PEMBUATAN LCS DARI TANAH TERCEMARI MINYAK DAN PENGUKURAN TPH MENGGUNAKAN PENGANALISIS TPH DAN KROMATOGRAFI GAS
RIZKA EFRANIA
DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Pembuatan LCS dari Tanah Tercemari Minyak dan Pengukuran TPH Menggunakan Penganalisis TPH dan Kromatografi Gas adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015 Rizka Efrania NIM G44100093
ABSTRAK RIZKA EFRANIA. Pembuatan LCS dari Tanah Tercemari Minyak dan Pengukuran TPH Menggunakan Penganalisis TPH dan Kromatografi Gas. Dibimbing oleh DEDEN SAPRUDIN dan CHARLENA. Hidrokarbon petroleum total (TPH) merupakan parameter penting pemantau keberhasilan proses pemulihan lingkungan yang dilakukan perusahaan minyak bumi dan gas. Sebelum mengukur TPH sampel diuji dengan suatu standar yang sudah diketahui konsentrasinya yang dinamakan bahan acuan tersertifikasi (CRM). Standar ini diperoleh dengan harga yang cukup tinggi dan terbatas sehingga harus dicari substitusinya. CRM dapat disubstitusi menggunakan bahan laboratorium buatan sendiri, yang disebut sampel kontrol laboratorium (LCS). Untuk penelitian ini, LCS dibuat dari tanah tercemar dan diukur menggunakan penganalisis TPH and kromatografi gas. Untuk membandingkan hasil pengukuran, TPH dianalisis pada tanah blanko dan penambahan minyak mentah asal daerah Minas, Riau. Hasil pengukuran kadar air konsentrasi rendah dan tinggi 1.17% dan 0.68%. Pengukuran TPH untuk konsentrasi rendah 0.33% dan 0.25%, sedangkan konsentrasi tinggi 0.24% dan 0.53%. Untuk membandingkan uji homogenitas, perhitungan dilakukan menggunakan uji Anova dan uji profisiensi. Uji profisiensi lebih teliti daripada uji Anova. Kata kunci: kromatografi gas, penganalisis TPH, uji homogenitas, uji stabilitas
ABSTRACT RIZKA EFRANIA. Preparation and Measurement TPH of LCS for Oil Contaminated Soil by TPH Analyzer and Gas Chromatography. Supervised by DEDEN SAPRUDIN and CHARLENA. Total petroleum hydrocarbons (TPH) is an important parameter for monitoring the success of environmental purgation process in oil and gas business. Before measuring the TPH, oil contaminated soil was measured using a standard of which the concentration is exactly known, so called certified reference material (CRM). CRM expensive and limited, therefore we have to find the substitution. The substitute CRM could be prepared, which is known as laboratory control sample (LCS). For this experiment, the LCS was made of sample with two different TPHs and measured by TPH analyzer and gas chromatography. To compare the TPH result, measurement of TPH was done in blank and was added with crude oil from Minas, Riau. For homogeneity test, calculation was done by Anova and proficiency test. The moisture of the low and high concentrations were 1.17% and 0.68%, respectively. The TPH value for low concentration were 0.33% and 0.25%, whereas for high concentration were 0.24% and 0.53%. The homogeneity by proficiency test was more precise then that by the Anova test. Keywords: gas chromatography, homogeneity test, stability test, TPH analyzer .
PEMBUATAN LCS DARI TANAH TERCEMARI MINYAK DAN PENGUKURAN TPH MENGGUNAKAN PENGANALISIS TPH DAN KROMATOGRAFI GAS
RIZKA EFRANIA
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Kimia
DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
Judul Skripsi : Pembuatan LCS dari Tanah Tercemari Minyak dan Pengukuran TPH Menggunakan Penganalisis TPH dan Kromatografi Gas Nama : Rizka Efrania NRP : G44100093
Disetujui oleh
Dr Deden Saprudin, MSi Pembimbing I
Dr Charlena, MSi Pembimbing II
Diketahui oleh
Prof Dr Dra Purwantiningsih Sugita, MS Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Bismillahirrahmaanirrahiim Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyusun dan menyelesaikan karya ilmiah berjudul Pembuatan LCS dari Tanah Tercemari Minyak dan Pengukuran TPH Menggunakan Penganalisis TPH dan Kromatografi Gas yang dilakukan pada bulan November 2014 hingga Februari 2015 di Laboratorium Technology Support PT Chevron Pacific Indonesia (CPI), Minas, Riau. Penelitian ini adalah bagian dari kegiatan penelitian dan penyusunan karya ilmiah yang didanai oleh PT Chevron Pacific Indonesia. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr Deden Saprudin, MSi dan Ibu Dr Charlena, MSi selaku pembimbing yang senantiasa memberikan petunjuk dan membimbing selama penyusunan karya ilmiah. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nengsi Rova, MSi dan Bapak Hadi Riyanto, MSi selaku mentor tugas akhir, Bapak Elwin F Nasution selaku Supervisor HR PT Chevron Pacific Indonesia, serta Bapak Adi Widiyanto dan Ibu Tyas Kuswardani sebagai mentor lapangan yang telah banyak membantu dan senantiasa membimbing selama penelitian dan penyusunan karya ilmiah ini. Karya tulis ini merupakan wujud penghargaan untuk Ibunda (Nelva Nora), Ayahanda (Effendi Suharji), Kakak (Resti Pratiwi), Adik (Raditya Prima), dan seluruh keluarga yang senantiasa memberikan segala doa dan kasih sayangnya. Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pegawai, analis mitra kerja, serta teman-teman TA dan KP di Laboratorium TS PT Chevron Pacific Indonesia yang telah membantu penulis selama penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman peneliti di Laboratorium Kimia Analitik dan rekanrekan Activator Chemist 47 atas kerja sama dan kebersamaan selama ini. Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.
Bogor, Agustus 2015 Rizka Efrania
1
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
vii
PENDAHULUAN
1
BAHAN DAN METODE
1
Alat dan Bahan
2
Metode
3
HASIL DAN PEMBAHASAN
7
Hasil Ekstraksi Hidrokarbon pada LCS
7
Hasil Pengukuran TPH dengan Penganalisis TPH dan GC
9
Kromatogram Pengukuran TPH pada LCS
10
Kadar Air Sampel Tanah untuk LCS
11
Homogenitas LCS
11
Stabilitas LCS
13
Hasil Ekstraksi Hidrokarbon dan Pengukuran TPH pada Tanah Blanko Penambahan Minyak Mentah
14
Kromatogram Pengukuran TPH pada Tanah Blanko Penambahan Minyak Mentah
14
SIMPULAN DAN SARAN
14
Simpulan
14
Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
15
LAMPIRAN
16
RIWAYAT HIDUP
37
2
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7
Hasil pengukuran TPH pada LCS kosentrasi rendah dan tinggi Hasil pengukuran kadar air Nilai uji homogenitas F dan profisiensi TPH pada LCS konsentrasi rendah Nilai uji homogenitas F dan profisiensi TPH pada LCS konsentrasi tinggi Hasil uji stabilitas TPH pada LCS konsentrasi rendah dan tinggi Hasil pengukuran TPH awal pada tanah blanko menggunakan Penganalisis TPH Hasil pengukuran TPH pada tanah blanko penambahan minyak mentah
8 10 11 11 12 13 14
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7 8
Ekstrak hidrokarbon LCS menggunakan diklorometana pada konsentrasi tinggi dan rendah Struktur kimia asam fulvat dan asam humat Grafik pengukuran TPH pada LCS konsentrasi rendah menggunakan penganalisis TPH dan GC Grafik pengukuran TPH pada LCS konsentrasi tinggi menggunakan GC dan penganalisis TPH Kromatogram LCS konsentrasi tinggi dan tanah blanko penambahan minyak mentah konsentrasi tinggi Grafik pengukuran kadar air LCS konsentrasi rendah dan tinggi Ekstrak tanah blanko penambahan minyak mentah pada konsentrasi rendah dan tinggi Kromatogram tanah blanko penambahan minyak mentah konsentrasi rendah dan LCS konsentrasi rendah
7 7 9 9 9 10 13 14
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Diagram alir penelitian Pengukuran TPH pada LCS konsentrasi rendah menggunakan Penganalisis TPH Pengukuran TPH pada LCS konsentrasi rendah menggunakan GC Pengukuran TPH pada LCS konsentrasi tinggi menggunakan penganalisis TPH Pengukuran TPH pada LCS konsentrasi tinggi menggunakan GC Contoh perhitungan perbedaan pengukuran TPH pada LCS menggunakan penganalisis TPH dan GC Nilai F pada kepercayaan 95% Hasil uji homogenitas F pengukuran TPH pada LCS konsentrasi rendah menggunakan penganalisis TPH Hasil uji homogenitas profisiensi pengukuran TPH pada LCS konsentrasi
16 17 18 19 20 21 21 22
3
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
rendah menggunakan penganalisis TPH Hasil uji homogenitas F pengukuran TPH pada LCS konsentrasi rendah menggunakan GC Hasil uji homogenitas profisiensi pengukuran TPH pada LCS konsentrasi rendah menggunakan GC Hasil uji homogenitas F pengukuran TPH pada LCS konsentrasi tinggi menggunakan penganalisis TPH Hasil uji homogenitas profisiensi pengukuran TPH pada LCS konsentrasi tinggi menggunakan penganalisis TPH Hasil uji homogenitas F pengukuran TPH pada LCS konsentrasi tinggi menggunakan GC Contoh perhitungan F hitung Hasil uji homogenitas profisiensi pengukuran TPH pada LCS konsentrasi tinggi menggunakan GC Hasil uji stabilitas pengukuran TPH pada LCS konsentrasi rendah menggunakan penganalisis TPH dan GC Hasil uji stabilitas pengukuran TPH pada LCS konsentrasi tinggi menggunakan penganalisis TPH dan GC Pengukuran TPH tanah blanko penambahan minyak mentah konsentrasi tinggi Pengukuran TPH tanah blanko penambahan minyak mentah konsentrasi rendah Contoh perhitungan TPH menggunakan penganalisis TPH Contoh perhitungan TPH menggunakan GC
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 33 34 35
4
PENDAHULUAN Perusahaan minyak bumi dan gas selain menghasilkan produk utama (minyak dan gas), juga mengasilkan efek samping berupa limbah yang dapat mencemari lingkungan tanah dan air. Ada beberapa metode untuk mengatasi limbah minyak bumi ini, yaitu bioremediasi dan parameter penting pemantau keberhasilannya yaitu hidrokarbon petroleum total (TPH). TPH menjelaskan konsentrasi hidrokarbon minyak bumi dalam tanah dan sering dinyatakan dalam satuan mg/kg atau % (Nugroho 2006). Perusahaan minyak yang menghasilkan limbah dalam jumlah besar diminta untuk monitor proses pemulihan lingkungan umumnya menyediakan alat yang bisa menguji sampel tanah dengan lebih efisien yang dilihat dari segi waktu dan cara kerja. Perusahaan ini umumnya menggunakan penganalisis TPH dan kromatografi gas untuk menganalisis sampel tercemari minyak bumi. Penganalisis TPH merupakan instrumen yang dapat digunakan mengukur TOG (total minyak dan lemak) dan TPH (hidrokarbon petroleum total) pada air serta tanah yang menggunakan prinsip penyerapan inframerah tengah pada panjang gelombang 3400 nm atau 3.4 µm (bilangan gelombang 2940 cm-1) atau panjang gelombang 2500 nm atau 2.5 µm (bilangan gelombang 4000 cm-1). Keunggulan metode ini adalah sederhana, cepat, murah, dan paling sesuai untuk perhitungan TPH pada tahapan monitoring proses bioremediasi (Jannah 2012). Kromatografi gas adalah alat pemisahan yang digunakan untuk memisahkan semua zat yang dapat diuapkan, menggunakan gas sebagai fase geraknya dan umumnya dipakai sebagai analisis awal dan akhir karena prosedur analisis memakan waktu yang cukup lama (Hendayana 2006). Sebelum pengukuran TPH, alat analisis perlu dilakukan pengujian dengan suatu standar yang sudah diketahui konsentrasinya yang dinamakan bahan referensi tersertifikasi CRM) yang mempunyai nilai standar dan telah diuji di beberapa laboratorium. Standar ini diperoleh dengan harga yang cukup tinggi dan terbatas sehingga harus dicari substitusinya. Substitusi CRM ini dapat menggunakan bahan yang laboratorium buat sendiri dinamakan sampel kontrol laboratorium (LCS) yang harus melalui persyaratan yaitu uji homogenitas dan uji stabilitas. Uji homogenitas adalah suatu aktivitas pengujian sebanyak minimal 20 kali untuk mengetahui kesamaan kondisi maupun konsentrasi sampel tanah sebelum digunakan sebagai standar atau kontrol sampel dan dilakukan dengan penetapan konsentrasi di seluruh bagian sampel (Ibrahim 2012). Uji homogenitas umumnya menggunakan perhitungan uji Anova (uji F). Uji homogenitas profisensi menurut ISO 13528 belum banyak digunakan di laboratorium, oleh sebab itu penelitian ini bertujuan membandingkan kedua perhitungan uji homogenitas. Untuk membandingkan pengukuran menggunakan kedua alat, LCS pada penelitian ini dibuat dari dua tanah dengan TPH berbeda, dan dilakukan pengukuran pada tanah tidak terkontamniasi minyak sebagai matriks dan penambahan minyak mentah. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan membuat LCS dari tanah tercemari minyak menggunakan uji homogenitas, menganalisis hasil pengukuran LCS menggunakan penganalisis TPH dan kromatografi gas, dan membandingkan hasil pengukuran terhadap tanah penambahan minyak mentah.
5
BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah TPH Analyzer merk Infracal HATR T-2, labu takar 10 mL, 50 mL dan 100 mL, pipet mikro 20-200 μL, pipet volumetri 5 mL dan 20 mL, vial kaca 20 mL dan 40 mL, spatula, timbangan analitik, moisture analyzer, ayakan ukuran 1 mm, lumpang, mortar, wadah kaca untuk menyimpan tanah, oven, wadah untuk mengeringkan sampel, kromatografi gas (GC) Agilent tipe 7890A dengan FID (flame ionization detector) seperangkat alat pendukung GC (generator hidrogen Packard 9200, kolom kapiler DB-1 Part 123-1013 ukuran 15 m x 0.32 mm x 1 μm, gas helium 99.99% UHP (ultra high purity), gas hidrogen, vortex merk Fisher Genie 2 Cat 12-812, alat sentrifugasi Robinson model 720, tabung sentrifugasi, dan pipet Pasteur. Bahan yang digunakan adalah tanah terkontaminasi minyak dengan TPH berbeda, tanah blanko, minyak mentah berasal dari daerah Minas (Riau), nheksana, mineral oil, silika gel anhidrat 75-150 μm, triflorotoluena, dan diklorometana.
Metode Penelitian dilakukan dalam enam tahap. Tahap pertama adalah persiapan tanah terkontaminasi minyak dengan TPH berbeda yang dijadikan LCS. Tahap kedua adalah pengukuran kadar air. Tahap ketiga adalah homogenisasi sampel. Tahap keempat adalah ekstraksi dan pengukuran TPH dengan penganalisis TPH dan GC. Tahap kelima adalah uji homogenitas dan stabilitas sampel tanah. Tanah keenam adalah persiapan, ekstraksi dan pengukuran TPH tanah blanko dan penambahan minyak mentah. Tahap ketujuh adalah membandinghan hasil pengukuran TPH tanah penambahan minyak mentah dengan LCS. Persiapan Sampel Tanah Terkontaminasi Minyak yang Dijadikan LCS Tanah tercemar minyak dengan dua TPH berbeda dan belum diketahui TPH dikumpulkan menjadi satu hingga berat total 2.00 kg. Pengukuran Kadar Air Sampel tanah diukur kadar air menggunakan alat pengukur kadar air dengan cara memasukkan 2 g sampel ke dalam wadah pengukur kadar air dan ditunggu sekitar 2 menit sampai pembacaan selesai. Homogenisasi Sampel Tanah untuk Pembuatan LCS (USEPA 1992) Masing-masing 2.00 kg tanah terkontaminasi minyak dengan dua TPH berbeda dihomogenkan menggunakan lumpang dan mortar, dikeringkan dibawah sinar matahari selama 24 jam. Kemudian tanah ditumbuk hingga halus, diayak dengan saringan ukuran pori 1 mm, dimasukkan dan disimpan ke dalam wadah kaca sebelum danalisis.
36 Uji homogenitas dilakukan dengan membagi masing-masing tanah dua TPH berbeda ke dalam 100 plastik dan dinomori angka 1 hingga 100. Kemudian setiap bagian dibagi lagi menjadi 2 bagian, masing-masing diberi label A dan B hingga diperoleh 200 bagian. Dari 100 label A dan 100 label B dipilih secara acak 10 bagian yang akan diuji sehingga ada 10 label A dan 10 label B yang diukur nilai TPH. Untuk mempermudah identifikasi data maka dilakukan penomoran pada label yang dipilih dengan menggunakan angka 1 sampai 10. Ekstraksi dan Pengukuran TPH Menggunakan Penganalisis TPH (USEPA 1998) Pengukuran TPH Menggunakan Penganalisis TPH. Tanah diukur kadar air dengan alat pengukur kadar air. Tanah dikering anginan suhu 40 oC hingga diperoleh kadar air dibawah 5%. Sebanyak 5.00 g tanah ditimbang ke dalam vial kaca 40 mL, ditambahkan 1.00 g silika gel, 20.00 mL n-heksana, dan ditutup rapat di dalam lemari asam. Vial kemudian dikocok selama 2 menit, didiamkan sampai padatan mengendap atau tidak ada partikel yang melayang-layang. Kemudian 50.00 μL larutan ekstraksi diletakkan diatas wadah penganalisis TPH dengan pintu lemari asam ditutup serendah mungkin. Tombol “run” ditekan tepat setelah ekstrak diteteskan diatas wadah dan pintu lemari asam ditutup selama 4.3 menit untuk memunculkan nilai absorbans pada alat. TPH () = volume pelarut (L) x konsentrasi (mg/L) x faktor pengenceran bobot tanah (kg) x 10000 Ekstraksi dan Pengukuran TPH Menggunakan GC (USEPA 1996) Persiapan Larutan Triflorotoluena. Pembuatan larutan triflorotoluena 0.40 mg/L dilakukan dengan menambahkan diklorometana 16.00 g/L ke dalam labu takar 50 mL, ditambahkan 20.00 μL larutan triflorotoluena, lalu ditera kembali dengan diklorometana. Pengukuran TPH Menggunakan GC. Tanah sebanyak 1.00 g dimasukkan ke dalam vial kaca berukuran 10 mL dan ditutup rapat sebelum dilakukan analisis. Larutan triflorotoluena yang telah dibuat kemudian dimasukkan 5.00 mL ke dalam vial. Vial kemudian diaduk dengan vortex 5 menit, didiamkan sampai terjadi pemisahan padatan dan larutan, serta disentrifugasi 5 menit. Llarutan diambil dengan pipet Pasteur ke dalam vial GC. Vial GC dimasukkan ke dalam baki, diatur sesuai urutan sampel, dan dianalisis. Ctanah(mg/L) = (area sampel/area standar internal) – A) x Csi (0.40 mg/L) B o TPH ( /o) = (C tanah (mg/L) x volume larutan (mL) x faktor pengenceran) (bobot tanah – bobot air) (g) x 10000 Keterangan : A B
: intersep : kemiringan
7
4 Uji Homogenitas
Uji Homogenitas Anova (Uji F). Keberterimaan uji F homogenitas dilakukan dengan membandingkan nilai F perhitungan menggunakan 20 hasil pengukuran TPH LCS (simplo dan duplo) terhadap nilai pada tabel F statistika. Kriteria uji F terpenuhi apabila F hitung < F prediksi (Walpole 1995). F hitung = MSB MSW MSB = ∑ (Ai + Bi – Xi)2 2 (n – 1) MSW = ∑ (Ai - Bi – Xi)2 2n Keterangan: MSB : perbedaan antar contoh MSW : perbedaan antara simplo dan duplo Ai : nilai TPH ulangan 1 Bi : nilai TPH ulangan 2 (duplo) Xi : nilai rerata seluruh pengukuran : jumlah pengukuran n Uji Homogenitas Profisiensi. Menurut ISO 13528 keberterimaan uji homogenita profisiensi dilakukan dengan membandingkan nilai SD hitung terhadap SD prediksi. Uji homogenitas profisisensi dilakukan terhadap dua tanah LCS dengan TPH berbeda. Kriteria uji homogenitas terpenuhi apabila SD hitung < SD prediksi (ISO 2005). SD hitung = SX2 – ( SW )2 2 2 2 SX = ( SQRT ( ∑ ( Xt – Xr ) )/ ( n – 1 )2 SW2 = ( SQRT ( ∑ ( Xt – Xr )2 ) / ( 2n ) 2 2 SD prediksi = 2 ( 1 - ( 0.5 ( log ( Xr x 10-2 )))) Xr 100 Keterangan: Xt : (Ai + Bi) / 2 Xr : Ai : nilai TPH ulangan 1 (simplo) Bi : nilai TPH ulangan 2 (duplo) n : jumlah pengukuran SD` : standar deviasi SX : SD rerata SW : SD antara Ai (simplo) dan Bi (duplo) SQRT : akar kuadrat
8 Uji Stabilitas Uji stabilitas dilakukan dengan membandingkan nilai TPH dari uji homogenitas terhadap nilai LWL dan UWL. Uji stabilitas diperoleh dari perhitungan menggunakan 14 hasil pengukuran TPH pada uji homogenitas. Tanah dinyatakan homogen apabila hasil pengukuran ada diantara nilai LWL dan UWL. LWL UWL Keterangan: LWL UWL X SD
= Χ – ( 2 x SD ) = Χ + ( 2 x SD )
: batas peringatan bawah : batas peringatan atas : rerata : standar deviasi
Persiapan, Ekstraksi dan Pengukuran TPH pada Tanah Blanko dan Penambahan Minyak Mentah (Aplikasi) Tanah blanko tidak terkontaminasi minyak diambil lima spot pada kedalaman 10 cm dibawah permukaan tanah berukuran 30 cm x 30 cm di lapangan depan Laboratorium Technology Support PT CPI Minas - Riau. Kemudian tanah dihomogenkan menggunakan lumpang dan mortar, dikeringkan dibawah sinar matahari 24 jam, dan ditumbuk hingga halus. Tanah diayak dengan saringan berdiameter pori 1.00 mm, dimasukkan ke dalam wadah kaca, dan disimpan sebelum dilakukan analisis. Minyak mentah diambil dari sumur bor PT Chevron di daerah Minas, Riau yang telah dimurnikan terlebih dahulu. Sebelum ditambahkan minyak mentah, tanah diuji nilai TPH menggunakan penganalisis TPH. Tanah dengan penambahan minyak mentah konsentrasi tinggi dibuat dengan menambahkan 0.25 g minyak mentah dalam 5.00 g tanah blanko untuk pengukuran menggunakan penganalisis TPH dan GC. Tanah konsentrasi rendah dibuat dari pengenceran sepuluh kali dari ekstrak tanah dengan penambahan minyak mentah konsentrasi tinggi, yaitu dengan mengencerkan 1.00 mL ekstrak tanah konsentrasi tinggi dengan pelarut ke dalam labu takar 10 mL. Ekstrak kemudian diukur menggunakan penganalisis TPH dan GC.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi Hidrokarbon pada LCS Analisis TPH menggunakan penganalisis TPH diawali dari ekstraksi dengan pelarut n-heksana. Pelarut n-heksana adalah hidrokarbon volatil yang spesifik pada metode USEPA 1664 (USEPA1998). Pelarut n-heksana pada analisis dipilih untuk menghindari penggunaan Freon-113 yang merusak lingkungan (Rintoul 2008). n-heksana digunakan sebagai pelarut karena memiliki titik didih 69 oC yang lebih rendah dibanding titik didih senyawa hidrokarbon petroleum yang dianalisis yaitu 0 oC sampai lebih dari 300 oC. n-heksana yang digunakan pada penelitian ini bersifat nonpolar, sehingga dapat mengekstraksi senyawa nonpolar
9
6
hidrokarbon petroleum tanah yang dianalisis. Hal ini mengikuti kaidah like dissolves like, yaitu zat terlarut polar akan terekstraksi pada pelarut polar, demikian pula sebaliknya (Harvey 2000). Silika gel yang bersifat polar digunakan pada analisis menggunakan penganalisis TPH untuk menyerap kadar air berisfat polar yang tersisa dalam tanah. Analisis TPH menggunakan GC diawali dari ekstraksi dengan pelarut standar diklorometana dan pelarut internal standar triflorotoluena. Pelarut diklorometana adalah hidrokarbon volatil yang spesifik pada metode USEPA 8015B (Rintoul 2008). Diklorometana dengan titik didih 40 oC dan triflorotoluena 72.4 oC bersifat nonpolar, dapat mengekstraksi senyawa nonpolar berupa hidrokarbon petroleum dalam tanah yang dianalisis (Nugroho 2006). Intrenal standar digunakan untuk mengukur kelompok analit. Pelarut diklorometana adalah pelarut terbaik diantara pelarut lain seperti tetrakloroetilena dan toluena, karena tetrakloroetilena sudah dilarang untuk alasan kesehatan dan toluena merupakan bahan kimia prekusor yang dapat menyerap air (Nugroho 2006). Pelarut diklorometana dipilih berdasarkan pemilihan pelarut yang sesuai dengan metode GC dan prinsip partisi antara fase gerak terhadap fase diam. Triflorotoluena dipilih sebagai standar internal karena memiliki sifat respon yang sama dengan senyawa hidrokarbon dan puncak muncul pada waktu retensi yang berbeda dengan hidrokarbon yang diukur (Pavia et al. 2006).
(a)
(b) ) Gambar 1 Ekstrak hidrokarbon LCS menggunakan diklorometana pada konsentrasi (a) tinggi dan (b) rendah Ekstrak tanah LCS konsentrasi tinggi (Gambar 1a) diperoleh warna lebih pekat dan pengukuran TPH lebih tinggi daripada ekstrak tanah LCS konsentrasi rendah (Gambar 1b, Lampiran 2, Lampiran 3, Lampiran 4, dan Lampiran 5). Hal ini menandakan lebih banyak senyawa hidrokarbon terekstraksi dari tanah (Gambar 1a) tersebut dan ada indikasi kromofor. Pengukuran TPH tanah LCS konsentrasi rendah menggunakan penganalisis TPH lebih tinggi daripada menggunakan GC (Lampiran 2 dan Lampiran 3). Hal ini disebabkan senyawa pada LCS konsentrasi rendah tidak persis sama dengan senyawa standar yang digunakan untuk mengukur TPH di kedua alat. Penganalisis TPH dapat membaca senyawa hidrokarbon non-petroleum, seperti asam humat C70H12O34N44, asam fulvat C27H25O18, dan humin yang merupakan penyusun zat humat pada tanah (Lampiran 2 dan Lampiran 3) (Kanonova 2000). Asam fulvat adalah komponen yang jumlahnya paling sedikit dari tiga komponen penyusun zat humat atau humus, mengandung gugus fungsional eter (O-), karboksil (-COOH), hidroksil (-OH), dan karbonil (-C=O). Asam humat adalah zat aktif dalam humus yang mengandung gugus karboksil (-COOH) dan gugus hidroksil (-OH), berperan dalam kesuburan tanah, serta larut dalam basa. Humin adalah asam organik yang tidak larut dalam air dan basa. Senyawa-
107 senyawa tersebut merupakan zat organik yang stabil dan merupakan hasil akhir dari proses dekomposisi bahan organik (Gambar 2 dan Kanonova 2000).
(a)
(b)
Gambar 2 Struktur kimia (a) asam fulvat (b) dan asam humat (Kanonova 2000)
Hasil Pengukuran TPH dengan Penganalisis TPH dan GC Pengukuran TPH pada LCS konsentrasi rendah menggunakan penganalisis TPH diperoleh 0.33% (Tabel 1 dan Lampiran 2) dan GC 0.25% (Tabel 3 dan Lampiran 3). Perbedaan hasil 10 pengukuran TPH pada LCS konsentrasi rendah dengan penganalisis TPH dan GC yaitu 27.59% (Lampiran 6 dan Gambar 3). Tabel 1 Hasil pengukuran TPH pada LCS kosentrasi rendah dan tinggi Pengukuran TPH Rerata SD Kadar air Rerata SD
LCS konsentrasi rendah Penganalisis TPH GC 0.33 0.25 0.01 0.02 Penganalisis TPH GC 1.32 1.17 0.25 0.38
LCS konsentrasi tinggi Penganalisis TPH GC 2.23 2.51 0.06 0.08 Penganalisis TPH GC 0.62 0.70 0.30 0.29
Hasil pengukuran TPH LCS konsentrasi rendah diperoleh lebih tinggi menggunakan penganalisis TPH daripada GC. Hal ini dipengaruhi hidrokarbon penyusun tanah LCS. LCS konsentrasi rendah diperkirakan mengandung hidrokarbon yang berasal dari hidrokarbon nonpetroleum, seperti asam humat dan asam fulvat. Penganalisis TPH dapat membaca TPH dan TOG (minyak dan lemak) pada sampel (Rintoul 20008), sedangkan GC membaca hidrokarbon C12C36 berupa rantai alkane, isomer, dan tidak termasuk hidrokarbon non-petroleum (Turner 1998).
11
8
TPH (%)
0.4 0.3 0.2 0.1
0 1
2
3
4 5 6 7 Nomor pengambilan sampel
8
9
10
Gambar 3 Grafik pengukuran TPH pada LCS konsentrasi rendah menggunakan ( ) penganalisis TPH dan ( ) GC Pengukuran TPH LCS konsentrasi tinggi menggunakan penganalisis TPH diperoleh 2.23% (Lampiran 4) dan menggunakan GC 2.51% (Lampiran 5). Hasil pengukuran TPH LCS konsentrasi tinggi diperoleh lebih tinggi menggunakan GC daripada penganalisis TPH karena diperkirakan tanah mengandung hidrokarbon yang sama pada standar analisis GC dengan jumlah yang tinggi. Menurut USEPA 2001 penganalisis TPH yang menggunakan prinsip inframerah dapat membaca senyawa yang mengandung hidrokarbon (CH) alifatik namun tidak bisa membaca senyawa benzene, naftalena, dan senyawa organik polar. Perbedaan hasil 10 pengukuran TPH pada LCS konsentrasi tinggi menggunakan penganalisis TPH dan GC 11.81% (Gambar 4 dan Lampiran 6). Perbedaan hasil analisis kedua metode dapat disebabkan waktu dan proses ekstraksi berbeda pada analisis kedua metode. 2.80 TPH (%)
2.60 2.40 2.20 2.00 1.80 1
2
3
4 5 6 7 Nomor pengambilan sampel
8
9
10
Gambar 4 Grafik pengukuran TPH pada LCS konsentrasi tinggi menggunakan GC ( ) dan penganalisis TPH ( )
Kromatogram Pengukuran TPH pada LCS Pengukuran TPH LCS konsentrasi rendah dan tinggi ditentukan dengan kromatogram. Kromatogram LCS konsentrasi tinggi (Gambar 5a) memiliki kemiripan terhadap tanah blanko penambahan minyak mentah konsentrasi tinggi (Gambar 5b) dan memperlihatkan puncak saling berhimpitan menandakan
12 9 pemisahan kurang baik yang dapat disebabkan terdapat senyawa dalam jumlah tinggi pada sampel. Pengukuran TPH menggunakan GC pada LCS konsentrasi tinggi diperoleh waktu retensi rerata 25.14 menit. Pengukuran TPH menggunakan GC pada LCS konsentrasi rendah diperoleh waktu retensi rerata 25.15 menit.
(a) (b) Gambar 5 Kromatogram LCS konsentrasi (a) tinggi dan (b) tanah blanko penambahan minyak mentah konsentrasi tinggi Kadar Air Sampel Tanah untuk LCS Sebelum dilakukan analisis TPH pada tanah yang dijadikan LCS, terlebih dahulu dilakukan pengukuran kadar air menggunakan alat pengukur kadar air. Kadar air rerata tanah LCS konsentrasi rendah diperoleh 1.17 % dan konsentrasi tinggi 0.60 %, ditunjukkan pada Tabel 2 dan Gambar 6. Tabel 2 Hasil pengukuran kadar air Nomor sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rerata SD Presisi
Kadar air Konsentrasi rendah 1.64 1.60 1.75 1.17 0.80 0.70 0.80 1.05 1.03 1.18 1.17 0.38 67.86
Konsentrasi tinggi 1.20 1.10 0.50 0.45 0.45 0.30 0.60 0.85 0.80 0.50 0.68 0.30 55.52
13
Kadar aur (%)
10 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00 1
2
3
4
5 6 Sampel tanah
7
8
9
10
Gambar 6 Grafik pengukuran kadar air LCS konsentrasi ( ) rendah dan ( ) tinggi
Homogenitas LCS Uji homogenitas pembuatan LCS untuk keperluan analisis TPH pada penelitian ini dilakukan dengan membandingkan 10 pengukuran TPH dan masingmasing dilakukan pengukuran duplo (Lampiran 2, Lampiran 3, Lampiran 4, dan Lampiran 5). Sampel dinyatakan homogen apabila F hitung < F tabel. Berdasarkan uji homogenitas dari pengukuran TPH menggunakan penganalisis TPH dengan uji Anova (uji F), LCS konsentrasi rendah homogen. Hal ini dibuktikan dengan nilai F hitung < F tabel (Tabel 3, Lampiran 7, dan Lampiran 8). Nilai F hitung 0.00 (Tabel 3 dan Lampiran 7) dan F tabel 3.02 (Tabel 3 dan Lampiran 10). Hasil uji homogenitas profisiensi menurut ISO 13528 (ISO 2005) menggunakan hasil pengukuran TPH, pada sampel tersebut tidak homogen karena nilai SD hitung > SD prediksi. SD hitung 0.0117 (Tabel 3 dan Lampiran 9) dan SD prediksi 0.0047 (Tabel 3 dan Lampiran 9). Hasil perhitungan menggunakan uji homogenitas Anova (uji F), LCS konsentrasi rendah dinyatakan homogen, namun dengan perhitungan uji profisiensi tidak homogen. Hal ini menandakan bahwa uji homogenitas profisiensi menurut perhitungan ISO 13528 lebih teliti atau sampel yang tidak terlalu homogen. Hasil uji homogenitas LCS konsentrasi rendah menggunakan GC dinyatakan homogen. Hal ini dibuktikan dengan F hitung < F tabel (Tabel 3, lampiran 7, dan Lampiran 10). F hitung 0.00 (Tabel 3 dan Lampiran 10) dan F tabel 3.02 (Tabel 3 dan Lampiran 7). Sampel tidak homogen menurut uji profisiensi karena SD hitung > SD prediksi. SD hitung 0.0037 (Tabel 3 dan Lampiran 11) dan SD prediksi 0.0000 (Tabel 3 dan Lampiran 11). Tabel 3 Nilai uji homogenitas F dan profisiensi TPH pada LCS konsentrasi rendah Uji homogenitas Uji F ISO 13528
Kriteria uji F tabel F hitung SD prediksi SD hitung
Penganalisis TPH 3.02 0.00 0.0047 0.0117
GC 3.02 0.00 0.0037 0.0000
14 11 Uji homogenitas F menggunakan penganalisis TPH dinyatakan bahwa LCS konsentrasi tinggi homogen. Hal ini dibuktikan dengan nilai F hitung < F tabel (Tabel 4 dan Lampiran 12). F hitung diperoleh 0.00 (Tabel 4 dan Lampiran 12) dan F tabel 3.02 (Tabel 4 dan Lampiran 7). Hasil uji homogenitas profisisensi homogen karena nilai SD hitung < SD prediksi. SD hitung 0.0072 (Tabel 4 dan Lampiran 13) dan SD prediksi 0.0238 (Tabel 4 dan Lampiran 13). LCS konsentrasi tinggi menurut uji Anova (uji F) menggunakan GC dinyatakan homogen. Hal ini dibuktikan dengan F hitung < F tabel (Tabel 4, Lampiran 14, dan Lampiran 15). F hitung 1.00 (Tabel 4, Lampiran 14, dan Lampiran 15) dan F tabel 3.02 (Lampiran 7). LCS menurut uji profisiensi dinyatakan homogen karena SD hitung < SD prediksi. SD hitung 0.0232 (Tabel 4 dan Lampiran 17) dan SD prediksi 0.0262 (Tabel 4 dan Lampiran 17). Tabel 4 Nilai uji homogenitas F dan profisiensi TPH pada LCS konsentrasi tinggi Uji homogenitas Uji F ISO 13528
Kriteria uji F tabel F hitung SD prediksi SD hitung
Penganalisis TPH 3.02 0.00 0.0238 0.0072
GC 3.02 1.00 0.0262 0.0232
Tanah terkontaminasi minyak yang dijadikan LCS konsentrasi rendah dan tinggi dinyatakan homogen menurut uji homogenitas F dengan menggunakan hasil pengukuran TPH dari kedua alat. Uji homogenitas profisiensi konsentrasi rendah pada pengukuran TPH LCS menggunakan penganalisis TPH dan GC dinyatakan tidak homogen. Hal ini disebabkan perhitungan uji homogenitas dari ISO 13528 lebih ketat atau diperlukan repeatabilitas yang lebih tinggi dibanding uji homogenitas F (Tabel 3 dan Tabel 4). LCS konsentrasi rendah kurang homogen dibanding LCS konsentrasi tinggi karena proses penghomogenan pada saat tanah masih basah secara bersamaan tidak dilakukan pada tanah ini. LCS konsentrasi tinggi dilakukan pengadukan, pencampuran, pengeringan, dan penghomogenan secara bersamaan sehingga diperoleh tanah yang lebih homogen dan menghasilkan pengukuran yang lebih presisi yang ditunjukkan pada Tabel 4.
Stabilitas LCS Tanah yang dijadikan LCS untuk dapat digunakan dan teruji kestabilan yaitu diuji stabilitas menggunakan perhitungan control proses statistika (SPC). SPC dibuat dengan menggunakan 14 hasil pengukuran TPH LCS yang diperoleh pada uji homogenitas (Tabel 5, Lampiran 17, dan Lampiran 18). Hasil perhitungan uji stabilitas LCS konsentrasi rendah menggunakan penganalisis TPH stabil atau bisa digunakan sebagai kontrol sampel karena TPH berada diantara LWL 0.33% (Tabel 5 dan Lampiran 17) dan UWL 0.35 (Tabel 5 dan Lampiran 18). LWL dan UWL adalah batas bawah dan batas atas stabilitas.
15
12
Hasil perhitungan uji stabilitas LCS konsentrasi rendah menggunakan GC stabil karena TPH diantara LWL 0.23% (Tabel 5 dan Lampiran 17) dan UWL 0.27% (Tabel 5 dan Lampiran 17). Hasil perhitungan uji stabilitas LCS konsentrasi tinggi menggunakan penganalisis TPH stabil karena TPH diantara LWL 2.20% (Tabel 5 dan Lampiran 18) dan UWL 2.32% (Tabel 5 dan Lampiran 18). Hasil perhitungan uji stabilitas LCS konsentrasi tinggi menggunakan GC stabil karena TPH diantara LWL 2.34% (Tabel 5 dan Lampiran 18) dan UWL 2.68% (Tabel 5 dan Lampiran 18) sehingga semua sampel memenuhi uji stabilitas sebagai syarat pembuatan dan penggunaan LCS. Tabel 5 Hasil uji stabilitas TPH pada LCS konsentrasi rendah dan tinggi Konsentrasi Rendah Konsentrasi Tinggi
Alat analisis Penganalisis TPH GC Alat analisis Penganalisis TPH GC
LWL 0.33 0.23 LWL 2.20 2.34
UWL 0.35 0.27 UWL 2.32 2.68
Nilai stabilitas 0.34 0.25 Nilai stabilitas 2.22 2.51
Simpulan Stabil Stabil Simpulan Stabil Stabil
Hasil Ekstraksi Hidrokarbon dan Pengukuran TPH pada Tanah Blanko Penambahan Minyak Mentah Pengukuran TPH tanah blanko penambahan minyak mentah dilakukan dengan terlebih dahulu menguji TPH untuk memastikan tidak mengandung hidrokarbon petroleum dan dilakukan menggunakan penganalisis TPH karena waktu analisis yang dilakukan sebentar 4.3 menit. Pengukuran TPH awal tanah rerata 0.00%, dinyatakan pada Tabel 6. Sebelum analisis TPH, kadar air diukur menggunakan alat pengukur kadar air dengan meletakkan 2.00 g tanah ke atas wadah yang terbuat dari aluminium. Setelah pembacaan kadar air selesai, tanah yang telah digunakan akan berubah warna menjadi lebih hitam atau hangus berdasarkan prinsip pemanasan alat. Pengukuran kadar air dilakukan untuk mengetahui kesiapan tanah untuk dipergunakan dan mengurangi galat pada hasil pembacaan TPH. Berdasarkan petunjuk metode USEPA 1664 pengukuran TPH tidak terlalu berpengaruh apabila kadar air diperoleh kurang dari 5% (USEPA 1998). Kadar air tanah blanko diperoleh rerata 1.15% dan ditunjukkan pada Tabel 6. Tabel 6 Hasil pengukuran TPH awal pada tanah blanko menggunakan penganalisis TPH Nomor 1 2 3 4
Kadar air (%) 1.16 1.12 1.16 1.14
TPH (%) 0.00 0.00 0.00 0.00
16 13 Analisis TPH tanah blanko penambahan minyak mentah diawali dari ekstraksi dengan pelarut n-heksana dan diklorometana. Ekstrak tanah blanko penambahan minyak mentah konsentrasi tinggi menggunakan pelarut diklorometana diperoleh warna yang lebih pekat dan pengukuran TPH yang lebih tinggi daripada ekstrak konsentrasi rendah (Gambar 7a dan Gambar 7b) yang menandakan bahwa warna ekstrak berbanding lurus terhadap konsentrasi TPH yang ditunjukkan pada Lampiran 19 dan Lampiran 20 dipengaruhi efek kromofor. Hal ini menandakan lebih banyak hidrokarbon nonpolar konsentrasi tinggi terekstraksi dari pelarut n-heksana dan diklorometana yang bersifat nonpolar tersebut.
(a) (b) Gambar 7 Ekstrak tanah blanko penambahan minyak mentah pada konsentrasi (a) rendah dan (b) tinggi Pengukuran TPH tanah blanko penambahan minyak mentah konsentrasi tinggi menggunakan penganalisis TPH 3.02% (Tabel 7, Lampiran 19, dan Lampiran 21) dan menggunakan GC 5.15% (Tabel 7, Lampiran 19, dan Lampiran 22). Pengukuran TPH tanah blanko penambahan minyak mentah konsentrasi rendah menggunakan penganalisis TPH 0.30% (Tabel 7 dan Lampiran 20) dan menggunakan GC 0.64% (Tabel 7 dan Lampiran 20). Pembacaan TPH konsentrasi rendah dan tinggi lebih tinggi menggunakan GC. Hal ini menunjukkan bahwa GC lebih sensitif membaca berbagai jenis hidrokarbon pada sampel tanah tersebut daripada penganalisis TPH. Menurut Turner 1998 GC dapat membaca hidrokarbon C12-C36. Hal ini didukung oleh literatur yang mengatakan bahwa pengukuran TPH berbasis GC mendeteksi berbagai jenis hidrokarbon, sensitivitas, dan selektivitas yang paling terbaik (Jannah 2012). Pembacaan TPH menggunakan GC lebih tinggi dibanding penganalisis TPH di kedua sampel karena hidrokarbon pada kedua ekstrak tersebut sama. Tabel 7 Hasil pengukuran TPH pada tanah blanko penambahan minyak mentah Pengukuran Rerata SD
Konsentrasi tinggi Penganalisis TPH GC 3.02 5.15 0.0098 1.9218
Konsentrasi rendah Penganalisis TPH GC 0.30 0.64 0.0010 0.0132
Kromatogram Pengukuran TPH pada Tanah Blanko Penambahan Minyak Mentah Pengukuran TPH menggunakan GC pada tanah blanko penambahan minyak mentah konsentrasi tinggi diperoleh waktu retensi rerata 22.56 menit. Pengukuran
17 TPH menggunakan GC pada tanah blanko penambahan minyak mentah konsentrasi rendah diperoleh waktu retensi rerata 1.55 menit. Kromatogram tanah blanko dan penambahan minyak mentah konsentrasi rendah (Gambar 8a) tinggi puncak rerata sama dan kurang berhimpitan yang menandakan bahwa pemisahan senyawa ini lebih baik dibanding LCS konsenstrasi rendah (Gambar 8b). Puncak kecil terdapat pada LCS konsentrasi rendah dan saling berhimpitan karena mengandung sejumlah pengotor dalam kolom maupun senyawa serta mengandung berbagai jenis senyawa.
(a) (b) Gambar 8 Kromatogram (a) tanah blanko penambahan minyak mentah konsentrasi rendah dan (b) LCS konsetrasi rendah
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan Tanah tercemar minyak konsentrasi rendah pada penelitian ini memenuhi uji homogenitas dan stabilitas sehingga dapat dijadikan kontrol sampel laboratorium (LCS). Hasil uji homogenitas profisiensi menurut perhitungan ISO 13528 (ISO 2005) lebih teliti dan memiliki standar yang lebih tinggi dibanding uji Anova (uji F). Hasil pengukuran hidrokarbon petroleum total pada sampel kontrol laboratorium konsentrasi rendah menggunakan penganalisis TPH lebih tinggi daripada kromatografi gas. Hasil pengukuran hidrokarbon petroleum total tanah blanko penambahan minyak mentah konsentrasi rendah dan tinggi lebih tinggi menggunakan kromatografi gas daripada penganalisis TPH.
Saran Pembuatan kontrol sampel laboratorium konsentrasi lebih rendah perlu dilakukan untuk mendapatkan gambaran menyeluruh tentang kontrol sampel laboratorium yang dibuat sebagai pengganti bahan referensi tersertifikasi. Pengukuran waktu ekstraksi tanah untuk pengukuran hidrokarbon petroleum total menggunakan penganalisis TPH dan kromatografi gas perlu dikaji kembali, preparasi kedua sampel tanah dengan menghilangkan pengotor atau zat yang tidak diinginkan sebelum pengukuran TPH perlu dilakukan, serta uji kualitatif perlu dilakukan terhadap sampel tanah.
18
DAFTAR PUSTAKA Harvey D. 2000. Modern Analytical Chemistry. Newyork (US): The McGraw-Hill Companies. Hendayana S. 2006. Kimia Pemisahan Metode Kromatografi dan Elektroforesis Modern. Bandung (ID): Universitas Pendidikan IndonesiaIbrahim S. 2012. Uji Reprodusibilitas, Profisiensi, dan Homogenitas. Jakarta (ID): Farmasi ITB. Ibrahim S. 2012. Uji Reprodusibiilita, Profisiensi, dan Homogenitas. Jakarta (ID): Farmasi ITB. [ISO] Internasional Standardization of Organization. 2005. Metode Statistik untuk Uji Profisiensi oleh Antar Laboratorium Organisasi Internasional untuk Standardisasi. Switzerland (CH): ISO; (ISO 13528). Jannah LM, Prasetyo B. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta (ID): PT Raja Grafindo Persada. Kanonova MM. 2000. Soil Organik Matter, Its Nature, Its Role in Soil Formation and in Soil Fertility. London (UK): Pergamon Press Oxford. Nugroho A. 2006. Bioremidiasi Hidrokarbon Minyak Bumi. Jakarta (ID): Bumi Aksara. Pavia, Donald L, Gary M, Lampman, George S, Kritz, Randall G, Engel. 2006. Introduction to Organic Laboratory Techniques. Philadelphia (US): Saunders Company. Rintoul S. 2008. Solvent Selection Guide Solvent Selection Guide for TPH analyzer TOG/TPH Analyzers. California (US): Wilks Enterprise. Turner D. 1998. Determination of TPH in water using SPE-DEX® and LVI-GCFID. ATAS GL International B.V. 99: 1-4. [USEPA] United States Environmental Protection Agency. 1992. Preparation of Soil Sampling Protocols: Sampling Techniques and Strategies. Washington (US): USEPA; (USEPA 600/R-92/128). [USEPA] United States Environmental Protection Agency. 1996. Test Methods for Evaluating Solid Waste Phsycal/Chemical Methods. Washington (US): USEPA; (USEPA Method 8015B). [USEPA] United States Environmental Protection Agency. 1998. n-Hexane Extractable Material (HEM; Oil and Grease) and Silica Gel Treated nHexane Extractable Material by Extraction and Gravimetry. Washington (US): USEPA; (USEPA 821/R-98/002 Method 1664). [USEPA] United States Environmental Protection Agency. 2001. Field Measurement Technologies for Total Petroleum Hydrocarbons in Soil. Washington (US): USEPA; (USEPA 600/R-01/088). Walpole RE. 1995. Pengantar Statistika. Edisi 3. Bambang Sumantri, penerjemah. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.
19
LAMPIRAN
Lampiran 1 Diagram alir penelitian Tanah terkontaminasi minyak dengan 2 TPH berbeda yang dijadikan LCS
Tanah blanko penambahan minyak mentah
Homogenisasi Haluskan dan ayak
Butiran tanah berukuran 1 mm2
Keringkan dibawah sinar matahari
Tanah kering dengan kadar air < 5%
Ekstraksi dengan TFT
Ekstrak dengan n-heksana Partikel padatan mengendap sebanyak mungkin
Pemisahan padatan dan larutan Uji dengan GC
Uji dengan penganalisis TPH
Kromatogram
Absorbans
Evaluasi hasil dan bandingkan dengan tanah blanko penambahan minyak mentah
20
Lampiran 2 Pengukuran TPH pada LCS konsentrasi rendah menggunakan penganalisis TPH Kode Tanah
Berat tanah (g)
Absorbans
Xconc (mg/L)
1A 1B 2A 2B 3A 3B 4A 4B 5A 5B 6A 6B 7A 7B 8A 8B 9A 9B 10A 10B Rerata SD Presisi
5.0000 5.0004 5.0007 5.0003 5.0005 5.0010 5.0008 5.0009 5.0004 5.0004 5.0002 5.0002 5.0002 5.0002 5.0004 5.0004 5.0004 5.0005 5.0003 5.0003 5.0004 0.0003 99.99
207.00 204.00 193.00 192.00 204.00 197.00 185.00 188.00 205.00 208.00 205.00 205.00 209.00 208.00 202.00 205.00 206.00 208.00 207.00 204.00 202.00 7.1148 96.48
853.93 841.32 795.08 790.88 841.32 811.89 761.45 774.06 845.52 858.13 845.52 845.52 862.34 858.13 832.91 845.52 849.73 858.13 853.93 841.32 833.33 29.91 96.41
Faktor pegencer 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
TPH mg/kg
%
3415.72 3365.00 3179.87 3163.31 3364.94 3246.92 3045.31 3095.69 3381.82 3432.26 3381.95 3381.95 3449.21 3432.39 3331.38 3381.82 3398.63 3432.19 3415.51 3365.07 3333.05 119.74 96.41
0.34 0.34 0.32 0.32 0.34 0.32 0.30 0.31 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.33 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.33 0.01 96.41
17
21
18
Lampiran 3 Pengukuran TPH pada LCS konsentrasi rendah menggunakan GC Kode Tanah
Berat tanah (g)
1A 1B 2A 2B 3A 3B 4A 4B 5A 5B 6A 6B 7A 7B 8A 8B 9A 9B 10A 10B Rerata SD Ketelitian
1.0004 1.0001 1.0002 1.0008 1.0004 1.0000 1.0001 1.0007 1.0003 1.0008 1.0000 1.0005 1.0008 1.0005 1.0004 1.0004 1.0002 1.0001 1.0003 1.0000 1.0004 0.0003 99.97
Waktu retensi (menit) 25.13 25.13 25.13 25.13 25.13 25.13 25.18 25.13 25.18 25.18 25.18 25.18 25.11 25.12 25.19 25.18 25.13 25.17 25.19 25.17 25.15 0.0280 99.89
Luas area sampel (A std) 3794.97 4122.80 4405.01 3817.37 3684.02 3706.45 3335.41 3482.70 3653.19 3706.29 3702.40 3462.86 4651.00 4174.27 4521.25 3229.61 4118.43 3085.45 3534.77 5020.52 3869.44 499.4123 87.09
Luas area TFT (Aistd) 3240.97 3568.44 3838.17 3236.81 3241.29 3252.45 3166.70 3243.51 3081.42 3089.01 3309.48 3172.23 4150.41 3620.35 3357.09 3129.00 3232.51 3032.76 3283.67 4457.85 3385.21 372.3706 89.00
Xconc (mg/L) 507.78 499.99 496.16 512.00 518.38 492.11 448.95 459.18 515.09 522.23 481.68 468.12 482.62 498.82 595.71 438.39 559.35 430.99 460.55 485.42 493.68 39.39 92.02
Faktor pengencer 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
TPH mg/kg 2580.22 2499.71 2480.29 2557.94 2590.86 2460.54 2244.52 2294.31 2574.70 2609.08 2408.39 2427.12 2411.17 2492.83 2977.37 2191.05 2796.21 2154.76 2302.04 2427.12 2474.01 195.74 92.09
% 0.26 0.25 0.25 0.26 0.26 0.25 0.22 0.23 0.26 0.26 0.24 0.24 0.24 0.25 0.30 0.22 0.28 0.22 0.23 0.24 0.25 0.02 92.09
22
Lampiran 4 Pengukuran TPH pada LCS konsentrasi tinggi menggunakan penganalisis TPH Kode tanah
Berat tanah (g)
Absorbans
Xconc (mg/L)
Faktor pengencer
mg/kg
TPH %
1A 1B 2A 2B 3A 3B 4A 4B 5A 5B 6A 6B 7A 7B 8A 8B 9A 9B 10A 10B
5.0003 5.0006 5.0007 5.0003 5.0008 5.0001 5.0005 5.0008 5.0001 5.0007 5.0001 5.0006 5.0004 5.0003 5.0005 5.0008 5.0001 5.0005 5.0008 5.0001
136.00 134.00 132.00 137.00 143.00 137.00 136.00 134.00 132.00 137.00 143.00 137.00 137.00 136.00 135.00 143.00 141.00 136.00 134.00 135.00
555.47 547.07 538.66 559.68 584.90 559.68 555.47 547.07 538.66 559.68 584.90 559.68 559.68 555.47 551.27 584.90 576.49 555.47 547.07 551.27
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
22217.65 21880.07 21543.40 22385.79 23392.25 22386.68 22216.76 21879.20 21545.98 22384.00 23395.52 22384.44 22385.34 22217.65 22048.64 23392.25 23059.24 22216.76 21879.20 22050.40
2.22 2.19 2.15 2.24 2.34 2.24 2.22 2.19 2.15 2.24 2.34 2.24 2.24 2.22 2.20 2.34 2.31 2.22 2.19 2.21
Rerata SD Presisi
5.0005 0.0003 99.99
137.00 3.3384 97.5588
557.58 13.77 97.53
22301.05 550.83 97.53
2.23 0.06 97.53
19
23
20
Lampiran 5 Pengukuran TPH pada LCS konsentrasi tinggi menggunakan GC Kode tanah 1A 1B 2A 2B 3A 3B 4A 4B 5A 5B 6A 6B 7A 7B 8A 8B 9A 9B 10A 10B Rerata SD Ketelitian
Berat tanah (g) 1.0000 1.0003 1.0003 1.0003 1.0000 1.0006 1.0000 1.0004 1.0004 1.0004 1.0004 1.0003 1.0004 1.0004 1.0005 1.0005 1.0006 1.0006 1.0008 1.0008 1.0004 0.0002 99.98
Waktu retensi (menit) 25.13 25.13 25.23 25.13 25.13 25.12 25.12 25.12 25.12 25.23 25.13 25.12 25.19 25.12 25.12 25.23 25.12 25.12 25.13 25.12 25.14 0.0405 99.84
Luas area sampel (Astd)
Luas area TFT (Aistd)
Xconc (mg/L)
Faktor pengencer
31349.10 31875.60 38141.00 32279.50 31756.10 36428.20 37058.40 32746.40 30953.70 31042.90 35119.30 30757.40 30194.20 29497.70 30515.70 31973.90 32298.60 31339.90 30515.70 29956.10 32799.96 2744.09 91.63
3011.96 3184.07 3497.15 3261.63 3113.86 3663.14 3604.77 3088.77 3029.14 3008.07 3524.54 2952.21 3152.06 2945.75 3099.67 3099.67 3099.67 2894.16 2894.16 2894.16 3216.94 251.38 92.19
5126.91 4928.27 5375.99 4871.15 5021.96 4895.05 5063.00 5223.70 5032.12 5082.75 4904.90 5132.03 4712.36 4929.62 4845.19 5080.43 5132.81 5337.17 5194.76 5098.07 5021.42 166.49 96.68
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
TPH mg/kg
%
25634.55 24633.98 26871.90 24348.46 25109.81 24460.56 25314.99 26108.07 25150.56 25403.57 24514.71 25652.45 23552.38 24638.25 24213.83 25389.46 25648.68 26669.83 25953.05 25469.99 25099.59 833.42 96.68
2.56 2.46 2.69 2.43 2.51 2.45 2.53 2.61 2.52 2.54 2.45 2.57 2.36 2.46 2.42 2.54 2.56 2.67 2.60 2.55 2.51 0.08 6.68
21 24 Lampiran 6 Contoh perhitungan perbedaan pengukuran TPH pada LCS menggunakan penganalisis TPH dan GC Konsentrasi rendah Rerata persentase TPH Rerata persentase TPH
: : 0.33 % : 0.25 %
Perbedaan persentase TPH
: :
–
x 100%
–
x 100%
: x 100% : 27.59% Konsentrasi tinggi Rerata persentase TPH Rerata persentase TPH
: : 2.23 % : 2.51 %
Perbedaan persentase TPH
: :
: x 100% : 11.81% Lampiran 7 Nilai F pada kepercayaan 95%
25
A 0.34 0.32 0.34 0.30 0.34 0.34 0.34 0.33 0.34 0.34
Nomor 1 2 3 4 5
A 0.34 0.32 0.34 0.30
B 0.34 0.32 0.34 0.30
Ai-Bi 0.01 0.00 0.01 -0.01
0.34 0.34 0.34 0.33 0.34 0.34
0.34 0.34 0.34 0.33 0.34 0.34
-0.01 0.00 0.00 -0.01 0.00 0.01 0.00 -0.02
6 7 8 9 10 Rerata (X) Σ MSW
B 0.34 0.32 0.34 0.30 0.34 0.34 0.34 0.33 0.34 0.34
Keterangan : A: singlo dan B: duplo
Ai+Bi 0.68 0.64 0.66 0.61 0.68 0.68 0.69 0.67 0.68 0.68 0.67 6.67
(Ai+Bi)-Xi 0.01 -0.03 -0.01 -0.05 0.01 0.01 0.02 0.00 0.02 0.01
((Ai+Bi)-Xi)2 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.00
(Ai-Bi)-Xi 0.00 0.00 0.01 -0.01 -0.01 0.00 0.00 -0.01 0.00 0.00
((Ai-Bi)-Xi)2 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
23
Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rerata (X) Σ MSW
22
Lampiran 8 Hasil uji homogenitas F pengukuran TPH pada LCS konsentrasi rendah menggunakan penganalisis TPH
26
Lampiran 9 Hasil uji homogenitas profisiensi pengukuran TPH pada LCS konsentrasi rendah menggunakan penganalisis TPH Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 0.34 0.32 0.34 0.30 0.34 0.34 0.34 0.33 0.34 0.34
B 0.34 0.32 0.32 0.31 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34
Xt 0.34 0.32 0.33 0.31 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34
Xr
0.33
(Xt-Xr)2 0.0000 0.0003 0.0000 0.0007 0.0001 0.0000 0.0001 0.0000 0.0001 0.0000
Wt 0.01 0.00 0.01 -0.01 -0.01 0.00 0.00 -0.01 0.00 0.01
Wt2 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
SX SX2 SW SW2
0.0013 0.0120 0.0001 0.0038 0.0000
0.00 SS
0.0117
SDPA
0.0157
SW2/2
0.0000
SDPA’
0.0196
Xt-Xr 0.01 -0.02 0.00 -0.03 0.01 0.00 0.01 0.00 0.01 0.01
0.0047
Tidak homogen
0.0059
Tetap tidak homogen
Tetap < SS
23
27
Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 0.26 0.25 0.26 0.22 0.26 0.24 0.24 0.30 0.28 0.23 Rerata (Xi) Σ MSB A 0.26 0.25 0.26 0.22 0.26 0.24 0.24 0.30 0.28 0.23 Rerata (X) Σ MSW
B 0.25 0.26 0.25 0.23 0.26 0.24 0.25 0.22 0.22 0.24
B 0.25 0.26 0.25 0.23 0.26 0.24 0.25 0.22 0.22 0.24
Ai+Bi 0.51 0.50 0.51 0.45 0.52 0.48 0.49 0.52 0.50 0.47 0.49 4.95
(Ai+Bi)-Xi 0.01 0.01 0.01 -0.04 0.02 -0.01 0.00 0.02 0.00 -0.02
((Ai+Bi)-Xi)2 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Ai-Bi 0.01 -0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 -0.01 0.08 0.06 -0.01 0.13 0.13
(Ai-Bi)-Xi -0.12 -0.13 -0.11 -0.13 -0.13 -0.13 -0.13 -0.05 -0.06 -0.14
0.00 0.00 ((Ai-Bi)-Xi)2 0.01 0.02 0.01 0.02 0.02 0.02 0.02 0.00 0.00 0.02 0.14 0.01
24
Lampiran 10 Hasil uji homogenitas F pengukuran TPH pada LCS konsentrasi rendah menggunakan GC
28
Lampiran 11 Hasil uji homogenitas profisiensi pengukuran TPH pada LCS konsentrasi rendah menggunakan GC Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A
B
Xt
Xt-Xr
(Xt-Xr)^2
Wt
0.26 0.25 0.26 0.22 0.26 0.24 0.24 0.30 0.28 0.23
0.25 0.26 0.25 0.23 0.26 0.24 0.25 0.22 0.22 0.24 Xr
0.25 0.25 0.25 0.23 0.26 0.24 0.25 0.26 0.25 0.24 0.25
0.00 0.00 0.00 -0.02 0.01 -0.01 0.00 0.01 0.00 -0.01
0.0000 0.0000 0.0000 0.0004 0.0001 0.0001 0.0000 0.0001 0.0000 0.0001 0.0008 0.0094 0.0000 0.0233 0.0005 0.0003
0.01 -0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 -0.01 0.08 0.06 -0.01
SX SX2 SW SW2 SW2/2
Wt2 0.0001 0.0001 0.0002 0.0000 0.0000 0.0000 0.0001 0.0062 0.0041 0.0002 0.0108 SS
0.0000
SDPA
0.0122
SDPA'
0.0122
0.0037
Homogen
0.0037
25
29
Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 2.22 2.15 2.34 2.22 2.15 2.34 2.24 2.20 2.31 2.19
A 2.22 2.15 2.34 2.22 2.15 2.34 2.24 2.20 2.31 2.19
B 2.19 2.24 2.24 2.19 2.24 2.24 2.22 2.34 2.22 2.21 Rerata (Xi) Σ MSB B 2.19 2.24 2.24 2.19 2.24 2.24 2.22 2.34 2.22 2.21 Rerata (Xi) Σ MSW
Ai+Bi 4.41 4.39 4.58 4.41 4.39 4.58 4.46 4.54 4.53 4.39
(Ai+Bi)-Xi -0.06 -0.08 0.11 -0.06 -0.08 0.11 -0.01 0.08 0.06 -0.07
((Ai+Bi)-Xi)2 0.00 0.01 0.01 0.00 0.01 0.01 0.00 0.01 0.00 0.01
(Ai-Bi)-Xi 0.04 -0.08 0.00 0.04 -0.08 0.11 0.03 -0.13 0.09 -0.02
0.06 0.00 ((Ai-Bi)-Xi)2 0.00 0.01 0.00 0.00 0.01 0.01 0.00 0.02 0.01 0.00
4.47 44.69 Ai-Bi 0.03 -0.08 0.00 0.03 -0.08 0.10 0.02 -0.13 0.08 -0.02 0.00 0.02
0.05 0.00
26
Lampiran 12 Hasil uji homogenitas F pengukuran TPH pada LCS konsentrasi tinggi menggunakan penganalisis TPH
30 Lampiran 13 Hasil uji homogenitas profisiensi pengukuran TPH pada LCS konsentrasi tinggi menggunakan penganalisis TPH Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A
B
Xt
Xt-Xr
(Xt-Xr)2
Wt
Wt2
2.22 2.15 2.34 2.22 2.15 2.34 2.24 2.20 2.31 2.19
2.19 2.24 2.24 2.19 2.24 2.24 2.22 2.34 2.22 2.21 Xr
2.20 2.20 2.29 2.20 2.20 2.29 2.23 2.27 2.26 2.20 2.23
-0.03 -0.04 0.05 -0.03 -0.04 0.05 0.00 0.04 0.03 -0.03
0.0009 0.0014 0.0030 0.0009 0.0014 0.0030 0.0000 0.0013 0.0007 0.0012 0.0137 0.0478 0.0023 0.0668 0.0045 0.0022
0.03 -0.08 0.10 0.03 -0.08 0.10 0.02 -0.13 0.08 -0.02
0.0011 0.0171 0.0101 0.0011 0.0070 0.0102 0.0003 0.0180 0.0071 0.0003 0.0625 SS
0.0072
SDPA
0.0792
SX SX2 SW SW2 SW2/2
0.0238
Homogen
27
31
Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 2.56 2.69 2.51 2.53 2.52 2.45 2.36 2.42 2.56 2.60
A 2.56 2.69 2.51 2.53 2.52 2.45 2.36 2.42 2.56 2.60
B 2.46 2.43 2.45 2.61 2.54 2.57 2.46 2.54 2.67 2.55 Rerata (Xi) Σ MSB B 2.46 2.43 2.45 2.61 2.54 2.57 2.46 2.54 2.67 2.55 Rerata (Xi) Σ MSW
Ai+Bi
(Ai+Bi)-Xi
((Ai+Bi)-Xi)2
5.02 5.12 4.96 5.14 5.06 5.02 4.82 4.96 5.23 5.14 5.05 50.47
-0.03 0.07 -0.09 0.09 0.01 -0.03 -0.23 -0.09 0.18 0.09
0.00 0.00 0.01 0.01 0.00 0.00 0.05 0.01 0.03 0.01
Ai-Bi 0.10 0.25 0.06 -0.08 -0.02 -0.12 -0.10 -0.12 -0.11 0.05
(Ai-Bi)-Xi 0.11 0.26 0.07 -0.07 -0.02 -0.11 -0.10 -0.11 -0.09 0.06
0.12 0.01 ((Ai-Bi)-Xi)2 0.01 0.07 0.01 0.01 0.00 0.01 0.01 0.01 0.01 0.00
-0.01 -0.009
0.14 0.01
28
Lampiran 14 Hasil uji homogenitas F pengukuran TPH pada LCS konsentrasi tinggi menggunakan GC
32 29 Lampiran 15 Contoh perhitungan F hitung (Pengukuran pertama TPH LCS konsentrasi tinggi menggunakan GC) Ai + Bi
: 2.56 + 2.46 : 5.02
Rerata (Xi) (Ai + Bi) : :
: : 5.05 (Ai+Bi-Xi)2
(5.02 - 5.05)2 0.00 2.56 – 2.46 0.10
: : : :
Ai – Bi
Rerata (Xi) (Ai - Bi) :
: :
: - 0.01 2
((Ai-Bi)-Xi)
: (0.10 – (-0.01))2 : 0.01
MSB
:
: : : 0.01 MSW
:
: : : 0.01 F hitung
:
: : 1.00 F Tabel db 9 db 10 = 3.02 F hitung < F tabel Simpulan: tanah homogen
1
Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A
B
Xt
Xt-Xr
(Xt-Xr)2
Wt
Wt2
2.56 2.69 2.51 2.53 2.52 2.45 2.36 2.42 2.56 2.60
2.46 2.43 2.45 2.61 2.54 2.57 2.46 2.54 2.67 2.55 Xr
2.51 2.56 2.48 2.57 2.53 2.51 2.41 2.48 2.62 2.57 2.52
-0.01 0.04 -0.05 0.05 0.00 -0.02 -0.11 -0.04 0.10 0.05
0.0001 0.0014 0.0021 0.0022 0.0000 0.0002 0.0131 0.0019 0.0092 0.0021 0.0324 0.0735 0.0054 0.0986 0.0097 0.0049
0.10 0.25 0.06 -0.08 -0.03 -0.11 -0.11 -0.12 -0.10 0.05
0.0100 0.0637 0.0042 0.0063 0.0006 0.0129 0.0118 0.0138 0.0104 0.0023 0.14 SS
0.0232
SDPA
0.0878
SX SX2 SW SW2 SW2/2
0.0263
Homogen
Contoh perhitungan SD hitung (SS) dan SD prediksi (Pengukuran pertama TPH pada LCS konsentrasi tinggi menggunakan GC): Wt = Ai – Bi = 2.56 – 2.46 = 0.1 SX = SQRT ( (Xt-Xr)2 / (n-1)) = SQRT (0.0324 / (10-1)) = 0.0735 SX2 = (SX)2 = (0.0735)2 = 0.0054 SW = SQRT ( (Xt-Xr)2 / (2 x 10)) = SQRT (0.0324 / (2 x 10)) = 0.0986 SW2 = (SW)2 = (0.0986)2 = 0.0097 SW2/2 = 0.0097 / 2 = 0.0049 SS = SQRT (SX2 – (SW2/2)) = SQRT (0.0054 – 0.0049) = 0.0232 SDPA = (2(1-(0.5 x (LOG(Xr x 10-2))))) x Xr/100 = (2(1-(0.5 x (LOG(2.52 x 10-2))))) x 2.52/100 = 0.0878 SD Prediksi = 0.3 x SDPA = 0.3 x 0.0878 = 0.0263
30
Lampiran 16 Hasil uji homogenitas profisiensi pengukuran TPH pada LCS konsentrasi tinggi menggunakan GC
2 Lampiran 17 Hasil uji stabilitas pengukuran TPH pada LCS konsentrasi rendah menggunakan penganalisis TPH dan GC Kode tanah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
x - x' (IR) 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.00 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.02
( x - x') 2 (IR) 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Data x (GC) 0.26 0.25 0.25 0.26 0.26 0.25 0.26 0.26 0.24 0.24 0.24 0.25 0.23 0.24 3.49 Penganalisis TPH 0.34 14 0.00 0.00 0.00 0.01 1.15 0.35 0.35 0.33 0.33
x - x' (GC) 0.01 0.00 0.00 0.01 0.01 0.00 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.00 0.02 0.01 0.08
( x - x') 2 (GC) 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 GC 0.25 14 0.01 0.01 0.00 0.04 4.00 0.28 0.27 0.23 0.22
31
Deskripsi rumus Rerata, x' Jumlah analisis, n Deviasi rerata, AD Deviasi standar, SD Varian, VR Standar deviasi relatif, RSD Koefisien variasi, CV Batas kontrol atas, UCL Batas peringatan atas, UWL Batas peringatan bawah LWL Batas kontrol bawah, LCL
Data x (IR) 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.35 0.34 0.33 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 4.76
1
32 Lampiran 18 Hasil uji stabilitas pengukuran TPH pada LCS konsentrasi tinggi menggunakan penganalisis TPH dan GC Kode Tanah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
x 2.22 2.24 2.26 2.24 2.24 2.27 2.29 2.32 2.29 2.26 2.26 2.22 2.29 2.27 31.7
Penganalisis TPH x - x' 0.04 0.02 0.00 0.02 0.02 0.01 0.03 0.06 0.03 0.00 0.00 0.04 0.03 0.01 0.28
Deskripsi rumus Rerata, x' Jumlah analisis, n Deviasi rerata, AD Deviasi standar, SD Varian, VR Deviasi standar relatif, RSD Koefisien variasi, CV Batas kontrol atas, UCL Batas peringatan atas, UWL Batas peringatan bawah, LWL Batas kontrol bawah, LCL
( x - x') 2 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
x 2.56 2.46 2.69 2.43 2.51 2.45 2.53 2.61 2.52 2.54 2.45 2.57 2.36 2.46 35.1
GC x - x' 0.05 0.05 0.18 0.08 0.00 0.06 0.02 0.10 0.01 0.03 0.06 0.06 0.15 0.05 0.70
( x - x') 2 0.00 0.00 0.03 0.01 0.00 0.00 0.00 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.02 0.00 0.07
Penganalisis TPH 2.26 14 0.02 0.03 0.00 0.01 1.28 2.35 2.32 2.20 2.18
GC 2.51 14 0.05 0.08 0.01 0.03 3.33 2.76 2.68 2.34 2.26
Contoh perhitungan uji stabilitas pengukuran TPH LCS konsentrasi tinggi (Pengukuran pertama TPH LCS konsentrasi tinggi menggunakan GC): Deviasi rerata = (x - x') / n = 0.28 / 14 = 0.020 Standar deviasi = SQRT ((( x - x') 2 / (n-1) = SQRT (0.00 / 14-1) = 0.029 Varian = (Standar deviasi) 2 = (0.029) 2 = 0.001 Standar deviasi relatif = Standar deviasi / rerata = 0.001/ 2.26 = 0.0128 Koefisien variasi = 100 x standar deviasi relatif = 100 x 0.0128 = 1.28 Batas kontrol atas = Rerata + (3 x standar deviasi) = 2.26 + (3 x 0.0128) = 2.35 Batas peringatan atas = Rerata + (2 x standar deviasi) = 2.26 + (2 x 0.0128) = 2.32 Batas peringatan bawah = Rerata - (2 x standar deviasi)= 2.26 - (2 x 0.0128)=2.20 Batas kontrol bawah = Rerata - (3 x standar deviasi) = 2.26 – (3 x 0.0128) = 2.18
332 Lampian 19 Pengukuran TPH tanah blanko dengan penambahan minyak mentah konsentrasi tinggi Hasil pengukuran menggunakan penganalisis TPH Kode
Berat tanah (g)
1 2 3 4 Rerata SD Presisi
5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 0.0000 100.00
Abssobans
Xconc (mg/L)
182.00 182.00 181.00 181.00 181.50 0.5774 99.68
748.84 748.84 744.64 744.64 746.74 2.4249 99.68
TPH mg/kg
FP 10 10 10 10
30256.15 30256.15 30086.30 30086.30 30171.23 98.0629 99.67
% 3.03 3.03 3.01 3.01 3.02 0.0098 99.68
Hasil pengukuran menggunakan GC Kode 1 2 3 4 Rerata SD Presisi
Berat tanah (g) 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 0.000 100.00
Waktu retensi (m) 16.86 24.76 24.30 24.30 22.56 3.8029 83.14
Luas area sampel (Astd)
Luas area TFT (Aistd)
Xconc (mg/L)
64318.80 18306.80 30708.90 29675.60 35752.75 19855.7292 44.46
3040.66 1873.45 1160.49 1156.77 1807.84 888.2762 50.87
10499.86 4808.64 13154.66 12750.57 10303.43 3844.8801 62.68
TPH FP mg/kg 1 1 1 1
52483.56 24023.98 65760.16 63695.54 51490.81 19217.89 62.68
% 5.25 2.40 6.58 6.37 5.15 1.9218 62.68
Lampiran 20 Pengukuran TPH tanah blanko dengan penambahan minyak mentah konsentrasi rendah Hasil pengukuran menggunakan penganalisis TPH Kode
Berat tanah (g)
1 2 3 4 Rerata SD Presisi
5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 0.0000 100.00
Abssorbans
Xconc (mg/L)
182.00 182.00 181.00 181.00 181.50 0.5774 99.68
748.84 748.84 744.64 744.64 746.74 2.4249 99.68
TPH mg/kg
FP 1 1 1 1
3025.61 3025.61 3008.63 3008.63 3017.12 9.8034 99.68
% 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.0010 99.67
Hasil pengukuran menggunakan GC Kode 1 2 3 4 Rerata SD Presisi
Berat tanah (g) 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 0.0000 100.00
Waktu retensi (m) 1.55 1.55 1.55 1.56 1.55 0.0050 99.68
Luas area sampel (Astd)
Luas area TFT (Aistd)
Xconc (mg/L)
7259.27 7393.14 7166.63 7291.32 7277.59 93.4310 98.72
2602.13 2621.97 2567.64 2616.02 2601.94 24.3309 99.06
1317.27 1332.25 1317.97 1315.99 1320.87 7.6308 99.42
FP 1 1 1 1
TPH mg/kg 6584.38 6658.59 6589.85 6579.97 6603.20 37.1488 99.43
%
0.66 0.67 0.66 0.66 0.66 0.0050 99.24
3
34 Lampiran 21 Contoh perhitungan TPH menggunakan penganalisis TPH Pengukuran pertama TPH tanah blanko penambahan minyak mentah konsentrasi rendah Diketahui : Bobot tanah yang ditimbang (m): 5.00 g Kadar air: 1.00 % Absorbans terbaca pada penganalisis TPH: 182.00 Faktor pengencer: 1 Volume pelarut: 20.00 mL TPH aktual (mg/kg) = Csampel x Vol.pelarut x FP (Berat tanah) (C sampel diperoleh dari kurva kalibrasi alat) Tabel kalibrasi penganalisis TPH
Absorbans
Nomor 1 2 3 4 5 6
Xcon (mg/L) 0.00 20.00 100.00 250.00 500.00 1000.00
YAbs 2.00 6.00 28.00 68.00 124.00 240.00
300 250 200 150 100 50 0 0
200
400 600 800 Konsentrasi (mg/L)
Grafik kalibrasi penganalisis TPH Persamaan kurva kalibrasi: Yabs = 0.2379 Xconc + 3.8570 Xconc = (Yabs – 3.8570) / 0.2379 Csampel = (Yabs – 3.8570) / 0.2379 = (182 – 3.8570) / 0.2379 = 748.81 mg/L TPH aktual (mg/kg)
= Csampel x Vol. pelarut x FP (Berat tanah)
1000
1200
354
TPH (%)
= (748.81 mg/L x 20 x 10-3 L x 1) (5 x 10-3 kg) = 2995.24 mg/kg = TPH aktual 10000 = 2995.24 mg/kg 10000 = 0.30%
Lampiran 22 Contoh perhitungan TPH menggunakan GC Pengukuran pertama TPH tanah blanko penambahan minyak mentah konsentrasi rendah Diketahui : Bobot tanah yang ditimbang (m): 1.00 g Kadar air: 1.00 % Luas area TFT: 2602.13 Luas area sampel: 7259.27 Konsentrasi TFT: 0.40 mg/L Faktor pengencer: 1 Volume pelarut: 5.00 mL TPH aktual (mg/kg) = C tanah x Vol. pelarut x FP (Berat tanah) C tanah = ((Luas area sampel/luas area standar TFT) – A) x C TFT B
Keterangan A B
Yabs = 0.0008 Xconc + 0.1555 (Diperoleh dari grafik kalibrasi alat) Xconc = (Yabs – 0.1555) / 0.0008 : : intersep : kemiringan
Tabel kalibrasi kromatografi gas Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
X,(Cstd)/(Cistd) 0.00 95.00 265.00 595.00 1215.00 2825.00 5085.00 10075.00 20025.00 31405.00 41510.00
Y,(Astd/Aistd) 0.14 0.22 0.37 0.63 1.14 2.46 4.20 8.42 16.20 25.59 33.62
5
Asts/Aistd
36 5 4 3 2 1 0 0
1000
2000
3000 Cstd/Cistd
4000
5000
Grafik kalibrasi kromatografi gas C tanah = ((Luas area sampel/luas area standar TFT) – A) x C TFT B Keterangan : A : intersep B : kemiringan = ((7259.27/2602.13) – 0.1555) x 0.40 mg/L 0.0008 = 1317.12 mg/L TPH aktual (mg/kg) = C tanah x Vol. pelarut x FP (Berat tanah) = 1317.12 mg/L x 5 x 10-3 L x 1 10-3 kg = 6585.60 mg/kg TPH (%) = TPH aktual 10000 = 6585.60 mg/kg 10000 = 0.66% C tanah
6000
6
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Dili, Timor-Timur pada 4 Desember 1992 dari ayah Effendi Suharji dan Ibu Nelva Nora. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Penulis lulus dari SMA Negeri 9 Bandar Lampung pada tahun 2010 dan pada tahun yang sama diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur masuk Ujian Talenta Masuk IPB (UTMI) dan diterima di Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selama masa perkuliahan, penulis aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan. Penulis menjadi anggota aktif Koperasi Mahasiswa (Kopma) tahun 2010-2015, pengurus dan anggota Keluarga Mahasiswa Lampung (Kemala) tahun 2010-2015, anggota IPB Political School (IPS) tahun 2010-2011, anggota Duta Anti Korupsi (DAK) tahun 2010-2011, Pengurus Bara Improvement Project (BIP) tahun 2013-2015, pengurus Serambi Ruhiyah FMIPA-G (SERUM-G) tahun 2012-2013, dan pengurus Rohis Kimia 47 tahun 2011-2014. Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitiaan di Kopma tahun 2010 2011, Kemala tahun 20102011, SERUM-G tahun 2012-2013, dan BIP tahun 2014-2015. Penulis pernah menjadi asisten praktikum Kimia B TPB tahun 2013/2014 dan Kimia Analitik Layanan Departemen Biokimia Tahun 2014/2015. Penulis berkesempatan melaksanakan praktik lapangan pada bulan Juli Agustus 2013 di Laboratorium Kimia, Balai Tanah dan Agroklimat, Bogor dengan judul Analisis Tingkat Kemasaman Tanah, Karbon Organik, dan Kapasitas Tukar Kation dari Tanah pada Berbagai Kedalaman Tanah.