PEMANFAATAN TANAMAN AZOLLA SEBAGAI PAKAN TAMBAHAN (EKTRA FEEDING) Oleh : Ir. Indah Retnowati a. Latar Belakang Pengembangan usaha budidaya ikan perlu memperhatikan beberapa aspek pendukung seperti benih, pakan, lingkungan perairan, manajemen kesehatan serta sistem dan teknologi budidaya ikan. Diantara kelima unsur tersebut pakan merupakan bagian eksternal yang penting karena berkaitan langsung dengan pertumbuhan ikan dan biaya produksi. Peranan pakan buatan dalam usaha budidaya ikan sangat dominan, terutama dalam budidaya ikan yang dikelola secara intensif dengan kepadatan tinggi. Biaya yang harus dikeluarkan untuk pengadaan pakan tersebut cukup besar, bahkan pada budidaya ikan secara intensif dapat mencapai 60 – 70 % dari total biaya produksi. Berkaitan dengan hal tersebut maka masalah penyediaan pakan buatan harus ditangani secara sungguh-sungguh karena sangat menentukan keberhasilan usaha budidaya ikan.
Salah satu cara untuk mengurangi biaya pengadaan
pakan adalah dengan memanfatkan azolla sebagai pakan tambahan (ektra feeding). a. Kandungan Gizi Azolla Azolla merupakan genus dari paku air yang mengapung. Saat kondisi optimal, azolla dapat tumbuh baik dengan laju pertumbuhan 35 % seriap harinya.
Gambar. Budidaya Tanaman Azolla
Azolla sebagai sumber protein dapat digunakan sebagai sumber pakan tambahan untuk ikan.
Kandungan protein azolla cukup tinggi ( 24 – 30 %).
Kandungan asam amino esensialnya, terutama lisin 0.42 % lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrat jagung, dedak dan beras pecah. Berdasarkan literatur, azolla ternyata memiliki 10 unsur asam amino esensial. Kandungan Asam Amimo Esensial No.
Jenis Asam Amino
% Berat Kering
1.
Thereonine
4.7 g / 100 g protein
2.
Valine
6.75 g / 100 g protein
3.
Isoleusine
5.38 g / 100 g protein
4.
Phenilalanine
5.64 g / 100 g protein
5.
Tryptopan
2.01 g / 100 g protein
6.
Glysine
5.78 g / 100 g protein
7.
Lysine
6.45 g / 100 g protein
8.
Leusine
9.05 g / 100 g protein
9.
Arginine
6.62 g / 100 g protein
10.
Histidine
2.31 g / 100 g protein
Sumber : Lumpkin T.A dan Plucett (1982) di dalam Djojosuwito, S. (2000)
b. Kebutuhan Ikan terhadap Asam Amino Ikan tidak dapat membuat asam-asam amino sehingga ikan perlu memperoleh zat-zat tersebut langsung dari makanan yang diperolehnya.
Kualitas protein
pada makanan ikan tidak hanya ditentukan oleh kandungan dalam makanan, sumbernya, ataupun daya cerna ikan, tetapi justru ditentukan oleh jumlah dan keseimbangan berbagai asam amino yang dikandungnya.
Ketersediaan asam
amino dalam pakan sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan ketahanan (kesehatan) ikan secara maksimal. Asupan asam amino sangat berpengaruh terhadap ukuran / bobot dan keseimbangan tumbuh kembang ikan. Kebutuhan jenis dan kadar asam amino pada ikan berbeda-beda, tergantung pada spesies ikan, beratnya, usianya dan komposisi protein yang terkandung dalam makanan.
Ada sepuluh jenis asam amino yang mutlak diperlukan ikan
sejak menetas hingga akhir masa produktifitasnya.
Sepuluh jenis asam amino
ini disebut asam amino esensial karena tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh
ikan. Oleh karena itu, asam amino esensial tersebut harus ditambahkan melalui makanan. c. Pemanfaatan Azolla sebagai Pakan Tambahan Kualitas asam amino dalam pakan buatan sering mengalami penurunan yang drastis karena adanya perubahan temperatur ruangan dan lamanya di gudang, cara pengangkutan atau penyimpanan yang tidak sempurna terhadap bahan ataupun makanan itu sendiri.
Dalam kondisi demikian, penambahan asam-
amino pengganti menjadi mutlak diperlukan. Penambahan asam amino tersebut dapat dipenuhi antara lain dengan pemberian pakan tambahan (ektra feeding) berupa Azolla. Pemberian azolla sebagai pakan tambahan (ektra feeding) pada budidaya ikan tersebut bersifat sebagai “Suplementary Efek” atau efek saling melengkapi sehingga kebutuhan ikan terhadap keseimbangan nutrisi yang dibutuhkan ikan terutama asam amino menjadi lebih baik. Pemanfaatan asam amino dalam tubuh ikan akan jauh lebih efektif jika jika pada tubuh ikan terdapat terdapat kandungan vitamin yang cukup. Pentingnya vitamin dalam kaitannya dengan asam amino ini adalah sebagai berikut: 1) Beberapa jenis asam amino, misalnya tryptophan dalam keadaan defisiensi vitamin, akan dikonversikan menjadi vitamin biacin sehingga dapat mempengaruhi jumlah maupun kandungan asam amino yang dibutuhkan oleh ikan. 2) Pemanfaatan beberapa jenis asam amino oleh tubuh ikan sangat erat kaitannya dengan vitamin. Vitamin C, misalnya sangat berperan dalam sintesis dan metabolism asam amino phenilalanin dan tirosin. Adapun manfaat pemberian azolla sebagai pakan tambahan (ektra feeding) pada budidaya ikan yang dikelola secara intensif dalam hal ini antara lain : 1) Melengkapi kebutuhan nutrisi ikan budidaya terutama asam amino, vitamin dan mineral sehingga ikan sehat dan dapat tumbuh secara lebih baik. 2) Meningkatkan efisiensi terhadap penggunaan pakan buatan sehingga dapat mengurangi biaya produksi. 3) Mengurangi peluang terjadinya kanibal (memangsa sesamanya) seperti pada ikan lele karena tanaman azolla dapat bertahan lebih lama (tidak
rusak) pada media budidaya sehingga kebutuhan terhadap pakan dapat terpenuhi. Tanaman azolla dapat diberikan secara langsung sebagai pakan tambahan (ektra feeding) pada ikan budidaya seperti lele, nila atau gurami. Waktu pemberian tanaman azolla sebaiknya diberikan pada siang hari.
Sedangkan
pagi, sore atau malam hari ikan diberi pakan buatan / pellet. Selain berfungsi sebagai pakan tambahan, keberadaan azolla pada saat siang hari dapat membantu menstabilkan kualitas air. Keberadaan azolla dalam perairan saat siang hari dapat berfungsi sebagai peneduh terhadap penetrasi sinar matahari sehingga dapat mengurangi terjadinya fluktuasi suhu perairan. Selain itu melalui proses fotosintesa tanaman azolla dapat menghasilkan oksigen dan membantu menetralkan zat beracun seperti nitrit dan nitrat. d. Cara Budidaya Azolla Budidaya Azolla dapat dilakukan di kolam tanah atau dikolam terpal. Penempatan kolam sebaiknya berada di lokasi terbuka yang terkena sinar matahari langsung. Berikut tahapan budidayanya : 1) Taburi dasar kolam dengan tanah yang subur, kompos atau bokasi secara merata dengan ketebalan 5 – 10 cm.
Bisa juga memanfaatkan lumpur
kolam yang habis dipanen ikannya. 2) Genangi kolam dengan air hingga kedalaman 20 – 30 cm dan tambahkan probiotik secukupnya. 3) Tebarkan benih Azolla diatasnya dan biarkan berkembang biak. 4) Setelah berumur sekitar 20 – 25 hari, populasi Azolla berkembang pesat, bahkan populasinya bisa menutupi seluruh atau sebagian besar permukaan kolam.
Setelah dewasa (daunnya bertumpuk) azolla siap digunakan
sebagai pakan tambahan (ektra feeding).
Setiap 1 m2 kolam dapat
menghasilkan sekitar 3 – 5 kg Azolla. Sumber Referensi : 1) Djojosuwito, Soedijono, Azolla, Pertanian Organik dan Multiguna, Yokyakarta: Kanisius, 2000. 2) Gunawan, RBG dan Bagus Harianto, Dongkrak Produksi Lele dengan Probiotik Organik. PT. Agro Media Pustaka. 2012.