Pelatihan Pembuatan Manipulatif Transparan dan Penggunaannya Dalam Pembelajaran Matematika Bagi Guru Sekolah Dasar Oleh : Syafdi Maizora, S.Si ABSTRAK Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh banyaknya guru-guru sekolah dasar kesulitan mendapatkan manipulatif transparan untuk pembelajaran di sekolah. Untuk itu dilakukan suatu penelitian untuk membantunya. Penelitian ini mencari gambaran tentang ilmu dari dasar yakni, melatih peserta membuat manipulatif transparan yang dari bahan yang bisa diperoleh di sekitar mereka dan mendapatkannya pun tidak dengan biaya yang mahal. Peserta pun bisa berkreasi untuk membuat media/alat peraga yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi di pembelajaran dikelas masing-masing. Karena keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, pelatihan ini baru bisa diberikan untuk sekolah dasar diwilayah kecamatan Muara Bangkahulu. Kegiatan
ini
berupa
pelatihan
membuat
manipulatif
transparan
dan
penggunaannya dalam pembelajaran matematika sekolah dasar. Dari pelaksanaan diperoleh bahwa peserta sangat termotivasi dalam mengajar matematika sekolah dengan adanya pelatihan ini,
memahami media/alat peraga pembelajaran matematika,
memperoleh tambahan pengetahuan tentang media/alat peraga pembelajaran matematika. Lebih lanjut peserta termotivasi untuk mengembangkan media/alat peraga yang inovatif dalam pembelajaram matematika dan akan menerapkan pengetahuan yang diperoleh di kelas. Diakhir kegiatan diperoleh gambaran bahwa peserta sangat membutuhkan pelatihan-pelatihan yang dititikberatkan ke masalah-masalah yang terjadi dalam kelas terutama pembelajaran matematika karena keterbatasan pengetahuan pendidik tentang kemajuan pembelajaran matematika sekolah dasar.
I. PENDAHULUAN Kenyataan menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa sekolah dasar di Bengkulu untuk bidang studi matematika masih rendah dibandingkan dengan bidang studi lainnya. Sehingga timbul anggapan bahwa matematika pelajaran yang sulit, abstrak,
1
penuh dengan rumus, dan angka yang menjadikan mata pelajaran yang terkesan sulit dan tidak menyenangkan. Guru dalam mengajar matematika masih bersifat tradisional dengan menggunakan papan tulis, pena dan kertas, media atau alat peraga jika diperlukan. Sementara pemahaman
dan
keterampilan
guru
tentang
manipulatif
transparan
untuk
pembelajaran matematika masih rendah. Padahal desain dan pembuatan manipulatif transparan mudah dilakukan oleh guru. Selain itu penggunaan manipulatif transparan akan memudahkan guru dalam menjelaskan konsep-konsep matematika yang dapat dilakukan anak juga dengan bantuan OHP karena sifatnya yang transparan. Pembuatan alat peraga/manipulatif merupakan salah satu kegiatan guru untuk menunjang tugas pokok guru, khususnya dalam penyusunan program pengajaran dan penyajian program pengajaran. Oleh karenanya timbul gagasan untuk diadakannya pelatihan
tentang
pembuatan
manipulatif
tranparan
sebagai
media
dalam
pembelajaran matematika perlu dilakukan. Kenyataannya guru-guru sekolah dasar belum memahami dan terampil menggunakan manipulatif transparansi untuk mengajarkan matematika pada siwanya di kelas. Padahal bahan dan alat untuk membuat manipultif cukup tersedia dan mudah didapat seperti ketersedian plastik transparan warna baik dari ukuran tipis maupun ukuran tebal. Dari beberapa guru yang ditemui menunjukkan bahwa masih terdapat
kesulitan dan terbatas pengetahuan dalam penggunaan manipulatif
transparan untuk pembelajaran matematika. Melihat kenyataan ini maka timbul suatu permasalahan bagaimana cara membantu mengatasi kesulitan
guru dalam
menggunakan manipulatif transparan dalam pembelajaran matematika sehingga memudahkan pemahaman konsep matematika. II. TINJAUAN PUSTAKA Manipulatif Transparan Manipulatif transparan yang dimaksud disini adalah semua benda trasparan yang digunakan dalam proses belajar mengajar dalam rangka mempermudah atau memperjelas dalam penyampaian materi bahan pelajaran. Adapaun yang dimaksud manipulatif atau alat peraga adalah alat yang dapat diperagakan atau dipertunjukkan
2
dalam kegiatan belajar mengajar dan berfungsi sebagai saran untuk memperjelas konsep, ide, pengertian, atau prosedur tertentu. (Depdiknas, 2000) Bentuk atau manipulatif transparan dapat berupa antara lain: gambar (bagan, diagram, penampang, gambar situasi, notasi dan lain-lain), kartu, dan model (tiruan suatu benda, binatang, bangun-bangun geometri, dll). Manipulatif Dalam Pembelajaran Matematika Darhim (1992) mengungkapkan baha alat peraga atau manipulatif matematika mempunyai fungsi yang lebih khusus antara lain untuk: 1) mengurangi atau menghindari terjadinya salah komuniukasi 2) meningkatkan hasil proses belajar mengajar 3) membangkitkan minat belajar 4) membantu daya tilik siswa dalam memahami sesuatu ide yang dijelaskan 5) menghindari terjadinya verbalisme. Bahan-bahan manipulatif trasparan berupa plastik warna transparan dalam ukuran tebal maupun tipis konkret dapat dirasakan, disentuh, dipegang, diambil dan digerakkan seperti alat peraga matematika. Dengan karakteristik seperti ini bahan manipulatif ini dapat dipindahkkan dan diatur oleh anak untuk memvisualisasikan konsep matematika yang sedang dipelajari. Sesuai dengan perkembangan teknologi untuk membantu pembelajaran yang memungkinkan membuat manipulatif transparan yakni bahan manipultif bersifat transparan tembus cahaya yang dapat ditayangkan atau ditampilkan untuk seluruh kelas melalui OHP. Manipulatif transparan ini dapat memberikan kesempatan kepada siswa membawa lingkungan pembelajaran baru yang interaktif dan efektif. Misalnya pada waktu menjelaskan konsep luas segitiga dapat ditunjukkan segitigasegitiga dengan luas sama tetapi ukuran kelilingnya berbeda-beda melalui gambar dengan warna-warni yang tembus cahaya. Wai C.C (2002) menyatakan Manipulatif dapat digunakan untuk menjembatani dari bentuk konkret ke bentuk abstrak. III. MATERI DAN METODE Dari analisa situasi yang telah dikemukan sebelumnya dan bertitik tolak dari perumusan masalah di atas, maka alternatif pemecahan masalah yang relevan adalah 3
memberikan pelatihan kepada guru-guru Sekolah Dasar di Kecamatan Muara Bangkahulu yang berisi tentang 1. Pembuatan manipulatif transparan dari bahan yang mudah ditemukan di Bengkulu dengan harga relatif murah serta proses pembuatannya tidak sulit. 2. Penggunaan manipulatif transparan dalam pembelajaran matematika pada beberapa materi yang dipelajari di Sekolah Dasar. Sasaran kegiatan ini adalah seluruh guru-guru matematika sekolah dasar di Kecamatan Muara Bangkahulu yang terdiri dari 7 SD Negeri. Diantara sekolah dasar di kecamatan Muara bangkahulu selain menerapkan system guru kelas juga ada yang menerapkan semi guru bidang studi untuk kelas V dan VI pada mata pelajaran matematika, bahasa Indonesia, IPS dan IPA. Karena keterbatasan biaya, maka sasaran strategis yang dipilih adalah guru-guru matematika yang mengajar di kelas rendah (kelas I s/d III) 1 orang, dan kelas atas (kelas IV s/d V) 1 orang untuk setiap sekolah dasar yang ada di kecamatan Muara Bangkahulu sehingga jumlah peserta sebanyak 14 orang. Metode yang akan digunakan dalam kegiatan ini adalah : ceramah, diskusi, tanya jawab, penugasan, demonstrasi, dan praktek. Metode ceramah, diskusi tanya jawab, dan demonstrasi digunakan untuk menyampaikan materi waktu
pelatihan yang
diikuti oleh peserta. Sedangkan metode penugasan digunakan untuk pembuatan model manipulatif transparan sesuai dengan topik matematika pilihannya. Metode kerja proyek dan metode demonstrasi digunakan untuk mendemonstrasikan penggunaan manipulatif transparan
dalam pembelajaran matematika yang akan
dicobakan di kelas di akhir pelatihan. Metode praktek digunakan di sekolah dengan cara mempraktekan langsung di kelas. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan pelatihan dilaksanakan pada hari sabtu yang dihadiri oleh 14 peserta yang terdiri dari 7 sekolah dasar di Kecamatan Muara Bangkahulu. Sebelum pelatihan dimulai diberikan angket sebagai perekam informasi sebelum pelatihan. Dari angket tersebut diperoleh gambaran bahwa, 1). Kebanyakan peserta senang mengajar matematika meski hanya menganggap biasa saja, tapi ini sudah cukup untuk memotivasi peserta dalam hal menerima materi pelatihan. Hal ini juga tampak dari kehadiran peserta
4
yang mencapai 100%. Ini merupakan modal yang besar untuk bisa mencapai tujuan. 2). Kebanyakan peserta tidak memehami alat peraga dengan baik. 3). Di sekolah sedikit sekali tersedia alat peraga matematika baik buatan pabrik maupun buatan mandiri yang berdampakkurangnya guru menggunakan alat peraga saat pembelajaran matematika. 4). Dasar ilmu bagi peserta dalam mengajar matematika sangat lemah, dikarenakan salah satunya adalah kurangnya pelatihan tentang media/alat peraga. Dalam pelatihan, peserta diajarkan membuat manipulatif transparan pembelajaran Matematika. Diantaranya adalah bangun datar dan bangun ruang dari plastik tebal 5mm. Setelah dilakukan perbanyakan terhadap manipulatif transparan, dilakukan pelatihan penggunaan dalam beberapa topik-topik matematika sekolah dasar. Karena keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, pelatihan ini belum bisa membahas seluruh topik-topik yang diinginkan oleh peserta. Namun, dengan kondisi yang ada sudah membuat peserta puas. Setelah pelatihan kembali diberikan angket untuk mengetahui seberapa besar manfaat yang diperoleh setelah pelatihan. Dari angket ini diperoleh beberapa kesimpulan bahwa : 1). Peserta lebih menyenangi mengajar matematika dibanding sebelum pelatihan dan akan mempraktekan di kelas yang sesuai. 2). Pemahaman peserta tentang alat peraga yang cocok untuk mengajarkan topik-topik matematika. 3). Banyak peserta menyatakan bahwa pelatihan ini merupakan pelatiahn pertamanya tentang pembuatan dan penggunaan media/alat peraga. 4). Dari pelatihan ini, ternyata memotivasi peserta untuk mengembangkan media/alat peraga yang inovatif dan mendapat tambahan pengetahuan tentang media pembelajaran matematika. 5). Dengan metode yang diterapkan menjadikan peserta paham materi pelatihan. 6). Minat peserta untuk mengikuti pelatihan yang berbasiskan media dan solusi masalah dalam kelas sangat diperlukan oleh guru-guru sekolah dasar. Dari diskusi dengan peserta diperoleh gambaran bahwa karena keterbatasan ilmu dibidang matematika yang dimiliki pesertalah membuat peserta sangat memerlukan pelatihan yang serupa. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pelatihan ini sangat diperlukan oleh peserta yang merupakan utusan dari guru sekolah dasar sekecamatan Muara Bangkahulu Kota Bengkulu. Ini terlihat mulai dari presentase kehadiran peserta yang mencapai 100%, motivasi yang dihasilkan setelah
5
pelatihan, pernyataan langsung yang terekam dalam angket dan apresiasi peserta setelah pelatihan selesai sampai keinginan peserta untuk mengikuti hal serupa dengan topik yang berbeda lagi. Hal ini juga didukung dengan komitmen peserta untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh sewaktu pelatihan. Lebih lanjut, peserta juga termotivasi untuk mengembangkan media/alat peraga untuk pembelajaran matematika di sekolah dasar yang mereka asuh. 5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, rasanya perlu bagi kita semua untuk lebih memperhatikan kondisi di lapangan mulai dari kondisi peserta didik, kondisi pendidik sampai ke kondisi sarana dan prasarana dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah dasar. Masih banyak lagi yang perlu kita perhatikan dalam rangka membentuk pembelajaran yang berkualitas. Semoga kegiatan ini merupakan acuan bagi kita untuk perhatian kita kedepannya terkait dengan masalah pembelajaran di sekolah dasar khususnya, pembelajaran matematika. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas (2000) Pedoman Pembuatan Alat Pelajaran/Alat Peraga atau Alat Bimbingan dan Angka kredit Pengembangan Profesi Guru. Depdiknas Dirjen Pendidikan dasar dan Menengah Direktorat bPendidikan Guru dan Tenaga Teknis Karim M. (1997) Pendidikan Matematika I Depdikbud Dirjen Dikti. Jakarta
Wai C.C (2002). Digital Manipulatives For Primary Mathematics. Proceedings of Seccond Asia Regional Conference on Mathematics Education and Ninth South Asian Conference Mathematics Education Vol 2 . Singapore
6