Ed-Humanistics. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2016
PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA SD
Muhammad Nuruddin Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Hasyim Asy’ari
[email protected]
Abstrak Tujuan dari penelitian ini yaitu mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran, hasil belajar, dan kendala-kendala yang muncul serta cara mengatasinya dalam pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas kolaboratif bersiklus dengan berpendekatan kualitatif dan kuantitatif. Prosedur dalam penelitian tindakan ini bersifat daur ulang atau siklus yang terdiri atas dua siklus.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa cara, yaitu 1) pengamatan, 2) tes, 3) catatan lapangan. Hasil penelitian membuktikan bahwa 1) keterlaksanaan pembelajaran menunjukkan hasil yang maksimal, 2) hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis puisi mencapai batas minimal KKM yang ada di sekolah tersebut dengan ketuntasan klasikal 96%, 3) kendalakendala yang dihadapi berpusat pada teknis pengelolaan pembelajaran, cara mengatasinya dengan meninjau kembali teknis pengelolaan pembelajaran dan membuat solusi kemudian diterapkan pada pembelajaran selanjutnya. Dari kegiatan yang dilaksanakan, terbukti bahwa pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah ini dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas V SDN Kedunggede I Dlanggu Mojokerto. Oleh karena itu, pemanfaatan lingkungan sekitar sebaiknya dioptimalkan untuk pembelajaran, terutama pembelajaran menulis puisi. Kata Kunci: Pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah, kemampuan menulis puisi.
Abstract The purposes of this research were describing learning process, result of the study, and problems arised and the way to overcome in Utilizing the surroundings area of the school to increase students writing poetry skill. This research used collaborative class action research with qualitative and quantitative approach. The procedures of this research consisted of two cycles.Data collection techniques in this research used some ways, they were 1) observation, 2) test, 3) field note The result of the research proved that 1) learning process showed maximum result, 2) the students learning result in writing poetry learning attained KKM in the school with the classical completeness was 96 %, 3) the faced problems focused on learning management technique, the way of overcoming was by revising the technique of learning management and made solution then applied in the next learning process. From the implemented activity, it is proved that utilization of surroundings area of School can increase writing poetry skill of the 5th graders of SDN Kedunggede 1 Dlanggu Mojokerto. Thus, the utilization of surroundings area is better optimized for learning especially writing poetry learning. Keywords: Utilization of surroundings area of School, writing poetry skill.
Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen berupa keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat komponen tersebut mempunyai hubungan yang erat tetapi cara penggunaannya beragam. Kemampuan berbahasa seseorang
PENDAHULUAN Berbahasa merupakan suatu keterampilan yang tidak dapat ditinggalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berbahasa kita dapat berkomunikasi. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi untuk berinteraksi dengan manusia yang lain.
56
Pemanfaatan Lingkungan Sekitar …
menunjukkan keterampilan berbahasa yang dimilikinya. Di jenjang pendidikan SD, kemampuan berbahasa Indonesia dikembangkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sesuai dengan kurikulum dari BSNP bahwa mata pelajaran Bahasa Indonesia meliputi aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam tingkatannya, menulis merupakan aspek yang paling tinggi untuk dipelajari. Menulis dipergunakan sebagai cara untuk berkomunikasi tidak langsung atau tidak bertatap muka dengan orang lain. Salah satu tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah agar peserta didik memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis. Standar kompetensi lulusan mata pelajaran Bahasa Indonesia SD dari depdiknas pada aspek menulis berupa melakukan berbagai jenis kegiatan menulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk karangan sederhana, petunjuk, surat, pengumuman, dialog, formulir, teks pidato, laporan, ringkasan, parafrase, serta berbagai karya sastra untuk anak berbentuk cerita, puisi, dan pantun. Penekanan keterampilan menulis sesuai dengan kurikulum kelas V adalah mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas. Substansi standar kompetensi tersebut diperjelas dalam kompetensi dasar berupa menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat. Menulis puisi diajarkan sebagai kemampuan berapresiasi sastra secara produktif. Selama ini, guru merasakan bahwa kemampuan berapresiasi sastra secara produktif ini sulit untuk diajarkan. Nurgiyantoro mengemukakan seharusnya puisi yang diujikan untuk anak SD harus berada dalam jangkauan kognitif mereka, misalnya puisi yang masih amat sederhana baik isi maupun bahasanya (2001: 323).
Dalam menilai puisi untuk anak SD kelas V, Iskandar memberikan rambu-rambu aspek yang dinilai berupa pilihan kata, struktur kalimat, gaya bahasa, dan bentuk puisi (2009: 96). Kenyataan yang ada, Cahyo Arie Wibowo, S.Pd. selaku guru kelas V di SDN Kedunggede I mengeluhkan bahwa pembelajaran menulis puisi yang selama ini telah dilaksanakan ternyata kurang optimal. Terbukti, kemampuan siswa dalam menulis puisi bebas masih rendah. Biasanya, puisi mereka berbentuk tulisan biasa. Penulisan puisi yang mereka lakukan pada umumnya dimulai dari angan-angan dan dituangkan langsung ke dalam bentuk tulisan. Anggapan bahwa puisi selalu menggunakan bahasa kias membuat diksi pada puisi yang ditulis terkesan dipaksakan. Berdasarkan fenomena dan keluhan tersebut, maka peneliti dan guru kelas V SDN Kedunggede I mengadakan pengamatan terhadap pembelajaran menulis puisi di kelas. Pengamatan tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran menulis puisi kurang optimal. Dari KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 65, hanya sekitar 59% siswa yang mencapai KKM. Sedangkan sisanya sekitar 41% siswa belum mencapai KKM. Padahal proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila telah mencapai ketuntasan belajar dengan persentase klasikal 75% dengan kriteria baik. Kemungkinan penyebab masalah tersebut berupa guru kurang mengetahui tentang konsep untuk membelajarkan puisi, guru hanya menjelaskan tentang ciri-ciri puisi dan langsung menyuruh siswa untuk membuat. Keadaan yang demikian membuat siswa merasa kesulitan untuk menulis puisi. Bimbingan dari guru yang kurang menjadikan siswa kadang menjiplak dari buku dalam proses pembuatannya. Sebagian besar siswa menulis puisi hanya berhubungan dengan halhal yang disukai saja. Anggapan bahwa puisi selalu menggunakan bahasa kias juga
57
Ed-Humanistics. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2016
membuat siswa sulit untuk menuangkan ide atau gagasannya ke dalam bahasa tulis puisi. Kurangnya kosa kata yang dimiliki siswa dalam menulis puisi juga dimungkinkan sebagai penyebabnya. Akar sebenarnya dari masalah tersebut dapat diidentifikasi yaitu kurangnya kemampuan guru pada pembelajaran menulis puisi, kurangnya engetahuan guru tentang pemanfaatan media, dan kurangnya pemahaman guru terhadap pengaitan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata siswa. Sejauh ini pembelajaran menulis puisi hanya sebatas di atas buku dan dalam anganangan siswa saja. Salah satu alternatif jawaban permasalahan tersebut adalah guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata siswa dengan memanfaatkan lingkungan. Proses menulis puisi dengan memanfaatkan lingkungan akan menjadikan lebih bermakna karena memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka secara nyata. Belajar menurut teori kontruktivisme merupakan proses membangun pengetahuan sedikit-demi sedikit, yang kemudian hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan tidak dapat diperoleh secara langsung, tetapi perlu proses. Manusia membangun pengetahuannya dan memberikan makna melalui pengalaman nyata yang dialaminya. Sesuai dengan teori kontruktivisme, pembelajaran menulis puisi melalui pengalaman nyata akan membangun pengetahuan dan memberikan makna terhadap apa yang dipelajari. Pemanfaatan lingkungan yang ada di sekitar siswa akan menjadikan belajar lebih bermakna. Sejalan dengan teori kontruktivisme, pembelajaran kontekstual adalah salah satu pendekatan dalam belajar. Kontekstual merupakan suatu proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan
subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka. Dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai media dalam belajar menulis puisi, maka hasil pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa. Keterlibatan siswa secara aktif akan membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan secara nyata. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 19 ayat 1 bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Maka pembelajaran menulis puisi yang mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah tidak akan bertolak belakang dengan isi PP No 19 Tahun 2005 tersebut. Penelitian yang senada adalah penelitian yang dilakukan oleh Feky Chiristofel Ndun pada tahun 2010. Penelitiannya tentang peningkatan keterampilan menulis puisi dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Hasil yang didapat dari penelitian tersebut berupa meningkatnya keterampilan menulis puisi siswa kelas V SDN Babatan IV. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar membantu siswa dalam menulis puisi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pengaitan konten mata pelajaran (menulis puisi bebas) dengan situasi dunia nyata. Dalam penelitian sebelumnya adalah melihat objek konkret dan langsung dibuat menjadi puisi sedangkan dalam penelitian ini mengarahkan siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan secara nyata
58
Pemanfaatan Lingkungan Sekitar …
dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah untuk menulis puisi. Upaya tersebut dilakukan agar hasil pembelajaran yang diperoleh lebih bermakna. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merasa termotivasi untuk melakukan penelitian tindakan kelas sebagai alternatif mengatasi masalah yang muncul. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan berjudul “Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Sekolah untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas V SDN Kedunggede I Dlanggu Mojokerto” Sehinga yang menjadi rumusan masalah dalam hal ini adalah : 1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas V SDN Kedunggede I Dlanggu Mojokerto? 2. Bagaimana hasil belajar menulis puisi siswa dalam pembelajaran dengan pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah di kelas V SDN Kedunggede I Dlanggu Mojokerto? 3. Kendala-kendala apa saja yang muncul dan bagaimana cara mengatasinya dalam pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas V SDN Kedunggede I Dlanggu Mojokerto? Sedangkan tujuan dalam penelitian yaitu : 1. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas V SDN Kedunggede I Dlanggu Mojokerto. 2. Mendeskripsikan hasil belajar menulis puisi siswa dalam pembelajaran dengan pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah di kelas V SDN Kedunggede I Dlanggu Mojokerto. 3. Mendeskripsikan kendala-kendala yang muncul dan cara mengatasinya dalam pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah
untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas V SDN Kedunggede I Dlanggu Mojokerto. Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian tindakan kelas ini antara lain: 1. Memberikan kemudahan dalam pembelajaran menulis puisi. 2. Memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan secara nyata. 3. Sebagai alternatif pada pembelajaran menulis puisi dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media. 4. Sebagai bahan masukan bagi guru untuk meningkatkan pembelajaran menulis puisi. 5. Mengetahui bahwa lingkungan dapat dijadikan media dalam pembelajaran menulis puisi. 6. Mengetahui bahwa pembelajaran tidak hanya di dalam kelas saja tetapi juga di luar kelas dengan melibatkan lingkungan sebagai media. Dapat memberikan masukan bagi sekolah untuk meningkatkan proses, mutu, dan kualitas pembelajaran dan sebagai sarana pengembangan pemberdayaan kemampuan guru dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media. Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran Lingkungan dalam pembelajaran dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Definisi lingkungan adalah daerah (kawasan dsb) yang termasuk di dalamnya (KBBI, 2001: 526). Lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang ada di sekitar termasuk di dalamnya keadaan alam atau objek-objek konkret yang dapat dijadikan media untuk pembelajaran. Dengan mempelajari keadaan yang sebenarnya di luar kelas dengan menghadapkan para siswa kepada lingkungan yang aktual untuk dipelajari, diamati dalam hubungannya dengan proses pembelajaran, maka pembelajaran akan lebih bermakna. Alasan
59
Ed-Humanistics. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2016
tersebut muncul karena keadaan yang sebenarnya bersifat alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan (Sudjana, 2005: 208).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa puisi bebas adalah ekspresi manusia yang diungkapkan ke dalam bahasa tulis dan dalam penyusunannya tidak terikat oleh rima, jumlah larik, jumlah suku kata, dan lain-lain. Bebas dalam penelitian ini juga mengandung pengertian bebas mengkreasi puisi sesuai dengan objek yang dilihat.
Pengertian Puisi Definisi puisi adalah gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus (KBBI, 2001: 903). Puisi merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting untuk mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indra dalam wujud yang paling berkesan (Pradopo, 1997: 7). Puisi adalah seni tertulis dimana bahasa yang digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya (Agni, 2008: 7). Sedangkan pendapat lain tentang puisi adalah karangan yang terikat oleh bait, baris, sajak, dan isi. Bahasanya mudah, tepat, dan padat serta mengandung makna yang kuat (Sumarlikah, 2006: 11). Dari uraian di atas dapat disimpulkan puisi adalah ekspresi manusia yang diungkapkan ke dalam bahasa tulis dengan memperhatikan pilihan kata dalam penyusunannya untuk membangkitkan perasaan dan mempunyai makna yang kuat. Salah satu bentuk puisi yang diajarkan pada kurikulum SD yaitu puisi bebas. Pengertian puisi bebas adalah puisi yang tidak terikat oleh rima dan matra, dan tidak terikat oleh jumlah larik dalam setiap bait, jumlah suku kata dalam setiap larik (KBBI, 2001: 903). Puisi bebas adalah puisi yang tidak memiliki ritme atau bentuk rima (Djibran, 2008: 84). Sedangkan pengertian lain dari puisi bebas adalah puisi yang diungkapkan secara bebas tanpa mengikuti aturan dalam penulisan puisi (Sumarlikah, 2006: 163).
Menulis puisi Menulis adalah suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini maka sang penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata (Tarigan, 1982: 3). Definisi menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan (KBBI, 2001: 1219). Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa menulis puisi adalah merefleksikan gagasan dan perasaan yang ingin kita ungkapkan. Dalam menulis puisi, kita harus pandai menghemat dan mengefektifkan kata-kata sebagai media ekspresi gagasannya. Untuk mencapai puisi yang baik dan bermutu harus melalui tiga tahapan. Tahapan tersebut adalah; tahapan persiapan, tahapan penulisan, dan tahapan koreksi. 1. Tahapan Persiapan Sebelum menulis puisi, terlebih dahulu dipersiapkan segala sesuatunya. Beberapa persiapan yang harus dilakukan adalah: a. Memilih tema puisi Ada banyak tema atau pokok bahasan yang bisa diangkat dalam menulis puisi. Tema dalam puisi dapat diambil dari pengalaman pribadi, berdasarkan pengamatan, atau dapat pula dari hasil perenungan (imajinasi). b. Menentukan judul puisi Setelah tema ditetapkan, selanjutnya menentukan judul puisi yang akan ditulis. Dalam membuat judul diusahakan menggunakan bahasa yang
60
Pemanfaatan Lingkungan Sekitar …
indah. Judul puisi harus singkat namun padat artinya. 2. Tahap Penulisan Pada tahap penulisan ada dua hal yang harus dilakukan, yaitu: a. Membuat kerangka puisi Membuat kerangka puisi berarti membuat jalannya puisi secara garis besar. Dalam kerangka yang perlu ditulis adalah sesuatu yang perlu kita gambarkan dalam puisi. b. Mengubah kerangka puisi menjadi kata-kata yang lebih indah Setelah kerangka puisi sudah jadi, selanjutnya kerangka tersebut diubah menjadi kalimat-kalimat yang lebih indah. Caranya dengan melakukan empat hal sebagai berikut: 1) Mengubah sebagian kata dengan kata sinonimnya yang mempunyai kesan lebih indah. 2) Mengubah kata-kata atau kalimat menjadi bentuk majas. 3) Menyusun kalimat menjadi bentuk kalimat bersajak. 4) Jika membutuhkan, diadakan penambahan kalimat. 3. Tahap Koreksi Puisi yang sudah selesai disusun, maka langkah terakhir yang harus dilakukan adalah mengoreksi ulang puisi yang sudah jadi tersebut. Jika ada yang kurang cocok dan masih ada pembetulan, maka puisi diperbaiki lagi sampai terasa pas (Asrifin, 2008: 98).
2. Bait dan baris/larik, adalah jumlah kalimat yang terdapat dalam satu kelompok puisi. Sedangkan baris/larik adalah banyaknya kalimat yang terdapat dalam bait. 3. Diksi, adalah pilihan kata. Maksudnya kata-kata yang terdapat dalam puisi merupakan kata-kata yang sudah melalui proses pilihan. 4. Sajak, adalah persamaan bunyi atau persamaan suara dalam puisi. Sajak sering juga disebut sebagai rima. 5. Majas, adalah bahasa kiasan yang mempunyai arti tidak sebenarnya. Majas digunakan untuk memperoleh kesan keindahan dalam puisi. Kriteria Penilaian Menulis Puisi Aktivitas menulis adalah suatu bentuk kemampuan berbahasa paling akhir yang dikuasai siswa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Dibanding tiga kemampuan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Penyebabnya kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi sastra. Baik unsur bahasa maupun unsur isi haruslah terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan sastra yang runtut dan padu. Pada pembelajaran menulis puisi dengan pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah, merupakan suatu pembelajaran yang melibatkan rangsang visual. Bentuk-bentuk visual sebagai rangsang untuk menghasilkan bahasa berupa melihat objek langsung. Hal tersebut baik diberikan kepada siswa sekolah dasar karena mereka telah mampu menghasilkan bahasa meskipun masih sederhana. Kompleksitas objek dapat bervariasi, tergantung kemampuan berbahasa siswa yang dituju (Nurgiyantoro, 2001: 300).
Unsur- Unsur Dalam Puisi Dalam puisi terdapat unsur-unsur atau bagian-bagian yang terpenting, di antaranya adalah; tema, bait dan baris/larik, diksi atau pilihan kata, sajak, dan majas (Asrifin, 2008: 35). 1. Tema, adalah sesuatu yang menjadi pokok pembahasan dalam puisi. Tema dalam puisi kemudian diberi batasan dengan judul.
61
Ed-Humanistics. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2016
Dalam menilai puisi dapat menggunakan kriteria berupa pilihan kata, struktur kalimat, gaya bahasa, dan bentuk puisi (Iskandar, 2009: 96). Penjelasan kriteria pilihan kata berupa kesesuaian dalam memilih kata konkret yang mampu mewakili pikiran dan perasaan. Untuk struktur kalimat memberikan penjelasan berupa susunan kalimat mudah untuk dipahami. Sedangkan gaya bahasa merupakan kata-kata yang dipilih dapat berupa kata yang bermakna lugas maupun kiasan. Pada kriteria bentuk puisi yaitu puisi bebas dengan mengkreasi puisi sesuai dengan objek yang dilihat. Kriteria penilaian menulis puisi dapat disajikan pada tabel 2.1 dibawah ini.
kondisi yang ada di kelas dideskripsikan dengan kejadian yang sebenarnya secara alami berdasarkan alat pengumpul informasi (instrumen). Pada penelitian tindakan kelas ini data dan instrumen yang dikumpulkan berupa: 1. Data, data yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah data primer. Yaitu data yang diambil secara langsung oleh peneliti dengan berkolaborasi bersama guru kelas selama tindakan atau proses pembelajaran berlangsung. Data primer yang diambil berupa data kulitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari kegiatan pengamatan yang dilakukan selama kegiatan pembelajaran menulis puisi dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah. Sedangkan data kuantitatif diperoleh berdasarkan dari nilai hasil belajar siswa dalam menulis puisi dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah.
Tabel 2.1 Kriteria Penilaian Menulis Puisi No. 1
2 3
4
Aspek Yang Dinilai Pilihan kata
Struktur kalimat Gaya bahasa
Bentuk puisi
Deskriptor
Nilai
Kesesuaian dalam memilih kata konkret yang mampu mewakili pikiran dan perasaan. Susunan kalimat mudah untuk dipahami. Kata-kata yang dipilih dapat berupa kata yang bermakna lugas maupun kiasan. Bebas mengkreasi puisi sesuai dengan objek yang dilihat, dengan bentuk puisi bebas.
1-25
1-25 1-25
2. Instrumen Penelitian, instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Lembar pengamatan digunakan untuk mengamati kejadian yang berlangsung selama proses pembelajaran. b. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar menulis puisi bebas yang diperoleh siswa. c. Catatan lapangan digunakan untuk mengetahui bagaimana kondisi serta kendala yang muncul selama proses pembelajaran. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa cara, yaitu: 1. Pengamatan, peneliti melakukan pengamatan terhadap kelas V SDN Kedunggede I dengan berkolaborasi bersama guru kelas. Pengamatan dilakukan pada proses pembelajaran menulis puisi. Data diambil secara
1-25
Adaptasi dari (Iskandar, 2009: 96) Keterangan: Nilai tertinggi = 100 Nilai terendah =4 Nilai Akhir = Nilai Aspek 1 + 2 + 3 + 4
Penelitian dengan judul “Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Sekolah untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas V SDN Kedunggede I Dlanggu Mojokerto” adalah jenis penelitian deskriptif. Peneliti menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas kolaboratif bersiklus dengan berpendekatan kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas dengan berkolaborasi bersama orang lain untuk membantu dalam proses penelitian. Gambaran situasi atau
62
Pemanfaatan Lingkungan Sekitar …
langsung melalui pengamatan.
instrumen
dibuat.
lembar
2. Tes, tes dalam penelitian ini berupa tes buatan peneliti sebagai guru untuk memperoleh data hasil pembelajaran menulis puisi. 3. Catatan Lapangan, catatan lapangan dalam penelitian ini berupa catatan yang dibuat oleh mitra peneliti atau guru kelas V dengan mengamati proses pembelajaran menulis puisi dengan menuliskan kendala-kendala yang dihadapi menggunakan lembar catatan lapangan yang disiapkan oleh peneliti. III IV
PEMBAHASAN Keterlaksanaan Pembelajaran Berikut ini akan disajikan data keterlaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP yang dirancang selama berlangsungnya proses pembelajaran dari siklus I hingga siklus II.
ASPEK YANG DIAMATI
I II
Persiapan Pelaksanaan Pelaksanaan A. Kegiatan Awal 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Guru mempersiapkan siswa dengan memberikan pengarahan. B. Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan materi dan mendemonstrasikan cara menulis puisi. 2. Guru membimbing pelatihan dengan memberikan siswa lembar evaluasi. 3. Guru mengecek siswa apakah siswa melakukan tugas dengan baik dengan cara menanyakan tentang kerangka puisi yang telah
SIKLUS I Per Per t.1 t.2 3 3
3
4
4
3
4
4
4
3
3
3
4
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
1
1
4
4
3 3
4 3
4 3
4 4
31
36
42
44
Berdasarkan tabel di atas, maka hasil analisis pengamatan pelaksanaan pembelajaran melalui instrumen lembar pengamatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran menulis puisi dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah mengalami peningkatan yaitu, pada siklus I pertemuan pertama diperoleh 31, siklus I pertemuan kedua diperoleh 36, siklus II pertemuan pertama diperoleh 42, dan siklus II pertemuan kedua 44, dengan kecenderungan baik pada siklus I dan sangat baik pada siklus II.
SIKLUS II Per Pert t.1 .2 4 4
3
3
Sumber data: Analisis Pengamatan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I-II
Tabel 2. Lembar Pengamatan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Puisi dengan Memanfaatkan Lingkungan Sekitar Sekolah Pada Siklus I-II N O
C. Kegiatan Akhir 1. Memberikan kesempatan pelatihan lanjutan untuk memperbaiki kerangka puisi yang telah dibuat siswa dengan menggunakan lembar evaluasi. 2. Guru bersama siswa membuat review tentang pembelajaran menulis puisi dan berlatih bersama membuat skemaskema, langkahlangkah menulis puisi. Pengelolaan Waktu Suasana Kelas 1. Berpusat Pada Siswa 2. Antusiasme Guru JUMLAH
Hasil Belajar Siswa Berikut ini akan disajikan data hasil belajar siswa pada pembelajaran menulis puisi dari siklus I hingga siklus II. Tabel 3. Hasil Evaluasi Siklus I-II Siklus I
3
3
4
No.
4
1 2 3 4 5 6
63
Nama AS DS AIS AF AS DSC
Pert. 1 55 75 60 80 70 80
Pert. 2 62 95 83 78 78 86
Siklus II Pert. 1 83 83 86 83 86 89
Pert. 2 93 98 96 96 94
Ed-Humanistics. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2016
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
EP EADA EDRS FS MA MAM MRM MY MAES MY NSIFY NKD RDLD RA RAP SA SL TS TA W MAR Jumlah Rata-rata siswa Persentase ketuntasan (%)
85 95 75 45 80 50 60 60 50 70 45 70 70 55 60 50 90 95 60 75 50 1810 67
70 94 78 60 83 63 63 63 63 70 65 85 75 63 70 80 83 80 63 70 63 1986 74
86 92 89 63 89 80 63 60 91 63 85 75 60 80 78 88 83 88 78 78 2079 80
94 98 98 78 96 86 94 68 63 98 83 97 94 79 87 78 97 98 88 82 89 2322 89
52
67
81
96
Kendala-Kendala Yang Muncul Dalam Pelaksanaan Pembelajaran dan Cara Mengatasi Melalui catatan lapangan yang diberikan pengamat, segala bentuk kendala pada siklus I dapat teratasi pada siklus II. Kendala yang muncul diidentifikasi oleh peneliti melalui pengamatan dari peneliti berkolaborasi dengan guru kelas V untuk mengatasi kendala yang muncul. Berdasarkan pembahasan yang sudah dipaparkan di atas, pada siklus I masih ada berbagai masalah dan perlu dicari solusinya dan perlu diadakan siklus II untuk memperbaiki kekurangan tersebut sehingga pembelajaran yang dilakukan dapat dikatakan berkualitas. Menurut Kunandar (2010: 44), penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan tertentu dalam suatu siklus. Pembelajaran menulis puisi yang dikaji dalam penelitian ini merupakan pembelajaran yang efektif terhadap pembelajaran karena memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah untuk pembelajaran menulis puisi siswa kelas V SDN Kedunggede I. Sesuai dengan kelebihannya, pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan menjadikan kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan, hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya, kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengan berbagai cara, siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada dilingkungannya (Sudjana, 2005: 208). Pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah dianggap tepat untuk pembelajaran menulis puisi karena puisi yang diujikan untuk anak SD harus berada dalam jangkauan kognitif mereka, misalnya puisi yang masih amat sederhana baik isi maupun bahasanya (Nurgiyantoro, 2001: 323). Dengan
Sumber data: Pengolahan Hasil Belajar Siklus I-II
Gambar 1. Diagram Hasil Evaluasi Siklus I-II
Berdasarkan tabel dan diagram di atas, maka dapat diketahui rata-rata nilai hasil belajar siswa melalui tes buatan peneliti dari siklus I dan II mengalami peningkatan ketuntasan belajar klasikal yaitu pada siklus I pertemuan pertama diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 67 dengan ketuntasan klasikal 52%. Pada siklus I pertemuan kedua nilai rata-rata siswa sebesar 74 dengan ketuntasan klasikal 67%. Untuk siklus II pertemuan pertama diperoleh nilai rata-rata siswa 80 dengan ketuntasan klasikal 81%, sedangkan pada siklus II pertemuan kedua rata-rata siswa 89 dengan ketuntasan belajar klasikal 96%.
64
Pemanfaatan Lingkungan Sekitar …
memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah maka siswa dengan mudah mengkreasi puisi yang ditulisnya sesuai dengan objek yang dilihat.
89 dengan ketuntasan belajar klasikal 96%. 3. Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan pembelajaran adalah pada aspek kesiapan menunjukkan guru kurang siap untuk proses pembelajaran, gambar yang digunakan pada fase mendemonstrasikan keterampilan kurang memadai, aspirasi dari siswa kurang ditindak lanjuti oleh guru, siswa kebingungan dengan apa yang harus dilakukan ketika diluar kelas, pengelolaan waktu melebihi dari waktu yang ditentukan, ditemukan beberapa siswa yang membuat prosa dari hasil evaluasi menulis puisi. Cara yang dilakukan guru untuk mengatasi kendala-kendala tersebut yaitu guru menyiapkan dan mengkondisikan siswa sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat berlangsung baik, mengganti gambar yang digunakan digunakan pada fase mendemonstrasikan keterampilan, menindak lanjuti aspirasi dari siswa dengan menyuruh siswa menuliskan daftar kata yang didapat pada papan tulis sehingga siswa lebih aktif, membimbing dan memberikan pengarahan kepada siswa tentang apa yang harus dilakukan ketika diluar kelas, pengelolaan waktu diatur kembali dalam pelaksanaan pembelajaran agar dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan tidak melebihi waktu yang ditentukan, menjelaskan dan menekankan kembali bahwa pembelajaran yang kita lakukan adalah pembelajaran menulis puisi.
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis puisi dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah, menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas, dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas V SDN Kedunggede I. Hal ini dibuktikan dengan: 1. Keterlaksanaan pembelajaran menulis puisi dengan memanfaatkan lingkungan sekitar berlangsung sangat baik. Keterlaksanaan ini mengalami peningkatan yang konstan pada setiap pertemuan. Hasil analisis pengamatan keterlaksanaan guru dalam pelaksanaan pembelajaran menulis puisi dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah mengalami peningkatan yaitu pada siklus I pertemuan pertama diperoleh 31, siklus I pertemuan kedua diperoleh 36, siklus II pertemuan pertama diperoleh 42, dan siklus II pertemuan kedua 44, dengan kecenderungan baik pada siklus I dan sangat baik pada siklus II. 2. Hasil belajar siswa atau kemampuan menulis puisi siswa dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah telah mengalami peningkatan sesuai dengan target peneliti yaitu mencapai sekurang-kurangnya 75% dari keseluruhan siswa yang hadir dalam kelas tersebut berhasil memperoleh nilai ≥65. Nilai rata-rata siswa pada siklus I pertemuan pertama sebesar 67 dengan ketuntasan klasikal 52%. Pada siklus I pertemuan kedua nilai rata-rata siswa sebesar 74 dengan ketuntasan klasikal 67%. Untuk siklus II pertemuan pertama diperoleh nilai rata-rata siswa 80 dengan ketuntasan klasikal 81%, sedangkan pada siklus II pertemuan kedua rata-rata siswa
DAFTAR PUSTAKA Agni, Binar. 2008. Sastra Indonesia Lengkap. Jakarta: Hi-Fest Publishing. Asrifin. 2008. Buku Pintar Sastra Indonesia. Surabaya: Duta Graha Pustaka. BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan). 2007. Standar Kompetensi dan
65
Ed-Humanistics. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2016
Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI Kelas V. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Belajar untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi bagi Siswa Kelas V SDN babatan IV Surabaya. Skripsi Tidak Diterbitkan.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.
Depdiknas. 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Djibran, Fahd. 2008. Writing Is Amazing. Yogyakarta: Juxtapose.
Pradopo, Rachmat Djoko. 1997. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Iskandar dan Sukini. 2009. Bahasa Indonesia 5: Untuk Kelas 5 SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2005. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algasindo.
Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajawali Pers.
Sumarlikah. 2006. Jartra (Belajar Sastra Indonesia). Surabaya: Farhas. Tarigan, Henry Guntur. 1982. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Ndun, Feky Chiristofel. 2010. Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Sebagai Sumber
66