PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAKJALANAN Studi Kasus di Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian Nusantara Perkampungan Pemulung Ciputat - Tangerang
Oleh:
NURSYA AINI UTAMI NIM: 103017027249
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARlF HIDA YATULLAH JAKARTA 1428 H/2007 M
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Nursya Aini Utami
NIM
: 103017027249
Jurusan I Semester
: Pendidikan Matematika I IX
Angkatan Tahun
: 2003/2004
Alamat
: Jalan M. Arif No. 02 Rt 05/01 Citangkil Cilegon 42441 Menyatakan
dengan
sesungguhnya
bahwa skrispsi
yang berjudul
"Pembelajaran Matematika Pada Anak Jalanan" (Studi Kasus di Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian Nnsantara Perkampungan Pemulung Ciputat Tangerang) adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan: Dosen Pembimbing I Nama : Dr. Kadir, M.Pd NIP
: 150 265 632
Dosen Pembimbing II Nama : Dra. Muhlisrarini, M.Pd NIP
: 150 293 220
Dosen Jurusan Nama : Dra. Maifalinda Fatra, M.Pd NIP
: 150 277129 Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya ·
siap menerima segala konsekuensinya apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi berjudul PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK JALANAN (di Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian Nusantara Perkampungan Pemulung Ciputat - Tangerang) yang disusun oleh Nursya Aini Utami, Nomor lnduk Mahasiswa: 103017027249, Jurusan Pendidikan Matematika, telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan Fakultas.
Jakarta, 03 Oktober 2007 Yang Mengesahkan:
Pembimbing I
Pembimbing II
~/:/w Dr. Kadir, M.Pd NIP. 150 265 632
.
d-~
Dra. Muhlisrarini, M.Pd NIP. 150 293 220
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul: "Pembelajaran Matematika Pada Anak Jalanan (Studi Kasus di Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian Nusantara Perkampungan Pemulung Ciputat - Tangerang)" diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalarn Ujian Munaqasyah pada tanggal 17 Januari 2008 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S l (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Maternatika. Jakarta, 17 Januari 2008 Panitia Ujian Munaqasyah Ketua Panitia (K.etua Jurusan!Prograrn Studi) Maifalinda Fatra, M.Pd NIP: 150 277 129
Tanggal
JT~~ . . . . . . p. .
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Program Studi) Otong Suhyanto, M.Si NIP: 150 293 239
/~t~ -fJ~
Penguji I Maifalinda Fatra, M.Pd NIP: 150 277 129
........... · 1· ....... . '
Penguji II
~
Dra. Afidah NIP: 150 228 775 Mengetahui: Dekan\
'\
ABSTRAK NURSYA AINI UTAMl. Judul skripsi Pembelajaran Matematika Pada Anak Jalanan (di Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian Nnsantara Perkamp1mga11 Pemul1111g Ciputat-Tangerang). Skripsi Strata Satu (S-1) Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta, Oktober 2007. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap proses pembelajaran Matematika pada anak jalanan di sekolah non formal "Bengkel Kreativitas" Ciputat yang diselenggarakan oleh Yayasan Nanda Dian Nusantara. Fokus penelitian pada sarana dan prasarana pembelajaran matematika yang melengkapi, Kegiatan Belajar Mengajar matematika siswa, sistem evaluasi dan perkembangan hasil belajar matematika siswa, bentuk kesulitan yang dihadapi siswa selama pembelajaran matematika berlangsung serta besarnya peran orang tua dalam membimbing dan mendidik anak mereka. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif Responden dipilih secara pwposive sample (sampel bertujuan), yaitu siswa kelas empat Bengkel Kreativitas. Hal ini guna menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan dan teori yang muncul. Data diperoleh melalui buku-buku, surat kabar, dokumentasi-dokumentasi, undang-undang, dan website. Selain itu data juga dihimpun melalui observasi, catatan lapangan, wawancara dengan pihak Yayasan Nanda Dian Nusantara, wawancara dengan orang tua siswa, dan wawancara dengan Tutor. Metode pembelajaran yang digunakan tutor dalam pembelajaran Matematika di Bengkel Kreativitas mengacu pada metode ekspositori, dimana peran guru hanya pada saat-saat tertentu saja. Sedangkan penggunaan media dalam pembelajaran Matematika terbatas pada media sederhana, seperti spidol dan whiteboard. Penggunaan kurikulum Matematika di Bengkel Kreativitas tidak berdasarkan pada kurikulum tertentu melainkan disesuaikan dengan kemampuan siswa. Lamanya proses pembelajaran Matematika di Bengkel Kreativitas berlangsung dua kali dalam seminggu, selama kurang lebih satu jam Sistem evaluasi diberikan dalam bentuk latihan, tes lisan, PR, ulangan harian dan ulangan semester. Siswa juga memperoleh raport seperti sekolah formal umumnya. Siswa dikatakan lulus jika telah mengikuti ujian kesetaraan yang diselenggarakan oleh SKB secara gratis, tanpa hams menunggu sampai duduk di kelas enam. Kompetensi Matematika yang dik<Jasai siswa kelas empat Bengkel Kreativitas umumnya adalah menentukan nilai tempat pada sebuah bilangan. Umumnya kesulitan yang cenderung dirasakan oleh siswa ketika mempelajari materi mengenai bilangan adalah membedakan dua buah bilangan baik dengan menggunakan simbol "<" dan ">" maupun menggunakan kalimat "kurang dari" dan "lebih dari". Siswa umumnya bersikap manja dan kurang percaya diri, sehingga proses pembelajaran matematika kurang berjalan dengan baik. Selain itu mereka pun kurang mendapat bimbingan dari orang tua, sehingga kesempatan belajar dirumah kurang digunakan.
KATAPENGANTAR
"ti u-· .. :?-.~11 .&I • J' , ~
~J'
Alhamdulillah, segala puji dan rasa syuk:ur yang mendalam penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik, hidayah dan inayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya serta umat islam yang selalu mengikutinya hingga akhir zaman. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam menempuh gelar pendidikan program S-1 jurusan pendidikan Matematika. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini banyak sekali rintangan dan hambatan yang dihadapi. Namun berkat curahan karunia Allah SWT dan siraman do' a restu dari berbagai pihak yang tel ah ikhlas memberikan dukungan dan bimbingan secara moril maupun materiil, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu dengan segala ketulusan hati, sebagai penghargaan penulis mempersembahkan rasa te1imakasih yang mendalam kepada: I. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Bapak Prof Dr. Dede Rosyada, MA dan para stafkaryawan UIN SyarifHidayatullah Jakarta. 2. Ketua jurusan pendidikan Matematika sekaligus penasehat akademik, dan sekretaris jurusan Pendidikan Matematika; Ibu Maifalinda Fatra, M.Pd dan Bapak Otong Suhyanto, M.Si. 3. Bapak dan ibu dosen pembimbing skripsi, Dr. Kadir, M.Pd dan Dra. Muhlisrarini, M.Pd yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dan nasehat serta menyumbangkan ilmunya kepada penulis selama penyusunan skripsi. 4. Para Dasen Pendidikan Matematika yang telah menghantarkan penulis ke jenjang sarjana. 5. Bapak dan ibu pimpinan beserta para staf Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (baik pusat, fakultas maupun jurusan), Perpustakaan
6. Bapak dan ibu beserta para staf bagian akademik UIN Syarif Hidayatulah Jakarta yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan program S-1. 7. Ketua Yayasan Nanda Dian Nusantara, ibu Roostien Ilyas beserta para staf yang telah membantu dan memberi kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian di yayasan tersebut. 8. Koordinator lokasi Bengkel Kreativitas, Ibu Desi Handayani dan Ibu Linda yang telah memberikan pengalamannya kepada penulis. 9. 'Adik-adikku' tercinta di Bengkel Kreativitas yang senantiasa mengingatkan penulis akan nikmatnya karunia yang Allah beri. 1O. Segenap keluarga besar, khususnya; Ayahanda Syahrial dan Ibunda Salmah, se11a kedua adindaku (Akbar dan Nurul) yang tanpa henti memberikan bantuan, do'a, dan semangat kepada penulis dengan segala canda dan tawa. 11. Teman-teman seperjuangan jurusan Pendidikan Matematika '03 (khususnya kelas B) atas kekompakan dan
keceriaan yang telah mewarnai kegiatan
perkuliahan. Semoga masa depan kita semua cerah. Amin. 12. Para sahabat tercinta (Eza, ling, Dian dan Trie) atas do' a, pengertian dan curahan kasih sayangnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 13. Abang Ndut tersayang atas pertemuan, perhatian dan kebersamaannya yang 'terlalu indah' untuk dilupakan walau penuh 'persimpangan' hingga akhirnya kita harus 'tersenyum dalam Iuka'. 14. Abang Ndut II atas '2 bulan pertamanya' dan 'kriing'nya saat sidang sehingga sidangku penuh semangat dan senyum. J never 4get U'r smile. 15. 'Srikandi Friend' ('Umi Rohimah, Nina, Fatma, Hroem, Heni, Iis & Dede) atas pengertiannya serta kebersamaannya selama ini dalam satu atap. 16. Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga Allah membalas semua kebaikan kalian dengan pahala yang setimpal. Amin. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada khususnya dan dunia pendidikan pada umumnya. Amiin Ya Rabbal 'Alamin. Jakarta, 17 Januari 2008 Penulis
DAFTARISI KATA PENGANTAR.
......
······························· ···························
DAFTARISI ......... .
................. ,_ ..................... .
l11
DAFTAR TABEL.
v
DAFTAR GAMBAR ... ............................................................................. .
Vl
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... .
Vll
BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....
l
B. Identifikasi Masalah ................................................................. .
4
C. Pembatasan Masai ah ....... .
4
D. Perumusan Masalah ........ .
5
E. Kegunaan Penelitian ................................................................. .
5
BABU KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Pembelajaran ............................................................... .
7
I. Pengertian Pembelajaran ....
7
2. Prinsip-prinsip Pembelajaran .
11
B. Pembelajaran Matematika .......................................................... .
14
C. Peranan Matematika Dalam Agama .......................................... .
24
D. Konsep Anak Jalanan.. ..... .. .... ........ .... .. .... .. .... .. .... .. ............. .... ......
25
I. Pengertian dan Ciri-ciri Anak Jalanan . .. .. .. .. .. .... .. .... .. .... .. .... ..
25
2 .. Faktor Penyebab Munculnya Anak jalanan .. . ...... .. .... .... .. .... ..
29
3. Pendidikan Pada Anak Jalanan ..........................................
32
4. Pendekatan Pelayanan Sosial... ............................................. .
38
BAB III METODOLOGl PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ............ .
39
B. Entri, Latar Penelitian, Sumber Data, Sampling
dan Satuan Kajian ....... .
39
C. Metode Penelitian .. .
41
D. Fokus Penelitian
43
F. Teknik Analisis Data .. .. .. .. .. .. .. .. .... .. .. .. .. ..... .. ... ... ...... .. .. .. .. .... .. .. .. .. .
46
G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data..........................................
47
BAB IV TEMUAN-TEMUAN PENELITIAN (CULTURAL THEMES) DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Umum 1. Sejarah Yayasan Nanda Dian Nusantara .
49
2. Landasan Formal Yayasan Nanda Dian Nusantara ...............
50
3. Profil Yayasan Nanda Dian Nusantara ..................................
51
4. Visi dan Misi Yayasan Nanda Dian Nusantara ......................
52
5. Maksud dan Tujuan Yayasan Nanda Dian Nusantara .... .. .....
52
6. Susunan Pengurus Yayasan Nanda Dian Nusantara .. ............
53
7. Fokus Kegiatan .. ... .. .... .. ...... ...... .... .. ... ... ...... .... ............ ...........
53
8. Kondisi Pemukiman yang Berlokasi di Ciputat....................
54
9. Profil Bengkel Kreativitas ......................................................
56
10. Sarana dan Prasarana Pembelajaran di Bengkel Kreativitas ..
58
11. Profil Siswa dan Jadwal Mata Pelajaran
di Bengkel Kreativitas .......................................................
62
12. Kondisi Umum Pembelajaran di Bengkel Kreativitas ............
64
13. Kegiatan Belajar Mengajar Matematika di Bengkel Kreativitas ......................................................... ..
65
14. Program Kegiatan Belajar (Kurikulum) ................................ .
66
15. Kemampuan dan Kesulitan Belajar Siswa ........................... ..
73
16. Faktor Kesulitan Belajar Siswa dan Peran Orang Tua
dalam Pembelajaran Matematika .......................................
B. Pembahasan .. .. .. .. .. .. . ..... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ... .... .. .. .. .. .. .. .. ..
74 76
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kes1mpu . 1an ............................................................................. ..
86
B. Implikasi ........... ..
87
............... ' ....................... ' ....................... .,
C. Saran ............................................................................. ..
DAFTAR PUSTAKA. ... . ............ . ................................................
88 90
DAFTAR TABEL
Tabel I: Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Matematika Kelas 3 Sekolah Dasar .......... .
19
Tabet 2: Ciri-ciri Anak Jalanan ...... .
28
Tabel 3: Matriks Pengambilan Data ................................................... .
45
Tab el 4: Kategorisasi Data . .. .... .. .... .. .... .. ... .. ... ... .. .. .. ... ... .. .... .. .... .. .... ... .
47
Tabel 5: Daftar Buku di Perpustakaan Rumah Ilmu 60 Tabel 6: Daftar Nama Siswa Bengkel Kreativitas Tahun Ajaran 2007/2008 ................ .
63
Tabel 7: Jadwal Pelajaran Bengket Kreativitas .................................. .
64
Tabet 8: Nilai Hasil Betajar Matematika..... .. .. ... ... .... ... .. .... .. .. ..
72
Tabet 9: Nilai Ulangan Harian Matematika .................... .
72
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
: Kondisi Pemukiman Perkampungan Pemulung Ciputat.. .......... SS
Gambar 2
: Kondisi Rumah Warga ................................................................ SS
Gambar 3
: Bengkel Kreativitas .................................................................... S9
Gambar 4
: Peralatan dan Perlengkapan Indoor Bengkel Kreativitas ........... 60
Gambar Sa
: Outdoor Ruang Perpustakaan.................................................... 61
Gambar Sb
: Indoor Ruang Perpustakaan ....................................................... 61
Gambar 6
: Musholla .................................................................................. 62
Gambar 7a
: Kegiatan Pembelajaran Matematika Warga Belajar Kelas 3 dan kelas 4 Bengkel Kreativitas ...................................................... 68
Gambar 7b
: Warga Belajar Sedang Menulis dan Mengerjakan Soal Latihan ............................................................................... 68
Gambar 8
: Media Kartu Bilangan............................................................... 69
Gambar 9
: Warga Belajar Sedang Mengerjakan Soal Ulangan Harian ....... 71
DAFTAR LAMPIRAN
Panduan Wawancara Terhadap Siswa ....... .
93
Panduan Wawancara Terhadap Orang Tua Siswa .................... .
95
Panduan Wawancara Mengenai Alasan dan Peran Orang Tua
Terhadap Pendidikan A.nak ........................................................................... . 97 Data Hasil Wawancara Mengenai Alasan dan Peran Orang Tua Terhadap Anak (Subjek I)........ ... .. .... .. ... .. ...... .. .... ... ...... .... .. .. .. . .. .... .. ...
98
Data Hasil Wawancara Mengenai Alasan dan Peran Orang Tua 100
Terhadap Anak (Subjek II) ............... . Data Hasil Wawancara Mengenai Alasan dan Peran Orang Tua Terhadap A.nak (Subjek III) ........................................................................... .
102
Data Hasil Wawancara Mengenai Alasan dan Peran Orang Tua Terhadap Anak (Subjek IV) .......................................................................... .
104
Panduan Wawancara Mengenai Bengkel Kreativitas dan Sejarah Berdirinya .................................................................................. . 106 Data Hasil Wawancara Mengenai Bengkel Kreativitas dan Sejarah Berdirinya ......................................................................................... .
107
Panduan Wawancara Mengenai Sistem Pembiayaan Bengkel Kreativitas YayasanNandaDianNusantara ....................................................................... 110 Data Hasil Wawancara Mengenai Sistem Pembiayaan Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian Nusantara .................................................................... .
111
Hasil Pengamatan/Observasi Mengenai Kegiatan Belajar Mengajar Matematika . ... .. .... .. .. .. .. .... .. .. .... .... .. .. .. .. .. .... .. .... .. .... .. .... .. .... .. .... .. .... .. .... ... ... .. ....
112
Hsi! Pengamatan/Observasi Mengenai Pemahaman Konsep Pada Siswa (Subjek I)
. ..... ... . ...... .... . . . .. .... .. . .. . ..... ... . . .. .. ... . ........ .
113
Hasil Pengamatan/Observasi Mengenai Pemahaman Konsep Pada Siswa (Subjek II)
. .. .. ... .. . .. . . ..........
. .. .. . .......... ...... .... .. ...... .... ...
114
Hasil Pengamatan/Observasi Mengenai Pemahaman Konsep Pada Siswa (Subjek III)
.. .. .......... .. .... ... . ..
. .. ..... ..... .... ...... .. .... ....... . . . . .
115
116
Siswa (Subjek IV) Hasil Pengamatan/Observasi Mengenai Sarana dan Prasarana Bengkel Kreativitas ... ... .
... .. .... ... ... .. ....
. .......................... . 117
Hasil Pengamatan/Observasi Mengenai Keadaan Lingkungan .. ..... .... ........ ....
119
Agenda Kegiatan Pembelajaran Matematika ...... ............................................
120
Catatan Lapangan ............................................................................... .
121
Soal Ulangan Harian I
124
Soal Ulangan Harian II ............ .
125
Soal Ulangan Harian III
126
Hasil Ulangan Harian ........................................................................... .
127
Penilaian Hasil Belajar
133
Profil Yayasan Nanda Dian Nusantara ................................................. .
136
Tambahan Berita Negara R.l Perihal Yayasan Nanda Dian Nusantara ...
137
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian .......................................... .
139
Surat Bimbingan Skripsi
140
Surat Pe1mohonan Izin Penelitian ........... .
141
Riset Wawancara ................................ .
142
BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
"Krisis moneter yang
krisis
ekonomi,
sehingga
akhirnya
meluas
menjadi
krisis
multidimensi." 1 Di tengah-tengah keadaan sosial ekonomi yang memburuk tersebut mengakibatkan semakin banyaknya anak bangsa pada usia sekolah yang terkena dampaknya. Banyak diantara mereka yang putus sekolah bahkan tidak mendapatkan pendidikan formal di tingkat dasar. Itu artinya mereka kehilangan haknya untuk mengikuti Program Wajib Belajar Sembilan Tahun. Semakin luasnya krisis ekonomi diikuti pula oleh sempitnya lapangan pekerjaan sehingga tidak jarang terjadi
pemutusan
hubungan kerja.
Permasalahan ini dapat berdampak pada meningkatnya arus urbanisasi, sehingga menjadi
masalah sosial yang tinggi di perkotaan; seperti
bertambahnya jumlah pengangguran dan anak jalanan. Anak-anak
jalanan
kehilangan
haknya
dalam
memperoleh
perlindungan dan kasih sayang dari orang tua bahkan kehilangan kesempatan untuk mengenyam pendidikan. Sementara disisi lain, anak-anak perlu mendapat perhatian dan penanganan seperti anak lain seusianya. Tidak hanya sebagai insan Tuhan, mereka juga merupakan amanah dan karunia dari Allah SWT yang tidak boleh dilihat dengan sebelah mata karena keterbatasan nasibnya. Islam mengajarkan bahwa anak bukan hanya tanggung jawab orang tua, tetapi juga masyarakat bahkan negara. Seperti juga pendidikan yang merupakan nilai-nilai luhur yang tidak dapat dipisahkan dan dipilah-pilah dalam kehidupan manusia karena dapat menimbulkan disintegrasi yang pada konsekwensinya dapat melahirkan ketidakharmonisan dalam kehidupannya sendiri karena manusia mempunyai komposisi yang tidak dapat terpisahkan.
2
Adapun asal muasal komposisi manusia tersebut menurut Al Qur'an terdiri dari tiga hal: 1. Jasad. 2. Ruh. 3. Intelektualitas. Seperti yang dituliskan dalam Q.S As Sajadah ayat 7 - 9:
J. J
"",,.
.:;
;::
,.,.
s.. , .
"'~
"'"" , ,. , , -;; "'"" / "'"
..
j.
J. _,.
,,.., ,,. /
1~}1~_,~L ~ o~')}lj~')}lj?l~~j "Yang membuat segala sesuatu yang dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian dia menjadikan keturunannya dari saripafi air yang hina. Kemudian dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur". (Q.S As Sajadah: 7- 9) Semua manusia termasuk anak adalah sama dalam komposisinya. Mereka semua tercipta dan dilahirkan ke alam dunia ini dengan dasar penciptaan dan kehidupan yang tidak berbeda. Setiap anak yang dilahirkan mempunyai hak yang sama, dan tanggung jawab orang tua terhadap pemenuhan hak tersebut salah satunya yaitu dalam hal pendidikan. Seperti yang diungkapkan dalam Hadits:
'rA-'1-~1_, ~I
~1_, ~~'J_,1 l_rk.
"Ajarilah anak-anakmu dan keluargamu kebaikan dan didiklah mereka. " (HR. Abdur Razaq dan Sa'id bin Manslmr). Pada dasarnya pendidikan merupakan salah satu hak asasi manusia yang amat fundamental. Melalui pendidikan anak dibentuk menjadi manusia seutuhnya. Hak pendidikan adalah harapan bagi anak-anak, masa depan bangsa, dan babkan hak universal selurub umat manusia. Anak-anak dilabirkan dengan hak hidup dan seiring itu memiliki pula bak untuk memperoleh pendidikan serta hak lainnya yang melekat pada diri anak. 2 Seperti juga yang disebutkan dalam ketentuan umum Undang-Undang tentang perlindungan anak bahwa: "Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia
3
yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, . hd an negara'' .3 masyarakat, pemennta Menjadi anak jalanan tentu bukan pilihan mereka, apalagi untuk hidup terlunta-lunta di jalanan setiap hari. Sehingga tidak heran bila hal itu menjadi suatu kebiasaan bagi mereka. Sebagai generasi bangsa, sebenarnya apabila mereka di bina dan dibekali pendidikan, akan membuahkan hasil yang baik dan secara perlahan-lahan akan berkembang dengan segala aktivitas yang mereka miliki karena pendidikan memberikan peranan yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, Oleh karenanya, bimbingan pendidikan adalah salah satu hak dan bentuk perhatian yang perlu mereka peroleh. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31, bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran. Walaupun tidak memperoleh kesempatan mendapatkan pendidikan formal, mereka masih mempunyai kesempatan mendapatkan pendidikan non formal. Bentuk pendidikan non formal juga mencakup pelajaran-pelajaran seperti di sekolah formal. Namun umumnya lebih ditekankan pada CALISTUNG (membaca, menulis, dan berhitung) serta keterampilan lainnya. Berhitung
merupakan
salah
satu
bentuk
keterampilan
pada
matematika. Mempelajari matematika adalah hal yang sangat penting bagi anak guna mengembangkan pola pikir dan kemampuan mereka serta mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa matematika yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana salah satu hakikat dari matematika, yaitu matematika merupakan alctivitas manusia. 4 Salah satu kompetensi matematika yang merupakan dasar pengetahuan yang harus diketahui anak usia Sekolah Dasar adalah mengenai bilangan. Bilangan adalah sesuatu yang bersifat abstrak, sehingga untuk mempelajarinya dibutuhkan pemahaman yang cukup. Dalam mencapai pemahaman tersebut, tentu tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya proses 3
"Undang-Undang Republik Indonesia No.23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak'',
dari \V\vw.pdaLco.id/, 03 Januari 2005. '
1
DPnnillN!lc
AJnfo,.i Pn/,,,1;i.,,.,.~
'r..... ;~•~-··---:
l
,r_,_
~
-
·• • -
4
pembelajaran matematika. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor dari dalam diri siswa, kurikulum yang digunakan, tenaga pengajar, metode pembelajaran yang digunakan, sarana dan prasarana yang mendukung, keadaan lingkungan dan lain-lain. Keseluruhan faktor tersebut tentu saling berkaitan satu sama lain. Berdasarkan pemikiran tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini guna mengetahui dan mengungkap bagaimana pembelajaran matematika di sekolah non formal, terutama pada anak yang merupakan korban himpitan ekonomi keluarga. Untuk itu peneliti mengangkat penelitian ini dengan judul: "Pembelajaran Matematika Pada Anak Jalanan (Stndi Kasns di Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian Nnsantara Perkampnngan Pemnlung Ciputat - Tangerang)". B. Identifikasi Masalah
Permasalahan pendidikan pada anak jalanan di Indonesia ini sangatlah kompleks karena terkait dengan banyak faktor yang tidak berdiri sendiri, melainkan satu sama lain saling terkait. Beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasikan berdasarkan latar belakang di atas adalah: I. Sarana dan prasarana apa saja yang melengkapi jalannya proses pembelajaran matematika di sekolah non formal? 2. Bagaimana Kegiatan Belajar Mengajar di sekolah non formal? 3. Bagaimana sistem evaluasi dan perkembangan hasil belajar matematika siswa sekolah non formal? 4. Apa bentuk kesulitan yang dirasakan siswa yang bersekolah di sekolah non formal dan apa penyebabnya? 5. Bagaimana peran orang tua dalam membimbing anaknya yang bersekolah di sekolah non formal? C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi permasalahan di atas, secara tegas penulis
5
1. Sekolah non formal yang merupakan latar penelitian
m1
yaitu Bengkel
KreativitasYayasan Nanda Dian Nusantara. 2. Pembelajaran matematika yang dimaksud difokuskan pada faktor siswa dan peran orang tua. 3. Materi saat pembelajaran matematika dipilih pada pokok bahasan mengenai bilangan, khususnya membaca nama bilangan, menulis Iambang bilangan, menentukan nilai tempat clan nilai bilangan, membandingkan bilangan dengan menggunakan kalimat dan simbol serta mengurutkan bilangan. 4. Anak jalanan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah anak yang dikenal dengan sebutan "Anak Binaan", yaitu warga belajar (siswa) yang belajar di Bengkel Kreativitas, khususnya kelas 3 dan 4. Mereka tergolong kedalam anak yang rentan menjadi anak jalanan dan berasal dari keluarga tingkat ekonomi lemah, serta bermata pencaharian sebagai pemulung. D. Perumusa11 Masalah
Adapun perumusan masalah dalam peuelitian ini adalah: "Bagaimana pembelajaran matematika di Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian Nusantara itu berlangsung?". Secara operasional pertanyaan penelitian diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Bagaimana Kegiatan Belajar Mengajar matematika siswa di Bengkel Kreativitas? 2. Bagaimana sistem evaluasi dan perkembangan hasil belajar matematika siswa di Bengkel Kreativitas? 3. Apa kesulitan siswa selama pembelajaran matematika berlangsung dan apa i
penyebabnya? 4. Bagaimana peran orang tua dalam mendidik dan membimbing anaknya belajar di Bengkel Kreativitas? E. Kegunaan Penelitian Penelitian ini mempunyai dua nilai guna, yaitu teoritis dan praktis:
6
1. Kegunaan
Teoritis,
yaitu
manfaat
yang
berkaitan
erat
dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, antara lain: a. Menambah
khasanah
ilmu
tentang
pembelajaran,
khususnya
pembelajaran matematika pada anak yang bersekolah di sekolah non formal. b. Menambah khasanah ilmu tentang profil kehidupan pekerja anak. 2. Manfaat Praktis, yaitu manfaat yang langsung dapat dirasakan oleh masyarakat. a. Mengetuk hati rekan mahasiswa dan lainnya agar peduli terhadap pendidikan anak jalanan yang ada di lingkungan sekitar. b. Menambah pemahaman kepada para orang tua tentang pentingnya pendidikan bagi anak. c. Meningkatkan kepedulian terhadap sesama
BAB II KAJIAN PUST AKA A. Konsep Pembelajaran l. Pengertian Pembelajaran
Kedudukan anak dalam kegiatan pembelajaran adalah subjek dan objek dari kegiatan pengajaran. Karena itu, inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran akan dapat tercapai jika anak didik berusaha secara aktif untuk mencapainya. Keaktifan anak didik di sini tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi kejiwaan. Bila hanya fisik anak yang aktif tetapi pikiran dan mentalnya kurang alctif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. Ini sama halnya anak didik tidak belajar, karena anak didik tidak merasakan perubahan di dalam dirinya. 1 Menurut S. Nasution dalam buku "Didaktik Asasa-asas Mengajar" menyebutkan
bahwa
belajar
sebagai
perubahan
kelakuan
berkat
pengalaman dan latihan. Perubahan itu tidak hanya pada jumlah pengetahuan melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri dan segala aspek yang menyangkut pribadi sseorang. Hilgrad mengatakan: "Learning is the prosess by which an activity originates or is changed through training procedures (whether in the laborato1y or in the natural environment) as distinguished from changed by factors not attributable to training". Belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan (apakah dalam laboratorium atau dalam lingkungan alamiah) yang dibedakan dari perubahan-perubahan oleh faktor-faktor yang tidak termasuk latihan, misalnya perubahan karena mabuk. 2
8
Selain pendapat di atas, masih banyak pendapat lain yang dikemukakan oleh pakar pendidikan mengenai pengertian belajar, diantaranya: a. Menurut Nouly, belajar adalah sebagai perbaikan tingkah laku dalam arti bahwa seseorang lebih cakap pada bidang yang ia pelajari. b. Menurut Gerlach dan Elly, bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku. c. Menurut Afifudin, bahwa belajar adalah proses pembentukan atau perubahan tingkah laku. Pembentukan atau perubahan tingkah laku itu dapat berwujud pengetahuan, pengertian, kecakapan/skill, kebiasaan, atau sikap. 3 Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar dapat diartikan sebagai usaha untuk memperoleh kepandaiaan/kecerdasan, usaha untuk memperoleh ilmu atau wawasan, usaha keterampilan tertentu, serta perubahan tanggapan, tingkah laku atau sikap yang disebabkan oleh pengalaman. Singkatnya belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai basil dari pengalaman. Sedangkan pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal. Dengan demikian "proses belajar bersifat internal dan unik dalam diri individu siswa, sedang proses pembelajaran bersifat eksternal yang sengaja direncanakan dan bersifat rekayasa perilaku." 4 Proses pembelajaran dalam arti sempit dapat diartikan sebagai proses pendidikan dalam lingkup persekolahan. Sehingga arti dari proses pembelajaran adalah proses sosialisasi individu siswa dengan lingkup sekolah, seperti guru, sumber/fasilitas, dan teman sesama siswa. Menurut konsep sosiologi, belajar adalah jantungnya dari proses sosialisasi, dan pembelajaran adalah rekayasa sosio-psikologis untuk memelihara kegiatan belajar tersebut sehingga tiap individu yang belajar
3
Choiruddin Hadhiri Supraplo, Jalan Pin/as Bintang Pe/ajar Panduan Untuk Pe/ajar
Islam, (Bandung: Mujahid, 2005), h.19. 4 H
Fnn~n ~11hr>rrn".>n
nf
,,..,7
(;';.,,..1,,,,.._;
D~--1.~f-: _____ _
9
akan belajar secara optimal clalam mencapai tingkat keclewasaan clan clapat hiclup sebagai anggota masyarakat yang baik. Anclrias Harefa clalam bukunya yang be1juclul "Menjacli Manusia Pembelajar" menyebutkan bahwa "proses pembelajaran atau pencliclikan memungkinkan seseorang menjacli lebih manusiawi (being humanize) sehingga clisebut clewasa clan mancliri. Itulah visi atau tuju an clari proses pembelajaran." 5 Iajuga menambahkan bahwa: Keclewasaan baik yang bersifat fisik maupun sosial mental/psikospiritual itu cliperoleh ticlak lain clari proses pembelajaran (belajar menjacli). Pembelajaranlah yang membuat manusia tumbuh clan berkembang sehingga berkemampuan menjacli clewasa clan mancliri. Mulai clari belajar tengkurap, clucluk, bercliri, berjalan clan seterusnya hingga belajar mencari nafkah, semuanya melalui proses pembelajaran. 6 Hal itu menanclakan bahwa proses pembelajaran clapat membentuk seseorang menjacli dewasa di lingkungan sosialnya clengan berbagai pengalaman yang ia peroleh selama proses pembelajaran tersebut berlangsung. Namun seperti yang kita lihat clalam kehiclupan sehari-hari, bahwa manusia terkaclang cepat merasa puas dan berhenti belajar setelah merasa dewasa. Sehingga kurang menclisiplinkan clirinya untuk tetap belajar tanpa henti. Sikap "gede rasa" ini menurut Andrias Harefa clisebabkan oleh keboclohan yang bersifat sosial clan mental/psiko-spiritual. Seorang tokoh kontruktivisme, Vygotsky juga berpenclapat bahwa "pembelajaran berlaku clalam konteks sosial clan interaksi di antara pelajar clengan rekan sebaya aclalah penting clalam proses pembelajaran." 7 Vigotsky
menambahkan pula
bahwa pengalaman interaksi
sosial
meilipakan hal penting bagi perk:embangan proses berpikir analc karena aktivitas mental yang tinggi clapat terbentuk melalui interaksi dengan orang lain. : Andrias Harefa, Menjadi Manusia Pembelajar, (Jakarta: Kompas, 2000), h. 37. Andnas Harefa, h. 43. 7
"Kontn.tktivism~
Soi::i~11
n~n
~~rt11r~11
n.,1 .. ~.....
o,....~A:..1;1~---
~ 11-·-~--·""
10
Agar proses berpikir anak tersebut dapat berjalan dengan baik, tentu dibutuhkan pembelajaran yang efektif Menurut Greeberg yang dikutip oleh Isjoni dalam artikelnya mengenai "Model Pembelajaran Yang Efektif' melukiskan bahwa "pembelajaran dapat efektif jika anak dapat belajar
melalui
bekerja,
bermain
dan
hidup
bersama
dengan
lingkungannya. " 8 Itu artinya pengalaman berinteraksi dalam lingkungan sosial juga sangat dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti yang disebutkan oleh Vygotsky di atas. Interaksi dengan orang lain memberikan rangsangan dan bantuan bagi st anak untuk berkembang. Proses mental yang dilakukan atau dialami oleh seorang anak dalam interaksinya dengan orang lain diinternalisasikan oleh si anak. Dengan cara ini kemampuan kognitif si anak berkembang. Vygotsky berpendapat pula bahwa "proses belajar akan terjadi secara efisien dan efektif apabila si anak belajar secara kooperatif dengan anak-anak lain, dengan suasana lingkungan yang mendukung (supportive), serta dalam bimbingan atau pendampingan seseorang yang
lebih mampu atau lebih dewasa, misalnya seorang guru."9 Menurut Vygotsky, setiap anak mempunyai zona perkembangan proksimal (zone
~f
proximal development), yang didefinsikan sebagai
"jarak atau selisih antara tingkat perkembangan si anak yang aktual, yaitu tingkat yang ditandai dengan kemampuan si anak untuk menyelesaikan soal-soal tertentu secara independent dengan tingkat perkembangan potensial yang lebih tinggi, yang bisa dicapai oleh anak jika ia mendapat bimbingan dari seseorang yang lebih dewasa atau Iebih kompeten." 10 Adapun bimbingan yang dimaksud Vygotsky disebut dengan dukungan dinamis atau scaffolding, yang artinya: Memberikan sejumlah besar bantuan kepada siswa selama tahaptahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan 8
\V\V\V
lsjoni, "'Model Pembelajaran Yang Efektif Pendidikan Anak Usia Dini'", dari .isjoni.net. 9 Departemen Pendidikan Nasional, Materi Pe/atihan Terintegrasi Matematik Buku 2,
fT.,.J,-,_,rln· n,. .... .,,.-1,.,....,,,.~~
n~---1~..t:1
___
-.,.y __ ,_ --•
'"'""~'
•
·-
11
tersebut dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah ia dapat melakukannya. Bentuk dari bantuan itu berupa petunjuk, peringatan, dorongan, penguraian langkah-langkah pemecahan, pemberian contoh, atau segala sesuatu yang dapat mengakibatkan · s1Swa mand"m.·II Hal itu berarti dibutuhkan upaya yang sungguh-sungguh dari seorang pembelajar untuk membimbing siswanya dalam upaya mencapai keberhasilan belajar. Dalam ha! ini, tentu dorongan guru pun sangat dibutuhkan agar pencapaian siswa ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi menjadi optimum. 2. Prinsip-Prinsip Pembelajarnn Pembelaja.ran yang baik haruslah memenuhi prinsip-prinsip dalam pembelajaran, baik oleh si pemberi maupun si penerima pelajaran agar proses pembelajaran dapat berjalan secara dinamis. Adapun prinsip-prinsip pembelajaran menurut Isjoni antara lain: a. Berangkat dari yang dimiliki anak, bahwa setiap anak membawa segala pengetahuan yang telah dimilikinya terhadap pengalamanpengalaman barunya. Jika suatu pengalaman belajar tidak memberikan kesempatan kepada anak untuk menciptakan pengetahuan barn, maka pembelajaran itu akan membosankan. Pengalaman belajar anak hendaknya mengandung sebagian unsur yang sudah dikenal anak dan sebagian lainnya merupakan pengalaman baru. b. Belajar harus menantang pemahaman anak. Hal ini untuk memastikan terjadinya pengembangan pada anak sesuai dengan apa yang dialaminya. Bila anak mampu menyelesaikan tantangan pertama, maka anak diberikan tantangan beriln1tnya yang lebih sulit dari pertama. Hal ini bertujuan untuk merangsang pemahaman anak agar dapat berkembang dengan optimal. c. Belajar dilakukan sambil bermain. Hal ini dapat memberi kesempatan bagi anak untuk bereksplorasi, menemukan, mengekpresikan perasaan, berkreasi, dan belajar secara menyenangkan. Bermain juga dapat membantu anak mengenal diri sendiri, dengan siapa ia hidup, dan dilingkungan mana ia hidup. Bermain merupakan sarana belajar yang muncul dari dalam diri
12
anak, terbebas dari aturan yang mengikat, aktivitas yang nyata, berfokus pada proses dari pada basil, harus didominasi oleh pemain, serta melibatkan peran aktif dari pemain. d. Menggunakan alam sebagai sarana pembelajaran, karena alam merupakan sarana yang tak terbatas bagi anak untuk berekplorasi dan berinteraksi dalam membangun pengetahuannya. Robin Dranath Tagore menggunakan model pembelajarannya hampir 90 % kegiatannya dilakukan dengan berinteraksi dengan alam. Anak diajarkan dapat membangun ikatan emosional di antara temantemannya, menciptakan kesenangan belajar, menjalin hubungan serta mempengaruhi memori dan ingatan yang cukup lama akan bahan-bahan yang dipelajari. e. Belajar dilakukan melalui sensorinya, yaitu anak memperoleh pengetahuan melalui inderawinya seperti peraba, pencium, pendengar, penglihatan dan perasa. Setiap sensori anak akan merespon stimulan atau rangsangan yang diterima. Oleh karenanya pembelajaran hendaknya memberikan stimulasi yang dapat merangsang setiap sendi yang dimiliki anak. f.
Belajar membekali keterampilan hidup (life skill) sesuai dengan kemampuan anak, dengan demikian anak diajarkan untuk memiliki kemandirian dan rasa tanggungjawab terhadap dirinya.
g. Belajar sambil melakukan (student Active learning), yaitu salah satu bentuk pembelajaran yang diilhami oleh John Dewey (learning by doing) dan diteruskan oleh Killpatrik dengan pengajaran proyek. Pembelajaran proyek sangat memberikan kesempatan pada anak untuk aktif, mau bekerja dan secara produktif menemukan berbagai pengetahuan baru. 12 Salah satu prinsip belajar di atas, yaitu belajar dilakukan sambil Mayke (1995): "belajar dengan bermain memberi
bermain. Menurut kesempatan
kepada
menemukan
sendiri,
bermacam-macam
anak
untuk
memanipulasi,
bereksplorasi,
konsep
serta
mempraktikan
pengertian
yang
mengulang-ulang, dan
mendapat
tidak
terhitung
banyaknya." 13 Sedangkan prinsip dasar belajar menuirut Choruddin, yaitu: a. Hasrat, yaitu niat yang sungguh-sungguh dan membara. 12
isjoni.net.
semangat yang
Isjoni, "Model Pembelajaran Yang Efektif Pendidikan Anak Usia Dini··, dari www. --
13
b. Terpusat, yaitu terpusatnya pikiran atau konsentrasi, pikiran tidak melayang kesana kemari. c. Bermanfaat, yaitu bahwa yang dipelajarinya suatu saat akan bermanfaat bagi hidupnya. d. Bertahap, yaitu diperlukan kesabaran dan tidak meloncat-loncat, dari yang mudah dahulu kemudian yang sedang baru ke yang sulit. e. Berlipat, yaitu belajar tidak cukup sekali, tetapi perlu dibaca berkalikali, berlipat-lipat agar tidak mudah hilang dari ingatan. f Istirahat, yaitu kesempatan bagi otak untuk menyimpan atau mengedepankan sesuatu yang diperoleh ketika belajar. g. Terap, yaitu hasil belajar perlu diterapkan agar bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. h. Menghambat, yaitu hal-hal yang dapat menghambat belajar perlu dihindari, misalnya perasaan takut, benci, malu, marah dan kesal. 14 Prinsip-prinsip belajar di atas tidak selamanya dapat berjalan dengan lancar, tetapi adakalanya perilaku belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti yang diungkapkan Dollar and Miller bahwa keefektifan perilaku belajar itu dipengaruhi oleh empat ha!, yaitu: a. Adanya motivasi (drives), siswa harus menghendaki sesuatu (the learner must want something). b. Adanya perhatian dan mengetahui sasaran (cue), siswa harus memperhatikan sesuatu (the learner must notice something). c. Adanya usaha (response), siswa harus melakukan sesuatu (the learner must do something). d. Adanya evaluasi dan pemantapan hasil (reil?forcement), siswa harus memperoleh sesuatu (the learner must get something). 15 Menurut Misanih dalam skripsinya disebutkan bahwa "stimulasi pendidikan yang diberikan secara terus menerus dan berulang-ulang akan membantu anak dalam mengoptimalkan kemampuan yang dimiliknya."
16
Menurutnya ha! tersebut sejalan dengan prinsip pembelajaran yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional yaitu bertahap, berulang dan terpadu.
11 ·
Choimddin Hadhiri Suprapto, Jalan Pin/as Bintang Pe/ajar Panduan Untuk pelajar ls/am, (Bandung: Mujahid, 2005), h.22. 15 H. Abin Syamsuddin Makmun, Psiko/ogi Kependidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2003), h. 164. 16
Misanih. .'Studi
f)ps:krintif PP1n1oloru-,-n-n,,,,-,,..,~ D,,..~A:rl:l.--- r,,.. _, __
14
B. Pembelajarnn matematika
lstilah matematika berasal dari perkataan latin mathematica yang mulanya diambil dari perkataan Yunani, mathematike, yang berarti "relating to learn". Perkataan itu mempunyai akar kata mathema yang berarti
pengetahuan atau ilmu. Perkataan mathematike berhubungan sangat era! dengan sebuah kata lainnya yang serupa, yaitu mathanein yang mengandung arti belajar (berpikir). The Liang Gie mencatat 89 definisi matematika dari para ahli matematika, dua diantaranya yang dikutip oleh PM. Labulan (Dosen Pendidikan MIPA Universitas Mulawarman) dalam seminarnya mengena1 "Peranan Matematika Dalam Agama" adalah sebagai berikut: J. Mathematics is the science of space and number, and is the basis of all
other science. 2. Mathematics is the science that treats of the measurement, properties and relations quantities, including arithmatics, geometry, algebra, ect. 17
Dari kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa: I. matematika adalah ilmu pengetahuan mengenai ruang dan bilangan, serta merupakan dasar bagi ilmu pengetahuan Iain. 2. matematika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari pengukuran, kuantitas, hubungan pola, aritmatika, geomatri, aljabar dan lain-lain. Secara etimologis, perkataan matematika berarti "ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar. Namun bukan berarti ilmu lain tidak melalui penalaran, akan tetapi dalam matematika lebih menekankan aktivitas dalam dunia rasio (penalaran), sedangkan dalam ilmu lain lebih menekankan basil observasi disamping penalaran." 18 Walaupun tidak terdapat satu pengertian yang tunggal dan disepakati oleh semua tokoh atau pakar matematika, namun dapat terlihat adanya ciri-ciri
17
PM. Labulan, "Peranan matematika Dalam Agama", dalam makalah seminar tahun
2004. h. 2. 18
H_ E11nan
S11hf'nn~1n
Pf
nl
\..!tvrdon-i
p,,,,.,J..,.1~:~.·-·-
---
-~~
15
khusus atau karakteristik yang dapat merangkum pengertian matematika secara umum. Beberapa karakteristik itu adalah: I. 2. 3. 4. 5. 6.
Memiliki objek abstrak Bertumpu pada kesepakatan Berpola pikir deduktif Memiliki simbol yang kosong dari arti Memperhatikan semesta pembicaraan . daIam s1stemnya. . 19 Kons1sten Matematika sebagai wahana pendidikan tidak hanya dapat digunakan
untuk mencapai satu tujuan, misalnya mencerdaskan siswa, tetapi juga dapat membentuk kepribadian siswa se1ia mengembangkan keterampilan tertentu. Hal ini mengarahkan perhatian kepada pembelajaran nilai-nilai dalam kehidupan melalui matematika, seperti jujur, disiplin, tepat waktu dan tanggung jawab. Untuk itu siswa perlu memiliki kemampun memperoleh, memilih dan mengelola informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif Kemampuan ini membutuhkan pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif, dan kemampuan bekerjasama yang efektif
Cara berpikir seperti ini dapat dikembangkan n1elalui beiajar matematika karena matematika memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat serta jelas antar konsepnya, sehingga memungkinkan siswa berpikir rasional. Implikasinya siswa perlu memiliki penguasaan matematika pada tingkat tertentu, yang merupakan penguasaan kecakapan matematika untuk dapat memahami dunia dan berhasil dalam karirnya. "Kecakapan matematika yang ditumbuhkan pada siswa mempakan mata pefajaran matematika kepada pencapaian kecakapan hidup yang ingin dicapai melalui pembelajaran matematika. " 20 Robert M_ Gagne, seorang profesor dan ahli psikologi telah banyak membuat penyelidikan mengenai fase dalam rangkaian pembelajaran dan jenis pembelajaran matematika. Menumt Gagne, "terdapat empat kategori yang harus dipelajari oleh kanak-kanak dalam matematika yaitu fakta, kemahiran, 19
Dcpartcmen Pendidikan Nasional, Materi Pe/atihan Terintegrasi Matematik Buku J, (Jitlrnrta: Departemen Pendidilrnn Nasional , 2005), h. 9. ZO DPn"'iiP.ffiP.n DP.nd:.~;t-nn 1'.T,-,,-..;'"'"'"1
l 4-•~-·~ n_,_,~,-
16
konsep dan prinsip. Sedangkan objek yang dipelajari siswa dalam matematika,
secara garis besar yaitu objek-objek langsung (liirects object) dan objek-objek tak langsung (indirects object). Adapun objek langsung terdiri atas: 1. Fakta-fakta matematika, yaitu konvensi (kesepakatan) dalam yang dimasukkan untuk memperlancar pembicaraan-pembicaraan di dalam matematika, seperti lambang-lambang yang ada dalam matematika; kesepakatan bahwa pada garis bilangan yang horisontal, arah ke kanan menunjukkan bilangan-bilangan yang semakin besar sedangkan arah ke kiri menunjukkan bilangan-bilangan yang semakin kecil; dan sebagainya. 2. Keterampilan (prosedur) matematika, yaitu operasi-operasi dan prosedur-prosedur dalam matematika, yang masing-masing merupakan suatu proses untuk mencari (memperoleh) sesuatu hasil tertentu. Contoh, proses mencari jumlah dua bilangan, proses mencari kelipatan persekutuan terkecil dari dua bilangan, dan sebagainya. 3. Konsep matematika, yaitu suatu ide abstrak yang memungkinkan orang untuk mengklasifikasikan apakah sesuatu objek tertentu merupakan contoh atau bukan contoh dari ide abstrak tersebut Suatu konsep yang berada dalam lingkungan ilmu matematika disebut konsep matematika, seperti segitiga, persegi panjang, persamaan, dan lain-lain. 4. Prinsip matematika, yaitu suatu pernyataan yang bernilai benar, yang memuat dua konsep atau lebih dan menyatakan hubungan antara konsep-konsep tersebut 21 Sedangkan objek tak langsung meliputi kemampuan berpikir iogis, kemampuan memecahkan masalah, kemampuan berpikir analitis, sikap positif terhadap matematika, ketelitian, ketekunan, kedisiplinan, dan hal-hal lain yang secara implisit akan dipelajari jika siswa mempelajari matematika. Gagne juga menyebutkan bahwa suatu pengetahuan pada umumnya membutuhkan penguasaan terhadap kemampuan prasyarat Kemampuan prasyarat ini pun kemungkinan besar membutuhkan beberapa prasyarat pula, demikian seterusnya hingga terbentuk suatu susunan yang hirarkis dari berbagai pengetahuan atau kemampuan yang disebut hirarki belajar. "Hal ini sangat
relevan
untuk
pembelajaran
matematika
karena
materi-materi
pembelajaran matematika pada umumnya tersusun secara hirarkis (materi 21
(Jakarla:
Departen1en Pendidikan Nasional~ A1ateri Pelatihan Terintegrasi 111aten1atika Buku 2,
Dennrl~tnPn PPnrlirlilr~1n
l\.Tqc-ift.-n-.1
"lf\fiO:::\
1~
, ,.,
17
yang satu merupakan prasyarat untuk materi berikutnya)."
22
Adapun hierarki
pembelajaran matematika tersebut dintaranya ialah "pembelajaran melalui isyarat, pembelajaran tindak balas rangsangan, pembelajaran melalui rantaian, pembelajaran melalui pembedaan dan sebagainya."
23
Menurut Askew, et al yang dikutip oleh Bob Fox et al dalam buku
Using JCT in Primmy Mathematics Practise and Possibilities dijelaskan bahwa "Numeracy is the ability to process, communicate and interpret
numerical information in a variety of contexts. " 24 Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan menghitung dalam matematika
adalah kemampuan untuk memproses,
mengkomunikasikan dan menginterpretasikan informasi dalam berbagai permasalahan yang melibatkan bilangan dan ukuran. Sehingga dibutuhkan pula keakuratan suatu bilangan dan kepercayaan diri dari dalam individu agar proses menghitung berjalan dengan baik. "Cara yang terbaik bagi seseorang siswa untuk mempelajari sesuatu konsep atau prinsip dalam matematika adalah dengan mengkonstuksi sebuah representasi dari konsep. " 25 Siswa yang lebih dewasa mungkin bisa memahami suatu konsep dalam matematika hanya dengan menganalisis sebuah representasi yang disajikan oleh guru mereka, akan tetapi untuk kebanyakan siswa khususnya siswa yang lebih muda proses belajar akan lebih baik jika para siswa mengkonstruksi sendiri representasi dali apa yang dipelajarinya. Alasannya, jika para siswa bisa mengkonstruksi sendiri representasi itu mereka akan lebih mudah menemukan konsep atau prinsip yang terkandung dalam representasi tersebut, sehingga untuk selanjutnya mereka juga mudah untuk mengingat dan mengaplikasikannya.
22
Departemen Pendidilrnn Nasional. Materi Pelatihan Terintegrasi matematika Buku 2, (Jakarta: Dcpartemen Pendidikan Nasional, 2005). h. 18. 23 Moh. Daud Hamzah, "Bagaimana Kanal<-kanak Mempelajari matematika ", dari http://www.geocities.com/ Pluto stewart/artikel ilmial1 1.htm. 24 Bob Fox et al, Using JCT Jn Primary 1\fathematics Practise and Possibilities, (London: David Fulton Publisher, 2000), h. 26. lS npn~rfpmpn p,,.nili.4-11,.-,....,.. 'J...T.-..-.;~~--1
l -<~-'~--= n
'
,.,
18
Konstruktivisme
dalam
pendidikan
matematika
merupakan
penyusunan awal pengetahuan serta penekanan kepada paham konsep yang benar mengenai konsep
matematika.
Konstruk'tivisme dibina melalui
pengajarnn yang berpusatkan pada pelajar. Guru berpernn sebagai fasilitator yang mernngsang minat pelajar dalam proses pembinaan dan perubahan sesuatu konsep. Oleh karena itu guru perlulah melibatkan semua pelajar dalam menjalankan aktivititas matematika secara manipulatif Guru juga perlu menggalakkan pelajar untuk berfikir dan melatih mereka menyelesaikan berbagai masalah. Kesimpulannya ialah guru perlu mewujudkan iklim pengajaran dan pembelajaran yang menarik dan membuat rancangan yang
sesua1. Keberhasilan siswa dalam belajar dipengaruhi oleh banyak faktor yang bernsal dari dalam dan luar siswa. Adapun faktor luar misalnya fasilitas belajar, earn mengajar guru (metode), materi pembelajaran (kurikulum), sistem pemberian umpan balik dan sebagainya. Sedangkan faktor dari dalam siswa mencakup kecerdasan, strategi belajar, motivasi dan sebagainya. Wasty Soemanto menggolongkan faktor belajar menjadi tiga macam, yaitu faktor-faktor stimuli belajar, faktor-faktor metode belajar, dan faktorfaktor individual. Faktor stimuli belajar terkait dengan panjangnya bahan pelajarnn, kesulitan bahan pelajaran, bernrtinya bahan pelajaran, berat rmgannya tugas, suasana lingkungan eksternal. Faktor-faktor individual menyangkut kematangan, faktor usia kronologis, faktor perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan jasmani dan rohani, serta motivasi. 26 Berikut uraian beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar: 1. Kurikulum matematika "Kurikulum adalah sepernngkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta earn yang digunakan sebagai
19
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan ,,27 pend1.d.k 1 an tertentu. Kurikulum matematika pada dasarnya terdiri dari aritmatika, penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Namun setelah berjalannya waktu, muncullah bentuk-bentuk matematika lain seperti geometri, statistik, probabilitas, dan lain sebagainya. Adapun tujuan kurikulum matematika tersebut adalah agar memungkinkan manusia untuk menggunakan pikiran matematis dalam memecahkan masalah-masalah nyata. Lima bagian utama kurikulum matematika yang diajarkan secara bertahap pada tiap tingkatan di Sekolah Dasar antara lain: "bilangan dan penomoran, operasi dengan seluruh angka, operasi dengan pecahan, probabilitas dan statistik, serta geometri dan ukuran."
28
Materi mengenai bilangan dan penomoran di SD diberikan secara bertahap sesuai dengan tingkatan. Seperti pada kelas 4, materi bi!angan yang dibahas beberapa diantaranya: Tabel 1: Pokok Babasan dan Snb Pokok Bahasan Matematika Kelas 3 Sekolah Dasar Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan
Mengurutkan dan mencantumkan letak bilangan pada garis bilangan.
a. Mengenal bilangan ribuan dan menyebutkannya secara urut b. Mengenal nilai tempat bilangan ribuan dan menuliskannya dalam bentuk panjang . c. Membandingkan bilangan dengan menggunakan sismbol dan mengurutkan bilangan. d. Menentukan sebuah bilangan yang terletak diantara dua bilangan secara urut dan loncat. e. Mengurutkan bilangan dan menentukan posisinva pada garis bilangan.
Sumber: Buku Pake! malcmatika Kelas 3 Sekolah Dasar
27
Departemen Pendidikan Nasional, Materi Pelatihan Terintegrasi malematika, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2005), Buku 3, h. 4. 28
Tom rl~n l-T';"ITTiP.f ~nhnl
f),.....,,...,.."",...~~ D-M------
"-- -'- ,,.....
21
menuliskan angka." 31 Nilai tempat memberikan makna terhadap suatu angka dalam suatu bilangan tertentu tergantung pada kedudukan angka tersebut dalam bilangan. Pada sistem pengangkaan yang digunakan, nilai tempat dimulai dari satuan, puluhan, ratusan, ribuan, puluhan ribu, dan seterusnya. Konsep bilangan dalam matematika tidak dapat terlepas dari penggunaan simbol. Ginsburg berpendapat:
Three principles of written 1>ymbolism in mathematics: a. Children's understanding of written 1>ymbolism generally lags behind their informal arithmetic b. Children inte1pret written symbolism in terms of what they already know. c. Good teaching attempts to foster connections between the child's informal knowledge and the abstract and arbitrary sistem of symbolism. 32 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga prinsip tentang simbolisme yang tertulis di dalam matematika: a. Pemahaman anak tentang simbolisme biasanya tertinggal dari perhitungan informal mereka. b. Anak-anak menginterpretasikan simbolisme dalam kaitannya dengan apa yang telah mereka mengetahui. b. Pengajaran
yang
baik
merupakan
usaha
untuk
membantu
perkembangan hubungan antara pengetahuan informal anak dan abstrak dalam sistem simbolisme. 2. Metode Pembelajaran matematika
('rvfetode adalah prosedur pembelajaran yang dipilih untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan dan mengintemalisasikan isi atau pesan, seperti metode ceramah, metode drill (latihan), metode ekspositori, metode permainan dan sebagainya. " 33 31
Finnana\vaty Sutan, 1Vfahir 1naten1atika Aie/alui Per111ainan, (Jakarta: Puspa Swara,
2003), h. 2. 32 P~u1l
Maulfry Worthington and Elizabeth Carruthers, Children's Mathematics, (London:
r'h'ln1n'ln
'){\(\".?\
h
'71
22
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran matematika adalah prosedur pembelajaran matematika yang dipilih
untuk
membantu
sJSwa
dalam
mencapa1
tujuan
dan
menginternalisasikan isi atau pesan dari matematika. Salah
satu
metode yang
dapat
digunakan
dalam
proses
pembelajaran matematika yaitu metode ekspositori, dimana dalam metode ini guru memberikan informasi hanya pada waktu-waktu tertentu yang diperlukan siswa. Pada metode ekspositori guru juga dapat memeriksa pekerjaan
siswa secara individual dan menjelaskan kembali kepada siswa secara individual atau klasikal. Beberapa hasil penelitian di Amerika Serikat menyatakan bahwa "metode ekspositori merupakan cara mengajar yang efektif dan efisien." 34 3. Media Pembelajaran dan Alat Peraga matematika "Media pembelajaran adalah sesuatu yang membawa informasi dari pengirim informasi ke penerima informasi." 35 Baik media maupun alat peraga matematika dapat digunakan untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa dalam matematika karena dengan menggunakan alat peraga, maka: a. Proses belajar mengajar menjadi lebih termotivasi. b. Lebih dapat dipahami karena konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk kongkrit. c. Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda-benda di alam skitar akan lebih dapat dipahami. 36 4. Evaluasi Pembelajaran matematika "Evaluasi atau penilaian adalah kegiatan untuk mengetahui apakah tindakan yang telah dikerjakan sebelumnya cukup berharga atau tidak." 37 (Bandung: UPI, 2003), edisi revisi, h.239. 34 H. Ennan Suherman, et al, Strategi T'en1belajaran n1aten1atika Konten1porer, (Bandung: UPI, 2003), Edisi revisi, h.203. 35 H. Ennan Snherman. et al, h. 238. 36 H. Elman Suhennan: et al, h. 243. 37
T"'I. -
.....
23
Penilaian ini dilakukan pada dua aspek, yaitu tingkat keberhasilan dan tingkat efisiensi pelaksanaan program. Penilaian terhadap tingkat efisiensi pelaksanaan program biasanya diperlukan pada sistem (program yang terns menerus berulang). Ciri suatu program adalah adanya masukan awal (input), proses pelaksanaan mencapai tujuan, dan hasil yang diperoleh (output). Penilaian tidak saja dilakukan pada program pendidikan yang
diselenggarakan pemerintah, tetapi juga misalnya pada yayasan atau lembaga sosial. 5. Hasil Belajar "Hasil belajar atau acMevement mempakan realisasi pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial
atau kapasitas yang dimiliki
seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. "38 Pada umumnya hasil belajar diwujudkan dalam bentuk nilai. Sehingga dapat disimpulkan apabila nilai hasil belajar seseorang itu bagus, berarti ia telah menguasai materi belajar melalui keterampilan berpikir dan motorik dengan baik, dan begitu pula sebaliknya. 6. Kesulitan Belajar Matematika Kesulitan
belajar
matematika
sermg
kita temukan
dalam
pembelajaran matematika. Menurut Lerner yang dikutip oleh Mulyono Abdurrahman dalam bukunya yaitu "Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar" bahwa "kesulitan belajar matematika disebut juga diskalkulia (dyscalculis), yaitu istilah yang mempunyai makna konatasi medis yang
memandang adanya keterkaitan dengan gangguan sistem saraf pusat." 39 Menurutnya ada beberapa karakteristik anak berkesulitan belajar , yaitu adanya gangguan dalam hubungan keruangan, abnormalitas persepsi 38
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psiko/ogi Proses Pendidikan, (Bandllllg: Rcrnaja Rosdakmya, 2003), h. 39 T\Anhrf\nn A hiln-rr<:>hrnnro
D,,,~rl;A;J,_._
D--:
A-·~'- n -
1
24
visual, asosiasi visual-motor, perseveras1, kesulitan mengenal dan memahami symbol, gangguan penghayatan tubuh, kesulitan dalam bahasa dan membaca, dan pe1:formance IQ jauh lebih rendah dari pada sekor verbal IQ. Lerner menambahkan, bahwa beberapa kekeliruan yang umumnya dilakukan oleh anak yang berkesulitan belajar matematika antara lain kurang memahami tentang simbol, nilai tempat sebuah bilangan, perhitungan, penggunaan proses yang keliru, dan tulisan yang tidak terbaca. Sedangkan beberapa tanda yang menunjukkan kesulitan dalam belajar matematika menurut Hornsby (1984) yang dikutip oleh John Backhouse et al dalam buku Improving the Learning C?f Mathematics, salah satunya yaitu: Difficulty with basic mathematics is estimated to cause trouble for 60 percent of dyslexics. 171is may show itse!f as difficulty in remembering tables or trouble with computation using decimals offractions. some dyslexics have difficulty in distinguishing between + and x, - and + and < and>. 40
Berdasarkan kutipan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kesukaran dalam matematika dasar diperkirakan sebesar 60% karena gangguan disleksia. Hal ini dapat terlihat pada kesukaran dalam mengingat atau ketika menggunakan tabel dengan perhitungan yang menggunakan sistem desimal atau pecahan. Beberapa gangguan disleksia mempunyai kesukaran dalam membedakan antara + dan x, - dan +, serta < dan > . C. Peranan matematika Dalam Agama
Menurut PM. Labulan, bahwa dalam matematika terkandung sifat kejujuran dan sifat ketaatan. Kejujuran dan ketaatan adalah jalan guna mendekatkan diri kepada Al-Khaliq. Sifat kejujuran dapat dilihat pada pemenuhan sumpah seorang hamba terhadap penciptanya ketika di dalam
40
John Backhouse et nl
hnnrnvina 11,,,,, 1,, .......~;·n~ ~r
1
,._~,
25
rahim ibu. Sedangkan sifat ketaatan dapat dilihat pada patuh dan taatnya manusia kepada Allah dan Rasul-Nya. Dengan menggali ilmu matematika, maka kita akan semakin menemukan suatu kepuasan tersendiri yang tidak dimiliki ilmu lain dan akan semakin dekat seseorang kepada penciptanya. Hingga pada gilirannya seorang ilmuan matematika berucap: "Ya Tuhan kami, bukanlah Engkau ciptakan semua ini dengan percuma. Maha suci Engkau. Maka peliharalah kami dari azab neraka" (Al-Imran: 192).
41
D. Konsep Anak Jalanan 1. Peugcrtian dan Ciri-ciri Anak Jalanan
Tinjauan
mengenm
pengertian
anak jalanan
masih
belum
mempunyai kesamaan dari para peneliti dan masyarakat, sehingga masih terdapat bermacam-macam persepsi. Peserta Lokakarya Nasional Anak Jalanan yang diselenggarakan oleh Departemen Sosial menyusun definisi dari anak jalanan yaitu "anak yang sebagian besar menghabiskan waktunya untuk mencari naflcah dan atau berkeliaran di jalanan atau di tempat-tempat umum lainya."
42
Menurut Rooestien Ilyas seorang aktivis sosial sekaligus pendiri dan ketua Yayasan Nanda Dian Nusantara, "anak jalanan adalah anakanak yang berada di jalanan bukan karena ingin bermain di jalanan, tetapi karena harus hidup dari jalanan. Sumber nafkah mereka yang serabutan itu berada di jalanan, mulai dari jualan rokok, mengamen, ikut mengatur Ialu lintas, menyemir sepatu sampai berjualan kantong plastik di pasar." 43 Armai
Arif juga menekankan bahwa untuk memahami anak
jalanan secara utuh kita harus mengetahui definisi anak jalanan tersebut, antara lain seperti yang dijelaskan oleh Departemen Sosial RI, bahwa anak jalanan adalah anak yang sebagian besar menghabiskan waktunya untuk 41
PM. Labulan, "Peranan matematika Dalan1 Agama", dalanJ Makalah Seminar Tahun
2004, h. 8. 42
S'n.<>inl
Direktorat Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Lanjut Usia, Modul Pe/atihan Pekerja
r11111nh .<......inaanh
fT-:.1r"1ri"' T-:!nil<>n
v,... ......... ;~1 ....... _~- (' __ :."• ... y_
.
,
.......... ~~-
-
•
-
-
26
mencan nafkah atau berkeliaran di jalanan atau tempat-tempat umum lainnya. UNICEF juga memberikan batasan tentang pengertian anak jalanan, yaitu:
Street child are those who have abandoned their homes, school and immediate communities before they are sixteen years of age, and have drifted into a nomadic street life. (anak jalanan merupakan anak-anak berumur dibawah 16 tahun yang sudah melepaskan diri dari keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat terdekatnya, larut dalam kehidupan yang berpindah-pindah .. Ian raya. ) 44 dIJa Selain mengetahui definisi di atas, pemahaman terhadap anak jalanan juga dapat diketahui melalui pengelompokkan anak jalanan. Seperti yang disebutkan oleh Himpunan Mahasiswa Pemerhati Masyarakat Marjinal Kota (HIMMATA), bahwa anak jalanan dikelompokkan me1tjadi dua kelompok, yaitu anak semi jalanan dan anak jalanan murni. Sedangkan menurut Tata Sudrajat, anak jalanan dapat dikelompokan menjadi 3 berdasarkan hubungannya dengan orang tuanya, antara lain : 1) Anak yang hidup dijalanan (Children the street) 2) Anak yang bekerja di jalanan (Children on the street) 3) Anak yang masih sekolah atau sudah putus sekolah, kelompok ini masuk kedalam kategori anak yang rentan menjadi anak jalanan (vulnerable to be street children). 45 Badan Kesejahteraan Sosial Nasional membedakan anak jalanan menjadi empat kelompok berdasarkan situasi sosial, yaitu: a. Anak-anak yang tidak berhubungan lagi dengan orang tuanya (children of the street ). Mereka tinggal 24 jam di jalanan dengan menggunakan semua fasilitas jalanan sebagai ruang hidupnya. Mereka saling berhubungan erat dan saling menolong satu sama lain. Perilaku mereka cenderung liar, curiga, susah diatur, reaktif, cuek, tertutup, tidak tergantung dan bebas. Hal ini disebabkan faktor sosial psikologis keluarga seperti kekerasan, penolakan, dan perceraian orang tua sehingga menyebabkan hubungan dengan keluarga terputus. Umumnya mereka tidak mau kembali ke rumah, karena kehidupan jalanan telah menjadi ikatan mereka.
Arif ht1tv/lnrnnu rfilrm.,.c-
'
,.t,,,.,...,.:i.;i... ...,,..., ,.,,.., ;,:i
"Upaya
Pe1nberdayaan
Anak
jalanan",
dari
27
b. Anak-anak yang berhubungan tidak teratur dengan orang tua atau anak yang bekerja di jalanan (children on the street). Mereka umumnya adalah pekerja migran kota yang pulang tidak teratur kepada orang tuanya di kampung. Hal ini disebabkan oleh tekanan ekonomi keluarga sehingga mereka harus membantu orang tua sekaligus menghidupi dirinya sendiri. Tempat tinggal mereka umumnya mengontrak di lingkungan kumuh bersama saudara atau teman-teman sekampungnya. c. Anak-anak yang masih berhubungan teratur dan tinggal dengan orang tua. Umumnya mereka masih bersekolah dan pergi ke jalanan sebelum atau sesudah sekolah. Motivasi mereka ke jalan karena terbawa teman, belajar mandiri, membantu orang tua dan disuruh orang tua. Aktivitas mereka yang paling mencolok adalah berjualan koran. d. Anak-anak jalanan yang berusia di atas 16 tahun. Mereka berada di jalanan untuk mencari kerja, atau masih labil dalam suatu pekerjaan. Umumnya mereka telah lulus SD bahkan SMP. Mereka biasanya kaum urban yang mengikuti orang dewasa pergi ke kota. Keterampilan mereka yang terbatas menyebabkan kebanyakan mereka bekerja sebagai pengemis, pemulung dan lain-lain sampai mereka mendapat pekerjaan tetap. 46 Maka secara garis besar anak jalanan terbagi dalam dua kelompok, antara lain : a. Kelompok anak jalanan yang bekerja dan hidup di jalan. Mereka hidup di jalan, melakukan semua aktivitas di jalan, tidur dan menggelandang secara berkelompok. b. Kelompok anak jalanan yang bekerja di jalanan ( masih pulang ke rumah orang tua). Berdasarkan pembagian kelompok tersebut, dapat disimpulkan bahwa anak jalanan yang menjadi
subyek dalam penelitian ini
dikategorikan sebagai anak yang rentan menjadi anak jalanan (vulnerable
to be street children), karena mereka masih bersekolah, menghabiskan sebagian waktu dengan bekerja dan masih tinggal bersama orang tuanya.
16 ·
Direktorat Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Lanjut Usia, },fodul Pelatihan Petugas
PP11rfnn1nina
n1•rtn
7'un A,,,,.,y ,,.,,,..,,,,.,,,,
/'Tnl~ .... - ..... D-..1-- T.r ___ ,_._,
.....
.
•
'~
.
-
- - - -
28
Melihat sebagian besar waktu yang mereka habiskan di jalanan, dapat dikatakan bahwa mereka telah kehilangan hak mereka sebagai anak.
Sepe1ti diantaranya hak memperoleh pendidikan, kebebasan berekspresi dan memperoleh informasi, serta bimbingan memainkan peranan pada masyarakat sesuai dengan tingkat usia dan kematangnnya. Sehingga ha! tersebut dapat membentuk kepribadian yang kurang baik dalam diri anak. Seperti yang diungkapkan Saratri Wilonoyudho, bahwa: Anak-anak yang dibesarkan di lingkungan kumuh serta berada di lingkungan yang keras dan kasar tanpa bimbingan orangtua, akan membentuk watak yang indolen (tidak mempunyai hasrat dan kemauan), pasif, inferior (kurang bermutu), tercekam oleh mentalitas rendah diri, bersikap agresif, eksploitatif, dan mudah prates atau marah. 47 Hal tersebut juga sesuai dengan ciri-ciri anak jalanan seperti yang disebutkan oleh Badan Kesejahteraan Sosial Nasional yang juga dapat kita kenali secara umum, antara lain: 48 Tabel 2: Ciri-ciri Anak Jalanan
-
-
Ciri Fisik Warna kulit kusam Pakaian tidak terurus Rambut kusam Kondisi badan tidak terurus
Ciri Psikis Acuh talc acuh Mobilitas tinggi Penuh curiga Sensitif Kreatif Semangat hidup tinggi Berwatak keras Berani menanggung resiko mandiri
-
-
Sumber: Modul Pelatihan PekerJa Sosial Rumah Singgah.
Sedangkan Yayasan Nanda Dian Nusantara memberikan batasanbatasan mengenai ciri-ciri anak jalanan secara umum, seperti: a. Berada di tempat umum Galan, pasar, pertokoan, tempat-tempat hiburan) selama 3-24 jam sehari. b. Berpendidikan rendah (kebanyakan putus sekolah, sedikit sekali yang tamat SD). 47
Saratri Wilonoyudl10, "Nasib Anak Perempuan Jalanan", Harian Kompas (Sabtu 23
juli 2005). IJ8 nif1"ktnr~1 T
hfA ..... ' l n
' A...,,.1,. V~l .• ._ ___
..l--
T
~-~' •TT•
',.
•
•
~ •
-•
29
c. Berasal dari keluarga tidak mampu (kebanyakan kaum urban, beberapa diantaranya tidak jelas latar belakang keluarganya). d. Melakukan aktivitas ekonomi (melakukan pekerjaan pada sektor informal). 49 Maka dapat dikatakan bahwa batasan-batasan mengenai beberapa cm tersebut dilihat berdasarkan subyek di lapangan yang terdapat di beberapa lokasi binaan Yayasan Nanda Dian Nusantara. 2. Faktor Penyebab Munculnya Anak Jalanan
Keberadaan anak jalanan merupakan salah satu masalah sosial yang
cukup
memprihatinkan.
mendapatkan perlindungan dan
Tidak kasih
seharusnya sayang
mereka
dari
kurang
keluarga dan
masyarakat Adapun beberapa faktor yang dapat diidentifikasikan sebagai penyebab tumbuhnya anak jalanan, antara lain: a.
Faktor kemiskinan keluarga Fakta ini menunjukkan bahwa anak-anak jalanan itu berasal dari keluarga miskin yang tidak dapat mencukupi kebutuhan minimal sehari-hari. Mereka berada di jalanan antara lain karena dorongan untuk membantu ekonomi dan meningkatkan pendapatan keluarga yang selama ini tidak mencukupi. Kemiskinan ini tidak jarang diperparah oleh rendahnya pendidikan keluarga itu sendiri, sehingga kedua orang tua tidak mempunyai pandangan yang tepat terhadap masa depan anak.
b.
Faktor rendahnya pendidikan orang tua Pendidikan orang tua anak jalanan pada umumnya rendah. Mereka tidak mempunyai wawasan dan pengetahuan yang memadai untuk membesarkan dan mendidik anak secara baik. Kondisi ini menyebabkan orang tua membiarkan anak-anaknya untuk berada di jalan, hidup di jalan dan bermain di jalanan. 50 Menurut
Karnaji,
dkk
(2001)
sebagian
besar
responden
menyatakan bahwa kebutuhan pertama yang amat mendesak dan diperlukan anak jalanan adalah tempat tinggaL Umumnya mereka tinggal di rumah-rumah semi permanen dan rumah kardus atau seng bekas. 49
Rahmat Salam el al, Model Pemberdayaan Anak Jalanan Berbasis Keluarga Dengan Pendekatan 1"tfulti.~is.IP111 fT~k-~n·t~· TTniv,,_.,..,..;,...,C" 1'.!f.. t..-..,~·~~A:- . .-1. T. '-- --· ,...,....,-.. • , • · -
30
Sedangkan lainnya mengak:u kebutuhan pertama yang mendesak adalah makanan. Secara rinci Departemen Sosial memperkirakan beberapa faktor yang diindikasikan sebagai penyebab munculnya fenomena anak jalanan, yaitu sebagai berikut: a.
Urbanisasi (Rural-Urban Migration) Beberapa alasan sebagian besar mereka bermigrasi ke kotakota besar antara lain: keterbatasan sistem di daerah yang dapat dijadikan sumber potensi untuk mengembangkan sosial ekonomi masyarakat dan pelayanan sosial terhadap anak, kemampuan ekonomi yang terbatas, mencari suasanan barn karena rutinitas anak di daerah monoton, minimnya akses pelayanan untuk anak seperti sarana pendidikan dan fasilitas bermain, ajakan teman, dan lain-lain.
b.
Ketidakberuntungan ekonomi Terkadang orang tua menjadikan anak sebagai alat untuk mempermudah memperoleh uang karena mereka berasal dari keluarga miskin atau kurang mampu.
c.
Melemahnya fungsi dan peran keluarga Hal ini dikarenakan bergesemya fungsi dan peran orang tua, dimana anak dipandang sebagai aset ekonomi keluarga sehingga anak dijadikan unit produksi dengan dalih menutupi kebutuhan dan meringankan beban keluarga. Selain itu kurangnya pengetahuan dalam membimbing, mengasuh dan mengawasi anak dalam usia tumbuh kembang juga menjadi faktor ha! tersebut.
d.
Keterbatasan SDM Sebagian besar anak jalanan merupakan anak-anak yang putus sekolah (drop out), anak terlantar dan yatim piatu. Keterbatasan keterampilan dan kemampuan baik yang dimiliki anak maupun orang tua mereka, menjadikan mereka sulit untuk diserap dunia kerja sehingga pada akhirnya menjadikan jalan lain sebagai altematif untuk menghasilkan pendapatan.
e.
Tuntutan gaya hidup Cara yang mudah untuk memperoleh uang di jalan dapat memunculkan perilaku atau kebiasaan-kebiasaan yang konsumtif, sehingga akhirnya mereka menggunakan berbagai cara untuk memenuhi tuntutan gaya hidup.
f
Lemahnya kontrol sosial Terjadinya pergeseran nilai-nilai dan norma-norma dalam masyarakat menyebabkan lemahnya kontrol sosial masyakat .i.~-1..~..l-
••
L ___ L ___ •
t
32
Dalam masyarakat pedesaan yang mengalami transisi dan golongan miskin di kota akan memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia bila kondisi ekonomi mengalami perubahan. Salah satu upaya yang seringkali dilakukan untuk beradaptasi terhadap perubahan tersebut adalah dengan memanfaatkan tenaga kerja anggota keluarga, seperti ibu rumah tangga (wanita). Kalau bantuan tenaga kerja wanita belum mencukupi maka anak-anak yang belum dewasa juga diikutsertakan dalam menopang kegiatan ekonomi keluarga. 54 Itu artinya dalam kondisi ekonomi yang sangat terdesak, kaum urban terpaksa mempekerjakan anggota keluarganya, termasuk anak yang berada oada usia sekolah sekalioun. Karena ha! itu 12una memenuhi l
-
-
--
-
I
-
-
-
--
-
'-'
--
kebutuhan hidup mereka di kota. Adapun teori kedua yaitu teori transisi industrialisasi. Menurut teori ini: Pada tahap awal industrialisasi dibutuhkan pemupukan modal (capital accumulation) untuk meningkatkan produksi dan teknologi. Biasanya para pengusaha menekan biaya produksi dengan jalan menekan biaya pengeluaran untuk upah. Salah satu cara yang biasanya dilakukan adalah dengan mempekerjakan wanita dan anak-anak karena dipandang sebagai pencari nafkah kedua (sekunder) sehingga bersedia dibayar murah. Atas dasar inilah maka banyak pemilik modal mempekerjakan wanita dan anak-anak sebagai buruh di industri dengan upah yang rendah. Dengan demikian, tidak heran jika di sekeliling kita banyak ditemukan anak-anak usia sekolah yang terpaksa harus putus sekolah karena harus bekerja membantu orang tua dan keluarga. 3. Pendidikan Pada Anal{ .Jalanan
Setiap anak n1e1nbutuhlcan kebutuhan edukasi yang tidak !epas dari dua aspek utama, yakni aspek internal dan eksternal. "Aspek internal berasal dari dalam individu yang mencakup kualitas kemampuan dasar, baik Intelligent Quality, Emotion Quotient, dan Spiritual Quotient serta minat dan bakat. Sedangkan aspek eksternal lebih bersifat sosiologis." 55
54
Kamaji, et al, "Jurua! Studi Tcntang Penyusunan Modal Pembinaan dan Pcmberdayaan Anak Jalanan", dari http://www.joumal.nnair.ac.id/, 20 Desernber 2001. 55vv11',., .. n.-. .... t., ••1;.A,...n~~~,.--
C'4---• ci4 __
J ___ ,
"-
,
"
•
•
33
Sehingga keseluruhan aspek tersebut saling berkaitan satu sama lain dan berpengaruh terhadap pendidikan anak_ Pendidikan merupakan proses pembelajaran yang sangat penting bagi pembentukan Sumber Daya Manusia yang unggul dan berkualitas. Hal ini sesuai dengan pengertian pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang menyatakan, bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 56 Jalur pendidikan pada dasarnya terdiri dari pendidikan formal, non formal dan informal. Dipandang dari segi ekonomi pendidikan merupakan peningkatan kemampuan kerja dan mengelola kehidupan sehingga dapat meningkatkan pendapatan. Pendidikan non formal bertujuan untuk mengembangkan
potensi
peserta
didik
dengan
penekanan
pada
penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian professional. Agar tujuan tersebut tercapai diperlukan kerjasama yang baik dari masyarakat setempat. Hal ini dimaksudkan agar makin tumbuh kesadaran akan pentingnya pendidikan dan mendorong masyarakat untuk terns berpartisipasi aktif di dalamnya. Seperti yang diungkapkan oleh Fasli Jalal dan Dedi Supriadi, "apabila pendidikan luar sekolah (pendidikan nonformal) ingin melayani, dicintai, dan dicari masyarakat, maka mereka hams berani meniru apa yang baik dari apa yang tumbuh di masyarakat dan kemudian diperkaya dengan sentuhan-sentuhan yang sistematis
56 'rim D,,.,-1,.,J,...,~
17,.,.1,..~
11.K-.l;~
rr__ _J_
dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan lingkungan masyarakatnya. " 57 Permasalahan-permasalahan yang timbul pada anak merupakan akibat dari kondisi nilai dan pengetahuan yang dimiliki oleh keluarga mereka kurang memadai, terutama dalam menjalani kehidupan mereka di kota-kota besar yang penuh dengan persaingan dalam hal pengetahuan, keterampilan, dan keahlian. Sementara disisi lain, mereka 1..'Urang dibekali ketiga hal tersebut Sehingga akhirnya mereka berada dalam struktur sosial yang lemah. Keterbatasan pengetahuan, keterampilan dan keahlian tersebut berkaitan
dengan
lemalmya
kondisi
ekonomi
keluarga
untuk
menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah formal karena biaya yang cukup mahal, sehingga tidak jarang anak-anak mereka terpaksa tidak disekolahkan atau putus sekolah di tengah jalan_ Hal ini berarti anak kehilammn haknva untuk menaikuti Proaram Waiib Belaiar Sembilan '-'
J
'-'
.......
J
J
tahun. Pelaksanaan Wajib Belajar Sembilan Tahun memang bukanlah semata-mata masalah peningkatan kualitas pendidikan, tetapi diharapkan mampu
meningkatkan
kesejahteraan
manusia
karena
pendidikan
merupakan sarana efektif mengentaskan kemiskinan. Adapun permasalahan pendidikan pada anak jalanan secara umum antara lain: a. Putus sekolah SD/MI karena masalah ekonomi b. Kondisi yang tidak mengenakan di sekolah termasuk: I) Kualitas pengajaran yang rendah 2) Sekolah tidak memenuhi syarat 3) Kurikulum tidak relevan dengan realitas sehari-hari (terutama untuk anak-anak dari keluarga miskin) c. Tidak ada alternatif yang jelas untuk anak-anak miskin dalam pendidikan d. Pendidikan formal tidak mengakomodasi kebutuhan anak-anak yang bekerja e. Kerjasama yang sangat terbatas antara instansi pemerintah dengan LSM dalam menghadapi masalah yang berbeda. 58 57
l<:i]o;t]
35
Permasalahan-permasalahan di atas semestinya dapat ditangani jika pemerintah, keluarga dan masyarakat saling bekerja sama. Karena hal tersebut merupakan kunci keberhasilan pendidikan. Pemerintah memiliki kewajiban agar anak-anak usia pendidikan dasar dapat memperoleh layanan pendidikan yang berkualitas, sepe1ii penyediaan gedung sekolah, sarana dan prasarana pendidikan, guru, dan kurilntlum.
Keluarga
berkewajiban mengontrol pendidikan anak. Dan masyarakat ikut berperan aktif membantu pemerintah. "Jika pemerintah tidak dapat sepenuhnya menunaikan kewajibannya, maka keluarga dan masyarakat terbuka ikut berperan serta dalam penyediaan layanan pendidikan."
59
Penyediaan layanan pendidikan tersebut dapat ditangani salah satunya dalam bentuk penyetaraan pendidikan yang terdiri dari paket A, paket B dan paket C. Bentuk penyetaraan pendidikan ini merupakan program pendidikan luar sekolah (pendidikan non formal) yang di
dalamnya terdiri dari empat unsur yang dikenal dengan istilah: a. Warga belajar disebut pula dengan pese1ia pelatihan atau partisipan. b. Tutor adalah orang yang membelajarkan warga belajar. Tutor memegang peranan penting dalam program pembelajaran sehingga disyaratkan memiliki kemampuan membelajarkan dan memiliki karakteristik yang dapat mempengaruhi kemampuannya dalam berbagai situasi pembelajaran. c. Materi pembelajaran merupakan pengetahuan yang terorganisasi dan sesuai dengan kebutuhan warga belajar. d. Konteks adalah lingkungan sosial, psikologis dan fisik dimana proses pembelajaran terjadi. Secara rinci konteks ini meliputi kodisi keluarga warga belajar, kelompok sosialnya, komunitas, tempat belajar, lembaga penyelanggaraan program, citra pendidikan, jumlah tenaga pelaksana, pekerjaan, hambatan keuangan, struktur masyarakat dan keragaman etnik, jaminan hukum, etika dan lingkungan sekitar. 60
58
Direktorat Kesejaltteraan Anal<, Keluarga dan Lanjut Usia,Aiodul Pelotihan Pekerja
Sosial l?1~;ll1h Singgah, (Jakarta: Badan Kcsejahteraan Sosia1 Nasional, 2000), Buku 2, J1. 14.
· Suparlan, "Hak-hak Pendiclilrnn Anak Indonesia", www.ftpi.info/ltome/article8.phtml-2lk, 15 September 2006@03:12 PM. 60 Djudju Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h. 242.
dari
36
Selama ini ada anggapan yang kuat dalam masyarakat bahwa tidak sedikit anak-anak yang harus meninggalkan bangku sekolah (putus sekolah) karena harus bekerja membantu ekonomi orang tuanya. Seorang siswa dikatakan putus sekolah apabila ia tidak dapat menyelesaikan program suatu sekolah secara utuh yang berlaku sebagai satuan sistem. Putus sekolah umumnya terjadi pada tahun-tahun terakhir Sekolah Dasar. Alasan utama yang sering dikemukakan para orang tua mengapa anaknya tidak bersekolah adalah karena tidak adanya biaya. Sedangkan beke1ja atau membantu ekonomi keluarga bukan merupakan alasan utama. Alasan terbesar kedua yang sering dikemukakan untuk menutupi alasan sebenarnya yaitu karena "malas". Keputusan untuk meninggalkan sekolah seringkali terlihat berasal dari anak, tetapi ini sering merupakan respons terhadap keinginan orang tua atau merupakan kombinasi dari berbagai faktor sekaligus. M. Saleh Marzuki menyebutkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi seorang anak menjadi putus sekolah, antara lain: a. Faktor Ekonomi Putus sekolah dapat terjadi karena keadaan orang tua yang miskin dan harus bekerja berat sehingga anak diperlukan untuk membantu orang tua. Selain itu ketidaktertarikan orang tua terhadap kemampuan membaca juga dapat mengurangi motivasi untuk menyekolahkan anak ke sekolah formal. Karena dalam kondisi kemelaratan tersebut, orang tua menginginkan anaknya bekerja membantu orang tua sehingga sekolah bukan lagi merupakan prioritas karena sekolah tidak dapat menolong mereka dengan segera. b. Faktor Sosial Budaya Faktor yang berhubungan dengan pandangan, keinginan, sikap dan kepercayaan orang tua terhadap pendidikan ini meliputi: l) Aspirasi orang tua tentang pendidikan. Pendidikan yang diinginkan orang tua adalah pendidikan yang segera menghasilkan, artinya dalam waktu singkat jelas hasil atau manfaatnya bagi orang tua. 2) Sikap terhadap sekolah kurang positif, misalnya menganggap sekolah itu kurang penting. 3) Pandangan orang tua tentang fungsi sekolah yang dianggap selesai aoabila anak sudah daoat membaca dan menulis
37
c. Faktor Pribadi Anak; seperti kemampuan intelektual yang rendah, rasa malu karena prestasi yang rendah dan rasa malu karena miskin. d. Faktor Sekolah, misalnya dikarenakan: I) Sekolah tidak memberikan pilihan lain bagi siswa yang cepat atau lambat dalam belajar. 2) Fungsi remedial yang tidak berjalan. 3) Guru kurang memperhatikan perbedaan individual anak. 4) Faktor organisasi kelas yang tidak efektif. 5) Sekolah terlalu menekankan pada faktor administratif dari pada faktor psikologis. 61 Menurut Dr Irwanto yang dikutip oleh Irwan Jnlianto dalam sebuah artikel yang berjudul "Wajib Belajar, Mana Kewajiban Negara?" menyatakan bahwa "kualitas pendidikan di Indonesia sangat buruk, khususnya di SD dan sekolah menengah karena sangat kecilnya anggaran pendidikan dibandingkan anggaran untuk pembangunan fisik. Sejauh ini sektor swasta dan khususnya keluarga harus menanggung setengah dari biaya kehidupan." 62 Akibatnya pendidikan menjadi ha! yang diremehkan dan tak terjamah oleh keluarga miskin. "Anak semestinya memperoleh hak pendidikan dasar secara co111puls01y and.free, artinya pemerintah memiliki kewajiban agar anak-
anak usia pendidikan dasar dapat memperoleh layanan pendidikan yang berkualitas." 63 Untuk itu, penyediaan gedung sekolah, sarana dan prasarana pendidikan, guru, dan kurikulum merupakan tanggung jawab pemerintah. Jika pemerintah tidak dapat sepenuhnya menunaikan kewajibannya, maka keluarga dan masyarakat terbuka ikut berperan serta dalam penyediaan layanan pendidikan. Kerjasama antara pemerintah, keluarga dan masyarakat akan menjadi kunci keberhasilan pendidikan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Badan Kesejahteraan Sosial Nasional, diketahui bahwa: 61
M. Saleh Marz;uki, "Bagairnan Mengatasi Laju Putus Sekolah dm1 Mengulang Kelas" dalam Kurikulum Untuk Abad Ke-21, (Jakarta: Grasindo, 1994), h. 222. 62 Invan Juliauto, "Wajib Belajar, Mana Kewajiban Negara?" dalarn Seandainya Alw Bukan Anakmu, Poire/ Kehidupan Anak Indonesia, (Jakarta: Kompas, 2000), h. 124. 630 _______ !___
ff!T_l
!__1
"-
..
··~
<
•
~
<
•;;
38
Orang tua umumnya menilai tinggi pendidikan untuk anak-anak mereka. Sebagian besar merasakan bahwa yang baik untuk anak mereka adalah setingkat SMP atau yang lebih tinggi. Pada umumnya mereka juga mempertimbangkan bahwa pendidikan yang lebih tinggi lebih sesuai untuk anak laki-laki dari pada anak perempuan. Namun Hanya sebagian kecil orang tua yang berfikir bahwa anak perempuan tidalnnemerlukan pendidikan lebih tinggi dari SD. 64 Selain itu, dalam penelitian tersebut juga disebutkan bahwa
"pendidikan melalui sekolah alternatif, baik Sl\t1P Terbuka maupun Program Paket B temyata sangat berhasil dalam memberikan kesempatan pendidikan kepada anak-anak dari keluarga miskin." 65 4. Pendekatan Pelayanan Sosial Pendekatan pelayanan merupakan salah satu bentuk perhatian yang diberikan pada anak jalanan, seperti Street Based, Center Based, dan
Family and Community Based. Adapun pengertian masing-masing pendekatan tersebut adalah: a. Street based, merupakan pendekatan di jalanan untuk menjangkau dan mendampingi anak untuk mengenal, mempertahankn relasi dan komunikasi se1ta melakukan penanganan di jalan seperti konseling, diskusi, permainan literacy dan pemberian informasi. b. Centre based, merupakan penmdekatan dimana anak jalanan sebagai penerima pelayanan ditempatkan pada suatu pusat kegiatan dan tempat tinggal dalam jangka waktu tertentu. c. Family and community based, merupakan pendekatan yang melibatkan keluarga dan masyarakat yang bertujuan mencegah anak-anak turun ke jalanan dan mendorong penyediaan sarana pemenuhan kebutuhan anak. 66
M Direktorat Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Lanjut Usia, lvfodu/ Pelatihan Pimpinan Rumah Singgalz, (Jakarta: Badan Kesejahteraan Sosial Nasional, 2000), Buku L h. 78. 65 Direktorat Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Lanjut Usia, Ibid. . 66 Direktorat Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Lanjut Usia, lvfodul Pelatihan Petugas n ___
-1-----~'--·-
/I__
,..,.,
A
'-
r
1
£"<
•
•
-r-.
•
.,.,.
•.
~
••
--
•
BABUI METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengungkap proses pembelajaran matematika yang berlangsung di Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian Nusantara Ciputat, yang secara khusus bertujuan w1tuk: J. Mengetahui sarana dan prasarana apa saja yang melengkapi jalannya
proses pembelajaran matematika di Bengkel Kreativitas. 2. Mengetahui bagaimana Kegiatan Belajar Mengajar matematika siswa di
Bengkel Kreativitas. 3. Mengetahui bagaimana sistem evaluasi dan perkembangan basil belajar
matematika siswa di Bengkel Kreativitas. 4. Mengetahui bentuk kesulitan apa saja yang dialami s1swa selama
pembelajaran matematika berlangsung. 5. Mengetahui
bagaimana peranan orang tua dalam
mendidik dan
membimbing anaknya dalam belajar. B. Entri, Latar Penelitian, Sumber Data, Sampling dan Satuan Kajian L Entri
Entri merupakan tahap dimana peneliti mulai memasuki lapangan. Sebelumnya peneliti meminta izin kepada ketua koordinator lokasi agar dapat melakukan penelitian di tempat yang ia bina. Strategi selanjutnya
yang dilalct1kan adalah memahami situasi, mempelajari keadaan dan latar belakang orang-orang yang menjadi responden dalam penelitian ini. Peneliti juga membina rapport, yaitu hubungan akrab dengan responden hingga seolah-olah tidak ada lagi dinding pemisah antara keduanya. Jika rapport telah tercapai, maka usaha selanjutnya diharapkan akan lebih mudah. Subjek pun akan dengan sukarela menjawab pertanyaan atau memberikan informasi yang diperlukan oleh peneliti.
40
2. Latar Penelitian Latar dalam penelitian ini adalah Bengkel Kreativitas yang berisi kegiatan belajar anak-anak yang tidak bersekolah di sekolah formal dan putus sekolah. Secara geografis Bengkel Kreativitas terletak di sekitar pemukiman para kaum urban yang berdomisili pada bangunan lapak di jalan Jambu RT 11/01 Kampung Legoso Kelurahan Pisangan Kecamatan Ciputat Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Daerah ini umumnya dikenal orang sebagai perkampungan pemulung, karena sebagian besar masyarakatnya baik orang tua maupun anak-anak bekerja sebagai pemulung. Dilihat dari letaknya, wahana belajar ini sangatlah strategis bagi anak-anak yang berada di lingkungan pemukiman tersebut, sehingga mereka dapat merasakan belajar seperti anak lainnya, bahkan orang tua mereka pun tidak perlu mengeluarkan uang untuk ongkos atau jajan anak, karena dekat dari rumah. Sedangkan dilihat dari fasilitasnya, Bengkel Kreativitas ini memang tidak seperti sekolah pada umumnya karena hanya terdapat satu ruang belajar dan tidak terdapat bangku. Namun proses pembelajaran tetap dapat berjalan dengan lancar. 3. SumberData Sumber data merupakan subjek dimana data dapat diperoleh. Pada dasarnya sumber data dalam penelitian ini ada dua. Pe1tama adalah data pustaka yang bersifat normatif Data ini dihimpun dari literatur, bukubuku, surat kabar, dokumentasi-dokumentasi, undang-undang, website, dan sebagainya yang menyangkut pembelajaran pada anak jalanan dan ha! terkait lainnya, seperti mengenai sejarah berdirinya Yayasan Nanda Dian Nusantara, program kegiatan belajar mengajar, tenaga pengajar, sistem penilaian, sarana prasarana, sistem keuangan dan lain sebagainya. Sumber data kedua adalah data lapangan yang bersifat empiris. Data ini dikumpulkan melalui observasi dan wawancara baik terhadap pihak
41
yayasan, koordinator lokasi, tenaga pengajar, murid maupun para orang tua murid. Sumber data utama adalah berupa kata-kata dan tindakan subjek yang menjadi fokus penelitian, selebihnya yaitu berupa data tambahan seperti dokumen, foto dan lain-lain. Sumber data utama dicatat melalui basil wawancara atau melalui pengambilan foto. Sedangkan data tambahan diperoleh dari sumber tertulis, seperti majalah ilmiah, skripsi, tesis, jurnal, arsip, dokumen pribadi, dokumen resmi dan lain-lain. 4. Informan Informan dalam penelitian ini meliputi warga belajar (siswa) Bengkel Kreativitas yang beberapa di antaranya adalah pekerja anak, keluarga siswa, koordinator lokasi Bengkel Kreativitas dan pihak Y ayasan Nanda Dian Nusantara. Banyaknya informan berjumlah 12 orang, antara lain terdiri dari 4 orang siswa, 4 orang tua murid, dan 4 orang pihak Yayasan Nanda Dian Nusantara termasuk tutor dan koordinator lokasi. Dari 4 orang siswa, 2 orang diantaranya bekerja sebagai pemulung dan sisanya tidak ikut bekerja karena anak perempuan. Dalam penentuan informan tersebut dilakukan secara sampel bertujuan (purposive sample) yang secara sengaja bertujuan "untuk merinci kekhususan yang ada dalam ramuan konteks yang unik. Selain itu juga dimaksudkan untuk menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan dan teori yang mun cul." 1 Banyaknya informan ini pada dasamya bergantung pada penetapan satuan kajian, yaitu mengenai keseluruhan program dan latar pada Yayasan Nanda Dian Nusantara, khususnya Bengkel Kreativitas.
C. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipandang sesuai digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk
42
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian selama proses pembelajaran dengan cara mendeskripsikannya dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah serta dilakukan oleh orang yang mempunyai perhatian alamiah. Peneliti merasakan pemanfaatan penelitian kualitatif ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman terhadap pola-pola nilai yang dihadapi serta dapat digunakan dalam meneliti proses pembelajaran pada anak yang tidak bersekolah di sekolah formal, khususnya pada pembelajaran matematika. l _ Peranan Peneliti Sebagai Instrumen Penelitian Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada
akhirnya rDenjadi pelapor hasil penelitian tersebut. Pada saat kegiatan penelitian di lapangan, peneliti tidak hanya sekedar melihat atau menunggu informasi yang diberikan oleh subjek tetapi juga melakukan pengamatan berperanserta secara secermat mungkin sam pai kepada hal yang sekecil-kecilnya dengan jalan ikut terlibat secara langsung ke dalam proses pembelajaran matematika, seperti membimbing dan memberikan pengajaran_ Selain itu, peneliti juga ikut terlibat dalam kegiatan sosial yang berlangsung di tempat tersebut, seperti pada saat pelaksanaan program posyandu_ Walaupun penelitian ini lebih difokuskan pada pembelajaran matematika, penel iti juga ikut serta dalam membimbing dan mengarahkan siswa pada materi pelajaran lainnya seperti dalam membaca dan menulis. Hal ini dilakukan guna mengetahui proses perkembangan anak dalam belajar dan memperdalam pemahaman tentang mereka, selain itu juga guna meringankan beban tenaga pengajar yang sekaligus merangkap sebagai koordinator lokasi di tempat tersebut. Namun seberapa pun besarnya peranan peneliti dalam kegiatan di lapangan, peneliti tetap
43
dan menyempurnakan setiap catatan peristiwa yang terjadi menjadi catatan lapangan. 2. Waktu dan Tempat Penelitian Pemilihan waktu dan tempat dalam penelitian ini disesuaikan dengan kemampuan peneliti, seperti keterbatasan tenaga, waktu, dana dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, penelitian ini berlangsung pada bulan Juli sampai bulan September. Namun kegiatan observasi awal dan keterlibatan peneliti di yayasan sudah dilakukan pada jauh hari sebelumnya. Adapun lokasi penelitian yang dipilih adalah Yayasan Nanda Dian Nusantara yang berwilayah di jalan Jambu RT 11/01 Kampung Legoso Kelurahan Pisangan Kecamatan Ciputat Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. D. Fokus Peuelitian
Seperti yang telah disebutkan sebelunmya, bahwa penelitian ini difokuskan pada Kegiatan Belajar Mengajar matematika siswa, sarana dan prasarana pembelajaran matematika yang melengkapi, sistem evaluasi dan perkembangan hasil belajar matematika siswa, besarnya peran orang tua dalam membimbing clan mendidik anak mereka, serta bentuk kesulitan yang dihadapi siswa selama pembelajaran matematika berlangsung. E. Teknik Pengurnpulan Data
Teknik
penelitian
yang
digunakan
untuk
memperoleh
dan
mengumpulkan data yang diperlukan, antara lain dilakukan dengan cara: l. Observasi Dalam pelaksanaan observasi, peneliti lebih banyak berperan serta dengan menggunakan pancainderanya, yaitu penglihatan. Observasi ini dilakukan dengan mengadakan pendekatan individual dengan pihak Yayasan yang bertujuan untuk rnengetahui gambaran proses pembelajaran pada anak jalanan
khususnya pada pembelajaran matematika yang
berlangsung di yayasan tersebut serta mengetahui kehidupan anak jalanan
44
2. Wawancara Wawancara ini dilakukan terhadap siswa Bengkel Kreativitas, para orang tua, dan pihak yayasan. Kegiatan yang dilakukan dalam proses pengambilan data ini
merupakan pembicaraan informal,
sehingga
bergantung pada spontanitasnya peneliti dalam mengajukan pertanyaan. Pertanyaan dan jawaban yang diajukan tersebut berjalan seperti pembicaraan biasa dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan dapat dikatakan, responden tidak mengetahui bahwa ia sedang diwawancarai. Sehingga hubungan yang terjadi pun berada dalam susana yang wajar dan peneliti dapat memodifikasi jalannya wawancara menjadi lebih santai, tidak menakutkan dan membuat responden bersikap ramah dalam memberikan informasi. 3. Dokumentasi dan Uji Referensi Dokumentasi dilakukan dengan cara mencari data mengenai halhal atau variabel berupa catatan, buku, surat kabar, modul, brosur dan sebagainya. Pada teknik ini, informasi diperoleh melalui sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden. Sedangkan uji referensi ini dilakukan dengan mengumpulkan berbagai Iiteratur atau kajian teoritis yang pembahasannya menyangkut seputar permasalahan penelitian, baik dari internet maupun dari buku-buln1 yang didalamnya terdapat teori-teori yang mendulo.mg. 4. Catatan Lapangan Catatan lapangan merupakan instrumen yang paling penting dalam pengumpulan data pada penelitian kualitatif Sebelum menyusun catatan lapangan yang lengkap, peneliti membuat abstraksi berupa coretan yang berisi inti dari pengamatan dan hasil wawancara ketika di Iapangan. Penyusunan catatan lapangan dilakukan secara langsung setelah peneliti selesai melakukan pengamatan atau wawancara agar tidak tercampur dengan informasi yang Iain.
lupa atau
45
Adapun tujuan penyusunan catatan lapangan dalam penelitian ini adalah untuk menopang penemuan pengetahuan atau teori
serta
menentukan besarnya derajat kepercayaan dalam rangka keabsahan data. Agar lebih jelas dan terperinci, berikut gambaran matriks pengambilan data dalam penelitian ini: Tabel 3: Matriks Pengambilan Data No.
Aspek
I
Landasan Formal
2
'
.)
Sejarah Berdirinya Yayasan Nanda Dian Nusantara dan Bengkel Kreativitas Sistem Pembiayaan Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian Nusantara
Sumber Data Surat Keputusan (SK) Pengelola, Buh1 dan Brosur Bendahara Yayasan Nanda Dian Nusantara Buku Paket matematika SD Kelas 3 Keadaan Indoor dan Outdoor
Jenis Data
Metode
Tertulis
Dokumentasi
Kata-kata, dan Tertulis
Wawancara dan Dokumentasi
Kata-kata
Wawancara
Tertulis
Dokumentasi
Tertulis
Pengamatan
Pengamatan
4
Kurikulum dan Materi Pelajaran matematika
5
Sarana dan Prasarana Bengkel Kreativitas
6
Kemampuan (Pemahaman, Keterampilan dan Pemecahan Masalah) Siswa Terhadap matematika
Siswa
Kata-kata dan Tindakan
7
Lingkungan (Alam, sosial dan budaya)
Keadaan Alam, Sosial danBudaya Kaum Urban
Foto, Katakata dan Tindakan
Dokumentasi dan Pengamatan
Kegiatan Belajar
Guru dan
Foto, Kata-
Dokumentasi
l\Jfpno--.:i1-.:ir (V"Ql\.K\
ci:-.. ·-
8
.
46
Tindakan
Pengamatan
9
Sistem Evaluasi dan Hasil Belajar
Latihan Soal dan Raport
Tertulis
Dokumentasi
10
Alasan Peran Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak
Orang Tua Siswa
Foto, Katakata dan Tindakan
Dokumentasi dan Wawancara
F. Teknik Analisis Data
Proses analisa data dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Setelah data benar-benar terkumpul dan sudah diinterpretasikan, maka peneliti menganalisa data tersebut dan mendeskripsikannya secara tertulis serta merefleksikan kembali dengan teori-teori yang ada kedalam bentuk laporan dengan cara menyusun dan mengelompokkan data, sehingga memberikan gambaran yang nyata terhadap responden. Adapun langkah dalam menganalisis data tersebut antara lain: 1. Reduksi Data
Tahap mereduksi data mulanya dilakukan dengan jalan membuat abstraksi yang menghasilkan catatan lapangan. Dari catatan lapangan tersebut, langkah berikutnya adalah pemberian koding, yaitu memberikan kode pada setiap catatan lapangan dan data yang diperoleh agar tetap dapat ditelusuri. Misalnya untuk catatan lapangan pada hari pertama diberi kode CLL 2. Katego1isasi Data I Klasifikasi Data Kategorisasi data adalah upaya memilah-milah seluruh data terutama yang menjadi fokus penelitian yang diperoleh dari berbagai sumber,
seperti
hasil
wawancara,
pengamatan,
catatan
Japangan,
dokumentsi, dan sebagainya kedalam bagian-bagian yang memiliki kesamaan. Setiap kategori-katego1i tersebut kemudian diberi label, seperti yang tertera pada tabel dibawah ini:
47
Tabel 4: Kategorisasi Data Kategori
Label
Kategori I
Sarana dan prasarana yang melengkapi
Kategori 2
Kategori 4
Kegiatan Belajar Mengajar matematika Sistem evaluasi dan perkembangan hasil belajar matematika Kesulitan siswa selama pembelajaran matematika
Kategori 5
Peran orang tua dalam mendidik dan membimbing
Kategori 3
3. Sintesis Data Tahap selanjutnya setelah data selesai dikategorisasikan ke dalam label-label tertentu adalah melakukan tahap sintesis data, yaitu mencari kaitan antara satu kategori dengan kategori lainnya agar lebih mudah dideskripsikan dalam bab pembahasan. Kaitan antara beberapa kategori tersebut kemudian juga diberi label. G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Dalam pemeriksaan keabsahan data, kriteria yang digunakan adalah derajat kepercayaan (credibility) yang bertujuan untuk mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan yang sedang diteliti. Adapun teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan antara lain: 1. Teknik triangulasi Dalam teknik ini yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan
yang men1anfaatlcan berbagai penggunaan, seperti sumber, metode, dan teori. Atau dengan kata lain bahwa dengan menggunakan teknik triangulasi ini, peneliti dapat me-recheck temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, atau teori. Adapun jalan yang dapat ditempuh antara lain dengan cara: a. Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan dalam melakukan wawancara dengan berbagai informan.
49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Umum I. Sejarah Yayasan Nanda Dian Nusantara
Yayasan Nanda Dian Nusantara didirikan pada tanggal 17 November 1990 oleh seorang aktivis dan pekerja sosial bernama Roostien Ilyas. Latar belakang berdirinya yayasan ini adalah sebagai upaya pencegahan meluasnya permasalahan sosial.
1
Berdasarkan studi dokumentasi diketahui bahwa berdirinya Yayasan Nanda Dian Nusantara diawali dengan kegiatan sosial yang digeluti oleh Roostien Ilyas pada tahun 1989, yaitu dengan menangani para pelacur di Kramat Tunggak, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Dahulu di tempat tersebut terdapat 1800 pelacur yang
hampir semuanya hanya
berpendidikan Sekolah Dasar. Belum lagi saat itu tidak ada penanganan pelacuran secara komprehensif, yang ada hanya sebatas penyediaan lokalisasi. Ketika mulai bekerja, Roostien tertantang untuk memecahkan masalah
pelacuran
tersebut.
Sampai
akhirnya
Roostien
merasa
menemukan suatu tekhnik pendekatan pemecahan masalah, yaitu dengan memberikan masukan kepada mereka dan mengembangkan wacana mengenai untung ruginya menjadi pelacur. Namun setelah setahun berjalan, Roostien merasa usahanya tidak menghasilkan apa-apa karena sangat sulit melakukan perubahan 'budaya' mereka. Dari kebudayaan yang miskin kini menjadi 'budaya' konsumeristik. Padahal uang yang diterima para pelacur tersebut hanya Rp. 20.000, namun saat itu sudah cukup besar.
1
Roostien llyas, Anak-anakku di Ja/anan, (Jakarta: Pensil-324, 2004), h. 25.
50
Walaupun
Roostien
sudah
menanamkan
kesadaran
dan
keterampilan, mereka tetap tidak dapat menyetop kebiasaan mereka dari kegiatan pelacuran. Dari kenyataan tersebut, akhirnya Roostien merasa usahanya gaga! total karena kesulitan yang dia rasakan tidak hanya itu, tetapi ia juga merasa sulit memperoleh bantuan dari kalangan perempuan, seperti teman-teman sesama muslimahnya untuk bergabung membantunya dalam mengajar pengajian di Kramat Tunggak. Roostien masih terns berpikir mengapa ia tidak menangani kasus pelacuran itu melalui cara-cara pencegahan yang bersifat preventif dan edukatif Sesungguhnya ada empat cara penanganan masalah sosial, yaitu preventif, edukatif, rehabilitatif, dan kuratif Namun pengalaman Roostien sebelumnya di lapangan menuntunnya pada suatu renungan bahwa tindakan rehabilitatif dan kuratif seolah menangani ekornya saja, padahal masalah utamanya masih dipertanyakan. Akhirnya Roostien memilih menangani masalah sosial pada anak, karena menumtnya penanganan masalah sosial hams dilakukan sedini mungkin. Namun karena tidak mungkin semua jenis anak dapat ditangani, maka Roostien memfokuskannya pada anak di sektor informal dalam usia wajib belajar, yaitu anak jalanan. Mula-mula Roostien mencari kawasan-kawasan dimana terdapat anak jalanan tersebut, lalu mengunjungi tempat tinggal mereka dan mendatanya ke dalam formulir. Setelah dirasakan kebutuhan pun semakin mendesak, akhirnya Roostien mendirikan sebuah yayasan pada tanggal 17 November 1990 yang diberi nama Yayasan Nanda Dian Nusantara. 2. Landasan Formal Yayasan Nanda Dian Nusantara Sebuah tambahan berita Negara RI tanggal 13/4 - 2006 No. 30 dalam keputusan rapat Yayasan Nanda Dian Nusantara Nomor: 5 menjelaskan bahwa Yayasan Nanda Dian Nusantara telah disahkan dihadapan notaiis Hj. Asmin Arifin Astrawinata Latif, SH pada tanggal 17 November 1990 di Jakarta. Kemudian pada tanggal 06 Desember 1990,
52
4. Visi dan Misi Yayasan Nanda Dian Nusantara
Visi
didirikannya Yayasan Nanda Dian Nusantara adalah
"menjadikan Yayasan Nanda Dian Nusantara sebagai lembaga yang mampu membagikan kebahagiaan, keadilan dan kesejahteraan dengan anak." Sedangkan misinya adalah "menggenggam tangan-tangan mungil anak dengan penuh kasih sayang dan persahabatan. " 4 5. Maksud dan Tujuan Yayasan Nanda Dian Nusantara
Yayasan Nanda Dian Nusantara mempunyai maksud dan tujuan dalam bidang sosial, kemanusiaan dan kagamaan. Adapun untuk menjalankan maksud dan tujuan tersebut, rancangan kegiatan yang disusun oleh yayasan antara lain: 5 a. Di bidang sosial 1) Menyelenggarakan dan mendirikan lembaga, baik pendidikan umum dari tingkat Taman Kanak-Kanak hingga Perguruan Tinggi maupun pendidikan khusus; seperti madrasah, pendidikan keterampilan berupa sekolah-sekolah kejuruan, kursus-kursus dan penyuluhan. 2) Mendirikan dan mengembangkan perpustakaan serta menerbitkan buku-buku, majalah, buletin, brosur yang bersifat pendidikan dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat umum. 3) Memberikan beasiswa kepada pelajar-pelajar yang cerdas dan tidak mampu. 4) Mengadakan kerjasama dengan badan-badan pemerintah maupun swasta baik di dalam maupun di luar negeri dalam bidang pendidikan dan studi banding. 5) Membantu panti asuhan, panti jompo dan panti wreda. b. Di bi dang kemanusiaan I) Memberi bantuan kepada korban bencana alam. 2) Memberikan bantuan kepada pengungsi akibat dari perang. 3) Memberikan bantuan kepada tuna wisma, fakir miskin dan gelandangan. c. Di bidang keagamaan 1) Mengadakan bimbingan ibadah haji.
4
Yayasan Nanda Dian Nusantara, ''"MenyeJamatkan Anak-anak Berarti Menyela1natkan
Bangsa", Brosur. 5
Tambahan Berita Ne2ara R_ T 1:inPP~I
1i/Ll _
1ooh "h.T.-..
1:A h ..::
53
2) Mendirikan sarana ibadah dan mengelola pengurusan masjid dan pondok pesantren. 3) Membina remaja dalam pendidikan agama. 4) Menyelenggarakan pondok pesantren dan madrasah. 5) Menerima dan menyalurkan amal zakat, infaq dan sedekah.
6. Susunan Pengurus Yayasan Nanda Dian Nusantara Berdasarkan hasil dokumentasi mengenai Rapat Badan Pendiri, diketahui bahwa Yayasan Nanda Dian Nusantara mempunyai susunan kepengurusan antara lain sebagai berikut: 6 a. PEMBINA Ketu a Wakil Ketua Anggota b. PENGURUS Ketua Wakil Ketua Bendahara Sekretaris Anggota
: Reinhart Simanjuntak : Lucie Suprapti (Lucie Basuki) : Aziz Widiarto : Roostiningsih (Roostien Ilyas) : Muhammad Firman Hidayat, S.H : Hairah Lu bis (Ira Lu bis) : Ellvrina Diyanti : 1) Drs. Andi Aspar 2) Rusmini Supriadi 3) Mansur Al-Farisy, S.Sos 4) Suhendar Riwanda, S.Sos
Koordinator Lokasi I) Lokasi Kemanggisan Jakarta Barat : Indra Harsanto 2) Lokasi Kramat Jati Jakarta Timur : Ibu Hj. Slamet 3) Lokasi Pasar Minggu Jakarta Selatan : Teddy Setiawan 4) Lokasi Ciputat Tangerang : Yani 5) Lokasi JI. Sumenep Jakarta Pusat : Adji c. PENGAWAS Ketu a Anggota
: Mike Textiani safiun : Novida Rahmaniyah, S.E
7. Folms Kegiatan Yayasan Nanda Dian Nusantara melakukan fokus kegiatannya pada beberapa program, antara lain: 7
~ Tambahan Bcrita Negara R.I tanggal 13/4 - 2006 No.30, h. 5. Y ayasan Nanda Diru1 Nusantara, ''Mcnycla1natkan Anak-anak Berarti Menyela1natkan
Bangsa", Brosur.
54
a. Program Kampung Kota 1) Bengkel Kreativitas 2) Balai Warga 3) Koperasi Warga 4) Rumah dan Lingkungan Sehat b. Program Taman Pedesaan 1) Taman Bacaan Anak Pedesaan 2) Trauma Center 3) Pasar Tradisional dan Usaha Kecil Menengah (UKM) c. Program Pelatihan dan Seminar 1) Program Training Of Trainer (TOT) 2) Program Seminar Dari beberapa fokus kegiatan tersebut, Bengkel Kreativitas adalah salah satu kegiatan yang telah dilaksanakan sejak awal berdirinya Yayasan Nanda Dian Nusantara. Kegiatan ini berisi CALISTUNG (baca, tulis dan menghitung), pendidikan agama dan umum. Bengkel Kreativitas terdapat di beberapa lokasi Yayasan Nanda Dian Nusantara, seperti di pasar Minggu,
Ciputat, Tomang,
Kramat Jati dan Kebayoran.
Bentuk
penanganannya dilakukan dengan program Humanisasi. 8. Kondisi Pemukiman yang Berlokasi di Ciputat
Perkampungan pemulung berada diatas sebuah tanah sewa dengan luas tanah kurang lebih 1 hektar dan terdiri dari 120 kepala keluarga. Warga yang berada di perkampungan pemulung itu sebagian besar berasal dari daerah Jawa Barnt dan Jawa Tengah. Mereka tinggal secara berkelompok dengan satu orang bos (ketua) di setiap kelompoknya. Bagi mereka yang bekerja sebagai pemulung, tidak dikenakan biaya sewa rumah tetapi harus menyerahkan dan menjual hasil pencariannya pada bos mereka. Sedangkan mereka yang tidak bekerja sebagai pemulung tetap membayar sewa rumah dan listrik. Tempat tinggal mereka umumnya sangat memprihatinkan, karena selain berada di lingkungan yang kurang sehat, rumah mereka juga terbuat dari triplek dan beratap seng serta berukuran kecil, bahkan tidak terdapat kamar mandi di setiap rumahnya. Hanya ruang istirahat dan dapur yang
55
bernkuran kecil. Setiap kelompok, hanya terdapat 1 - 2 buah kamar mandi dan sumur.
8
Surnber: Dokumcntasi Peneliti
Gambar 1: Kondisi Pemukiman Perkampungan Pemulung Ciputat
Sumbcr: Dokumcntasi Peneliti
Gambar 2: Kondisi Rumah Warga
57
Bengkel Kreativitas sebagai sekolah khusus di perkampungan pemulung yang bergerak dalam jalur pendidikan nonformal mempunya1 fungsi dan tujuan, antara lain: a_ Terciptanya pendidikan bagi anak di perkampungan pemulung sebagai wujud dari pemberantasan kebodohan_ b. Menjadikan anak-anak pemulung sebagai anak yang pintar, cerdas, sopan dan santun, peduli dengan lingkungan, peka akan pentingnya kebersihan, kebersamaan, kerjasama serta berakhlakul karimah. c. Menjadikan anak-anak pemulung sebagai anak yang memiliki kreatifitas dan keterampilan sebagai bekal hidup di masanya. d. Meningkatkan status sosial yang diawali dengan mengenyam pendidikan, yang pada gilirannya dapat mengangkat strata sosiaL 11 Menurut salah seorang pihak yayasan, bahwa tidak ada dana khusus yang rutin dikeluarkan oleh yayasan, kecuali membayar sewa tanah per tahun. Kalaupun ada pengeluaran yang berkaitan dengan proses pembelajaran, biasanya pada tahun ajaran barn atau pelaksanaan acaraacara tertentu seperti karya wisata, pesantren kilat, dan lain-lain. Dana tersebut umumnya diperoleh dari berbagai sumber, seperti dana pribadi ketua yayasan, sumbangan dari para donatur, sukarelawan serta atas kerja sama yayasan dengan lembaga-lembaga lain. Sedangkan pemerintah sendiri, khususnya Departemen Sosial biasanya mengeluarkan dana ketika mengadakan program tertentu, seperti program Hari Anak nasionaL Bagi koordinator lokasi sekaligus tenaga pengajar, diakui oleh pihak yayasan bahwa tidak ada pengeluaran khusus (biaya operasional) yang rutin diberikan. Hal ini dikarenakan ketersediaan dana yang terbatas bagi anak Seperti yang diungkapkan oleh salah satu pengurus yayasan ketika ditanya apakah guru tetap yang mengajar di Bengkel Kreativitas mendapatkan gaji, lalu ia menjawab: "Tidak Jadi kita hanya mewadahi dan menjembatani jalannya proses pembelajaran. Setelah itu kami percayakan pada warga setempat untuk mengelola Bengkel Kreativitas
58
tersebut. Namun kita masih ada ikatan kerjasama. Koordinator lokasi pun bebas melakukan kerja sama dengan siapapun." 12 Bentuk kerjasama yang membantu jalannya proses pembelajaran di Bengkel Kreativitas diantaranya kerjasama dengan SKB (Sanggar Kegiatan Belajar) Cilandak. SKB adalah sebuah lembaga yang telah diakui pemerintah guna melakukan penyetaraan pendidikan, yaitu paket A (tingkat SD), paket B (tingkat SMP) dan paket C (tingkat SMA) bagi siswa yang tidak bersekolah di sekolah formal. Melalui lembaga SKB tersebut, para siswa di Bengkel Kreativitas juga mendapatkan raport dan ijazah sebagai tanda hasil belajar mereka. Selain itu, ke1jasama juga dilakukan dengan sebuah instansi yang bemama "Wahana". Instansi ini membantu jalannya proses pembelajaran di Bengkel Kreativitas dengan menyediakan 20 meja belajar bagi siswa.
10. Sarana dan Prasarana Pembelajaran di Bengkel Kreativitas Proses pembelajaran di Bengkel Kreativitas ditunjang oleh sarana . 13 dan prasarana, d1antaranya: a. Ruang Belajar Ruang belajar di Bengkel Kreativitas dibangun permanen diatas sebuah tanah sewa yang berukuran 9 m x 5 m. Ruangan ini tidak memiliki sekat atau batasan apapun yang memisahkan antar kelas. Dinding dalam dan luar ruangan dihiasi oleh lukisan-lukisan yang cocok untuk anak agar terlihat lebih menarik dan tidak membosankan saat belajar.
59
Somber: Dokumentasi Peneliti
Gambar 1: Bengkel Kreativitas b. Peralatan dan Perlengkapan Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Bengkel Kreativitas hanya mempunyai meja belajar sebanyak 20 buah yang merupakan pemberian dari sebuah instansi bernama Wahana. Tidak ada kursi belajar di ruangan tersebut. Mereka hanya belajar secara "lesehan" di atas lantai yang berkarpet. Untuk perlengkapan alat tulis, umumnya s1swa membawa sendiri dari rumah, terkecuali buku paket. Siswa tidak mempunyai buku paket sebagai pegangan dan alat belajar. Hal ini disebabkan karena kurangnya perhatian para orang tua siswa dalam merawat dan memanfaatkan buku tersebut. Sehingga tutor tidak membagikan buku paket kepada tiap-tiap siswa, melainkan hanya sekedar mencatat saat belajar di kelas. Begitu pula dengan penggunaan alat sebagai media dalam pembelajaran matematika masib dinilai kurang. Namun seperti di kelas-kelas umumnya poster perkalian, pengenalan angka 1 sampai l 00, drawing shapes, serta poster-poster lainnya juga terdapat di ruang belajar.
60
Sumber: Dokumentasi Peneliti
Gambar 2: Peralatan dan Perlengkapan Indoor Bengkel Kreaiiviias c. Perpustakaan Perpustakaan dengan ukuran 4m x 3m x 2,5m ini dinamakan Perpustakaan Rumah
Ilmu Y ayasan Bakti Pemuda Nusantara.
Didalamnya terdapat 3 buah rak buku di setiap sisinya. Adapun bukubuku yang terdapat di perpustakaan Rumah Ilmu ini beraneka ragam, diantaranya: Tabet 6: Daftar Buku di Perpustakaan Rumah Ilmu
No
Jenis Buku
I 2
Matematika Bahasa Indonesia PPKN Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan AiJama Islam Kerajinan Tangan dan Kesenian Ilmu Pengetahuan Alam Bahasa Inggris Pendidikan Jasmani Maialah anak Sastra Novel anak Komik Majalah islam Dongeng Budi dava tanaman Novel islam
1
~
4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17 ~
..
'
,,
··~
Jumlah 56 55 32 r-~ 22 21 17 15 9 213 157 57 37 28 21 9 6
61
Hampir keseluruhan buku tersebut merupakan pemberian dari para donatur dan sukarelawan, baik dalam keadaan barn atau bekas. Namun sangat disayangkan, ketersediaan buku-buku di perpustakaan ini kurang dimanfaatkan oleh sebagian besar siswa. Selain karena kondisi perpustakaan yang selalu terkunci, minat baca dan belajar siswa juga dinilai sangat kurang.
Sumber: Dokumentasi Peneliti
Gambar 3a: Outdoor Ruang Perpustakaan
Su111ber: Dokumentasi Peneliti
Gambar 3b: Indoor Ruang Perpustakaan d. Musholla Pada awal tahun 2007 lalu dibangun sebuah musholla di sekitar pemukiman perkampungan pemulung yang terletak bersampingan
62
dengan Bengkel Kreativitas. Di musholla ini telah tersedia tempat berwudlu, mukena, sajadah, al-qur' an, kaligrafi serta jam dinding.
Sumber: Dokumentasi Peneliti
Gambar 4: Musholla
11. Profil Siswa dan Jadwal Mata Pelajaran di Bengkel Kreativitas Perlu diketahui bahwa warga belajar (siswa) yang bersekolah di Bengkel Kreativitas umumnya merupakan korban putus sekolah dan terlambat masuk sekolah karena himpitan ekonomi. Namun jika ditanya, mereka juga masih menyimpan cita-cita untuk menjadi yang mereka inginkan. Sayangnya, keinginan tersebut tidak dijalankan dengan sungguhsungguh. Mereka terdiri dari siswa setara tingkat TK, SD kelas 1, kelas 2, kelas 3 dan kelas 4. Keseluruhan siswa dibagi kedalam dua kelompok Kelompok pertama terdiri dari siswa setara tingkat TK dan kelas 1 SD. Sedangkan kelompok dua terdiri dari siswa tingkat SD kelas 3 dan kelas 4.14
Setiap kelompok diajar oleh satu orang tutor, sehingga keseluruhan ada dua orang tutor yang mengajar tetap di Bengkel Kreativitas tersebut. Namun terkadang dibantu pula oleh rekan-rekan mahasiswa atau sukarelawan lain yang bersedia membantu mengajar. Berikut kelompok
63
dan nama-nama siswa yang sampai saat ini masih mengikuti pembelajaran di Bengkel Kreativitas: Tabel 7: Daftar Nama Siswa Bengkel Kreativitas Tahun Ajaran 2007/2008 Tempat/Tanggal Lahir
Kelas
No.
Subjek
1
A
Bogor, 14 Maret 1995
4
2
B
Tangerang, 14 Mei 1995
4
3
c
Karawang, 26 Juni 1995
4
4
D
Karawang, 30 Desember 1998
4
5
E
Pemalang, 03 Desember 1999
;)
6
F
Lampung, 01 Januari 1998
3
7
G
Tangerang, 4 Juni 2000
3
8
H
Tangerang, 12 Februari 1997
3
9
I
Bogor, 14 September 2002
1
10
J
Purbalingga, 14 Agustus 2000
I
11
K L M
Karawang, 30 Maret 2002 Purbalingga, 18 Februari 2001 Purbalingga, 22 November 2001 Tangerang, 22 Juli 2001 Karwang, Juli 2001 Pemalaiw, 20 Oktober 200 I Cirebon, 10 Juni 2000
1 1 1
12 13
14 15 16 17
N
0 p
Q
~
1
1 1 1
Sumber: Dokumenlasi Bengkel Kreativitas.
Adapun mata pelajaran yang dipelajari setiap siswa dikelompokkan ke dalam: kelompok dasar (Pendidikan Agama, PPKn, Bahasa Indonesia), kelompok inti (Matematika, IP A, IPS), dan kelompok penunjang (Penjaskes dan Keterampilan). Waktu pembelajaran berlangsung dari hari Senin sampai Jum'at dimulai pukul 08.00-10.00. Sepulang sekolah, sebagian siswa melanjutkan kegiatannya dengan bekerja di jalanan. Mereka mengakui bahwa mereka dapat membagi waktu guna belajar di sekolah, bermain dan bekerja.
Adapun jadwal pembelajaran mereka di
Bengkel Kreativitas sebagai berikut:
64
Tabel 8: Jadwal Pelajaran Bengkel Kreativitas Hari
Pelajaran
Senin
PPKN dan Bahasa Indonesia
Selasa
Matematika dan Bahasa Indonesia
Ra bu Kam is Jum'at
IPA dan Matematika IPS dan Bahasa Indonesia KTK dan Agama
12. Kondisi Umum Pembelajaran di Bengkel Kreativitas Kondisi pembelajaran di Bengkel Kreativitas hampir setiap harinya selalu diwarnai oleh keceriaan anak-anak. Mereka seakan tidak terbebani oleh masalah perekonomian yang menimpa keluarga mereka. Anak-anak juga menikmati pendidikan gratis yang diperoleh tersebut, walau tanpa harus memakai seragam sekolah seperti anak-anak lainnya yang bersekolah di sekolah formal. Keceriaan itulah yang terkadang membuat fokus siswa mudah sekali beralih ke hal lain ketika tutor sedang menjelaskan materi. Umumnya siswa sering memperhatikan kelas lain saat belajar, bahkan ikut menjawab soal kelas lain karena tidak adanya pemisah di ruang tersebut, sehingga ketika tutor memberikan pertanyaan mengenai yang baru saja dijelaskan, siswa tidak mampu menjawabnya bahkan tidak mengetahui pertanyaan yang diberikan tutor. Siswa juga sering bercanda dengan temannya dan bersikap cuek terhadap tutor. Selain keceriaan, proses pembelajaran juga sering diwarnai dengan pertengkaran, sehingga fokus siswa dalam belajar pun sering terganggu. Biasanya pertengkaran terjadi karena kurangnya sikap toleransi diantara mereka, serta sikap dan interaksi siswa yang kurang terkontrol pada saat belajar. Seperti misalnya yang dialami oleh si A dan si B yang selalu bertengkar di kelas. Si A mempunyai kepribadian yang manja dan sensitif, juga kurang bisa mengontrol kalimat dalam berucap. Sedangkan si B anaknya tidak banyak bicara, tetapi sedikit saja diganggu dia akan marah 1
f
1
•••••
65
Iaki atau perempuan. Mereka tidak hanya bertengkar mulut, tetapi juga menggunakan benda. Sampai suatu saat si A mengadu kepada orangtuanya bahwa dia tidak ingin sekolah kalau di sekolah itu masih ada si B. Begitu pula dengan si B yang akhirnya memutuskan berhenti sekolah karena merasa tidak nyaman dan selalu diganggu oleh si A. Contoh kejadian lain, dialami oleh si P dan si Q ketika mereka sedang bermain di luar kelas di saat jam pelajaran masih berlangsung. Si P yang berniat mengajak si Q masuk kelas karena perintah guru, secara tidak sengaja menarik tas milik Q hingga talinya putus dan menangis. Walaupun guru sudah berusaha menenangkan, Q tetap menangis dan membalas memutuskan tali tas milik si P. Namun dari kejadian-kejadian tersebut tidak menghambat mereka untuk tetap belajar di Bengkel kreativitas.
13. Kegiatan Belajar Mengajar Matematika di Bengkel Kreativitas a. Kegiatan Pembuka Seperti pada sekolah lainnya, kegiatan awal pembelajaran di Bengkel Kreativitas selalu diiringi dengan do' a bersama dan absen. Lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan pekerjaan rumah. Setelah itu biasanya tutor melakukan apersepsi. Kegiatan ini biasanya dilakukan secara lisan. Umumnya siswa menjawab pertanyaan tutor setelah tutor memberikan petunjuk mengenai kemana arah pertanyaannya. b. Kegiatan Inti Sedangkan pada kegiatan inti, lebih banyak diisi dengan penyampaian materi, contoh soal serta latihan-latihan soaL Latihan soal ini dilakukan secara berulang-ulang dan langsung dikoreksi oleh tutor untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa. c. Kegiatan Penutup Kegiatan pembelajaran di Bengkel Kreativitas umumnya ditutup dengan berdo' a juga diselingi dengan kegiatan tanya jawab atas materi yang telah diajarkan. Siswa yang mampu menjawab soal dengan cepat dan benar, boleh lebih
66
siswa untuk menjawab soal yang diberikan dengan benar, karena umumnya mereka ingin cepat-cepat pulang. 14. Program Kegiatan Belajar (Knrikulum)
Berdasarkan basil wawancara dengan tutor yaitu ibu Desi Handayani, materi yang disampaikan di Bengkel Kreativitas tidak didasarkan pada kurikulum tertentu, tetapi lebih disesuaikan dengan kemampuan dan pemahaman siswa. 15 Biasanya materi disampaikan dengan menggunakan bahasa sehari-hari yang dimengerti siswa. Begitu pula dengan tingkatan materi yang diberikan, tidak disesuaikan dengan tingkatan kelas mereka. Seperti misalnya, siswa kelas 4 diberikan materi matematika kelas 3 SD bahkan terkadang guru menggunakan buku kelas 2 SD pada kurikulum 2004. ltupun
tidak disampaikan secara urut dan
keseluruhan, tetapi lebih sering diulang. Hal ini dikarenakan kemampuan dan pemahaman konsep mereka yang sedikit te11inggal dibanding anak lainnya. a. Materi Pembelajaran Pada kelompok satu, materi matematika mengenai pokok bahasan bilangan lebih ditekankan pada pengenalan angka dan operasi bilangan, seperti pengurangan dan penjumlahan. Sedangkan pada kelompok dua, siswa diberikan pemahaman konsep mengenai simbol, nilai bilangan, nilai tempat, keterampilan mengoperasikan bilangan, mengurutkan bilangan, membandingkan bilangan dan lain sebagainya hingga memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan konsep bilangan. Terkadang contoh soal dan latihan yang diberikan pada kelompok satu dan dua tidak jauh berbeda, hanya saja sedikit dibedakan pada banyaknya digit angka atau operasi bilangannya. Materi yang disampaikan pun diambil dari buku paket yang digunakan guru. Terkecuali dalam memberikan contoh soal atau latihan, biasanya 15
Desi Hand::ivani Hn.<\il
Wmi!nnr·Fn·n
f{.;,e.nin
'l1: T.. 1; 'lf'lf\'7\ 11
11
'l
67
guru membuat soal sendiri yang lebih sederhana dari soal yang terdapat di buku paket karena umumnya bentuk soal di buku paket kurang dapat dipahami oleh siswa. b. Metode Pembelajaran Berdasarkan pengamatan dan wawancara diketahui bahwa umumnya sebelum menyampaikan materi, tutor tidak membuat rancangan pembelajaran khusus tetapi lebih berjalan secara fleksibel dengan mengamati sejauh mana tingkat pemahaman siswa. Hal ini disebabkan materi dan soal-soal latihan sering diberikan secara berulang-ulang. Penyampaian materi tersebut, khususnya materi matematika umumnya dilakukan tutor dengan jalan pemberian penjelasan singkat, contoh soal dan latihan soal. Tutor hanya menjelaskan materi ketika di awal pembelajaran, kemudian siswa lebih banyak mengerjakan latihan soal. Selama mengerjakan latihan soal tersebut, s1swa berusaha melakukannya secara individu atau berdiskusi dengan temannya. Siswa yang tidak mengerti atau menjawab salah saat mengerjakan soal latihan akan diberi arahan atau penjelasan kembali oleh guru, namun siswa tetap harus mencari sendiri dan memperbaiki jawabannya hingga benar. Materi yang telah mereka pelajari umumnya sering diulangulang oleh tutor. Satu sub pokok bahasan pelajaran, dapat memakan waktu 2 sampai 3 minggu atau kurang lebih enam kali pertemuan. Hal tersebut dikarenakan umumnya ketika mereka mengerjakan soal latihan selalu bertanya kepada tutor. Mereka kurang mau berusaha dan berpikir sendiri walaupun guru telah menjelaskan berkali-kali, dan yang lebih parahnya ketika peneliti merasakan sendiri bagaimana mengajar mereka, siswa sering tidak memperhatikan setiap pertanyaan yang diajukan temannya kepada tutor mengenai soal yang tidak dimengerti sehingga apa yang sudah dijelaskan oleh tutor didepan
68
kelas ditanyakan kembali oleh siswa lain, belum lagi menghadapi sikap mereka yang selalu ingin diperhatikan.
Sumber: Dokumentasi Peneliti
Gambar 5a: Kegiatan Pembelajaran Matematika Warga Belajar Kelas 3 dan kelas 4 Bengkel Kreativitas
Sumber: Dokumentasi Peneliti
Gambar 5b: Warga Belajar Sedang Menulis dan Mengerjakan Soal Latihan c. Media Pembelajaran Penyampaian materi matematika di Bengkel Kreativitas terbatas menggunakan gambar atau cerita melalui media sederhana, seperti spidol dan wMteboard Selain itu, kadang digunakan pula media lainnya yang sudah terpasang di dalam ruang belajar seperti
69
tabel perkalian dan drawing shapes. Seperti pada pokok bahasan mengenai
bilangan,
khususnya mengenai
membandingkan dan
mengurutkan bilangan, peneliti mencoba mengadakan permainan dengan menggunakan media kartu bilangan, seperti pada gambar di bawah ini:
Smnber: Dokumentasi Peneliti
Gambar 6: Media Kartu Bilangan Media ini dibuat karena pada penjelasan dan latihan soal sebelumnya masih belum paham dan sering salah dalam mengerjakan soal. Selain itu juga agar siswa tidak bosan dan selalu ingin cepat pulang. Sebelumnya guru memberikan petunjuk mengenai jalannya permainan. Lalu siswa dibagi kedalam dua kelompok. Setiap kelompok diberikan I 0 kartu bilangan yang terdiri dari bilangan yang paling kecil sampai bilangan yang paling besar. Kemudian kedua kelompok tersebut berlomba-lomba menyusun dan menempel kartu masing-masing, dimulai dari bilangan yang paling kecil sampai bilangan paling besar. Dengan cara ini, siswa juga dilatih dalam membaca bilangan dan membandingkan mana bilangan yang lebih kecil, mana bilangan yang lebih besar hingga tersusun sebuah urutan bilangan.
70
d. Evaluasi Pembelajaran dan Hasil Belajar Siswa Adapun
evaluasi
pembelajaran
matematika
di
Bengkel
Kreativitas sama halnya seperti siswa di sekolah formal, yaitu dilakukan dengan cara pemberian soal latihan, tes lisan, PR, ulangan harian dan ulangan semester. Sistem evaluasi pembelajaran ini dilakukan guna mengetahui tingkat pemahaman dan kemampuan siswa serta memberikan motivasi pada siswa seperti layaknya di sekolah formal. Pemberian soal latihan diadakan di setiap penjelasan materi dan Iangsung dinilai oleh guru. Dalam mengerjakan soal latihan tersebut, siswa cenderung tidak pernah membaca perintah soal sehingga lebih banyak bertanya pada tutor dibandingkan memahaminya sendiri. Bahkan bantuk pertanyaannya sering diulang-ulang. Sedangkan untuk tes lisan biasanya dilakukan di awal atau akhir pelajaran sebelum siswa meninggalkan kelas. Dengan tes lisan ini, siswa te1motivasi untuk mengacungkan tangannya dan berlomba-lomba menjawab pertanyaan lebih dulu dari teman-temannya. Pekerjaan Rumah (PR) diberikan jika waktu pelajaran sudah habis atau dikarenakan pemahaman siswa masih kurang. Pada umumnya sISwa senang menerima PR, terutama PR matematika. Biasanya mereka merasa senang jika PR tersebut merupakan materi yang baru saja diberikan dan dirasa mudah oleh siswa. Jika soal yang diberikan itu dirasa sulit, siswa akan tawar menawar dengan tutor dan banyak mengeluh. Dari hasil wawancara, diketahui bahwa umumnya siswa mengerjakan PR pada malam hari. Sedangkan siangnya lebih banyak dipakai untuk bermain, terkecuali bagi anak yang ikut bekerja. Sedangkan ulangan harian diberikan setiap 2-3 kali pertemuan atau setiap beberapa sub pokok bahasan, dan untuk ulangan semester dilakukan bersamaan seperti sekolah-sekolah formal pada umumnya. Dari segi kedisiplinan, s1swa memang dapat membedakan ___ .,.
1_..t.'.L___
1
1
71
ulangan belum dimulai, s1swa selalu menagih pada tutor kapan ulangannya dimulai. Namun kebiasaan mereka bertanya tidak dapat dihindari oleh tutor, sekalipun telah diberi ketegasan bahwa saat ulangan tidak boleh bertanya jawaban. Sehingga mau tidak mau tutor harus memberikan penjelasan kembali
secara singkat, bahkan
berulang-ulang karena siswa tidak saling memperhatikan pertanyaan teman-temannya yang telah ditanyakan pada tutor. Padahal soal ulangan tidak berbeda jauh dengan soal-soal latihan yang telah mereka ke1jakan, bahkan kadang sama persis. Hal ini dikarenakan mereka tidak pernah mengulang pelajaran di rumah, bahkan saat akan menghadapi ulangan sekalipun.
Sumber: Dokumentasi Peneliti
Gambar 7: Warga Belajar Sedang Mengerjakan Soal Ulangan Harian Saat hasil pekerjaan mereka dikumpulkan dan dinilai oleh guru
"'
'
s1swa sering maju ke depan meja guru untuk melihat dan membandingkan
antara nilai
yang
diperolehnya
dengan
nilai
temannya. Sehingga guru terkadang kesulitan ketika menilai basil pekerjaan siswa. Jika mendapat nilai JOO, siswa akan teriak dan menunjukkan kepada teman-temannya bahwa ia mendapat nilai 100
72
dan menertawakan atau mengejek temannya yang mendapat nilai dibawahnya sehingga suasana kelas menjadi ramai. Keseluruhan
nilai
yang
diperoleh
siswa selama proses
pembelajaran tersebut kemudian diakumulasikan dalam bentuk raport. Adapun nilai matematika siswa pada raport tahun ajaran 2006/2007, yaitu: Tabel 9: Nilai Hasil Belajar Matematika Nama Siswa Subjek I
Nilai Matematika Semester I Semester II 6 8
Subjek II
8
6
Subjek III
5
5,5
Subjek IV
7,4
7,7
Rata-rata
7,1
6,3
Sumber: Penilaian Has1l BelaJar (Raport) Kelas 3
Sedangkan nilai ulangan harian siswa ketika di kelas 4 mengenai
menuliskan
lambang
bilangan
dan
nama
bilangan,
menentukan nilai tempat dan nilai bilangan serta membandingkan bilangan yang diperoleh selama diadakan penelitian, secara berturutturut yaitu: Tabel 10: Nilai Ulangan Harian Matematika
Subjek I
Nilai Ulangan Harian I Il Ill 6,6 10 6,5
Subjek II
9,3
9,5
3,5
Subjek III
10
5,5
Subjek IV
8,6
JO 10
Rata-rata
8,6
9,8
5,4
Nama Siswa
6
Sumber. Nilm Has1l Ulangan Matemauka s1swa Kelas 4
Raport yang diberikan pada siswa di Bengkel Kreativitas juga mempunyai fungsi yang sama seperti sekolah formal pada umumnya, yaitu selain guna melihat perkembangan hasil belajar siswa juga dapat
73
Sedangkan lulus tidaknya siswa dari tingkat Sekolah Dasar tidak diharuskan berada sampai di kelas 6, melainkan cukup melihat usia siswa, kemampuan siswa dalam menguasai pelajaran tingkat Sekolah Dasar secara umum, serta yang terpenting adalah dibutuhkan keinginan dari dalam diri siswa untuk melanjutkan sekolah sehingga pihak yayasan pun akan menyertakannya dalam uj ian kesetaraan paket A secara gratis yang diselenggarakan oleh pihak SKB (Sanggar Kegiatan Belajar). Jika siswa dinyatakan lulus dalam ujian tersebut, maka siswa akan memperoleh ijazah paket A guna melanjutkan ke jenjang selanjutnya. 15. Kemampuan dan Kesulitan Bel ajar Siswa
Pada materi mengenai bilangan, sebagian besar siswa telah mampu membaca bilangan tingkat ribuan serta menentukan nilai tempat dan nilai bilangannya. Namun dalam membandingkan bilangan baik dengan menggunakan simbol "<" dan ">", maupun menggunakan kalimat "kurang dari" dan "lebih dari" siswa masih sering melakukan kekeliruan. Umumnya siswa tertukar menggunakan simbol tersebut dan dibingungkan oleh digit angka yang cukup banyak. Sehingga ha! tersebut juga berpengaruh dalam men1,,'Urutkan bilangan. Saat mengerjakan soal latihan, keadaan kelas selalu diributkan oleh pertanyaan-pertanyaan siswa walaupun tutor telah meajelaskan berkalikali. Bahkan siswa yang sudah paham pun menambah ramai suasana kelas, karena ia selalu ingin meyakinkan hasil pekerjaannya pada tutor sambil berkata: "Begini bukan Bu?" atau "Benar ga' Bu?". Kalau tutor menjawab "Ya, benar", maka siswa langsung bersorak kegirangan menunjukkan pada teman-temannya bahwa dirinya bisa. Sedangkan jika tutor berkata "Salah", maka siswa langsung memperbaikinya, namun ada pula yang kecewa sambil berkata: "lalu yang benar bagaimana bu?" atau "Ah saya cape Bu". Pertanyaan dan keluhan tersebut tidak hanya berasal dari satu atau dua siswa saja. Sehingga tutor cukup kesulitan dalam menanggapi keluhan
74
atau menjawab pertanyaan s1swa lain.
Hal tersebut
kemudian
mengundang rasa marah ('ngambek') dalam diri siswa. Bentuk kesulitan yang paling sering mereka tanyakan ketika mengerjakan latihan soal mengenai lambang dan nama bilangan adalah saat menghadapi soal bilangan yang mengandung angka "O", sepe1ti contoh: "Nilai bilangan angka 0 pada bilangan 1.082 adalah?". Jika berdasarkan urutan nilai tempat, kita tahu bahwa nilai tempat angka "O" tersebut adalah ratusan, tetapi yang membuat beberapa siswa bingung adalah nilai bilangan ratusan yang biasa mereka kenal yaitu yang terdiri dari dua buah angka 0, sehingga mereka menulisnya dengan 000. 16. Faktor Kesulitan Belajar Siswa dan Peran orang tua dalam Pembelajaran Matematika
Dengan melihat latar belakang pendidikan serta interaksi yang terjadi antar siswa di Bengkel Kreativitas tersebut, tidak heran jika pada akhirnya muncul permasalahan-permasalahan yang menyangkut proses pembelajaran selama mereka belajar di Bengkel Kreativitas. Berdasarkan pengamatan peneliti, salah satu permasalahan tersebut adalah adanya kesulitan
siswa
selama pembelajaran berlangsung.
Menurut hasil
wawancara dan pengamatan terhadap beberapa siswa, kesulitan tersebut umumnya disebabkan oleh: a. Tidak teratumya kehadiran siswa di sekolah Diakui oleh sebagian siswa bahwa ketidakteraturan mereka hadir di sekolah disebabkan karena masih mengantuk, malas dan kesiangan. Walaupun sekolah tidak mengeluarkan sanksi khusus bagi siswa yang kesiangan, namun sebagian mereka mengaku malu jika datang terlambat. Sehingga mereka lebih memilih tidak masuk sekolah. Karena ketidakteraturan ini, siswa me1tjadi terlambat dalam memperoleh materi pelajaran, dan mau tidak mau tutor sering mengulang-ulang materi yang telah disampaikan.
75
b. Kurang perhatiannya orang tua dalam membimbing anak untuk belajar. Siswa tidak pernah mengulang pelajaran di rumah, terkecuali jika ada PR. Itupun dikerjakan pada malam hari, dan ada pula siswa yang mengerjakannya langsung sepulang sekolah. Waktu mereka lebih banyak digunakan untuk bermain. Dan bagi sebagian siswa lain, terutama anak laki-laki biasanya waktu siang hingga sore hari bahkan ada pula yang hingga larut malam digunakan untuk bekerja mencari penghasilan. Walau pekerjaan tersebut dapat mengurangi beban perekonomian keluarga, namun sebagian besar para orang tua masih menilai arti pentingnya pendidikan bagi anaknya. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu orang tua siswa ketika ditanya apa arti pendidikan bagi anaknya: " ... yang penting anak saya itu bisa baca, tidak buta huruf supaya nanti tuanya tidak penasaran dan tidak menyesal. Jangan sampai seperti orang tuanya yang buta huruf" Namun sangat disayangkan perhatian orang tua harus terbagi dengan masalah ekonomi yang menimpa keluarga. Mereka terlalu disibukkan oleh pekerjaan, sehingga kurang bersikap tegas dalam mendorong anak agar belajar dengan sungguh-sungguh. Orang tua juga kurang memperhatikan perkembangan belajar anak di sekolah. Sehingga anak merasa bebas melakukan apa saja yang ia suka. c. Buta huruf yang diderita sebagian besar orang tua Selain
faktor-faktor
di
atas,
kesulitan
s1swa
dalam
pembelajaran juga disebabkan karena buta huruf yang diderita sebagian orang tua mereka. Sehingga orang tua mereka tidak dapat membimbing anaknya dalam belajar. d. Kurangnya fasilitas belajar anak di rumah. Keterbatasan alat belajar di rumah juga merupakan penghambat dalam
proses
pembelajaran
di
Bengkel
Kreativitas.
Karena
keterbatasan alat belajar tersebut, anak kurang tern10tivasi untuk belajar di rumah. Sehingga pengetahuan siswa hanya terbatas di
76
B. Pembahasan
Dengan melihat profil, fokus kegiatan, visi dan misi, serta maksud dan tujuan yayasan, dapat dikatakan bahwa setiap pro1,,>ram kegiatan yang dilakukan Yayasan Nanda Dian Nusantara bertujuan untuk memenuhi kebutuhan anak dengan motto belajar sambil bermain. Menurut Mayke (1995), Belajar
dengan
memanipulasi,
bermain
memberi
mengulang-ulang,
kesempatan
menemukan
kepada sendiri,
anak
untuk
bereksplorasi,
mempraktikan dan mendapat bermacam-macam konsep serta pengertian yang tidak terhitung banyaknya.
16
Bengkel Kreativitas sebagai wadah yang
bergerak dalam jalur pendidikan noformal, juga mempunyai fungsi dan tujuan yang sejalan seperti yang dicantumkan dalam Undang-Undang tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian professional. 17 Fasli Jalal dan Dedi Supriadi mengungkapkan bahwa untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kerjasama yang baik dari masyarakat setempat. Hal ini dimaksudkan agar makin tumbuh kesadaran akan pentingnya pendidikan dan mendorong masyarakat untuk terns berpartisipasi aktif di dalamnya. Apabila pendidikan luar sekolah (pendidikan nonformal) ingin melayani, dicintai, dan dicari masyarakat, maka mereka harus berani meniru apa yang baik dari apa yang tumbuh di masyarakat dan kemudian diperkaya dengan sentuhan-sentuhan yang sistematis dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan lingkungan masyarakatnya. 18 Namun seberapa pun besarnya partisipasi sosial yang dilakukan oleh seseorang, pasti akan terbentur pula oleh suatu permasalahan. Seperti yang dialami oleh seorang !coordinator lokasi sekaligus tutor di Bengkel Kreativitas Ciputat, tentu tidak sedikit pengorbanan yang dilakukannya. Ia harus
:~ lgrea Siswanto, 20 Peraga Seka/ah Minggu Asyik, (Jakarta: ANDI, 2006), h. 15. Tim Redaksi Fokus Media, Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, (Bandung: Fokus Media, 2003), h. 16. 18
H.,.d;
J,..1.,.1
.-1.-~
r..-..:1!
.-.
--~
•• •••
78
dapat sepenuhnya menunaikan kewajibannya, maka keluarga dan masyarakat terbuka ikut berperan serta dalam penyediaan layanan pendidikan. Kerjasama antara pemerintah, keluarga dan masyarakat akan menjadi kunci keberhasilan pen d1"d"l 1rnn. 20 Berdasarkan pernyataan Suparlan di atas, dapat dikatakan bahwa Bengkel
Kreativitas
telah
memenuhi
syarat
berlangsungnya
proses
pembelajaran karena telah tersedianya fasilitas pendidikan yang dibutuhkan, walaupun serba terbatas. Keberadaan fasilitas ini tentu tidak lepas dari bantuan masyarakat setempat. Walaupun pemerintah tidak turun tangan secara langsung, namun kesadaran dan perhatian warga masyarakat telah membantu pemerintah
dalam
mengurang1
tingkat
kebodohan.
Namun
sangat
disayangkan, siswa kurang memanfaatkan fasilitas yang tersedia ini. Sebagai peserta didik di sekolah non formal, warga belajar Bengkel Kreativitas juga mempelajari mata pelajaran umum lainnya layaknya siswa di sekolah formal, karena ha! ini adalah salah satu kebutuhan yang hams dipenuhi oleh seorang peserta didik. Pemenuhan kebutuhan ini menurut KY Karnanta (2007) adalah pemenuhan kebutuhan edukasi yang tidak lepas dari dua aspek utama, yakni aspek internal dan eksternal. Aspek internal berasal dari dalam individu yang mencakup kualitas kemampuan dasar, baik Intelligent Quality, Emotion Quotient, dan Spiritual Quotient serta minat dan bakat. Sedangkan aspek eksternal lebih bersifat sosiologis. 21 Pemenuhan kebutuhan edukasi tidak Iepas pula pada lamanya waktu pembelajaran. Berdasarkan pengamatan, dalam seminggu mereka dapat belajar matematika Iebih dari satu pertemuan. Namun Iamanya waktu pembelajaran dalam sehari, Iebih sering berjalan hanya sekitar satu setengah jam untuk dua mata pelajaran. Sehingga untuk matematika, hanya berlangsung kurang lebih selama satu jam. Hal ini terjadi karena siswa sering mengeluh 20
Suparlan, "Hak-bak Pendidikan Anak Indonesia", www.ftpi.info/home/article8.phtml-21k, 15 September 2006 @03:12 PM.
dmi
" KY Karnanta, "Menggagas Street Student Centre", dari www.smu-net.com, (Senin, 09
A _ ..:1 ">Ht\,...,\
79
j ika sudah merasa bosan atau letih, padahal materi yang diberikan biasanya adalah materi pengulangan. Tentu kebutuhan edukasi tersebut dapat dikatakan tidak sepenuhnya terpenuhi, karena ketika sesampainya siswa dirumah, materi pelajaran yang sudah diajarkan tersebut jarang dipelajari kembali oleh siswa sehingga pengetahuan mereka terbatas pada apa yang disampaikan tutor di kelas. Itupun tidak jarang siswa lupa ketika keesokan harinya dibahas kembali. Siswa pada dasarnya mempunyai naluri ingin mempelajari segala ha! yang ada di sekitarnya. Siswa akan menjadi sangat antusias dan semangat untuk belajar jika isi/materi yang dipelajarinya sesuai dengan perkembangan anak. Siswa akan menjadi mudah bosan jika yang dipelajari terlalu mudah baginya, dan sebaliknya siswa akan menjadi stress dan patah semangat jika yang dipelajarinya terlalu sulit. Seperti yang terjadi pada warga belajar di Bengkel Kreativitas. Ketika soal latihan matematika yang diberikan itu mudah baginya, siswa akan berlomba-lomba menyelesaikan dan mengumpulkannya pada tutor. Bila nilai yang diperolehnya sangat memuaskan baginya, siswa bersorak senang dan menunjukkan pada teman lainnya, ada pula yang kemudian membantu temannya yang kesulitan mengerjan soal tersebut. Sebaliknya ketika soal yang diberikan itu sulit bagi siswa, malca siswa akan selalu mengeluh bahkan ada pula yang 'ngambek' dan tidak bersemangat mengerjakan soal tersebut. Tutor hanya memberikan penjelasan di awal pembelajaran, lalu siswa di beri latihan soal. Setelah itu guru tidak banyak memberikan penjelasan lagi, terkecuali jika ada siswa yang bertanya. Hal ini dijelaskan dalam "Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer" oleh Erman Suherman, dkk bahwa metode seperti itu merupakan metode ekspositori karena pada metode ekspositori guru dapat memeriksa pekerjaan siswa secara individual dan menjelaskan kembali kepada siswa secara individual atau klasikal. Beberaoa , hasil penelitian di Amerika Serikat menyatakan bahwa metode ekspositori merupakan cara mengajar yang efektif dan efisien. 22
80
Tidak adanya silabus khusus atau batasan mengenai kurikulum apa yang harus digunakan oleh tenaga pengajar di Bengkel Kreativitas menjadikan Bengkel Kreativitas lebih bersifat independen dan tidak selalu mengikuti kurikulum nasional. Berdasarkan penuturan tutor, sejauh ini ia ingin mencoba menerapkan pembelajaran seperti homeschooling, namun permasalahannya terbentur oleh persiapan yang tidak sedikit. Dapat dikatakan bahwa tutor di Bengkel Kreativitas ini masih dalam tahap riset untuk mencari kurikulum apa yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan belajar mereka. Jika diamati, sesungguhnya para siswa tersebut tidak peduli kurikulum apa yang dipakai oleh guru, karena yang terpenting adalah mereka dapat belajar dan berharap dapat melanjutkan lee sekolah formal. Tidak heran jika guru masih menggunakan buku yang bertumpu pada kurikulum lama. Hal ini dikarenakan oleh latar belakang siswa yang sebelumnya tidak pernah sekolah atau merupakan korban putus sekolah, sehingga pengetahuan mereka sedikit tertinggal dengan anak lain seusianya yang berada di sekolah formal. Dengan melihat keadaan tersebut, guru pun memaklumi jika mereka sulit memahami materi pelajaran dan sering bertanya saat ulangan. Sehingga tidak jarang guru
n1enjelaskan rriateri pelajaran yar1g pernal1 dijelaskan. ~v1enuiTit tv1isanih dalan1 skripsinya bahwa stimulasi pendidikan yang diberikan secara terns menerus dan berulang-ulang akan membantu anak dalam mengoptimalkan kemampuan yang
dimiliknya.
Menurutnya
ha!
tersebut
sejalan
dengan
prinsip
pembelajaran yang dikeluarkan oleh DepDikNas yaitu bertahap, berulang dan terpadu. 23 Melihat
berlangsungnya
waktu
pembelajaran
yang
singkat,
penggunaan media dalam pembelajaran di Bengkel Kreativitas ini memang dinilai k.-urang efektif oleh tutor sehingga tutor lebih sering menggunakan media sederhana yang telah tersedia. Sesungguhnya dengan menggunakan media berarti kita telah menggunakan alam sebagai · sarana pembelajaran,
81
karena alam merupakan sarana yang tak terbatas bagi anak untuk berekplorasi dan berinteraksi dalam membangun pengetahuannya. Seperti yang dilakukan Robin Dranath Tagore,
dalam model
pembelajarannya hampir 90% kegiatannya dilakukan dengan berinteraksi dengan alam. Anak diajarkan dapat membangun ikatan emosional di antara teman-temannya, menciptakan kesenangan belajar, menjalin hubungan serta mempengaruhi memori dan ingatan yang cukup lama akan bahan-bahan yang dipelajari. Itulah salah satu prinsip pembelajaran. 24 Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa interaksi yang terjadi saat pembelajaran berlangsung umumnya tidak terlepas dari permasalahan pergantian tutor dari kalangan mahasiswa yang secara sengaj a ingin mengajar mereka. Pergantian tutor ini membuat anak sepe11i mereka lebih cenderung mencari perhatian dan bersikap manja. Sehingga siswa yang biasanya mampu mengerjakan soal, berubah menjadi manja dan mengaku tidak bisa mengerjakan soal tersebut. Suasana pembelajaran pun menjadi kurang kondusif, sering terjadi pengaduan-pengaduan hanya karena masalah keciL Sehingga pertengkaran pun tidak dapat dihindarkan. Lain halnya j ilea koordinator sendiri yang turun tangan mengajar mereka, biasanya siswa tidak banyak mencari perhatian dan tidak berani macam-macam. Namun tetap saja ada beberapa siswa yang malas belajar dan berkelahi. Menurut
Saratri
Wilonoyudho
(2005),
bahwa
anak-anak
yang
dibesarkan di lingkungan kumuh tanpa bimbingan orangtua serta berada di Iingkungan yang keras dan kasar akan membentuk watak indolen, pasif, il?ferior, tercekam stigma mentalitas rendah diri, pasif, agresif, eksploitatif,
dan mudah prates atau marah. 25 Interaksi sosial inilah yang tidak jarang terjadi dalam proses pembelajaran di Bengkel Kreativitas. Mereka kurang akan kasih sayang, bimbingan dan perhatian orang tua karena keluarga mereka telah disibukkan oleh usaha bagaimana dapat memperoleh uang. Kurangnya 21 •
isjoni.net. 25
Isjoni, "Model Pembelajaran Yang Efektif Pendidikan Anak Usia Dini", dari www. -(,;:'.,_,,,..,.f-ri \:S:T>l..-..-.,...~,..,,.th,.,.
"1'.T,.,.~:t..
A -~-1- "------
82
pendidikan dalam keluarga juga membuat mereka tidak mengenal etika, sopan santun dan rasa hormat. Sehingga setiap kekesalan atau ketidaksukaannya terhadap sesuatu, selalu dihakiminya sendiri melalui berbagai tindakan dan umpatan (bahasa yang kasar). Padahal, interaksi sosial yang baik sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Seperti yang diungkapkan Vigotsky bahwa bahan pengalaman interaksi sosial merupakan ha! yang penting bagi perkembangan proses berpikir anak. Aktivitas mental yang tinggi pada anak dapat terbentuk melalui interaksi dengan orang lain. 26 Vygotsky juga menambahkan proses belajar akan terjadi secara efisien dan efektif apabila si anak belajar secara kooperatif dengan anak-anak lain, dengan suasana lingkungan yang mendukung (supportive), serta dalam bimbingan atau pendampingan seseorang yang lebih mampu atau lebih dewasa, misalnya seorang guru. Dilihat dari sistem evaluasi yang dilakukan tutor, umumnya siswa malas membaca soal dan memikirkan jawaban yang paling tepat dari soal tersebut. Tegasnya lagi, dapat dikatakan mereka merasa kurang percaya diri terhadap hasil pekerjaannya sehingga selalu bertanya pada tutor. Hal ini dapat disebabkan, siswa kurang dibimbing oleh orang tuanya agar belajar dirumah. Sehingga apa yang sudah dipelajari di sekolah, tidak dipelajari kembali di rumah kecuali jika ada PR. Dengan pemberian latihan soal yang sering dilakukan, berarti warga belajar telah dituntut untuk aktif dalam pembelajaran. Merekalah yang harus aktif mengembangkan pengetahuan mereka, bukan pembelajar atau orang lain. Mereka juga harus bertanggung jawab terhadap basil belajarnya. Penekanan belajar siswa secara aktif ini perlu dikembangkan karena kekreativitasan dan keaktifan siswa akan membantu mereka untuk berdiri sendiri dalam kehidupan kognitif siswa. 27
26
"Kontruktivisme Sosial dan Radikal Dalam hltp://us.geocilies.com/neptunestewarl/sinopsiskonstruk.htm.
Pendidikan
Malematik". dari ·
83
Kesulitan dalam membaca bilangan tingkat ribuan yang mengandung angka nol, jika dikaitkan dengan pendapat Yusmichad Yusdja bahwa bilangan no! adalah bilangan yang terkadang membingungkan penggunanya, maka dapat dikatakan secara sepintas memang angka no! itu adalah angka yang biasa saja bahkan terkadang terlihat sepele. Tetapi temyata tidak hanya pada anak-anak SD saja, mahasiswa pun ketika menghadapi soal matematika terkadang dibuat bingung dengan angka no!. Ketika dalam latihan soal siswa diminta menentukan nilai bilangan angka 0 dalam bilangan 1.082, banyak siswa yang mengaku bingung. Mereka mengetahui bahwa nilai tempat angka 0 dalam bilangan tersebut adalah ratusan, tetapi nilai bilangannya mereka menjawab tidak tahu. Dapat dikatakan angka "O" pada bilangan tersebut seakan bermakna mati karena umumnya mereka mengetahui nilai ratusan itu dimulai dari I 00, 200, dan seterusnya. Padahal angka "O" dalam bilangan tersebut bermakna. Karena jika tidak, jumlah digit bilangannya menjadi tiga angka. tentu 1.082 ;e 182. Permasalahan seperti di atas dikatakan oleh Yusmichad Yusdja bahwa bilangan no! adalah bilangan tunawisma. Kita tahu bahwa pengertian tunawisma berarti tidak mempunyai tempat tinggal. Itulah sebabnya, mengapa bilangan no! hams menempel pada bilangan lain, misalnya, pada angka 1.082. Kesulitan lainnnya yang ditemukan peneliti saat memantau siswa mengerjakan soal latihan, yaitu membandingkan dua buah bilangan ribuan baik dengan rnenggunakan sirnbol "<" dan ">" maupun menggunakan kalirnat "kurang dari" dan "lebih dari". Walaupun sebelumnya tutor telah memberikan penjelasan yang lebih mudah dimengerti siswa, namun tetap saja siswa mudah lupa, bingung dan salah persepsi. Bahkan beberapa siswa yang secara langsung dapat memahami konsep saat diberikan penjelasan awal pun, menjawab terbalik ketika diberikan soal pada hari berikutnya. Tanda yang seharusnya menggunakan "<" diisi dengan ">", begitu pula sebaliknya. Hal ini dapat dikatakan bahwa beberapa siswa mengalami gangguan dalam membedakan simbol. Gangguan tersebut dapat berupa kurang fokusnya siswa
84
yang dikutip oleh John Backhouse et al dalam buku Improving the Learning of lvfathematics, bahwa beberapa gangguan disleksia mempunyai kesukaran dalam membedakan antara + dan x, - dan +, serta < dan >. Mengingat dalam membandingkan bilangan masih sering bertanya dan melakukan kesalahan, maka dalam mengurutkan bilangan pun siswa masih mengalami kesulitan. Tetapi frekuensi kesalahan yang dibuat cukup kecil. Biasanya kesalahan dalam mengurutkan bilangan cenderung terjadi pada bilangan yang angka-angkanya hampir sama. Umumnya kesulitan dalam mengerjakan soal terjadi karena s1swa kurang memperhatikan penjelasan tutor dan tidak memahami perintah soal sehingga lebih banyak bertanya dari pada berfikir. Hasil wawancara juga memperkuat alasan mengapa umumnya siswa sering banyak bertanya dalam mengerjakan soal, yaitu karena mereka tidak pemah mengulang pelajaran di rumah, terkecuali jika ada PR. Sehingga saat ulangan harian berlangsung pun siswa tetap banyak bertanya. Hal ini juga terjadi karena kurangnya pengawasan dan ketidakmampuan orang tua dalam membimbing belajar anak, sehingga anak kurang terlatih dalam mengerjakan soal dan sering lupa. Dilihat dari kondisi pemukiman mereka, memang tampak bahwa umumnya warga belajar yang mengikuti pembelajaran di Bengkel Kreativits berada dalam struktur ekonomi lemah, dimana orang tua mereka melakukan aktivitas dan memperoleh uang di jalan dengan bekerja sebagai pemulung. Walaupun beberapa diantara mereka masih mempunyai tempat tinggal di kampung halaman, namun mereka rela tinggal di daerah kumuh seperti di perkampungan pemulung ini karena yang terpenting bagi mereka adalah memperoleh penghasilan untuk hidup, sehingga permasalahan mengenai kualitas tempat tinggal, masalah pendidikan anak dan lain sebagainya kurang diprioritaskan. Menurut Kamaji, dkk (2001) sebagian besar responden menyatakan bahwa kebutuhan pertama yang amat mendesak dan diperlukan anak jalanan adalah tempat tinggal. Umumnya mereka tinggal di rumah-rumah semi
85
permanen dan rumah kardus atau seng bekas. Sedangkan 53% responden lainnya mengaku kebutuhan pertama yang mendesak adalah makanan. Setelah memanfaatkan
mengalami
transisi
sumber-sumber
yang
ke
kota, tersedia
para
kaum
dikarenakan
28
urban
m1
terjadinya
perubahan lingkungan. Salab satu upaya yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan tenaga kerja anggota keluarga. Hal ini menurut Effendi dalam Karnaj i (2001) dinamakan teori kelangsungan rumah tangga. Menurutnya setidaknya ada dua teori yang dapat dipakai untuk menjelaskan fenomena anak usia sekolah turut terlibat dalam kegiatan ekonomi. Pertama, teori strategi kelangsungan rumah tangga (household survival strategy). Kedua, teori transisi industrialisasi.
BABV KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan basil penelitian mengenai Pembelajaran matematika Pada Anak J alanan (di Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian Nusantara Ciputat), maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan di Bengkel Kreativitas mengacu pada bentuk penanganan pelayanan sosial family and community based, yaitu pendekatan yang melibatkan keluarga dan masyarakat yang bertujuan mencegah anak-anak turnn ke jalanan dengan pemenuhan kebutuhan pendidikan yang lebih ditekankan pada CALISTUNG (membaca, menulis dan berhitung) dengan waktu belajar efektif 5 hari dalam seminggu, selama kurang lebih 2 jam per hari. Pembelajaran di Bengkel Kreativitas tidak berpedoman pada kurikulum tertentu tetapi lebih disesuaikan dengan kemampuan anak. Dalam pembelajaran matematika, penyampaian informasi dilakukan dengan metode drill (latihan soal). Tutor jarang sekali menggunakan alat peraga. Sehingga siswa cendernng kurang termotivasi dan tidak betah berlama-lama di kelas. 2. Sistem evaluasi selain dilakukan dengan cara pemantauan kegiatan dan hasil belajar siswa sehari-hari, juga diberikan dalam bentuk latihan, tes lisan, PR, ulangan harian dan ulangan semester. Sistem penilaian ini dinilai cukup efektif karena dapat membuat siswa menjadi lebih termotivasi, terntama dengan adanya buku raport. Buku raport tersebut mempunyai funngsi yang sama dengan raport di sekolah formal pada umumnya, yaitu selain guna melihat perkembangan hasil belajar siswa juga dapat digunakan untuk menentukan naik tidaknya siswa ke kelas selanjutnya. Kemudian siswa akan dinyatakan lulus dari Bengkel Kreativitas jika telah lulus mengikuti ujian kesetaraan paket A (tingkat SD). Untuk mengikuti ujian kesetaraan tersebut, siswa tidak perlu
87
berdasarkan faktor us1a, adanya kemampuan siswa dalam menguasa1 pelajaran tingkat Sekolah Dasar secara umum, serta yang terpenting yaitu adanya keinginan dari dalam diri siswa yang bersangkutan untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Adapun nilai hasil belajar
mereka
berdasarkan
raport
dinilai
cukup
baik,
namun
kelemahannya mereka kurang mau berlatih dan berusaha sendiri dalam menge1jakan soal-soal di sekolah. Sehingga dengan nilai hasil belajar tersebut, kemampuan mereka tidak dapat disamakan dengan siswa-siswa lain yang bersekolah di sekolah formal. 3. Kesulitan yang sering timbul saat pembelajaran matematika berlangsung adalah kebiasaan mereka yang kurang memperhatikan tutor saat menjelaskan. Selain itu, daya tangkap mereka terhadap pelajaran juga dinilai sangat kurang. Sehingga saat diminta mengerjakan soal, mereka lebih banyak bertanya dan mengeluh. Permasalahan tersebut cenderung disebabkan oleh tidak teratumya kehadiran siswa di sekolah, kurang perhatiannya orang tua dalam membimbing anak untuk belajar, buta huruf yang diderita sebagian besar orang tua mereka, serta kurangnya fasilitas belajar anak di rumah 4. Dengan melihat permasalahan di atas, dapat disimpulkan bahwa peran orang tua dalam membimbing anaknya belajar di Bengkel Kreativitas masih dinilai sangat kurang. Namun sebagai orang tua, mereka telah berusaha berperan membangunkan dan mengingatkan anak untuk pergi ke Bengkel Kreativitas setiap harinya. B. Implikasi
Berdasarkan hasil temuan diketahui bahwa pembelajaran yang berlangsung di Bengkel Kreativitas merupakan salah satu altematif tindakan pencegahan dengan berbekal pendidikan. Dengan adanya bekal pendidikan tersebut, maka diharapkan anak yang berada pada usia wajib belajar tidak turun Ice jalan dan dapat berkembang dengan normal seperti anak-anak
89
bersifat abstrak. Sehingga anak menjadi lebih mudah memahami dan tidak bosan di kelas. 3. Bagi masayarakat umum, lembaga pendidikan dan khususnya pemerintah sebaiknya pemenuhan kebutuhan pendidikan pada anak yang berasal dari ekonomi lemah (kaum marginal) tidak selalu pada penyediaan sarana dan prasarana saja, tetapi lebih ditingkatkan pada mutu pendidikan yang sesuai dengan anak normal lainnya. Karena akan percuma jika sarana memadai, tetapi kualitas pendidikan disepelekan.
90
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Be/ajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2005. Ani, Wawancara, Jakarta, 02 Agustus 2007. Arif,
"Upaya Pemberdayaan Armai. http://www.dikmas.depdiknas.go.id.
Anak
Jalanan",
dari
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Backhouse, John et al, Improving the Learning of lvlathematics, London: Cassel, 1992. Departemen Pendidikan Nasional, Materi Pelatihan Terh1tegrasi Matematik, Buku 1, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2005. Departemen Pendidikan Nasional, Materi Pelatihan Terintegrasi lvlatematik, Buku 2, Jakarta: Depmtemen Pendidikan Nasional, 2005. Departemen Pendidikan Nasional, J\;/ateri Pelatihan Terintegrasi Matematik, Buku 3, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2005. Departemen Sosial RI, Pedoman Pe11angm1an Anak Jalanan Karban Eksploitasi Ekonomi, Jakarta: Departemen Sosial RI, 2006. Direktorat Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Lanjut Usia, Modul Pelatihan Peke1_1a Sosial Rumah Singgah, Buku 2, Jakmta: Badan Kesejahteraan Sosial Nasional, 2000. Direktorat Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Lanjut Usia, Madu! Pelatihan Petugas Pendamping Orang Tua Anak Jalanan, Buku 5, Jakarta: Badan Kesejahteraan Sosial Nasional, 2000. Fox, Bob et al, Using JCT In Primary Mathematics Practise and Possibilities, London: David Fulton Publisher, 2000. Gasong, Dina, "Model Pembelajaran Konstruktivistik Sebagai Pembelajaran", Mengatasi Masalah http://www.gerejatoraja.com/downloads/.
Alternatif dari
Hamzah, Moh. Daud, "Bagaimana Kanak-kanak Mempelajari Matematika", dari http://www.geocities.com/pluto stewart/artikel ilmiah l.htm. Handayani, Desi, Wawancara, Jakaita, 23 Juli 2007. Harefa, Andrias, Menjadi l'vfanusia Pembelajar, Jakarta: Kompas, 2000.
92
Sudjana, Djudju, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006. Suherman, Erman, et al, Strategi Pembelajaran Matemika Kontemporer, Edisi revisi, Bandung: UPI, 2003. Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2004. Sukmadinata, Nana Syaodib, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003. Suparlan, "Hak-hak Pendidikan Anak Indonesia", www.ftpi.info/home/article8.pbtml-2lk, 15 September 2006@03: 12 PM. Suprapto, Choiruddin Hadhiri, Jalan Pintas Bintang Pe/ajar Panduan Untuk pelajar Islam, Bandung: Mujahid, 2005. Sutan, Firmanawaty, Mahir Matematika Swara, 2003.
Melalui Permainan, Jakai1a: Puspa
Tambahan Berita Negara R.I tanggal 13/4 - 2006 No.30, Dokumen Perihal Yayasan Nanda Dian Nusantara Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, Jakarta: Fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah, 2007. Tim Redaksi Fokus Media, Undang-Undang No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Fokus Media, 2003. Tom dan Harriet Sobol, Rancangan Bangun Anak Cerdas, Jakarta: Inisiasi Press, 2003. Undang-Undang Republik Indonesia No.23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, dari www.pdat.eo.id/, 03 Januari 2005. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003, Tentang SistemPendidikan Nasional. Jakarta: Fokusmedia. Unknown, "Kontruktivisme Sosial dan Radikal Dalam Pendidikan Matematika'', dari http :I!us. geocities. com/neptunestewart/sinopsiskonstruk. htm. Wilonoyudho, Saratri. Nasib Anak Perempuan Jalanan. Sabtu, 23 Juli 2005.
www.kompas.com.
Worthington, Maulfry and Carruthers, Elizabeth, Children's Mathematics, London: Paul Chapman, 2003. Yayasan Nanda Dian Nusantara, "Menyelamatkan Menyelamatkan Bangsa'', Brosur YNDN. Yusmichad
Yusdja,
"Misteri
Bilangan
Nol",
dari
Anak-anak
Berarti
www.duniaesai.com.
93
PANDUANWAWANCARA TERHADAP SISWA
A. Petunjuk Pengisian: I. Pengisian lembar ini dilakukan oleh peneliti dengan jalan mewawancarai responden langsung agar tidak terjadi kekeliruan. 2. Bahasa yang digunakan saat wawancara berlangsung adalah bahasa yang dipaharni interviewee. 3. Peneliti terlebih dahulu meminta izin pada interviewee ketika akan mengh>unakan alat bantu seperti kamera, alat tulis dan lain sebagainya. 4. Kegiatan wawancara dilakukan dengan tetap mematuhi aspek norma yang berlaku di tempat tersebut. 5. Setelah selesai melakukan wawancara dan pengsisian angket, peneliti sesegera mungkin membuat catatan lapangan. B. ldentitas Interviewee I. Nama : Marsan (Laki-laki/Perempuan) 2. Status dalam keluarga : Anak kandung (lainnya) 3. Usia : 12 tahun 4. Agama : Islam 5. Anak ke: 3 dari 4 bersaudara 6. Pekerjaan : Pemulung 7. Lamanya bekerja : kurang lebih 5 jam /hari 8. Status pendidikan sebelumnya : (terdaftar sebagai siswa/ berhenti/ putus sekolah) 9. Kedudukan di Bengkel Kreativitas kelas: 4 (Empat) 10. Lama belajar di kelas : 2 jam (dari pukul 08.00-10.00) C. Profil pembelajarnn pada anakjalanan 1. Ingin menjadi apakah adik ketika dewasa? lnsinyur 2. Apakah adik bisa membagi waktu bekerja dengan sekolah (ygi I tidak) 3. Apakah adik menyukai pelajaran matematika (ygi I tidak) Jika tidak, alasannya ............................................ . 4. Apakah di rumah kamu selalu be lajar (sering/ kadang-kadang/ tidak pernah) Jika tidak, alasannya ma/as 5. Apakah adik pernah merasa kesulitan ketika belajar matematika di sekolah (sering/ kadang-kadang/ tidak pernah) 6. Sejauh ini, materi pelajaran matematika apakah yang menurut adik sulit? Gaada 7. Apa yang adik lakukan, jika ada materi matematika yang kurang dimengerti saat belajar di sekolah? Bertanya pada guru 8. Apakah adik bisa menjaga konsentrasi ketika belajar matematika di sekolah (sering/ kadang-kadamr/ tidak nem~h)
94
9. Apakah adik pernah merasa jenuh saat belajar di kelas (sering/ kadangkadang/ tidak pernah) 10. Apakah adik pernah merasa malas ketika belajar (sering/ kadang-kadang/ tidak pernah) 11. Bagaimana earn adik mengatasi rasa malas dan jenuh ketika belajar di sekolah (bermain-main/ minta pulang pada guru/ ........................... ) 12. Apakah orang tua akan marahjika adik tidak belajar (ya I tidak) 13. Apakah adik berusaha meminjam buku di perpustakaan untuk belajar (sering/ kadang-kadang/ tidak pernah) 14. Apakah di rumah adik mempunyai peralatan belajar yang cukup (ya I tidak) 15. Apa yang adik lakukan sepulang sekolah? Main, terus pergi ke1ja 16. Apakah adik selalu mengerjakan PR sendiri atau belajar bersama teman? sendiri 17. Apakah adik pernah meminta bantuan pada orang tua saat mengerjakan PR (ya I tidak) 18. Apa yang adik lakukan pada hari libur? Bermain dan ke1:ja 19. Apakah adik selalu mempersiapkan belajar untuk pelajaran esok hari di sekolah (sering/ kadang-kadang/ tidak pernah) 20. Apakah adik selalu mempersiapkan belajar setiap akan diadakan ulangan (sering/ kadang-kadang/ tidak pernah)
95
PANDUANWAWANCARA TERHADAP ORANG TUA SISWA
A. Petunjuk Pengisian: . 1. Pengisian Iembar ini dilakukan oleh peneliti dengan jalan mewawancara1 responden langsung agar tidak terjadi kekeliruan. 2. Bahasa yang digunakan saat wawancara berlangsung adalah bahasa yang dipahami interviewee. 3. Peneliti terlebih dahulu meminta izin pada interviewee ketika akan menggunakan alat bantu seperti kamera, alat tulis dan l~in sebagainya. 4. Kegiatan wawancara dilakukan dengan tetap mematuh1 aspek norma yang berlaku di tempat tersebut. 5. Setelah selesai melakukan wawancara dan pengsisian angket, peneliti sesegera mungkin membuat catatan lapangan. B. Identitas Interviewee
(Lk/Pr) I. Nama : Mardiah .. (lainnya) 2. Status dalam keluarga : Ayah/ Ibu/ .......................... . 3. Status Perkawinan : Menikah/ Belum/ Janda/ Duda 4. Usia ...... .40 ..................................... tahun 5. Agama ..... .islam ......................................... . 6. Pekerjaan : ...... tukang cuci ................................... . 7. Pendidikan .......... -.......................................... . 8. Jumlah Anak : ...... .4 (empat) ................................... orang 9. Pendapatan per bulan : Rp. 300.000 (kurang lebih) .................... . JO. Rata-rata pengeluaran: Rp ... (tidak tentu) ................................. . 11. Status rumah tinggal : rumah sendiri/ kontrak/ ......................... . C. Pemahaman dan perlalrnan orang tua terhadap hak pendidikan anak I. Sebagian anak anda mengalami putus sekolah. Pernahkah anda menanyakan keinginan mereka untuk bersekolah kembali (X!! I tidak) 2. Apakah faktor biaya menyebabkan anak anda putus sekolah (YJ!l tidak) 3. Apakah lingkungan sosial anak anda mempengaruhi anak anda untuk tidak bersekolah lagi (Y<\ I tidak) 4. Apakah anda pernah mengusahakan mencari keringanan SPP atau beasiswa bagi anak anda (sering I kadang-kadang I tidak pernah) 5. Apakah anak anda pernah mempunyai wali asuh (X!! I tidak) 6. Apakah pihak sekolah pernah memberikan tawaran beasiswa atau keringanan biaya sekolah (YJ!) tidak) 7. Apakah anda setuju dengan berdirinya pusat belajar di lingkungan tempat tinggal anda ini (YJ!) tidak) Jika ya, alasannya anak saya bisa be/ajar agar tidak buta hunif. ... Jika tidak, alasannya .................. .
96
8. Anda mengikutsertakan anak anda dalam kegiatan yang diselenggarakan pusat belajar ini karena (kesadaran sendiri/ nasihat orang lain/ .............. ) 9. Apakah anda berusaha untuk menyekolahkan anak sampai ke jenjang yang tinggi (:Yl! I tidak) 10. Apakah anda menyuruh anak bekerja untuk mencari nafkah (selalu I kadang-kadang I tidak pernah) 11. Apakah anak anda mempunyai kesempatan untuk bermain dengan teman sebayanya (:Yl! I tidak) 12. Apakah anda memberi waktu istirahat yang cukup untuk anak anda (J'.i! I tidak) 13. Apakah anda memberikan pujian kepada anak bila di sekolahnya ia memperoleh nilai clan prestasi yang bagus (selalu I kadang-kadang I tidak pernah) 14. Apakah anak anda pernah tidak masuk sekolah (sering I kadang-kadang I tidak pernah) Jika sering/kadang-kadang, apa alasannya ................................. . 15. Apakah anak anda terbiasa menge1jakan PR bersama atau meminjam buku kepada temannya (ya I tidak) 16. Apakah anda memperhatikan jadwal belajar anak di sekolah (sering I kadang-kadang I tidak pernah) 17. Apakah anda mendorong anak untuk menyiapkan buku pelajaran untuk esok hari (sering I kadang-kadang I tidak pernah) 18. Apakah anda bertanya kepada anak mengenai PR yang ditugaskan guru di sekolah (sering I kadang-kadang I tidak pernah) 19. Apakah anak anda selalu belajar bersama dengan teman dekatnya (sering I kadang-kadang I tidak pernah) 20. Apakah anda membantu anak dalam mengerjakan PR (sering I kadangkadang I tidak pernah)
97
PANDUAN WAWANCARA MENGENAI ALASAN DAN PERAN ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK Hari I Tanggal W awancara Ke Pewawancara foforman L Sudah berapa lama ibu tinggal disini? 2. Apa alasan ibu/bapak memilih tinggal di daerah pemukiman seperti ini? Dimana tempat tinggal ibu sebelumnya? 3. Mengapa ibu/bapak memilih untuk membawa serta anak-anak ke kota? 4. Bagaimana dengan pendidikan anak ibu/bapak sebelum ke kota, apakah sudah bersekolah atau belum bersekolah sama sekali? 5. Apa pekerjaan ibu/bapak sesampainya di tempat yang sekarang ini? 6. Apakah ibu/bapak melibatkan anak dalam usaha menafkahi keluarga? Mengapa? Berapa orang anak ibu/bapak yang ikut bekerja? 7. Apa jenis pekerjaan yang dilakukan anak ibu/bapak dalam usaha menambah penghasilan keluarga? Kalau saya boleh tahu, berapa penghasilan rata-rata yang diperoleh anak per hari? 8. Bagaimana dengan sekolahnya? Apakah tidak terganggu? 9. Apa pandangan ibu tentang pendidikan bagi anak? 10. Mengapa ibu/bapak memilih menyekolabkan anak di Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian Nusantara ini, mengapa tidak di sekolah formal? 11. Sarana dan prasarana apakah yang dimiliki anak untuk belajar di rumab? 12. Apakab anak ibu/bapak pemah mengeluh malas sekolah namun tetap bekerja? Apa sikap yang ibu/bapak lakukan jika anak malas sekolah? 13. Lalu bagaimana cara ibu dalam membimbing dan mengarahkan anak agar tetap belajar meskipun juga barns bekerja? 14. Seberapa besar manfaat Bengkel Kreativitas bagi pendidikan anak ibu/bapak?
98
DATA HASIL WAWANCARA MENGENAIALASAN DAN PERAN ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK
Hari I Tanggal Tern pat Pewawancara Informan
: Kamis, 02 Agustus 2007 : Perkampungan Pemulung : Nursya Aini Utami : Ibu Ani (Orang Tua Subjek I)
1. P: "Sudah berapa lama ibu tinggal di sini?" I: "Dari Maria kecil kira-kira tujuh tahun. Bapaknya juga waktu itu masih ada, sekarang mah Maria udah ga punya bapak."
2. P: "Apa alasan ibu/bapak memilih tinggal di daerah pemukiman seperti ini? Dimana tempat tinggal ibu sebelumnya?" I: "Dulu saya tinggalnya di Karawang. Sekarang juga rumah mah masih ada di kampung, tapi sama kaya disini gubuk juga. Paling pulang setahun sekali. Pindah ke Jakarta soalnya kerja di kampung cape. Tiap hari motongin padi di sawah orang. Cuma enaknya kalau di kampung beras ga perlu beli, bisa dapet 1 kg dari 10 kg beras yang dibersihin. Tapi lama-lama cape, ga kuat karena panas. Kalau disini kan kerjanya agak ringan, ga' terlalu panas juga. penghasilannya juga lumayan" 3. P: "Mengapa ibu/bapak memilih untuk membawa serta anak-anak ke kota? I: "Karena di kampung sepi, kerja juga susah kalau disini kan anak saya bisa ikut bantu kerja." 4. P: "Bagaimana dengan pendidikan anak ibu/bapak sebelum ke kota, apakah sudah pernah bersekolah atau belum bersekolah sama sekali? I: "Kalau kakaknya Maria, si Ra'im
5. P: "Apa pekerjaan ibu sesampainya di tempat yang sekarang ini? I: "Saya kerja jadi tukang urut panggilan, biasanya deket-deket sm1 tapi kadang ada yang dari Kampung Utan, Pesanggrahan. 6. P: "Apakah ibu/bapak melibatkan anak dalam usaha menafkahi keluarga?
99
I: "Anak saya yang laki-laki disini semuanya ikut kerja buat nambah-nambah penghasilan, yang sekolah juga ikut kerja sebelum atau pulang sekolah. Kalau Maria dulu pernah cari palm bekas untuk ditimbang, tapi sama saya ga boleh lagi, karena anak perempuan."
7. P: "Apa jenis pekerjaan yang dilakukan anak ibu/bapak dalam usaha menambah penghasilan keluarga? Kalau saya boleh tahu, berapa penghasilan rata-rata yang diperoleh anak per hari? I: "Jadi pemulung. Biasanya kalau sudah seminggu barang-barangnya dikasih ke bas untuk ditimbang. Seminggu bisa dapet Rp. 50.000 8. P: "Bagaimana dengan sekolahnya? Apakah tidak terganggu? I: "Kalau waktunya sekolah, ya saya suruh sekolah." 9. P: "Apa pandangan ibu tentang pendidikan bagi anak?" I: "lbu mah yang penting anak itu ga buta hurufkaya orang tuanya." 10. P: "Mengapa ibu/bapak memilih menyekolahkan anak di Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian Nusantara ini, mengapa tidak di sekolah formal? I: "lbu ga kuat nyekolahin anak di sini, biayanya mahal. Biarin belajar di YNDN aja, yang penting bisa baca, nulis dan menghitung." 11. P: "Sarana dan prasarana apakah yang dimiliki anak untuk belajar di rumah?" I: "Saya ga punya apa-apa paling buku sama pensil." 12. P: "Apakah anak ibu/bapak pernah mengeluh malas sekolah namun tetap bekerja? Apa sikap yang ibu/bapak lakukan jika anak malas sekolah?" I: "Ya namanya anak-anak kalau males pasti pernah, tapi tetap saya suruh sekolah." 13. P: "Lalu bagaimana cara ibu dalam membimbing dan mengarahkan anak agar tetap belajar meskipun juga hams bekerja? I: "Kalau ada PR atau waktunya belajar, saya suruh belajar. Kalau ada kakakkakak mahasiswa yang datang mau ngajar, saya suruh anak saya ikut belajar juga. Kaya misalnya sore, biasanya ada ngaji." 14. P: "Seberapa besar manfaat Bengkel Kreativitas bagi pendidikan anak ibu/bapak? I: "Ya saya merasa kebantu, anak saya jadi bisa ikut belajar biar ga buta huruf Dulu kan Bengkel Kreativitas ini dibangun karena kakak mahasiswa yang namanya Mansur, liat anak saya lagi mulung di dekat kampus UIN. Terns dia main ke sini, ngobrol-ngobrol dengan ibu Yani"
100
DATA HASIL WAWANCARA MENGENAI ALASAN DAN PERAN ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK Hari I Tanggal Tern pat Pewawancara lnforman
: Kamis, 02 Agustus 2007 : Perkampungan Pemulung : Nursya Aini Utami : lbu Nentih (Orang Tua Subjek II)
L P: "Sudah berapa lama ibu tinggal di sini?" I: "Dah lama banget kira-kira 12 tahun, dari Otong belum lahir saya sudah tinggal disini. Tapi melahirkannya di kampung" 2. P: "Apa alasan ibu memilih tinggal di daerah pemukiman seperti ini? Dimana tempat tinggal ibu sebelumnya?" I: "Karena memang saya tidak punya tempat tinggal lagi, cuma disini mmah saya. Ini juga cuma gubuk. Kalau pulang kampung juga biasanya numpang di tempat kakak. Dulu saya tinggal di rnmah kakak saya." 3. P: "Mengapa ibu memilih untuk membawa serta anak-anak ibu ke kota? I: "Karena di kampung ga punya tempat tinggal lagi." 4. P: "Bagaimana dengan pendidikan anak ibu sebelum ke kota, apakah sudah pernah bersekolah atau belum bersekolah sama sekali? I: "Belum. Boro-boro sekolah, mikirin untuk makan aja susah. Apalagi biaya sekolah disini mahal" 5. P: "Apa pekerjaan ibu/bapak sesampainya di tempat yang sekarang ini?" I: "Bapaknya kerja jadi pemulung, itu juga cuma bisa cari kertas-kertas soalnya matanya sakit katarak jadi agak susah ngeliat." 6. P: "Apakah ibu/bapak melibatkan anak dalam usaha menafkahi keluarga? Mengapa? Berapa orang anak ibu/bapak yang ikut bekerja? I: "Iya. Kalau Iibur belajar di YNDN hari Sabtu dan Minggu, biasanya Otong ikut bapaknya bantu-bantu nyari. Anak saya dua yang Jaki-laki ikut kerja." 7. P: "Apa jenis pekerjaan yang dilakukan anak ibu/bapak dalam usaha menambah penghasilan keluarga? Kalau saya boleh tahu, berapa penghasilan rata-rata yang diperoleh anak per hari? I: "Sama, pemulung juga. Hasilnya tidak tentu, kadang seminggu barn ditimbang ke bos." 8. P: "Bagaimana dengan sekolahnya? Apakah tidak terganggu? I: "Saya surnh sekolah terns. Kalau ada kegiatan-kegiatan belajar, juga ikut
101
9. P: "Apa pandangan ibu tentang pendidikan bagi anak?" I: "I ya say a dikasih tau sama Bu Yani, kalau anak-anak itu hams sekolah biar bisa baca. Walaupun ga ke sekolah formal." 10. P: "Mengapa ibu/bapak memilih menyekolahkan anak di Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian Nusantara ini, mengapa tidak di sekolah formal? I: "Karena ga ada biaya, apalagi biaya sekolah di sini mahal. Jadi bisa belajar gratis di sini aja udah syukur." 11. P: "Sarana dan prasarana apakah yang dimiliki anak untuk belajar di mmah?" I: "Ga punya apa-apa. Buku, pensil aja kadang dikasih." 12. P: "Apakah anak ibu/bapak pernah mengeluh malas sekolah? Apa sikap yang ibu/bapak lakukan jika anak malas sekolah? I: "Ya saya marahin." 13. P: "Lalu bagaimana cara ibu dalam membimbing dan mengarahkan anak agar tetap belajar meskipun juga hams bekerja? I: "Ya saya suka nyumh dia belajar, kalau pagi sekolah di YNDN." 14. P: "Seberapa besar manfaat Bengkel Kreativitas bagi pendidikan anak ibu/bapak? I: "Alhamdulillah anak saya bisa belajar tanpa dipungut biaya, ya walaupun ga Ice sekolah formal yang penting bisa baca, nulis jadi ga buta humflah."
102
DATA HASIL WAWANCARA MENGENAI ALASAN DAN PERAN ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK
Hal'i I Tanggal Tern pat Pewawancara Informan
: Kamis, 02 Agustus 2007 : Perkampungan Pemulung : Nursya Aini Utami : Ibu Mardiah (Orang tua Subjek HI)
I. P: "Sudah berapa lama ibu/bapak tinggal di sini?" I: "Sudah 6 tahun." 2. P: "Apa alasan ibu/bapak memilih tinggal di daerah pemukiman seperti ini?
Dimana tempat tinggal ibu sebelumnya?" I: "Karena saya tidak punya tempat tinggal lagi,
sudah pernah bersekolah atau belum bersekolah sama sekali? I: "Sebelumnya si Acan belajar di YNDN, terns karena otaknya lumayan cerdas sama Bu Y ani didaftarin ke SD formal, tapi ga lama dia minta berhenti, males katanya. Akhirnya balik lagi belajar di YNDN."
5. P: "Apa pekerjaan ibu/bapak sesampainya di tempat yang sekarang ini? I: "Kalau bapak jadi pemulung, saya bantu-bantu nyuci di rumah tetangga." 6. P: "Apakah ibu/bapak melibatkan anak dalam usaha menafkahi keluarga? Mengapa? Berapa orang anak ibu/bapak yang ikut bekerja? I: "Iya, Alharndulillah si Acan bisa mantu-mantu (bantu-bantu) orang tua cari duit untuk tambahan penghasilan. Anak saya yang disini 2 orang yang ikut kerja, si Acan sama kakaknya yang perempuan, tapi yang perempuan sekarang udah ga mau katanya malu sudah besar." 7. P: "Apa jenis pekerjaan yang dilakukan anak ibu/bapak dalam usaha menambah penghasilan keluarga? Kalau saya boleh tahu, berapa penghasilan rata-rata yang diperoleh anak per hari? I: "Narik gerobak jadi pemulung. Biasanya hasil timbangannya 2 hari dapet Rn
')l()fl{)
ti::o.-n1c>
r11nr.+r.....-.rr ,..,+.. ! ...
J...,...,, ....... ....... ~~ ~-1--·- L- L - -
103
suka pinjem Rp.3000 untuk bekal minum atau jajan di jalan kalau !aper. Sisanya suka dikasih ke saya. Kalau saya penghasilan dari nyuci, sehari itungannya Rp. 10.000 jadi sebulan bisa Rp.300.000." 8. P: "Bagaimana dengan sekolahnya? Apakah tidak terganggu? I: "Sekolahnya emang si Acan ini agak susah, kalau pagi suka kesiangan. Padahal udah dibangunin, sampe diciprat-cipratin pake air. Jadi sekolahnya kadang masuk, kadang enggak." 9. P: "Apa pandangan ibu tentang pendidikan bagi anak?" I: "Kalau kata saya mah, yang penting anak saya itu bisa baca, ga buta huruf biar nanti tuanya enggak penasaran, enggak nyesel. Jangan sampe kaya orang tuanya buta huruf" 10. P: "Mengapa ibu/bapak memilih menyekolahkan anak di Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian Nusantara ini, mengapa tidak di sekolah formal? I: "Dulu pernah di sekolahin ke SD formal, tapi si anaknya yang engga mau ngelanjutin. Alasannya diganggu temannya di sekolah. Padahal mah kata Bu Yani si Acan sebenarnya otaknya lumayan, cuma emang anaknya ini susah dibilanginn. Kakaknya juga dulu pernah di sekolahin di SD formal sama mahasiswa, tapi cuma sampe kelas 2 karena ga ada yang ngebiayain lagi." 11. P: "Sarana dan prasarana apakah yang dimiliki anak untuk belajar di rumah?" I: "Paling buku tulis sama alat-alat tulis." 12. P: "Apakah anak ibu/bapak pernah mengeluh malas sekolah namun tetap bekerja? Apa sikap yang ibu/bapak lakukan jika anak malas sekolah?" I: "Uuh sering. Kadang dibangunin juga susah kalau pagi-pagi. Tapi kalau kerja mah rajin. Ya saya kasih tau aja, kadang saya marahin." 13. P: "Lalu bagaimana cam ibu dalam membimbing dan mengarahkan anak agar
tetap belajar meskipun juga harus beke1ja? I: "Ya saya sih sering nasehatin ke anak malahan suka saya marahin supaya tetap belajar. Saya sudah kasih tau, kasian sama Bu Yani juga kakak-kakak mahasiswa sudah datang jauh-jauh mau ngajar tanpa dibayar. Sekolah juga gratis. Jadi kamu jangan males-malesan" 14. P: "Seberapa besar manfaat Bengkel Kreativitas bagi pendidikan anak
ibu/bapak? 1: "Ya Alhamdulillah ada yang mau menyumbangkan ilmunya, jadi anak-anak juga bisa tetap belajar."
104
DATA BASIL WAWANCARA MENGENAIALASAN DAN PERAN ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK
Bari I Tanggal Tern pat Pewawancara lnforman
: Kamis, 02 Agustus 2007 : Perkampungan Pemulung : Nursya Aini Utami : Ibu Endang (Orang tua Subjek IV)
I. P: "Sudah berapa lama ibu/bapak tinggal di sini?" I: "Barn setahun." 2. P: "Apa alasan ibu/bapak memilih tinggal di daerah pemukiman seperti ini? Dimana tempat tinggal ibu sebelumnya?" I: "Sebelum disini saya tinggal di Jakarta Selatan, sama kaya disini gubuk juga. Tapi kampung mah ada di Karawang. Saya pindah kesini soalnya bapaknya udah cape kerja di kampung, setiap hari mencetak batu bata. Lagian disana yang kerja udah rame. Kalau disini kan kerjanya agak ringan masih bisa istirahat, penghasilannya juga lumayan." 3. P: "Mengapa ibu/bapak memilih untuk membawa serta anak-anak ke kota? I: "Tadinya anak saya ikut neneknya di kampung, tapi karena disana sendirian, saya bawa kesini." 4. P: "Bagaimana dengan pendidikan anak ibu/bapak sebelum ke kota, apakah sudah pernah bersekolah atau belum bersekolah sama sekali? I: "Anak saya sebelumnya pernah sekolah di kampung sampai kelas 4 SD, tapi berhenti. Terns disini ikut belajar sama Bu Yani." 5. P: "Apa pekerjaan ibu/bapak sesampainya di tempat yang sekarang ini? I: "Kalau bapak jadi pemulung, sedangkan saya paginya jualan ketupat sayur keliling disekitar pemukiman sini aja." 6. P: "Apakah ibu/bapak melibatkan anak dalam usaha menafkahi keluarga? Mengapa? Berapa orang anak ibu/bapak yang ikut bekerja? I: "Iya, untuk nambah-nambah uang makan !ah. Anak saya disini yang lakilaki yang ikut kerja cari-cari tambahan." 7. P: "Apa jenis pekerjaan yang dilakukan anak ibu/bapak dalam usaha menambah penghasilan keluarga? Kalau say a boleh tahu, berapa penghasilan rata-rata yang diperoleh anak per hari? I: "Jadi pemulung. Ya seminggu kira-kira Rp. 50.000." 8. P: "Bagaimana dengan sekolahnya? Apakah tidak terganggu?
105
I: "Sekolahnya Alhamdulillah kemarin Kodir bisa ikut ujian kesetaraan SD,
karena pas dikasih pelajaran kels4, kelas 5 dan kelas 6 dia bisa ngerjainnya. Makanya didaftarin ikut ujian sama Bu Yani. Sekrang tinggal nunggu basil. Ga tau ini apa dia bisa ngelanjutin ke SMP atau enggak. Tapi sambil nunggu basil ujian, dia tetap belajar di YNDN." 9. P: "Apa pandangan ibu tentang pendidikan bagi anak?" I: "Pendidikan itu penting untuk anak biar ga bu ta huruf kaya orang tuanya. Makanya kalau ada biaya mah, nanti adik-adiknya mau saya masukkan ke SD biar ngerasain kaya kakaknya." 10. P: "Mengapa ibu/bapak memilih menyekolahkan anak di Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian Nusantara ini, mengapa tidak di sekolah formal? I: "Ya kemarin sudah sempet ke SD, tapi karena ga ada biaya lagi, makanya berhenti sekolah. Jadi pas pindah ke sini, saya titipin aja belajar di sini sama Bu yani" 11. P: "Sarana dan prasarana apakah yang dimiliki anak untuk belajar di rumah?" I: "Buku tulis sama alat tulis." 12. P: Apakah anak ibu/bapak pernah mengeluh malas sekolah namun tetap bekerja? Apa sikap yang ibu/bapak lakukan jika anak malas sekolah? I: "Pernah. Tapi saya marahin. Saya nasehatin." 13. P: "Lalu bagaimana cara ibu dalam membimbing dan mengarahkan anak agar tetap belajar meskipun juga harus bekerja? I: "Saya tetap ingetin dia untuk sekolah. Kalau misalnya nanti ga lulus ujian kesetaraanjuga saya tetap nyuruh dia belajar di YNDN." 14. P: "Seberapa besar manfaat Bengkel Kreativitas bagi pendidikan anak ibu/bapak? 1: "Sangat bermanfaat sekali, apalagi biaya sekolah-sekolah sekarang mahal. Kalau di sini kan anak-anak bisa belajar tanpa dipungut biaya, yang penting bisa baca dan nulis."
107
DATA BASIL WAWANCARA MENGENAI BENGKEL KREATIVlTAS DAN SEJARAH BERDIRINYA Hari I Tanggal Tern pat Pewawancara Informan
: Senin, 23 Juli 2007 : Bengkel Kreativitas : Nursya Aini Utami : Ibu Desi Handayani dan Ibu Linda
J. P: "Kapan Bengkel Kreativitas ini terbentuk? Bagaimana latar belakang
terbentuknya? I: "Bengkel Kreativitas ini dibentuk pada tahun 2000. Pada awalnya ada salah
seorang mahasiswa UIN namanya Mansur, ia prihatin melihat seorang pemulung kecil yang sedang berdiam diri di pinggir jalan sekitar kampus UIN. Mansur kemudian mendekati anak tersebut dan menanyakan mengapa tidak sekolah dan dimana tempat tinggalnya. Sampai akhirnya anak itu bersedia mengantar Mansur ke tempat tinggalnya dan mengenalkan dengan teman-teman yang senasib dengannya. Kemudian dengan dibantu oleh rekan-rekan mahasiswa lainnya, Mansur mengajak anak-anak tersebut untuk belajar. Anak-anak pun senang menerimanya. Sebelumnya mereka belajar di lapangan terbuka dengan beralaskan tikar karena tidak ada tempat yang mencukupi. Saya sebagai salah seorang warga yang berada di sekitar lingkungan anak-anak pemulung ini tidak tega melihat anak-anak itu belajar di lapangan, kemudian keluarga saya menawarkan halaman rumah kami di pakai tempat belajar walaupun tidak terlalu luas. Setelah berjalan beberapa kali, mahasiswa tidak datang mengajar, sementara anak-anak sudah menunggu dan menanyakan mana kakak-kakaknya, ko' ga dateng-daten?. Beberapa hari kemudian Mansur datang bersama salah seorang anggota LSM YNDN, yaitu mba Evi. Ternyata Mansur telah mencari donatur untuk anak-anak disini. Setelah mba Evi melihat dan turun ke lokasi langsung, kemudian mencari lahan untuk mendirikan sarana belajar bagi anak-anak tersebut. Sampai akhirnya ada pemilik tanah yang bersedia menyewakan tanahnya untuk dibangun sarana belajar, yang sekarang namanya Bengkel Kreativitas." 2. P: "Berapa orang tenaga pengajar tetap yang mengajar di Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian Nusantara Ciputat? Lalu berapa orang tenaga sukarelanya? I: "Sebelumnya proses pembelajaran ditangani oleh rekan mahasiswa, seoerti
108
3.
4.
5.
6.
7.
sendiri-sendiri sehingga berhalangan hadir, maka akhirnya saya yang mengajar. Sesekali ada mahasiswa yang datang membantu, tetapi biasanya tidak lama. Saya juga tidak berani mencari .b'Um yang mau mengajar anakanak di sini, karena memang disini tidak digaji. Jadi, kalau ada yang sukarela mau mengajar, ya silahkan. Sejauh ini, saya dibantu adik saya Linda yang mengajar tetap disini. Ya mau bagaimana lagi, karena memang tidak ada gum khusus". P: "Berapa orang siswa yang belajar di Bengkel Kreativitas ini? Apakah ada tingkatan-tingkatan kelasnya? Bagaimana proses pembelajarannya? I : "Siswa kurang lebih 30 orang. Tapi sebagian ada yang berhenti, malas sekolah, dan ada juga yang masuk ke sekolah fonnal. Tingkatan kelas terdiri dari kelas 1, kelas 3 dan kelas 4. Mereka belajar dibagi dua kelompok, kelompok pertama itu siswanya sekitar usia TK atau SD kelas I, sedangkan kelompok dua terdiri dari siswa kelas 3 dan kelas 4. Mereka belajarnya ya bareng-bareng, paling disesuaikan dengan kemampuan anak. Misalnya untuk Matematika, siswa kelompok satu yang sudah bisa hitunghitungan diberi soal yang angkanya puluhan. Sedangkan kelompok dua mengikuti materi di buku paket, hanya sering diulang-ulang, kadang bisa sampai 3 minggu dipelajari. Karena apa yang sudah diajarkan gum, biasanya keesokannya lupa. Mereka juga ga mau bemsaha, bisanya nanya mulu. Apa yang sudah ditanya temannya, ditanya lagi, karena siswa tidak memperhatikan". P: "Kegiatan pembelajaran apa saja yang dilakukan di Bengkel Kreativitas? I: "Sama seperti di sekolah formal, hanya saja mereka lebih ditekankan pada CALISTUNG karena kemampuan mereka tidak bisa disamakan dengan anak yang bersekolah di sekolah formal. P: "Persiapan apa yang dilakukan sebelum diadakannya proses pembelajaran Matematika? Apakah ada rancangan kegiatan tertentu?" I: ''Biasanya kita melihat sudah sejauh mana pemahaman siswa, kemudian merencanakan materi yang selanjutnya akan disampaikan seperti apa. Karena lebih sering mengulang-ulang pelajaran, jadi ga ada rancangan kegiatan khusus. ". P: "Bagaimana kondisi siswa dalam menangkap pelajaran Matematika di kelas? kesulitan terbesar apa yang sering ditemui pada siswa saat proses pembelajaran Matematika?" I: "Ya gitu, mereka sering ga 'mudeng' kalau diajar. Makanya banyak nanya dari pada mikir sendiri. Kesulitan terbesar mereka, biasanya kurang percaya diri dan malas mikir". P: "Kurikulum apa yang digunakan pada pelajaran Matematika? Bagaimana
109
pembelajaran yang khusus digunakan saat proses pembelajaran Matematika?" I: "Kami tida punya kurikulum atau silabus khusus dalam mengajar, yayasan juga tidak membatasi. Kami hanya meng!:,>unakan buku bekas anak-anak SD, itupun yang kami berikan tidak sama persis seperti yang ada dibuk'U, karena tingkat pemahaman mereka tidak bisa disamakan dengan anak-anak di sekolah formal. Saya sih tertarik ingin mencoba mengajar seperti homeschooling gitu, tapi tentu itu butuh persiapan yang ga sedikit. Karena itu, saya lebih sering memberikan latihan soal setelah sebelumnya diberikan penjelasan terlebih dahulu. Kami jarang menggunakan media, hanya menulis di papan tulis saja. 8. P: "Bagaimana istem evaluasi yang dipakai guna melihat perkembangan hasil belajar siswa? Lalu bagaimana hasilnya? I: Evaluasi biasanya selain latihan soal juga diadakan ulangan harian, ulangan semesteran dan ujian penyetaraan bagi siswa yang sudah menguasai materi SD." 9. P: "Apakah siswa disini mendapatkan raport seperti di sekolah formal? dan apakah siswa juga mendapatkan ijazah?" I: "Ya mereka mendapatkan raport atas hasil kerja sama dengan SKB (Sanggar Kegiatan Belajar). Mereka juga memperoleh ijazah melalui ujian penyeteraan. Jadi, bagi siswa yang mempunyai keinginan dan kemampuan dalam menge1jakan soal-soal pada semua tingktan SD, akan diikutsertakan dalam ujian penyetaraan paket A. Jika lulus, siswa kemudian dapat melanjutkan sekolah pada paket B". I 0. P: "Bagaimana hasil ujian penyetaraan Matematika siswa yang telah mengikuti ujian penyetaraan tersebut?" I: "Hasilnya lumayan bagus, hanya saja ijazahnya lambat dibagikan. Sehingga siswa juga terhambat untuk melanjutkan sekolah".
111
DATA BASIL WAWANCARA M.ENGENAI SISTEM PEMBIAYAAN BENGKEL KREATIVITAS YAYASAN NANDA DIAN NUSANTARA
Hari I Tanggal Tern pat Pewawancara Informan
: Selasa, 31 Juli 2007 : Kantor Yayasan Nanda Dian Nusantara Cipayung : Nursya Aini Utami : Helmina Lubis
I. P: "Apakah ada dana khusus yang rutin dikeluarkan untuk kebutuhan Bengkel Kreativitas?" I : "Tidak ada, paling kita rutin membayar sewa tanah per tahun. Kalaupun ada pengeluaran yang berkaitan dengan proses pembelajaran, biasanya pada tahun ajaran barn atau pelaksanaan acara-acara tertentu seperti karya wisata, pesantren kilat, dan lain-lain" 2. P: "Dari mana dana yang diperoleh guna membantu lancarnya pembelajaran di Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian Nusantara?" I: "Biasanya kita peroleh dari perusahaan-perusahaan, dari sumbangansumbangan para sukarelawa, dana pribadi atau atas kerjasama dengan suatu lembaga." 3. P: "Apakah yayasan ini mendapat subsidi dari pemerintah? Jika ya, apa bentuk subsidi tersebut?" I: "Ya, paling dari Departemen Sosial berupa uang, tapi tidak besar. Seperti contohnya kemarin ketika Depsos mempunyai program Hari Anak Nasional, YNDN membuat Trauma Center bagi anak korban lumpur Lapindo sekaligus memperingati Hari Anak Nasional, tapi dana yang turun dari Depsos tidak langsung atau bisa dibilang lama, malahan diangsur." 4. P: "Apakah guru yang mengajar di yayasan ini mendapat gaji?" I: "Tidak. Jadi kita hanya mewadahi dan menjembatani jalannya proses pembelajaran. Setelah itu kami percayakan pada warga setempat untuk mengelola Bengkel Kreativitas tersebut. Namun kita masih ada ikatan kerjasama. Koordinator lokasi bebas melakukan kerja sama dengan siapapun." 5. P: "Bagaimana sistem pengelolaan keuangan di yayasan ini?" I: "Keuangan sampai sekarang masih ditangani oleh mba Ira Lubis. Kita biasanya turun tangan sendiri untuk memperoleh dana. Setiap dana yang kita keluarkan untuk suatu kebutuhan yayasan, kita tulis dalam bentuk
112
HASIL PENGAMATAN/OBSERVASI MENGENAl KEGlA TAN BELAJAR MENGAJAR (KBM) Petunjuk Pengisian: 1 =Kurang
2 = Cukup Variabel
No.
1
3 =Baik
Kegiatan awal
? ? ? ?
Checklist ( v') 1
2
Do'a& Salam
./
Absen Apersepsi
./
Penyampaian informasi dengan
./
lisan
? Penyampaian informasi dengan 2
dalam pembelajaran matematika
./
tulisan
Kegiatan inti
? Penggunaan alat peraga ? Pemberian contoh soal dan latihan ? Pendampingan siswa yang
./ ./ ./
berkesulitan belajar
? Pengamatan terhadap peke1jaan
./
s1swa
3
4
Metodeyang digunakan
Media yang digunakan
> Ceramah > Tanya jawab
./
? Eksposito1i
./
> Diskusi > Latihan Soal > Papan tulis > Spidol
5
S ikap siswa saat belajar
Kegiatan penutup
./ ./ ./
./ ./
? Dan lain-lain; (table pengenala
> 6
3 ./
? ? ? ?
./
Menjawab pertanyaan tutor
./
Mandiri dalam mengerjakan soal Aktif bertanya
./ ./
Pemberian PR
./
> Pemberian umpan batik > Pemberian soal lisan lalu pulang > Permainan \;.
./
angka, perkalian) Memperhatikan dan Mendengarkan
R~rrlr..' ~
./ ./
./ /
113
HASIL PENGAMATAN/OBSERVASI MENGENAI PEMAHAMAN KONSEP PADA SISWA Hari/Tanggal Waktn Objek Yang Diamati Pengamat I Observer
: 06 Agustus 2007 : 08.00 - 09.30 : Subjek I : Nursya Aini Utami Keterangan 3 2 l
Aspek
No
Pemahaman Terhadap Nilai Bilangan dan Nilai Tempat
> L
Menuliskan nama bilangan secara panjang (ribuan, ./ ratusan, puluhan dan satuan) ./ '};- Menentukan nilai tempat sampai tingkat 1ibuan '};- Menentukan nilai bilangan sampai tingkat ribuan > Menuliskan nilai tempat dengan ejaan yang benar pada ./ soal vang diberikan. > Menuliskan nilai bilangan dengan angka yang benar ./ pada soal yang diberikan. Pemahaman Terhadap Perbandingkan Antar Dua Bilangan '};-
> 2.
>
Mengurutkan bilangan dari yang terkecil sampai bilangan terbesar Mengurutkan bilangan dari yang terbesar sampai bilangan terkecil Menggunakan kalimat "lebih besar dari" dan "k.'Urang dari" dengan benar pada soal yang diberikan.
No I 2 3 4 5
./ ./ ./
>
Menuliskan simbol "<", ">'', dan "=" dengan benar
./
>
Menggunakan simbol "<", ">", dan "=" antara dua buah bilangan dengan benar.
./
Keterangan
1 =Kurang
2=Cukup
3 =Baik
Pemahaman Terhadap Soal latihan dan Ulangan Harian ~
> > > >
Mengerjakan soal secara individu Bertanya pada tutor saat menge~jakan soal Melihat jawaban teman saat mengerjakan soal Mengisi semua soal yang diberikan Meniawab semua soal dengan benar
./
Keteran an
!
2
3 ./
./ ./ ./ ./
114
HASIL PENGAMATAN/OBSERVASI MENGENAI PEMAHAMAN KONSEP PADA SISWA Hari/Tanggal Waktu Objek Yang Diamati Pengamat I Obse1-ver
: 06 Agustus 2007 : 08.00 - 09.30 : Subjek II : Nursya Aini Utami Keterangan 3 1 2
Aspek
No
Pemahaman Terhadap Nilai Bilangan clan Nilai Tempat
> l.
2.
> > >
Menuliskan nama bilangan secara panjang (ribuan, ratusan, puluhan dan satuan) Menentukan nilai tempat sampai tingkat ribuan
I 2 3 4 5
./
Menentukan nilai bilangan sampai tingkat ribuan Menuliskan nilai tempat dengan ejaan yang benar pada ./ soal yang diberikan. y Menuliskan nilai bilangan dengan angka yang benar oada soal yang diberikan. Pemahaman Terhadap Perbandingkan Antar Dua Bilangan > Mengurutkan bilangan dari yang terkecil sampai bilangan terbesar ,,r Mengurutkan bilangan dari yang terbesar sampai bilangan terkecil y Menggunakan kalimat "lebih besar dari" dan "kurang dari" dengan benar pada soal yang diberikan.
./
>>
./
Menuliskan simbol "<", ">", dan "=" dengan benar Menggunakan simbol "<", ">", dan "=" antara dua buah bilangan dengan benar.
Keterangan
No
./
1 =Kurang
2=Cukup
y
./
Keterangan l 2 3 ./
Mengerjakan soal secara individu Melihat jawaban teman saat mengeriakan soal Mengisi semua soal yang diberikan Menjawab semua soal dengan benar
./
./
y Bertanya pada tutor saat mengerjakan soal
> >
./
3 =Baik
Pemahaman Terhadap Soal latihan dan Ulangan Harian
>
./
./
./ ./
./
115
HA.BIL PENGAMATAN/OBSERVASI MENGENAI PEMAHAMAN KONSEP PADA SISWA Hari/Tanggal Waktu Objek Yang Diamati Pengarnat I Observer
: 06 Agustus 2007 : 08.00- 09.30 : Subjek III : Nursya Aini Utami
Keternngan 3 2 I
Aspek
No
Pernaharnan Terhadap Nilai Bilangan dan Nilai Ternpat
> 1.
2.
Menuliskan nama bilangan secara panjang (ribuan, ratusan, puluhan dan satuan) > Menentukan nilai tempat sampai tingkat ribuan > Menentukan nilai bilangan sampai tingkat ribuan > Menuliskan nilai tempat dengan ejaan yang benar pada soal vang diberikan. > Menuliskan nilai bilangan dengan angka yang benar oada soal vang diberikan. Pemahaman Terhadap Perbandingkan Antar Dna Bilangan > Men!,>urutkan bilangan dari yang terkecil sampai bilangan terbesar y Mengnrutkan bilangan dari yang terbesar sampai bilangan terkecil > Menggunakan kalimat "lebih besar dari" dan "knrang ,/ dari" dengan benar pada soal yang diberikan. ,/ > Menuliskan simbol "<'', ">", dan "=" dengan benar > Menggnnakan simbol "<", ">", dan "=" antara dua bnah ,/ bilangan dengan benar.
Keterangan
No 1 2 3 4 5
1 = Knrnng
2 = Cnkup
Mengerjakan soal secara individu Be11anya pada tutor saat mengerjakan soal Melihat iawaban teman saat mengerjakan soal Mengisi semua soal yang diberikan Meniawab semua soal demran benar
Keterangan
l = Tidak Pernah
,/
,/ ,/ ,/
,/
,/
3 =Baik
Pemahaman Terhadap Soal latihan dan Ulangan Harian
> > > > >
,/
2 = Kadang-kadang
Keteran an 1 2 3 ,/ ,/
,/ ,/ ,/
3 =Sering
117
PANDUAN PENGAMATAN/OBSERVASI MEN GENAI SARAN A DAN PRASARANA BENGKEL KREATIVlTAS
Hari/Tanggal Waktu Objek Yang Diamati Pengamat I Observer
: Jum' at, 27 Juli 2007 : 10.00- 11.30 : Bengkel Kreativitas : Nursya Aini Utami
Petunjuk Pengisian: 1 = Kurang memadai 2 = Cukup memadai 3 =Memadai Kualifikasi No.
Sarana dan Prasarana Ruang Belajar > Ukuran ruangan > Banyaknya ruangan > Bahan bangunan
1.
> Bahan Lantai
> Ventilasi udara > Pintu > Sekatan > Pencahayaan 2
Peralatan dan Perlengkapan > Meja belajar siswa > Bangku siswa >Meja guru
> Bangku guru > Lemari buku
I
Keterangan
2
9m x 5m x 4m 1 Dinding permanen Semen berlapis karpet plastik Jendela kawat 2 buah Tidak ada Terang
,/
,/
20 buah Tidak ada (lesehan) 2 buah 3 buah
> Papan tulis
I buah 2 buah
> Karton Pengenalan angka
3 buah
> Tabel perkalian
l buah
> Drawing shapes
2 buah
> Pohon nama siswa
l buah
> Spidol
I
mencukupi
3
118
3
? Jam dinding
1 buah
? Kipas angin ? Timbangan berat badan ? Mesin jahit Perpustakaan ? Ukuran ruangan ? Ventilasi ? Pencahayaan ? Rakbuku ? Buku Matematika ? Buku Bhs.Indonesia ? Buku PPKN ? Buku IPS ? BukuPAI ? BukuKTK ? BukuIPA
1 buah
? Buku Bh.Inggris ? ? ? ? ? ? ?
4
Buku Pendidikan Jasmani Majalah anak Buku Sastra Novel Anak Komik Majalah islam Buku Dongeng
? Buku Budidaya Tanaman ? Novel islami Musholla ? Ukuran ? Ventilasi ? Pintu ? Pencahayaan ? Tempat wudlu ? Mukena
2 buah 2 buah 4m x 3m x 2,5 m Jendela kaca terang 26 rak kecil 56 buku 55 buku 32 buku 23 buku 22 buku 21 buku 17 buku
./
15 buku 9buku 213 buku 157 buku 57 buku 37 buku 28 buku 21 buku 9 buku 6 buku 4mx 3m 2,5m Jendela kaca 2 buah Terang 5 buah 5 buah
? Sajadah
10 buah
? Al-qur'an ? Kaligrafi ? Jam dinding
5 buah 2 buah I buah
./
119
PANDUAN PENGAMA TAN/OBSERVASI MENGENAI LINGKUN GAN
llari/Tanggal Waktu Objek Yang Diarnati Pengarnat I Observer
: 03 Agustus 2007 :10.00-11.30 : Lingkungan Pemukiman : Nursya Aini Utami
Aspek
No.
Keterangan
Koudisi Tanah 1.
;.. Status tanah
Sewa
;.. Luas tanah
Kurang memadai
Kondisi Ternpat Tinggal
2
> Bahan bangunan rumah > Kapasitas rumah > Ventilasi > Bahan atap rumah > Bahan ubin > Banyaknya kamar > Kamar mandi > Dapur
Triplek Kurang memadai Kurang memadai Seng Papan Terbatas Tersedia untuk umum Kurang terawat
Y Keadaan air
Ku rang
> Tempat pembuangan sampah
Tersedia
Y Parit I Saluran air
Kurang terawat
121
CATATAN LAPANGAN (CL) Hari I Tanggal: Senin, 06 Agustus 2007 CL. No.1 Waktu : 08.00- 09.30 Sebelumnya peneliti telah mengamati batasan materi yang sudah diajarkan oleh tutor, sehingga hari ini atas saran tutor yang bersangkutan peneliti mengulang materi tersebut. Peneliti meminta siswa menyebutkan macam-macam nilai tempat pada bilangan dari yang paling terkecil sampai pada ribuan. Kemudian tutor mengetes kemampuan siswa melalui latihan soal, dari bilangan yang tidak mengandung angka no! sampai bilangan yang mengandung angka no!. Subjek I dapat membaca bilangan ribuan, tetapi kurang lancar khususnya pada bilangan yang mengandung angka no!. Subjek II, III dan IV dapat membaca bilangan dengan baik dan benar. Hari/Tanggal : Rabu, 08 Agustus 2007 CL. No.2 Waktu : 08.00- 09.00 Peneliti mengamati tutor dan mengawasi siswa dalam mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh tutor mengenai menuliskan bilangan secara panjang. Tanggapan Umumnya hanya dengan sekali penjelasan dan melihat contoh, siswa dapat mengerjakan soal dengan cepat dan tidak banyak bertanya. CL. No.3 Hari/Tanggal : Senin, 13 Agustus 2007 Waktu : 09.00- 10.00 Peneliti memberikan soal tertulis mengenai penulisan lambang bilangan dan nama bilangan sampai bilangan ribuan. Sebelumnya tutor mengulang materi agar siswa mengingatnya dan mampu mengerjakan soal tanpa banyak bertanya. Tetapi tetap saja beberapa siswa masih sering bertanya. Sebab mereka bertanya beraneka ragam, ada yang karena tidak menge1ii sama sekali, ada yang malas berpikir, ada yang mengerti tetapi dibingungkan oleh beberapa soal, se1ia ada pula yang sudah mengerti dan bisa mengerjakannya tetapi masih sering bertanya pada tutor untuk meyakinkanjawabannya benar atau salah. Tanggapan Dalam menuliskan lambang bilangan, subjek I tidak bisa membaca bilangan yang mengandung angka no! karena belum memahami konsep mengenai nilai tempat. Namun pada bilangan yang sudah umum seperti 10, 100, 1000 atau 2007 ia dapat
122
subjek melakukan tiga kali perbaikan pada lembar jawabannya. Pada kesalahan pertama sebenarnya tanpa disadari subjek dapat membaca bilangan tersebut, hanya saja dituliskan dalam bentuk angka. Pada kesalahan kedua, ia menuliskan kalimat angka itu satu per satu. Sebelum perbaikan ketiga kalinya, ia menyerah dan tidak mau memperbaikinya lagi. Selanjutnya tutor mengambil langkah pemberian soal secara lisan, siapa bisa dan cepat dalam menuliskan di papan tulis dengan benar maka ia boleh pulang. Dengan cara ini, subjek mampu menuliskannya dengan benar di papan tulis dan ia pun semangat untuk memperbaiki kembali lembar jawabannya. Namun setelah diperbaiki masih terdapat kesalahan, yaitu membaca angka 1 dalam bilangan ribuan dengan "satu ribu" dan dalam bilangan ratusan "satu ratus" sehingga dalam penulisan pun salah.
Hari/Tanggal : Rabu, 15 Agustus 2007 CL. No.4 Waktu : 09.00- 10.00 Hari ini tutor membahas mengenai nilai tempat dan nilai bilangan. Peneliti mengamati tutor dalam menyampaikan penjelasan materi. Siswa sering tidak memperhatikan pertanyaan yang diajukan oleh temannya kepada tutor saat mengerjakan soal latihan, sehingga tidak jarang ada beberapa siswa yang masih bertanya walaupun sudah dijelaskan oleh tutor berkali-kali. Tanggapan Dapat disebabkan fokus siswa beralih karena tidak ada pembatas antar kelompok, sehingga mudah jalan-jalan dan memperhatikan siswa lain. Hari/Tanggal : Senin, 20 Agustus 2007 CL. No.5 Waktu : 09.00-10.00 Peneliti mencoba memberikan soal ulangan mengenai nilai tempat dan nilai bilangan, namun sebelumnya peneliti membahas kembali dan memberikan contoh soal. Umumnya siswa dapat menentukan nilai tempat dan nilai bilangan pada sebuah bilangan ribuan, hanya saja terkadang tidak dapat membedakan mana yang disebut nilai tempat dan mana yang disebut nilai bilangan. Hari/Tanggal : Rabu, 22 Agnstns 2007 Waktu : 09.00- 10.00
CL. No.6
Peneliti masih mengulang materi mengenai nilai tempat dan nilai bilangan karena masih terdapat siswa yang belum paham. Baru saja diberikan ulangan mereka sudah lupa dan masih keliru membedakan nilai tempat dan nilai bilangan. ~----1--
__ 1
1
1
123
yang mana? Tetapi kali ini, dapat dikatakan siswa telah cukup paham. Hal ini diketahui karena ketika menjawab soal lisan hampir semua siswa bisa. Hari I Tanggal : Senin, 27 Agustus 2007 CL. No.7 Waktu : 09.30- 10.30 Hari ini peneliti memberikan materi mengenai perbandingan antara dua bilangan ribuan. Suasana kelas menjadi sangat ramai karena hampir semua siswa mengeluh tidak mengerti. Siswa lebih dapat memahami dengan menggunakan tanda "<", ">" dan "=" dibandingkan penggunaan kalimat "lebih besar dari" atau "kurang dari". Tanggapan Penggunaan tanda dirasa lebih mudah bagi mereka, karena mereka dapat lebih bebas berekspresi dengan simbol tersebut. Ada seorang siswa yang mengatakan tanda "<" dan ">" dengan istilah mulut buaya. Hari I Tanggal : Rabu, 29 Agustus 2007 CL.No.8 Waktu : 09.00- 10.00 Setelah sebelumnya membandingkan bilangan, kali ini siswa diberi penjelasan mengenai mengurutkan bilangan dengan memperhatikan pola dari urutan bilangan tersebut. Tanggapan Pemberian materi ini akhirnya ditunda, karena kemampuan s1swa dalam membedakan bilangan masih kurang. Hari I Tanggal : Senin, 03 September 2007 CL. No.9 Waktu : 09.00-10.00 Hari ini tutor memberikan ulangan harian mengenai membandingkan bilangan dengan penjelasan materi terlebih dahulu. Tanggapan Ternyata siswa yang sebagian besar telah mengerti pada penjelasan sebelumnya, kali ini lupa dan banyak bertanya. Hari I Tanggal : Rabu, 05 September 2007 Waktu : 09.00-10.00 Hari ini tutor memberikan materi mengenai mengurutkan dan membandingkan bilangan dengan permainan menggunakan kartu bilangan, karena pada ulangan sebelumnya siswa banyak melakukan kekeliruan. Langkah pertama siswa diminta mengurutkan kartu tersebut dari yang paling terkecil Setelah itu siswa menempelkan kartu tersebut di papan tulis sesuai urutan. Lalu siswa diminta membuat I 0 kalimat perbandingan diantara dua bilangan tersebut. Tanggapan Dengan permainan ini, siswa dapat menemukan sendiri konsep
,.
,, n (_~·! / .I }f·yj-.··\.. '7''{ !.~·~
j
;'(,/
IV(Empat) lambang bilangun berikul ini!
,-;f-........'- . -·'
ribu delapan ratus tujuh puluh tujuh=
·')
l
l.S.¥? Tiga ribu delapan ratus tujuh puluh tujuh= J. .~ .1.1
.ftif!J.5'
4) Empat ribu sembilan ratus sembilan puluh lima =
~.9.9.S:
5) Lima ribu empat ratus = ..S:(\C'o.
?.\ P.5.0
6) Enam ribu lima puluh = .
ian ribu sembilan ratus dua puluh tujuh = >ilan ribu empat ratus lima pulus satu =
~-?fTujuh ribu seratus tujuh =
8:J ():''f.
.7§!_)
8) Delapan ribu sembilan ratus dua puluh tujuh =
f/fi· 'S·I...
>ilan ribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan=~: ~ama
3)
f; y{(l(...
,1 ICj'"' " ribu seratus tujuh = (:c
: IV (Empat)
2) Dua ribu delapan ratus tiga puluh =
/,
.]>().t/:.·
it ribu sembilan ratus sembilan puluh lima = ribu lima puluh = (c(;.~(!. ..
Ke las
1) Seribu dclapan = .. j.00~
·ibu delapan ratus tiga puluh = 0 .. f.,'
i
=
Tulis/ah lambang bilangan berikut ini!
(1
I,,·c.•/,-"t l 1apan = .. ,c,_· u ce ...... c:../··
ribu em pat ratus =
.oto.r:CJ...
Nama
.8.9. -~'
9) Sembilan ribu empat ratus lima pulus satu ,,,; .J?..l:f.Sl
,9:.j'
10) Sembilan ribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan ~.995
bilangan berikut ini'
Tulis/ah nama bilangan berikut ini!
=
.5.0,tljbc(···<:;.w:(lzl ............................ ..
=
I 1 C; fl C( (4~ 1 ,, {I ""'r '{0_, (':,.,7 .,.- n,, ... ·J 0. ~·"'- .. ,:Y.l\l.10r.i ............... · .. .
2) 1.100 =
=
n · !"'1 ..·t· ;.<'/Jr:)lo ""''"I.q.,.,, •.~l.·v~ .. ,............................ .
.?:~.t.~.b.~ ... :.'3.a.+.()....................... .. ... 5.e.r...;.b.U.. 5.e'~tV.>. .................... .
3) 2.001 =
.AVO:t.'..0..V. ... :t.~_'.VI:\. .......................
I
=
c. .. fl::t·bl:f ' L nil Lu c; .r.-"\fC1 .. if)>io.·!.•iL V.l~ ..(((.i;-... t':-,. ,.:\/_ ·<J ....
=
QJ\fP.Lt·:L.. .'~j .0. w... 1.;. f.\\c\
.
.
!) 1.001 =
J._
r. u.W..).. ,e..r.1l;tz it1 pll \LILI ·Laj ,Lr ~ .
.-, I)
.:) :·:oo: . .+~%!·;·~·~·\!.VJP0:.~ . -:.: . :..Q~· ·I( e............R.~W.J.1.n-i~ ...et.-±v.S.et1 .....Pfi )
. 67
...
-ij·
N<Jm
N<1111i1: A\\'\ .....
Kel<Js: IV CEmp<Jt)
Kel
Kerj<1kqn so<Jl-so<JI qib<1w<1h ini qeng
Kerj
I. Nilai bilangan 1 pada bilangan 2.431 adalah .. \ ...
Nilai bilangan 1 pada bi!angan 2.431 adalah .. J. ..
2. Nilai bilangan 2 pada bilangan 2.113 adalah .?.aoo
2. Nilai bilangan 2 pada bilangan 2.113 adalah
3. Nilai bilangan 3 pada bilangan 2.385 adalah 2ao 4. Nilai bilangan 4 pada bilangan 4.311 adalah
3. Nilai bilangan 3 pada bilangan 2.385 adalah 3C0
:i=0
4. Nilai bilangan 4 pada bilangan 4.311 adalah ckv;-c,
5. Nilai bilangan 5 pada bilangan 4.156 adalah """"·
5. Nilai bilangan 5 pada bilangan 4.156 adalah .S:o.
6. Nilai bilangan 6 pada bilangan 6.307 adalah?.-nc:
6. Nilai bilangan 6 pada bilangan 6.307 adalah . G::cc,
7. Nilai bilangan 7 pada bilangan 7.310 adalah :s.--;,.
7. Nilai bilangan 7 pada bilangan 7.310 adalah :;zoco
8. Nilai bilangan 8 pada bilangan 1.384 adalah :-:r-:..
8. Nilai bilangan 8 pada bilangan 1.3 84 adalahcJ.c:-, ..
9. Nilai bilangan 9 pada bilangan 9.451 adalah':'.·:<::><'
9. Nilai bilangan 9 pada bilangan 9.451 adalah'.::<,. .-
10. Nilai bilangan 0 pada bilangan 1.082 adalah ..c: ..
10. Nilai bilangan 0 pada bilangan 1.082 adalah {.J.' ..
11. Nilai tempat angka I pada bilangan 1.394 adalah f.\\i,...o. vi
11. Nilai tern pat angka 1 pada bilangan 1.394 adalah [I R.<Jo."
12. Nilai tempat angka 0 pada bilangan 2.018 adalah""'-.\v. s., ,.
12. Nilai tempat angka 0 pada bilangan
13. Nilai tempat angka 2 pada bilarigan 2.680 adalah '\J,\uc, o. · 14. Nilai tempat angka 3 pada bilangan 2.314 adalah
:,>:..
i-..
adalah
14. Nilai tempat angka 3 pada bilangan 2.314 adalah r"'\'US:H\ 15. Nilai tempat angka 8 pada bilangan 1.685 adalah f,(;loriC\\'
16. Nilai tempat angka 0 pada bilangan 3.710 adalah .Tc-,\\•"\•
16. Nilai tempat angka 0 pada bilangan 3.710 adalah .Sr>.\ -.\::,, 1
.r....,:. ~o<.·n r. Nilai terhpat angka 6 pada bilangan 6.103 adalah .\'.·''~"'" '"
17. Nilai terhpat angka 5 pada bilangan 5000 adalah 18.
2.01~
13. Nilai tempat angka 2 pada bilangan 2.680 adalah f.r.bonn
<:;.
15. Nilai tempat angka 8 pada bilangan 1.685 adalah .'fa,) ..,,~'"".
17. Nilai tempat angka 5 pada bilangan 5000 adalah Llbuc\n 18. Nilai tempat angka 6 pada bilangan 6.103 adalah .Cibc'"''
19. Nilai tempat angka 4 pada bilarigan 3. 149 adalah \~~'''·'' "-•c«r,
19. Nilai tempat angka 4 pada bilangan 3.149 adalah .l:'uJ.vl·1C\11
20. Nilai tempat angka 9 pada bilarigan 9.200 adaiah 0::',).. \,;c"'''
)
J.oc,'O
20. Nilai tempat angka
\\\\I
9 padq bilang:m 9.200 adalah \.J.\;){J\11
N~mq:
II - "m21:-· -.-
... :..o+.01;.C)............... .
N·
Ke1'1s: IV (Emp21t)
-· -.·. .
- - '
!.' +1\1·"'{'I . ·~,c(.,..................
· Kel21s : IV CEmp21tJ
lI j
Kerj21k4n So
Kerjok
1. Nilai bilangan 1 pada bilang8n 2.431 adalah .. \ ...
1. Nilai bilangan 1 pada bilangan 2.431 adalah .../...
2. Nilai bilangan 2 pada bilangan 2.113 adalah .1.o;;o
2. Nilai bilangan 2 pada bilangan 2.113 adalah .::!-r:;QO
3. Nilai bilangan 3 pada bilangan 2.385 adalah
.)£1~.
3. Nilai bilangan 3 pada bilangan 2.385 adalah
4. Nilai bilangan 4 pada bilangan 4.311 adalah .),[t:J:i 5. Nilai bilangan 5 pada bilangan 4.156 adalah
S.O..
6. Nilai bilangan 6 pada bilangan 6.307 adalah
h(
3:v
4. Nilai bilangan 4 pada bilangan 4.311 adalruH·C·(:· 5.. Nilai bilangan 5 pada bilangan 4.156 adalah .. : ..IQ·· 6. Nilai bilangan 6 pada bilangan 6.307 adalah .. ~·: .'
c,.>
7. Nilai bilangan 7 pada bilangan 7.310 adalah-:;. OG<:
7. Nilai bilangan 7 pada bilangan 7.310 adalah
8. Nilai bilangan 8 pada bilangan 1.384 adalah ;q,i;;..
8. Nilai bilangan 8 pada bilangan 1.384 adalah ... , ..
9. Nilai bilangan 9 pada bilangan 9.451 adalah :'.)a<:o
9. Nilai bilangan 9 pada bilangan 9.451 adalah .: ... .
ftNilai bilangan 0 pada bilangan 1.082 adalah i.;).. 11. Nilai tempat angka 1 pada bilangan 1.394 adalah
10. Nilai bilangan 0 pada bHangan 1.082 adalah
;.1uvon
"~;-;.
11. Nilai tempat angka I pada bilangan 1.394 adalah Q.,:. 1) ·:
12. Nilai tempat angka 0 pada bilangan 2.018 adalah ro
12. Nilai tempat angka 0 pada bilangan 2.018 adaiah ~:.,:'. i ' · ~
13. Nilai tempat angka 2 pada bilangan 2.680 adalah .:: ; ]:iv",·
13. Nilai tempat angka 2 pada bilangan 2.680 adalah .... : .. /
,;
/~:; .;-~'.( , .
14. Nilai tempat angka 3 pada bilangan 2.314 adalah q;i.-\-.:J '"' ,.
14. Nilai tempat angka 3 pada bilangan 2.314 adalah
15. Nilai tempat angka 8 pada bilangan 1.685 adalah .p.:.: 1/'or
15. Nilai tempat angka 8 pada bilangan 1.685 adalah .: : .. '
16. Nilai tempat angka 0 pada bilangan 3.710 adalah .';';«,tval'
16. Nilai tempat angka 0 pada bilangan 3.710 adalah
Sc.de.\ 17. Nilai tempat angku 5 pada bilangan 5000 adalah .:~.: h c r ' 18. Nilai tempat angka 6 pada bilarigan 6.103 adalah ... r:..:. 1.r -'
17. Nilai tempat angka 5 pada bilangan 5(100 adaiah r.:.f>vv.r.
~
18. Nilai tempat angka 6 pada bilangan 6.103 adalah f.i·l?Lr~/'
'
I .,
19. Nilai tempat angka 4 pada bi!angan 3.149 adalah pi-ju~ C• /' 20. Niiai tempat angka 9 pada bilangan 9.200 adalah R·;·}Jl!CV'
l,.Y ·.: ,....,.
\CfJ /
.'!
19. Nilai tempat angka 4 pada bilangan 3.149 adalah
·~Uiu: ;ri f
20. Nila; tempat angka 9 pada bilangan 9.200 adalah
.L,,;
'·.-Ci/)~
\ ;~·\
KE las: IV dK
')ebih I.
Isilah titit<:-titit<: dibawah ini dengan Kalitnat 'Kurang dari' atau ·1e1
tUK tnetnbandingKan bilangan di ball.lah inia ) •\,,c,J1····-'" · • .. >:•. • • • • • ~ •• ·.~i·•""I./•.· ~··.'1987 •
rla;; 1intuK1netnbanding1<:an bilangan di ball.lah ini!! 1349 "'b;h 1If-•••••••••••• ·eci1clar1' 1987 /,,1 . ......
} 1,,.e. ..............\ ..-.:: .. 3.620 3 1..,-,\,,:.... :-,,,, ••-,\ .. :11A.259
2: 3.450 ..\..~.\<\n.b~<;o,1:..ioS:;.3.520 . 3. 4.273. !-~.l?.lh ..l;J..WS:cio.7J4.259 4. J.982 .. V.v.f.\.\D~.<:\.Q-ri........ 1.983 __..s-:·1.437 .. k\i.CO..\-:\CX:\O\.l ..... 1.383 . ')- • 866 • .\(..~ I " '•c-C)\lC) \"p\• 3 •453 J. ....i:v• ••••••• s:::lv~ \. . : .
.
/
2.v;;...:.;.·.1 ....::.-: ........ 1.983 7 .. 1,~: . .>.c.•.,.'; ...... ; .... 1.383 ,·.\ . ' ' ' 3 • 453 6 • '.,..:'• '·...-. ,. . •C'• • ··~ • • ·-· • • • • • •-. • • I \..t.~.... , ........ :: .... \:,.;3.819 Ju..•. \,,.,_:.,";,:,;,~::. 2.810 ) ..\..'.'..'................... 5.550 J .. '.-.. ... :.. .......... : .... 5.420
J,· 3.321.\..i::P.i.1::\:<~5'9\\0;\t!..3.819
,. s. 2.910 ..t;-~~\h~t?.\Of:dl\,i .. ·2.s10 9. 5.505 .. l.L\J.l.G\.\lC\.d.ct.C'/.. 5.550 LO. 5.410 .. \<.\J. f9'0::J..<:\~ ~} 5.420
..
tiK·titit<: dibawah ini dengan tanda "< ", ">" atau tandi " ; ....... --~"- .......... 1..832 ; ....................... 2.113 6 ........ :-............. 3.866 : .......... : ........... 4.531 i ...................... 2.008 ........ :: ............ 4.901 '. ..... • :.~ ...... ........ 6.322 :_ ...................... 8.215 ' ........................ 9.817 ............-. .......... 9.310
,\.I;..• • • • • • • •
n.
Isilah titiJ-(·titiK dibawah ini dengan tanda "< ", ">" atau tandi ""'
>
• ----1 .66-) ........................1 .. 832 /A·. .,2: 3. 4 .. _.,-· 5.
~6.·
bf; ------
7. 8. 9. 10.
2.438 ........ ,,;::;.............. 2.113 3. 866 ........ :;:;.., .......... 3.866 3.448 ........ >: ........... 4.531 2.003 ........ 2.008 4.501 ....... . 4.901 6.232 ........ ->.............. 6.322 8.108 .......<'.. ............ 8.215 9.817 .........::;-.............. 9.817 9.444 ........ 7............. 9.310
< ........... :>. ............
Go
-
i
~
\
J
KE las: W aitiK dibawah ini dengan Kalirnat 'Kurang dari' atau 'leBih I. Isitah titiK-titiK dibawah ini dengan Kalirnat 'Kurang dari' atau 'tebi\-i 1<: rnernbandingKan bilangan di baWah ini!! dari' untUK rnernbandingKan bilangan di bawah ini!! l. 2.349 ..... ·\!;
:-·~biP,,·KfoC-i 1ft;1r:; 1.987 µE?bi-'-'h?-S;.rd.'lf.;3.620 · ' ' {_'\I ,· ') ·. _,_-G.&it".t;< i .ao., ...4.-59
e;?\r: ....... 1.987
,.A:: 3.450 ...... ·O-ct:;,d:'....... 3.620 ....---3:- 4.273 ....... K.rzc-L ...... .4.259 ·1 98?- ········t\'·'·~'~:·'•.·,········· "' · . 1 ,.. 1.983 ~.
e
~ f' b~.hkfSO.i:-d;IrL983
' ....(i'b;.h .\>'.€G ;.~c\Gl-ri·.1.383
~: 1.437 .............\/.(.:.1....... 1.383
L...l?io-ih.l:e5ar:d:J.r..i. 3.453 [email protected]<>.K-C?C; l8':u:;. 3 .819
,,--v.2. 866 ........ .\;.. t:·~. u.L .... 3.453 _....q~ 3.321 .......... (':;·e:1;t''° .... 3.819 8. 2.910 ......... ft,,,_';\,/.f'······ 2.810
~.
.,l' \_..-·-
;.,e J:>.ib.i<:«; )£\.(1;-:;. 5.5so
9.
'
-~.biht...Dr.~rrt>,.. 5.420 V\:: :)0\ ,... . I I
_..,JO.
\-·dtiK dibawah ini dengan tanda "< ", ">" atau tand< ",
..........7.. ......... 1..832 .......... £ .......... 2.113 3.866 ......... ·"?·· ....... 4.531 ......... .L ......... 2.008 .......... 7 ........ 4.901 .•.••••••.• .£..,_ ••••••••• 6.322 ...........7 ....... 8.215 ............ <,:;.-........ 9.817 ...............,{ ...... 9.310 ..••.••••• ':;:? .........
n.
' -,
'
5.505 .......... 1<'.'··'······· 5.550 5.410 ......... '(:.h''··:;: ..... 5.420
Isilah titiK-titiK dibawah ini dengan tar.da "< ", ">" atau tand< "''
1. 1.665 ........~ ............ 1..832 _..2~ 2.438 .......~ ............. 2.113 _..3, 3. 866 ...... """-" ......... 3.866 4. 3.448 .........~ ........ 4.531 5. 2.003 ......... 2.008 6. 4.501 .........-;::;:. .......... 4.901 7. 6.232 ........ <., ............ 6.322 8. 8.108 ....... < ............ 8.215 9. 9.8!7 ......... m , . . . . . . . . . . . 9.817 10. 9.444 ......... ?.: .......... 9.310
c:...........
3,0
-
~.
~ __.. r!/
~
w ~
PENILAIAN HASIL BELAJAR N A MA : . .Q.l.V.\':0..............
DATA PRIBADI WARGA BELAJAR
. SEMESTER 11-----i
S:OMESTER: MATA PELAJARAN
PRE.STASI
. QTOt< <0 ..................................................
mo Lengkap
KELOMPOK DASAR :
..7..'.0....
..7.0. ... .3:/1...
..~:?. ...
.... ~ .....
.. ~'..0. ..
... Y7,9. ..
;;;
..7.'.?. ...
&o ..........
·····:·····
3. Bahciso Indonesia
1is K.elomin
. [ci~i - Loki .................................................. : .. \~.\_~'.'::................................... .
1. Matemalika
0!. .J.'?cr:'\::: .. -~~ .. ()()_I ... l? Ii.
2. IP A 3. IP S
.. ! ....
: .S: L'. fS' !: _c;I '. . . . . -~~ r:~li. .
4 .....................
e~oan
Orang Tuo/~Vaii
KELOMPOK INTI :
.
I . P&njaskes
2. Kesenian 3. Keterampilon
...................................
4. Bahasa lnggris
Ke las
Niloi Rota. Ro to land a Tangen Tutor
.Jakarta,
.
KCiSKB Cilandal«
r·:,::~~~~-~~::' . -. -
-:"·-~
•
~-:-~~.:.'..:'.:_'._ .
' ".~
:
·~N!rn·
. --·• · H an1bukn J·l·i ·
i,...,, . .--· >::: •
· ·
',,.,.· :·
.
'
•... :·."----"''' 131645792
...
Tandato Tongan Orang Tua
Ngik ke Kelos .. TinggaldiKe!as
£~ /
f:J·f:.~i :..c--~· ,,.. : .Dra ,,.
CH
..b.:?. ...
...l!9. ... ...7P. ..
7'2( --·+ . . .. ~'-~...
.. ·······
..........
..........
. .........
.I ...
--~:?...
l,.l!.
.'.7:.1....
..........
..........
..........
..........
8
{,,(;>
I
KELOMPOK PENUNJANG:
Ji Mosul Belajar Tonggal
...~P ..
...f.:d.. 81.9 ..........
2.PPKn
no Orang Tua I Wali
KEd's
KE LAS
... ?.., ....
.. ....CCG ............ ........ ' ' ............' ..........
Jmo t
RATA·t_·ATA
'3
1. Pendldikon Agoma
mor lnduk
ama
Pi?f:STASI
:
: J:.c:Lr.0.':':'. :::.'.9. ·'· .1.?. .. Q;: .5!'.':11.bg_r_ J09l·
npat /ianggal lahir
RATA·RATA
t
.
lulus
~
51
iJt...
! Ti0a1< Lulus
Pindah ; 1'Vielonjulkon ke : ..
'r arnno ·1 l
.. ..7. ....
J,1.-...
.. 7,P. ..
.. J.'.~ .. -
······
..........
..........
.. .. ...' ..
...
7.!i
&,'6
.
' ~.2 "l'l.J(
,, .
~;\-
/\/(ii (J~
f\/,;,flli
-07
Jakarta , -zs- b Ketua Penyelenggaro
'~~
PENILAIAN HASlL BELAJAR
.TA PRIBADI WARGA BELAJAR
•.'-'\...:.;'2..!),.:i f"
NAlviA ················• ............. . S::MESTER I RATA·RATA
MATA PELAJARAN
PR=s!ASI
................................................... M AIL.;~t-l
'kap
1
: J~.:.<;.t;:-;',?.:.'3 .... ~.6'..-:-... ~ ..: .. .9.~.>.
:nggal Lahir
.
.............. ( .. ' ' " ' ' '
0.2 (;
k
................................................... lak1 La~ 1
in
g Tua I \-'io\i irong Tuo/Woii
1. Pendldikan Agama 2. PPKn 3. Bahasa Indonesia
,,. .......................................... ..
.................................................
" ' "'"' ._;" l
j
<~:-bra'.Aambuka ! * :. -
-.. . ... ~:~~ ~~!'. i
.. ,_ -~;: '.'c ·-.: !NfP/13,164::-792
. . .~ --~=,.-.:.:;::~{.-:~.-~ :-~~;)'
-·
....
...~:l. ...
... h.. ....
t.~/..>
2. I PA
....'?. ...
3.1 p s
t. ..........
4......................
w\s
1, 1...7. ..... .......... ... ~ ..... ..~'.~.... ...!.. ?... ~
. . r. .
.. ..... ... •.... ., . ..........
.. .?:.?... ..I .....
I . Penjaskes
2. Kesenian
3. Ke!erampilan 4. Bahasa lnggris
Gi3
G
'"7iL/" .........
..........
.......... 1 .. 7',.......
KElOMPOK PENUNJANG:
~Rota
b .......... ... .. ... ..
b.;...) ..........
..........
7 .......... ..........
... ~..... ..........
.. ?.&. ...
...!.. ....
..1:~ ...
.. ........
..........
..........
Tandala Tongan Orang Tua Noik ke Kelos .il'.. .. TinggoldiKe!os .... ..
7/J
('.,' (,
~zU4
~J,,_
,_ w/ ("'
.
..........
'
~
Jakarla. z5-ro
-c1
Ke~!uoo;:~ara
lufus I Tidak Lui us
J-lartaningsih
Pindah / Melonjulkon ke: .
I
"'lfi"'
-
1anda Tangen Tutor
' '' (~ j~~:~-'.~·~:~:::<;·
... ,!;;.....
t.;.-:.. ".' -,
Nnoi·Ro!a
l
b,'5 ..........
.. 7:.1....
................................................ .Jakarta,
'5'
11
: ..JL ..J..'.'.':.'.b.~·...... ~." ..~~-'.... fl:'.':"..~"
Bela jar
RATA-('ATA
KElOMPOK INTI :
1. Matematika
s~rel,., ................................................
PRESTASI
I
KElOMPOK DASAR:
: .J?.L.?.~ ................................... . ·. ··.··············································· I"\\) Yl C\ l'l'H'Y1 q d :J \) \
KE LAS
SEMESTER II
.@1i'A~ If:'. '
I
••
,r"pnorlLE .... vnvnsnn - - - nnnon - - - -omn - -nusnnrnnn --- .
·~--~
~.-
~
":;:;.:·t::.·;'l'.:·::·--_,·J' ·-·-·y>>'
YAYASAN
NANDA DIAN NUSANTARA
cYNpNlacti!l
..f ~?~ ~~;:;~~1¥' k~~'ZJ#\1 Y~y~":11 ini cli ";11tar":11Ya. ;
t~:M~~~r~t@gXJff!l£~~~:~ii~~~~~~~:·t;; ;.c· >::> ·:,_._-_ :,, --:_·---.- ·-_ , ... __ -'.'"';·,;;'>'f,<\:.:-:>,•J'<-J:\1:"/.\'f-:_'.';1.-:"f/•'ic\<<~:<;v·:>.xp·u"i·'·
•- :·>-":!;'
:<':" .';·: <:- / "-~>r:.c·,·
~dan;•2Maiiaao:t.Ban;\,Cirebon;•.Kumnganiµawa·'.f•
•·····
~~~~sil'~~~~ii\M~~~~~~#gM·ili~~d~a:k~i··•.·•••
l\ilila~i<~~i§il39ilce!fa1lail•iai§iJefiai.c!ikan· aen~an·. • '.~·."matt~" b~Ia)"."ci.uib~~~·be~~ ct~belaiar'. •
Wir'~i·~~2If~~~~~~
PERNYATAAN KEPUTUSAN RAPAT YAYASAN NANDA DIAN NUSANTARA Nomor: 5 YAYASAN
an Berita-Neg·ara R. I. tanggal 13/4 - 2006 No. 30. Jakarta, 16 Januari 2006 C·HT.01.09-20
Kepada Yth. Notaris Ny. Yetty Taher, SH Yayasan Nanda Dian Ja/an Panglima Polim Raya Nomor 100 Nusantara disingkat Kebayoran Baru, Jakarta Selatan YNDN Telp. (021) 7250893 Jungan dengan surat Saudari Nomor 06/I/Not/2006 tanggal ri 2006, perihal sebagaimana dimaksud pada pokok surat, dengan beritahukan bahwa perubahan anggaran dasar Y a y a s a n ~"D+an,~N us a nt a r a; disingkat Y N D N, berkedudukan :a, sesuai akta Nomor· 05 tangga/ 29 Desember 2005, yang :h Saudari, dalam rangka penyesuaian dengan Pasal 71 ayat (3) Inllaffg;rfofrior'28Jahliri2004 tentang Perubahan atas Undang~QJ'!1Q.!:i'!67ifaliilri 200Ftentang Yayasan, telah kami terima dan it da/am daltar yayasan. cian untuk diketahui. DIREKTURJENDERAL ADMINISTRASI HUKUM UMUM ZULKARNAIN YUNUS, SH, MH NIR040034478 .
Pada hari ini, Kamis, tanggat 29-12-2005 (dua betas Desember dua ribu lima), Pukut 09.00 WIB (sembilan Waktu Indonesia Barat). Berhadapan dengan saya, Nyonya Yetty Taher, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta dengan dihadiri oteh saksi-saksi yang akan disebut pada akhir akta ini dan yang tetah dikenat a/eh saya, Notaris : 1. Nyonya Hairah Lubis, tahir di Tapanuti Setatan, pada tanggat 17-091975 (tujuh betas September seribu sembitan ratus tujuh puluh lima), Pegawai Swasta, bertempat di Kabupaten Bogar, Perum Griya Alam Sentosa, Rukun Tetangga 014, Rukun Warga 08, Keturahan Pasir Angin, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogar, Jawa Barat, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor: 32.03.14.2013/8557/2474443, Warga Negara Indonesia. Untuk sementara berada di Jakarta; 2. Nyonya E/lvrina Diyanti, lahir di Jakarta, pada tanggal 15-11-1975 (lima be/as November seribu sembilan ratus tujuh puluh lima), Aktivis Sosial, bertempat tinggal di Jakarta, Jatan Mesjid No. 6, Rukun Tetangga 009, Rukun Warga 006, Kelurahan Cipayung, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : 09.5409.551175.8550, Warga Negara Indonesia. Menurut keterangan mereka dalam ha/ ini bertindak berdasarkan kuasa yang diberikan dalam Rapat Badan Pendiri dan anggota Badan Pengurus Yayasan Nanda Dian Nusantara, sebagaimana ternyata dan diuraikan dalam Notuten Rapat Badan Pendiri dan anggota Badan Pengurus Yayasan Nanda Dian Nusantara, berkedudukan di Jakarta, yang dibuat di bawah tangan, tertanggal 21-12-2005 (dua pu/uh satu Desember dua ribu tima), bermaterai cukup yang dilekatkan pada minuta akta ini, dengan demikian mewakili Badan pendiri dan anggota Badan Pengurus dari dan a/eh karena itu untuk dan atas nama serta sah mewakili Y a y a s a n N a n d a D i a n N u s a n t a r a, berkedudukan di Jakarta, yang Anggaran Dasarnya dibuat di hadapan Nyonya Hajjah Asmin Arifin Astrawinata Latif, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta tanggal 17-11-1990 (tujuh be/as November 3
1u sembilan ratus sembilan puluh) Nomor : 60, yang telah diirkan pada Kantor Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Barat, tergal 06,12-1990 (enam Desember seribu sembilan ratus sembilan h) Nomor : 158/Th;90, dan telah didaftarkan pada Kepala Dinas :al.Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Jakarta, tertanggal 16-04: (enam belas April seribu sembilan ratus sembilan puluh delapan), or.iOS.30202.22, dan sampai saat ini belum pernah mengalami bahan. ntuk selanjutnya disebut juga : "Yayasan". Penghadap telah dikenal oleh saya, Notaris. Penghadap bertindak sebagaimana tersebut menerangkan ter1ulu: ra pada hari Rabu, tanggal 21-12-2005 (dua puluh satu Desember ibu lima), Pukul 10.00 WIB (sepuluh Waktu Indonesia Barat) berat di Kantor Yayasan, Jalan Mesjid Nomor 6 Cipayung, Jakarta r telah diadakan Ra pat Badan Pendiri dan anggota Sadan Pengurus ;an tersebut; 1a dalam rapat tersebut telah hadir dan diwakili oieh Para Sadan 'ri dan Anggota Sadan Pengurus Yayasan sesuai dengan ketentuan ,14,ayat~l}Anggaran Dasar.Yayasan, sehingga karenanya rapat but adalah sah susunannya dan berhak untuk mengambii :usan yang mengikat; •a oleh rapat tersebut penghadap telah diberi kuasa untuk •atakan hasil keputusan rapat tersebut dalam suatu akta is. jutnya penghadap dengan bertindak selaku kuasa dari Rapat mdiri dan anggota Sadan Pengurus Yayasan tersebut, menyata1a dengan rapat tersebut antara lain telah mengambil keputusan uara bulat untuk hal-hal sebagai berikut : itujui Merubah Seluruh Anggaran Dasar Yayasan Nanda Dian 1tara sesuai dengan Undang-undang.Yayasan Nomor 16 Tahun •Juncto Peru!Jaliarr·un·aang0uridang'Nomor 28 Tahun 2004 1g.J?erubahanAtas.Undang•undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang
an; !tujui Pembentukan Pembina, Pengurus dan Pengawas Yayasan 1 Dian Nusantara.
4
Dengan Susunan Sebagai berikut : -PEMBINA Tuan Reinhart Simanjuntak; -Ketua Nyonya Lucie Suprapti (Lucie Basuki); -Wakil Ketua Tuan Aziz Widiarto; -Anggota -PENGURUS Nyonya Roostiningsih; -Ketua Tuan Muhammad Firman Hidayat, Sarjana -Wakil Ketua Hukum; Nyonya Hairah Lubis; -Sendahara Nyonya Ellvrina Diyanti; -Sektretaris Tuan Doktorandus Andi Aspar; -Anggota - Nyonya Rusmini Supriadi; -PENGAWAS -Ketua : Nyonya Mike Textiani Safiun; -Anggota : Nyonya Novida Rahmaniyah, Sarjana Ekonomi. Bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, maka para pendiri Yayasan Nanda Dian Nusantara telah bersepakat dan bersesuai untuk merubah seluruh Anggaran Dasar Yayasan tersebut sedemikian rupa sehingga selanjutnya berbunyi sebagai berikut : N a m a d a n t e m p a t k e d u d u k a n. Pasal 1. 1. Yayasan ini bernama : Y a y a s a n N a n d a D I a n N u s a n t a r a disingkat Y N D N. (selanjutnya dalam anggaran dasar ini cukup disingkat dengan Yayasan), kedudukan dan berkantor pusat di Jakarta. 2. Yayasan dapat membuka kantor cabang atau perwakilan di tempat lain, baik di dalam maupun di luarwilayah Republik Indonesia, berdasarkan keputusan Pengurus dengan persetujuan Pembina.
M a k s u d d a n tu j u a n. Pasal 2. Yayasan mempunyai maksud dan tujuan di bidang : Sosial, Kemanusiaan dan Keagamaan.
5
97 '"'
~ Y~~~~~~pa~~!u~!~~ep~~!~!~? ~ Rek. BCA 128300. 3365 Cab. Pasar Minggu SURAT KETERANGAN 579/YNDN/SK/X/07
Yang bertanda tangan di bawah ini; Nama
: Roostien Ilyas
Jabatan : Ketua Menerangkan bahwa; Nama
: Nursya Aini Utami
NIM
: 103017027249
Jumsan : Pendidikan Matematika Fakultas: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Telah
melakukan
penelitian
pendidikan
dengan
judul
"Pembelajaran
Matematika Pada Anak Jalanan" (di Bengkel Kreativitas Yayasan Nanda Dian
Nusantara) terhitung sejak tanggal 23 Juli - 05 September 2007. Demikian surat keterangan ini dibuat agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.
07
,/
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN Telp.
uanda Nomor 95, Ciputat 15412, Indonesia
Nomor Lamp. Hal
: (62-21) 7443328, 7401925, Fax. (62-21) 74433'.
Email : [email protected]
: ET/TL.02.1 I III /2007 : Abstraksi/Outline : BIMBINGAN SKRIPSI
Jakarta, 12 Maret 2007
Kepada Yth. 1. Dr. Kadir, M.Pd 2. Muklisrarini, M.Pd. Pembimbing Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah clan Keguruan UlN SyarifHidayatullah Jakarta. Assalcunu 'alaikian lvr. ivb. Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi Pembimbing I/JI (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa, Nama
Nursyah Aini Utami
NIM
103017027249
Jurusan
Pendidikan Matematika
Semester
VIII (delapan)
Judul Skripsi
Pembelajaran matematika perkampungan pemulung Nusantara (YNDN).
pada anak jalanan di Yayasan Nanda Dian
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 5 Maret 2007 dengan abstrak/outline sebagaimana terlampir. Meskipun demikian Pembimbing berhak untuk mengubah judul tersebut bi la dipandang tidak /kurang sesuai. Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selama 6 bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan . Atas perhatian dan ke1ja san1a Saudara, kan1i ucapkan terin1a kasih. Wassalan1u 'alailaan 1vr.1vb.
Tembusan: I. Dekan FlTK 2. Ketua Jurusan ybs. 3.MahasiswaYbs
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN Tetp. : (62-21) 7443328, 7401925, Fax. (62-21) 744332 ianda Nornor 95, Ciputat 15412, Indonesia
Nomor Lamp.
Ha 1
Email : [email protected]
: ET/TL.02.2/ 11\/2007 : Out/1i1e/Proposul : J>er1nohonan Izin Pcnelitian
Jakarta, 12 Maret 2007
Kepada Yth. Kepala Yayasan Nanda Dian Nusantara di Tempat
Assalannt 'alaiku111 \,vr. 1vb. Dengan hormat kami sampaikan bahwa, Nama
Nursyah Aini Utami
NIM
103017027249
Jurusan
Pendidikan Mate1natika
Semester
V\ll (delapan)
Judul Skripsi
Pembclajaran nrntematika perkampungan pemulung Nusantara (YNDN).
pada anak jalanan · di Yayasan Nanda Dian
adalah benar mahasiswa Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian di instansi/sekolah yang Saudara pimpin. Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud. Atas perhatian dan bantuan Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu 'a/aikum wr. wb. a.n. Dckan Pen1bantu Dekan Bid. Akade1nik,
Tembusan: 1. Dekan FJTK 2. Ketua J urusan ybs. 3. Mahasiswa yang bersangkutan.
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN Telp.
luanda Nomor 95, Ciputat 15412, Indonesia
Nomor Lamp. Hal
: (62-21) 7443328, 7401925, Fax. (62-21) 74433:
Email : [email protected]
: ET/TL.02.2/ III/2006 : Instriunen Riset : RISET/WAWANCARA
Jakarta, 12 Maret 2007
Kepada Yth. Kepala Nanda Dian Nusantara diTempat Assala111u 'alaikun1 1vr. ivb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa, Nama
Nursyah Aini Utarni
NIM
103017027249
Jurusan
Pendidikan Maternatika
Semester
VIII (delapan)
Judul Skripsi
Pernbelajaran matematika perkampungan pemulung Nusantara (YNDN).
pada anak jalanan di Yayasan Nanda Dian ..
adalah benar mahasiswa Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UJN Jakarta yang scdang rnenyusun skripsi, dan akan mengaclakan pcnclitian (rise!) di instansi/sekolah yang Saudara pimpin. Untuk itu kaini tnohon bantuan Saudara terhadap 111ahasis\va tersebut dala1n 1nelaksanakan penel itian din1aksud. Atas perhatian dan bantuan Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassalamu 'alaikum wr. wb.
a.n. Dekan Pernbantu Dekan s·c1. Akademik,
Ten1busan: Dekan FITK 2. Ketua Jurusan ybs. 3. Mahasiswa yang bersangkutan. I.