1
PEMIMPIN PERSPEKTIF HASAN AL-BANNA OLEH ABDUL MUJIB (Dosen IAIN Metro)
ABSTRACT Hasan Al-Banna was raised in a loving environment science. He entered elementary school to Madrasah Al-Ibtida'iyah AlRashad Al-Diniyah, followed by education to junior high school in Mahmuiyah. Then continued his studies to the school teacher in Dar Al-Muallimin Damanhur. Hasan Al-Banna's view that educational leaders with talent, knowledge and experience which conferred on him the power of faith extraordinary impression to any person related to her heart overflow of his heart to the hearts of the people around him. Leader of a number of educators who are sincere, who is believed to be a strong and reliable path laid out by the leader. Educators means people who have a high weighting faith, vigor, courage heart, force of will, tolerance, and the ability to influence others. Key Words: Kepemimpinan, Hasan Al-Banna.
Jurnal An-Nur, Vol. 2 No. 01 Januari-Juni 2016
2
A. PENDAHULUAN Kajian sejarah Dakwah Islam, nama Hasan AlBanna sebagai pendiri Ikhwatul Muslim, adalah nama yang sering disebut dan harum semerbak dalam lembaran kata-kata karena ia adalah Mujahid dakwah yang memiliki keberhasilan dalam berdakwah pada masanya dan dia adalah seorang yang Syahid dijalan dakwah. Indikator keberhasilan gerakan dakwahnya adalah tetap eksisnya Ikhwanul Muslimin sebagai salah satu organisasi lembaga dakwah yang didirikan oleh seseorang yang syahid dijalan-Nya dan pemikiran-pemikirannya tetap tersebar diberbagai seluruh penjuru dunia. Hasan al-Banna dilahirkan pada tahun 1906 di Mahmudiyah, propinsi Buhairiah, Mesir, suatu kota yang terletak di pinggiran sungai Nil 90 mil dari kota Kairo. Ia adalah putera yang mempunyai keahlian dibidang Fiqh, Tauhid, Ilmu Hadits, dan Al-Qur’an. Hasan al-Banna dibesarkan dalam lingkungan yang cinta ilmu pengetahuan. Pertama-tama ia dimasukkan ke sekolah dasar Madrasah Al-I’daiyah al-Rasyad al-Diniyyah, kemudian melanjutkan pelajaran kesekolah menengah pertama di Muhmuiyah. Pada tahun 1920 ia melanjutkan pelajarannya kesekolah guru Dar al-Mu’allimin di Damanhur. Ketika itu ia telah hafal Al-Qur’an sebelum mencapai umur 14 tahun. Sejak mudanya ia telah mencurahkan perhatiannya kepada perkembangan agama Islam dengan aktivitasnya yang terorganisir dalam menegakkan Amar Ma’ruf nahi munkar demi menegakkan dakwah Islamiyah. Walaupun ia sibuk dengan tugas belajarnya, ia bersama teman-temanya masih sempat mendirikan “Al-Jam’iyah al-Akhlak al-Abadiyah” dan “Jam’iyaat Man’il Muharramaat”. Disegi lain ia juga mengikuti
Jurnal An-Nur, Vol. 2 No. 01 Januari-Juni 2016
3
terekat Al-Hasyafiah yang mendidik jiwanya menjadi zuhud dan bersih. Pada tahun 1923 ia pindah kekota kairo dan masuk sekolah Darul Ulum. Ketika belajar di Darul Ulum ia menghimpun sebagian mahasiswa Universitas Al-Azhar dan Universitas Darul Ulum untuk dilatih ber Khutbah (pidato) di Masjid-masjid dan berdakwah dikalangan masyarakat. Ketika studi diperguruan tinggi di dikenal sebagai mahasiswa yang cerdas, rajin dan berbakat menjadi pemimpin. Di kairo wawasan Hasan al-Banna bertambah luas karena ia sering mengunjungi perpustakaan Salafiah dan menghadiri pengajian-pengajian ulama Al- Azhar. Pada 1927 ia menamatkan pendidikannya di Darul Ulum dengan yudicium baik. Ia diangkat menjadi pada salah satu guru sekolah di Isma’illiyah yang terletak di tepi terusan Zeus. Disini ia mulai mengadakan hubungan dengan rakyat, berbincangbincang dengan mereka dikedai-kedai kopi kemudian membawa mereka kemasjid hingga keforum-forum ilmiah. Di kota Isma’illiyah ini Hasan al-Banna membuat ikatan perjanjian dengan enam orang pengikutnya untuk mendirikan sebuah organisasi yang bernama al-Ikhwan al-Muslimun. Peristiwa ini terjadi pada bulan Zulkaidah tahun 1947 H. bersamaan dengan bulan Maret tahun 1928 M. kemudian ia mendirikan Islam Hira dan Madrasah Ummahaatul Mu’minin sebagai lembaga pendidikan anak-anak wanita untuk mempelajari Islam. Pada tahun 1932, ia pindah ke Kairo. Dengan perpindahan itu, ikut pula pindah kantor pusat al-Ikhwatul al-Muslimun, dan majalah An-Nadzir dan berbagai brosur. Kantor-kantor al-Ikhwa al-Muslimun di kairo menjadi pusat pertemuan dan para pemimpin Islam dari berbagai negeri Islam yang dating ke kota ini,
Jurnal An-Nur, Vol. 2 No. 01 Januari-Juni 2016
4
dan dapat dikatakan bahwa pada saat ini sebagai besar negeri-negeri didunia Islam sedang berada dalam cengkrama pejajah barat. Ketika pemerintah Mesir dipegang oleh Ismail Shidqi Pasya, Hasan alBanna bersama-sama dengan beberapa orang anggota Ikhwatul Muslimin menunaikan rukun Islam yang kelima naik Haji ke Mukkarroh pada tanggal 27 Oktober 1946. Demikian al-Banna dengan organisasi dakwahnya al-Ikhwanul al-Muslimin berusaha memperbaiki keadaan masyarakat Islam supaya benar-benar menjadi masyarakat yang Islami disamping berjuang melepaskan diri dari cengkeraman penjajah dan zionis Israel dimana anggota-anggota Ikhwan aktif dan menjadi ujuk tombak revolusi palestina sejak tahun 1936 sampai terjadinya pemburuan organisasi ini oleh pemerintah Mesir pada tahun 1948. Pembebasan organisasi yang dipimpin oleh alBanna itu disinyalir akibat desakan Negara barat yang diiringi dengan penangkapan dan pembunuhan para pemimpinnya, al-Banna sendiri tidak ditangkap. Ia tampaknya sengaja dibiarkan sendiri berada diluar penjara, agar mudah dibunuh oleh suruhan pengusaha mesir waktu itu (Raja Farouk). Akhirnya Hasan al-Banna meninggal dunia pada tanggal 24 Rabiul Akhir tahun 1368 H. bertempatan dengan tanggal Februari 1949 M. ia meninggal dibunuh pasukan Raja Farouk disalah satu jalan dikota Mesir. 1
1 Arbain Bacok, Konsep Da’wah Hasan al-Banna, Seksi penerbit Fak. Syari’ah IAIN RI, Bandar lampung, 2000, hal. 6-9.
Jurnal An-Nur, Vol. 2 No. 01 Januari-Juni 2016
5
B. PEMBAHASAN a. Riwayat Perjuangannya Ikhwatul Muslimin dan Hasan al-Banna adalah ibarat dua kutub yang tidak dapat dipisahkan, bila orang berbicara tentang Ikhwatul Muslimin, orang harus menyebut-nyebut nama al-Banna. Dan sebaliknya bila orang membaca atau mempelajari riwayat hidup dan perjuangan serta ide-ide al-Banna, mereka harus mengenal Ikhwan al-Muslimin yang sekaligus sebagai pemimpin utamanya menuangkan ide pemikiran dan konsep dakwahnya dalam usaha memasyarakatkan ajaran Islam melalui organisasi tersebut. Al-Ikhwan al-Muslimin didirikan pada Maret 1928 M, bertempatan dengan bulan Zulkaidah 1347 H. Oleh Hasan al-Banna. Lahirnya organisasi ini tidak terlepas dari keprihatinan pendirinya setelah melihat kondisi Mesir pada saat itu menjadi ajang pertarungan tokoh-tokoh partai politik, terutama pada masa sepeninggalanya Sa’ad Zaghlul (1927 M) yaitu seorang murid Jamaluddin al-Afgani dan Muhammad Abuh. Ia seorang tokoh perjuangan kemerdekaan Mesir dari kemungkaran Inggris. Zaghlul membentuk partai Wafd, berfaham nasionalistik dan sangat berpengaruh dimasyarakat. 2 Pada waktu ia berusia 12 tahun, kita menjumpai Hasan al-Banna yang masih remaja berusaha mengerahkan orang-orang untuk melaksanakan ibadah diMasjid. Pada waktu pagi ia pergi dari rumah kerumah untuk mengetuk pintu-pintu dan jendela-jendela untuk membangunkan orang-orang dan memperingatkan mereka untuk menjalankan ibadah shalat subuh, begitu pula ia sediri yang membangunkan mu’azin-mu’azin. Dia juga 2
Ibid, hal. 10.
Jurnal An-Nur, Vol. 2 No. 01 Januari-Juni 2016
6
melakukan puasa pada bulan Rajab, Sya’ban hingga Ramadhan. Dia belajar al-Qur’an secara terusmenerus dirumah, disekolah dan dijalan0jalan. Setelah dewasa perjuangannya melalui dakwah semakin genjar. Sesuai dengan dakwah Rasulullah SAW., Al-Banna melalui kegiatannya dengan perbaikan moral dan pembenahan keberadaan umat. Dakwah dilakukannya dengan ceramah-ceramah diwarung-warung kopi dan dirumah-rumah penduduk. Cara ini agaknya cukup memberikan pengertian yang mendalam bagi al-Banna tentang liku-liku permasalahan yang dihadapi masyarakat isma’illiyah. Disini ia melihat betapa terjadi perbedaan mencolok antara kehidupan orang-orang asing (Inggris) dengan kaum buruh setempat. Suatu kebetulan, al-Banna dianugerahi Tuhan kecerdasan otak yang amat tajam, disamping kefasihannya dalam berpidato ditambah pula dengan daya pikat kepribadiannya, sehingga dengan segera ia menarik perhatian para pekerja kasar dan kaum terpelajar. Materi dakwah yang langsung menyentuhkan esensi persoalan yang dihadapi masyarakat segera mendapat sambutan diseluruh pelosok Isma’illiyah. Tidak sia-sia ia mengadakan safari dakwah kedusundusun, yang setiap kunjungannya itu membuahkan keakraban dan persauraan. Perhatian al-Banna melalui Ikhwan terhadap kaum dhuafa’ sebagai kelas social yang terbesar dalam struktur masyarakat Mesir cukup dilihat dengan banyaknya pembangunan sarana pelayanan umumdan murah. Seperti Rumah Sakit dan balaibalai kesehatan. Dibidang ekonomi al-Ikhwan membangun pabrik-pabrik tekstil dan usaha permintaan, perusahaan dagang, percetakan,
Jurnal An-Nur, Vol. 2 No. 01 Januari-Juni 2016
7
penerbitan surat kabar, serta usaha-usaha dibidang pertanian. Pandangan al-Banna ternyata cukup tajam dalam menerobos lapisan atas, dimana ia mengajukan tuntutan kepada pemerintah untuk merasionalkan semua sumber daya alam, penghapusan modal dan kontrak asing, penentuan batas pemilik tanah, jaminan social bagi buruh, serta penghapusan system riba dan bunga bank. Perhatian Ikhwan terhadap kaum lemah, dan gerakan organisasi ini sangat terkenal dan mendapat simpati dari sebagian besar masyarakat Islam. b. Model Dakwah Hasan al-Banna Dalam pandangan al-Banna, krisis yang melanda masyarakat Islam hanya dapat disembuhkan dengan jalan kembali Al-Qur’an dan Hadits. Seruan Ikhwan adalah seruan Islam. Seruan untuk mendirikan suatu masyarakat yang berfondasikan pada prinsip-prinsip Islam.Islami adalah suatu Aqidah. Dari itu timbul Syari’ah. Diatas Syari’ah ini berdiri system. Tetapi ditanah air Islam itu benyak hidup golongan mitoritas yang tidak percaya kepada Islam. Mereka mempunyai aqidah-aqidah lain. Bagaimanakah sikap golongan-golongan minoritas ini terhadap pelaksanaan system islami itu sendiri menjawab pertanyaan ini dengan sederhana saja. Sistem islami ini menjamin bagi golongangolongan minoritas kebebasan penuh dalam soal kepercayaan. Ia tidak akan ikut ikut campur dalam aqidahnya, juga tidak dalam hokum keluarga dan personal statusnya, kawin dan hokum warisannya. Bagi tiap-tiap golongan semuanya akan berjalan sesuai dengan aqidah masing-masing. Negara tidak
Jurnal An-Nur, Vol. 2 No. 01 Januari-Juni 2016
8
akan ikut campur dalam urusan ini, kecuali dalam batas-batas menjaga kepentingan semua aqidah. 3 Tetapi perundang-undangan yang mengatur masyarakat, dan yang mengatur hubunganhubungan lain didalamnya, selain dari hubungan perkawinan dan warisan itu, maka dalam hal ini Islam mewajibkan agar hubungan-hubungan itu diatur menurut syariat Islam. Keadaan syariat Islam dalam hubungannya dengan golongan minoritas, sama dengan keadaan perundang-undangan lain yang mengatur masyarakat. Hukuman itu ada yang hokum pidana, hukuman perdata, pedagangan dan internasional, berdasarkan kaedah-kaedah moralitas yang disukai oleh semua agama. Jadi, apakah kerugian golongan minotaris, jika sekitarnya hokum pidana, perdata, pedangang dan internasional diambil dari syariat Islam, selama kebebasan kepercayaan, kebebasan beribadat dan kebebasan hokum keluarga dijamin dalam system Islam, karena jaminan ini merupakan komponen pokok dalam sistem ini? Selama prinsip-prinsip syariat Islam mengandung dasar-dasar pokok dari perundangundangan modern, dimana para ahli hokum modern itu sendiri mengaku bahwa syariat Islam itu lebih tinggi dari perundang-undangan perdata yang terambil dari hukum Romawi. Keberhailan al-Banna dengan organisasi Ikhwannya menurut Kemal H. Karpat tidak terlepas dari tiga hal. 4 1. Kegagalan Barat dengan prinsip-prinsip kemasyarakatannya yang mampu mendatangkan 3 Sayyid Qutb, Beberapa Studi Tentang Islam, Media Dakwah, Jakarta, 2001, hal. 263. 4 Op-cit, Arbain Bacok, hal: 18.
Jurnal An-Nur, Vol. 2 No. 01 Januari-Juni 2016
9
hasil dan mengembangkan ilmu pengetahuan, tetapi tidak mampu memberikan kepada manusia suatu cahaya kebenaran, harapan keyakinan ataupun jalan keluar bagi orang-orang yang mengalami kesulitan. 2. Kesempatan Islam, yaitu pertemuan para pemikir Muslim akan adanya prinsip-prinsip dan aturanaturan yang luhur dan terhormat, manusiawi, dan sempurna dari agama (Islam) ini, yang jauh lebih praktis, lebih suci, lebih luhur, lebih lengkap dan lebih bagus daripada prinsip aturan manapun yang hingga sekarang banyak dikemukakan oleh para penemu teori dan praktis pembangunan sosial. 3. Corak perkembangan: dimana kondisi-kondisi sosial yang terjadi diantara masa dua perang dunia yang banyak menimbulkan kerugian itu menelorkan seperangkat pemikiran pembaharuan oleh para penemuan teori dan pengorganisasian masyarakat. Hal tersebut diatas ditambah pula dengan kemampuan al-Banna dalam menyampaikan dakwahnya dengan metode yang baik dilengkapi dengan praktek nyata dari apa yang disampaikannya. Selain itu, faktor-faktor lain yang mendukung keberhasilan al-Banna dalam memajukan Ikhwanul Muslimin ini menurut Yusuf Al-Qardhawy dalam bukunya berjudul Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan alBanna, yaitu: 1. Iman yang tak tergoyah bahwa pendidikan adalah atu-satunya jalan untuk merubah masyarakat, membentuk pemimpin dan mewujudkan cita-cita. Pemimpin gerakan itu, Hasan al-Banna, menyadari bahwa pendidikan itu jalannya pajang dan kesulitannya banyak. Tetapi Hasan al-Banna yakin
Jurnal An-Nur, Vol. 2 No. 01 Januari-Juni 2016
10
2.
3.
4.
5.
pula bahwa pendidikan itu satu-satunya jalan yang dapat menyampaikannya kepada tujuan dan tidak ada jalan lagi. Itulah jalan yang ditempuh Nabi SAW. Untuk membentuk generasi teladan yang diridhai Tuhan, yang tidak pernah disaksikan bandingannya oleh dunia. Rencana pendidikan mempunyai tujuan tertentu, langkah-langkah yang jelas, sumber yang terang, bagian-bagian yang saling mendukung, dengan system beraneka ragam dan ditegakkan atas filsafat yang jelas, digali dari ajaran Islam bukan ajaran lainnya. Suasana kebersamaan yang positif, yang dibina oleh jama’ah. Hal ini akan membantu setiap anggotanya untuk hidup secara Islam, melalui sugesti, contoh teladan, pesamaan perasaan dan tindakan. Manusia menjadi lemah bila menyenderi dan menjadi kuat dengan jemaahnya. Jamaah merupakan kekuatan untuk menegakkan kebaikan dan ketaatan serta merupakan perisai terhadap kejahatan dan maksiat. Pemimpin yang mendidik dengan bakat, ilmu dan pengalamannya yang dianugerahkan kepadanya kekuatan iman yang luar biasa, membebaskan kepada setiap hati orang yang berhubungan dengannya, melimpah dari hatinya kehati orang-orang sekitarnya. Dia seperti dynamo yang dari kekuatannya hati mereka diisi dengan “kekuatan”. Kata-kata bila keluar dari hati langsung masuk kehati para pendengarnya. Adalah sejumlah pendidik yang ikhlas, kuat dan terpercaya yang menyakini jalan yang dibentangkan oleh pimpinan. Mereka mempunyai pengaruh terhadap murid-muridnya dan mereka ini menjadi pendidik-pendidik bagi generasi sesudahnya, demikianlah seterusnya. Pendidikan maksudnya
Jurnal An-Nur, Vol. 2 No. 01 Januari-Juni 2016
11
disini ialah orang yang memiliki “bobot” iman yang tinggi, kekuatan jiwa, keberanian hati, kekerasan kemauan, kelapangan dada, dan kesanggupan mempengaruhi orang lain. 6. Cara pelaksanaan yang bermacam-macam, yang bersifat pribadi, yang bersifat kelompok, yang bersifat teoritis, yang bersifat perasaan, yang berbentuk perintah dan yang berbentuk larangan. Semua itu dilaksanakan dalam bentuk pelajaran, ceramah, seminar, diskusi dan pendekatan pribadi, begitu pula syair-syair yang dihafal, bacaan-bacaan yang diulangulang, nyanyian-nyanyian dengan kata-kata, irama dan lagunya mempunyai pengaruh tertentu. Pertemuan-pertemuan bergilir dari kelompokkelompok dirumah-rumah dengan cara membaca AlQur’an, memperluas ilmu pengetahuan, ibadat dan memperkuat tali persaudaraan, semuanya itu dinamakan kelompok “keluarga” yang menanamkan perasaan cinta dan kasih saying diantara anggotaanggota keluarga ini. 5
C.KESIMPULAN Dari uraian diatas maka dapatlah diambil beberapa simpulan sebagai berikut: Pertama ;Hasan al-Banna dilahirkan dari Ayah seorang Ulama yaitu Syekh Ahmad Abd. Rahman alBanna, seorang ulama terkemuka yang mempunyai keahlian dibidang Fiqh, Tauhid, Ilmu Hadits, dan AlQur’an. Walaupun tidak ada jaminan jika seorang ulama akan melahirkan ulama juga, tetapi setidaknya dari factor kesungguhan dari orang tua untuk 5 Yusuf dan Ordhawi, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan al-Banna, Bulan Bintang, Jakarta, 1980, cet, 1. Hal, 17.
Jurnal An-Nur, Vol. 2 No. 01 Januari-Juni 2016
12
menjadikan seorang anaknya seorang yang baik itu adalah firah manusia. Ke-Dua; Hasan al-Banna dibesarkan dalam lingkungan yang cinta ilmu pengetahuan sisekolahsekolah Agama. Dan buktinya, ketika ia belum genap berumur 14 tahun, ia sudah hafal-Al-Qur’an. Ke-Tiga ;Hasan al-Banna adalah orang yang berpendidikan, dan pendidikan adalah satu-satunya jalan untuk merubah masyarakat, membentuk pemimpin dan mewujudkan cita-cita. Itulah jalan yang ditempuh Nabi SAW. Untuk membentuk generasi teladan yang diridhai Tuhan, yang tidak pernah disaksikan bandingannya oleh dunia. Ke-Empat; Hasan al-Banna adalah seorang tokoh pengerakan dan pembaharuan. Dia seorang Muslim yang taat, sederhana, ikhlas dan gigih berdakwah, serta berjuang demi menegakkan ajaran Allah SWT. Ia juga dikaruniai otak yang cerdas. Ia adalah seorang yang bijak jika berbicara dan ia juga mampu untuk menggugah pendengar dengan kata-kata indah, jelas dan langsung dimengerti. Yang jelas ia memiliki kemampuan retorika yang luar biasa. DAFTAR PUSTAKA Arbain Bacok, Konsep Da’wah Hasan al-Banna, seksi penerbit Fak. Syari’ah IAIN Raden Intan, Bandar Lampung, 2000, Ishak Musa Al-Husaini, Ikhwanul Muslimin, Grafika, Jakarta, 1993. Rahmat Abdullah, Memoar Hasan al-Banna, Era Intermadia, Solo, 1999, Sayyid Qutb, Beberapa Studi Tentang Islam, Media Dakwah, Jakarta, 2001,
Jurnal An-Nur, Vol. 2 No. 01 Januari-Juni 2016
13
Yusuf Al-Qardhawy, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan al-Banna, Bulan Bintang, Jakarta, 1980,
Jurnal An-Nur, Vol. 2 No. 01 Januari-Juni 2016