PELUANG DAN KARAKTERISTIK USAHATANI PADI SAWAH LAHAN RAWA DI KABUPATEN MESUJI PROVINSI LAMPUNG Dede Rohayana, dan Zahara Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung Jl.Hi. Z.A. Pagar Alam No. 1 A, Rajabasa – Bandar Lampung ABSTRAK Pemanfaatan lahan untuk usaha tani padi rawa membutuhkan ketersediaan varietas unggul yang mampu beradaptasi dengan baik pada lahan tersebut. Kendala utama peningkatan produksi padi di lahan rawa adalah tata air. Bila memasuki musim hujan, kondisi lahan rawa selalu tergenang air. Kedalaman genangan air sangat bervariasi, mulai dari beberapa cm hingga lebih dari satu meter. Disamping itu juga perubahan iklim global mengakibatkan adanya pergeseran musim serta terjadinya iklim yang ekstrim, seperti terjadi kekeringan dan kebanjiran. Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk memperoleh informasi yang lebih mendetail mengenai pengembangan usahatani padi sawah dilahan rawa. Lokasi penelitain dipilih secara sengaja yaitu Kabupaten Mesuji, satu kabupaten diambil dua kecamatan dan setiap kecamatan diambil dua desa. Pengambilan contoh dilakukan dengan random sebanyak 15 responden setiap desa. Penelitian dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Oktober 2011. dengan metode survei. Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik petani usahatani padi sawah di lahan rawa di Kabupaten Mesuji cukup baik untuk dikembangkan sebagai pengembangan padi sawah. Usaha tani produksi padi menguntungkan dan layak diusahakan. Hal ini terlihat dari nilai rasio penerimaan terhadap biaya (R/C) 2,11 dan keuntungan/pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 6.318.500,-/ha/musim. Kata kunci
: Usahatani, padi, lahan rawa ABSTRACT
Land rice farming in wetlands requires the availability of improved varieties that can adapt well in the land. The main constraint on increased production of rice land is marsh water management. When the rainy season, conditions are always flooded wetlands. Depth of standing water vary widely, ranging from a few centimeters to more than one meter. Besides, global climate change also resulted in a shift in the seasons and the occurrence of extreme weather such as droughts and floods. The purpose of this study was to to obtain more detailed information regarding the development of dilahan swamp rice farming. Penelitain location is chosen deliberately Mesuji District, a district taken two districts and each district is taken two villages. Done by random sampling of 15 respondents per village. The study was conducted from February 2010 until December 2010. the survey method. The results showed that the characteristics of farmers in the district Mesuji good enough to be developed as the development of lowland rice. Production of rice farming profitable and worth the effort. It is seen from the ratio of revenue to cost (R / C) 2.11 and profit/revenue earned Rp. 6.318.500,- /ha/musim. Keywords: farming, rice, wetlands
39
PENDAHULUAN Latar Belakang Pengembangan lahan rawa mempunyai potensi besar untuk dikembangkan menjadi salah satu sentra produksi nasional. Di Kabupaten Mesuji pengembangan padi sawah seluas 76.463,86 Ha (98,55%) dan jagung 73.527,55 Ha (94,761%). Lahan tersebut terdapat di sebagian besar di kabupaten Mesuji terutama bagian timur. Sedangkan total luas lahan rawa di lampung 162.900 ha terbagi menjadi dua bagian, yakni rawa pasang surut (68.900 ha) berada di Tulang Bawang, Lampung Tengah, Lampung Timur, dan lampung Selatan. Rawa lebak/non pasang surut (94.030 ha) berada di Tulang Bawang, Lampung Timur, Lampung Utara, Lampung Tengah, Lampung Barat dan Way Kanan (Lampos, 2009) Di Indonesia, luas lahan rawa ada sekitar 33.5 juta ha yang terdiri dari rawa pasang surut 20.2 juta ha dan rawa lebak 13.3 juta ha. Lahan pasang surut selalu dipengaruhi oleh naik turunnya pasang air laut sedangkan lahan rawa lebak dipengaruhi genangan air pada musim hujan. Dirjen Tanaman Pangan (1992) dan Widjaja-Adhi et al., (1992). Menurut Nugroho (1993) lahan rawa lebak yang luasnya 13.3 juta ha tersebut terdiri dari 4.17 juta ha (31.4%) lebak dangkal/pematang, 6.08 juta ha (45.7%) lebak tengahan,dan 3.04 juta ha (22.9%) lebak dalam. Lahan rawa lebak umumnya ditanami padi, terutama pada rawa pematang dan rawa tengahan. Umumnya hasil panen petani masih rendah, yaitu antara 1.5 sampai 2.0 t/ha Untuk itu pengembangan usahatani padi sawah dilahan rawa, memerlukan pengkajian yang lebih intensif dan akurat, karena usahatani padi dilahan sawah rawa memerlukan teknik – teknik tersendiri, karena keadaan tanah dan lingkungannya tidak serupa dengan lahan sawah irigasi. Kesalahan dalam pengelolaan lahan sawah rawa dapat menyebabkan gagalnya panen dan dapat pola merusak tanah dan lingkungan. Lahan rawa juga dapat ditanami padi gogo, tetapi teknik pengolahannya berbeda dengan padi sawah untuk itu perlu pengkajian atau penelitian pada lahan sawah rawa. Menurut perhitungan ekonomi, pengembangan padi VUB di lahan rawa menjadi pilihan untuk meningkatkan produksi padi. Kontribusi peningkatan produktivitas yang dimotori varietas unggul terhadap produksi nasional mencapai 56,1 %, lebih besar dibanding kontribusi perluasan areal yang hanya 26,3 % (Las, dkk., 2004 dalam Suprihatno, 2007). Atas dasar keadaan tersebut diatas, maka perlu dikaji pengembangan usaha tani padi sawah dilahan rawa dalam upaya peningkatan produktivitas dan mendukung 40
program pemerintah dalam pencapaian swasembada beras. Kajian ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang lebih mendetail mengenai pengembangan usahatani padi sawah lahan rawa, untuk melihat kelayakan analisis usahatani padi sawah lahan rawa agar dapat di kembangkan dan dikelola sehingga bisa meningkatkan hasil produksi.
METODOLOGI Pengkajian dilakukan di dua lokasi yaitu Kecamatan Mesuji Timur dan Kecamatan Mesuji, dari bulan Maret sampai dengan Oktober 2011. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara setiap kecamatan diambil dua desa. Pengambilan contoh dilakukan dengan random sebanyak 15 responden setiap desa. Data yang dikumpulkan meliputi
karakteristik
petani,
karakteristik
usahatani,
tipelogi
lahan
dan
aspek
kelembagaan. Data sekunder diperoleh dari intitusi terkait dan literatur. Untuk mengetahui peluang pengembangan usahatani padi rawa yang diusahakan menguntungkan atau tidak, maka digunakan Analisis data. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabulasi. Disamping itu juga dilakukan analisis pendapatan usahatani, R/C rasio. Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan biaya produksi yang secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut : TR = Y.Py - ∑ Xi. Pxi i=1 Keterangan : TR = pendapatan atau keuntungan (Rp) Y = produksi padi (kg) Py = harga GKP (Rp/kg) X = input produksi (satuan) Px = harga input produksi (Rp/satuan) R/C = PNT/ BT Keterangan : R/C = imbangan penerimaan dan biaya PNT= penerimaan total (Rp) BT= biaya total (Rp)
41
HASIL DAN PEMBAHSAN
Karakteristik petani di lahan rawa Karekteristik adalah merupakan sifat atau ciri-ciri yang melekat dan dimiliki seseorang yang berhubungan dengan aspek kehidupannya (Roger dan Shoemaker 1971). Karakteristik petani lahan rawa di Kecamatan Mesuji dan Mesuji Timur Kabupaten Mesuji disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Karakteristik petani padi sawah di lahan rawa di Kecamatan Mesuji dan Kecamatan Mesuji Timur Mesuji Mesuji Timur No. Uraian Ds Sungai Ds Ds Pangkal Ds Pangkal Badak Sidomulyo Mas Jaya Mas Jaya ( n = 15) ( n = 15) (n =15) (n =15) 1 Umur petani (tahun) 25 – 55 25 – 55 25 – 55 25 – 55 2
Tingkat pendidikan
SD- SLTA
SD- SLTA
SD – SLTA
SD – SLTA
3
Pengalaman bertani (tahun)
5-25
5 - 25
5 - 25
5 – 25
Pekerjaan utama
Tani
Tani
Tani
Tani
Buruh
Buruh, dagang
Buruh, dagang
Buruh
2-4
2-4
2-4
2-4
4 5
Pekerjaan sampingan 6
Jumlah anggota Tanggungan Kel.
Sumber : Pengumpulan data primer 2011 Umur responden berkisar antara 25—55 tahun, ini termasuk usia produktif sehingga menunjang petani responden untuk melakukan usahatani padi lahan rawa karena memiliki fisik yang masih kuat. Usia produktif memudahkan petani responden untuk lebih bersemangat melakukan aktifitas usahatani, hal ini menjadi modal utama untuk
pengembangan usahatani padi di lahan rawa. Pendidikan petani responden
bervariasi dari SD—SLTA, pendidikan yang tinggi berpengaruh terhadap daya tangkap dan pola pikir petani dalam menerima informasi tentang usahatani padi di lahan rawa. Pendidikan petani responden cukup mendukung petani untuk berusahatani padi, selain itu juga didukung dengan pengalaman berusahatani. Petani responden memiliki pengalaman yang cukup banyak dalam berusahatani padi lahan rawa. Pengalaman bertani berkisar antara 5—25 tahun. Pengalaman yang cukup banyak ditambah dengan pekerjaan utama petani responden adalah petani, maka sangat memudahkan petani untuk melakukan usahatani padi di lahan rawa. Selain bekerja sebagai petani, responden juga mempunyai pekerjaan sampingan mulai dari buruh sampai dengan pedagang. Pekerjaan utama
42
sebagai petani kurang mendukung petani dalam pemenuhan kebutuhan pokok sehingga petani perlu mencari pekerjaan lain, hal ini karena tuntutan kebutuhan ekonomi keluarga. Karakteristik usahatani padi lahan rawa Dari hasil data yang di peroleh usahatani padi pada lahan rawa di kecamatan Mesuji dan Mesuji Timur masih menggunakan varietas yang biasa di tanama di lahan irigasi seperti varietas ciherang, muncul dan ada juga varietas lokal seperti varietas komojoyo dan varietas ampai, jadi belum menggunakan varietas unggul yang ditanam untuk lahan rawa. Penggunaan benih tersebut dilakukan secara temurun yang selanjutnya akan digunkan sebagai sumber benih pada musim tanam berikutnya. Karakteristik usahatani dan karakteristik lahan rawa secara lengkap dapat disajikan pada tabel 2. Tabel 2 Karakteristik usahatani padi di lahan rawa Kecamatan Mesuji dan Kecamatan Mesuji Timur Mesuji Mesuji Timur No Uraian . Ds Sungai Ds Ds Pangkal Ds Pangkal Badak Sidomulyo Mas Mulya Mas jaya ( n = 15) ( n = 15) (n =15) (n =15) 1 Rawa lebak
Rawa pasang surut
Rawapasang surut
1-2 ha
1-2 ha
1-2 ha
0,5 – 1 ha
0,5 – 1 ha
0,5 – 2 ha
0,5 – 2 ha
berlabel
berlabel
berlabel
Berlabel
Ciherang, muncul
Ciherang, muncul
Ciherang, muncul
Ciherang, muncul
Bantuan, beli
Bantuan, beli
Bantuan, beli
Bantuan, beli
Kios,
Kios,
Kios,
Kios,
Tergenang,
Tergenang,
dipengaruhi pasang surut air
dipengaruhi pasang surut air
Drainase buruk
Drainase buruk
Drainase buruk
Drainase buruk
Rata-rata Produksi (kg/ha)
2-4
2-4
2-5
2 – 4,5
Kendala Usahatani
Masam, serangan hama penyakit
Masam,sera ngan hama penyakit
Masam, serangan hama penyakit
Masam, serangan hama penyakit
\Jenis lahan 2
Luas kepemilikan
3
Luas usahatani tahun 2011
4 5
Jenis benih yang digunakan Varietas yang digunakan
Rawa lebak 1-2 ha
6 Asal benih 7
Sumber Benih
8 Kondisi lahan 9 Kendala Lahan 10 11
43
12
Teknologi usahatani
13
Cara Pengolahan Tanah
Cara petani
Cara petani
Cara petani
Cara petani
TOT,
TOT
OTS
OTS
Jarak Tanam
25 cm x 25 cm
20cm x 25 cm
25 cm x 25 cm
25 cm x 25 cm
Cara Tanam
Tanam langsung, tugal
Tanam langsung, tugal
semai
Semai
16
Pemupukan
sebar
sebar
sebar
Sebar
17
Jumlah benih perlubang
3 – 10 biji
3 – 10 biji,
3-4 batang
3-4 batang
1-2 kali
1-2 kali
1-2 kali
1-2 kali
Manual, Herbisida
Manual, Herbisida
Manual, Herbisida
Manual, Herbisida
Cara Panen
Sabit, gebot
Sabit, gebot
Sabit, pedal treser
Sabit, pedal treser
Sistem Panen
Bawon 6 : 1
Bawon 6 : 1
Bawon 6 :1
Bawon 6 : 1
Pasca Panen
Jemur 3 – 4 hari
Jemur 3 – 4 hari
Jemur 3 – 4 hari
Jemur 3 – 4 hari
14 15
18
Penyiangan
19 Cara Penyiangan 20 21 22
Sumber : Pengumpulan data primer 2011 Varietas padi yang diusahakan oleh petani masih menggunakan varietas unggul yang sudah lama yaitu Varietas Ciherang. Ciherang selain cocok untuk ditanam pada lahan sawah juga cocok untuk lahan rawa. Produksi padi varietas ciherang mencapai 5,5 ton/ha, bila dilihat dari deskripsi padi Varietas Ciherang memiliki potensi hasil mencapai 5—8,5 ton/ha (bbpadi.litbang.deptan.go.id). Varietas Ciherang masih mendominasi pertanaman padi lahan rawa di Kabupaten Mesuji, sejak dilepas tahun 2000 sampai dengan sekarang Varietas Ciherang masih menjadi idola para petani. Sedangkan umur panen padi dari varietas Ciherang dan Muncul memeiliki umur tanam
125 hari,
sedangkan untuk varietas lokal Ampai dan Komojoyo memiliki umur tanam 135 hari. Varietas unggul lainnya yaitu Muncul, produksi mencapai 4 ton/ha. Berdasarkan deskripsi padi, Varietas Muncul memiliki potensi hasil mencapai 5—6 ton/ha. Selain varietas unggul ada juga varietas lokal yang digunakan oleh petani yaitu Varietas Kumojoyo dan Ampai yang produksinya tidak berbeda dengan varietas Muncul yaitu 4 ton/ha hal ini dapat dilihat pada tabel 3. Karena potensi hasilnyapun tidak kalah dengan varietas unggul hasil persilangan varietas lokal yang ada harus dilestarikan, agar tidak hilang dan punah.
44
Tabel 3. Sebaran Beberapa varietas padi sawah yang diusahakan dilahan rawa di Kecamatan Mesuji Timur dan Mesuji Varietas Ciherang Muncul Kumojoyo (Lokal) Ampai (lokal)
Umur tanaman ( hari ) 125 125 135 135
Hasil (ton/ha) 5,5 4 4 4
Sumber : Pengumpulan data primer 2011 Analisis usahatani padi lahan rawa Analisis
usahatani
mempelajari
bagaimana
seseorang
mengalokasikan
sumberdaya yang ada, secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan pada waktu tertentu. Disebut efektif jika petani (produsen) dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki dengan sebaik-baiknya, serta dikatakan efisien apabila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan output yang melebihi input (Soekartawi, 2002). Bila dianalisis secara ekonomi maka usahatani padi di lahan rawa menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Analisis usahatani padi di lahan rawa dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Analisis Usahatani Padi Rawa Di Kecamatan Mesuji Dan Mesuji Timur Kabupaten Mesuji Petani NO I
URAIAN
Volume
Satuan
A. Biaya Sarana Produksi
Nilai (Rp)
Jumlah (Rp)
Petani
> Benih
50
Kg
7.000
350.000
a.Urea
200
Kg
1.700
340.000
d. NPK Ponska
250
Kg
1.750
437.500
> Insektisida
3
Ltr
50.000
150.000
> Fungisida
1
Kg
115.000
115.000
> Herbisida
3
Ltr
43.000
129.000
Jumlah
1.521.500
B. Biaya Tenaga Kerja > Pengolahan tanah
15
HOK
40.000
600.000
> Pesemaian
3
HOK
40.000
120.000
> Penanaman
11
HOK
40.000
450.000
> Pemupukan
3
HOK
40.000
120.000
45
> Penyemprotan
II
3
HOK
40.000
120.000
> Panen 1/6
2.750.000
Jumlah
4.160.000
TOTAL BIAYA
5.681.500
PENDAPATAN PRODUKSI BENIH (Kg))
4.000
KG
3000 12.000.000
NILAI HASIL (PENERIMAAN) KEUNTUNGAN (PENDAPATAN)
6.318.500
R/C RATIO
2,11
B/C RATIO
1,11
Titik Impas Produksi
1.893,83
Titik Impas Harga (Rp)
1.420
Analisis ekonomi terdiri dari 2 (dua) komponen yaitu : (1) komponen biaya yang terdiri dari biaya saprodi dan tenaga kerja, (2) komponen penerimaan yang terdiri dari produksi, nilai penerimaan dan keuntungan (pendapatan). Biaya sarana produksi untuk luas lahan satu ha mencapai Rp. 1.521.500 dan biaya tenaga kerja mencapai Rp. 4.160.000,- sehingga total biaya usahatani per ha mencapai Rp. 5.681.500. Produksi padi per ha mencapai 4.000 kg dengan harga Rp. 3.000/kg memperoleh penerimaan sebesar Rp. 12.000.000,- sehingga memperoleh keuntungan sebesar Rp. 6.318.500,-. Keuntungan yang diperoleh mencapai 100% lebih dari total biaya yang dikeluarkan. Nilai R/C rasio mencapai 2,11 ini berarti setiap Rp. 1,- biaya yang dikeluarkan akan memperoleh penerimaan sebesar Rp. 2,11,-. Nilai R/C rasio lebih dari satu maka usahatani padi di lahan rawa layak diusahakan. Analisis keuntungan dan biaya atau B/C rasio memiliki nilai 1,11 ini berarti setiap Rp. 1,- biaya yang dikeluarkan akan memberi keuntungan sebesar Rp. 1,11,-. Nilai B/C rasio lebih dari satu maka usahatani padi sawah lahan rawa menguntungkan. Pendapatan atau keuntungan yang tinggi mencapai 50% ini diperoleh karena petani mampu menekan biaya produksi dan harga jual gabah yang tinggi. Petani mampu mengalokasikan dan memanfaatkan sarana produksi yang dimiliki dengan sebaik-baiknya sehingga mampu menghasilkan input
yang lebih besar dari
output. Dengan demikian usahatani padi lahan rawa perlu dikembangkan, karena lahan rawa mempunyai potensi untuk meningkatkan produktivitas padi sehingga swasembada beras dapat ditingkatkan.
46
KESIMPULAN
1.
Karakteristik usahatani padi sawah di lahan rawa Di kabupaten Mesuji petani masih menggunakan benih untuk padi sawah irigasi.
2.
Usia petani produktif rata-rata 25 s/d 50 memudahkan petani lebih bersemangat melakukan aktifitas usahatani, hal ini menjadi modal utama untuk pengembangan usahatani padi sawah di lahan rawa
3.
Karakteristik petani usahatani padi sawah di lahan rawa di Kabupaten Mesuji cukup baik untuk dikembangkan sebagai pengembangan padi sawah.
4.
Produksi padi sawah di lahan rawa menguntungkan dan layak diusahakan. Hal ini terlihat
dari
nilai
rasio
penerimaan
terhadap
biaya
(R/C)
2,11
dan
keuntungan/pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 6.318.500,-/ha/musim.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen Tanaman Pangan (1992) dan Widjaja-Adhi et al., (1992). Lampost. 2009. Lampung Perlu Irigasi Lahan kering Soekartawi. 2002. Analisis Usaha Tani. UI – Press. Jakarta Widjaja-Adhi, I P.G., K. Nugroho, D.A. Suriadikarta, dan A.S. Karama. 1992.Sumber daya lahan pasang surut, rawa dan pantai: Keterbatasan dan Pemanfaatan. Partohardjono dan M. Syam (Ed). 1992.Pengembangan Terpadu Pertanian Lahan Rawa Pasang Surut dan Lebak. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.
47