Revisi 2
PETUNJUK TEKNIS
PELATIHAN SEKOLAH TINGKAT SMP
DIREKTORAT PEMBINAAN SMP DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015
KATA PENGANTAR
Bantuan Operasional Sekolah, yang dimulai sejak bulan Juli 2005, merupakan program untuk membantu percepatan penuntasan program Wajib Belajar 9 Tahun yang bermutu. Bagi kebanyakan sekolah di Indonesia, dana B0S merupakan komponen terbesar pemasukan dana yang diterima. Untuk memaksimalkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan dana BOS dan sumber daya sekolah lainnya, penting dilakukan peningkatan keterampilan dalam menyusun perencanaan dan penganggaran di tingkat sekolah. Untuk keperluan inilah pemerintah telah mengambil inisiatif untuk mengembangkan program pelatihan yang mendukung peningkatan keterampilan pengelola sekolah. Program pelatihan ini dikembangkan dengan merujuk pada Standar Pelayanan Minimal untuk pendidikan dasar dan Standar Nasional Pendidikan. Agar pelaksanaan pelatihan, penggunaan dana dan pertangungjawaban keuangannya berjalan dengan baik, maka Direktorat Pembinaan SMP menyusun Petunjuk Teknis Pelatihan Sekolah Tingkat SMP yang akan menjadi acuan bagi Tim Manajemen BOS Pusat, Tim Manajemen BOS Provinsi, Tim Dekon Perluasan SMP dan Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota. Seluruh pengelola pendidikan dari tingkat pusat sampai tingkat sekolah di seluruh Indonesia, diharapkan memahami dan melaksanakan pedoman ini dengan sebaik-baiknya. Jakarta, Januari 2015 Direktur Pembinaan SMP
Didik Suhardi, Ph.D NIP 196312031983031004
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii DAFTAR ISI ........................................................................................................... v BAB
I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. B. C. D. E.
Rasional..................................................................................................... 1 Tujuan ........................................................................................................ 2 Peserta Pelatihan .................................................................................. 3 Pembiayaan ............................................................................................. 3 Dasar Hukum .......................................................................................... 4
BAB II ORGANISASI PELAKSANAAN........................................................ 5 A. Tingkat Pusat .......................................................................................... 5 B. Tingkat Provinsi .................................................................................... 6 C. Tingkat Kabupaten/Kota .................................................................. 8 BAB III MEKANISME PELAKSANAAN .................................................... 10 A. B. C. D. E.
Pembentukan Tim Pelatih ............................................................. 10 Penyusunan Materi Pelatihan ...................................................... 13 Pelatihan Pelatih Pusat dan Pelatih Provinsi ........................ 14 Pelatihan Pelatih Kabupaten/Kota ............................................ 17 Pelatihan Sekolah .............................................................................. 21
BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 29
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
v
BAB I PENDAHULUAN A. Rasional Kebijakan pembangunan pendidikan dalam kurun waktu 20042009 diprioritaskan pada peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan dasar yang lebih berkualitas melalui peningkatan pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dan pemberian akses yang lebih besar kepada kelompok masyarakat yang selama ini kurang dapat menjangkau layanan pendidikan dasar, khususnya dari tingkat SD ke tingkat SMP. Salah satu program Pemerintah yang dilaksanakan berkenaan dengan upaya percepatan penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun yang bermutu dan sebagai pengejawantahan amanat undang-undang adalah pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bagi SD dan SMP yang menyelenggarakan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun. Tahun ini merupakan tahun kesepuluh pelaksanaan program BOS di tingkat pendidikan dasar. Dengan berbagai perbaikan kebijakan yang telah dilakukan, BOS diharapkan telah dapat memberikan peningkatan dalam hal mutu pembelajaran, dan juga dalam hal manajemen pengelolaan sekolah. Bagi kebanyakan sekolah di Indonesia, dana BOS merupakan komponen terbesar pemasukan dana yang diterima. Bahkan tidak sedikit sekolah dimana dana BOS merupakan satu-satunya dana operasional yang ada di sekolah. Untuk memaksimalkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan dana BOS dan sumber daya sekolah lainnya, penting dilakukan peningkatan keterampilan dalam menyusun perencanaan dan Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
1
penganggaran di tingkat sekolah. Terlebih untuk menunjang peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Untuk kepentingan tersebut, Direktorat Pembinaan SMP merasa perlu untuk menyelenggarakan Pelatihan Sekolah Tingkat SMP. Pelatihan ini diharapkan akan meningkatkan kemampuan pengelola sekolah dalam menyelenggarakan sekolah, mulai dari perencanaan program dan anggaran, sampai dengan tata kelola dan pertanggungjawaban anggaran. Selain itu, dalam pelatihan ini sekolah akan dilatih pula untuk mengelola program sekolah agar tidak semata berupaya meningkatkan mutu pembelajaran, akan tetapi berupaya untuk menciptakan sekolah yang sehat, ramah dan aman dalam rangka menciptakan lingkungan sekolah yang lebih baik bagi warga sekolah sebagai pelengkap peningkatan mutu pendidikan.
B. Tujuan Sesuai dengan harapan, pelaksanaan Pelatihan Sekolah tingkat SMP bertujuan untuk: 1. Meningkatkan kemampuan pengelola SMP agar kinerja pengelolaan program di sekolah menjadi lebih baik untuk mendukung pencapaian mutu pembelajaran yang lebih baik; 2. Meningkatkan pengetahuan pengelola SMP mengenai sekolah sehat agar pengelola sekolah dapat mewujudkannya dalam rangka menciptakan lingkungan sekolah yang sehat untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan; 3. Meningkatkan pengetahuan pengelola SMP mengenai sekolah aman agar pengelola sekolah dapat mewujudkannya dalam rangka menciptakan sekolah yang aman untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan.
2
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
C. Peserta Pelatihan Merunut pada tujuan dilaksanakannya pelatihan, maka setiap SMP yang telah menerima dana BOS berhak untuk ikut dalam pelatihan ini, baik negeri maupun swasta. Peserta pelatihan dari setiap sekolah adalah 3 orang, yaitu: 1. Kepala Sekolah 2. Bendahara Sekolah 3. Perwakilan Komite Sekolah
D. Pembiayaan Seluruh pembiayaan atas pelaksanaan Pelatihan Sekolah Tingkat SMP dianggarkan melalui APBN Tahun Anggaran 2015, baik yang dianggarkan dalam Anggaran Kegiatan Bantuan Operasional Sekolah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, maupun yang dianggarkan dalam Anggaran Kegiatan Dekonsentrasi SMP pada DIPA Dinas Pendidikan Provinsi. Anggaran Kegiatan Bantuan Operasional Sekolah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan membiayai pelaksanaan pelatihan berikut: 1. Pengembangan, pengadaan dan distribusi modul pelatihan untuk pelatih dan peserta pelatihan; 2. Pelatihan Tim Pelatih Pusat; 3. Pelatihan Tim Pelatih Provinsi di seluruh provinsi; 4. Pelatihan Tim Pelatih Kab/Kota di Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur dan DKI Jakarta; 5. Pelatihan pengelola sekolah di Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur dan DKI Jakarta. Anggaran Kegiatan Dekonsentrasi SMP pada DIPA Dinas Pendidikan Provinsi (selain Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur dan DKI Jakarta) akan membiayai pelaksanaan pelatihan berikut: Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
3
1. Pelatihan Trainer Tingkat Kabupaten/Kota 2. Pelatihan pengelola sekolah
E. Dasar Hukum Landasan hukum dalam pelaksanaan Pelatihan Sekolah Tingkat SMP meliputi semua peraturan perundangan yang berlaku, yaitu: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 3. Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 4. Peraturan Pemerintah No. 106 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan dalam pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan; 5. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom; 6. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; 7. Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan; 8. Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan; 9. Peraturan Menteri Keuangan No. 81/PMK.05/2012 tentang Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian Negara/Lembaga; 10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 101 Tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana Bantuan Operasional Sekolah Tahun Anggaran 2014; 11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 161 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana Bantuan Operasional Sekolah Tahun Anggaran 2015;
4
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
BAB II ORGANISASI PELAKSANAAN Kegiatan Pelatihan Sekolah Tingkat SMP dilaksanakan secara bertahap di tingkat kabupaten/kota, provinsi dan pusat dengan dengan tanggung jawab pelaksanaan di masing-masing tingkat.
A. Tingkat Pusat 1. Penanggung Jawab Umum Direktur Jenderal Pendidikan Dasar, Kemdikbud; 2. Penanggung Jawab Pelatihan Direktur Pembinaan SMP, Kemdikbud; 3. Tim Pelaksana Pelatihan a. Tim BOS Pusat; (Struktur tim mengikuti ketentuan dalam Petunjuk Teknis Penggunaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana BOS Tahun Anggaran 2015) b. Tim Pelatih Pusat; i. Perwakilan Direktorat Pembinaan SMP ii. Perwakilan dari unsur Tim Pelatih Independen 4. Tugas dan Tanggung Jawab Tim Pusat a. Menyusun rancangan pelatihan yang mencakup anggaran, pelaksanaan pelatihan, materi pelatihan, jadwal pelatihan; b. Menyusun petunjuk teknis pelaksanaan pelatihan yang akan menjadi panduan pelaksanaan pelatihan di pusat, provinsi dan kabupaten/kota; c. Memberikan sosialisasi pelaksanaan Pelatihan Sekolah Tingkat SMP kepada provinsi; Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
5
d. Membentuk Tim Pengembang yang akan bertanggung jawab dalam pengembangan materi/modul pelatihan sebagai panduan bagi Tim Pelatih dan bagi peserta pelatihan; e. Mencetak dan mendistribusikan modul pelatihan bagi Tim Pelatih dan peserta pelatihan; f. Meminta Dinas Pendidikan Provinsi untuk membentuk Tim Pelatih Provinsi yang akan dilatih oleh Tim pelatih Pusat, kecuali provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur dan DKI Jakarta; g. Meminta Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota di Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur dan DKI Jakarta untuk membentuk Tim Pelatih Kabupaten/Kota yang akan dilatih oleh Tim Pelatih Pusat; h. Menyelenggarakan pelatihan bagi Tim Pelatih Pusat dan Tim Pelatih Provinsi; i. Menyelenggarakan pelatihan bagi Tim Pelatih Kabupaten/ Kota dan Sekolah untuk provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur dan DKI Jakarta; j. Melakukan monitoring terhadap pelaksanaan pelatihan kepada sekolah di seluruh kabupaten/kota. Struktur organisasi di atas adalah struktur minimal yang dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.
B. Tingkat Provinsi 1. Penanggung Jawab Kepala Dinas Pendidikan Provinsi; 2. Tim Pelaksana Pelatihan a. Tim BOS Provinsi; (Struktur tim mengikuti ketentuan dalam Petunjuk Teknis Penggunaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana BOS Tahun Anggaran 2015)
6
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
b. Tim Dekonsentrasi Provinsi; (Struktur tim mengikuti ketentuan dalam Petunjuk Teknis Dekonsentrasi Tahun 2015) c. Tim Pelatih Provinsi; 3. Tugas dan Tanggung Jawab Tim Provinsi a. Menyusun rancangan pelatihan yang mencakup anggaran, pelaksanaan pelatihan, dan jadwal pelaksanaan pelatihan sesuai dengan kerangka waktu yang telah ditetapkan Direktorat Pembinaan SMP; b. Memberikan sosialisasi pelaksanaan Pelatihan Sekolah Tingkat SMP kepada kabupaten/kota; c. Menunjuk staf yang akan diberi tanggung jawab sebagai Tim Pelatih Provinsi, kecuali provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur dan DKI Jakarta; d. Membantu Tim Pusat dalam proses distribusi modul pelatihan bagi Tim Pelatih dan peserta pelatihan; e. Menugaskan Tim Pelatih Provinsi untuk mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Tim Pelatih Pusat, kecuali provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur dan DKI Jakarta; f. Menugaskan Tim Pelatih Provinsi untuk melatih Tim Pelatih Kabupaten/Kota; g. Meminta Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk membentuk Tim Pelatih Kabupaten/Kota yang akan dilatih oleh provinsi, kecuali provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur dan DKI Jakarta; h. Menyelenggarakan pelatihan bagi Tim Pelatih Kabupaten/ Kota dan Sekolah, kecuali provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur dan DKI Jakarta; i. Melakukan monitoring terhadap pelaksanaan pelatihan kepada sekolah di seluruh kabupaten/kota, kecuali provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur dan DKI Jakarta.
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
7
Struktur organisasi di atas adalah struktur minimal yang dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.
C. Tingkat Kabupaten/Kota 1. Penanggung Jawab Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota; 2. Tim Pelaksana Lomba a. Tim BOS Kabupaten/Kota; (Struktur tim mengikuti ketentuan dalam Petunjuk Teknis Penggunaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana BOS Tahun Anggaran 2015); b. Tim Pelatih Kabupaten/Kota; 3. Tugas dan Tanggung Jawab Tim Kabupaten/Kota a. Menyusun rancangan pelatihan yang mencakup pelaksanaan pelatihan, dan jadwal pelaksanaan pelatihan sesuai dengan kerangka waktu yang telah ditetapkan Dinas Pendidikan Provinsi dan Pusat; b. Memberikan sosialisasi pelaksanaan Pelatihan Sekolah Tingkat SMP kepada sekolah; c. Menunjuk petugas/staf yang akan diberi tanggung jawab sebagai Tim Pelatih Kabupaten/Kota; d. Membantu Tim Pusat dan Provinsi dalam proses distribusi modul pelatihan bagi Tim Pelatih dan peserta pelatihan; e. Menugaskan Tim Pelatih Kabupaten/Kota untuk mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Tim Pelatih Provinsi (kecuali Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur dan DKI Jakarta) dan Pusat (khusus Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur dan DKI Jakarta); f. Menugaskan Tim Pelatih Kabupaten/Kota untuk melatih Sekolah, kecuali Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur dan DKI Jakarta; 8
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
g. Menyelenggarakan pelatihan kepada sekolah, (khusus Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur dan DKI Jakarta di bawah koordinasi Direktorat Pembinaan SMP); Struktur organisasi di atas adalah struktur minimal yang dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
9
BAB III MEKANISME PELAKSANAAN A. Pembentukan Tim Pelatih 1. Tim Pelatih Pusat a. Master Trainer / Tim Pengembang Langkah awal pelaksanaan pelatihan sekolah di tingkat pusat adalah membentuk Tim Pengembang. Tugas utama dari Tim Pengembang adalah mengembangkan materi dan modul pelatihan sekolah yang akan dijadikan sebagai bahan pelatihan kepada Pelatih Pusat, Tim Pelatih Provinsi, Tim Pelatih Kabupaten/Kota dan Sekolah. Tim Pengembang juga berperan sebagai Master Trainer yang akan ditugaskan untuk melatih Pelatih Pusat. Selanjutnya Tim Pengembang/Master Trainer bersama dengan Pelatih Pusat akan bertugas sebagai Tim Pelatih Pusat yang akan melatih Tim Pelatih Provinsi, Tim Pelatih Kabupaten/Kota dan Sekolah. Tim Pengembang yang dibentuk oleh Direktorat Pembinaan SMP akan diisi oleh tenaga ahli dan profesional yang telah memiliki pengalaman dalam penyusunan modul pelatihan dan pelaksanaan pelatihan pengembangan sekolah. Jumlah total Tim Pengembang yang dibentuk adalah 18 orang. b. Tim Pelatih Pusat Tim Pelatih Pusat terdiri dari Master Trainer yang juga merupakan Tim Pengembang dan Pelatih Pusat yang telah dilatih oleh Master Trainer. 10
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
Pelatih Pusat yang dibentuk oleh Direktorat Pembinaan SMP akan diisi oleh tenaga ahli dan profesional yang telah memiliki pengalaman memberikan pelatihan kepada sekolah, khususnya yang terkait dengan pengelolaan dan pengembangan sekolah. Jumlah total Pelatih Pusat yang dibentuk adalah 50 orang. Dengan demikian, jumlah total Tim Pelatih Pusat adalah 68 orang. Tim Pelatih Pusat ditetapkan melalui Surat Keputusan Direktur Pembinaan SMP, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan lampiran nama setiap pelatih (Lampiran 2). Tugas utama dari Tim Pelatih Pusat adalah: Melatih Tim Pelatih Provinsi; Bersama Tim Pelatih Provinsi melatih Tim Pelatih Kabupaten/Kota; Melatih peserta pelatihan dari sekolah, khusus di Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur dan DKI Jakarta. 2. Tim Pelatih Provinsi Langkah awal pelaksanaan pelatihan sekolah di tingkat provinsi adalah membentuk Tim Pelatih Provinsi. Tim Pelatih Provinsi yang dibentuk oleh Dinas Pendidikan Provinsi ini akan diisi oleh unsur dari Dinas Pendidikan Provinsi dan instransi terkait lainnya, terutama yang telah memiliki pengalaman dalam memberikan pelatihan kepada sekolah, khususnya yang terkait dengan pengelolaan dan pengembangan sekolah. Jumlah Tim Pelatih Provinsi yang ditunjuk di tiap provinsi berbeda-beda dengan mempertimbangkan jumlah Tim Pelatih Kabupaten/Kota yang akan dilatih, dengan ketentuan jumlah minimal 2 orang dan jumlah maksimal 4 orang. Jumlah Tim Pelatih Provinsi selengkapnya adalah sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 1. Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
11
Tim Pelatih Provinsi ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi dengan lampiran nama setiap pelatih (Lampiran 3). Tugas utama dari Tim Pelatih Provinsi adalah: Bersama Tim Pelatih Pusat melatih Tim Pelatih Kabupaten/ Kota; Bersama Tim Pelatih Kabupaten/Kota melatih peserta pelatihan dari sekolah, kecuali di Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur dan DKI Jakarta; 3. Tim Pelatih Kabupaten/Kota Langkah awal pelaksanaan pelatihan sekolah di tingkat kab/kota adalah membentuk Tim Pelatih Kabupaten/Kota. Tim Pelatih Kabupaten/Kota yang dibentuk oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota ini akan diisi oleh unsur dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan instransi terkait lainnya, terutama yang telah memiliki pengalaman dalam memberikan pelatihan kepada sekolah, khususnya yang terkait dengan pengelolaan dan pengembangan sekolah. Jumlah Tim Pelatih Kabupaten/Kota yang ditunjuk di tiap kabupaten/kota berbeda-beda dengan mempertimbangkan jumlah peserta pelatihan dari sekolah dengan ketentuan jumlah minimal 2 orang dan jumlah maksimal 6 orang. Dengan ketentuan tersebut, maka jumlah Tim Pelatih Kabupaten/Kota selengkapnya adalah sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 1. Tim Pelatih Kabupaten/Kota ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dengan lampiran nama setiap pelatih (Lampiran 4). Tugas utama dari Tim Pelatih Kabupaten/Kota adalah: Bersama Tim Pelatih Provinsi, melatih peserta dari sekolah;
12
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
Khusus di Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur dan DKI Jakarta, bersama Tim Pelatih Pusat, melatih peserta dari sekolah.
B. Penyusunan Materi Pelatihan 1. Penyusun Tanggung jawab penyusunan materi pelatihan sampai dengan menjadi modul pelatihan, baik untuk pelatih maupun untuk peserta pelatihan, ada pada Direktorat Pembinaan SMP sebagai penyelenggara pelatihan sekolah. Tanggung jawab ini selanjutnya didelegasikan kepada Tim Pengembang yang ditunjuk oleh Direktorat Pembinaan SMP. 2. Materi Pelatihan Materi pelatihan sekolah terdiri dari 3 bahasan utama dengan beberapa materi rincian sebagai berikut: a. Tata Kelola Anggaran dan Kegiatan Sekolah i. Mekanisme penyusunan RKAS; ii. Penggunaan dana BOS dan dana dari sumber lainnya (petunjuk teknis BOS tahun 2015); iii. Penyusunan laporan keuangan sekolah (program Alpeka); iv. Best practice tata kelola BOS (hasil lomba tata kelola BOS tingkat sekolah tahun 2014). b. Sekolah Sehat, Ramah dan Aman i. Definisi sekolah sehat, ramah dan aman; ii. Sekolah aman secara fisik; Bangunan tahan gempa; Tanggap bencana. iii. Sekolah aman secara mental; Aman dari bullying; Aman dari tindak kriminal; Aman dari asap rokok; Bebas dari pornografi. Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
13
c. Sekolah Sehat i. Definisi sekolah sehat; ii. Pendidikan kesehatan (UKS); iii. Pelayanan kesehatan; iv. Pembinaan lingkungan sehat (sanitasi, kantin sehat). Seluruh materi pelatihan akan disusun menjadi 3 modul pelatihan, yaitu: a. Modul Tata Kelola b. Modul Sekolah Ramah dan Aman c. Modul Sekolah Sehat Seluruh modul pelatihan ini untuk selanjutnya akan disusun menjadi 1 dalam bentuk Buku Modul Pelatihan Sekolah Tingkat SMP. Setiap peserta pelatihan akan menerima 1 eksemplar buku modul pelatihan ini pada saat pelaksanaan pelatihan.
C. Pelatihan Pelatih Pusat dan Pelatih Provinsi 1. Penyelenggara Penyelenggaraan pelatihan kepada Pelatih Pusat dan Pelatih Provinsi, tanggung jawab pelaksanaannya ada pada Direktorat Pembinaan SMP melalui Kegiatan Bantuan Operasional Sekolah. 2. Tim Pelatih Pelatih yang bertugas untuk memberikan materi dalam kegiatan pelatihan kepada Pelatih Pusat dan Pelatih Provinsi adalah Master Trainer pada Direktorat Pembinaan SMP. 3. Peserta Peserta pelatihan dari pusat dan provinsi adalah pihak-pihak yang telah memiliki pengalaman dalam memberikan pelatihan kepada sekolah, khususnya yang terkait dengan pengelolaan dan pengembangan sekolah, yaitu: 14
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
a. Pelatih Pusat i. Perwakilan dari Direktorat Pembinaan SMP; ii. Perwakilan profesional independen. b. Pelatih Provinsi i. Perwakilan Dinas Pendidikan Provinsi; ii. Perwakilan dari Pengawas Sekolah; iii. Perwakilan instansi terkait di provinsi. 4. Mekanisme Pelatihan a. Persiapan Pelatihan 1) Direktorat Pembinaan SMP mengundang pihak-pihak yang akan ditunjuk untuk ditugaskan sebagai Pelatih Pusat; 2) Direktorat Pembinaan SMP meminta kepada Dinas Pendidikan Provinsi untuk membentuk Tim Pelatih Provinsi dan menyampaikan datanya kepada Dinas Pendidikan Pusat; 3) Panitia penyelenggara pelatihan harus mengundang Pelatih Pusat dan Pelatih Provinsi untuk mengikuti pelatihan 4) Panitia penyelenggara menginformasikan Dinas Pendidikan Provinsi untuk menyerahkan surat tugas Pelatih Provinsi; 5) Panitia penyelenggara pelatihan harus menginformasikan kepada Pelatih Pusat dan Pelatih Provinsi (melalui Dinas Pendidikan Provinsi) untuk melengkapi diri dengan laptop selama pelaksanaan pelatihan; 6) Panitia penyelenggara pelatihan harus mendata informasi Pelatih Pusat dan Pelatih Provinsi yang mencakup nama, jenis kelamin, asal daerah, asal instansi, jabatan, alamat email, dan nomor telepon (Lampiran 5); 7) Panitia penyelenggara pelatihan harus menyerahkan modul pelatihan kepada tiap peserta pelatihan, dan
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
15
membuat tanda terima modul pelatihan yang diserahkan kepada tiap peserta (Lampiran 6); 8) Direktorat Pembinaan SMP harus berkoordinasi dalam menyusun rencana pelatihan dan penugasan pelatih; 9) Panitia harus memastikan di tiap ruang pelatihan telah tersedia perlengkapan yang cukup, yaitu meja/kursi sesuai jumlah peserta dan pelatih, sambungan listrik untuk peserta pelatihan, serta 1 unit LCD projector dan 1 unit papan tulis di tiap kelas. b. Pelaksanaan Pelatihan 1) Jumlah peserta pelatihan di kelas lebih kurang 60 orang, yang dapat disesuaikan dengan jumlah peserta pelatihan tanpa mengurangi efektifitas penyampaian materi; 2) Setiap kelas dilatih oleh 2 orang pelatih. Dengan demikian, kedua pelatih tersebut dapat membagi waktu mengajar dan berdiskusi untuk memecahkan masalah dalam kelas; 3) Kedua pelatih yang ditugaskan untuk melatih satu kelas, harus bertanggung jawab terhadap pelatihan di kelas tersebut sampai akhir pelatihan. Oleh karena itu, kedua pelatih tidak diperkenankan melatih kelas lain secara paralel; 4) Kedua pelatih harus siap siaga secara penuh waktu selama pelatihan. Jika seorang pelatih sedang menyampaikan materi, pelatih yang lain harus mendampingi; 5) Tiap tim pelatih di tiap kelas harus melengkapi diri dengan laptop untuk media pelatihan; 6) Panitia pelatihan harus membuat daftar hadir untuk mengevaluasi kehadiran peserta pelatihan pada setiap sesi. c. Waktu Pelatihan 1) Pelatihan kepada sekolah dilaksanakan selama 21 jam pelatihan; 16
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
2) Dalam satu hari, jumlah jam pelatihan adalah sebanyak 78 jam pelatihan, dimana 1 jam pelatihan adalah 50 menit; 3) Pelatihan dilaksanakan mulai pukul 08:00 dan berakhir pukul 16:40; 4) Jadwal pelatihan secara lengkap untuk tiap sesi materi harus dicantumkan dalam modul pelatihan; d. Lokasi pelatihan Lokasi pelatihan yang digunakan disesuaikan dengan kelengkapan fasilitas pendukung pelatihan, kemudahan akses dan kecukupan anggaran yang tersedia. 5. Distribusi Modul Pelatihan Pengaturan penyediaan modul pelatihan untuk pelaksanaan pelatihan Pelatih Pusat dan Pelatih Provinsi adalah sebagai berikut: a. Penyusunan dan penggandaan modul pelatihan disusun dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan SMP; b. Modul pelatihan yang akan digunakan untuk pelatihan Pelatih Pusat dan Pelatih Provinsi dikirim oleh Direktorat Pembinaan SMP; c. Direktorat Pembinaan SMP melalui penyelenggara pelatihan mendistribusikan/membagikan modul pelatihan kepada peserta pelatihan; d. Penyelenggara pelatihan harus membuat bukti serah terima modul pelatihan kepada peserta pelatihan (Lampiran 6). 6. Pendanaan dan Pertanggungjawaban Komponen pembiayaan yang akan timbul dari pelaksanaan pelatihan kepada Pelatih Pusat dan Pelatih Provinsi adalah: a. Akomodasi dan konsumsi untuk peserta, panitia, pelatih dan pengarah; b. ATK kegiatan; Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
17
c. Belanja perjalanan untuk peserta, panitia, pelatih dan pengarah; d. Belanja jasa profesi untuk pelatih.
D. Pelatihan Pelatih Kabupaten/Kota 1. Penyelenggara Penyelenggaraan pelatihan kepada Pelatih Kabupaten/Kota, tanggung jawab pelaksanaannya ada pada 2 pihak, yaitu: a. Pelatihan kepada Pelatih Kabupaten/Kota dari kabupaten/ kota yang berada di Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur dan DKI Jakarta akan diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan SMP yang berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi setempat; b. Pelatihan kepada Pelatih Kabupaten/Kota dari kabupaten/ kota yang berada di luar 6 provinsi di atas akan dilaksanakan secara mandiri oleh Dinas Pendidikan Provinsi setempat. 2. Tim Pelatih Pelatih yang bertugas untuk memberikan materi dalam kegiatan pelatihan kepada Pelatih Kabupaten/Kota adalah: a. Pelatihan untuk Pelatih Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur dan DKI Jakarta akan dilatih oleh Tim Pelatih Pusat bersama dengan Tim Pelatih Provinsi setempat; b. Pelatihan untuk Pelatih Kabupaten/Kota yang berada di luar 6 provinsi di atas akan dilaksanakan secara mandiri oleh Tim Pelatih Provinsi setempat. 3. Peserta Peserta pelatihan dari kabupaten/kota adalah pihak-pihak yang telah memiliki pengalaman dalam memberikan pelatihan kepada 18
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
sekolah, khususnya yang terkait dengan pengelolaan dan pengembangan sekolah dari: a. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota; b. Pengawas Sekolah; c. Perwakilan instansi terkait di kabupaten/kota. 4. Mekanisme Pelatihan a. Persiapan Pelatihan 1) Dinas Pendidikan Provinsi meminta kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk membentuk Tim Pelatih Kabupaten/Kota dan menyampaikan datanya kepada Dinas Pendidikan Provinsi; 2) Panitia penyelenggara pelatihan harus mengundang Pelatih Kabupaten/Kota untuk mengikuti pelatihan dan menginformasikan bahwa Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota harus menyerahkan surat tugas Pelatih Kabupaten/ Kota; 3) Panitia penyelenggara pelatihan harus menginformasikan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk melengkapi Pelatih Kabupaten/Kota dengan laptop selama pelaksanaan pelatihan; 4) Panitia penyelenggara pelatihan harus mendata informasi Pelatih Kabupaten/Kota yang mencakup nama, jenis kelamin, asal kabupaten/kota, asal instansi, jabatan, alamat email dan nomor telepon (Lampiran 5); 5) Panitia penyelenggara pelatihan harus menyerahkan modul pelatihan kepada tiap peserta pelatihan, dan membuat tanda terima modul pelatihan yang diserahkan kepada peserta (Lampiran 6); 6) Dinas Pendidikan Provinsi harus berkoordinasi dalam menyusun rencana pelatihan dan penugasan pelatih; 7) Panitia harus memastikan di tiap ruang telah tersedia perlengkapan yang cukup, yaitu meja/kursi sesuai jumlah peserta dan pelatih, sambungan listrik untuk peserta Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
19
pelatihan, serta 1 unit LCD projector dan 1 unit papan tulis di tiap kelas. b. Pelaksanaan Pelatihan 1) Jumlah peserta pelatihan di kelas lebih kurang 60 orang, kecuali pada daerah pelatihan tertentu yang pesertanya tidak memungkinkan mencapai angka tersebut; 2) Setiap kelas dilatih oleh 2 orang pelatih. Dengan demikian, kedua pelatih tersebut dapat membagi waktu mengajar dan berdiskusi untuk memecahkan masalah dalam kelas; 3) Kedua pelatih yang ditugaskan untuk melatih satu kelas, harus bertanggung jawab terhadap pelatihan di kelas tersebut sampai akhir pelatihan. Oleh karena itu, kedua pelatih tidak diperkenankan melatih kelas lain secara paralel; 4) Kedua pelatih harus siap siaga secara penuh waktu selama pelatihan. Jika seorang pelatih sedang menyampaikan materi, pelatih yang lain harus mendampingi; 5) Tiap tim pelatih di tiap kelas harus melengkapi diri dengan laptop untuk media pelatihan; 6) Panitia pelatihan harus membuat daftar hadir untuk mengevaluasi kehadiran peserta pelatihan pada setiap sesi. c. Waktu Pelatihan 1) Pelatihan kepada sekolah dilaksanakan selama 21 jam pelatihan; 2) Dalam satu hari, jumlah jam pelatihan adalah sebanyak 78 jam pelatihan, dimana 1 jam pelatihan adalah 50 menit; 3) Pelatihan dilaksanakan mulai pukul 08:00 dan berakhir pukul 16:40; 4) Jadwal pelatihan secara lengkap untuk tiap sesi materi harus dicantumkan dalam modul pelatihan;
20
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
d. Lokasi pelatihan 1) Kegiatan pelatihan dilaksanakan di lokasi pelatihan yang berada di ibukota provinsi; 2) Lokasi pelatihan yang digunakan disesuaikan dengan kelengkapan fasilitas pendukung pelatihan, kemudahan akses dan kecukupan anggaran yang tersedia. 5. Distribusi Modul Pelatihan Pengaturan penyediaan modul pelatihan untuk pelaksanaan pelatihan Pelatih Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut: a. Penyusunan dan penggandaan modul pelatihan disusun dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan SMP; b. Modul pelatihan yang akan digunakan untuk pelatihan Pelatih Kabupaten/Kota di tiap provinsi dikirim langsung ke setiap provinsi oleh Direktorat Pembinaan SMP ke alamat Dinas Pendidikan Provinsi; c. Dinas Pendidikan Provinsi melalui penyelenggara pelatihan mendistribusikan/membagikan modul pelatihan kepada peserta pelatihan; d. Penyelenggara pelatihan harus membuat bukti serah terima modul pelatihan kepada peserta pelatihan (Lampiran 6). 6. Pendanaan dan Pertanggungjawaban Komponen pembiayaan yang akan timbul dari pelaksanaan pelatihan kepada Pelatih Kabupaten/Kota adalah: a. Akomodasi dan konsumsi peserta, panitia, pelatih dan pengarah; b. ATK kegiatan; c. Belanja perjalanan peserta, panitia, pelatih dan pengarah; d. Belanja jasa profesi pelatih. Pada pelaksanaan di Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur dan DKI Jakarta, pendanaan untuk komponen-komponen pembiayaan di atas dianggarkan Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
21
melalui APBN Tahun Anggaran 2015 yang ada di Kegiatan Bantuan Operasional Sekolah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar. Pada pelaksanaan pelatihan untuk provinsi lainnya, pendanaan untuk komponen-komponen pembiayaan di atas dianggarkan melalui APBN Tahun Anggaran 2015 yang ada di Kegiatan Dekonsentrasi SMP pada DIPA Dinas Pendidikan Provinsi. Dengan demikian, maka pertanggungjawaban anggaran mengikuti ketentuan yang berlaku dalam pertanggungjawaban anggaran pada masing-masing kegiatan, yaitu Kegiatan Bantuan Operasional Sekolah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, dan Kegiatan Dekonsentrasi SMP pada Dinas Pendidikan Provinsi.
E. Pelatihan Sekolah 1. Penyelenggara Penyelenggaraan pelatihan kepada peserta dari sekolah, tanggung jawab pelaksanaannya ada pada 2 pihak, yaitu: a. Pelatihan untuk peserta dari sekolah yang berada di Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur dan DKI Jakarta akan diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan SMP yang berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat; b. Pelatihan untuk peserta dari sekolah yang berada di luar 6 provinsi di atas akan dilaksanakan secara mandiri oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. 2. Tim Pelatih Pelatih yang bertugas untuk memberikan materi dalam kegiatan pelatihan kepada peserta dari sekolah adalah:
22
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
a. Pelatihan untuk peserta dari sekolah yang berada di Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur dan DKI Jakarta akan dilatih oleh Tim Pelatih Pusat bersama dengan Tim Pelatih Kabupaten/Kota setempat; b. Pelatihan untuk peserta dari sekolah yang berada di luar 6 provinsi di atas akan dilaksanakan secara mandiri oleh Tim Pelatih Kabupaten/Kota. 3. Peserta Peserta pelatihan sekolah adalah perwakilan dari seluruh SMP penerima dana BOS, baik negeri maupun swasta. Peserta pelatihan dari tiap sekolah adalah: a. Kepala Sekolah b. Bendahara Sekolah c. Komite Sekolah 4. Mekanisme Pelatihan a. Persiapan Pelatihan 1) Panitia penyelenggara pelatihan harus mengundang sekolah untuk mengikuti pelatihan dan menginformasikan bahwa Kepala Sekolah harus menyerahkan surat tugas peserta pelatihan, yaitu Kepala Sekolah, Bendahara dan Komite Sekolah; 2) Panitia penyelenggara pelatihan harus menginformasikan kepada sekolah untuk melengkapi Bendahara sekolah dengan laptop selama pelaksanaan pelatihan; 3) Panitia penyelenggara pelatihan harus mendata informasi peserta pelatihan dari tiap sekolah yang mencakup nama, jenis kelamin, asal daerah, asal sekolah, jabatan, alamat email dan nomor telepon (Lampiran 5); 4) Panitia penyelenggara pelatihan harus menyerahkan modul pelatihan kepada tiap peserta pelatihan, dan membuat tanda terima modul pelatihan yang diserahkan kepada peserta (Lampiran 6); Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
23
5) Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota harus berkoordinasi dalam menyusun rencana pelatihan dan penugasan pelatih; 6) Panitia harus memastikan di tiap ruang telah tersedia perlengkapan yang cukup, yaitu meja/kursi sesuai jumlah peserta dan pelatih, sambungan listrik untuk peserta pelatihan, serta 1 unit LCD projector dan 1 unit papan tulis di tiap kelas. b. Pelaksanaan Pelatihan 1) Jumlah peserta pelatihan di kelas lebih kurang 60 orang, kecuali pada daerah pelatihan tertentu yang pesertanya tidak memungkinkan mencapai angka tersebut; 2) Setiap kelas dilatih oleh 2 orang pelatih. Dengan demikian, kedua pelatih tersebut dapat membagi waktu mengajar dan berdiskusi untuk memecahkan masalah dalam kelas; 3) Kedua pelatih yang ditugaskan untuk melatih satu kelas, harus bertanggung jawab terhadap pelatihan di kelas tersebut sampai akhir pelatihan. Oleh karena itu, kedua pelatih tidak diperkenankan melatih kelas lain secara paralel; 4) Kedua pelatih harus siap siaga secara penuh waktu selama pelatihan. Jika seorang pelatih sedang menyampaikan materi, pelatih yang lain harus mendampingi; 5) Tiap tim pelatih di tiap kelas harus melengkapi diri dengan laptop untuk media pelatihan; 6) Panitia pelatihan harus membuat daftar hadir untuk mengevaluasi kehadiran peserta pelatihan pada setiap sesi. c. Waktu Pelatihan 1) Pelatihan kepada sekolah dilaksanakan selama 20 jam pelatihan;
24
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
2) Dalam satu hari, jumlah jam pelatihan adalah sebanyak 8 jam pelatihan, dimana 1 jam pelatihan adalah 50 menit; 3) Pelatihan dilaksanakan mulai pukul 08.00 dan berakhir pukul 16.20; 4) Jadwal pelatihan secara lengkap untuk tiap sesi materi harus dicantumkan dalam modul pelatihan; 5) Dengan pengaturan waktu pelatihan tersebut, maka peserta pelatihan dari sekolah tidak perlu menginap selama pelatihan. d. Lokasi pelatihan 1) Karena peserta pelatihan tidak menginap selama pelatihan, maka tempat pelatihan harus dipilih yang dekat dengan lokasi sekolah atau mudah terjangkau oleh peserta; 2) Diharapkan kegiatan pelatihan dapat memanfaatkan ruang kelas salah satu sekolah, sehingga tidak memerlukan biaya penyewaan; 3) Untuk menjamin keterjangkauan lokasi, maka pelatihan kepada sekolah tidak harus dipusatkan pada satu lokasi; 4) Dengan ketentuan tersebut, maka tempat pelatihan dapat memanfaatkan pembagian wilayah berdasarkan komunitas MKKS atau MGMP; 5. Distribusi Modul Pelatihan Pengaturan penyediaan modul pelatihan untuk pelaksanaan pelatihan kepada sekolah adalah sebagai berikut: a. Penyusunan dan penggandaan modul pelatihan disusun dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan SMP; b. Modul pelatihan yang akan digunakan untuk pelatihan sekolah di tiap kabupaten/kota dikirim langsung ke setiap kabupaten/kota oleh Direktorat Pembinaan SMP ke alamat Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
25
c. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melalui penyelenggara pelatihan mendistribusikan/membagikan modul pelatihan kepada peserta pelatihan; d. Penyelenggara pelatihan harus membuat bukti serah terima modul pelatihan kepada peserta pelatihan (Lampiran 6). 6. Pendanaan dan Pertanggungjawaban Komponen pembiayaan yang akan timbul dari pelaksanaan pelatihan kepada peserta dari sekolah adalah: a. ATK kegiatan; b. Belanja perjalanan untuk panitia, pelatih dan pengarah; c. Belanja jasa profesi untuk pelatih; d. Sewa tempat pelatihan; e. Transportasi dan konsumsi untuk peserta. Pada pelaksanaan di Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur dan DKI Jakarta, pendanaan untuk komponen-komponen pembiayaan di atas dianggarkan melalui APBN Tahun Anggaran 2015 yang ada di Kegiatan Bantuan Operasional Sekolah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar. Sementara untuk provinsi lainnya, pendanaan untuk komponenkomponen pembiayaan di atas dianggarkan melalui APBN Tahun Anggaran 2015 yang ada di Kegiatan Dekonsentrasi SMP pada DIPA Dinas Pendidikan Provinsi. Khusus untuk biaya sewa tempat pelatihan, serta biaya untuk transportasi dan konsumsi peserta, pengaturannya adalah sebagai berikut: a. Anggaran untuk sewa tempat pelatihan adalah Rp 250.000,/ruang kelas/hari. Yang termasuk dalam biaya ini adalah ruang kelas lengkap dengan prasarananya, perlengkapan pendukung seperti 1 unit LCD projector dan papan tulis, serta sambungan listrik dan jasa kebersihan. Anggaran ini dibayarkan oleh panitia kepada pengelola tempat pelatihan 26
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
sesuai dengan jumlah kelas yang digunakan dan lama penggunaannya; b. Anggaran untuk transportasi, konsumsi, akomodasi dan seluruh keperluan peserta pelatihan dari sekolah untuk mengikuti pelatihan adalah Rp 900.000/peserta, kecuali untuk Provinsi Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Timur yang besarnya Rp 2.000.000/ peserta. Biaya tersebut adalah untuk transportasi ke tempat pelatihan, konsumsi, akomodasi dan seluruh keperluan peserta selama 3 hari pelaksanaan pelatihan. Dana ini ditransfer ke rekening sekolah setiap SMP dimana setiap SMP dialokasikan dana untuk 3 orang peserta, sehingga alokasi dana untuk tiap SMP berjumlah Rp 2.700.000,- dan Rp 6.000.000,-. Sehubungan dengan adanya mekanisme transfer dana ke rekening sekolah, biaya transfer akan dibebankan kepada penerima dana, yaitu pada dana kegiatan pelatihan yang diperuntukkan kepada setiap peserta dari sekolah yang diterimakan melalui rekening sekolah. Oleh karena itu, setiap peserta pelatihan akan menerima dana pelatihan tidak sebesar Rp 900.000,- dan Rp 2.000.000,- karena telah dipotong biaya transfer bank. Khusus untuk anggaran yang ditransfer ke sekolah, ketentuan pertanggungjawabannya adalah sebagai berikut: a. Sekolah, melalui Kepala Sekolah, sebagai penerima transfer dana untuk biaya transport dan konsumsi peserta pelatihan, harus menyerahkan dana tersebut kepada peserta pelatihan yang telah ditetapkan oleh sekolah; b. Serah terima dana dilaksanakan dengan membuat kuitansi sebagai tanda bukti serah terima dana dari Kepala Sekolah yang mewakili sekolah dengan peserta pelatihan yang akan mewakili sekolah dalam pelaksanaan pelatihan sekolah; c. Serah terima dana dari Kepala Sekolah kepada setiap peserta pelatihan adalah sebesar dana pelatihan yang telah dipotong dengan biaya transfer. Beban biaya transfer ke rekening sekolah dibebankan secara merata kepada seluruh peserta Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
27
pelatihan dari sekolah, sehingga beban biaya transfer kepada setiap peserta menjadi lebih sedikit. d. Dalam serah terima dana tersebut ditegaskan bahwa dana yang diserahkan sekolah kepada setiap peserta pelatihan wakil dari sekolah adalah dana lump sum yang digunakan untuk biaya transportasi, konsumsi, akomodasi dan seluruh keperluan masing-masing peserta dari sekolah untuk mengikuti pelatihan sekolah yang diselenggarakan di kabupaten/kota selama 3 hari; e. Kuitansi penerimaan dana dari sekolah kepada peserta pelatihan dari sekolah harus disimpan oleh sekolah sebagai bukti pertanggungjawaban penggunaan dana pelatihan yang ditransfer oleh pusat/provinsi ke rekening sekolah; f. Apabila sekolah menolak untuk mengikuti pelatihan, atau menugaskan peserta lebih sedikit dari yang telah ditetapkan, maka sekolah harus mengembalikan dana yang tidak terpakai ke kas negara menggunakan Surat Setoran Bukan Pajak atau SSBP (Lampiran 7); g. Bukti setor pengembalian dana dari sekolah ke kas negara harus disimpan sebagai bukti pertanggungjawaban; h. Selanjutnya setiap peserta pelatihan dari sekolah harus mempertangungjawabkan penggunaan dana pelatihan yang telah diterima, dimana pertanggungjawaban dana tersebut didasarkan pada kehadiran peserta pada pelaksanaan pelatihan yang dibuktikan dengan daftar hadir yang dibuat oleh panitia pelatihan; i. Peserta yang tidak hadir pada pelaksanaan pelatihan diwajibkan untuk mengembalikan dana pelatihan yang telah diterima; j. Pengembalian dana dari peserta pelatihan dilakukan dengan setoran ke kas negara menggunakan Surat Setoran Bukan Pajak atau SSBP (Lampiran 7). k. Salinan bukti setor harus dikirimkan ke Dinas Pendidikan Provinsi, serta ke Direktorat Pembinaan SMP melalui faksimil nomor (021) 5731070 atau (021) 5725645. 28
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
BAB IV PENUTUP Buku Petunjuk Teknis Pelatihan Sekolah Tingkat SMP Tahun 2015 ini memuat berbagai aspek operasional yang akan dijadikan tuntunan bagi penyelenggara pelatihan di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Dengan memperhatikan dan menerapkan secara tertib aturan yang tertuang dalam petunjuk teknis ini, maka diharapkan hasil yang optimal sesuai dengan yang diharapkan akan tercapai. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam Petunjuk Teknis ini akan ditentukan kemudian oleh penyelenggara. Dalam hal ini, untuk mendukung keberhasilan kegiatan Pelatihan Sekolah Tingkat SMP ini, penyelenggara di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota, dapat menyempurnakan teknis pelaksanaan sepanjang tidak bertentangan dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Direktorat Pembinaan SMP, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Juknis Lomba Tata Kelola BOS Tingkat Sekolah
29
LAMPIRAN
Lampiran 1 Sebaran Jumlah Pelatih Provinsi dan Kabupaten/Kota Provinsi/ Kab/Kota
No
Jml. Pelatih Kab/Kota
Provinsi
48
2
1
Aceh
2
Kab. Aceh Barat
2
3
Kab. Aceh Barat Daya
2
4
Kab. Aceh Besar
2
5
Kab. Aceh Jaya
2
6
Kab. Aceh Selatan
2
7
Kab. Aceh Singkil
2
8
Kab. Aceh Tamiang
2
9
Kab. Aceh Tengah
2
10
Kab. Aceh Tenggara
2
11
Kab. Aceh Timur
2
12
Kab. Aceh Utara
4
13
Kab. Bener Meriah
2
14
Kab. Bireuen
2
15
Kab. Gayo Lues
2
16
Kab. Nagan Raya
2
17
Kab. Pidie
2
18
Kab. Pidie Jaya
2
19
Kab. Simeulue
2
20
Kota Banda Aceh
2
21
Kota Langsa
2
22
Kota Lhokseumawe
2
23
Kota Sabang
2
24
Kota Subulussalam
2
25
Bali
26
Kab. Badung
2
27
Kab. Bangli
2
28
Kab. Buleleng
2
29
Kab. Gianyar
2
30
Kab. Jembrana
2
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
18
2
33
Provinsi/ Kab/Kota
No
Jml. Pelatih Kab/Kota
31
Kab. Karang Asem
2
32
Kab. Klungkung
2
33
Kab. Tabanan
2
34
Kota Denpasar
35
Bangka Belitung
36
Kab. Bangka
2
37
Kab. Bangka Barat
2
38
Kab. Bangka Selatan
2
39
Kab. Bangka Tengah
2
40
Kab. Belitung
2
41
Kab. Belitung Timur
2
2 14
42
Kota Pangkalpinang
43
Banten
44
Kab. Lebak
6
45
Kab. Pandeglang
4
46
Kab. Serang
6
47
Kab. Tangerang
6
48
Kota Cilegon
2
49
Kota Serang
2
50
Kota Tangerang
4
51
Kota Tangerang Selatan
4
52
Bengkulu
53
Kab. Bengkulu Selatan
2
54
Kab. Bengkulu Tengah
2
55
Kab. Bengkulu Utara
2
56
Kab. Kaur
2
57
Kab. Kepahiang
2
58
Kab. Lebong
2
59
Kab. Muko Muko
2
60
Kab. Rejang Lebong
2
61
Kab. Seluma
2
62
Kota Bengkulu
2
34
Provinsi
2
2 34
20
2
2
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
Provinsi/ Kab/Kota
No
Jml. Pelatih Kab/Kota
Provinsi
10
2
63
D.I. Yogyakarta
64
Kab. Bantul
2
65
Kab. Gunung Kidul
2
66
Kab. Kulon Progo
2
67
Kab. Sleman
2
68
Kota Yogyakarta
69
DKI. Jakarta
2
70
Kab. Kepulauan Seribu
2
71
Kota Jakarta Barat
6
72
Kota Jakarta Pusat
4
73
Kota Jakarta Selatan
6
74
Kota Jakarta Timur
6
75
Kota Jakarta Utara
6
76
Gorontalo
77
Kab. Boalemo
2
78
Kab. Bone Bolango
2
79
Kab. Gorontalo
4
80
Kab. Gorontalo Utara
2
81
Kab. Pohuwato
2
30
14
82
Kota Gorontalo
83
Jambi
84
Kab. Batang Hari
2
85
Kab. Bungo
2
86
Kab. Kerinci
2
87
Kab. Merangin
2
88
Kab. Muaro Jambi
2
89
Kab. Sarolangun
2
90
Kab. Sungai Penuh
2
91
Kab. Tanjung Jabung Barat
2
92
Kab. Tanjung Jabung Timur
2
93
Kab. Tebo
2
94
Kota Jambi
2
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
1
2
2 22
2
35
Provinsi/ Kab/Kota
No
Jml. Pelatih Kab/Kota
Provinsi
112
4
95
Jawa Barat
96
Kab. Bandung
4
97
Kab. Bandung Barat
4
98
Kab. Bekasi
6
99
Kab. Bogor
6
100
Kab. Ciamis
4
101
Kab. Cianjur
6
102
Kab. Cirebon
6
103
Kab. Garut
6
104
Kab. Indramayu
6
105
Kab. Karawang
4
106
Kab. Kuningan
2
107
Kab. Majalengka
2
108
Kab. Pangandaran
2
109
Kab. Purwakarta
4
110
Kab. Subang
4
111
Kab. Sukabumi
6
112
Kab. Sumedang
2
113
Kab. Tasikmalaya
6
114
Kota Bandung
6
115
Kota Banjar
2
116
Kota Bekasi
6
117
Kota Bogor
4
118
Kota Cimahi
2
119
Kota Cirebon
2
120
Kota Depok
6
121
Kota Sukabumi
2
122
Kota Tasikmalaya
2
123
Jawa Tengah
124
Kab. Banjarnegara
2
125
Kab. Banyumas
4
126
Kab. Batang
2
36
98
4
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
Provinsi/ Kab/Kota
No
Jml. Pelatih Kab/Kota
127
Kab. Blora
2
128
Kab. Boyolali
2
129
Kab. Brebes
4
130
Kab. Cilacap
6
131
Kab. Demak
2
132
Kab. Grobogan
4
133
Kab. Jepara
2
134
Kab. Karanganyar
2
135
Kab. Kebumen
4
136
Kab. Kendal
4
137
Kab. Klaten
4
138
Kab. Kudus
2
139
Kab. Magelang
4
140
Kab. Pati
2
141
Kab. Pekalongan
2
142
Kab. Pemalang
4
143
Kab. Purbalingga
2
144
Kab. Purworejo
4
145
Kab. Rembang
2
146
Kab. Semarang
2
147
Kab. Sragen
2
148
Kab. Sukoharjo
2
149
Kab. Tegal
2
150
Kab. Temanggung
2
151
Kab. Wonogiri
4
152
Kab. Wonosobo
2
153
Kota Magelang
2
154
Kota Pekalongan
2
155
Kota Salatiga
2
156
Kota Semarang
6
157
Kota Surakarta
2
158
Kota Tegal
2
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
Provinsi
37
Provinsi/ Kab/Kota
No
Jml. Pelatih Kab/Kota
Provinsi
128
4
159
Jawa Timur
160
Kab. Bangkalan
6
161
Kab. Banyuwangi
4
162
Kab. Blitar
4
163
Kab. Bojonegoro
4
164
Kab. Bondowoso
4
165
Kab. Gresik
4
166
Kab. Jember
6
167
Kab. Jombang
4
168
Kab. Kediri
2
169
Kab. Lamongan
4
170
Kab. Lumajang
4
171
Kab. Madiun
2
172
Kab. Magetan
2
173
Kab. Malang
6
174
Kab. Mojokerto
4
175
Kab. Nganjuk
2
176
Kab. Ngawi
2
177
Kab. Pacitan
2
178
Kab. Pamekasan
6
179
Kab. Pasuruan
4
180
Kab. Ponorogo
2
181
Kab. Probolinggo
6
182
Kab. Sampang
6
183
Kab. Sidoarjo
4
184
Kab. Situbondo
2
185
Kab. Sumenep
4
186
Kab. Trenggalek
2
187
Kab. Tuban
2
188
Kab. Tulungagung
2
189
Kota Batu
2
190
Kota Blitar
2
38
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
Provinsi/ Kab/Kota
No
Jml. Pelatih Kab/Kota
191
Kota Kediri
2
192
Kota Madiun
2
193
Kota Malang
2
194
Kota Mojokerto
2
195
Kota Pasuruan
2
196
Kota Probolinggo
2
197
Kota Surabaya
6
198
Kalimantan Barat
199
Kab. Bengkayang
2
200
Kab. Kapuas Hulu
2
201
Kab. Kayong Utara
2
202
Kab. Ketapang
4
203
Kab. Kuburaya
4
204
Kab. Landak
4
205
Kab. Melawi
4
206
Kab. Mempawah
2
207
Kab. Sambas
4
208
Kab. Sanggau
4
209
Kab. Sekadau
4
210
Kab. Sintang
4
211
Kota Pontianak
2
212
Kota Singkawang
2
213
Kalimtan Selatan
26
214
Kab. Balangan
2
215
Kab. Banjar
2
216
Kab. Barito Kuala
2
217
Kab. Hulu Sungai Selatan
2
218
Kab. Hulu Sungai Tengah
2
219
Kab. Hulu Sungai Utara
2
220
Kab. Kota Baru
2
221
Kab. Tabalong
2
222
Kab. Tanah Bumbu
2
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
44
Provinsi
2
2
39
Provinsi/ Kab/Kota
No
Jml. Pelatih Kab/Kota
223
Kab. Tanah Laut
2
224
Kab. Tapin
2
225
Kota Banjarbaru
2
226
Kota Banjarmasin
227
Kalimantan Tengah
228
Kab. Barito Selatan
2
229
Kab. Barito Timur
2
230
Kab. Barito Utara
2
231
Kab. Gunung Mas
2
232
Kab. Kapuas
4
233
Kab. Katingan
2
234
Kab. Kotawaringin Barat
2
235
Kab. Kotawaringin Timur
4
236
Kab. Lamandau
2
237
Kab. Murung Raya
2
238
Kab. Pulang Pisau
2
239
Kab. Seruyan
2
240
Kab. Sukamara
2
2 32
241
Kota Palangka Raya
2
242
Kalimantan Timur
22
243
Kab. Berau
2
244
Kab. Kutai Barat
2
245
Kab. Kutai Kartanegara
4
246
Kab. Kutai Timur
2
247
Kab. Mahakam Ulu
2
248
Kab. Paser
2
249
Kab. Penajam Paser Utara
2
250
Kota Balikpapan
2
251
Kota Bontang
2
252
Kota Samarinda
2
253
Kalimantan Utara
254
Kab. Bulongan
40
Provinsi
10
2
2
2
2 Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
Provinsi/ Kab/Kota
No
Jml. Pelatih Kab/Kota
255
Kab. Malinau
2
256
Kab. Nunukan
2
257
Kab. Tana Tidung
2
258
Kota Tarakan
259
Kepulauan Riau
260
Kab. Bintan
2
261
Kab. Karimun
2
262
Kab. Kepulauan Anambas
2
263
Kab. Lingga
2
264
Kab. Natuna
2
265
Kota Batam
4
2 16
266
Kota Tanjungpinang
267
Lampung
268
Kab. Lampung Barat
2
269
Kab. Lampung Selatan
4
270
Kab. Lampung Tengah
6
271
Kab. Lampung Timur
4
272
Kab. Lampung Utara
2
273
Kab. Mesuji
2
274
Kab. Pesawaran
2
275
Kab. Pesisir Barat
2
276
Kab. Pringsewu
2
277
Kab. Tanggamus
2
278
Kab. Tulang Bawang
2
279
Kab. Tulang Bawang Barat
2
280
Kab. Way Kanan
2
281
Kota Bandar Lampung
4
282
Kota Metro
2
283
Maluku
284
Kab. Buru
2
285
Kab. Buru Selatan
2
286
Kab. Kepulauan Aru
2
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
Provinsi
2
2 40
24
2
1
41
Provinsi/ Kab/Kota
No
Jml. Pelatih Kab/Kota
287
Kab. Maluku Barat Daya
2
288
Kab. Maluku Tengah
4
289
Kab. Maluku Tenggara
2
290
Kab. Maluku Tenggara Barat
2
291
Kab. Seram Bagian Barat
2
292
Kab. Seram Bagian Timur
2
293
Kota Ambon
2
294
Kota Tual
295
Maluku Utara
296
Kab. Halmahera Barat
2
297
Kab. Halmahera Selatan
2
298
Kab. Halmahera Tengah
2
299
Kab. Halmahera Timur
2
300
Kab. Halmahera Utara
2
301
Kab. Kepulauan Morotai
2
302
Kab. Kepulauan Sula
2
303
Kab. Pulau Taliabu
2
304
Kota Ternate
2
2 20
305
Kota Tidore Kepulauan
2
306
Nusa Tenggara Barat
28
307
Kab. Bima
4
308
Kab. Dompu
2
309
Kab. Lombok Barat
2
310
Kab. Lombok Tengah
4
311
Kab. Lombok Timur
6
312
Kab. Lombok Utara
2
313
Kab. Sumbawa
2
314
Kab. Sumbawa Barat
2
315
Kota Bima
2
316
Kota Mataram
2
317
Nusa Tenggara Timur
318
Kab. Alor
42
Provinsi
52
1
2
1
2 Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
Provinsi/ Kab/Kota
No
Jml. Pelatih Kab/Kota
319
Kab. Belu
2
320
Kab. Ende
2
321
Kab. Flores Timur
2
322
Kab. Kupang
4
323
Kab. Lembata
2
324
Kab. Malaka
2
325
Kab. Manggarai
2
326
Kab. Manggarai Barat
2
327
Kab. Manggarai Timur
4
328
Kab. Nagekeo
2
329
Kab. Ngada
2
330
Kab. Rote Ndao
2
331
Kab. Sabu Raijua
2
332
Kab. Sikka
2
333
Kab. Sumba Barat
2
334
Kab. Sumba Barat Daya
2
335
Kab. Sumba Tengah
2
336
Kab. Sumba Timur
2
337
Kab. Timor Tengah Selatan
4
338
Kab. Timor Tengah Utara
4
339
Kota Kupang
340
Papua
341
Kab. Asmat
2
342
Kab. Biak Numfor
2
343
Kab. Boven Digoel
2
344
Kab. Deiyai
2
345
Kab. Dogiyai
2
346
Kab. Intan Jaya
2
347
Kab. Jaya Wijaya
2
348
Kab. Jayapura
2
349
Kab. Keerom
2
350
Kab. Kepulauan Yapen
2
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
Provinsi
2 58
1
43
Provinsi/ Kab/Kota
No
Jml. Pelatih Kab/Kota
351
Kab. Lanny Jaya
2
352
Kab. Mamberamo Raya
2
353
Kab. Mamberamo Tengah
2
354
Kab. Mappi
2
355
Kab. Merauke
2
356
Kab. Mimika
2
357
Kab. Nabire
2
358
Kab. Nduga
2
359
Kab. Paniai
2
360
Kab. Pegunungan Bintang
2
361
Kab. Puncak
2
362
Kab. Puncak Jaya
2
363
Kab. Sarmi
2
364
Kab. Supiori
2
365
Kab. Tolikara
2
366
Kab. Waropen
2
367
Kab. Yahukimo
2
368
Kab. Yalimo
2
369
Kota Jayapura
2
370
Papua Barat
26
371
Kab. Fak-Fak
2
372
Kab. Kaimana
2
373
Kab. Manokwari
2
374
Kab. Manokwari Selatan
2
375
Kab. Maybrat
2
376
Kab. Pegunungan Arfak
2
377
Kab. Raja Ampat
2
378
Kab. Sorong
2
379
Kab. Sorong Selatan
2
380
Kab. Tambrauw
2
381
Kab. Teluk Bintuni
2
382
Kab. Teluk Wondama
2
44
Provinsi
1
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
Provinsi/ Kab/Kota
No
Jml. Pelatih Kab/Kota
383
Kota Sorong
384
Riau
385
Kab. Bengkalis
2
386
Kab. Indragiri Hilir
4
387
Kab. Indragiri Hulu
2
388
Kab. Kampar
4
389
Kab. Kepulauan Meranti
2
390
Kab. Kuantan Singingi
2
391
Kab. Pelalawan
2
392
Kab. Rokan Hilir
4
393
Kab. Rokan Hulu
4
394
Kab. Siak
2
395
Kota Dumai
2
34
396
Kota Pekanbaru
4
397
Sulawesi Barat
12
398
Kab. Majene
2
399
Kab. Mamasa
2
400
Kab. Mamuju
2
401
Kab. Mamuju Tengah
2
402
Kab. Mamuju Utara
2
403
Kab. Polewali Mandar
2
404
Sulawesi Selatan
405
Kab. Bantaeng
2
406
Kab. Barru
2
407
Kab. Bone
4
408
Kab. Bulukumba
2
409
Kab. Enrekang
2
410
Kab. Gowa
4
411
Kab. Jeneponto
2
412
Kab. Kepulauan Selayar
2
413
Kab. Luwu
2
414
Kab. Luwu Timur
2
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
Provinsi
2
54
2
2
2
45
Provinsi/ Kab/Kota
No
Jml. Pelatih Kab/Kota
415
Kab. Luwu Utara
2
416
Kab. Maros
2
417
Kab. Pangkajene Kepulauan
2
418
Kab. Pinrang
2
419
Kab. Sidenreng Rappang
2
420
Kab. Sinjai
2
421
Kab. Soppeng
2
422
Kab. Takalar
2
423
Kab. Tana Toraja
2
424
Kab. Toraja Utara
2
425
Kab. Wajo
2
426
Kota Makassar
4
427
Kota Palopo
2
428
Kota Pare-Pare
2
429
Sulawesi Tengah
430
Kab. Banggai
2
431
Kab. Banggai Kepulauan
2
432
Kab. Banggai Laut
2
433
Kab. Buol
2
434
Kab. Donggala
2
435
Kab. Morowali
2
436
Kab. Morowali Utara
2
437
Kab. Parigi Moutong
2
438
Kab. Poso
2
439
Kab. Sigi
2
440
Kab. Tojo Una-Una
2
441
Kab. Toli Toli
2
442
Kota Palu
2
443
Sulawesi Tenggara
444
Kab. Bombana
2
445
Kab. Buton
4
446
Kab. Buton Utara
2
46
26
32
Provinsi
2
2
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
Provinsi/ Kab/Kota
No
Jml. Pelatih Kab/Kota
447
Kab. Kolaka
2
448
Kab. Kolaka Timur
2
449
Kab. Kolaka Utara
2
450
Kab. Konawe
2
451
Kab. Konawe Kepulauan
2
452
Kab. Konawe Selatan
2
453
Kab. Konawe Utara
2
454
Kab. Muna
2
455
Kab. Muna Barat
2
456
Kab. Wakatobi
2
457
Kota Baubau
2
458
Kota Kendari
2
459
Sulawesi Utara
460
Kab. Bolaang Mongondaw
2
461
Kab. Bolaang Mongondaw Selatan
2
462
Kab. Bolaang Mongondaw Timur
2
463
Kab. Bolaang Mongondow Utara
2
464
Kab. Kepulauan Sangihe
2
465
Kab. Kepulauan Sitaro
2
466
Kab. Kepulauan Talaud
2
467
Kab. Minahasa
4
468
Kab. Minahasa Selatan
2
469
Kab. Minahasa Tenggara
2
470
Kab. Minahasa Utara
2
471
Kota Bitung
2
472
Kota Kotamobagu
2
473
Kota Manado
2
474
Kota Tomohon
2
475
Sumatera Barat
476
Kab. Agam
2
477
Kab. Dharmasraya
2
478
Kab. Kepulauan Mentawai
2
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
32
38
Provinsi
2
2
47
Provinsi/ Kab/Kota
No
Jml. Pelatih Kab/Kota
479
Kab. Lima Puluh Koto
2
480
Kab. Padang Pariaman
2
481
Kab. Pasaman
2
482
Kab. Pasaman Barat
2
483
Kab. Pesisir Selatan
2
484
Kab. Sijunjung
2
485
Kab. Solok
2
486
Kab. Solok Selatan
2
487
Kab. Tanah Datar
2
488
Kota Bukittinggi
2
489
Kota Padang
2
490
Kota Padang Panjang
2
491
Kota Pariaman
2
492
Kota Payakumbuh
2
493
Kota Sawah Lunto
2
494
Kota Solok
2
495
Sumatera Selatan
496
Kab. Banyuasin
4
497
Kab. Empat Lawang
2
498
Kab. Lahat
2
499
Kab. Muara Enim
2
500
Kab. Musi Banyu Asin
4
501
Kab. Musi Rawas
2
502
Kab. Musi Rawas Utara
2
503
Kab. Ogan Ilir
2
504
Kab. Ogan Komering Ilir
4
505
Kab. Ogan Komering Ulu
2
506
Kab. Ogan Komering Ulu Selatan
2
507
Kab. Ogan Komering Ulu Timur
2
508
Kab. Penukal Abab Lemtang Ilir
2
509
Kota Lubuk Linggau
2
510
Kota Pagar Alam
2
48
44
Provinsi
2
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
Provinsi/ Kab/Kota
No 511
Kota Palembang
Jml. Pelatih Kab/Kota
512
Kota Prabumulih
2
513
Sumatera Utara
82
514
Kab. Asahan
4
515
Kab. Batubara
2
516
Kab. Dairi
2
517
Kab. Deli Serdang
6
518
Kab. Humbang Hasudutan
2
519
Kab. Karo
2
520
Kab. Labuhan Batu
2
521
Kab. Labuhan Batu Selatan
2
522
Kab. Labuhan Batu Utara
2
523
Kab. Langkat
4
524
Kab. Mandailing Natal
2
525
Kab. Nias
2
526
Kab. Nias Barat
2
527
Kab. Nias Selatan
4
528
Kab. Nias Utara
2
529
Kab. Padang Lawas
2
530
Kab. Padang Lawas Utara
2
531
Kab. Pakpak Bharat
2
532
Kab. Samosir
2
533
Kab. Serdang Bedagai
2
534
Kab. Simalungun
4
535
Kab. Tapanuli Selatan
2
536
Kab. Tapanuli Tengah
2
537
Kab. Tapanuli Utara
2
538
Kab. Toba Samosir
2
539
Kota Binjai
2
540
Kota Gunungsitoli
2
541
Kota Medan
6
542
Kota Padang Sidimpuan
2
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
Provinsi
6 2
49
Jml. Pelatih
Provinsi/ Kab/Kota
No
Kab/Kota
543
Kota Pematang Siantar
2
544
Kota Sibolga
2
545
Kota Tanjung Balai
2
546
Kota Tebing Tinggi
2 Total
50
1.300
Provinsi
68
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
Lampiran 2 Daftar Tim Pelatih Pusat No
Nama
Asal Instansi
Profesi/ Jabatan
Direktur Pembinaan SMP
Didik Suhardi, Ph.D NIP 196312031983031004
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
51
Lampiran 3 Daftar Tim Pelatih Provinsi ............................................. No
Nama
Asal Instansi
Profesi/ Jabatan
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi .......................................
........................................................... NIP ..................................................
52
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
Lampiran 4 Daftar Tim Pelatih Kabupaten/Kota ............................................. No
Nama
Asal Instansi
Profesi/ Jabatan
Kepala Dinas Pendidikan Kab/Kota .....................................
.......................................................... NIP ..................................................
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
53
54
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
No
Nama
L/P
Asal Daerah
Lampiran 5 Data Peserta Pelatihan .............................................
Instansi
Jabatan
Email
Telepon
Lampiran 6 Tanda Terima Modul Pelatihan No
Nama
Asal Sekolah
Jabatan/ Perwakilan
Tanda Tangan
Manajer BOS Kab/Kota .....................................
.......................................................... NIP ...........................................
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok
55
Lampiran 7 Contoh Formulir Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP)
56
Hindarkan dan jauhkan sekolah dari asap rokok