mengendal,kan pusat emosi bersandar pada pengalaman dan kasih sayangyang diperolehnya se.iak dini. Ofdk bayi tumbuh pesat karena adanya rang5angan dari lingkunganoya. Berkomunikasi dengafl kecil memp€rkaya peruntaian sel otak yang mendukung perkembangan bahasa. Aktivitas sederhana seperti menimang bayi dapat merdngsang peftirmbuhan otaknya. Melatih keterampilan visual pentin& selama enam bulan pertama kehidupan sikecil.
si
Melatih mengge.kkan anggota tubuh membantu otak bayr mengharuskan sirkuit untuk
perkembangan keterampilan hotorik.
282
Seninar Nosionoldolom Rongko Lusttun ke 2& UtongTohun ke 47 FXtp Unsyjoh
' . . . .
lumlah kata yang didengar seorang bayi setiap hari mempengaruhi kecerdasaannya di masa
depan. Keterampilan motorik yang berulang menguatkan sirkuit neorol otak ke wilayah motorik yang menggerakkan otot. Menghubungkan ritme, geGkan, dan ikatan batin menghasilkan banyak ,,rangkaian,, di otak yang akan membantu bayidalam perkembangannya di masa depan. Menyanyi dan menari membantu ,,merangkaf otak anak. Permainan ci-luk-ba membantu sel-sel otak membentuk koneksi baru dan menguatkan yang
telah ada. Bermain balok, seni, dan peamainan berpura-pura membuat anak mengembangkan rasa ingin tahu, bahasa, kemampuan menyelesaikan masalah, dan keterampilan matematis. Keriasama d€rtan UI{ICEF 1. UNICEF merupakan badao dilingkungan pBB yang berfokus pada penanganan anak dimana lndonesia sebagai anggotanya. 2. Kerjasama dengan uNrcEF merupakan bagian dari kerangka kerjasama internasionar untuk turut mendukung penanganan pAUD di tndonesia. 3. UNICEF memiliki akes yant luas terhadap berbagai sumber yang mendukung pengembangan PALiD di lndonesia yang baru dimulai.
.
Kesimpulan EaBi anak, usia dini me.upakan masa emas sekaligus masa kritis yang keberhasilannya sangat menentukan kualitas di masa dewasanya_
. . . . . . .
Kebutuhan tumbulFkembang anak meliputi gizi, kesehafdn, pengasuhan, dan perangsangan pendidikan ydng sama pentingnya. Kelalaian penanganan pada usia dini {masa emas perkembangan) tidak dapat ditebus pada masa berikuthya-kehilangan peluang emas. Keberadaan PAUD bukan untuk ,,mengkarbif anak melainkan untuk memperkaya pengalaman anak sesuai tahap perkembangannya. PAUD dilaksanakan melalui bermain, sehingga tidak merampas dunia anak. PAUD dilakanakan oleh lingkungan yang terdekat dehgan anak di keluarga. di masyarakat, dan/atau di lemb€ga pendidikan. PAUD benujuan untuk memicu perkembangan fisik-motoril! bahasa, kognitif, emosional, dan sosial yang mengedepank€n kebebasan memilih, merangsang kreativitis, dan penumbuhan karakter.
PAUD di lndonesia M€nurut laporah yang dikeharkan UNESCO {2OOS): Angka partisipasi PAUD di tndonesia merupakan salah satu yang terendah di dunia (baru 2O%), bahkan lebih rendah da.i rata-rata negara berpenghasilan paling rendah (rata-rata 24%) dan lebih rendah dari phitiptna (27%), Vietnam (43%), Thaitand 8E% d;n Mataysia (89%), Lebih dari 99% penyelenggaraan PAUD di Indonesia dilakukan oleh sw;sta. Anggaran PAUD hanya 0,1% (seper seribu) anggaran pendidikan.
. .
P€lakanaan PAUD
Seninar Nasiondl dalon Ronqkd Lusttun ke'2 & Ulong Tohun ke-47
FKIP
Unsvioh
Taman Kanak-Kanak (TK), Raudatul Athfal
Jalur Formal
(RA), atau bentuk lain sederajat
Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipao Anak (TPA), atau bentuk lain sederajat Pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenEgarakan oleh lingkungan
Arah Kebuakar Pernt naan PAUO 200$201X) "Memperluas, mengembangkan, dan mengkoordinasikan pelaksanaan PAUO yang merata, adil dan bermutu dalam ranglG memb€ntuk kesiapan belaiar anak untuk menempuh pendidikan lebih laniui".(Ren5tra Depdiknas 200'2009). Target Layanan PAUD Jalu.l{on Fonnal: Pada tahun 2009 sebanyak 35% anak usia 24tahun terlayani PAUDjalur pendidikan non formal.
Strategi 1. Memberdayakan peranserta masyarakat melalui pemberian dukungan dana bantuan rihtisan progam dan bantuan operasional kelemba8aan. 2. Kemitraan den8an berbaSai Organisasi Wanita, lembaga keagamaan, dan organisasi lainnya. 3. Menginteg.asikan layanan PAUO dengah berbagai lay.nan anak usia dini yang telah tumbuh dao berkembang di masyarakat (Renstra Depdiknas 2005-2009 DAFIAR PUSTAKA Depdiknas, 2006. Pedofidn Peneropon Pendekoton Beyond Centers dnd ci.cle line (BCCT) (Pendekotdh Sentro don Lingkoron) ddlom Pedidikon Anok Usio Dihi. lakafta: Departemen Pendidikan Nasional Depdiknas.go.id 15 desember 2008. Http://menkokesra,So,idlpdf/deputiS/tnpk 15 disember 2008. .lalal, F. 2003. Perluasan Pendidikan Anak Usia Dini. Buletin Padu. Jurror r/mioh Pehdidikdh Anok Usio Dini. Vol.2, No. 02 Agustus 2003.
----
2005. Arah (ebijakan Nasional PAUD, Motei Peldtihon Dasor pendidikon Anok Usio Dini dehgon Pendekoton Beyond Cente6 dnd Arcle Time. Mei 2005' Riau: 'Iidak Diterbhkan
--
2005. Buti,-butir Pengarahan Direkur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda Pada Pelatihan calon Pelatih Metode Beyond cente6 ond Circle Time. Agustus 2005.
(ord Bar.m: Tidak Diterbitkan Sukimao 2006. Pehyelenggordon Pos
PAUD.
Materi seminar Nasional dan Lokakarya PAUD.
Kaliurdng, Oktober 2005. Yogyakarfd
----*,
2@7.
-
PAUD Holistik, Materi Seminar dan Lokakarya PAUD. Dinas Pendidikdn
Provinsi NanBgroe Aceh Darussalam
Undang-Undang Republik lndonesia nomor 20 tahun 2003 Teotary Sistem Pendidikan Nasional lakarta: Depaftemen Pendidikan Nasional Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah.
244