PEMBELAJARAN KONSEP DASAR IPA II MODEL STAD DENGAN EKSPERIMEN DAN NON EKSPERIMEN DILENGKAPI LKM DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH MAHASISWA Oleh: Moh. Budi Susilo Eksan
[email protected] Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan Universitas Nusantara PGRI Kediri
ABSTRACT: The research used experimental and non experimental. The population is the students PGSD of Nusantara PGRI University Kediri in the academic year 2013/2014, Sample is taken by claster random sampling technique, number 2 classes. The technique of collecting data from the variable of cognitive learning student’s achievement are collected by tes method and learning motivation are collected by questionnaires. The technique of analyzing data is ANAVA two ways different cell. The objectives of the research are to know: (1) the effect of STAD learning with experiment and non experiment completed by students worksheet to the student’s achievement in basic concept of science. (2) the effect of high and low Natural Attitude to the student’s achievement in basic concept of science. (3) interaction between study using STAD either experiment and non experiment completed by students worksheet is reviewed from Natural Attitude to the student’s achievement in basic concept of science. Based on the result of the research are concluded : (1) there are effect of STAD learning either experiment and non experiment completed by students worksheet to the kognitive and affective student’s achievement in basic concept of science. (2)there are effect of high and low Natural Attitude to the student’s achievement in basic concept of science (3) no interaction between learning method and Natural Attitude to the kognitive student’s achievement in basic concept of science.
Keywords: STAD, Experiment students, Unexperiment students , Worksheet, Natural Attitude, and Student Achievement.
ABSTRAK: Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dan non eksperimen. Populasi adalah seluruh mahasiswa tingkat I Program Studi PGSD di Universitas Nusantara PGRI Kediri tahun ajaran 2013/2014 dengan teknik Claster random sampling sejumlah 2 kelas. Teknik pengumpulan data variabel prestasi belajar kognitif digunakan metode tes, sikap ilmiah digunakan metode angket. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan anava dua jalan dengan rancangan faktorial 2x2. Faktor pertama adalah model pembelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif dengan metode STAD dengan eksperimen dan non eksperimen dilengkapi Lkm.Faktor kedua adalah sikap ilmiah siswa. Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini berupa nilai prestasi belajar menggunakan STAD eksperimen dan non eksperimen yang ditinjau dari motivasi belajar, dan sikap ilmiah siswa. Dari data diperoleh nilai P-Value metode = 0,073, sedangkan P-Value sikap ilmiah = 0,000 dan P-Value interaksi metode dan sikap ilmiah = 0,220 Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Ada pengaruh antara pembelajaran STAD dengan Eksperimen dan Non Eksperimen dilengkapi Lkm terhadap prestasi belajar kognitif (2) Sikap ilmiah mahasiswa memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa.(3) Tidak ada interaksi antara siswa yang diberi pembelajaran baik menggunakan STAD eksperimen maupun STAD non eksperimen dengan sikap ilmiah mahasiswa Kata Kunci : STAD, LKM, Sikap Ilmiah, Prestasi Belajar.
pembelajaran. Ada dua faktor yang
PENDAHULUAN Dengan kurikulum,
adanya guru
perubahan
sebagai
pengajar
dituntut untuk mampu memilih strategi pembelajaran yang sesuai untuk peserta didiknya
dan
juga
materi
yang
diajarkannya. Akan tetapi, belum semua guru
mampu
pembelajaran kurikulum
merancang yang yang
skenario
sesuai
dengan
berlaku
dan
menerapkan metode yang berorientasi pada student centered, sehingga siswa tidak ikut terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar tersebut. Hal lain yang menjadi permasalahan dalam proses belajar mengajar adalah siswa kurang aktif dikelas, cenderung tidak pernah
mengajukan
dalam
pembelajaran.
pertanyaannya Guru
sering
memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, tetapi hampir tidak ada
sebelumnya
keberhasilan
belajar
siswa, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Model pembelajaran yang dipilih merupakan salah satu faktor eksternal yang menunjang keberhasilan belajar siswa. Untuk itu para guru, khususnya disini guru fisika harus mempunyai untuk
kreativitas
dan
inovasi
mengembangkan
metode
mengajar dari model pembelajaran yang dipilih,
guna
menciptakan
pembelajaran yang menarik bagi siswa. Dalam
penelitian
menggunakan
salah
ini
peneliti
satu
metode
pembelajaran kooperatif yaitu metode STAD (Student Teams Achievement Division).
Alasan
pemilihan
pembelajaran kooperatif dengan model Student Teams Achievement Division (STAD)
karena
metode
ini
menempatkan siswa dalam kelompok-
siswa yang bertanya. Dari
mempengaruhi
pengamatan
tahun
pembelajaran
Konsep
Dasar IPA II sering kali dianggap sebagai salah satu pelajaran
yang
tergolong sukar, sehingga kebanyakan mahasiswa kurang tertarik dalam proses pembelajaran di kelas. Hal inilah yang menyebabakan kemungkinan adanya kesulitan bagi siswa dalam mengikuti
kelompok yang heterogen untuk saling membantu satu sama lain dalam belajar dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran kooperatif dan prosedur kuis, dan juga Model Student Teams Achievement
Division
(STAD)
melibatkan pengakuan kelompok dan tanggung
jawab
pembelajaran kelompok.
kelompok individu
Sehingga
untuk anggota
pembelajaran
Konsep Dasar IPA II yang dilakukan
permasalahan untuk mengetahui adakah
dengan model ini memungkinkan dapat
pengaruh pada pembelajaaran, sikap
meningkatkan keaktifan siswa, yang
ilmiah , dan interaksi pada pembelajaran
pada
Konsep Dasar IPA II menggunakan
akhirnya
diharapkan
terjadi
interaksi selama proses pembelajaran.
STAD dengan eksperimen dan non
Ada beberapa media pembelajaran
eksperimen terhadap prestasi belajar
yang bisa digunakan, contohnya modul,
mahasiswa. Sejalan dengan masalah-
beberapa perangkat elektronika, Lkm
masalah yang menjadi pusat perhatian
(lembar kerja mahasiswa), dll. Dalam
di dalam penelitian ini, maka tujuan
penelitian ini kami menggunakan media
yang
Lkm(lembar kerja mahasiswa), dengan
mengetahui Pengaruh pembelajaaran,
menggunakan
kerja
sikap ilmiah, interaksi Konsep Dasar
mahasiswa) ini diharapkan siswa dapat
IPA II menggunakan STAD dengan
menunangkan hasil kesimpulan yang
eksperimen
mereka
terhadap prestasi belajar mahasiswa.
Lkm
dapatkan
(lembar
saat
mengikuti
pembelajaran dengan baik. Banyak mempengaruhi
sekali
hal-hal
keberhasilan
ingin
Dari yang dalam
dicapai
dan
hasil
bermanfaat praktis
adalah
non
eksperimen
penelitian secara
yaitu
ini
teoritis
memberi
dapat maupun
sumbangan
proses belajar mengajar. Di samping itu
pemikiran
bahwa aspek pengaruh-pengaruh itu
pendidikan dalam usaha meningkatkan
sangat kompleks. Oleh karena itu
penguasaan
menjadi sangat sulit bila semua aspek
sumbangan pemikiran kepada tenaga-
tersebut diteliti dalam satu penelitian.
tenaga pendidik tentang pentingnya
Disamping
pemilihan
sangat
sulit,
juga
memerlukan waktu yang lama dan
kabur.
Dengan
tenaga-tenaga
materi.
Serta
pendekatan
dan
memberi
metode
pembelajaran yang tepat.
yang lebih fatal justru hasil penelitian menjadi
kepada
untuk
Menurut Gagne (1985:2), belajar
dasar
merupakan suatu proses dimana suatu
pertimbangan tersebut, maka penelitian
organisme berubah prilakunya akibat
ini hanya dibatasi pada aspek yang
suatu
diteliti yaitu sikap ilmiah siswa.
Marpaung, 2006) menyebutkan bahwa
pengalaman.
Morgan
(dalam
Berdasarkan identifikasi masalah
suatu kegiatan dikatakan belajar apabila
pada latar belakang, dapat dirumuskan
memiliki tiga ciri-ciri yaitu: a. adanya
perubahan tingkah laku, b. perubahan
Pengertian terpadu disini mengandung
yang
makna menghubungkan IPA dengan
terjadi
karena
latihan
dan
pengalaman bukan karena pertumbuhan,
berbagai bidang kajian.
c. perubahan tersebut harus bersifat
Pembelajarn
kooperatif
tipe
permanen dan tetap ada untuk waktu
Student Teams- Achievement Division
yang
(STAD) STAD merupakan salah satu
cukup
lama.
Gagne
(1965)
mengungkapkan 8 tipe belajar yakni:
dari
belajar signal, belajar stimulus respon,
kooperatif. Model pembelajaran tipe
berantai,
belajar
Student Teams- Achievement Division
diskriminasi, belajar konsep, belajar
(STAD) terdiri atas lima komponen
aturan dan problem solving. Ke delapan
utama, yaitu presentasi kelas, tim, kuis,
tipe ini tersusun secara hierarkhis yang
skor kemajuan individual dan rekognisi
diawali dengan belajar signal dan
tim (Slavin : 2008:143). Masing-masing
membentuk hubungan stimulus respon
komponen saling berkaitan antara satu
yang
dan yang lainnya. Presentasi kelas,
asosiasi
dianggap
verbal,
sebagai
prasyarat
belajar.
model
pembelajaran
merupakan pelajaran langsung seperti
Dalam arti luas pembelajaran IPA dilaksanakan
terpadu
pelajaran
dengan
lainnya,
mata
meliputi
pembelajaran yang terpadu dalam satu disiplin
berbagai
terpadu
tetapi
juga
memasukkan
presentasi
audiovisual. Tim, terdiri dari empat atau lima
pelajaran, serta terpadu dalam dan lintas
siswa yang mewakili seluruh bagian
peserta
(Fogarty,1991).
kelas dalam hal kinerja akademik, jenis
Pembelajaran terpadu akan memberikan
kelamin, ras, dan etnisitas. Fungsi tim
pengalaman
bagi
ini adalah untuk memastikan semua
dalam
anggota tim benar-benar belajar dan
pembelajaran terpadu peserta didik akan
mempersiapkan anggotanya untuk bisa
memahami konsep - konsep yang
mengerjakan kuis dengan baik. Setelah
dipelajari melalui pengalaman langsung
guru menyampaikan presentasi kelas,
dan menghubungkannya dengan konsep
tim
- konsep yang sudah dipahami yang
lembar-lembar kegiatan.
didik
yang
didik,
antar
pelajaran yang dipimpin oleh guru
mata
peserta
ilmu,
yang sering dilakukan atau diskusi
bermakna karena
sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
berkumpul
untuk
mempelajari
Kuis, setelah tim bekerja untuk memecahkan
adalah
metode
yang
mengajar dengan cara memperagakan
siswa
barang, kejadian, aturan, dan urutan
mengerjakan kuis secara individual.
melakukan suatu kegiatan, baik secara
Mereka tidak diperbolehkan uttuk saling
langsung maupun melalui penggunaan
membantu dalam mengerjakan kuis.
media pengajaran yang relevan dengan
Sehingga setiap siswa bertanggung
pokok bahasan atau materi yang sedang
jawab secara individu untuk memahami
disajikan.
materi pelajaran.
Model pembelajaran STAD dengan
diberikan
permasalahan
Eksperimen
oleh
Skor gagasan
guru
para
kemajuan
dibalik
Muhibbin
Syah
(2000).
individual,
eksperimen
adalah
metode
kemajuan
digunakan
untuk
memperlihatkan
skor
yang
individual adalah untuk memberikan
sesuatu proses atau cara kerja suatu
kepada tiap siswa tujuan kinerja yang
benda yang berkenaan dengan bahan
akan dapat dicapai apabila mereka
pelajaran.
bekerja lebih giat dan memberikan
Non eksperimen adalah metode
kinerja yang lebih baik dari pada
pemberian kesempatan kepada anak
sebelumya.
Tiap
dapat
didik secara kelompok, untuk dilatih
memberikan
kontribusi
yang
melakukan suatu proses atau percobaan
maksimal kepada timnya dalam sistem
dibantu media tanpa mereka harus
skor ini, tetapi tak ada siswa yang dapat
melakukan kegiatan secara langsung di
melakukannya tanpa memberikan usaha
lapangan (Syaiful
mereka
2000).
yang
siswa
terbaik.
poin
Tiap
siswa
Model
Bahri
STAD
diberikan skor awal yang diperoleh dari
eksperimen
adalah
nilai sebelumnya.
mengajar
yang
Rekognisi tim, guru memberikan penghargaan
suatu
non
metode
menggunakan
langkah/cara tertentu dan dilakukan lebih dari satu kali. Misalnya dilakukan
memperoleh skor terbesar. Sehingga tim
di dalam kelas. Kelebihan model STAD
lain akan terpacu untuk bekerja lebih
dengan non eksperimen sebagai berikut:
giat agar tim mereka bisa memperoleh
1) metode ini dapat membuat anak didik
skor
cermat
selanjutnya.
terbaik
tim
dengan
yang
yang
kepada
Djamarah,
untuk
materi
atas
kejadian
disekelilingnya,
2)
yang
terjadi
waktu
yang
dibutuhkan lebih singkat, 3) tidak
membutuhkan banyak media, 4) anak
belajar menurut irama dan kecepatannya
didik
masing-masing.
dapat
mengembangkan
sikap
Anggapan
dasar
untuk mengadakan studi eksplorasi
pengembangan modul
(menjelajahi)
merupakan proses yang harus dilakukan
tentang
ilmu
dan
teknologi di lingkungannya, 5) dengan
ialah belajar
sendiri oleh siswa.
metode ini akan terbina manusia yang
Sikap diartikan sebagai kesiapan,
dapat membawa terobosan - terobosan
kesediaan dan kecenderungan untuk
baru dengan penemuan sebagai hasil
bertindak
percobaan
tertentu dalam hal ini adalah masalah
yang
diharapkan
dapat
terhadap
suatu
objek
bermanfaat bagi kesejahteraan hidup
lingkungan,
manusia.
sosial (Mar'at, 1981). Sikap terbentuk
Kekurangan
metode
sebagai hasil interaksi
percobaan sebagai berikut: 1) Tidak
dan
cukupnya alat-alat media pembelajaran
perkembangan individu atau dengan
mengakibatkan tidak setiap anak didik
kata lain sikap merupakan basil belajar
berkesempatan memahami
individu melalui interaksi sosial. Hal itu
Vembriarto
(1985:27)
berubah
sejalan
dengan
berarti bahwa sikap dapat dibentuk dan
mengemukakan bahwa Lks merupakan
diubah
paket yang bersifat self-instructional.
positif dapat berubah menjadi negatif
Komponen yang dicantumkan mulai
jika tidak mendapatkan pembinaan
dari topic bahasan, tujuan pembelajaran,
dan sebaliknya sikap negatif dapat
pertanyaan-pertanyaan
berubah
bimbingan,
melalui
pendidikan.
menjadi
Sikap
positif
jika
latihan soal, alat dan bahan, prosedur
mendapatkan pembinaan yang baik.
kegiatan,
Karena
tugas
dan
kesimpulan
sikap
mempunyai
(Rampean M, 1984 dalam Zoewono,
valensi/tingkatan maka sikap positif
2003:33).
dapat
Dari
uraian
ini
dapat
juga
ditingkatkan
menjadi
disimpulkan bahwa Lks merupakan
sangat positif. Di sinilah letak peranan
pengajaran dengan menggunakan paket
pendidikan
yang memuat satu satuan konsep bahan
seseorang.
ajar. Pendekatan dalam pembelajaran menggunakan
pengalaman
dalam
membina
sikap
Sikap ilmiah (Scientific attitude)
siswa
mengandung dua makna (Harlen, W.
melalui penginderaan dan keterlibatan
1985), yaitu attitude to science dan
secara aktif. Siswa diberi kesempatan
attitude of science. Attitude
yang
pertama mengacu pada sikap terhadap
secara bertahap. Adapun tahap – tahap
IPA sedangkan attitude yang kedua
pelaksanaannya sebagai berikut :
mengacu pada sikap yang melekat
a. Tahap Penelitian
setelah mempelajari IPA. Pada kajian
Tahap penelitian meliputi semua
ini akan dibahas 'scientific attitude'
kegiatan yang berhubungan langsung di
yang berkaitan dengan attitude of
lapangan, yaitu uji coba instrumen dan
science. Jika seseorang memiliki sikap
pengambilan data pada bulan April
tertentu, orang itu cenderung berprilaku
2013.
demikian secara konsisten pada setiap
b. Tahap Penyelesaian
keadaan.
Misalnya,
ceramah,
ketika
seseorang
ada selalu
mendengarkan gagasan yang disajikan
Tahap
penyelesaian
meliputi
analisis data dan penyusunan laporan pada bulan Mei 2014 sampai selesai.
secara senus dengan penuh minat pada
Metode yang digunakan pada
sesuatu keadaan meskipun konsepsi
penelitian
yang disajikan iauh berbeda dengan
eksperimen
gagasannya. Jika pada keadaan lain,
Dengan menggunakan anava dua jalan
orang itu jugs berprilaku lama pada
dengan rancangan faktorial 2x2. Faktor
ceramah orang lain, maka orang ini
pertama adalah model
dapat dikatakan bersikap terbuka
yaitu model pembelajaran kooperatif
(open-minded).
dengan
dilaksanakan
di
kampus Universitas Nusantara PGRI pada
mahasiswa
dan
adalah non
eksperimen.
pembelajaran
STAD non
metode
dengan
eksperimen
dilengkapi Lkm. Faktor kedua sikap
METODOLOGI PENELITIAN
Kediri
dan
metode
eksperimen
Penelitian
ini
tingkat
ilmiah siswa yang dibagi menjadi sikap ilmiah tinggi dan rendah.
I
Populasi dalam penelitian ini
Program Studi PGSD di Universitas
adalah mahasiswa tingkat I Program
Nusantara PGRI Kediri tahun ajaran
Studi PGSD di Universitas Nusantara
2013/2014.
PGRI Kediri tahun ajaran 2013/2014.
Penelitian dilakukan pada bulan januari
2013
–
Agustus
Penentuan sampel dalam penelitian ini
2014.
menggunakan teknik cluster random
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan
sampling. Dalam penelitian ini sampel merupakan unit dalam populasi yang
mendapat peluang sama untuk menjadi
sikap ingin tahu (curiosity), sikap
sampel, bukan siswa secara individual
selalu ingin mendahulukan bukti (
tetapi
rata-rata
respect for evidence), sikap luwes
digunakan untuk mengetahui kesamaan
terhadap gagasan baru (flexibility),
nilai kuis harian materi pengukuran
dan sikap merenung secara kritis
antara kelas eksperimen dengan non
(critical reflection). Sikap ilmiah
eksperimen dengan menggunakan uji t
siswa
dua pihak
dikelompokan dalam 2 variasi yaitu
kelas.Uji
Model eksperimen
kesamaan
STAD adalah
menggunakan metode
belajar-
pada
penelitian
ini
sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah.
mengajar yang menekankan kerjasama
Metode pengumpulan data yang
kelompok dalam menjawab Lkm yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
telah disiapkan oleh pengajar dengan
metode angket, dan dokumentasi.
cara praktikum secara langsung. Model
Angket yang digunakan dalam
STAD menggunakan non eksperimen
penelitian
adalah metode belajar-mengajar yang
langsung dan tertutup, karena daftar
menekankan
pertanyaan diberikan langsung kepada
kerjasama
kelompok
ini
adalah
responden
disiapkan
mengamati
disediakan, sehingga responden tinggal
diberikan
memilih jawaban yang ada. Metode
demostrasi/tampilan
yang
oleh pengajar. Sikap
angket
digunakan
sudah
untuk
sebagai
mendapatkan data sikap ilmiah siswa.
dan
Akan tetapi jika ada data tersebut yang
bertindak
tidak sesuai dengan kondisi siswa di
terhadap suatu obyek tertentu. Dalam
lapangan maka dilakukan observasi.
fisika
Maka data angket siswa tersebut akan
kesiapan, kecenderungan
sikap
diartikan
ini
jawabannya
angket
dalam menjawab Lkm yang telah dengan
dan
jenis
kesediaan untuk
yang
dikembangkan
dikenal dengan sikap ilmiah. Yang
diganti dengan data observasi.
termasuk sikap ilmiah antara lain,
Dokumen dalam penelitian ini
sikap jujur, terbuka, luwes, tekun,
adalah
logis, kritis dan kreatif Sikap ilmiah
sebelumnya
yang lebih khas dan nampaknya
pengukuran, untuk memperoleh data
masih asing bagi guru-guru antara lain
data
nilai yaitu
mata
fisika
kuis
harian
kemampuan kognitif siswa sebelum
mahasiswa dari kelas eksperimen 1
pembelajaran kinematika gerak lurus.
yaitu kelas STAD non ekperimen dan 22 mahasiswa dari kelas eksperimen 2 yaitu
kelas
STAD
eksperimen,
sebaliknya untuk nilai sikap ilmiah
PEMBAHASAN Berdasarkan deskripsi data sikap
lebih rendah dari nilai rata – rata
ilmiah mahasiswa pada tabel 4.2 dapat
sebanyak 37 siswa yang masing –
dilihat bahwa hasil tes sikap ilmiah dari
masing
jumlah keseluruhan data sebanyak 80
eksperimen 1 yaitu kelas STAD non
mahasiswa. Jumlah mahasiswa yang
ekperimen dan 18 mahasiswa dari kelas
mempunyai nilai sikap ilmiah lebih
eksperimen
tinggi dari nilai rata – rata sebanyak 43
eksperimen.
19
mahasiswa
2
yaitu
dari
kelas
kelas
STAD
mahasiswa yang masing – masing 21
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Prestasi belajar Kelas STAD non eksperimen Kelas STAD Non eksperimen
Kelas STAD Eksperimen
Frekuensi
Persentase
Frekuensi
Persentase
Sikap Ilmiah Tinggi
21
52,5%
22
55%
Sikap Ilmiah Rendah
19
47,5%
18
45%
Jumlah
40
100%
40
00%
Sikap Ilmiah
Data prestasi belajar siswa
adalah ranah kognitif. Deskripsi data
diperoleh dari pembelajaran terakhir.
prestasi belajar mahasiswa dapat dilihat
Dalam penelitian data yang diambil
pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. Deskripsi data prestasi belajar Sikap Ilmiah
Sikap Ilmiah Tinggi Sikap Ilmiah Rendah
Metode
Jumlah
Nilai
Nilai
Rata-
Standard
STAD
Data
Tertinggi
Terendah
rata
Deviasi
Non Eksperimen
21
93
73
82,67
6,13
Eksperimen
22
93
63
80,95
7,97
Non Eksperimen
19
60
60
72,37
6,71
Eksperimen
18
70
70
82,06
8,25
Berdasarkan tabel 4.1 dan 4.2
rata kuis harian materi pengukuran
diperoleh informasi bahwa prestasi
kedua kelas (1B dan 1F) sama. Dari uji
belajar dengan menggunakan metode
normalitas, terlihat bahwa data nilai
STAD non eksperimen dengan sikap
rata-rata kuis harian materi pengukuran
ilmiah tinggi nilai rata- rata mahasiswa
kedua kelas adalah normal, dimana
sebesar 82,67, sedangkan untuk sikap
harga P > 0,100 sehingga Ho diterima
ilmiah rendah nilai rata-rata sebesar
berarti data terdistribusi normal. Begitu
72,37. Nilai tertinggi 93,00 dan nilai
pula dengan uji homogenitas, dengan
terendah 60,00. Prestasi belajar dengan
harga P > 0,05 sehingga Ho diterima,
menggunakan
STAD
yang berarti data nilai rata-rata kuis
eksperimen dengan sikap ilmiah tinggi
harian materi pengukuran kedua kelas
nilai rata- rata mahasiswa sebesar 80,95
homogen. Kesimpulannya adalah nilai
sedangkan untuk sikap ilmiah rendah
rata-rata kuis harian materi pengukuran
nilai rata-rata sebesar 82,06. Nilai
kedua kelas sama.
metode
tertinggi 93,00 dan nilai terendah 63. Uji
kesamaan
Uji normalitas bertujuan untuk
rata-rata
mengevaluasi null hipothesis ( Ho) yang
digunakan untuk mengetahui kesamaan
menyatakan data mengikuti distribusi
nilai ulangan harian materi pengukuran
normal. Jika p-value (nilai p) pada hasil
antara kelas eksperimen dengan non
uji
eksperimen dengan menggunakan uji t
signifikansi,
dua pihak. Adapun hasil komputasinya
hypothesis (H0) dan kesimpulannya data
menggunakan minitab 15 dapat dilihat
yang diuji mengikuti distribusi normal.
pada Lampiran 39. nilai "t" amatan
Pada penelitian ini uji normalitas yang
adalah 1,78 dan P-Value = 0,078.
digunakan
Nampak bahwa P > alpha. Oleh sebab
normality test.
lebih
besar
daripada
taraf
maka
menerima
null
adalah
Ryan-Joiner
itu, Ho diterima. maksudnya, nilai rataTabel 3. Hasil uji normalitas prestasi belajar masing-masing kelompok No
Kriteria Kelompok
p-value
Kesimpulan
Kognitif
Afektif
Kognitif
Afektif
1
Metode STAD non eks.
>0.100
>0.100
Normal
Normal
2
Metode STAD eks.
>0.100
>0.100
Normal
Normal
3
Sikap Ilmiah Tinggi
>0.100
>0.100
Normal
Normal
4
Sikap Ilmiah Rendah
>0.100
>0.100
Normal
Normal
5
STAD eks.*Sikap Ilmiah Tinggi
>0.100
>0.100
Normal
Normal
6
STAD eks.*Sikap Ilmiah Rendah
>0.100
>0.100
Normal
Normal
7
STAD
non eks.*Sikap Ilmiah
>0.100
>0.100
Normal
Normal
non eks.*Sikap Ilmiah
>0.100
>0.100
Normal
Normal
Tinggi 8
STAD Rendah
Uji
homogenitas
digunakan
variansi sampel sama atau homogen.
untuk menguji kesamaan varians atau
Pada penelitian ini hasil perhitungan uji
homogenitas
homogenitas prestasi belajar metode
antar
populasi
atau
tingkatan faktor. Pada uji homogenitas,
STAD
eksperimen dan STAD
non
jika p-value lebih besar dari pada nilai
eksperimen ditunjukkan pada tabel 4.9
alpha a, maka menerima null hypothesis
di bawah ini.
(hipotesis nol) yang menyatakan bahwa
Tabel 4. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Prestasi Belajar Model Stad Noneksperimen dan Eksperimen Metode
STAD
N
non
F-test Kognitif
P-value
Afektif
Kognitif
Afektif
40
eksperimen 40
STAD
1,01
1,76
0,965
0,071
eksperimen
ilmiah siswa yang dianalisa dengan
Uji Hipotesis Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini belajar
berupa nilai prestasi
menggunakan
STAD
analisis variansi tiga jalan yaitu 2x2 dengan isi sel tidak sama, dengan bantuan
software
minitab
15
eksperimen dan non eksperimen yang
menggunakan GLM (General Linier
ditinjau dari motivasi belajar, dan sikap
Model), dilanjutkan uji lanjut untuk H0
yang ditolak. Adapun hasil pengolahan
15
dapat di lihat pada tabel 4.13
data melalui bantuan software minitab
berikut ini.
Tabel 5. Rangkuman ANAVA Dua Jalan Prestasi Kognitif No
Terhadap Prestasi Kognitif
P
Keputusan
1.
Metode
0,007
Diterima
2.
Sikap Ilmiah
0,000
Diterima
3
Metode*Sikap ilmiah
0,220
Ditolak
Kesimpulan:
aktivitas yang berupa kerjasama secara
1. P-Value metode = 0,073 < 0,05, maka
Ho
diterima
berarti
umum.
Menggunakan
STAD
memberikan alur yang runtun dan jelas
metode berpengaruh terhadap
yaitu
prestasi kognitif.
kemampuan sosial, membiasakan siswa
2. P-Value sikap ilmiah = 0,000 <
dapat
percaya diri, meningkatkan kompetensi
0.05, maka Ho diterima berarti
secara
motivasi
memperhatikan
belajar
berpengaruh
mengembangkan
sehat
antar
siswa
perbedaan
dan
individu
terhadap prestasi kognitif.
sehingga motivasi dapat meningkatkan
3. P-Value interaksi metode dan
prestasi belajar siswa. Pembelajaran
sikap ilmiah = 0,220 > 0.05,
STAD dengan eksperimen lebih baik
maka Ho ditolak, berarti tidak
dalam meningkatkan prestasi belajar
terdapat interaksi antara sikap
aspek kognitif pada materi pokok
ilmiah dan metode terhadap
kinematika gerak lurus.
prestasi kognitif.
Siswa yang mempunyai sikap
Pada penelitian ini materi yang
ilmiah tinggi cenderung memiliki rasa
disampaikan adalah kinematika gerak
ingin tahu yang lebih, belajar dengan
lurus dengan menggunakan metode
penuh percaya diri, bertanggungjawab
pembelajaran kooperatif yaitu metode
terhadap
pembelajaran
berusaha memperoleh prestasi belajar
kesempatan
yang kepada
memberikan
dan
selalu
untuk
yang lebih baik, merasa senang dalam
bekerjasama dan berinteraksi untuk
belajar dan dalam menghadapi masalah
menyelesaikan
akademik,
memiliki banyak alternatif pemecahan.
sehingga tercipta peluang munculnya
Keyakinan dan keingintahuan yang kuat
tugas
siswa
tugas-tugas
terhadap pengetahuan baru merupakan
sungguh dari dalam diri siswa sehingga
modal dasar bagi siswa dalam meraih
jawaban tidak sesuai dengan dengan apa
prestasi belajar yang lebih baik. Untuk
yang ada pada diri siswa tersebut.
siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah cenderung bersikap pasif, tidak mau belajar dengan giat, bergantung pada orang lain..
SIMPULAN Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya hasil analisis serta
Berdasarkan hipotesis pertama,
mengacu pada perumusan masalah yang
pembelajaran STAD eksperimen lebih
telah diuraikan pada bab sebelumnya,
baik daripada pembelajaran STAD non
dapat disimpulkan sebagai berikut.
eksperimen.
1. Pembelajaran STAD eksperimen dan
Semakin
tinggi
sikap
ilmiah siswa, maka akan semakin tinggi
STAD
pula prestasi belajar kognitif siswa.
pengaruh yang signifikan terhadap
Sehingga apapun metode pembelajaran
prestasi belajar siswa
yang
Kedua
diterapkan,
eksperimen
baik
atau
STAD
STAD
non
eksperimen
memberikan
pembelajaran
kognitif. ini
pada
dasarnya membuat guru dan siswa
eksperimen, siswa yang memiliki sikap
senang.
ilmiah tinggi akan memiliki prestasi
peningkatan pada prestasi siswa.
belajar fisika yang lebih baik daripada
2. Sikap
Hasilnya
adalah
ada
ilmiah siswa memberikan
siswa yang memiliki sikap ilmiah
pengaruh yang signifikan terhadap
rendah.
prestasi belajar kognitif siswa pada
Sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi interaksi antara
materi kinematika gerak lurus.
metode pembelajaran dengan sikap
3. Tidak ada interaksi antara siswa yang
ilmiah. Hal ini dimungkinkan karena
diberi metode pembelajaran baik
banyak
melalui STAD eksperimen maupun
faktor
mempengaruhi
yang proses
dapat
pencapaian
STAD
non
eksperimen
dengan
prestasi belajar baik dalam maupun luar
motivasi belajar siswa baik terhadap
dari diri siswa diluar faktor metode
prestasi belajar kognitif.
pembelajaran dan sikap ilmiah siswa yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: saat mengisi angket siswa dalam menigisi
jawaban
tidak
sungguh-
DAFTAR PUSTAKA Furchan, Arief. 2003. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya
Usaha Nasional. Ayan, Sobur,
Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung : CV Pustaka Setia.
Suharsimi, Arikunto. 2002. Dasardasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta : Bumi Aksara.
Purwanto, Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan (Edisi ke 3). Bandung : Remaja Rosdakarya. Amin,
Suharsimi, Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Budiyono. 2004. Statistika untuk Penelitian. Surakarta : UNS Press. Muhammad, Dimyanti. 1990. Psikologi Pcndidikan. Yogyakarta: BPFE. Gagne. 1985. The Cognitif Psychology Of School Learning. Kanada: Little Brown and Company. McLeish, Keritha. 2009. Attitude of Students Towards Cooperative Learning Methods at Knox Community. Jamaica : University of Technology.
Jordan. 2002. Bengkel Kreativitas. Bandung: The Rivers Press.
Mohammad. 1978. Filsafat Science. Yogyakarta. 1K1P Yogya.
Danapriatna, Nana., & Setiawan, Romi. 2005. Pengantar Statistik. Yogyakarta Graha Ilmu. Suparno,
Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik dan Menyenangkan. Yogryakarta : Penerbit Universitas Sanata Darma.
Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Standar Isi Mata Pelajaran IPA Fisika Tingkat Satuan Pendidikan SMA/MA. Jakarta : Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.