Pembuatan Dan Pemurnian Bioetanol Dari Buah Pepaya Menggunakan Proses Fermentasi Dan Destilasi Jefri Sagala (4113210014), Ita Purnama Dewi (4113210012), M. Dermawan Susanto (4111610003), Tifany Puspita (4113210027)
Program Studi Kimia, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, Jl. Willem Iskandar, Pasar. V, P.O. Box 1589, Medan Estate, Medan 20221, Sumatera Utara
Abstrak Bioetanol adalah etanol yang berasal dari sumber hayati. Bioetanol bersumber dari gula sederhana, pati dan selulosa. Pada mini riset ini membahas pembuatan bioetanol dengan bahan baku buah pepaya, yang merupakan potensi pada daerah kaki gunung Seuluwah, Aceh. Pada pembuatan bioetanol ini melalui dua tahapan proses yaitu proses fermentasi dengan mengubah glukosa menjadi etanol dengan bantuan bakteri Saccharomyces cereviceae yang terkandung pada yeast dan proses destilasi. Sehingga hasil akhirnya didapat biooetanol dengan kemurnian 85 - 90 %. Kata kunci : Bioetanol, buah pepaya, fermentasi, destilasi
Abstract Bioethanol is ethanol derived from biological resources. Bioethanol derived from simple sugars, starch and cellulose. In this research discusses mini bioethanol manufacturing with raw materials papaya, which is the potential at the foot of the mountain Seuluwah district, Aceh. In the manufacture of bioethanol is a two-stage fermentation process that is to change the glucose into ethanol with the aid of bacteria contained in cereviceae Saccharomyces yeast and distillation process. As a result finally obtained biooetanol with purity 85-90%. Keywords : Bioethanol, Papaya Fruit, Fermentation, Distillation
1
I.
PENDAHULUAN Bioetanol adalah etanol yang berasal
dari sumber hayati. Bioetanol bersumber dari gula sederhana, pati dan selulosa. Setelah
melalui
proses
fermentasi
dihasilkan etanol. Etanol adalah senyawa organik yang terdiri dari karbon, hydrogen dan oksigen, sehingga dapat dilihat sebagai turunan
senyawa
hidrokarbon
yang
mempunyai gugus hidroksil dengan rumus C2H5OH. Etanol merupakan zat cair, tidak berwarna, berbau spesifik, mudah terbakar dan menguap, dapat bercampur dalam air dengan segala perbandingan. Bahan baku untuk memproduksi bioetanol berasal dari bahan yang mengandung glukosa, berpati, dan bahan yang berselulosa (Wiratmaja dkk, 2011). Diantara banyak sumber bahan baku yang mengandung sumber amilum, pepaya adalah salah satunya.
Pepaya
(Carica
papaya
L.)
merupakan salah satu komoditas buah yang hampir semua bagiannya dapat dimanfaatkan.
Krishna
et
al.
(2008)
mengemukakan bahwa bagian tanaman buah pepaya seperti akar, dam, buah dan biji mengandung fitokimia: polisakarida, vitamin, mineral, enzim, protein, alkaloid, glikosida, saponin dan flavonoid yang semuanya dapat digunakan sebagai nutrisi dan obat.
2
cacirin,
karpain,
papain,
kemokapain,
lisosim, lipase, glutamin, siklotransferase. Nama lainnya : gedang (Sunda); kates (Jawa); peute, betik, ralempaya, punti kayu (Sumatera);
pisang
malaka,
bandas,
manjan (Kalimantan); kalujawa, padu (Nusa Tenggara); kapalay, kaliki, unti jawa (Sulawesi); papaw tree; papaya; papayer; melonenbaum; fan mu gua.
Proses
ini
bertujuan
untuk
menghasilkan bioetanol dengan bahan baku buah pepaya. Buah pepaya dipilih sebagai bahan baku pembuatan etanol dikarenakan merupakan sumber hayati yang memiliki kandungan pati yang dapat dikonversikan
menjadi
bioetanol.
Memanfaatkan bahan baku buah papaya Tanaman
ini
termasuk
familia
Caricaceae. Tumbuhan ini banyak tumbuh di dataran rendah hingga 1.000 meter di atas permukaan laut, terutama di daerah yang subur.
tentunya dapat meningkatkan effisiensi dan proses produksi dari pembuatan Bioetanol
serta
mengoptimalkan
pemanfaatan buah papaya. Pembuatan bioetanol dengan bahan dasar dan buah pepaya ini melalui dua tahapan proses
Tumbuhan
ini
dikembangbiakkan
melalui
dapat biji
yaitu proses fermentasi dan destilasi.
yang
disemaikan (15-25 cm) lalu dipindahkan ke pekarangan.
Proses fermentasi mengubah glukosa menjadi etanol dengan bantuan bakteri Saccharomyces
Mengandung alkaloid
karpaina,
enzim psudo
papain, karpaina,
glikosid, karposid, saponin, beta karotene, pectin, d-galaktosa, l-arabinosa, papain, papayotimin papain, vitokinose, glucoside
terkandung
cereviceae
pada
yeast.
yang
Selanjutnya
dilakukan pemurnian etanol dari air hasil fermentasinya
menggunakan
prinsip
destilasi, dengan tujuan untuk mengetahui bioetanol yang dihasilkan dan berapa
3
kadar yang dapat dimurnikan dalam proses
Buah yang dipakai bukan buah yang masih
destilasi.
bagus dan segar, tetapi buah-buah yang sudah tidak layak jual atau hampir busuk
Alat destilasi yang digunakan dalam
Buah yang tidak layak jual cukup banyak.
penelitian ini merupakan alat destilasi
Perkiraan saya ada sekitar 5-10% buah
sederhana yang dirangkai menggunakan
yang tidak layak jual. Jadi jumlahnya
peralatan yang mudah didapatkan. Oleh
cukup melimpah ruah, apalagi di puncak
sebab itu, selain membuat bioetanol,
musim panen.
penelitian
ini
juga
bertujuan
untuk
mengetahui efektivitas dari alat destilasi sederhana yang telah dirangkai.
Kadar gula buah pepaya belum dianalisis di laboratorium, jadi blum tahu berapa kadar yang tepat. Buah pepaya
Proses destilasi merupakan proses
yang sudah masak rasanya manis sekali.
pemurnian untuk meningkatkan kadar
Perkiraan saya bisa sampai 10% kadar
etanol
proses
gulanya. Kadar yang cukup tinggi untuk
fermentasi. Destilasi atau penyulingan
dibuat etanol. Hitung-hitungan teoritis di
adalah suatu metode pemisahan bahan
atas kertas. Andaikan seluruh gula di
kimia berdasarkan perbedaan kecepatan
dalam pepaya bisa diubah menjadi etanol,
atau kemudahan menguap (volatilitas)
maka etanol yang bisa diproduksi sekitar
bahan. Dalam penyulingan, campuran zat
5.1%. Satu ton buah afkir, teoritisnya, bisa
dididihkan sehingga menguap, dan uap ini
menghasilkan 51 Kg etanol absolute.
kemudian didinginkan kembali ke dalam
Realitasnya
bentuk cairan. Zat yang memiliki titik
100%. Mungkin hanya 85-90% yang bisa
didih lebih rendah akan menguap lebih
diambil. Demikian juga kadar etanolnya
dulu. Penerapan proses ini didasarkan pada
mungkin 60%, 80%, atau 95%. Meskipun
teori bahwa pada suatu larutan, masing-
begitu volumenya cukup besar, bisa
masing komponen akan menguap pada
sampai 48 liter dan nilainya bisa Rp
titik didihnya (wikipedia).
576.000 per ton buah afkir.
yang
dihasilkan
pada
efisiensinya
tidak
pernah
Buah pepaya yang sudah tidak layak jual bisa dimanfaatkan untuk bahan baku bioetanol. Buah-buahan yang mengandung kadar gula tinggi merupakan bahan yang potensial untuk bahan baku bioetanol.
4
II.
METODE PEMBUATAN
buahan antara lain seperti disebutksn di
BIOETANOL
bawah ini.
1.
PERALATAN Peralatan
yang
dibutuhkan
sangatlah
sederhana dan mudah diperoleh di sekitar
Limbah buah, jelas ini adalah bahan baku utamanya.
2.
Ragi roti. Bisa pakai ragi roti yang
kebun. Alat-alat utama yang dipakai antara
banyak dijual di toko yang menjual
lain.
bahan baku kue/roti. 3.
1.
Mesin parut untuk menghancurkan
Urea dan NPK (15-15-15), untuk nutrisi tambahan ragi.
buah. Kalau mesin parut susah didapat, bisa juga pakai manual
RESEP BAHAN
dengan cara ditumbuk.
Idealnya sebelum difermentasi sari buah
Drum atau bak untuk menampung
perlu ditest terlebih dahulu kandungan
bahan baku.
gulanya. Tetapi kalau sudah terbiasa, bisa
3.
Drum atau bak fermentasi
dikira-kira. Resep dasarnya adalah sebagai
4.
Timbangan
2.
kecil.
Bisa
pakai
berikut :
timbangan kue. 5.
Etanol meter. Kalau alat ini perlu
Ragi = 0.5% x kadar gula x volume sari
dibeli di kota. Biasanya ada di tokotoko
yang
menjual
alat-alat
buah Urea = 0.5% x kadar gula x volume sari
laboratorium. 6.
buah
Distilator. Alat ini harus dipesan ke
NPK = 0.2% x kadar gula x volume sari
produsennya. Sesuaikan kapasitas
buah
distilator dengan kapasitas produksi etanolnya. 7.
Peralatan
Sebagai contoh kadar gula sari buah pendukung
lainnya,
adalah 10%, maka untuk setiap 1 drum
seperti: ember, gayung, parang, dan
volume 200 liter penambahan bahan-
lain-lain.
bahannya adalah :
BAHAN-BAHAN
100 gr Ragi
100 gr Urea
40 gr NPK
Bahan - bahan yang dibutuhkan untuk produksi bioetanol dari limbah buah-
5
LOKASI PRODUKSI Disekitar perkebunan pepaya di kaki gunung Seulawah Aceh
CARA PEMBUATAN Cara pembuatan bioetanol dari limbah buah pepaya yaitu : 1.
Buah dihancurkan terlebih dahulu dengan menngunakan parutan atau ditumbuk.
Gambar 2 : Jus buah pepaya yang siap difermentasi
3.
Encerkan yeast dengan air hangathangat kuku, diaduk sampai muncul buihnya.
4.
Masukkan ragi ke dalam sari buah dan diaduk sampai tercampir merata.
5.
Campuran ragi roti dan NPK harus diaduk sampai tercampur merata.
6.
Sari
buah
difermentasi
minimal
selama 72 jam atau 3 hari, sampai tidak muncul buihnya lagi. Sari buah yang sedang difermentasi,
Gambar 1 : Menghancurkan buah pepaya
khamir tampak aktif memfermentasi
dengan cara ditumbuk
sari buah. 2.
Masukkan Urea & NPK ke dalam
7.
Sari buah diperas dan diambil airnya.
drum dan dicampur hingga merata.
6
tinggi, seperti asam
– asam organik,
protein
antibiotika,
sel
tunggal,
dan
biopolymer. Fermentasi merupakan proses yang relative
murah
yang
pada
hakekatnya telah lama dilakukan
oleh
nenek moyang kita secara tradisional dengan produk – produknya yang sudah biasa
dikonsumsi
manusia
sampai
sekarang, seperti tape, tempe, oncom, dan Gambar 3 : Pemerasan
8.
Air perasan ini kemudian didestilasi untuk mendapatkan etanol.
lain – lain. ( Nurhayani, 2000 ).
Proses fermentasi pepaya termasuk jenis fermentasi dengan substrat padat biasanya disebut Solid State Fermentation ( SSF ). SSF adalah pertumbuhan bakteri pada partikel padat yang mana rongga antar partikel mengandung fase gas dan sedikit mengandung air. Meskipun tetesan air mungkin kelihatan antar partikel, dan mungkin
cuma
permukaan
lapisan
partikel.
proses SSF adalah
tipis
pada
Kebanyakan golongan
dari
jamur,
meskipun beberapa golongan bakteri dan beberapa Gambar 4 : Proses destilasi etanol
golongan ragi. SSF biasanya
menggunakan inokulum traditional, dan proses SSF merupakan fermentasi aerob.
III. PEMBAHASAN DAN HASIL PRODUKSI
FERMENTASI Fermentasi mempunyai pengertian aplikasi metabolisme mikroba untuk mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai
Substrat dari SSF menggunakan produk atau by produk dari perkebunan, pertanian, hutan atau makanan.
Dalam industri
fermentasi
substrat
murah,
diperlukan
mudah
tersedia,
dan
yang efisien
penggunaannya. Usaha selalu dilakukan untuk menemukan substrat baru yang lebih murah dan lebih baik, tetapi kadang –
7
kadang timbul masalah baru dalam hal cara
penyimpanan,
kemudahan
untuk
disterilisasi atau komposisi yang berbeda. (Fardiaz, 1988)
Persamaan
ini
seharusnya
ditunjukkan pada jumlah yang banyak, Beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan substrat untuk fermentasi adalah : Tersedia dan mudah di dapat, dimana substrat
untuk
fermentasi
harus
ada
sepanjang tahun. Substrat yang baik untuk industri adalah yang relative stabil dan dapat disimpan selama beberapa bulan, Substrat yang digunakan harus dapat di fermentasi.
Penggunaan
hidrokarbon
yang mana sangat penting untuk untuk menentukan
media
yang
ekonomis,
persamaan ini juga bisa digunakan untuk menghitung yang
banyaknya jumlah nutrisi
diperlukan
jumlah
yang
untuk
spesifik
memproduksi dari
biomass,
menghitung konsentrasi substrat yang dibutuhkan untuk memproduksi produk yang diinginkan.
murah sebagai substrat telah dirintis sejak tahun 1960. Berdasarkan faktor yang mempengaruhi pemilihan substrat untuk fermentasi
limbah
pepaya
berlimpah
proses fermentasi :
termasuk
substrat yang baik karena limbah buah pepaya
Sumber energi yang digunakan dalam
•
di Indonesia dan
kurang dalam pemanfaatannya.
Sumber Karbon Sumber karbon seperti karbohidrat,
lipid
dan
protein.
Beberapa
mikroorganisme dapat juga menggunakan Kandungan gula pada pepaya yang cukup tinggi sehingga cocok digunakan menjadi substrat dalam proses fermentasi. Pada proses metabolisme mikroba media
harus
sesuai
dengan
yang
hidrokarbon atau metanol sebagai karbon dan
sumber
pembuatan
energi.
Dimana
pada
bioetanol
ini
kami
menggunakan pepaya sebagai sumber gula yang dapat diubah menjadi sumber energi
dibutuhkan oleh mikroba dan suplay energi untuk mikroba harus tetap di jaga. Salah
satu
persamaan
jalan
untuk
stoikiometri
pertumbuhan fermentasi aerob :
atau
menghitung dari
produk
bentuk ,
untuk
•
Sumber Nitrogen Industri
menggunakan
nitrogen inorganik memenuhi Menurut
dan organik
kebutuhan hunter
sumber untuk
mikroorganisme.
Inorganic
nitrogen
8
biasanya disuplay dari gas ammonia,
4.
Death Phase ( Fase Kematian )
garam ammonium atau nitrat. Tujuan
Kematian
lebih
besar
daripada
pemakaian Ammonia biasanya digunakan
pertumbuhan. (Dwidjoseputro, 1984)
untuk control pH dan sumber nitrogen untuk memproduksi serum albumin yang
Ragi adalah suatu inokulum atau
menggunakan saccharomyces cerevisae.
starter untuk melakukan fermentasi dalam
Kalau
seperi
pembuatan produk tertentu. Ragi ini dibuat
ammonium sulfat akan membuat kondisi
dari tepung beras, yang dijadikan adonan
asam dan sebagai sumber nitrogen dan
ditambah ramuan-ramuan tertentu dan
ammonium nitrat akan mengarah kearah
dicetak dengan diameter ± 2 – 3 cm,
asam dan digunakan sebagai sumber
digunakan untuk membuat arak, tape
nitrogen.
Pada
ketan, tape ketela (peuyeum), dan brem di
Urea
Indonesia. Secara tradisional bahan-bahan
Garam
(
penelitian
ammonium
Stanbury,1984 ini
)
menggunakan
(NH2)2CO dan NPK
seperti laos, bawang putih, tebu kuning atau gula pasir, ubi kayu, jeruk nipis
Pengaruh Oksigen
dicampur
Mikroba dapat dibedakan atas tiga
ditambah sedikit air sampai terbentuk
group berdasarkan kebutuhannya akan
adonan. Adonan ini kemudian didiamkan
oksigen, yaitu mikroba yang bersifat
dalam suhu kamar selama 3 hari dalam
aerobik,
keadaan
anaerobic
dan
anaerobik
dengan
terbuka,
tepung
sehingga
beras,
lalu
ditumbuhi
khamir dan kapang secara alami. Setelah
fakultatif. ( Fardiaz,1987)
itu adonan yang telah ditumbuhi mikroba Tahapan – tahapan pertumbuhan mikroba
diperas untuk mengurangi airnya, dan
yang utama ada 4 yaitu :
dibuat bulatan-bulatan lalu dikeringkan.
1.
(Nurhayani, 2000 ).
Lag Phase ( Fase Adaptasi ), dimana pada saat ini posisi pertumbuhan lambat
dan
cenderung
beradaptasi
mikroba
menyesuaikan
lingkungan yang baru. 2.
beberapa
penelitian
yang terdahulu bahwa pada ragi tape yang di jual di pasar traditional.
Exponential / Logarithmic Phase (Fase Pertumbuhan).
3.
Berdasarkan
Terdapat 2 macam isolat mikroba,
Stationary Phase ( Fase stationer /
yaitu isolat kapang dari dan khamir. Sesuai
Fase dimana kematian seimbang
kandungan yang terdapat pada ragi, maka
dengan
proses fermentasi dibagi menjadi dua
Pertumbuhan ).
9
tahap yaitu perubahan pati menjadi gula
yang menggunakan substrat padat atau
sederhana
dan
semi padat banyak digunakan untuk
perubahan gula menjadi alkohol oleh kerja
memproduksi berbagai jenis asam organik
khamir. (Suliantri, 1975)
dan enzim. Fermentasi padat dengan
oleh
kerja
kapang
substrat Proses fermentasi dengan teknologi yang sesuai dapat menghasilkan produk
pepaya
dilakukan
untuk
meningkatkan kandungan protein dan mengurangi masalah limbah pertanian.
protein. Protein mikroba sebagai sumber pangan
untuk
manusia
mulai
Dalam
proses
fermentasi
dikembangkan pada awal tahun 1900.
memerlukan inokulum dan Starter. Pada
Protein mikroba ini kemudian dikenal
proses fermentasi pepaya memerlukan
dengan sebutan Single Cell Protein (SCP)
starter yaitu ragi. (Nurhayani, 2000 ).
atau
Protein
Sel
Tunggal.
Menurut
Tannembaum (1971), Protein Sel Tunggal
Produk yang dihasilkan dari proses
adalah istilah yang digunakan untuk
fermentasi ini adalah bioethanol. Satu ton
protein kasar atau murni yang berasal dari
buah pepaya yang tidak layak dikonsumsi
mikroorganisme, seperti bakteri, khamir,
bisa menghasilkan 51 kg ethanol absolute.
kapang, ganggang dan protozoa.
Tetapi
realitasnya
efisiensinya
tidak
pernah mencapai 100%, mungkin sekitar Sebenarnya ada dua istilah yang
85 – 90% yang bisa diambil. Dan juga
digunakan untuk produk mikroba ini, yaitu
kadar ethanolnya mungkin sekitar 60%,
PST (Protein Sel Tunggal) dan Microbial
80%, atau 95%. Limbah bioethanol juga
Biomass Product (MBP) atau Produk
dapat diolah
Biomassa Mikrobial (PBM). Bila mikroba
Organik Cair (POC).
yang
digunakan
tetap
berada
dan
bercampur dengan masa substratnya maka seluruhnya
dinamakan
PBM.
kembali menjadi Pupuk
IV.
KESIMPULAN DAN SARAN
Bila
mikrobanya dipisahkan dari substratnya
KESIMPULAN
maka hasil panennya merupakan PST.
Bioetanol adalah etanol yang berasal dari
(Nurhayani, 2000 ).
sumber hayati. Bioetanol bersumber dari gula sederhana, pati dan selulosa. Setelah
Fermentasi dapat dilakukan dengan
melalui
proses
fermentasi
dihasilkan
metode kultur permukaan dan kultur
etanol. Etanol adalah senyawa organik
terendam sub merged. Kultur permukaan
yang terdiri dari karbon, hydrogen dan
10
oksigen, sehingga dapat dilihat sebagai
fermentasinya
turunan
yang
destilasi, dengan tujuan untuk mengetahui
mempunyai gugus hidroksil dengan rumus
bioetanol yang dihasilkan dan berapa
C2H5OH.
kadar yang dapat dimurnikan dalam proses
senyawa
hidrokarbon
menggunakan
prinsip
destilasi. Krishna et al. (2008) mengemukakan bahwa bagian tanaman buah pepaya seperti
akar,
mengandung
dam,
buah
fitokimia:
dan
biji
polisakarida,
Proses destilasi merupakan proses pemurnian untuk meningkatkan kadar etanol
yang
dihasilkan
pada
proses
vitamin, mineral, enzim, protein, alkaloid,
fermentasi. Destilasi atau penyulingan
glikosida, saponin dan flavonoid yang
adalah suatu metode pemisahan bahan
semuanya dapat digunakan sebagai nutrisi
kimia berdasarkan perbedaan kecepatan
dan obat.
atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.
Proses
ini
bertujuan
untuk
menghasilkan bioetanol dengan bahan
Produk yang dihasilkan dari proses
baku buah pepaya. Buah pepaya dipilih
fermentasi ini adalah bioethanol. Satu ton
sebagai bahan baku pembuatan etanol
buah pepaya yang tidak layak dikonsumsi
dikarenakan merupakan sumber hayati
bisa menghasilkan 51 kg ethanol absolute.
yang memiliki kandungan pati yang dapat
Tetapi
dikonversikan
bioetanol.
pernah mencapai 100%, mungkin sekitar
Memanfaatkan bahan baku buah papaya
85 – 90% yang bisa diambil. Dan juga
tentunya dapat meningkatkan effisiensi
kadar ethanolnya mungkin sekitar 60%,
dan proses produksi dari pembuatan
80%, atau 95%. Limbah bioethanol juga
Bioetanol
dapat diolah
menjadi
serta
mengoptimalkan
pemanfaatan buah papaya. Pembuatan
realitasnya
efisiensinya
tidak
kembali menjadi Pupuk
Organik Cair (POC).
bioetanol dengan bahan dasar dan buah pepaya ini melalui dua tahapan proses
SARAN
yaitu proses fermentasi dan destilasi.
Jangan buang buah-buah yang tidak layak
Proses
glukosa
jual dan sdh mulai membusuk. Buah-buah
menjadi etanol dengan bantuan bakteri
tersebut bisa diolah menjadi etanol yang
Saccharomyces
nilainya lumayan besar
fermentasi
terkandung
pada
mengubah
cereviceae yeast.
yang
Selanjutnya
dilakukan pemurnian etanol dari air hasil
11
V.
Yanuar, Willy. 2009. Aktivitas Antioksidan
DAFTAR PUSTAKA
dan http://id.wikipedia.org/wiki/Destilasi
Imunodulator
Serealia
non
Beras. IPB.
(Diakses pada 17 September 2014). I Nyoman W. P., I Gusti B. W., dan I Nyoman, S. W., 2011. Pembuatan Etanol Generasi Kedua Dengan Memanfaatkan Limbah Rumput Laut Eucheuma Cottonii Sebagai Bahan Baku. Kampus Bukit Jimbaran Bali. Krishna, K.L., M. Paridhavi, J.A. Patel. 2008.
Review
medicinal
and
on
nutritional,
pharmacological
properties of papaya (Carica papaya L.). Nat. prod. Rad. 7(4):364-373. Olivia, Risalah,R.A., Sudaryanto. 2004. “Kinetika Hidrolisa Pati Menjadi Glukosa Dari Kulit Ketela Pohon Dengan
Larutan
HCl“.
Jurusan
Teknik Kimia, Universitan Katolik Widya Mandala,Surabaya. Susanto,
Feri., Yusak, Yuniarti., dan
Bulan
,
Rumondang.
2012.
Pengaruh Penambahan Ragi Roti Dan Waktu Fermentasi Terhadap Glukosa Hasil Hidrolisis Selulosa ampas officanarum)
Tebu Dengan
(Saccharum HCl
30%
Dalam Pembuatan Bioetanol. Jurnal ilmiah. Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
12