PEMBINAAN KLUB BULUTANGKIS DI KABUPATEN PEMALANG Muhamad Tafaqur
Abstrak : Pembinaan klub bulutangkis memegang peranan yang penting dalam rangka mewujudkan atlet-atlet bulutangkis yang berprestasi. Prestasi atlet bulutangkis di Pemalang mengalami penurunan bila dibandingkan masa sebelumnya. Penelitan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pembinaan klub bulutangkis di Kabupaten Pemalang. Penelitian ini dilakukan pada 3 klub di Kabupaten Pemalang, yaitu ; PB Pemandu Bakat Pemalang, PB Sinar Mutiara Pemalang, dan PB. Champion Comal. Hasil penelitian menunjukkan : (1) Struktur organisasi ketiga klub di Kabupaten Pemalang belum lengkap. Pengurus klub mempunyai semangat yang tinggi dalam melakukan pembinaan. (2) Ketiga klub tidak memiliki program latihan yang terdokumentasi atau tertulis, sehingga tidak ada program latihan jangka panjang, menengah, atau pendek. Latihan ditentukan oleh pelatih sesuai situasi dan kondisi saat itu. (3) Sebagian besar pelatih pada ketiga klub belum mempunyai sertifikat kepelatihan. PB Champion Comal masih kekurangan pelatih. Kedisiplinan pelatih di ketiga klub baik, (4) Kedisiplinan atlet di ketiga klub masih kurang dan belum ada lagi atlet yang ditarik oleh klub-klub besar, (5) Sarana prasarana kaitannya dengan lapangan yang ada, PB. Pemandu Bakat dan Sinar Mutiara berlatih di lapangan yang bagus, tapi sayang lapangan yang digunakan hasil menyewa kepada Pemda, sehingga kalau gedung digunakan untuk acara lain terpaksa latihan tidak bisa dilaksanakan. PB. Champion berlatih pada lapangan yang sudah kurang bagus, jumlahnya sedikit, dan lapangan bukan milik sendiri. Mengenai sarana prasarana penunjang latihan yang lain belum ada, (6) Dana pembinaan pada ketiga klub sangat kurang. Dana pembiayaan latihan hanya diperoleh melalui iuran atlet per bulan. Bantuan Pengcab sebatas pembiayaan ketika atlet bertanding pada kejuaraan resmi. Bantuan Pemda memberi keringanan biaya sewa lapangan. (7) Dukungan masyarakat sebatas dukungan moral, tidak ada masyarakat yang mau menjadi donatur atau sponsor untuk pembinaan klub. Kata-kata kunci : Pembinaan, Klub bulutangkis kabupaten Pemalang
Bulutangkis merupakan cabang olahraga yang menjadi andalan bangsa Indonesia di kancah olahraga dunia. Berbagai prestasi telah diraih dari cabang ini, kebanggaan dan juga
yang
tentunya
menjadi
suatu
mengharumkan nama bangsa
Indonesia di kalangan masyarakat internasional. Nama Rudi Hartono tidak akan pernah terlupakan sepanjang
sejarah
dengan
keberhasilannya menjuarai tunggal putra All England sebanyak 8 kali.
Untuk nomor kejuaraan beregu Indonesia telah beberapa kali menjuarai piala Thomas Cup maupun Uber Cup.
Kemudian di ajang Olimpiade cabang ini selalu menyumbangkan medali emas. Setelah
dimasukkannya cabang bulutangkis dalam kejuaraan Olimpiade tiap-tiap negara semakin berlombalomba mengadakan pembinaan bulutangkis secara serius guna mencapai prestasi optimal. Negara-negara kuat dalam cabang bulutangkis seperti Cina dan Korea Selatan
sekarang semakin menjadi batu
sandungan bulutangkis Indonesia dalam mencapai prestasi di tingkat Asia dan dunia. Untuk itu bangsa Indonesia harus lebih serius dalam mengadakan pembinaan bulutangkis agar tidak tertinggal dari negara lain. Sasaran pembinaan olahraga adalah untuk mencapai prestasi setinggi -tingginya. Untuk itu diperlukan konsep operasional yang mantap, kebijaksanaan dari strategi yang tepat serta penerapan prioritas program untuk mencapai sasaran (Menpora, 1999:28). Dalam proses pembinaan menuju prestasi yang setinggi-tingginya, perkumpulan olahraga (klub) berada pada tempat yang strategis, karena berada di posisi terdepan dan menjadi ujung tombak pembinaan prestasi (KONI, 1997:3). Klub olahraga merupakan salah satu wadah pembinaan atau organisasi yang paling utama untuk menjalankan tugas pembinaan prestasi. Klub merupakan wadah untuk menghimpun para atlet baik yang masih muda maupun yang senior. Klub adalah tempat para pembina, pelatih mengembangkan dan mengimplementasikan ilmu pelatihan yang dimilikinya. Pentingnya klub dalam mewujudkan atlet bulutangkis yang berprestasi terlihat dalam strategi pembinaan bulutangkis. Strategi yang disimpulkan PBSI dalam Pola pembinaan bulutangkis nasional (1985-1989:14-15) terdiri dari 3 (tiga langkah) sebagai berikut : 1) Pemasalan dan Pembibitan, 2) Menetapkan peran klub sebagai ujung tombak perbulutangkisan Indonesia, 3) Memantapkan peranan dan memperbanyak sekolah bulutangkis atau pemusatan latihan bulutangkis.
KONI Pusat (1997:4) menentukan bahwa perkumpulan olahraga harus : 1) Memiliki susunan pengurus yang resmi sesuai dengan AD / ART yang berlaku, 2) Memiliki tempat latihan tetap dan melaksanakan latihan secara teratur, 3) Memiliki pelatih tetap, 4) Memiliki atlet untuk cabang olahraga perorangan minimal 10 orang dan olahraga beregu minimal 20 orang kecuali cabang olahraga dirgantara,5) Terdaftar resmi sebagai anggota dari suatu Induk Organisasi cabang olahraga,6) Membayar uang pangkal dan uang iuran sesuai ketentuan Induk Organisasi cabang olahraga,7) Memiliki program kerja dan melaksanakan kompetisi secara berjenjang. Setelah perkumpulan dibentuk, maka perlu dilaksanakan pembinaan terhadap perkumpulan. Pembinaan perkumpulan dapat melaksanakan tugas dengan baik, apabila berpedoman kepada butir-butir pokok antara lain, pembinaan pengurus, atlet, pelatih, wasit, latihan dan sebagainya. Hal ini terungkap dengan adanya ketentuan dari KONI Pusat (1997: 6-8) bahwa sebuah perkumpulan harus melaksanakan : 1) Pembinaan pengurus, 2) Pembinaan Atlet, 3) Kegiatan Pembinaan Pelatih dan Wasit, 4) Pembinaan Latihan, 5) Pembinaan Pertandingan dan Kompetisi, 6) Penghargaan dan Sanksi, 7) Hak dan Kewajiban Anggota,8) Prosedur Kerja, 9) Pengendalian dan Hubungan Kerja Perkumpulan. Dalam buku pedoman pola pembinaan bulutangkis (1985-1989:30-31) menyebutkan bahwa terdapat 4 unsur pengelolalaan perkumpulan yaitu : 1) Unsur pengurus, 2) Unsur wasit, 3) Unsur pelatih,4) Unsur orang tua. Peranan organisasi pengurus klub bulutangkis dalam meningkatkan prestasi para pemain merupakan tuntutan yang tidak bisa diabaikan. Klub bulutangkis merupakan tempat para pemain untuk melakukan kegiatan latihan, kompetisi, dan menempa diri untuk meningkatkan prestasi serta berkomunikasi antar pemain, pengurus, dan masyarakat se kitar klub berada. Untuk menjadi pengurus suatu klub bulutangkis harus memperhatikan syarat -syarat seperti yang telah digariskan dalam pola pembinaan bulutangkis nasional, anggaran dasar dan anggaran rumah tangga PBSI (1985-1989) yang menyebutkan syarat-syarat pengurus adalah sebagai berikut ; 1) Dedikasi, 2) Penghayatan, 3) Kemampuan, 4) Kepercayaan dan Keharmonisan. Pengurus hendaknya mengelola klubnya dengan manajemen yang baik. Fungsi manajemen dalam klub olahraga menurut Bucher dan Krotee meliputi “ Planning, Organizing, Staffing, Leading, Controlling” (1993 : 9-11).
Pelatih bulutangkis sangat berperan dalam pembinaan klub olahraga. Menurut Hairy Junusul, dalam majalah forum olahraga (2000:29) mengemukakan bahwa pelatih dituntut harus memiliki banyak ketrampilan dan pengetahuan sebagai seorang profesional, yang meliputi : (1) pelatih sebagai pemimpin, (2) pelatih sebagai guru, (3) pelatih sebagai orangtua, (4) pelatih sebagai model, (5) pelatih sebagai ahli strategi, dan (6) pelatih sebagai motivator. Drowatzky, John N dan Amstrong, Charles W, mengemukakan tentang tanggung jawab seorang pelatih yang terbagi menjadi: 1) The coach as a teacher, 2) The coach as a trainer, 3) The coach as a administrator, 4) The coach as a resourche manager, 5) The coach as a counselor, 6) The coach as an expert, 7) The coach as a publick relations specialist, 8) The coach as a role model (1984:34-38). Pelatih dituntut untuk mengetahui prinsip dan bentuk latihan bulutangkis. Harsono (1993: 1-2) dalam Prinsip-Prinsip Latihan mengemukakan sebagai berikut : Untuk meningkatkan prestasi pemain diperlukan pedoman pelaksanaan kepelatihan olahraga yang sistematis. Tujuan utama untuk meningkatkan keterampilan atau prestasi semaksimal mungkin. Untuk mencapai tujuan
itu ada
empat aspek latihan yang perlu dilatihkan secara seksama yaitu : (1) Latihan Fisik, (2) Latihan Teknik, (3) Latihan Taktik, (4) Latihan mental. Selain itu Harsono (1993:31) dalam Prinsip-Prinsip Latihan juga mengatakan : Beberapa prinsip latihan yang penting untuk dijadikan pedoman untuk meningkatkan performance serta prestasi dalam olahraga adalah; (1) Pemanasan Tubuh, (2) Prinsip Beban Lebih, (3) Prinsip Perkembangan Multilateral, (4) Prinsip Intensitas Latihan, 5) Prinsip Kualitas Latihan, 6) Prinsip Berfikir Positip, (7) Variasi dalam Latihan, (8) Prinsip Individualisasi, (9) Penetapan Sasaran ( Goal setting). Latihan fisik menurut
PB PBSI (1985-1989:64-65) meliputi : 1) Latihan beban atau
weight training, 2) Latihan mengelilingi pos atau circuit training. Latihan pukulan dasar menurut PB PBSI meliputi : 1) Pegangan raket atau grip, 2) Penguasaan lapangan atau foot work, 3) Pukulan dari atas atau Clear, 4) Pukulan dari bawah atau under arm, 5) Pukulan keras atau smash, 6) Pukulan menukik atau drop shot atau fast drop atau slow drop, 7) Servis, 8) Pengembalian servis atau return service, 9) Pengembalian smash atau return smash, 10) Permainan jaring atau netting play, 11) Pukulan datar atau drive, 12) Permainan tipuan (1985-1989:103).
Mengenai taktik dan strategi dalam buku pedoman pola pembinaan bulutangkis nasional PB PBSI (1985-1989:105-106) menyatakan bahwa: penggunaan basic stroke yang baik adalah merupakan basic of taktik. Seseorang yang memiliki keterampilan skill yang kurang baik, sukar untuk dapat diterapkan suatu taktik bermain yaitu. “Without a well trained basic stroke, it is impossible to became an excellent player”. Dikenal tiga macam taktik bermain atau style of play yakni attacking defencife dan kombinasi dari keduanya. Taktik apapun yang dipilih, perlu diingat bahwa karakteristik permainan bulutangkis antara lain waktu berlangsungnya permainan itu tidak dapat ditentukan oleh waktu. Sehingga faktor fitness sangat penting diperhatikan”. Secara gampang membiasakan pemain memukul shuttle cock dengan akurasi dari sudut lapangan ke sudut lain dalam bentuk attacking, clear sudah merupakan basic taktik yang sederhana. Jawa Tengah merupakan salah satu propinsi yang dikenal sering menelurkan atlet bulutangkis handal
yang dapat mewakili Indonesia dalam kejuaraan-kejuaraan bulutangkis dunia. Kemudian
Kabupaten Pemalang adalah salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang ikut menyumbangkan atletnya untuk mengikuti Pelatnas bulutangkis di Jakarta. Di tingkat regional pebulutangkis asal Pemalang sering tampil di permukaan. Semua praktisi bulutangkis pasti mengenal nama Silvia Anggraini (asal PB Sinar Mutiara Pemalang, kemudian ditarik oleh PB Jaya Raya) yang pernah menjuarai tunggal dewasa putri pada kejuaraan Brunei Darussalam terbuka tahun 1996. Kemudian Salim putra Comal (asal PB Satria Comal dan PB Pemandu Bakat Pemalang) pada kejuaraan Aqua Master 22-26 Desember 1995 di Surabaya tampil di final, tetapi gagal menempati tangga teratas kalah lawan Nunung Subandoro. Pada kejuaraan Hongkong terbuka 7-10 Nopember 1996 Salim sampai partai puncak, tetapi harus puas menempati runner up kalah melawan Fung Permadi, atlet tempaan PB Jarum Kudus yang hijrah ke Hongkong. Selain mereka masih ada beberapa nama hasil binaan klub di Pemalang yang tergolong bagus prestasinya. Fatkhurozi sebelum tahun 1994 asal klub PB Satria Comal dan Pemandu Bakat Pemalang pernah mengikuti Pelatnas. Kemudian pada tahun 1994 Arif Zakki dan Wilianto asal PB Pemandu Bakat ditarik oleh klub PB Gajah Tunggal Tanggerang Jawa Barat. Hendra Setiawan asal PB Pemandu Bakat sebelum tahun 2000 ditarik oleh klub besar Jaya Raya Jakarta dan akhirnya mengikuti Pelatnas, Pada kejuaraan Indonesian Open tahun 2005 Hendra Setiawan menjadi juara dalam nomor ganda berpasangan dengan Markis Kido. Kemudian dalam kejuaraan SEA Games 2005 meraih emas nomor ganda perseorangan, juga berpasangan dengan Markis Kido.
Sekarang di Kabupaten Pemalang ada tiga klub yang masih eksis mengadakan pembinaan prestasi bulutangkis. Klub tersebut adalah; (1) PB Pemandu Bakat yang dikelola oleh Ben Harun. Klub ini terletak di jantung Kota Pemalang, (2) PB Sinar Mutiara yang dikelola oleh Ferry Yugianto, Bapak kandung Hendra Setiawan dan Silvia Anggraini, serta mertua dari Hendrawan. PB Sinar Mutiara juga terletak di jantung Kota Pemalang, (3) PB Campion Comal yang dikelola oleh Suntoro Nugroho atau Thian Sum adik kandung pelatih PB Satria yang bernama Thian Po (sekarang telah bubar) yang pernah menghasilkan pemain Salim dan Fatkhurozzi yang pernah menghuni Pelatnas di Jakarta. Klub ini terletak di Kecamatan Comal. Sekarang ini prestasi klub-klub di kabupaten Pemalang bisa dikatakan mengalami penurunan. Setelah era Hendra Setiawan tidak ada lagi pemain yang ditarik oleh klub besar dan dapat mengikuti Pelatnas di Jakarta. Fokus dalam penelitian ini adalah pembinaan klub bulutangkis di Kabupaten Pemalang yang meliputi organisasi, program latihan, pelatih, atlet,
sarana
prasarana, pendanaan, dan dukungan
lingkungan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1) Bagaimana struktur o rganisasi pada klubklub bulutangkis di Kabupaten pemalang ?, 2) Bagaimana pelaksanaan program latihan pada klub-klub bulutangkis di Kabupaten Pemalang ?, 3) Bagaimana kesiapan pelatih memberikan latihan pada
dalam
klub-klub bulutangkis di Kabupaten Pemalang ?, 4) Bagaimana
kesiapan atlet dalam mengikuti latihan pada klub-klub bulutangkis di Kabupaten Pemalang ?, 5) Bagaiamana sarana pasarana yang dimiliki oleh klub-klub bulutangkis di Kabupaten Pemalang ?, 6) Bagaimana pengadaan dana untuk melaksanakan pembinaan pada klub-klub bulutangkis di Kabupaten Pemalang ?, 7) Bagaimana dukungan lingkungan dalam pelaksanaan pembinaan pada klub-klub di Kabupaten Pemalang ?.
METODE Pendekatan penelitian ini menggunakan kualitatif diskriptif, artinya permasalahan yang dibahas bertujuan untuk dapat menggambarkan atau menguraikan tentang keadaan atau fenomena dalam pembinaan klub olahraga bulutangkis di Kabupaten Pemalang. Subjek yang akan diteliti adalah pengurus, pelatih, atlet, program, orang tua atlet, pemerintah dan masyarakat setempat. Dokumen di ambil pada 3 klub bulutangkis yang ada di Kabupaten Pemalang. Dari kelompok masyarakat tersebut di ambil beberapa informan yang akan dimintai keterangan tentang apa yang akan dipertanyakan. Informan adalah seseorang yang berbicara berulang-ulang fase dan kalimat dalam bahasa atau dialeknya sebagai mode imitasi atau sumber informasi (Spradley, dalam Misbah; 1977:75). Penelitian ini dilakukan di klub-klub bulutangkis di Kabupaten Pemalang. Dengan alasan klubklub di kabupaten Pemalang sering menelurkan atlet yang berprestasi. Tetapi sekarang ini mengalami penurunan prestasi. Kerangka kerja penelitian yang penulis gunakan untuk menggali data di lapangan dalam berbentuk instrumen pengumpulan data yang berwujud pedoman atau panduan lapangan dalam bentuk garis-garis besar. Setelah instrumen atau panduan lapangan dibuat, peneliti segera turun ke lapangan dan mulai kegiatan pendekatan guna membina hubungan antar pribadi yang menurut Bogdan dan Biklen (1990:59) ditekankan harus terbina hubungan rapat dengan subyek sebagai sahabat. Selanjutnya data diambil peneliti melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini meliputi : 1) Pengurus ( KONI, Pengcab, Klub) 2) Pelatih (Pelatih PB Pemandu Bakat Pemalang, Pelatih PB Sinar Mutiara Pemalang, Pelatih PB Champion Comal), 3) Atlet (Atlet PB Pemandu Bakat Pemalang, Atlet PB Sinar Mutiara Pemalang, Atlet PB Champion Comal), 4) Masyarakat Perbulutamgkisan, 5) Dokumen.
Adapun panduan lapangan untuk penelitian dan wawancara dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut : Matrik Pengumpulan Data
No Aspek yang diungkap 1
dokumen
Organisasi
wawanc
observasi Sumber Data
V
Pengurus
kepengurusan
2
Program latihan
Pelatih
V
V
V
Pengurus Pelatih Atlet
3
Kesiapan pelatih
V
V
Pengurus Pelatih Atlet
4
Kesiapan atlet
V
V
Pengurus Pelatih Atlet
Pengurus 5
Sarana prasarana
V
V
V
Pelatih Atlet Pengcab
6
Pendanaan
V
Pengurus Pelatih Atlet
Pengcab 7
Dukungan lingkungan
V
V
Pengurus Pelatih, Atlet
Sesuai dengan pendekatan penelitan yang dipergunakan maka analisis data pada penelitian ini mempergukanan analsis data kualitatif. Analisis data dalam penelitian kualitatif ini diambil sesuai dengan :
Komponen-komponen analisis data : Model Alir.
Masa Pengumpulan Data
REDUKSI DATA
Antisipasi
Selama
Pasca
PENYAJIAN DATA
ANALISIS
Selama
Pasca
PENARIKAN KESIMPLAN / VERIFIKASI
Selama Sumber : ( Miles dan Huberman, 1992 : 16 )
Pasca dalam
( Tjepjep Rohidi 1992 : 18 ).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kabupaten Pemalang merupakan kabupaten di Jawa Tengah yang sering memunculkan atletatlet bulutangkis berbakat baik ditingkat daerah, nasional, bahkan internasional. Pada era kepengurusan PBSI periode 1971 s/d 1974, PBSI Pemalang dapat mengirimkan atletnya untuk mengikuti PON VIII 1973 atas nama Ferry Yugianto. Pada tahun 1971 Ferry Yugianto mampu mengalahkan Abdurrohman Muhamad (Pemain Thomas Cup Malaysia) dalam open tournament di Singapura. Pada era itu ada 18 klub yang resmi menjadi anggota cabang PBSI Pemalang. Ferry Yugianto sendiri berasal dari klub Gajah Mada yang akhirnya klub tersebut bubar. Setelah bubar pada tahun 1984 Ferry Yugianto mendirikan klub baru yang bernama Sinar Mutiara yang sekarang masih aktif mengadakan pembinaan bulutangkis prestasi. Pada era kepengurusan PBSI 1974 – 1984 . PBSI Pemalang mampu mengirimkan atletnya untuk berlatih di klub-klub besar. Atlet tersebut yaitu; Eko Hadi Waluyo dan Eko YP ditarik oleh PB SUKUN Kudus pada tahun 1980 dan tahun 1981, Iguh pindah ke PB SUKUN di tahun berikutnya, dan Yuniarto pada tahun 1982 pindah ke PB Djarum Kudus. Pada era kepengurusan PBSI 1984 sampai 1988, merupakan mulainya babak baru pambinaan klub di kabupaten Pemalang dimana pada tahun 1984 berdiri klub Sinar Mutiara yang didirikan oleh Ferry Yugiyanto. Kemudian tahun 1985 berdiri klub Pemandu Bakat yang didirikan oleh Ben Harun. Pada era ini memunculkan nama Silvia Anggraini dari PB Sinar Mutiara yang merupakan putri kandung Ferry Yugianto. Silvia Anggraini ditarik Klub JAYA RAYA dan akhirnya mengikuti Pelatnas. Catatan prestasinya menjuarai kejuaraan tunggal dewasa putri pada kejuaraan Brunei Darussalam terbuka tahun 1994. Pada era kepengurusan PBSI Pemalang tahun 1988 sampai 1993 memunculkan nama Salim dan Fathurozzi dari PB Sinar Mutiara yang ditarik oleh PB Pelita Jaya. Salim menjalani Pelatnas dan mempunyai catatan prestasi pada tahun 1995 pada kejuaraan Aqua Master 22 – 26 Desember di Surabaya tampil di Final, tapi sayang kalah melawan Nunung Subandoro. Pada tahun 1996 pada kejuaraan Hongkong terbuka 7 – 10 Nopember 1996 sampai partai puncak, tetapi harus puas menempati posisi runner up kalah lawan Fung Permadi.
Pada era kepengurusan PBSI Pemalang tahun 1993 sampai 1996, atlet dari PB Pemandu Bakat ditarik oleh PB Gajah Tunggal Jawa Barat. Atlet tersebut adalah; A. Zaki, Bagus, dan Willy. Pada era kepengurusan PBSI 1996 sampai tahun 2002, masih ada atlet dari Pemalang yaitu dari PB Sinar Mutiara bernama Hendra Setiawan putra Ferry Yugianto yang berprestasi tinggi dan ditarik oleh PB Jaya Raya dan mengikuti Pelatnas. Prestasi yang dicatat, menjuarai kejuaraan Indonesia Open di Solo tahun 2005 dalam nomor ganda berpasangan dengan Markis Kido. Pada kejuaraan SEA Games 2005 di Filipina berpasangan dengan Markis Kido mendapat emas nomor perseorangan. Pada era kepengurusan PBSI 2002 sampai 2005 prestasi klub-klub mengalami penurunan, hingga tidak ada satupun Atlet yang dapat bergabung dengan klub besar apalagi sampai dapat mengikuti Pelatnas. Sekarang ini di Kabupeten Pemalang banyak sekali klub-klub bulutangkis. Klub-klub yang resmi menjadi anggota cabang PBSI Pemalang mencapai 155 klub. Akan tetapi klub yang mengadakan pembinaan untuk prestasi hanya ada 3 klub. Klub tersebut adalah PB Pemandu Bakat Pemalang, PB Sinar Mutiara Pemalang, dan PB Champion Comal. Sedangkan lainnya adalah klub Bulutangkis yang tujuannya untuk kesehatan dan rekreasi. Pemandu Bakat dan Sinar Mutiara pernah menelurkan pemainpemain yang berprestasi di tingkat daerah, nasional, bahkan internasional tetapi sekarang kedua klub tersebut tidak mampu lagi mencetak prestasi maksimal. Sedangkan klub Champion klub paling muda merupakan klub lanjutan PB Satria di Comal yang pernah menelurkan pemain berprestasi yang akhirnya dapat mengikuti Pelatnas. Sampai sekarang klub PB. Champion tidak bisa menyamai prestasi yang pernah dicapai oleh PB Satria. Ketiga klub tersebut penulis jadikan sebagai obyek penelitian. Klub bulutangkis PB Pemandu Bakat berdiri pada tanggal 9 april 1985. Klub ini didirikan oleh Ben Harun. Tanggal 9 April merupakan kelahiran putra Ben Harun, kemudian dinamakan PB. Pemandu Bakat karena sesuai dengan tujuan didirikannya klub yaitu untuk mencari dan membina para atlet berbakat dilingkungan Kabupaten Pemalang. Ben Harun menjabat sebagai ketua klub merangkap sebagai salah satu pelatih PB Pemandu Bakat sampai sekarang.
Struktur Organisasi PB Pemandu Bakat
Ketua Klub BEN HARUN
Sekertaris
Bendahara
KISNOTO
LAKSMI BUDIHARTATI
PELATIH : 1. HARUN 2. JOKO 3. ROKHANI 4. ALTO BILLY 5. REVAN 6. PRATIKNO.
Sumber : Wawancara dengan pengurus PB Pemandu Bakat
Sinar Mutiara didirikan oleh Ferry Yugianto pada tahun 1985 mantan seorang atlet yang prestasinya
sangat
luar
biasa.
Ferry
Yugianto
merupakan
atlet PON Jawa Tengah. Prestasi terbaiknya pada tahun 1971 pernah mengalahkan Abdorrohman Muhamad pemain Thomas Cup malaysia, dalam Open Tournament di Singapura. Ferry Yugiyanto merupakan binaan klub Gajah Mada Pemalang yang akhirnya bubar. Setelah bubar itulah maka Ferry Yugianto merasa perlu meneruskan perjuangannya dalam rangka memajukan dan mengharumkan Kabupaten Pemalang lewat perbulutangkisan. Untuk itu Ferry membentuk klub baru dengan tujuan
membentuk atau menghasilkan atlet-atlet berprestasi. Ferry Yugianto pada waktu itu selain menjabat sebagai ketua klub juga terjun secara langsung menangani latihan dengan menjabat rangkap sebagai pelatih klub.
Struktur Organisasi PB. Sinar Mutiara
Ketua Klub PRASTOWO
Sekertaris
Bendahara
PURWANTO
FERRY
Pelatih : 1. DARMAWAN 2. FERRY 3. JUMANTO 4. RUSLAN HERLAMBANG 5. MURTADLO 6. SUGENG
Sumber : Wawancara dengan pengurus PB Sinar Mutiara
PB Champion Comal merupakan klub bulutangkis prestasi yang paling baru keberadaannya. Klub ini berdiri pada tahun 1996, didirikan oleh Thian Sum atau Suntoro Nugroho adik kandung Thian Po. Thian Po merupakan mantan atlet berprestasi yang peduli Olahraga Bulutangkis di kota Comal yang sebelum PB Champion Comal berdiri membina PB Satria yang pada waktu mampu memunculkan bibit
berbakat Salim dan Fathurozi yang akhirnya ditarik PB Pemandu Bakat Pemalang, kemudian ditarik PB Pelita Jaya Jakarta, dan akhirnya dapat mengikuti Pelatnas. Sayang sekali setelah kepindahannya ke kota lain maka terpaksa PB Satria bubar. Thian Sum merasa perlu meneruskan pembinaan bulutangkis di Comal, dengan mendirikan PB Champion Comal.
Struktur Organisasi PB Champion Comal
Ketua KLub THIAN SUM
Wakil Ketua SLAMET PURWANTO
Sekertaris
Bendahara
MARYAM
SUKARDO
Pelatih THIAN SUM NASIKHIN
Sumber : Wawancara dengan pengurus PB Champion Comal
Kepengurusan pada 3 klub di kabupaten Pemalang sebenarnya sudah baik. Para pengurus merupakan orang-orang yang betul-betul mengerti tentang bulutangkis karena sebagian besar mereka mantan pemain bulutangkis. Dari PB Pemandu Bakat Ben Harun pernah menjadi agen pemain PB Pelita
Jaya Jakarta. Ben Harun merupakan orang yang berperan besar mengirimkan Salim dan Fathurozi ke klub yang lebih besar yang hingga akhirnya dapat mengikuti Pelatnas. Laksmi Budihartati selaku bendahara merupakan mantan atlet PON. Dari PB Sinar Mutiara Bapak Ferry merupakan mantan atlet dengan prestasi yang bagus, beliau pernah mengalahkan Abdurrokhman Muhammad pemain Thomas Cup Malaysia pada Open Tournament di Singapura pada tahun 1971. Dari PB Champion Comal Thian Sum juga merupakan mantan atlet bulutangkis. Ketiga klub bulutangkis di Kabupaten Pemalang dua klub yaitu PB Pemandu Bakat dan Sinar Mutiara susunan kepengurusannya kurang lengkap. Struktur organisasi klub Pemandu Bakat dan Sinar Mutiara terdiri dari 1) Ketua, 2) sekertaris, 3) Bendahara, 4) Pelatih. Kedua klub ini tidak mempunyai wakil ketua. Klub Champion mempunyai struktur yang lebih lengkap yaitu 1) Ketua, 2) Wakil Ketua, 3) Sekertaris, dan 4) Bendahara. Semua pengurus memiliki semangat yang tinggi dalam menjalankan tugasnya. Para pengurus menunjukkan dedikasi yang baik terhadap perbulutangkisan di Kabupaten Pemalang. Hal itu terbukti dengan kegigihan mereka mempertahankan keberadaan klub, walaupun apabila dikaji secara finansial mereka tidak mendapatkan keuntungan dari klub. Mereka murni bekerja didasarkan karena panggilan jiwa demi kemajuan bulutangkis di Kabupaten Pemalang. Komunikasi pengurus dengan para pelatih dan atlet juga berjalan dengan baik karena beberapa pengurus merangkap sebagai pelatih di klubnya masing-masing. Pengurus dapat memantau secara langsung perkembangan yang terjadi di klub. Para pelatih dan pemain dapat langsung mendiskusikan segala permasalahan yang ada kaitannya dengan pembinaan klub. Dana menjadi kendala yang utama dalam pembinaan ketiga klub di Kabupaten Pemalang. Ketiga klub tidak mempunyai sponsor dalam membina para pemain. Biaya untuk latihan dibebankan kepada para para atlet dengan uang iuran perbulan. Hasil iuran sering tidak mencukupi biaya untuk latihan. Pengcab sebatas memberikan bantuan pembiayaan ketika atlit bertanding pada kejuaraan resmi. Kurangnya dana berimbas pada sarana dan prasarana yang ada. Ketiga klub tidak mempunyai lapangan sendiri. Pemandu bakat dan Sinar Mutiara berlatih digedung Kridanggo merupakan gedung milik Pemda. Sebenarnya lapangan yang berada di gedung Kridanggo kondisinya sangat bagus. Jumlah lapangan juga sangat menunjang yaitu empat lapangan. Masalah yang ada penggunaan lapangan tidak diperoleh secara gratis, klub dibebani biaya untuk penyewaan. Walaupun biaya penyewaan tidak semahal
apabila menyewa dilapangan lain, tetap saja hal ini membebani klub. Masalah lain juga muncul apabila lapangan digunakan untuk acara lain maka sesuai kesepakatan klub tidak bisa menggunakan lapangan untuk latihan. Selain di Kridanggo Sinar Mutiara berlatih di Gedung Sindoro. Klub juga dibebani biaya penyewaan. Klub PB Champion berlatih di gedung Spirtus milik perorangan. Klub tidak dibebani biaya penyewaan, klub hanya membayar biaya penerangan per bulan. Masalah yang ada yaitu mengenai kondisi lapangan yang sudah tidak bagus lagi. Sebagian besar pelatih merupakan mantan atlet bulutangkis. Semuanya pelatih bekerja berdasarkan rasa cinta dan hoby terhadap olahraga bulutangkis, sehingga mereka tidak begitu memikirkan honor dalam melatih. Kendala yang ada yaitu sebagian besar pelatih tidak mempunyai sertifikat kepelatihan. PB Pemandu bakat mempunyai 6 pelatih, hanya Ben Harun dan Slamet Pratikno yang mempunyai sertifikat kepelatihan. PB Sinar Mutiara juga mempunyai 6 pelatih, hanya Ferry Yugianto yang mempunyai sertifikat kepelatihan. PB Champion hanya di latih 2 orang, hanya Thian Sum yang mempunyai sertifikat kepelatihan. Sebagian besar atlet menekuni cabang olahraga bulutangkis karena kemauannya sendiri, walaupun ada beberapa yang karena didorong oleh orang tuanya. Para atlet masuk ke klub dengan tujuan yang berbeda-beda. Beberapa atlet ingin meraih prestasi, beberapa karena sekedar hoby, beberapa lagi untuk kesehatan, bahkan ada atlet yang masuk hanya sekedar untuk program perampingan badan. Ketiga klub tidak mempunyai program latihan secara tertulis, sehingga klub tidak memiliki program latihan jangka panjang, jangka menengah, atau jangka pendek. Hal ini dikarenakan kedisiplinan atlet yang berbeda-beda. Program yang diberikan berdasarkan instruksi dari pelatih senior. Program yang diberikan spontanitas di lapangan. Program latihan tersebut mencakup latihan fisik, teknik, taktik, dan mental. Latihan fisik yang selalu diberikan oleh 3 klub adalah shadow enam arah, shadow tersebut bervariasi, diantaranya dengan shadow tunjuk dan shadow dengan shuttlecock. Ketiga klub memberikan latihan fisik dengan mengelilingi alun-alun. Jenis-jenis latihan kekuatan seperti push up, sit up, back up dan sebagainya juga diberikan. Skippingan juga merupakan menu latihan fisik yang harus dijalani pemain. PB Pemandu Bakat menambah latihan fisik pada hari minggu sambil berekreasi di laut. Latihan teknik ketiga klub mengutamakan pada drill-drill pukulan. Drill yang diberikan sesuai dengan perkembangan para pemain. Masing-masing atlet mendapatkan drill yang berbeda.
Latihan Strategi diberikan pada saat latihan game, game yang diberikan adalah game tunggal dan game ganda. Pada saat ini pelatih memberikan masukan-masukan kaitannya dengan strategi kepada atlet. Latihan
mental
yang diberikan
yaitu
dengan
mengadakan
pertandingan-pertandingan
persahabatan atau uji coba dan juga mengirimkan atlet mengikuti kejuaraan baik tingkat daerah maupun luar daerah. Berdasarkan pengamatan penulis latihan diketiga klub di awali dengan warming up dan senam, tetapi di akhir latihan pelatih tidak memberikan colling down. Para pelatih di ketiga klub bulutangkis di Kabupaten Pemalang semuanya merupakan orang yang benar-benar cinta dan ingin mengabdikan diri demi kemajuan bulutangkis di Kabupaten Pemalang. Mereka melatih tanpa memperhitungkan honor yang mereka terima. Kedisiplinan pelatih di ketiga klub secara umum bagus, mereka selalu datang ke tempat latihan kecuali kalau ada halangan. Para pelatih datang ke tempat latihan sebagian besar tepat waktu, kemudian pada saat melatih mereka melatih dengan semangat yang tinggi. Jumlah pelatih pada klub PB Pemandu Bakat dan PB Sinar Mutiara bisa dikatakan cukup, dengan enam orang pelatih akan bisa menangani atlet dalam jumlah yang cukup besar. Kondisi terbalik di alami klub PB Champion, klub ini hanya mempunyai dua orang pelatih, dan salah satu pelatih sering tidak hadir karena alasan pekerjaan. Sebenarnya Thian Sum selaku ketua klub ingin menambah jumlah pelatih tetapi karena alasan dana maka hal ini tidak bisa direalisasikan. Sebagian besar pelatih adalah mantan atlet, sehingga secara teknik mereka tidak kesulitan dalam melatih. Kendala yang dihadapi kaitannya dengan pelatih yaitu sebagian besar pelatih tidak mempunyai sertifikat pelatih, sehingga mereka sering kesulitan menerjemahkan instruksi dari pelatih kepala. Ketiga klub memiliki Jumlah atlet yang hampir sama, PB Pemandu Bakat memiliki jumlah atlet 50 anak, PB. Sinar Mutiara 40 anak, dan PB Champion 40 anak. Mereka terbagi menjadi beberapa kelompok yaitu: kelompok Pra Pemula, Pemula, Remaja, dan Taruna. Atlet masuk ke klub sebagian besar karena kemauan sendiri, walaupun ada beberapa yang disuruh oleh orang tuanya. Motivasi para atlet masuk ke klub juga berbeda-beda. Beberapa atlet masuk ke klub karena ingin berprestasi tinggi. Mereka yang mempunyai motivasi seperti ini sangat tekun dan bersemangat dalam mengikuti latihan, dan pada dasarnya mereka mempunyai bakat dan kemampuan. Beberapa atlet masuk ke klub hanya untuk kesenangan dan olahraga kesehatan saja. Berdasarkan
pengamatan peneliti atlet seperti ini kurang serius dalam mengikuti latihan, hal ini sering menjadikan para pelatih kesulitan dalam melatih. Kedisiplinan atlet di tiga klub rata-rata kurang, atlet banyak yang datang telambat ke tempat latihan, bahkan bagi para pelajar kelas 3 mereka sering tidak mengikuti latihan. Mengenai transportasi pada umumnya tidak ada permasalahan, karena kebanyakan atlet berasal dari lingkungan sekitar tempat latihan. Atlet yang bertempat tinggal jauh juga tidak mengalami kesulitan karena tempat latihan mudah di jangkau dengan kendaraan umum. Beberapa atlet datang ke tempat latihan diantar dan dijemput oleh orang tua, bahkan orang tua sering menunggui anaknya latihan dari awal sampai akhir latihan. Mengenai gizi atlet tidak ada pengaturan khusus dari pelatih kepada para atlet, pelatih hanya menyarankan agar setiap atlet memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan. Jadi kebutuhan gizi diserahkan sepenuhnya kepada orang tua atlet. Dibandingkan masa sebelumnya prestasi para atlet di ketiga klub menurun jauh. Masa sekarang hanya ada 2 atlet yang prestasinya cukup baik. Mereka adalah Aulia dan Syariffuddin, kedua atlet ini berasal dari klub Sinar Mutiara. Prestasi tersebut tidak menjamin mereka dilirik oleh klub besar, karena kejuaraan yang mereka ikuti minim klub besar. Pada kejuaraan POPDA tingkat daerah yang merupakan jembatan para atlet untuk meraih prestasi tinggi, para atlet selalu kandas. Para atlet selalu kalah apabila dihadapkan dengan atlet yang berasal dari klub yang besar dan ternama. Ketiga klub prestasi di Kabupaten Pemalang tidak mempunyai gedung latihan sendiri. PB Pemandu Bakat dan PB Sinar Mutiara berlatih digedung Kridanggo, merupakan gedung milik Pemda. Gedung ini berkapasitas 4 lapangan dengan kondisi lapangan dan net yang sangat bagus. Sayang sekali kedua klub tidak memakai lapangan secara gratis, kedua klub harus membayar biaya penyewaan setiap bulan. Walaupun ada keringanan biya penyewaan dari Pemda, tetap saja ini sangat memberatkan klub yang hanya mengandalkan iuran perbulan untuk membiayai latihan. Selain PB Pemandu Bakat dan PB Sinar Mutiara, gedung ini juga dipakai oleh beberapa klub bulutangkis non prestasi yang sifatnya hanya untuk kesehatan dan mencari kesenangan. Gedung ini juga dipakai untuk latihan Karate dan Tenis Meja, sehingga
gedung ini tidak pernah kosong.
. Gedung Kridanggo juga sering dipakai untuk acara
pemerintahan dan juga disewakan untuk acara perorangan atau keluarga. Sering sekali kedua klub tidak bisa menggunakan lapangan untuk latiihan karena gedung dipakai untuk acara lain. Klub tidak bisa
mengajukan protes karena sebelumnya sudah ada kesepakatan tentang hal ini. PB Pemandu Bakat mendapat jatah 3 hari seminggu. Sebenarnya untuk ukuran olahraga prestasi 3 kali latihan di anggap masih kurang. PB Sinar Mutiara mendapat jatah 2 hari latihan. PB Sinar Mutiara menambah hari latihannya di gedung Sindoro merupakan gedung baru milik swasta dengan kapasitas 3 lapangan dengan kondisi lapangan dan net yang sangat bagus. PB.Sinar Mutiara harus mengeluarkan biaya sewa perbulan, bahkan biaya sewa lebih mahal daripada gedung Kridanggo. Klub Champion berlatih di gedung Spirtus merupakan gedung milik swasta dengan kapasitas 3 lapangan. Memang klub dibebaskan dari biaya penyewaan, klub hanya dibebani biaya listrik perbulan, akan tetapi yang menjadi masalah kondisi lapangan sudah tidak bagus lagi. Pemilik gedung juga berasal dari luar Kabupaten Pemalang dan bukan orang yang berkecimpung dalam olahraga perbulutangkisan, sehingga di khawatirkan suatu saat gedung ini akan dipakai tempat usaha. Dana menjadi masalah yang paling utama pembinaan latihan ketiga klub di Kabupaten Pemalang. Pendanaan latihan klub diperoleh dari iuran atlet perbulan. Pengeluaran klub untuk honor pelatih, kebutuhan shuttlecock, dan sewa lapangan sering tidak tercukupi apabila mengandalkan iuran atlet perbulan. Sering pemilik klub mengeluarkan dana pribadinya untuk menambah kekurangan dana pembinaan. Bantuan Pengcab dinilai masih kurang. Pengcab tidak memberikan bantuan dana kaitannya dengan pembinaan latihan klub. Bantuan Pengcab sebatas pembiayaan pengiriman atlet pada waktu mengikuti kejuaraan-kejuaraan resmi. Bantuan dari Donatur dan Sponsor yang selama ini diharapkan juga belum juga terwujud. Bantuan datang hanya dari Pemda, yaitu keringanan dalam biaya penyewaan gedung, tetapi hal itu juga masih di rasa masih membebani klub. Dukungan masyarakat Kabupaten Pemalang masih sebatas dukungan moral saja. Tidak ada masyarakat yang mau menjadi donatur kaitannya dengan pembinaan klub prestasi di kabupaten Pemalang. Dukungan Pengcab dirasa masih kurang. Dukungan yang bagus datang dari orang tua atlet. Orang tua atlet menyediakan segala sesuatunya untuk keperluan atlet. Beberapa orangtua juga menyempatkan waktunya untuk mengantar dan menunggui anaknya pada waktu mengikuti latihan.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan masalah, tujuan penelitian, hasil dan analisis data, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Struktur organisasi ketiga klub di Kabupaten Pemalang belum lengkap. Pengurus klub mempunyai semangat yang tinggi dalam melakukan pembinaan, 2) Ketiga klub tidak memiliki program latihan yang terdokumentasi atau tertulis, sehingga tidak ada program latihan jangka panjang, menengah, atau pendek. Latihan ditentukan oleh pelatih sesuai situasi dan kondisi saat itu. Program latihan yang diselenggarakan ketiga klub mencakup latihan fisik, teknik, taktik, dan mental, 3) Sebagian besar pelatih belum mempunyai sertifikat kepelatihan.
PB Champion sangat kekurangan pelatih.
Kedisiplinan pelatih di tiga klub tergolong bagus, 4 ) Kedisiplinan para atlet sebagian besar masih kurang. Belum ada atlet yang ditarik ke klub besar, 5) Sarana prasarana kaitannya dengan lapangan yang digunakan oleh PB Pemandu Bakat dan Sinar Mutiara sebenarnya sudah bagus, yang disayangkan gedung Kridanggo yang merupakan milik Pemda, masih membebankan biaya penyewaan kepada klub, kemudian sering sekali pada jadwal latihan lapangan digunakan untuk acara lain. Pemda sebatas memeberikan keringanan biaya sewa lapangan. Sarana prasarana lain penunjang latihan belum ada, 6) Dana pembinaan sangat kurang, biaya pembinaan latihan tiga klub hanya diperoleh dari iuran atlet perbulan. Bantuan Pengcab sebatas pembiyaan ketika atlet bertanding pada kejuaraan resmi. Tidak ada donatur dan sponsor dalam pembinaan klub, 7) Dukungan lingkungan masih sebatas dukungan moral, tidak ada masyarakat yang mau menjadi donatur dalam pembinaan klub. Dukungan Pengcab juga masih kurang. Berdasarkan dari hasil penelitian, pembahasan, dan simpulan di atas, maka saran yang dapat disampaikan kepada pengurus klub, pelatih, pemain adalah sebagai berikut : 1)
Struktur organisasi di
ketiga klub hendaknya dilengkapi. Semangat pengurus yang tinggi dalam melakukan pembinaan haraus terus dipertahankan. 2) Para pelatih hendaknya membuat program latihan secara tertulis, sehingga latihan yang diberikan benar-benar dapat meningkatkan prestasi para pemain, 3) Perlu ditingkatkan kemampuan pelatih dengan melalui penataran pelatih. Kedisiplinan pelatih harus terus dipertahankan. Pengcab hendaknya kembali aktif mengirimkan para pelatih mengikuti penataran pelatih baik tingkat daerah maupun nasional, 4) Para atlet hendaknya lebih disiplin dalam mengikuti latihan bulutangkis, 5) Perlu dukungan masyarakat, pemerintah, dan pengcab dalam hal dana dan sarana prasarana, 6) Perlu pendekatan pada pengusaha untuk ikut membantu dalam pembinaan klub bulutangkis.
DAFTAR PUSTAKA
Bogdan, Robert & Biklen, S.K., 1990. Qualitative Research For Education. An Introduction To Theory and Methods (Terjemahan Munandir), Boston : Allyn and Bacon. Bucher, Charles. A. & Krotee, March. L., 1993. Management of Physical Education and Sport. St. Louis, Missouri : Mosby Year Book. Inc. Drowatzky, John & Amstrong, Charles W., 1984. Physical Education. New Jersey : Prentice-Hall, Inc. Hairy Junusul, 2000. Forum Olahraga, Majalah Ilmiah Populer Olahraga. Jakarta : Edisi 25 Juni Harsono , 1993.
Metode Latihan Fisik dan Mental bagi Anak-anak Usia Dini. Makalah di
Sampaikan dalam Temu Karya. Jakarta : Kantor Menpora. KONI , 1997. Pedoman Pembentukan dan Pembinaan Klub Olahraga. Jakarta : KONI Pusat. , 1997. Sistem Pembinaan Atlet Berprestasi Proyek Garuda Emas. Bidang Pembinaan Atlet Berprestasi. Jakarta : KONI Pusat. Menpora, 1999. Pedoman Pembibitan dan Prestasi Olahraga. Jakarta : Kantor Menpora. Miles Matthew B. & Huberman A.M., 1992. Qualiatative Data Analysis. (terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi) Jakarta : UI Press. Misbah, dkk. 1997. Metode Etnologi. Yogyakarta : Tiara Wacana, Buku Asli 1979. PB. PBSI, 1985-1999. Pola Pembinaan Bulutangkis Nasional. Jakarta : PB. PBSI.