Ribahan
PEMBINAAN PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DENDA NAWANGSASIH DI DESA KALIJAGA, KECAMATAN AIKMEL, LOMBOK TIMUR Ribahan1
Abstrak: Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003, disebutkan secara tegas bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan untuk memberikan konsep yang bermakna bagi anak melalui pengalaman nyata dan bermakna, sehingga anak menunjukkan aktivitas dan rasa ingin tahu secara optimal dan menempatkan posisi pendidik sebagai pembimbing dan fasilitator bagi anak. PAUD Denda Nawangsasih yang terletak di Desa Kalijaga, Kecamatan Aikmel, Lombok Timur merupakan salah satu lembaga pendidikan informal yang ikut berupaya mensukseskan tujuan pendidikan Nasional Indonesia. Keberadaan lembaga pendidikan ini dimaksudkan untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat setempat dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Kata Kunci : Pembinaan, Pendidikan ISU DAN FOKUS PENGABDIAN Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah mengamanatkan dilaksanakannya pendidikan kepada seluruh rakyat Indonesia dimulai sejak dini, yakni sejak anak dilahirkan. Disebutkan secara tegas dalam undang undang tersebut bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki Penulis adalah Penulis merupakan Dosen tetap Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam IAIN Mataram 1
Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram
103
Transformasi, Volume 10, Nomor 2, Juli-Desember 2014
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan non formal yang sangat mendasar dan sangat menentukan bagi perkembangan anak dikemudian hari. Kehadiran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang menjadi bagian dari Sistem Pendidikan Nasional Indonesia menjadi sangat urgen bagi peletakan dasar pendidikan anak seperti yang tertuang dalam Undangundang Nomor 20 tahun 2003. PAUD berperan penting dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Anggapan yang mengatakan bahwa pendidikan itu baru bisa dimulai setelah Sekolah Dasar (7 tahun) ternyata tidak benar, bahkan pendidikan yang dimulai pada usia TK (4-6 tahun) pun sebenarnya sudah terlambat karena sebenarnya pendidikan itu bisa dimulai sejak anak lahir bahkan sejak dalam kandungan. Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan untuk memberikan konsep yang bermakna bagi anak melalui pengalaman nyata dan bermakna. Hanya melalui pengalaman nyata dan bermaknalah anak menunjukkan aktivitas dan rasa ingin tahu secara optimal dan menempatkan posisi pendidik sebagai pembimbing dan fasilitator bagi anak sehingga menghindari bentuk pembelajaran yang hanya berorientasi pada kehendak guru yang menempatkan anak secara pasif dan guru menjadi dominan. Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan yang merupakan masa di mana anak mulai peka atau sensitif untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual. Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini juga merupakan masa peletak dasar untuk mengembangkan kemampuan kognitif, motorik, bahasa, sosio emosional, agama, dan moral anak-anak. Keberhasilan proses pendidikan pada masa dini menjadi dasar untuk proses pendidikan selanjutnya. Demikian juga keberhasilan penyelenggaraan pendidikan pada lembaga pendidikan anak usia dini (Kelompok bermain, Taman Penitipan Anak, Satuan PAUD sejenis lainnya) sangat tergantung pada kualitas pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan pada lembaga PAUD tersebut. PAUD Denda Nawangsasih yang terletak di Desa Kalijaga, Kecamatan Aikmel, Lombok Timur merupakan salah satu lembaga pendidikan informal yang ikut berupaya mensukseskan tujuan pendidikan Nasional Indonesia. Keberadaan lembaga pendidikan ini dimaksudkan untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat setempat dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. PAUD Denda Nawangsasih dalam kiprahnya di bidang pendidikan perlu 104
Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram
Ribahan
mendapatkan dukungan dan dorongan dari berbagai pihak yang berkompeten. Dukungan dan dorongan tersebut salah satunya diharapkan dari Perguruan Tinggi sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan untuk memberikan pembinaan dan bimbingan sebagai wujud pengamalan Tridarma Perguruan Tinggi khususnya pengabdian kepada mayarakat serta untuk membangun kemitraan yang baik antara masyarakat dan pergurun tinggi. Program desa binaan ini dimaksudkan untuk memberikan pembinaan dan bimbingan kepada pengelola lembaga PAUD Denda Nawangsasih tentang bagaimana mengelola dan menyelenggarakan kegiatan pendidikan anak usia dini yang efektif dan efisien di Desa mereka. Secara khusus, pembinaan dan bimbingan dalam program ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan meningkatkan pemahaman pengelola lembaga PAUD Denda Nawangsasih dalam mengelola lingkungan belajar, sarana prasarana, administrasi lembaga, dan pelaporan. Selain itu, pembinaan dan bimbingan dimaksudkan untuk meningkatkan profesionalisme pengelola dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar seperti menggunakan kurikulum, memilih pendekatan atau metode pembelajaran, dan melakukan evaluasi. Dengan demikian, harapan untuk memberikan pelayanan pendidikan yang berkualitas kepada masyarakat dapat terwujud. ALASAN MEMILIH SUBJEK DAMPINGAN Kebutuhan masyarakat terhadap layanan pendidikan anak usia dini (PAUD) cukup besar terutama di daerah pedesaan. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya masyarakat yang mengikutsertakan anakanaknya pada program PAUD. Untuk memberikan layanan pendidikan yang baik perlu ditunjang oleh pengelolaan lembaga dan penyelenggaraan program secara professional. Subjek dampingan dalam program desa binaan ini adalah lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Denda Nawangsasih yang ada di Desa Kalijaga, Kecamatan Aikmel, Lombok Timur. Agar dapat memberikan pelayanan pendidikan yang berkualitas kepada masyarakat, para pengelola lembaga PAUD Denda Nawangsasih harus berupaya menata lembaga dan pelaksanakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan sehingga lembaga tersebut menjadi lembaga pendidikan yang bermutu dalam hal pengelolaan dan pelaksanaan pembelajaran. Secara khusus, alasan memilih lembaga PAUD Denda Nawangsasih sebagai subjek dampingan adalah sebagai berikut: 1. Lembaga PAUD Denda Nawangsasih tergolong lembaga baru. Lembaga ini mulai beroperasi pada awal tahun 2011 dan saat ini para pengelola sedang berkonsentrasi melakukan pembenahan dan
Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram
105
Transformasi, Volume 10, Nomor 2, Juli-Desember 2014
2.
3.
4.
5.
penataan internal lembaga agar dapat memberikan layanan pendidikan yang baik kepada peserta didik dan masyarakat. Para pengelola lembaga PAUD Denda Nawangsasih menemui kesulitan dalam mengelola program pendidikan yang diselenggarakannya, terutama dalam hal menata lingkungan belajar, mengadakan sarana prasarana, dan membuat administrasi dan laporan lembaga. Para pengelola lembaga PAUD Denda Nawangsasih menyeleggarakan program pendidikannya tidak terencana dengan baik, belum punya arah dan target yang jelas sehingga kegiatan pembelajaran belum bisa berjalan dengan baik dan terkesan monoton serta tidak mengalami perkembangan. Para pengelola lembaga PAUD Denda Nawangsasih masih kesulitan dalam mengunakan dan mengacu kurikulum yang akan dipakai, memilih metode atau pendekatan pengajaran yang tepat, dan melakukan evaluasi pembelajaran. Minat masyarakat meyekolahkan anak-anaknya cukup tinggi di lembaga PAUD Denda Nawangsasih sehingga sangat disayangkan kalau tidak dikelola dan ditata dengan baik. Hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang belajar di lembaga ini.
KONDISI SUBJEK DAMPINGAN SAAT INI Dari hasil studi pendahuluan, dapat digambarkan bahwa Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Denda Nawangsasih berada di Dusun Jorong Desa Kalijaga Kecamatan Aikmel Lombok Timur. Lembaga pendidikan ini didirikan pada tanggal 27 Februari 2011 atas prakarsa dari warga dan tokoh masyarakat yang ada di kampung tersebut. Pendirian lembaga ini didasari oleh adanya keinginan dan cita-cita dari masyarakat untuk menyediakan anak-anak yang ada di kampung tersebut tempat bermain sambil belajar daripada mereka hanya keluyuran dan bermain terus-menerus sepanjang hari tanpa sesuatu yang bermanfaat. Maklum, jumlah anak-anak yang masuk dalam kategori usia dini di tempat ini cukup banyak sementara belum ada lembaga yang bisa memfasilitasi atau menyediakan layanan pendidikan bagi mereka. Padahal dari data yang ada, jumlah anak usia 0-6 tahun yang belum mendapatkan layanan PAUD di tempat ini sebanyak 33 anak, terdiri dari usia 0-2 tahun, 2-4 tahun dan usia 4-6 tahun. Selengkapnya mengenai jumlah anak 0-6 tahun yang belum mendapatkan layanan PAUD di Dusun Jorong sebelum didirikannya lembaga PAUD Denda Nawangsasih dapat dilihat pada table dibawah ini.
106
Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram
Ribahan
Tabel 1. Jumlah anak usia dini di Dusun Jorong Desa Kalijaga, Kecamatan Aikmel, Lombok Timur yang belum terlayani pendidikan non formal sampai akhir tahun 2010. Umur 0–2 2–4 4–6 Jumlah
Laki-laki 3 anak 9 anak 4 anak 16 anak
Perempuan 6 anak 5 anak 6 anak 17 anak
Jumlah 9 anak 14 anak 10 anak 33 anak
Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Denda Nawangsasih kini tengah menyelenggarakan proses pendidikan yang telah berjalan selama kurang lebih 1 tahun. Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan atas dukungan dari swadaya masyarakat, di mana setiap orang tua siswa diminta mengeluarkan uang iuran sebesar 3000 rupiah setiap bulannya. Jenis kegiatan pendidikan anaka usia dini yang diselenggarakan oleh lembaga ini adalah satuan pendidikan PAUD sejenis (SPS) yang di dalamnya terdapat kelompok bermain usia 1-2 tahun dan usia 3-4 tahun. Tujuan dari penyelenggaraan pendidikan ini adalah untuk membina, mendidik, dan membimbing siswa agar memiliki akhlaq mulia, berbudi pekerti luhur serta memiliki kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual yang tinggi dan seimbang untuk menghadapi masa depannya. Kegiatan ini berlangsung tiga kali seminggu setiap sore hari mulai pukul 16.00-17.30 setiap hari Jumat, Sabtu, dan Minggu. Jumlah keseluruhan siswa dan siswi anak usia dini yang mengikuti program ini adalah sebanyak 26 anak. Selain berasal dari Dusun Jorong, mereka juga berasal dari dusun lain yang sengaja datang untuk belajar di lembaga ini. Selengkapnya mengenai jumlah anak usia dini yang sedang belajar di lembaga PAUD Denda Nawangsasih dapt dilihat pada table berikut. Tabel 2. Jumlah anak usia dini yang belajar di lembaga PAUD Denda Nawangsasih, Dusun Jorong, Desa kalijaga, Kecamatan Aikmel, Lombok Timur Tahun 2012. Umur 1–2 3–4 Jumlah
Laki-laki 8 anak 5 anak 13 anak
Perempuan 6 anak 7 anak 13 anak
Jumlah 14 anak 12 anak 26 anak
Untuk memudahkan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan PAUD Denda Nawangsaih, maka disusun kepengurusan yang mempunyai peranan dan fungsi masing-masing. Jumlah pengelola atau Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram
107
Transformasi, Volume 10, Nomor 2, Juli-Desember 2014
pengurus dari lembaga ini adalah 15 orang yang terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan Pendidik atau Tutor. Secara khusus, jumlah tenaga pendidik yang mengajar di lembaga ini adalah 8 orang, mereka ada yang sarjana dan ada pula yang lulusan diploma dan Madrasah Aliyah. Dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan, pengelola menggunakan fasilitas penunjang atau sarana prasarana apa adanya. Pengelola memanfaatkan Mushalla yang ada di kampung tersebut sebagai tempat kegiatan belajar mengajar siswa berhubung lembaga ini belum memiliki tempat belajar mengajar yang permanen, akibatnya pengelola seringkali kawalahan mengurus siswa yang jumlahnya tergolong cukup banyak untuk ukuran tempat yang tersedia saat ini. Sarana prasarana untuk menunjang kegiatan belajar mengajarpun masih minim, begitu juga sarana bermain masih sangat terbatas. Tempat belajar mengajar belum tertata rapi karena memang pengelola belum bisa menyediakan tempat yang layak bagi siswa. Para pendidik atau tutor mengajar belum terarah karena mereka belum memiliki kurikulum sebagai acuan, pengetahuan mereka tentang metode mengajar khusus untuk anak usia dini sangat terbatas dan tidak ada evaluasi yang berkesinambungan dari kegiatan tersebut. Mereka hanya mengajar sebatas apa yang mereka tahu berdasarkan pemahaman intuisi mereka tentang anak usia dini, namun tidak punya acuan, arah, dan target serta hasil yang jelas. Pengelola lembaga juga tidak punya administrasi yang jelas dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar seperti administrasi siswa, administrasi keuangan, administrasi lembaga, laporan kegiatan bulanan yang harus diserahkan ke dinas pendidikan setempat dan sebagainya. Singkatnya, dari segi administrasi dan manajemen, pengelola lembaga ini perlu melakukan pembenahan dan penataan, khususnya yang terkait dengan pengelolaan administrasi lembaga PAUD itu sendiri seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Berdasarkan kondisi yang telah diuraikan di atas, maka dipandang perlu untuk melakukan pembina terhadap PAUD Denda Nawangsasih agar bisa berkembang dan lebih maju serta lebih professional dalam mengelola dan menyelenggarakan kegiatan pendidikannya di masa yang akan datang. KONDISI DAMPINGAN YANG DIHARAPAKAN Program desa binaan ini diharapkan dapat memperbaiki kondisi subjek dampingan sehingga menjadi lebih baik, lebih maju dan menjadi kebanggaan masyarakat di masa yang akan datang. Adapun kondisi yang diharapkan selama dan setelah adanya proses`pembinaan ini adalah sebagai berikut.
108
Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram
Ribahan
1. 2.
3.
4.
5.
Secara umum para pengelola dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya terkait dengan pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di lembaga tersebut. Para pengelola dapat menciptakan lingkungan belajar siswa yang lebih kondusif dan dapat memanfaatkan fasilitas maupun sarana prasarana yang ada secara maksimal sesuai sumberdaya dan kemampuan yang dimiliki. Para pengelola dapat membuat berbagai administrasi lembaga seperti administrasi anak, administrasi keuangan, administrasi program, dan dapat membuat berbagai laporan lembaga secara berkala dan berkesinambungan seperti laporan perkembangan anak, laporan kelembagaan dan sebagainya. Para pengelola lebih profesional dalam mengelola dan menyenggarakan kegiatan belajar mengajar di lembaga mereka sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien serta lebih terarah dan menghasilkan output yang baik dan berkualitas. Pegetahuan dan wawasan para pengelola dalam melaksanakan kegiatan belajar meningkat terutama dalam menggunakan kurikulum, memilih metode ajar yang tepat dan melaksanakan evaluasi yang baik sehingga arah pembelajaran menjadi jelas dan terarah serta target yang diharapkan dapat tercapai.
STRATEGI YANG DIGUNAKAN UNTUK MENCAPAI KONDISI HARAPAN Berdasarkan kondisi subjek dampingan yang telah dikekukakan sebelumnya, maka ada beberapa strategi yang digunakan untuk mencapai kondisi yang diharapkan. 1. Memberikan Ceramah Ceramah disampaikan oleh beberapa orang narasumber yang berasal dari UPTD Kecamatan, organisasi profesi, dan Tim Desa Binaan IAIN Mataram. Dalam ceramah, narasumber membahas dan mengulas persoalan-persoalan yang dihadapi oleh subjek dampingan guna memberikan wawasan, pandangan, dan pemahaman serta solusi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh lembaga mereka. Materimateri yang diberikan antara lain meliputi pentingya pendidikan usia dini, menata lingkungan belajar pendidikan anak usia dini, manajemen dan administrasi lembaga PAUD, kurikulum pendidikan anak usia dini, metode belajar mengajar anak usia dini, dan evaluasi kegiatan belajar mengajar pendidikan anak usia dini. Dalam ceramah ini, peserta juga disediakann buku dan alat tulis untuk mencatat penjelasan-penjelasan penting yang disampaikan oleh narasumber. Peserta juga diberikan fotocopy makalah yang telah disiapkan oleh fasilitator. Penyampaian materi dilakukan dalam suasana Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram
109
Transformasi, Volume 10, Nomor 2, Juli-Desember 2014
kekeluargaan dan lebih mengedapankan dialog secara interaktif antara narasumber dan peserta sehingga semua peserta bisa terlibat secara maksimal dan ceramah tidak membosankan serta para peserta dapat memahami apa yang disampikan oleh narasumber secara maksimal. 2. Mengadakan Tanya jawab Setelah ceramah selesai, selanjutnya diadakan sesi diskusi atau tanya jawab antara peserta dan narasumber. Dalam sesi ini, para peserta diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk menanyakan halhal yang belum atau tidak dipahami dari materi yang telah disampaikan oleh narasumber atau mengemukakan dan menanggapi berbagai hal yang berkaitan dengan bagaimana mengelola dan menyelenggarakan kegiatan pendidikan anak usia dini yang berkulitas dan professional. 3. Memberikan Bimbingan dan Pelatihan Strategi ini merupakan kelanjutan dari dua strategi sebelumnya. Dalam bagian ini, narasumber memberikan bimbingan dan pelatihan secara khusus kepada para pengelola lembaga PAUD Denda Nawangsasih tentang bagimana membuat administrasi lembaga, administrasi program, laporan perkembangan anak, laporan lembaga, dan mengembangkan kurikulum pendidikan anak usia dini, serta menggunakan metode tertentu untuk mengajar anak usia. Hal ini dimaksudkan agar para peserta betul-betul memahami materi yang telah disampaikan oleh narasumber dan bisa langsung menerapkannya dalam mengelola dan menyelenggarakan kegitan PAUD mereka. 4. Memberikan Umpan Balik dan Evaluasi Kegiatan Di akhir kegiatan pembinaan, narasumber memberikan umpan balik dan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan terutama menyangkut materi-materi pelatihan yang telah diajarkan guna memberikan saran atau masukan sehingga penguasaan peserta menjadi semakin baik. 5. Pembinaan dan Pendampingan Sebagai tindak lanjut dari kegiatan pembinaan yang telah dilakukan, kami dari Tim Desa Binaan melakukan monitoring ke lapangan terhadap perkembangan dan kemajuan subjek dampingan setelah mengikuti pelatihan dan bimbingan dengan melakukan kunjungan untuk melihat secara langsung sekaligus bertukar pengalaman mengenai kemajuan atau hal-hal lain dalam pengelolaan maupun penyelenggaraan kegiatan pendidikan di lembaga mereka.
110
Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram
Ribahan
PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT (STAKEHOLDER) DAN BENTUK KETERLIBATANNYA Untuk mendukung pelaksanaan program desa binaan ini, dilakukan kerjasama dengan berbagai pihak sesuai dengan kebutuhan dan lingkup kegiatan. Beberapa pihak yang dimaksud adalah sebagai berikut. 1. Pengelola Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Denda Nawangsasih Pengelola adalah pihak pertama yang dilibatkan dalam kegiatan program desa binaan ini. Sebelum kegiatan dimulai, Tim Desa Binaan LPM IAIN Mataram melakukan kunjungan ke lembaga PAUD Denda Nawangsasih terlebih dahulu dan berkoordinasi dengan pengelola mengenai kegiatan pembinaan yang dilakukan. Secara khusus, pengelola dalam kegiatan ini berperan memfasilitasi pelaksanaan program desa binaan yakni mempersiapkan waktu dan tempat kegiatan dan mengkoordinir para peserta dalam program desa binaan ini. 2. UPTD Kecamatan Pihak berikutnya yang terlibat dalam program desa binaan ini adalah UPTD Kecamatan sebagai pembina dan pengawas langsung dari lembaga-lembaga PAUD yang ada di tingkat desa. Dalam hal ini, salah seorang pengawas yang khusus membidangi pendidikan luar sekolah dari UPTD Kecamatan diminta untuk menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut untuk memberikan wawasan dan pemahaman mengenai seluk beluk, pengelolaan, dan penyelenggaraan lembaga pendidikan anak usia dini termasuk melatih para peserta untuk membuat berbagai administrasi lembaga. Tim Desa Binaan LPM IAIN Mataram Kecamatan juga bekerjasama dengan Pihak UPTD untuk melakukan pembinaan dan pendampingan secara bersama-sama sebagai tindak lanjut dari program ini. 3. Gugus PAUD Gugus PAUD yang dimaksud adalah organisasi persatuan lembaga-lembaga PAUD yang ada di tingkat kecamatan. Organisasi ini perlu dilibatkan untuk membagi pengalaman dengan para peserta dalam membimbing, mendidik, dan mengajar siswa-siswi PAUD. Kaitannya dengan ini, Ketua Gugus PAUD Kecamatan diminta sebagai narasumber untuk menyampaikan materi tentang pentingnya pendidikan di usia dini dan menata lingkungan belajar yang kondusif serta berbagi pengalaman selaku guru PAUD kepada peserta agar wawasan mereka menjadi terbuka dan para peserta dapat memperbaharui pengetahuan mereka dalam bidang pendidikan anak Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram
111
Transformasi, Volume 10, Nomor 2, Juli-Desember 2014
usia dini. Dalam kesempatan ini juga Ketua Gugus PAUD bersedia memfasilitasi para peserta yakni para tutor atau guru untuk bergabung dalam organisasi tersebut tersebut sehingga mereka bisa bertukar pikiran dalam menyelesaikan persoalan-prsoalan yang dihadapi dan sebagai wadah untuk belajar sesama pendidik. 4. Tim Desa Binaan dari LPM IAIN Mataram Selain sebagai inisiator dan pelaksana dari program desa binaan ini, kami dari Tim Desa Binaan LPM IAIN Mataram juga ambil bagian dalam kegiatan pembinaan ini yaitu kami berperan sebagai fasilitator dengan memberikan wawasan dan pemahaman kepada para peserta tentang bagaimana menggunakan dan mengembangkan kurikulum PAUD, khususnya menyangkut bagaimana membuat berbagai rencana kegiatan belajar mengajar seperti Standar Kegiatan Harian (SKH), Standar Kegiatan Mingguan (SKM), dan Standar Kegiatan Bulanan (SKB) serta memilih pendekatan dan metode mengajar anak-anak usia dini, dan evaluasi kegiatan belajar-mengajar PAUD. PELAKSANAAN KEGIATAN Kegiatan program desa binaan ini dilaksanakan melalui beberapan tahapan. Pertama, kami dari Tim Desa Binaan LPM IAIN Mataram terlebih dahulu mengadakan kunjungan awal untuk menemui subjek dampingan yakni pengelola lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Denda Nawangsasih yang terdapat di Desa Kalijaga Kecamatan Aikmel Lombok Timur. Dalam kunjungan awal tersebut kami menyampaikan rencana pelaksanaan program desa binaan dan membicarakan persiapan-persiapaan dalam rangka pelaksanaan program tersebut dengan pengelola seperti waktu, tempat, peserta, dan format kegiatan. Dalam kesempatan ini, semua pengelola PAUD Denda Nawangsasih hadir dan menyambut baik rencana pelaksanaan program tersebut. Dan berdasarkan kesepakatan anatara Tim Desa Binaan LPM IAIN Mataram dan seluruh pengelola PAUD Denda Nawangsasih, kegiatan pembinaan dilaksanakan dua hari yakni pada minggu keempat bulan Agustus tepatnya pada tanggal 29 dan 30 Agustus 2012. Sementara itu pelaksanaan kegiatan disepakati bertempat di Mushalla Jorong Lauk, Dusun Jorong, Desa Kalijaga yang merupakan pusat kegiatan belajar mengajar lembaga PAUD Denda Nawangsasih dan peserta yang ikut dalam program desa binaan ini adalah semua pengelola dan tutor PAUD Denda Nawangsasih. Adapun format kegiatannya adalah ceramah dan diikuti dengan pelatihan. Kedua, setelah bertemu dengan subjek dampingan, kami dari Tim Desa Binaan LPM IAIN Mataram kemudian menemui pengawas PAUD yang ada di UPTD Kecamatan Aikmel untuk meminta kesediaan mereka untuk menjadi salah satu narasumber dalam 112
Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram
Ribahan
kegiatan pembinaan tersebut. Ketiga, selanjutnya kami dari Tim Desa Binaan LPM IAIN Mataram mengunjungi Ketua Gugus PAUD Kecamatan Aikmel untuk meminta kesediaannya menjadi salah satu narasumber dalam program desa binaan ini. Keempat, setelah meninjau lokasi dan bertemu dengan subjek dampingan serta para narasumber, persiapan berikutnya yang kami lakukan adalah menyususn jadwal pembinaan sehingga program dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Dalam program pembinaan ini, para peserta diberikan materi berupa teori dan pelatihan-pelatihan sesuai dengan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh subjek dampingan seperti pengelolaan lembaga pendidikan anak usia dini, menata lingkungan belajar anak usia dini, membuat administarsi lembaga, strategi belajar mengajar pendidikan anak usia dini dan lain-lain. Jadi, sebelum pelatihan diberikan, masingmasing narasumber terlebih dahulu menyampaikan teori agar para peserta mendapatkan pemahaman terlebih dahulu mengenai materi yang disampaikan. Pada kegiatan pembinaan tahap pertama, narasumber yang memberi materi dan pelatihan adalah narasumber dari UPTD Kecamatan dan Ketua Gugus PAUD, sedangkan kegiatan pembinaan pada tahap berikutnya yakni yang kedua narasumbernya adalah Tim Desa Binaan LPM IAIN Mataram. Kegiatan pembinaan berjalan lancar dan para peserta cukup senang tanpa ada hambatan yang berarti karena kegiatan dilaksanakan dalam suasana santai dan penuh kekeluargaan. Para peserta juga cukup antusias mendengarkan materi yang disampaikan dan pelatihan yang diberikan oleh para narasumber. Hal ini bisa dilihat dari keaktifan para beserta dalam bertanya dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh narasumber. Sebagai tindak lanjut dari setiap kegiatan pembinaan yang telah dilakukan, Tim Desa Binaan melakukan monitoring ke lapangan terhadap perkembangan dan kemajuan subjek dampingan setelah mengikuti pembinaan dan pelatihan. Dalam hal ini, Tim Desa Binaan bersama narasumber dari UPTD Kecamatan dan Ketua Gugus PAUD melakukan pemantauan untuk melihat secara langsung kegiatan belajar mengajar di lembaga PAUD Denda Nawangsasih sekaligus bertukar pengalaman dengan para pengelola dan instruktur mengenai kemajuan dan hal-hal lain terkait pengelolaan maupun penyelenggaraan kegiatan pendidikan di lembaga tersebut. HASIL KEGIATAN Dari hasil monitoring dan evaluasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembinaan dan pelatihan ini sangat bermanfaat bagi subjek dampingan. Banyak perubahan-perubahan yang Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram
113
Transformasi, Volume 10, Nomor 2, Juli-Desember 2014
terlihat dalam kegiatan belajar mengajar dan pengelolaam lembaga PAUD Denda Nawangsasih. Singkatnya, kondisi atau hasil yang kami harapkan setelah diadakannya kegiatan pembinaan dan pelatihan dapat tercapai, yakni: 1. Para pengelola sudah mampu menata lingkungan belajar siswa yang lebih kondusif dan memanfaatkan sarana prasarana belajar mengajar secara maksimal seperti papan tulis, alat peraga, alat permainan dan sebagainya sehingga kegiatan belajar mengajar tampak lebih aman, nyaman, variatif dan tidak monoton. 2. Para tutor atau guru sudah mampu menggunakan berbagai strategi dalam kegiatan belajar mengajar sehingga pembelajaran lebih aktif, lebih hidup, dan menyenangkan. 3. Para pengelola sudah mampu membuat berbagai administrasi lembaga seperti administrasi anak, administrasi keuangan, administrasi program (SKH, SKM, SKB), laporan perkembangan anak, dan laporan bulanan sehingga administarsi di lembaga mereka lebih tertib dan tertata. 4. Para tutor atau guru sudah mampu mengembangkan dan mengimplementasikan kurikulum dalam kegiatan belajar mengajar sehingga pembelajaran lebih jelas, terstruktur dan terarah. 5. Para tutor sudah mampu menjalin sosialisasi dan komunikasi dengan para tutor dari lembaga PAUD lain dalam pertemuanpertemuan yang di selenggarakan oleh Gugus PAUD sehingga mereka lebih aktif dan terbuka wawasannya. PENUTUP Sebagai penutup dari laporan ini, Tim Desa Binaan LPM IAIN Mataram menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu terlaksananya kegiatan ini sehingga dapat berjalan dengan baik dan lancar. Kami juga tidak lupa mennyampaikan permohonan maaf apabila dalam penyusunan laporan ini terdapat kekurangan atau kesalahan. Saran, masukan dan kritik yang membangun sangat kami harapakan untuk perbaikan kegiatan ini di masa yang akan datang. Akhirnya semoga kita selalu dalam limpahan rahmat dan kasih sayang Allah SWT, Amin.
114
Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram