1
Pembangunan Aplikasi Digital Color Advisor untuk Aplikasi Web Erico Darmawan Handoyo Abstrak – Warna adalah salah satu elemen penting yang menentukan desain dari sebuah web. Pemilihan warna adalah salah satu hal yang perlu dipikirkan oleh desainer web dengan baik dan memakan waktu yang relatif lama. Untuk mengatasi hal ini, maka diperlukan sebuah aplikasi yang dapat membantu para desainer web dalam memilih warna bagi aplikasi web milik mereka tersebut. Penelitian ini dibuat untuk meneliti dan merancang prototipe sebuah aplikasi yang dapat membantu para desainer dalam menentukan pilihan warna dengan lebih cepat dan sesuai untuk diterapkan di dalam aplikasi web mereka. Aplikasi ini diberi nama Digital Color Advisor (Penasihat Warna Digital). Agar aplikasi ini mudah untuk dikembangkan, maka aplikasi ini dibangun dengan menggunakan arsitektur berbasis komponen.
I.
LATAR BELAKANG
Antarmuka pengguna (User interface) dari sebuah aplikasi dapat dikatakan baik jika aplikasi tersebut dapat digunakan dengan mudah (easy to use) dan memiliki tampilan yang menarik dan tidak membingungkan. Salah satu elemen yang mempengaruhi tampilan sebuah aplikasi adalah warna. Warna tidak hanya bermanfaat untuk memperindah tampilan dari sebuah aplikasi saja, namun warna dapat memberikan pengaruh terhadap emosi, persepsi, dan psikologi manusia. Warna dapat digunakan sebagai salah satu alat yang efektif untuk merepresentasikan kreatifitas, informasi, produk, pelayanan, atau gambaran umum sebuah organisasi. Di zaman yang serba cepat ini, para desainer web dituntut untuk membuat desain web yang dapat merepresentasikan isi web (senada/serasi/bertema sama) tersebut dengan semenarik mungkin dalam jangka waktu yang cepat. Hal ini memberikan beberapa masalah pada para desainer, terutama para desainer di Indonesia. Berikut adalah beberapa masalah yang dihadapi: 1.
Mencari penggunaan warna yang tepat sangatlah sulit dan membutuhkan waktu yang relatif lama.
2.
3.
4.
5.
6.
Di Indonesia, literatur yang berisi panduan penggunaan warna serta hubungannya dengan persepsi manusia sangatlah sedikit dan jarang ditemui di internet. Di Indonesia, literatur mengenai warna sangatlah mahal (mayoritas masih merupakan buku impor). Aplikasi pemandu warna yang sudah ada masih sangat mahal dan tidak dapat memberikan saran warna yang berhubungan dengan psikologi/persepsi/emosi manusia. Hanya warna-warna tertentu saja yang dapat ditampilkan di dalam sebuah web page (web safe colors). Beberapa aplikasi serupa (Contoh: Adobe Kuler, Color Palette Generator, Color DB, Color Impact) yang telah ada masih belum dapat memenuhi kebutuhan para desainer untuk menemukan pilihan warna dengan tepat. II. PENGGUNAAN WARNA YANG EFEKTIF
Penggunaan warna di seluruh dunia adalah sebuah permasalahan serius yang seringkali diabaikan oleh para desainer web. Bagaimana menggunakan warna-warna di layar komputer menjadi lebih sulit dengan adanya kenyataan bahwa persepsi dari warna tidaklah tergantung hanya pada kemampuan manusia dalam melihat warna, tetapi juga pada kemampuan manusia dalam mengartikan warna tersebut berdasarkan emosi dan kebudayaannya. Warna dapat memikat, membujuk, memberikan rasa takut, menjual, dan bahkan memberikan inspirasi. Pekerjaan seorang desainer Web adalah menggunakan warna-warna tersebut secara efektif dalam menyajikan seni, informasi, produk, pelayanan, atau organisasi pada web yang dibuatnya. Warna yang digunakan untuk merepresentasikan produk atau informasi yang disampaikan memiliki dampak yang sangat besar pada penerimaan user terhadap produk/informasi tersebut.
2 Para desainer harus memiliki pengetahuan yang memadai mengenai penggunaan warna dan beriskap tegas terhadap penggunaannya. Seorang desainer harus benarbenar memikirkan mengapa ia menggunakan warna yang dipilihnya dan kepada siapa warnawarna tersebut ditujukan. Tanpa pemikiran tersebut, maka hasil yang dicapai dapat melemahkan pesan yang akan disampaikan atau bahkan tidak dapat menyampaikan pesan tersebut sama sekali pada orang-orang yang dituju. Berikut ini adalah beberpa panduan yang dapat dijadikan acuan untuk penggunaan warna yang efektif: 1.
2.
3.
4.
5.
Warna dan asosiasi alaminya. Setiap warna memiliki arti dan asosiasinya masing-masing (Singh, V.). Sebuah web mengenai bathtub atau sebuah perusahaan perahu/kapal pesiar dapat menggunakan warna-warna seperti biru atau teals. Pendampingan sebuah warna dengan warna lainnya yang cocok. Beberapa kumpulan warna tertentu dapat terlihat terlalu tajam atau terlalu pucat. Namun, dengan perpaduan warna yang tepat maka warna-warna tersebut dapat menjadi lebih hidup (Singh, V.). Gunakan warna secukupnya. Menggunakan warna adalah cara yang baik untuk mengidentifikasi, mengelompokkan, atau membedakan antar elemen web/aplikasi. Menggunakan terlalu sedikit warna dapat membuat sebuah aplikasi/web terkesan membosankan atau tidak bertenaga. Namun, menggunakan terlalu banyak warna juga dapat menimbulkan kesan hiper aktif atau terlalu ramai. Oleh karena itu, sebaiknya setiap desainer web menggunakan 2 atau 3 buah warna utama (dengan berbagai variasi gelap/terang) dan sedikit warna aksen (Singh, V.; Hunt, B.; Tidwell, J., 2005). Gunakan warna yang kuat untuk menarik perhatian mata user. Warna yang kuat dapat menarik perhatian mata. Semakin besar daerah yang memiliki warna kuat tersebut, semakin kuat pula warna tersebut menarik perhatian mata (Hunt, B.). Meskipun begitu, penggunaan terlalu banyak warna-warna kuat akan membingungkan mata dan menyebabkan teknik ini menjadi tidak efektif. Pastikan text dapat dibaca dengan menggunakan warna-warna yang kontras. Setiap desainer web perlu menghindari
background tulisan yang bertekstur karena akan membuat tulisan tersebut sulit terbaca. Gunakan warna background yang cukup kontras sehingga memudahkan tulisan untuk dibaca (Gabriel, P., 2007; Hunt, B.). III. ARTI WARNA Manusia memiliki persepsinya masing-masing terhadap suatu warna (Eiseman, L., 2006). Sebuah warna dapat memiliki arti yang berbeda bagi manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Bagi masyarakat di Eropa, warna putih melambangkan kesucian dan kekudusan. Itulah sebabnya warna putih seringkali menjadi warna dominan di dalam pesta pernikahan. Namun warna putih ini dapat juga berarti kematian bagi orang-orang di China. Itulah sebabnya orangorang China yang sedang berkabung menggunakan pakaian berwarna putih. Meskipun persepsi tiap orang terhadap warna berbeda-beda, tetap ada persepsi global yang dapat ditangkap oleh sebagian besar atau bahkan mungkin semua orang di dunia. Persepsi inilah yang dipelajari dan diteliti oleh orang-orang yang mempelajari psikologi warna. Persepsi umum ini juga yang dapat juga disebut sebagai arti dari sebuah warna. Warna putih juga memiliki arti umum seperti “kebersihan”, “higienis”, dan sebagainya. Oleh sebab itulah maka sebagian besar atau bahkan semua dokter di seluruh dunia mengenakan pakaian berwarna putih. IV. APLIKASI SEJENIS Sebelum dibangunnya Digital Color Advisor, telah terdapat beberapa aplikasi yang sejenis/serupa, di antaranya adalah Adobe Kuler, Color Palette Generator, Color DB, dan Color Impact. Namun demikian, keempat aplikasi tersebut belum ada yang mengintegrasikan antara kebutuhan desainer dalam mencari warna dan melakukan pengolahan warna. Adobe Kuler Adobe Kuler adalah sebuah aplikasi yang merupakan tempat penyimpanan (database) kumpulan warna (palette). Dalam aplikasi ini, setiap user dapat membuat sebuah palette berdasarkan teori harmoni warna atau berdasarkan file gambar yang dipilih. Setelah itu, user akan memberikan nama pada palette yang baru dibuatnya tersebut. Selain dapat membuat
3 palette, setiap user juga dapat mencari palette berdasarkan nama atau peringkat dari setiap palette. Meskipun demikian, Adobe Kuler tidak menyediakan arti dari setipa warna ataupun arti dari setiap kelompok warna yang disimpannya. Dengan demikian, para desainer web hanya dapat memperoleh kumpulan kelompok warna tanpa dapat mengetahui kapankah saat yang tepat untuk menggunakan kelompok-kelompok warna tersebut. Gambar 1 adalah tampilan awal dari aplikasi Adobe Kuler.
harddisk, USB, dsb maupun dari alamat URL gambar tersebut. Setelah memberikan file gambar yang dimaksud, maka aplikasi Color Palette Generator akan melakukan proses pencarian warna-warna dominan yang terdapat dari gambar tersebut. Selain memberikan warna-warna dominan dari gambar tersebut, aplikasi ini juga merepresentasikan tiap warna dalam bentuk hexadecimal sehingga akan lebih mudah ketika akan digunakan di dalam aplikasi web.
Gambar 2. Tampilan Color Palette Generator
Berikut ini adalah fitur yang ditawarkan dari Color Palette Generator: Gambar 1. Tampilan Adobe Kuler
1.
Berikut adalah fitur yang ditawarkan dari Adobe Kuler: 1. 2. 3.
Membuat kumpulan warna berdasarkan Color Harmony. Mengambil kumpulan warna dominan dari sebuah file gambar. Mencari kumpulan warna (palette).
Mengambil kumpulan warna dominan dari sebuah file gambar.
(pallete)
(pallete)
Berikut adalah kekurangan dari Color Palette Generator:
(pallete)
1.
2. Berikut adalah kekurangan dari Adobe kuler: 1. Pencarian dilakukan berdasarkan nama/judul dari palette dan bukan dari arti/persepsi yang dapat disampaikan oleh palette tersebut kepada manusia. 2. Tidak dapat mencoba palette yang telah dipilih pada sebuah halaman web. 3. Sulit untuk melakukan eksperimen warna. Color Palette Generator Color Palette Generator adalah aplikasi berbasis web yang berfungsi untuk mengambil sekumpulan warna (pallete) dari sebuah file gambar, yaitu warna-warna dominan dari gambar tersebut. Pada aplikasi ini, user dapat memilih file gambar baik dari media penyimpanan seperti
3. 4.
Pengguna hanya dapat membuat palette saja, namun tidak dapat mencari kumpulan palette yang sudah ada. Pembuatan palette hanya dengan cara mengambil warna dominan dari file gambar saja. Tidak dapat mencoba palette yang telah dipilih pada sebuah halaman web. Tidak dapat melakukan eksperimen warna sama sekali.
ColorDB ColorDB adalah sebuah aplikasi yang memungkinkan penggunanya untuk melakukan eksperimen warna. Dalam aplikasi ini, user dapat memilih warna dari Color Wheel dan Color Picker yang tersedia. User juga dapat mencari berbagai variasi warna yang tersedia dan beberapa macam harmoni warna. Setelah memilih beberapa macam warna yang diinginkan, maka user dapat mencobanya pada template HTML yang telah
4 tersedia. Gambar 3 adalah tampilan dari aplikasi ColorDB. Pada gambar ini, warna-warna yang telah dicoba pada template HTML dapat dilihat di bagian kanan bawah dari aplikasi ColorDB. Aplikasi Color DB menyediakan pula beberapa informasi mengenai warna-warna yang dipilih seperti hue, saturation, value, nilai RGB, dan nilai CMY.
mempermudah desainer web untuk memastikan bahwa warna yang dipilihnya dapat ditampilkan dalam tiap halaman web miliknya. Gambar 4 adalah contoh tampilan dari aplikasi ColorImpact.
Gambar 4. Tampilan ColorImpact Gambar 3. Tampilan ColorDB
Berikut ini adalah fitur-fitur yang ditawarkan oleh ColorImpact:
Berikut ini adalah fitur yang ditawarkan oleh ColorDB:
1.
1.
2.
2.
Melakukan eksperimen warna (Color Harmony dan Color Variation). Dapat mencoba warna yang telah dipilih pada HTML template.
Berikut ini adalah kelemahan dari ColorDB: 1. 2.
Berikut ini adalah kelemahan dari ColorImpact: 1.
Tidak dapat mencari kumpulan warna (palette) sama sekali. Tampilan HTML template masih kurang baik.
Color Impact ColorImpact adalah aplikasi desktop yang berfungsi untuk melakukan berbagai eksperimen warna dan mencobanya pada beberapa template yang telah tersedia. Eksperimen warna yang dapat dilakukan di dalam ColorImpact adalah mencari harmoni warna, variasi warna, dan transisi warna. Pada aplikasi ini user juga dapat memilih beberapa warna sebagai warna tema dan warna aksen lalu mencobanya pada beberapa template yang telah disediakan. Template yang disediakan oleh aplikasi ColorImpact adalah template halaman web, pakaian, dan beberapa pattern. Aplikasi ColorImpact juga menyediakan informasi warna berupa nilai RGB, hue, saturation, brightness, dan bentuk hexadecimal. Warna yang dipilih di dalam ColorImpact dapat diubah menjadi bentuk warna web safe. Hal ini akan
Melakukan eksperimen warna (Color Harmony, Color Variation, Color Blender). Dapat mencoba warna yang telah dipilih pada template yang telah tersedia.
Tidak dapat mencari (palette) sama sekali.
kumpulan
warna
V. ANALISA KEBUTUHAN APLIKASI Seperti yang telah diuraikan pada bagian II, warna adalah salah satu komponen penting yang harus diperhatikan dalam mendesain sebuah aplikasi web. Kompleksitas pemilihan warna membuat seorang desainer membutuhkan waktu yang cukup untuk memilih warna yang tepat. Di sisi lain, user menginginkan agar aplikasi web yang dipesan dapat diselesaikan dengan secepat mungkin. Oleh karena itu, desainer web membutuhkan bantuan dalam menentukan warna yang tepat. Berdasarkan “Panduan Penggunaan Warna yang Efektif” pada bagian II, maka ditentukan beberapa kebutuhan dari aplikasi Digital Color Advisor, antara lain: 1.
Kebutuhan dalam mencari warna-warna yang sesuai dengan tema yang diinginkan (berdasarkan panduan penggunaan warna nomor 1).
5 2.
3. 4.
Kebutuhan dalam mencari kelompok warnawarna yang serasi satu dengan yang lainnya (berdasarkan panduan penggunaan warna nomor 2). Kebutuhan dalam mencari warna-warna web safe. Kebutuhan dalam mencari kumpulan warna yang tepat dengan waktu yang lebih singkat.
Berdasarkan kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka aplikasi Digital Color Advisor akan diberikan beberapa fitur sebagai berikut: 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Fitur mencari warna tema dan kumpulan warna yang sesuai dengan kata kunci dari konsep yang diinginkan (berdasarkan kebutuhan nomor 1). Fitur untuk mengubah sebuah warna menjadi warna web safe (berdasarkan kebutuhan nomor 3). Fitur untuk membandingkan beberapa kelompok warna (berdasarkan kebutuhan nomor 4). Fitur untuk menemukan warna-warna harmoni dari sebuah warna (berdasarkan kebutuhan nomor 2). Fitur untuk menemukan beberapa variasi warna dan transisi antar dua warna (berdasarkan kebutuhan nomor 4). Fitur untuk mencoba kelompok warna terhadap sebuah web page (berdasarkan kebutuhan nomor 4).
VI. ARSITEKTUR ADVISOR
APLIKASI
DIGITAL
COLOR
Pemrograman berbasis komponen adalah sebuah teknik pemrograman yang membagi sebuah system/aplikasi menjadi beberapa komponen. Komponen-komponen ini dapat dikembangkan secara terpisah dan akan disatukan ketika sistem tersebut akan dijalankan (Gross, C., 2007). Pembangunan aplikasi dengan berbasis komponen memiliki setidaknya dua buah keuntungan, yaitu: 1.
2.
Komponen dari sebuah sistem dapat dikerjakan tanpa harus menunggu komponen lainnya selesai terlebih dahulu. Dengan demikian, waktu pengembangan dapat dipersingkat. Jika terdapat kesalahan pada sistem, maka yang perlu diperbaiki hanyalah komponen
yang terkait saja (tidak perlu merombak semua komponen). Dengan arsitektur berbasis komponen ini, maka aplikasi Digital Color Advisor (DCA) dimungkinkan untuk dapat dikembangkan dengan lebih mudah. Aplikasi Digital Color Advisor akan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: 1.
2.
3.
Komponen Color Utilities: berisi class dan method yang berfungsi untuk melakukan perhitungan yang berkaitan dengan warna, seperti mencari variasi warna, warna web safe, dsb. Komponen Color User Control: berisi macammacam control yang akan digunakan di dalam skeleton dari aplikasi Digital Color Advisor. Digital Color Advisor Interface (system skeleton): berfungsi untuk menggabungkan kedua komponen Digital Color Advisor sekaligus menjadi perantara antara sistem dengan user (interface).
Gambar 5 menunjukkan arsitektur dari aplikasi Digital color Advisor.
Gambar 5. Arsitektur DCA Berbasis Komponen
VII. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Aplikasi Digital Color Advisor dibangun dengan menggunakan metodologi incremental prototyping. Terdapat beberapa tahapan utama dalam membangun aplikasi ini, yaitu proses pembuatan komponen Color User Control, pembuatan layout aplikasi, pembuatan komponen ColorUtility dan menggabungkannya dengan aplikasi utama (terdiri dari beberapa prototipe). Gambar 6 adalah tampilan aplikasi Digital Color Advisor. Aplikasi DCA juga menyediakan 2 buah halaman web contoh yang dapat dipakai untuk mencoba warna-warna yang telah dipilih pada ColorPalette. Gambar 7 menunjukkan hasil penerapan warna-warna pada ColorPallete pada salah satu halaman web contoh.
6 1.
2.
3.
Sebelum dilakukan perancangan aplikasi, dilakukan survei terlebih dahulu akan kebutuhan pengguna. Setelah melakukan perancangan, pengguna akan diperlihatkan prototipe dari aplikasi secara periodik. Dengan demikian, kekurangan-kekurangan pada aplikasi dapat diketahui sejak awal. Setelah aplikasi selesai dibangun, maka perlu diadakan survei melalui kuesioner. Kuesioner yang dibuat dapat berbasis web ataupun kertas, namun keduanya harus memiliki referensi pembuatan kuesioner yang baik.
Gambar 6. Tampilan Aplikasi DCA
Setelah kuesioner selesai dibuat, maka diadakan survei terhadap beberapa orang yang kompeten/dapat dipercaya. Dalam penelitian ini, kuesioner diberikan kepada para desainer web dan dosen pengajar pemrograman web. VIII.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berikut ini adalah kesimpulan yang didapatkan melalui pembuatan aplikasi Digital Color Advisor: 1.
2.
3.
Gambar 7. Tampilan Halaman Web Contoh
Pengujian penerimaan oleh pengguna (user acceptance test) dilakukan untuk menguji apakah aplikasi Digital Color Advisor dapat mencapai tujuan dari pembuatannya, yaitu dapat membantu para desainer dalam menentukan pilihan warna dengan lebih cepat dan sesuai untuk diterapkan di dalam aplikasi web mereka. Pengujian ini dilakukan melalui kuesioner yang diberikan beberapa orang user yang cukup berpengalaman (praktisi aplikasi web / dosen pemrograman web). Berikut ini adalah hal-hal yang dilakukan agar aplikasi yang dibangun dapat memenuhi kebutuhan dari pengguna (dalam hal ini adalah desainer web):
Aplikasi Digital Color Advisor dapat mempermudah para desainer web mendesain aplikasi web. (Hal ini disimpulkan berdasarkan hasil kuesioner). Aplikasi Digital Color Advisor telah memiliki tampilan yang baik dan dapat digunakan dengan mudah (Hal ini disimpulkan berdasarkan hasil kuesioner). Fitur-fitur yang terdapat dalam aplikasi Digital Color Advisor secara keseluruhan bermanfaat bagi desainer web untuk membantu pekerjaan mereka dalam mendesain web (Hal ini disimpulkan berdasarkan hasil kuesioner).
Berikut ini adalah saran-saran yang dapat diterapkan untuk mengembangkan aplikasi Digital Color Advisor lebih lanjut: 1.
2.
Meskipun tampilan Digital Color Advisor sudah baik, namun tampilan tersebut dapat dirancang kembali agar lebih menunjukkan kepada pengguna bagian-bagian manakah yang perlu dilakukan terlebih dahulu ketika menggunakan aplikasi Digital Color Advisor. Aplikasi dikembangkan dengan berbasis web. Dengan demikian aplikasi ini dapat diakses oleh banyak sekali user. Lalu, setiap warna/kombinasi warna yang digunakan oleh
7
3.
4.
5.
user akan dicatat secara statistik oleh sistem sehingga dapat diperoleh warna/kombinasi warna yang paling banyak digunakan di dunia. Hal ini juga akan memberikan sebuah kemudahan bagi user dalam memilih warna/kombinasi warna yang akan digunakannya. Aplikasi Digital Color Advisor diintegrasikan dengan aplikasi lain yang khusus untuk menghasilkan berbagai kombinasi warna (Contoh: Adobe Kuler). Hal ini akan memudahkan pihak pengembang dalam memperbaharui database yang berisi kumpulan warna/kombinasi warna. Arti warna yang dicatat di dalam database dapat dikategorikan kembali ke dalam beberapa wilayah di dunia. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa arti sebuah warna di sebuah tempat dapat berbeda dengan tempat lainnya (sesuai dengan kebudayaan setempat). Hal ini akan mempermudah user ketika ia membutuhkan sebuah warna tema yang terkait dengan kebudayaan dari suatu wilayah tertentu di dunia. Aplikasi ini dapat dikembangkan dalam rangka menyediakan beberapa web template (seperti pada aplikasi Power Point) atau digabungkan dengan web page generator yang telah ada. Web template tersebut akan menggunakan warna-warna yang telah dipilih oleh user pada aplikasi Digital Color Advisor ini. Dengan demikian, user dapat lebih cepat lagi dalam mendesain sebuah web.
Gambar 8 akan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai saran yang telah diberikan. Gambar ini memperlihatkan aplikasi Digital Color Advisor (web based) yang telah diintegrasikan dengan database warna dan web page generator yang telah ada sehingga dapat digunakan oleh banyak desainer web di seluruh dunia.
Gambar 8. Aplikasi DCA (Web Based)
REFERENSI [1] Ambler, S. W. (n.d.). User Interface Design Tips, Techniques, and Principles. Retrieved 3 10, 2009, from Ambysoft: http://www.ambysoft.com/essays/userInter faceDesign.html [2] Eiseman, L. (2006). COLOR: Messages and Meanings. Hand Books Press. [3] Gabriel, P. (2006). Color Theory for Digital Display: A Quick Reference Part I. Retrieved February 22, 2008, from http://uxmatters.com/MT/archives/000069 .php [4] Gabriel, P. (2007). Color Theory for Digital Display: A Quick Reference Part III. Retrieved February 22, 2008, from http://uxmatters.com/MT/archives/000163 .php [5] Gros, C. (2007). Beginning C# 2008 From Novice to Professional. Apress. [6] Holzschlag, M. E. (n.d.). Color My World. Retrieved February 22, 2008, from http://www.webtechniques.com/archives/2 00/09/desi/ [7] Hunt, B. (n.d.). Retrieved February 22, 2008, from Your Complete Guide to Web Design: http://webdesignfromscratch.com [8] Mannino, M. V. (2001). Database. McGrawHill. [9] Morton, J. (1998). 50 Symbolic Color Schemes. COLORCOM. [10] Morton, J. (1997). A Guide to Color Symbolism. COLORCOM. [11] Morton, J. (2004). Colors that Sell: Tried and Tested Color Scheme. COLORCOM. [12] Pressman, R. S. (2001). Software Engineering A Practitioner's Approach (5th Edition ed.). McGraw-Hill. [13] Singh, V. (n.d.). Color Design for the Web. Retrieved February 22, 2008, from http://www.coolhomepages.com/cda/color/ [14] Tidwell, J. (2005). Designing Interfaces. O'Reilly.