Pemanfaatan “Global System for Mobile Communication (GSM)” untuk Pengaturan Pintu Pagar secara Jarak Jauh Ikhwan Nauli Lubis1 Farid Thalib2 1 Laboratorium Fisika Dasar, Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 2 Laboratorium Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma,
[email protected] Abstrak Sistem pengatur pintu pagar automatik ini dikendalikan oleh sistem pengatur yang berbasiskan mikrokontroler dan sebuah telepon gengam (seluler). Mikrokontroler menerima signal GSM ( Global System for Mobile Communication ) melalui sebuah telepon genggam yang terhubung dengan mikrokontroler tersebut. Pengaktifan sistem pengatur pintu pagar dilakukan dengan cara menghubungi telepon genggam yang terpasang pada rangkaian sistem pengatur dengan menggunakan telepon genggam yang nomornya tersimpam di memori mikrokontroler. Bentuk komunikasi yang terjadi antara pengirim signal GSM dan penerimanya hanya sebatas panggilan tak terjawab (miss call). Data yang masuk ke telepon genggam penerima diolah oleh mikrokontroler untuk dibandingkan dengan data yang ada pada program. Apabila ada kesesuaian maka mikrokontroler akan menggerakkan rangkaian pengendali motor sehingga motor akan berputar dan akan membuka pintu pagar. Rangkaian ini menggunakan telepon seluler jenis Siemens C35 sebagai penerima signal GSM, mikrokontroler AT89S51 sebagai pengolah data, sistem pengantarmukaan RS-232 antara mikrokontroler dan telepon genggam, IC L293 sebagai pengendali motor, dan sebuah program kendali yang ditulis dalam bahasa Assembly. Hasil rancang-bikin ini diuji coba dengan menggunakan tiga buah telepon genggam. Salah satu telepon genggam disimpan nomornya dalam program sistem pengatur. Hasil pengujicobaan menunjukkan bahwa pintu pagar dapat dibuka dan ditutup melalui perintah dari telepon gengam yang nomornya tersimpan dalam program sistem pengatur. Sedangkan dua telepon genggam lainnya tidak dapat dipakai untuk membuka atau menutup pintu pagar. Hal ini terjadi karena kedua telepon genggam tersebut tidak dikenal oleh sistem pengatur pintu pagar. Selain itu, pintu pagar juga dapat dibuka dan ditutup melalui penekanan tombol manual yang tersedia. Pada penekanan pertama pintu pagar akan membuka, sedangkan pada penekanan kedua pintu pagar akan menutup, demikian seterusnya. Dari pengujicobaan tersebut dapat ditunjukkan bahwa demi keamanan, pintu pagar hanya dapat dibuka atau ditutup melalui perintah yang dilakukan melalui telepon genggam yang bernomor tertentu saja sesuai dengan yang diprogramkan. Kata Kunci : pengatur pintu pagar, global system for mobile communication (gsm), mikrokontroler, rs-232, telepon genggam (seluler).
PENDAHULUAN Perkembangan teknologi mikroelektronika yang semakin maju telah mengarah ke teknologi mikrokontroler, yang bekerja sesuai dengan program yang diisikan ke dalam memorinya seperti layaknya sebuah komputer. Sejalan dengan itu, media komunikasi juga berkembang dengan pesat. Perkembangan terbaru dalam media komunikasi ditandai dengan munculnya sistem komunikasi nirkabel yang menggunakan gelombang elektromagnetik (gelombang radio)
2
sebagai media pengirim data dan informasi. GSM hadir memenuhi kebutuhan masyarakat untuk melayani jaringan komunikasi nirkabel yang praktis dan dapat diandalkan. Kemajuan ilmu pengetahuan dalam bidang elektronika yang ditandai oleh produk teknologi tersebut bisa dimanfaatkan untuk menjawab persoalan kita dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu hal yang menarik adalah pemanfaatan sarana GSM untuk pengaturan atau pengendalian jarak jauh dengan bantuan sebuah telepon genggam. Penelitian ini bertujuan merancang-bikin sistem pengatur-automatik pintu pagar secara jarak jauh melalui saluran GSM dengan bantuan telepon genggam ( seluler ) yang dipasang pada rangkaian sistem penerima. Sistem pengatur pintu pagar automatik ini menggunakan telepon genggam yang berbasiskan jaringan GSM sebagai pengirim dan penerima signal. Rangkaian utama terdiri atas mikrokontroler, telepon genggam,dan rangkaian pengendali motor DC sebagai penggerak pintu pagar. Sistem akan berjalan berdasarkan program yang ditulis dalam bahasa assembly. Sistem pengatur beroperasi berdasarkan pengiriman signal dari telepon pengirim yang ditujukan kiepada kepada telepon penerima signal yang terpasang pada sistem rangkaian pengendali. Kondisi ini akan mengakibatkan telepon penerima akan menerima data yang berupa nomor telepon pengirim. Data ini selanjutnya akan dikirimkan ke mikrokontroler melalui sistem antarmuka RS-232. Mikrokontroler akan membandingkan data tersebut dengan nomor telepon yang tersimpan pada program. Jika terdapat kesesuaian, maka mikrokontroler akan mengaktifkan sistem rangkaian pengendali motor DC yang menyebabkan motor DC berputar dan menggerakkan pintu pagar. Sebaliknya, apabila data tersebut tidak sesuai dengan data acuan, maka mikrokontroler tidak akan melakukan tindakan apapun hingga ada pengiriman data baru dari sistem rangkaian penerima signal untuk diperiksa/ dibandingkan kembali. KONSEP RANCANGAN PENGANTARMUKAAN DAN JARINGAN GSM 1. Mikrokontroler dan Sistem Antarmuka Seri Mikrokontroler AT89S51 mempunyai 40 buah kaki, 32 kaki diantaranya disediakan untuk empat gerbang masuk/keluar yang disebut port (gerbang/ titik singgah) paralel.
Farid (edit-retno-1).doc
3
Gambar 1 Susunan kaki-kaki pada Mikrokontroler AT89S51 [3]
Gerbang 0 ( Port 0 ) merupakan gerbang masukan/keluaran (I/O) jenis open drain bidirectional. Letaknya mulai dari kaki 32 sampai dengan kaki 39. Gerbang 1, gerbang 2, dan gerbang 3 merupakan gerbang masukan/keluaran dwi arah yang dilengkapi dengan pulsa-pemicu internal. Gerbang 1 terletak pada kaki 1 sampai dengan 8, gerbang 2 terletak pada kaki 21 sampai dengan kaki 28 dan gerbang 3 terletak pada kaki 10 sampai dengan kaki 17. Gerbang seri AT89S51 dapat digunakan untuk komunikasi data baik secara serempak (sinkron) maupun takserempak (asinkron). Komunikasi data seri secara serempak merupakan bentuk komunikasi data yang memerlukan pulsa denyut untuk sinkronisasi. Pulsa denyut tersebut dikirim menyertai tiap bit data yang terkirim dan diperlukan oleh peralatan penerima untuk mengetahui adanya pengiriman data per bit. Bentuk komunikasi data seri lainnya adalah komunikasi secara takserempak. Komunikasi ini tidak memerlukan signal denyut untuk sinkronisasi. Akan tetapi, pengiriman data harus diawali dengan bit awal dan diakhiri dengan bit akhir. Pulsa denyut dari komunikasi data ini dibangkitkan oleh pengirim dan penerima secara tersendiri dengan frekuensi yang sama.
Farid (edit-retno-1).doc
4
Gambar 2. Blok Diagram Gerbang untuk Komunikasi Seri [3]
Mikrokontroler AT89S51 memiliki sarana komunikasi data secara deret (seri) dalam dua arah, artinya gerbang deret (seri) ini masih bisa menerima data pada saat proses pengiriman data sedang terjadi. Untuk menampung data yang diterima atau data yang akan dikirimkan, AT89S51 mempunyai sebuah register yaitu SBUF yang terletak pada alamat 99H. Register ini berfungsi sebagai penyangga (buffer).
Gambar 3 Rangkaian Mikrokontroler dan Antarmuka Seri
Gambar 3 menyajikan pengantarmukaan seri pada mikrokontroler. Dari gambar 3 terlihat bahwa gerbang yang digunakan untuk komunikasi seri adalah gerbang P3.0 sebagai penerima data dan P3.1 sebagai pengirim data. Data yang masuk melalui konektor DB9 diteruskan ke rangkaian penyesuai antara aras tegangan RS-232 dan aras tegangan yang dapat digunakan oleh mikrokontroler. Gerbang lain yang dipakai untuk pengiriman data pada rangkaian ini adalah port P2.0 untuk masukan tombol manual, serta port P2.4 dan P2.5 untuk rangkaian pengendali motor DC. 2. Sistem Antarmuka Seri RS-232 Peralatan yang menggunakan media gerbang seri untuk komunikasi dibagi dalam dua kelompok yaitu DCE (Data Communication Equipment) dan DTE (Data Terminal Equipment). Contoh DCE adalah modem, plotter dan sebagainya, sedangkan contoh DTE adalah terminal di komputer.
Farid (edit-retno-1).doc
5
Berikut ini spesifikasi tekhnis dari gerbang seri dengan merujuk pada Electronic Industry Associaton (EIA) [5]. “Space” (= logika 0) adalah tegangan antara +3V hingga +25V. “Mark” (= logika 1) adalah tegangan antara -3V hingga -25V. Daerah antara +3V dan -3V tidak didefenisikan. Tegangan rangkaian terbuka tidak boleh melebihi 25V (terhadap pentanahan/ massa) Arus hubungan singkat tidak boleh melebihi 500mA Hal lain seperti kapasitansi jalur kabel atau baud rate maksimum juga disamakan. Yang lebih baru adalah RS232-D yang menetapkan baud rate minimal 20.000 BPS (bit per second). Konektor gerbang seri tersedia dalam dua jenis yaitu konektor 25 kaki (DB-25) dan 9 kaki (DB-9).
Gambar 4 Aras tegangan logika TTL dan CMOS pada gerbang seri [5] Pulsa beraras logika RS232 muncul pada kaki transmit (TD), receive (RD), dan kaki seri gerbang yang lain (RTS, CTS, DCD, dan sebagainya). Jika peralatan yang digunakan menggunakan aras logika TTL maka signal gerbang seri harus diubah terlebih dahulu ke aras logika TTL sebelum digunakan, dan sebaliknya signal dari peralatan harus diubah ke aras logika RS-232 sebelum dimasukkan ke gerbang seri. Rangkaian pengubah yang paling mudah digunakan adalah MAX-232.
Gambar 5 Kaki-kaki Max-232 dan Diagram Gerbang dalamnya [5] 3. Rangkaian Pengendali Motor DC
Gambar 6 Komponen Penyusun Motor DC [8]
Farid (edit-retno-1).doc
6
Gambar 6 menunjukkan komponen penyusun sebuah motor DC. Penggerak motor DC merupakan sebuah rangkaian yang membantu mikrokontroler untuk memenuhi kebutuhan daya yang dipakai untuk mengerakkan motor DC. Rangkaian ini terdiri atas sebuah IC L293 seperti yang ditampilkan pada gambar 7.
Gambar 7 Rangkaian Pengendali Motor DC Rangkaian catu daya menghasilkan tegangan +5V yang digunakan untuk mengaktifkan IC L293. Selain itu ada catu daya +12 volt yang khusus dihubungkan dengan rangkaian penggerak motor DC. Data yang berasal dari mikrokontroler masuk ke kaki IN1 dan IN2 pada IC L293. Data ini berupa keadaan aras logika tinggi dan rendah yang diatur melalui program yang ada pada mikrokontroler. Aras logika tinggi dan rendah tersebut diwujudkan ke bentuk tegangan +12 volt atau nol volt pada kaki keluaran ( OUT3 dan OUT 4 ) yang dihubungkan dengan motor DC. Perbedaan tinggi dan rendahnya tegangan antar kedua kaki keluaran IC L293 menyebabkan motor DC akan berputar. Arah putaran motor akan mengikuti arah kutub tegangan yang terbentuk antara kedua kaki tersebut. 4. Teknologi GSM Jaringan GSM dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: Stasion-bergerak ( Mobile station ) yang dibawa oleh pelanggan, Stasion-basis ( Base Station Subsistem yang mengendalikan radio link dengan stasion-bergerak, dan Sistem-jaringan ( Network System ) yang merupakan bagian utama. Sistem-jaringan adalah suatu sistem pelayanan yang menyediakan hubungan panggilan antara pelanggan satu dengan pelanggan lainnya dan juga menyediakan manajemen layanan bergerak. Sistem ini disebut juga Mobile Switching Center. Telekomunikasi selular menyediakan pelayanan telepon-bergerak dengan menggunakan jaringan pada suatu sisi-sel ( Cell Sites ) yang disebarkan pada suatu cakupan daerah yang luas. Sel ( Cell ) sendiri diartikan sebagai suatu daerah yang dikelilingi oleh antena radio selular, sedangkan sisi-sel ( cell sites ) dapat diartikan sebagai daerah yang dapat dijangkau oleh antena radio selular. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 8.
Gambar 8 Cell dan Cell Sites [7]
Farid (edit-retno-1).doc
7
Saluran ( Channel ) tertentu yang hanya membawa data sistem selular disebut saluran kendali ( control channel ). Saluran kendali ini biasanya merupakan saluran pertama dalam tiap sel. Apabila ada 21 sel, maka terdapat 21 saluran kendali. Saluran kendali tersebut bertanggung jawab terhadap pengaturan panggilan. Saluran lainnya disebut sebagai saluran suara ( Voice channel ), yang bertanggung jawab terhadap lalu lintas panggilan dan informasi pen-signal-an. Jika kita membicarakan pengoperasian telepon selular, maka kita membicarakan dua macam arah pen-signal-an. Pertama adalah pen-signal-an dari stasion basis yang disebut Forward Path, berikutnya adalah pen-signal-an dari telepon selular yang disebut Reverse Path. Seperti yang telah dijelaskan bahwa saat telepon selular berkomunikasi dengan stasion basis, terdapat dua macam saluran, yaitu saluran kendali dan saluran suara. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam setiap panggilan terdapat dua saluran dengan empat arah signal. Hal ini berlaku untuk setiap telepon selular. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 9.
Gambar 9 Komunikasi antara Telepon Selular dan stasion basis [7] RANCANGAN SISTEM PENGATUR PINTU PAGAR 1. Rangkaian Dasar Pengatur Pintu Pagar
Farid (edit-retno-1).doc
8
Gambar 10 Rangkaian Pengatur Pintu Pagar Pada saat pengirim signal ( telepon selular A ) menghubungi penerima signal (telepon selular B), secara otomatis penerima akan menerima data yang berupa nomor pengenal SIM card A ( pengirim/ telepon A ). Karena penerima ( telepon B ) terhubung dengan mikrokontroler, - dengan perintah yang disediakan oleh Siemens untuk telepon selularnya -, maka mikrokontroler dapat menerima data dari penerima dan selanjutnya mengenali data yang masuk. Data tersebut berupa nomor pengenal dari SIM card A ( pengirim/ telepon A ). Data tersebut kemudian diolah oleh mikroprosesor dengan cara membandingkannya dengan nomor yang sudah tersimpan di program. Setelah itu, mikroprosesor akan segera mengirimkan signal kepada penerima untuk mematikan panggilan dari pengirim, sehingga proses yang terjadi hanya sebatas panggilan tak terjawab (miss call). Jika data yang telah dibandingkan tersebut sama dengan data acuan yang tersimpan di program mikrokontroler, maka mikrokontroler memulai prosedur untuk menggerakkan motor. Sebaliknya, jika data tersebut tidak sama dengan data acuan, maka mikrokontroler tidak akan melakukan kegiatan apapun, sambil menunggu kiriman data berikutnya dari penerima signal ( telepon B ). Prosedur pemutaran motor dimulai dari pengiriman signal ke rangkaian pengendali motor. Signal berupa lamanya rangkaian beroperasi, kondisi logika 1 dan 0 (tinggi dan rendah), serta perbandingan kekerapan antara kedua kondisi tersebut. Kondisi tinggi akan mengaktifkan perputaran motor, sedangkan kondisi rendah akan menghentikan perputaran motor. Perbandingan kekerapan antara logika 1 dan 0 merupakan perbandingan lamanya kedua kondisi tersebut beroperasi atau sering disebut “duty cycle”. Jika perbandingan antara aras logika tinggi (logika 1) lebih besar daripada aras logika rendah (logika 0), maka motor akan lebih cepat berputar, namun jika kondisi rendah yang lebih besar, maka motor akan lebih lambat berputar. Arah perputaran motor ditentukan melalui pengubahan aras logika dari kedua kutub motor. Motor juga dapat diaktifkan secara manual, artinya pengaktifan motor tanpa menggunakan rangkaian pengirim dan penerima signal. Hal ini dilakukan dengan cara pemasangan sebuah saklar-aktif-rendah pada salah satu gerbang mikrokontroler, yaitu P2.7 yang akan memberikan signal kepada penggerak motor untuk mengaktifkan motor. Signal yang diberikan sama dengan signal pada pengoperasian dengan telepon selular. 2. Rancangan Program Utama Tugas program dimulai dari pendeklarasian bit-bit alamat yang digunakan untuk jalur masukan/keluaran pada mikrokontroler, inisialisasi sarana komunikasi untuk pengiriman data secara deret ( seri ), dan dilanjutkan dengan prosedur penerimaan data dari rangkaian penerima signal oleh mikrokontroler. Data yang diterima berupa nomor
Farid (edit-retno-1).doc
9
pengenal SIM card dari pengirim signal GSM. Lalu mikrokontroler akan menjalankan program utama. Program utama dimulai dengan pemeriksaan keadaan tombol manual, jika ada perubahan keadaan (tombol ditekan) maka mikrokontroler akan melaksanakan prosedur pemeriksaan keadaan pagar, apakah pagar dalam keadaan terbuka atau tertutup. Sedangkan jika tombol tidak ditekan, maka mikrokontroler akan menjalankan baris program selanjutnya yaitu memeriksa data yang ada pada serial buffer. Data ini dibandingkan dengan data-acuan yang ada pada mikrokontroler secara bit per bit. Jika data tersebut tidak sesuai dengan data-acuan, maka mikrokontroler akan mengirimkan signal kepada telepon penerima ( telepon selular B ) untuk menghentikan panggilan dari telepon pengirim, sehingga operasi mikrokontroler berhenti dan kembali ke program utama sambil menunggu kiriman data dari telepon penerima atau dari tombol manual. Sedangkan apabila data tersebut sesuai dengan data-acuan, maka program dilanjutkan dengan pengiriman signal untuk menghentikan panggilan dari telepon pengirim ( telepon selular A ), kemudian menjalankan prosedur pemeriksaan keadaan pagar. Inilah yang menyebabkan hubungan antar telepon selular hanya sebatas panggilan tak terjawab (miss call). Apabila pagar dalam keadaan tertutup, maka mikrokontroler akan mengaktifkan pengendali motor untuk memutar motor searah dengan jarum jam (clock wise), sambil menyalakan lampu indikator. Sedangkan jika status pagar dalam keadaan terbuka maka mikrokontroler melakukan hal yang sebaliknya yaitu mengaktifkan pengendali motor untuk memutar motor berlawanan dengan arah jarum jam (counter clock wise). Setelah proses tersebut selesai, program akan kembali ke program utama dan menunggu kiriman data dari telpon penerima atau dari tombol manual. Gambar 11 memperlihatkan diagram alir dari algoritma program.
Gambar 11 Diagram Alir Program
Farid (edit-retno-1).doc
10
Rancangan program ditulis dan diterjemahkan dengan menggunakan program applikasi READS51, sedangkan untuk memasukkan hasil terjemahan berupa file .hex digunakan program applikasi perangkat lunak Atmel ISP. PENGUJICOBAAN Pengujicobaan bertujuan menguji fungsi sistem pengatur pintu pagar otomatis ini berdasarkan rancangannya. Pengujian dilakukan secara elektrik dan secara fungsional berdasarkan rancangan diagram alur program. Percobaan ini juga akan membuktikan adanya proses authentifikasi pada sistem GSM. Rangkaian pintu pagar automatik ini terhubung dengan suatu maket miniatur rumah beserta pagarnya. Susunan rangkaian dan alat bantunya diperlihatkan pada gambar 12.
Gambar 12 Susunan Peralatan dan Alat Bantu Seperti yang terlihat pada gambar 12, telepon selular penerima signal yang bermerek “Siemens C35” dihubungkan dengan rangkaian mikrokontroler AT89S51 malului kabel data seri dengan menggunakan konektor jenis DB9. Selain itu rangkaian mikrokontroler juga terhubung dengan rangkaian pengendali motor DC dengan menggunakan kabel data 8 jalur. Motor DC diletakkan sedemikian rupa sehingga dia dapat menggerakkan miniatur pagar. Percobaan dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah pengujian hubungan-saluran melalui pemanggilan nomor telepon selular penerima dari beberapa telepon pemangil. Tahap kedua adalah pengujian tombol manual. Sedangkan yang ketiga adalah gabungan cara pertama dan kedua. Data hasil percobaan menyajikan keadaan motor DC, yaitu : aktif atau tidak aktif, serta arah pergerakan pagar, yaitu : membuka dan menutup. Pada tiap awal percobaan, pagar diatur dalam keadaan tertutup. 1. Percobaan tahap pertama : uji-hubungan antara telepon selular penerima signal dan beberapa telepon pengirim. Tabel 1 Hasil Percobaan Tahap Pertama Nomor Pemanggil Urutan Percobaan Kondisi Motor Arah Gerakan Pagar
Farid (edit-retno-1).doc
11
081314135109
081514378411
02177881687
1
Aktif
Membuka
2
Aktif
Menutup
3
Aktif
Membuka
4
Aktif
Menutup
1
Tidak aktif
--
2
Tidak aktif
--
1
Tidak aktif
--
2
Tidak aktif
--
2. Percobaan tahap kedua : pengujian tombol manual. Tabel 2 Hasil Percobaan Tahap Kedua Urutan Percobaan Kondisi Motor Arah Gerakan Pagar 1 Aktif Membuka 2 Aktif Menutup 3 Aktif Membuka 4 Aktif Menutup 3. Percobaan tahap ketiga : gabungan percobaan tahap pertama dan kedua. Tabel 3 Hasil Percobaan Tahap Ketiga Cara Percobaan Urutan Percobaan Kondisi Motor Arah Gerakan Pagar Menelepon dari nomor 1 Aktif Membuka 081314135109 Menekan tombol 2 Aktif Menutup Menelepon dari nomor 3 Tidak aktif -081514378411 Menekan tombol 4 Aktif Membuka Menelepon dari nomor 5 Aktif Menutup 081314135109 Menekan tombol 6 Aktif Membuka Menelepon dari nomor 7 Tidak aktif -02177881687 Pada percobaan tahap pertama, yaitu pengujian hubungan antara telepon selular penerima (telepon yang terpasang pada rangkaian sistem pengatur) dan telepon pengirim dari beberapa telepon yang berbeda, diperoleh hasil bahwa nomor pengenal yang diterima oleh telepon selular penerima untuk mengaktifkan sistem pengatur pintu pagar adalah nomor telepon ‘081314135109’. Nomor ini sesuai dengan nomor pengenal yang dimasukkan dalam program pada mikrokontroler. Selain nomor tersebut tidak akan dilayani oleh sistem pengatur pintu pagar. Percobaan tahap kedua adalah pengujian fungsi tombol manual. Dari percobaan diperoleh hasil bahwa setiap penekanan tombol, motor akan aktif dan menggerakkan pintu pagar. Arah pergerakan pintu pagar selalu bergantian, penekanan tombol pertama kali akan membuka pintu pagar, sedangkan penekanan tombol yang kedua akan menutup pintu pagar, demikian seterusnya, arah pergerakan silih berganti.
Farid (edit-retno-1).doc
12
Percobaan tahap ketiga menggabungkan percobaan tahap pertama dan kedua. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pengiriman signal yang diilakukan melalui telepon yang bernomor “081514135109” akan mengaktifkan sistem rangkaian penggerak motor DC dan membuka pintu pagar. Selanjutnya dilakukan penekanan tombol manual yang menyebabkan pintu pagar tertutup. Hal ini sesuai dengan alur program pada mikrokontroler, yang terlebih dahulu menunggu signal dari tombol. Jika tidak terdapat signal, maka program akan menunggu masukan dari telepon selular penerima signal. Jika salah satu dari kedua sumber masukan itu memberikan signal, maka program akan memeriksa keadaan pintu pagar. Jika pintu pagar tertutup maka motor akan membuka pintu pagar, sedangkan jika keadaan pagar terbuka, maka motor akan menutup pintu pagar. Jika dilakukan pemanggilan dari nomor selain “081514135109” maka telepon selular penerima signal akan menolak panggilan dan tidak terjadi tindakan lanjut. PENUTUP Dari hasil pengujicobaan dan pembahasan dapat dirangkun beberapa hal baik kelebihan maupun kelemahan rangkaian yang dibuat, yaitu : • Rangkaian Pengatur Pintu Pagar Automatik ini dapat diaktifkan dengan dua cara yaitu melalui telepon selular atau dengan menekan tombol manual yang tersedia; • Nomor pengenal pemanggil yang dibenarkan untuk mengendalikan rangkaian adalah nomor “081514135109”. Selain dari nomor ini, rangkaian ini tidak akan melakukan tindakan. Apabila diinginkan perubahan atau penambahan jumlah nomor yang diizikan, maka dapat dilakukan dengan pengubahan program; • Rangkaian Pengatur Pintu Pagar Automatik ini membuktikan adanya proses pengenalan (authentifikasi) nomor pemanggil pada jaringan GSM, sesuai dengan karakteristik GSM; • Rangkaian penerima signal pada rancangan ini hanya bisa dilakukan oleh telepon selular dari produk Siemens seri C35 dan keluarganya (C35i dan M35), hal ini memungkinkan karena keterbukaan perusahaan Siemens dalam penyediaan bahasa pemprograman untuk mikrokontroler; • Hubungan yang terjadi antara penelepon terhadap rangkaian hanya sebatas panggilan tak terjawab (miss call). Kelebihannya adalah tidak terjadinya pemakaian pulsa telepon sehingga dapat menghemat biaya. Kekurangannya adalah pengendalian hanya bisa dilakukan untuk membuka dan menutup pagar saja; dan • Rangkaian Pengatur Pintu Pagar Automatik ini hanya dapat menggerakkan maket miniatur yang bebannya tidak terlalu berat. Hal ini karena spesifikasi dari motor DC yang digunakan. Untuk menerapkannya ke dunia nyata diperlukan penggantian komponen rangkaian pengendali motor dan motor DC. Untuk pengembangan selanjutnya, rangkaian Pengatur Pintu Pagar Automatik ini dapat dimodifikasi untuk meningkatkan kemampuan kendali pada persoalan yang lebih majemuk, seperti pengendalian sistem kelistrikan dan keamanan pada sebuah rumah. Program yang diberikan dapat diubah sehingga tidak hanya satu nomor pengenal saja yang dapat mengendalikannya. DAFTAR PUSTAKA [1] Agfianto Eka Putra, Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55 Teori dan Aplikasi, Penerbit Gava Media, Yogyakarta, 2002. [2] Paulus Andi Nalwan, Teknik Antarmuka dan Pemrograman Mikrokontroler AT89C51, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2003. [3] Lukman Rosyidi, Elvanto Yanuar Ikhsan, Mikrokontroler 8051, Prasimax, Depok, 2001. [4] Lukman Rosyidi, Elvanto Yanuar Ikhsan, Intermediate of Microcontroller 8051, Prasimax, Depok, 2002. [5] Dwi Sutadi, I/O Bus dan Motherboard, Penerbit Andi Yogyakarta, Yogyakarta, 2003.
Farid (edit-retno-1).doc
13
[6]
Andrian Arief, Ahmad Aminuddin, Materi Pelatihan Retooling Batch II 2004, PT. Prima Kelola Agrobisnis Agroindudustri d/h LMAA – IPB, 2004. [7] www. privateline.com/Cellbasics/Cellbasics.html [8] www.howstuffworks.com/electronics [9] http://lancet.mit.edu/motors/motors3.html [10] http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/hbase/magnetic/motdc.html
Farid (edit-retno-1).doc