PEMANFAATAN APG (AGREGAT PECAHAN GENTENG) ASAL GODEAN SERTA OPTIMASI PROPORSI CAMPURANNYA PADA REKAYASA BETON SUBSTITUSI Setijadi Harianto MN Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Janabadra Jl. Tentara Rakyat Mataram 55-57 Yogyakarta Telp 0274-561039
Abstract: It suggested exploiting local materials and waste such as the roof tile fraction as aggregate, known as substitution concrete of roof tile fraction (SPG concrete). This research makes use aggregate of roof tile fraction (APG) from Godean area. Research target is in order to additional economic value for waste of roof tile Godean area. There are defined several groups and variants, which group mean load percentage of substitution of aggregate and usage of Silica Fume, while variant mean load percentage of aggregate faction. There are seven groups, which each consist of three variants, and two group with single variant so that totalize 115 object test. The object tested by the strength compressed at age 28 day, checked a weight set of, also other parameter, and then analyzed. Test result shows that maximum strength compressed, found in group A. Using formula mixture group A=(0,5G+7,5SF) with variant A6-10=(0,38.G-10+0,62.G-20)x0,5G obtained strength compressed σ = 162,3550 kg/cm2 and weight set of unit BS= 2,0767 kg/cm2. This shows that SPG concrete can serve the structural concrete and categorize of semi light concrete. Also, found that Silica Fume improves strength depress concrete at normal concrete and at SPG concrete. Keywords: beton normal, Silika Fume, beton SPG, APG
Abstrak. Saat ini dianjurkan untuk memanfaatkan limbah dan bahan lokal misalnya pecahan genteng, sebagai pengganti krikil beton dan dikenal sebagai beton substitusi pecahan genteng (disebut beton SPG). Penelitian beton SPG ini menggunakan agregat pecahan genteng (APG) asal Godean. Tujuan penelitian adalah agar terdapat nilai-2 ekonomis tambahan untuk limbah genteng di daerah Godean. Didefinisikan grup dan varian dengan setiap grup memuat prosentase substitusi agregat dan prosentase pemakaian Silika Fume sedangkan setiap varian memuat prosentase fraksi agregat. Terdapat 7 grup yang masing-2 terbagi dalam 3 varian ditambah 2 grup dengan varian tunggal sehingga total 115 buah benda uji. Seluruhnya diuji kuat tekan pada umur 28 hari, diperiksa berat satuannya, serta parameter-2 lainnya untuk kemudian dianalisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuat tekan beton SPG maksimum terjadi di grup A. Menggunakan formula proporsi campuran grup A=(0,5G+ 7,5SF) dengan varian A6-10 = (0,38 fraksi G-10+0,62 fraksi G-20) x 0,5G diperoleh kuat tekan σ = 162,3550 kg/cm2 dan berat satuan BS = 2,0767 kg/cm2. Hasil tersebut menunjukkan bahwa beton SPG dapat digunakan sebagai beton struktural dan termasuk kategori beton semi ringan. Juga ditemukan bahwa Silika Fume meningkatkan kuat tekan beton baik pada beton normal maupun beton SPG. Kata kunci: beton normal, Silika Fume, beton SPG, APG
PENDAHULUAN
untuk memanfaatkan limbah pecahan genteng
Godean telah lama dikenal sebagai
sebagai pengganti agregat kasar. Selanjutnya
daerah penghasil genteng. Daerah tersebut juga
agregat
meng-hasilkan limbah berupa pecahan genteng.
sedangkan beton dengan APG disebut beton
(Khanapi, 2002).
substitusi pecahan genteng, ditulis beton SPG.
Melihat
disebut
APG,
Menurut SK SNI T–15–1990–03, beton normal
tetapi
adalah beton dengan berat satuan antara 2200–
kekuatannya tinggi, maka timbul pemikiran
2500 kg/m , menurut Imran, (2003), berat
Godean
yang
serta
genteng
sifat
genteng
kondisi tersebut
pecahan
ringan
3
Pemanfaatan APG Asal Godean Serta Optimasi Proporsi Campurannya Pada Rekayasa Beton Substitusi - Setijadi Harianto MN
47
tersebut adalah 2160–2560 kg/m3. Beton normal tersebut juga harus menggunakan agregat
1. Seberapakah kuat tekan dan berat satuan beton SPG, pada proporsi adukan tertentu?
3
2. Berapakah prosentase substitusi agregat
(SK SNI T–15–1990–03), dan mempunyai kuat
yang menghasilkan kuat tekan dan penu-
tekan beton minimal 10 MPa (Neville, 1995).
runan berat satuan, yang keduanya secara
normal dengan berat jenis antara 2,5–2,7 gr/cm
Jika agregat normal campuran beton diganti dengan agregat jenis lain, maka akan
bersama-sama, masih dapat diterima dan dipergunakan dalam perancangan struktur. Adapun tujuan pokok dalam penelitian
terjadi perubahan kuat tekan dan berat isi beton serta beberapa parameter lainnya. Oleh sebab
ini adalah:
itu penggantian agregat kasar beton dengan
1. Menjajagi kemungkinan pemanfaatan limbah
agregat kasar pecahan genteng menyebabkan penurunan kuat tekan dan penurunan berat isi
genteng sebagai agregat kasar beton. 2. Mencari formula proporsi campuran yang optimal.
beton yang dihasilkan (Khanapi, 2002). Selanjutnya, terdapat spesifikasi SK SNI
3. Memperoleh berbagai informasi yang cukup
T–15–1990–03 untuk beton normal apabila
tentang
berhubungan dengan agregat normal, dan
struktural.
penggunaan
APG
pada
beton
spesifikasi SK SNI T-09-1993-03 untuk beton ringan, apabila berhubungan dengan agregat
TINJAUAN PUSTAKA
ringan (Anonim, 1990). APG tidak termasuk
Beton Struktural dan Non Struktural
dalam agregat normal maupun agregat ringan.
Beton struktural adalah beton dengan
Oleh sebab itu kedua spesifikasi tersebut di atas
syarat-syarat tertentu sehingga dapat digunakan
tidak dapat dipergunakan dalam perancangan
dan memenuhi standar sebagai bahan dasar
beton semi ringan (Tjokrodimuljo, 1996).
struktur. Struktur yang dimaksud adalah struktur
Kuat tekan beton akan berubah bila
dengan bahan utama beton bertulang dan harus
proporsi campuran betonnya berbeda, oleh
memenuhi standar perancangan yang terkait.
sebab itu perlu diteliti proporsi campuran beton
Beton non struktural adalah beton yang karena
SPG yang menghasilkan kuat tekan yang baik.
sifat dan kinerjanya, tidak boleh digunakan
Berdasarkan uraian tersebut di atas, menarik
sekali
bila
dilakukan
penelitian
memanfaatkan limbah pecahan genteng dengan mencari
optimasi
agregat,
sedangkan
prosentase
prosentase
tersebut,
sebagai bahan dasar struktur.
Formula Proporsi Campuran Beton Beton
penggantian
dalam
setiap
dicari
pula
varian optimasi
adalah
batu
buatan
hasil
campuran antara air, semen, dan agregat dalam suatu
perbandingan
tertentu
(Tjokrodimuljo,
proporsi campuran adukan betonnya. Untuk
1996). Agregat terdiri 2 macam, yaitu agregat
mempertinggi kuat tekan beton, ke dalam
halus
adukan ditambahkan Silika Fume 7,5 % berat
Perbandingan
semen (Rajamane et al, 1999), sedangkan
tersebut
permasalahan yang diambil adalah sebagai
campuran) harus direncanakan dengan salah
berikut.
satu atau beberapa cara. Hasil perencanaan
(pasir)
(yang
dan
agregat
kasar
(krikil).
komponen-komponen
beton
kemudian
48 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 10 – Januari 2008, hal: 47 – 56
disebut
proporsi
proporsi campuran (dengan hasil beton yang
beton yang dihasilkan adalah 2180,58 kg/m3
baik) kemudian diformulasikan ke dalam formula
(Khanapi, 2002). Dengan demikian SK SNI T–
proporsi campuran.
09–1993–03
tidak
dapat
digunakan
untuk
merancang beton SPG. Beton Silika Fume dan Beton SPG
Beton normal mempunyai berat satuan 3
Beton Silika Fume adalah beton dengan
beton terendah sebesar 2160 kg/m sedangkan
penambahan Silika Fume, yaitu suatu jenis
berat satuan beton ringan tertinggi adalah 1840
bahan mikrosilika aktif. Bahan ini merupakan
kg/m , sehingga terdapat gap nilai berat satuan
bahan aditif yang biasa ditambahkan pada
antara 1840–2160 kg/m3 yang dalam penelitian
pembuatan beton mutu tinggi dan beton mutu
ini diklasifikasi sebagai beton semi ringan.
3
sangat tinggi (Sika, 2002). Silika Fume (ditulis
Perancangan campuran adukan beton
SF) umumnya memberi sumbangan yang besar
dapat direncanakan menggunakan beberapa
terhadap kinerja beton terutama pada beton
cara diantaranya adalah cara trial and error
mutu tinggi dan menghasilkan peningkatan kuat
(coba-coba)
tekan beton serta kekedapan beton (Khanapi,
proporsi campuran dari hasil penelitian yang
2002; Rajamane et al, 1999; Sika, 2002.).
terdahulu dan mengujinya dari beberapa aspek,
Khanapi (2002), melakukan eksperimen percobaan
beton
substitusi
menggunakan
yaitu
dengan
mengambil
nilai
yaitu kepadatan adukan, kuat tekan dan lain sebagainya (Tjokrodimuljo, 1996).
pecahan genteng dan menemukan bahwa berat jenis SSD agregat pecahan genteng adalah 3
sebesar 2,1705 kg/cm . Dengan nilai tersebut,
METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian
dapat
Rancangan penelitian adalah membuat
digolongkan ke dalam agregat normal, maka SK
beton uji silinder diameter 15 cm, tinggi 30 cm,
SNI T–15–1990–03 tidak dapat digunakan.
terbagi
agregat
pecahan
genteng
ini
tidak
dalam
9
grup
varian
prosentase
substitusi agregat. Sebanyak 7 grup varian terdiri atas 3 varian proporsi adukan yang
Beton Ringan dan Beton Semi Ringan Beton ringan adalah beton dengan berat 3
masing-masing
terdiri
atas
5
benda
uji.
satuan antara 1360 – 1840 kg/m (Imran, 2003).
Sedangkan 2 grup varian sisanya terdiri atas
Beton ringan juga ditandai dengan penggunaan
varian tunggal dengan masing-masing terdiri 5
agregat ringan yaitu agregat dengan berat isi
benda uji. Pada sebagian benda uji, digunakan
3
bahan tambah Silika Fume dengan dipilih merek
kering
gembur
maksimum
1100
kg/m
Sika Fume produksi PT. Sika Nusa Pratama.
(Tjokrodimuljo, 1996). adalah
Untuk memperoleh bukti peran Silika Fume
spesifikasi yang mengatur tentang tata cara
terhadap peningkatan kuat tekan, dibuat 3 grup
pembuatan campuran beton ringan tanpa bahan
varian benda uji beton dengan Silika Fume dan
tambah (Anonim, 1993).
tanpa Silika Fume. Masing-masing adalah grup
SK
SNI
T–09–1993–03
Hasil penelitian Khanapi menyatakan
NOR=(0,0.G+0,0.SF) terdiri dari 5 benda uji,
bahwa berat isi kering oven agregat pecahan
dan grup NSF=(0,0.G+7,5.SF) dengan 5 benda
3
genteng adalah 1,0431 kg/cm , tetapi berat isi
uji serta grup H=(1,0.G+0,0.SF) dengan 3x5
Pemanfaatan APG Asal Godean Serta Optimasi Proporsi Campurannya Pada Rekayasa Beton Substitusi - Setijadi Harianto MN
49
benda uji. Jadi terdapat 7x3x5+5+5 = 115 buah
1,0.G dengan G = total berat agregat kasar,
benda uji. Skenario rancangan penelitian dita-
sedangkan
belkan pada Tabel 1.
dalam Tabel 1.
Adapun perbandingan dasar campuran
prosentase
fraksi-fraksi
seperti
Bahan Penelitian
diambil dengan cara coba-coba dan digunakan
1. Semen PPC tipe I merk Tiga Roda, air
perbandingan berat sebagai berikut:
2. Pasir K. Progo dan Split Clereng ∅5–20 mm,
1(semen): 1,62(pasir): 2,64(agregat kasar): 0,5(air): 0,075(silika fume).
3. APG asal Godean ∅5–20 mm (keluaran stone crusher), Silika Fume merek Sika
Agregat kasar (krikil) di-substitusi APG
Fume, produksi PT. Sika Nusa Pratama.
menggunakan formula grup, dengan perban-
Dosis yang digunakan adalah 7,5% berat
dingan: 0,5.G; 0,6.G; 0,7.G; 0,8.G; 0,9.G dan
semen.
Tabel 1. Skenario rancangan penelitian No.
Nama grup Benda Uji
1
Grup A (0,5G+ 7,5SF)
2
Grup B (0,6G+ 7,5SF)
3
Grup C (0,7G+ 7,5SF)
4
Grup D (0,8G+ 7,5SF)
5
Grup E (0,9G+ 7,5SF)
6
Grup F (1,0G+ 7,5SF)
7
Grup H (1,0G+ 0,0SF)
Proporsi agregat kasar substitusi (0,28 fraksi G-10+ 0,72 fraksi G-20) x 0,5G) (0,38 fraksi G-10+ 0,62 fraksi G-20) x 0,5G) (0,48 fraksi G-10+ 0,52 fraksi G-20) x 0,5G) (0,28 fraksi G-10+ 0,72 fraksi G-20) x 0,6G) (0,38 fraksi G-10+ 0,62 fraksi G-20) x 0,6G) (0,48 fraksi G-10+ 0,52 fraksi G-20) x 0,6G) (0,28 fraksi G-10+ 0,72 fraksi G-20) x 0,7G) (0,38 fraksi G-10+ 0,62 fraksi G-20) x 0,7G) (0,48 fraksi G-10+ 0,52 fraksi G-20) x 0,7G) (0,28 fraksi G-10+ 0,72 fraksi G-20) x 0,8G) (0,38 fraksi G-10+ 0,62 fraksi G-20) x 0,8G) (0,48 fraksi G-10+ 0,52 fraksi G-20) x 0,8G) (0,28 fraksi G-10+ 0,72 fraksi G-20) x 0,9G) (0,38 fraksi G-10+ 0,62 fraksi G-20) x 0,9G) (0,48 fraksi G-10+ 0,52 fraksi G-20) x 0,9G) (0,28 fraksi G-10+ 0,72 fraksi G-20) x 1,0G) (0,38 fraksi G-10+ 0,62 fraksi G-20) x 1,0G) (0,48 fraksi G-10+ 0,52 fraksi G-20) x 1,0G) (0,28 fraksi G-10+ 0,72 fraksi G-20) x 1,0G) (0,38 fraksi G-10+ 0,62 fraksi G-20) x 1,0G) (0,48 fraksi G-10+ 0,52 fraksi G-20) x 1,0G) (0,38 fraksi K-10+ 0,62 fraksi K-20) x 1,0G) (0,38 fraksi K-10+ 0,62 fraksi K-20) x 1,0G)
Kode Jumlah benda uji benda uji A1-5 5 A6-10 5 A11-15 5 B1-5 5 B6-10 5 B11-15 5 C1-5 5 C6-10 5 5 C11-15 D1-5 5 D6-10 5 D11-15 5 E1-5 5 E6-10 5 E11-15 5 F1-5 5 F6-10 5 F11-15 5 H1-5 5 H6-10 5 H11-15 5 NOR1-5 5 NSF1-5 5
8 Grup NOR 9 Grup NSF Catatan: G-10 = fraksi APG lolos 10 mm tertahan 5 mm. K-10 = fraksi krikil lolos 10 mm tertahan 5 mm. G-20 = fraksi APG lolos 20 mm tertahan 10 mm. K-20 = fraksi krikil lolos 20 mm tertahan 10 mm. NOR = beton normal NSF = NOR+7,5SF G = total jumlah berat agregat kasar
Alat Penelitian
Pelaksanaan Penelitian
Alat penelitian yang digunakan berupa :
Penelitian
ini
dilaksanakan
di
Stone crusher, vibrator, timbangan, saringan
Laboratorium Bahan Bangunan Fakultas Teknik
agregat, piknometer, oven, gelas ukur, mesin
Universitas Janabadra dan juga dilaksanakan di
Los
lapangan (quarry). Secara garis besar tahapan
Angeles,
mesin
aduk
beton,
kerucut
Abram’s, cetakan silinder, mesin uji kuat tekan
penelitian ini adalah sebagai berikut.
beton dan alat penunjang lainnya.
1. Tahap penyiapan bahan, meliputi:
50 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 10 – Januari 2008, hal: 47 – 56
a. pengadaan bahan susun beton yaitu air, pasir, krikil, semen, sika fume dan APG, b. penyiapan bahan berfraksi,
agregat kasar pengganti (APG). Hasil
pemeriksaan
baku
agregat
tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.
Krikil disiapkan dalam dua fraksi yaitu K20 dan K-10. Fraksi K-20 adalah krikil
Pemeriksaan Gradasi
lolos saringan 20 mm dan tertahan
Sebagai
salah
satu
cara
untuk
saringan 10 mm, sedangkan fraksi K-10
memperoleh kesimpulan tentang kepadatan
adalah krikil lolos saringan 10 mm dan
campuran
tertahan 5 mm.
gradasi agregat halus dan agregat campuran.
beton,
dilakukan
pemeriksaan
APG juga disiapkan dalam 2 fraksi yaitu
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa
fraksi G-20 dan fraksi G-10. Fraksi G-20
pasir yang digunakan berada pada daerah 2
adalah APG
(pasir agak kasar), dengan modulus halus
lolos saringan
20 mm
tertahan saringan 10 mm, sedangkan
butirnya
fraksi G-10 adalah APG lolos saringan 10
menunjukkan bahwa pasir asal kali Progo
mm dan tertahan 5 mm.
tersebut dapat digunakan sebagai bahan susun
2. Tahap pemeriksaan bahan meliputi: syarat bahan, gradasi agregat, berat jenis agregat. 3. Tahap perencanaan campuran beton,
(m.h.b)
sebesar
2,955.
Hal
ini
beton dalam penelitian ini, karena mempunyai nilai m.h.b yang berada dalam batas standar yaitu antara 1,5 – 3,8 (Tjokrodimuljo, 1996).
4. Tahap pencampuran bahan adukan.
Gradasi agregat dapat menunjukkan
5. Tahap pembuatan dan perawatan benda uji,
kepadatan adukan beton yang sedang dibuat.
6. Tahap pengujian sifat-sifat mekanik beton.
Pemeriksaan gradasi agregat campuran pada penelitian ini, dilakukan untuk semua varian
HASIL PENELITIAN
beton percobaan. Hasil pemeriksaan gradasi
Temuan Dalam Penelitian
agregat campuran menunjukkan bahwa gradasi
Pada awal penelitian, diperoleh temuan bahwa APG
yang diperoleh dengan
cara
konvensional yakni yang diperoleh dengan
agregat campuran cukup baik karena berada pada daerah 2 kurva gradasi (SK SNI T–15– 1990–03, 1990).
dipecah menggunakan palu, kurang bagus hasilnya karena agregat memiliki retak-retak
Penelitian Peran Silika Fume
rambut dan pada waktu terkena air akan
Dalam penelitian ini digunakan Silika
terpecah-pecah menjadi ukuran yang lebih kecil.
Fume, yang dipilih merk Sika Fume dan
Berdasarkan temuan ini maka harus digunakan
diperkirakan dapat meningkatkan kuat tekan
stone crusher yang menggunakan mata pisau di
beton baik beton normal maupun beton berbasis
dalamnya.
pozzolan (Rajamane et al, 1999). Pengujian
Pemeriksaan Baku Agregat
beton
untuk
penyelidikan
peran Silika Fume dapat dilihat pada Tabel 3
Pemeriksaan baku agregat terdiri dari
serta Tabel 4, meliputi:
baku agregat kasar, dan pemeriksaan baku
a). beton normal NOR,
pemerik-saan baku agregat halus, pemeriksaan
b). beton normal NSF = (NOR+7,5SF),
Pemanfaatan APG Asal Godean Serta Optimasi Proporsi Campurannya Pada Rekayasa Beton Substitusi - Setijadi Harianto MN
51
c). beton SPG grup F = (1,0G+7,5SF),
Pada umur 28 hari, beton SPG diperiksa
d). beton SPG grup H = (1,0G+0,0SF),
berat satuan dan kuat tekannya, kemudian hasilnya ditabelkan pada Tabel 5 sebagai
Pemeriksaan Berat Satuan dan Kuat Tekan
berikut.
Tabel 2. Hasil pemeriksaan agregat dan APG No. Nama pemeriksaan
Hasil pemeriksaan
1
Nama dan asal bahan
2 3 4 5 6 7 8
Kadar air (%) Berat jenis kering permukaan (SSD) Penyerapan (%) Berat isi (gr/cm3) Kadar keausan (%) Modulus halus butir (mhb) Kandungan lumpur (%)
Pasir alami asal K. Progo 2,510 2,664 1,833 1,328
Krikil asal K. Clereng 2,62 2,789 1,276 1,316
APG asal Godean 19,765 2,171 15,067 1,053 49,300
2,995 1,833
Tabel 3. Hasil pemeriksaan dan pengujian beton normal, kode grup NOR dan NSF Nama grup Benda Uji No. dan formula proporsi campuran
Kode benda uji
Berat Satuan (gr/cm3)
NOR1 2,2117 NOR2 2,2128 Grup NOR 1 NOR3 2,2136 (Formula NOR) NOR4 2,2267 2,2275 NOR5 NSF1 2,2059 NSF2 2,2257 Grup NSF 2 (Formula NOR + NSF3 2,2215 7,5SF) NSF4 2,2104 NSF5 2,2379 Keterangan : Formula NOR = beton normal
Berat Kuat Satuan Kuat tekan tekan 2 rata-rata (kg/cm ) rata-rata 3 2 (kg/cm ) (gr/cm ) 254,2375 258,8650 2,2184 256,1351 255,7747 256,4765 253,1597 258,5223 277,4528 2,2203 283,6167 272,9180 269,0062 275,9933
Peningkatan (%)
–
6,70
optimal yaitu Formula Grup A Varian A6-10.
PEMBAHASAN Dari hasil Tabel 3, diperoleh kenaikan kuat
tekan
rata-2
sebesar
6,7
%
akibat
penambahan SF. Hal ini menunjukkan peran
KESIMPULAN Dari seluruh uraian tersebut di muka,
Silika Fume pada beton normal yaitu perolehan
dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
kenaikan kuat tekan akibat penambahan Silika
1. Limbah pecahan genteng asal Godean,
Fume. Dari Tabel 4 diperoleh kenaikan kuat
dapat dimanfaatkan sebagai bahan substitusi
tekan rata-2 sebesar 8,69–14,26% pada beton
agregat beton.
SPG 100%.
2. Untuk dapat memanfaatkan limbah pecahan
Dari Tabel 4 dan Tabel 5, diperoleh kuat tekan terbesar terjadi pada grup B varian B6-10 dengan nilai kuat tekan sebesar
σ=
162,6609
2
genteng sebagai bahan substitusi agregat beton, harus digunakan stone crusher.. 3. Untuk dapat memanfaatkan limbah pecahan
kg/cm tetapi kuat tekan rata-rata dalam satu
genteng
asal
Godean
grup terjadi pada grup A varian A6-10 sekaligus
substitusi agregat, harus digunakan formula
menunjukkan formula proporsi adukan yang
proporsi campuran yang dapat menghasilkan
52 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 10 – Januari 2008, hal: 47 – 56
sebagai
bahan
kuat tekan yang optimum.
Formula
4. Formula proporsi campuran beton SPG yang
Grup
adalah sebesar
A=(0,5G+7,5SF)
σ = 162,3550 kg/cm , asal
terbaik, sesuai hasil penelitian ini adalah
terpenuhi
formula
Formula
demikian
beton
Grup
A=(0,5G+7,5SF),
yaitu
tersebut 2
varian
A6-10.
SPG
formula
Dengan grup
agregat yang terdiri dari 50% krikil dan 50%
A=(0,5G+7,5SF) dengan varian A6-10 dapat
APG, dengan gradasi APG harus memenuhi
digunakan sebagai beton struktural.
formula varian A6-10=(38% fraksi G-10 dan
6. Berat satuan beton SPG dengan formula
62% fraksi G-20) serta menggunakan bahan
A=(0,5G+7,5SF) varian A6-10 adalah sebesar
tambah Silika Fume dosis 7,5%.
BS0,5G+7,5SF = 2,0767gr/cm3, termasuk pada
5. Kuat
tekan
beton
SPG
menggunakan
kelompok beton semi ringan.
Tabel 4. Hasil pemeriksaan dan pengujian beton SPG, kode grup F, H, A
No.
Nama grup Benda Uji
Nama varian
Varian F1-5 (Formula F1-5)
1
Varian F6-10 Gup F (1,0G+7,5SF) (Formula F6-10)
Varian F11-15 (Formula F11-15)
Varian H1-5 (Formula F1-5 – 7,5SF)
2
Varian H6-10 Grup H (Formula F6-10 – (1,0G+0,0SF) 7,5SF) Varian H11-15 (Formula F11-15 – 7,5SF)
3
Grup A (0,5G+7,5SF)
Varian A1-5 (Formula A1-5)
Varian A6-10 (Formula A6-10)
Kode Berat benda Satuan 3 uji (gr/cm ) F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9 F10 F11 F12 F13 F14 F15 H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7 H8 H9 H10 H11 H12 H13 H14 H15 A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10
2,0223 2,0190 2,0119 2,0103 2,0235 2,0053 2,0180 2,0171 2,0419 1,9715 2,0545 2,0129 1,9950 1,9773 1,9992 2,0239 1,9637 2,0539 2,0247 2,0302 2,0418 2,0207 2,0094 1,9785 2,0059 1,9807 2,0198 1,9893 2,0124 2,0318 2,0489 2,0620 2,1289 2,1132 2,0799 2,0174 2,0851 2,0812 2,1002 2,0994
Berat Satuan Kuat tekan 2 Rata-2 (kg/cm ) (gr/cm3) 116,1969 114,8585 2,0174 117,9426 113,4170 124,0580 132,9262 126,4735 2,0108 134,7552 124,0577 126,8114 105,8247 102,0892 2,0078 97,9508 95,2462 99,5046 103,1061 99,2022 2,0193 106,9626 112,3662 117,9426 109,6964 118,4363 2,0113 110,5443 108,2614 117,5964 116,6581 113,7896 2,0068 107,2587 110,1043 115,9944 169,2871 156,3644 2,0866 152,8222 157,2368 148,4127 151,1469 169,0615 2,0767 183,8120 146,2213 161,5335
Kuat Kuat tekan tekan rata-rata rata-2 grup 2 (kg/cm ) (kg/cm2)
117,2945
129,0048
119,69
112,7610
107,9160
112,9070
106,98
100,1231 158,92 156,8246
162,3550
Pemanfaatan APG Asal Godean Serta Optimasi Proporsi Campurannya Pada Rekayasa Beton Substitusi - Setijadi Harianto MN
53
No.
Nama grup Benda Uji
Nama varian
Varian A11-15 (Formula A11-15)
Kode Berat benda Satuan uji (gr/cm3) A11 A12 A13 A14 A15
2,0453 2,0547 2,0689 2,0674 2,0673
Berat Kuat tekan Kuat Satuan Kuat tekan tekan rata-rata 2 Rata-2 (kg/cm ) rata-2 grup 3 2 2 (gr/cm ) (kg/cm ) (kg/cm ) 161,9500 152,7591 2,0607 159,8007 157,5671 149,2074 164,1180
Tabel 5. Hasil pemeriksaan dan pengujian beton SPG, kode grup B,C, D dan E No.
Nama grup Benda Uji
Nama varian
Varian B1-5 (Formula B1-5)
4
Varian B6-10 Grup B (0,6G+7,5SF) (Formula B6-10)
Varian B11-15 (Formula B11-15)
Varian C1-5 (Formula C1-5)
5
Grup C Varian C6-10 (0,7G+7,5SF) (Formula C6-10)
Varian C11-15 (Formula C11-15)
Varian D1-5 (Formula D1-5)
6
Grup D Varian D6-10 (0,8G+7,5SF) (Formula D6-10)
Varian D11-15 (Formula D11-15) 7
Grup E (0,9G+7,5SF)
Varian E1-5 (Formula E1-5)
Kode Berat benda Satuan 3 uji (gr/cm ) B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 C11 C12 C13 C14 C15 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9 D10 D11 D12 D13 D14 D15 E1 E2 E3 E4 E5
2,0694 2,0746 2,0549 2,0115 2,0810 2,0164 2,0149 2,0743 2,0647 2,1017 2,0651 2,0322 2,0459 2,0645 2,0505 2,0241 2,0323 2,0803 2,0467 2,0527 2,0428 2,0846 2,0183 2,0317 2,0441 2,0392 2,0447 2,0393 2,0614 2,0194 2,0459 2,0350 2,0634 2,0368 2,0093 2,0248 2,0296 2,0367 2,0294 2,0375 2,0287 2,0514 2,0050 2,0311 2,0339 2,0374 2,0270 2,0291 2,0310 2,0142
Berat Satuan Kuat tekan Rata-2 (kg/cm2) 3 (gr/cm ) 158,9490 173,7209 2,0583 161,9654 152,4876 154,8655 172,3312 154,2673 2,0544 155,0184 169,2871 162,4008 151,8024 141,7347 2,0516 156,5733 145,0212 149,5039 128,6200 130,8680 2,0472 128,9649 131,8113 125,1829 150,1917 150,8161 2,0443 136,7978 132,9262 147,1222 124,1874 123,4233 2,0408 128,4481 126,6423 131,6356 127,4240 120,9884 2,0381 127,0393 120,1809 135,3268 124,5872 129,0545 2,0316 122,1129 122,4515 124,0577 116,9713 124,6121 2,0300 119,0474 118,7302 122,7655 113,7196 117,1628 2,0277 120,0276 123,2342 120,9884
54 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 10 – Januari 2008, hal: 47 – 56
Kuat Kuat tekan tekan rata-rata rata-2 grup 2 2 (kg/cm ) (kg/cm ) 160,3977
162,6609
157,33
148,9271
129,0894
143,5708
133,18
126,6673
126,1919
124,4528
123,69
120,4253 120,98 119,0265
No.
Nama grup Benda Uji
Kode Berat benda Satuan 3 uji (gr/cm )
Nama varian
E6 E7 E8 E9 E10 E11 E12 E13 E14 E15
Varian E6-10 (Formula E6-10)
Varian E11-15 (Formula E11-15)
2,0184 2,0057 2,0330 2,0378 2,0302 2,0461 2,0208 2,0032 2,0168 2,0064
Berat Kuat tekan Kuat Satuan Kuat tekan tekan rata-rata 2 grup Rata-2 (kg/cm ) rata-2 (gr/cm3) (kg/cm2) (kg/cm2) 122,5813 125,6851 2,0250 137,5377 129,0732 128,2766 131,2853 114,0236 117,1271 2,0187 113,1811 114,8401 113,7196 116,1491
7. Silika Fume terbukti dapat menaikkan kuat
ada penghematan biaya pembuatan beton
tekan beton seperti dilaporkan penelitian
SPG.. Oleh karena itu disarankan adanya
sebelumnya, yaitu sebesar ∆ = 6,70% pada
tindakan-tindakan yang menuju pada peman-
beton normal dengan semen PPC tipe I dan
faatan limbah pecahan genteng, misalnya
antara 8,69–14,26% pada beton SPG 1,0.G
pelatihan pengolahan limbah dengan Stone
(yaitu beton dengan 100% APG) mengguna-
Crusher,
kan semen PPC tipe I.
pilan membuat beton SPG, percontohan-per-
penyuluhan-penyuluhan
ketram-
contohan bangunan dengan beton SPG dan lain sebagainya.
SARAN Dari uraian tersebut di muka, dapat ditulis saran-saran yang dapat dilakukan agar
DAFTAR PUSTAKA
diper-oleh manfaat yang lebih besar di waktu-
Anonim, 1990, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SK SNI T – 15 – 1990 – 03), Departemen Pekerjaan Umum Bandung, Bandung.
waktu yang akan datang, sebagai berikut. 1. Dapat
dibuat
penelitian
lanjutan
untuk
verifikasi hasil penelitian ini, dengan satu kelompok benda uji (formula yang manapun) tidak
menggunakan bahan tambah dan
kelompok benda uji lain (formula yang manapun) dengan diberikan bahan tambah Silika Fume (SF), tetapi semua langkahlangkah dalam penelitian baru ini dilakukan dengan lebih cermat dan lebih akurat, terutama pada saat pembuatan benda uji harus dibuat lapisan tutup (capping) yang rata dengan tebal minimal 0,5 cm sesuai spesifikasi yang terkait. 2. Peluang
pemanfaatan
limbah
pecahan
genteng akan lebih besar bila penelitian lanjutan seperti tersebut butir 1 mengu-
Anonim, 1993, Tata Cara Rencana Pembuatan Campuran Beton Ringan Dengan Agregat Ringan (SK SNI T – 09 – 1993 – 03), Departemen Pekerjaan Umum Bandung, Bandung. Imran, Iswandi, 2003, Pengenalan Rekayasa & Bahan Konstruksi. Catatan Kuliah, Penerbit ITB, Bandung. Khanapi, 2002, Pecahan Genteng Dari Kebumen Sebagai Pengganti Agregat Kasar Beton Dengan Variasi Penam-bahan Plastocrete-N Ditinjau Per-meabilitas dan Kuat Tekan, Tugas Akhir S-1, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Janabadra, Yogyakarta. Neville A.M, (1995), Properties of Concrete, 4rd & Final Edition, The English Language Book Society and Pitman Publishing, London.
kuhkan beton SPG tanpa SF, yang berarti
Pemanfaatan APG Asal Godean Serta Optimasi Proporsi Campurannya Pada Rekayasa Beton Substitusi - Setijadi Harianto MN
55
Rajamane, N.P., Peter, J.A., Neelamegan, M., Dattatreya, J.K., and Gopala-Krishnan, S., 1999, Rate of Strength Development of High Performance Concretes, International Symposium on Innovative World of Concrete Vol II, pp 6.3 – 6.10. Tjokrodimuljo, K., 1996, Buku Ajar Teknologi Beton, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
56 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 10 – Januari 2008, hal: 47 – 56