PEMODELAN ENTERPRISE ARCHITECTURE UNTUK SISTEM INFORMASI PADA KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA Rizal Ginanjar Ramadhan[1], Aradea[2], Andi Nur Rachman[3] Jurusan Teknik Infromatika, Fakultas Teknik, Universitas Siliwangi Tasikmalaya Email:
[email protected] ABSTRACT Designing architecture of information system and technology is one effort on the organization that is required to increase the competitiveness in many field, such as education, government, economics and other business, which is an architecture information is a resource of information an organization is able to ensure that information system and technology an accordance with the purpose of information. Office of Library and Archives Tasikmalaya District (KPAD) is one of the regional Organization (OPD) in government regency Tasikmalaya, which the ministry in charge of the preparation of the implementation of government policy in the field of library and archival, but this condition system has accurant that has existed in Tasikmalaya KPAD most of them still manual system, doesn’t integrated with each other and there is no information for the development of strategic planning of information system. Therefore, is required the information system strategic planning to identify what strategies and technologies that will be used the information system an accordance with the vision, mission and need of the KPAD Tasikmalaya regency. The framework that are used in strategic planning of information system in the organization's environment KPAD Tasikmalaya regency is the Zachman Framework by Pereira and Sousa approach which is one of the way in the modeling enterprise architecture that can define functions desigining of information system completely from a variety of subject and perspective. The results of the strategic planning of information system KPAD Tasikmalaya district that compiled by using the Zachman Framework approach Sousa Pereira and are mapped in tabular form the framework for the strategic planning of information system KPAD. Keywords : Zachman Framework, Pereira and Sousa, Enterprise Architecture, KPAD. ABSTRAK Perancangan arsitektur sistem informasi dan teknologi merupakan salah satu upaya dalam suatu organisasi yang diperlukan untuk meningkatkan daya saing di berbagai bidang, seperti bidang pendidikan, pemerintahan, ekonomi dan bisnis lainnya, dimana arsitektur informasi merupakan sumber daya dari organisasi yang mampu menjamin agar sistem informasi dan teknologi berjalan sesuai dengan tujuan informasi. Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Tasikmalaya (KPAD) merupakan salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya yang bertugas dalam layanan penyusunan pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah dalam bidang penyelenggaraan urusan perpustakaan dan kearsipan, namun kondisi sistem saat ini yang telah ada di KPAD Kabupaten Tasikmalaya kebanyakan masih bersifat manual, tidak terintegrasi satu sama lainnya serta belum ada perencanaan strategi informasi untuk pengembangan sistem informasi. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan strategis sistem informasi untuk mengidentifikasi strategi dan teknologi apa yang akan digunakan sistem informasi tersebut sesuai dengan visi, misi serta kebutuhan KPAD Kabupaten Tasikmalaya. Framework yang digunakan dalam menyusun perencanaan strategis sistem informasi di lingkungan organisasi KPAD Kabupaten Tasikmalaya adalah Zachman Framework dengan metode pendekatan Pereira dan Sousa yang merupakan salah satu cara kerja dari pemodelan enterprise architecture yang dapat mendefinisikan fungsi perancangan sistem informasi yang lengkap dari berbagai subjek dan perspektif. Hasil dari perencanaan strategis sistem informasi KPAD Kabupaten Tasikmalaya yang disusun dengan menggunakan Zachman Framework dengan metode pendekatan Pereira dan Sousa dipetakan dalam bentuk tabel framework perancangan strategis untuk sistem informasi KPAD. Kata kunci : Zachman Framework, Pereira dan Sousa, Arsitektur Enterprise, KPAD. I.
PENDAHULUAN Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Tasikmalaya merupakan instansi pemerintah yang berada dibawah Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya yang salah satu tugas pokoknya adalah melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah dalam bidang penyelenggaraan urusan perpustakaan dan kearsipan serta tugas lain yang diberikan Bupati (Renstra 2011-2015). Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah mempunyai misi “Perpustakaan dan Arsip sebagai sumber informasi dan pengetahuan menuju masyarakat Kabupaten Tasikmalaya cerdas”. Dalam rangka pencapaian misi tersebut, maka diperlukan sistem informasi yang menyediakan data dan informasi yang berkualitas untuk mendukung kebutuhan dan strategi bisnis. Pada
saat ini penggunaan sistem informasi di kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Tasikmalaya kebanyakan masih bersifat manual, dimana masingmasing bagian mempunyai sistem informasi sendiri dan belum terintegrasi seluruhnya, serta sering terjadi data yang kurang akurat. Sehingga memerlukaan pemodelan Enterprise Architecture untuk diterapkan di KPAD Kabupaten Tasikmalaya. Pemodelan Enterprise Architecture ini akan membantu pencapaian tujuan sistem informasi dalam menyediakan data/informasi yang berkualitas untuk mendukung kebutuhan bisnis, namun sering ditemukan bahwa perumusan rencana strategis dan pengimplementasian sistem informasi kurang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja dan kesuksesan bisnis organisasi dalam peningkatan daya saing organisasi. Oleh karena itu, rencana strategis dan pengimplementasian sistem informasi harus dapat
1
menjaga kesinergian sistem informasi dalam mendukung kebutuhan bisnis organisasi, serta rencana bisnis yang dihasilkan berupa pedoman pengimplementasian sistem informasi secara rinci dan cermat dengan memanfaatkan kerangka kerja Zachman (Zachman Framework). Zachman Framework merupakan suatu pengklasifikasian arsitektur artifak dalam sistem secara formal dan terstruktur dengan baik hubungan perspektif pihak-pihak yang terkait dalam pengembangan sistem (Sessions, 2007). Studi Zachman dimulai dengan analisis kondisi dan kebutuhan organisasi. Hasil analisis tersebut kemudian dimanfaatkan untuk mendefinisikan kondisi ideal yang ingin dicapai oleh organisasi di masa mendatang. Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam penelitian tugas akhir ini diambillah judul penelitian “Pemodelan Enterprise Architecture Untuk Sistem Informasi Pada Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kabupaten Tasikmalaya” yang diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan perencanaan arsitektur sistem informasi yang sesuai dengan fungsi bisnis dan kebutuhan bisnis KPAD Kabupaten Tasikmalaya. Batasan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Studi kasus dilakukan di Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah Tasikmalaya. 2. Fungsi yang dimodelkan hanya fungsi bisnis yang tercantum dalam struktur organisasi, khususnya dalam bidang kearsipan. 3. Kerangka kerja pengembangan arsitektur informasi perusahaan yang dipakai adalah Zachman Framework, yang akan dimanfaatkan sebagai cara pandang terhadap arsitektur informasi Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Tasikmalaya. 4. Proses analisis hanya fokus sampai pada bagian sistem model, kemudian penambahan pada teknologi model terhadap kolom data, proses, dan tanggung jawab. 5. Arsitektur sistem informasi yang dihasilkan tidak melakukan implementasi dari hasil rekomendasi perancangan arsitektur. Berdasarkan batasan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini yaitu, melakukan perancangan model dan menetapkan model arsitektur informasi yang sesuai dengan kebutuhan bisnis pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Tasikmalaya dengan menggunakan kerangka kerja Zachman dengan target keluaran dari penelitian ini adalah blueprint teknologi informasi, untuk pedoman pengembangan sistem informasi yang terintegrasi untuk mendukung kebutuhan organisasi. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Tasikmalaya dapat memiliki blueprint, yaitu perancangan model dan model arsitektur sistem informasi sebagai acuan untuk mengembangkan sistem informasi yang sesuai dengan fungsi bisnis dan kebutuhan bisnis Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Tasikmalaya.
II. A.
LANDASAN TEORI Sistem Informasi KPAD Sistem informasi diartikan sebagai sebuah sistem yang terintegrasi secara optimal dan berbasis komputer yang dapat menghimpun dan menyajikan berbagai jenis data yang akurat untuk berbagai macam kebutuhan. Sebuah perusahaan atau organisasi dapat berkompetensi dengan perusahaan yang lain. (Soendoro & Haryanto, 2005). Sistem informasi KPAD merupakan sekumpulan elemen yang digabungkan dengan tujuan untuk mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan dan memastikan bahwa strategi sistem informasi tersebut selaras dengan strategi bisnis yang terdapat pada KPAD. B.
Arsitektur Sistem Informasi Arsitektur sistem informasi merupakan Pemetaan atau rencana kebutuhan-kebutuhan informasi di dalam suatu organisasi (Turban, McLean, Wetherbe, 1999). C.
Enterprise Architecture Enterprise Architecture adalah kumpulan prinsip, metode, dan model yang bersifat masuk akal yang digunakan untuk mendesain dan merealisasikan sebuah struktur organisasi enterprise, proses bisnis, sistem informasi dan infrastruktunya (Surendro, 2009). D.
Zachman Framework Zachman Framework merupakan salah satu kerangka kerja yang dipublikasikan oleh John Zachman pada tahun 1987 dalam tulisannya yang berjudul “A Framework for Information System Architecture” di IBM System Journal. Dalam kerangka kerja Zachman (Zachman Framework/ ZF) awalnya berupa struktur matriks 6 x 3, yang terdiri dari enam baris dan tiga kolom. Kerangka Kerja kemudian diperluas dan diformalisasikan oleh Sowa dan Zachman pada tahun 1992 dalam tulisannya yang berjudul “Extending and Formalizing the Framework for Information Systems Architecture” di IBM System Journal. Pada dasarnya kerangka kerja Zachman untuk arsitektur enterprise adalah sebuah skema yang digunakan utnuk mengelola artifak suatu enterprise. Pengertian artifak disini dapa berupa model, gambar, diagram, atau dokumen (Surendro, 2009).
Gambar 1. Kerangka Kerja Zachman untuk Enterprise Architecture (Zachman, J.A, 1987)
2
Dalam kerangka kerja zachman terdapat 6 kolom yaitu: 1. Data (What), berfokus pada relasi entitas. 2. Fungsi (How), berfokus pada proses dan fungsi termasuk input dan output yang dihasilkan. 3. Lokasi (Where), berfokus pada node-node dan link-link. 4. Orang (Who), berfokus pada kontributor (agen) pekerjaan yang terkait. 5. Waktu (When), berfokus pada waktu dan siklus. 6. Motivasi (Why), berfokus pada sasaran dan tujuan (ends) serta strategi atau metode (means). Terdapat 6 baris pada kerangka kerja Zachman yaitu: 1. Scope (planner’s view) Mendefinisikan arah dan tujuan bisnis. Merupakan konteks atau batasan dari pengembangan sistem. 2. Enterprise Model (bussiness owner’s view) Mendefinisikan bisnis yang ada saat ini, seperti proses bisnis yang ada. Mendefinisikan seluruh hal penting bagi perusahaan. 3. Model of pundamental concept (architect’s designer view) Penjelasan dari enterprise model dan mendefinisikan hal-hal pundamental mengenai pengelolaan informasi dalam perusahaan. 4. Technology model (builder’s view) Mendefinisikan bagaimana teknologi informasi berperan dalam pengelolaan informasi dalam perusahaan. 5. Detailed representation (subcontractor’s view) Detail dari rencana pengembangan sistem. 6. Functioning enterprise (user’s view) Sistem yang sudah jadi.
Tabel 1. Pendekatan Matriks Pemetaan Zachman Framework (Pereira dan Sousa, 2004) Scope (Planner) Enterprise Model (Owner) System Model (Designer)
What How Where Process Inventory Distribution Identification Identification Identification (A,1 ) (C,1) (B,1) Inventory Procces Distribution Definition Definition Definition (G,2,A) (H,3,(B+G)) (I,4,(C+H)) Inventory Process Distribution Representation Representation Representation (M.3,G) (N,4,H) (O,5,N) Data
Function
Network
Who When Why Responsibility Timing Motivation Identification Identifcation Identification (D,1) (E,1) (F,1) Responsibility Timing Motivation Definition Definiton Definition (J,5,(D+I)) (K,4,(E+H)) (L,4,(F+H)) Responsibility Timing Motivation Representation Representation Representation (P,6,(J+N)) (Q,5,N) (R,5,(L+N)) People
Time
Motivation
A.
Identifikasi Scope Pada langkah ini dilakukan identifikasi awal berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan. Hasil identifikasi berupa deskripsi kondisi saat ini dan informasi yang berkaitan dengan inventori (A), proses (B), lokasi bisnis (C), tanggung jawab (D), timing (E), dan motivasi (F) yang dimiliki pada perusahaan. B.
Pendefinisian Inventori Seluruh entitas data utama yang telah diidentifikasikan pada langkah pertama didefinisikan melalui suatu pemodelan konseptual (G). C.
Pendefinisan Proses dan Representasi Inventori Pada langkah ini dilakukan pendefinisian proses (H) berupa activity diagram sebagai alur berjalannya proses bisnis utama Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Tasikmalaya. Di samping itu, dibuat representasi inventori (G) berupa pemodelan Class Diagram yang dibuat oleh arsitek dari pengembangan Class Diagram pada baris enterprise model . D.
III. METODOLOGI Alur analisis pada penelitian ini mengacu pada metode analisis arsitektur kebutuhan yang diterapkan oleh Pereira dan Sousa (2004). Metode Pereira dan Sousa merupakan salah satu metode yang menjelaskan langkah-langkah dari proses awal sampai akhir dalam melakukan penerapan kerangka kerja Zachman untuk perancangan arsitektur sistem informasi. Metode yang diterapkan oleh Pereira dan Sousa berupa notasi yang terdiri atas angka, huruf, dan tanda “+”. Mulai
Pengumpulan Data
Identifikasi Scope
Pereira dan Sousa 2004
E.
Pendefinisian Inventori
Refresentasi Inventori
Pendefinisian Proses
Pendefinisian Distribusi
Pendefinisian Timing
Representasi Distribusi
Representasi Timing
Pendefinisian Distribusi, Pendefinisian Timing, Pendefinisian Motivasi, dan Representasi Proses Pada langkah ini dilakukan pendefinisian distribusi (I) berupa skema alokasi atau layout denah perusahaan yang menggambarkan desain topologi jaringan di KPAD Kabupaten Tasikmalaya. Selanjutnya, dilakukan pendefinisian timing (K) berupa rencana kegiatan KPAD Kabupaten Tasikmalaya. Kemudian, dialakukan pendefinisian motivasi (L) berupa daftar rencana target perusahaan yang melatarbelakangi adanya sistem informasi KPAD, khususnya yang dibutuhkan di KPAD Kabupaten Tasikmalaya, dan representasi proses (N) yang menunjukan alur perpindahan data pada setiap proses yang dilakukan sistem berupa use case.
Pendefinisan Motivasi
Representasi Motivasi
Representasi Proses
Pendefinisian Proses
Representasi Tanggung Jawab
Selesai
Representasi Distribusi, Representasi Timing, Representasi Motivasi, dan Pendefinisan Tanggung Jawab Analisis berikutnya dengan merepresentasikan distribusi bisnis (O) berupa topologi jaringan yang diusulkan. Selanjutnya, representasi timing (Q) berupa alur state dari kalender kegiatan KPAD Kabupaten Tasikmalaya dengan estimasi waktu tertentu. Kemudian, dibuat representasi motivasi (R) berupa matriks hubungan proses yang dilakukan sistem informasi KPAD Kabupaten Tasikmalaya terhadap target yang diharapkan perusahaan dan pendefinisian
Gambar 2. Metode Penelitian Pereira dan Sousa 2004
3
kewajiban (J) berupa struktur organisasi KPAD Kabupaten Tasikmalaya.
5.4 Memberikan pelayanan informasi
Kondisi jaringan di KPAD Kabupaten Tasikmalaya saat ini, digambarkan dalam topologi sebagai berikut:
F.
Representasi Tanggung Jawab Langkah ini menunjukan representasi tanggung jawab (P) berupa use case yang menjelaskan task pengguna terhadap sistem. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Eksisting KPAD Kabupaten Tasikmalaya berdasarkan wawancara dan pengamatan Saat ini Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah (KPAD) Kabupaten Tasikmalaya belum mempunyai blueprint SI/TI. Sebagai sebuah organisai perangkat daerah yang sedang berkembang, hal tersebut sangat diperlukan. Dengan adanya blueprint SI/TI, maka akan sangat membantu dalam pengembangan, yang nantinya akan berpengaruh pada peningkatan kualitas dari segi layanan terhadap keseluruhan aspek yang ada di KPAD Kabupaten Tasikmalaya. Pada saat penelitian ini dilakukan, di KPAD Kabupaten Tasikmalaya telah teridentifikasi proses bisnis utama sebagai berikut: Tabel 2. Identifikasi Proses Bisnis Utama di KPAD Kabupaten Tasikmalaya No 1.
2.
3.
4
5
Area Bisnis Penyelamatan, pelestarian dokumen dan peningkatan pengelola
Proses Bisnis 1.1 Penyusunan rencana kegiatan penyelamatan arsip 1.2 Penilaian arsip yang bernilai guna yang memiliki nilai simpan sementara dan permanen 1.3 Penataan arsip aktif dan in-aktif 1.4 Penetapan kebijakan teknis kegiatan penyelamatan arsip 1.5 Kegiatan pendataan penilaian dan penyusutan Penataan dan 2.1 Penyusunan klasifikasi dan Akuisisi Arsip rumusan masalah 2.2 Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait Terselamatkan 3.1 Pembuatan daftar arsip yang Dokumen yang telah dilimpahkan memiliki Nilai 3.2 Penandatanganan berita acara Guna penyerahan arsip 3.3 Pengkoordinasian kegiatan pelayanan dengan dinas terkait Sosialisasi 4.1 Perumusan dan penyusunan Kearsipan teknis kegiatan sosialisi kearsipan 4.2 Penyiapan bahan materi kegiatan sosialisasi, penetapan perizinan untuk ditandatangai oleh Kepala Kantor 4.3 Penetapan kebijakan teknis kegiatan sosialisasi kearsipan 4.4 Penyampaian materi kearsipan yang disampaikan oleh Kepala Kantor 4.5 Pengkoordinasian kegiatan sosialiasi dengan unit dan dinas terkait 4.6 Pelaksanaan sosialisasi kearsipan Pelayanan 5.1 Pencarian dokumen dengan Informasi sistem terkomputerisasi kepada 5.2 Penampungan informasi Masyarakat 5.3 Pengkoordinasian kegiatan pelayanan dengan unit terkait
Gambar 3. Kondisi Jaringan di KPAD Kabupaten Tasikmalaya saat ini Untuk melaksanakan proses bisnisnya KPAD Kabupaten Tasikmalaya memiliki kalender kegiatan yang ditentukan setiap tahun. Dalam pelaksanaanya, kalender kegiatan KPAD Kabupaten Tasikmalaya sering berubah-ubah dikarenakan adanya kegiatan lain yang dapat merubah segala rencana pada kalender kegiatan. Untuk keputusan tetap berada pada kepala kantor KPAD. Dari sisi motivasi KPAD Kabupaten Tasikmalaya telah memiliki visi, misi dan tujuan sampai motto yang telah diterapkan yang menjadi landasan dalam mencapai keseluruhan. B.
Penerapan Zachman Framework Hasil analisis kondisi eksisting KPAD Kabupaten Tasikmalaya, menimbulkan pemikiran bahwa salah satu hal penting yang harus diselesaikan adalah bagaimana menyediakan arsitektur data skala enterprise untuk KPAD Kabupaten Tasikmalaya dan bagaimana mewujudkan bentuk pengelolaan data yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan tersebut. Untuk itu dilakukan penelitian dengan menggunakan Zachman Framework dengan menggunakan pendekatan Pereira dan Sousa (2004) didapat hasil seperti pada Tabel 3.
4
Tabel 3. Pemetaan Matriks Zachman Framework KPAD Kabupaten Tasikmalaya dengan menggunakan pendekatan Pereira dan Sousa (2004)
1.
Implementasi Data Dari hasil analisis implementasi data didapat serangkaian entitas data dari proses utama, sebagai berikut: Tabel 4. Daftar Kandidat Entitas Entitas bisnis Entitas Penyelamatan, Pelestarian Dokumen dan Peningkatan Pengelola Entitas Penataan dan Akuisisi Arsip
Entitas Terselamatkan Dokumen yang Memiliki Nilai Guna
Entitas Sosialisasi Kearsipan Entitas Pelayanan Informasi kepada Masyarakat
Entitas Data 1. Entitas Arsip aktif 2. Entitas Arsip inaktif 3. Entitas Arsip statis 4. Entitas Arsip vital 5. Entitas Arsiparis 1. Entitas Izin Mendirikan Bangun (IMB) 2. Entitas Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) 3. Entitas Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 4. Entitas Surat Izin Tempat Usaha (SITU) 5. Entitas Kutipan Akta Kelahiran 6. Entitas Berkas Pensiun 7. Entitas Pengelola dan Layanan 1. Entitas Penyerahan Aset Kab ke Kota 2. Entitas Dokumentasi Sejarah 3. Entitas Aturan-Aturan Kearsipan 4. Entitas Buku Panduan Kearsipan 5. Entitas Peta 6. Entitas Pengelola dan Layanan 1. Entitas Kegiatan Sosialisi 2. Entitas Kepala KPAD 3. Entitas Pengelolaan dan Layanan 1. Entitas Pencari Arsip 2. Entitas Pencarian Arsip 3. Entitas Pengelolaan dan Layanan
Gambar 4. Activity Diagram Sosialisasi Kearsipan 2.
Implementasi Aplikasi Dari daftar kanditat entitas yang telah diperoleh, dapat ditetapkan kebutuhan implementasi aplikasi, bahwa aplikasi harus dapat menangani 5 area proses bisnis utama, yaitu proses penyelamatan, pelestarian dan peningkatan pengelola, proses penataan dan akuisisi arsip, proses terselamatkan dokumen yang memiliki nilai guna, proses sosialisasi kearsipan, dan proses pelayan informasi kepada masyarakat yang dispesifikasikan menjadi 17 aplikasi.
5
3.
Implementasi Teknologi Dari hasil pengamatan lapangan mengenai denah lokasi dan skema jaringan KPAD Kabupaten Tasikmalaya, maka diusulkan infrastruktur jaringan untuk KPAD Kabupaten Tasikmalaya seperti pada gambar 5.
5.
Implementasi waktu dan motivasi Adanya pelaksanaan kegiatan yang tidak di rencanakan dalam kalender kegiatan, membuat tidak konsistennya kalender kegiatan. Dengan demikian perlu dibuat kebijakan yang mengatur berlangsungnya proses bisnis tersebut yang dikeluarkan langsung oleh Kepala KPAD. Untuk mengetahui sejauh mana visi dan misi KPAD Kabupaten Tasikmalaya, perlu adanya realisasi monitoring yang di dalamnya terdapat Critical Success Factor (CSF) dan Key Performance Indicator (KPI) untuk merepresentasikan kinerja dari proses motivasi visi dan misi.
V. KESIMPULAN DAN SARAN Gambar 5. Jaringan yang diusulkan di KPAD Kab Tasikmalaya 4.
Implementasi Tanggung Jawab Use case diagram untuk fungsi bisnis utama kegiatan KPAD Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada Gambar 6. Use case mendefinisikan aktor dan bagaimana mereka berinteraksi dengan layanan sistem. Aktor yang terlibat dan menggunakan layanan sistem adalah kepala kantor, jabatan fungsional, subag tata usaha, sie pengelolaan dan layanan, sie evaluasi, pengembangan dan pelestarian, sie pelayanan dan pengembangan perpustakaan, operator komputer serta masyarakat. Arsip Vital Kepala Kantor
Izin Mendirikan Bangunan
Jabatan Fungsional Surai Izin Usaha Perdagangan
Tanda Daftar Perusahaan
Subag Tata Usaha Masyarakat
Surat Izin Tempat Usaha
Kutipan Akta Kelahiran Sie Pengelolaan dan Layanan Berkas Pensiun
Penyerahan Aset
Seksi Evaluasi, Pengembangan dan Pelestarian
Aturan-aturan kearsipan
Dokumentasi Sejarah
Seksi Pelayanan dan Pengembangan Perpustakaan
Buku panduan kearsipan
Operator Komputer Layanan Informasi
A. Kesimpulan 1. Pada penelitian ini dilakukan penerapan kerangka kerja Zachman Framework yang menghasilkan kerangka dasar analisis kebutuhan berupa cerita atau narasi dan beberapa diagram pemodelan data kebutuhan serta prototipe pada proses bisnis utama Kegiatan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Tasikmalaya dengan menggunakan metode pendekatan Pereira dan Sousa sebagai langkah-langkah dalam mengerjakan tiap kolom dan baris pada kerangka kerja Zachman Framework 2. Perancangan arsitektur untuk sistem informasi pada KPAD Kab Tasikmalaya secara lengkap dapat mendefinisikan sistem dan teknologi informasi yang sedang berjalan dan akan menjadi dasar bagi pengembangan, pengelolaan dan penggunaan sistem informasi agar sesuai dengan misi Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Tasikmalaya guna mendukung pencapaian tujuantujuan bisnis enterprise ini. 3. Pengelompokan data menjadi entitas sangat menentukan dalam perancangan arsitektur sistem informasi fungsi bisnis data dan proses bisnis serta Class Diagram untuk skema basis data telah dibuat untuk memperjelas arsitektur data ini, dengan analisis GAP diperoleh 24 tabel, dari ke 24 tabel mesti perlu dilakukan pengembangan baru (100 %). Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa dukungan untuk pengembangan aplikasi masih harus dilakukan, khususnya proses bisnis utama kegiatan yang ada di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Tasikmalaya dalam jangka panjang, dalam hal ini perlu dilakukan pendekatan arsitektural untuk mewujudkan sebuah pergeseran besar integrasi aplikasi dengan teknologi. 4. Direkomendasikannya arsitektur data warehouse untuk mendukung proses pengambilan keputusan manajemen dalam hal untuk pengembangan baru aplikasi dengan teknologi yang ada di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Tasikmalaya.
Gambar 6. Use Case Diagram Fungsi Bisnis Utama KPAD Kabupaten Tasikmalaya
6
B. Saran 1. Dengan dibuatnya perancangan model arsitektur sistem informasi ini diharapkan dapat membawa dampak lebih baik bagi Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Tasikmalaya dalam kinerja organisasi pemerintahan. 2. Perancangan arsitektur untuk sistem informasi akan mendapatkan dampak yang lebih baik jika mencakup dan melibatkan seluruh bagian Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Tasikmalaya. 3. Perancangan Arsitektur sistem informasi ini harus selalu dikelola dan dievaluasi utnuk mengikuti kebutuhan fungsi bisnis yang diperlukan di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Tasikmalaya. 4. Berdasarkan hasil penelitian ini untuk penegembangan penelitian lanjutan kedepan diharapkan dapat mencakup keseluruhan Zachman Framework dengan pemetaan yang lebih spesifik yang membahas keseluruhan 6 baris perspektif dan 6 kolom data (abstraksi). 5. Penelitian yang dibuat masih memiliki kekurangan, baru menggunakan 3 baris (perspektif) dari 6 baris (perspektif) Zachman Framework , untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat lebih baik dari yang sudah ada saat ini. DAFTAR PUSTAKA Dosen Tetap Program Studi sistem Informasi.. Perancangan Arsitektur Enterprise Dengan Mede Zachman Framework PT. Majatera, Jurnal, tidak diterbitkan. Bandung. Universitas Komputer Indonesia. Jogiyanto, HM. 2005. Analisis & Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis.Yogyakarta: Andi. KPAD. 2008. Rincian Tugas Unit di Lingkungan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Tasikmalaya. Tasikmalaya: Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Tasikmalaya. Pramudya, Ryan. 2009. Perancangan Model Arsitektur Sistem Informasi Perguruan Tinggi Menggunakan Zachman Framework (Studii Kasus: Universitas Siliwangi Tasikmalaya). Skripsi, tidak diterbitkan.Tasikmalaya: Fakultas Teknik Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Surendro, K, 2009. Pemanfaatan Enterprise Architecture Planning Untuk Perencanaan Strategis Sistem Informasi. Jurnal, tidak diterbitkan. Tasikmalaya. Fakultas Teknik Universitas Siliwangi. Surendro, K. 2009. Pengembangan Rencana Induk Sistem Informasi. Bandung: Informatika. Zachman JA. 1987. A Framework Form Information Systems Architecture. IBM System Journal 26(3): 276-292.
7