-
Bul. Tek dun IndruM P q , Vd. V no. 3. T%. 1994
PEMASYAR4,KATAN IS0 9000 UNTUK INDUSTRI PANGAN DI INDONESLA (DISSEMINATION OF IS0 9000 FOR FOOD INDUSTRY IN INDONESIA) Musa Hubeisl) SUMMARY To 4 a quality manugemmt systems, thefood manujiiring/industry starts to the appropriate steps such as: a basic unh W n g of quality amocpts and pr&'ces by QC and TQC, to generate interest among m a n u f a c t m in comumm rrquiremenis by QA, to provides approaches to the planning and organization of a quality control system by TQM,to provide a basic aaquianta~cwith international standard and measurement by I S 0 9000 (sm'es of universal standards). I S 0 9000 quality management sgstnn is a guideline for food manufacturinglindustry to nach the intmrational ma* place or seikted ma&. Thc adoption a d implementation of I S 0 9000 will give aport offood manujim'ngl industy a pownfull tool fir sharping his ability to wmpcte (ndm the technical barriers to trrute) and ofm products or services that meet well-dcfined needs, satisb consumer tapedation, omply with applcable standards and specii~tionas well as w.form the quimnmts.
PENDAHULUAN
sasi, tetapi juga mempakan tuntutan pasar maupun hambatan non tamifbammer. Industri pangan sebagai bagian dari industri berbaKonsep berfikir pengusaha di bidang pangan yang ma& menganut paham bahwa mutu dapat diatur dan sis pertanian yang didasarkan pada wawasan agribisnis pengelolaan usaha yang tidak memberikan kejelasan memiliki mata rantai yang melibatkan banyak pelalcu, tanggung jawab akan semakin terdesak Hal ini dibukti- yaitu mulai dari produsen primer-(pengangkutan)kan oleh kenyataan bahwa para pembeli atau pedagang pengolah- penyalur-pengecer-Konsumen. Pada masing-' antara akan semakin rasional dan disamping itu model masing mata rantai tersebut diperlukan adanya pentransaksi jual-beli hanya akan terjadi setelah mereka gendalian mutu (quality control atau QC) berorientasi ke yakin bahwa sistem mutu (quality sistem) yang diterap- standar jaminan mutu (quality assurance atau QA) dikan adalah standar, yang berarti dapat dipertar~ggung tingkat produsen sampai konsumen, kecuali inspeksi jawabkan kebenarannya, konsisten dan tmaabIc (Abeng, pada tahap pengangkutan dalam menuju pencapaian 1993). Dilema ini temtama muncul di industri k i l pengelolaan kegiatan pengendalian mutu total (total dan menengah yang sudah mampu menghasillcan pro- quality control atau TQC) pada aspek rancangan, pmduk pangan ekspor, tetapi keterbatasan dalam menja- duksi dan produktivitas, serta pemasaran (ITC, 1991). wab permintaan standar intemasional yang sedang Dengan kata lain permasalahan mutu bukan sekadar masalah pengendalii mutu atas barang dan jasa yang marak saat ini (IS0 9000). Hal yang diimukakan di atas erat kaitannya de- dihasilkan atau standar mutu barang (product quality), ngan kecenderungan mutu di tahun 1990-anyang men- tetapi sudah bergerak ke arah penerapan dan penguagarah ke standardisasi dan sistem mutu nasional, yaitu saan total quality management (TQM) menuju worU class mencalatp keterkaitan antar industri yang ada dan ke- p n f o r m m yang dimanifestasikan dafam bentuk pengaterkaitan legitimisai secara intemasional (pengalcuan kuan I S 0 9000 (sertifikat mutu intemasional). Sertif~katsebagai senjata untuk menembus pasar inantar negara, kegiatan standardi-sasi regional, harmonisasi standar dan standar internasional). Peran dan pene- temasional mempakan sebuah dokumen yang menyatakanan standardisasi addah memperbaiki mutu hidup kan suatu produk/jasa sesuai dengan persyaratan masyarakat, masalah lingkungan hidup dunia, mendo- standar atau spesifikasi teknis tertentu (Jailani, 1993). mng perkembangan iptek, penyusunan standar mjhmx Sertifilkat sangat di-perlukan dalam persaingan perdamatnial, perluasan kegiatan sertifiikasi-akreditisasi dan gangan dewasa ini dan di masa yang akan datang. Hal mutu, serta prasarana institusional. Dipenuhinya stan- ini disebabkan beberapa kawasan dunia telah membendar mutu baran@jaminan mutu bukan saja tuntutan tuk blok-blok perdagangan bebas, misalnya Eropa badan-badan internasional di bidang sertiftkasi/akrediti- (EEC), Amerika Utara (NAFTA), Asean (AFTA) dan kawasan lainnya. Sertifikat yang diperlukan itu adalah sertifit yang diakui sebagai alat penjamin terhadap dapat diterimanya suatu produk/jasa tersebut. Usaha pengakuan itu dapat melalui harmonisasi antara pengujian dan sertifikasi satu negara dengan negara lain
s