Pembelajaran Kewirausahaan dan Pemberdayaan UMKM Berbasis Kearifan Lokal untuk Penguatan Ekonomi
1
PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DAN PEMBERDAYAAN UMKM BERBASIS KEARIFAN LOKAL UNTUK PENGUATAN EKONOMI
Prof. Dr. H. Heri Pratikto, M.Si
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pendidikan Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Disampaikan pada Sidang Terbuka Senat Universitas Negeri Malang Tanggal 17 September 2015
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM) SEPTEMBER 2 PIDATO PENGUKUHAN GURU BESAR 2015
Pembelajaran Kewirausahaan Dan Pemberdayaan UMKM Berbasis Kearifan Lokal Untuk Penguatan Ekonomi
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarakatuh Yth. Ketua Senat Universitas Negeri Malang Yth. Ketua dan Anggota Komisi Guru Besar Universitas Negeri Malang Yth. Para Anggota Senat Universitas Negeri Malang Yth. Rektor Universitas Negeri Malang Yth. Para Pejabat Struktural universitas Negeri Malang Yth. Para Pimpinan PeguruanTinggi di Malang Yth. Para Dosen dan Mahasiswa Universitas Negeri Malang Yth. Para Undangan dan Hadirin yang mulia Pada kesempatan yang baik ini, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga kita bersama-sama dapat hadir dalam acara pidato pengukuhan saya selaku Guru Besar di bidang ilmu Pendidikan Ekonomi. Pidato pengukuhan ini sekaligus merupakan tanggungjawab moral akademik saya sebagai salah satu guru besar di Universitas Negeri Malang. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikut setia serta kita semua.
Pembelajaran Kewirausahaan dan Pemberdayaan UMKM Berbasis Kearifan Lokal 3 untuk Penguatan Ekonomi
3
Bapak/Ibu/saudara hadirin yang saya muliakan, Ijin-perkenankanlah saya sebagai gur u besar bidang ilmu Pendidikan Ekonomi menyampaikan pidato pengukuhan dengan judul “Pembelajaran Kewirausahaan dan Pemberdayaan UMKM Berbasis Kearifan Lokal untuk Penguatan Ekonomi”. Hadirin yang saya muliakan, UUD 1945 menegaskan bahwa negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, bertujuan menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan yang berkeadilan. Bangsa bermartabat menandai keberadaban suatu bangsa yang tergambar dalam sikap dan perilaku warga negaranya sebagai individu dan masyarakat yang beragama dan berbudaya. Bangsa yang beragama ditunjukkan oleh pengamalan ajaran agama sebagai umat yang bertaqwa dan beramal shaleh serta berakhlak mulia. Bangsa yang berbudaya tergambar dari karakter sebagai insan yang berbudi luhur, toleran, peduli, gotong royong, dinamis, disiplin dan patriotis, serta memiliki etos kerja tinggi/ etos kerja profesional yakni memiliki perilaku kerja positif yang berakar pada kesadaran yang kental, keyakinan yang fundamental, disertai komitmen yang total pada paradigma kerja yang integral. Oleh karenanya, perbedaan negara berkembang (miskin) dengan negara maju tidak tergantung pada umur negara itu, ketersediaan sumberdaya alam, kecerdasan penduduknya, dan ras atau warna kulit. Perbedaannya ada pada sikap/ perilaku masyarakatnya, yang telah dibentuk sepanjang tahun melalui kebudayaan dan pendidikan. Berdasarkan analisis atas perilaku masyarakat di negara maju, ternyata mayoritas penduduknya sehari-harinya mematuhi Prinsip-Prinsip Dasar Kehidupan, yakni: etika dan akhlak sebagai prinsip dasar dalam kehidupan sehari-hari, kejujuran dan integritas, bertanggung jawab, hormat pada aturan & hukum masyarakat, hormat pada hak orang/warga lain, cinta pada pekerjaan, berusaha keras untuk menabung & investasi, kemauan bekerja kerascerdas-kualitas-tuntas, dan tepat waktu. Bpk/ibu hadirin yang mulia, kekuatan ekonomi suatu bangsa merupakan indikator paling penting pembentuk daya saing bangsa. 4
PIDATO PENGUKUHAN GURU BESAR
Bagaimanakah posisi Indonesia ditinjau dari sisi daya saing global dan regional ASEAN? Marilah kita cermati hasil survei World Economic Forum (WEF). Setiap tahun WEF mengadakan survei dan penilaian untuk menentukan posisi daya saing setiap negara. Penilaian peringkat daya saing global didasarkan pada 12 pilar daya saing, yaitu pengelolaan institusi yang baik, infrastruktur, kondisi dan situasi ekonomi makro, kesehatan dan pendidikan dasar, pendidikan tingkat atas dan pelatihan, efisiensi pasar, efisiensi tenaga kerja, pengembangan pasar finansial, kesiapan teknologi, ukuran pasar, lingkungan bisnis, dan inovasi. Tahun ini, indeks daya saing global (Global Competitiveness Index/GCI) Indonesia kembali naik ke peringkat 34 dari 144 negara, sebagaimana dilansir World Economic Forum dalam Global Competitiveness Report 20142015. Posisi Indonesia ini berada di atas negara-negara seperti Spanyol yang berada di peringkat ke-35, Portugal di peringkat ke-36, Kuwait di peringkat 40, Turki di peringkat 45, Italia di peringkat 49, Afrika Selatan di peringkat 56, Brazil di peringkat 57, Meksiko di peringkat 61, serta India yang berada di peringkat 71 (Republika, 9 September 2014). Sedangkan di level ASEAN, peringkat Indonesia masih berada di peringkat ke-4 kalah dengan tiga negara tetangga, yaitu Singapura yang berada di peringkat 2, Malaysia di peringkat 20, dan Thailand yang berada di peringkat ke-31. Namun demikian, posisi Indonesia ini masih mengungguli Filipina yang berada di peringkat 52, Vietnam di peringkat 68, Laos di peringkat 93, Kamboja di peringkat 95, dan Myanmar di peringkat 134. Dari laporan-laporan WEF terdahulu, tercatat bahwa indeks daya saing global Indonesia sempat berada di peringkat 54 pada tahun 2009, lalu naik ke peringkat 44 pada tahun 2010. Namun, peringkat Indonesia kembali turun ke peringkat 46 pada tahun 2011 dan peringkat 50 pada tahun 2012, untuk selanjutnya kembali naik ke peringkat 38 pada tahun 2013, lalu naik lagi ke peringkat 34 pada tahun ini. Hasil ini sangat fenomenal dan mendapat pujian dari lembaga-lembaga keuangan dunia. Tentunya peningkatan tersebut diharapkan karena sifatnya yang fundamental, dan bukan karena obral kebijakan yang menyediakan karpet merah untuk investasi asing di Pembelajaran Kewirausahaan dan Pemberdayaan UMKM Berbasis Kearifan Lokal untuk Penguatan Ekonomi
5
Indonesia yang mendesak dan meminggirkan daya saing pelaku bisnis lokal. Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa sebagai sasaran antara dan sarana latihan pembelajaran menunggu membanjir membahananya liberalisasi Asia Pasifik 2020, Negara-negara ASEAN telah menetapkan tahun 2015 sebagai tahun berlakunya Asean Economic Community (AEC), atau Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). AEC merupakan bentuk integrasi ekonomi kawasan ASEAN yang stabil, makmur dan berdaya saing tinggi. Tujuan utama AEC adalah menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi dimana terjadi arus barang, jasa, investasi dan tenaga terampil yang bebas serta aliran modal yang lebih bebas. Dengan demikian, MEA yang diberlakukan pada 2015 ini bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan pengembangan budaya. AEC yang merupakan integrasi ekonomi regional sepenuhnya, memiliki karakteristik utama menjadi: a) basis produksi dan pasar tunggal terintegrasi, b) kawasan ekonomi dengan kompetisi yang tinggi, c) kawasan pengembangan ekonomi dengan perlakuan yang sama, dan d) kawasan yang sepenuhnya diintegrasikan dengan perekonomian global. Basis produksi dan pasar tunggal terintegrasi berimplikasi pada bebasnya arus barang, jasa, investasi, tenaga kerja, arus permodalan, Priority Integration Sectors (PIS), dan pengembangan sektor food-agriculture forestry. Kawasan ekonomi dengan kompetisi tinggi berimplikasi pada kebijakan persaingan, perlindungan konsumen, Hak Kekayaan Intelektual (HKI), Pengembangan Infrastruktur, Perpajakan, dan E-Commerce. Kawasan pengembangan ekonomi yang merata berimplikasi pada pengembangan UKM dan mempersempit kesenjangan pembangunan antar negara ASEAN. Integrasi dengan perekonomian global berimplikasi pada pendekatan koheren dengan hubungan ekonomi eksternal, dan meningkatkan partisipasi dalam jaringan suplai global. Bagi Indonesia, keberadaan AEC akan memberikan peluang untuk memperluas cakupan skala ekonomi, mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial ekonomi, meningkatkan daya tarik sebagai tujuan 6
PIDATO PENGUKUHAN GURU BESAR
bagi investor dan wisatawan, mengurangi biaya transaksi perdagangan, serta memperbaiki fasilitas perdagangan dan bisnis. Sedangkan, tantangan Indonesia dalam menghadapi 2015 antara lain adalah kualitas Infrastruktur Indonesia masih berada di peringkat ke-5 di ASEAN, besarnya biaya logistik Indonesia yang berada pada peringkat 6 di ASEAN, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) masih rendah, rendahnya dukungan terhadap sektor UMKM dan Pertanian, serta laju ekspor dan impor (Siswoyo, 2014). Pengembangan Kewirausahaan dan UMKM menjadi sektor yang sangat strategis bagi penguatan ekonomi dan daya saing Indonesia. Namun yang menjadi permasalahan pada sektor ini adalah masih rendahnya kuantitas dan kualitas wirausahawan. Sedangkan bagi UMKM, permasalahan utama adalah rendahnya kualitas SDM, lemahnya akses pasar, rendahnya akses modal, orientasi bisnis jangka pendek & statis, rendahnya akses teknologi produksi, serta rendahnya akses kemitraan & jaringan kerjasama. Memperhatikan peluang dan tantangan menghadapi AEC dan permasalahan UMKM sebagaimana dijelaskan di atas, maka pengembangan model pembelajaran dan pemberdayaan UMKM berbasis kearifan lokal menjadi penting dan menarik untuk dikaji. Pembelajaran kewirausahaan yang tepat diharapkan akan mendorong tumbuhnya wirausahawan baru sedangkan pemberdayaan UMKM yang efektif diharapkan mampu meningkatkan produktifitas mereka sehingga pada gilirannya akan mendukung penguatan ekonomi dan daya saing bangsa. Keberadaan wirausahawan, baik kuantitas maupun kualitas, menjadi cermin kuat dan lemahnya ekonomi suatu bangsa. Tantangan utama pembangunan nasional kita adalah masalah pengangguran dan kemiskinan. Tingkat pertumbuhan ekonomi saat ini belum memadai untuk mengurangi pengangguran dan kemiskinan. Program pembangunan diharapkan mampu mengurangi pengangguran dan kemiskinan, meningkatkan pendapatan dan memperkuat daya saing bangsa. Perkembangan kewirausahaan dan UMKM di Indonesia mendapat perhatian serius dari pemerintah maupun kalangan masyarakat luas, terutama karena UMKM menyumbang sangat banyak kesempatan kerja, Pembelajaran Kewirausahaan dan Pemberdayaan UMKM Berbasis Kearifan Lokal untuk Penguatan Ekonomi
7
dan oleh karenanya merupakan salah satu sumber penting bagi penciptaan pendapatan. Selain kontribusinya terhadap pertumbuhan kesempatan kerja dan sebagai salah satu sumber penting pendapatan, UMKM di Indonesia juga sangat diharapkan karena memang mempunyai potensi besar sebagai salah satu sumber penting perkembangan dan pertumbuhan ekspor. Temuan empirik menunjukkan bahwa ketika terjadi krisis ekonomi, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) memiliki daya tahan yang lebih kuat dibanding usaha besar. Setidaknya terdapat dua pelajaran penting yang dapat dipetik dari krisis ekonomi beberapa tahun terakhir ini. Pertama, pembangunan ekonomi yang tidak berbasis pada potensi dan kekuatan sendiri (berbasis pada hutang dan impor), sangat rentan terhadap perubahan faktor eksternal dan dapat membawa masyarakat, bangsa dan negara ke dalam krisis yang bekepanjangan. Kedua, pendekatan pembangunan yang serba sentralistik, serba seragam dan hanya berpusat pada pemerintah ternyata tidak menghasilkan struktur sosial ekonomi bangsa yang memiliki fondasi kokoh, bahkan cenderung menghasilkan ekonomi yang didominasi usaha skala besar penuh dengan kepentingan sekelompok kecil orang dengan kinerja yang seolah-olah kuat tetapi sebenarnya sangat rapuh. Hal demikian menjadikan UMKM sebagai salah satu sektor pembangunan yang penting untuk memperoleh perhatian, terlebih lagi disaat-saat memasuki era ekonomi global untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan daya saing bangsa. KEWIRAUSAHAAN DAN KEARIFAN LOKAL Tidak dipungkiri bahwa keberadaan entrepreneur (wirausahawan) memiliki kontribusi kuat dalam menunjang kekuatan perekonomian suatu bangsa. Sebagai dasar berkembangnya kewirausahaan, industri kreatif dan kearifan lokal merupakan sumber pengetahuan yang dinamis berkembang, diteruskan dalam bentuk perilaku para pengusaha, dan bisa menjadi inspirasi kreatif untuk pengembangan model pengajaran kewirausahaan (Sapir, dkk., 2013). Industri kreatif memiliki kontribusi semakin penting dan tinggi, baik di tingkat nasional, regional maupun 8
PIDATO PENGUKUHAN GURU BESAR
lokal, di mana 8,6% tenaga kerja Indonesia tergantung pada industri kreatif. Di tingkat internasional misalnya, kekuatan ekonomi USA sangat ditunjang oleh semangat berwirausaha warga negaranya. Di Amerika Serikat, setiap 11 detik lahir seorang entrepreneur, dan satu dari 12 orang Amerika Serikat terlibat langsung dalam kegiatan entrepreneurship. Sementara keberhasilan kekuatan ekonomi Jepang, ditunjang oleh 2% entrepreneur skala sedang dan 20% entrepreneur skala kecil. Indonesia, agar memiliki kekuatan ekonomi setara dengan Jepang, harus menyediakan 5 juta wirausahawan sedang/besar dan kita masih harus mencetak 50 juta wirausahawan kecil yang berkinerja baik. Sektor pendidikan memiliki peran strategis mendorong terciptanya wirausahawan-wirausahawan baru yang akan meningkatkan kekuatan ekonomi dan daya saing bangsa. Karakteristik Wirausaha Terdapat beberapa karakteristik perilaku kewirausahaan, diantaranya adalah: 1) kemampuan berpikir dan bertindak strategis serta adaptif terhadap perubahan dalam berusaha mencari peluang keuntungan, termasuk yang mengandung risiko agak besar dan dalam mengatasi berbagai masalah; 2) selalu berusaha untuk mendapat keuntungan melalui berbagai keunggulan dalam memuaskan pelanggan; 3) berusaha mengenal dan mengendalikan kekuatan dan kelemahan perusahaan dan pengusahaannya, serta meningkatkan kemampuan dengan sistem pengendalian intern; 4) selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan ketangguhan perusahaan dengan pembinaan motivasi dan semangat kerja serta pemupukan permodalan. Karakteristik kewirausahaan tersebut didukung oleh Winarno (2007), Sanjoyo (2004), Munawir (1999), Moreland (2003), dan Thomson (2003). Secara khusus, Abrahamso dalam Sanjoyo (2004), menegaskan bahwa karakteristik kewirausahaan adalah memiliki: 1) motivasi untuk maju, yakni sifat bertanggung jawab, giat, inisiatif, tekun dan ambisi untuk maju; 2) kemampuan mental, yakni kemamuan berpikir kreatif, dan berpikir analitik; 3) kemampuan menjalin hubungan antar manusia, yakni Pembelajaran Kewirausahaan dan Pemberdayaan UMKM Berbasis Kearifan Lokal untuk Penguatan Ekonomi
9
kemampuan pengendalian diri, menjalin hubungan, bergaul; 4) kemampuan berkomunikasi; 5) pengetahuan teknis. Thomson (2003) mengemukakan enam karakteristik yang melekat pada seorang wirausaha yang dikenal dengan istilah FACETS, yaitu: focus, advantage, creativity, ego (iner and outer), team, and social. Lebih lanjut, Thomson (2004) mengemukakan kriteria seorang entrepreneur adalah seseorang yang memiliki kebiasaan berfikir kreatif dan inovatif untuk merubah peluang menjadi nilai, baik nilai bersifat ekonomi, sosial, maupun estetika. Moreland (2003) mengutip perilaku The National Commission of Enterepreneurship yakni: vision, adaptable, persuasive, confidence, competitive, risk-taking, honesty, perseverance, discipline, organize, understand. Perilaku ini memperjelas bahwa seorang wirausahawan harus memiliki karakteristik tersebut di atas untuk meraih keberhasilan dalam melaksanakan usahanya. Munawir (1999) mengemukakan sebelas indikator kewirausahaan, yaitu: 1) motivasi berprestasi; 2) kemandirian; 3) kreativitas; 4) pengambilan risiko; 5) keuletan; 6) orientasi masa depan; 7) komunikatif dan reflektif; 8) kepemimpinan; 9) focus of control; 10) perilaku instrumental; 11) Penghargaan terhadap uang. Perilaku tersebut lebih menekankan pada persoalan kemampuan yang harus dimiliki dan merupakan prasyarat bagi seorang wirausahawan, yaitu kemampuan pengetahuan tentang wawasan kewirausahaan dan ketrampilan operasional dalam melaksankan unit usaha, disertai kesiapan mental wirausaha yang unggul melalui kemampuan menciptakan hubungan antara sesama dalam rangka membangun usaha yang produktif. Artinya, seorang wirausahawan tidak hanya memiliki skill operasinal unit usaha yang unggul tetapi harus memiliki keterpaduan pengetahuan, mental dan watak yang harus diimplementasikan melalui kemampuan manajemen wirausaha yang tangguh. Model terpadu kewirausahaan menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tindakan dan keberhasilan berwirausaha. Faktor-faktor tersebut adalah kepribadian wirausahawan, pengaruh sosial, kemampuan berkreasi, ketersediaan fasilitas pendukung lokal, kemampuan mengontrol fasilitas pendukung dan sumberdaya 10
PIDATO PENGUKUHAN GURU BESAR
lokal serta, kemampuan akses permodalan. Ward (2005) menunjukkan bahwa tindakan memulai usaha dipengaruhi oleh kepribadian, hubungan sosial, kondisi lingkungan, kemampuan berkreasi. Karakteristik kepribadian, meliputi: toleransi terhadap risiko, toleransi terhadap ketidakpastian, memiliki visi, kapasitas memberi inspirasi, kreativitas, pengawasan internal yang tegas, tabah dan gigih, pengendalian diri, kepercayaan diri, energi/semangat tinggi, proaktif, terdorong mandiri, fleksibel, kemampuan belajar, komitmen pada sesama. Hubungan sosial, meliputi: budaya saling ketergantungan, budaya percontohan, budaya tradisi, budaya sukses atau gagal, jaringan pengaman sosial. Kondisi lingkungan, meliputi: ketersediaan sumberdaya dan fasilitas lokal, peluang pasar, dukungan regulator. Kemampuan berkreasi, meliputi: kemampuan mengontrol sumberdaya dan fasilitas lokal, akses keuangan, membangun aliansi. Sedangkan tindakan/aktivitas kewirausahaan, meliputi: entrepreneurship dan intrapreneurship. Entrepreneurship adalah kemampuan mencanangkan dan mengelola perusahaan yang dipengaruhi oleh kemampuan teknis dan kemampuan berperilaku Intrapreneurship meliputi inovasi manajemen proses, dan inovasi manajemen produk yang dipengaruhi oleh kemampuan teknis dan kemampuan berperilaku. Kearifan Lokal dalam Kewirausahaan Gelombang globalisasi sempat memunculkan kekhawatiran berbagai pihak akan musnahnya nilai-nilai lokal yang selama ini menjadi tatanan kehidupan bagi masyarakat tertentu. Namun, segera terbukti bahwa kekhawatiran itu tidak berlangsung lama. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya masyarakat berbagai daerah dan Negara yang masih berpegang kuat pada kearifan lokal. Masyarakat Jepang dan masyarakat Bali merupakan dua contoh dari luar dan dalam negeri bagaimana kearifan lokal masih dipegang dengan kuat oleh masyarakatnya. Kedua wilayah yang sangat berbeda ini bukannya meredup dengan nilai-nilai lokalnya, namun justru memiliki kekuatan di bidangnya masing-masing yang begitu menonjol. Jepang menjadi negara industri Pembelajaran Kewirausahaan dan Pemberdayaan UMKM Berbasis Kearifan Lokal untuk Penguatan Ekonomi
11
paling maju di Asia bahkan dunia melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi tingginya. Bali berkembang melalui industri pariwisatanya yang tidak hanya diakui di dalam negeri, namun juga diakui dunia (Wijayanto, 2012). Kearifan lokal dapat diartikan sebagai kebiasaan-kebiasaan, aturan, dan nilai-nilai sebagai hasil dari upaya kognitif yang dianut masyarakat tertentu atau masyarakat setempat yang dianggap baik dan bijaksana, yang dilaksanakan dan dipatuhi oleh masyarakat tersebut. Gagasangagasan dari kearifan lokal tersebut dapat terwujud ke dalam berbagai bentuk, mulai dari kebiasaan-kebiasaan, aturan, nilai-nilai, tradisi, bahkan agama yang dianut masyarakat setempat. Secara substansi kearifan lokal dapat berupa aturan mengenai kelembagaan dan sanksi sosial, ketentuan tentang pemanfaatan ruang dan perkiraan musim untuk bercocok tanam, pelestarian dan perlindungan terhadap kawasan sensitif, serta bentuk adaptasi dan mitigasi tempat tinggal terhadap iklim, bencana atau ancaman lainnya (Tama, 2012). Sifat lokal dari kearifan tersebut menunjukkan bahwa nilai-nilai atau gagasan tersebut hanya berlaku dan akan mendatangkan manfaat yang baik bagi masyarakat di lingkungan dimana mereka berinteraksi. Hal ini karena gagasan kearifan lokal tersebut seringkali merupakan hasil dari interaksi antar manusia di lingkungan tersebut dan atau antara manusia dengan lingkungan fisik (alam) di sekitarnya. Kearifan lokal merupakan cerminan dari bagaimana masyarakat memandang dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan fisik. Karakteristik penting dari kearifan lokal adalah bahwa hal itu berasal dari pengalaman atau kebenaran yang diperoleh dari kehidupan. Kearifan lokal memainkan beberapa fungsi dalam masyarakat, antara lain adalah untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam, pengembangan sumber daya manusia, pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan (Tama, 2012). Kearifan lokal juga didefinisikan sebagai satu perilaku hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab adanya berbagai masalah di dalam pemenuhan 12
PIDATO PENGUKUHAN GURU BESAR
kebutuhan mereka. Tim Wacana Nusantara (2009:1) menyatakan bahwa kearifan lokal merupakan adat dan kebiasaan yang telah mentradisi dilakukan oleh sekelompok masyarakat secara turun temurun yang hingga saat ini masih dipertahankan secara kuat. Bagi wirausahawan, premis-premis umum yang selama ini menjadi dasar memecahkan permasalahan kadang tidak mampu menjawab permasalahan komunitas lokal dengan baik. Masyarakat berupaya mencari solusi masalah tanpa menggunakan standar premis umum yang berlaku bagi wirausahawan. Diyakini bahwa kebijaksanaan atau kearifan lokal yang lahir karena pengalamannya, selama ini telah menjadi jawaban solusi yang tepat atas masalah kewirausahaan yang dihadapinya. Faktor keterlibatan generasi sebelumnya yang terwariskan kepada generasi berikutnya menjadi bagian sangat penting dalam meneruskan estafet terjaganya kearifan lokal. Terdapat beberapa kearifan lokal dalam kewirausahaan dan praktik bisnis. Dalam kognisi budaya Jawa, misalnya didapati ungkapan bernuansa ekonomi “rukun agewe santoso, congkrah agawe bubrah”, mendorong munculnya kerukunan dan keharmonisan serta menjadikan dunia penuh dengan keselamatan dengan menghindari konflik (Syam, 2010). Ungkapan populer dan merupakan produk kearifan lokal “alonalon asal kelakon”. Ungkapan ini seringkali dimaknai secara salah, yaitu diartikan sebagai kelambanan atau tidak responsif terhadap perubahan yang terjadi. Padahal dalam ungkapan ini terdapat nilai kearifan lokal yang ingin disampaikan kepada masyarakat Jawa, khususnya dalam pengambilan keputusan yang merupakan salah satu fungsi terpenting dalam kepemimpinan bisnis. Nilai-nilai tersebut adalah tidak terburuburu dalam mengambil keputusan, penuh kehati-hatian, cermat dan teliti, dikaji dan dipertimbangkan secara mendalam sebelum mengambil keputusan. Kepemimpinan dalam masyarakat Jawa juga diwarnai oleh falsafah Ing Ngarsa Sung tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Seorang pemimpin harus bisa memberi contoh yang baik, membangun prakarsa atau ide dan kemauan, serta memberi dorongan atau motivasi kepada staf bawahan. Pembelajaran Kewirausahaan dan Pemberdayaan UMKM Berbasis Kearifan Lokal untuk Penguatan Ekonomi
13
Pada masyarakat Sunda, nilai-nilai kearifan lokal yang mendukung praktik bisnis antara lain adalah kejujuran, kesabaran, patuh pada aturan dan peran, melatih tanggung jawab, kebijaksanaan untuk membedakan mana yang baik dan buruk, melatih jiwa kepemimpinan, kerjasama, kebersamaan, kekompakan, musyawarah untuk mencapai kesepakatan, tidak egois, tidak mudah putus asa, berkorban untuk kepentingan orang lain, kewaspadaan, berani mengambil risiko dan konsekuensi terhadap pilihan yang dibuatnya, disiplin diri, kemurahan hati, menghargai kawan dan lawan, mengetahui tugas dan kewajiban, menempatkan diri berdasarkan batasan aturan dan peran, keuletan, semangat daya juang, melatih kepekaan, self-endurance, tahan terhadap godaan, serta teguh pada pendirian. Nilai-nilai tersebut didasarkan pada penelitian Indrawati (2007) terkait nilai-nilai kearifan dan praktik bisnis yang diajarkan sejak usia anak-anak. Pada masyarakat Madura berlaku ungkapan “abantal omba’ asapo’ angin” (berbantal ombak dan berselimut angin). Ungkapan ini menyiratkan bahwa orang Madura selama dua puluh empat jam dalam kondisi bekerja dan pantang menyerah. Peribahasa inilah yang menjadi landasan sikap kerja keras pebisnis etnis Madura perantau. Peribahasa lainnya yang dianut antara lain adalah atonggul to’ot (memeluk lutut) dan nampah cangkem (bertopang dagu) untuk menyebut mereka yang bersikap malas (Djakfar, 2011). Bahkan ungkapan yang lebih sinis lagi bagi masyarakat Madura misalnya adalah ja’gun karo abandha peller (jangan hanya bermodalkan kemaluan saja) untuk menyebut para suami kepala keluarga yang malas bekerja untuk menafkahi anak istri. Semangat juang para pebisnis dari Madura untuk berwirausaha juga kental dengan semangat untuk memiliki harga diri yang tercermin dari ungkapan “etembang noro’ oreng, ango’an alako dhibi’ make lane’kene’.” yang artinya, daripada ikut orang lain lebih baik bekerja (usaha) sendiri walaupun hanya kecilkecilan (Triyuwono dalam Djakfar, 2011). Masih banyak lagi falsafah pebisnis Madura yang menyebabkan mereka merasa malu jika gagal berusaha sehingga membentuk sikap kerja keras dan ulet.
14
PIDATO PENGUKUHAN GURU BESAR
Sementara itu bagi para pebisnis dari Bugis berlaku motto lempu’ (jujur), acca (cerdas), warani (berani), getteng (integritas; teguh pendirian), dan sipakatau (saling memanusiakan) merupakan sifat-sifat yang baik bagi kepemimpinan dalam rangka memajukan usaha. Konsep ini secara nyata diterapkan pada perusahaan PT. Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), yang mana prinsip Akkatenningeng (prinsip dasar hidup personal sebagai pegangan hidup bermasyarakat) dan Siri’ (malu/harga diri) tidak hanya sekedar konsepsi, tetapi merupakan pencerminan diri dalam setiap perilaku dan kebijakan yang mewarnai manajemen perusahaan tersebut. Penerapan kearifan lokal dalam menjaga stabilitas kerja dan manajemen perusahaan itu tergambar dalam motto Perusahaan PT. BKI yaitu “terpercaya” (lempu/malempu), yang berarti jasa yang diberikan haruslah berkualitas, dalam arti dapat diandalkan, efisien, tepat waktu dan memiliki reputasi. Perusahaan juga menetapkan nilai-nilai yang harus dijaga dan dikembangkan, yaitu integritas (getteng) dan profesionalisme (acca/macca) (Makkulau, 2012). Pada masyarakat Bali yang kental dengan keindahan seni dan budaya juga terdapat ungkapan yang dianut dalam praktik bisnis, yaitu ‘’bani meli bani ngadep’’. Kalimat ini artinya adalah “berani membeli berani menjual”. Maksud kalimat pendek ini sangat dalam bahwa dalam menentukan harga barang atau jasa harus ada keadilan dan tidak saling merugikan. Harga itu harus tidak merugikan pembeli dan juga penjual. Dalam menentukan satuan harga itu harus ada berbagai perhitungan dengan menggunakan berbagai ilmu (Gobyah dalam Balipost, 17 September, 2003). Sementara itu Setyadi (2012) melakukan penelitian nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam tembang “mocopat” bagi masyarakat Jawa. Beberapa nilai kearifan lokal dalam tembang “mocopat” yang relevan bagi praktik bisnis di Indonesia terbagi menjadi dua klasifikasi, yaitu klasifikasi permintaan dan klasifikasi larangan. Berupa permintaan antara lain adalah hendaklah menjaga keprofesionalan, berusaha keras dalam meraih cita-cita, rajin dan teliti, sabar, hati-hati dan cermat, musyawarah untuk perkara yang kecil maupun besar, tidak Pembelajaran Kewirausahaan dan Pemberdayaan UMKM Berbasis Kearifan Lokal untuk Penguatan Ekonomi
15
individualis, senang menimba ilmu atau belajar tekun, berhati-hati dalam mengambil keputusan, serta mencari kesempurnaan hidup. Sedangkan yang berupa larangan misalnya adalah tidak sombong, angkuh, dan congkak, tidak suka disanjung dan disuap maupun menyuap, tidak suka mengobral janji. Pada sebagian masyarakat Indonesia, nilai-nilai kearifan lokal dalam praktik bisnis juga banyak diwarnai oleh nilai-nilai religi. Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, nilai-nilai islam cukup mewarnai kearifan lokal dalam praktik bisnis. Nilai-nilai etika islami yang mewarnai praktik bisnis antara lain adalah larangan riba, mengurangi timbangan dalam jual beli, pola hidup sederhana, tidak berlebihan dan tidak melampaui batas, tidak berbuat kerusakan pada lingkungan sekitar, kewajiban zakat dan shadaqah, serta bekerjasama dalam usaha. Dalam bertani (mengolah lahan pertanian), gunakan “doran patcul”, akronim dari ojo maido marang Qur’an, sifat papat (4) ojo ucul. Maknanya, dalam praktik bisnis jadikan Kitab Al-Qur’an sebagai pegangan/petunjuk. Demikian juga, bahwa modal utama bisnis adalah kepercayaan dan kompetensi. Kepercayaan dibangun melalui sifat jujur/shidiq dan tanggungjawab (amanah). Kompetensi dibangun melalui sifat cerdas (fathonah) dan komunikasi (tablig). Penelitian Sapir, dkk (2013) terkait kewirausahaan berbasis kearifan lokal pada industri kreatif di Kabupaten Magetan Jawa Timur, menunjukkan bahwa nilainilai kearifan lokal yang menonjol dari temuan adalah munculnya nilainilai agama (religius) dan tradisi yang ditanamkan orang tua dalam menajemen usaha dan hal ini memberikan kontribusi positif terhadap perilaku sosial wirausahawan. Pada beberapa daerah di wilayah Indonesia kearifan lokal tersebut makin lama makin memudar digantikan oleh nilai-nilai global, meskipun nilai global tidak selalu sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia. Penelitian mengenai hal ini dari sudut pandang ekonomi bisnis kiranya penting dilakukan. Namun yang lebih penting lagi adalah bagaimana mensosialisasikan nilai-nilai tersebut pada generasi muda sehingga tidak lenyap ditelan nilai-nilai global. Hal ini dikarenakan meskipun banyak 16
PIDATO PENGUKUHAN GURU BESAR
perusahaan-perusahaan telah go global, namun masih tetap memegang prinsip “think globally, act locally”. Berfikir global, bertindak menurut nilai-nilai lokal adalah falsafah yang dianut perusahaan-perusahaan multinasional. Untuk dapat bertindak secara lokal, maka pemahaman terhadap kearifan lokal menjadi sangat penting dalam dunia bisnis. Sektor pendidikan dan kebudayaan memiliki peran strategis dalam proses internalisasi nilai-nilai kearifan lokal dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat. Proses Pembelajaran Kewirausahaan Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk pembentukan budaya kewirausahaan adalah melalui proses pendidikan. Hal ini sebagaimana dinyatakan Camber dalam Winarno (2009) dan Pratikto (2011) bahwa martabat yang mulia harus dibina melalui proses mental dan rasionalitas dalam pendidikan. Pendidikan merupakan proses dimana suatu budaya secara formal ditransmisikan kepada si pembelajar, yang berfungsi sebagai transmisi pengetahuan, pengemongan manusia muda, mobilitas sosial, pembentukan jati diri dan kreasi pengetahuan. Lebih rinci dinyatakan bahwa terdapat 7 fungsi sosial pendidikan, yaitu: 1) pengajar ketrampilan, 2) mentransmisikan budaya, 3) mendorong adaptasi lingkungan, 4) membentuk kedisiplinan, 5) mendorong bekerja kelompok, 6) meningkatkan perilaku etik, dan 7) memilih bakat dan memberi penghargaan prestasi. Menurut Novak dalam Lickona (2008) karakter merupakan perpaduan harmonis seluruh budi pekerti yang terdapat dalam ajaran-ajaran agama, kisah-kisah sastra, cerita-cerita orang bijak, dan orang-orang berilmu, sejak jaman dahulu hingga sekarang. Karakter terbentuk dari tiga macam bagian yang saling berkaitan: pengetahuan moral, perasaan moral, perilaku moral. Karakter yang baik terdiri atas mengetahui kebaikan, menginginkan kebaikan, dan melakukan kebaikan-kebiasaan pikiran, kebiasaan hati, kebiasaan perbuatan. Ketiganya penting untuk menjalankan hidup bermoral dan faktor pembentuk kematangan moral. Pengetahuan moral, perasaan moral, dan tindakan moral tidak terpisahkan, namun saling mempengaruhi dengan Pembelajaran Kewirausahaan dan Pemberdayaan UMKM Berbasis Kearifan Lokal untuk Penguatan Ekonomi
17
beragam cara. Penilaian moral dan perasaan moral berpengaruh terhadap perilaku moral, khususnya ketika keduanya hadir bersama. Namun, pengaruhnyapun timbal balik, cara kita berperilaku juga mempengaruhi cara kita berfikir dan merasa. Di Indonesia proses sosialisasi nilai-nilai kearifan lokal dilakukan sejak anak-anak. Pada usia anak-anak, nilai-nilai tertentu biasanya akan mudah mengendap dibandingkan pada usia dewasa. Tidak hanya nilainilai filosofis yang disosialisasikan sejak dini, demikian juga dengan nilai-nilai utama dalam bidang bisnis. Pada masa anak-anak nilai-nilai penting dalam bidang bisnis di Indonesia umumnya ditanamkan melalui permainan-permainan. Pada masyarakat Jawa, transformasi nilai–nilai moral sebagai wujud pendidikan budi pekerti umumnya telah dilakukan melalui tembang (Setyadi, 2012). Teori siklus pembelajaran menyatakan bahwa pembelajaran didapat dari proses belajar atas pengalaman yang didapat dalam aktivitas seharihari yang kemudian disimpulkan dan menjadi konsep maupun sistim nilai yang dipergunakan untuk keberhasilan dimasa yang akan datang. Dalam jangka pendek pembelajaran akan merubah sikap dan kinerja seseorang, sedangkan dalam jangka panjang mampu menumbuhkan identitas dan daya adaptabilitas seseorang yang sangat penting bagi keberhasilannya. Cope dan Watt (2000) menyatakan bahwa kejadian kritis (critical-incident) yang dialami wirausaha dalam kegiatan usahanya sehari-hari mengandung muatan emosional yang sangat tinggi dan pembelajaran tingkat tinggi. Cope dan Watt menekankan pentingnya pembimbingan (mentoring) untuk mengintepretasikan kejadian kritis yang dihadapi sebagai pembelajaran, sehingga hasil pembelajarannya menjadi efektif. Sulivan (dalam Rae 2005) menekankan pentingnya client-mentor matching dalam keberhasilan pembimbingan. Ia mengatakan bahwa pengetahuan, keterampilan, dan pembelajaran dapat difasilitasi ketika dibutuhkan wirausaha, dengan memperhatikan tingkat siklus hidup wirausaha. Lebih jauh, Rae (2004) menggambarkan bahwa pengembangan kemampuan wirausaha dipengaruhi oleh motivasi, nilainilai individu, kemampuan, pembelajaran, hubungan-hubungan, dan 18
PIDATO PENGUKUHAN GURU BESAR
sasaran yang diinginkannya. Sementara itu Minniti dan Bygrave (2001) membuktikan dalam model dinamis pembelajaran wirausaha, bahwa kegagalan dan keberhasilan wirausaha akan memperkaya dan memperbaharui stock of knowledge serta sikap wirausaha sehingga ia menjadi lebih mampu dalam berwirausaha. Wright dalam Rae (2005) menyebutkan bahwa “akumulasi pembelajaran” merupakan salah satu harta tak berwujud yang menjadikan suatu kapabilitas individu atau perusahaan yang tidak dapat ditiru (inimitable), terutama pengetahuan teknis yang tidak kentara (tacit knowledge). Pendidikan dan latihan, mentoring dan belajar dari pengalaman merupakan faktor pembentuk pembelajaran kewirausahaan yang signifikan. Hal ini sesuai dengan pendapat beberapa ahli tentang pembelajaran wirausaha (Rae, 2000; Minniti dan Bygrave, 2001), proses pendidikan dan pelatihan (Gibb, 1993) maupun pembelajaran wirausaha dari pengalaman (Cope dan Watts, 2000). Pembelajaran dapat dipandang sebagai proses perubahan dan pembentukan pengetahuan, keterampilan, sikap dan kemampuan seorang wirausahawan, baik melalui pendidikan, pelatihan, mentoring, ataupun pengalaman. Model Pembelajaran Kewirausahaan Model pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang dirancang atau dikembangkan dengan menggunakan pola pembelajaran tertentu. Pola pembelajaran yang dimaksud dapat menggambarkan kegiatan pendidik dan peserta didik dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan yang menyebabkan terjadinya proses belajar. Pola pembelajaran menjelaskan karakteristik serentetan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik-peserta didik. Model adalah abstraksi dari sistem sebenarnya, dalam gambaran yang lebih sederhana serta mempunyai tingkat persentase yang bersifat menyeluruh, atau model adalah abstraksi dari realitas dengan hanya memusatkan perhatian pada beberapa sifat dari kehidupan sebenarnya (Simamarta, 1983:ix–xii). Penelitian Sapir, dkk. (2013) tentang model pembelajaran berbasis kearifan lokal menggunakan pendekatan berbasis pada model Rae Pembelajaran Kewirausahaan dan Pemberdayaan UMKM Berbasis Kearifan Lokal untuk Penguatan Ekonomi
19
(2005), Priyanto (2009), Ojastu (2010) dan Ward (2005). Dengan mensinergikan keempat model tersebut, Sapir, dkk., berusaha untuk mengamati perilaku wirausahawan industri kreatif berbasis kearifan lokal di Kabupaten Magetan dan mencari kemungkinan pengembangan model dalam proses di lapangan, karena diyakini bahwa fungsi teori dalam kualitatif hanya berfungsi sebagai bahan pemikiran tanpa harus terikat secara mutlak pada teori tersebut. Hasil penelitian Rae (2005) tentang model pembelajaran kewirausahaan menekankan tiga ranah yang menjadi fokus pembelajaran kewirausahaan, yaitu: pengembangan pribadi dan sosial, pembelajaran kontekstual, dan perusahaan dinegosiasikan. Ranah pertama adalah ranah pengembangan pribadi dan sosial. Ranah ini berfokus pada pengembangan identitas kewirausahaan, termasuk kehidupan awal dan pengalaman keluarga, pendidikan dan pembentukan karir, dan hubungan sosial. Ini mencakup pembentukan rasa diri dan aspirasi masa depan. Untuk menjadi wirausahawan yang dikenal mereka harus membuktikan sebagai orang yang giat, orang berusaha untuk menegosiasikan identitas pribadi dan sosial yang mengungkapkan siapa mereka, siapa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka menempuh jalan untuk dikenal dalam konteks sosial mereka. Ranah kedua adalah ranah pembelajaran kontekstual. Pembelajaran kontekstual terjadi melalui partisipasi dalam masyarakat, industri dan jaringan lain di mana pengalaman individu terkait dibandingkan dan makna untuk berbagi dibangun. Melalui situasi pengalaman dan hubungan dengan orang lain dapat terbentuk intuisi dan kemampuan untuk mengenali peluang. Munculnya pembelajaran konteks sosial mereka “bisa menjadi siapa mereka“ dan “bagaimana bekerja dengan orang lain untuk mencapai tujuan mereka” sebagaimana juga realitas “apa yang bisa dan tidak bisa mereka lakukan”. Ranah ketiga adalah ranah Perusahaan dinegosiasikan. Konsep perusahaan dinegosiasikan adalah bahwa usaha bisnis tidak dijalankan oleh satu orang saja, tetapi melalui negosiasi hubungan dengan orang lain. Ide-ide dan aspirasi individu yang diwujudkan melalui proses interaktif dari pertukaran dengan orang lain di dalam dan di sekitar 20
PIDATO PENGUKUHAN GURU BESAR
perusahaan, termasuk pelanggan, investor dan co-aktor seperti mitra perusahaan atau karyawan. Hasil penelitian Priyanto (2009) pada petani tembakau di Jawa Tengah dan nelayan di Nusa Tenggara Timur menghasilkan temuan model yang konsisten. Temuan model kewirausahaannya diawali atau dipengaruhi oleh lingkungan eksternal seperti lingkungan fisik, lingkungan ekonomi, lingkungan sosial dan karakter individu. Kemudian kewirausahaan tidak langsung menyebabkan kinerja usaha, namun harus dimediasi oleh kapasitas manajemen. Ojastu (2010) menggunakan metode human geography, memetakan domain kewirausahaan yang dikontruksikan berdasarkan kisah 36 wirausahawan di Norwegia, dengan mengembangkan kognitif model. Model kognitif menekankan pada proses pencapaian maksimasi keuntungan bisnis yang dipengaruhi oleh realisasi visi (persistensi dan kemauan yang kuat dan keunggulan produk), keefektifan program pemasaran, dan nilai pelanggan. Sementara itu, menurut Ward (2005), terdapat tiga perspektif pemikiran integratif dalam pengembangan model pembelajaran kewirausahaan, yakni: perspektif ekonomi, sosiologis, dan idionsinkratis. Dari perspektif Ekonomi, yang melihat wirausahawan dengan karakteristiknya masing-masing, senantiasa memiliki motif ekonomi dibalik tindakannya. Dari Perspektif Sosiologis yang melihat wirausahawan sebagai anggota dari suatu sistem sosial dan yang dipengaruhi oleh dan melalui pengaruh kegiatan kewirausahaan mereka, lingkungan sosial dan ciri-ciri kepribadian yang menimbulkan sistem sosiologis. Perspektif sosiologis diambil untuk memasukkan spektrum masyarakat dari unit di luar keluarga yang mempengaruhi. Dari perspektif idiosinkratis yang berfokus pada pengusaha sebagai individu dengan kombinasi unik dari karakteristik pribadi dan keyakinan yang dimilikinya ketika bersikap dan bertindak dalam kegiatan bisnisnya. Temuan penelitian Sapir, dkk. (2013) tentang kewirausahaan pada industri kreatif berbasis kearifan lokal melalui pendekatan yang digunakan Cunningham dan Lischeron dalam Ward (2005), merekomendasikan model pembelajaran kewirausahaan berbasis kearifan lokal sebagaimana Gambar 1 berikut. Pembelajaran Kewirausahaan dan Pemberdayaan UMKM Berbasis Kearifan Lokal untuk Penguatan Ekonomi
21
Gambar 1. Model Terpadu Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal
Gambar di atas secara lengkap menunjukkan kegiatan kewirausahaan yang menuntun terbentuknya usaha baru, atau inovasi dalam perusahaan yang sudah ada. Garis tebal menunjukkan urutan proses, meskipun belum dapat dikatakan sebagai alur jalur pasti (correct flow path). Sedangkan garis putus-putus menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan kewirausahaan. Model ini lebih menekankan pada tindakan/aktivitas kewirausahaan. Tindakan memulai usaha dipengaruhi oleh kepribadian, hubungan sosial, kondisi lingkungan, kemampuan berkreasi. Karakteristik kepribadian, meliputi: toleransi terhadap risiko, toleransi terhadap ketidakpastian, memiliki visi, kapasitas memberi inspirasi, kreativitas, pengawasan internal yang tegas, tabah dan gigih, pengendalian diri, kepercayaan diri, energi/semangat tinggi, proaktif, terdorong mandiri, fleksibel, kemampuan belajar, komitmen pada sesama. Hubungan sosial, meliputi: budaya saling ketergantungan, budaya percontohan, budaya tradisi, budaya sukses atau 22
PIDATO PENGUKUHAN GURU BESAR
gagal, jaringan pengaman sosial. Kondisi lingkungan, meliputi: ketersediaan sumberdaya dan fasilitas lokal, peluang pasar, dukungan regulator. Kemampuan berkreasi, meliputi: kemampuan mengontrol sumberdaya dan fasilitas lokal, akses keuangan, membangun aliansi. Sedangkan tindakan/aktivitas kewirausahaan, meliputi: entrepreneurship, dan intrapreneurship. Entrepreneurship adalah kemampuan mencanangkan dan mengelola perusahaan yang dipengaruhi oleh kemampuan teknis (membentuk UKM, marketing, financial, perencanaan strategis, MSDM, manajemen produksi, per masalahan hukum, manajemen logistik, manajemen kualitas, manajemen lingkungan), dan kemampuan berperilaku (komunikasi dan penilaian, negosiasi, kreativitas, pengambilan keputusan, delegasi, hubungan pelanggan & suplier, motivasi, pemecahan masalah, kerjasama tim). Intrapreneurship meliputi inovasi manajemen proses, dan inovasi manajemen produk yang dipengaruhi oleh kemampuan teknis dan kemampuan berperilaku. Temuan penelitian Sapir, dkk. (2013) sebagaimana pada Gambar 1 menunjukkan bahwa sebagai dasar berkembangnya kewirausahaan, industri kreatif dan kearifan lokal merupakan sumber pengetahuan yang dinamis berkembang dan diteruskan dalam bentuk perilaku para pengusaha dan bisa menjadi inspirasi kreatif untuk pengembangan model pengajaran kewirausahaan. Proses pembelajaran kewirausahaan yang terbentuk pada para wirausahawan terdiri dari tiga variabel yang saling mempengaruhi: penanaman nilai-nilai sosial, kepribadian individu wirausaha dan lingkungan bisnis. Ketiganya menginternalisasi di dalam segala upaya aksi dan tindakan berwirausaha. Tindak nyata berwirausaha terwujud dalam perilaku untuk mengelola manajemen perusahaan keluar (entrepreneurship) dan kedalam (intrapreneurship). Internalisasi nilai-nilai lokal telah mempengaruhi pula pola perilaku wirausahawan di mana para usahawan telah menjadi figur dalam kehidupan sosial masyarakat yang secara langsung berpengaruh terhadap perilaku orang lain di tempat tinggal masing-masing informan wirausahawan. Hasil investigasi telah merekomendasikan pengembangan model
Pembelajaran Kewirausahaan dan Pemberdayaan UMKM Berbasis Kearifan Lokal untuk Penguatan Ekonomi
23
pembelajaran kewirausahaan dengan pendekatan Focus Group Discussion (FGD) terhadap subyek dengan pendekatan Problem Based Learning (PBL). Merujuk temuan empiric Rae (2005), Ward (2005) dan Sapir, dkk (2013), menunjukkan bahwa karakteristik kewirausahaan lebih menuntut pada kecerdasan intrapersonal dan interpersonal. Kecerdasan intrapersonal (Intrapersonal Intelligence) merupakan kemampuan untuk membuat persepsi yang akurat tentang diri sendiri dan menggunakan pengetahuannya untuk merencanakan dan mengarahkan kehidupan seseorang. Lingkungan belajar diupayakan berupa menu-menu yang terkait dengan kecerdasan intrapersonal, antara lain: 1) menggambarkan bahwa kemampuan yang dimilikinya dapat membantu menuju kesuksesan; 2) merangkai dan mengejar suatu tujuan; 3) menggambarkan perasaannya tentang sesuatu; 4) menggunakan acuan belajar; 5) membuat suatu jurnal; 6) menerima umpan balik dari orang lain; 7) mengomentari atau menilai hasil pekerjaannya. Sedangkan kecerdasan interpersonal (Interpersonal Intelligence) merupakan kemampuan untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain secera efektif. Lingkungan belajar yang perlu diupayakan berupa menu-menu yang terkait dengan kecerdasan interpersonal, antara lain: 1) memimpin suatu rapat; 2) bersama seorang rekan menggunakan penyelesaian masalah berat; 3) bermain peranan dengan berbagai perspektif; 4) mengatur dan ikut serta dalam sebuah kelompok; 5) mengajarkan orang lain tentang suatu hal; 6) berlatih memberi dan menerima umpan balik; 7) menciptakan suatu sistem/prosedur dari suatu kegiatan (Sutrisno, 2008). Dengan memperhatikan kecerdasan yang harus dimiliki dan lingkungan belajar yang harus diupayakan, maka pendekatan pembelajaran yang lebih sesuai dengan kecerdasan wirausahawan adalah pendekatan cooperative learning dengan model CTL dan PBL. Pendekatan kooperatif mengajarkan nilai-nilai dan pengetahuan akademis secara bersamaan. Manfaat khusus dari pembelajaran kooperatif adalah: mengajarkan nilai kerjasama, membangun komunitas, mengajarkan kemampuan dasar kehidupan, meningkatkan pencapaian akademis, penghargaan diri, dan sikap terhadap lingkungan belajar, berpotensi mengurangi aspek 24
PIDATO PENGUKUHAN GURU BESAR
negative persaingan. Model pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning) merupakan suatu proses belajar yang holistik, bertujuan membantu peserta didik untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajari dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan peserta didik sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural). Dengan demikian, mereka memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/ konteks ke permasalahan/konteks lainnya. Karakteristik pembelajaran berbasis CTL: kerjasama, saling menunjang, menyenangkan, tidak membosankan, belajar dengan bergairah, pembelajaran terintegrasi, menggunakan berbagai sumber, peserta didik aktif. Guru perlu mengkondisikan dan mempersiapkan materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran, dan mengkaitkannya dengan realitas dan kebenaran (konstruktivisme). Komponen CTL meliputi: inquiry, questioning , konstruktivisme, learning community, authentic assessment, modeling, reflection. Model pembelajaran CTL dilaksanakan dengan langkah sebagai berikut: 1) mengkaji materi ajar yang bersifat konsep atau teori yang akan dipelajari peserta didik; 2) memahami latar belakang dan pengalaman hidup peserta didik melalui proses pengkajian secara seksama; 3) mempelajari lingkungan sekolah dan tempat tinggal peserta didik, selanjutnya memilih dan mengkaitkannya dengan konsep atau teori yang akan dibahas; 4) merancang pengajaran dengan mengkaitkan konsep atau teori yang dipelajari dengan mempertimbangkan pengalaman peserta didik dan lingkungan kehidupannya; 5) melaksanakan pengajaran dengan selalu mendorong peserta didik untuk mengkaitkan apa yang sedang dipelajari dengan pengetahuan/pengalaman sebelumnya dan fenomena kehidupan sehari-hari, serta mendorong peserta didik untuk membangun kesimpulan yang merupakan pemahaman peserta didik terhadap konsep atau teori yang sedang dipelajarinya; 6) melakukan penilaian autentik (authentic assessment) yang memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan penguasaan tujuan dan pemahaman yang mendalam terhadap pembelajarannya, sekaligus pada saat yang bersamaan dapat meningkatkan dan menemukan cara untuk peningkatan pengetahuannya. Pembelajaran Kewirausahaan dan Pemberdayaan UMKM Berbasis Kearifan Lokal untuk Penguatan Ekonomi
25
Model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) adalah pembelajaran yang didasari oleh dorongan penyelesaian masalah. Sebagai model pembelajaran, PBL menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru. Prinsip dasar model ini menekankan bahwa pembelajaran berawal dari adanya masalah (soal, pertanyaan, dsb) yang perlu diselesaikan; masalah yang dihadapi akan merangsang peserta didik untuk mencari solusinya; peserta didik mencari/membentuk pengetahuan baru untuk menyelesaikan masalah. Beberapa Kelebihan PBL diantaranya adalah merangsang keterbukaan pikiran serta mendorong peserta didik untuk melakukan pembelajaran yang reflektif, kritis dan aktif; merangsang peserta didik untuk bertanya dan menggali pengetahuan secara mendalam; mencerminkan sifat alamiah pengetahuan, yaitu: kompleks dan berubah-ubah sesuai kebutuhan, sebagai respons terhadap masalah yang dihadapi. Kompetensi yang dikembangkan meliputi: beradaptasi dan berpartisipasi dalam perubahan, mengenali dan memahami masalah serta mampu membuat keputusan yang beralasan dalam situasi baru, menalar secara kritis dan kreatif, mengadopsi pendekatan yang lebih universal atau menyeluruh, mempraktikkan empati dan menghargai sudut pandang orang lain, berkolaborasi secara produktif dalam kelompok, mengenal kekuatan dan kelemahan diri sendiri serta menemukan cara untuk mengatasi kelemahan diri; self-directed learning. Karakteristik masalah PBL adalah: 1) masalah dapat berupa tugas melakukan sesuatu, pertanyaan atau hasil identifikasi dari keadaan yang ada di sekitar peserta didik; 2) masalah berupa tugas yang tidak memiliki struktur yang jelas sehingga merangsang peserta didik untuk mencari informasi untuk memperjelasnya, 3) masalah harus cukup kompleks dan ambigu sehingga peserta didik terdorong untuk menggunakan berbagai strategi penyelesaian masalah, teknik dan ketrampilan berpikir; 4) masalah harus bermakna dan ada hubungannya dengan kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik termotivasi mengarahkan dirinya untuk menyelesaikan masalah dan mengujinya secara praktis. Langkahlangkah PBL adalah sebagai berikut: 1) guru menjelaskan tujuan 26
PIDATO PENGUKUHAN GURU BESAR
pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih; 2) guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.); 3) guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah; 4) guru membantu peserta didik dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya; 5) guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan PEMBERDAYAAN UMKM Temuan empirik menunjukkan bahwa ketika terjadi krisis ekonomi, usaha mikro kecil dan menengah memiliki daya tahan yang lebih kuat dibanding usaha besar. Setidaknya terdapat dua pelajaran penting yang dapat dipetik pelajaran dari krisis ekonomi tahun 1998. Pertama, pembangunan ekonomi yang tidak berbasis pada potensi dan kekuatan sendiri (berbasis pada hutang dan impor), sangat rentan terhadap perubahan faktor eksternal dan dapat membawa masyarakat, bangsa dan negara ke dalam krisis yang bekepanjangan. Kedua, pendekatan pembangunan yang serba sentralistik, serba seragam dan hanya berpusat pada pemerintah ternyata tidak menghasilkan struktur sosial ekonomi bangsa yang memiliki fondasi kokoh, bahkan cenderung menghasilkan ekonomi yang didominasi usaha skala besar penuh dengan kepentingan sekelompok kecil orang dengan kinerja yang seolah-olah kuat tetapi sebenarnya sangat rapuh (Pratikto, 2010). Hal demikian menjadikan KUMKM sebagai salah satu sektor pembangunan yang penting untuk memperoleh perhatian. Melihat strategisnya sektor UMKM dalam pembangunan ekonomi bangsa, perkembangan UMKM di Indonesia mendapat perhatian serius dari pemerintah maupun kalangan masyarakat luas, terutama karena Pembelajaran Kewirausahaan dan Pemberdayaan UMKM Berbasis Kearifan Lokal untuk Penguatan Ekonomi
27
UMKM menyumbang sangat banyak kesempatan kerja dan oleh karenanya merupakan salah satu sumber penting bagi penciptaan pendapatan. Selain kontribusinya terhadap pertumbuhan kesempatan kerja dan sebagai salah satu sumber penting pendapatan UMKM di Indonesia juga sangat diharapkan, karena memang mempunyai potensi besar, sebagai salah satu sumber penting perkembangan dan pertumbuhan ekspor. Kondisi UMKM Data Kementrian Negara Koperasi dan UKM Indonesia (2013) jumlah UKM mencapai 55,2 juta atau 90% dari jumlah usaha di Indonesia. Pada tingkat propinsi, peran UMKM memiliki kontribusi nilai tambah perekonomian yang sangat besar. Hal ini dapat dilihat pada perkembangan UMKM di Jatim. Pada tahun 2012 jumlah pelaku UMKM sebanyak 6,8 juta unit usaha, dengan besaran kontribusi nilai tambah sebesar 54,48% terhadap pembentukan total PDRB Jatim, pertumbuhan ekonomi 7,27%. Investasi tahun 2012 sebesar 133,49 Trilyun (60% oleh UMKMK). Penyerapan tenaga kerja di Jatim 11.117.439 orang. Sedangkan kondisi UKM di Jatim 2013-2014 menunjukkan bahwa UKM di Jatim 6,8 juta, namun hanya 6% yg berhasil. Kontribusinya thd PDRB Jatim sebesar 54,7% (2014). Oleh Karena itu, perekonomian Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peran UKM, maka sudah menjadi keharusan untuk mengembangkan Wirausahawan. Langkah strategis untuk memberdayakan Kelompok Wirausaha Baru dalam kaitan memunculkan Produk Unggulan Lokal/Daerah merupakan langkah “urgent” (Siswoyo, 2014). Tantangan Terdapat beberapa tantangan dalam upaya pemberdayaan UMKM, antara lain adalah Globalisasi ekonomi dengan berbagai implikasinya. Globalisasi berimplikasi pada kesiapan untuk memanfaatkan peluang ekonomi yang semakin terbuka; persaingan global yang ditandai dengan aliran investasi dari usaha besar dan UMKM negara lain; pada kondisi ekonomi tanpa batas, gejolak perekonomian di negara lain berpengaruh 28
PIDATO PENGUKUHAN GURU BESAR
pada kinerja perekonomian domestik, kinerja dunia usaha, dan penciptaan lapangan kerja. Tantangan UMKM berikutnya adalah penerapan rencana aksi Masyarakat Ekonomi ASEAN pada tahun 2015 ini, peningkatan kapasitas SDM masyarakat dan UMKM dan koperasi untuk mendukung pemanfaatan dan peningkatan nilai tambah sumber daya alam melalui penerapan iptek, dan peningkatan koordinasi dan sinergi pemangku kepentingan UMKM dan koperasi. Sementara itu, isu strategis pemberdayaan koperasi dan UMKM adalah: 1) Peningkatan produktivitas UMKM. Struktur pelaku usaha didominasi usaha mikro yang informal, memiliki aset, kualitas SDM, akses ke pembiayaan dan produktivitas yang terbatas (95,72% UM: 6.533.694 unit dari 6.825.931 unit, berdasarkan sensus UMKM 2012); 2) Peningkatan Akses permodalan bagi koperasi dan UMKM kepada sumber-sumber pembiayaan dan layanan keuangan lainnya (Kredit UMKM rata2 hanya 27,1% total kredit); 3) Peningkatan daya saing koperasi dan UMKM dalam hal kecepatan penguasaan teknologi dengan produk permintaan pasar (kepemilikan sertifikat strandarisasi, jaminan mutu produk UMKM dan inovasi masih terbatas); 4) Pengembangan ekonomi syariah (Rata-rata proporsi total aset Bank Syariah 4,3% dari total aset perbankan, DPK Bank Syariah 4,1% dari total DPK); 5) Peningkatan kemitraan lembaga keuangan perbankan maupun non perbankan dalam pembiayaan usaha mikro dan kecil. (Bank Besar mendominasi segmentasi pasar koperasi); 6) Terbatasnya kelembagaan peningkatan kapasitas UMKM dalam menumbuhkan wirausaha baru (2 inkubator bisnis) (Dinas Koperasi dan UKM Prov. Jatim, 2010). Strategi Pemberdayaan Merujuk pada tantangan dan isu strategis di atas, strategi pemberdayaan UMKM yang perlu dilakukan antara lain adalah: 1) memperluas akses permodalan bagi UMKM melalui lembaga keuangan bank maupun non-bank, 2) meningkatkan peran UMKM dan koperasi dalam aktivitas ekonomi, 3) peningkatan inkubasi kewirausahaan bagi calon wirausaha baru. Strategi tersebut akan terimplementasikan dengan Pembelajaran Kewirausahaan dan Pemberdayaan UMKM Berbasis Kearifan Lokal untuk Penguatan Ekonomi
29
efektif jika diikuti dengan kebijakan yang diarahkan pada: 1) Perluasan jaringan akses permodalan UMKM melalui peran stimulasi pemerintah sebagai stimulan, lembaga keuangan bank dan non-bank, dengan mengutamakan pendampingan kepada UMKM untuk kelancaran pembiayaan usaha; 2) Peningkatan peran lembaga keuangan Bank non bank untuk memperbesar pangsa kredit kepada UMKM melalui pemanfaatan idle money; 3) Peningkatan perluasan jaringan Bank UMKM di wilayahwilayah strategis untuk mendukung kemudahan akses permodalan bagi UMKM; 4) Optimalisasi peran UMKM terhadap pembentukan PDRB, dan penciptaan lapangan kerja melalui fasilitasi skema pembiayaan, peningkatan daya saing, perluasan dan penguatan kelembagaan, serta peningkatan usaha koperasi; 5) Perluasan cakupan kelompok sasaran, substansi pendidikan dan pelatihan UMKM untuk efisiensi dan efektivitas proses usaha, termasuk manajemen pemasaran; 6) Penyediaan dan perluasan akses pasar bagi UMKM dengan mengutamakan tujuan pasar dalam negeri, selanjutnya didorong untuk mampu bersaing ke pasar internasional; 7) Peningkatan dukungan pengembangan usaha mikro tradisional dan pengrajin melalui pembinaan sentra-sentra produksi/klaster disertai dukungan penyediaan infrastruktur yang makin memadai; 8) Peningkatan dan pengembangan LKM pedesaan untuk mendukung pengembangan koperasi dan UMKM; dan 9) Peningkatan kualitas SDM pengelola koperasi dan melalui pelatihan untuk mendukung pengembangan koperasi, termasuk Kopwan, Koppontren, dan Kopkar. Program Prioritas Pemerintah, khususnya pemerintah provinsi Jawa Timur, dalam upaya implemetasi strategi pemberdayaan Koperasi UMKM telah menyusun program prioritas pengembangan UMKM, yakni dengan peningkatan Kapasitas dan Daya Saing UMKM melalui penguatan skill (Keterampilan), manajemen (Keuangan dan Pemasaran), akses Permodalan; juga melakukan pengembangan Lembaga Pembiayaan berbasis fungsional dan kelompok mikro lainnya dengan target 5.000 kelompok. 30
PIDATO PENGUKUHAN GURU BESAR
Program pendukung capaian kinerja sektor dilaksanakan dengan: 1) optimalisasi kebijakan sistem kapitalisasi (melalui penguatan linkage perbankan (PT Bank Jatim-BPR Jatim) dan Penjaminan kredit melalui PT Jamkrida); 2) Peningkatan dan Pengembangan Koperasi di sektor produktif (Pertanian, Perikanan, Kehutanan, Perkebunan dan perdagangan); 3) Pengembangan Koperasi berbasis syariah; 4) Peningkatan daya saing UMKMK melalui optimalisasi klinik UMKMK, Promosi/ pameran Dagang dalam/luar negeri, Gedung pamer, Gedung Pusat souvenir dan inkubator bisnis; 5) Peningkatan dan penguatan kualitas kelembagaan koperasi; 6) Pelatihan dan bantuan stimulan bagi usaha mikro dan kecil; 7) Optimalisai kegiatan prioritas lainnya yg mendukung pencapaian kinerja sektor (Dinas Koperasi dan UKM Prov. Jatim, 2010) Peran Strategis Klinik Bisnis (KB) dan Lembaga Penjaminan Pembiayaan (LPP) Pemberdayaan UMKM menjadi tanggungjawab bersama antara Pemerintah, Lembaga Pendidikan (terutama Perguruan Tinggi), Lembaga keuangan Bank dan Non Bank, dan masyarakat. Untuk mendukung strategi pemberdayaan dan program prioritas pemerintah dalam rangka pemberdayaan UMKM maka perlu dibentuk Klinik Bisnis dan Lembaga Penjaminan Pembiayaan (LPP). Hal ini didasarkan pada realitas bahwa belum ada suatu wadah yang berfungsi sebagai lembaga pemberdayaan yang dapat mewujudkan kebersamaan untuk menyelesaikan problem UMKM terutama berkaitan dengan keterbatasan mengakses sumber daya produktif, keterbatasan permodalan, kemampuan manegerial serta kemampuan mengakses jaringan pasar yang lebih luas, maka perlu dibentuk wadah yang lahir dari prakarsa lokal sebagai sebuah program prioritas dan agenda penting yang diharapkan dapat menjawab tahap demi tahap masalah klasik yang selama ini dihadapi oleh UMKM. Klinik Bisnis ini berfungsi melakukan diagnosis UMKM-K yang ada dan usaha baru yang berpotensi untuk dikembangkan. Memberikan proses pembelajaran dalam mengatasi problem dibidang usaha yang Pembelajaran Kewirausahaan dan Pemberdayaan UMKM Berbasis Kearifan Lokal untuk Penguatan Ekonomi
31
terkait dengan kelayakan usaha, pengembangan produk dan pasar, membangun kemitraan usaha dan permodalan, menuju penguatan kelembangangan usaha dan kesinambungan usaha. Menjalin hubungan sinergitas dan komunikasi bisnis antara UMKM dengan Pelaku Bisnis lainnya. Bentuk layanan dapat dikelompokkan menjadi layanan: konsultasi bisnis, informasi bisnis, pendampingan bisnis, dan pelatihan bisnis. Layanan konsultasi bisnis, dengan kegiatan melayani konsultasi UMKM sesuai dengan permasalahan yang dihadapi mereka. Layanan informasi bisnis, meliputi penyediaan WEBSITE Klinik KUMKM yang menyediakan data antara lain: 1) data berbagai program kredit dari Perbankan, baik Pemerintah dan Swasta, 2) data berbagai program perkuatan permodalan dari Pemerintah Pusat/Propinsi/Kab/Kota, 3) data berbagai fasilitas yang bermandfaat bagi UMKM yang ada di Perguruan Tinggi, dan Stakeholders, dan lain-lain. Layanan advokasi/ pendampingan, antara lain pendampingan: 1) pengurusan proses kredit di Perbankan, 2) pengurusan merk/HAKI, 3) pembenahan pengelolaan usaha di lokasi UKM, 4) operasional Klinik KUMKM di Kab/Kota. Layanan pelatihan singkat, meliputi: 1) pelatihan singkat pembuatan produk (Pembuatan Kue Kering, Batik, Bordir, dll), 2) pelatihan singkat managerial (pelatihan menjadi wirausaha baru, pelatihan memulai usaha, pelatihan mengurus perijinan usaha, pelatihan pengurusan merk, pelatihan manajeman pemasaran, produksi, keuangan, dll ). Untuk mewujudkan Klinik Bisnis UMKM yang handal dibutuhkan dukungan dan kelembagaan, yakni Dinas Koperasi dan UMKM, BUMN/BUMD, BUS, Perguruan Tinggi, Asosiasi Profesi, Lembaga Keuangan Perbankan. Berikut ini adalah gambar 2 tentang strategi tindakan Klinik Bisnis UMKM. Berikut ini gambar 2 tentang strategy action Klinik Bisnis pemberdayaan UMKM.
32
PIDATO PENGUKUHAN GURU BESAR
Gambar 2. Action Strategy Klinik Bisnis UMKM
Sementara itu (Sufri, 2013) urgensi Lembaga Penjaminan Pembiayaan didasarkan pada alasan bahwa Pemerintah telah menerbitkan kebijakan baik melalui intervensi langsung maupun yang bersifat pendukung atau komplementer. Diantaranya adalah Inpres No. 3 Tahun 2006 tentang Paket Kebijakan Perbaikan Iklim Investasi dan Inpres No. 6 tahun 2007 tentang Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan UMKM. Kebijakan-kebijakan yang dipandang dapat membantu mengatasi masalah permodalan UMKM tersebut tentu telah menunjukkan hasil. Persoalannya kemudian bahwa capaian hasil tersebut belum menggembirakan. Ini ditunjukkan oleh sering munculnya keluhan dari kalangan pengelolah UMKM terhadap syarat penjaminan yang mereka harus penuhi dalam mengakses kredit. Karena itu dengan memanfaatkan fasilitas pembiayaan, maka praktis dibutuhkan Lembaga Penjaminan Pembiayaan (LPP). Keberadaan LPP adalah merupakan Pembelajaran Kewirausahaan dan Pemberdayaan UMKM Berbasis Kearifan Lokal untuk Penguatan Ekonomi
33
salah satu bentuk subsidi tanpa menimbulkan distorsi, karena perkembangan UMKM selalu dihambat oleh ketidakmampuan mengakses pembiayaan lantaran persyaratan jaminan (collateral) yang tidak dapat terpenuhi atau dianggap tidak bankable, maka LPP menjadi sedemikian penting untuk mengatasi masalah Pembiayaan yang dibutuhkan oleh UMKM atas produk perbanakan, baik dari sisi penyaluran, perhimpunan dan jasa yang dibutuhkan. Bagi kepentingan pernakan keberadaan Penjaminan Pembiayaan dapat meningkatkan peluang untuk memperoleh keuntungan dan menurunkan resiko ketidak pastian. Keberadaan perusahaan penjamin juga menjadi arahan pemerintah untuk mendorong sektor riil yang berbasis pada UMKM. Pengalaman menunjukkan bahwa salah satu penyebab krisis terjadi akibat ketidak seimbangan antara sektor keuangan dengan sektor riil. Dengan demikian manfaat dan peran LPP antara lain adalah; 1) berkembangnya UMKM mendorong kegiatan ekonomi produktif, meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), serta penguatan ekonomi lokal sebagai bahagian yang sangat mendukung ketahanan ekonomi daerah; 2) menciptakan multiplier effect atas berkembangnya UMKM melalui dukungan penjaminan kredit yang selama ini UMKM dibatasi oleh kemampuan sumber permodalan, sehingga dengan itu, akan memperkuat struktur permodalan bagi tumbuh dan berkembangnya UMKM; 3) bermanfaat bagi pihak perbankan untuk mengurangi resiko atas pemberian kredit yang sesungguhnya dianggap tidak bankable, karena itu penting bagi pihak berkepentingan untuk melakukan seleksi terhadap UMKM yang mana memungkinkan memperoleh penjaminan. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh Siswoyo, dkk (2014), tentang program pendampingan UMKM dalam rangka pembentukan kelompok wirausaha baru di Jawa Timur dengan sasaran program: 1) pelaku UMKM di Kabupaten/Kota, 2) masing-masing kabupaten/kota terdiri dari 4 desa/kelurahan yang dipilih berdasarkan kepemilikan potensi menghasilkan produk unggulan lokal/daerah, 3) masing-masing desa/kelurahan sebanyak 10 orang pelaku UMKM yang mempunyai produk homogen merupakan contoh kongkrit bentuk layanan yang bisa 34
PIDATO PENGUKUHAN GURU BESAR
diwadahi dalam Klinik Bisnis. Program Siswoyo dkk (2014) dilaksanakan dengan tujuan penumbuhan dan penguatan kelompok wirausaha baru produk potensi lokal, Fasilitasi kelompok wirasahawan baru agar membentuk Jaringan Usaha untuk menjaga kontinuitas dan pengembangan usahanya. Lingkup kegiatan program meliputi: 1) koordinasi dan identifikasi keberadaan produk & produsen potensi lokal/daerah; 2) analisis dan klarifikasi wirausaha baru yang memiliki produk potensi lokal/daerah; 3) sosialisasi kegiatan pendampingan bagi wirausaha baru produk potensi lokal/daerah; 4) pendampingan kepada kelompok wirausaha baru yang memproduksi produk potensi lokal; 5) evaluasi pelaksanaan memproduksi produk yang berpotensi menjadi unggulan lokal. Jika program tersebut dilakukan secara berkesinambungan dan diwadahi dalam Klinik Bisnis maka akan mampu memberdayakan UMKM yang pada gilirannya akan memperkuat ekonomi masyarakat dan daya saing bangsa. PENUTUP Bapak/Ibu, hadirin sidang senat yang saya muliakan Berdasarkan kondisi obyektif dan masalah yang dihadapi UMKM sebagaimana yang telah saya sampaikan tadi, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kearifan lokal merupakan cerminan dari bagaimana masyarakat memandang dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan fisik. Karakteristik penting dari kearifan lokal bahwa hal itu berasal dari pengalaman atau kebenaran yang diperoleh dari kehidupan. Bagi wirausahawan, premis-premis umum yang selama ini menjadi dasar memecahkan permasalahan kadang tidak mampu menjawab dengan baik pada komunitas lokal. Masyarakat berupaya mencari solusi masalah tanpa menggunakan standar premis umum yang berlaku bagi wirausahawan, dan diyakini bahwa kearifan lokal yang lahir karena pengalaman, selama ini telah menjadi jawaban solusi yang tepat atas masalah kewirausahaan yang dihadapinya. Pembelajaran Kewirausahaan dan Pemberdayaan UMKM Berbasis Kearifan Lokal untuk Penguatan Ekonomi
35
2. Kekhawatiran berbagai pihak akan musnahnya nilai-nilai lokal akibat gelombang globalisasi terbukti tidak berlangsung lama. Hal ini didasarkan pada realitas bahwa banyak masyarakat berbagai daerah dan Negara yang masih berpegang kuat pada kearifan lokal. Berfikir global bertindak menurut nilai-nilai lokal adalah falsafah yang dianut perusahaan-perusahaan multinasional. Untuk dapat bertindak secara lokal, maka pemahaman terhadap kearifan lokal menjadi sangat penting dalam dunia bisnis. Sektor pendidikan dan kebudayaan memiliki peran strategis dalam proses internalisasi nilai-nilai kearifan lokal dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat. 3. Terdapat tiga ranah yang menjadi fokus pembelajaran kewirausahaan, yaitu pengembangan pribadi dan sosial, pembelajaran kontekstual, dan perusahaan dinegosiasikan. Terdapat tiga perspektif pemikiran integratif dalam pengembangan model pembelajaran kewirausahaan, yakni perspektif ekonomi, sosiologis, dan idionsinkratis. Kejadian kritis yang dialami wirausaha dalam kegiatan usahanya sehari-hari mengandung muatan emosional sangat tinggi dan pembelajaran tingkat tinggi. Oleh karena itu, pembimbingan (mentoring) dirasa penting untuk mengintepretasikan kejadian kritis yang dihadapi sebagai pembelajaran agar hasil pembelajarannya menjadi efektif. Dengan demikian, pembelajaran kewirausahaan yang lebih sesuai adalah menggunakan pendekatan kooperatif learning dengan model CTL dan PBL. 4. Tantangan pemberdayaan UMKM adalah globalisasi ekonomi dengan berbagai implikasinya dan penerapan rencana aksi Masyarakat Ekonomi ASEAN pada tahun 2015 ini, peningkatan kapasitas SDM masyarakat dan UMKM dan koperasi untuk mendukung pemanfaatan dan peningkatan nilai tambah sumber daya alam melalui penerapan iptek. Untuk itu strategi pemberdayaan UMKM yang perlu dilakukan adalah: 1) memperluas akses permodalan bagi UMKM melalui lembaga keuangan bank maupun non-bank, 2) meningkatkan peran UMKM dan koperasi dalam aktivitas ekonomi, 3) peningkatan inkubasi kewirausahaan bagi calon wirausaha baru. 36
PIDATO PENGUKUHAN GURU BESAR
5. Dalam rangka memperkuat ekonomi dan daya saing bangsa, Perguruan Tinggi memiliki peran strategis mendorong tumbuhnya wirausahawan baru melalui penerapan model pembelajaran kewirausahaan yang efektif, dan meningkatkan pemberdayaan UMKM melalui pembentukan wadah Klinik Bisnis. Klinik Bisnis ini berfungsi memberikan layanan konsultasi bisnis, informasi bisnis, advokasi dan pendampingan serta pelatihan bisnis. Bapak/Ibu dan Hadirin yang saya muliakan, Untuk mengakhiri pidato ini, ijin perkenankan saya dan keluarga menghaturkan ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggitingginya kepada semua pihak yang telah membantu dalam mencapai jabatan akademik guru besar dalam bidang Ilmu Pendidikan Ekonomi, teriring doa semoga Allah memberikan balasan kebaikan yang banyak kepada mereka. Pertama, kami haturkan terimakasih kepada Rektor UM Prof. Dr. H. Achmad Rofi’udin, M.Pd; Ketua Senat UM Prof. Dr. H. Suko Wiyono, S.H. M.Hum. dan Ketua Komisi Guru Besar UM Prof. Dr. H. Suhadi Ibnu, M.Pd; Dekan FE UM Prof. Dr. H. Budi Eko Sutjipto, M.Ed, M.Si; Ketua Jurusan Manajemen atas peran dan dukungannyanya sehingga saya mencapai gelar akademik seperti saat ini. Kedua, ucapakan terimakasih saya sampaikan kepada sejawat dosen dan staf kepegawaian baik di tingkat Fakultas Ekonomi maupun UM yang berperan dalam proses kenaikan pangkat. Ucapan terimakasih saya haturkan kepada Pembimbing dan penguji disertasi di Pascasarjana UM: Prof. Dr. H. Salladien (alm), Dra. Hj. Malikah Thowaf, MA, Ph.D; Dr. Sunaryanto, M.Ed; Prof. Dr. H. Agus Syuman, SE, DEA., Prof. Dr. H. Umar Nimran, MA. Terkhusus saya sampaikan ucapan terimakasih kepada Prof. Dr. H. Bambang Banu Siswoyo, M.M; Prof. Dr. Ery Tri Jatmiko, M.A, M.Si; Prof. Dr. F. Danardana Murwani, M.M.; Prof. Dr. H. Ali Syaukah, M.A. atas peran dan dukungan beliau dalam berkarya dan proses kenaikan pangkat. Pembelajaran Kewirausahaan dan Pemberdayaan UMKM Berbasis Kearifan Lokal untuk Penguatan Ekonomi
37
Ucapan terimakasih juga saya haturkan kepada para guru/dosen saya mulai dari SD, SMP, SMA, S1 Pendidikan Bisnis IKIP MALANG, S2 Ilmu Manajemen Pascasarjana UNAIR Surabaya, S3 Pendidikan Ekonomi Pascasarjana UM. Demikian juga, terimakasih kepada sahabat dan teman-teman seperjuangan kuliah di S1, S2, S3. Teristimewa saya haturkan ucapan terimakasih serta penghargaan yang setinggi-tinginya kepada kedua orang tua saya Ibu Suminatun (alm) dan Bapak Djoeremi (alm), atas doa, kasih-sayang pengorbanan dan pendidikan beliau sehingga saya meraih gelar akademik ini, semoga Allah senantiasa memberikan ampunan dan rahmat kasih sayang-Nya beliau berdua; istri saya Totty Mundiwati dan ketiga anak saya Rizky, Rendy, Rininta, dan anak menantu Ajeng W. atas doa, dukungan, dan pengorbanannya sebagai kekuatan dan motivator saya. Akhirnya, saya mengucapkan terimakasih kepada bapak/Ibu hadirin yang dengan sabar mendengarkan pidato pengukuhan ini, mohon maaf atas semua kesalahan dan kekhilafan. Semoga pidato ini bermanfaat bagi pengembangan keilmuan di lingkungan UM. Ya Allah ya Robbi sumber segala pelita, sinarilah hati kami dengan sinar kemurnian iman, terangilah hati kami dengan cahaya kebenaran ilmuMu, dan berilah kami kekuatan untuk menjadikan kebenaran sebagai sikap perilaku hidup kami. Ya Allah ya robbi dzat Yang Maha Mendidik, hiasilah hati kami dengan sifat indahMu yang Maha santun, rendah hati, pandai menghormati dan menghargai, sifat iba-kasih kepada sesama, jauhkan kami dari sifat dumeh, angkuh, iri-dengki, sombong yang hanya akan menutup hati kami dari cahanya kebenaran-Mu. Ya Allah ya Robbi sumber segala petunjuk, tunjukkanlah kepada kami yang benar itu adalah benar, dan berilah kekuatan bagi kami untuk mentaatinya, tunjukkanlah kepada kami yang salah itu adalah salah dan berilah kekuatan kepada kami untuk menghindarinya.
38
PIDATO PENGUKUHAN GURU BESAR
Ya Allah ya Robbi sumber segala kebahagiaan dan keselamatan, bahagiakanlah kami dalam kehidupan dunia yang pendek ini dan akhirat yang kekal nanti, serta selamatkanlah kami dari pedihnya api neraka. Ya Allah kabulkanlah do’a kami, amin. Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarakatuh.
Pembelajaran Kewirausahaan dan Pemberdayaan UMKM Berbasis Kearifan Lokal untuk Penguatan Ekonomi
39
DAFTAR RUJUKAN A Ward, Department of Electronics, University of York. 2005. An integrated model of Entrepreneurship and Intrapreneurship. Emeraldh Insight source of Journal. Benzing, C., Kara. 2009. Entrepreneurs in Turkey: A Factor Analysis of Motivations, Success Factors, and Problems. Journal of Small Business Management; Jan 2009; 47 (1), pp. 58-91; Academic Research Library. Budiyanto, Moch. Agus Krisno. 2010. Model Pengembangan Ketahanan Pangan Berbasis Pisang Melalui Revitalisasi Nilai Kearifan Lokal. Jurnal Teknik Industri, Vol. 11, No. 2, Agustus 2010: 170–177. Cope, J., dan Watts, G. 2000. Learning by Doing: An Exploration Of Critical Incidents And Reûection In Entrepreneurial Learning, International Journal of Entrepreneurial Behaviour. Deakins, D., dan Freel, M. 1998, Entrepreneurial learning and the growth process in SMEs, The Learning Organization, Vol. 5 No. 3, pp. 144–55. Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur. 2010. Kebijakan Pemerintah Provinsi Dalam Pembentukan Dan Pemberdayaan UKM. Makalah dalam Seminar Regional di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang 27 Oktober 2010. Djakfar, M. 2011. Etos Bisnis Etnis Madura Perantauan Di Kota Malang: Memahami Dialektika Agama Dengan Kearifan Lokal. Iqtishoduna, Vol. 7, No. 2 tahun 2011. Gobyah, I.K. 2003. Berpijak pada Kearifan Lokal. Balipost, Rabu Umanis, 17 September 2003. Indrawati, S.W. 2007. Identifikasi Nilai-nilai Kearifan Lokal (Local Wisdom)Dalam Permainan Tradisional Etnis Sunda. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia. Lickona, T. 2013. Educating for Character (diterjemah oleh Lita S). Bandung: Penerbit Nusa Media. Makkulau, M. Farid W. 2012. Kearifan Lokal Bugis dalam Manajemen Perusahaan. Kompasiana.com. Diunduh 6 September 2012. Meliono, I. 2011. Understanding the Nusantara Thought and Local Wisdom. International Journal for Historical Studies, 2(2) 2011. Mungmachon, R. 2012. Knowledge and Local Wisdom: Community Treasure. International Journal of Humanities and Social Science. Vol. 2, No. 13, July 2012. 40
PIDATO PENGUKUHAN GURU BESAR
Ojastu, D.R. 2010.Cognitive model of entrepreneurship and its reflection in three Scandinavian graduate programmes. Online http://denissr.blogspot.com/ 2010/09/ cognitive-model-of-entrepreneurship-and.html. diakses 21 Februari 2013 Pratikto, H. 2012. Strategi Implementasi Kewirausahaan Pusat Sumber Belajar Bersama Dalam Meningkatkan Kompetensi Tenaga Kependidikan. Jurnal Ilmu Pendidikan. Tahun 17, Vol. 6, 2011, Hal. 445–453. Pratikto, H. 2010. Penguatan Daya Saing Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial. Polinema, Purba, S. 2013. APEC: Proksi Perang Raksasa Ekonomi Global di kawasan Asia Pasifik. http://www.bisnis.com/apec-proksi-perang-rakhttp:// www.bisnis.com/apec-proksi Diakses 5 Januari 2015. Priyanto, S.H. 2009. Mengembangkan Pendidikan Kewirausahaan di Masyarakat. Andragogia, Jurnal PNFI/volume 1/no./November 2009. Rae, D. 2005. Entrepreneurial Learning: a Narrative-Based Conceptual Model. Journal of Small Business and Enterprise Development, Vol. 12 Iss: 3 pp. 323– 335. Republika online . Mengintip Kekuatan ASEAN-5 Plus , Selasa, 09 September 2014, 15:00 WIB. diakses 6 Januari 2015. Samudra, A.A. 2010. Pertimbangan Kearifan Lokal Dalam Perspektif Administrasi Publik Dan Public Finance. Pidato Pengukuhan Guru Besar Universitas Ngurah Rai pada 31 Juli 2010. Bali: Universitas Ngurah Rai. Sapir, Pratikto, H., Hermawan, A., Wasiti. 2014. Pembelajaran Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal (laporan Hasil Penelitian). Malang: LP2M Universitas Negeri Malang Setiyadi, P. 2012. Pemahaman Kembali Local Wisdom Etnik Jawa dalam Tembang Macapat dan Pemanfaatannya Sebagai Media Pendidikan Budi Pekerti Bangsa. Magistra No. 79 Th. XXIV Maret 2012. ISSN 02159511 Siswoyo, B.B. 2014. Sosialisasi Program Pendampingan UMKM dalam Rangka Pembentukan Kelompok Wirausaha Baru di Jawa Timur. Malang: UM 19 Oktober 2014. Shane, S., dan Venkataraman, S. 2000. The Promise of Entrepreneurship as a ûeld of Research, Academy of Management Review, Vol. 25 No. 1, pp. 21726.
Pembelajaran Kewirausahaan dan Pemberdayaan UMKM Berbasis Kearifan Lokal untuk Penguatan Ekonomi
41
Sufri, M. 2013. Pemberdayaan UMKM dalam Memanfaatkan Perbankan Syariah. Makasar: Makalah dalam Forum Riset Perbankan Syariah Nasional V, 26-27 Juni 2012. Sutrisno, J. 2008. Model-model Pembelajaran SMK. Jakarta: Direkturat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Kemendiknas. Syam, N. 2010. Local Wisdom untuk Pendidikan. Online: http://nursyam.sunanampel.ac.id/?p=2155. Diakses 3 Februari 2012. Tim Wacana Nusantara. 2009. Kearifan Lokal dalam Sastra Bugis Klasik http:// www.nusantaraonline.com Wijayanto, A. 2012. Kearifan Lokal Dalam Praktik Bisnis Di Indonesia. Semarang: Administrasi Bisnis FISIP Universitas Diponegoro Winarno, A. 2010. Pembelajaran Internalisasi Nilai-Nilai Kewirausahaan: Model Efektif Pengembangan Sikap Kewirausahaan Siswa. Jurnal Ekonomi Bisnis. Tn. 15. No. 3, Hal. 254–259
42
PIDATO PENGUKUHAN GURU BESAR
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : NIP : Tempat dan Tanggal Lahir : Jenis Kelamin : Agama : Pekerjaan : Golongan/Pangkat : Jabatan Fungsional Akademik : Perguruan Tinggi : Alamat Kantor : Telp./Faks. : Alamat Rumah
:
Telp./Faks. Alamat e-mail
: :
Istri Anak
: :
Prof. Dr. H. Heri Pratikto, M.Si 19610618 198601 1 001 Trenggalek, 18 Juni 1961 Laki-laki Islam Dosen Jurusan Manajemen FE UM Pembina Utama Muda, IVc Guru Besar Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang 0341-551312, 585913, faks: 0341552888 Perum. Griyashanta Blok A/52, Jl. Sukarno-Hatta Malang 0341-495269/HP: 0818383661
[email protected] dan
[email protected] Dra. Hj. Totty Mundiwati 1. Rizky Perdana Abdyotulodo, S.E. Ajeng Wijayanti, S.E., M.M (menantu) 2. Rendy Dwikasakti Bangunkarsa, S.T. 3. RinintaTriwuri Cahyaningpuspita, S.Pd.
Pembelajaran Kewirausahaan dan Pemberdayaan UMKM Berbasis Kearifan Lokal untuk Penguatan Ekonomi
43
Pendidikan No Jenjang 1 2 3 4 5 6
SD SMP SMA S1 S2 S3
Bidang
Lembaga Pendidikan
IPS Pendidikan Bisnis Ilmu Manajemen Pendidikan Ekonomi
SDN Munjungan 1 Trenggalek SMP Munjungan Trenggalek SMA Negeri 2 Kediri IKIP MALANG Universitas Airlangga Surabaya Universitas Negeri Malang
Tahun Lulus 1973 1976 1980 1984 2000 2009
Pengalaman dalam Jabatan Jabatan Ketua Lab. Pend. Tataniaga Ketua Prodi Pend. TTN Pembantu Dekan I Ketua Penyunting Jurnal Ekonomi Bisnis Kepala Lab. Perbankan Syariah Kapus P3EK
Institusi Jurusan PDU,FPIPS-IKIP MALANG Jurusan PDU FPIPS IKIP MALANG Fakultas Ekonomi UM Fakultas Ekonomi UM
Periode 1989 s.d 1992 1993 s.d 1997 2001 s.d 2006 2010 s.d sekarang
Fakultas Ekonomi UM
2011 sd. 2014
LP2M UM
2015 sd sekarang
Pelatihan Profesional Tahun Pelatihan 1991 Metodologi Penelitian 2005 Metodologi Penelitian Kuantitatif dan kualitatif 2005 Manajemen E-Commerce 2005 Manajemen Keuangan Syariah 2006 Risk Management 2006 Change Management 2008 Ahli Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Sesuai Kepres RI No.80 Tahun 2005 2011 Diklat Asesor Penilaian Potensi Kepemimpinan (PPK)
44
PIDATO PENGUKUHAN GURU BESAR
Penyelenggara Puslit IKIP Malang FE – UM LPPM ”KIM” Tanzil & Co LPPM ”KIM” Tanzil & Co LPPM ”KIM” Tanzil & Co LPPM ”KIM” Tanzil & Co Bappenas-LPPKM Unair Surabaya BPSDMP dan PMP LPPKSKemendiknas
Pengalaman Dalam Jabatan Jabatan Ketua Lab. Pend. Tataniaga Ketua Prodi Pend. TTN Pembantu Dekan I Ketua Penyunting Jurnal Ekonomi Bisnis Kepala Lab. Perbankan Syariah
Institusi Jurusan PDU,FPIPS-IKIP MALANG
Periode 1989 s.d 1992
Jurusan PDU FPIPS IKIP MALANG
1993 s.d 1997
Fakultas Ekonomi UM Fakultas Ekonomi UM
2001 s.d 2006 2010 s.d sekarang
Fakultas Ekonomi UM
2011 sd. sekarang
Pengalaman Mengajar Mata Kuliah Pengantar Akuntansi I Akuntansi Keuangan II Akuntansi Biaya Manajemen Pemasaran Manajemen Risiko Etika Bisnis Etika Bisnis dan Profesi Ekonomi Syariah Seminar dan Penelitian Manajem. Pemasaran Seminar dan Penelitian Manjemen Keuangan Pengembangan Model Pembelajaran Maj. Bisnis Manajemen Pemasaran Internasional Pengembangan Bahan Ajar Ekonomi Manajemen Perkantoran Modern Komunikasi Bisnis Teknologi dan Informasi Bisnis Ekonomi Manajerial Ekonomi Mikro
Jenjang S1 dan D3 S1 dan D3 S1 S1 S1 D3 dan S1 S1 S1 dan D3 S1
Institusi/Jurusan/Program UM/Manajemen/Manajemen UM/Manajemen/Manajemen UM/Manajemen/Manajemen UM/Manajemen/Manajemen UM/Manajemen/Manajemen UM/Manajemen/Manajemen UM/Manajemen/Manajemen UM/Manajemen/Manajemen UM/Manajemen/Manajemen
Tahun ... s.d. ... 1986 - sekarang 1986 - sekarang 1986 - sekarang 1987 - 1999 1998 - sekarang 1999 - sekarang 2000 - sekarang 2005 - sekarang 2010 - sekarang
S1
UM/Manajemen/Manajemen
2010 - sekarang
S2
UM/PPs/Pend. Ekonomi
2011 - sekarang
S2
UM/PPs/Manajemen.
2012
S2
UM/PPs/Pend. Dasar IPS
2012
S2
UM/PPs/Pend. Bisnis Manaj.
2011/2012
S2 S2
UM/PPs/Pend. Dasar IPS UM/PPs/ Manajemen.
2012/2013 2012/2013
S1 S1
UB/FIA/Adm. Bisnis UB/FIA/Adm. Bisnis
2012 2012
Pembelajaran Kewirausahaan dan Pemberdayaan UMKM Berbasis Kearifan Lokal untuk Penguatan Ekonomi
45
Pengalaman Membimbing Mahasiswa Tahun 1989 – sekarang 2011– sekarang 1989 – 1997 2001 – 2014 1988 – 2014 2001 – 2014 1992 – 1997 2002 – 2004
Pembimbingan/Pembinaan Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir Penulisan Tesis Kuliah Kerja Nyata (KKN) Praktek Kerja Lapangan (PKL) Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Lomba Karya Tulis Ilmiah Muslim Study – HMJ Pembina Teknis – Badan Dakwah Masjid Al-Hikmah UM
Kegiatan Penelitian (10 tahun terakhir) Tahun 1990 2001
2000 1999
2002 2003 2004
2005
20052006 2009
46
Judul Penelitian Penggunaan Informasi Akuntasi untuk pengambilan Keputusan KUD di Jawa Timur Pengaruh Bakat Potensi Diri terhadap Perilaku Kewirausahaan Para Perajin Bambu dan Genteng di Kabupaten Trenggalek Pengaruh Pelaksanaan Gugus kendali Mutu terhadap prestasi kerja Karyawan KPRI UM Pengaruh Bakat Potensi Individu terhadap Perilaku Kewirausahaan Para pengusaha Garmen di Kabupaten Tulungagung Efektivitas Monitoring Perkuliahan terhadap kinerja Perkuliahan di FE UM Profil Kerja dan Karya Lulusan FE UM Analisis Pengaruh Kinerja Kredit Mikro terhadap Profitabilitas PT. BRI (Persero) Tbk. Kantor Cabang Sidoarjo Analisis Pengaruh Dimensi Kualitas jasa terhadap Loyalitas Pelanggan pada Bengkel Motor di Kota Blitar Pengembangan Program Kemitraan Sistem Magang, solusi peningkatan kualitas lulusan FE UM Pengaruh Motivasi Spiritual, Budaya Organisasi, Etos Kerja terhadap Kinerja Profesional Guru Ekonomi SMA/MA di Malang Raya
PIDATO PENGUKUHAN GURU BESAR
Jabatan Ketua tim
Sumber Dana Hibah-DP3M
Ketua Tim (dosen dan mhs skripsi) Ketua Tim
Hibah DueLike
Individu
Individu
Ketua Tim
DPP-UM
Ketua Tim Ketua Tim (dg mhs)
DPP-UM DPP-UM
Ketua Tim (dg. Mhs)
-
Anggota Tim Ketua
Hibah Kemitraan Hibah DIKTI
OPF UM
Tahun 201 0
201 1 201 1 201 3
201 3
201 4
201 4
Judul Penelitian Strategi Implementasi Kewirausahaan PSBB MAN 3 Malang dalam Meningkatkan Kinerja Profesional tenaga Pendidik Pemetaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan SMA di Kabupaten Pacitan Pemetaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan SMA di Kabupaten Ponorogo, dan Kabupaten Trenggalek Pengembangan Model Pembelajaran Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal untuk penguatan ekonomi masyarakat Kabupaten Magetan (Pendekatan Studi Pada Kasus Konseptual Berbasis Narasi pada Pelaku bisnis Industri Kreatif) Modeling Standarisasi Pendidikan Kewirausahaan Berbasis Karakter Adaptasi Implementasi Kurikulum 2013 bagi SMK di Jawa Timur Pengembangan Model Pembelajaran Kewirausahaan Berbasis Kearifan Lokal untuk penguatan ekonomi masyarakat Kabupaten Magetan (Pendekatan Studi Pada Kasus Konseptual Berbasis Narasi pada Pelaku bisnis Industri Kreatif)..lanjutan Modeling Standarisasi Pendidikan Kewirausahaan Berbasis Karakter Adaptasi Implementasi Kurikulum 2013 bagi SMK di Jawa Timur…lanjutan
Jab atan Mandiri
Sumber Dana PNBP-FE UM
Anggota Tim Anggota Tim Anggota tim
Kemendiknas, Lemlit UM Kemendiknas, Lemlit UM DIPA UM, LP2M UM
Anggota tim
DIPA UM, LP2M UM
Anggota tim
DIPA UM, LP2M UM
Anggota tim
DIPA UM, LP2M UM
Penulisan Buku No 1 2 3 4
Judul Etika Bisnis Etika Bisnis dan Profesi Strategi Pembelajaran Pendidikan ADP Ekonomi Syariah
Penerbit LP3 UM FE UM LP3 UM FE UM
Tahun 2001 2009 2010 2012
Publikasi Ilmiah Tahun Judul 2001 Etika Bisnis (buku ajar) 2005 Panduan Praktikum Manajemen Pemasaran 2002 Pengaruh Bakat Potensi Diri terhadap perilaku Kewirausahaan Perajin Bambu dan Genting di Kab. Trenggalek
Penerbit/Jurnal LP3 – UM FE-UM Jurnal IPS, FE-UM (terakreditasi-nasional ISSN:0854-8250)
Pembelajaran Kewirausahaan dan Pemberdayaan UMKM Berbasis Kearifan Lokal untuk Penguatan Ekonomi
47
Tahu n Judul 2005 Analisis Potensi dan Kebutuhan Pembangunan Ekonomi Daerah 2006 2000 2001 2006 2006 1998
1999 1998 1999 1999 2000 2009 2009 2010 2010 2010 2010 2010 2011 2011 2011 2011
48
Pen erbit/Jurnal Jurnal EKOBIS FE UM (Terakreditasi No. 34/DIKTI/Kep.2003) Analisis Pengaruh Kinerja Kredit Mikro terhadap Jurnal Ekobis FE UM Profitabilitas PT. BRI (Persero) Tbk. Kantor Cabang (Terakreditasi-Nasional) Sidoarjo Pengaruh Bakat Potensi Individu terhadap perilaku Buletin Eccopesian Kewirausahaan Pengusaha Garmen di Kab. Tulungagung (ISSN:08 54-5812) Peranan Etika dalam Proses Bisnis Jurnal Ekobis FE UM, ISSN:0853-7283 Analisis Pengaruh Kinerja Kredit Mikro terhadap Jurnal Ekobis FE UM Profitabilitas PT. BRI (Persero) Tbk. Kantor Cabang (Terakreditasi-Nasional) Sidoarjo Analisis Pengaruh Dimensi Kualitas jasa terhadap Jurnal Ilmu-ilmu Sosial, Loyalitas Pelanggan Poltek Negeri Malang (ISSN) Jembatan Semesta Garis (fenomena) dan semesta titik Majalah Ilmu dan Budaya: (neumena) Laukapara (ISSN), Yay Badiyo Malang Pola Ekonomi Ayam (Ayam Mendidik Kholifah) Majalah Ilmu dan Budaya: Laukapara (ISSN), Yay Badiyo Malang Kusir mendidik kuda, guru mendidik generasi Majalah Ilmu dan Budaya: Laukapara (ISSN), Yay Badiyo Malang Pemasaran Berwawasan Lingkungan Jurnal Vidya-UNIDHA Malang (ISSN), Sistem Perekonomian Islam sebagai suatu Alternatif Jurnal IPS–IKIP Malang (ISSN) Kepemimpinan dalam Islam FIA – UB Implementasi Etika Bisnis Dalam Perspektif Ekonomi Jurnal IPS Polinema Syariah Etika Bisnis dan Profesi (Buku Ajar) FE – UM Penguatan Daya Saing Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jurnal IPS-Polinema –ISSN Analisis Perbandingan Return, Abnormal Return, dan Ekobis FE, Nop 2010 TVA Sebelum dan Sesudah Idul Fitri Pengaruh inflasi, Suku bunga dan Nilai tukar Rupiah Ekobis FE, Juli 2010 terhadap Return Saham JII Perilaku K onsumsi Berbasis Motivasi Spiritual Guru SMA Ekobis FE, Maret 2010 Kota Malang Pengaruh Motivasi Spiritual, Budaya Organisasi, Dan Sosio-Religia, Vol. 9, Etos Kerja Terhadap Kinerja Profesional Februari 2010, Jurnal Guru-Guru Ekonomi SM/MA Di Kota Malang Terakreditasi Nasional Peran Strategis MGMP dalam meningkatkan Kinerja Jurnal Penelitian Profesional Guru Mata Pelajaran Ekonomi Kependidikan, Lemlit UM edisi April 2011 Kinerja Efisiensi Bank Syariah sebelum dan sesudah krisis Jurnal Ekobis, FE UM, edisi Global Berdasarkan Data Envelopment Analysis Juli 2011 Peran Strategis Pusat Sumber Belajar Bersama Dalam Jurnal Ilmu Pendidikan edisi Meningkatkan Kinerja Profesional Tenaga Kependidikan Oktober 2011 Tanggungjawab Sosial Perusahaan dalam Perspektif Jurnal Emas, Vol.5.No. 1, Ekonomi Syariah dan Implementasinya di Indonesia November 2011
PIDATO PENGUKUHAN GURU BESAR
Tahun 2012 2012
Judul Perbandingan model constant risk market dan time Varying risk market dalam mengestimasi beta portofolio saham Motivasi Spiritual dan Budaya Sekolah Berpengaruh terhadap kinerja Profesional dan perilaku guru-guru Ekonomi
2012
Peran Strategis Perguruan Tinggi dalam Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia Ekonomi Syariah
2010
Pengembangan Strategi Pembelajaran Bidang Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran (Bahan Ajar PPGUM) Ekonomi Syariah (Buku Bahan Ajar) Pengaruh DCMR, ICMR, Acquiring Cost, Overhead Cost, dan NPF Terhadap Pendapatan Margin Murabahah Pada Bank Syariah di Indonesia Pengaruh Manajemen Laba dan Beta Terhadap Return Saham Perusahaan pada Indeks LQ-45
2012 2013 2013 2013
Muhasabah Ummat Menuju Bangsa yang Bermartabat
2014
Etos Kerja: Antara Mencari Nafkah dan Ibadah
2014
The Effects of Spiritual Motivation and Organizational Culture on Professional Performance and Consumption Behavior
Penerbit/Jurnal Jurnal Ekobis FE UM, th 17, no.1, Maret 2012 Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol.19, No. 1 April 2012, Terakreditasi Nasional Jurnal Ekobis FE UM, th 17, no.2, Juli 2012 LP3 UM FE UM Jurnal Ekobis FE UM, th 18, no.1, Maret 2013 Jurnal Ekobis FE UM, th 18, no.2 Juli 2013 Buletin Ar-Raudhah Edisi 14/Desember 2013, P2KB LP3 UM Buletin Ar-Raudhah Edisi 18/Maret 2014, P2KB LP3 UM Shenzhen University, Guandong-People’s Republic of China, on October 9, 2014
Makalah/Poster/Narasumber Tahun 2006 2006
2007
Judul Penyelenggara Pemateri: Motivasi dalam Organisasi, pada Diklat PPPG IPS Malang Manajemen Sekolah Dasar Tingkat Nasional bagi para Kepala SD seluruh Indonesia Pemateri: Pengembangan Sumberdaya Manusia dalam Kanwil Depag. Jatim rangka peningkatan Kinerja Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren, pada Diklat Manajemen Pendidikan Pondok Pesantren se Jawa Timur Pemateri: Manajemen dan kepemimpinan Pondok Kanwil Depag Jatim Pesantren, pada Diklat Tutor Kejar Paket A dan B di Lingkungan Pondok Pesantren Jawa Timur
Pembelajaran Kewirausahaan dan Pemberdayaan UMKM Berbasis Kearifan Lokal untuk Penguatan Ekonomi
49
Tahun 2003 – 2006 2005 2005 2005 2006 2007 2008 2010 2010
2011
1-7 Des. 2011 13-15 Des. 2011 5 Okt2012 24 Nov 2012 23 Maret 2013
50
Judul Pemateri: Analisis Potensi dan keunggulan Daerah, pada Diklat Nasional kerjasama Bappenas dengan RCCP (Research Centre for Conflic Policy) FIA-UB Sistem Layanan Administrasi Akademik Berbasis Komputer Pemateri: Peningkatan Kualitas Bimbingann Kepenasehatan dan Skripsi/ Tugas Akhir Pemateri: Transformasi Pendidikan Manajemen, Etika Bisnis dan Kualifikasi Guru Profesional Pemateri: Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi Pemateri: Strategi UMKM dalam meraih keunggulan Kompetitif di era Persaingan global Pemateri: Mencetak generasi robbani dengan ekonomi syariah, pada Training SQ dan Launching Kuliah informal ekonomi Islam Pemateri: Kualitas Sumberdaya Insani dalam Ekonomi Syariah, dalam Seminar Regional Jawa Timur Pemateri: Peran Ekonomi Robbani dalam Perekonomian Nasional Indonesia, dalam Seminar Nasional Pemakalah Seminar regional: Sumberdaya Insani dalam mendukung ekonomi syariah
Penyelenggara FIA-Universitas Brawijaya Malang FE UM FE UM Dinas Pend. Kota Kediri dan FE UM HMJ – FE UM HMJ – FE UM HMJ – FE UM FOSSEI Jatim di UM FOSSEI Jatim dan UMM
Launching lab. Perbankan Syariah, kerja sama FE UM dengan BMI Narasumber: Diklat Calon Asesor PPK dan LPMP Aceh dg LPPKS MK se Propinsi Nanggroe Aceh Darusalam Narasumber: Diklat Calon Asesor PPK dan LPMP Aceh dg LPPKS MK se Propinsi Nanggroe Aceh Darusalam Pemateri Lokakarya Penyusunan Silabus dan SAP Matakuliah Ekonomi Syariah di Fakultas Ekonomi UM Moderator Sminar Nasional: Relevansi Uji Kompetensi Guru terhadap Keprofesionalan Guru, di Hotel Filadelfia Batu Pemateri Diklat Ekonomi Islam 1 dengan tema Melejitkan Potensi Mahasiswa untuk membumikan Ekonomi Islam.
PIDATO PENGUKUHAN GURU BESAR
Lab. Perbankan Syariah FE-UM dan Bank Muamalat Indonesia FE UM dg ASPAPI Korwil Jatim Muslim Study BEM FE UM
Tahun 4-25 Okt. 2013 2014
2014
2014
2014
Judul Pemateri Kuliah Non Formal Ekonomi Syariah oleh Lab Perbankan Syariah FE UM bekerjasama dengan Bank Muamalat Presented papers in discuss of Entrepreneurship: The Effects of Spiritual Motivation and Organizational Culture on Professional Performance and Consumption Behavior
Penyelenggara Lab, Perbankan Syariah dg Bank Muamalat Indonesia Shenzhen University, Guandong-People’s Republic of China, on October 9, 2014
Anggota Tim Penulis Paper:Model Pembelajaran Kewiraus ahaan Berbasis Kearifan Lokal untuk Penguatan ekonomi, dalam kegiatan Konferensi Nasional Risen Manajemen VIII Pemateri pada Diklat Persiapan Menyambut Masa Purnabakti Bagi Pejabat dan dan Staf Perusahaan VICO dengan Materi: Kiat Mengelola Keuangan pasca Pensiun Pemateri Kuliah Non-Formal: Pengembangan Sumber Daya Ins ani Pendukung Ekonomi Syariah
PPM School of Management dan FEB Universitas Udayana, 11 Oktober 2014 13 Oktober 2014 Hotel Atria Malang Lab Perbankan Syariah FE UM kerjasama dg Bank Muamalat Indonesia, Nopember 2014
Penyunting/Editor/Reviewer/Resensi Tahun 1994 2006 20102014 2014
Judul Manajemen dan Teknik Penjualan Pengaruh Motif Beli Patronage terhadap Keputusan Konsumen dalam memilih Restoran Siap Saji Ketua Penyunting jurnal Ekobis FE UM
Penerbit/Jurnal Jurnal IPS Jurnal IPS Poltek Negeri Malang
Pereview Simposium Implementasi Ekonomi Syariah pada sektor Agraria dalam mewujudkan Kemandirian Ekonomi Indonesia
FE UM Juli 2014
Ekobis FE UM
Peserta Konferensi/Seminar/Lokakarya/Simposium Tahun 2004 2004 2006
Judul Kegiatan Konggres Nasional ISEI Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia V Seminar Internasional: Perbandingan Pendidikan dan Pengajaran IPS di Negara-negara Asia
Penyelenggara ISEI – Pusat di Batu Depdiknas – Unesa HISPISI – Pusat, di Semarang
Pembelajaran Kewirausahaan dan Pemberdayaan UMKM Berbasis Kearifan Lokal untuk Penguatan Ekonomi
51
Tahun 2004 2003 2002 2001 2004 2003 2005 2005 2006 2007 2008 2007 2009 2010 2010 2010 2010 2010 2011 2011 2011 2011 2011 2011
52
Judul Kegiatan Seminar Nasional: Peran BI s ebagai Regulator Perekonomian Indonesia Semlok Forum Nasional Program Studi Manajemen Seminar Nasional: Ex port-Import (Pembicara Deputi Bank Indonesia, Jakarta) Seminar Regional Peningkatan Perekonomian Rakyat Melalui Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah di Wilayah Kota Malang. Seminar Nasional Ekonomi: Perdagangan Luar Negeri Indonesia dalam Kompetisi Global, Seminar Nasional: Otonomi Daerah menuju Good Governance Seminar Nasional Perbankan Syariah Peserta Seminar Nasional Pengembangan Investasi dan Pembiayaan Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Seminar Nasional ”Membangun Perekonomian Indonesia dalam Perspektif Syareah Lokakarya dan Sarasehan Pengembangan Matakuliah Inti Fakultas Ekonomi UM, Seminar Nasional Pengembangan pendidikan Ekonomi dan Bisnis melalui Profesionalisas i Pendidik Perbankan Syariah dan Perekonomian Dalam Mensejahterakan Umat Seminar tentang Perpajakan
Penyelenggara BI dengan FE UM FE Unair Surabaya BI dengan FE UM FE UM dengan BAPPEDA Kota Malang Universitas Negeri Malang FE UB dengan UI FE-Unair Surabaya Kementerian Koord. Bid. Perekonomian dengan FE-UB MES-Malang FE – UM PPS – UM
BI dg Yayas Bhakti Tunas Bangsa FE-UM Kantor Perpajakan wilayah III Jatim, Seminar Nasional: Profesionalitas Dosen dalam Asosiasi Dosen Indonesia Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Perguruan Tinggi Wilayah Jawa TimurFISIP UB Workshop Penyusunan Kurikulum dan SSC Program Dikti Kementerian Pendidikan Profesi Guru Pendidikan Nasional, Jakarta Pelatihan Pengolahan naskah dan penerbitan Jurnal Ilmiah Unair, 18-19 Juni 2010 sesuai standar mutu dan tata kelola nasional Workshop Nasional: Pengelolaan Jurnal Ilmiah JPP LP3 UM Workshop Pembimbing PPL Program PPG LP3 UM Lokakarya Monitoring dan Evaluasi V Program Hibak BPM – UM Kompetisi Knowledge And Virtue Camp: Seminar on Students’ International Islamic Management University Malaysia, Mei, 2011 Workshop Pengoperasian Software perbankan Syariah B- PT. BMI, Tbk – FE UM Ware Quo Vadis Bank Syariah Menghadapi kris is Global FE UM – PT. BMI, Tbk Workshop Perwakilan Dosen Pengajar Ekonomi Syariah se PEBS-FE UI, 4-7 Juli Indonesia 2011 Penlok Nasional Manajemen Terbitan Berkala Ilmiah DP2M Dikti, 22-25 September 2011, Grand Palace Hotel Yogyakarta
PIDATO PENGUKUHAN GURU BESAR
Tahun 2012 2012 2012 2013 2013 27 Nov2013 2014
2014 2014
2014 2014 2014 2014
Judul Kegiatan Peserta Seminar Internasional: in Seminar of Entrepreneurship Education conducted at Management Mahidol University, Bangkok Thailand Peserta Seminar Bisnis dan Manajemen: Perspektif, Peluang dan Tantangan bagi Praktis i dan Pendidik Peserta Forum Riset Perbankan Syariah (FRPS) V Nasional, di Makasar
Penyelenggara Mahidol University Bangkok dan FE UM, 8 Mei 2012 di Bangkok. PPs dan FE UM, 22 Mei 2012 di PPS UM IAEI Pusat dan UMI Makassar, 26-27 Juni 2012 Peserta Seminar Internasional: in seminar of Investment September 12, 2013 Ho Conducted at Foreign Trade University Ho Chi Minh- Chi Minh City-Vietnam Vietnam Peserta Lokakarya Pengembangan program Studi Pendidikan Nopember 2013, di Manajemen Yogyakarta Peserta Sosialisasi Surat Berharga Syariah Negara di Kampus Dirjen Pengelolaan Utang UMM Direktur Pembiayaan Syariah- FE UMM, 27 Nov. 2013 Peserta Seminar Nasional: Implementasi Ekonomi Syariah Temilnas FoSSEI di pada sektor Agraria dalam mewujudkan Kemandirian Malang, Maret 2014 Ekonomi Indones ia Seminar Nasional: Indonesia Kiblat baru Ekonomi Syariah Bank Indonesia, Dunia Surabaya, 6 Nopember 2014 Peserta Pelatihan Metode Penelitian dan Analisis Data Prodi Statistika, Jurusan Statistik Matematika FMIPA UGM, 14-16 Nopember 2014 Workshop Penyusunan Silabus dan SAP Matakuliah di Lab.Manajemen FE UM lingkungan Jurusan Manajemen FE UM Peserta workshop SOP Jurusan Manajemen FE UM Club Bunga Batu Workshop Pengembangan produk Unggulan Jurusan Jurusan Manajemen FE Manajemen FE UM UM, Amaris Hotel Malang Workshop Program Kerja Ikatan Keluarga Alumni FE UM Grand Fiew Seulawah Hotel Batu
Kegiatan Profesional/Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2001 2005 2006 20052009
Kegiatan Membimbing mahasiswa FE UM dalam melaksanakan pengabdian kepada masyarakat Bhakti Sosial di wilayah Kec. Sumbermanjing Kulon Malang Penyuluhan tentang: Manajemen Keluarga, Pola Asuh Anak dan Kepemimpinan, bagi masyarakat desa Klampok, Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Latihan Kewirausahaan, Pemasaran dan Investasi, serta Kepemimpinan sebagai upaya pemberdayaan potensi ekonomi masyarakat warga Desa Sidorejo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Pemateri tetap: Kajian membangun keluarga makmur-sejahtera (Sakinah), kelompok pengajian As-Sakinah tiap hari Sabtu minggu pertama tiap bulan.
Pembelajaran Kewirausahaan dan Pemberdayaan UMKM Berbasis Kearifan Lokal untuk Penguatan Ekonomi
53
Tahun Kegiatan 2006 Penyuluhan tentang Pengaruh Motivasi Spiritual terhadap perilaku konsumsi pada Kelompok Pengajian As-Sakinah, Vila Puncak Buring Kedungkandang Kota Malang 2006 Penyuluhan tentang Pengaruh konsumsi makanan haram dan halal terhadap perilaku dalam kehidupan bermasyarakat, pada Kelompok Pengajian As-Sakinah, Vila Puncak Buring Kecamatan Kedungkandang Kota Malang 2006 Penyuluhan tentang Etos kerja islami bagi peserta diklat BLPP Ketindan Lawang Malang 2007 Penyuluhan tentang Etos Kerja pada karyawan dan masyarakat di lingkungan BLK Singosari Kab. Malang 2007 Penyuluhan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan Rasulullah Muhammad SAW dalam menjalankan praktek usaha (bisnis), pada masyarakat sentral industri di desa Ngoro Kabupaten Mojokerto 2008Penyuluhan tentang Manajemen Keuangan Syariah bagi Pengurus 2009 dan anggota Majelis Ta’lim Aisyiah Cabang Kec. Kedungkandang Kota Malang. 2008Penyuluhan tentang Manajemen Keuangan Syariah bagi Pengurus 2009 dan anggota Majelis Ta’lim Aisyiah Cabang Kec. Kedungkandang Kota Malang. 2009 Penyuluhan tentang Pola Konsums i Islami bagi Anggota Majelis Ta’lim Kecamatan Kedungkandang Malang 2010 Bimbingan Mental tentang Etos Kerja dan Kinerja Profesional bagi Pimpinan dan Karyawan BBLP Ketindan Lawang Malang 2010 Fasilitator Workshop Motivasi Kerja bagi Guru dan Karyawan SMA Negeri Bantur Kabupaten Malang 2011 Penyuluhan Pola Konsumsi dalam Pandangan Ekonomi Syariah bagi Masyarakat Perumahan Vila Gunung Burung Kecamatan Kedungkandang Kota Malang 2011 Pelatihan Peningkatan Profesionalitas Guru TPA/TPQ Bagi Masyarakat Desa Oro-Oro Ombo Kecamatan Batu Kota Batu 2012 Pemateri ToT untuk Guru Ekonomi SMA, Penerapan Model Pengembangan Mutu Pendidikan 2013 Penerapan model pengembangan mutu pendidikan, peningkatan penguasaan kompetensi guru melalui penguatan pembelajaran bermakna dan pembuatan instrumen Kompetensi dasar Pelajaran Ekonomi SMA di Kabupaten Pacitan
54
PIDATO PENGUKUHAN GURU BESAR
Tahun Kegiatan 2011/2 Sebagai Asesor 1 dalam asesor LKD dosen di STKIP PGRI Jombang 012 2014 Penyuluhan Fiqih Nafkah dan Manajemen Keuangan Peserta Klinik Nikah Lembaga Takmir Masjid Ramadhan Griyashanta Malang 2006Sekretaris Pengurus Lembaga Takmir Masjid Ramadhan Griyashanta 2011 Malang 2011Ketua Umum Pengurus Lembaga Takmir Masjid Ramadhan Griyashanta 2016 Malang 2010 Pengurus ADI Wilayah jawa Timur (bidang Pendidikan) 2013Ketua Bidang Kerjasama, Pengurus IKA FE UM 2016 2014 Juri pada Lomba Tk. Nasional tentang Ekonomi Islam tingkat Mahasiswa 2014 Pengawas Satuan Pendidikan Ujian Nasional SMA/MA/SMK di Kabupaten Trenggalek, ditugaskan oleh LP2M UM, 14, 15, 16 April 2014 2014 Pelatihan Kiat sukses Mengelola Keuangan Pasca Pensiun Karyawan VICO Indonesia di Aria Hotel Malang Jawa Timur 2014 Tim Pendampingan UMKM Kabupaten Blitar, Pemprov Jatim- LP2M UM
Penghargaan/Piagam Tahun 2007 2007 2009 2009 2010 2010 2011
2014
Bentuk Penghargaan Pemberi Sebagai Peserta Seminar Nasional dan Musyawarah Rektor UM Nasional IKA – UM (15-17 Juni 2007), dengan tema Peran IKA UM dalam Memantapkan Profesi Pendidik Sebagai Peserta Semiloka “Perbankan Syariah dan BI kerjasama dg Perekonomian Dalam Mensejahterakan Umat” Yayasan Bhakti Tunas Bangsa Peserta Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah untuk Jurnal Dekan FE UM Satyalancana Karya Satya XX tahun Presiden RI Pelatihan Pengolahan naskah dan penerbitan Jurnal Unair, 18-19 Juni Ilmiah sesuai standar mutu dan tata kelola nasional 2010 Workshop Pengelola Jurnal Ilmiah LP3 UM Penlok Nasional Manajemen Terbitan Berkala Ilmiah DP2M Dikti, 22-25 Septerber 2011, Grand Palace Hotel Yogyakarta Penghargaan Best Paper II, tim penulis Paper, dalam PPM School Of Konferensi Nasional Riset Manajemen VIII, “Inovasi Managemen – FEB Berbasis Kearifan Lokal” Universitas Udayana, Nopember 2014
Pembelajaran Kewirausahaan dan Pemberdayaan UMKM Berbasis Kearifan Lokal untuk Penguatan Ekonomi
55
ORGANISASI PROFESI/ILMIAH Tahun 2004 2005 2005 2010 2012 2012
Organisasi ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia) HISPISI (Himpunan Sarjana Pengetahuan Ilmu Sosial Indonesia) Forkomeindo (Forum Komunikasi Fakultas Ekonomi dan Jurusan Pendidikan Ekonomi Eks. IKIP) ADI (Asosiasi Dosen Indonesia), MPW Jawa Timur Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Malang Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Indonesia
Jabatan Anggota Anggota Anggota Pengurus Pengurus Anggota
Saya menyatakan bahwa semua keterangan dalam Curriculum Vitae ini adalah benar dan apabila terdapat kesalahan, saya bersedia mempertanggung jawabkannya. Malang, 17 September 2015 Dosen Yang bersangkutan
Prof. Dr. H. Heri Pratikto, M.Si NIP. 19610618.198601.1.001
56
PIDATO PENGUKUHAN GURU BESAR