LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 8. No 1 (2013) 30-39
ISSN: 0216-7433
PEMBELAJARAN ELEKTRONIK PADA MATEMATIKA (Electronic Education in Mathematics) Abdul Jabar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Banjarmasin Jl. Sultan Adam Kompleks H. Iyus No. 18 Banjarmasin 70121 ABSTRAK Teknologi dan informasi terus berkembang, sehingga pembelajaran yang disajikan pun harus mengikuti perkembangan ini. Pembelajaran elektronik hadir sebagai sebuah pembelajaran yang mampu memadukan antara perkembangan teknologi dan informasi serta materi pembelajaran.Tulisan ini berkaitan dengan pembelajaran elektronik sebagai proses belajar dengan cara yang dibangun oleh sistem komputer. Sistem pengelolaan pembelajaran menggunakan komputer dikenal dengan LMS (Learning Management System), dan bagaimana sistem ini dapat berperan pada pembelajaran matematika. Kata kunci: pembelajaran, elektronik, matematika. PENDAHULUAN Dewasa ini hampir seluruh aspek kehidupan kita tersentuh oleh digitaldan elektronik. Bahkan saat ini kartu tanda penduduk pun sudah menggunakan elektronik yang dikenal dengan e-KTP. Dulu mungkin kita berpikir bahwa kegiatan belajar mengajar harus dalam ruang kelas dan harus terjadi tatap muka antara pengajar dan pelajar. Dengan kondisi dimana guru atau dosen mengajar di depan kelas sambil sesekali menulis materi pelajaran di papan tulis. Beberapa puluh tahun yang lalu pun juga telah dikenal pendidikan jarak jauh. Walaupun dengan mekanisme yang boleh dibilang cukup ‘sederhana’ untuk ukuran sekarang, tetapi saat itu metode tersebut sudah dapat membantu orang-orang yang butuh belajar atau mengenyam pendidikan tanpa terhalang kendala geografis. Memang kita akui, sejak ditemukannya teknologi internet, hampir ‘segalanya’ menjadi mungkin. Kini kita dapat belajar tak hanya anywhere, tetapi sekaligus anytime dengan fasilitas sistem pembelajaran elektronik yang ada. Dengan fasilitas internet ini memudahkan orang untuk berkomunikasi dengan udah. Bahkan saat ini tersedia berbagai layanan belajar jarak jauh via internet. Untuk melihat dukungan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terhadap kegiatan pembelajaran secara umum, terdapat beberapa istilah yang mirip, seperti: Distance Education, Distance Learning, Computer Mediated Learning, Computer Aided Instruction, dsb. Sehingga tak jarang terjadi tumpang tindih dalam penggunaan istilah tersebut. Tulisan ini sengaja menggunakan istilah Pembelajaran Elektronik karena cakupan pengertian yang lebih umum digunakan dan juga menekankan aspek penggunaan TIK dalam memfasilitasi kegiatan pembelajaran kapan saja, dimana saja.Agar tidak rancu dalam memahami beberapa beberapa istilah tadi, berikut disajikan pengertiannya:
30
Abdul Jabar/ LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 8. No 1 (2013) 30-39
1) Distance Learning, yaitu instructional delivery yang tidak mengharuskan siswa untuk hadir secara fisik pada tempat yang sama dengan pengajar (Ornager, UNESCO, 2003). 2) Distance Education, yaitu model pembelajaran dimana siswa berada di rumah atau kantor mereka dan berkomunikasi dengan dosen maupun dengan sesama mahasiswa melalui e-mail, forum diskusi elektronik, videoconference, serta bentuk komunikasi lain yang berbasis komputer (Webopedia, 2003). 3) Pembelajaran Elektronik, yaitu proses belajar yang difasilitasi dan didukung melalui pemanfaatan TIK (Martin Jenkins and Janet Hanson, Generic Center, 2003). Pembelajaran elektronik merupakan salah satu pembelajaran yang sangat disenangi dan ditunggu oleh anak-anak, karena tidak dapat dipungkiri lagi bahwa ketertarikan anak untuk menguasai teknologi sangat besar, ini dapat kita lihat begitu banyak anak baik di usia non sekolah (usia dini) maupun usia sekolah yang kehilangan waktu belajar karena asyik dengan dunia teknologi seperti bermain game, bermain handphone, tablet, dan bermain komputer. Bahkan banyak anak-anak yang baru berusia 3 tahun sudah pandai dalam memainkan alat teknologi seperti handphone dan tablet. Oleh karena itu, pembelajaran yang memperhatikan dunia anak yaitu berkaitan dengan dunia IT merupakan keharusan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi untuk menciptakan antusias dan motivasi belajar, apabila hal ini tidak dapat dipenuhi, tentunya pembelajaran sudah tidak menjadi perhatian utama siswa. Guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran tentunya sudah tidak dapat berpangku tangan melihat tantangan ini, guru harus mengakomodasi kebutuhan siswa dalam pembelajaran. Begitu banyak penelitian telah dilakukan bahwa penggunaan teknologi komputer dalam pembelajaran sangat berpotensi meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami, dan mengkonstruksi ilmu pengetahuan, oleh karena itu guru hendaknya mampu menciptakan teknologi pembelajaran yang inteaktif dan konstruktif yaitu menggunakan pembelajaran elektronik. Pembelajaran elektronik juga perlu didukung oleh konten media interaktif. Pembelajaran dengan media interaktif terbukti dapat meningkatkan antusias dan hasil belajar siswa, ini telah diteliti oleh beberapa pakar pendidikan, sehingga menggunakan media IT dalam pembelajaran matematika harus dapat dilakukan guru untuk menghilangkan kesan matematika itu sulit dan menjadi momok bagi siswa menuju pembelajaran yang aktif, kreatif, konstruktif dan menyenangkan. PEMBELAJARAN ELEKTRONIK PADA MATEMATIKA Istilah Pembelajaran Elektronik mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga banyak pakar yang menguraikan tentang definisi Pembelajaran Elektronik dari berbagai sudut pandang. Salah satu definisi yang cukup dapat diterima banyak pihak misalnya dari Darin E. Hartley [Hartley, 2001 ] yang menyatakan: Pembelajaran Elektronik merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media
31
Pembelajaran Elektronik pada Matematika
Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain. Pembelajaran Elektronik adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer, maupun komputer standalone. Perbedaan Pembelajaran Tradisional dengan Pembelajaran Elektronik yaitu kelas ‘tradisional’, guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada siswanya.Sedangkan di dalam pembelajaran ‘Pembelajaran Elektronik’ fokus utamanya adalah siswa.Siswa mandiri pada waktu tertentu dan bertanggungjawab untuk pembelajarannya. Suasana pembelajaran ‘Pembelajaran Elektronik’ akan ‘memaksa’ siswa memainkan peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya. Siswa membuat perancangan dan mencari materi dengan usaha, dan inisiatif sendiri. Berikut beberapa perbandingan antara pembelajaran ‘tradisional” dengan pembelajaran elektronik Tabel 1. Perbandingan Pembelajaran Dahulu dan Sekarang Pembelajaran Dahulu Sekarang Time based learning Outcome based learning Textbook driven Research driven Passive learning Active learning Classroom centric Global classroom Teacher – center of attraction Teacher – a facilitator
Karakteristik Pembelajaran Elektronik, antara lain: Pertama, Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; di mana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler. Kedua, Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer networks). Ketiga, Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya. Keempat, Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer. Untuk dapat menghasilkan Pembelajaran Elektronik yang menarik dan diminati, Onno W. Purbo (2002) mensyaratkan tiga hal yang wajib dipenuhi dalam merancang elearning, yaitu :sederhana, personal, dan cepat. Sistem yang sederhana akan memudahkan peserta didik dalam memanfaatkan teknologi dan menu yang ada, dengan kemudahan pada panel yang disediakan, akan mengurangi pengenalan sistem Pembelajaran Elektronik itu sendiri, sehingga waktu belajar peserta dapat diefisienkan untuk proses belajar itu sendiri dan bukan pada belajar menggunakan sistem Pembelajaran Elektronik-nya. Dengan pendekatan dan interaksi yang lebih personal, peserta didik diperhatikan kemajuannya, serta dibantu segala persoalan yang dihadapinya. Hal ini akan membuat peserta didik betah berlama-lama di depan layar komputernya.
32
Abdul Jabar/ LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 8. No 1 (2013) 30-39
Berdasarkan data Trends in International Matematics and Science Study (TIMSS) 2011 menunjukkan peringkat pembelajaran matematika Indonesia berada pada posisi ke-40 dari 59 yang ikut berpartisipasi yaitu 45 negara dan 14 peserta sebagai tolak ukur yang ikut berpartisipasi. Pencapaian skor rata-rata Indonesia adalah 386, sedangkan skor rata-rata internasional 500. Berdasarkan data TIM SS diatas dalam bidang matematika skor masih jauh dibawah rata-rata, belum bisa dikatakan sukses. Peringkat tersebut menurun dari TIM SS 2007, data TIM SS 2007 menunjukkan peringkat pembelajaran matematika Indonesia berada pada posisi ke-36 dari 48 negara dan 14 peserta sebagai tolak ukur yang ikut berpartisipasi, dengan pencapaian skor rata-rata 397. Apabila diperhatikan lebih dalam lagi, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh TIM SS, jumlah jam pelajaran matematika diIndonesia jauh lebih banyak dibandingkan Malaysia dan Singapura. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang merupakan ilmu dasar(basic science) mempunyai peran yang penting dan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Materi pelajaran matematika yang diajarkan disekolah berperan dalam melatih siswa berpikir logis, kritis dan praktis, serta bersikap positif dan berjiwa kreatif. Karena pentingnya peranan matematika dalam kehidupan, maka kurikulum pendidikan di Indonesia menjadikan matematika diajarkan di semua jenjang pendidikan dari Sekolah dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA). Kenyataan menunjukkan bahwa matematika masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit dipahami oleh sebagian siswa. Masih banyak siswa yang menganggap matematika merupakan pelajaran berhitung yang rumit dan terlalu banyak rumus. Selain itu, objek matematika yang abstrak juga dianggap sebagai faktro yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep matematika. Akibatnya siswa menjadi malas dan kurang tertarik dalam mempelajari matematika. Oleh sebab itu diperlukan saran yang mampu menjembatani sehingga siswa tertarik untuk belajar matematika, diantaranya dengan memanfaatkan media pembelajaran. Media pembelajaran dibuat untuk memfasilitasi tercapainya tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran tersebut sulit dicapai jika siswa masih beranggapan bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sulit, jauh dari kehidupansehari-hari. Peranan guru menjadi sangat penting, gurulah yang berada di garda terdepan dalam menciptakan pembelajaran yang berkualitas. Ditangan guru dihasilkan siswa yang berkualitas, baik secara akademis, skill(keahlian), kematangan emosional, moral dan spiritual. Guru sebagai pelaku utama proses pembelajaran dikelas merupakan potensi utama perkembangan pendidikan, sudah selayaknya guru setiap saat harus mengembangkan potensinya dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran. Saat ini masih banyak guru yang kurang menaruh perhatian terhadap media pembelajaran ketika mengajar dihadapan siswanya khususnya media pembelajaran dengan berbantuan komputer. Dunia pendidikan mengharapkan kehadiran media pembelajaran yang mampu meningkatkan kualitas pendidikan. Kehadiran media pembelajaran yang mampu meningkatkan kualitas mutu pembelajaran. Salah satu gambaran yang
33
Pembelajaran Elektronik pada Matematika
paling banyak dijadikan acuan sebagai landasan teori penggunaan media dalam proses belajar adalah Dale’s Cone of Experiences (Kerucut Pengalaman Dale). Dalam usaha memanfaatkan media pada proses pembelajaran, Edgar Dale mengadakan klasifikasi pengalaman menurut tingkatan dari yang paling kongkrit ke yang paling abstrak. Berikut disajikan gambar Dale’s Cone of Experiences (Kerucut Pengalaman Dale).
Gambar Dale’s Cone of Experiences Penggunaan komputer sebagai sarana pembelajaran dapat membantu siswa dalam belajar. Siswa memiliki kebebasan menggunakan media untuk belajar dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki secara mandiri. Selain itu, keuntungan yang dapat diperoleh melalui pemanfaatan komputer sebagai media dalam pembelajaran adalah kelebihannya dalam mempresentasikan grafik dan gambar sebagai bentuk visual yang dapat diamati dan dipelajari. Pemanfaatan komputer sebagai media pembelajaran dalam proses pembelajaran matematika semakin relevan mengingat objek kajian matematika yang bersifat abstrak. Komputer sebagai media pembelajaran dapat membantu siswa memvisualisasikan objek-objek matematika yang abstrak. Dengan demikian komputer sebagai media pembelajaran dimaksudkan untuk mempermudah siswa dalam memahami konsepkonsep matematika. Pada bidang pendidikan, komputer memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran matematika. Banyak hal abstrak yang sulit dipikirkan siswa dapat dipresentasikan melalui simulasi komputer. Memperhatikan keuntungan yang diperoleh dalam pemanfaatan komputer sebagai alat bantu dalam pembelajaran matematika, maka perlu untuk mengembangkan media pembelajaran matematika berbantuan komputer. Sebagian besar sekolah sudah mempunyai laboratorium komputer dengan fasilitas lengkap dengan spesifikasi komputer yang memadai, namun penggunaannya masih belum optimal untuk pembelajaran matematika. Hal ini disebabkan oleh kurang tersedianya media pembelajaran berbantuan komputer disekolah khususnya pembelajaran matematika.
34
Abdul Jabar/ LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 8. No 1 (2013) 30-39
Pembelajaran matematika yang menggunakan media komputer perkembangannya saat ini sangat pesat, begitu banyak pembelajaran matematika dewasa ini disajikan dengan media interaktif berupa CD pembelajaran dan media internet (e-learning), namun media yang tersedia di pasaran kadangkala tidak sesuai dengan kebutuhan kurikulum dan kebutuhan siswa, dengan demikian guru sebagai subjek pendidikan yang memahami kurikulum dan kebutuhan siswanya hendaknya mampu menciptakan sendiri media interaktif bagi siswanya. Guru harus pandai memadukan berbagai multimedia yang membantu dalam pembelajaran matematika. Adapun berbagai media yang dapat digambungkan dalam multimedia adalah gambar, suara, animasi, film, teks, pewarnaan, dan lain sebaginya. Dalam pembelajaran, penggunaan multimedia sangat mendukung terciptanya pembelajaran aktif, dan konstruktif karena dengan bantuan media ini seorang siswa dapat mengkontruksi sendiri pengetahuannya. Dalam pembelajaran matematika, penggunaan multimedia sangat membantu guru untuk mentransper konsep-konsep matematika yang abstrak menjadi semi konkret dengan memvisualisasikan dalam bentuk diagram. Penggunaan media dalam pembelajaran matematika juga dapat meningkatkan motivasi dan antusias belajar siswa (hasil penelitian Sigit Suryono, 2008, Nuryadi 2008). Pembelajaran yang memanfaatkan multimedia juga sangat efektif dalam pembelajaran, hal ini ditunjukkan oleh tabel berikut: Metode Pengajaran
Pengungkapan Kembali Setelah 3 Jam
Pengungkapan Kembali Setelah 3 Hari
1. Memperdengarkan
70%
10%
2. Mempertunjukkan
72%
20%
3. Memperdengarkan dan Mempertunjukkan
85%
65%
(Sumber bahan bimtek pembelajaran elektronik) Pembelajaran elektronik dengan menggunakan multimedia dapat memenuhi pembelajaran yang memperdengarkan dan mempertunjukkan sehingga berdasarkan pada fakta diatas pembelajaran elektronik dengan multimedia sangat efektif dan bermakna karena mampu bertahan lama di benak siswa. Disamping itu pula, ada beberapa kelebihan dari pembelajaran matematika menggunakan multimedia pembelajaran adalah sebagai berikut: Menarik dan menyenangkan bagi siswa Efektif dan Efisien Materi telah terstruktur. File yang dibuat mudah di-share-kan dan bisa menjadi rangkuman bahan belajar dirumah bagi siswa.
35
Pembelajaran Elektronik pada Matematika
Mempermudah mengkomunikasikan bahan siswaan ke orang tua sehingga dapat membantu orang tua dalam mendampingi anak belajar di rumah. Banyak hal yang mendorong mengapa Pembelajaran Elektronik menjadi salah satu pilihan untuk penyelesaian masalah pembelajaran khususnya pembelajaran matematika, antara lain: disebabkan karena pesatnya fasilitas teknologi informasi. Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme pembelajaran berbasis TI menjadi tidak terelakkan lagi. Konsep yang kemudian terkenal dengan sebutan Pembelajaran Elektronik ini membawa pengaruh terjadinya proses transformasi pendidikan konvensional ke dalam bentuk digital, baik secara isi (contents) dan sistemnya. Saat ini konsep Pembelajaran Elektronik sudah banyak diterima oleh masyarakat dunia, terbukti dengan maraknya implementasi Pembelajaran Elektronik di lembaga pendidikan. Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web dengan mengunakan Learning Management System (LMS). Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia, video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil. Namun pada dasarnya desain konsep pembelajarannya tetap mengadaptasi dari proses pembelajaran tradisional. Saat ini LMS berkembang semakin pesat, bahkan dikenalkan berbagai LMS berdasarkan keperluannya, misalnya ada yang versi offline dan ada juga yang versi online. LMS versi offline sangat membantu untuk daerah-daerah terpencil yang tidak terjamah oleh dunia internet. Namun dengan hadirnya LMS versi offline maka akan memudahkan sekolah atau lembaga pendidikan lainnya dalam memanfaatkannya. Cara penyampaian atau cara pemberian (delivery system) dari Pembelajaran Elektronik, dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: 1) One way communication (komunikasi satu arah). 2) Two way communication (komunikasi dua arah). Komunikasi atau interaksi antara guru dan murid memang sebaiknya melalui sistem dua arah. Dalam Pembelajaran Elektronik, sistem dua arah ini juga bisa diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: 1) Dilaksanakan melalui cara langsung (synchronous). Artinya pada saat instruktur memberikan pelajaran, murid dapat langsung mendengarkan; 2) Dilaksanakan melalaui cara tidak langsung (a-synchronous). Misalnya pesan dari instruktur direkam dahulu sebelum digunakan.
Karakteristik Pembelajaran Elektronik ini antara lain adalah: 1) Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; di mana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang 2) protokoler;
36
Abdul Jabar/ LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 8. No 1 (2013) 30-39
3) Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer networks); 4) Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya; 5) Memanfaatkan jadual pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer; Pemanfaatan Pembelajaran Elektronik tidak terlepas dari jasa internet. Karena teknik pembelajaran yang tersedia di internet begitu lengkap, maka hal ini akan mempengaruhi terhadap tugas guru dalam proses pembelajaran. Dahulu, proses belajar mengajar didominasi oleh peran guru, karena itu disebut the era of teacher. Kini, proses belajar dan mengajar, banyak didominasi oleh peran guru dan buku (the era of teacher and book) dan pada masa mendatang proses belajar dan mengajar akan didominasi oleh peran guru, buku dan teknologi (the era of teacher, book and technology). Beberapa cara efektif untuk menggunakan internet di dalam kelas adalah sebagai berikut: 1) Untuk membantu menavigasi dan mengintegrasikan pengetahuan. Internet punya data base informasi besar tentang berbagai topic yang diorganisasikan dalam banyak cara yang berbeda. Saat murid mengeksplorasi sumber-sumber internet, mereka dapat menempatkan sendiri karya mereka dalam riset dan menyusun proyek yang menintegrasikan informasi dari beragam sumber. 2) Mendorong belajar bersama. Salah satu cara yang paling efektif untuk menggunakan internet dikelas adalah melalui aktivitas proyek atau tugas dalam kelompok kecil. Internet mempunyai banyak informasi yang berbeda-beda yang bisa dimanfaatkan untuk memperbaiki tugas atau penelitian mereka. Salah satu tipe proyek belajar individual maupun kelompok kecil menggunakan internet dalam pembelajaran bersama adalah berburu skor dalam games matematika dan memecahkan masalah atau solusi altenatif lain terhadap masalah yang diberikan. 3) Menggunakan e-mail. Penggunaan e-mail dalam pengiriman tugas-tugas oleh peserta didik akan mendorong peserta didik untuk lebih memanfaatkan teknologi. Pengiriman tugas dengan e-mail sangat mengefesienkan waktu dan mempermudah guru memberikan feedback kepada murid, disamping itu pula fortofolio dapat tertata rapid dan mudah di sharing kan bersama siswa. Pembelajaran elektronik ini mempunyai banyak keuntungan diantaranya: Mengurangi biaya perjalanan Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku-buku) ◦ Buckman Lab: $2.4juta $400 ribu ◦ Aetna: menghemat $3 juta ◦ HP: $7 juta $1.5 juta
37
Pembelajran Elektronik pada Matematika
◦ Federal Internasional Finance: menghemat $1 juta Menghemat waktu dan fleksibel dalam proses belajar mengajar ◦ Dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas ◦ Tepat untuk perusahaan atau bisnis yang bersifat tersebar di berbagai wilayah Melatih pembelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan Percepatan program pelatihan dan sertifikasi dengan Pembelajaran Elektronik, yang berujung ke peningkatkan daya saing kary karyawan Sosialisasi product knowledge ke karyawan (staff) lebih efektif dan efisien Beberapa LMS yang dapat dimanfaatkan oleh guru dalam pembelajaran elektronik ini diantaranya: (1) Guru dapat menggunakan LMSdalam pembelajaran seperti moodle, kelebihan moodle adalah bisa digunakan untuk keperluan localhost dan intranet intranet, sehingga LMS ini bisa digunakan tanpa harus menyambung ke internet. Berikut contoh tampilan LMS yang memanfaatkan moodle
(2) Guru juga bisa memanfaatkan edmodo untuk pembelajaran yang berbasis internet. Kelebihan edmodo adalah mudah dipahami penggunaannya oleh siswa sebab mirip seperti facebook. Menurut Stroud (2010), Edmodo memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan aplikasi aplikasi social network atau yang jenisnya. Keunggulan Keunggulankeunggulan dari Edmodo adalah sebagai berikut. a) Edmodo menjamin keamanan dan kemudahan atas aktivitas pembelajaran seperti berbagi idea tau yang lainnya baik dalam lingkungan sekolah maupun di luar. Kemudahan mengakses Edmodo dapat menggunakan komputer maupun telepon genggam. Sehingga meskipun siswa sedang melaksanakan magang, siswa tetap belajar kelompok mata pelajaran yang lainya. b) Guru dapat mengumpulan bahan atau materi yang digunakan dalam pembelajaran matematika matematika dalam fitur Library, sehingga membantu siswa untuk mencari alternatif sumber pembelajaran untuk dipelajari oleh siswa.
38
Abdul Jabar/ LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 8. No 1 (2013) 30-39
c) Edmodo menyediakan akses yang cepat dan mudah seperti tugas, kuis, sumber belajar berbasis web. d) Orang tua dapat log-on ke account dengan kode kelas dan mengetahui pembelajaran siswa yang dilakukan di kelas. Harapannya adalah untuk menciptakan keterlibatan orang tua lebih tua yakni berkomunikasi dengan guru tanpa harus datang ke kelas. Orang tua dapat log-on kapan dan dimana saja. e) Guru dapat berbagi file, ide, dan materi lainnya dengan guru lain. Hal ini memungkinkan mereka untuk memperluas perpustakaan mereka sendiri dan strategi pembelajaran. PENUTUP Pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran elektronik memberikan sumbangan yang berharga pada pendidikan matematika, dimana melalui LMS siswa dan guru atau siswa dan siswa dapat melakukan proses pembelajaran, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA Ahmad Nizar, 2008. Pemanfaatan Blog Sebagai Media Alternatif Pembelajaran Matematika Bagi Siswa SMP. Makalah National Innovative Teacher 2008. Yogyakarta. Giovannina, A., (2010), Personalisation in a mathematics e-learning course University of Salerno Conference ICL2010 September 15 -17, 2010 Hasselt, Belgium John W. Santrock, 2007. Psikologi Pendidikan. Kencana; Jakarta. Nuryadi, 2008. Penggunaan Program Microsoft Office Power Point sebagai media Pembelajaran Pecahan di Tingkat SD. Makalah National Innovative Teacher 2008. Yogyakarta. Ramli Kamaruddin, 2008. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X Smk Tri Dharma Nusantara (Tdn) Makassar Melalui Pengajaran Multimedia Berbasis Edutainment Pada Pokok Bahasan Matriks. Makalah National Innovative Teacher 2008. Yogyakarta. Romi Satria W. 2007. Sistem eLearning Berbasis Model Motivasi Komunitas. Jurnal Imiah Teknodik;Pustekkom. Jakarta. Soekartawi, Prinsip Dasar Pembelajaran Elektronik: Teori dan Aplikasinya Di Indonesia.
39