PEDOMAN UMUM MONITORING BAMBU LAUT

PEDOMAN UMUM

MONITORING BAMBU LAUT

DIREKTORAT KONSERVASI DAN KEANEKARAGAMAN HAYATI LAUT DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN RUANG LAUT KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2015

PEDOMAN UMUM MONITORING BAMBU LAUT

i

PEDOMAN UMUM


PEDOMAN UMUM


PENANGGUNG JAWAB: Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut (KKHL)

EDITOR: Agus Dermawan, Dit. KKHL - KKP PENYUSUN: Didi Sadili, Dit. KKHL - KKP Beginer Subhan, FPIK-IPB Hawis H Madduppa, FPIK-IPB Sarmintohadi, Dit. KKHL- KKP Ihsan Ramli, Dit. KKHL- KKP

TIM PENDUKUNG: Heri Rasdiana, Dit. KKHL - KKP Rian Puspita Sari, Dit. KKHL - KKP Yudha Miasto, Dit. KKHL - KKP Prabowo, Dit. KKHL - KKP Marina Monintja, Dit. KKHL - KKP Nina Tery, Dit. KKHL - KKP Syifa Annisa, Dit. KKHL - KKP ISBN : 978-602-73327-0-6 Diterbitkan Oleh : DIREKTORAT KONSERVASI DAN KEANEKARAGAMAN HAYATI LAUT DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2015

ii



iii

I

iv


Kata Pengantar


v

Daftar Isi

vi



vii

1 . P e n d a h ul u a n

viii



1

2



3

2. Informasi Umum

Gambar 2.1 Morfologi bambu laut (Isis spp.)

4



5

Gambar 2.2 (2) Isis hippuris Linnaeus, 1758 Sumber: B.W. Hoeksema (Sulawesi Selatan)

Gambar 2.2 (1) Satu koloni karang Isis hippuris dalam satu tegakan utama yang bercabang

6


Gambar 2.2 (3) Euplexaura capensis Verrill, 1869 Sumber: L. Van Ofwegen (Sulawesi Utara)


7

Gambar 2.2 (4) Rumphella antipathes Linnaeus, 1758 Sumber: L. Van Ofwegen (Sulawesi Selatan)

Gambar 2.3 Distribusi Isis hippuris di Indonesia [Sumber: Rowley, 2014: 135. Telah diolah kembali]

Tabel 2.3

Status Kelimpahan dan sebaran populasi bambu laut di beberapa perairan di Indonesia (Sumber: KKJI, 2013 )

(m)

8



9

Berdasarkan data diatas kategori kelimpahan yang paling melimpah adalah wilayah

Gambar 2.4 Reproduksi Seksual Alcyoniidae [Sumber: Madl & Yip, 2000: 3.]

10



11

12



13

Bambu Laut hasil tangkapan

Gambar 2.6 (1) Pengangkutan Bambu Laut dan Batang Merah [Sumber: Luwuk Post, 2013: 1.]

Gambar 2.6 (2) Cenderamata dari Bambu Laut [Sumber: Toseda, 2015.]

14



15

3. Metode

16


Monitoring


17

Gambar 3.1 Contoh alat yang digunakan dalam survei bambu laut [Sumber: Thole, 2014: 1.]

18



19

Gambar 3.3 Koloni karang

20



21

4. Pengolahan Data

Tabel 4.1 Contoh koordinat lokasi tiap-tiap stasiun monitoring (BPSPL Denpasar, 52)

Stasiun

22


Letak Geografis


23

Tabel 4.2(2) Kriteria kelimpahan bambu laut berdasarkan jumlah koloni (Haris,

Setelah kolom kategori diisi seluruhnya, maka data tersebut dipindahkan ke dalam tabel

Gambar 4.1 Contoh peta sebaran bambu laut di lokasi monitoring [Sumber: BPSPL Denpasar, 2012: 52.]

Tenggaara Timur

Tabel 4.2(1) Contoh format kompilasi data hasil monitoring (BPSPL Denpasar: 30)

[Sumber: kkji.kp3k.kkp.go.id]

[Sumber: kkji.kp3k.kkp.go.id] *Ukuran koloni = rataan ukuran koloni

Kolom kategori diisi berdasarakan jumlah koloni bambu laut yang ditemukan pada

24



25

D

=

∑X L

Gambar 4.2 (2) Contoh diagram lingkaran persentasi ukuran koloni Isis hippuris [Sumber: Haris et al., 2010: 11.]

Gambar 4.2 (1) Contoh grafik batang jumlah koloni Isis hippuris di beberapa lokasi [Sumber: Haris et al., 2010: 11.]

26



27

5. Pelaporan

28



29

6. Penutup

30



31

Daftar Pustaka

32



33

Lampiran Kuesioner Bambu Laut

LAMPIRAN

A. Lembar Data Wawancara dengan Nelayan Data sheet monitoring Bambu Laut

1. Identitas Responden

BELT TRANSEK MONITORING BAMBU LAUT (Isis hippuris)

Nama

: ……………………….

Lokasi :

No. Stasiun :

Kedalaman :

Pekerjaan tetap

: ……………………….

Tanggal :

Waktu :

Kondisi perairan :

Pekerjaan sambilan

: ……………………….

Keterangan :

Desa

: ……………………….

Kecamatan

: ……………………….

Kabupaten

: ……………………….

Provinsi

: ……………………….

Koordinat :

Visibilitas :

Pengambil data : Transek

Ind/Koloni

Kelimpahan

Ukuran Koloni

Kedalaman

Koordinat

2. Kegiatan Penangkapan Lokasi Penangkapan

: ……………………….

Jenis habitat

Jenis Alat Tangkap

�

Mangrove

�

Lamun

�

Karang

�

Lainnya (sebutkan) ……

:

……………………….

�

Pagi (Jam ………..)

�

Siang (Jam ………)

�

Malam (Jam ……..)

�

Tidak tentu

�

di bawah 44 koloni

�

44 – 84 koloni

�

85 – 126 koloni

�

di atas 127 koloni

�

Konsumsi

�

Dijual ke ………………………….

�

Diawetkan untuk penelitian

�

Lain-lain …………………………. (sebutkan) ………………………. (tiap kg atau ton atau koloni) (sebutkan)

Waktu Penangkapan

3. Hasil Tangkapan Jumlah rata-rata koloni tangkapa per trip

Peruntukan bambu laut

Harga Rata-rata apabila dijual

34


31

:

35


3

Catatan:

B.

Lembar Data Wawancara dengan Pengumpul 1.

Identitas Responden

2.

Nama Pekerjaan tetap Pekerjaan sambilan Desa Kecamatan Kabupaten Provinsi Kondisi bambu laut yang banyak diminta pasar

3.

Jumlah rata-rata bambu laut terkumpul per hari

4.

36

: ………………………. : ………………………. : ………………………. : ………………………. : ………………………. : ………………………. : ………………………. � Basah � Kering � Lainnya (sebutkan) ................................... � � � �

Kurang dari 10 kg 10 – 25 kg 25 – 50 kg 50 – 100 kg

� � � �

1 – 5 orang 5 – 10 orang 10-20 orang Lebih dari 20 orang

Jumlah penangkap

5.

Lokasi asal bambu laut ditangkap

6.

Dipasarkan kemana

� �

Lokal ke ………………………….. Luar daerah ke …………………….

7.

Jumlah permintaan per bulan

� �

Lokal ……………kg. Luar daerah ……………kg

8.

Harga Jual

� �

Lokal Rp…………… Luar daerah Rp ……………


………………………......


37

PEDOMAN UMUM MONITORING BAMBU LAUT

Recommend Documents