PEMBELAJARAN SAIN UNTUK ANAK USIA DINI PENGENALAN LINGKUNGAN ALAM SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR RUKIYAH Abstrak Usia dini adalah fase fundamental bagi perkembangan individu yang disebut sebagai golden age atau usia emas,Pengalaman yang dihadapi anak mungkin akan membentuk pengalaman yang akan dibawanya seumur hidup.Implikasi pada pendidikan anak usia dini adalah diperlukan langkah yang tepat untuk membekalinya, sebagai upaya yang perlu diambil adalah melalui Pembelajaran Sain dengan mengenalkan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar pada Anak Usia Dini, sesuai dengan karakteristik anak dan tahapan perkembangannya dengan model pembelajaran montessori ,serta strategi yang tepat melalui berbagai hal yang perlu diketahui. Adapun prinsip membelajarkan sain pada anak usia dini, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:1)Konkret dan dapat dilihat langsung.2) Bersifat Pengenalan.3)Seimbang antra kegiatan fisik dan mental.4)Berhati-hati dengan pertanyaan “mengapa”.5)Sesuai dengan perkembangan anak. 6)Sesuai kebutuhan individual.7)Mengembangkan kecerdasan.8)Sesuai langgam Belajar Anak.9)Kontektual dan multi konteks.10)Terpadu. Adapun Lingkungan sebagai Sumber belajar yang dapat digunakan antara lain yang ada didekat anak seperti di kebersihan lingkungan rumah dan pekarangan rumah , pemeliharaan anggota tubuhnya,juga yang berhubungan langsung sesuai dengan kebutuhan anak usia dini. Kata Kunci : Anak usia Dini; Pembelajaran Sain ; Lingkungan alam ;Sumber belajar abstract Early age is fundamental to the development of the individual phases of the socalled golden age or golden age , experience faced by children may be forming lifetime experience that will be brought hidup.Implikasi in early childhood education is a necessary step that is appropriate for supplying them , an effort that needs to be taken is introduced through the Science learning Environment as a Source of learning About Nature in Childhood , according to the characteristics and stages of child development, montessori learning model , as well as the right strategy through a variety of things to know . The principle membelajarkan science in early childhood , has the following characteristics : 1 ) Concrete and can be seen langsung.2 ) Characteristically Pengenalan.3 ) Balance as between physical activity and mental.4 ) Be careful with the question " why " .5 ) in accordance with the child's development . 6 ) As needed individual.7 ) Develop
kecerdasan.8 ) Learning styles accordance Anak.9 ) contextual and multi konteks.10 ) Integrated . The environment as a learning resource that can be used among other things as a child that was near a clean environment at home and yard , maintenance limbs , also related directly according to the needs of early childhood . Keywords : Early -age children ; Learning Science ; The natural environment ; Learning Resources
1,5 – 3 -Perkembangan bahasa tahun
Pendahuluan Pada rentang usia dini,anak mengalami masa golden age yang merupakan masa dimana
anak
menerima disebut
mulai
berbagai
masa
sensitive
untuk
rangsangan
yang
peka.Masa
peka
1,5 – 4 -Perkembangan tahun koordinasi antara dan otot-ototnya -Perhatian pada benda kecil
anak
berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan
2 tahun
dan perkembangan anak secara individual. Pada masa pekapun terjadi kematangan
dan mata benda-
-Perekembangan dan penyempurnaan gerakangerakan -Perhatikan yang besar padahal yang nyata
fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa inipun merupakan masa pertama untuk
mengembangkan
seluruh
kemampuan
dasar
kognitip,afektif,psikimotorik,bahasa,sosial emosional dan moral
juga seni anak.
Menurut Montessori yang dikutip dari modul PLPG
sertikasi guru PAUD
(2013:57)bahwa
pendidikan
sudah
di
mulai ketika anak lahir, karena dalam
2,5 – 6 Penyempurnaan tahun penggunaan panca indra 3 tahun
Peka terhadap pengaruh orang dewasa
3.5 -4,5 -Mulai mencoret-coret tahun 4 – 4,5 -Indra peraba tahun berkembang
mulai
4,5 -5,5 -Mulai tumbuh tahun membaca
minat
tahun awal seseorang anak mempunyai ‘sensitif periode”(masa peka) dan beliau memberikan ciri atau karakteristik melalui
Dalam
strategi
Montessori
tahapan perkembangan dalam Tabel 1
memfokuskan pada pengembangan aspek
sebagai berikut:
motorik, sensori dan bahasa. Penekanan utamanya
Tabel 1 tahapan perkembangan Anak USIA
PERKEMBANGAN
Lahir- 3 -masa penyerapan total tahun (absorbed mind) perkenalandan pengalaman sensori/panca indra
pengembangan membebaskan menyentuh,
ditempatkan alat-alat anak
melalui indera
untuk
dan
bergerak,
memanipulasi
dan
berekplorasi secara bebas benda –benda yang ada disekitar anak..Ada tiga langkah dalam strategi langkah
Montessori, yaitu menunjukkan,
(1) guru
memperlihatkan kertas warna merah, dan
kesadaran berkreasi dan rasa ingin tahun,
guru mengatakan, “ Ini merah” , begitu
selanjutnya dapat memberikan apresiasi
juga
Langkah
yang semestinya terhadap benda dan
mengenal. Guru mengacaukan kertas-
makhluk yang dihadapinya (Sutrisno dan
kertas berwarna dan brkata pada anak, “
Harjono:2005).Selanjutnya
ambillah merah”. (3)Langkah mengingat.
Suyanto (2005) melalui kegiatan sain,
Dari kertas-kertas berwarna yang telah
memungkinkan
dikacaukan,guru mengambil sehelai kertas
ekplorasi terhadap berbagai benda, baik
dan berkata, “ Ini warna apa? “
benda hidup maupun
warna
yang.
lain.(2)
Adapun yang dimaksudkan dengan anak
usia
dini
disini
adalah
usia
pendapat
anak
melakukan
benda tak hidup
yang ada di sekitarnya, dapat melatih anak menggunakan
lima
indranya
untuk
prasekolah atau kelompok usia antara
mengenal berbagai gejala benda dan gejala
dua(2)
peristiwa Anak dilatih untuk melihat,
sampai
enam
(6)
tahun(Hurlock:1999),Sedangkan Solehuddin(2002)
membau,
merasakan
dan
secara
mendengar. Semakin banyak keterlibatan
kronologis anak usia dini adalah anak yang
indera dalam belajar pada anak usia dini,
berkisar
8
semakin memahami apa yang dipelajari
tahun,sedangkan menurut Fawzia Aswin
dari berbagai benda yang ada disekitarnya.
antara
membatasi
meraba,
usia
0
sampai
Hadis(2008), masa kanak-kanak yang
Pada
kesempatan
ini
yang
di
dikenal dengan masa usia prasekolah atau
paparkan berikutnya adalah pembelajaran
usia taman kanak-kanak antara 3-6 tahun.
Sain seperti apa yang sesuai untuk anak
Upaya mengembangkan
usia
masa peka
dini;
Apa
saja
yang
perlu
tersebut salah satu yang efektif melalui
diperhatikan dalam membimbing anak
proses
pembelajaran
pengenalan
lingkungan
sain
dengan
usia dini belajar dari Alam Sekitar nya
alam
sekitar
yang dapat digunakan
sebagai sumber
sebagai sumber belajar pada usia dini.
belajar untuk menstimulasi
Belajar
usia dini ?.
dengan
bersumber
lingkungan alam sekitar,
pada
memberikan
pengalaman nyata pada anak .Dengan melihat dan mengalami secara langsung
A. Pembelajaran Sain
anak pada
Untuk Anak
usia Dini.
baik interaksi dengan mahluk hidup atau
Ada ungkapan mengatakan bahwa
benda mati, anak akan belajar menghargai
keberhasilan membimbing anak sejak dini,
lingkungan
merupakan
dengan baik. Berinteraksi
secara langsung sehingga anak memiliki
kesuksesan
bagi
masa
depannya. Sebaliknya kegagalan dalam
memberikan
pembinaan, pendidikan,
pengasuhan
dan
perlakuan
akan
dari
produk
sain
dan
teknologi.
Berinteraksi dengan orang lain, dengan
merupakan bencana bagi kehidupan anak
temannya
dikehidupan masa yang akan datang. Salah
membutuhkan bahasa dan kemampuan
satu
signifikan dan
sosial. Anak juga menggunakan berbagai
memberikan
bahan untuk membuat karya kreatif dan
langkah yang
strategis,
untuk
dapat
dan
dengan
pembekalan yang optimal pada anak,
melakukan
adalah
memahami
mengembangkan kesehatan jasmaninya .
karakteristik dan tujuan pembelajaran sain
Dengan kata lain guru maupun orang
yang akan diterapkan pada anak dini
dewasa yang ada didekat anak usia dini,
usia(Ali Nugraha:2005). Pemahaman dan
dapat menstimulasi anak dengan berbagai
penguasaan tujuan serta
kegiatan yang terkait lingkungan alam
mendahulukan
ruang lingkup
aktivitas
lingkungannya
sekitarnya
dan
dalam
kepeduliannya terhadap lingkungannya.
melaksanakan proses pembelajaran sain.
Anak akan menyadari betapa semua
Dalam proses pembelajaran sain perlu ada
mahluk
keterkaitan
dewasa
lainnya
dari
pengembangan seperti, pengembangan kognitip,
afektip
ini
perasaan
memiliki
saling
seluruh
bidang
ketergantungan satu sama lain,
pada
bidang
kegiatan riil yang dihadapi anak. Seperti
kemampuan ,
dibumi
terpupuk
untuk
pembelajar sain sangat membantu guru orang
serta
fisik
bahasa,
melalui
dasar
membiasakan membuang sampah
pada
sosial
tempatnya atau membuang sampah
ke
emosional , seni dan phisik motorik tidak
sungai, dan tidak pada tempatnya, maka
dilakukan secara terpisah ,tetapi dilakukan
peran orang tua dan guru maupun orang
secara
melalui
dewasalah yang ada didekat anak perlu
stimulasi
memberi contoh teladan berperilaku hidup
sesuai
tingkat
sadar lingkungan (Suzuki, 1992). Untuk
Disisi
lainnya
itu ada beberapa
terpadu
(terintegrasi)
pendekatan tematik dengan yang
menyenangkan
perkembangan anak. kehidupan
anak
tidak
lepas
dari
dapat
saran kegiatan yang
diperankan guru maupun orang
matematika, sains, kreativitas dan aktivitas
dewasa
sosial. Seperti dalam kehidupan sehari-hari
kesadaran lingkungan sejak dini adalah:1)
anak perlu mengenal
melatih sejak kecil
membeli
mainan
lainnya
untuk
menumbuhkan
pada anak peduli
dan makanan, mengenal waktu , seperti
lingkungan dengan membiasakan buang
jam berapa harus berangkat sekolah, ketika
sampah pada tempatnya, memanfaatkan
menggunakan berbagai benda yang ada
sesuatu
dirumah seperti TV ,HP, radio, tidak lepas
penggunaan TV,listrik,AC.dll
yang
tidak
berguna
dalam apabila
tidak digunakan.2)Membangun kesadaran
menggunakan
menanam
melakukanengukuran.Alat ukur tersebut
pohon
dan
memelihara
alat
ukur
untuk
tanaman.3)Penggunaan dan penghematan
dimulai dari alat ukur yang
air apabila tidak digunakan dan tidak
seperti jengkal,depa, atau kaki, selanjutnya
membiarkan air mengalir dari kran tanpa
anak berlatih menggunakan alat ukur
guna.4)Memelihara kebersihan lingkungan
standar.anak
rumah(
membersihkan
menggunakan
pekarangan).5)Berbelanja
dan
memudahkan anak untuk berpikir secara
membeli
produk yang ramah lingkungan),6) Kreatif memanfaatkan barang bekas yang bisa didaur
ulang.
Sehubungan
secara
bertahap
satuan
standar,
berlatih
yang
akan
logis dan rasional. 2) Bersifat Pengenalan
dengan
beberapa kegiatan tersebut diatas ada hal-
Pembelajaran hendaknya menekankan
hal yang perlu diperhatikan
dalam
pada proses mengenalkan anak dengan
menstimulasi pembelajaran sain
untuk
berbagai
benda, fenomena alam, dan
anak usia din,i melalui ciri –ciri berikut
fenomena sosial. Fenomena tersebut akan
menurut
mendorong anak tertarik terhadap berbagai
Slamet Suyanto (2005), antara
persoalan, sehingga ia ingin belajar lebih
lain: 1)Kongkret dan dapat dilihat langsung. Artinya
anak dapat
lainnya tidak
memaksa anak untuk
secara
berfikir logis dan rasional sebagaimana
langsung untuk membuat hubungan sebab
orang dewasa untuk mengambil simpulan
akibat melalui tindakan langsung. Guru
dari fenomena tersebut.Dengan kegiatan
atau
pengenalan sain pada anak usia dini ,akan
orang
dilatih
lanjut. Sebaiknya guru atau orang dewasa
dewasa
lainnya
perlu
menggunakan berbagai benda nyata untuk
melatih
membelajarkan anak melakukan ekplorasi
kemampuan:1)Observasi,
dalam
mengukur sesuatu benda, agar
menggunakan semua inderanya untuk
mereka memperoleh pengalaman langsung
melakukan observasi atau penginderaan
dari
terhadap
benda-
benda
dimainkannya, timbangan sederhana
atau
konkrit
seperti neraca
tersebut
yang
anak
mengembangkan
berbagai
dalam
yaitu berlatih
benda.Anak
juga
menggunakan
mengenal nama-nama benda, mengamati
.
bagian-bagian, member nama bagian,serta
Percobaan
melatih
anak
fungsinya.2).Klasifikasi,
yaitu
berlatih
menghubungkan sebab akibat dari suatu
mengelompokkan
benda-benda
perlakuan sehingga melatih anak berpikir
berdasarkan cirri tertentu. Gunakan satu
logis. Dalam sain anak juga berlaih
jenis ciri terlebh dahulu dan jangan
menggunakan
dua
atau
sekaligus,Ciri
tersebut
tiga
bisa
ciri berupa
warna,ukuran(besar –kecil, tinggi-rendah
dikenal
dengan minds-on. Sebaiknya
yang diberikan pada anak agar kegiatan hands on dan minds on seimbang.
dsb), bentuk, dan fungsi.3).Melakukan pengukuran, yaitu menggunakan alat ukur
4). Berhati-hati dengan Pernyataan “
untuk mengukur jarak, berat ,dan volum,
Mengapa”
dimulai dengan alat ukur yang non standar. 4)Menggunakan
bilangan,
yaitu
menggunakan angka, untuk menyatakan sesuatu secara kuantitatif
Anak juga
dapat menghitung banyak benda, membaca angka seperti pada alat ukur dan menulis angka,5)Mengenal produk teknologi,yaitu mengenal
berbagai
produk
teknologi
seperti; hp,tv ,dll.
Pada anak usia dini kemampuan menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan
sebab akibat, belum berkembang
dan biasanya pertanyaan “ mengapa” “untuk apa”
sering diartikan
sehingga jawabannya bukan hubungan sebab
akibat,
tetapi mis
fungsional,seperti
hubungan pertanyan
mengapa air sungai mengalir ke laut?
3) Seimbang antara Kegiatan Fisik dan
Mungkin
Mental
jawaban “ Agar laut tidak kering”.
Anak senang bermain dengan yang
ada
disekitarnya.
pembelajaran
sain
kegiatan
benda Dalam anak
berinteraksi dengan benda yang dikenal dengan hands on science. Anak dapat menggunakan kelima panca inderanya untuk melakukan berbagai
benda,
observasi terhadap gejala
dan
gejala
peristiwanya .Kihadjar Dewantara dalam Suyanto(2005), menyatakan bahwa anak usia dini
“
belajar
paling baik
akan dijawab anak
5).Sesuai dengan Tingkat Perkembangan Anak Pembelajaran perlu
anak
Developmenally (NAEYC:
tingkat DAP
Appropriate
2008)
(
Practice)
menyarankan
dalam
pembelajaran sain disesuaikan dengan usia dan kebutuhan individual anak. Pada umumnya anak normal, pada
dengan
dewasa
perkembangan
memberikan
dengan
perkembangan
usia
dapat
untuk anak usia dini
disesuaikan
indranya. Selanjutnya guru ataupun orang lainnya
dengan
yang
sama yang
memiliki
tingkat
sama.
Dengan
anak
demikian, pembelajaran anak usia dini
berpikir lebih jauh berdasarkan hasil
perlu disesuaikan baik lingkup maupun
pengeinderaannya. Proses berpikir tersebut
tingkat kesulitannya dengan kelompok
pertanyaan
untuk
menstimulasi
usia anak. Contoh anak usia dua tahun mulai
menunjukkan
Guru atau orang dewasa lainnya perlu
kemampuannya
melihat perkembangan individu anak .
melakukan gerak dasar seperti berlari,
Anak yang sudah berkembang motorik
memanjat, menendang dan melempar bola
halusnya
ringan tetapi
dengan tidak keluar pola.Tetapi bagi anak
berukuran
besar. Hal
mungkin dapat
tersebut guru atau orang dewasa lainnya
yang
dapat melatih anak melakukan gerak dasar
dilakukan. Demikian pula anak yang
tersebut.
tiga
cerdas belajar lebih cepat dari anak yang
berkembang
normal. Mereka akan bosan dan membuat
kemampuan motorik halusnya, seperti
keributan jika sudah selesai mengerjakan
memegang pensil dan membuat coretan.
tugas dan
Oleh karenanya guru dapat melatih anak
selesai.
setengah
Sedangkan tahun
anak
mulai
usia
untuk memegang pensil dan berlatih membuat coretan sebagai bekal persiapan berlatih menulis “scrible” pada usia empat tahun. Jadi yang menjadi fokus adalah
utama
kapan dan bagaimana orang
dewasa mengajarkan sesuatu kepada anak .
belum
usia anak, pembelajaran anak usia dini perlu
memperhatikan
kebutuhan
individual. Disadari sepenuhnya bahwa anak pada dasarnya unik, ia memiliki karakteristik, bakat dan minat sendiri yang berbeda dengan anak yang lain. Dengan demikian,
pembelajaran
selain
memperhatikan kelompok usia juga harus memperhatikan kebutuhan
individual,
seperti bakat, minat dan tingkat kecerdasan anak.
sulit
harus menunggu anak lain
“nakal” karena keributan yang dibuatnya. Sebaliknya anak yang kurang cerdas akan selalu ketinggalan dan prestasinya jelek jika disamakan dengan anak yang cerdas dan normal. Selain itu anak-anak yang menjadi
perhatian
Selain disesuaikan dengan kelompok
tentu
Sering anak yang cerdas disebut
normal
6). Sesuai Kebutuhan Individu
berkembang
mewarnai
kesal
bila
banyak
guru tercurah padanya. Itulah
sebabnya guru perlu arif dan bijaksana menangani kelas yang memiliki anak yang sangat
beragam
mentalnya pembelajaran
kondisi
dengan cara
fisik
dan
memberikan
yang sesuai dengan
kebutuhan individual anak. 7). Mengembangkan Kecerdasan Klasifikasi kecerdasan bervariasi. Ada yang
mengelompokkan
kecerdasan
menjadi tiga kelompok yaitu kecerdasan intelektual(IQ), kecerdasan sosial (SQ) dan Kecerdasan
Emosional.
Kenyataan
membuktikan bahwa anak yang IQ-nya
pengamatan
tinggi belum tentu “berhasil” hidupnya .
cermat,2)Memiliki memori atau ingatan
Kemauan
yang
yang
keras,
keuletan
dan
yang
siaga
sangat
kuat,3)Memiliki
ketekunan,
keberanian
menghadapi
tantangan,
kemampuan
bekerjasama,
perbendaharaan kata yang jauh lebih baik
beradaptasi dengan berbagai kesulitan
dari anak yang normal.4)Mampu belajar
dengan orang lain dan kreativitas justru
lebih cepat dari anak yang lain.5)Mampu
lebih menjanjikan
hidup
berkonsetrasi lebih lama dari anak yang
individu. Dari kenyataan tersebut disadari
lain.6)Sangat senang melakukan ekplorasi
ataupun tidak
dan memiliki rasa ingin tahu yang
cukup,
keberhasilan
bahwa IQ saja tidaklah
sumbangan
intelektual
dalam
perkembangan
dan
bahasa yang cepat dan
besar.7)Memiliki keinginan yang sangat
kehidupan hanya sekitar 20 % sedangkan
kuat
80%sisanya
kecerdasan
yang kuat dan tidak cepat lelah.9)Lebih
social
suka bermain dengan orang dewasa atau
(POTTER,2002;Goleman.1995). Selain itu
anak yang lebih tua.10)Memiliki rasa
Howard Gardner (1998) dalam Multiple
humor
Intelligences mengelompokkan kecerdasan
kepemimpinan
menjadi
kemampuan
memerlukan
emosional
dan
delapan
kecerdasan
kelompok
kinestetik,
yaitu
intrapersonal,
untuk
belajar.8)Memiliki
yang
anak
tenaga
bagus.11)Menunjukkan yang
tinggi
dan
sosial yang baik.12)Bagi
berbakat,
ia
menunjukkan
interpersonal, naturalistic, spatial, musical,
kemampuan
linguistic dan logic- matematik. Selain itu
mampu bernyanyi atau menari jauh lebih
Rose
adanya
baik dibandingkan anak lain. (Semiawan
kecerdasan eksistensialis dan spiritual.
dan Alim 2002).Anak yang cerdas dapat
Setiap orang mempunyai kemampuan
mengganggu
berbeda dalam memecahkan persoalan,
apabila diperlakukan sama dengan yang
tergantung
lain, ganguan tersebut antara lain ialah
(2002)
menambahkan
jenis
dimilikinya
.
kecerdasan Oleh
sebab
yang itu,
yang lebih tinggi , mis
kegiatan
:a).Mudah bosan sehingga
pembelajaran,
bertingkah
mengembangkan kecerdasan anak ,apapun
yang aneh dikelas.b).melakukan
jenisnya,
dalam
dengan caranya sendiri tidak seperti yang
agar anak dapat
diajarkan gurunya.c)Sangat aktif, banyak
sangat
dianjurkan
pendidikan usia dini memecahkan kehidupannya.
berbagai
persoalan
Adapun ciri-ciri
umum
sesuatu
bicara dan mendominasi kelas sehingga anak
lain
menjadi
diam.d)
Banyak
yang ada pada anak cerdas dan berbakat
bertanya
pada guru dengan pertanyaan
sebagai berikut :1)Memiliki kemampuan
yang sulit dijawab sehingga guru kesulitan
menjawab.e)Rewel
dan
banyak
Hasil penelitian Lynn O’Brien yang
permintaan.Untuk mengatasi hal tersebut
dikutip Slamet Suyanto (2005)
diatas , maka guru atau orang
dewasa
langgam belajar dikelompokkan menjadi
dapat menggunakan cara atau
tiga macam yaitu, haptik atau kinestetik,
lainnya
strategi berikut :1).Selalu siap dengan tantangan yang lebih berat untuk anakanak yang cerdas dan berbakat,2).Selalu siap dengan kegiatan cadangan atau tugas tambahan untuk anak-anak tersebut jika sudah
selesai
mengerjakan
suatu
pekerjaan,3).Bertanya kepadanya apa yang ingin mereka lakukan setelah selesai suatu pekerjaan,4).Beri tantangan atau tugas yang lebih berat dari yang lain,5).Sediakan berbagai jenis permainan tenang, seperti puzel atau geme yang memungkinkan anak tersebut bermain sendiri ketika sudah menyelesaikan tugasnya sambil menunggu
bahwa
visual dan auditorial. Anak yang memiliki langgam kinestetik, belajar
lebih
menyentuh,
optimal
dengan
membongkar
pasang
cara dan
melakukan learning by doing. Anak yang berlangam belajar visual akan lebh cepat mengerti jika belajar melalui gambar, skema atau membaca. Sedangkan auditorial
lebih suka
anak
belajar dengan
mendengarkan musik atau suara. Untuk itu guru dan orang tua
perlu
mengenal
langgam belajar masing-masing anak dan memanfaatkannya untuk membantu anak agar belajar secara optimal.
teman lainnya selesai. 8). Sesuai Langgam Belajar Anak Tipe kecerdasan dan modalitas belajar yang berbeda menyebabkan anak-anak belajar Modalitas
dengan cara yang berbeda. belajar
ialah semua organ
indera yang mendukung fungsi belajar. Ada anak
yang memiliki pendengaran
yang tajam. Selain itu ada anak yang matanya tajam atau perabaannya yang sensitive .Disisi lain ada anak yang memiliki perasan yang tajam. Semua modalitas belajar tersebut digunakan untuk belajar.
selanjutnya
9) Kontektual dan Multi Konteks Pembelajaran sain pada anak usia dini harus
kontektual
dan
menggunakan
banyak konteks. Apa yang dipelajari anak adalah persoalan nyata sesuai dengan kondisi dimana anak berada. Berbagai objek yang ada disekitar anak, kejadian atau even dan isu-isu yang menarik dapat dijadikan sebagai tema persoalan belajar. Pendekatan
Contextual
Teaching
and
Laearning (CTL) berkembang dari faham konstruktivisme.
Ide
mengaitkan kegiatan
utamanya
ialah
dan persoalan
pembelajaran dengan konteks keseharian
anak. Anak belajar dari
dunia nyata
Pembelajaran
yang
satu
dasar
dimana ilmu pengetahuan yang dipelajari
dikembangkan
digunakan. Sesuai dengan Teori belajar
tertentu
bermakna ( meaningfull learning) dari
tematik. Tema dasar dipilih dari kejadian
Ausubel (1979) menyarankan agar anak
keseharian
belajar dari persoalan kesehariannya agar
Misalnya dikala musim hujan air sangat
bermanfaat bagi kehidupannya. Senada
melimpah dan mungkin menjadi persoalan
dengan hal itu, Dewey ( 1949) menyatakan
sehingga “air” dapat digunakan sebagai
bahwa
pendidikan bukan menyiapkan
tema dasar karena air dapat dijumpai dan
anak untuk masa depan tetapi pendidikan
dirasakan oleh setiap anak. Ada beberapa
adalah kehidupan itu sendiri .Ide-ide
cara pemilihan
tersebut
Menggunakan kalender nasional, yaitu
dipakai
dalam
pembelajaran
dari
terpadu
dikenal
yang
dengan
tema
pembelajaran
dialami
oleh
anak.
tema dasar , yaitu :1)
kontekstual, dimana siswa diajak belajar
menghubungkan
dari
konteks
dengan kegiatan yang ada dalam kalender
kehidupan sehari –hari, sebagai contoh
nasional seperti hari ibu, hari pahlawan,2)
mengajak anak kekebun melihat orang
Menghubungkan
menanam jagung, menanam jagung di pot
keagamaan,seperti Hari Raya Idul Fitri,
dan mengamati
hari Natal, Waisak.3).Hari ulang tahun
persoalan
nyata
dalam
perumbuhannya
akan
mengenalkan tentang tanaman jagung.
dengan
kegiatan
anak juga dapat digunakan untuk tema pembelajaran,4).Menggunakan
10) Terpadu
musim,
yaitu peristiwa alam yang terjadi saat itu,
Pembelajaran sain dini
kegiatan pembelajaran
sebaiknya
untuk anak usia
bersifat
terpadu
atau
seperti musim hujan, musim kemarau, musim
mangga
dan
integrasi. Anak tidak belajar mata pelajar
sebagainya.5).Menghubungkan
dengan
tertentu, seperti sain, matematika,bahasa
siaran TV atau Radio misalnya
tentang
dan ilmu social secara terpisah, tetapi dari
film, kecelakaan,dsb 6).Kegiatan yang ada
fenomena
disekeliling
dan
kejadian
yang
ada
sekolah,seperti
pameran
disekitarnya melalui bermain dengan air
,museum, bengkel,7).Kegiatan lain yang
anak dapat belajar berhitung (matematika)
menyentuh
, mengenal sifat air (sain), menggambar air
pemilu, pertandingan sepakbola .
mancur (seni) dan fungsi kehidupan manusia (IPS).
air dalam
kehidupan anak, seperti
11). Menggunakan Esensi Bermain.
Pembelajaran sain pada anak usia dini
Salah satu yang perlu dipertimbangkan
hendaknya selalu menggunakan prinsip
dalam pembelajaran sain
belajar,
bernyanyi.
pembelajaran. Yang dimaksud dengan
Pembelajaran disusun sedemikian rupa
media pembelajaran sain adalah alat yang
sehingga menyenangkan ,gembira dan
dapat
demokratis ,
menyampaikan materi pelajaran , seperti
bermain
dan
sehingga menarik
untuk terlibat
dalam
anak
setiap kegiatan
kertas
digunakan
karton
adalah media
untuk
yang
membantu
dibentuk
atau
pembelajaran . Anak tidak bisa duduk
digambari sesuai dengan tema pelajaran,
tenang mendengarkan ceramah gurunya ,
foto,
tetapi
video,computer,dsb.Selain
mereka aktif berinterksi dengan
berbagai
benda
dilingkungannya,
baik
dan
orang
secara
fisik
maupun mental.
gambar,
radio,
televisi,
OHP, media
pembelajaran yang tidak kalah pentingnya adalah
pemanfaatan
sumber-sumber
belajar.
Menerapkan
esensi bermain meliputi
Dalam
pembelajaran
pengenalan
perasaan menyenangkan, merdeka, bebas
lingkungan alam sekitar, sumber belajar
memilih dan merangsang anak terlibat
yang utama adalah alam sekitar yang dekat
aktif. Jadi prinsip bermain sambil belajar
dengan kehidupan anak itu sendiri(Ali
mengandung arti bahwa setiap kegiatan
Nugraha:2005).Contohnya:kuarium,timba
pembelajaran
ngan,barometer,batere,biji-bijian
harus
menyenangkan,
gembira ,aktif dan demokratis. Sambil
,lilin,jam,kompas,sabun batangan, kotak
bermain dengan memanfaatkan bahan-
telur,pewarna
bahan yang tersedia di lingkungan sekitar.
,lem,magnet,gelas
Sehubungan
krim,batu,
dengan itu,kreativitas guru
makanan plastik,
,bulu-bulu kayu
es
gelang
atau orang dewasa yang ada didekat anak
karet,timbangan,spoon,benang,thermomete
dalam
bahan
r,pasir, kayu,dan
dengan
peralatan berkebun.
berkreasi
menciptakan
pembelajaran
sendiri
barang bekas serta
memanfaatkan sumber- sumber yang ada di lingkungan sekitar menjadi prasyarat yang perlu dimiliki.
Kegiatan
Anak usia Dini
Sumber belajar untuk
sesuai
dengan
pembelajaran sain dengan pengenalan lingkungan
B. Media dan
yang
sebagai
diantaranya melalui
sumber
belajar
kegiatan dirumah,
Pengenalan binatang, mengklasifikasikan benda-benda
yang
ada
dirumah,
Dipekarangan rumah ataupun dikebun
Daftar Pustaka
disawah,di pegunungan, dipantai.dimana anak
berada.Pengenalan
bentuk
lingkungan
sekitar
anak,artinya
dilakukan
sambil
bermain
bisa
dengan
bunyi,mengenal tubuh sendiri,mengenal makanan,mengenal
tumbuhan,
hewan
sekitarnya.dan bermain air serta mengenal
Bradekamp.
S(1999).Developmentally
Appropriate
Practices,Serving
Education For young From
Birt
Children
Thruoght
Age
8.Washington.DC:NAEYC Departemen
Pendidikan
National
udara dengan bermain balon.juga dapat
(2002).Manajemen Peningkatan mutu
memanfaatkan barang bekas ,seperti gelas
Berbasis
aqua, bekas kalender,kaleng susu, dus
5:Pembelajaran
bekas minuman yang bisa dijadikan hasil
Konstektual.:Jakarta:Direttorat
karya kreatip seperti kendaraan dsb.
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Golemen
Penutup. Dengan pembelajaran
Kompetensi.Buku
D.
dan
Pengajaran
(1995),Emotional
Intelligence,New York: Bantam Books. mengetahui sain
dan
makna memahami
Gardner
Howard
(1998).Multiple
intelligences.New York:Basic books.
karakteristik anak usia dini sesuai dengan R
Elizabeth
serta dapat memanfaatkan penggunaan
(1999).Perkembangan
Anak,Jakarta;
sarana dan sumber belajar sesuai dengan
Erlangga
tahapan perkembangan
anak usia dini,
lingkungan alam yang ada disekitar anak, dan
dapat memadukannya
melalui
strategi yang tepat pada bagaimana anak belajar,,
maka akan memudahkan
menstimulasi anak usia dini membimbing
Hurloch
Hadis,Fawzia Aswin (2008),Pentingnya 8 Kompetensi dasar dalam Pendidikan Menjelang Milenium 3 .(Buletin Pusat Perbukuan,Edisi November No 5
dalam
proses pembelajaran sain
melalui lingkungan alam disekitarnya.
Harjono dan Sutrisno (2005).Pengenalan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Anak Usia Dini,: Jakarta,DEPDIKNAS,DIKTI
Suyanto
Selamet
Untuk
(2005).Pembelajaran Anak
TK,Jakarta
;DEPIKNAS,DIKTI Semiawan C.R dan Alim, DJ.(2002) Petunjuk layanan dan pembinaan kecerdasan sampai
anak usia
sejak Sekolah
prenatal Dasar
:.Bandung:Rosda Karya Suzuki.
D.
Helner
Memperhatikan
B
(1992).
lingkungan
Seri
Pengetahuan Populer,Jakarta Sollehuddin
(2002).
Konsep
Dasar
Pendidikan Pra Sekolah. Bandung: IKIP Bandung Nugraha
Ali
(2005).Pengembangan
Pembelajaran Sain Pada Anak Usia Dini; Jakarta.DEPDIKNAS,DIKTI Modul PLPG (2013). Pendidikan Anak Usia Dini.Konsorsium Sertifikasi guru PAUD.Jakarta.