Vol XI Nomor 1 Januari 2016 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
PENAMBAHAN SERAT CHITOSAN PADA SUPLEMENTASI MINYAK IKAN ( FISH OIL ) TERHADAP KADAR GULA DARAH KARYAWAN OBESITAS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Inayah Latar Belakang : Chitosan adalah serat tidak larut air yang diyakini dapat menurunkan kadar gula darah. Pengaruh pemberian Chitosan sampai saat ini masih belum jelas dalam proses menurunkan kadar gula darah. Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian chitosan pada suplementasi minyak ikan (fish oil) terhadap kadar gula darah. Metode : Tiga puluh tujuh karyawan obes dengan IMT ≥ 25 kg/ m 2 dibagi menjadi 2 kelompok. Dua puluh dua subyek mendapatkan 3 gr omega-3 dan sebanya 15 subyek menerima 3 gr omega-3 dan 3 gr chitosan setiap hari selama 21 hari. Pemeriksaan kadar gula darah dilakukan pada hari ke -22, setelah puasa subyek diberikan 100 gr glukosa dan dilakukan pemeriksaan kadar gula darah puasa, 1 jam setelah pembebanan dan 2 jam setelah pembebanan. Hasil : Dibandingkan dengan kelompok control kadar gula darah puasa turun 0.16 mg ( p= 0.8), 1 jam setelah pembebanan turun 11.3 mg (p=0.15) dan 2 jam setelah pembebanan turun 3.75 mg (p=0.08) yang secara statistic tidak signifikan. Kesimpulan : Penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan chitosan pada suplementasi minyak ikan tidak berpengaruh signifikan terhadap kadar gula darah puasa, 1 jam setelah pembebanan, dan 2 jam setelah pembebanan pada karyawan obesitas. Kata kunci : obes, omega-3, chitosan, kadar gula darah
PENDAHULUAN Prevalensi obesitas di Indonesia berdasarkan
Menurut
Amerikan
Diabetes
Association
hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) tahun 2007
(ADA) 2005, diabetes mellitus merupakan suatu
yaitu 19,1% (8,8% berat badan lebih dan 10,3%
kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
obesitas). Data Riskesdas menunjukkan bahwa
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi
prevalensi obesitas pada perempuan lebih tinggi
insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. WHO
dibandingkan
pada
memprediksi untuk Indonesia kenaikan jumlah
perempuan dan 13,9% pada laki-laki), sedangkan
pasien diabetes mellitus dari 8.426.000 juta jiwa pada
prevalensi obesitas tertinggi terjadi pada kelompok
tahun 2004 menjadi sekitar 21.257.000 juta pada
umur 35-44 tahun dan 45-54 tahun sebesar 14,6%. .
tahun 2030 (Perkeni, 2006).
dengan
laki-laki
(23,8%
Data prevalensi obesitas di Daerah Istimewa
Prevalensi penyakit DM di daerah Istimewa
Yogyakarta menurut Riskesdas adalah 22,5% untuk
Yogyakarata relatif tinggi. Hasil survey menyatakan
perempuan dan 14,6% untuk laki-laki.
bahwa sekitar 7,5 % penduduk Jawa dan Bali
Penelitian yang dilakukan Wannamethee, at al,
menderita DM (Depkes,2005).
(1999) mengatakan meningkatnya IMT dan lamanya menderita obesitas akan
meningkatkan
Beberapa penelitian awal diketahui bahwa
secara
dengan meningkatkan dosis konsumsi minyak ikan
bermakna dan progresif terjadinya resiko DM tipe 2.
(fish oil) akan dapat mengontrol kadar gula darah
Hillier, et al (2001) dari 2437 pengidap DM tipe 2
pada penderita diabetes tipe 2, namun hasil yang
yang baru didiagnosis (newly diagnosed) ternyata
berbeda di dapat pada penelitian dengan dosis asam
lebih banyak dijumpai pada penderita obesitas.
lemak omega-3 1,8 – 6,0 gr/hari (Montori, 2000).
9
Vol XI Nomor 1 Januari 2016 - Jurnal Medika Respati
Wei (1998) mengatakan yang terpenting bahwa
ISSN : 1907 - 3887
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
tingginya kadar gula darah pada penderita diabetes
pengaruh
pemberian
serat
Chitosan
pada
tipe 2 akan terbukti akan menyebabkan semua
suplementasi minyak ikan (fish oil) terhadap kadar
penyakit yang berhubungan dengan kardiovaskular
gula darah karyawan obesitas.
dan penyakit lain yang menyebabkan kematian, dan menyebabkan komplikasi pada mikrovaskular.
LANDASAN TEORI
Penelitian yang dilakukan Woodman (2002)
Beberapa
dekade
terakhir
prevalensi
menunjukkan bahwa pemberian 4 gr EPA atau DHA
obesitas lebih tinggi di Negara miskin dengan tingkat
pada penderita diabetes tipe 2 yang mendapatkan
pendidikan dan sosial yang rendah. Obesitas menjadi
pengobatan hipertensi mempunyai kadar gula darah
masalah publik yang akhir-akhir ini meningkat
yang terkontrol pada pemeriksaan kadar gula darah
prevalensinya dan memberikan konsekuensi yang
puasa.
logis atas peningkatan indeks massa tubuh pada Penatalaksanaan dan pengaturan pola makan
beberapa kelompok etnis tertentu (WHO,2000),
merupakan faktor yang penting dalam menjaga kadar
sebagai contoh pada masyarakat di Asia Selatan
gula darah. Makanan yang kaya akan serat pangan
mengalami
dapat meningkatkan kontrol glukosa. Serat pangan
penyakit yang berhubungan dengan peningkatan
yang larut air memiliki efek hipoglikemik dengan
indeks massa tubuh.
peningkatan
resistensi
insulin
dan
menurunkan waktu transit di usus halus hingga
Awal tahun 1999, telah dihasilkan sebuah
absorbsi glukosa dapat ditekan dan hiperglikemia
rekomendasi kriteria dan batasan indeks massa tubuh
berkurang.
untuk
untuk orang Asia, yang terbagi menjadi overweight
mengkonsumsi makanan yang kaya serat pangan
dan obesitas. Indeks massa tubuh untuk overweight
(Karam, et al, 1995 ).
(kg/m2) adalah 23, sedangkan untuk obesitas
Pasien
diabetes
disarankan
Penelitian yang dilakukan oleh Lee (2003),
besarnya IMT adalah 25 (kg/m2) (Woo et al. 1999).
menunjukkan bahwa Chitosan oligosaccharides
Serat Chitosan merupakan polisakarida larut
(COS) dapat menurunkan kadar glukosa sebesar 19%
air sebagai inhibitor kuat menghambat enzim lipase
pada tikus diabetes yang diberikan minum dengan
gastrointestinal, yang efektif menurunkan kadar
COS
Chitosan
koleterol dan mengotrol obesitas (Koide, 1998),
oligosaccharides ini memiliki aktivitas biologis
Penelitian Kerckhoffs (2002) menunjukkan, serat
seperti efek antitumor, efek penurun kolesterol, dan
larut dapat menurunkan kecepatan absorbsi glukosa,
efek antibakteri telah diketahui mekanismenya.
menyebabkan respon glikemik menjadi lebih rendah
Laporan studi mengenai efek antidiabetes masih
dan konsentrasi insulin lebih rendah
sedikit ditemukan.
mengkonsumsi serat diharapkan akan menimbulkan
0,3%
selama
4
minggu.
dengan
Berdasarkan latar belakang tersebut maka
rasa kenyang lebih lama sehingga asupan makanan
penulis bermaksud melakukan penelitian mengenai
dapat dikendalikan sesuai dengan perhitungan
penambahan serat Chitosan pada suplementasi
kebutuhan. Serat Chitosan dapat menurunkan berat
minyak ikan (fish oil) terhadap kadar gula darah
badan 10 – 25 % (Ernes, 1998).
karyawan obesitas yang berusia 25-54 tahun.
Apabila Chitosan dikonsumsi partikelnya akan bergerak ke duodenum akan bercampur dengan
Tujuan Penelitian
HCL , kemudian bergabung dengan asam lemak dan
10
Vol XI Nomor 1 Januari 2016 - Jurnal Medika Respati
kolesterol
yang
menurunkan
IFG tidak berubah untuk pengukuran gula darah
penyerapan lemak dari saluran gastrointestinal. Studi
puasa yaitu 6.1 mmol/L atau 110 mg/dl. Impaired
pada
dapat
Fasting Glucose adalah sebuah kondisi dimana tubuh
menurunkan lemak yang sudah dibatasi (Sugano, et
tidak dapat memproduksi insulin secara optimal dan
al. 1980).
terdapatnya
primata
kemudian
akan
ISSN : 1907 - 3887
menunjukkan
Chitosan
World Health Organization mendefinisikan
gangguan
mekanisme
pengeluaran gula dari hati ke dalam darah, sehingga
kondisi seseorang mempunyai resiko tinggi untuk
kedudukannya hampir sama dengan IGT.
terjangkit diabetes walaupun ada yang menunjukkan
Hipotesis
kadar gula darah dapat kembali ke dalam keadaan
Berdasarkan uraian pada latar belakang dan
normal sebagai Impaired Glucose Tolerance ( IGT ).
landasan teori, maka hipotesis yang diajukan dalam
Seseorang yang kadar gula darahnya termasuk dalam
penelitian ini adalah terdapat penurunan kadar gula
kategori IGT juga mempunyai resiko terkena
darah setelah pemberian penambahan serat Chitosan
penyakit jantung dan pembuluh darah yang sering
pada suplementasi minyak ikan terhadap karyawan
mengiringi penderita diabetes. Kondisi IGT ini terjadi
obesitas
karena adanya kerusakan dari produksi hormon insulin dan terjadinya kekebalan jaringan otot
Rancangan Penelitian
terhadap insulin yang diproduksi.
Jenis penelitian ini adalah eksperimental
Selain IGT terdapat pula pengukuran
menggunakan rancangan Randomized Control Tria
Impaired Fasting Glucose (IFG). Batas bawah untuk
Karyawan jenis kelamin wanita dan pria berusia 25-54 tahun obesKriteria (120 orang) insklusi
sampel obesitas n : 68
Randomisasi Perlakuan Intervensi 34 orang
penekanan
A
Kontrol 34 orang
Intervensi B
21 hari suplementasi: a. Minyak ikan b. Serat Chitosan
21 hari Suplementasi: a. Minyak ikan
Drop out : 12 orang
Drop out : 19 orang
Kadar gula darah puasa, 1 jam dan 2 jam setelah pembebanan akhir (22 orang)
Kadar gula darah puasa, 1 jam dan 2 jam setelah pembebanan akhir (15 orang)
Analisis Data 37 orang
37 orang
Gambar 1. Alur Penelitian
11
Vol XI Nomor 1 Januari 2016 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
HASIL PENELITIAN 1.
pembebanan (β = -0.03 ; p = 0.09 ; CI 95 % -13.18
Pengaruh Terhadap Kadar Gula Darah Puasa
hingga 5.68).
Hasil analisis regresi linier ganda tentang pengaruh penambahan 3 g Chitosan pada
PEMBAHASAN
suplementasi omega-3 terhadap kadar gula darah
Penelitian Kerckhoffs (2002) menunjukkan,
puasa. Analisis data regresi linier ganda yang
serat larut dapat menurunkan kecepatan absorbsi
mengontrol variable asupan serat menunjukkan
glukosa, menyebabkan respon glikemik menjadi
bahwa pemberian 3 g Chitosan pada suplementasi
lebih rendah dan konsentrasi insulin lebih rendah
3 g omega-3 menaikkan kadar gula darah 0.14
dengan
mg/dl, tidak berpengaruh signifikan terhadap kadar
gula
darah
puasa.
Asupan
perhitungan kebutuhan.
akan
Serat Chitosan dapat
menurunkan berat badan 10 – 25 % (Ernes, 1998).
Pengaruh Terhadap Kadar Gula Darah 1 Jam setelah pembebanan
Chitosan adalah polisakarida kationik yang dihasilkan dari Chitin suatu bentuk derivatif dari
Hasil analisis regresi linier ganda tentang
kulit/ cangkang krustasea. Chitosan dipromosikan
pengaruh penambahan 3 g Chitosan pada
dapat menurunkan absorbsi lemak (Kanauchi, 1995).
suplementasi omega-3 terhadap kadar gula darah
Meta analisis yang dilakukan oleh Pittler (2004)
1 jam setelah pembebanan. Analisis data regresi
menyimpulkan bahwa efektifitas Chitosan untuk
linier ganda yang mengontrol asupan serat
menurunkan berat badan masih belum dapat diyakini
menunjukkan bahwa pemberian 3 g Chitosan suplementasi
3
g
omega-3
sepenuhnya.
mampu
Pada
signifikan (p=0.18). Asupan serat menaikkan
dalam
literatur
penelitian
ini
terdapat1
orang
kembung dan penuh saat mengkonsumsi suplemen)
3. Pengaruh Terhadap Kadar Gula Jam setelah pembebanan
Darah
sehingga harus dihentikan dahulu pengamatan yang
2
dilakukuan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
Hasil analisis regesi linier ganda tentang g
oleh
Pittler
(2004)
bahwa
efek
sampingyang terjadi pada suplementasi seperti ini
suplementasi omega-3 terhadap kadar gula darah 2
adalah konstipasi dan terjadinya flatus secara frekuen.
jam setelah pembebanan turun 3.75 mg/dl tidak
Ho et al (2001) menyimpulkan pada penelitiannya
signifikan (p=0.14). Asupan serat menurunkan
dengan pemberian Chitosan 3,1 gr selama 12 minggu
kadar gula darah 2 jam setelah pembebanan sebesar
tidak dapat menurunkan kadar plasma lipid atau
0.03 mg/dl (p=0.09). Analisis regresi linier ganda
penurunan
yang
serat
hiperkoleterolemik di Asia, penelitian ini tidak
menunjukkan bahwa pemberian 3 g Chitosan pada
membatasi makanan yang dikonsumsi oleh subyek
suplementasi 3 g omega-3 statistik tidak mampu
penelitian sedangkan efek samping yang terjadi
menurunkan kadar gula darah 2 jam
adalah rasa tidak enak pada saluran pencernaan.
variable
Chitosan
dilakukan
pada
mengontrol
3
ada
mengalami gangguan pencernaan (perut terasa
pembebanan
sebesar 0.39 mg/dl (p=0.29)
penambahan
yang
dapat diyakini sepenuhnya.
pembebanan sebesar 11,3 mg/dl namun tidak
kadar gula darah 1 jam setelah
Bukti
menunjukkan bahwa efektifitas Chitosan belum
menurunkan kadar gula darah 1 jam setelah
pengaruh
diharapkan
asupan makanan dapat dikendalikan sesuai dengan
mg/dl (p=0.05).
pada
serat
menimbulkan rasa kenyang lebih lama sehingga
serat
menurunkan kadar gula darah puasa sebesar 0.05
2.
mengkonsumsi
asupan
setelah
12
berat
badan
pada
orang
obes
Vol XI Nomor 1 Januari 2016 - Jurnal Medika Respati
Hasil penelitian ini terlihat bahwa 21 hari
ISSN : 1907 - 3887
jaringan adiposa di subkutan abdominal sebesar
setelah perlakuan, penambahan 3 g serat Chitosan
3,5% dan 6%.
pada suplementasi 3 g omega-3 tidak berpengaruh
KESIMPULAN
signifikan terhadap kadar puasa dan kadar gula darah 1 jam setelah pembebanan. Hasil penelitian Lousley
Penambahan 3 g Chitosan pada suplementasi
et al (1984) menunjukkan bahwa pada pasien yang
3 g omega-3 selama 21 hari pada karyawan obesitas
menderita Diabetes Mellitus Tipe 2 yang tak
tidak berpengaruh terhadap kadar gula darah puasa
terkontrol
dan kadar gula darah 1 jam setelah pembebanan dan
namun
melalukan
diet
ketat
dan
mengkonsumsi serat tinggi pada dietnya juga tidak
2 jam setelah pembebanan.
menunjukkan adanya penurunan kadar gula darah
DAFTAR PUSTAKA
puasa. Penelitian yang sama juga menunjukkan diet tinggi serat tidak memberikan efek penurunan gula
Boberg M, Pollare T, Siegbahn A, Vessby B: Supplementation with n-3 fatty acids reduces triglycerides but increases PAI-1 in non-insulin-dependent diabetes mellitus. Eur J Clin Invest 22:645–650, 1992 Caterina.D. R., Madonna.R., Bertolotto. A., et al. 2007. n-3 Fatty Acids In The Treatment of Diabetic Patient. Diabetes Care vol. 30 no. 4 1012-102
darah puasa walaupun kadar gula darah puasa yang diteliti > 8,3 mmol/L (Lousley et al,1984). Sheehan et al (1997) menyebutkan bahwa kadar gula darah puasa pada penelitian yang dilakukan tidak berbeda antara hasil perlakuan yaitu pemberian penambahan serat pada suplemen fish oil
Claudia. A., Nimbe. T., Fernando. I. A., Rogelio. F. P. H., and Armando. T R. 2004. Soy Protein Affects Serum Insulin and Hepatic SREBP1 mRNA and Reduces Fatty Liver in Rats. The Journal of Nutrition. 134 : 522-529.
pada penderita diebetes mellitus tipe 2. Sheehan et al (1997) mengemukakan bahwa hasil yang signifikan terlihat pada penurunan kolesterol, VLDL, dan tryasilgliserol.
Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. 2003. Peran Diit Dalam Penanggulangan Diabetes. Departemen Kesehatan RI.
Studi dalam jangka panjang yang dilakukan oleh Connor et al (1993) menunjukkan bahwa walaupun triasilgliserol menurun tetapi kadar LDL
Gibson. S. R. 2005. Principles of Nutritional Assessment. Oxford University
meningkat dengan diet fish oil, dan indeks glukosa tidak berubah.
Gallaher. D. D., Gallaher. M. C. 2002. A Glucomannan and Chitosan Fiber Chitosan Supplement Deacreases plasma Cholesterol and Increases Cholesterol Excretion in Overweight Normocholesterolemic Human. The Journal of the Collage of Nutrition, Vol. 21, 5: 428-433
Omega-3 memberikan efek yang terbagi pada aktivitas PAI-1 atau konsentrasi antigen. Hasil penelitian penambahan omega-3 pada subyek yang sehat
masih
menguntungkan
sangat atau
kontroversial tidak
akan
menguntungkan
Hiller,T.A., Pedula,K,L.,2001. Characteristic of an adult Population with Newly Diagnosed Type 2 Diabetes. Diabetes Care;24: 15221527 Hu. B. F., Joann. M. E., Graham. C. M., Simin. L., Caren.S. G., dan Walter. W.C. 2001. Diet, Lifestyle, and The Risk of Type 2 Diabetes Mellitus In Woman. The New England Journal of Medicine. . 345:790-797.
sehubungan dengan aktivitas PAI-1 (Kabir et al, 2007). Sementara itu efek lain dari omega-3 adalah kemampuannya
dalam
menurunkan
jaringan
adipose. Walaupun berat badan tidak menunjukkan penurunan namun pada penelitian yang dilakukan Kabir et al (2007) menunjukkan secara signifikan terjadinya penurunan masa lemak dan ukuran
13
Vol XI Nomor 1 Januari 2016 - Jurnal Medika Respati
Kabir. M., Skurnik.G.,et al., 2007. Treatment For 2 mo with n-3 Polyunsaturated Fatty Acids Reduce Adiposity and Some Atherogenic Factor but Does Not Improve Insulin Sensitivity in Women with Type 2 Diabetes: A Randomize controlled Study. Am. J. Clin. Nutr; 86: 1670-1679
ISSN : 1907 - 3887
Woodman. J. R., Mori. A. T., 2002. Effects of purified eicosapentaenoic and docosahexaenoic acids on glycemic control, blood pressure, and serum lipids in type 2 diabetic patients with treated ypertension. Journal of Nutrition. World Health Organization. 2003. Diet, nutrition and the prevention of chronic disease, Report of joint WHO/ FAO, expert consultation,WHO, Genewa:54-70
Kerckhoffs Danielle A.J.M, Brouns Fred, Hornstra Gerard, and Mensink Ronald P. 2002. Effects on the Human Serum Lipoprotein Profile of β-Glucan, Soy Protein and Isoflavones, Plant Sterols and Stenols, Garlic and Tocotrienols. The Journal of Nutrition. 132:2494-2505. Koide. S.S., 1998. Chitin – Chitosan: Properties, Benefit and Risk. USA: Elsevier Science Inc. Nutrition Research. Vol. 18, No: 6 pp. 1091 - 1101 Montori. V. M., Farmer. A., Wollan. P. C., Dinnaen. S. F. 2000. Fish oil supplementation in type 2 diabetes: a quantitative systematic review. Diabetes Care; 23:1407–15. Murti. B. 2006. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta. Gajah Mada University Press. Perkeni. 2006. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2006. Pittler. H. Max. and Ernst. Edzard. 2004. Dietary Supplement for Body-Weight Reduction: A Systematic Review. Am J Clin Nutr 79: 52936 Sheehan. P. John., Wei. W. Irene., Ulchaker. Margaret., Yi Tserng. Kou., Effect of High Fiber Intake in Fish oil Treated Pasients with non Insulin-Dependent Diabetes Mellitus. Am. J Clin Nutr. 66:1183-7 Sugano. M. Fujukawa. T. Hiratsuji. Y. et al. 1980. A Novel use of Chitosan As Hypocholesterolemic Agent in Rat. Am. J. Clin. Nutr. 33, 787 – 799 Sumiyoshi, Maho., Sakanaka, Masahiro,. Kimura, Yoshiyuki,. 2006. Chronic Intake of HighFat and High-SucrosenDiets Differentially Affects Glucose Intolerance in Mice. Journal of Nutrition.136:582-587 Wannamethee, S. G., Shaper. A. G., 1999. Weight change and duration of overweight and obesity in the incidence of tipe2 diabetes. Diabetes care; 22;1266-1272 Wei M, Gaskill SP, Haffner SM, Stern MP. 1998. Effects of diabetes and level of glycemia on all-cause and cardiovascular mortality Diabetes Care ; 10: 1301-1309
14
Vol XI Nomor 1 Januari 2016 - Jurnal Medika Respati
ISSN : 1907 - 3887
15
