Perspektif Vol. 13 No.2 /Desember 2014. Hlm 63 - 74 ISSN: 1412-8004
PEMANFAATAN STEARIN SAWIT DAN MINYAK KELAPA UNTUK FORMULASI ASAM LEMAK MIRIP ASI Utilization of Palm Stearin and Coconut Oil in Formulation of Human Milk Fat Analog STEIVIE KAROUW
Balai Penelitian Tanaman Palma Indonesian Palm Crops Research Institute Jalan Raya Mapanget, Manado 95001 Telp. (0431) 812430. Faks. (0431) 812017 E-mail:
[email protected] Diterima: 3 September 2014 ; Direvisi: 7 Desember 2014; Disetujui: 10 Desember 2014
ABSTRAK Air Susu Ibu (ASI) merupakan sumber gizi pokok bagi bayi, tetapi sebagian ibu pasca melahirkan tidak dapat memberikan ASI dan menggantikannya dengan susu formula. Perbedaan karakter utama antara lemak ASI dan susu formula yaitu distribusi asam lemak terutama pada posisi sn-2. Asam lemak utama pada posisi sn-2 ASI adalah asam palmitat, sedangkan pada susu formula asam palmitat teresterifikasi pada posisi sn-1 dan sn-3. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan trigliserida baru yang memiliki profil asam lemak mirip ASI atau Human Milk Fat analog (HMF analog) dengan ciri komposisi palmitat tinggi pada sn-2. Pembuatan HMF analog telah dilakukan dengan proses interesterifikasi enzimatis menggunakan enzim yang spesifik mengkatalisis posisi sn-1,3 dari triasilgliserol seperti lipase dari Rhizomucor miehei. Sintesis HMF analog menggunakan sumber asam palmitat dari tripalmitin dan lemak babi yang diketahui mengandung asam palmitat tinggi pada posisi sn-2. Stearin sawit mengandung asam lemak palmitat yang sebagian besar (41,7 %) teresterifikasi pada posisi sn-2, sehingga sangat potensial digunakan sebagai sumber asam palmitat untuk sintesis HMF analog. Pada posisi sn-1 dan sn-3 dari HMF analog selanjutnya dapat diesterifikasi asam lemak rantai medium dari minyak kelapa. Asam laurat merupakan asam rantai medium dengan proporsi tertinggi pada minyak kelapa. Kata kunci: HMF analog, stearin sawit, minyak kelapa, asam palmitat, asam laurat ABSTRACT Human milk fat contains high percentage of palmitic acid, that predominantly located in the sn-2 position of the triglycerides. Meanwhile infant formulas contain
palmitic acid predominantly in sn-1,3 positions. In recent years, there has been a considerable researchs conducted on structured lipids contain fatty acid profile similar to that of human milk which is called Human Milk Fat analog (HMF analog). Generally, tripalmitin or lard oil were used as sources of palmitic acid in sn-2 position. Palmitic acid is the major fatty acid in palm stearin, in which 41.7 % mainly located in the sn-2 position. Thus, palm stearin is a good source of palmitic acid to synthesis HMF analog. Then, medium chain fatty acids isolated from coconut oil could be esterified in sn-1 and sn-3 position of HMF analog. Lauric acid was the main fatty acid in coconut oil. Keywords: HMF analog, palm stearin, coconut oil, palmitic acid, lauric acid
PENDAHULUAN Air Susu Ibu (ASI) merupakan sumber gizi pokok bagi bayi, tetapi sebagian ibu pasca melahirkan tidak dapat memberikan ASI dan menggantikannya dengan susu formula. Susu formula menjadi sumber gizi utama untuk bayi. Perbedaan karakter utama antara lemak ASI dan susu formula yaitu distribusi asam lemak terutama pada posisi sn-2. Asam lemak utama pada posisi sn-2 ASI adalah asam palmitat, sedangkan pada susu formula yaitu asam miristat sebesar 65,6% (Jensen, 2002). Asam palmitat pada ASI teresterifikasi pada posisi sn-2 sekitar 44,8% (Yang et al., 2003), sedangkan pada susu formula asam lemak palmitat teresterifikasi pada posisi sn-1 dan sn-3. Secara alami dalam proses pencernaan, lipase pankreas akan mengkatalisis asam lemak
Pemanfaatan Stearin Sawit dan Minyak Kelapa Untuk Formulasi Asam Lemak Mirip ASI (STEIVIE KARAOW)
63
yang berada pada posisi sn-1 dan sn-3 dari trigliserida ASI, menghasilkan asam lemak bebas dan 2-monopalmitin yang selanjutnya akan langsung diserap. Apabila asam palmitat berada pada posisi sn-1 dan sn-3, seperti pada lemak susu formula, maka asam palmitat yang dilepaskan akan membentuk kompleks asam lemak-kalsium yang tidak larut, sehingga bayi yang tidak diberi ASI akan mengalami penghambatan penyerapan kalsium (Carnielli et al., 1995). Hasil penelitian Lopez et al. (2001) membuktikan bayi yang diberi ASI dan susu formula tinggi palmitat yang teresterifikasi pada posisi sn-2 menunjukkan absorpsi kalsium tinggi yang ditandai dengan rendahnya kalsium pada feses, sedangkan bayi yang diberi susu formula tinggi palmitat yang teresterifikasi pada posisi sn1 dan sn-3, kandungan kalsium pada fesesnya lebih rendah. Kondisi ini memberi peluang perlunya susu tambahan dengan komposisi asam lemak yang hampir sama dengan asam lemak ASI. Lemak dalam susu formula pengganti air susu ibu idealnya mengandung asam palmitat pada posisi sn-2 tidak kurang dari 40,0%. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan trigliserida baru yang memiliki profil asam lemak mirip ASI atau Human Milk Fat analog (HMF analog) dengan ciri komposisi palmitat tinggi pada sn-2. Pembuatan HMF analog telah dilakukan dengan proses interesterifikasi enzimatis. Enzim digunakan untuk sintesis HMF analog karena enzim memiliki kemampuan yang spesifik untuk mengkatalisis posisi tertentu dari triasilgliserol. Lipase spesifik sn-1,3 seperti lipase dari Rhizomucor miehei paling banyak digunakan untuk sintesis HMF analog. Selain itu reaksi enzimatis berlangsung pada suhu rendah, tidak menghasilkan produk ikutan dan tidak menyebabkan kerusakan pada komponen yang ada pada bahan (Mu et al., 1998), sehingga aman untuk produk pangan khususnya bagi bayi. Jadi dengan menggunakan lipase spesifik sn-1,3 maka dapat dihasilkan HMF analog dengan struktur yang diinginkan yaitu mengandung asam palmitat pada posisi sn-2 sekitar 40%, sedangkan posisi sn-1,3 diinkorporasikan asam lemak yang dapat meningkatkan sifat fungsional HMF analog seperti eicosapentaenoat (EPA), docosahek-
64
saenoat (DHA) atau asam lemak rantai medium (ALRM). Sintesis HMF analog umumnya menggunakan tripalmitin sebagai sumber asam lemak palmitat pada posisi sn-2 (Maduko dan Park, 2007; Maduko et al., 2008; Sahin et al., 2005; Sahin et al., 2006) dan ada pula yang menggunakan lemak babi karena mengandung 73,9% asam palmitat pada posisi sn-2 (Nielsen et al., 2006; Yang et al., 2003). Permasalahannya tripalmitin harganya mahal, sedangkan minyak babi terbatas penggunaannya karena alasan keyakinan. Salah satu sumber asam palmitat yang banyak terdapat di Indonesia adalah stearin sawit yang merupakan produk hasil ikutan pada proses fraksinasi minyak sawit. Stearin sawit selama ini masih terbatas digunakan untuk pengolahan produk pangan seperti margarine dan shortening (Gosh dan Battacharyya, 1997; Ming et al., 1998). Stearin sawit mengandung total asam palmitat sekitar 49,6-58,8% (Mounika dan Reddy, 2012; Zou et al., 2012) dan pada posisi sn-2 sebesar 58,3% (Zou et al., 2012). Kandungan asam palmitat yang relatif tinggi pada posisi sn-2 dari stearin sawit memungkinkan stearin sawit sebagai salah satu sumber asam lemak palmitat yang potensial untuk sintesis HMF analog. Keunggulan stearin sawit sebagai bahan baku HMF analog dibandingkan sumber asam palmitat yang lain yaitu ketersediaannya melimpah dan aman dikonsumsi. Kandungan asam palmitat yang tinggi pada posisi sn-2 dari stearin sawit memungkinkan pemanfaatannya sebagai sumber asam palmitat untuk sintesis HMF analog. Karouw et al. (2014) telah melakukan sintesis HMF analog menggunakan bahan baku stearin sawit dan VCO. Sintesis dilakukan secara enzimatis menggunakan lipase dari Rhizomucor miehei spesifik sn-1,3. Hasil yang diperoleh yaitu HMF analog kaya palmitat pada posisi sn-2 dan posisi sn-1,3 diesterifikasikan asam lemak rantai medium yang dapat meningkatkan nilai gizi HMF analog. ALRM dapat diinkorporasikan pada posisi sn-1,3 dari HMF analog, karena ALRM terbukti dapat mencegah kegemukan (St-Onge dan Jones, 2002). Hal ini disebabkan karena ALRM dapat meningkatkan oksidasi endogen yang mengakibatkan penurunan massa jaringan adiposa (Binnert et al., 1998; Papamandjaris et al.,
Volume 13 Nomor 2, Des. 2014 : 63 - 74
2000). Sebagai sumber ALRM yang banyak terdapat di Indonesia adalah minyak kelapa atau Virgin Coconut Oil (VCO). Salah satu asam lemak yang termasuk dalam kelompok ALRM yaitu asam laurat yang dapat mencapai 46,648,8% dalam minyak kelapa (Marina et al., 2009; Rao dan Lokesh, 2003). Makalah ini menyajikan potensi stearin sawit dan VCO sebagai bahan baku potensial untuk sintesis asam lemak mirip ASI (HMF analog).
STEARIN SAWIT DAN VCO SEBAGAI BAHAN BAKU HMF ANALOG Manfaat Asam Palmitat pada Minyak Sawit dan Stearin Sawit. Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang potensial di Indonesia. Sampai tahun 2009 luas areal perkebunan kelapa sawit Indonesia diperkirakan sekitar 7,5 juta hektar, 40 persen di antaranya milik rakyat (APCC, 2009). Kelapa sawit terdiri atas 3 varietas yaitu : Dura, Tenera dan Pisifera. Masing-masing tipe dibedakan berdasarkan tebal cangkangnya. Panen kelapa sawit terutama didasarkan pada saat kadar minyak mesokarp mencapai maksimum dan kandungan asam lemak bebas minimum, yaitu pada saat buah mencapai tingkat kematangan tertentu. Kriteria kematangan yang tepat ini dapat dilihat dari warna kulit buah dan jumlah buah yang rontok tiap tandan. Minyak sawit diekstraksi dari bagian mesokarp, sedangkan dari inti sawit dihasilkan minyak inti sawit. Minyak sawit digunakan sebagai bahan baku minyak goreng, margarin, sabun, kosmetik dan industri farmasi. Komposisi asam lemak minyak yang diekstraksi dari mesokarp berbeda dengan minyak inti sawit (Hui, 1996). Asam lemak dominan pada minyak sawit adalah asam palmitat (31,8-56,0%) disusul asam oleat (29,9-48,9%), asam linoleat (6,3-12,0%) dan asam stearat 4,1-5,2% (Hui, 1996). Asam lemak dominan pada posisi sn-2 dari minyak sawit adalah oleat 70,9%, asam linoleat 19,0% dan asam palmitat 7,2% (Berry et al., 2007). Sedangkan minyak inti sawit asam lemak dominannya adalah laurat sekitar 50% (Haard dan Chism,
1996). Profil dan distribusi asam lemak minyak sawit disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Profil dan distribusi asam lemak minyak sawit Asam Lemak
Total (mol %) C16:0 31,4 C18:0 4,8 C18:1n-9 51,3 C18:2n:6 11,1 Lainnya 1,4 Sumber : Berry et al. (2007)
sn-2 ( mol %) 7,2 1,1 70,9 19,0 1,8
Tabel 2. Profil dan distribusi asam lemak stearin sawit Asam Lemak
C12:0 C14:0 C16:0 C18:0 C18:1n-9 C18:2n:6 C18:3n-3
Total (%) Zou et al. Mounika (2012) dan Reddy (2012) 0,9 1,3 1,7 1,2 58,8 49,6 4,8 3,0 25,9 35,6 7,5 8,2 0,3 -
Posisi sn-2 (%) Zou et al. (2012) 0,7 1,5 58,3 4,9 26,5 7,7 0,2
Proses pengolahan minyak sawit selain dihasilkan produk utama minyak sawit atau disebut fraksi olein, juga dihasilkan produk ikutan seperti stearin sawit dan palm mid fraction (PMF). Stearin sawit adalah fraksi padat yang memiliki melting point relatif tinggi sekitar 4456oC (Ming et al., 1998). Profil asam lemak stearin sawit disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan data pada Tabel 1 dan 2 terlihat bahwa asam palmitat dan oleat merupakan asam lemak dominan pada minyak sawit dan stearin sawit. Minyak sawit didominasi oleh asam lemak tak jenuh sebanyak 62,4% dengan proporsi tertinggi oleat 51,3% dan linoleat 11,4%, sedangkan asam palmitat 31,4%. Pada stearin sawit asam lemak tak jenuh (oleat dan linoleat) hanya sebanyak 33,4-33,8% dan asam lemak palmitat relatif lebih tinggi yaitu 49,8-58,8%. Distribusi asam palmitat pada posisi sn-2 dari stearin sawit lebih tinggi yaitu 58,3%, sedang pada minyak sawit hanya 7,2 %.
Pemanfaatan Stearin Sawit dan Minyak Kelapa Untuk Formulasi Asam Lemak Mirip ASI (STEIVIE KAROuW)
65
Kandungan asam palmitat yang tinggi pada stearin sawit terutama pada posisi sn-2nya, memungkinkan pemanfaatan stearin sawit sebagai sumber asam palmitat yang potensial untuk sintesis HMF analog kaya palmitat. Untuk menghasilkan 2-monogliserida kaya palmitat dapat dilakukan dengan melakukan proses hidrolisis menggunakan enzim spesifik sn-1 dan sn-3, sehingga dengan demikian ditemukan nilai tambah dari dari hasil samping industri sawit. Manfaat Asam Lemak Rantai Medium pada Minyak Kelapa Kelapa merupakan salah satu tanaman perkebunan kedua yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian di Indonesia. Berdasarkan data Asian Pacific Coconut Community (APCC) Indonesia merupakan negara yang memiliki areal pertanaman kelapa terluas di dunia yaitu sekitar 3,8 juta hektar dengan total produksi 1.598.000 ton setara kopra/tahun, disusul Filipina sebesar 3,4 juta hektar (APCC, 2009). Sampai saat ini kopra masih merupakan produk utama yang diolah pada tingkat petani. Produk utama tanaman kelapa adalah buah kelapa yang terdiri dari 4 komponen, yaitu sabut 33 %, tempurung 15 %, air kelapa 22% dan daging buah 30%. Daging buah kelapa merupakan komponen yang paling banyak dimanfaatkan untuk produk pangan maupun non pangan. Daging buah kelapa selain merupakan bahan baku pada pengolahan minyak
kelapa kasar (crude coconut oil, CCO) dan industri dessicated coconut (kelapa parut kering), juga telah dimanfaatkan secara luas pada berbagai produk seperti santan kelapa, coconut chip, virgin coconut oil, permen kelapa, selai kelapa, es kelapa muda dan tart kelapa. Komposisi asam lemak daging buah kelapa dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain jenis dan varietas kelapa, umur kelapa, iklim, jenis tanah dan ketinggian tempat. Buah kelapa Dalam menghasilkan daging buah lebih tebal sekitar 29,7-35,0% dibandingkan dengan kelapa Genjah (Trubus, 2005). Tenda et al. (1997) melaporkan bahwa buah kelapa Dalam Tenga (DTA) memiliki kadar lemak sekitar 69,31%, sedangkan kelapa Genjah Bali (GKB), Genjah Kuning Nias (GKN) dan Genjah Raja (GRA) masing-masing memiliki kadar lemak 55,3%, 58,1 % dan 57,8 %. Menurut Kwon et al. (1996) daging buah kelapa matang yang berkadar air 40,9%, memiliki kadar protein 3,8% dan lemak 35,2%. Daging buah kelapa akan mengalami perubahan komposisi kimia dengan bertambahnya umur buah. Kadar lemak akan meningkat dengan bertambahnya umur buah kelapa. Sedangkan kadar air akan menurun dengan bertambahnya umur daging buah (Bawalan, 2005; Tenda et al., 1997; Rindengan et al., 1996). Hasil analisis asam lemak dari kopra pada beberapa kultivar kelapa Genjah dan kelapa Dalam yang telah dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Palma Manado, ternyata komposisi asam-asam lemak pada daging buah kelapa beragam antar kultivar (Tabel 3).
Tabel 3. Komposisi asam-asam lemak pada beberapa kultivar kelapa Genjah dan Kelapa Dalam Jenis Asam lemak Kaprilat (C-8) Kaprat (C-10) Laurat (C-12 Miristat (C-14) Palmitat (C-16) Stearat (C-18) Oleat (C18 : 1) Linoleat (C 18 : 2)
Kelapa Genjah Kelapa Dalam GRA GKB DTE DTA g asam lemak/100 g minyak 7,65 9,12 9,62 9,54 10,76 5,60 6,27 6,56 6,76 7,75 32,26 35,20 36,68 35,09 33,96 16,83 13,88 14,35 14,70 15,88 9,38 7,17 7,20 7,72 7,84 2,89 2,24 1,86 2,36 2,38 6,06 5,18 5,54 4,96 5,46 2,52 1,62 1,96 1,51 2,13
GKN
DMT 10,22 6,83 36,57 13,42 6,48 1,76 4,27 1,44
Keterangan : GKN = Kelapa Genjah Kuning Nias; GRA = Kelapa Genjah Raja; GKB = Genjah Kuning Bali; DTE = Kelapa Dalam Takome; DTA = Kelapa Dalam Tenga; DMT = Kelapa Dalam Mapanget. Sumber: Novarianto (1994)
66
Volume 13 Nomor 2, Des. 2014 : 63 - 74
Berdasarkan data pada Tabel 3, kelapa Genjah memiliki kadar asam laurat berkisar 32,26 - 36,68 g asam lemak/100 g minyak, sedangkan kandungan asam laurat pada ketiga kultivar kelapa Dalam yaitu 33,96-36,57 g asam lemak/100 g minyak. Kandungan asam lemak rantai medium pada kelapa Genjah 45,51-52,86 g asam lemak/100 g minyak dan pada kelapa Dalam 51,39-53,62 g asam lemak/100 g minyak. Secara keseluruhan kelapa Dalam dan kelapa Genjah memiliki kandungan asam laurat yang hampir sama, akan tetapi kandungan asam lemak rantai medium pada kelapa Dalam lebih tinggi dibanding kelapa Genjah. Buah kelapa Genjah umumnya dipanen dalam bentuk kelapa muda dengan memanfaatkan airnya, karena rasanya lebih manis dibanding kelapa Dalam. Air kelapa muda dikonsumsi segar, sedangkan daging buahnya dimanfaatkan untuk pengolahan tart, selai kelapa ataupun dikosumsi segar dalam bentuk es kelapa muda. Sedangkan buah kelapa Dalam dipanen pada umur buah 11-12 bulan (kelapa tua) untuk diesktrak minyaknya karena kadar lemak daging buah kelapa Dalam lebih tinggi yaitu 69,3%, dibanding daging buah kelapa Genjah hanya sekitar 55,3-58,1% (Tenda et al., 1997). Marina et al. (2009) melakukan analisis minyak kelapa komersial yang dijual di Malaysia dan Indonesia. Asam laurat (C-12) merupakan asam lemak dengan proporsi terbesar berkisar 46,64-48,03%, disusul asam miristat (C14) 16,2318,90%. Bhatnagar et al., (2009) melaporkan bahwa minyak kelapa dari daerah Mysore India memiliki kandungan asam laurat sebesar 49,61%, sedangkan asam kaprat (C8) dan asam kaprilat (C10) masing-masing 4,8 dan 5,8%. Rao dan Lokesh (2003) menganalisis profil dan distribusi asam lemak pada posisi sn-2 dari minyak kelapa yang berasal dari di India (Tabel 4). Data pada Tabel 4. menunjukkan bahwa asam laurat merupakan asam lemak utama pada minyak kelapa sebesar 48,8%, dengan total asam lemak rantai medium (kaprat, kaprilat dan laurat) 53,4%. Asam laurat yang teresterifikasi pada sn-2 sebanyak 29,8%. Berdasarkan data pada Tabel 4 diprediksikan asam laurat yang berada pada posisi sn-1,3 yaitu 70,2%. Asam lemak tak jenuh yaitu 10,8% masing-masing
Tabel 4. Profil dan distribusi asam lemak minyak kelapa Asam lemak
Total (%)
C8:0 1,9 C10:0 2,7 C12:0 48,8 C14:0 23,6 C16:0 8,5 C18:0 3,6 C18:1 9,0 C18:2 1,8 Sumber : Rao dan Lokesh (2003)
sn-2 (%) nd 1,8 29,8 30,1 15,6 3,0 12,5 6,6
terdiri atas asam oleat (C-18:1) sebesar 9,0% dan asam linoleat (C-18:2) 1,8%. Kandungan asam lemak rantai medium terutama asam laurat yang tinggi pada minyak kelapa sangat memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk sintesis HMF analog kaya laurat pada posisi sn-1 dan sn-3 sehingga dengan demikian dapat meningkatkan nilai tambah dari minyak kelapa. Asam laurat atau asam dodekanoat memiliki rumus molekul C12H24O2. Asam laurat berbentuk kristal padat, berwarna putih, memiliki titik didih 298,9oC (pada 760 mm Hg), pada suhu kamar berbentuk padat dan titik cair 44,0-44,2oC. Minyak nabati tropis sumber asam laurat yaitu minyak kelapa dan minyak inti sawit (O’Brien, 2004). Asam laurat dalam tubuh akan diubah menjadi monolaurin. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa monolaurin bersifat antivirus, antibakteri dan antijamur. Penelitian terhadap pasien Human Immunodeficiency Virus (HIV) menunjukkan bahwa pemberian monolaurin murni maupun minyak kelapa memberikan pengaruh positif terhadap penderita HIV. Asam laurat terbukti secara in vitro dan in vivo dapat digunakan sebagai antibiotik alami pada kulit yang terinfeksi Propionibacterium acnes, Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis. Asam laurat memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi dan terbukti dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen Listeria monocytogenes (Enig, 1999).
Pemanfaatan Stearin Sawit dan Minyak Kelapa Untuk Formulasi Asam Lemak Mirip ASI (STEIVIE KAROuW)
67
Asam laurat yang memiliki 12 atom karbon pada trigliseridanya termasuk dalam kelompok Medium Chain Fatty Acid (MCFA) atau asam lemak rantai medium (ALRM). Kelompok ALRM adalah asam lemak yang memiliki 6-12 atom karbon. Keunggulan ALRM dalam proses pencernaan dibanding asam lemak tak jenuh yaitu lebih cepat diserap dan dimetabolisme secara cepat, dapat diabsorpsi via sistem vena portal dan tidak memerlukan jalur chylomicron untuk ditransfer dari darah ke sel. ALRM dinyatakan oleh Food and Drug Administrasion sebagai makanan yang aman untuk dikonsumsi sejak tahun 1994 (Marten et al., 2006). Produk pangan komersial tinggi ALRM antara lain Caprenin, Neobee dan Captex yang mengandung asam kaprat dan kaprilat (Akoh, 2002). ALRM telah digunakan sebagai sumber lemak untuk susu formula yang diproduksi oleh Mellin-Star Italia. Susu formula dengan merk dagang Mellin O brand formula tersebut mengandung ALRM sekitar 34,1% Carnielli et al. (1995). ALRM juga digunakan sebagai bahan formulasi makanan untuk pasien yang mengalami gangguan penyerapan, pasien pasca operasi dan orang lanjut usia (Marten et al., 2006). Konsumsi ALRM terbukti dapat mencegah kegemukan karena dengan mengkonsumsi ALRM dapat meningkatkan rasa kenyang sehingga mengurangi nafsu makan (St-Onge dan Jones, 2002). Assuncao et al. (2009) melaporkan pengaruh pemberian diet kaya ALRM yang bersumber dari minyak kelapa, dibandingkan dengan diet yang mengandung asam lemak tak jenuh (ALTJ) dari minyak kedelai terhadap 40 orang relawan yang mengalami kelebihan berat badan (kegemukan). Relawan yang diberi diet kaya ALRM setelah 2 minggu mengalami penurunan lingkar pinggang 1,4 cm, sedangkan yang diberi diet tinggi ALTJ meningkat 0,6 cm. Hal ini disebabkan karena ALRM dapat meningkatkan oksidasi endogen yang mengakibatkan penurunan massa jaringan adiposa (Binnert et al., 1998; Papamandjaris et al., 2000). Kegemukan menjadi wabah yang melanda negara-negara maju seperti Amerika (Ghandehari et al., 2009) dan Eropa (Stephanie dan Bruce, 2011). Kegemukan juga dikaitkan dengan awal
68
munculnya penyakit-penyakit degeneratif seperti diabetes, stroke dan penyakit jantung (Chen et al., 2008; Ghandehari et al., 2009). Individu yang semasa kecilnya kegemukan sangat rentan dengan masalah kegemukan di usia lanjutnya. Permasalahan ini sudah mulai terasa juga di Indonesia dengan terus meningkatnya prevalensi penyakit degeneratif tersebut.
ASAM LEMAK MIRIP ASI (HUMAN MILK FAT ANALOG) Karakteristik HMF Analog dan Air Susu Ibu. Air Susu Ibu (ASI) merupakan zat gizi penting yang dibutuhkan bayi. Distribusi asam lemak yang teresterifikasi pada trigliserida, berpengaruh terhadap absorpsi lemak. Secara alami dalam proses pencernaan, lipase pankreas akan menghidrolisis asam lemak yang berada pada posisi sn-1 dan sn-3 dari trigliserida ASI, menghasilkan asam lemak bebas dan 2monopalmitin yang selanjutnya akan langsung diserap. Apabila asam palmitat berada pada posisi sn-1 dan sn-3, maka akan terlepas dari gliserol dan membentuk kompleks asam lemakkalsium yang tidak larut, sehingga menyebabkan penurunan kalsium yang diserap. Masalah penghambatan penyerapan kalsium ini terjadi pada bayi yang tidak diberi asupan ASI (Carnielli et al., 1995). Bayi yang diberi asupan ASI dan susu formula tinggi palmitat yang teresterifikasi pada posisi sn-2 menunjukkan absorpsi kalsium tinggi, yang ditandai dengan rendahnya kalsium pada feses. Sedangkan bayi yang diberi susu formula tinggi palmitat dan teresterifikasi pada posisi sn-1 dan sn-3, kandungan kalsium pada fesesnya lebih tinggi (Lopez et al., 2001). Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan trigliserida baru yang memiliki profil asam lemak mirip ASI. Pengolahan HMF analog telah dilakukan dengan proses interesterifikasi enzimatis menggunakan biokatalis lipozyme RM IM dari Rhizomucor miehei. Profil dan distribusi asam lemak ASI dan HMF analog masing-masing disajikan pada Tabel 5 dan.6.
Volume 13 Nomor 2, Des. 2014 : 63 - 74
Tabel 5. Profil dan distribusi asam lemak ASI Lien et al. (1997)
Asam lemak Total 4,9 6,6 21,8 8,0 33,9 13,2 1,2
C10:0 C12:0 C14:0 C16:0 C18:0 C18:1 C18:2 C18:3
Innis et al. (1994) sn-2 5,3 11,2 44,8 1,2 9,2 7,1 -
Total 4,1 5,5 21,0 7,1 40,2 13,4 1,5
Yuhas et al. (2006) Total 2,4 13,8 5,9 22,6 6,3 21,9 7,9 0,4
sn-2 2,5 6,2 54,2 2,9 17,1 8,1 2,1
Tabel 6. Profil dan distribusi asam lemak HMF analog Asam Lemak C8:0 C10:0 C12:0 C14:0 C16:0 C18:0 C18:1 C18:2 C18:3
Maduko et al. (2007) Total 1,5 2,9 23,6 8,2 24,6 6,2 29,6 3,4 1,1
sn-2 4,1 3,6 16,3 9,5 40,8 2,6 14,3 8,6 0,3
Yang et al. (2003) Total 0,1 1,0 23,9 15,4 41,6 13,2 0,4
Berdasarkan data pada Tabel 5 terlihat bahwa asam oleat dan palmitat adalah asam lemak utama pada ASI masing-masing berkisar 21,9-40,2% dan 21,0-22,6%. Sedangkan pada posisi sn-2 asam palmitat merupakan asam lemak dengan proporsi tertinggi yaitu 44,8-54,2%. Asam lemak rantai medium (ALRM) yaitu laurat (C12) yang terkandung dalam ASI relatif rendah hanya 4,1-4,9%, sedangkan menurut Yuhas et al. (2006) ALRM pada ASI (C10 dan C12) mencapai 16,2%. Komponen yang ada dalam ASI sangat dipengaruhi oleh diet ibu. ASI yang dianalisis oleh Yuhas et al. (2006) adalah ASI dari ibu menyusui di Filipina yang banyak mengkonsumsi asam lemak rantai medium khususnya yang berasal dari kelapa dan produk olahannya. Menurut Yuhas et al. (2006), komposisi ASI sangat dipengaruhi oleh diet ibu yang menyusui. HMF analog yang disintesis asam lemak
sn-2 0,2 2,4 67,3 8,3 12,8 5,7 0,4
Maduko et al. (2008) Total 1,2 2,4 17,1 9,0 26,0 3,0 30,7 7,1 1,5
sn-2 5,5 3,7 17,1 5,1 46,9 1,0 8,7 6,7 0,4
Nielsen et al. (2006) Total 0,2 1,65 31,2 8,6 28,9 1,8 2,3
sn-2 0,4 4,5 71,9 3,4 10,8 4,8 0,6
dominannya adalah palmitat dan oleat, sedang posisi sn-2 didominasi oleh asam palmitat yaitu 40,8-71,9% (Tabel 6). HMF analog yang disintesis oleh Yang et al. (2003) dan Nielsen et al. (2006) memiliki kandungan asam palmitat pada posisi sn-2 yang relatif lebih tinggi masing-masing 67,3 dan 71,9% dibanding yang lainnya (Tabel 2.7). Hal ini disebabkan karena perbedaan sumber asam palmitat untuk posisi sn-2nya. Yang et al. (2003) dan Nielsen et al. (2006) menggunakan lemak babi sebagai sumber asam palmitat, sedangkan yang lain menggunakan tripalmitin. HMF analog yang disintesis oleh Maduko et al. (2007) dan Maduko et al. (2008) mengandung asam lemak rantai medium yang relatif lebih tinggi dibanding yang lain, karena salah satu bahan yang digunakan untuk sintesis adalah minyak kelapa yang kaya ALRM terutama asam laurat.
Pemanfaatan Stearin Sawit dan Minyak Kelapa Untuk Formulasi Asam Lemak Mirip ASI (STEIVIE KAROuW)
69
Sintesis HMF analog umumnya menggunakan tripalmitin sebagai sumber asam palmitat pada posisi sn-2nya atau lemak babi. Lemak babi mengandung asam palmitat pada trigliseridanya sekitar 23,9-28,5% dan pada posisi sn-2 67,3-78,9% (Lien et al., 1997; Wang et al., 2010). Tetapi lemak babi terbatas penggunaannya karena sebagian masyarakat tidak dapat mengkonsumsinya. Oleh karena itu penggunaan sumber minyak atau lemak tinggi palmitat dari bahan alami sangat potensial untuk dilakukan. Sumber asam palmitat selain lemak babi antara lain minyak sawit (44,0%), minyak cotton seed (21,5%) minyak tallow (24,0%) (O’ Brien, 2004), minyak biji kenari (24,7-26,8%) (Djarkasi, 2009) dan stearin sawit (49,6-58,8%) (Mounika dan Reddy, 2012; Zou et al., 2012). Di antara lemak dan minyak tinggi asam palmitat tersebut, maka distribusi asam palmitat tertinggi pada posisi sn2nya adalah lemak babi sebesar 67,3-78,9% (Lien et al., 1997; Wang et al., 2010) dan stearin sawit sekitar 58,3% (Zou et al., 2012). Keunggulan HMF Analog Kaya ALRM. Berdasarkan keunggulan yang dimiliki ALRM, maka telah banyak dilakukan penelitian untuk mensintesis TAG tinggi ALRM pada posisi sn-1 dan sn-3. Akoh dan Yee (1997) melakukan sintesis lipida terstruktur dengan substrat tristearin (C18:0) dan trikaprilin (C10:0) menggunakan katalis lipase amobil dari Rhizomucor miehei pada suhu 55oC selama 24 jam. Lipida terstruktur yang dihasilkan mengandung asam kaprat dan stearat berturut-turut 35,2% dan 64,8% dan yang teresterifikasi pada posisi sn-2 sebanyak 21,2% (asam kaprat) dan 78,8% (asam stearat). Sintesis trigliserida tinggi asam lemak rantai medium juga telah dilakukan oleh Arifin et al. (2010) dengan mereaksikan asam kaprat, asam stearat dan gliserol menggunakan biokatalis lipase amobil dari R. miehei pada suhu 65oC. Yield tertinggi (58,55%) dihasilkan pada lama reaksi 13,8 jam, konsentrasi enzim 7,9% dan rasio molar asam:gliserol 3:1. Suhu sintesis yang digunakan oleh Arifin et al. (2010) lebih tinggi yaitu 65 oC dibanding Akoh dan Yee (1997) yaitu 55 oC. Sintesis lipida terstruktur tinggi ALRM yang dilakukan oleh Ilyasoglu et al. (2011) sebagai
70
sumber ALRM digunakan Neobee (asam lemak rantai medium komersial) yang mengandung asam kaprat (C8:0) dan asam kaprilat (C10:0) masing-masing 58,0% dan 41,2%, sedangkan sumber asam lemak tak jenuh digunakan minyak hazelnut yang mengandung sekitar 76,9% asam oleat dan 15,0% asam linoleat. Tripalmitin digunakan sebagai sumber asam palmitat pada posisi sn-2. Inkorporasi asam kaprilat dan kaprat tertinggi yaitu berturut-turut 13,1-18,7 dan 12,4415,88% pada suhu 54,5-57oC dengan biokatalis lipase dari R. miehei. Lipida terstruktur yang dihasilkan mengandung asam palmitat, kaprilat dan kaprat berturut-turut 12,8; 10,6 dan 30,0 g/100 g. Miura et al. (1999) melaporkan sintesis lipida terstruktur dengan kandungan asam laurat pada posisi sn-1,3 mencapai lebih dari 95% menggunakan asam laurat yang diinkorporasikan pada triolein dengan biokatalis lipase amobil dari R. miehei. Sintesis HMF analog dari stearin sawit dan VCO. Sintesis HMF analog menggunakan stearin sawit sebagai sumber asam palmitat dilakukan dengan terlebih dahulu menghidrolisis stearin sawit menjadi 2-monogliserida. Karouw et al. (2013) melaporkan hidrolisis stearin sawit secara enzimatis untuk menghasilkan 2-monogliserida menggunakan lipase pankreas dan lipase dari Rhizomucor miehei. Proporsi fraksi monogliserida tertinggi diperoleh pada penggunaan lipase dari R. miehei dengan rasio substrat:buffer fosfat 10:1 dalam waktu 18 jam yakni sebesar 21,59%, sedangkan penggunaan lipase pankreas menghasilkan fraksi monogliserida tertinggi dalam waktu inkubasi 42 jam pada rasio substrat: buffer fosfat 10:4 menghasilkan 40,45%. Monogliserida yang dihasilkan masih mengandung komponen non monogliserida sehingga harus dimurnikan. Proses pemurnian menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dapat memisahkan komponen non monogliserida sehingga dapat diperoleh 2-monogliserida kaya palmitat. Asam lemak dengan proporsi tertinggi pada 2-monogliserida hasil pemurnian yaitu asam palmitat dan oleat masing-masing sebesar 55,21% 35,26% (Karouw, 2013). Selanjutnya 2monogliserida yang diperoleh diinkorporasikan
Volume 13 Nomor 2, Des. 2014 : 63 - 74
dengan ALRM dari VCO, sehingga dihasilkan HMF analog kaya laurat. ALRM teresterifikasi pada posisi sn-1,3 dari HMF analog. HMF analog yang diperoleh terbukti stabil terhadap proses oksidasi yang ditandai dengan rendahnya angka peroksida dan asam lemak bebas (Karouw et al., 2014). Profil asam lemak HMF analog yang disintesis dari stearin sawit dan VCO secara lengkap disajikan pada Tabel 7. Table 7. Profil asam lemak HMF analog dari stearin sawit dan VCO Asam lemak
% Asam Lemak Total Posisi sn-2
C10:0
4.49 ± 0.43
5.43 ± 0.87
C12:0
39.37 ± 0.92
27.35 ± 4.99
C14:0
16.06 ± 0.39
12.41 ± 189
C16:0
24.33 ± 1.59
39.71 ± 1.67
C18:0
5.37 ± 0.69
3.24 ± 0.65
C18:1
8.98 ± 0.74
10.49 ± 1.13
C18:2 1.40 ± 0.11 1.37 ± 0.49 Keterangan: Reaksi esterifikasi enzimatis monogliserida (MG) dan ester metil asam lemak (EMAL) menggunakan lipase lipozyme RM IM sebagai biokatalis (rasio MG/EMAL)=1:3 b/b; suhu inkubasi 50oC dan konsentrasi enzim 10% selama 12 jam dalam shaker waterbath 120 stroke/menit). Sumber: Karouw et al. (2014)
HMF analog yang disintesis menggunakan stearin sawit dan VCO memiliki karakteristik yang berbeda dibanding HMF analog yang disintesis dari minyak nabati dan minyak hewani lainnya (Tabel 6). HMF analog dari stearin sawit dan VCO mengandung ALRM yang lebih tinggi yaitu 43,86%, sedangkan kandungan asam lemak palmitatnya hampir sama. ALRM pada posisi sn-2 sebanyak 32,78 dan sisanya teresterifikasi pada posisi sn-1,3. Distribusi asam lemak pada posisi sn-1,3 akan berbeda sesuai distribusi asam lemak bahan bakunya. Perbedaan bahan baku yang digunakan untuk sintesis HMF analog sangat mempengaruhi profil asam lemak yang dihasilkan.
KESIMPULAN 1. Kandungan asam palmitat yang relatif tinggi pada posisi sn-2 dari stearin sawit memungkinkan stearin sawit dimanfaatkan sebagai salah satu sumber asam lemak palmitat yang potensial untuk sintesis HMF analog. 2. Asam palmitat yang teresterifikasi pada posisi sn-2 menyerupai distribusi asam palmitat pada ASI, sedangkan kandungan MCFA tinggi yaitu asam laurat pada posisi sn-1 dan sn-3 diharapkan mampu menyediakan energi yang dapat langsung digunakan tubuh sehingga tidak tersimpan dalam otot dan tidak menyebabkan kegemukan. 3. Perkembangan penelitian HMF analog akan membuka peluang pemanfaatan stearin sawit sebagai sumber asam palmitat karena ketersediaannya melimpah dan aman dikonsumsi. Preparasi stearin sawit untuk bahan baku HMF analog sampai saat ini masih menggunakan biokatalis yaitu lipase komersial yang harganya relatif mahal, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengisolasi lipase dari bahan alami.
DAFTAR PUSTAKA Akoh, C.C. dan Yee, L.W. 1997. Enzymatic synthesis of position spesific low-calorie structured lipid. Ibid 74: 1409-1413. ------------. 2002. Structured Lipids. Dalam : Akoh, C.C. dan Min, D.B. Editor : Food Lipids. Chemistry, Nutrition and Biotechnology. Second edition, Revised Expanded. Marcel Dekker, New York, Basel. p 877908. APCC. 2009. Coconut Statistic Year Book. Arifin, N., Soo-Peng, K., Lonh, K., Chin-Ping, T., Yussof, M.S.A. dan Oi-Ming, L. 2010. Modelling and optimization of lipozyme RM IM-catalyzed esterification of medium- and long-chain triacylglycerols (MLCT) using response surface methodology. Food Bioprocess Technology. DOI 10.1007/s11947-0100325-5.
Pemanfaatan Stearin Sawit dan Minyak Kelapa Untuk Formulasi Asam Lemak Mirip ASI (STEIVIE KAROuW)
71
Assuncao, M.L., Ferreira, H.S., Santos, A.F., Cabral Jr, C.R. dan Florencio, T.M.M.T. 2009. Effects of dietary coconut oil on the biochemical and anthropometric profiles of women presenting abdominal obesity. Lipids 44: 593-601. Bawalan, D. D. 2005. A Technical Input to the Project ”Pilot Demonstration of SmallScale Equipment for Production of Virgin Coconut Oil and Products in Thailand. Food and Agriculture Organization of the United Nations-Thailand Departement Agriculture. Berry, E.E., Woodward, R., Yeoh, C., Miller, G.J. dan Sanders, T.A.B. 2007. Effect of interesterification of palmitic acid-rich triacylgliserol on postpandrial lipid and factor VII response. Lipids 42: 315-323. Bhatnagar., A.S., Prasant Kumar, P.K., Hemavathy, J. dan Kopala, A.G.G. 2009. Fatty acid composition, oxidative stability and radical scavenging activity of vegetable oil blends with coconut oil. Journal of the American Oil Chemists’ Society 86: 991-999. Binnert, C., Pachiaudi, C., Beylot, M., Hans, D., Vandermander, J., Chantre, P., Riou, J.P. dan Laville, M. 1998. Influence of human obesity on the metabolic fate of dietary long-and medium-chain triacylglycerols. The American Journal of Clinical Nutrition 67: 595-601. Carnielli, V.P., Rossi, K., Badon, T., Gregori, B., Verlato, G., Arzali, A. dan Zacchello, F. 1995. Medium-chain triacylglycerols in formulas for preterm infants: effect on plasma lipids, circulating concentrations of medium-chain fatty acids, and essensial fatty acids. The American Journal of Clinical Nutrition 64(2): 152158. Chen, W-P., Ho, B-Y., Lee, C-L., Lee., C-H. dan Pan, T-M. 2008. Red mold rice prevents the development of obesity, dyslipidemia and hyperinsulinemia induced by highfat diet. International Journal of Obesity 32: 1694-1704. Djarkasi, G.S.S. 2009. Karakterisasi dan Stabilitas Oksidatif Minyak Biji Kenari. Disertasi.
72
Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Enig, M. 1999. Coconut : In Support of Good Health in the 21st Century. Paper presented on APPC’S XXXVI session and 30th Anniversarry in Pohnpei, Federated States of Micronesia, 27-28 September 1999. Ghandehari, H., Le, V., Kamal-Bahl, S., Bassin, S.L. dan Wong, N.D. 2009. Abdominal obesity and the spectrum of global cardiometabolic risks in US adults. International Journal of Obesity 33: 239248. Gosh, S. dan Bhattacharyya, D.K. 1997. Utilization of high-melting palm stearin in lipase-catalyzed interesterification with liquid oils. Journal of American Oil Chemists’ Society 74(5): 589-592. Haard, N.F. dan Chism, G.W. 1996. Characteristic of Edible Plant Tissues. Dalam: Fennema, O.R. (Ed.). Food Chemistry. Third Ed., Marcel Dekker, Inc. New York, Basel. p 842-878. Hui, Y.H. 1996. Edible Oil and Fat Products : Oils and Oilseeds. Dalam: Bailey’s Industrial Oil and Fat Products. Fifth Edition Volume 2. John Wiley & Sons, Inc., Canada. Ilyasoglu, H., Gultekin-Ozguven, M. and Pzcelik, B. 2011. Production of human milk fat substitute with medium chain fatty acids by lipase-catalyzed acidolysis: optimization by responese surface methodology. LWT-Food Science and Technology. 44: 999-1004. Innis, S.M., Dyer, R. dan Nelson, C.M. 1994. Evidence that palmitic acid is absorbed as sn-2 monoacylglycerol from human milk by breast-fed infants. Lipids 29(8): 541545. Jensen, R. G. 2002. Invited review: the composition of bovine milk lipids: January 1995 to December 2000. Journal of Dairy Science 85: 295-350. Karouw, S., Suparmo, Hastuti, P. dan Utami, T. 2013. Hidrolisis Enzimatis Stearin Sawit menjadi Monogliserida oleh Lipase dari
Volume 13 Nomor 2, Des. 2014 : 63 - 74
Rhizomucor miehei dan Pankreas. Agritech Jurnal Teknologi Pertanian 33(1): 53-59. Karouw, S. 2013. Pemurnian 2-Monogliserida dari Stearin Sawit. Buletin Palma Vol 14(1): 41-46. Karouw, S., Suparmo, Hastuti, P. dan Utami, T. 2014. Fatty Acids Profile, Oxidative and Hydrolysis Stabilities of Virgin Coconut Oil and Palm Stearin Based Human Milk Fat Analog. CORD International Journal on Coconut R&D 30(2): 1-9. Kwon, K.S., Bae, D., Park, K.H. dan Rhee, K.C. 1996. Aqueous extraction and membrane technique improve coconut protein concentrate functionality. Journal of Food Science 61 (4): 753-756. Lien, E.L., Boyle, F.G., Yuhas, R., Tomarelli, R.M. dan Quinlan, P. 1997. The effect of triglyceride positional distribution on fatty acid absorption in rats. Journal of Pediatric Gastroenterology & Nutritions 25: 167-174. Lopez-Lopez, A., Castellote-Bargallo, A.I., Campoy-Folgoso, C., Rivero-Urgel, M., Tormo-Carnice, R., Infante-Pina, D. dan Lopez-Sabater, M.C. 2001. The influence of dietary palmitic acid triacylglyceride position on the fatty acid, calcium and magnesium contents of at term newborn faeces. Early Human Development 65: S83-S94. Maduko, C.O., Akoh, C.C. dan Park, Y.W. 2007. Enzymatic interesterification of tripalmitin with vegetable oil blends for formulation of caprine milk infant formula analogs. Journal Dairy Sci. 90:594–601. Maduko, C.O., Park, Y.W. dan Akoh, C.C. 2008. Characterization and oxidative stability of structured lipid : infant milk fat analog. Journal of American Oil Chemists’ Society 85: 197-204. Marina, A.M., Che Man, Y.B. dan Nazimah, S.A.H. 2009. Chemical properties of virgin coconut oil. Journal of American Oil Chemists’ Society 86: 301-307. Marten, B., Pfeuffer, M. dan Schrezenmeir, J. 2006. Medium-chain triglycerides. International Dairy Journal 16: 1374-1382.
Ming, L.O., Ghazali, H.M. dan Let, C.C. 1998. Effect of enzymatic transesterification on the fluidity of palm stearin-palm kernel olein mixtures. Food Chemistry 63(2): 155-159. Miura, S., Asuka, O. dan Konishi, H. 1999. A rapid method for enzymatic synthesis and purification of the structured triacylglycerol, 1,3-dilauroyl-2-Oleoylglycerol. Journal of the American Oil Chemists’ Society 76(8): 927-931. Mounika, C. dan Reddy, S.Y. 2012. Specialty fats enriched with behenic and medium chain fatty acids from palm stearin by lipase acidolysis. Journal of the American Oil Chemists’ Society (89)9: 1691-1697. Mu, H., Xu, X. dan Hoy, C.E. 1998. Production of Specified-structured triacylgliserols by lipase-catalyzed interestreification in a laboratory-scale continuous reactor. Journal of the American Oil Chemists’ Society 75(9): 1187-1193. Nielsen, N.S., Yang, T., Xu, X. dan Jacobsen, C. 2006. Production and oxidative stability of a human milk fat substitute produce from lard by enzyme technology in a pilot packed-bed reactor. Food Chemistry 94: 53-60. Novarianto, H. 1994. Analisis Keragaman Pola Pita isozim dan Pewarisannya dan Analisis Kandungan Minyak, Komposisi Asam Lemak dan Kandungan Protein Kelapa. Disertasi S3. Program Pascasarjana. IPB, Bogor. 93 hlm. O’Brien, R.D. 2004. Fats and Oils: Formulating and Processing for Applications. CRC Press, Boca Raton, Florida. 575 p. Papamandjaris, A.A., White, M.D., Raeini-Sarjaz, M. dan Jones, P.J.H. 2000. Endogenous fat oxidation during medium chain versus long chain triglyceride feeding in healthy women. International Journal of Obesity 24: 1158-1166. Rao, R. dan Lokesh, B.R. 2003. Nutritional evaluation of structured lipid containing omega 6 fatty acid synthesized from coconut oil in rats. Molecular and Cellular Biochemistry. 248: 25-33. Rindengan, B., Lay, A., Novarianto, H. dan
Pemanfaatan Stearin Sawit dan Minyak Kelapa Untuk Formulasi Asam Lemak Mirip ASI (STEIVIE KAROuW)
73
Mahmud, Z. 1996. Pengaruh jenis dan umur buah terhadap sifat fisikokimia daging buah kelapa hibrida dan pemanfaatannya. Jurnal Penelitian Tanaman Industri 1(6): 262-277. Sahin, N., Akoh, C.C. dan Karaali, A. 2005. Enzymatic production of human milk fat substitutes containing γ-linoleic acid : optimization of reactions by response surface methodology. Journal of American Oil Chemists’ Society 82(8): 549-557. Sahin, N., Akoh, C.C. dan Karaali, A. 2006. Human milk fat substitute containing omega 3 fatty acids. Journal of Agric. Food Chemistry 54: 3717-3722. Stephanie, C. dan Bruce, T.W. 2011. What the UK public believes causes obesity, and what they want to do about it: A crosssectional study. Journal of Public Health Policy 32(4) : 430-440. St-Onge, M.P. dan Peter J.H. 2002. Physiological effect of medium chain triglycerides: potential agents in the prevention of obesity. The Journal of Nutrition 132(3):
74
329-332. Tenda, E.T., Lengkey, H.G. dan Kumaunang, J. 1997. Produksi buah tiga kultivar kelapa genjah dan tiga kultivar kelapa dalam. Jurnal Penelitian Tanaman Industri 3(2): 64-71. Trubus. 2005. Virgin Coconut Oil. Edisi 427. Juni 2005/XXXVI. Wang, Y.H., Qin, X.L., Zhu, Q.S., Zhou, R., Yang, B. dan Li, L. 2010. Lipase-catalyzed acidolysis of lard for the production of human milk fat substitute. Europe Food Research Technology 230: 769-777. Yang, T., Xu, X., He, C. dan Li, L. 2003. Lipase catalyzed modification of lard to produce human milk fat substitute. Food Chemistry 80: 473-481. Yuhas, R., Pramuk, K. dan Lien, E.L. 2006. Human milk composition from nine countries. Lipids 41(9): 851-858. Zou , X, Huang, J., Jin, Q., Liu, Y., Song, Z., Wang, X. 2012. Lipase-catalyzed synthesis of human milk fat substitutes from palm stearin in a continuous packed bed reactor. Journal of the American Oil Chemists’ Society. 89:1463-1472.
Volume 13 Nomor 2, Des. 2014 : 63 - 74