LAPORAN PROGRAM P2M DANA DlPA
PELATIHAN PEMANFAATAN WARUNG PEMBELAJARAN DALAM UPAYA MEMBENTUK MUSYAWARAH GURU ONLINE
Oleh: Prof. Dr. I Made Candiasa, MIKomp., NIDN. 0030066003 Dra. Ni Made Sri Mertasari, M.Pd., NIDN. 0020096604 I Wayan Sutaya, ST., MT., NIDN. 0008037902 Ida Bagus Gede Purwa, SKom., NIDN.
JURUSAN PEND. MATEMATIKA FAKULTAS MIPA UNDIKSHA 2013
i
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PENGABDIAN PADA MASAYARAKAT a. Judul Pengabdian b. Jenis Program c. Bidang Kegiatan d. Identitas Pelaksana 1. Ketua a) Nama b) NIP c) NIDN d) Pangkat/Gol. e) Alamat Kantor f) Alamat Rumah 2. Anggota 1 a) Nama b) NIP, Pangkat/Gol. c) Alamat Kantor d) Alamat Rumah 3. Anggota 2 a) Nama b) NIP Pangkat/Gol. c) Alamat Kantor d) Alamat Rumah 4. Anggota 3 a) Nama b) NIP Pangkat/Gol. c) Alamat Kantor d) Alamat Rumah e. Biaya yang Diperlukan f. Jangka Waktu Kegiatan
: Pelatihan Pemanfaatan Warung Pembelajaran dalam Upaya Membentuk Musyawarah Guru Online : Pelatihan : Teknologi Pembelajaran : Prof. Dr. I Made Candiasa, MIKomp. : 196012311986011004 : 0030066003 : Pembina Utama Madya/Ivd : Jalan Udayana Singaraja : Jalan Wijaya Kusuma V No. 1 Singaraja : Dra. Ni Made Sri Mertasari, M.Pd. : 196609201991031001, Pembina/IVa : Jalan Udayana Singaraja : Jalan Wijaya Kusuma V No. 1 Singaraja : Wayan Sutaya, ST., MT. : 197903082006041003, Penata Muda/IIIa : Jalan Udayana Singaraja : BTN Panji Singaraja : Ida Bagus Gede Purwa, SKom. : 198307212005011002, Penata Muda/IIIa : Jalan Udayana Singaraja : Jalan Srikandi Gang Mahkota Dewa Singaraja : Rp 7.500.000 : Bulan Juli s/d Desember 2013 Singaraja, 1 November 2013
Mengetahui Dekan FMIPA
Ketua Pelaksana
Prof. Dr. Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si. NIP. 195812311986011005
Prof. Dr. I Made Candiasa, MIKomp. NIP. 196012311986011004
Mengetahui Kepala Lembaga Pengabdian pada Masyarakat Universitas Pendidikan Ganesha Prof. Dr. Ketut Suma M.S. NIP. 195901011984031003
ii
TIM PELAKSANA
1. Ketua Pelaksana a. Nama dan gelar : Prof. Dr. I Made Candiasa, M.I.Komp b. Pangkat/Golongan/NIP : Pembina Utama Madya/IVd/ 196012311986011004 c. Jabatan Fungsional : Guru Besar d. Bidang Keahlian : Ilmu Komputer 2. Anggota Pelaksana I a. Nama dan gelar b. Pangkat/Golongan/NIP c. Jabatan Fungsional d. Bidang Keahlian
: : : :
Dra. Ni Made Sri Mertasari, M.Pd. Pembina/IVa/16609201991032001 Lektor Kepala Pendidikan Matematika
3. Anggota Pelaksana II a. Nama dan gelar b. Pangkat/Golongan/NIP c. Jabatan Fungsional d. Bidang Keahlian
: : : :
Wayan Sutaya, ST.,MT. IIIa, Penata Muda, 197903082006041003 Asisten Ahli Informatika
4. Anggota Pelaksana III a. Nama dan gelar b. Pangkat/Golongan/NIP c. Jabatan Fungsional d. Bidang Keahlian
: : : :
Ida Bagus Gede Purwa, SKom. IIIa, Penata Muda, 198307212005011002 Pustakawan Muda Informatika
iii
KATA PENGANTAR Atas karunia Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa pengabdian masyarakat dengan topik Pelatihan Pemanfaatan Warung Pembelajaran dalam Upaya Membentuk Musyawarah Guru Online dapat terlaksana dengan baik sesuai harapan. Pengabdian ini dilaksanakan dengan tujuan utama mempercepat pengausaan teknologi informasi untuk mendukung pembelajaran. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja sebagai lembaga pendidikan tenaga kependidikan selalu bekerjasama dengan masyarakat dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Berbagai aktifitas kerjasama telah diwujudkan, dan salah satunya adalah pembangunan portal web Warung Pembelajaran. Kegiatan tersebut merupakan wujud nyata partisipasi kampus untuk memajukan pendidikan. Keberhasilan penyelenggaraan program tersebut merupakan kerjasama banyak pihak. Oleh karena itu, ucapan terimkasih disampaikan kepada beberapa pihak yang telah membantu pelaksanaan pelatihan, antara lain: 1.
Bapak Rektor dan Direktur Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha yang telah memfasilitasi pengabdian ini.
2.
Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM) Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja yang telah mendanai kegiatan ini.
3.
Staf Pusat Komputer dan Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
4.
Para Guru yang terlibat sebagai peserta dalam pengabdian ini.
Diharapkan pelatihan ini memberi manfaat kepada semua masyarakat, khususnya guru dan siswa, agar dapat meningkatkan penguasaan teknologi informasi untuk mampu bersaing di era global.
Singaraja, November 2013 Pelaksana
iv
ABSTRAK
Pengabdian pada masyarakat ini bertujuan mengoptimalkan pemanfaatan portal web Warung Media Program Pascasarjana Universtas Pendidikan Ganesha untuk mendukung pembentukan komunitas guru online. Manfaat yang diharapkan adalah guru dapat bertukar informasi pembelajaran dan siswa dapat mengakses informasi pembelajaran lintas sekolah dan bahkan lintas daerah. Selain itu siswa dapat mengikuti pembelajaran dari dua modus, yaitu modus sinkronus (tatap muka) dan modus asinkronus (melalui e-learning). Dengan demikian akan terjadi subsidi silang informasi pembelajaran untuk mendukung peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan. Kegiatan pengabdian terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pertama sosialisasi dan tahap kedua pelatihan. Sosialisasi dan pelatihan diikuti oleh beberapa guru, diutamakan gur dari sekolah-sekolah yang berstatus RSBI. Materi pelatihan adalah seputar pemanfaatan portal web warung pembelajaran, khususnya mengunggah dan mengunduh bahan ajar. Pelatihan yang dilaksanakan cukup berhasil, yang mana semua peserta mampu mengunggah informasi pembelajaran ke web dan mampu mengunduh informasi pembelajaran dari web. Bahkan, beberapa peserta sudah mampu mendesain web pembelajaran utuk diunggah. Walaupun demikian, masih diperlukan upaya tambahan untuk mencapai hasil yang lebih optimal karena beberapa peserta belum mampu membuat, namun mengunggah media yang diambil dari sumber lain.
v
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….
ii
TIM PELAKSANA ……..…….…………………………………………..
iii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………..
iv
ABSTRAK ………………………………………………………………...
v
DAFTAR ISI ………………………………………………………………
vi
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………
1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………….
1
1.2 Analisis Situasi ……………………………………………………….
3
1.3 Identifikasi dan Perumusan Masalah …………………………………
3
1.4 Tujuan Kegiatan ……………………………………………….………
4
1.5 Manfaat Kegiatan ……………………………………………………
4
1.6 Khalayak Sasaran Strategis ..............................................................................
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………
6
BAB III METODE PELAKSANAAN ........................………………….
16
3.1 Kerangka Pemecahan Masalah ………………………………………
16
3.2 Metode Pelasanaan Kegiatan ......……………………………………
16
3.3 Keterkaitan ……………………………………………………………
17
3.4 Metode Evaluasi ………………..…………………………………….
17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN …….……………………………
18
4.1 Hasil ……………………………..……………………………………
18
4.2 Pembahasan ……………………..……………………………………
19
BAB V PENUTUP ……………………. …….……………………………
22
5.1 Simpulan …....…………………..……………………………………
22
vi
5.2 Saran ……….……………………..…………………………………
23
DAFTAR PUSTAKA .………………..…………………………………..
25
LAMPIRAN-LAMPIRAN……………..…………………………………..
27
vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perluasan akses dan peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu tuntutan masyarakat untuk layanan di bidang pendidikan. Banyak upaya ke arah itu sudah dilakukan pemerintah. Aspirasi masyarakat menunjukkan bahwa capaian pembangunan pendidikan secara nasional telah menunjukkan hasil yang menggembirakan, namun masih terdapat berbagai permasalahan pembangunan pendidikan seperti disparitas capaian antarwilayah, antargender, dan antarpendapatan penduduk (Depdiknas, 2010). Kesenjangan mutu pendidikan seperti di atas harus segera dicarikan solusi agar tidak mengganggu kondusifitas pembangunan. Salah satu solusi yang ditawarkan adalah mengembangkan media yang memberi peluang terjadinya subsidi silang informasi pembelajaran antarguru mata pelajaran di sekolah dan relatif tidak terhalang kondisi geografis, perbedaan ekonomi masyarakat, dan perbedaan pendapatan daerah. Melalui sebuah penelitian telah dibangun portal web komunitas guru on-line sebagai media subsidi silang informasi pembelajaran dalam upaya pemerataan sekaligus peningkatan mutu pendidikan. Sasaran media ini adalah guru, sehingga media ini dapat menjadi perpanjangan tangan MGMP untuk mengkomunikasikan guru mata pelajaran melintasi kabupaten/kota bahkan provinsi. Pengelolaan media ini dapat dilakukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi dibantu oleh LPMP dalam pengkoordinasian, sehingga tidak membebani keuangan sekolah atau masyarakat. Pengembangan media ini berlokasi di UNDIKSHA dengan berkoordinasi dengan Dinas pendidikan dan LPMP Provinsi Bali.
1
Sosialisasi portal web komunitas guru online di kalangan staf Universitas Pendidikan Ganesha sudah dilakukan. Kegiatan ini dilakukan mengingat Universitas Pendidikan Ganesha memiliki misi utama dalam bidang kependidikan. Oleh karena itu, staf Universitas pendidikan Ganesha sangat penting mengetahui portal tersebut serta mampu memanfaatkan. Sebagai lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) Universitas Pendidikan Ganesha meruapakan mitra kerja yang sangat dekat bagi sekolahsekolah. Sekolah-sekolah sangat memerlukan inovasi-inovasi pembelajaran yang dihasilkan Universitas Pendidikan Ganesha.
Sebaliknya, Universitas Pendidikan
Ganesha Universitas Pendidikan Ganesha sangat perlu mengetahui perkembangan di sekolah untuk tahu perkembangan tuntutan pendidikan, agar bisa menyesuaikan kurikulum untuk mahasiswa calon guru. Pada kesempatan ini dilakukan pelatihan sekaligus sosialisasi portal web warung pembelajaran kepada para guru untuk membentuk komunitas guru online. Selain kepada para guru, portal web warung pembelajaran juga disosialisasikan kepada calon guru dan siswa. Harapannya, para guru dapat menempatkan informasi pembelajarn pada warung pembelajaran,
baik
berupa
rencana
pelaksanaan
pembelajaran
(RPP),
media
pembelajaran, instrument evaluaasi, modul, diktat, lembar kerja siswa, atau informasi pembelajaran yang lain. Para calon guru diharapkan dapat mengakses informasi tersebut sebagai bahan pertimbangan untuk mengembangkan bahan-bahan pembelajaran yang sejenis. Di lain sisi, para siswa diharapkan dapat mengakses bahan-bahan ajar dengan lebih bervariasi untuk dapat memahami materi dengan lebih baik.
2
1.2 Analisis Situasi Animo siswa untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran cukup tinggi. Kesempatan ini harus disikapi dengan baik untuk memberikan layan pembelajaran yang optimal kepada siswa. Hanya saja kesempatan guru untuk menyiapkan materi berbasis TIK amat bervariasi.Guru-guru dari sekolah tertentu yang sudah maju memiliki sumber pembelajaran berbasis TIK yang amat bervariasi dan baik. Sementara guru dari sekolah yang lain sangat minim sumber belajar berbasis TIK, bahkan masih banyak di antaranya yang belum punya sama sekali. Situasi seperti ini sangat baik bila difasilitasi dengan media online seperti warung pembelajaran. Warung pembelajaran online tersebut dapat memuat karya ilmiah para guru dalam wujud RPP, media pembelajaran, atau karya ilmiah lainnya. Warung pembelajaran tersebut dapat digunakan sebagai media pertukaran infomasi pembelajaran antar-para guru. Dengan demikian, warung pembelajaran online akan dapat membentuk musyawarah guru online yang dapat menembus batas ritangan jarak geografis dan waktu. Guru-guru dapat bertukar sumber pembelajarn lewat media tersebut. Di lain sisi, siswa dapat secara bebas mengakses sumber pembelajaran dari berbagai sekolah yang diunggah ke warung pembelajaran online. Kondisi seperti ini akan memacu peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan.
1.3 Identifikasi dan Perumusan Masalah Musyawarah guu yang sudah ada terkendala oleh jarak geografis dan waktu. Oleh karena itu, perlu dikembangkan sebuah media yang dapat memfasilitasi musyuawarah guru online, seperti warung pembelajaran online yang sudah dikembangkan oleh Program Pascasarnana Universitas Pendidikan Ganesha. Hanya saja, e-pembelajaran (e-learning) sebagai basis warung pembelajaran online di sekolah-sekolah belum berjalan optimal, termasuk di sekolah-sekolah yang berstatus RSBI. Kendalanya antara lain adalah keterbatasan materi pembelajaran (content) yang ada di situs web dan keterbatasan proses dan tagihan yang dimediasi e-pembelajaran. Banyak kalangan masih meragukan pelaksanaan e-pembelajaran, sehingga memunculkan banyak pertanyaan. Pertanyaan yang sering muncul dalam pemanfaatan e-pembelajaran (e-learning) di sekolah antara lain: 1) apakah e-pembelajaran mampu bertindak sebagai suplemen atau bahkan
3
komplemen pembelajarn reguler, 2) apakah e-pembelajaran mampu menjaga motivasi belajar siswa, dan 3) apakah e-pembelajaran dapat memberikan manfaat bagi guru ataukah
hanya
menambah
beban
guru.
Pertanyaan-pertanyaan
di
atas
yang
mengindikasikan adanya keraguan untuk menerapkan e-pembelajaran di sekolah perlu segera ditanggapi. Apabila tidak ditanggapi, maka kondisi akan semakin berkembang yang dapat menimbulkan sikap apatis terhadap e-pembelajaran, yang berakibat pada keterlambatan perkembangan e-pembelajaran. Kondisi tersebut sekaligus menghambat pertumbuhan keterlibatan guru pada masyarakat online, seperti musyawarah guru online. Oleh karena itu, perlu diselenggarakan pelatihan pemanfaatan warung pembelajaran online dalam upaya pembentukan musyawarah guru online. Masalah yang harus dijawab adalah: 1) apakah pelatihan pemanfaatan warung pembelajaran online mampu membentuk musyawarah guru online, dan 2) apakah warung pembelajaran online mampu bertindak sebagai media pertukaran informasi pembelajaran yang efektif.
1.4 Tujuan Kegiatan Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah sebagai berikut. 1. Meningkatkan kemampuan para guru untuk memanfatkan warung pembelajarn online, mencakup penyiapan dan pelaksanaan e-pembelajaran dalam upaya meningkatkan kualitas layanan pendidikan. 2. Mempercepat pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pembelajaran. 3. Meningkatkan penguasaan TIK di kalangan masyarakat, khususnya guru untuk pembelajaran. 4. Menyediakan pembelajaran alternatif dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, khususnya internet.
1.5 Manfaat Kegiatan Manfaat yang diharapkan dari pengabdian masyarakat ini adalah adalah sebagai berikut.
4
1. Adanya peningkatan layanan warung pembelajaran untuk melayani para guru dan siswa untuk kebutuhan sumber pembelajaran. 2. Adanya peningkatan kinerja portal e-pembelajaran UNDIKSHA, khususnya untuk pengabdian kepada masyarakat, lebih khusus lagi pengabdian kepada masyarakat di bidang pendidikan. 3. Adanya peningkatan kemampuan para guru untuk memanfatkan epembelajaran, mencakup penyiapan dan pelaksanaan e-pembelajaran dalam upaya meningkatkan kualitas layanan pendidikan. 4. Adanya percepatan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pembelajaran. 5. Adanya peningkatan penguasaan TIK di kalangan masyarakat, khususnya guru untuk pembelajaran. 6. Adanya pembelajaran alternatif dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, khususnya internet. 7. Terwujudnya masyarakat informasi di kalangan sekolah atau paling tidak di kalangan guru dan siswa.
1.6 Khalayak Sasaran Strategis Khalayak yang menjadi sasaran strategis pengabdian kepada masyarakat ini adalah guru-guru dari berbagai jenjang pendidikan, seperti SD, SMP, SMA, dan SMK, baik negeri maupun swasta.
5
BAB II STUDI PUSTAKA
2.1 Komunitas Guru Online Komunitas belajar on-line adalah kelompok belajar yang didasari oleh komitmen dan kepentingan bersama untuk belajar secara kolaboratif dengan difasilitasi lingkungan belajar maya (Ke & Hoadley, 2009). Pembelajaran on-line terjadi pada lingkungan maya (virtual) memanfaatkan fasilitas jaringan komputer (internet), sehingga terlepas dari komunikasi tatap muka. Karakteristik komunikasi bermedia komputer seperti bebas konteks, bebas konvensi sosial sangat memacu terjadinya komunikasi yang lebih bermakna, apalagi bagi siswa yang memiliki gangguan komunikasi tatap muka. Sofos & Kostas (2009) menemukan bahwa proses keterlibatan dalam komunitas on-line secara praktis telah mampu meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola web pembelajaran, sehingga memenuhi kriteria web pembelajaran standar. Sebelumnya, Sofos & Kostas (2009) menemukan sangat sedikit web pembelajaran yang dapat memenuhi kriteria fungsional, edukasional, dan didaktikal. Hal ini terjadi karena guru hanya memahami web sebagai media pembelajaran, sehingga guru belum mengintegrasikan web pada pembelajaran di kelas, melainkan memanfaatkannya secara sporadis. Selain itu, guru lebih menekankan pada isi bahan ajar dan relevansinya dengan program pembelajaran, sehingga kurang memperhatikan aspek lain seperti fleksibilitas penampilan, ergonomi, atau variabilitas modus pembelajaran. Situs web komunitas guru online memberi peluang kepada siswa untuk dapat mengakses materi dari berbagai situs secara simultan, baik berupa teks, audio, atau video.
6
Siswa dapat berinetraksi dengan guru dan siswa dari berbagai cara. Siswa dapat secara mandiri mengatur pembelajarannya dan guru dapat meningkatkan kemampuannya untuk mengelola pembelajaran melalui kolaborasi dengan koleganya. Beberapa siswa berpengalaman mengungkapkan kesulitan belajarnya dan bahkan mengajukan pertanyaan kepada kolega dari sekolah lain yang belum pernah mereka kenal. Jadi siswa memiliki kesempatan untuk mengakses materi dari lingkungan yang lain, bukan hanya dari lingkungan lokal mereka untuk memperluas wawasan. Dengan demikian siswa dapat belajar dengan nyaman serta berkomunikasi dengan lugas dengan siswa lainnya dan dengan guru secara online. Komunitaas guru online berada dalam bingkai e-pembelajaran. E-pembelajaran merupakan terjemahan dari istilah e-pembelajaran. Kementerian Pendidikan Nasional sudah menggunakan istilah e-pembelajaran, antara lain dalam rencana strategisnya. Ada beberapa istilah lain yang umum digunakan untuk mengganti istilah e-pembelajaran, seperti pembelajaran berbasis komputer atau pembelajaran berbasis TIK. Ada pula pihak yang memaknai e-pembelajaran sebagai pembelajaran berbasis web karena materi pembelajaran didesain dalam wujud situs web dan ditempatkan di internet atau intranet. Onno W. Purbo (2002) menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam e-pembelajaran digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet. Namun di lapangan, materi pembelajaran yang disebarkan melalui CD, DVD atau flash disk juga dikategorikan e-pembelajaran. Dalam penelitian ini, e-pembelajaran dimaknai sebagai pembelajaran yang memanfaatkan media internet. Materi pembelajaran disajikan dalam
7
wujud web pembelajaran dinamik dan komunikasi pembelajaran dilakukan melalui surat elektronik (e-mail) dan chatting. Web pembelajaran yang sering disebut modul bebrbasis web dikategoirikan sebagai model e-pembelajaran buatan guru karena memberi peluang kepada guru untuk mengembangkan sendiri bahan ajar dan menempatkannya pada portal. Bahan ajar yang dikembangkan guru menjadi kecenderungan e-pembelajaran saat ini karena bahan ajar yang dikembangkan guru lebih akurat dan lebih menarik daripada bahan ajar yang dikembangkan secara klinis oleh para ahli (Auvinen, 2009). Guru dan siswa tidak hanya menjadi pemakai e-pembelajaran, namun sekaligus sebagai pencipta dan pengembang bahan e-pembelajaran. Web pembelajaran dapat digunakan ulang (reusable), sehingga amat menguntungkan karena proses pembuatan desain pembelajaran pada beberapa bagian hanya terjadi sekali saja. Penggunaan ulang desain pembelajaran dapat diartikan sebagai penggunaan secara keseluruhan atau penggantian dokumen, baik lingkungan belajar, aktivitas, peran atau metode (Diana & Mohan, 2009). Web pembelajaran disusun dari hiperteks, yaitu teks yang disusun dalam potongan-potongan teks sebagai titik (node), serta hubungan-hubungan antar potonganpotongan teks tersebut (McKnight dkk., 1988). Jonassen (1988) menambahkan bahwa hiperteks adalah fasilitas komputer yang memungkinkan teks dan grafik dapat diakses dengan urutan yang sepenuhnya diatur oleh pemakai. Hiperteks merupakan teks yang tidak berurutan dalam rangkaian titik-titik, yang memberi peluang kepada pemakai untuk mengeksplorasi teks dengan urutan yang sesuai dengan kepentingannya. Sejalan dengan perkembangan teknologi browser, hiperteks saat ini sudah mampu mengkoneksikan teks, gambar, diagram, grafik, animasi, atau video. Oleh karena itu, modul hiperteks sudah
8
mampu mengkoneksikan informasi yang tersusun dengan teks disertai ilustrasi gambar, diagram, grafik, animasi atau bahkan video. Akibatnya, modul hiperteks mampu meningkatkan pemahaman peserta didik akan materi pembelajaran. Agar mampu mengasimilasikan bahan ajar dalam e-pembelajaran, siswa mengembangkan serangkaian proses psikologis, seperti persepsi, perhatian, pemahaman, motivasi, memori, dan pikiran. Oleh karena itu, dalam e-pembelajaran perlu dikembangkan situasi belajar yang efektif dengan mengembangkan desain pembelajaran yang efektif mulai dari merumuskan tujuan pembelajaran sampai dengan menyusun assesmen pembelajaran untuk membantu kenyamanan belajar siswa. Sebagai desain pembelajaran digital, ada beberapa elemen disain yang harus dipenuhi oleh epembelajaran, baik disain visual maupun disain pedagogis, seperti pengaturan halaman, sistematika materi, ilustrasi, dan pewarnaan. Secara pedagogis, beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam desain pembelajaran digital adalah sebagai berikut. 1) Secara simultan diikuti dengan pengembangankompetensi dan transmisi pengetahuan. 2) Mampu memfasilitasi struktur materi yang independen, baik untuk pembelajaran terstruktur maupun pembelejaran tidak terstruktur. 3) Mampu mengantisipasi perkembangan strategi berpikir yang efektif. 4) Mampu mengantisipasi tingkat perkembangan mental yang bervariasi (Istrate, 2009). Kesinambungan materi dalam wujud teks, grafik, namimasi, atau video membantu terbentuknya koneksi antarkonsep untuk membentuk konsep baru. Dalam pembelajaran kontruktivis, kemampuan untuk membuat pengetahuan baru yang dapat diakses dan diperbaharui menjadi komponen yang amat penting. Selanjutnya, kemampuan untuk membuat sintesa dan membangun koneksi merupakan kemampuan yang amat diperlukan
9
dalam zaman teknologi informasi. Proses belajar seperti itu disebut connect learning (Steiner & Ehlers, 2010). Salah satu media yang efektif digunakan untuk memfasilitasi connet learning adalah web pembelajaran. Steiner & Ehlers (2010) menjelaskan bahwa, connect learning berbasis konektivisme, konstruktivisme, dan pendekatan pembelajaran situasional lebih pada mengkonsolidasikan konsep yang dapat membantu memenuhi kebutuhan belajar pada skenario pembelajaran baru terorganisir, berorientasi pada pebelajar, komunikatif, serta bersifat sosial, emosional, dan situasional. Koneksi hiperteks dengan video lebih menggairahkan perkembangan epembelajaran. Ilustrasi melalui animasi sangat membantu mengkonkritkan konsepkonsep yang abstrak. Video mampu menampilkan kejadian yang sebenarnya, sehingga sangat membantu menciptakan proses pembelajaran kontekstual dan situasional. Visualisasi, kontekstualisasi, dan situasionalisasi dalam pembelajaran sangat membantu meningkatkan hasil belajar. Kurz, Batarelo & Middleton (2009) menemukan bahwa pembelajaran lewat video dapat membantu calon mahasiswa keguruan untuk memperoleh gambaran tentang kebutuhan belajar sebagai calon guru saat mereka belajar di perguruan tinggi. Pengalaman pembelajaran melalui video menjadikan calon mahasiswa keguruan memiliki solusi pragmatik untuk mengelola pembelejaran. Mereka memiliki pemahaman tentang membuat persiapan pembelajaran, mengakomodasi karakteristik siswa
yang
sangat beragam, dan membimbing siswa. Ada beberapa keuntungan lain yang dapat diperoleh dari e-pembelajaran, apalagi modul tersebut diproduksi oleh guru. 1) Pembelajaran dapat terjadi setiap waktu dan di mana saja, tidak mesti di dalam kelas dan tidak tergantung pada konteks. 2) Pebelajar turut serta dalam pengorganisasian pembelajaran. 3) Belajar menjadi aktivitas sepanjang
10
hayat dalam beberapa episode dan tidak hanya terkait dengan institusi pendidikan. 4) Pembelajaran terjadi dalam komunitas belajar, yang mana pebelajar belajar secara formal namun identik dengan belajar secara informal. 5) Belajar dapat terjadi secara informal dan non-formal, di rumah, di tempat kerja, di tempat liburan, dan tidak lagi terikat pada guru atau institusi pendidikan. Ada beberapa paket yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mengembangkan bahan ajar e-pembelajaran, antara lain blogs. Kondisi di atas membuka peluang kepada siswa untuk belajar dari berbagai sumber. Aaron & Chigubu (2006) menyarankan bahwa siswa harus dibelajarkan dalam situasi yang aktif dan menyenangkan untuk mendapatkan ketrampilan untuk unggul dengan cara menyiapkan mereka sumber-sumber belajar yang tepat.
Lebih lanjut, penelitian
Anderson (2006) tentang e-pembelajaran menemukan bahwa siswa belajar dengan nyaman dengan berkomunikasi satu sama lain secara on-line.
2.2 Komunikasi Pembelajaran Online Perkembangan teknologi memberikan imbas yang besar terhadap perkembangan media komunikasi. Apabila sebelumnya yang tergolong media massa hanya
radio,
televisi, atau surat kabar maka belakangan media massa sudah mencakup jaringan komputer (computer network). Sejak itu dikenal istilah komunikasi bermedia komputer, yang diartikan sebagai bermacam teknik yang memungkinkan manusia berkomunikasi melalui jaringan komputer (Romizowsky, 1996). Perkembangan layanan komunikasi berbasis komputer terjadi sejalan dengan perkembangan teknologi jaringan komputer, yaitu dua atau lebih komputer yang saling dihubungkan sehingga membentuk jaringan (Markwood, 1994). Bila komputer-komputer itu ada dalam satu bangunan atau berjarak
11
cukup dekat, sehingga terhubung secara permanen maka disebut jaringan komputer lokal (local area network); sedangkan bila komputer-komputer itu berjarak jauh dan diperlukan saluran telpon atau saluran radio untuk menghubungkannya maka disebut jaringan komputer luas (wide-area network). Keberadaan fasilitas komunikasi bermedia komputer di dunia pendidikan sudah cukup lama, tetapi pada awalnya masih terbatas pada penggunaan untuk sarana komunikasi antar para peneliti dalam bentuk pertukaran informasi berwujud teks. Perkembangan layanan komunikasi bermedia komputer berkembang pesat sejalan dengan perkembangan komputer menjadi hypermedia, yaitu jaringan komputer yang tidak hanya mampu menyajikan teks tetapi sudah mampu menyajikan berbagai informasi melalui berbagai media komunikasi, seperti suara, gambar, grafik, dan video (McKnight, cs, 1996). Perkembangan layanan tersebut membuat komunikasi berbasis komputer menjadi semakin populer. Belakangan ini komunikasi pembelajaran berbasis komputer sudah amat populer dengan memanfaatkan e-mail, facebook, dan situs web yang khusus menyajikan informasi pendidikan. Oleh karena itu, istilah e-learning yang diterjemahkan menjadi e-pembelajaran sudah sangat populer di kalangan masyarakat. Mengacu pada deskripsi tentang media komunikasi, berkenaan dengan penelitian yang akan dilakukan, media komunikasi yang digunakan adalah jaringan komputer (internet), yang selanjutnya disebut komunikasi bermedia komputer on-line. Dalam komunikasi on-line, fasilitas komunikasi yang dimanfaatkan adalah situs web (website), electronic mail (e-mail), chatting, dan facebook. Selain itu, pada penelitian ini juga digunakan fasilitas komunikasi melalui short message systems (sms) dengan menambahkan sms gateway. Dengan demikian, selama proses komunikasi tidak ada
12
peluang bagi komunikator dan komunikan untuk melakukan kontak langsung karena mereka berada pada jarak yang cukup jauh. Moore & Taylor (1996) berpendapat bahwa komunikasi bermedia komputer bisa mendorong pertukaran ide, meningkatkan partisipasi, meningkatkan keinginan untuk mencoba, dan meningkatkan kerjasama. Cristine Steeples (1996) menambahkan bahwa komunikasi bermedia komputer dalam pembelajaran dapat meingkatkan fleksibilitas dalam kegiatan saling bertukar informasi.
2.3 Komunitas Guru Online untuk Pemerataan dan Peningkatan Mutu Pendidikan Komunitas guru online diimplementasikan dalam upaya mengintegrasikan teknologi informasi sebagai media pembelajaran dengan inovasi di bidang desain instruksional. Teknologi yang amat canggih sekalipun tidak dapat memberikan hasil yang optimal dalam pembelajaran apabila tidak diintegrasikan dengan inovasi-inovasi dalam bidang pembelajaran. Light(2010) menganjurkan bahwa perubahan dalam bidang pembelajaran harus dilakukan di kelas sambil membenahi infrastruktur karena alat bantu berupa teknologi baru tidak cukup jika tidak didukung inovasi pembelajaran yang profesional dari guru. Komunitas guru online membuka peluang kerja sama (kolaborasi) antar-guru (khususnya guru-guru dalam bidang studi yang sama) untuk saling bertukar informasi dan saling mengisi kekurangan. Dengan demikian akan terjadi fertilisasi silang atau saling pembelajaran antar-guru untuk meningkatkan kemampuan, wawasan, dan profesionalisme. Di lain pihak, siswa dapat mengakses materi pembelajaran dari berbagai sumber yang tersedia pada situs web komunitas guru online untuk memperkaya wawasan serta meningkatkan kemampuan mereka. Keuntungan juga dapat diperoleh oleh para mahasiswa calon guru karena mereka menimba pengalaman dalam merencanakan
13
pembelajaran dari materi yang tersaji di situs web komunitas guru online. Apalagi hasil penelitian menunjukkan bahwa calon guru sekarang cenderung lebih banyak memanfaatkan teknologi dalam pembelajarannya (Bhukuvhani dkk, 2010). Komunitas guru online sekaligus melatih guru, calon guru, dan siswa untuk lebih memahami teknologi informasi yang lebih baru serta lebih banyak memanfaatkan teknologi informasi tersebut dalam pembelajaran. Hal ini untuk menghindari ketertinggalan para guru, calon guru, dan siswa dari perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi. Realitas menunjukkan bahwab teknologi informasi di luar sekolah berkembang lebih cepat (Mabry, Radlick & Doane, 2010). Apabila tidak diantisipasi, maka para guru, calon guru, dan siswa akan semakin jauh tertinggal dari perkembangan teknologi
informasi.
Kenyataan
lain
menunjukkan
bahwa
isu
utama
untuk
mengintegrasikan teknologi ke dalam pembalajaran adalah akses ke teknologi dan kendala memanfaatkan teknologi tersebut (Kotrlik & Redmann, 2009). Oleh karena itu, disarankan agar guru yang akan menyelenggarakan pembelajaran di kelas lebih banyak dibantu dalam pemanfaatan teknologi informasi.
Salah satu caranya adalah dengan
melibatkan para guru pada komunitas guru online. Uraian di atas menampakkan bahwa situs web komunitas guru membuka peluang terjadinya kondisi fertilisasi silang atau saling pembelajaran antar-guru. Masing-masing guru
memiliki
peluang
untuk
memanfaatkan,
mengkaji,
mengkritisi
atau
menyempurnakan sumber pembelajaran guru lain secara online. Kondisi seperti ini dapat meningkatkan kualitas sumber pembelajaran yang tersedia di web. Siswa di lain sisi dapat mengakses sumber pembelajaran dari banyak guru yang sudah barang tentu amat bervariasi dari teknik penyajian maupun tingkat kesukaran, tanpa terkendala waktu dan
14
jarak geografis. Kondisi seperti ini sangat membuka peluang pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan. Calon guru juga dapat lebih awal mempersiapkan diri menjadi guru yang profesional dengan menimba pengalaman dari mengakses materi yang ada di web. Hasil yang tidak kalah pentingnya dari situs web komunitas guru online adalah mendekatkan guru, calon guru, dan siswa dari perkembangan teknologi informasi. Muara akhir dari semua kondisi di atas adalah pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan, serta perluasan akses pendidikan. Dengan demikian, ketimpangan mutu pendidikan yang terjadi selama ini dapat dikendalikan. Semua itu akan memberi kontribusi
dalam
percepatan pembangunan di segala bidang untuk mensejahterakan kehidupan bangsa.
15
BAB III METODE PELAKSANAAN
3.1 Kerangka Pemecahan Masalah Kerangka pemecahan masalah yang dicoba ditawarkan adalah pelaksanaan pelatihan kepada para guru untuk membentuk komunitas guru online dengan memanfaatkan warung pembelajaran yang dimiliki UNDIKSHA. Harapannya, para guru mampu menyiapkan dan melaksanakan e-pembelajaran, serta selanjutnya bersedia memanfaatkan e-pembelajaran dengan berbagai fasilitas yang dimiliki. Pada saatnya nanti diharapkan terbentuk komunitas belajar on-line untuk semua bidang studi. Media yang digunakan adalah portal e-pembelajaran UNDIKSHA yang sudah dilengkapi dengan program layanan warung pembelajaran. Program layanan warung pembelajaran diharapkan mampu bertindak sebagai salah satu media pengabdian kepada masyarakat oleh UNDIKSHA.
3.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan pelatihan dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut. 1) Para guru yang menjadi subyek pengabdian dikumpulkan di Laboratorium Komputer Program Pascasarjana UNDIKSHA yang sudah memiliki akses internet cukup memadai. 2) Para guru diberi pengarahan untuk memanfaatkan fasilitas warung pembelajaran pada portal e-learning UNDIKSHA.
16
3) Para guru dibimbing untuk mengembangkan isi pembelajaran untuk dipasang pada warung pembelajaran pada portal e-learning UNDIKSHA. 4) Para guru dibimbing untuk saling bertukar informasi pembelajaran dan memanfaatkan sumber pembelajaran lain, agar terbentuk komunitas belajar dan pembelajaran on-line.
3.3 Keterkaitan Para guru di lapangan sangat memerlukan layanan e-pembelajaran untuk membantu mereka mengembangkan materi e-pembelajaran, serta mampu saling bertukar informasi pembelajaran. Tim pelaksana pengabdian kepada masyarakat ini memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman yang memadai di bidang e-pembelajaran. Semua anggota tim pernah terlibat dalam beberapa penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terkait dengan e-pembelajaran. Oleh karena itu, pengambdian kepada masyarakat ini mencapai sasaran yang ditetapkan.
3.4 Metode Evaluasi Evaluasi dilakukan dengan mengamati kinerja para peserta. Indikator pencapaian yang ditetapkan adalah, bahwa pengabdian dinyatakan berhasil apabila masing-masing peserta sudah memiliki minimal satu paket materi pembelajaran yang terpasang di warung pembelajaran dan setiap peserta mampu memanfaatkan materi yang dikembangkan peserta lain.
17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pelatihan pembentukan komunitas guru online dengan memanfaatkan portal web warung pembelajaran yang berlangsung selama dua hari mampu menghasilkan ketrampilan di kalangan guru untuk mengunggah, mengakses, dan mengunduh media pembelajaran dari web warung pembelajaran. Kondisi peserta yang amat beragam dalam hal penguasaan TIK memberi keuntungan, yakni terjadinya subsidi silang pengetahuan di kalangan peserta. Pada akhir pelatihan semua peserta sudah mengunggah media ke web dan semua peserta sudah mampu mengakses atau mengunduh media dari web. Hanya saja, tidak semua media yang terunggah merupakan media buatan guru itu sendiri. Beberapa guru mengunggah media yang diambil dari sumber lain, bukan buatan mereka sendiri. Akan tetapi harus diakui bahwa beberapa guru sudah mampu memproduksi media, ada yang masih sederhana, namun ada juga yang sudah baik. Secara rinci hasil pelatihan adalah sebagai berikut. 1. Portal web warung pembelajaran sudah cukup layak untuk digunakan sebagai media komunitas guru online. Media tersebut mampu memfasilitasi edia pertukaran informasi dalam wujud video, gambar, atau dokumen. Proses mengunggah video, gaambar atau dokumen dapat dilakukan dengan mudah, tidak rumit dan tidak terlalu teknis, sehingga dapat dilakukan oleh semua guru dan tidak perlu dilakukan pelatihan khusus kepada mereka.
18
2. Komunitas guru online sangat membantu guru dalam bertukar informasi pembelajaran. Guru-guru dari sekolah yang belum maju dapat mengunduh informasi pembelajaran dari guru-guru di sekolah yang lebih maju. Dengan demikian, portal web komunitas guru terbaik dapat memfasilitasi fertilisasi silang antar-guru. 3. Komunitas
guru
online
memberi
peluang
kepada
para
guru
untuk
memperkenalkan hasil karya ilmiahnya kepada guru lain dan masyarakat umum. Selain meningkatkan kebermanfaatan, pola ini juga membantu menghindarkan kegiatan plagiasi. 4. Komunitas guru online membantu siswa untuk mendapatkan informasi pembelajaran, apalagi jika infomasi pembelajaran yang tersaji sudah bervariasi. Siswa yang ingin melakukan pengayaan atau belajar mendahului jadwal di sekolah akan terfasilitasi dengan baik oleh media ini.
4.2 Pembahasan Komunitas guru on-line telah diimplementasikan melalui portal web warung pembelajaran. Beberapa layanan yang disediakan adalah pertukaran video, pertukaran gambar, pertukaran dokumen, dan media komunikasi untuk saling memberikan komentar. Para guru yang menjadi anggota komunitas guru online dapat menempatkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), media pembelajaran, instrumen evaluasi, buku, modul, artikel, laporan penelitian, dan karya ilmiah lainnya yang dapat menunjang pelaksanaan pembelajaran. Para guru anggota komunitas secara bebas dapat saling mengakses sumber-sumber dan bahan-bahan pembelajaran tersebut. Para guru anggota komunitas
19
benar-benar dapat bertukar informasi untuk saling melengkapi pengetahuan masingmasing. Situs web komunitas guru online juga dilengkapi fasilitas komunikasi yang lain, seperti e-mail dan short message systems (sms). Dengan demikian, komunitas guru online dapat menjadi perpanjangan tangan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) untuk menjangkau guru-guru di lain daerah yang memiliki jarak geografis yang cukup jauh. Siswa dari berbagai daerah juga dapat secara bebas mengakses sumber-sumber dan bahan-bahan pembelajaran tersebut. Kondisi seperti ini diharapkan dapat menjamin pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan. Para guru berpendapat bahwa portal web cukup mudah untuk dioperasikan, sehingga tidak diperlukan keahlian khusus untuk mengoperasikannya. Petunjuk pemakaian portal web sudah dipandang cukup lengkap dan respon kepada pemakai juga sudah cukup lengkap, sehingga portal dipandang cukup ramah. Portal dinilai amat berguna dalam pertukaran informasi pembelajaran dan semakin banyak media yang terunggah semakin tinggi pula kebergunaan portal web. Proses pertukaran data atau informasi dinilai cukup mudah dilakukan. Hanya saja untuk pertukaran data masih menimbulkan pertanyaan dari beberapa guru karena dianggap rancu. Namun dengan penjelasan yang diberikan, para peserta menjadi memahami maksud pertukaran data dan bersedia mencoba. Beberapa masukan yang disampaikan para peserta guru antara lain: 1) perlu ada sistem pengamanan dari proses penjiplakan, 2) perlu ada regulasi pemanfaatan portal web, dan 3) perlu sosialisasi bertahap mulai pembuatan sampai pengunggahan media. Karakteristik portal web yang mampu melewati batas waktu dan tempat diharapkan dapat membantu guru dan siswa untuk dapat mengakses materi pembelajaran
20
dari sekolah lain, baik dalam satu wilayah maupun di luar wilayahnya. Guru dan siswa dari sekolah yang belum maju dapat mengakses informasi pembelajaran dari sekolahsekolah lain yang sudah lebih maju. Guru dan siswa dari sekolah-sekolah yang sudah tergolong maju dapat saling bertukar informasi pembelajaran untuk saling memacu diri. Dengan demikian, guru dan siswa diharapkan dapat menciptakan komunitas on-line dalam belajar demi tercapainya peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan. Komunitas guru on-line yang diutamakan adalah komunitas guru bidang studi, sehingga dapat menjadi perpanjangan tangan dari MGMP terbatas untuk memfasilitasi komunikasi guru mata pelajaran lintas kabupaten/kota dan lintas provinsi. Komunitas guru on-line mampu menciptakan organisasi guru, utamanya guru mata pelajaran. Layanan utama yang diharapkan dari media ini adalah pertukaran informasi pembelajaran untuk peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan. Layanan lain yang bisa diperoleh adalah publikasi karya ilmiah guru. Dengan demikian, karyakarya ilmiah guru yang sebetulnya sangat banyak dan banyak diantaranya sangat bermanfaat dapat dipublikasikan untuk dapat dimanfaatkan pihak lain yang memerlukan. Keuntungan yang tidak kalah pentingnya, melalui publikasi seperti ini hasil karya guru diharapkan dapat memperoleh pengakuan serta terlindungi dari tindakan kejahatan ilmiah. Dinas pendidikan dan LPMP dapat bekerjasama di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengelola media tersebut. Akibatnya, melalui media komunitas guru on-line karya ilmiah para guru dapat dinikmati pihak lain (baik sesama guru maupun bukan guru), terhindar dari kejahatan ilmiah, dan sekaligus memberi pendidikan kepada berbagai pihak untuk menghargai karya orang lain.
21
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan Pelatihan pembentukan komunitas guru on-line dengan memanfaatkan portal web warung pembelajaran telah berhasil mengimplementasikan komunitas guru online walau masih terbatas. Media komunitas guru on-line dapat bertindak sebagai media yang memfasilitasi terjadinya subsidi silang informasi pembelajaran, baik antarguru, antarsiswa, maupun antara guru dan siswa. Karakteristik portal web yang mampu melewati batas waktu dan tempat
dapat membantu guru dan siswa untuk dapat
mengakses materi pembelajaran dari sekolah lain, baik dalam satu wilayah maupun di luar wilayahnya. Guru dan siswa yang belum maju dapat mengakses informasi pembelajaran dari sekolah-sekolah lain yang sudah maju. Guru dan siswa dari sekolahsekolah yang sudah tergolong maju dapat saling bertukar informasi pembelajaran untuk saling memacu diri. Dengan demikian, guru dan siswa dapat menciptakan komunitas online dalam belajar demi tercapainya peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan. Komunitas guru on-line yang diutamakan adalah komunitas guru bidang studi, sehingga dapat menjadi perpanjangan tangan dari MGMP agar bisa linta kabupaten/kota atau bahkan lintas provinsi. Sampai saat ini aktivitas MGMP masinh terbatas untuk memfasilitasi komunikasi guru mata pelajaran di lingkungan kabupaten/kota.
Hasil
pelatihan secara rinci adalah sebagai berikut. 1) Portal web komunitas guru online sudah cukup layak untuk digunakan sebagai media pertukaran informasi dalam wujud video, gambar, atau dokumen. Proses mengunggah video, gaambar atau dokumen dapat
22
dilakukan dengan mudah, tidak rumit dan tidak terlalu teknis, sehingga dapat dilakukan oleh semua guru dan tidak perlu dilakukan pelatihan khusus kepada mereka. 2) Portal web komunitas guru online sangat membantu guru dalam bertukar informasi pembelajaran. Guru-guru dari sekolah yang belum maju dapat mengunduh informasi pembelajaran dari guru-guru di sekolah yang lebih maju. Dengan demikian, portal web komunitas guru terbaik dapat memfasilitasi fertilisasi silang antar-guru. 3) Portal web komunitas guru online memberi peluang kepada para guru untuk memperkenalkan hasil karya ilmiahnya kepada guru lain dan masyarakat umum. Selain meningkatkan kebermanfaatan, pola ini juga membantu menghindarkan kegiatan plagiasi. 4) Portal web komunitas guru online membantu siswa untuk mendapatkan informasi pembelajaran, apalagi jika infomasi pembelajaran yang tersaji sudah bervariasi. Siswa yang ingin melakukan pengayaan atau belajar mendahului jadwal di sekolah akan terfasilitasi dengan baik oleh media ini.
5.2 Saran Portal web komunitas guru online masih memiiki kelemahan. Pihak-pihak yang kurang peduli dengan pembinaan anak-anak bangsa melalui pendidikan masih memiliki peluang untuk menempatkan media yang tidak terkait dengan peningkatan upaya peningkatan mutu pendidikan, bahkan dapat saja mengganggu upaya peningkatan mutu pendidikan. Oleh karena itu, kepada semua pihak disarankan untuk memanfaatkan portal web ini untuk kepentingan yang positif, yakni peningkatan mutu pendidikan. Materi atau media yang diunggah hanyalah materi atau media yang bermanfaat untuk peningkatan mutu pendidikan. Sebaliknya, semua pihak diminta untuk menghindarkan pengunggahan
23
materi atau media yang tidak bermanfaat untuk pendidikan atau apalagi mengunggah materi atau media yang dapat merugikan dunia pendidikan. Portal web komunitas guru online masih terbuka untuk dikembangkan, baik secara teknis maupun ide. Untuk itu, kepada semua pihak yang berminat disarankan untuk bersama-sama mengembangkan portal web tersebut demi upaya peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan. Hasil akhir yang diharapkan bersama adalah kesejahteraan masyarakat yang terjadi dari
peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan yang
selanjutnya dapat membawa bangsa ini sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
24
DAFTAR PUSTAKA
Aaoron, Ashley & Mercy Tsiwo-Chigubu, Present Day Students a.k.a Victims of Standardized Testing, National Forum of Teacher Educational Journal- Aaoron, Ashley & Mercy Tsiwo-Chigubu, Present Day Students a.k.a Victims of Standardized Testing, National Forum of Teacher Educational JournalElectronic, Volume 16, Number 3, 2006 Andersson, Aneka, Seven Major Challenges for e-learning in Developing Countries, Education Journal of Education and Development Using ICT, Volume 2, Number 4, 2006, ISBN 1814-0556 Bhukuvhani, Crispen dkk., 2010, Pre-service Teachers’ use of improvised and virtual laboratory experimentation in Science teaching, International Journal of Education and Development using Information and Communication Technology (IJEDICT), 2010, Vol. 6, Issue 4, pp.27-38. Istrate, Olimpus, 2009, Visual and Pedagogical Design of eLearning Content, eLearning Papers, www.elearningpapers.eu, No 17, December 2009, ISSN 1887-1542 Jonassen, David. H., Instructional Design For Microcomputer Courseware, New York: Lawrence Erlbaum Associates Publisher, 1988 Ke, Fengfeng & Christopher Hoadley, Evaluating Online Community Learning, Education Tech Research Dev (2009) 57:487-491 DOI 10.1007/s11423-0099120-2. Published online 28 February 2009 by Association for Educational Communications and Technology (2009). Kotrlik, Joe W. & Donna H. Redmann, 2009, Technology Adoption for Use in Instruction by Secondary Technology Education Teachers, Journal of Technology Education Vol. 21 No. 1, Fall 2009 Kurz, Terry L., Ivana Batarello & James A. Middleton, Examining Elementary Preservice Teacher’ Perspectives Concerning Curriculum Themes for Video Case Integration, Education Tech Research Dev (2009) 57:461-485 DOI 10.1007/s11423-009-9111-4. Published online 28 February 2009 by Association for Educational Communications and Technology (2009).
25
Light, Daniel, 2010, Multiple factors supporting the transition to ICT-rich Learning environments in India, Turkey, and Chile, International Journal of Education and Development using Information and Communication Technology(IJEDICT), 2010, Vol. 6, Issue 4, pp.39-51. 14(1), 19-28. Mabry, Joette Stefl, Michael Radlick & William Doane, 2010, Can You Hear Me Now? Student voice: High school & middle school students’ perceptions of teachers, ICT and learning, International Journal of Education and Development using Information and Communication Technology (IJEDICT), 2010, Vol. 6, Issue 4, pp.64-82. Markwood, Richard A., 1994, “Computer Tools for Distance Education”, Distance Education Strategies and Tools, ed. Barry Willis, Englewood Cliffs, NJ: Educational Technology Publications McKnight, Cliff dkk., 1988, “User-Centered Design of Hypertext/Hypermedia for education”, Educational Communications and Technology, ed. David H. Jonassen, London: Prentice Hall International Moore, David M. & C. David Taylor, 1996, Student Participation, Interaction, and Regulation in A Computer Mediated Communication Environment, Journal of Computing research, Vol. 14(3) Ragbir, Diana & Permanand Mohan, Creating Reusable Lesson Plans for E-learning using the IMS Learning Design Specification, Education Journal of Education and Development Using ICT, Volume 5, Number 4, 2009, ISBN 1814-0556 Romiszowski, A.J., 1994, Producing Instructional Systems. London: Kogan Page Sofos, Alivisos & Appostolos Kostas, 2009, Pedagogically-Oriented Evaluation Criteria for Web Resources, eLearning Papers, www.elearningpapers.eu, No 17, December 2009, ISSN 1887-1542
26
LAMPIRAN-LAMPIRAN: Lampiran 1: Panduan Pengoperasian Warung Media Pengoperasian portal web warung media dapat dilakukan melalui langkah-langkah berikut ini. 1. Masuk ke Web Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha dengan alamat: http://pasca.undiksha.ac.id. Setelah muncul web Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha pilih Warung Media seperti tampak pada gambar di bawah ini.
Setelah menu Warung Media dipilih akan muncul tampilan seperti di bawah ini.
2. Pilih Menu Register untuk Menjadi Member
27
Masukkan Email address, Username, Password dan Retype new password pada bagian Register New Account seperti gambar di bawah, setelah semua data-data dimasukkan klik tombol . Proses pendaftaran sebagai member sudah selesai, user dapat digunakan jika sudah mendapatkan persetujuan dari administrator.
28
3. Upload Media Upload media dapat dilakukan dengan mengikuti petunjuk seperti tampak pada gambar di bawah ini.
29
Lampiran 2: Rekaman Kegiatan
30
31
32