DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014 Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr
PEKSANAAN ASAS PROPORSIONALITAS DALAM PEMBENTUKAN PERJANJIAN WARALABA VIDEO EZY DI JAKARTA Jessica Amelinda*, Ery Agus Priyono, Budiharto Hukum Perdata ABSTRACT
Franchising is one of the alternative options to develop business rapidly because it is issuing capital, which is cheaper than expand the business with their own capital, but sometimes conflict happens between franchisor and franchisee on cooperation in franchising. The franchise agreement is a testament to the cooperation in the field of franchising, however there are several clauses in the franchise agreement that do not comply with the principle of proportionality, because in general, franchise agreement is a standard agreement which is the product of the principle of freedom of contract. Frequently, the debtor is in a weak position because it has a lower economic position than creditors. An agreement that has the principle of proportionality substance is an agreement that give rights, opportunities, and equal opportunity to the parties to determine the fair exchanges for both of them. The author examines the implementation or application of the proportionality principle in the formation of Video Ezy franchise agreement in Jakarta because the author found some clauses that are less in accordance with the principle of proportionality, especially regarding the rights and obligations of the parties as well as the distribution of profits and fees. In examining the agreement, the author refers to Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007 about Franchise, Permendag Nomor 53 Tahun 2012 about Franchise Operation. The Keywords: Principle of Proportionality and Franchise Agreement
1
DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014 Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr
A. Pendahuluan Dalam
perkembangan
waralaba
selanjutnya
imbalan
berupa
royalty
atas
perekonomian di Indonesia ini, banyak
penggunaan
sekali jenis-jenis usaha atau bisnis
intelektual
yang bermunculan di antaranya adalah
operasional mereka oleh penerima
berbentuk
waralaba.1
Waralaba,
Multilevel
hak
memperoleh
dan
atas
kekayaan
sistem
kegiatan
Marketing, Leasing, dan lain-lain.
Pada dasarnya, kontrak berawal
Kebanyakan pengusaha pemula di
dari perbedaan atau ketidaksamaan
Indonesia dalam memulai usahanya,
kepentingan di antara para pihak.2
menginginkan jenis usaha yang lebih
Sebelum membuat kontrak, para pihak
aman atau usaha yang minim risiko.
akan bernegosiasi terlebih dahulu
Franchise atau waralaba adalah salah
untuk memperoleh kesepakatan untuk
satu jenis usaha yang diminati oleh
saling mempertemukan sesuatu yang
pengusaha pemula, karena pengusaha
diinginkan dari masing-masing pihak.
pemula akan diberikan rencana operasi
Namun, pada kenyataannya terdapat
bisnis dengan arah yang jelas oleh
fenomena adanya ketidakseimbangan
pemberi franchise, selain itu juga
dalam berkontrak, terutama kontrak-
pengusaha pemula akan mendapatkan
kontrak konsumen dalam standar/baku
bantuan manajemen dari
yang di dalamnya memuat klausul-
pemberi
franchise.
klausul yang isinya berat sebelah.
Waralaba
satu
Untuk kontrak komersial, harus benar-
alternatif pilihan pengembangan usaha
benar dikaji dengan cermat dan hati-
karena banyak keuntungan yang akan
hati agar tidak serta-merta menyatakan
diperoleh
klausul
penerima untuk kekayaan
menjadi
salah
penerima waralaba
waralaba,
diberikan
memanfaatkan intelektual
hak dan
kontrak
tersebut
tidak
hak
seimbang. Misalnya, dalam kontrak
atas
waralaba
sistem
terdapat
klausul
yang
isininya kewajiban penerima waralaba
kegiatan operasional dari pengusaha
(franchisee)
untuk
membayar
pemberi waralaba, baik dalam bentuk 1
Viriany, http://myrahdika.ueuo.com/jurnal2/waralaba%20s ebagai%20salah%20satu%20alternatif.pdf diakses pada tanggal 17 Februari 2014 pukul 13:33 2 Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian Asas Proposionalitas dalam Kontrak Komersial, Prenada Media Group: Jakarta, 2010. hlm. 1
penggunaan merek dagang, merek jasa, hak cipta atas logo, desain industri,
paten
maupun
rahasia
berupa dagang.
teknologi, Pemberi 2
DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014 Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr
sejumlah dana dalam bentuk tunai
penting untuk diterapkan. Namun,
untuk
kewajiban
jumlahnya pemberi
akan
start-up
yang
banyak
ditentukan
oleh
perjanjian waralaba yang tidak sesuai
waralaba
(franchisor).3
atau
klausul-klausul
tidak
dalam
mencerminkan
asas
Klausul lain, misalnya franchisee yang
proporsionalitas, maka dari itu saya
ditetapkan oleh franchisor dan sama
akan meneliti mengenai pelaksanaan
sekali
asas proporsionalitas dalam perjanjian
tidak
menjalankan
diperbolehkan usaha
dalam
waralaba Video Ezy di Jakarta.
bidang/usaha jenis apapun.4 Franchisor yang memiliki sistem
B. Rumusan Masalah
bisnis memiliki posisi tawar sangat
1. Pasal-pasal
apa
saja
dalam
yang kuat dalam negosiasi kontrak
perjanjian yang tidak memenuhi
franchise dengan franchisee. Dengan
asas proporsionalitas ?
posisi
tawar
yang demikian
itu,
2. Bagaimana keabsahan pasal-pasal
franchisor mendikte isi kontrak. Isi
yang ditenggarai melanggar asas
atau klausul-klausul
proporsionalitas dilihat dari Pasal
kontrak itu
sendiri sudah dibakukan dalam sebuah
1320 KUH Perdata ?
kontrak baku. Bagi franchisee hanya ada pilihan take it or leave it. Kontrak yang demikian dapat menghasilkan suatu kontrak yang tidak
patut
yang
C. Metode Penelitian
tidak fair dan
Metode pendekatan penelitian
merugikan
yang
franchisee.5
adalah
yuridis
normatif
atau
penelitian
hukum
normatif
atau
penelitian
hukum
keadilan antara hak dan kewajiban
doktriner,
juga
disebut
antara Franchisor dengan Franchisee,
perpustakaan atau penelitian dokumen.
maka asas proporsionalitas dalam
Disebut sebagai penelitian hukum
perjanjian waralaba menjadi sangat
doktriner,
Agar terjadi keseimbangan dan
3
digunakan
karena
penelitian
penelitian
ini
dilakukan atau ditujukan hanya pada
Ibid hlm. 3
peraturan-peraturan yang tertulis atau
4
Johanes Ibrahim & Lindawaty Sewu, Hukum Bisnis Dalam Persepsi Manusia Modern, Bandung: Refika Aditama, 2007, hlm. 227. 5 Ridwan Khariandy, Franchise as Predator: Perlunya Iktikad Baik dalam Pelaksanaan Kontrak Franchise, hlm. 1-2
bahan-bahan hukum lain. Dikatakan sebagai penelitian perpustakaan atau studi dokumen disebabkan penelitian 3
DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014 Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr
ini lebih banyak dilakukan terhadap
pemberian alasan mengapa jumlah
data
modal investasi minimumnya sebesar
sekunder
yang
ada
di
perpustakaan.6
Rp.
Spesifikasi
penelitian
yang
100.000.000,-.
proporsional,
digunakan adalah deskriptif analisis.
ketentuan
Spesifikasi
alasan
ini
digunakan
untuk
Agar
sebaiknya tersebut
mengapa
lebih dalam
dicantumkan
modal
menganalisa dan memaparkan obyek
minimum
penelitian
100.000.000,- karena untuk biaya
mengenai
yang
bersangkutan
penerapan
asas
tersebut
investasi
pembangunan
sebesar
dan
Rp.
pemeliharaan
proporsionalitas di dalam perjanjian
tempat usaha sebaiknya disesuaikan
waralaba (perjanjian waralaba Video
dengan kesanggupan penerima hak
Ezy). Data yang dijadikan obyek
waralaba
penelitian
dianalisis
kemudian
pemberi hak waralaba.
dilakukan
identifikasi
mengenai
b. Pasal
dan
5,
juga
standar
ketentuan
dari
mengenai
penerapan asas proporsionalitas di
pembagian laba kurang proporsional
dalam perjanjian. Setelah
semua
karena pembagian keuntungan jauh
proses penelitian dilalui maka dapat
lebih besar diterima oleh pembagi hak
ditarik suatu kesimpulan.
waralaba, sebaiknya dalam pembagian persenan
laba,
kedua
pihak
D. Hasil Penelitian Dan Pembahasan
merundingkannya atau bernegosiasi
1. Analisis
Asas
terlebih dahulu, jika tidak, dalam
Perjanjian
klausul tersebut sebaiknya disebutkan
Penerapan
Proporsional
dalam
Waralaba Video Ezy
alasan yang jelas mengenai pembagian
Terdapat beberapa Pasal yang kurang
persenan laba, mengapa pemberi hak
memenuhi
waralaba mendapatkan bagian yang
asas
proporsionalitas
diantaranya sebagai berikut :.
jauh
a. Pasal 4 yaitu mengenai mengenai modal
investasi
minimum
lebih
besar
dibandingkan
penerima hak waralaba.
Rp.
c. Pasal 6, yaitu ketentuan tentang
100.000.000,-. Yang harus dipenuhi
kewajiban para pihak, agar lebih
oleh penerima hak waralaba tanpa
proporsional,
sebaiknya
dalam
klausula tersebut juga mencantumkan 6
secara tegas hak para pihak, agar para
Suratman dan Philips Dillah, Metode Penelitian
Hukum, Alfabeta: Bandung, 2013, hlm. 51
4
DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014 Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr
d.
pihak juga mengetahui apa saja yang
bimbingan,
menjadi haknya.
diberikan oleh pemberi
Pasal 8, yaitu ketentuan mengenai
sebaiknya pemberi hak waralaba juga
perjanjian untuk tidak saling bersaing,
ikut bertanggungjawab atas kerugian
dalam ketentuan itu hanya membahas
tersebut, namun, jika kerugian tersebut
agar
tidak
dikarenakan oleh kelalaian penerima
membuat usaha yang sifatnya sejenis
hak waralaba, maka penerima hak
dengan
waralabalah yang bertanggungjawab
penerima
waralaba
usaha
waralaba
yang
diperjanjikan dan/atau tidak bersaing
ketentuan
yang
waralaba,
atas kerugian tersebut.
dengan pemberi hak waralaba dan/atau
e.
dan
f.
Pasal 17, yaitu memuat ketentuan
dengan franchisee lainnya, sebaiknya
pengakhiran perjanjian yang mana
dicantumkan juga ketentuan bahwa
perjanjian berakhir sebelum jangka
pihak pemberi hak waralaba tidak
waktu yang ditentukan, ketentuan
membuat
suatu
mengenai pengakhiran secara sepihak
sifatnya
sejenis
usaha
lain
dengan
yang usaha
dan
ketentuan
mengenai
waralaba dalam perjanjian tersebut,
pengesampingan terhadap Pasal 1266
juga untuk tidak bersaing dengan
dan 1267 KUH Perdata. Klausul diatas
pihak penerima waralaba.
kurang
Pasal
11,
mengatur
pertanggungjawaban
mengenai
penerima
proporsional
menyatakan
bahwa
karena perjanjian
hak
mengesampingkan Pasal 1266 dan
waralaba atas segala kerugian yang
1267 KUH Perdata tanpa memperjelas
diakibatkan baik oleh pengoperasian
isi ketentuan yang terdapat dalam
usaha waralaba maupun kelalaian
Pasal 1266 dan 1267 KUH Perdata,
yang dibuat oleh penerima waralaba.
karena pada umumnya, hanya sedikit
Klausul tersebut kurang proporsional
orang yang mengetahui atau mengerti
karena menyebutkan bahwa penerima
isi dari Pasal 1266 dan 1267 KUH
waralaba harus menanggung segala
Perdata.
kerugian dan kerusakan yang diderita
g.
Pasal 19, terdapat hal yang kurang pas
akibat pengoperasian usaha waralaba,
mengenai
apabila penerima hak waralaba sudah
proporsionalitas
melakukan
tersebut, yaitu mengenai penetapan
dalam
usaha
yang
mengoperasikan
maksimal usaha
denda
waralaba sesuai dengan petunjuk,
yang
perharinya 5
penerapan
asas
dalam
klausul
tinggi
kepada
dan
dihitung
penerima
hak
DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014 Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr
waralaba selaku debitor, sebaiknya
sekata mengenai hal-hal yang pokok
dalam
dibuat
dari perjanjian yang diadakan itu.
berdasarkan pendapat atau persetujuan
Mereka menghendaki sesuatu yang
dari penerima hak waralaba juga agar
sama secara timbal-balik.
klausul
diatas
memenuhi asas konsesualisme
Dalam perjanjian waralaba Video
2. Analisis Keabsahan Isi Perjanjian
Ezy, para pihak telah menyatakan
yang Ditenggarai Melanggar Asas
sepakat dan menyetujui isi perjanjian
Proporsionalitas Berdasarkan Pasal
waralaba tersebut, hal ini dapat dilihat
1320 KUH Perdata
dalam
Dalam
Pasal
1320
KUH
sahnya
suatu
perjanjian
dengan ini menyatakan setuju dan sepakat
mereka
yang
mengikat
2. Cakap untuk membuat suatu
dengan
bahwa para pihak telah sepakat untuk
1. Sepakat mereka yang mengikatkan
melakukan perjanjian waralaba Video
dirinya
Ezy
Subekti7 mengatakan bahwa syarat
dan
2. Cakap
untuk
syarat-syarat
perjanjian
subyektif, karena mengenai orang-
Cakap
perjanjian.
sepakat
terhadap
dalam
perjanjian
tersebut.
dan syarat cakap untuk membuat suatu
sbubyeknya
juga
klausula-klausula
sepakat mereka yang mengikat dirinya
mengadakan
Pihak,
Ketentuan di atas menunjukkan
4. Suatu sebab yang halal;
atau
Para
berikut
3. Mengenai suatu hal tertentu;
orangnya
menandatangani
persyaratan dan ketentuan sebagai
perjanjian;
dinamakan
untuk
Perjanjian ini sebagai perjanjian yang
mengikatkan dirinya;
perjanjian
yang
OLEH KARENA ITU, Para Pihak
diperlukan empat syarat, yaitu: 1. Sepakat
perjanjian
dinyatakan sebagai berikut:
Perdata menyebutkan bahwa untuk syarat
praemise
yang
membuat
untuk
membuat
suatu
suatu
perjanjian atau kecakapan bertindak
Dengan
juga
merupakan
sepakat, dimaksudkan bahwa kedua
Menurut
Salim
subyek yang mengadakan perjanjian
bertindak
adalah
itu harus bersepakat, setuju atau seia-
kemampuan
7
8
Subekti., Hukum Perjanjian, Intermasa: Jakarta, 2002. Hlm. 17
syarat
subyektif.
H.S8,
kecakapan
kecakapan
untuk
melakukan
Salim H.S, Hukum Kontrak Teori & Teknik Penyusunan Kontrak, Op.cit. hlm. 34
6
atau
DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014 Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr
perbuatan hukum. Orang-orang yang
(meenderjaring), juga diukur dari
mengadakan
perjanjian
rechtspersoon (badan hukum), diukur
orang-orang
yang
mempunyai melakukan
haruslah
cakap
wewenang perbuatan
dan
dari aspek kewenangan (bevoegheid).
untuk
Untuk
hukum,
Waralaba,
Pemberi
yaitu
PT.
Hak
Video
Ezy
sebagaimana yang ditentukan oleh
Internasional adalah suatu Perseroan
Undang-undang. Orang yang cakap
Terbatas, berbentuk Badan Hukum,
dan
melakukan
dalam hal ini memiliki kecakapan
perbuatan hukum adalah orang yang
dalam melakukan perjanjian. Hal ini
sudah dewasa. Ukuran kedewasaan
tercantum dalam komparisi perjanjian,
adalah telah berumur 21 tahun dan
yaitu:
berwenang
untuk
atau sudah kawin. Orang yang tidak berwenang
untuk
PT. Video Ezy Internasional suatu
melakukan
perseroan terbatas yang secara sah
perbuatan hukum: a) Anak
berdiri berdasarkan hukum Republik
di
bawah
umur
Indonesia, berkedudukan di Jakarta,
(minderjarigheid),
dan berkantor pusat di Gedung Video
b) Orang yang ditaruh di bawah
Ezy, Jalan Suryopranoto 67 A, Jakarta
pengampuan, dan
(selanjutnya
Akan
tetapi
disebut
sebagai
“Pemberi Hak Waralaba”) dalam hal
c) Istri (Pasal 1330 KUH Perdata). dalam
ini diwakili oleh Tuan Djie Tjianan,
perkembangannya istri dapat
dalam kapasitasnya sebagai Presiden
melakukan perbuatan hukum,
Direktur,
dan
oleh
sebagaimana yang diatur dalam
bertindak
untuk
dan
Pasal 31 UU Nomor 1 Tahun
Pemberi Hak Waralaba
1974 jo. SEMA No. 3 Tahun
Agus
atas
nama
sebagai Presiden Direktur PT. Video Ezy
Hernoko9
Yudha
juga
memiliki
Ezy Internasional, hal ini tercantum
melakukan perbuatan hukum selain
pada isi perjanjian, yaitu pada Pasal 19
secara person (pribadi), diukur dari usia
Internasional
kapasitas untuk mewakili PT. Video
menyebutkan standar kecakapan untuk
standar
karenanya
Selain itu, Tuan Djie Tjianan,
1963.
9
pihak
Ayat 1 huruf a, yaitu:
kedewasaan
Pihak Perjanjian
Agus Yudha Hernoko, op.cit, hlm. 184
7
yang ini
menandatangi merupakan
wakil
DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014 Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr
obyek perikatan.10
Pemberi Hak Waralaba yang sah sesuai dengan ketentuan anggaran dasar dan/atau
Pemberi
Hak
peraturan
Obyek dalam perjanjian ini adalah
Waralaba
terkait
Waralaba, tercantum dalam Pasal 1
yang
hurf f perjanjian waralaba Video Ezy
berlaku. Untuk
ini, yaitu: Pihak
Hak
Waralaba adalah perikatan dimana
Waralaba, yaitu Afda Rizal Armashita,
Pemberi Hak Warlaba memberikan
termasuk
hak kepada Penerima Hak Waralaba
dalam
Penerima
person
(pribadi),
dalam komparisi maupun isi perjanjian
untuk
tidak disebutkan secara jelas umurnya,
menggunakan
namun dalam isi perjanjian, yaitu
beserta Sistem dan Standar termasuk
Pasal 19 Ayat 2 huruf a, Penerima Hak
penemuan dan cirri
Waralaba menyatakan dan memberi
sehubungan dengan MEREK dengan
jaminan bahwa:
suatu
Pihak yang mendatangi Perjanjian
memanfaatkan hak
dan
atas
imbalan
atau
MEREK
khas usaha
berdasarkan
persyaratan yang ditetapkan oleh
ini merupakan wakil Penerima Hak
Pemberi
Waralaba yang sah sesuai dengan
Perjanjian
ketentuan [anggaran dasar Penerima
menjalankan Usaha Waralaba.
Hak Waralaba] dan/atau peraturan
Hak ini,
Waralaba
menurut
dalam
rangka
4. Suatu sebab yang halal
terkait yang berlaku.
Pengertian sebab di sini ialah
3. Mengenai suatu hal tertentu
tujuan dari pada perjanjian, apa yang
Pengertian suatu hal tertentu adalah
menjadi isi, kehendak dibuatnya suatu
obyek dari perikatan yang menjadi
perjanjian.11 Sebab yang halal diatur
kewajiban dari para pihak dalam arti
dalam Pasal 1335-1137 KUH Perdata,
prestasi. Prestasi itu harus tertentu atau
yaitu:
dapat ditentukan, sedangkan untuk
Pasal 1335 KUH Perdata: “Suatu
dapat mengatakan tertentu dan dapat
persetujuan tanpa sebab atau yang
ditentukan harus ada jenis dari prestasi
telah dibuat karena sebab yang palsu
itu sendiri yang selanjutnya dapat
atau
ditentukan berapa jumlahnya. Tertentu
kekuatan”
di sini harus obyek yang dalam
10
terlarang,
tidak
mempunyai
Achmad Busro, Hukum Perikatan Berdasar Buku III KUH Perdata, Pohon Cahaya: Jogjakarta, 2012. Hlm. 119 11 Ibid. hlm. 120
perdagangan, karena benda di luar perdagangan tidak dapat dijadikan 8
DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014 Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr
Pasal 1336 KUH Perdata: “ Jika
audio kosong yang digunakan sebelum
tidak dinyatakan sesuatu sebab, tetapi
direkam, compact disc (CD), mini
ada suatu sebab yang halal ataupun
discs (MD) dan piringan hitam yang
jika ada suatu sebab lain, daripada
mana
dinyatakan,
perundang-undangan atau peraturan
persetujuannya
namun
demikian adalah sah.”
tidak
hukum
lainnya
Pasal 1337 KUH Perdata: “Suatu
Indonesia.
sebab adalah terlarang apabila dilarang
Dalam
oleh
undang-undang
atau
apabila
melanggar
yang
analisis
ini,
ketentuan
berlaku
di
Perjanjian
Waralaba Video Ezy telah memenuhi
berlawanan dengan kesusilaan baik
unsur-unsur
syarat
sah
perjanjian
atau ketertiban umum”
berdasarkan Pasal 1320 KUH Perdata,
Perjanjian waralaba Video Ezy
artinya adalah Perjanjian tersebut telah
sudah memenuhi unsur sebab yang
sah dan tidak menyimpang atau
halal,
melanggar dari Pasal 1320 KUH
mengingat
bidang
usaha
waralaba Video Ezy adalah usaha persewaan
atau
penjualan
Perdata.
video,
termasuk namun tidak terbatas adalah
E. Penutup
semua produk yang dipertunjukan
Simpulan
melalui layar televisi atau monitor
Setelah memahami hasil analisis dan
visual lainnya termasuk dengan cara
pembahasan yang telah dijelaskan maka
penggambaran, semua produk-produk
dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
perangkat
berikut :
lunak, termasuk
segala
kaset video kosong yang digunakan
1. Terdapat beberapa klausula yang
sebelum direkam, video compact disc
belum
(VCD), Digital Video Disc (DVD),
proporsionalitas
laser disc, perangkat disket serbaguna,
Waralaba Video Ezy
head cleaner beserta asesoris-asesoris; permainan-permainan
video
memenuhi dalam
asas Perjanjian
2. Walaupun terdapat beberapa klausula
dan
yang
belum
memenuhi
asas
komputer, termasuk produk audio
proporsionalitas, namun perjanjian
untuk dijual ataupun disewa serta
tersebut tetap sah karena tidak
segala
yang dimaksudkan
melanngar syarat sah perjanjian yang
untuk dipakai pada semua bentuk
tercantum dalam Pasal 1320 KUH
peralatan audio termasuk kaset-kaset
Perdata.
produk
9
DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014 Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr
Busro,
Saran 1. Sebaiknya perjanjian yang dibuat oleh para
pihak
disempurnakan
substansinya agar kepentingan, hak,
Hernoko, Agus Yudha, Hukum Perjanjian: Asas Proporsionalitas Dalam Kontrak Komersial, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2010.
dan kewajiban para pihak menjadi adil dan selaras, sehingga tidak ada lagi beban berlebih yang dipikul oleh salah satu pihak dalam perjanjian. Selain itu
Ibrahim ,Johanes, dkk, Hukum Bisnis Dalam Persepsi Manusia Modern, Refika Aditama, Jakarta 2007.
untuk menghindari celah salah satu pihak
untuk
bertindak
Achmad, Hukum Perikatan Berdasar Buku III KUH Perdata, Percetakan Pohon Cahaya, Yogyakarta, 2012.
sewenang-
Salim H.S., Hukum Kontrak :Teori dan Tehnik Penyusunan Kontrak, Sinar Grafika, Jakarta, 2009.
wenang, 2. Sebaiknya dalam perjanjian waralaba menggunakan istilah yang mudah
Subekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta, 2002.
dimengerti, jika ingin mencantumkan Pasal dari Undang-undang, sebaiknya
Suratman dan Philips Dillah, Metode Penelitian Hukum, Alfabeta, Bandung, 2013.
dijabarkan juga isi dari Pasal tersebut sehingga dapat dimengerti dengan jelas oleh para pihak 3. Perlunya bagian Tujuannya
pencantuman
usia
komparisi agar
syarat
Jurnal
pada
Khariandy, Ridwan, Franchise as Predator: Perlunya Iktikad Baik dalam Pelaksanaan Kontrak Franchise
perjanjian. sahnya
perjanjian tentang cakap menurut Internet
hukum dapat ditegaskan dengan baik.
Viriany, diakses dari http://myrahdika.ueuo.com/jurnal2/ waralaba%20sebagai%20salah%20 satu%20alternatif.pdf pada tanggal 17 Februari 2014 pukul 13:33
F. Daftar Pustaka Buku
10