PEMBINAAN NILAI-NILAI MORAL SISWA SABUK PUTIH DI PERGURUAN PENCAK SILAT PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE (PSHT) CABANG MALANG THE FOUNDLING OF MORAL VALUES AT SISWA SABUK PUTIH IN PERGURUAN PENCAK SILAT PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE (PSHT) IN MALANG Prasetyo Adi Nugroho Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang Abstrak Mengkritisi dinamika kehidupan sosial remaja saat ini, maraknya isu-isu moral dikalangan remaja sangat memprihatinkan, seperti penggunaan narkotika dan obat-obat terlarang (narkoba), tawuran antar pelajar, pornografi, perkosaan, merusak barang milik orang lain, perampasan, penipuan, pengguguran kandungan, penganiayaan, perjudian, pelacuran, pembunuhan, dan lain sebagainya. Hal ini diduga bermula dari proses pendidikan yang tidak tepat. Mulai dari pendidikan dalam keluarga, pendidikan sekolah, dan pendidikan pada lingkungan sekitar atau masyarakat yang tidak optimal.Oleh sebab itu pembinaan moral bagi generasi muda saat ini perlu ditingkatkan.Salah satu wadah pembinaan moral tersebut adalah latihan Beladiri Pencak Silat, dalam perkembangannya pencak silat menjadi sarana pendidikan untuk membina pribadi-pribadi ke-arah yang positif. Persaudaraan Setia Hati Terate didirikan dengan tujuan mendidik dan menjadikan manusia berbudi pekeri luhur, tahu benar dan salah, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Abstrack Looking at the dynamics life of teenagers nowadays, the hoisterous of moral issues among these teenagers are very concerning, like the usage of drugs and narcotics, student’s discordant, pornography, rape, damage the property of others, hijack, deception, abortion, maltreatment, gambling, prostitution, murder, and others. These are all begin from the wrong education process. Start from the family education, school education, and environmental or social education which is not optimal. That’s why the foundling of our teenagers need to be improved. One of those way to foundling the moral of our teenagers is practice on Beladiri Pencak Silat, in its growth, Pencak Silat become an education to change people and make them positive. Persaudaraan Setia Hati Terate was founded with a purpose to educate and make a kind-hearted human being, know which is the right and wrong one, faithful and godfearing to God. Kata kunci: Pendidikan, Remaja, Moral.
PENDAHULUAN Mengkritisi dinamika kehidupan sosial remaja, menurut Budiningsih (2004:1) saat ini maraknya isu-isu moral dikalangan remaja sangat memprihatinkan, seperti penggunaan narkotika dan obat-obat terlarang (narkoba), tawuran antar pelajar, pornografi, perkosaan, merusak barang milik orang lain, perampasan, penipuan, pengguguran kandungan, penganiayaan, perjudian, pelacuran, pembunuhan, dan lain sebagainya yang masih banyak tindakan tidak bermoral yang dimuat dalam media massa. Hal demikian sudah menjadi masalah sosial yang sampai saat ini belum dapat diatasi secara tuntas. Akibat yang ditimbulkan cukup serius dan tidak dapat lagi dianggap sebagai suatu persoalan yang sederhana, karena tindakan-tersebut sudah menjurus kepada tindakan kriminal. Kondisi demikian terjadi karena manusia dalam memenuhi kebutuhankebutuhannya terdapat jenjang kebutuhan yang belum terlewati atau terpenuhi, sehingga dia akan kembali ke-jenjang kebutuhan yang belum terpuaskan tersebut sampai memperoleh tingkat kepuasan yang dikehendaki.
Budiningsih (2004:1)
berpandangan bahwa kondisi demikian juga bermula dari proses pendidikan yang tidak tepat. Pendidikanlah yang sesungguhnya paling besar memberikan kontribusi terhadap situasi ini.Mulai dari pendidikan dalam keluarga, pendidikan sekolah, dan pendidikan pada lingkungan sekitar atau masyarakat. Disisi lain perkembangan latihan beladiri pencak silat menjadi sarana pendidikan yang dimanfaatkan untuk membina pribadi-pribadi ke-arah yang positif. Dalam Mukadimah Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) yang ditulis dalam AD dan ART PSHT (2008:5) dikatakan bahwa “...hakekat hidup itu berkembang menurut kodrat iramanya masing-masing menuju ke-kesempurnaan, demikian kehidupan manusia sebagai makhluk Tuhan, yang terutama menuju ke keabadian kepada Causa Prima titik tolak segala sesuatu yang ada melui tigkat ke tingkat… Setia Hati Terate pada
hakekatnya
tanpa
mengingkari
martabat-martabat
keduniawian,
tidak
kandas/tenggelam pada pelajaran Pencak Silat sebagai pendidikan ketubuhan saja, melainkan lebih menyelami kedalam lambang pendidikan kejiwaan untuk memiliki sejauh-jauhnya kepuasan hidup abadi lepas dari rangka dan suasana.”
Dari penggalan Mukadimah diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) menyadari akan kebutuhan-kebutuhan manusia dalam perkembangan kehidupan, dari tingkat ke-tingkat kebutuhan manusia akan selalu berubah, manusia akan menentukan sendiri dan berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup yang telah Ia tentukan, sesuai tingkat kebutuhan dan berkembang menuju kesempurnaan. Rohmatik (2008:46) mengatakan bahwa dalam pelajaran Pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) terdapat lima aspek yang diajarkan PSHT kepada siswanya yang disebut panca dasar ajaran PSHT. Panca dasar tersebut antara lain persaudaraan, olahraga, beladiri, seni, dan ke-SH-an atau kerohanian. Didalamnya memuat unsur-unsur moral yang digunakan untuk dasar dalam mendidik siswanya.Hal ini sejalan dengan tujuan dibentuknya Persaudaraan Setia Hati Terate yang dimuat AD dan ART PSHT (2008:8) yaitu mendidik dan menjadikan manusia berbudi luhur, tahu benar dan salah, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Penulis berpendapat bahwa Persaudaraan Setia Hati Terate dengan multi aspeknya merupakan sarana yang tepat untuk membentuk kepribadian dan karakter generasi muda, selain itu juga membina moral dan tingkah laku manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui bagaimana cara menerapkan dan membina peserta didik Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) baik penyampaian materi teknik beladiri dan proses penanaman nilai-nilai moral pada peserta didik Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). Ajaran dalam PSHT juga mempunyai peranan penting dalam pembentukan kepribadian dan membinaan moral peserta didiknya. Peneliti tertarik untuk membahas mengenai pembinaan nilai-nilai moral siswa sabuk putih Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) cabang Malang, dimana siswa yang sudah memiliki sabuk putih berada pada tingkat tertinggi sebagai siswa didikan PSHT dan sabuk putih yang ia kenakan memiliki makna kesucian.
TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk memahami nilai-nilai moral yang ditanamkan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) cabang Malang, mengetahui langkah-langkah dalam melakukan pembinaan nilai-nilai moral, mengetahui program kegiatan yang menunjang dalam pembinaan nilai-nilai moral, memahami kriteria penilaian yang digunakan dalam mendukung
keberhasilan pembinaan nilai-nilai moral, dan
mengetahui kendala apa saja yang dihadapi dalam pembinaan nilai-nilai moral dan upaya mengatasinya. PENDEKATAN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yakni penelitian yang berasal dari wawancara, catatan lapangan, dokumen, dan observasi pertisipasi, didalamnya mengutamakan pendeskripsian secara analisis suatu peristiwa atau proses sebagaimana adanya dalam lingkungan yang alami. Data primer dalam penelitian ini adalah wawancara dengan siswa-siswi PSHT cabang Malang, dan pelatih PSHT cabang Malang. Sedangkan data sekunder adalah teks Buku I dan Buku II PSHT cabang Malang, agenda kegiatan PSHT cabang Malang, foto kegiatan PSHT cabang Malang, dan dokumen-dokumen lain yang mendukung data primer. PEMBAHASAN Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil penelitian mengenai (1) Nilai-nilai moral yang ditanamkan dalam pembinaan moral siswa sabuk putih di Perguruan Pencak Silat PSHT cabang Malang; (2) Langkah-langkah dalam melakukan pembinaan nilai-nilai moral siswa sabuk putih di Perguruan Pencak Silat PSHT cabang Malang; (3) Program kegiatan yang menunjang dalam pembinaan nilai-nilai moral siswa sabuk putih di Perguruan Pencak Silat PSHT cabang Malang; (4) Kriteria penilaian yang digunakan dalam mendukung keberhasilan pembinaan moral pada siswa sabuk putih di Perguruan Pencak Silat PSHT cabang Malang; (5) Kendala yang dihadapi dalam pembinaan nilai-nilai moral siswa sabuk putih di Perguruan Pencak Silat PSHT cabang Malang dan upaya mengatasinya. Sebagai berikut
Nilai-nilai Moral yang Ditanamkan dalam Pembinaan Moral Siswa Sabuk Putih di Perguruan Pencak Silat PSHT Cabang Malang Dalam penelitian ini, nilai-nilai moral yang ditanamkan PSHT kepada siswa sabuk putih dituangkan dalam seni gerak jurus asli ajaran Ki Hadjar Hardjo Oetomo pendiri Persaudaraan Setia Hati.Dimana dalam seni gerak jurus asli ini mengandung filosofi moral.Siswa dituntut untuk bisa menggerakan, menghayati dan menyatu dengan jurus.Dalam seni gerak jurus ini memuat falsafah bahwa manusia setia hati harus bisa menjaga hubungan baik antara sesama manusia dan hubungan baik dengan Tuhan-nya (akhlakul karimah), manusia setia hati terate mengemban amanah untuk bisa memayu hayuning bawono (jiwa pemimpin).Sebagai manusia setia hati Terate, harus bisa menjaga kedamaian dan kesejahteraan di muka bumi.Nilai-nilai moral yang ditanamkan perguruan pencak silat PSHT cabang Malang kepada siswa sabuk putih adalah sebagai berikut. Ahlakul Karimah Pertama adalah Akhlakul Karimah, dimana manusia Setia Hati harus menjaga hubunagan baik antara dirinya dengan sesama dan dirinya dengan Tuhan.Berikut nilai-nilai yang dimaksud diatas. 1) Kasih Sayang; 2) Kesopanan; 3) Jujur Dalam Ucapan Dan Perbuatan;4) Hormat Kepada Orang Tua; 5) Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa; 6) Setia Kepada Hati Nurani. Sikap seseorang dalam pergaulan merupakan tolok ukur yang mencerminkan kepribadian orang tersebut dan menggambarkan bahwa seseorang itu bermoral atau tidak. Jiwa Kepemimpinan Selanjutnya
adalah
kelompok
yang
kedua
yakni
mengenai
Jiwa
Kepemimpinan, dimana manusia Setia Hati harus memiliki jiwa seorang pemimpin.Berikut nilai-nilai yang ditanamkan PSHT kepada siswa sabuk putih, 1) Amanah Atau Tepat Janji; 2) Disiplin; 3) Tanggung Jawab.
Langkah-Langkah dalam Melakukan Pembinaan Nilai-nilai Moral Siswa Sabuk Putih Di Perguruan Pencak Silat PSHT Cabang Malang Dalam melakukan pembinaan nilai-nilai moral kepada siswa sabuk putih di perguruan silat Persaudaraan setia Hati Terate (PSHT) cabang Malang, pelatih melakukan beberapa langkah-langkah antara lain: melalui keteladanan, melalui ajang ke-SH-an, dan melalui penegakan peraturan. Keteladanan Langkah pertama melalui sikap keteladanan yang ditunjukan pelatih.Pelatih terlebih dahulu menjadikan dirinya sebagai panutan bagi siswa-siswi PSHT cabang Malang.Pelatih memberikan teladan kedisiplinan, teladan ketaqwaan, dan teladan kesopanan kepada siswa yang ditunjukan pelatih selama mengikuti program latihan pencak silat di PSHT cabang Malang. Ajang ke-SH-an Langkah kedua melalui ajang ke-SH-an, merupakan sebuah pertemuan yang digelar dalam rangka penyaluran ilmu, pengalaman, dikusi, dan ceramah oleh pelatih kepada siswa atau pelatih senior/warga tingakt II kepada warga tingkat I dan siswa.Ajang ke-SH-an memiliki tujuan untuk saling mengingatkan antara saudarasaudara PSHT dalam hal kebaikan.Nilai moral yang ditanamkan melalui ajang keSH-an meliputi nilai kasih sayang, hormat kepada orang tua atau orang yang lebih tua, dan setia kepada hati nurani atau setia kepada suara hati. Penegakan Peraturan Langkah ketiga adalah dengan melakukan penegakan peraturan yang telah disepakati bersama antara pelatih dan siswa sabuk putih.Siswa sabuk putih PSHT cabang Malang harus mentaati dan mematuhi peraturan dalam latihan PSHT di cabang Malang. Hal ini bertujuan untuk membina moral siswa, antara lain membina kesadaran siswa akan tanggung jawab, membina kejujuran siswa dan sikap menjaga amanah,
membina kedisiplinan,siswa, dengan adanya peraturan yang diberlakukan dalam suatu kondisi, dan dilakukan penegakan peraturan dengan tegas maka akan menumbuhkan kebiasaan untuk berdisiplin diri. Program Kegiatan yang Menunjang dalam Pembinaan Nilai-nilai Moral Siswa Sabuk Putih di Perguruan Pencak Silat PSHT Cabang Malang. Program kegiatan merupakan suatu susunan kegiatan yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Program kegiatan ini disusun oleh panitia pengesahan 2013 untuk menunjang pembinaan nilai-nilai moral siswa sabuk putih pada perguruan pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) cabang Malang, program kegiatan yang dimaksud sebagai berikut. Pengambilan Sabuk Putih Pengambilan sabuk putih dilaksanakan di Pendopo kec.Karang Ploso pada hari sabtu-minggu tanggal 11-12 Mei 2013. Peserta pengambilan sabuk putih adalah siswa sabuk hijau yang telah lulus tes UKT ke putih. Tujuan kegiatan ini adalah supaya siswa introspeksi diri, dan memotivasi diri-nya untuk memperbaiki kesalahan dan sikap yang kurang baik sebelumnya, Buka Bersama Dilaksanakan pada hari kamis tanggal 1 Agustus 2013.Kegiatan ini dihadiri oleh ketua umum PSHT cabang Malang, para pelatih putih, para siswa sabuk putih, dan para kadang PSHT cabang Malang. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menumbuhkan rasa kekeluargaan antar anggota PSHT baik siswa maupun warga. Molenan Siswa Putih Dilaksanakan di SMA N 1 Tumpang pada hari minggu tanggal 18 Agustus 2013.Kegiatan ini adalah temu kangen dan halal bihalal antar siswa sabuk putih dengan membawa jajanan khas daerah masing-masing. Tujuan kegiatan ini tidak lain adalah menumbuhkan rasa persaudaraan dalam pribadi masing-masing siswa.
Tes Pra Warga I Dilaksanakan pada hari minggu 6 Oktober 2013 di lapangan Rektorat Universitas Brawijaya. Kegiatan ini adalah test untuk menguji kematangan bakat dan pengetahuan. Materi yang ditest-kan adalah materi fisik individu dan ke-SH-an. Tim penguji adalah panitia pengesahan 2013. Tes Pra Warga II Dilaksanakan pada hari minggu 20 Oktober 2013 di lapangan rektorat Universitas Negeri Malang. Kegiatan ini adalah test untuk menguji kematangan bakat dan pengetahuan. Materi yang di testkan adalah materi fisik berpasangan, belaankuncian.Tim penguji adalah panitia pengesahan 2013. Peringatan Malam 1 Suro Dilaksanakan pada hari sabtu 26 Oktober 2013 di gedung Soka Universitas Negeri Malang.Kegiatan slamatan yang dipimpin oleh sesepuh PSHT cabang Malang.Kegiata ini di maksudkan agar semua anggota baik warga maupun siswa sabuk putih melakukan perenungan terhadap kesalahan-kesalahan yang dilakukan sebelumnya.Kesalahan kepada kedua orang tua, teman dan pencipta. Baksos Dilaksanakan pada hari minggu 3 November 2013 di PMI Malang.Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa kepedulian thadap sesama pada siswa sabuk putih maupun warga.Yang diwujudkan dengan menyumbang beberapa pakaian bekas layak pakai dan donor darah. Tes Ayam Dilaksanakan pada hari minggu 17 November 2013 di SMP N10 Malang.Tes yang dilakukan oleh warga tingkat II PSHT cabang Malang.Tes ini bersifat rahasia dan dilakukan perbincangan secara pribadi antara warga tingkat II dan siswa sabuk putih,
tujuannya
untuk
mengetahui
sifat-sifat
yang
dimiliki
siswa
yang
bersangkuatan, kemudian pengetest memberikan arahan positif untuk memperbaiki prilakunya. Karantina Dilaksanakan pada tanggal 20-23 November 2013, kegiatan ini dilakukan di gedung
PAN
Malang
selama
3
hari
sebelum
kegiatan
pengesahan
dilaksanakan.Bertujuan untuk melakukan pengamatan dan penilaian terhadap siswa sabuk putih.Kegiatan ini dilakukan oleh panitia pengesahan 2013. Pengesahan Dilaksanakan pada hari sabtu 23 November 2013 sampai hari minggu pagi 24 November 2013 di Universitas Kanjuruhan Malang. Bahwa siswa sabuk putih telah dinyatakan lulus dan diterima sebagai anggota PSHT yang memegang amanah dari sesepuh PSHT cabang Malang. Kriteria Penilaian yang Digunakan dalam Mendukung Keberhasilan Pembinaan Moral pada Siswa Sabuk Putih di Perguruan Pencak Silat PSHT Cabang Malang. Kriteria penilan yang digunakan dalam mendukung keberhasilan pembinaan moral pada siswa sabuk putih di perguruan pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate ditetapkan oleh panitia pengesahan 2013 PSHT cabang Malang. Berikut kriteria penilaian yang digunakan dalam mendukung keberhasilan pembinaan nilai moral siswa sabuk putih yang telah ditetapkan oleh panitia pengesahan 2013. Mampu Menggerakan dan Menghayati Filosofi Seni Gerak Jurus Dalam penelitian ini, nilai-nilai moral yang ditanamkan PSHT kepada siswa sabuk putih dituangkan dalam seni gerak jurus asli ajaran Ki Hadjar Hardjo Oetomo pendiri Persaudaraan Setia Hati.Dimana dalam seni gerak jurus asli ini mengandung filosofi moral.Siswa dituntut untuk bisa menggerakan, menghayati dan menyatu dengan jurus 1 sampai dengan jurus 35.Dalam seni gerak jurus ini memuat falsafah
bahwa manusia setia hati harus bisa menjaga hubungan baik antara sesama manusia dan hubungan baik dengan Tuhan-nya (akhlakul karimah), manusia setia hati terate mengemban amanah untuk bisa memayu hayuning bawono (jiwa pemimpin).Sebagai manusia setia hati Terate, harus bisa menjaga kedamaian dan kesejahteraan di muka bumi. Lulus tes ke-SH-an Tes ke-SH an terdiri dari beberapa pertanyaan yang isinya menyangkut materi : (a) mengenai tata pergaulan dilingkungan keluarga, pengenalan tata tertip latihan, tata pergaulan di lingkungan masyrakat, tata pergaulan di lingkungan msyarakat; (b) materi pelajaran PSHT yang meliputi: aspek persaudaraan, aspek olah raga, aspek kesenian, aspek beladiri, dan aspek mental kerohanian; (c) sejarah PSHT; (d) arti dan makna ikat pinggang atau sabuk; (e) penilaian kebaikan; (f) adap kebenaran; (g) adap berdo’a; (h) tata cara pembukaan yang menjadi ciri khas PSHT; (i) sifat manusia PSHT; (j) peranan pemimpin; (k) pandangan hidup Setia Hati. Perilaku Siswa Sabuk Putih Saat Mengikuti Latihan Keputusan mengenai kriteria ini diputuskan melalui musyawarah terhadap beberapa pelatih, berikut kriteria yang dimaksud: (a) Sopan santun; (b) Kejujuran siswa; (c) Tinggi atau rendahnya sifat egois dari siswa yang bersangkutan; (d) Mampu bekerja sama; (e) Kepedulian terhadap saudara latihan; (f) Bisa mengemban amanah atau tidak (melalui tugas yang diberikan pelatih, apakah dilaksanakan atau tidak). Kendala yang Dihadapi dalam Pembinaan Nilai-nilai Moral dan Upaya Mengatasinya Peneliti akan menguraikan kendala yang dihadapi pelatih dan panitia pengesahan PSHT 2013 cabang Malang dan upaya mengatasi kendala tersebut. Berikut kendala yang dihadapi pelatih dalam melakukan pembinaan nilai-nilai moral
siswa sabuk putih pada perguruan pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate cabang Malang. Meningkatnya peserta didik atau meningkatnya jumlah siswa sabuk putih PSHT cabang Malang Sulit melakukan penilaian, apakah siswa telah memiliki moral yang baik atau belum. Terdapat siswa yang sering melanggar peraturan-peraturan yang disepakati dan suka membangkang. Didapati siswa yang masih anak-anak, sehingga pola pikirnya belum dewasa. Berikut adalah upaya dalam mengatasi kendala-kendala dalam melakukan pembinaan nilai-nilai moral pada siswa sabuk putih di Perguruan Silat Persaudaraan Setia Hat Iterate (PSHT). Untuk mengatasi jumlah siswa sabuk putih terlalu banyak, panitia pengesahan lebih meningkatkan kinerja dalam menilai dan menyeleksi hasil test siswa sabuk hijau yang telah mengikuti Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) ke sabuk puith. Kesulitan dalam melakukan penilaian menjadi kendala dalam kinerja panitia pengesahan 2013. Untuk mengatasinya, panitia pengesahan 2013 melakukan testing secara kelompok kemudian hasil test akan di diskusikan dengan pelatih putih dan pelatih komisariat masing-masing siswa yang bersangkutan. Ditunjuk sebagian kecil dari pelatih putih untuk menangani beberapa siswa sabuk putih yang kurang patuh terhadap anjuran-anjuran dan perintah pelatih, dan kurang disiplin. Jika didapati siswa yang masih anak-anak atau belum dewasa, maka pengesahan siswa tersebut yang bersangkutan akan ditunda sampai usia siswa tersebut mencukupi kriteria yang ditetapkan dalam ADART PSHT, yaitu lakilaki 16 tahun dan perempuan 14 tahun. KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukan bahwa pembinaan nilai-nilai moral pada siswa sabuk putih di perguruan pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate cabang Malang
sangat tepat untuk membina moral generasi muda.Hal ini sejalan dengan tujuan dibentuknya Persaudaraan Setia Hati Terate yang dimuat AD dan ART PSHT (2008:8) yaitu mendidik dan menjadikan manusia berbudi luhur, tahu benar dan salah, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Penulis berpendapat bahwa Persaudaraan Setia Hati Terate dengan multi aspeknya merupakan sarana yang tepat untuk membentuk kepribadian dan karakter generasi muda, selain itu juga membina moral dan tingkah laku manusia dalam kehidupan bermasyarakat. SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut. Bagi Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Diharapkan kepada aktivis Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan baik dosen maupun mahasiswa
agar dapat
mengembangkan
penelitian dalam
bidang
moral.Dalam perkembangan zaman saat ini, pada berita acara televisi menyatakan banyak terjadi tindak kejahatan dan pelanggaran di Indonesia saat ini.Diperkirakan penyebab
tindak
kejahatan
dan
pelanggaran
yang
terjadi
adalah
akibat
pengesampingan nilai-nilai moral dalam kehidupan bermasyarakat saat ini.Untuk itu diharapkan kepada aktivis jurusan hukum dan kewarganaegaraan baik dosen maupun mahasiswa agar dapat mengembangkan penelitian dalam bidang moral guna membentuk generasi yang berbudi luhur tahu benar dan salah dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bagi Khalayak Umum Diharapkan bagi khalayak umum termasuk orang tua dan generasi muda selanjutnya
untuk
mengembangkan
wawasan keilmuan tentang
pentingnya
pembinaan nilai-nilai moral pada individu yang sedang berkembang untuk mendidik generasi yang berbudi luhur, tahu benar dan salah.Penelitian ini sebagai bahan
pengetahuan, wawasan dan pustaka Persaudaraan Setia Hati Terate mengenai pembinaan nilai-nilai moral yang diterapkan dalam perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate cabang Malang.
Bagi Perguruan Silat Persaudaraan Setia Hati Terate Bagi Persaudaraan Setia Hati Terate cabang kota lain disekitar kota malang, diharapkan dapat berperan sebagai motor dalam pembinaan nilai-nilai moral bagi generasi muda, sesuai dengan tujuan didirikannya Persaudaraan Setia Hati Terate yakni mendidik manusia berbudi pekerti luhur tahu benar dan salah, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bukan sebagai individu yang suka berbuat onar untuk menunjukan bakat pencak yang dimilikinya. Diharapkan pula bagi perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate untuk meningkatkan peran sebagai pendidik dan Pembina generasi muda untuk menghayati peran sebagai anggota masyarakat yang bisa menempatkan hak dan kewajiban, dan bisa mengembangkan bakatnya melalui pencak silat prestasi yang diwadahi Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Penelitian ini sebagai bahan pengetahuan, wawasan dan pustaka Persaudaraan Setia Hati Terate mengenai pembinaan nilai-nilai moral yang diterapkan dalam perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate cabang Malang. Pengembangan Karya Ilmiah Bagi peneliti generasi selanjutnya diharapkan untuk mengembangkan penelitian dalam bidang pembinaan moral.Karena sesuai dengan perkembangan zaman saat ini banyak penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan seseorang dengan mengesampingkan nilai moral dalam kehidupan bermasyarakat. DAFTAR RUJUKAN Akbar, Deby Faisol. 2012. BukuII. Malang: Persaudaraan Setia Hati Terate Cabang Malang. Alwi, Hasan. 2000. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Bertens, K. 1993. Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Budiningsih, C. Asri. 2004. Pembelajaran Moral. Jakarta: Rineka Cipta. Fatimah, Enung. 2010. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik). Bandung: Pustaka Setia. Habibi, Amran. 2009. Sejarah Pencak Silat Indonesia (Studi Historis Perkembangan Persaudaraan Setia Hati Terate Di Madiun Periode 19222000).JurnalSejarah. 126 (1): 4-13. Haricahyono, Cheppy. 1988. Pendidikan Moral dalam Beberapa Pendekatan.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Haricahyono, Cheppy. 1995. Dimensi-Dimensi Pendidikan Moral. Semarang: IKIP Semarang press. Lubis, Johansyah. 2004. Pencak silat: Panduan Praktis. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Magnis-Suseno, Frans. 1987. Etika Dasar: Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral. Yogjakarta: Kanisius. Maryamahdi.2004. Upaya Pembinaan Moral terhadap Perkembangan Jiwa Remaja. Jurnal Ilmu Sosial, 36 (1): 39-74. Mendari, Anastasia Sri. 2010. Aplikasi Teori Hierarki Kebutuhan Maslow Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa. Jurnal Ilmu Sosia, Palembang, STIE Musi Palembang. 10 (1): 82-91. Muktiani, Nur Rohmah. 2012. Pemanfaatan Nilai Luhur Pencak Silat Sebagai Upaya Pengembangan Karakter Melalui Pendidikan Jasmani. Makalah disajikan pada Seminar Nasional di Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 12 Mei. Mu’minin, Amirul. 2010. Nilai-Nilai Moral Dalam Pancasila. (Online) (http://newsfoms.blogspot.com/2010/11/nilai-nilai-moral-dalampancasila.html). Di akses Oktober 2013. Nugroho, Prasetyo Adi. 2012. Buku I Persaudaraan Setia Hati Terate Cabang Malang. Persaudaraan Setia Hati Terate, 2008. Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART).Madiun. Rachmahana, Syifa’a Ratna. 2008.Psikologi Humanistik dan Aplikasinya dalam Pendidikan.Jurnal Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Yogyakarta, UII Yogyakarta.16 (1): 99-114.
Rohmatik, Alfan. 2008. Nilai-nilai Pendidikan Akhlak pada Seni Beladiri Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate. Jurnal Agama Islam, Semarang,Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang. Saputra Hendra W. 2012.Persaudaraan Setia Hati Terate Cabang Malang Sekretariat Jalan Merbabu.(Online), (http://www.terateemas.com/persaudaraan-setiahati-terate-cabang-malang-sekretariat-jalam-merbabu-5-malang.html), di akses 31 November 2013. Sudirohadiprojdo, Maryun. 1982. Pelajaran Pencak Silat. Jakarta : Bhatara Karya Aksara. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: ALFABETA. Taufik.Muhamad. 2010. Pendidikan Kepribadian Melalui Ilmu Beladiri Pencak Silat (Studi Pada lembaga Beladiri Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate cabang Kota Semarang). Jurnal Agama Islam.Semarang, Universitas Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, 142 (1): 1-142. Wiyono, Suko. 2011. Reaktualisasi Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara. Malang: Wisnuwardana Press Malang. Yahya, Azizi., dan Pang, Chu Siew. 2010. Teori-Teori Pembelajaran. Jurnal ilmu Pendidikan. Johor, Universiti Teknologi Malaysia.