PEMANFAATAN AIR TANAH UNTUK PERTANIAN DI KECAMATAN DELANGGU KABUPATEN KLATEN
Publikasi Karya Ilmiah Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Geografi
Diajukan oleh : WAHYU TRI NUGROHO E 100 100 042
Kepada
FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016
ii
iii iii
PERNYATAAN Dengan ini menyatakan bahwa dalam Naskah Publikasi Ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dan diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
iv
FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 PEMANFAATAN AIR TANAH UNTUK PERTANIAN DI KECAMATAN DELANGGU KABUPATEN KLATEN GROUNDWATER UTILIZATION FOR AGRICULTURURAL IN SUBDISTRICT DELANGGU DISTRICT KLATEN Oleh: Wahyu Tri Nugroho Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Pabelan Kartasura Tromol Pos I Surakarta 57162, Telp. (0271) 717417 Abstract This research has the title of Ground Water Utilization for Agricultural In Subdistrict Delanggu District Klaten. This research has a goal 1) Determine the total volume of groundwater used for agricultural land in the district Delanggu. 2) Knowing distribution factor use of groundwater and spread wells drill for agricultural land in the district Delanggu. The method used this research is direct observation and data collection in the field or survey methods. Sampling in this research technique stratified random sample (stratified). Data analysis in this research form the primary data and secondary data. Primary data is data spread wells drill, interviews with farmers about the use of wells drill and water discharge measurements wells drill. While the secondary data in the form of rainfall data in the study area, the data of land resources in the study area, and a map of agricultural land resources. Results obtained from the analysis of this data in the form of the use of water wells drilled by strata land units. The study area has 8 types of land units, namely V7 I Rk Pm, I Rk Sw V7, V7 I Rk Tg, I Rk L V7, V8 II Rk Pm, V8 II Sw Rk, Rk Tg II V8, V8 II Rk L. based fieldwork, the study area has 60 buildings wells drill which only spread on land units I V7 and V8 II Rk Rk Sw Sw. The use amount of the volume of ground water through wells drill are as follows: 1) on land units V7 I Rk Sw is an average of 3.470.753,19,19 liters / ha / planting time. 2) on land units V8 II Rk Sw is an average of 4,581,424.88 liters / ha / planting time. Results of this research form Distribution factor Map Use of Groundwater In Sub Delanggu in year 2015 at a scale of 1: 40,000. Keyword : agricultural land use, wells drill, groundwater utilization
v
Abstrak Penelitian ini memiliki judul Pemanfaatan Air Tanah Untuk Pertanian Di Kecamatan Delanggu. Penelitian mempunyai tujuan 1) Mengetahui jumlah volume air tanah yang dimanfaatkan untuk lahan pertanian di Kecamatan Delanggu. 2) Mengetahui agihan penggunaan air tanah dan pesebaran sumur pantek/bor untuk lahan pertanian di Kecamatan Delanggu. Metode yang digunakan penelitian ini yaitu pengamatan langsung dan pengambilan data di lapangan atau metode survei. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel acak berstrata (stratified). Analisis data dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer berupa data pesebaran sumur bor, wawancara terhadap petani tentang penggunaan sumur bor, dan pengukuran debit air sumur bor. Sedangkan data sekundernya berupa data curah hujan di daerah penelitian, data sumber daya lahan di daerah penelitian, dan peta sumber daya lahan pertanian. Hasil yang diperoleh dari analisis data ini berupa penggunaan air sumur bor menurut strata satuan lahan. Daerah penelitian memiliki 8 jenis satuan lahan, yaitu V7 I Rk Pm, V7 I Rk Sw, V7 I Rk Tg, V7 I Rk L, V8 II Rk Pm, V8 II Rk Sw, V8 II Rk Tg, V8 II Rk L. berdasarkan hasil kerja lapangan, daerah penelitian memiliki 60 bangunan sumur bor yang hanya tersebar pada satuan lahan V7 I Rk Sw dan V8 II Rk Sw. Penggunaan jumlah volume air tanah melalui sumur bor adalah sebagai berikut : 1) pada satuan lahan V7 I Rk Sw adalah rata-rata sebesar 3.470.753,19,19 liter/ha/masa tanam. 2) pada satuan lahan V8 II Rk Sw adalah rata-rata sebesar 4.581.424,88 liter/ha/masa tanam. Hasil dari penelitian ini berupa Peta Agihan Penggunaan Air Tanah Di Kecamatan Delanggu Tahun 2015 dengan skala 1 : 40.000 Kata kunci : penggunaan lahan pertanian, sumur bor, penggunaan air tanah
vi
lingkup pertanian memanfaatkan air
PENDAHULUAN Air
merupakan
tanah sebagai
sumber pengairan
pokok setiap makhluk hidup untuk
untuk
sawahnya
kebutuhan
sehari-harinya.
penyedotan dengan menggunakan
Keberadaan sumber daya air tersebut
sumur yang disebut sumur pantek.
perlu
dalam
Hasil satu kali pemompaan air yang
pemanfaatan maupun pengelolaan.
keluar dari sumur pantek mampu
sumber daya air di bumi ini sangatlah
mengairi kurang lebih satu hektar
luas, meliputi dari laut, sungai, danau,
lahan.
Dalam
hujan, air tanah, mata air, dan air yang
tanah,
biasanya
berada di atmosfer. Kegunaan air
mengambil air tanah dangkal.
dilestarikan,
meliputi
kebutuhan
baik
penggunaan
di
bidang
lahan
Saat
melalui
memanfaatkan para
ini
air
penduduk
pertanian
di
pertanian, industri, rumah tangga,
Kabupaten Klaten sudah banyak yang
rekreasi, dan aktivitas lingkungan.
menggunakan sumur pantek untuk
Sangat jelas terlihat bahwa seluruh
mengairi lahan pertaniannya. Sumur
manusia sangat membutuhkan air.
pantek atau yang sering disebut sumur
Sistem perairan air tanah hampir sama
bor
dengan
air
dengan cara mengebor tanah dengan
permukaan, yaitu sistem input dan
kedalaman biasanya 12 sampai 40
output atau yang disebut sistem
meter hingga menemukan sumber air
hidrologi. Input alami air tanah adalah
dari dalam tanah. Pembuatan sumur
serapan
permukaan,
pantek merupakan salah satu cara
terutama di wilayah tangkapan air
mengambil air dari dalam tanah untuk
hujan, sedangkan outputnya adalah
mengairi
mata air dan serapan air yang menuju
kekeringan atau curah hujan di
lautan.
Kecamatan
sistem
dari
perairan
aliran
karena
cara
lahan
pembuatannya
pertanian
Delanggu
ketika
menurun.
Air tanah berperan penting
Pembangunan pabrik air minum yang
dalam kehidupan manusia. Adapun
terletak di Desa Wangen Kecamatan
manfaat air tanah untuk kebutuhan air
Polanharjo merupakan perusahaan air
bersih, irigasi, industri, dan lain
minum dalam kemasan botol yang
sebagianya. Saat ini kebanyakan
memproduksi airnya dari sumber air
1
tanah
langsung
eksploitasi
dengan
massal
cara
METODE PENELITIAN
melalui
Pelaksanaan
penelitian
ini
pemompaan. Hal demikian sangat
menggunakan
mempengaruhi kuantitas air tanah
survei/cek
pegunungan di Kabupaten Klaten,
pengamatan dengan menggunakan
sebab pemanfaatan air tanah terbesar
peta geologi, penggunaan lahan,
dari air tanah dangkal melalui air
topografi,
yang keluar dari mata air maupun
lereng untuk mengetahui langsung
pembuatan bangunan sumur.
keadaan
Perumusan masalah dalam penelitian
sebenarnya.
ini sebagai berikut :
metode
penelitian
lapangan
melalui
bentang
di
Pemilihan
lahan,
tanah,
lapangan
yang
sampel
dalam
1. Berapakah jumlah volume air
penelitian ini menggunakan teknik
tanah yang dimanfaatkan untuk
sampel acak berstrata (stratified).
lahan pertanian di Kecamatan
Semua subkelompok pada populasi
Delanggu?
diwakili
2. Bagaimanakah penggunaan pesebaran untuk
air
lahan
sampel
dengan
agihan
perbandingan sesuai dengan jumlah
dan
yang ada dalam populasi dengan
pantek/bor
strata satuan lahan. Sampel yang
tanah
sumur
pada
pertanian
di
diambil
kecamatan Delanggu?
merupakan
sampel
dari
responden dari lingkup petani yang
Tujuan dari penelitian ini sebagai
menggunakan
sumur
berikut :
Pertimbangannya adalah setiap petani
1. Mengetahui jumlah volume air
berbeda-beda
dalam
pantek.
pengambilan
tanah yang dimanfaatkan untuk
volume air tanah yang diperoleh dari
lahan pertanian di Kecamatan
sumur pantek untuk lahannya dan
Delanggu
untuk pengambilan sampel debit yaitu
2. Mengetahui agihan penggunaan
setiap sampel debit air sumur bor
air tanah dan pesebaran sumur
yang
pantek/bor untuk lahan pertanian
lahan.
di Kecamatan Delanggu.
dibedakan
menurut
satuan
Tahapan pengumpulan data sebagai berikut :
2
1. Data pengukuran debit air dengan
Data Sekunder berupa :
teknik bak ukur.
a. Data Curah hujan di Kecamatan
Pendataan dan pengukuran debit air
Delanggu
tanah melalui sumur pantek yang
b. Data
terdapat di Kecamatan Delanggu menggunakan
teknik
bak
metode
ukur
di
c. Peta Sumber Daya Lahan di Kecamatan Delanggu, dan
dan
d. Peta dasar untuk pembuatan Peta
kemudian disalin ke dalam tabel
Satuan Lahan (peta penggunaan
pengukuran debit air.
lahan, peta bentuk lahan, peta
2. Data
terjunan
Pertanian
Kecamatan Delanggu
memakai rumus pengukuran debit air dengan
Lahan
wawancara
dengan
tanah, dan peta lereng) yang
responden terhadap pemanfaatan
digunakan
mata air
lapangan (Cek/Survei lapangan
Teknik
wawancara
ini
untuk
satuan
mengajukan
liter
air
pertanyaan
kerja
di
dan pengambilan sampel).
mengetahui penggunaan air tanah dalam
untuk
Analisis datanya yaitu dengan
dengan
menganalisa
sebagai
berupa peta satuan lahan data primer
data
yang
a. Data diri Petani (Nama, Umur,
wawancara terhadap petani tentang
b. Data
lahan
data
sekunder
berikut :
Jenis Kelamin)
berupa
dari
hasil
penggunaan air tanah dari sumur bor pertanian
(Jenis
dan pengukuran debit air dengan
Pertanian, Jenis Tanaman, dan
menggunakan
berapa kali panen) dan
dengan rumus sebagai berikut :
c. Data
dari
penggunaan
air
tanah
metode
𝑄=
(berapa kali pemompaan, lama
terjunan
𝑉 𝑡
Di mana :
waktu pemompaan, dan jumlah air yang dibutuhkan dalam satu kali panen).
Q
= Debit Air (l/dt)
V
= Volume air (dalam bak
ukur) (liter)
Responden yang diwawancarai t yaitu petani yang menggunakan
= waktu pengukuran (detik)
sumur pantek.
3
Dilakukan sebanyak 5 kali dan di cari
keseluruhan
rata-ratanya.
harus
Kecamatan Delanggu atau 575,99
diketahui terlebih dahulu volume
hektar. Dataran kaki gunungapi
embernya
didominasi
Sebelumnya
yaitu
dengan
rumus
sebagai berikut : 𝑉𝑒 =
1 22 𝑥 𝑥(𝐷12 + 𝐷22 )𝑥𝑇 8 7
didominasi oleh kerikil hingga pasir kasar. Kode bentuklahan ini
= Volume ember
D
= Diameter ember atas dan
adalah V7. 2. Dataran Fluvial gunungapi.
bawah
Bentuklahan
= Tinggi Ember
keseluruhan
PENELITIAN hasil Rupa
Kecamatan
dari
Gunungapi
atau
dapat
dicirikan
sedang hingga pasir halus. Kode
memiliki
bentuklahan ini adalah V8.
bentuklahan asal, yaitu bentuklahan asal bentukan proses volkanisme
SATUAN
(gunung api) yang terbentuk akibat
LAHAN
DAERAH
PENELITIAN
aktifitas gunung api dan terbagi
Penggolongan satuan lahan di
menjadi dua kompleks bentuklahan,
daerah penelitian ini dari hasil
yaitu :
tumpangsusun peta yang menjadi
1. Dataran Kaki Gunungapi ini
Delanggu
materialnya didominasi oleh pasir
100.000 dan survei/cek di lapangan,
Bentuklahan
wilayah
memiliki topografi yang datar.
Geologi lembar Surakarta skala 1 :
Delanggu
luas
1386,32 hektar. Dataran Fluvial
Bumi
Indonesia skala 1 : 25.000 dan Peta
Kecamatan
memiliki
lahannya 70,45 % dari total
DAERAH
Berdasarkan
ini
kemiringan 0-3 % dan luas
BENTUKLAHAN
Peta
dicirikan
datar. . Material yang terdapat
Ve
interpretasi
dapat
wilayah
dengan permukaan yang lebih
Dimana:
T
luas
dasar klasifikasi yang digunakan
memiliki
berupa
kemiringan 3-8 % dan luas
bentuklahan,
kemiringan
lereng, penggunaan lahan, dan tanah.
lahannya 29, 35 % dari total
Hasilnya satuan lahan di Kecamatan
4
Delanggu memiliki 8 jenis satuan
lainnya, dikarenakan Desa Kepanjen
lahan, yaitu dengan simbol V7 I Rk
hanya memiliki aliran sungai yang
Pm, V7 I Rk Sw, V7 I Rk Tg, V7 I Rk
sangat kecil apabila musim kemarau
L, V8 II Rk Pm, V8 II Rk Sw, V8 II
tiba,
Rk Tg, V8 II Rk L
letaknya yang jauh dari aliran sungai
debit
airnya
menipis
dan
yang biasanya dipakai petani di HASIL DAN PEMBAHASAN
daerah penelitian sebagai sumber
Pesebaran sumur bor di daerah
utama untuk irigasi atau pengairan
penelitian
lahan pertanainnya. Sehingga petani
Berdasarkan hasil dari kerja lapangan,
Kecamatan
di Desa Kepanjen mengharuskan
Delanggu
memiliki
sumur
memiliki sumur bor/pantek sejumlah
mengantisipasi
60 sumur. Pengambilan titik sampel
kemarau
serta koordinatnya menggunakan alat
menurun.
untuk pemetaan, yaitu GPS Garmin
untuk
apabila
tiba
Pada
pantek
dan
bagian
curah
hujan
barat
laut
Sidomulyo
dan
seri 62s. sumur pantek Desa yang
tepatnya
memiliki potensi sumur pantek/bor
perbatasan Desa Sidomulyo dan Desa
adalah sebagai berikut :
Segaran, potensi sumur panteknya
a. Desa Delanggu memiliki 9 sumur
sudah jarang atau bahkan tidak
pantek b. Desa
Desa
musim
terpakai lagi, sebab pada daerah Kepanjen
memiliki
37
tersebut
sumur pantek
muka
tanah
terhadap air tanah yang terlalu dalam
c. Desa Segaran memiliki 6 sumur
yang berimbas pada pipa yang
pantek
digunakan untuk aliran air tanah
d. Desa Gatak memiliki sumur 7
melalui pemompaan tertanam tidak
pantek, dan
terlalu dalam dan diperkirakan hanya
e. Desa Karang memiliki 1 sumur
menyentuh permukaan air tanah dan
pantek Desa
ketinggian
ujung pipa hanya masuk tidak terlalu Kepanjen
memiliki
dalam
ke
air
tanah
tersebut.
potensi paling banyak, yaitu 37 sumur
Kecamatan Delanggu bagian selatan
pantek dibandingkan dengan Desa
hampir tidak memiliki sumur pantek,
5
sebab pada wilayah tersebut telah
menggunakan media polybag, untuk
dibangun aliran dari pipa yang
masa tanamnya memerlukan waktu
mengambil air dari sungai yang cukup
17 minggu dan 15 kali pemompaan
besar
dalam seminggu. Tanaman timun
untuk
mengairi
lahan
pertaniannya.
untuk
Peseberan sumur pentek menurut
biasa pada bulan September hingga
satuan
bulan Oktober, untuk masa tanamnya
lahan, dirincikan sebagai
melaksanakan
penanaman
berikut :
memerlukan waktu 11 minggu dan 16
a. Satuan Lahan V7 I Rk Sw
kali pemompaan dalam seminggu.
terdapat 22 sumur pantek
tanaman kacang panjang biasanya
b. Satuan Lahan V8 II Rk Sw
dimulai penanamannya pada bulan
terdapat 38 sumur pantek
September hingga bulan Oktober,
Analisis Penggunaan Air Tanah
untuk masa tanamnya memerlukan
Penggunaan air tanah ini berdasarkan banyaknya air
waktu
yang
11
pemompaan
minggu dalam
dan
9
kali
seminggu.
keluar dari sumur pantek dan hanya
Tanaman cabe, kacang panjang, dan
terdapat di dua satuan lahan, yaitu
timun waktu pelaksanaan penanaman
Pada satuan lahan V8 II Rk Sw dan
lebih sering dilakukan pada musim
V7 I Rk Sw. Jenis tanaman yang
kemarau atau pada bulan September
terdapat di daerah penelitian ada 4
sampai bulan November. Langkah
jenis tanaman, meliputi padi, jagung,
selanjutnya yaitu menghitung debit
kacang tanah dan cabai. Tanaman
air tiap sampel dan menganalisis
padi rata-rata dilakukan pada bulan
kebutuhan air untuk tanaman dengan
Juli
bulan
cara yaitu menghitung kebutuhan
tanamnya
jumlah kebutuhan untuk tanaman
memerlukan waktu 14 minggu dan 14
pertanian jenis padi maupun non padi.
kali pemompaan dalam seminggu.
Pada tiap satuan lahan yang berbeda
Tanaman
mulai
dan menghitung rata-rata kebutuhan
Agustus
airnya. Analisis perhitungan debit air
hingga bulan Oktober, tanaman cabe
sumur pantek dan kebutuhan air untuk
untuk
tanaman pertanian sebagai berikut :
hingga
Oktober
pertengahan
untuk
penanaman
cabe pada
masa
rata-rata bulan
pertumbuhan
bibit
6
Pengukuran debit air dari sumur pantek pada satuan lahan V8 II Rk Sw
No
Lokasi Sampel (Desa)
Percobaan (detik) 1
2
3
1. Kepanjen 3,87 3,84 4,06 2. Kepanjen 3,75 4,01 3,89 3. Kepanjen 4,15 3,60 3,69 4. Kepanjen 3,66 3,53 3,53 5. Kepanjen 2,73 2,89 2,61 6. Gatak 2,45 2,55 2,01 7. Gatak 2,54 2,61 2,33 8. Gatak 3,01 2,76 2,89 9 Delanggu 3,12 3,15 3,24 10 Delanggu 2,88 2,78 2,65 Sumber : Analisis data lapangan, Oktober 2015
4
5
4,28 3,60 3,91 3,53 2,63 1,93 2,50 2,77 3,11 2,97
3,5 3,71 3,97 3,93 2,42 1,86 2,31 2,98 3,32 3,03
Ratarata (dtk) 3,91 3,79 3,86 3,63 2,65 2.16 2,45 2,86 3,18 2,86
Volume bak (liter) 11,75 11,75 11,75 11,75 11,75 11,75 11,75 11,75 11,75 11,75
Debit Sumur (ltr/dtk) 3,01 3,10 3,04 3,23 4,43 5,43 4,79 4,10 3,69 4,10
Jenis Tanaman Padi Padi Cabe Cabe Padi Cabe Cabe Padi Padi Padi
Jam pengukuran (WIB) 08 : 37 08 : 52 09 : 11 16 : 32 16 : 51 09 : 26 09 : 41 16 : 47 07 : 49 18 : 18
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari percobaan 5 kali pengukuran debit air dari sumur pantek di satuan lahan V8 II Rk Sw didapatkan hasil antara 3,01 – 5,43 liter/detik. Selanjutnya menganilisis kebutuhan air yang digunakan untuk setiap tanaman yang terdapat pada satuan lahan V8 II Rk Sw. hasil perhitungannya merupakan hasil dari perkalian debit air, waktu pemompaan, jumlah pemompaan, dan masa pertumbuhan tanaman yang terdapat pada satuan lahan ini. Sehingga dapat diketahui jumlah air yang digunakan tiap satu kali pemompaan dan jumlah air yang digunakan untuk satu kali masa tanam. Perincian lebih jelasnya pada tabel di bawah ini :
7
Tabel 4.8. Analisis penghitungan kebutuhan air tiap tanaman pada satuan lahan V8 II Rk Sw
No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Lokasi Sampel (Desa) Kepanjen Kepanjen Kepanjen Kepanjen Kepanjen Gatak Gatak Gatak Delanggu Delanggu
Jenis Tanam Padi Padi Cabe Cabe Padi Cabe Cabe Padi Padi Padi
Debit sumur (lt/dt) 3,91 3,79 3,86 3,63 2,65 2.16 2,45 2,86 3,18 2,86
Luas lahan (Ha)
Lama pemompaan (jam)
Jumlah pemompaan tiap 1 kali tanam
11 11 12 11 12 11 12 12 7 9
14 14 15 15 14 15 15 14 14 14
0,2478 0,2185 0,1797 0,1338 0,2180 0,0955 0,1232 0,2131 0,1141 0,1139 Jumlah Rata-rata
Kebutuhan air tiap 1 kali tanam (liter) 2.167.704 2.101.176 2.501.280 2,156,220 1.602.720 1.283.040 1.587.600 1.729.728 1.121.904 1.297.296
Kebutuhan air tiap 1 kali tanam (Liter/Ha/masa tanam) 7.520.198,71 6.427.497,38 7.641.160,27 4.904.538,01 4.891.501,44 2.083.015,43 3.325.069,44 5.160.470,51 1.792.129,44 2.068.668,2 45.814.248,83 4.581.424,88
Sumber : Analisis data lapangan, Oktober 2015 Tabel di atas menjelaskan bahwasannya dari 10 sampel yang telah ditentukan, rata – rata kebutuhan air pada satuan lahan V8 II Rk adalah sebesar 4.581.424,88 liter/Ha. Tanaman yang terdapat pada satuan lahan ini hanya padi dan cabe dan kebutuhan air dalam satu kali tanam, perbedaannya tidak terlalu jauh. Tanaman padi di Desa Delanggu paling sedikit membutuhkan air dikarenakan rata-rata luas lahan di
8
Desa Delanggu cukup kecil. Tanaman cabe pada satuan lahan ini lebih membutuhkan banyak jumlah pemompaan air, sebab tanaman cabe membutuhkan air lebih intensif agar tidak cepat kering tanamannya
Tabel 4.9. Pengukuran debit air dari sumur pantek pada satuan lahan V7 I Rk Sw No
Lokasi Sampel (Desa)
Percobaan (detik) 1
2
3
4
1. Kepanjen 2,77 2,87 2,57 3,02 2. Kepanjen 3,46 3,56 3,77 3,37 3. Kepanjen 3,97 3,70 3,78 3,57 4. Segaran 4,89 4,62 3,69 3,91 5. Segaran 2,22 2,50 2,15 2,00 6. Segaran 3,40 3,29 3,15 3,51 7. Delanggu 3,11 2,87 2,98 3,07 Sumber : Analisi data lapangan, Oktober 2015
5 2,88 3,55 3,90 3,97 2,10 3,17 2,99
Ratarata (dtk) 2,82 3,54 3,78 4,21 2,19 3,30 2,98
Volume bak (liter) 11,75 11,75 11,75 11,75 11,75 11,75 11,75
Debit Sumur (ltr/dtk) 4,16 3,31 3,10 2,79 5,38 3,56 3,94
Jenis Tanaman Padi Padi Padi Kacang Panjang Timun Cabe Padi
Jam Pengukuran (WIB) 08 : 12 08 : 22 17 : 59 15 : 34 15 : 46 09 : 57 16 : 19
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari percobaan 5 kali pengukuran debit air dari sumur pantek di satuan lahan V8 II Rk Sw didapatkan hasil antara 2,79 – 5,38 liter/detik. Selanjutnya menganilisa kebutuhan air yang digunakan untuk setiap tanaman yang terdapat pada satuan lahan V7 I Rk Sw. hasil perhitungannya merupakan hasil dari perkalian debit air, waktu pemompaan, jumlah pemompaan, dan masa pertumbuhan tanaman yang terdapat pada satuan lahan ini. Sehingga dapat diketahui jumlah air yang digunakan tiap satu kali pemompaan dan jumlah air yang digunakan untuk satu kali masa tanam. Perincian lebih jelasnya pada tabel di bawah ini :
9
Tabel 4.10. Analisis penghitungan kebutuhan air tiap tanaman pada satuan lahan V7 I Rk Sw
No
Lokasi Sampel (Desa)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kepanjen Kepanjen Kepanjen Segaran Segaran Segaran Delanggu
Jenis Tanam
Jumlah Lama Debit sumur Luas lahan pemompaan pemompaan (lt/dt) (Ha) tiap 1 kali (jam) tanam
Padi Padi Padi Kacang Panjang Timun Cabe Padi
3,91 3,79 3,86 3,63 2,65 2.16 2,45
0,1831 0,2134 0,1834 0,1136 0,1211 0,1151 0,2112 Jumlah Rata-rata
8 11 8 11 11 12 9
14 14 14 9 16 15 14
Kebutuhan air tiap 1 kali tanam (liter) 1.576.512 2.101.176 1.556.352 1.375.704 1.679.040 1.399.680 1.111.320
Kebutuhan air tiap 1 kali tanam (Liter/Ha/masa tanam) 4.041.230,86 6.277.473,41 3.996.089,39 1.719.079,71 2.236.694,18 2.738.753,85 3.285.950,97 24.295.272,37 3.470.753,19
Sumber : Analisis data lapangan, Oktober 2015 Tabel di atas menjelaskan bahwa rata-rata kebutuhan air pada satuan lahan V7 I Rk Sw adalah 3.470.753,19. Tanaman padi pada satuan lahan ini lebih banyak membutuhkan daripada tanaman lain yang terdapat di satuan lahan ini. Tanaman padi dan tanaman cabe ratarata memiliki masa tanam yang sama, yaitu 100-114 hari. Tanaman kacang panjang paling sedikit memerlukan pemompaan dikarenakan rata-rata masa tanam hanya 8 minggu. Tanaman timun lebih banyak membutuhkan pemompaan air, dikarenakan tanaman timun yang mengandung banyak air. Apabila pengairan pada tanaman timun tidak intensif, maka buah yang dihasilkan tidak akan sesuai atau orang jawa menyebutnya alum.
10
Peta Agihan Air Tanah Kecamatan Delanggu Tahun 2015
11
KESIMPULAN
dilakukan rata-rata sebanyak 12 kali
Kecamatan Delanggu memiliki 8
pada saat musim tanam dan lama
jenis satuan lahan, yaitu dengan
waktu pemompaan rata-rata 10 jam.
simbol V7 I Rk Pm, V7 I Rk Sw, V7 I Rk Tg, V7 I Rk L, V8 II Rk Pm, V8
SARAN
II Rk Sw, V8 II Rk Tg, V8 II Rk L. Kecamatan memiliki
60
Masih diperlukan lagi penelitian
Delanggu
bangunan
lebih lanjut dan lebih dalam
sumur
tentang penggunaan air tanah
pantek/bor yang hanya terdapat di 2
untuk
satuan lahan V7 I Rk Sw dan V8 II Rk
tingkat
Sw. Satuan Lahan V7 I Rk Sw
pemukiman dan industri sehingga
terdapat 22 sumur pantek dan satuan
dapat
lahan V8 II Rk Sw terdapat 38 sumur
ketersediaan
pantek
Kecamatan Delanggu. Agihan Penggunaan air tanah
untuk lahan pertanian di Kecamatan Delanggu menunjukan pada satuan lahan V7 I Rk Sw adalah rata-rata sebesar 3.470.753,19,19 liter/ha/masa tanam.
Rata-rata
pemompaan
dilakukan sebanyak 14 kali dalam seminggu dan 12 jam dalam setiap kali pemompaan. Sedangkan pada Satuan lahan V8 II Rk Sw rata-rata kebutuhan air tanah adalah sebesar 4.581.424,88 liter/ha dan pemompaan
12
lahan
pertanian
serta
konsumsinya
diketahui air
untuk
tingkat tanah
di
Daftar Pustaka
Chay Asdak. 2007. Higrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press Moh. Pabundu Tika, 1996. Metode Penelitian Geografi. Jakarta : Gramedia Muhammad Nazir. 1983. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Research & Development. Bandung: Alfabeta Suripin, 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta: Andy Offset
Verstappen, H.th,1983. Applied Geomorphology. Geomorphological Surveys for Environmental Development. New York: El Savier Yuli Priyana, 2008. Air Tanah (Groundwater). Diktat Kuliaah, Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta
13