MPA 341 / PEBRUARI 2015
Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Pemimpin Umum: H. Mahfudh Shodar Wakil Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi: H. Musta'in Wakil Pemimpin Redaksi: H. Ramin Abd. Wahid Staf Ahli: H. Husnul Maram, H. Ach. Faridul Ilmi, H. Supandi, H. Mas’ud, H. M. Syakur, H. M. Fachrur Rozi Dewan Redaksi: H. Ramin Abd. Wahid, H. Abd. Hadi AR H. Athor Subroto, H. Hartoyo H. Ahmad Husein AR Sekretaris Redaksi: Machsun Zain H. Samsul Anam Bendahara: Ahmad Hidayatullah Staf: Khusnul Khotimah Distribusi/Tata Usaha: Husnul Khotimah Staf: Sukardjito Litbang: Hj. Hikmah Rahman Staf Redaksi Editor: Choirul Mustofa Reporter: M. Hisyam, Suprianto, Dedy Kurniawan Anni Athi'ah dan Feri Ariya Santi Design-Layout: Mey Sutrisno, Muhammad Munif Korektor: Rasmanna Rahiem Khoththot: M. Midzhar Koresponden: Berkedudukan di setiap Kankemenag Kab/Ko se-Jawa Timur. Alamat Redaksi: Jl. Raya Juanda No. 26 Sidoarjo, Telp. 031 - 8680490, Fax. 031 - 8680490 e-mail:
[email protected] Diterbitkan Oleh: Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur. Dicetak oleh: PT. Antar Surya Jaya, Jl. Rungkut Industri III/68 & 70 SIER Surabaya, Telp. (031) 8475000 (2200-2203) Fax. : 031-8470600 Isi di luar tanggung jawab percetakan
Pembaca setia, banyak liputan menarik di edisi ini – utamanya bagi orang-orang madrasah. Dari pulau Madura, kabar menggembirakan itu datang dari MTsN Terate Pandian Sumenep. Sebab madrasah ini dinobatkan sebagai Sekolah Adiwiyata Nasional. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan, serta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya. Kini MTsN Terate ingin mewujudkan dirinya sebagai Madrasah Adiwiyata Mandiri. Liputannya bisa Anda simak di rubrik Inspirasi. Sementara MIN Kerang Bondowoso berhasil menjadi nominator UKS tingkat Jawa Timur. Padahal mulanya madrasah ini merupakan madrasah yang kerontang. Lingkungan sekitar bangunan madrasah sangat gersang. Bayangkan saja, di luas lahan 300 meter persegi hanya tumbuh empat pohon kelapa. Rumput-rumputpun tak tumbuh di sana. Tapi berkat kegigihannya membuat sumur air, akhirnya sanggup mengubah diri menjadi madrasah yang hijau, rindang, asri, bersih dan sehat. Baca beritanya di rubrik Serambi Madrasah. Di rubrik Ta’aruf, sengaja kami tampilkan sosok Prof. dr. Wahyudi Siswanto, MPd. Meski Guru Besar Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Malang ini tak pernah belajar di madrasah, tetapi begitu getol memperjuangkan madrasah. “Saya tak rela jika madrasah disepelekan. Hal itu menggugah kesadaran akademis saya. Saya tertantang untuk membenahinya. Sebab saya tidak ingin institusi pendidikan agama ini dipandang sebelah mata,” tegasnya. Sedangkan dari Ponorogo, ada pondok pesantren yang konsens pada seni kaligrafi. Pondok pesantren Darul Huda Mayak, kerap menjuarai seni kaligrafi di ajang Pospenas. Santri-santrinya tak saja berhasil secara nasional, tapi juga sukses di lomba kaligrafi internasional. Seriusnya pesantren ini mengasah keterampilan menulis kaligrafi, dikarenakan kaligrafi merupakan khazanah Islam yang terpendam. Hasil liputan selengkapnya baca di rubrik Bilik Santri. Di rubrik Liputan Khusus, Valentine’s Day sengaja kami kupas agak mendalam. Sebab selama ini tak banyak orang yang tahu kalau pihak Kristen sendiri melarang ritual tahunan tersebut. Sebab pesta “kasih sayang” ini terbukti telah merusak moral generasi muda. Apalagi V-Day mewarisi tradisi Festival Lupercalia, yang merupakan ritual para penyembah berhala (Pagan) Romawi kuno dengan cara mengumbar syahwat. Rubrik-rubrik kesayangan Anda yang lain tampil sebagaimana biasanya. Semoga upaya optimal liputan kami ini berkenan bagi Anda sekeluarga. Selamat membaca! Kontak dan Pendapat --------------Teropong -----------------------------Lensa Utama ------------------------Lensa Khusus -----------------------Inspirasi ------------------------------Cahaya Hati -------------------------Agama -------------------------------Tafsir Maudlu’i ---------------------Figur -----------------------------------
4 5 6 16 18 19 20 24 26
Bilik Santri --------------------------Uswah --------------------------------Edukasi ------------------------------Serambi Madrasah -----------------Lintas Peristiwa --------------------Pesona --------------------------------LAA Remaja ------------------------Cermat -------------------------------Dunia Islam --------------------------
27 34 36 42 51 58 59 62 66
MPA 341 / Pebruari 2015
3
INNA LILLAHI WAINNA ILAIHI ROJIUN PIMPINAN DAN SEGENAP PEGAWAI KANTOR KEMENTERIANAGAMAKABUPATEN PACITAN IKUT BERBELASUNGKAWASE DALAM-DALAMNYA ATAS WAFATNYA :
H. ZAHRIONO, M.Pd.
KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI TULAKAN KABUPATEN PACITAN Pada Hari Jum’at, Tanggal 2 Januari 2015 Pukul 06.00 WIB. Semoga husnul khotimah, semua amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT dan segala kekhilafannya mendapat maghfirah-Nya, amiin. Kepala Kankemenag Kab. Pacitan H. AHMAD ZUHRI, M.Si.
Segenap Keluarga Besar Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lamongan Ikut belasungkawa yang dalam atas meninggalnya
Adi Achiyat, MAg
(Pengawas Sekolah Pendis tingkat RA/TK/MI/SD/SDLB) Wilayah Kecamatan Maduran Pada senin 19 Januari 2015 Di RSUD dr. Sugiri amongan Kepala Drs. H. Leksono, MPdI
4
MPA 341 / Pebruari 2014
WESTERNISASI & V-DAY Peradaban Barat Modern telah menghasilkan sains yang bermanfaat. Namun di sisi lain, peradaban Barat tersebut juga dapat menimbulkan kerusakan dalam kehidupan manusia. Di dalam peradaban Barat yang disebarluaskan melalui westernisasi itu mengandung virus-virus yang merusak. Naquib Al-Attas menyatakan bahwa virus yang terkandung dalam peradaban Barat sekular merupakan tantangan serius bagi umat manusia saat ini. Kaum orientalis menggambarkan masyarakat Barat dengan ciri-ciri positif: rasional, maju dan berkeadaban. Sementara masyarakat Timur (Baca: Islam) tidak memiliki unsur-unsur rasionalitas Barat tersebut. Dengan alasan diatas Barat melakukaan penyebaran kebudayaannya ke Timur, yang lazim disebut dengan westernisasi. Peradaban Barat ini membawa serta aliran-aliran: rasionalisme, humanisme, relativisme, sekularisme, liberalisme dan pluralisme. Aliran-aliran ini berimplikasi pada terputusnya relasi manusia dengan Penciptanya dan merusak hubungan harmonis antara manusia dengan alam. Dualisme dan dikotomi antara dunia dan akhirat, agama dan sains, rasio dan wahyu pun terjadi, yang mengakibatkan -split personalitykepribadian ganda (Saifuddin, 2001). Samuel Huntington dalam bukunya “The Clash of Civilization and the Remaking of World Order” menyatakan bahwa pasca runtuhnya komunisme, peradaban Timur (Baca: Islam) menjadi ancaman bagi Barat. Barat dengan Timur adalah dua wilayah yang saaling berbenturan. Pandangan Huntington ini bertentangan dengan teks Al-Qur’an dalam surat Al-Baqarah ayat 177 yang menyatakan bahwa yang disebut kebajikan itu bukan kecenderungan ke Barat atau ke Timur. Westernisasi terus berlanjut. Targetnya lebih menukik dengan sasaran masyarakat muslim dan Islam itu sendiri. Aliran-aliran modern mengalir deras dan merusak langsung ke jantung masyarakat Islam. Awal tahun tujuh puluhan sekularisme dan desakralisasi agama diusung oleh para penganut orientalisme diikuti kemudian oleh liberalisasi dalam paham pluralisme agama. Menolak klaim kebenaran
atau kebenaran mutlak suatu agama ditanamkan relativisme kebenaran dari paham skeptivisme. Humanisme yang hendak membangun moralitas tanpa agama, juga dikembangkan melalui westernisasi. Gelombang westernisasi dan globalisasi makin membahana. Perikehidupan muslim-muslimat di dunia Timur yang telah mengakar dibongkar dan diganti serta dibangun kembali gaya hidup Barat. Sifat latah dan suka meniru dari masyarakat Timur dimanfaatkan oleh pengusung westernisasi. Para pemuda di dunia Timur digerakkan agar ikut serta berhura-hura merayakan hari-hari yang biasa mereka rayakan. Malam tahun baru awal Januari dan V-Day atau Valentine Day pada pertengahan Pebruari merupakan saat yang tepat untuk menggerakkan para muda-mudi yang bukan muhrimnya di dunia Timur berpesta pora. Para pemuda di Negaranegara yang penduduknya mayoritas muslim di Timur itu kurang memahami sejarah asal-usul hari yang biasa disebut dengan hari kasih sayang itu. Lebih tepat jika malam pertengahan bulan Februari itu disebut dengan hari kemaksiatan sebagai arti dari Love Day. Bermula dari upacara kaum Paganisme di zaman Romawi dan Yunani. Lupercian Vestival adalah kegiatan orang-orang Romawi kuno sebagai upacara persembahan untuk Dewa Kesuburan atau Lupercus. Perayaan yang sama juga dilakukan oleh orang-orang Yunani yang meyakini bahwa bulan Februari adalah bulan Gamelion. Upacara yang mereka lakukan merupakan persembahan bagi perkawinan suci Dewa Zeus dan Hera. Tradisi pemujaan terhadap keperkasaan dan kecantikan ini dikemudian hari di adopsi dan dikemas dalam suatu mitos sang pendeta Santo Valentino (Era Muslim Digest Vol. 5). Tidak sedikit anak-anak muda di dunia Timur terjerembab dalam euphoria budaya Barat sekuler. Mereka kurang percaya diri dan merasa peradaban Barat modern lebih unggul dari pada peradabannya sendiri. Mereka taajub dan terjerumus dalam kegemerlapan modernitas peradaban Barat. Mereka – para pemuda di dunia Timur – ini harus segera diselamatkan. Perlu ditanamkan kepada mereka keyakinannya terhadap kebenaran ajaran agamanya. RAW MPA 341 / Pebruari 2015
5
UU Penodaan Agama Mengatur Ekspresi Keagamaan di Ruang Publik Beberapa waktu lalu, Amnesty In- berikan perlindungan bagi umat ber- sesuatu yang bersifat kongkrit seperti ternasional – sebuah LSM luar negeri – agama di Indonesia,” tegasnya. ekonomi, politik, kekuasaan – baik kememinta pencabutan Undang-Undang Meski demkian, lanjut Sekretaris kuasaan politik pemerintahan maupun Nomor 1/PNPS/1965 tentang Penyalah- Umum PWNU Jawa Timur ini, dalam kekuasaan sosial. Sedangkan basis gunaan dan atau Penodaan Agama ke- konteks Jawa Timur konflik antar umat intelektual merujuk pada kepentingan pada Presiden Joko Widodo. Jauh sebe- beragama masih relatif kecil. Oleh ka- penguatan ideologi – dan basis kultural lum itu, pada tahun 2010 silam, seba- renanya, yang harus diantisipasi adalah termasuk di dalamnya. nyak tujuh LSM mengajukan judicial konflik intern umat beragama. Sebab Alhasil, simpul Dekan Fakultas review ke Mahkamah Konstitusi – mes- akhir-akhir ini justru skala pertikaian Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan kipun akhirnya gagal. Sebab MK tidak atas nama agama menunjukkan pening- Ampel Surabaya ini, harus ada paradigmenemukan pasal-pasal yang melang- katan. Kasus yang masih segar di ingat- ma ganda dalam mengurai tiap konflik. gar konstitusi, mengancam kebebasan an, adalah konflik Syiah di Sampang. Sebab hal itu terjadi tidak karena ideoberagama dan bersifat diskriminatif, Bahkan pada 2009 dan 2011 sempat pula logi, keyakinan dan aliran semata. Tapi serta berpotensi melakukan kriada perbedaan material yang minalisasi terhadap penganut muncul di sana, yakni perbedaagama minoritas. an ekonomi, kuasa politik, atauPenolakan terhadap unpun kuasa sosial. “Bahasa dang-undang tentang penodagampangngya, konflik itu tidak an agama tersebut, disinyalir semata-mata terjadi karena berbau westernisasi. Padahal beda pendapat tapi juga beda secara aspek sosiologis, tutur pendapatan,” imbuhnya berkeAkh. Muzakki, Grad.Dip.SEA, lakar. M.Ag,M.Phil, Ph.D, masyarakat Peraih dua gelar master Indonesia dan Barat itu sangatbidang Sosiologi dan Antrolah berbeda. Lantaran itulah, pologi dari Australia National dirinya sangat menyayangkan University (ANU) ini mengterhadap beberapa kalangan ingatkan, bahwa saat ini ada yang menolak keberadaan UU pula ancaman konflik yang diPenistaan Agama. Sebab satimbulkan oleh gerakan purifingat tidak tepat jika membaca kasi baru – dengan mengusung regulasi tentang penistaan agaisu lama tahun 1920an yakni ma, penodaan agama dan pertahayyul, bid’ah dan khurafat. lindungan umat beragama itu Isu pemurnian ini akan terus dari perspektif konteks sosial menjadi isu seksi, tak hanya di yang berbeda. kalangan perkotaan (urban Menurutnya, masyarakat community) tapi juga di masyaBarat tak terlalu mementingkan rakat pedesaan (rural commuidentitas personal yang berbanity). Sebab di Indonesia ansis agama di ruang publik. Setara Islam dan budaya lokal suAkh. Muzakki, Grad.Dip.SEA, M.Ag,M.Phil, Ph.D baliknya, bagi orang Timur, dah bercampur. mengekspresikan identitas terDalam menghadapi segasebut di ruang publik begitu penting. meletus di Ngawi dan Ponorogo yang la ancaman dan peta konflik yang ada, Itulah pasalnya, maka diperlukan keha- dilatarbelakangi perbedaan ideologi. tutur Muzakki, NU selalu mengedepandiran negara melalui perundang-un- “Meskipun tak selalu konflik yang ter- kan kemaslahan umat. NU tak hanya dangan. Ini agar kebebasan mengeks- jadi akibat keyakinan,” paparnya. memperhatikan kepentingan Islam saja, presikan agama di ruang publik tidak Menurut lelaki kelahiran Sidoarjo tapi juga menjaga keutuhan masyaramenimbulkan potensi konflik. “Jadi, 9 Pebruari 1974 ini, dalam teori sosiologi kan, bangsa dan negara. “Selain itu, NU keberadaan UU Penistaan Agama mau- ada dua faktor besar yang mempenga- senantiasa bersinergi dengan kekuatan pun RUU Perlindungan Umat Beragama ruhi terjadinya suatu konflik; kepenting- Islam lain dan pemerintah untuk mencipyang tengah digodok pemerintah saat an basis material dan kepentingan ba- takan suasana umat yang kondusif,” ini sangat urgen sekali. Ini demi mem- sis intelektual. Basis material adalah paparnya. 6
MPA 341 / Pebruari 2015
Dalam menghancurkan Islam, salah satunya adalah dengan memisahkan orang Islam dengan al-Qur’an,” tegasnya. Jika umat Islam ingin memenangkan pertarungan budaya tersebut, sambung pengasuh rubrik ‘Tafsir Maudlui’ di majalah MIMBAR ini, umat Islam harus mengikuti hadits Nabi; jangan takut mati dan jangan cinta dunia. Sebab jika umat Islam takut mati dan cinta dunia, maka akan seperti buih di lautan. “Jadi.. jumlahnya banyak tetapi tidak mempunyai pendirian,” tandasnya. Di sisi lain, orang Islam harus bersatu. Sebab perang melawan Zionis itu sangat berat. Apalagi kini mereka sudah Pembahasan topik “Kebebasan Beragama dan Penistaan Agama” menguasai dunia. Menurut catatan Baidi Universitas Islam Negeri Surabaya quni, dari 1 juta orang Yahudi sebanyak Di sisi lain, di dunia Islam – terma- bunuh orang Arab atau merampok har- 6.500nya adalah profesor. Sementara Insuk di Indonesia – masih terus terjadi tanya adalah tidak dosa. Hal itu seba- donesia, dari 1 juta orang hanya 160 perang wacana yang menghadapkan gaimana yang mereka lakukan terhadap orang yang profesor. “Jadi, keahlian meantara Barat dan Islam. Menurut Prof. bangsa Palestina. Mereka juga berke- reka itu berlipat-lipat dari kekuatan kita,” Dr. H. Imam Muchlas, MA, perang waca- yakinan, bahwa di luar Ahli Kitab adalah simpulnya. Namun demikian, ujar lelaki yang na tersebut merupakan bagian dari kon- orang bodoh. “Karena iri hati itulah lanfrontasi kebudayaan. Awal mulanya tas merambat ke masalah-masalah lain- menyelesaikan S2 dan S3nya di IAIN berasal dari terjadinya Perang Salib. Ke- nya, sehingga mereka semaunya sen- Syarif Hidayatulah Jakarta ini, umat Islam menang dalam tauhid. Seperti camudian berkembang menjadi perang ke- diri,” tukasnya. tatan Zuhaili, bahwa orbudayaan yang mencakup banyak hal. ang Islam banyak meSeperti pendidikan, ekonomi, keuangan, ngalami kemenangan sosial, politik dan lain-lain yang menjadi jika perang saat bulan lahan konfrontasi. Ramadhan. Begitupun Saat terjadi perang salib, orang dengan perang yang Kristen tercengang dengan kekuatan terjadi di Spanyol, PeIslam. Ternyata Islam juga kuat dan rang Badar dan perang maju. Dan pada Perang Salib tersebut Hunain, semuanya diorang Kristen kalah. Lantas mereka menangkan orang Ismenyerang dengan cara yang lain, yaitu lam. “Ini menandakan, melalui perang kebudayaan – meskipun bahwa umat Islam tidak ini masih terusan dari perang salib. takut mati dan tidak cinSehingga Presiden Amerika pada saat ta uang. Jadi, meski jumitu – George W. Bush – pernah terlontar lahnya sedikit kalau ucapan Perang Salib pada saat gedung imannya kuat bisa meWTC diserang oleh teroris. nang,” paparnya. Sebenarnya, lanjut Profesor biProf. Dr. H. Imam Muchlas, MA Alhasil, simpul dang tafsir ini, dalang dari konfrontasi Salah satu bentuk pertahanan da- Profesor Imam Muchlas, kita harus ada budaya tersebut adalah Zionis Yahudi. Hingga kini mereka sangat benci terha- lam konfrontasi budaya tersebut, tutur semangat untuk menang. Sebagaimana dap Islam. Kebencian itu didasarkan anggota Tim Ahli Majelis Tarjih PW contoh kemenangan Rasulullah ketika atas keirihatian mereka. Dalam al-Qur’an Muhammadiyah Jatim ini, adalah dak- mengatakan “Allah” kepada Da’tsur telah dinyatakan, bahwa mereka itu iri. wah dan pendidikan. Hal itu bisa dilaku- yang langsung menjadikan tangan “Menurut Yahudi, semestinya wahyu kan melalui pengajian-pengajian yang Da’tsur gemetaran dan jatuhlah peitu diberikan kepada keluarga Dawud ada di televisi yang cukup kuat penga- dangnya. Juga sebagaimana pejuang (Bani Israil). Namun nyatanya justru di- ruhnya. Atau juga lewat media radio, kita saat melawan Belanda dengan perberikan kepada Nabi Muhammad se- majalah atau yang lainnya. Lebih pen- alatan apa adanya, sehingga saat itu Behingga kebencian mereka bertambah,” ting lagi melalui pondok pesantren dan landa takut dan mereka kalah. “Ini tak sekolah Islam yang kini mutunya sudah lepas dari kuatnya keimanan mereka urainya. Atas dasar kebencian inilah, kata baik. “Kita harus mewaspadai jangan kepada Allah SWT,” tandasnya. pria kelahiran Ngawi 24 Agustus 1935 sampai anak-anak lebih memilih televisi Laporan: Muhammad Hisyam, ini, mereka berkeyakinan bahwa mem- ketimbang mengaji. Ini target mereka. Suprianto (Surabaya). MPA 341 / Pebruari 2015
7
Tegas dan Santun Sikap Islam Menghadapi Pelecehan dan Hujatan Pelecehan, hujatan dan serangan terhadap umat Islam, rupanya terus dihembuskan oleh pihak-pihak yang selalu memusuhi dan tak suka melihat umat Islam Indonesia menebar agama rahmatan lil ‘alamin. Sehingga tata aturan dan perundangan tentang pernikahan yang sudah sangat jelas misalnya, masih saja diutak-atiknya. Seperti isu pernikahan beda agama yang pernah mencuat menjadi isu nasional. Ajaran Islam sudah demikian gamblang mengatur hal tersebut. Sebagaimana yang dituturkan KH. Abdurrahman Navis, Lc, M.HI, bahwa nikah beda agama dalam pengertian seorang wanita Muslimah dengan laki-laki non-Muslim – baik itu ahli kitab maupun bukan, para ulama’ sepakat bahwa hukumnya haram dan tidak sah. Tetapi kalau laki-laki Muslim nikah dengan wanita ahlul kitab – dalam arti orang Yahudi atau orang Nasrani – para ulama’ masih berbeda pendapat. Ada yang tidak memperbolehkan dan ada pula yang memperbolehkan. Ibnu Abbas tidak memperbolehkan. Sebab mereka itu termasuk dalam kategori musyrikun. Tapi di sisi lain, Ibnu Umar memperbolehkan kalau memang itu ahli kitab (Yahudi dan Nasrani). Sebab pada zaman Nabi ada beberapa sahabat yang menikah dengan ahlul kitab. Padahal saat itu kitab orang Yahudi dan Nasrani sudah muharrof dan mereka sudah mengakui trinitas. Jika kita tarik ke dalam konteks Indonesia, lanjut Wakil Katib Syuriah PWNU Jawa Timur ini, maka pernikahan beda agama – yang perempuan non-Muslim – masuk dalam kaidah ushul fiqh sadd adz-dzari’ah, mencegah dampak negatif. Oleh karenanya, maka para ulama’ banyak yang melarangnya. “Intinya, terletak lebih pada pencegahan sebelum terjadi hal-hal yang jelek,” terangnya. Jika sekarang ini terjadi judicial re8
MPA 341 / Pebruari 2015
view di Mahkamah Konstitusi terhadap UU No. 1 Tahun 1974 tentang Pernikahan, kata Pengasuh pondok pesantren Nurul Huda Sencaki Surabaya ini, maka kita harus mempertahankan UU tersebut. Jika para penggugat beralasan itu mengurangi hak asasi mereka untuk menentukan pernikahan, kita harus menjawabnya bahwa hak asasi itu dibatasi dengan kewajiban kepada agama. “Kebebasan seseorang itu dibatasi oleh kebebasan orang lain. Dan kebebasan seseorang dibatasi pula dengan kewajiban kepada agama,” terangnya.
KH. Abdurrahman Navis, Lc, M.HI Dalam tuntunan agama, pernikahan itu ada batasan-batasan tertentu. Nikah beda agama, nikah sejenis, atau nikah dengan mahrom, adalah batasanbatasan agama yang tak boleh dilanggar. “Isu nikah beda agama itu sengaja dihembuskan untuk mendangkalkan kehidupan beragama,” tegasnya. “Pemerintah, tokoh masyarakat dan tokoh agama harus tetap mempertahankan kaidah-kaidah agama, sesuai dengan
kesepakatan di Indonesia melalui UU Pernikahan,” tukasnya menegaskan. Hak Asasi Manusia, selama ini memang kerap dipahami secara salah kaprah. Hingga mengucapkan salam sesama siswa Muslim di sekolah, dianggap tak toleran terhadap pemeluk agama lain. Menurut alumnus Fakultas Dakwah di Jaami’atul Imam Ibnu Saud al-Islamiyah University ini, di dalam ajaran Islam itu ada urusan ubudiyah (ritual) dan mu’amalah (sosial). “Kalau masalah sosial, kita harus toleransi. Seperti belajar atau bisnis bersama. Tapi kalau sudah masalah ibadah, itu sudah lakum diinukum wa liyadiin,” ujarnya menjelaskan. Pengertian toleransi, lanjut pria kelahiran Sampang 10 Mei 1963 ini, adalah bagaimana melaksanakan agamanya dengan baik dan juga membiarkan orang lain melaksanakan agamanya. Sedangkan salam itu doa. “Jadi, mengamalkan agamanya sendiri itu bukan menyinggung agama lain,” ungkapnya. “Penggantian salam dengan selamat pagi itu bukan toleransi beragama, tapi sudah merupakan pengkerdilan pengamalan agama,” tandasnya menambahkan. Alumnus pondok pesantren Sidogiri yang kini aktif mengisi acara di radio, televisi dan media cetak ini terkadang merasa gerah melihat upaya orang-orang yang tak menyukai Islam. Sebab ada-ada saja yang dilakukan. Seperti upaya pengosongan agama di KTP. Padahal itu jelas-jelas bertentangan dengan sila pertama Pancasila “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Dengan pengosongan di kolom agama, tutur suami Hj. Maidah Mukarromah ini, justru akan membingungkan. Jika ada seseorang yang kecelakaan dan meninggal, lantas di KTP kolom agamanya kosong. Tentu akan kesulitan mengurus jenazahnya. “KTP itu identitas diri. Dengan mencantumkan agamanya bukan berarti tidak toleran. Kolom
agama di KTP itu bukan merupakan diskriminasi, tapi untuk menegaskan identitas seseorang,” paparnya. “Pengosongan kolom agama akan berakibat pada kian tidak percayanya seseorang terhadap agama,” ucapnya bernada tinggi. Anak sulung dari tiga bersaudara ini mengingatkan, agar umat Islam senantiasa waspada terhadap itu semua. Kita harus selalu beramar ma’ruf nahi mungkar. “Amar ma’ruf nahi mungkar itu wajib. Sebab hancurnya umat-umat terdahulu disebabkan karena sudah tidak adanya amar ma’ruf nahi munkar,” katanya mantap. “Jadi, amar ma’ruf nahi munkar itu harus ditegakkan. Tinggal metodenya, tetap billati hiya ahsan,” tukasnya. Kewaspadaan itu diperlukan, karena umat Islam hingga kini masih terus mendapat hujatan dan serangan baik
1947 ini juga mengajak umat Islam untuk tidak emosional terhadap tindakan provokatif tersebut. “Sebaiknya, umat Islam menunjukkan dan menjelaskan dengan tegas dan bijak, bahwa perbuatan mengkarikatur atau menggambar Nabi Muhammad dilarang dalam agama Islam,” ujarnya. “Dan saya berharap umat beragama di seluruh dunia menghormati keyakinan umat Islam,” pintanya. Direktur Utama Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya ini juga meminta pemerintah Indonesia – sebagai pengayom umat beragama di Indonesia – melalui Kementerian Agama melakukan sikap yang bijak dan tegas. “Tolong sampaikan kepada Pemerintah Perancis bahwa perbuatan Charlie Hebdo telah melecehkan agama Islam. Karena itu, agar Pemerintah Perancis menindak tegas terhadap yang bersangkutan dan
Drs. H. Endro Siswantoro, M.Si dari dalam maupun dari luar. Seperti sikap majalah Perancis Charlie Hebdo yang ngotot membuat karikatur Nabi Muhammad SAW dan menerbitkan dengan jumlah oplah mencapai 3 juta eksemplar. Hal itu sangat disesalkan oleh Drs. H. Endro Siswantoro, M.Si. Menurut Ketua FKUB Prov. Jawa Timur ini, tindakan Charlie Hebdo merupakan tindakan yang provokatif terhadap umat Islam. “Karena itu, FKUB Jawa Timur tidak akan gegabah menanggapi masalah ini,” tukasnya. Pria Kelahiran Lamongan 4 April
meminta maaf kepada umat Islam di seluruh dunia,” tegasnya. Mantan Asisten Sekdaprov Jatim Bidang Kesejahteraan Masyarakat ini juga berharap, Kemenag bisa memberikan ketenangan kepada umat Islam Indonesia dan mengajak masyarakat Islam Indonesia agar tidak emosional. Sebab menurutnya, hal itu malah akan dapat merusak citra Islam itu sendiri. “Tunjukkan bahwa umat Islam itu dewasa dan bijak,” tandasnya. Sebab Islam, terang Suami Hj. Artini ini, adalah agama rahmatan lil ‘alamin yang telah mengajarkan kepada umat-
nya agar menjadi manusia yang pandai, berakhlak mulia dan terpuji. Islam juga tidak mengajarkan kepada umatnya menjadi manusia yang berwatak kasar kepada orang lain. Bahkan kepada orang berbeda keyakinanpun harus santun dan hormat. “Dalam Surat al-Anbiyaa’ ayat 107 dijelaskan, ‘Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam’,” paparnya merujuk ayat al-Qur’an. Sebagai agama rahmatan lil ‘alamin, ulas ayah lima anak ini, artinya Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi seluruh alam semesta. Termasuk hewan, tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia. Islam melarang manusia berlaku semena-mena terhadap makhluk Allah. Rasulullah SAW dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan al-Imam al-Hakim: “Siapa yang dengan sewenang-wenang membunuh burung, atau hewan lain yang lebih kecil darinya, maka Allah akan meminta pertanggungjawaban kepadanya.” Sebab burung mempunyai hak untuk disembelih dan dimakan, tetapi bukan untuk dibunuh dan dilemparkan semena-mena. “Kalau dengan hewan saja tidak boleh sewenang-wenang, apalagi sesame manusia,” tukasnya. Oleh karena itulah, tegas Wakil Ketua Dewan Musytasar DMI Jatim ini, sikap mencaci dan melecehkan kepada orang lain dan orang beragama lain, apalagi dengan sesama umat Islam, sungguh perbuatan tidak terpuji. Seperti yang tertera dalam al-Qur’an surat al-Maidah ayat 8: “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Maka berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Jadi, kita diperintahkan untuk mengajak dan menegakkan kebenaran di jalan Allah, tapi tidak dengan cara kekerasan, pelecehan dan penghinaan. “Umat Islam diperintahkan untuk mengajak dan menegakkan kebenaran dan keadilan dengan bijaksana,” tambahnya menandaskan. Laporan: Muhammad Hisyam, Dedy Kurniawan (Surabaya). MPA 341 / Pebruari 2015
9
Prof. DR. Hb. Mohammad Baharun, SH, MA
Guru Besar Sosiologi Agama Universitas Nasional Bandung
Siasat Mengadu-domba Umat Islam Maraknya akun penistaan agama, sesungguhnya berkaitan erat dengan fenomena Islamophobia yang terjadi di dunia Barat. Mereka khawatir kalau Islam menjadi kekuatan blok besar secara global yang dapat melemahkan mereka. “Isu terorisme yang digaungkan di dunia Islam, di belakangnya adalah agen-agen Barat dan Zionisme Internasional,” tukas Prof. DR. Hb. Mohammad Baharun, SH, MA. Untuk mendalami hal itu, reporter MPA Syaifudin Ma’arif mewawancarai mantan Rektor Universitas Nasional Bandung dan Ketua Komisi Hukum dan Perundang-undangan MUI Pusat tersebut. Berikut hasil wawancaranya: Akun penistaan agama terutama kepada agama Islam baik melalui media sosial maupun media massa begitu gencar beredar dan mudah ditemui oleh masyarakat. Kalau dalam pandangan Anda, fenonema apa yang sebenarnya terjadi? Fenomena yang belakangan ini marak diperbincangkan, sebenarnya merupakan fenomena yang lama terjadi di belahan dunia Barat; fenomena munculnya Islamophobia di Barat. Ancaman kependudukan dari kaum migran maupun penduduk asli di Eropa dan Amerika, yang notabene mayoritas dari Asia ada yang membawa ajaran Islam, yang kemudian dianut warga mereka. Hal itulah yang membuat mereka cemas. Pandangan keagamaan dan gaya hidup yang selama ini mereka anut seolah-olah tengah menghadapi sebuah ancaman besar dan itu pada akhirnya melahirkan kecemasan dalam kehidupan mereka sehar-hari. Dan kecemasan itu diwujudkan dalam bentuk pelecehan terhadap agama. Di Spanyol beberapa waktu lalu ada 10
MPA 341 / Pebruari 2015
menjadi blok besar secara global yang dapat melemahkan mereka.
perayaan Kejatuhan Pemerintahan Islam lebih 500 tahun yang lalu. Mereka membawa bendera “Laa Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah” yang dijungkirkan, dengan menggendongnya seakan membawa jenazah yang mau dikuburkan. Ironisnya, itu terjadi di dunia Barat yang disebut sebagai “kampium” demokrasi dan hak-hak asasi ternyata justru mereka tidak toleran terhadap perbedaan dan nilai-nilai hak asasi itu sendiri. Mengapa dalam pandangan Dunia Barat, terutama pasca peristiwa 11 September, setiap tindakan terorisme selalu dikaitkan dengan umat Beragama (Islam)? Pandangan negatif dan pejoratif (melecehkan) ini karena politik hegemonik Barat masih memandang Islam dalam tindakan (orang per orang/kelompok kecil) secara subjektif, dan tidak memandang hakikat secara objektif Islam dalam ajaran. Bahwa Islam yang “Rahmatan Lil ‘Alamien” itu sesungguhnya anti kekerasan dalam bentuk apapun. Apa yang mendasari lahirnya sikap Islamophobia di dunia Barat? Pertama, mungkin karena stigma perang salib. Kedua, semangat hegemoni dan merasa unggul, sehingga mengkhawatirkan Islam sebagai kekuatan politik dapat
Siapa sebenarnya aktor intelektual yang melahirkan sikap Islamophobia? Saya kira masalahnya bukan siapa aktornya. Akan tetapi demikianlah blue print, yang mereka miliki untuk memenangkan perang peradaban dalam era post kolonialisme ini. Berdirinya NATO yang mengecilkan peran Turki karena Muslim, adalah salah satu bukti Islam dianggap ancaman laten mereka. Sehingga berbagai cara dan metode diterapkan untuk melemahkan kekuatan Islam sebagai realitas sosial politik yang amat penting secara global. Bagaimana peran Zionis Yahudi dalam pencitraan atau tumbuhnya sikap anti Islam? Karena sudah semenjak lama sudah ada komitmen kepentingan antara Kristiani-Yahudi, maka jelas kepentingan keduanya menjadi salah satu pokok untuk menegakkan hegemoni di tengah peran Umat Islam sekarang ini. Pasca runtuhnya komunisme di Eropa Timur sebagai lawan politik dunia Barat, telah menumbuhkan kekuatan politik baru di berbagai belahan dunia. Dan ini dianggap sebagai ancaman bagi mereka, sehingga harus dihancurkan dengan berbagai cara. Menurut Anda caracara apa saja yang dipakai dunia Barat (Zionis) untuk menjaga dominasi mereka? Cara yang paling efektif untuk menundukkan dunia Islam, adalah menciptakan stigmatisasi di tengah Umat Islam dengan isu terorisme, yang sebenarnya itu di belakangnya adalah agen-agen Barat dan Zionisme Internasional. Runyamnya sebagaian
umat kita termakan dengan agenda mereka. Dalam catatan sejarah Bani Israil atau Zionis Yahudi tidak pernah bisa hidup akur dengan negara tetangga atau kelompok lainnya, contoh Palestina. Mengapa demikian? Yahudi sebagai individu, mungkin ada yang baik. Bahkan ada sejumlah mereka masuk Islam. Namun Yahudi sebagai suatu kekuatan politik sangat berbahaya dan mengancam perdamaian. Kejahatan Yahudi politik (Zionisme) mendapat dukungan Barat dengan memainkan siasat “double standard”. Suatu bukti nyata bahwa Barat dan AS tidak toleran, tidak adil dan ademokratis dalam konteks memandang eksitensi pemerintahan Palestina. Bagaimana pandangan Anda dengan adanya tuntutan penghapusan undang-undang tentang larangan Penodaan Agama yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat, dengan berdalih pemasungan
tersebut.
kebebasan beragama? Buktinya di Barat sendiri sampai saat ini tidak menemukan cara untuk memberikan solusi hukum terhadap kejahatan penodaan/penistaan agama. Seperti yang baru terjadi di Paris bagi penerbitan Charlie Hebdo itu – pemerintah terhalang kebebasan pers dan menyatakan pendapat. Seolah memberikan peluang orang untuk melakukan kejahatan penghinaan terhadap kebebasan agama orang lain. Di Indonesia kita bersyukur punya UU No. 1/PNPS/1965 tentang penodaan/ penistaan agama. Yurisprudensi kasus Sampang yang enkrag (baik tingkat PN sampai MA) justru semakin meneguhkan kepastian hukum terhadap para pelaku penodaan agama
Apakah gerakan Zionis yang secara masif ini juga terjadi di berbagai negara termasuk Indonesia? Bagaimana bentuk-bentuk gerakan itu? Gerakan Zionisme yang tampak, adalah adu domba umat Islam. Misalnya di Indonessia, mayoritas umat Ahlusssunnah wal Jama’ah sebagai kekuatan dile-mahkan dengan adu domba di antara mazhab dan ormasnya mengai hal-hal bersifat furu’ yang sebenarnya sudah selesai. Apa yang harus dilakukan oleh umat Islam agar memiliki ketahanan dalam menghadapi tekanan maupun skenario global yang ingin menghancurkan Islam baik dari dalam maupun luar? Bersatu dalam ukhuwwah yang hakiki. Islam sebagai kekuatan sosial politik harus ikut berperan dalam negara. Untuk menjaga ketahanan nasional dan NKRI, negara harus mengayomi benteng kekuatan umat Islam dari ancaman luar.
MPA 341 / Pebruari 2015
11
Islam Nusantara Menjaga Toleransi Umat Beragama Upaya pencabutan UU tentang Penodaan Agama, judicial review terhadap UU Pernikahan dan sebagainya, akan terus ada hingga kapanpun. Sebab menurut Drs. H. Imam Tabroni, MM, hal semacam itu sudah ada sejak dulu. “Pemikiran semacam itu sudah cukup lama sekali. Dan Alhamdulillah, hingga kini upaya-upaya itu gagal,” ucapnya penuh syukur. “Tapi kelompok-kelompok skularis tak pernah mau menyerah. Mereka tidak akan berhenti untuk terus berusaha melegalkan cita-citanya,” paparnya. Kreator yang bersembunyi dibalik LSM-LSM tersebut, tutur Sekretaris Umum MUI Jawa Timur ini, adalah kelompok anti agama. Sehingga kehadiran agama menjadi penghalang ideologi mereka. Tentu dengan hilangnya kolom agama di KTP dan dihapuskanya UU tentang penistaan agama, akan terjadi kesulitan dalam pembinaan umat. “Ketika tak ada ketentuan hukum yang mengikat, mereka jelas akan berbuat seenaknya sendiri,” simpulnya. Dari sinilah, sambung pria kelahiran Blitar 7 Pebruari 1947 ini, sehingga banyak muncul aliran-aliran sesat. Targetnya jelas, mereka ingin mengacau-balaukan sistem hukum yang berlaku di negara kita. “Kalau selama ini mereka seakan-akan menjunjung tinggi keadilan dan menegakkan HAM, itu cuma setrategi untuk mencari dukungan semata,” paparnya. Setelah PKI dibubarkan, kata dosen UNSURI Surabaya ini, mulailah wacana HAM mengemuka di negeri ini. Sebab mereka membutuhkan payung untuk menggolkan cita-cita ideologi mereka. “Pola pikir, cara, upaya dan gerakan mereka selalu mengerucut pada anti agama. Kenyataan ini tak bisa dipungkari!” tandasnya. “Sayangnya, kebanyakan umat Islam tak menyadari kalau mereka membawa misi yang sangat berbahaya sekali,” katanya menyayangkan. Upaya-upaya tersebur, menurut suami (alm.) Nurkholifatun Ningsih yang dikaruniai tiga anak ini, adalah merupakan kegigihan kelompok kiri. 12
MPA 341 / Pebruari 2015
Mereka akan terus berulang-ulang melakukan gerakan serupa hingga berhasil tujuannya.”Isu-isu wacana yang mereka lontarkan seiring; nikah beda agama, pengosongan agama di KTP, penghapusan UU penistaan agama,” ungkapnya serius. Selama ini, MUI sudah berupaya membendung faham-faham menyimpang
Drs. H. Imam Tabroni, MM yang bersemayam pada tubuh aliranaliran sesat. Sebab semua itu tidak lepas dari sepak terjang kelompok-kelompok kiri. Oleh karenanya, pihak MUI selalu menghimbau dan menekankan pada masyarakat, bahwa rakyat Indonesia khususnya umat Islam jangan asal mendukung aliran yang tidak jelas. “Kita harus sanggup berpikir jernih. Setiap kali akan melakukan dukungan, hendaknya terlebih dahulu berhitung manfaat-madharatnya,” ujarnya menyarankan. Yang sangat disesalkan kakek 5 cucu ini, adalah adanya beberapa cendekiawan Muslim yang notabene putra Kiai tapi pola pikirnya masih terjangkiti dengan sekularisme dan liberalisme. Begitu bangganya mereka mendewadewakan kekuatan otak. Padahal otak manusia itu jelas-jelas sangat terbatas. “Pegangan umat Islam itu adalah al-
Qur’an dan bukan otak. Sebab otak manusia itu fungsinya untuk menganalisis saja,” jelasnya. “Inilah yang seringkali justru terbalik,” sesalnya. Sesungguhnya, ujar Tabroni, umat Islam saat ini menghadapi serangan dari dua arah; dari luar dan dari dalam umat Islam sendiri. Seperti adanya kelompok yang mengatasnamakan Islam fundamental. Oleh karenanya, kini MUI melakukan kaderisasi ulama’ melalui wadah PKU (Pendidikan Kader Ulama’). “Sudah seharusnya kita membuat konsep pemikiran yang sama untuk menghadapi tantangan yang bertubitubi ini,” pintanya berharap. Bagi Prof. Dr. H. Thohir Luth, MA, jika ada orang Islam menghujat agama Islam, itu karena kebodohannya. Dia mengetahui Islam hanya menurut kata orang. Tidak mempelajari Islam secara mendalam. Atau bisa jadi dia mendapat pengetahuan tentang Islam dari orang lain, yang notabene sumbernya tersebut juga tak paham betul tentang Islam. “Nah, ini konyol!,” tukasnya singkat. Namun jika ada orang di luar Islam menghujat dan memusuhi Islam, tutur Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur ini, tentu itu ada muatan politisasi agama. “Setidaknya, mereka berupaya membuat opini bagi masyarakat bahwa: ini lho agama yang kalian yakini, sebenarnya seperti ini,” ulasnya. Secara internal, kata pria yang lahir di Flores 7 Agustus 1954 ini, rusak dan runtuhnya Islam itu bisa jadi karena orang Islam sendiri. Sebab mereka mengetahui Islam hanya secara sepotong-sepotong. Tidak mengetahui dan mengkaji Islam dari sumber-sumber yang asli, dari al-Qur’an dan as-Sunnah. “Mereka hanya mendengar Islam dari apa kata orang,” ungkapnya berterus terang. Menurut Guru besar Ilmu Hukum Islam Universitas Brawijaya Malang ini, negara-negara Barat tidak rela melihat negara-negara yang dulu didominasi komunis dan fasisme, sekarang justru hampir di semua negara sudah tumbuh Islam dengan berbagai karya inovasi di bidang ilmu pengetahuan dan tek-
nologi. Itulah pasalnya, simpul penulis buku ‘Syari’at Islam, Mengapa Takut?’ ini, mereka menganggap Islam sebagai ancaman. Kini mereka sedang menggelar sebuah kekuatan baru, yakni menjadikan Islam sebagai Common Enemy (Islam sebagai musuh bersama). “Tak heran jika Islam terus diserang dan berupaya dijatuhkan melalui berbagai cara dan berbagai media baik film, gambargambar karikatur dan sebagainya,” urainya memaparkan fakta. Untuk menghadapi cara-cara seperti itu, tutur Ketua Program
pengayom bagi seluruh masyarakat,” ujarnya. Menurut Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kanwil Kemenag Prov. Jatim ini, ada tiga peran besar dalam kesejarahan yang telah dimainkan secara cantik pesantren di Nusantara. Selain sebagai intitusi keagamaan, dalam perjalannya ponpes juga berperan aktif sebagai institusi pendidikan. Tak hanya itu, pesantren sebagai intitusi pendidikan tertua di negeri ini juga hadir sebaga lembaga sosial yang aktif memberikan kritik sosial. “Pondok pesantren juga kerapkali
disinyalir disebabkan kelompok tertentu yang mengusung faham purifikasi baru. Tapi menurut mantan Kepala Kankemenag Lamongan ini, hal itu masih berada dalam batas normal. Artinya gerakan itu belum terbukti menjadi api penyulut adanya konflik sosial. “Konflik yang mencuat itu lebih dominan dilatarbelakangi oleh motif sosial,” tandasnya. Sebagai langkah antisipatif, pada tahun lalu Kementerin Agama RI bersama Mahkamah Konstitusi telah mengumpulkan seluruh pengasuh pesantren demi mewujudkan pendidikan Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Selain
Prof. Dr. H. Thohir Luth, MA Drs. Husnul Maram, MHI Pengembangan Agama (PPA) Univer- hadir untuk menyelesiakan berbagai itu, Kemenag juga membuka program sitas Brawijaya Malang ini, kita tak bisa problem sosial kemasyarakatan,” tu- beasiswa S2 kader ulama’ dengan Promengandalkan organisasi dunia seperti kasnya. gram Studi Manajemen Pendidikan IsSebagai institusi agama – sebagai lam dan Program Studi Islam Nusantara. PBB. Sebab wajah PBB sendiri tidak jelas. Ia tak punya komitmen untuk ciri khasnya selama ini, pesantren meng- “Progam ini sangat penting demi memmembela agama. Bahkan mereka sering khususkan diri dalam pengkajian aga- berikan pemahaman Islam Nusantara menetapkan kebijakan-kebijakan secara ma. Dengan spesialisasi dalam tafaqq- atau Islam Indunisiyyin,” tukas mantan mendua. “PBB tak cuma bermuka dua uh fiddin, pesantren terbukti berhasil Kasi Pekapontren Kankemenag Gresik tetapi bahkan dasamuka,” tukasnya ge- membentuk para santrinya menjadi ini. ram. “Jika PBB ada kepentingan, mereka manusia yang taat beragama. Tak hanya Pemahaman Islam Nusantara, akan bela habis-habisan. Tapi sebalik- itu saja, dengan pemahaman yang di- menurutnya, harus dikembangkan dan nya, kalau tak ada kepentingan justru kantongi tersebut, para santri mampu menjadi konsen bersama. Dengan peakan diinjak-injak,” kata lelaki yang juga menjadi sosok warga yang tunduk ter- mahaman Islam model ini, Islam hadir menulis buku ‘Masyarakat Madani, hadap tatanan negara serta menghargai sebagai pegayom bagi semua golongSolusi Damai Dalam Perbedaan’ ini norma-norma sosial. an. Jadi, umat minoritas nggak perlu Dengan peran inilah, lembaga pe- takut kepada umat Islam khususnya menambahkan. Untuk itulah, NKRI hendaknya kita santren mampu menghalau faham teror- pesantren. Ssebab secara historis pekukuhkan bersama sebagai sesuatu isme. Sebab faham tersebut merupakan santren selama ini turut menjaga toleyang final. Menurut Drs. Husnul Maram, bentuk penyimpangan terhadap ajaran ransi umat beragama. “Sejak kelahiranMHI, selama pesantren ada niscaya Ne- agama. “Dengan pemahaman ajaran nya, pesantren membawa misi Islam gara Kesatuan Republik Indonesia tetap agama yang kuat, pondok pesantren Nusantara yang rahmatan lil a’alamakan terjaga. Sebab pesantren terbukti juga sanggup menangkal segala bentuk in,” pungkas mantan kasubbag Tata menjadi salah satu penyokong setia konflik agama,” ujarnya meyakinkan. Usaha Kankemenag Gresik. Beberapa waktu lalu, memang NKRI. “Dengan pandangan inklusiviLaporan: Mey.S, Suprianto, M. tasnya, pesantren mampu hadir sebagai sempat mencuat konflik aliran yang Tajuddin Nurcholis (Surabaya). MPA 341 / Pebruari 2015
13
14
MPA 341 / Pebruari 2015
MPA 341 / Pebruari 2015
15
Kanwil Kemenag Prov. Jatim Mendapat Lawatan dari Kementerian Malaysia Ada pemandangan berbeda di Kanwil Kemenag Prov. Jatim pada 7 Januari kemarin. Sebab ada lawatan rombongan yang dipimpin langsung oleh Menteri Muda di Pejabat Ketua Menteri Hal Ehwal Islam dan Menteri Muda Pembangunan Infrastruktur Sarawak Malaysia. Lawatan ini merupakan rangkaian kunjungan selama lima hari di Makasar, Sulawesi dan Surabaya. Dalam lawatan tersebut, Pejabat Menteri Hal Ehwal membawa sekitar15 orang; yang terdiri dari akil dari Kedubes Malaysia di Indonesia, pengurus Harokah al-Hikmah di Serawak, Perwakilan Majelis Islam Serawak, dan Ahli lembaga Majelis Islam Serawak. Selain itu. ada pula perwakilan Chinese Moslem Serawak, Mantan Imam Besar Masjid Serawak yang juga sebagai Penasihat Lembaga Amanah Negeri Serawak, perwakilan Mualaf Serawak, pendakwah Harokah Islamiyah Serawak, dan pengurus Baitul Mal Serawak. Dalam kesempatan ini, perwakilan dari Malaysia dibuat takjub dengan potensi yang dimiliki Jawa Timur dan keragaman yang ada di dalamnya. Dengan jumlah penduduk 37 juta lebih yang terdiri dari beberapa pemeluk agama, ternyata tidak banyak konflik yang timbul. Banyaknya ormas Islam yang ada tidak menjadi sumbu pertikaian. Sesuai data MUI Jatim, di Jawa Timur dengan jumlah populasi penduduk 37.879.713 mayoritas adalah Muslim dengan angka 95,47 persen. Sisanya dihuni
Dari Kanan: KH Abdussomad Bukhori (MUI jatim) Drs H Supadi MPd (Kabid Penma kanwil Kemenag Jatim) Ir H Daun bin Abdurrahman (Menteri Muda Malaysia) pemeluk Protestan, Katolik, Hidu, Budha dan Konghucu. Karena mayoritas Muslim tak heran jika di seluruh Jatim tersebar 43 ribu masjid dan 165 Mushalla. Sementara itu, menurut data Kanwil Kemenag Prov. Jatim, Provinsi ini memiliki Madrasah Aliyah Negeri sebanyak 90 lembaga, 183 MTsN, dan 148 MIN. Sementara itu, jumlah Madrasah Aliyah swasta adalah 1.253 lembaga, 2.923 MTs swasta, 6.361 MI swasta. Institusi pendidikan Islam ini masih dilengkapi dengan 5.147 pondok pesantren yang tersebar di seluruh Jawa Timur. “Ini adalah salah satu kekuatan kami dalam mewujudkan masyarakat
Jawa Timur yang taat beragama, rukun, cerdas, mandiri dan sejahtera lahir batin,” tandas Drs. H. Supandi, MPd saat mewakili Kepala Kanwil Kemenag Prov. Jatim. Sementara itu, Tuan Datuk Ir. H. Daud bin Abdurrahman sangat terkesan dengan sambutan dari Kanwil Kemenag Prov. Jatim dan MUI Jatim. “Saya sangat bergembira dengan sambutan dan penerimaan Kemenag Jatim dan MUI. Semoga ini akan menjadi wadah silaturahim yang baik ke depan,” ujar Pejabat Ketua Menteri Hal Ihwal Islam dan Menteri Muda Pembangunan Infrastruktur Serawak Malaysia tersebut. Pri
ANTUSIAS. Para delegasi dari Malaysia salut dengan potensi yag dimiliki Kemenag Prov Jatim 16
MPA 341 / Pebruari 2015
Kado Manis Bidang PAIS di Penghujung Akhir Tahun 2014 Di penghujung tahun Yang tidak kalah penting2014 Bidang Pendidikan nya, di penghujung tahun 2014 Agama Islam Kantor Wilayah ada 4 dari 7 Guru PAI pada setiKementerian Agama Propinsi ap jenjang pendidikan lolos Jawa Timur memperoleh ‘Kado dalam Seleksi ke Oxford UniManis’ berupa prestasi-presversity the United of Kingdom tasi nasional. Diantaranya (Inggris). Keempat Guru PAI Lomba Apresiasi Guru PAI Bertersebut masing-masing Muprestasi, Lomba Apresiasi Sedzakkir, M.Ag, M.Pd.I dari kolah Pengembangan PAI, SDN Menanggal Surabaya, Lomba Penulisan Cerita Islami Bagus Mustakim, M.Si dari [Ceris] dan Lomba Karya IlSMPN 2 Karangjati Ngawi, Nur miah Remaja [LKIR] PAI. Huda Kurniawan, M.Si dari Pada Lomba Apresiasi SMPN 2 Ngawi, dan Nanik Guru PAI Berprestasi Bidang Nurhayati, S.Ag, M.Pd,I dari Pendidikan Agama Islam KanSMAN 5 Madiun. Pemberian Penghargaan Juara I tor Wilayah Kementerian AgaKeberangkatan mereka Guru PAI Berpretasi Jatim oleh Menteri Agama RI ma Propinsi Jawa Timur meke Oxford University didamnempatkan 2 orang sebagai Juara 1 pada Guru PAI Berprestasi Jenjang TK. pingi Kepala Bidang Pendidikan Agama perhelatan Apresiasi Pendidikan Islam Sedangkan Nur Anas, S.Ag, M.Pd dan Islam Kantor Wilayah Kementerian (API) Lomba Guru PAI Berprestasi Elok Riskia, M.Pd.I sebagai Juara 3 Jawa Timur H. Mas’ud, S.Ag, M.Pd.I Tingkat Nasional, yang penganugerah- Lomba Guru PAI Berprestasi Jenjang beserta 30 Guru PAI dan 8 Kepala annya dilaksanakan pada tanggal 16 SMK dan SMP. Bidang PAIS/PAKIS se-Indonesia. Desember 2014 malam di Hotel Sementara Jawa Timur juga meSebelumnya pada bulan Nopember Borobudur Jakarta. nempatkan para Juara Harapan masing- 2014, ada 6 siswa SMA/SMK di Ajang Kedua wakil Jawa Timur yang me- masing adalah Arip Setyoadi, M.Pd.I Lomba Penulisan Cerita Islami [Ceris] nyabet Juara 1 tersebut adalah Nafidza- dan Tafsirul Anam, S.Ag pada jenjang dan Lomba Karya Tulis Ilmiah Remaja tul Ummah, S.Ag, M.Pd guru PAI SMKN GPAI SD, Agus Ainurraziqin, MA pada [LKIR] Pendidikan Agama Islam. 1 Bojonegoro sebagai Juara 1 Lomba jenjang SMP, Said Wahid, S.Ag, S.Pd, Keenam siswa tersebut masing-masing Guru PAI Berprestasi Jenjang SMK dan M.Pd.I pada jenjang SMA, Drs. Ya’kub, Haryas Subyantara Wicaksana siswa Riris Ratnasari, M.Pd.I guru PAI SMKN M.Pd.I dan Drs. Ahmad Rosidi, M.Pd.I SMAN 1 Pacitan sebagai Juara 2 Lomba 1 Magetan sebagai Juara 1 Lomba Guru pada jenjang SMK. Penulisan Cerita Islami (Ceris) Tingkat PAI Berprestasi Jenjang SMA. Dengan Pada lomba yang lain, Bidang Pen- Nasional, Juara Harapan ada Nurlaila prestasi tersebut Jawa Timur menyabet didikan Agama Islam Kantor Wilayah Rheanita Putri siswa SMAN Jember juara terbaik dan terbanyak. Provinsi Jawa Timur juga menempatkan (Ceris), Rodlatul, serta Juara berbakat Selain Juara 1, Jawa Timur juga me- 3 orang wakil pada Lomba Apresiasi Se- ada Nabila Qurrota A’yun SMKN 1
Ucapan Selamat Direktur Pendidikan Agama Islam kepada para Pemenang Lomba
nempatkan 2 orang wakil sebagai Juara 2 Nasional dan 2 [dua] wakil sebagai Juara 3 Nasional. Drs. Abd. Wahid Imam, M.Pd.I dari SMAN Grujugan Bondowoso sebagai Juara 2 Lomba Guru PAI Berprestasi Jenjang SMA dan Ikhwan Kurniawan, S.Pd, TK Negeri Pembina 1 Kota Malang sebagai Juara 2 Lomba
Foto Bersama Para Juara Wakil Jawa Timur
kolah Pengembang PAI; masing-masing SMAN 2 Jember sebagai Juara 2 Sekolah Pengembang PAI jenjang SMA, SMPN 3 Tuban sebagai Juara 2 Sekolah Pengembang PAI jenjang SMP, dan TK Islam Insan Kamil Tuban sebagai Juara Harapan Sekolah Pengembang PAI jenjang TK.
Ponorogo dan Norma Gupita Anjani SMAN Ploso Jombang. Nama-nama di atas adalah para Juara yang Memberikan Jejak dalam Mengukir Prestasi di Bidang PAIS Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur pada penghujung tahun 2014. Anto
MPA 341 / Pebruari 2015
17
Menuju Madrasah Adiwiyata Mandiri
ngah melakukan pembibitan tanaman khas Sumenep seperti Pohon Cemara Udang yang jumlahnya mencapai 50 pohon,” papar pria yang juga mengampu mata pelajaran Matematika ini. Selain itu, juga ada Kebun Toga untuk menanam beragam tanaman obat yang bisa digunakan untuk bahan pembuatan jamu. Ruang selasar madrasahpun dimanfaatkan untuk tempat beragam tanaman toga yang dipasang menggantung. MTsN Terate kini kian tampak lebih indah dan asri dengan beragam tanaman yang H. Hairuddin, S.Pd, MM.Pd.I Penghargaan Adiwiyata Nasional beraneka macam warnanya. Bunga Pucuk Merah dan Palem tamMTsN Terate Pandian Sumenep dino- sebagai bahan untuk membuat ragam ketebatkan sebagai Sekolah Adiwiyata Nasional. rampilan produk kerajinan daur ulang, se- pak menghias indahnya taman di halaman. Penghargaan tersebut diserahkan langsung misal lukisan, pot bunga, tanaman kertas, Keindahan aneka ragam tanaman itupun serasa sempurna dengan adanya 500 pohon oleh Menteri Kebudayaan dan Pendidikan dan lain sebagainya. MTsN Terate juga berupaya mengura- bunga anggrek yang tengah dibudidayakan. Dasar dan Menengah Anies Baswedan, serta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan ngi sampah plastik. Kantin sekolah telah Madrasah itupun tampak lebih lapang dan Siti Nurbaya, di Auditorium Manggala Wa- meminimalkan menjual jajanan yang dibung- sejuk dengan tersedianya Ruang Terbuka nabakti, Jakarta Pusat pada Senin 22 De- kus plastic. Juga tidak lagi menjual minuman Hijau (RTH) sebagai paru-paru sekolah. Madrasah ini juga mengajak siswa turut berwadah plastik. “Sebagai gantinya, di tiap sember 2014 lalu. MTsN Teratepun menjadi satu-satu- kelas telah disediakan air galon,” terang ayah membuat banyak sumur resapan Biopori sedalam setengah meter di lingkungan sekonya madrasah Adiwiyata Nasional pertama enam anak ini. Di MTsN Terate ini, setiap kelas ber- lah dan membuat lima sumur resapan dengan di Madura, serta menjadi jujugan sekolah dan madrasah untuk studi komparatif. Peng- kewajiban merawat dan mengelola taman dan diameter 2 m dan kedalaman 6 m. Empat hargaan itupun kian memantapkan langkah pohon asuh agar tetap hidup dan tumbuh sumur diletakkan di sekolah dan yang satu MTsN Terate menuju Madarasah Adiwiyata subur. “Kami juga menunjuk empat siswa diletakkan di lingkungan pesantren sebelah di setiap kelas untuk menjadi Duta Adiwi- sekolah. “Saat ini kami juga telah menamMandiri. Sejak tahun 2012, madrasah ini telah yata,” papar mantan Waka Kurikulum pung sisa air wudlu dan memanfaatkannya untuk menyirami tanaman,” ujar alumni Fak. bertekad menjadi madrasah adiwiyata. MTsN Sumenep itu. Di madrasah ini juga telah dibangun MIPA Jurusan Matematika IKIP Malang ini. Sebab menurut H. Hairuddin, S.Pd, M.Pd.I, Semua program di madrasah ini selalu anak yang terbiasa hidup bersih dan sehat Green House. Disamping untuk melakukan akan terbiasa hidup tertib. “Proses belajar pembibitan, juga digunakan sebagai diintegrasikan dengan lingkungan. Materi mengajarpun semakin kondusif,” tandas laboratorium tanaman. Selain beragam pelajaran dan beragam kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan upaya Kepala MTsN Terate ini. perlindungan dan pengelolaan MTsN Terate telah memlingkungan hidup telah dikemberikan kesadaran kepada siswa bangkan di madrasah ini. Selain tentang betapa pentingnya peduPramuka, juga ada Kader Keseli dengan sampah. Di madrasah hatan Ramaja (KKR), Kader ini, telah disediakan tempat samPecinta Lingkungan (KPL), Mapah yang sudah dipilah untuk ding bertema lingkungan, hingga masing-masing kriteria sampah. ekstra keagamaan yang bertemaWarna hijau untuk sampah basah kan wawasan lingkungan. “Kaberupa sisa makanan, daun dan mi menyebutnya dengan istilah ranting. Untuk bak sampah berpembinaan kader,” ujarnya. warna kuning diperuntukkan Cita-cita MTsN Terate menampung sampah kering bemenjadi Madrasah Adiwiyata rupa kaca, kaleng maupun plasMandiri disambut baik oleh Ketik. Sementara yang berwarna ormenag Kab. Sumenep. “Kami suange, khusus sampah baterai keH. Hairuddin, S.Pd, MM.Pd.I dah memilih 10 madrasah sebagai ring, tinta printer dan lain-lain. saat menerima penghargaan dari Mendikbud sekolah binaan MTsN Terate. Bekerjasama dengan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kab. Sume- tanaman hias, juga tanaman produktif yang Kami sudah buatkan SKnya dan kami ingin nep, MTsN Terate telah memiliki gedung jumlahnya tak kurang dari 24 jenis pohon – memulainya dari madrasah, karena kami yakin seluas 7x4 m untuk mengolah sampah or- yang berumur mulai dari 1 bulan hingga 6 madrasah bisa,” tutur Drs. Ec. H. Moch. Shoganik menjadi pupuk kompos yang diman- bulan. Seperti pohon atau tanaman Andong, diq, M.Pd.I. “Untuk mendukungnya, kami faatkan untuk membantu kesuburan ta- Krokot, Puring, Kaktus, Mawar jambe, Al- juga sudah menyiapkan anggaran untuk naman di sekolah. Sementara untuk sampah pukat, lidah buaya, beras tumpah, sri rejeki, MTsN Terate yang sudah masuk dalam anganorganik, papar suami Wiwin Suhaili Su- keladi, kamboja, pohon zig zag, rambutan, garan tahun 2015,” tandas KaKemenag Kab. lastri ini, dimanfaatkan oleh para siswa kelengkeng maupun sawo. “Kami juga te- Sumenep ini. Dedy Kurniawan, Syaf Anton
18
MPA 341 / Pebruari 2015
INTIMIDASI QURAYS KANDAS, ISLAM SEMAKIN MERETAS Kaum kafir Quraisy berputus asa dan kehabisan cara untuk membujuk Muhammad agar menghentikan dakwahnya dan membiarkan masyarakat jahiliyah mengikuti agama leluhurnya. Para pemuka mereka kembali berkumpul menyusun strategi dan langkah baru untuk tetap dapat menghadang gerakan Muhammad (gerakan Islam). Setelah missi Utbah bin Rabiah salah seorang diplomat unggulan yang menjadi utusan mereka dengan “strategi 4 jika-nya”, (yaitu jika kau menghendaki kekayaan, kemuliaan, kerajaan/kekuasaan, wanita, sembuh dari penyakit), yang ditawarkan kepada Nabi Saw semuanya ditolak mentah-mentah sehingga gagal membujuk Nabi Saw. Bahkan ketika Utbah mendengar Nabi Saw melantunkan ayat 1-6 Surah al-Fushshilat (sebagai jawabannya), Utbah merasa tidak kuasa menghadapi ayat-ayat itu dengan makna yang dikandungnya. Hatinya seperti diliputi kekuatan ghaib. Karena itu, ia segera pergi kembali menemui kaumnya, dan sejauh itu ayat-ayat itu masih terngiang di telinga dan fikirannya seolah memberi peringatan keras kepadanya: “Jika mereka berpaling, katakanlah, “Aku telah memperingatkanmu dengan petir, seperti petir yang menimpa kaum “Ad dan Tsamud”,(QS. Al-Fushshilat : 13). Maka dalam missi kedua ini, mereka sepakat mengirim dua orang utusan yaitu Al-Nadhr bin Al- Harits dan Uqbah bin Abi Mu’ith menemui rahib Yahudi di Yatsrib, untuk menanyaka hakekat Muhammad dan kebenaran ajaran yang didakwakannya. Mereka berharap kaum Yahudi akan mendukung pandangan mereka bahwa Muhammad adalah pendusta yang mengaku sebagai Nabi. Ketika kedua utusan ini bertemu dengan rahib Yahudi, mereka menyampaikan:”Salah seorang warga kami di Mekkah mengaku sebagai nabi. Ia bernama Muhammad putra Abdullah. Ia muncul di tengah masyarakat Mekkah dan mendakwahkan agama baru, yang mengajak manusia menyembah Tuhan Yang Esa, meninggalkan penyembahan berhala, tuhan-tuhan leluhur mereka”. Mendengar hal itu, rahib Yahudi merujuk kepada kitab suci mereka, terutama pada ayat dan bagian yang berbicara tentang akan datangnya nabi baru. Yaitu pasal pertama Kitab Kejadian ayat 33, Perja-
lanan Kedua, halaman 334 dari Kitab Perjanjian Lamam atau Taurat. Mereka mendapatkan jawaban disana bahwa “Muhammad adalah nabi yang dinantikan manusia yang berasal dari Faran (Makkah)”. Tetapi jangan lupa kaum Yahudi dikenal sebagai kaum yang culas. Seperti biasanya, mereka tidak memberikan jawaban yang otentik dan tulus kepada utusan Kafir Quraisy sebagaimana tertera dalam kitab suci mereka, bahkan mereka mengingkarinya. Mereka mengatakan,”Tanyakanlah kepada Muhammad mengenai 3 hal. Jika dia dapat menjawabnya maka kalian harus membenarkan dan mengikutinya. Berarti dia adalah Rasul yang diutus Tuhan. Jika tak dapat menjawabnya berarti dia hanya seorang pendusta. Kalian jangan mengikutinya”. Dengan perasaan takjub dan penasaran,utusan Quraisy itu bertanya kepada rahib Yahudi, “Apa yang harus kami tanyakan kepadanya?”. ”Tanyakanlah kepadanya tentang para pemuda dimasa lalu.Tanyakan kepada nya tentang laki-laki hebat yang mengitari bumi dari sisi barat hingga sisi timur. Dan yang terakhir, tanyakan kepadanya tentang ruh”, Jawab rahib itu. Begitu missinya berakhir, kedua utusan itu segera kembali pulang ke Makkah. Sesampainya di Makkah, mereka melaporkan hasil missinya kepada para pemuka Qiuraisy. Kemudian mereka, para pemuka, utusan, dan diikuti oleh banyak penduduk Makkah pergi mendatangi Muhammad untuk menyaksikan apa yang akan dikatakan Muhammad ketika mereka menyampaikan ketiga pertanyaan itu. Dengan gaya bicara yang angkuh dan menantang, kedua utusan berkata kepada Nabi Saw, “Wahai Muhammad, jika kau ingin kami membenarkan dan mengikutimu, jawablah 3 pertanyaan yang akan kamu ajukan kepadamu (sebagaimana 3 pertanyaan yang diterima utusan dari rahib Yahudi diatas)”. Saat itu Nabi Saw belum mengetahui jawaban atas 3 pertanyaan itu, dan beliau tidak mau berbicara karena dorongan hawa nafsu. Semua yang beliau ucapkan adalah wayu yang diturunkan dari Allah Swt. Nabi Saw meminta waktu kepada mereka untuk memberikan jawaban seraya berdoa kepada Allah Swt. Lima belas hari sudah berlalu, namun wahyu yang dinantikan belum kunjung turun. Kaum
kafir terus menunggu jawabannya. Mereka berharap Muhammad tidak akan bisa menjawab petrtanyaan itu. Dengan demikian, akan menjadi jelaslah bahwa Muhammad hanyalah seorang pendusta. Akhirnya,apa yang dinantikan Nabi Saw pun tiba. Allah swt menurunkan wahyu-Nya, melalui surah Al-Kahfi dan Al-Isra’. Sebagai jawaban pertanyaan pertama, Allah Swt menurunkan ayat 9-26 QS. Al-Kahfi yang berbicara tentang Ashabul Kahfi, kisah para pemuda yang mempertahankan keteguhan imannya sehingga perlu mengasingkan diri dalam gua untuk menyelamatkan diri dari kejaran dan tekanan rajanya yang dhalim. Menjawab pertanyaan kedua, Allah Swt menurunkan ayat 83-89 QS. Al-Kahfi yang bertutur tentang kisah Dzul Qornain yang membangun benteng besar dan kokoh untuk menyelamatkan suatu kaum yang lemah dari tekanan dan ancaman kaum Ya’juj-Ma’juj yang sangat bengis dan kejam. Sedangkan pertanyaan ketiga, tentang “ruh”, Allah Swt menurunkan ayat ke-85 surah Al-Isra’: “Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah, ruh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan (mengenainya) melainkan sedikit”. Meskipun jawaban Rasulullah Saw, begitu jelas dan benar, tetapi kafir Quraisy tetap enggan mengakui dan beriman kepada Nabi Muhammad Saw sebagaimana janji mereka. Sebaliknya, mereka tetap dalam keangkuhan, kedunguan, keingkaran, dan kekafirannya. Bahkan mereka berani menantang Nabi Saw dan Allah Swt, sebagaimana terekam dalam QS.Al-Anfal : 32 :”Dan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata, ‘Ya Allah jika betul (Al-Quran) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami adzab yang pedih”. Kendati demikian, peristiwa ini telah disaksikan oleh banyak penduduk Makkah sehingga mereka mengetahui kebenaran Nabi Muhammad Saw dan agama yang didakwahkannya. Peristiwa ini telah mengilhami sebagian mereka untuk beriman dan menyatakan masuk Islam. Telah datang kebenaran dan telah hancur kebathilan.(diolah dari kitab asbabun nuzul f.f.a. al mu’thi 2008 dan sumber lainnya) AHAR MPA 341 / Pebruari 2015
19
Musibah Bertubi-tubi A
khir tahun 2014 dan awal 2015 ini -bangsa Indonesia dihebohkan dengan musibah Airaisa QZ8501. Kerata besi yang terbang dari Bandara Internasional Juanda Sidoarjo menuju Singapur -jatuh di Selat Karimata Kalimantan Tegah 28 Desember lalu. Seluruh penumpangnya dan awak kapal yang berjumlah 162 orang –jadi korban. Sangat tragis memang. Setelah ekor pesawat dan Kotak Hitam ditemukan oleh gabungan tim SAR, tidak lama kemudian ditemukan badan pesawat –jaraknya 500 meter dari tempat ekor ditemukan. Dua benda pesawat naas itu terpisah cukup jauh. Hampir dua puluh hari pencarian korban, baru 47 jenazah yang ditemukan. Belum selesiai pencarian korban pesawat naas itu, pada tanggal 12 Januari 2015 –bangsa Indonesia di hebohkan lagi dengan khabar Kombes Pol BG -ditetap kan sebagai tersangka oleh KPK. Padahal mantan ajudan Presiden Megawati itu dicalonkan oleh presiden Jokowi menjadi calon “tunggal” Kapolri –menggantikan Jenderal Sutarman (yang diberhentikan dengan hormat). Berbagai komentar pro dan kontra tentang pencalonan “tunggal” itu. Mem buat bangsa yang baru “terantanan” dalam berdemokrasi ini terheranheran. Gregeten. Fasalnya, orang yang sudah jelas-jelas ditetapkan menjadi tersangka –kok tetap diajukan dan
20
MPA 341 / Februari 2015
dicalonkan menjadi Kapolri (pejabat penegak hukum). Rakyat Indonesia yang mendambakan bersih dari korupsi dan nepoteisme ini –menjadi geleng-geleng kepala. Penuh keheranan. Mana janji Pak Jokowi saat kampanye dulu? Mau dibawa kealam mana bangsa Indoensia ini? Apakah akan dibawa ke hutan yang menjadikan mata gelap. Suasana ketidak pastian tentang hukum. Siapa kuat, dia yang menang. Penulis menjadi teringat tulisan di Mimbar Pembangunan Agama terbitan bulan Januari 2010. Dikatakan, musibah, bisa menimpa siapa saja. Bisa menimpa rakyat ataupun pejabat. Orang miskin ataupun kaya. Orang sakit maupun sehat. Orang salah maupun benar. Orang baik maupun jahat. Orang melanggar maupun konsis. Orang sedang diam maupun berusaha. Orang malas maupun giat. Bisa Lawan maupun kawan. Orang sedang terancam maupun sekarang aman –lalu berkata “aku ini lho yang tidak pernah kena musibah”. Bisa terjadi besuk dan bisa sekarang. Bisa terjadi di sana maupun di sini. Musibah menurut Al Qur’an dan Al Hadits paling sedikit mempunyai 3 dimensi. Pertama, sebagai peringatan dari Allah. Ini terjadi akibat pelanggaran yang dilakukan umat manusia pada aturan Allah SWT. Fikiran dan tangannya jahil. Suka mengganggu dan
merusak lingkungan hidup. Tidak adil dikala berkuasa. Tidak menaruh kasih kasih sayang diantara sesama, dan masih banyak lagi. Hal ini disebut sebagai hukum sebab akibat. Firman Allah Swt: “ …musibah apa saja yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatanmu sendiri…” (QS. Assyuura [42]:30). Kerusakan apa saja yang terjadi di muka bumi adalah akibat perbuatan manusia. Bisa karena tidak mau mengikuti aturan yang ada. Baik itu aturan Allah Swt maupun aturan yang dibuat oleh manusia itu sendiri. Padahal dua aturan itu dibuat -tidak lain kecuali untuk kemaslahatan umat, baik di dunia maupun di akhirat. Misalnya, terbang diluar jadwal. Tidak memiliki data-data meteorology sebelum terbang. Sehingga menjadi buta terhadap cuaca rute penerbanganya. Apalagi mengabaikan pentingnya doa. Datangnya musibah bisa tiba-tiba, tidak dapat diprediksi sebelumnya. Termasuk musibah Airasia. Allah Swt berfirman: “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, Maka ketika itu mereka terdiam berputus asa”. (QS. Al-An’aam [6]: 44).
Di saat umat manusia sudah melupakan peringatan Allah Swt, saat itu justeru dibukakan berbagai pintu untuk mendapatkan kesenangan lahiriyah yang diinginkan. Mereka berfoya-foya –memuaskan hawa nafsunya. Ada yang pergi ke diskotik, tempat hiburan dan taman-taman wisata yang beraroma maksiat. Mereka menuruti dorongan hawa nafsu, dan lalu melupakan Tuhannya. Ada yang arogansi –karena golongannya besar atau banyak pendukungnya. Lalu, tak menghiraukan kepentingan golongan lain. Merasa dirinya paling kuat. Di saat demikian itu –tiba-tiba diturunkan musibah melalui angin puting beliung, gunung-gunung meletus, hujan amat deras, banjir bandang, kebakaran hutan dan fasilitas lain, tsunami, gempa yang tak terkendalikan, pesawat terbang jatuh, ribut, ribut, dan ribut soal pencalonan pemimpin tersangka. Kini Indonesia menangis. Sayupsayup terdengar suara tangis di malam hari –membuat bulu kuduk merinding dan berdiri…”Kulihat Ibu Pertiwi, sedang menangis bersedih hati. Tua muda terbirit berlari-lari, takut dahsyatnya gunung Merapi dan Mentawai. Pesawat jatuh lagi. Musibah sering terjadi. Mendapatkan pemimpin yang diangkat -tidak dari hati, dan entah apalagi nanti”. Kedua, sebagai penghapus dosa. Musibah yang berdimensi kedua ini, mendatangkan makna yang sungguh luar biasa. Ia dapat menghapus atau setidaknya mengurangi dosa-dosa yang pernah dilakukan selama ini. Tentu, harus dengan hati yang ikhlas menerima musibah yang menimpanya itu. Sehingga dengan demikian di akhirat nanti ada dosa yang tidak diperhitungkan lagi -karena hukumannya sudah ditunaikan Allah di dunia. Sabda Rasulullah SAW: “Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi ham ba-Nya, maka didahulukan baginya hukuman di dunia (berupa musi bah dan kesusahan agar terhapus dosadosanya) dan apabila Dia meng hen daki keburukan pada hamba-Nya, maka Dia akan menahan darinya (membiarkannya) dengan dosa-dosanya sehingga (dosa-dosa tersebut) dibalas pada hari kiamat.” (HR. Tirmidzi). Ketiga, sebagai ujian. Musibah dimensi ketiga ini bertujuan untuk kenaikan derajat di mata Allah SWT. Para nabi dan utusan Nya, semuanya mendapat musibah model ini. Nabi Ibrahim as dibakar oleh raja Namruj yang egois itu. Juga Nabi Ibrahim as diperintah menyembelih anak kesayangannya. Nabi Yusuf as, dilemparkan ke dalam sumur oleh saudara-saudaranya sendiri.
Sabda Rasulullah SAW :
Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya, maka didahulukan baginya hukuman di dunia (berupa musibah dan kesusahan agar terhapus dosa-dosanya) dan apabila Dia menghendaki keburukan pada hamba-Nya, maka Dia akan menahan darinya (membiarkannya) dengan dosa-dosanya sehingga (dosa-dosa tersebut) dibalas pada hari kiamat. ( HR. Tirmidzi )
Nabi Yusuf as juga dijebloskan dalam penjara oleh penguasa Mesir yang lalim itu. Nabi Musa as dikejar-kejar Fir’aun dan bala tentaranya untuk dibunuh. Nabi Isa as diburu kaumnya untuk disalib. Nabi Muhammad Saw diancam dan diperangi kaum kafir dan Jahiliyah untuk dihabisi. Begitu juga orang-orang shalih yang hidup di belakang para utusan Allah itu. Musibah yang mereka terima – di samping penghapus dosa juga meningkatkan derajat mereka. Sehingga posisinya di hadapan Allah Swt dan di pandangan manusia lebih tinggi dibanding lainnya. Sabda Rasulullah Saw yang artinya kurang lebih: “Se sungguhnya orang-orang shalih akan diperberat (musibah) atas mereka. Dan tidaklah seorang mukmin tertimpa suatu musibah, seperti tertusuk duri atau lebih ringan dari itu, kecuali akan dihapuskan dosa-dosanya dan akan ditingkatkan derajatnya.” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, al Hakim dan Baihaqi). Pada hahikatnya, semua ketentuan yang ditetapkan Allah kepada kita, termasuk musibah, tidak ada yang buruk. Masalahnya adalah -mampu atau tidak kita menangkap hikmah di balik musibah itu. Orang yang mampu menangkap ketentuan yang ditetapkan Allah baginya, akan beruntung; sedang kan sebaliknya, akan merugi. Hal ini dapat diibaratkan dengan
permisalan berikut: ”Apalah artinya pena dari emas bagi orang yang tidak bisa menulis; atau apalah gunanya buku bermutu diberikan kepada orang yang tidak membaca. Pena dari emas dan buku bermutu itu, niscaya baginya hanyalah merupakan beban saja, karena ia harus menyimpan dan merawatnya. Seorang ahli hikmah berkata, “Ketika Allah memberi nikmat, maka akan terasa olehmu kebaikan-kebaikan-Nya. Dan ketika Allah memberimu musibah, sebenarnya Ia ingin memberimu hik mah.” Menurutnya, demikian cara Allah mencurahkan kasih sayang-Nya kepada manusia, yaitu makhluq yang dicipta kan-Nya paling sempurna dibandingkan dengan makhluq-makhluq ciptaan-Nya yang lain. Albert Einstein, seorang ilmuan jenius terkemuka, setelah bergelut dengan penelitian-penelitian ilmiah ten tang alam raya ini menyampaikan kesimpulannya,”…Tuhan menetapkan, tapi Dia tidak kejam!” Maksudnya, Tuhan bisa menurunkan musibah apa saja. Namun, tidak akan menghabisi. Kasih sayang-Nya masih lebih besar daripada murka-Nya. Apabila musibah menimpa diri kita, seyogyanya kita ucapkan kata-kata yang baik dan memanjatkan doa keselamatan. Rasulullah Saw telah memberikan tuntunan kepada umatnya sebagai berikut: “Apabila musibah menimpa kepada salah seorang di antara kamu, maka katakan “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun. Allahumma ‘indaka ihtasabtu mushiibatii fa’jurnii fiihaa wa abdilnii minhaa khairan”. (Sesungguhnya kami ini berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya. Ya Allah, di tangan-Mu perhitungan musibah yang Engkau berikan kepadaku. Maka, selamatkanlah aku di dalamnya. Dan berilah ganti untuk-ku dari padanya sesuatu yang lebih baik). (HR. Tirmidzi) Nabi Ya’qub as disaat tertimpa musibah, hilangnya Yusuf as –beliau menyatakan dengan kalimat yang indah. Menunjukkan kepasrahan kepada Allah Swt. Disebutkan di dalam AlQur’anul Karim: “(Ya’qub berkata): Se sungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kese dihanku…”(QS. Yusuf [12]:86). Dari berbagai musibah yang ter jadi bertubi-tibi di negeri ini, kita sikapi sebagai suatu peringatan keras dari Allah -untuk taubatan nasional. Segera kembali kepada petunjuk-Nya. Menanggalkan ego masing-masing. Saling menolong, saling mencintai. Mendengarkan suara kaum lemah. Jujur dan adil walau kepada kolega sendiri. Insya Allah adzab-pun berhenti. Semoga. •AS
MPA 341 / Februari 2015
21
I
Kojahan Wali Songo
Dalam Filosofi Jawa (Upaya Memahami Sebagian Media Dakwah Kojahan Para Waliyullah) Oleh : Ali Fauzi GPAI Kemenag Kab. Lumajang
Di dalam membaca dan memahami kojahan atau wejangan atau dikenal pula dengan sebutan nasehat dalam bahasa Indonesia, dari manusia linuwih semacam wali songo, tentu memerlukan pemikiran yang mendalam.
W
ali Songo merupakan kekasih Allah SWT yang selalu dekat dengan-Nya. Kita mafhum bahwa wali songo merupakan tokoh yang mempunyai andil besar da lam membabat tanah Jawa, dalam mem buka cakrawala pandang yang senantiasa ihdinashshirotolmustaqiim dalam memberikan pencerahan keima nan dan ketauhidan masyarakat Jawa dan sekitarnya. Dalam memahami wejangan dan kojahan para waliyullah tersebut tentu dibutuhkan sikap rasionalitas yang kompleks, tidak sekedar nerocos dengan bualan dan pikiran yang dangkal. Apalagi kata-kata atau lafadz yang keluar dari mulut mulia makhluk Allah SWT yang sudah mencapai derajat Waliyullah. Dalam khazanah penyebaran Islam di Jawa beliau yakni waliyullah ini lebih dikenal dengan istilah wali songo sebagai sebuah institusi atau organisasi misi dakwah yang mereka emban. Wali songo ini berjumlah sembilan, ada yang mengatakan bahwa jumlah itu sebenarnya sebagai sebuah simbol, yang pada hakekatnya jumlahnya sangat banyak. Hanya saja pemimpinnya itu berbilang atau berjumlah sembilan, yang per individunya itu juga lebih dikenal dengan nama sunan, ada Sunan Drajat, Sunan Ampel dan sebagainya. Media dakwah wali songo ini sungguh sangat unik dan syarat dengan makna sosial- religi yang efektif. Sehingga proses penyebaran Islam begitui cepat ditangkap dan dicerna masyarakat, baik yang awam (kaum proletar) maupun yang kalangan bang sawan (kaum borju).
22
MPA 341 / Februari 2015
Dalam bukunya Dhurorudin Mashad menjelaskan, bahwa kojahan bin wejangan alias nasihat atau yang lebih ngetrend lagi sekarang ini dina makan tausiyah. Tausiyyah yang para wali songo tampilkan ada beberapa cara yang cukup mensosialisasi di hati yang mnerupakan kesukaan masyarakat setempat. Adapun kojahan-kojahan yang dikedepankan para wali tadi apabila ditelisik, maka ada beberapa cara, diantaranya: Pertama, dakwah melalui page laran wayang. Wayang sebutan dalam bahasa Jawa. Kalau dimaknai artinya bayang-bayang. Yakni bayangan dari kehidupan umat manusia itu sendiri. Sangat tepat jika pengistilahan tersebut dikaitkan dengan alur cerita yang
Media dakwah wali songo ini sungguh sangat unik dan syarat dengan makna sosialreligi yang efektif. Sehingga proses penyebaran Islam begitui cepat ditangkap dan dicerna masyarakat, baik yang awam (kaum proletar) maupun yang kalangan bangsawan (kaum borju)
dikedepankan hakekatnya tentang sikap dan perilaku kehidupan manusia. Bahwa manusia itu dalam ilustrasinya di demonstrasikan ada sosok yang melambangkan kebaikan dan ada pula sosok yang melambangkan kejahatan. Kedua, Mocopatan (mulai dari Gambuh sampai Dandhang Gulo). Semua itu berupa berbagai tembang yang berujar berbagai kojahan dan tausiyyah yang bersifat menghibur dalam memberikan deskripsi tentang meniti bahtera kehidupannya masingmasing. Gaya yang ditampilkan ini sangat unik dan terkesan menarik perhatian. Sehingga lambat laun hati mereka banyak mengingat syairsyairnya yang berisi tentang nasehat beragama, berperilaku, beraktivitas dalam tolabul rizqi (mencari rizqi Allah SWT), dalam berprestrasi mengukir dan memajukan peradabannya, dan termasuk yang cukup essensial adalah untuk meraih prestasi bahagia dunia dan akherat. Ketiga, Wejangan atau kojahan pase monan (ledekan) dan sanepan (pengi baratan). Sungguh indsah apa yang telah dicanangkan dan di tempuh oleh para wali songo. Semua tindakan dan perilaku para wali songo tersebut sangat logis dan mudah dicerna. Hebatnya lagi mereka, para wali songo tidak berperilaku adigang adigung adiguno, tetapi justru berperilaku santun dan lembut kepada siapapun yang ditemui. Mereka sangat luhur berkepribadian yang tinggi dan luhur pekertinya dan siapa saja yang bertemu dengan wali songo akan terkesima dibuatnya. Sungguh indah akhlaknya, terutama dalam mencontoh Rosulullah SAW.
Petuah adiluhung (luhur) dari para manusia mulia yang selalu dekat kepada Allah SWT. Pada umumnya dalam wujud pasemonan dan sanepan yang terjemahannya memerlukan rasionalitas yang cukup. Sebab apabila dimaknai secara literal (apa adanya, serampangan, apa katanya), maka substansi yang ditangkap sering keliru dan ngawur yang justru sangat menyesatkan. Kita ambil contoh ucapannya Syech Abdul Qodir Jaelani, yang menyatakan kurang lebih demikian: Barangsiapa yang masuk ke rumahku dan makan makananku, insya Allah di akan masuk surga Allah SWT. Wujud pasemon dan sanepan yang memerlukan daya rasio nalitas, sebagaimana yang dilontarkan oleh Syech Abdul Qodir Jaelani, tentu akan berbahaya jika dipahami secara literal. Tentu mereka yang awam akan memahami secara sederhana. Pendek nya, mereka orang awam akan segera dan secepatnya untuk segera berebut masuk ke rumah Syech Abdul Qodir Jaelani dan langsung mencari makanan yang ada di dalam rumahnya untuk mereka santap dengan harapan masuk surga. Padahal pemahamannya dan interpretasinya tidak demikian. Sungguh sangat berbahaya! Tetapi rumah yang dimaksud oleh Syech Abdul Qodir Jaelani adalah masjid sebagai baitullah, tempat ruku’ dan sujud, tempat I’tikaf tempat untuk melakukan ibadah ritual sebagai salah satu upaya untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT. Sedangkan untuk makanan yang dimaksudkan di sini bukan sate, gule, nasi jagung dan sebangsanya, tetapi berupa bacaan kalimat-kalimat thoyyibah, membaca al Qur’an secara istiqomah, khusyu’ dan ikhlas. Dengan suatu harapan hanya cinta dan mengharap ridlo Allah azza wajala semata. Tentu, secara logis orang yang sudah mapan lahir dan bathinnya berkiblat kepada masjid sebagai tempat bermujahadah dan bermuhasabah, insyaallah surga tempatnya sebagai mana telah dijanjikan Allah SWT. Artinya jangan biarkan diri dan pikiran berjalan tanpa arah, berbuat dholim pada sesama manusia tanpa belas kasihan, seluruh panca indera melacurkan dirinya untuk memeluk tubuh molek kemaksiatan dan kedur janaan tanpa mengendalikan syahwat kepuasan. Seharusnya malu kepada kedua orang tua yang selalu mengukir kita, dan lebih malu lagi, kepada kesucian Dzat Allah SWT yang Maha Suci yang telah menciptakan kita dengan segala konsekwensi logisnya, yaitu wama kholaqtul jinna wal insa illa liya’buduni. Tidak jauh berbeda dengan koja hannya Sunan Drajad, tentang henang, hening dan henong. Ketiga kata mutiara yang sederhana sangat singkat dan padat, namun sarat akan makna. Apabila dikaji dan diinterpretasikan secara mendalam tentu sangat menarik untuk kita fikirkan. Penafasirannya insya Allah demikian,
bahwa barangsiapa mampu dan dapat menikmati kesendiriannya, dia akan memperoleh keheningan. Siapa saja yang mampu menikmati keheningan, dia akan mendapatkan pencerahan jiwa dan pikir. Hal ini sangat sesuai dengan seruan Allah SWT sebagaimana termaktub dalam Al Qur’an diantaranya waminal laili fatahajjad bihi nafilatan laka’asaa anyab’asaka robbuka maqomam mah muda (Q. S. Al Isra: 79). Artinya kurang lebih begini: Dan pada sebagian malam hari, bershalat tahajjudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudahmudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. Dari seruan tersebut kita harus mampu dan berupaya penuh untuk mengheningkan diri , dalam kehe ningan tersebut kita harus mampu meraih suatu ketenangan jiwa. Jiwa yang muthmainnah, jiwa yang betul-betul sakinah, dan bukan jiwa syaithiniyah atau amarah. Apabila kita ikhlas meraihnya, tentunya kita akan ditempatkan oleh Allah pada maqom mahmuda, tempat yang terpuji, tempat yang tinggi. Tempat terpuji tidak lain, derajat yang tinggi, dimana manusia akan memperoleh sebuah pencerahan jiwa dan pola pikirnya. Aura yang dikeluarkan dalam pencerahan tersebut diharapkan mampu membias dalam segala perilaku pada hidup dan kehidu pannya ini. Nah, bagaimana dengan kita sebagai ummat Nabi Muhammad SAW? Semoga sukses dibuatnya. Amin.
MPA 341 / Februari 2015
23
Tafsir
Maudlu’i Kontemporer
01
ONTOLOGIS - MAHA (Al-Quran=>Hadis=>Ijtihad)
Al-Quran S 59 Al-Hasyr 22-24)
cerdas dan cerdik itu? Jawaban hipotetis: Seluruh isi alam raya dapat dibagi kepada deretan peringkat dari yang paling kecil sampai yang paling besar, dari yang terendah sampai yang paling tinggi; Maka Allah itu ialah yang Maha dalam segala deretan peringkat apapun juga. 3. Bagaimana seharusnya manusia melihat sifat Allah yang Ontologis-Maha itu?. Jawabana hipotetis: Manusia wajarnya suka mengabdi kepada Allah, menyembah, bertasbih mensucikan dan meng-Esa-kan Allah dengan Tauhid yang sesungguhnya.
Pendalaman dan Penelitian BAB SATU Instink atau Nafsu-nafsu
Artinya 59:22. Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, Dia-lah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 59:23. Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci, Allah dari apa yang mereka persekutukan. 59:24. Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Menga dakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai NamaNama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”(S.59 Al-Hasyr 22-24).
Mohon maaf, berikut catatan yang sudah penulis sajikan beberapa kali dalam beberapa kesempatan. Al-Quran menca tat mengenai masalah nafsu-nafsu itu di beberapa ayat, yaitu:
Tema dan Sari Tilawah
1. Instink Egosentros
- Seluruh umat manusia sudah dibekali dengan instink religios, yaitu naluri yang meyakini adanya suatu Dzat yang di atas semua makhluk. - Sesuatu yang di atas seluruh makhluk itu ialah Allah Tuhan semesta alam. - Allah itu mempunyai sifat yang Maha Sempurna, mem punyai 20 sifat wajib dan 99 nama Al-Asmaul Husna. - Seluruh isi alam tunduk taat bertasbih-me-MahaSucikan Allah.
Masalah dan Analisa Jawaban
1. Apa sebab sebagian manusia menjadi kufur?Jawaban hipotetis: Manusia itu makhluk yang dibekali Allah dengan 4 naluri atau instik yang secara sederhana diistilahkan dengan nafsu harta, tahta, wanita dan agama. Seharusnya manusia memanfaatkan ke-4 naluri ini dengan seimbang dan serasai, tetapi sebagian manusia lebih mengunggulkan nafsu harta, tahta dan wanita dan melalaikan nafsu agama, sehingga menjadi kafir. 2. Bagaimana membayangkan sifat Allah yang OntologisMaha, melihat kemampuan akal yang makin lama makin
24
MPA 341 / Februari 2015
Masalah ke-1: Apa sebab sebagian manusia menjadi kufur? Jawaban hipotetis: Manusia itu makhluk yang dibekali Allah dengan 4 naluri atau instik yang secara sederhana diistilahkan dengan nafsu-nafsu harta, tahta, wanita dan agama. Seharusnya manusia memanfaatkan ke-4 naluri ini dengan seimbang serasai, tetapi sebagian manusia lebih mengunggulkan nafsu harta, tahta dan wanita dan melalaikan nafsu agama, sehingga menjadi kafir.
Instink atau Nafsu-nafsu
Nafsu Egosentros tedrkenal dengan nama Nafsu Harta yaitu nafsu yang mendesak manusia untuk mencari harta disebutkan dalam Al-Quran: S.104a 1-3,S.28a7, S.100a 8.
2. Instink Polemos
Instink Polemos atau Nafsu Tahta-Kekuasaan ialah nafsu yang mendesak manusia untuk mencari tahta kekuasaan, Tentang Fir’aun: S.79a 21-24; S,28a 38 , S.21 a 67-68.
3. Instink Eros atau Nafsu Birahi
Instink Eros ialah nafsu yang mendorong manusia untuk memenuhi Nafsu Birahi disebut dalam Q S.3 a14, S.30a21, S.7 a189, S.13a 8.
4. Instink Religios atau Nafsu Agama
Semua manusia pasti mempunyai instink religios atau nafsu untuk mencari dan menyembah kepada kekuatan gaib yang paling tinggi sebagai nafsu agama S.66 a 11,S.7a 172, S.51a56, S.91 a 7-10,S.35 a 15,S.31 a32, S.10 a32, S.7a189. Semua nafsu harus dipenuhi secara seimbang dan serasi tidak boleh memanjakan salah satu nafsu mengabaikan
Pengasuh : Prof. Imam Muchlas, MA
nafsu yang lain, bahkan nafsu Muthmainnah atau instink Religios juga tidak boleh terlalu dilebihkan dengan meninggalkan instink-nafsu yang lainnya. Lihat hadis. Rasulullah Saw :HR Bukhari no.4675 dan Muslim no.248. Dan hadis Ibnu 'Umar tercatat dalam tafsir- Al-Qurthubi 13h314 dan Ibnul 'Arabi dalam tafsirnya:J.6 h.263terkait dengan Al-Quran s2a205, s28a77, s42a20 dan s43a32.
Para pakar Ilmu Jiwa dan pakar Ilmu Kedokteran menyatakan bahwa orang yang terlalu memanjakan salah satu dari nafsu-nafsu tersebut akan tertimpa dampak penyakit jasmani maupun rohani, bahkan dapat merayap dampak yang negatif sangat besar dan menyebarkan derita kesengsaraan orang banyak. Lihat rumusan berikut, kolom sebelah kanan:
Instink - & Nafsu - Nafsu Instink/nafsu
Umur
Hobi/suka
Kebudayaan
Kesenian
Penyakit
1
Egocentros Lawwamah Serba aku Nafsu Harta
0-6 th
Makan (apa-saja, banyak enak Nafsu-Harta (banyak2)
Realisme Cubisme Surrealism Individua-listis
2
Polemos Amarah NafsuTahta
6-13 th
3
Eros Nafsu Supiyah Nafsu Wanita
13-20 th
Berkelahi Melawan Brontak Mengecam Ngolokolok Bergulat Protes Berlomba Berhias Bersolek Percabulan Kmewahan Pameran Aurat Kawincerai
Materialisme Komunisme Kapitalisme Imperialisme Kolonisalisme Positisime Motoduwiten Militerisme Diktatoris Adukekuatan Perebutan NgrebutKursi Mainjudi Bertaruh Persaingan Kebebasan Seksologi
4
Religios NfsuMutmainah NafsuAgama
20 s/d Tua
Agamis Persamaan Keadilan Persatuan Kebenaran Tasawuf Tarikat
Pribadatan Sarana-Ibadah Metafisika Ilmu Gaib
SakitPerut/ Lambung Serakah Tamak Kikir Maksiat Munkar Jantung Kanker Gula Dengki Keras Dendam Benci Bengal TBC UratSyaraf Gila/Stres Gonorgu Paru-paru Penjilat Menhamba NolakAdab FakirHarta Bersahaja
BAB DUA Ontologis Maha
Kesucian Kedamaian Kesusilaan Amal Soleh Taqarrub Zuhud JihadfiSabililah
Masalah ke-2: Melihat kemampuan akal yang makin lama makin cerdas dan cerdik itu bagaimana membayangkan sifat Maha sempurna Allah itu(disini disebut:Ontologis-Maha)? Jawaban hipotetis: Seluruh isi alam raya ini dapat dibagi kepada deretan peringkat dari yang terkecil sampai yang paling besar, dari yang paling rendah sampai yang tertinggi; Maka Allah itu ialah yang Maha dalam segala deretan peringkat apapun juga. Ontologi itu ialah ilmu tentang hakikat segala sesuatu secara universal, jalan mempelajarinya ialah dengan mencari jawaban dari 3 pertanyaan: (1) Apa (2) Bagaimana, (3) Untuk apa sesuatu yang ada di jagad raya ini. Maka dalam risalah ini difokuskan kepada masalah Ontologis-Maha secara sederhana. Pertanyaan yang harus dijawab pada dimensi ontologi ini ialah apa sebenarnya hakikat realistis dari sesuatu yang ada di hadapan kita ini? Allah berfirman dalam Al-Quran:” Dan tiadalah
Intlektual Rock&Rol Sokkejam Serbasadis Mmbunuh Alatprang BomAtom BomKimia Pornografi Pornoaksi Erotisme Alat2Porno Perangsang SeksBirahi
kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? (S 6 Al-An’am 32). Penganut aliran idealisme : Plato dan Socrates Filosuf Yunani mengatakan bahwa data dan fakta yang diterima melalui panca indra manusia itu selalu berubah-ubah, tidak diam, tidak permanen, tidak abadi, tetapi berlangsung dalam gerak-perubahan terus-menerus. Sedangkan yang pasti ialah idea yang lengkap dalam akal pikiran. Anslemn (1033-1109M) seorang teolog Katholik ahli filsafat Italia, menggunakan teori ontologi itu untuk membuktikan adanya Tuhan, yaitu sebagai berikut: Bahwa setiap benda, keadaan, situasi, cuaca semua yang ada dihadapan manusia itu dapat dipikir melalui dua macam ukuran; Kuantitas-jumlah atau kualitas-nilai: Bersambung...
MPA 341 / Februari 2015
25
Drs. H. Maskur, M.Pd
Bekerja itu Kehormatan dan Amanah
Pada puncak acara Hari Guru Nasional di penghujung Nopember 2014 lalu, Drs. H. Maskur, M.Pd memperoleh Penghargaan Karya Satya Lencana Pendidikan dari Presiden. Pengawas Kemenag Kab. Probolinggo ini, adalah merupakan satu-satunya Pengawas Kementerian Agama se-Indonesia yang menerima penghargaan tertinggi bidang pendidikan tersebut. Untuk memperoleh penghargaan yang satu ini, tahapan dan seleksinya cukup ketat. Setelah menyabet juara I Pengawas Madrasah berprestasi tingkat nasional di tahun 2013, dirinya dipanggil oleh Kepala Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Kebudayaan serta Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (PSDMP-PMP). Seusai rampung mengumpulkan portofolio dengan Karya Tulis Ilmiah selama menjadi PNS beserta data pendukung lainnya, lalu dilanjutkan dengan tes wawancara. Setelah suami Widaningsih, SH ini dinyatakan lolos seleksi, baru diproses ke Sekretariat Negara untuk mendapatkan persetujuan dari Presiden. Meski demikian, hal itu tak mengubah Ingin jadi guru yang unggul dan berprestasi? Tiru saja Emi Rosyidah, M.Pd.I. Wanita kelahiran Kediri 26 Pebruari 1970 ini, dikenal sebagai guru yang pantang menyerah. Karirnya merangkak dari bawah. Setelah menjadi guru RA Perwanida PGAN Kediri, dirinya menjadi guru Pendidikan Luar Sekolah (Kejar Paket A). Bersyukur di tahun 1992 menjadi CPNS Kementerian Agama dan ditugaskan di RA Banjar Mlathi. Tiga tahun kemudian dipindahkan ke RA Al-Irsyad. Pada tahun 1998 dipercaya sebagai Kepala RA Bandarkidul. Dan pada tahun 2007 baru diangkat sebagai Kepala MIN Semampir. Di madrasah ini, jalan perjuangan benar-benar terasa panjang. Sebab kondisi MIN Semampir sangat memprihatinkan. Disamping lokasinya yang menjorok jauh dari jalan raya, juga bersebelahan dengan basecamp pengemis dan tak jauh dari kompleks lokalisasi. “Saya merasa miris juga sih.. Apalagi kalau hujan turun banjirnya setinggi lutut,” tutur istri Haitami, SH – Hakim PA Nganjuk – ini mengisahkan. Menurut anak pasangan H. Ach. Hidajat dan Hj. Masti’ah ini, mereka terbiasa hidup bebas. “Ketika anak-anak mbolos sekolah, setelah dicari berada di basecamp pengemis. Kebanyakan mereka memang masih mengemis di jalan-jalan,” ungkapnya getir. Ibu tiga anak ini merasa malu melihat yang demikian. Tapi sangat sulit mengubah
26
MPA 341 / Pebruari 2015
penampilannya yang low profil, sabar dan humoris. “Obsesi saya bagaimana mewujudkan madrasah ke depan lebih baik. Dan pengawas memiliki peranan sangat setrategis untuk memajukan pendidikan,” katanya mantap. “Ini sesuai dengan tugasnya untuk mensupervisi, menilai, melatih dan membim-
bing, serta memantau pelaksanaan 8 Standart Nasional Pendidikan,” paparnya. Sejak tahun 2010, H. Maskur sudah menjadi Fasilitator peningkatan kompetensi calon Pengawas di Balai Diklat Keagamaan Surabaya. Pada tahun 2011 juga lulus sebagai Asesor SMA/MA Badan Akreditasi Propinsi (BAP) Jawa Timur. “Saya ingin membangun citra positif sebagai pengawas satuan pendidikan,” tukasnya singkat. “Sebab selama ini pengawas hanya dianggap untuk memperpanjang usia PNS saja. Pengawas bahkan dituduh sebagai wadah orang-orang yang kurang berdaya-guna,” keluhnya. Untuk membuktikan bahwa fungsi Pengawas benar-benar setrategis bagi pengembangan madrasah, dirinya mengajak agar kita sanggup bekerja dengan baik. Sebab bekerja itu adalah merupakan rahmatNya. Maka bekerjalah dengan tulus dan ikhlas. Bekerja adalah amanah. Maka bertanggungjawablah secara penuh. Bekerja juga merupakan kehormatan. Oleh karenanya, bekerjalah serius agat jadi unggul dan berprestasi, serta sanggup jadi seorang pioner. “Yang terpenting lagi, bekerja itu ibadah. Maka mengabdilah secara sungguh-sungguh, agar memperoleh berkah. Baik berupa imbalan kerja maupun pahala kelak di akhirat,” ungkapnya. Ifrotul Hidayah
Emi Rosyidah, M.Pd.I
Peraih Satya Lencana yang Pantang Menyerah
mindset mereka. Karena terbiasa liar, sehingga sulit taat aturan. “Apalagi orangtuanya sengaja menjadikann mereka berprofesi sebagai pengemis,” paparnya bernada pilu. Namun keberadaan itulah yang justru
membuat dosen di STITM dan IAIT Kediri ini getol berjuang. Hasilnya? “Setelah melalui proses panjang dan gedungnya juga sudah bagus, madrasah dan masyarakat di sini sama-sama berubah menjadi lebih baik,” tutrnya lega. Itulah yang mendorong alumnus STITM Kediri ini akhirnya meraih berbagai prestasi. Disamping pernah menyabet juara III Mendongeng dan Guru RA Teladan Prov. Jatim, juga menyabet juara yang sama pada lomba Kepala SD/MI Berprestasi Prov. Jatim. Selain itu, dirinya juga pernah meraih Juara I lomba Kepala MI Berprestasi Prov. Jatim. Dari sanalah lantas dinobatkan sebagai juara pertama Kepala MI Berprestasi Nasional. Tak salah jika di penghujung tahun kemarin, alumnus S2 UNMUH Surabaya ini mendapatkan Penghargaan Karya Satya Lencana Pendidikan dari Presiden. Emi Rosyidah juga pernah memperoleh penghargaan API (Apresiasi Pendidikan Islam) dari Menteri Agama. Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bandarkidul ini mendapatkan pula reward dari Kabid Pendma untuk mengikuti Capasity Building di Australia. “Motto hidup saya sederhana; apa yang saya lakukan harus bernilai ibadah,” pungkasnya. Alfiatu Solikah
PP. Darul Huda Mayak Ponorogo
Kaligrafi Santri yang Menginternasional
KH. Abdul Wahid, S.Pd.I
Tak banyak pondok pesantren yang mendorong para santrinya untuk menulis kaligrafi. Tapi bagi PP. Darul Huda Mayak Ponorogo, karya kaligrafi sangatlah penting. Sebab kaligrafi merupakan khazanah Islam yang terpendam. Itulah pasalnya, pondok yang didirikan KH. Hasyim Sholeh ini memberi porsi lebih untuk mengasah seni kaligrafi. Untuk melatih kepiawaian santri putra dilakukan pada hari Selasa malam. Sedangkan bagi santri putri, dialokasi-
kan pada hari Jumat sore. Disamping itu, juga pada setiap waktu luang seperti pada saat liburan ujian nasional juga dimanfaatkan untuk mengasah keterampilan menulis kaligrafi. Bahkan pada pelajaran formal, mata pelajaran Seni Budaya dan Kesenian (SBK), seni kaligrafi menjadi fokus utama bagi pengembangan seni siswa-siswi madrasah di bawah naungan Yayasan Ponpes asuhan KH. Abdus Sami’ ini. “Seni kaligrafi mendukung juga pada pelajaran agama,” tukas KH. Abdul Wahid, S.Pd.I singkat. Pada tahap permulaan, para santri memperoleh bimbingan dan arahan seputar penguatan kaidah huruf di sebuah wadah yang diberi nama Ibnu Muqlah. Setelah pengetahuan kaidah huruf matang, lantas dilanjutkan ke karya untuk lomba. Baik itu lomba tingkat madrasah, maupun MTQ tingkat nasional. Karya tersebut bisa berupa lukis, mushaf, atau dekorasi tiga dimensi. Dekorasi inilah, yang kerap menghiasi latar belakang background acara akhirussanah. Dekorasi tersebut menyerupai bangunan megah yang tentu saja berhias kaligrafi. Untuk tahap awal, lomba diadakan pada level intern pesantren yang jumlah santrinya mencapai 4.300 anak. Mulai dari lomba tingkat kamar, kelas, madrasah, hingga tingkat yayasan. Pada ajang
Salah satu sudut pondok pesantren saat santri putri melakukan kegiatan olahraga
tersebut, semua santri dan siswa-siswi yang berada di bawah naungan yayasan pondok diharuskan mengikuti seni kaligrafi. Minimal setiap kamar menyetorkan satu karya. Guna menunjang kesuksesan perlombaan, di tiap kamar dilakukan bimbingan sehingga mampu menyetorkan hasil karyanya. Jika tidak menyetorkan hasil karya kaligrafinya, para santri harus membayar denda. Tak ayal jika ratusan karya bisa dihasilkan setiap tahunnya. “Kita sampai bingung menempatkan hasil karya santri. Karena setiap sudut sudah penuh dengan karya-karya kaligrafi,” ungkap Kabag ponpes ini. Oleh karenanya, di setiap momenmomen penting seperti akhirussanah pondok pesantren, ratusan pajangan kaligrafi diberi tempat tersendiri laiknya galeri pameran. Karya-karya kaligrafi itu dijajar rapi dan dilabeli dengan harga tertentu. Jika ada wali murid yang berminat, bisa membelinya untuk dibawa pulang sebagai buah tangan. Setiap tahunnya, wali murid yang datang dari seantero Nusantara dibuat takjub melihat karya-karya para santri tersebut. Pameran adalah merupakan wadah apresiasi bagi hasil karya para santri sehingga mereka menjadi semangat dan bangga dengan hasil karyanya. Ketika pajangan kaligrafi tak ada di ajang pameran, banyak sekali wali murid yang menanyakannya. Sebab kaligrafi sudah
Ust. Masyhuri, S.Pd.I sedang memberikan pengarahan kepada para santri teknik kaligrafi MPA 341 / Pebruari 2015
27
Suasana dalam kelas juga tak luput dari sentuhan kaligrafi para santri Hasil dari penggemblengan itu hiasan kaligrafi Masjid Agung Ponoromenjadi ciri khas pondok pensatren ini. Tanpa seni menulis indah ayat-ayat al- kian terasa tatkala ada kegiatan-kegiat- go ke salah seorang ustadz ponpes terQur’an, seakan-akan ada yang kurang. an lomba kaligrafi. Tak jarang para alum- sebut. Tentu saja karya-karya kaligrafi ter- ni pondok yang bersebelahan dengan Namun demikian, bergelut di dunia sebut tak cuma sukses di ajang pameran Kankemenag Kab. Ponorogo ini seakan kaligrafi tak lantas berjalan mulus. Ada semata. Piala-piala kesuksesan yang bereuni kembali. Sebab mereka menjadi saj kendala yang dihadapi. Salah satuberjajar rapi di ruang sekretariat pon- wakil dari masing-masing wilayahnya. nya, adalah minimnya buku-buku di padok, tampak lebih didominasi dari bi- Para alumni yang melanjutkan studi ke saran yang mengulas tentang kaligrafi. dang seni kaligrafi. Pada ajang Pos- universitas-universitas ternama, juga Melihat keadaan seperti itu, tak lantas penas (Pekan Olahraga dan Seni Pondok turut mengembangkan seni kaligrafi di membuat surut pengajaran kaligrafi di Pesantren Nasional), ponpes yang se- kampus-kampus tersebut. “Seperti di pesantren ini. Hal tersebut malah memcara resmi berdiri pada tahun 1984 ini ITS Surabaya. Ketika ada kegiatan, me- berikan ide bagi ustadz Masyhuri, telah mengantarkan santrinya dua kali reka mengusulkan ada ajang kaligrafi. S.Pd.I salah seorang pembimbing kaTernyata direspon positif oleh kampus- ligrafi. Ustadz asli Sumatera ini tergerak meraih penghargaan. Sementara di tingkat internasional, nya,” tuturnya bangga. hatinya untuk membuat panduan yang Sebagai tempat para penggiat seni khas pesantren Darul Huda Mayak. salah satu alumninya yang mengenyam pendidikan di Mesir, pernah menyabet kaligrafi, tak pelak jika Kementerian Maka dipadukanlah karya-karya juara I di kejuaraan kaligrafi tingkat Agama Kabupaten Ponorogo tak jarang yang ada dengan hasil karya para santri internasional pada tahun 2012 silam. pula mempercayakan penjurian seni yang telah memenangkan perlombaan. “Namanya Nur Hamidiyah. Dia sangat kaligrafinya kepada para ustadz ponpes Lantas diberi ulasan tentang model-moberterima kasih kepada pondok Darul Darul Huda Mayak. Pada momen-mo- del kaligrafi serta bagaimana memprakHuda Mayak. Dia bahkan mengirimkan men perlombaan kaligrafi, ponpes tekkannya menjadi sebuah karya. Buku bukti kumpulan karya pemenang pada inipun kerap digunakan sebagai ajang yang tercetak tahun 2009 itu, kini telah kejuaraan tersebut,” kata putra bungsu lomba. Tak hanya itu, Pemerintah Kabu- menjalar ke seluruh nusantara. Setiap ada paten Ponorogo mempercayakan pula even MTQ, buku tersebut selalu di-up KH. Hasyim Sholeh ini semringah. Kesuksesan tersebut, tendate sesuai model-model katu saja tak bisa dilepaskan dari ligrafi terkini. “Menurut saya, para pembimbingnya. Mereka buku panduan ini lebih lengadalah para ustadz yang telah kap daripada yang ada di pamengenyam pendidikan di lemsaran,” ungkap ustadz yang baga pendidikan kaligrafi. Ratasudah mengabdi mengajar serata adalah alumnus dari Lemka jak tahun 2003 ini. (Lembaga Kaligrafi al-Qur’an) Melihat itu semua, tentu Sukabumi Jawa Barat. Dengan ada harapan besar bagi dunia demikian, hasil karya para santri kaligrafi di era depan. Setidaksudah terstandar dengan nya, karya kaligrafi hasil para kaidah-kaidah kaligrafi. “Stok santri pesantren yang lebih pengajar kaligrafi di ponpes ini dikenal dengan sebutan Poncukup banyak. Hal itu sangat dok Mayak ini telah mencapai mempengaruhi kesuksesan peringkat naasional dan jenReporter MPA Ponorogo berada di depan karya santri pada ajang-ajang perlombaan jang internasional. bersama Kabag Pondok dan pembimbing kaligrafi yang ada,” terangnya. Hisyam, Ifroh NGAJI KITAB. Para santri sedang muthola'ah kitab kuning
28
MPA 341 / Pebruari 2015
Kemenag Padukan Kurikulum 2013 dan Kurikulum 2006 Moratorium Kurikulum 2013 oleh Menteri Pendidikan Menengah dan Atas Anis Baswedan direspon cepat Kementerian Agama. Melalui KMA 207 tahun 2014, Kementerian Agama membagi pelaksanaan proses belajar mengajar berdasarkan perpaduan antara Kurikulum 2013 dan Kurikulum 2006 (KTSP). Pada mata pelajaran Agama, semua madrasah memakai Kurikulum 2013. Sedangkan pada mata pelajaran umum, memakai kurikulum 2006. Dalam hal penilaian pada raport, bagi yang melaksanakan perpaduan antara kurikulum 2013 dan kurikulum 2006, bentuk penilaiannya memakai standar penilaian kurikulum 2006. “Namun bagi madrasah yang siap untuk melaksanakan Kurikulum 2013 pada mata pelajaran umum maupun pelajaran agama, dipersilakan untuk menerapkannya,” ujar Drs. H. Supandi, S.Pd., M.Pd. Menurut catatan Bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, di Provinsi Jawa Timur saat ini ada 12 MIN, 18 MTsN dan 16 MAN yang menyatakan siap melaksanakan kurikulum 2013 secara total pada semester 2 tahun ajaran 2014/2015 ini. Hal itu bisa dibenarkan karena memang dalam KMA 207 tahun 2014 tersebut, ada kewenangan bagi madrasah yang ingin melaksanakan Kurikulum 2013 secara total. “Bagi madrasah, yang wajib memakai kurikulum 2013 adalah pada pelajaran agama saja,” tegas Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Prov. Jawa Timur ini. Bagi Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agam Provinsi Jawa Timur, ranah pengambilan keputusan tersebut memang menjadi ranah Kementerian Agama Pusat. Kementerian Agama di tingkat provinsi hanyalah sebagai pelaksana saja. Namun menurutnya, kurikulum 2013 merupakan kuriku-
lum yang luar biasa. Sebab dalam pendekatan pembelajarannya sudah diformat secara scientifik dan sistematik. Hal itu terlihat dari kegiatan mengamati, menanya, mengeksplore, mencoba, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. “Jika dulu pendekatan belajarnya adalah anak diberi tahu, tapi pada kurikulum 2013 anak mencari tahu. Ini merupakan rangsangan yang luar biasa
Drs. H. Supandi, S.Pd., M.Pd terhadap anak untuk belajar,” ujar mantan Kabid PAIS Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur ini memaparkan. Menurut mantan Kepala MAN Babat Lamongan ini, kini kebanyakan para siswa jika di hadapan guru tidak banyak yang bertanya. Mereka patuh jika mendengarkan. Tapi kalau disuruh bertanya, luar biasa sulitnya. Di dalam kurikulum 2013, guru memfasilitasi dan memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa saja yang sudah dilihat, didengar, dan dibacanya. “Pada awalnya pertanyaan siswa memang tidak menukik dan menggigit. Tapi jika keadaan tersebut dibangun secara terus menerus, maka akan menjadi luar biasa akifnya,” ungkap pria asal Lamongan ini menjelaskan.
Di sisi lain, ada kegiatan mengeksplore, mengumpulkan informasi atau mencoba, dan membaca buku. Ini bisa mengkondisikan, mengarahkan, memberikan rangsangan kepada anak untuk membaca buku lebih banyak. Ditunjang pula dengan kegiatan mengasosiasikan, sehingga anak mampu membuat rumusan, menghubungkan materi yang satu dengan materi yang lain, mengidentifikasi, serta mengklasifikannya. Yang tak kalah luar biasanya, anak disiapkan untuk mengkomunikasikan dengan tujuan mereka mampu menampilkan, memaparkan, mendialogkan, mendisplay semua materi yang telah diperolehnya. “Mungkin pertimbangan dari Pak Direktur, karena Kurikulum 13 khususnya Mapel dan Bahasa Arab dianggap sesuai dengan kebutuhan anak dan tidak boleh ditunda-tunda dalam rangka untuk menyongsong generasi emas di tahun 2045,” terangnya. Meskipun masih banyak kekurangan – salah satunya dari sisi pengadaan buku, namun pada mata pelajaran agama sudah siap meski tidak seratus persen. Sebab selama ini Kementerian Agama telah menggunakan berbagai sarana dalam rangka mendesiminasi kurikulum 2013. Sekoci-sekoci Kementerian Agama semisal Pokjawas, KKG, MGMP dan lain sebagainya, telah diajak bersama untuk mensukseskan pelaksanaan Kurikulum 2013 ini. “Insya Allah seratus persen kurang sedikit, telah mendapatkan Bimtek,” katanya. Terkait dengan pelaksanaan kurikulum 2013, Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur merasa optimis akan mampu melaksanakannya, “Tidak hanya yakin, tapi haqqul yaqin. K-13 khususnya mata pelajaran agama dan bahasa Arab, bisa berjalan dengan baik di madrasah,” tegasnya meyakinkan. Hisyam MPA 341 / Pebruari 2015
29
Valentine’s Day Pesta “Kasih Sayang” yang Merusak Moral Banyak yang tak tahu kalau pihak Kristen melarang perayaan Valentine’s Day. Sebab V-Day mewarisi tradisi Festival Lupercalia yang merupakan ritual para penyembah berhala (Pagan) Romawi kuno dengan cara mengumbar syahwat. Hal itu kemudian diubah oleh Paus Gelasius II menjadi Hari Valentin yang ditetapkan pada tahun 496 M. sebagai hari yang penting untuk dirayakan oleh Kristen. Tetapi pada tahun 1969 pihak Kristen sendiri melarang perayaan Valentine’s Day. Menurut Masyhud, SM, bulan Pebruari selalu ditunggu-tunggu orang Romawi penyembah berhala untuk mencari pasangan baru secara resmi. Perayaan seks mencapai puncaknya pada pertengahan bulan dalam sebuah pesta yang disebut Festival Lupercalia. Dalam festival inilah, para perempuan muda memasrahkan tubuhnya pada para pemuda yang memilihnya dan harus melayani syahwat mereka tanpa syarat selama setahun penuh sampai datangnya bulan Pebruari lagi. Beberapa abad kemudian, Kristen yang ingin manancapkan pengaruhnya di Istana kerajaan Romawi, banyak mengadopsi simbol dan ajaran Paganisme (penyembah berhala) Romawi ke dalam ajaran gereja. Sehingga Festival Lupercaliapun dimasukkan sebagai salah satu hari peringatan (memorial day) bagi gereja. Mitos Santo Valentinuspun dibuat untuk meyakinkan semua kalangan. Gereja mengganti istilah Lupercalia Festival dengan The valentine’s Day. Dengan penulisan sejarah yang curang dan konspiratif oleh intelektual Barat, lanjut Penceramah kristologi di Indonesia, Eropa dan Malaysia ini, lantas disebarkan dengan kekuatan pedang dan uang agar masyarakat dunia meyakini bahwa Valentine’s Day merupakan hari yang sungguh penting, bersejarah dan harus dirayakan. Agar penetrasi budaya penyembah berhala tersebut bisa diterima oleh banyak kalangan di dunia – terutama pada dunia Islam, maka istilah love yang di Barat sebenarnya bernuansa syahwat dibelokkan pengertiannya menjadi ‘kasih sayang’. Maka jadilah Valentine’s Day yang sebenarnya merupakan ‘Hari Perayaan Hubungan Seks’ mengalami
30
MPA 341 / Pebruari 2015
pengaburan dan pembelokan makna menjadi Hari Kasih Sayang. “Setiap orang dewasa pasti mengetahui esensi perayaan tersebut yang banyak diakhiri dengan ritual making love dengan pasangan yang tidak sah (zinah),” tandasnya. Festival Lupercalia tersebut, kata pria kelahiran Sidoarjo 5 Januari 1968 ini, merupakan perayaan yang berlangsung pada tanggal 13 hingga 18 Pebruari dimana pada tanggal 15 mencapai puncaknya. Dua hari pertama (13-14) dipersembahkan kepada Dewi Cinta (Queen of Feverish Love) bernama Juno Fe-
Masyhud, SM bruata. Pada tanggal 13 pagi hari, pendeta tertinggi Pagan (penyembah berhala) Roma menghimpun para pemuda dan pemudi untuk mendatangi kuil pemujaan. Mereka dipisah dalam dua barisan dan sama-sama menghadap altar utama. Semua nama perempuan muda ditulis dalam lembaran-lembaran kecil. Dan setiap satu lembar tertulis satu nama. Lembaran tersebut dimasukkan ke kendi besar. Setelah itu, pendeta mempersilahkan para pemuda satu-persatu mengambil satu nama gadis yang berada pada kendi tersebut secara acak hingga wadah itu kosong. Gadis pemilik nama yang terambil, harus menjadi kekasih
pemuda yang mengambil namanya dan berkewajiban melayani segala yang diinginkan oleh pemuda tersebut selama setahun hingga tiba Festival Lupercalia di tahun depan. Tanpa ikatan pernikahan, sambung ayah tiga anak ini, mereka bebas berbuat apa saja. Dan malam pertama hari itu, malam menjelang 14 Pebruari hingga malam menjelang tanggal 15, di seluruh kota para pasangan baru itu merayakan apa yang kini terlanjur disebut sebagai Hari Kasih Sayang. “Suatu istilah yang benar-benar keliru dan lebih tepat disebut dengan Making Love Day atau Malam Kemaksiatan,” tandasnya. Pada tanggal 15 Pebruari, ungkap alumnus IAIN Jurusan Aqidah Filsafat ini, setelah sehari penuh para pasangan baru itu mengumbar syahwatnya, mereka secara berpasangan kembali mendatangi kuil pemujaan untuk memanjatkan doa kepada Dewa Lupercalia agar dilindungi dari gangguan serigala dan roh jahat. Dalam upacara tersebut, pendeta pagan Roma membawa dua ekor kambing dan seekor anjing yang disembelih di atas altar sebagai persembahan kepada Dewa Lupercalia. Persembahan ini diikuti dengan ritual meminum anggur. Setelah itu para pemuda mengambil selembar kulit kambing persembahan dan berlari di jalan-jalan kota diikuti oleh para gadis. Jalanjalan kota Roma meriah oleh teriakan dan tawa-canda para muda-mudi. Para perempuan berlomba-lomba mendapatkan sentuhan kulit terbanyak dan yang pria berlomba-lomba menyentuh gadis sebanyak-banyaknya. Menurut lelaki yang setiap bulan mengisi materi kristologi di UITM Selangor Kualalumpur ini, perempuan Romawi kuno di zaman itu sangat percaya bahwa kulit kambing yang dipersembahkan kepada Dewa Lupercalia atau Lupercus memiliki daya magis yang luar biasa; yang bisa membuat mereka bertambah subur, tambah muda dan cantik. Semakin banyak mereka menyentuh kulit kambing tersebut, mereka yakin akan bertambah cantik dan subur. Valentine’s Day, tutur penulis buku ‘Al-Qur’an Berbicara tentang Kristen’ ini, berasal dari kisah dusta tentang seorang Santo (orang suci dalam panda-
ngan Katolik) yang rela menyerahkan rasi muda Muslim yang turut memperinyawanya demi cinta pada orang lain – ngati Valentine’s Day, itu karena faktor yaitu Santo Valentinus. Namun pihak sifat ‘latah’ dan mudah menerima apa saja gereja sendiri hingga kini tidak mene- yang lagi populer. Semua yang berasal mukan kata sepakat siapa sesungguh- dari Barat (Westernisasi) dianggap baik, nya Santo tersebut. “Oleh karena itu, tanpa ditimbang terlebih dahulu dan diGereja sebenarnya telah mengeluarkan terima begitu saja tanpa dipikir baik busurat larangan bagi pengikutnya untuk ruknya. Akibatnya mereka tanpa sadar ikut-ikutan merayakan ritual yang tidak menjadi korban dampak yang ditimbulberdasar ini,” tegasnya. kan oleh budaya yang salah kaprah. Menurut catatan Katolik, ada tiga Di sisi lain, sambung Direktur ‘KH. santo (orang suci) yang bernama Valen- Abdullah Wasi’an Foundation’ ini, ketinus dan semuanya martir pada abad beradaan Valentine’s Day adalah bersaketiga. Maka muncul tiga versi mitos maan dengan era keterbukaan. Baik tekValentinus. Salah satu mitos yang pal- nologi maupun arus budaya asing yang ing dikenang hingga tanggal 14 Pebruari dengan sengaja maupun tersembunyi 496 M, Paus Gelasius meresmikan hari mempengaruhi generasi muda kita – teritu sebagai hari untuk memperingati masuk generasi muda Islam khususnya. Santo Valentinus. Meskipun begitu, Maraknya budaya Valentine’s Day Paus Gelasius sendiri mengakui bahwa dirinya tidak mengetahui tentang santo tersebut. “Ada yang mengatakan, Gelasius sengaja menetapkan hal ini untuk menandingi perayaan Festival Lupercalia,” paparnya. Hari Valentine yang oleh Paus Gelasius II dimasukkan ke dalam kalender perayaan gereja, pada tahun 1969 dihapus dari kalender gereja karena tidak diketahui asal-usulnya. Oleh karena itu, pihak gereja kemudian melarang Valentine’s Day dirayakan. “Walaupun demikian, larangan ini tidak ampuh dan V-Day tetap saja dirayakan oleh banyak orang,” keluhnya. Dunia bisnis turut andil memanfaatkan moment Valentine’s Day untuk meraup keuntungan besar. Kristen juga menjadikannya sebagai cara efektif untuk mengkristenkan generasi Islam me- Drs. Ezif Mohammad Fahmi Wasi’an, Ak, MM lalui teori strategi marketing. Sebab penampilan seorang public figur mudah di Indonesia, urainya, salah satunya dimempengaruhi orang lain untuk barang sebabkan berkurangnya pemahaman yang dianjurkan olehnya. Dan Kristen tentang Islam. Dengan begitu tak sedikit menjadikan St. Valentine sebagai idola para pemuda Islam yang ikut terlibat medan public figur kasih sayang manusia. rayakannya dengan menjual bunga dan “Ternyata banyak umat Islam, terutama lain sebagainya. “Mereka tidak merasa, para remajanya, dengan mudah mene- bahwa ada upaya pihak-pihak nonrima tokoh Kristen tersebut sebagai ido- Muslim untuk menjauhkan antara agalanya,” ungkapnya getir. ma dan budaya (Sekularisme),” paparJika perayaan Valentine’s Day su- nya. “Lambat laun ruh Islam akan terdah menjadi kebiasaan umat Islam, lan- cerabut dari akarnya,” tegasnya. jut Masyhud, maka budaya Islam terPria kelahiran Surabaya 25 Pebruari cemari oleh budaya Kristiani yang jus- 1957 ini tak sepakat jika kesalahan ditutru pihak Kristen sendiri melarang pera- dingkan pada para da’i dan penceramah yaan tersebut karena dianggap merusak agama. Sebab mereka sudah berusaha moral manusia. “Para orang tua layak melakukan pembinaan terhadap genetahu apa itu valentine’s day, agar putra- rasi muda Islam. Pembinaan mereka haputrinya tak terjerembab dalam budaya ruslah dipadu dengan pengawasan piyang dilarang Islam,” pintanya menan- hak orangtua. “Keteladanan orang tua daskan. sangat diperlukan bagi putra-putrinya,” Menurut Drs. Ezif Mohammad Fah- tegasnya. “Sebab siapa yang menabur mi Wasi’an, Ak, MM, banyaknya gene- angin akan menuai badai. Jadi, jangan
sampai orangtua mengizinkan anakanaknya keluar rumah untuk berkasih sayang dengan pasangannya,” tambahnya mengingatkan. Fenomena budaya Valentine’s Day, tutur dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya ini, haruslah diwaspadai betul. Sebab ada skenario besar yang sudah disiapkan dari awal dengan tujuan mengubah aqidah umat Islam. Sasarannya, adalah generasi muda Islam dengan kedok budaya, hiburan, cara berpakaian, kesopanan dan berbicara. Contoh paling simple, pada acara akad nikah ada acara sungkeman. Karena di Barat tidak ada, kultur tersebut diubah oleh mereka. “Penghormatan pada orang tua itu sudah dianggap kuno. Sementara di V-Day justru diwujudkan dalam bentuk kebebasan berciuman hingga melakukan hubungan badan di luar pernikahan,” ucapnya miris. Kasih sayang dalam Islam, papar suami Dra. Sujatini yang dikaruniai tiga anak ini, berasal dari Allah SWT dengan sifatnya ar-Rahman dan ar-Rahim. Dalam mewujudkan kasih sayang tersebut, Islam tak mengenal dimensi waktu. Setiap saat dan kapan saja umat Islam hendaknya menabur dan menebar kasih sayang terhadap sesama manusia. Artinya sesama manusia harus selalu rukun, damai dan harmonis di dalam menata kehidupan demi tegaknya kasih sayang sesama umat. “Kasih sayang tersebut bahkan harus diperbuat sepanjang hayat,” tandasnya. Sedangkan kasih sayang di dalam Valentine’s Day, justru berasal dari produk budaya dan konsep bikinan manusia yang penuh maksiat dan jauh dari syari’ah Islam. Bukankah Allah SWT telah mengingatkan kita, agar tidak terpesona dengan rayuan dan tipu daya iblis? Sebab iblis senantiasa menampakkan begitu indahnya perbuatan-perbuatan nista manusia, padahal perbuatan itu sebenarnya amat menjijikkan. Abu Said r.a. menyampaikan bahwa Nabi SAW bersabda: “Sungguh kamu akan mengikuti perilaku (budaya) orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, selangkah demi selangkah. Hingga meskipun mereka mendaki memasuki lubang biawak, kamupun ikut mendakinya.” Abu Said bertanya: “Ya Rasulullah, apakah kami akan mengikuti orang-orang Yahudi dan Nasrani?” Nabi menjawab: “(Mengikuti) Siapa lagi.” (HR. Bukhari no. 3197). Laporan: Mey. S, Rasmanna Rahim (Surabaya).
MPA 341 / Pebruari 2015
31
Cyber Crime
Sudah Mencapai Titik Nadir Akun penistaan agama kian marak di media sosial. Rata-rata akun itu bernada islamphobia yang dengan bebas bisa diakses publik. Sebut saja misalnya Indonesia.faithfreedom.org, buktidansaksi.com, akun facebook Komunitas Anti Islam hingga akun media sosial seperti kaskus. “Ini sudah masuk dalam ranah cyber crime atau kejahatan dunia maya,” ujar Dra.Suraya Khusnaniyati, M.HI. Dalam kacamata anggota Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Nganjuk ini, cyber crime merupakan suatu tindak kejahatan melalui teknologi informatika dan teknologi komputer yang didasarkan pada perkembangan serta kemajuan
nomena perang cyber antara penganut agama tertentu sudah di luar batas etika pergaulan sosial. Hujatan, fitnah dan olokan terhadap kelompok agama tertentu sudah mencapai titik nadir. Hal ini tentu saja bisa merongrong Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Direktorat Jenderal Aplikasi dan Telematika (AKTIKA) Kementerian Komunikasi dan Informasi saat ini medeteksi 20 ribu situs dengan konten negatif yang bisa diakses bebas. Termasuk di dalamnya adalah situs berbau pornografi, perjudian hingga penistaan agama. Namun sementara ini yang sudah dilist sekitar 14 ribuan alamat web. “Kalau diprint tebal sekali,” tutur Harjogi, SH, MSi sambil melepas senyum. Dengan maraknya situs negatif, sebenarnya pemerintah sudah hadir
2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik. Bahkan Mekominfo tertanggal 7 juli 2014 lalu, juga telah mengeluarkan Peraturan Menkominfo No. 19 tahun 2014 tentang Penanganan Situs Internet yang Bermuatan Negatif. “Dengan banyaknya regulasi ini menunjukkan, bahwa pemerintah sangat konsen dalam membentengi masyarakat dari situs negatif,” ujar Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi Jawa Timur itu. “Pemerintah saat ini dihadapkan pada situasi berkejaran dengan pembuat situs negatif,” tandasanya. Dengan adanya peraturan yang ada saat ini, pembuat situs negatif seakan tak mau kalah. Mereka selalu berusaha membuat modus baru dalam melancarkan aksi cyber crimenya. Apalagi
Dalam dunia maya, fenomena perang cyber antara penganut agama tertentu sudah di luar batas etika pergaulan sosial. Hujatan, fitnah dan olokan terhadap kelompok agama tertentu sudah mencapai titik nadir. Hal ini tentu saja bisa merongrong Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Dra.Suraya Khusnaniyati, M.HI pada bidang mikro elektronika, material dan perangkat lunak. Perkembangan teknologi dalam bentuk jaringan komputer global melaui internet inipun melahirkan dunia baru yang dinamakan realitas virtual. Dalam perkembangan selanjutnya, internet justru menjadi pisau bermata dua. Selain melahirkan dunia baru dengan kecanggihan teknologi informasi, akan tetapi di sisi lain juga menyulut berbagai bentuk kejahatan mulai pembobolan database bank hingga kampanye negatif agama tertentu. Menurut mantan ketua PC Fatayat NU Nganjuk ini, dalam dunia maya, fe32
MPA 341 / Pebruari 2015
melalui regulasi dalam memeberantas cyber crime. Mulai dari Kitab Undangundang Hukum Pidana, UU ITE, UU KIP, UU No. 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta, UU No. 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi, UU No. 25 tahun 2003 tentang perubahan atas UU No 15 tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang, UU No. 15 tahun 2003 tentang Pemberantasan Pidana Terorisme, UU no. 44 tahun 2008 tentang pornografi hingga UU Nomor 1/PNPS/1965 tentang Larangan Penodaan Agama. Yang terbaru, ada pula payung hukum yang bisa menjerat para pembuat akun negatif yakni PP Nomor 82 Tahun
Harjogi, SH, MSi dalam penerapan hukum bagi pembuat akun negative, selama ini masih berdasarkan delik aduan. Artinya ketika ada laporan dari masyarakat, pemerintah baru bisa mengeksekusi. Dengan banyaknya situs yang bertebaran di belantara dunia maya, tentu ada keterbatasan pemerintah dalam mengotrolnya. “Karena itu, dibutuhkan peran aktif masyarakat agar berkenan melaporkan situs berkonten negatif agar pemerintah dalam hal ini Kominfo bisa segera bertindak. Ini agar tidak menimbulkan dampak yang lebih luas,” imbuhnya. Suprianto, Siti Nurokhim
Entrepreneurship
PAK AWENG Penjual Es Krim Durian Monthong yang Lagi Laris Manis Beragam olahan buah durian semacam, dodol durian, sus durian, serabi durian, hingga es-krim (Ice Cream) durian, menjadi santapan yang diminati anak-anak hingga orang tua. Alasan inilah antara lain yang telah mendorong Pak Ahmad Pauzi ( dikenal dengan Pak Aweng) bersama kedua rekannya, Solihin dan Novi Yenuar, lebih memilih berjualan es-krim durian (ketimbang usaha lain) yang mangkal di pinggir jalan kawasan perkantoran Gatot Subroto, Jakarta Selatan sejak sekitar lima tahun lalu. Sekilas tak ada bedanya antara “eskrim durian keliling” dengan es-krim Pak Aweng yang di beri label “Ice Cream Durian Monthong 36” ini. Bahkan tekstur es-krimnya masih agak kasar tak selembut es-krim yang dijual di mal-mal. Namun
hanya bisa tahan 2 hari, itupun harus disimpan dalam lemari pendingin (freezer). Satu cup Ice Cream Durian Monthong 36, dijual dengan harga Rp. 6.000. Setiap hari , khusus kawasan perkantoran, Pak Aweng mampu menjual sekitar 50 – 100 cup es-krim. Pada awalnya Pak Aweng (yang beralamat di Jl.Raya H. Baping Rt.01/07 N0.97 Kel.Susukan Kec. Ciracas Jakarta) ini berjualan es-krim dengan gerobak keliling. “Dulunya kami jualan di pinggir jalan kawasan perkantoran,keliling kompleks perumahan. Nah dari situ banyak yang suka hingga diminta mengisi katering para menteri karena saya sering jualan di kompleks menteri dan sering ikut pameran. Baru Maret 2011 lalu kita mitrakan”, jelas Pak Aweng. Menurut penuturannya, keputusan membuka ker-
belanjaan yang terbuat dari kayu dan multipleks, satu sendok es stainless, gallon besar (termos es) untuk es krim, gallon kecil (termos kecil) untuk tempat topping monthong lengkap dengan kursi tatakan termos es, satu seragam, satu banner dan stiker booth, bahan baku sebanyak 10,5 liter ( 3 kantong), dan 35 cup plus sendoknya. Agar modal bisa segera kembali, Aweng hanya menetapkan target penjualan mitra kerjanya sebanyak 40 cup/ hari dengan harga jual terendah Rp. 6.000. Dengan demikian dalam sebulan bisa mendapat omzet sekitar Rp. 7,2 juta dengan keuntungan bersih sekitar Rp. 2,4 juta (33%) dari omzet). “Harga sih tergantung mitra, tentu disesuaikan dengan sewa tempat. Kalau bisa mencapai target, maka mitra bisa balik modal da-
yang membuat beda, es-krim durian yang disajikan dalam cup plastic kecil milik Pak Aweng ini diberi topping (lapisan atas) lumatan durian monthong asli. “Kebanyakan orang jual es-krim durian dengan topping durian biasa, bukan durian monthong asli yang ukurannya lebih besar, dagingnya lebih tebal, bijinya kecil, dan harganya lebih mahal dari durian biasa. Selain pakai durian monthong asli, juga tanpa tambahan santan, gula, dan bahan lainnya. Hanya saja agar bisa lebih tahan lama, dikasih sedikit campuran serutan es”, jelas Pak Aweng. Lebih lanjut, Pak Aweng menambahkan bahwa es-krim buatannya tidak menggunakan bahan pemanis ataupun pengawet sehingga hanya dapat bertahan satu minggu. Sedangkan untuk topping monthongnya
jasama kemitraan, terkait dengan keterbatasan permodalan yang dimilikinya. Bersama Solihin dan Novy, pria 37 tahun ini membuat peraturan semacam standard operating procedure (SOP) sederhana dari pengalaman jualan selama 5 tahun perjalanannya. Sedangkan untuk perizinan usaha seperti Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), hak paten merek, dan label halal masih dalam proses. Saat ini jumlah gerai Ice Cream Monthong 36-nya telah berjumlah 28 buah milik sendiri, dan 4 milik mitra yang semuanya masih berada di Jakarta. Bagi yang tertarik untuk bermitra usaha dengan Pak Aweng, maka harus menyetor modal sekitar Rp.3,5 juta, yang akan dikembalikan berupa: booth seperti yang bisa ditemui di mal atau pusat per-
lam tempo 3 bulan. Untuk itu lokasi gerai perlu dipilih di kawasan yang strategis dan ramai, a.l. seperti kantin perkantoran, ITC, mal, dan swalayan, disamping rajin mengikuti ajang-ajang pameran”, jelas Pak Aweng. Namun demikian, bukan berarti tanpa hambatan. Harry Puspito pengamat kewirausahaan, sepakat dengan Pak Aweng, bahwa hambatan utamanya antara lain adalah bahan bakunya yaitu durian monthong disamping harganya yang relative cukup mahal, juga bersifat musiman (biasanya sekitar bulan Januari dan Februari kita kesulitan mendapat durian). Solusinya kita harus punya sejumlah supplier bahan baku. Anda berminat silahkan mencoba!.(diangkat dari peluang franchise waralaba 2014) Ahar MPA 341 / Pebruari 2015
33
Prof. Dr. Wahyudi Siswanto, M.Pd
Layanan Madrasah yang Ramah Bagi Anak
Tak banyak orang ketika di puncak karir akademiknya justru turun gunung. Namun bagi Prof. dr. Wahyudi Siswanto, MPd, dirinya dengan senang hati terlibat secara langsung dalam penyelenggaran pendidikan dasar – khususnya madrasah. Sebab lembaga pendidikan ini masih saja disepelekan. “Hal ini menggugah kesadaran akademis saya. Saya tertantang untuk membenahinya,” tuturnya serius. “Sebab saya tidak ingin institusi pendidikan agama ini dipandang sebelah mata,” tandasnya. Sebagai pendidik, dirinya tak rela jika madrasah yang terbukti mampu mengharmonikan pendidikan umum dan agama kian ditinggallkan. Yang membuatnya miris, saat ada madrasah kesulitan menjaring siswa tiap tahun ajaran baru. Tak jarang pula ada yang gulung tikar lantaran tak mampu bersaing. “Memang ada madrasah yang mampu memenangkan persaingan kualitas. Tapi tak banyak jumlahnya,” paparnya. “Karena keberadaan
34
MPA 341 / Pebruari 2015
madrasah belum menjadi kebanggaan bersama, tak heran jika selalu kalah,” keluh Guru Besar Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Malang ini. Untuk itulah, lelaki kelahiran Malang 20 Februari 1965 ini mendirikan Sekolah Alam MI Bilingual Al-Ikhlas di Sengguruh Malang. Madrasah yang didirikan sejak tahun 2008 silam ini, didesain berbeda dengan sekolah pada umumnya. “Saya ingin memberikan layanan pendidikan yang ramah bagi anak,” tegasnya. Hal itu didasari keberadaan PAUD dan TK/RA yang seharusnya ramah terhadap anak, kini justru makin membikin setress anak dengan aneka kewajiban les privat. “Tak heran jika selepas jenjang pendidikan TK banyak siswa yang menjadi pencemberut,” ucapnya bernada kecewa. Kondisi tersebut kian diperparah keberadaan para guru di tingkat dasar, yang makin ja-
rang tersenyum kepada para siswanya. Entah lantaran beban kerja yang tinggi atau lainnya, mereka mengajar tidak lagi dengan hati tapi sekedar bekerja. “Dengan keberadaan MI Al-Ikhlas, saya mengimpikan lahirnya guru inspiratif yang mampu mengegrakkan siswa. Ya.. seperti guru-guru kita dulu yang selalu kita rindukan kehadirannya,” ucap penulis 40 judul buku ini. Tak hanya itu saja. Di madrasah dengan desain keseluruhan bangunan kelas berupa gazebo ini, juga menawarkan progam unggulan yakni Program ‘Menyemai Kehidupan’. Di mana para siswa diajak bersama-sama memakan buah-buahan tertentu. Setelah makan biji dari buah-buahan, lantas ditanam bersama di lahan yang berada di antara bangunan madrasah yang diapit areal persawahan dan lahan tebu. Dengan begitu siswa diajarkan, bahwa memakan buahbuahan itu jauh lebih mudah dari pada menanamnya. Sebab proses menanam memutuhkan waktu yang tak sedikit. Dengan adanya sistem program menyemai kehidupan tersebut, ayah tiga anak ini juga mengajarkan siswanya agar terbiasa memberi dan bukan meminta. Sebab kelak buah-buahan dan sayuran yang ditanam, bakal diberikan ke orang kampung. Karena itu, semua siswanya wajib mengikuti program menanam ini – selain juga pembiasaan gemar menabung sejak dini. Terbukti, konsep madrasah yang didirikannya itu mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan. Lembaga pendidikan dari Bali, Sumbawa, Kalimantan, Sulawesi, dan berbagai daerah lainnya telah melakukan studi banding kesana. Prof. Wahyudipun membeberkan pengetahuannya tentang madrasah alam. Baginya, kian banyak madrasah alam akan semakin baik. “Kalau perlu, se-Indonesia ada madrasah seperti ini. Kita tidak ingin melihat siswa yang pintarpintar tapi tidak peka terhadap alam dan lingkungan sekitar,” ujarnya memberikan alasan. Yang menawan, ternyata pria berkacamata minus ini tak pernah mengenyam pendidikan madrasah. Latar pendidikan putra pasangan Nasta’in dan
Prof. Wahyudi beserta keluarganya
(almh.) Imroni ini, hampir seluruhnya diselesaikan di Malang sebagai kota kelahirannya. Setelah merampungkan pendidikan dasarnya di SD Muhammadiyah Kepanjen pada tahun 1976, langsung meneruskan studinya di SMPN 4 Malang. Kemudian menimbah ilmu di SPG Negeri Malang. Setelah menamatkannya pada tahun 1983, dia mengambil S1 Jurusan Pendidkan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP Malang – kini Universitas Negeri Malang – dan berhasil meraih gelar sarjana pada tahun 1987. Sementara program masternya di Pasca Sarjana IKIP Malang dirampungkannya pada tahun 1991, dengan tesis berjudul “Novel Rafilus: Sebuah Tinjauan Sosiopsiko-struktural.” Dua belas tahun kemudian, dia menuntaskan studi doktoralnya di kampus yang sama pada tahun 2003. Puncak karir akademisnya kian paripurna saat dirinya dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang pada 19 Oktober 2011 silam. “Secara akdemis saya sudah merengkuh semuanya. Meski demikian, saya ingin tetap ingin berjihad menjadi orang yang lebih bermanfaat bagi orang lain,” tandas putra seorang mantan Tenaga Kerja Wanita ini mantap. Semangat memberikan manfaat itu sudah tumbuh sejak remaja. Ketika melakoni studi strata satunya di UM Malang, dia sudah menjadi jujugan belajar siswa SD mulai dari kelas 1-6 di rumahnya tiap minggu. Selain itu, pria yang pernah bekerja sebagai pemotong rumput saat menjalani pendidikan di SPGN Malang inipun mengabdikan diri seba-
gai tenaga pengajar di SMP Muhammadiyah, MTs dan SMA Islam. Berkat kegigihannya semasa mengajar, dirinya didaulat menjadi Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 02 Kepanjen pada tahun 1996. Selain menjadi dosen di almamater-
penulis materi TOT bahasa dan sastra Indonesia di Surabaya, Jakarta, Bogor dan Yogyakarta. Ayah dari Ode Ramadhani, Afra Afifah Daniswara dan Daffa Ahmad Danurdara ini, juga aktif memberikan materi Madrasah Berbasis Sekolah (MBS) di Sumbawa dan Bima bersama PLAN Internasional. Selain itu, dia juga mengawal pelaksanaan Kurikulum 2004 di Papua. Lantaran kepakarannya dalam bidang Pendidikan Bahasa Indonesia, dirinya dipercaya sebagai penilai buku bahasa Indonesia tingkat SD, SMP dan SMA di Pusat Perbukuan. Sejak tahun 2006 silam, dia menjadi reviewer penelitian dosen muda dan wanita Dikti. Dia juga dipercaya sebagai konsultan di IAPBE (Indonesia-Australia Partnership in Basic Education) AusAID (2007). Sementara itu, didapuk pula sebagai expert dalam Teachers Quality Improvement Program (TEQIP) di Jambi, Batu, Pasir, Bima, Pontianak, Talaut, Sangihe, Aceh, Sabang, Padang,
Prof. Wahyudi belajar bersama anak didiknya di kelas berbentuk gazebo
nya, dia juga pernah mengajar di beberapa perguruan tinggi swasta. Dia juga menjadi salah satu penguji disertasi di Universitas Negeri Surabaya dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Tak hanya itu, suami Wiwik Indiastuti Wulandari inipun aktif pula memberikan penyuluhan bahasa Indonesia di berbagai kota di Jawa Timur. Termasuk menjadi instruktur dan
Padang Sidempuan, Mandailing Natal dan Sorong. Meski pengabdiannya dalam dunia pendidikan sudah tak terhitung lagi, tapi ada satu impian yang ingin diwujudkannya dengan segera. “Saya ingin memiliki rumah sakit yang murah, ramah dan bermutu,” pungkas pembina MI Alam Al Ikhlas ini optimis. Suprianto, M. Tajuddin Nurkholis MPA 341 / Pebruari 2015
35
ANTARA K-13 DAN KTSP (Refleksi Atas Penghentian K-13 di Tengah Tahun Pelajaran) Oleh: Dahlan Efendi, S.Ag, M.Pd.I. *)
Guncangan hebat di dunia pendidikan Indonesia terjadi pada Jumat, 5 Desember 2014, ketika Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah, Anies Baswedan, menghentikan pelaksanaan kurikulum 2013 dan kembali ke kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) bagi sekolah yang baru melaksanakan selama satu semester. Adapun sekolah yang sudah melaksanakan selama tiga semester diperintahkan melanjutkan implementasi kurikulum 2013 pada semester genap 2014-2015. Hal ini dilakukan setelah mendapatkan laporan hasil kajian evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum 2013, sambil mempersiapkan pemenuhan buku dan pelatihan guru, yang memang belum semua guru mendapatkan pelatihan kurikulum 2013 serta perbaikan sistem penilaian yang saat ini dipandang sangat memberatkan guru. Penghentian kurikulum 2013 dan kembali ke KTSP untuk sebagian besar sekolah di Indonesia adalah bagian dari implementasi kebijakan, yang menurut Grindle (1980) implementasi kebijakan dapat dimulai apabila tujuan rinci, sasaran jelas, ada program aksi, anggaran dana telah dialokasikan. Tanpa syaratsyarat diatas maka kebijakan menjadi tidak bermakna dan hanya menjadi retorika politik atau slogan politik. Kebijakan kurikulum oleh Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Me36
MPA 341 / Pebruari 2015
nengah Anies Baswedan masih belum bisa dipahami sebagai kebijakan yang benar, karena hanya memperhatikan hasil kerja tim evaluasi yang kerjanya sangat terbatas (hanya beberapa hari), padahal persiapan implementasi kurikulum 2013 (menurut menteri terdahulu) memakan waktu yang panjang dan kajian-kajian yang mendalam, sehingga beliau menilai penghentian implementasi kurikulum 2013 adalah kebijakan yang sangat tergesa-gesa. Semoga ini bukan bagian pencitraan menteri pada pemerintahan Jokowi-JK yang kebanyakan menterinya mengumandangkan retorika “Moratorium”. Kondisi ini memantik reaksi beragam dari kalangan dunia pendidikan dan lembaga legislatif. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, M. Nuh (Jawa Pos, 8/12/2014) menganggap kebijakan ini adalah sebuah kemunduran, karena ada banyak kekurangsempurnaan dalam KTSP. Beliau juga menyoroti kewajiban orang tua ketika harus kembali ke KTSP. Maka orang tua harus membeli buku KTSP yang mahal, padahal belum sebulan pemerintah baru memperberat beban hidup rakyat Indonesia dengan kenaikan BBM, walaupun akhir bulan ini BBM diturunkan lagi, apabila tetap melaksanakan K-13, maka buku disediakan secara gratis oleh pemerintah. Sukemi di Jawa Pos (11/ 12/2014) artikel berjudul: Bertam-
bahnya beban orang tua murid layak dijadikan renungan, disinyalir ada “permainan” dalam kebijakan mengembalikan KTSP pada sekolah, karena ada buku KTSP di gudang-gudang percetakan yang bernilai ratusan miliar yang tidak bisa “diuangkan” ketika kurikulum 2013 diberlakukan dengan tergesa-gesa. Dengan sebagian besar sekolah kembali ke KTSP, ada harapan habisnya bukubuku KTSP di gudang-gudang percetakan tersebut. Setelah buku KTSP habis, baru semua sekolah boleh mengimplementasikan K-13. Logika ini bisa diterima karena didukung sebuah kebijakan lain yaitu sekolah atau pemerintah daerah yang sudah memesan buku K13 untuk semester genap, diperintahkan menyimpan di perpustakaan, apabila suatu waktu nanti K-13 kembali dilaksanakan di seluruh sekolah di Indonesia, buku-buku K-13 digunakan lagi. Pendidikan yang menyangkut hidup orang banyak dan sarana untuk membangun sumber daya manusia yang bermutu, maka selayaknya pendidikan haruslah dikelola dengan baik dengan memperhitungan semua aspek kehidupan, aspek kepastian, aspek psikologi anak dan guru, aspek pedagogik, aspek kemampuan ekonomi masyarakat, aspek kontinyuitas dan lain-lain. Sebagai akibat dihentikannya implementasi kurikulum 2013 pada sekolah yang baru melaksanakan selama 1 semester
dan sekolah yang sudah melaksanakan 3 semester dilanjutkan, akan timbul banyak masalah, antara lain ; Standar evaluasi harus dibuat dua macam yaitu kurikulum 2013 dan KTSP, masalah berikutnya adalah raport hasil belajar siswa yang tidak sama sehingga berpotensi membingungkan orang tua dan guru, akibat lanjutnya adalah saat ujian akhir atau ujian nasional, harus membuat dua alat ukur evaluasi, masalah berikutnya adalah ketika penerimaan siswa baru yang harus menyeleksi dengan dua macam seleksi, termasuk ketimpangan muatan kurikulum yang tidak sama. Menurut hemat penulis, untuk keseragaman, kalau memang kurikulum 2013 diteruskan, mestinya semua sekolah meneruskan menggunakan kurikulum 2013 untuk kelas 1 dan 2 SD/ MI, adapun kelas 4 dan 5 kembali ke KTSP dan biarkan lulus dengan kurikulum KTSP, dengan demikian semua sekolah fokus perbaikan pembelajaran dengan kurikulum 2013 di kelas 1 dan 2. Kalau tetap seperti saat ini dengan dua macam kurikulum, maka kementerian pendidikan dasar dan menengah dan kebudayaan harus membuat standar ganda. Agar kasus kebijakan kurikulum tidak diganti-ganti dengan “sangat cepat dan membingunkan” oleh Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah, maka perlu perbaikan sistem yang terkait dengan pendidikan di Indonesia; Pertama, penulis memandang perlu ada perbaikan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 Perlu pasal yang mengatur perubahan kurikulum, yang isinya antara lain memuat ; sebelum kurikulum dirubah, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap kurikulum yang sedang digunakan, dengan melibatkan pakar pendidikan, guru dan organisasi profesi guru selama 1 tahun. Setelah dilakukan evaluasi, maka dilakukan kajian muatan kurikulum yang perlu perbaikan, penambahan dll, dilakukan selama 1 tahun, tahap selanjutnya dilakukan uji public dan sosialisasi di seluruh Indonesia selama 6 bulan, pelatihan guru untuk implementasi kurikulum baru selama 1,5 tahun. Selanjutnya implementasi secara terbatas selama 1 tahun. Melihat gambaran schedule diatas, minimal butuh 5 tahun untuk bisa merubah kurikulum, dengan syarat disetujui oleh DPR dan proses perubahan mulai tahap evaluasi
sampai implementasi harus dilakukan dengan transparan dan akuntabel, sehingga masyarakat mengetahui akan ada perbaikan atau pergantian kurikulum, tidak seperti selama ini, masyarakat “ujuk-ujuk” disuguhi kurikulum yang baru bagi anak-anaknya. Hal ini sebagai rambu-rambu bagi menteri agar tidak asal ganti kurikulum. Kedua, Perlu dibentuk Komisi Kurikulum Pendidikan Indonesia (KKPI), komisi ini diisi oleh pakar-pakar pendidikan, praktisi pendidikan dan wakil pemerintah. Tugas komisi ini adalah melakukan kajian, evaluasi, pendampingan, dan penyempurnaan kurikulum pendidikan di Indonesia. Sedangkan pemerintah bertugas untuk melaksanakan kurikulum yang dihasilkan oleh komisi kurikulum pendidikan Indonesia (KKPI). Pembentukan komisi ini selain untuk mencegah menteri mengganti kurikulum seenaknya sendiri, juga sebagai bagian upaya untuk mengurai benang kusut masalah pendidikan di Indonesia, salah satunya masalah kurikulum. Ketiga, Mindset pemimpin dan rakyat Indonesia harus berubah, tidak asal ganti menteri ganti kebijakan, kebijakan yang menyangkut masalah pendidikan, tentunya berkaitan dengan hajat hidup seluruh bangsa Indonesia haruslah dengan rambu-rambu yang jelas, terukur dan transparan serta akuntabel. Begitu besarnya yang terlibat dalam pendidikan Indonesia diibaratkan oleh pak Nuh sebagai “Kapal Nabi Nuh” yang sangat besar dan berlayar diatas banjir yang dahsyat dan oleh pak Anies diibaratkan sebagai “Kapal tanker 500 meter”, maka mengerakkan dan membelokkannya harus dengan hati-hati dengan memperhatikan berbagai aspek diatas, kalau tidak, yang terjadi adalah kegonjangan hebat dan kegalauan jutaan peserta didik, guru dan orang tua murid. Seperti saat ini. Keempat, Meningkatkan kapasitas kompetensi dan profesionalitas guru secara “serius” dan terus menerus oleh pemerintah, hal ini dilakukan sebagai jawaban bahwa dihentikanya kurikulum 2013 salah satunya terkait belum siapnya guru mengimplementasikan kurikulum 2013, baik dari segi proses pembelajarannya yang menggunakan pendekatan scientific maupun penilaiannya yang menggunakan pendekatan autentik. Dengan guru yang kompeten dan profesional, kurikulum yang “bagai-
manapun beratnya” akan bisa dilaksanakan dengan baik dan benar, sebaliknya guru yang tidak kompeten dan tidak profesional akan menjadi beban dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Guru yang kompeten dan profesional tidak akan terombangambing oleh perubahan yang terjadi dalam dinamika pendidikan. Pemerintah mempunyai daya tekan yang besar terhadap guru dalam rangka peningkatan kompetensi dan profesionalitas. Misalnya melalui pemberian tujangan profesi pendidik (TPP), diberikan dengan grade tertentu yang didasarkan asas profesionalitas guru. Dengan skema peningkatan kopetensi dan profesionalitas guru berbasis tunjangan TPP, peningkatan mutu guru Indonesia akan cepat dicapai. Perubahan kurikulum dalam rangka penyempurnaan pendidikan adalan sebuah keniscayaan, namun haruslah memperhatikan kesiapan-kesiapan pelaksana kurikulum dan stakeholder pendidikan. Tanpa kesiapan pelaksana kurikulum, perubahan kurikulum hanya akan menjadi sebuah kebijakan yang terkesan “dipaksakan” dan akan banyak membawa akibat-akibat negatif bagi dunia pendidikan di Indonesia, misalnya sikap apatis dan mengimplementasikan dengan setengah hati guru terhadap kurikulum tersebut. Problem pendidikan di Indonesia, baik yang menyangkut kurikulum maupun guru dan lainnya, akan dengan mudah dapat diselesaikan apabila semua pembuat kebijakan mendasari keputusan-keputusannya pada “yang diuntungkan” haruslah rakyat. Tidak membuat keputusan atas dasar pencitraan dan slogan semata. Apalagi jika keputusan yang didasarkan pada kepentingan ekonomi pemilik modal, kalau yang terakhir terjadi maka perbaikan pendidikan Indonesia masih jauh dari cita-cita kemerdekaan Indonesia “Mencerdaskan kehidupan Bangsa”. Semoga para pemimpin pendidikan Indonesia dijauhkan dari membuat kebijakan hanya berdasarkan kepentingan politik sesaat dan bersifat sporadis. Terlepas dari sisi positif dan negatifnya, kebijakan-kebijakan pendidikan telah mengisi ruang-ruang publik yang harus kita terima walaupun dengan “catatancatatan”. *) Guru PAI DPK di SDN Ledug 1 Prigen Kab. Pasuruan MPA 341 / Pebruari 2015
37
MENGAPA TERJADI PERUBAHAN KURIKULUM? Oleh: Drs. Mashudo, MM *)
Masalah pendidikan selalu aktual untuk diangkat kepermukaan sebagai bahan pembicaraan di berbagai elemen masyarakat sebagai stakeholder maupun non stakeholder pendidikan. Hal ini cukup beralasan sebagai akibat cukup urgennya kebutuhan pendidikan dan kontribusi pendidikan bagi masyarakat, terutama mengatisipasi “trend” perkembangan zaman. Bahkan menurut Prof. Dr. Marsetio Donoseputro, guru besar patologi klinik FK Unair yang pernah menjabat dubes RI untuk Unesco, ”Pendidikan adalah sebuah investasi meraih sukses”. Selanjutnya, beliau menyatakan bahwa hasil investasi tersebut nantinya tidak saja dirasakan untuk investor sendiri, tetapi juga untuk keluarga, masyaraka bahkan untuk nusa dan bangsa. Perkembangan peradapan dunia yang pesat ini, sedikit banyak perlu adanya pembaharuan kurikulum, baik pembaharuan kurikulum secara sebagian (metode mengajar, peningkatan jumlah serta mutu guru, perbaikan alatalat pembelajaran) maupun pembaharuan secara keseluruhan ( perombakan sistem pendidikan yang ada dan mengembangkan sistem yang baru). Dalam hal ini masih tertaman di pikiran kita pemberlakuan kurikulum KTSP (Kurilukum Tingkat Satuan Pendidikan) yang dilaunching tahun 2006 , dan sebagai gantinya pemberlakuan Kurikulum 2013 sesuai dengan Permendikbud No 57 tahun 2014 dan Permendikbud No 61 tahun 2014 yang mencabut Permendikbud N0 81 A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum yang mengatur mengenai KTSP. Begitu juga, mendikbud Dr. Anies Baswedan, semenjak dilantik menjadi 38
MPA 341 / Pebruari 2015
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah langsung tancap gas mengevaluasi implementasi kurikulum 2013 dengan membentuk tim evaluasi kurikulum yang diketuai guru besar Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Prof. Dr. Suyatno yang hasilnya cukup mengejutkan dengan mengambil kebijakan dengan istilah Moratorium Kurikulum 2013 yang artinya implementasi K -13 yang sudah dilaksanakan oleh Mendikbud M Nuh, dihentikan pelaksanaan kurikulum 2013 (K-13) yang diberlakukan secara nasional itu dan mengembalikan K-13 tersebut hanya dilaksanakan terbatas pada sekolah tertentu sebagai pilot project yaitu hanya 6.325 unit sekolah yang setara dengan 5 % populasi sekolah di Indonesia yang mencapai 208 ribu unit. (Jawa Pos , 4 Desember 2014) Pasal 1 Permendikbud Nomor 160 Tahun 2014 Tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013 yang telah ditandatangani dan diundangkan dalam lembaran Negara dinyatakan bahwa Satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang melaksanakan Kurikulum 2013 sejak semester pertama tahun pelajaran 2014/ 2015 kembali melaksanakan Kurikulum Tahun 2006 mulai semester kedua tahun pelajaran 2014/2015 sampai ada ketetapan dari Kementerian untuk melaksanakan Kurikulum 2013. Begitu pula pasal 2 ayat (1) menyatakan bahwa Satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang telah melaksanakan Kurikulum 2013 selama 3 (tiga) semester tetap menggunakan Kurikulum 2013. Pasal 2 Ayat (2) menyatakan Satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang melaksanakan Kurikulum 2013 sebagaimana di-
maksud pada ayat (1) merupakan satuan pendidikan rintisan penerapan Kurikulum 2013. Sedangkan pada pasal 2 ayat (3) Permendikbud Nomor 160 Tahun 2014 Tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 Dan Kurikulum 2013 dinyatakan bahwa Satuan pendidikan rintisan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berganti melaksanakan Kurikulum Tahun 2006 dengan melapor kepada dinas pendidikan provinsi/ kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya. Alasan utama yang mendasari pemberlakuan permendikbud ini adalah guru sebagai ujung tombak implementasi K-13 dikatakan kurang siap disertai distribusi buku ajar yang tidak merata kalau tidak boleh dikatakan sarat masalah. Hal senada, juga diakui oleh Ketua Umum PGRI Sulistyo, beberapa daerah menolak implementasi Kurikulum 2013 karena belum terdistribusi buku- buku sebagai unsur penunjang utama kurikulum ini (Jawa Pos, Implementasi Kurikulum 2013, Sarat Masalah, 18 Juli 2013). Terus bagaimana masyarakat awam kita yang terkena dampak langsung pemberlakuan kurikulum 2006 ini? Tentunya akan sangat terbebani dengan harus membeli buku ajar, bahkan buku kurikulum KTSP relatif lebih mahal, belum lagi dampak gonjang ganjing harga BBM. Kita sebagai keluar besar Kementerian Agama jangan sampai larut bahkan ikut terbawa arus stigma negatif dengan mainstream “ganti menteri, ganti kurikulum”, dan sebagai contoh lain dari kebijakan menteri baru seperti yang diutarakan oleh anggota BSNP ( Badan
Standar Nasional Pendidikan) Teuku Ramli Zakaria bahwa Ujian Nasional (UNAS) diganti Evaluasi Nasional (ENAS) dengan komposisi Nilai kelulusan 50% nilai Enas dan 50% nilai akhir ujian sekolah (Jawa Pos, 29 Desember 2014). Sudah saatnya keluarga besar, terutama pemangku kebijakan pendidikan di madrasah kita menghembuskan angin segar dengan kebijakan yang meringankan beban segenap orang tua peserta didik di madrasah kita bersama sebagian besar kalangan menengah kebawah dengan kebijakan memberikan alokasi dana insentif pembelian buku pembelajaran baik melalui BOS, BSM, atau sejenisnya. (Mari kita do’akan dan tunggu bersama). Di sisi lain pemangku amanat pendidikan madrasah kita beserta stakeholder nya punya tanggung jawab moral mensosialisasikan kebijakan nasional pendidikan kita, diantaranya perubahan kurikulum dan sejenisnya sehingga kita pada akhirnya masyarakat awam pada umumnya punya mindset yang sama dan berpola pikir positif (positive thinking) tentang kemajuan pendidikan yang merupakan tanggung jawab bersama orang tua, masyarakat dan pemerintah. Banyak faktor yang dipandang mendorong terjadinya kurikulum pada berbagai negara pada umumnya. Namun hanya tiga faktor yang cukup esensial yang dipandang mendorong terjadinya kurikulum di Indonesia pada khususnya dan berbagai negara yang sedang berkembang lainnya, diantaranya: 1) Bebasnya wilayah tertentu di dunia ini dari kekuasaan kaum penjajah, 2) Perkembangan iptek yang pesat sekali, 3) Pertumbuhan penduduk. Dalam usaha kita mengembangkan kurikulum, ada beberapa prinsip dasar yang harus kita perhatikan oleh semua pihak yaitu sekolah itu sendiri, peserta didik, orang tua, masyarakat dan pemerintah. Prinsip relevansi. Relevansi pendidikan secara umum dapat diartikan sebagai kesesuaian atau keserasian pendidikan dengan tuntutan kehidupan. Dengan kata lain pendidikan dipandang relevan bila hasil yang diperoleh dari pendidikan tersebut berguna atau fungsional dari kehidupan. Masalah relevasi kehidupan dengan pendidikan dapat kita tinjau sekurang kurangnya dari tiga
segi: relevan pendidikan dengan lingkungan hidup peserta didik, relevansi dengan perkembangan kehidupan masa sekarang dan masa yang akan datang, relevansi dengan tuntutan dalam dunia pekerjaan. Prinsip efektifitas. Efektifitas dalam suatu kegiatan berkenaan dengan sejauh mana apa-apa yang direncanakan atau diinginkan dapat terlaksana. Didalam bidang pendidikan , efektifitas ini dapat kita tinjau dari dua segi , yaitu efektifitas mengajar guru dan efektifitas belajar mengajar yang ditempuh. Prinsip efisiensi. Efisiensi suatu usaha pada dasarnya merupakan perbandingan antara hasil dengan usaha yang telah dikeluarkan. Dalam dunia pendidikan, tentu saja sukar bagi kita untuk membandingkan nilai hasil dengan usaha dengan cara yang digambarkan diatas. Sekalipun demikian dalam mengembangkan kurikulum dan pendidikan pada umumnya , prinsip-prinsip efisiensi ini perlu sekali kita perhatikan baik efisien dari segi waktu, tenaga, peralatan yang tentunya akan menghasilkan efisiensi dalam segi biaya. Prinsip kesinambungan (kontinuitas). Kontinuitas disini dimaksudkan adalah saling hubungan atau jalinan antara berbagai tingkat dan jenis program pendidikan. Masalah kontinuitas dari pendidikan dapat ditinjau dari dua segi: kontinuitas antara berbagai tingkat sekolah (vertikal), kontinuitas antara berbagi bidang studi ( horizontal). Prinsip fleksibilitas. Fleksibilitas ini dimaksudkan adalah tidak kaku artinya ada semacam ruang gerak yang
memberikan sedikit kebebasan dalam bertindak. Di dalam kurikulum fleksibilitas mencakup: fleksibilitas dalam memilih program pendidikan (peserta didik), fleksibilitas dalam mengembangkan program pengajaran (guru). Menurut Prof. Dr. S. Nasution, M.A, ada azas-azas yang mendasari kurikulum, antara lain: 1) Asas fisiologis, yang berkenaan dengan tujuan pendidikan yang sesuai dengan filsafat negara, 2) Asas psikologis, yang memperhitungkan faktor anak dalam kurikulum, 3) Asas sosiologis, yaitu keadaan masyarakat, perkembangan dan perubahannya, kebudayaan manusia, hasil kerja manusia berupa pengetahuan, 4) Asas organisatoris, yang mempertimbangkan bentuk dan organisasi bahan pelajaran yang disajikan. Kurikulum senantiasa harus diubah karena perubahan masyarakat akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan kurikulum berjalan kontinyu kalau tidak mau ketinggalan zaman. Karena adanya macam-macam definisi, guru harus menentukan tafsirannya sendiri. Pilihannya tersebut akan mempengaruhi konsepsinya tentang tugasnya sebagai pendidik. Guru dapat menganut kurikulum tradisional dan progresif. Kurikulum tradisional menerima kenyataan dalam masyarakat sebagaimana adanya, sedangkan kurikulum progresif berusaha untuk mengubah lingkungan untuk membentuk dunia yang lebih baik. Terus kemana arah kurikulum kemenag kita? *) Pengawas Madrasah Kantor Kemenag Kab Mojokerto MPA 341 / Pebruari 2015
39
Saatnya Profesi Guru Membidik Putra Terbaik Oleh : Muhibuddin *
GURU besar UIN Maliki Malang, Prof. DR. H. Imam Suprayogo mengungkapkan, kualitas pendidikan sangat tergantung pada kehebatan guru. Murid-murid di sekolah/madrasah bisa menjadi hebat kalau guru-guru yang mengajar juga hebat. Karena itu, jika sekolah/ madrasah ingin hebat dan bermutu, guru-gurunya harus "direkayasa" agar menjadi guru yang hebat (http:// jatim.kemenag.go.id,2 Januari 2014). Pernyataan mantan Rektor UIN Maliki, Malang, ini tentu menarik direnungkan. Apalagi, saat ini upaya memacu kompetensi dan profesionalisme menuju profesi guru yang hebat, tengah gencar digulirkan. Targetnya jelas. Ke depan, para guru diharapkan semakin profesional dan memiliki kompetensi yang hebat dalam mendidik dan mencerdaskan anak bangsa. Hal ini didasari asumsi bahwa anak-anak bangsa bisa menjadi hebat apabila proses pembelajaran yang dijalani di sekolah/madrasah dikelola guru-guru yang hebat pula. Pertanyaannya, apakah selama ini para guru yang berada di garda depan pendidikan belum memiliki profesionalisme yang hebat sehingga masih perlu terus dipacu kompetensinya? Jika sepakat sertifikasi sebagai alat ukur profesionalisme guru, seharusnya ihwal kompetensi guru tak perlu dipertanyakan lagi. Sebab, saat ini sudah banyak guru yang mengantongi sertifikat pendidik profesional dan berhak mendapatkan pembayaran tunjangan profesi pendidik (TPP). Itu maknanya, guru-guru yang sudah mengantongi sertifikat pendidik 40
MPA 341 / Pebruari 2015
sejatinya sudah terkualifikasi sebagai guru profesional yang memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Dalam pasal 1 ayat 12 UU Nomer 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen disebutkan, sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru sebagai tenaga profesional. Dengan demikian, di atas kertas, tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa guru-guru yang telah lulus sertifikasi belum memiliki standar kelayakan sebagai profesi pendidik. Namun, yang mencuat, karena proses sertifikasi guru melalui portofolio maupun pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG) banyak yang meragukan pengaruhnya terhadap peningkatan kompetensi guru, akhirnya keberadaan guru yang sudah bersertifikat pendidik pun dipertanyakan kembali kompetensi profesionalnya. Nyatanya, guru-guru yang sudah lulus sertifikasi dan memiliki sertifikat pendidik, mereka diharuskan pula menjalani uji kompetensi guru (UKG). Ironisnya, melalui UKG yang dilaksanakan secara online, ternyata hasilnya diketahui tingkat kompetensi guru masih jeblok. Dari sinilah kemudian muncul justifikasi yang meragukan kompetensi para guru. Karena standar profesinya yang masih belum maksimal, wajar jika pemerintah terus memberikan prioritas ekstra bagi peningkatan kompetensi tenaga guru. Berbagai langkah untuk mendongkrak kompetensi guru terus digulirkan melalui berbagai program teacher upgrading maupun peningkatan kese-
jahteraan melalui pembayaran TPP. Targetnya jelas. Guru-guru yang menjadi ujung tombak dalam memajukan pendidikan, semuanya harus memenuhi kualifikasi pendidik profesional. Hanya saja, proses menuju kualifikasi standar kelayakan profesi yang dilaksanakan lewat jalur sertifikasi guru, praktiknya belum berjalan sesuai yang diharapkan. Hasil penelitian yang dilakukan Balitbang Kemendikbud menemukan indikasi adanya praktik kurang terpuji dalam mendapatkan dokumen yang digunakan untuk keperluan penilaian sertifikasi guru (Malem Sendah Sembiring dalam Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan, LIPI, 2010). Karena itulah, kini untuk mendapatkan sertifikat pendidik profesional, pemerintah menggulirkan program pendidikan profesi guru (PPG) bagi guru dalam jabatan. Dengan begitu, untuk mendapatkan sertifikat pendidik tidaklah enteng. Sebab, guru-guru harus menempuh pendidikan dalam jangka waktu tertentu di perguruan tinggi penyelenggara PPG. Targetnya, guru-guru pemegang sertifikat pendidik, nantinya tak lagi diragukan kompetensi profesionalismenya. Menuju guru profesional tentu tak cukup hanya menggarap guru-guru yang kini menjalani profesinya di lembaga-lembaga pendidikan. Sertifikasi maupun PPG bagi guru dalam jabatan, hanyalah sebagian dari upaya untuk memperbaiki kualitas guru. Lagi pula, ini hanyalah solusi sesaat yang sifatnya untuk menutup kesenjangan kompetensi guru yang dinilai masih lemah. Di luar itu, ada banyak peluang
untuk memoles kualitas guru. Salah satunya, melalui perbaikan kualitas input calon guru. Ya, kualitas input calon guru tak bisa disepelekan. Sebab, dari sinilah sebenarnya hulu yang menjadi akar rendahnya kualitas guru. Jujur harus diakui, selama ini putraputra bangsa yang memiliki kualifikasi akademik bagus di sekolah, sebagian di antara mereka tampaknya masih enggan memilih program studi yang memproduk calon guru. Mereka lebih tegiur mengambil program studi di perguruan tinggi non kependidikan, seperti fakultas kedokteran, teknik, ekonomi dan sejenisnya karena dianggap lebih bergengsi dan menjanjikan masa depannya. Yang terjadi kemudian, input calon guru di perguruan tinggi pencetak tenaga guru banyak "kehilangan" putraputra terbaik yang berkemampuan akademik bagus. Padahal, kalau saja mereka tertarik menekuni profesi guru, sangat mungkin input calon guru akan jauh lebih bagus kualitasnya. Sebab, bibitbibit calon guru yang memilih program
studi keguruan memang punya latar belakang kualitas akademis yang bagus pula. Kecenderungan semacam ini berbeda dengan fenomena yang terjadi pada masa lalu. Pada era 1950-an, menurut Mohamad Surya (2003 : 397), siswa-siswa yang tergolong "the best" di sekolah justru memilih lembaga pendidikan keguruan sebelum mereka memilih sekolahsekolah lain non keguruan. Dengan demikian, sekolah-sekolah guru kala itu banyak dibanjiri anak-anak bangsa yang nota bene sebagai putra terbaik di jenjang pendidikan sebelumnya. Akar persoalan tidak tertariknya para "the best" di sekolah-sekolah untuk melanjutkan pendidikannya di lembaga pendidikan pencetak guru, sangat terang benderang. Yakni, terkait dengan rendahnya kesejahteraan guru. Nyatanya, ketika kini digulirkan pembayaran TPP, minat untuk memilih kuliah di perguruan tinggi penyelenggara pendidikan guru semakin membludak. Pendek kata, program-program keguruan di
perguruan tinggi bergeser jadi pilihan yang banyak diserbu calon mahasiswa. Momen ini mestinya ditangkap sebagai sinyal untuk memperbaiki kualitas input calon guru. Sebab, jika kesejahteraan guru sudah tidak lagi minim, sangat mungkin putra-putra terbaik tidak akan berfikir seribu kali untuk memilih pendidikan keguruan. Karena itu, sudah saatnya pemerintah bertindak agar para "the best" di sekolah-sekolah tidak dibiarkan terus berpaling menjauhi profesi guru. Bagaimanapun, profesi guru sangat membutuhkan putra-putra terbaik untuk mendongkrak kualitas pendidikan nasional yang hingga kini dinilai masih rendah. Percayalah, hanya lewat guruguru yang hebat, siswa-siswa hebat akan bermunculan dari sekolah-sekolah. Sungguh luar biasa kalau putra-putra terbaik berbondong-bondong memilih profesi guru sebagai jalan hidupnya. Alhasil, sudah saatnya profesi guru membidik putra-putra terbaik di negeri ini untuk mencerdaskan anak bangsa. *) Pendidik MAN 2 Tulungagung MPA 341 / Pebruari 2015
41
MIN Kerang Bondowoso
Tetap Bersih dan Asri Meski Sulit Air
Tiga tahun silam, MIN Kerang Bondowoso adalah madrasah yang kerontang. Lingkungan sekitar bangunan madrasah sangat gersang. Bayangkan saja, di luas lahan 300 meter persegi hanya tumbuh empat pohon kelapa. Sama sekali tak ada tanaman lain yang menjajarinya. Bahkan rumputrumputpun tak dapat tumbuh di sana. Maklum, madrasah ini berada di daerah yang “kurang menguntungkan”. Kondisi geografis Kecamatan Sukosari yang terletak di daerah lereng pegunungan Ijen, memiliki ketinggian 200-465 M dari permukaan laut. Tingkat rata-rata curah hujan di kawasan ini adalah 1.245 mm dengan suhu rata-rata 21ºC. Dapat dibayangkan betapa menyengatnya matahari saat bersinar menerpa bumi Sukosari. Apalagi lahan kosong milik madrasah yang beralamat di Jl. KH. Yahya Jazuli ini hampir seluruhnya tertutup paving stone. Itulah yang menyebabkan sumber air minim. Satu-satunya air yang bisa diandalkan, adalah aliran irigasi sawah. Sebab sumursumur wargapun jarang ditemui. Lantaran lapisan tanah yang berupa padas dan bebatuan juga turut mempersulit keberadaan sumur bor. “Kalaupun ada, itupun terletak sekitar tiga kilometer dari madrasah,” keluh Samson Hidayat, SAg, MPdI. “Sampai saat ini belum ada satupun masyarakat yang berhasil membuat sumur bor untuk kebutuhan sehari-hari,” ungkap Kepala MIN Kerang ini menandaskan. Lantaran sulitnya air, masyarakat sangat berhemat dengan air agar bisa mencukupi kebutuhan. Meski demikian, kebutuhan mandi bagi putra-putrinya sangat jarang terpenuhi. “Karena saking jauhnya akses sumber air, banyak siswa-siswi di sini yang sudah biasa mandi seminggu sekali.
Samson Hidayat SAg MPdI Bayangkan saja, bau menyengat ada di mana-mana” tukas mantan Kepala MTs Nurus Salam Grujugan ini melepas tawa. Selain mengeluarkan bau tak sedap, mereka juga masih dibelit berbagai penyakit kulit seperti kudis dan kurap. Tak hanya itu, banyak juga dari para siswa yang mayoritas anak buruh pemetik kopi ini telinganya mengeluarkan nanah alias congekan. Inilah permasalahan yang sering dihadapi pihak madrasah. Apalagi ketika itu madrasah ini belum memiliki ruang UKS. Inilah bukti kesadaran pola hidup sehat belum menjadi bagian penting dalam kehidupan para siswa. Alih-alih sadar hidup bersih dan sehat, ketika melihat mobil ambulan yang masuk ke madrasah saja semua murid tunggang langgang lari pulang karena takut
Gedung MIN Kerang yang tampak hijau 42
MPA 341 / Pebruari 2015
disuntik petugas kesehatan. “Saya heran saat mendapati semua kelas tak berpenghuni. Padahal petugas yang datang hanya ingin memberikan penyuluhan,” tutur mantan Waka Kesiswaan MTsN 2 Bondowoso ini menahan senyum. Melihat itu semua, Pak Samson – demikian dirinya kerap dipanggil – tak ingin mendiamkan kondisi tersebut berlarut-larut. Dirinya bertekad untuk melakukan perubahan baik fisik maupun perilaku manusia yang ada di dalamnya. Dan kunci utamanya ternyata terletak di air. “Pikiran kami waktu itu hanya satu; bagaimana caranya bisa mendapatkan air bersih sebanyak-banyaknya. Sebab ketersediaan air ini sangat vital sekali,” ucapnya mantap. Langkah awal yang diambil adalah memanfaatkan air selokan sawah yang mengitari madrasah. Ini lantaran membuat sumur bor tidak memungkinkan. Apalagi mengharapkan pipanisasi air dari saluran terdekat. Bahkan sebelumnya, madrasah ini harus menggunakan air di pesantren terdekat yang berwarna hijau. Maka dibuatlah dua sumur resapan berdiameter sekitar satu meter dengan kedalaman tiga meter. Untuk menghasilkan air bersih, maka salah satu sumur resapan dimanfaatkan sebagai penyaring. Caranya, dengan meletakkan batu dan pasir di dalamnya sembari dilubangi agar air bisa mengalir ke sumur satunya sebagai penampung air bersih. Dari sumur kedua inilah, lalu dialirkan ke atas tandon air dengan volume 600 liter. Setelah air didapatkan, mulailah wawasan lingkungan dan pola hidup sehat dan bersih disuntikkan kepada warga madrasah. Ruang UKS disediakan. Kader UKS juga direkrut. Guru khusus bidang UKS juga dida-
dua orang siswi saat diinterview oleh tim penilai UKS
Asyiknya senam UKS bersama siswa MIN Kerang
Asrinya lingkungan madrasah berkat program penghijauan
tangkan. Tak hanya itu, dihadirkan pula tim madrasah tempat anak mereka belajar men- pak Samson meminta support. Meski demikian, juara bukanlah segalakesehatan dari puskesmas untuk melatih jadi hijau dan bersih. Hasilnya, pada tahun 2012 lalu, ma- galanya bagi madrasah yang berjarak 25 kikader dan mengajarkan pola hidup sehat dan drasah ini mendapatkan gelar jawara UKS lometer dari pusat pemerintahan Kabupaten wawasan lingkungan kepada para siswa. Disamping itu, penghijauan kawasan dan PHBS tingkat SD/MI se-kabupaten Bondowoso ini. Sebab pembiasaan hidup madrasahpun digalakkan. Beberapa pohon Bondowoso. MIN Kerang Bondowoso bah- bersih dan sehat serta penghijauanlah yang perdu seperti buah kerespun ditanam. Para kan menjadi nominator peraih juara Usaha utama. Kini pihak madrasah bisa tersenyum siswa juga turut membawa tanaman yang Kesehatan Sekolah (UKS) dan Perilaku Hi- bahagia. Sebab dengan keberadaan lomba mudah didapatkan di pedesaan. Dan mereka dup Bersih dan Sehat (PHBS) SD/MI ting- UKS, semua stakeholder mulai terbiasa dengan pola hidup bersih dan sehat terutama pula yang menjaganya agar tanaman itu tetap kat Jawa Timur tahun 2014. Pencapaian madrasah tersebut, tentu para sisiwa. tumbuh. Program UKS untuk membebaskan Terbukti, sudah tidak banyak lagi sismadrasah dari sampah juga mulai diaktifkan. merupakan buah kerja keras seluruh pihak dan Seminggu sekali siswa diajak memungut sam- bukan hasil dari sebuah rekayasa. Sebab tim wa yang menderita korengan, kudisan atau pah sekecil apapun yang dilihatnya. Setelah juri penilaian datang secara tak terduga. Bebe- congekan. Siswapun sudah tidak lagi takut berkali-kali dilakukan, kini tanpa komando rapa siswa juga ditanya langsung mengenai dengan ambulan. Bahkan ketika ada petugas siswa sudah otomatis akan memungut sam- mekanisme pembuangan sampah dan bagaima- yang datang mereka tampak antusias mepah yang dijumpai dan memasukkannya ke na menjaga kebersihan madrasah. “Pertanyaan- nyambutnya. Lingkungan madrasah kini pertanyaan semacam itu seakan mudah men- juga tampak rindang dan asri. Tanaman hijau bak sampah. Tak hanya itu saja. Segala aturan diber- jawabnya. Tapi kalau siswa tidak melaku- ada di mana-mana; seperti di halaman dan di lakukan agar kebersihan madrasah yang ber- kanya secara langsung, tentu akan susah men- depan masing-masing kelas. Kini pihak madrasah berharap adanya jarak 20 Km dari kawasan wisata Gunung jawab pertanyaan tersebut,” paparnya. Maka tak heran jika pada akhirnya instalasi air dari pemerintah. Sebab keterseIjen ini dengan membuat seperangkat aturan. Salah satunya, adalah pemberlakuan denda pihak juri yang melibatkan Dinas Pendidikan diaan air dari proses penyulingan air selokan 500 rupiah bagi siswa yang membuang sam- dan Dinas Kesehatan Bondowoso menun- sawah, hanya mampu mencukupi kebutuhan pah sembarangan. Dan bagi guru yang ter- juk MIN Kerang maju dalam lomba UKS sekitar 50 persen saja. Apalagi air selokan tidak tangkap basah merokok, diwajibkan memba- dan PHBS tingkat Jawa Timur tersebut. tiap hari mengalir. Jika air mati maka otomatis yar denda sebesar lima ribu rupiah. “Itu atur- “Alhamdulillah.. kami masuk enam besar. proses pembelajaranpun terancam berhenti. an yang dibuat siswa sendiri tanpa interven- Dan saat ini sedang menunggu pengumuman Seperti kegiatan shalat jamaah Dhuhah dan si dari guru lho..” tukas Samson bernada bang- juara dari provinsi. Mohon doanya,” tukas jamaah Dhuhur. Sebab air di tandon berukuran 600 liter hanya cukup untuk kega. “Guru jadinya takut merokok butuhan buang air kecil saja. “Kalau sembarangan. Sebab kalau ketahuan, sudah demikian, tidak ada kegiaan pasti ditangkap oleh siswa,” ungkap shalat berjamaah,” ungkap Pengurus ayah dua anak ini sambil melepas LPTQ Bondowoso bidang Pembinatawa. an Kaligrafi ini menyayangkan. Semula beragam gerakan terseLantaran itulah, tahun ini mabut dikhawatirkan menggangu kondrasah peraih juara tiga Dokter Cilik sentrasi belajar siswa. Namun nyase-Bondowoso ini bertekad membatanya, justru memperoleh dukungan ngun tandon air bawah tanah lebih penuh dari berbagai pihak. Ketika besar lagi. Selain agar ketersediaan orangtua siswa diberitahu bahwa maair makin melimpah, proses pembedrasah akan mengikuti lomba UKS lajaran tidak terganggu. Dan tentu saja tingkat kabupaten, secara spontan juga demi menjaga keasrian madrasah. mereka berbondong-bondong turut Itulah bukti kegigihan jihad madrasah membersihkan lingkungan madrasah. ini dalam menghijaukan kawasan Dari 153 wali murid, tak ada satupun yang absen. Seakan mereka sudah Siswa sedang mandapatkan bimbingan dari seorang yang kering kerontang. guru di musholla sederhana MIN Kerang lama mengimpikan keberadaan Suprianto, Hijrah Saputra
MPA 341 / Pebruari 2015
43
Menjaga Keluarga Menjaga Zaman Oleh : Heri Siswanto, S.Ag. KA KUA KEC. TULAKAN KAB. PACITAN Nya, tetapi sebaliknya jika kualitas ketaqwaan kita rendah, jadilah kita manusia ingkar yang setiap langkah perbuatannya hanya akan mendatangkan murka dan adzabNya. Disinilah sebenarnya letak pentingnya kita selalu menjaga zaman, agar para penghuni di dalamnya senantiasa menjadi manusia taqwa, manusia pengabdi Tuhan sejati dan manusia yang senantiasa menjaga dirinya dari penghambaan kepada selain Allah, termasuk di dalamnya penghambaan terhadap nafsu duniawi. Menjaga zaman agar tetap terhiasi oleh peringai terpuji para penghuninya tentu tidaklah mudah. Keberlangsungan sebuah peradaban yang baik sangat bergantung dari kemampuan zaman itu dalam melakukan proses alih generasi. Ada kata mutiara nan bijak menyebutkan : Hadirin Sidang Jamaah Jum’ah Yang Dimuliakan Allah Marilah kita tidak bosan-bosan untuk bersyukur dan bersyukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat, nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Sesungguhnya Allah SWT sedikitpun tidak pernah bosan untuk mencurahkan nikmat dan kasih sayang-Nya kepada kita. Rasa syukur di samping kita ungkapkan dengan lisan, yang lebih utama adalah dengan meningkatkan amal ibadah kepada-Nya. Dalam kesempatan yang baik ini saya berwasiat, wasiat ini saya tujukan kepada diri sendiri, dan kepada seluruh jamaah jum’at yang berbahagia, yaitu marilah kita bertaqwa kepada Allah SWT dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya, dan meninggalkan laranganlarangan-Nya. Dengan begitu, kita akan menjadi manusia yang berbahagia, fid diini wad dunya wal akhirah. Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imran [3] ayat 102:
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.“ Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah, Di tengah berbagai kesibukan kita menjalani hidup, marilah sejenak kita merenungi diri, menanyakan kepada nurani terdalam kita, tentang seberapa berat timbangan amal kebajikan yang telah kita lakukan. Hal ini penting kita lakukan, sebab ukuran kualitas ketaqwaan kita akan ditentukan oleh seberapa tinggi kadar amal kebajikan kita, baik dalam hal hubungan kita kepada Allah maupun dalam hal hubungan kita dengan sesama manusia. Kualitas ketaqwaan ini akan menentukan bagaimana sikap Tuhan terhadap kita, jika kualitas ketaqwaan kita tinggi maka akan semakin terbuka lebar pintu rahmat, nikmat, dan barakah-
44
MPA 341 / Februari 2015
Artinya : “Para pemuda hari ini adalah pemimpin-pemimpin esok (masa depan).” Mungkin saja terjadi kegagalan dalam melakukan alih generasi, seperti peringatan Allah SWT melalui firman-Nya dalam Al Quran Surat An Nisaa’ ayat 9 :
Artinya : “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”. Sejarah telah membuktikan, bahwa kegagalan sebuah bangsa dalam mempertahankan peradabannya banyak berawal dari ketidakberhasilan dalam melakukan kaderisasi terhadap para pemimpin penerusnya. Kita tentu masih ingat kehancuran yang menimpa kerajaankerajaan besar Islam pada masanya, seperti dinasti Umayyah, Abbasiyah, Turki Usmani, dan lain sebagainya, atau dalam konteks sejarah nasional bangsa kita seperti kesultanan Mataram, Samudera Pasai, Ternate dan lain-lain, hampir seluruhnya karena kegagalan dalam regenerasi kepemimpinannya. Hadirin Rahimakumullah! Salah satu cara menggapai keberhasilan dalam proses alih generasi suatu bangsa dan sekaligus menjaga keberlangsungannya adalah dengan memaksimalkan peran keluarga. Kisah-kisah keluarga bahagia dalam Al Qur’an, seperti keluarga Ibrahim, Ali Imran, Luqman al Hakim dan kisah perjuangan para Nabiyullah
dalam menata keluarganya merupakan gambaran kongkrit tentang bagaimana kita seharusnya menyiapkan sebuah generasi. Penanaman dasar-dasar tauhid pada anak-anak kita sejak usia dini merupakan kata kuncinya. Allah secara gamblang menjelaskan kiat ini melalui contoh profil keluarga Luqman, dalam firmanNya:
Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, “Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS. Luqman 13) Diakui atau tidak, hal paling mendasar dalam mendidik kepribadian anak ini seringkali kita lupakan. Kita lebih suka membekali anak-anak kita dengan ilmu-ilmu tentang bagaimana meraih kesuksesan material, daripada memberi bekal mereka dengan ajaran tentang tauhid dan akhlak. Akibatnya jelas, kelak anak-anak kita piawai mencari rejeki tapi jadi lupa untuk berbagi, anak kita pandai beranalogi tapi kadang terperosok lupa diri, anak kita pandai berargumentasi tapi pandai juga menipu diri, dan sangat suka materi hingga lupa pada hati nurani. Gejala munculnya generasi ‘salah asuh’ semacam ini mulai terasa kian nyata. Anak-anak menjadi korban kesibukan orang tuanya mencari materi. Mereka dibiarkan terasuh oleh seperangkat alat berteknologi tinggi semacam internet, handphone, televisi, dan media-media elektronik lain. Pergaulan mereka lebih banyak dilakukan melalui media sosial daripada saling berkunjung menjalin silaturahmi, bermain sendiri dengan game-game online lebih disukai dari bermain di lapangan untuk saling berinteraksi. Akibatnya mudah ditebak, anak kita berkembang dalam sikap dan budaya antipati serta tak peduli dengan sekitarnya. Teknologi adalah serangkaian alat yang berjalan berdasarkan program-program. Teknoogi sebagai sebuah mesin tidak memiliki filter moral dan akhlak. Ia tidak peduli siapa yang menjalankan program dan memberikan perintah-perintah kepadanya. Anak kecilkah, remajakah, atau mungkin orang dewasa, atau bahkan orang tua sekalipun!. Selama benar cara memencet keypad atau keyboardnya maka informasi apapun akan ia munculkan. Padahal ahli teknologi informasi manapun sepakat bahwa setiap informasi pasti memiliki aturan main tentang siapa yang layak mengkonsumsinya. Cost sosial yang harus kita tanggung atas kesalahan pemanfaatan teknologi tentu sangat mahal dan berat kita rasakan. Tentu sudah sangat sulit menghitung tentang berapa banyak korbannya, ada anak yang nekat mencuri untuk sekedar bisa sewa game onlie, ada anak yang mesti drop out dari sekolah lantaran MBA (married by accident) atau nikah karena hamil akibat banyak bergaul dengan pornografi, ada yang terpaksa ‘mreman’ untuk sekedar beli pulsa, dan lahirnya para pengangguran biaya tinggi yang semakin menambah berat beban negara, serta banyak lagi akibat-akibat sosial lainnya. Hadirin Yang Dimuliakan Allah Setelah kita menanamkan nilai-nilai ketauhidan dalam diri anak-anak kita, maka hal penting yang kemudian harus kita lakuan adalah mendekatkan anak-anak kita kepada kewajibankewajiban agama. Sejak dini seorang anak harus mulai dilatih untuk menjalankan perintah-perintah agama dan menjauhi larangan-larangannya. Rasulullah memerintahkan secara tegas agar sejak dini anak dilatih untuk melaksanakan shalat :
Artinya : “Perintahkanlah anak-anakmu untuk melaksanakan shalat saat berumur tujuh tahun dan pukullah mereka (jika tak mau menjalankan shalat) jika sampai umur sepuluh tahun.” (HR. Ahmad, Abu Daud dan Hakim, dan ia berkata hadits ini shahih menurut syarat-syarat yang ditentukan Muslim) Di samping itu, anak-anak juga harus dilatih untuk jujur dalam perkataan-perkataan mereka. Salah satu caranya adalah dengan senantiasa memberikan contoh tauladan dalam keseharian kita. Kiat semacam ini tidak bisa ditawar-tawar lagi, apalagi dinamika zaman telah membawa anak-anak kita selalu berlaku kritis dalam menyikapi fenomena sekitarnya. Seringkali ketidakjujuran dan ketidakmampuan memberi suri tauladan, terkadang justru menjadi momok penyebab ketidakpercayaan anak kepada orang tuanya. Setiap kita beri nasehat kepada mereka jawab mereka selalu sama, “Ah ayah, bisanya ngomong doang, gue juga bisa kalo cuman gitu!” Jika sudah demikian, maka mustahil jika kata-kata kita didengar oleh mereka. Hadirin Rahimakumullah! Mengembalikan fungsi-fungsi keluarga menjadi sebuah keniscayaan bila kita ingin tetap menjaga kelangsungan generasi zaman ini. Berbagai disfungsi keluarga yang menggejala dewasa ini telah jelas-jelas merugikan dinamika sosial masyarakat kita. Senantiasa mengejar kepentingan duniawi membuat kita lupa untuk memperhatikan perkembangan psikologis anak-anak kita. Islam tentu saja tidak melarang kita untuk berlomba mencari setinggi mungkin kesejahteraan hidup, tetapi melupakan pendidikan agama yang akan menjadi pengawal langgengnya nilainilai budi pekerti anak-anak kita tentu bukanlah hal yang bijaksana. Kita harus menyadari sepenuhnya, bahwa sejauh apapun kita mengejar dan setinggi apapun kita meraih kebutuhan duniawi kita, semuanya akan tiada artinya jika anak-anak kita tiba-tiba kehilangan tabiat kemanusiaannya karena kealpaan kita mendidiknya. Banyak contoh yang terjadi, betapa mengekspresikan kasih sayang kepada anak-anak kita dengan mencukupi apapun kebutuhan materi mereka bukan jalan terbaik, sebab mempercayakan segala sesuatu kepada mereka tanpa kontrol dan bimbingan seringkali justru menghancurkan masa depan mereka. Kehadiran kita sebagai profil seorang ibu dan seorang ayah yang mampu menyisihkan waktu untuk keluarga adalah kebutuhan primer yang sangat mereka perlukan. Peluk cium penuh perhatian dan kasih sayang akan menyadarkan mereka tentang arti pentingya hidup, sehingga anak-anak kita akan terhindar dari sketsa terorganisir pihak-pihak yang menginginkan mereka terjerumus dalam lembah kesesatan. Perseteruan antara haq dan batil terus akan ada selama bumi ini masih ada, dan para pembela kebatilan terus berusaha melahirkan generasi mereka. Sehingga jika generasi pembela kebenaran tidak kita munculkan, maka kehancuran peradaban tidak akan mampu kita hindari, padahal kepada anak-anak kitalah kelangsungan zaman ini kita sandarkan. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah, dan keberkahan-Nya dalam setiap langkah kita untuk menyiapkan generasi masa depan. Amin Ya Rabbal Alamin.
MPA 341 / Februari 2015
45
Pengasuh : dr. H Rasyid M Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
Lumpuh
Otot yang Tak Mau Bekerja Tak dapat berjalan sering dikatakan lumpuh. Lumpuh tidak selalu karena otot yang lemah. Kadang-kadang berita yang dahsyat dapat juga menimbulkan kelumpuhan, meskipun hanya sebentar.
Klinik
Kadang-kadang tengah malam pintu diketuk-ketuk oleh beberapa orang dengan pasen perempuan muda yang digotong oleh teman kost-nya ke rumah. Yang mengantarkan mengatakan bahwa temannya itu pingsan, lumpuh. Dari apa yang saya dengar dari pengantarnya saya yakin bahwa pasien itu bukan mengalami sakit lumpuh yang sebenarnya, tetapi dia menjadikan dirinya “lumpuh” (reaksi konversi); terjadi salah sikap dan tindakan terhadap permasalahannya. Walaupun jika ditanya apapun dia tidak menjawab, itu bukan berarti dia tidak mendengar karena pingsannya itu. Pendengarannya malah dapat kian peka di saat seperti itu; penderita mendengar apa yang saya katakan. “Kelumpuhan” yang tampak itu merupakan upaya penderita untuk dikasihani, untuk diakui bahwa dia punya masalah. Oleh karena yang dilakukannya itu salah, dia harus diberi nasihat, diberitahu bagaimana yang seharusnya; dia harus diajak
46
MPA 341 / Februari 2015
bicara terus meskipun dia tidak menjawab. Teman ataupun keluarga dekatnya dapat ikut membantu; ini sangat penting agar keadaan seperti itu tidak berulang lagi. Tanpa diberi obat penderita akan “sembuh” juga. Jika kita bicara tentang lumpuh yang sebenarnya, dapat kita sebutkan bahwa lumpuh adalah tidak berfungsinya otot dengan benar; otot tidak mengikuti “perintah” syaraf, otot tidak menuruti apa yang dikehendaki oleh otak. Secara wajar kaki yang melangkah itu merupakan jawaban otot kaki atas perintah otak; perintah ini dilewatkan sistem syaraf dari otak lewat “sumsum” tulang belakang (medulla spinalis) dan lewat celah antar ruas tulang belakang itu menuju otot. Perintah yang berupa impulse ini ketika sampai ke otot tidak seperti kabel yang menempel ke lampu, tetapi melalui bentukan khusus yang “memperkuat” ipuls untuk menimbulkan jawaban yang berupa kejutan kerutan (contraction) sehingga otot menghasilkan tarikan, memendek ataupun menghasilkan kenaikan tegangan. Struktur khusus ini disebut sambungan syaraf-otot (neuromuscular junction). Jadi kelumpuhan dapat terjadi karena gangguan ataupun kerusakan di otak, sumsum belakang, syaraf tepi, titik pertemuan syaraf-otot, ataupun ototnya sendiri. Penderita “stroke” mengalami kelumpuhan dapat karena gangguan pada sel-sel otak yang seharusnya memerintah, ataupun pada jalur syaraf yang menjalarkan perintah itu; ini dapat terjadi akibat kerusakan karena adanya perdarahan otak di dekatnya, ataupun sekedar pembengkakan. Jika sekedar pembengkakan maka peluang untuk cepat sembuh ada; adapun jika akibat perdarahan, perkembangannya tergantung pada banyak sedikitnya perdarahan, cepat atau lambatnya penyerapan sisa perdarahan. Kadang-kadang perdarahan itu mengakibatkan aliran darah ke bagian otak yang terganggu itu terhenti sama sekali sehingga tidak akan terjadi kesembuhan. Penderita pra-stroke biasanya merasakan ada gangguan bicara (pelat) ataupun merasakan adanya kelemahan di tangan atau kakinya. Penderita yang mengalami benturan ataupun tekanan pada pinggang ataupun bagian lain tulang belakang dapat menimbukan kelumpuhan jika gangguan itu mengakibatkan terjepitnya jalur syaraf yang lewat sebagai “sumsum” di dalam tulang belakang itu. Tergantung pada bagian mana ataupun seberapa parahnya, kelumpuhan itu “ringan” (berupa kelemahan) ataupun berat (tak dapat bergerak sama sekali). Pada penderita yang mengalami patah tulang, patahan tulang ini kadang-kadang sampai memutus atau sekedar menekan syaraf tepi sehingga kelumpuhan lokal dapat terjadi, misalnya jari tak dapat digerakkan. Yang sangat jarang terjadi adalah kelumpuhan yang disebabkan oleh gangguan pada persambungan antara
syaraf dan otot; ini biasanya terjadi karena keracunan, misalnya oleh racun yang dihasilkan oleh jazad renik yang disebut Clostridium botulinum. Mikroorganisme ini sering dijumpai pada daging atau ikan yang membusuk; racun seperti ini dapat melumpuhkan hampir seluruh otot tubuh, sehingga penderitanya mengalami kelemahan secara umum. Syaraf ada yang bersifat motoris (untuk perintah gerakan) dan sensoris (perasa); karena kedua macam syaraf itu sering berjalan berdampingan, maka gangguan syaraf motoris itu tidak jarang juga disertai oleh gangguan sensoris. Oleh karena itu tidak jarang kelumpuhan juga disertai dengan gangguan rasa semisal semutan (paraesthesia), rasa “tebal” (numbness), hilang rasa. Penderita diabetes mellitus (kencing manis) ataupun yang kekurangan vita min neurotropik (misalnya B1, B5, B6, B12) juga dapat mengalami kelumpuhan ringan karena fungsi syaraf yang terganggu. Kelumpuhan yang parah juga dapat terjadi pada penyakit-penyakit tertentu yang kumannya memang menyerang syaraf, ataupun tumor yang tumbuh menekan. Pada penderita susut otot (Muscular dystrophy) ototnya kian mengecil dan melemah karena kerusakan seratseratnya (sel-sel ototnya); sel-sel yang rusak ini digantikan oleh jaringan lemak sehingga secara menyeluruh otot kian lemah. Akhirnya otot tidak dapat difungsikan; penyakit ini merupakan penyakit keturunan (genetics), yang terkait dengan kromosom X (lelaki). Ada kelumpuhan yang terjadi hanya pada wajah, yang disebut Bell’s Palsy, terjadi karena adanya gangguan yang menjepit syaraf facialis, menyebabkan kelemahan otot wajah sehingga wajah tampil miring atau mencong. Keadaan ini juga dapat disertai bagian-bagian wajah yang tidak bisa digerakkan, misalnya saja mata tidak bisa berkedip. Yang cukup terkenal adalah ke lumpuhan pada penyakit polio, yang disebabkan oleh kuman yang berupa virus Polio myelitis. Nama kumannya sudah menunjukkan bahwa gangguan olehnya adalah pada syarafnya. Gejala awal penyakit ini adalah seperti penyakit oleh virus lainnya (seperti flu, termasuk tenggorokan sakit) yang kemudian tiba-tiba terasa ada ke lumpuhan ataupun kelemahan yang kian parah. Penyakit lumpuh layu (Acute Placid Paralysis) suatu penyakit yang menyerang anak usia di bawah 15 tahun, seperti polio. Penyakit ini dimulai dengan panas tinggi selama
beberapa hari, tiba-tiba lumpuh, lemas (tidak kaku). Lumpuh layu juga penyakit yang disebabkan oleh virus. Lumpuh akut juga disebut GBS (Guillian Barre Syndrome). Penyakit ini menular seperti polio, lewat virus yang tersebar bersama tinja. Infeksi yang dapat menimbulkan gangguan ini antara lain oleh virus coxsakie A7, echovirus 3, dan enterovirus 71. Ketiga virus itu masih satu keluarga dengan virus polio, yakni kelompok virus enterovirus. Kelumpuhan yang terjadi pada bayi ada yang “jelas” berpangkal pada gangguan di otak ini secara umum disebut kelumpuhan otak (cerebral palsy) namun penyebab pastinya belum terungkap. Bentuk kelumpuhan ini bermacam-macam tergantung pada seberapa parah ataupun apa saja yang ikut terganggu, misalnya spastic paralysis (kejang-kejang), spastic hemiplegia (kejang dengan “mati separo”), spastic diplegia (kejang dengan kelumpuhan kedua kaki), spastic quadriplegia (kejang dengan kelumpuhan tangan dan kaki). Gangguan ini juga dapat mempengaruhi gerakan anak secara umum maupun laju belajarnya, kemampuan berfikir, pendengaran, penglihatannya. Pada bayi kadang-kadang juga dapat dikenali adanya kelumpuhan akibat dari proses kelahirannya, misanya akibat kelahiran yang sulit sehingga tindakan pertolongannya me njadi dapat berakibat buruk, misalnya kesalahan ketika terlalu kuat menarik kepala, terlalu lamanya kepala bayi terjepit pada proses kelahiran yang berlangsung lamban, tarikan pada lengan yang keliru sehingga syarafsyaraf di ketiak terganggu.
Diagnosa
Melihat banyak macamnya keadaan atau penyakit yang dapat menim bulkan kelumpuhan, maka ketelitian melaporkan adanya gangguan sangat membantu untuk ketepatan diagnosa penyebabnya dengan segera. Yang tidak kalah pentingnya adalah kecepatan memeriksakan gangguan, sehingga tindakan yang tepat segera dapat dilakukan. Gejala stroke yang segera ditangani akan menghindarkan akibat stroke yang terkadang tak dapat terpulihkan meskipun dengan pengobatan yang lama dan dengan jangka panjang.
Pengobatan
Pada dasarnya pengobatan sangat tergantung pada penyakit pokok yang mendasarinya. Namun demikian harus difahami bahwa ternyata untuk
penyakit-penyakit tertentu obatnya ternyata belum ditemukan. Itu berarti pengidapnya maupun keluarganya juga harus menjaga kesabaran, karena harus telaten dalam hal minum obat maupun perawatannya. Jika jelas adanya gangguan syaraf karena tertekan oleh tumor, jangan ragu untuk menjalani tindakan operasi sebelum tumor sempat mrusak syaraf karena tekanannya.
Pencegahan
Melihat adanya kelumpuhan yang terkait dengan keturunan maka sampai ada kejelasan, hindarkan pernikahan anta keluarga yang di dalamnya ada anggota keluarganya yang mengidap kelumpuhan. Kelemahan syaraf dapat dicoba dihindari dengan makan buah-buahan ataupun sayuran segar (banyak mengan dung vitamin). Kurangi mengkonsumsi beras selep putih karena vitamin B1 dan proteinnya banyak yang hilang. Untuk menghindarkan adanya ke lum puhan pada anak sebagai akibat lanjut dari kesulitan persalinan, maka ibu-ibu yang hamil (terutama kehamilan pertama) perlu memeriksakan diri ke bidan ataupun tenaga kesehatan yang sesuai agar persalinan yang berpeluang bermasalah segera terkenali sehingga persalinan dapat aman dengan persa linan di rumah sakit. Kelumpuhan akibat stroke dapat dicegah dengan menjaga diri untuk menjalani pengobatan dengan benar. Hal ini karena pada umumnya stroke yang disebabkan oleh arena tekanan darah tinggi itu karena mengabaikan keharusan untuk memantau dan mengendalikan tekanan darah dengan obat, ataupun lalai dalam menjaga dietnya ketika harus mengurangi makan makanan berlemak, ataupun untuk menjaga emosi. Peluang keracunan botulinum dapat dikurangi dengan menghindari daging ataupun ikan yang basi; jika terpaksa, panasi dulu makanan itu (racun botulinum tidak tahan panas).
Penutup
Pemahaman tentang terjadinya ke lum puhan seharusnya dapat mengi ngat kan masing-masing kita untuk menjaga diri, terutama jika di dalam keluarga kita ada yang diketahui mengidap kelumpuhan yang sudah diketahui penyebabnya ataupun be lum. Sebagai upaya untuk berjagajaga adalah menjalani perilaku hidup yang sehat, dengan menjaga makanan, kebersihan, dan aktivitas atau olahraga. Segeralah berkonsultasi jika badan merasa ada yang kurang sehat. Semoga uraian di atas bermanfaat.
MPA 341 / Februari 2015
47
Pengasuh : Drs. Ahmad Busyairi Mansur, MM
A. Reading (Wacana)
GOD God is One, Eternal and Absolute. He is everything, everything is from Him. God, the creator of all things is the sustainer of the universe Allah : there is no god but Him, the Living, the Eternal One. Neither slumber nor sleep overtakes Him. His is what the heavens and the earth contain. Who can intercede with Him except by His permission? He knows all about the affairs of men at present and in the future. They can grasp only that part of His knowledge which He wills. His throne is as vast as the heavens and the earth, and the preservation of both does not weary Him. He is the Exalted, the Immense One. (2:255). Say: “Allah is One, the Eternal God. He begot none, nor was He begotten. None is equal to Him.” (112:1-4). Chapter 112 of the Qur’an, entitled Ikhlas, gives us the essence of monotheism. Not only does it tell us of the oneness of God, but it also makes it clear what the oneness of God means. This chapter presents the concept of God, purified of all human interpolation, for, prior to the advent of Islam, tampering with the sacred text had caused this concept of God to be distorted for all would-be believers. God is not many. He is only one. All depend upon Him. He depends on none. He, in his own being, is all powerful. He is above to beget or begotten. He is such a unique being who has no equal or composer. All kind of oneness belongs to this Almighty Being. The concept of One God is the actual beginning point and also the only source of Islamic teachings. (Maulana Wahiduddin Khan with improvement).
B. Vocabulary (Kosakata) Eternal = abadi Creator = pencipta Slumber = tidur nyenyak Heavens = surge Permission = ijin Affairs = urusan = sekarang Present Future = dimasa datang Knowledge = pengetahuan Immense = kekal C. Dialogue Alula Zahra A Z A Z A
Z A Z A
48
At A Batik Industry : Assalamualaikum. Good morning. How can I help you? : Waalaikumsalam. Good morning. I am looking for some new stuff for my boutique. I am curious with your collection here. : Welcome to Mita’s boutique. Please come in and have a look at our latest collections. : Thank you. : Our product is mainly batik from Java and other islands of Indonesia. Here we have samples of our latest products. We have shirts for men and dresses for ladies. : Wow, these dresses are really nice. Are they from Java or other islands? What’s the difference? : They are modern designs, while these are traditional designs. The ones from Yogya are mostly dark while from Pekalongan are colorful. These ones are from Madura and these ones are from Sumatra. Now we have developed new designs like these. The latest designs are in great demand today. : Have you exported these designs? : Yes, we have. Each month we ship our products to twenty countries in Europe, America and Asia. : To Canada too? : Not yet. We don’t have any business partner in Canada.
MPA 341 / Februari 2015
Z A Z
: I’ll be the do one. : I hope so. : I see tremendous potential for your products in Canadian market. They never see anything like these before, but it depends on you. We need best quality products, best designs, on time delivery, and competitive price. : Don’t worry, we have best quality products. Look at these A samples. They are our best ones. About designs, we have a team of designers who develops latest designs. Each year, we release our latest designs exclusively for our best customers. They are not for retail. Z : So you don’t sell the latest designs for local market. A : No, we don’t. We have retail stores in Indonesia, but they sell traditional designs only. : That’s good. OK, I will take your words. I believe that you have Z best quality products and that you can ship us on time. Now let’s talk about price. : Here is our price list. This is confidential. This is for our trusted A potential business partners only, not for retail customers. Z : Thank you. You have reasonable price. I am interested in making a deal with you. A : In that case, I would like you to talk directly to the export manager. Would you please wait for a moment while I call him? Z : OK A : Miss Zahra, I’d like you to meet Mr. Udoyono, the export manager. D. Vocabulary Curious = ingin tahu Islands = pulau-pulau Ship = mengirimkan Tremendous = sangat besar
Pengasuh : Ustd. Faiz Abdur Rozak
MPA 341 / Februari 2015
49
Peringati Maulid, Membuat Mushaf Dalam Waktu 20 Menit
Dr. Hj. Hanifah, M.Ag.
Ratusan siswa-siswi beserta stake holder MAN Mojosari Mojokerto sedang menyelesaikan penulisan mushaf al-Qur’an.
MOJOKERTO – Cara unik dilakukan oleh MAN Mojosari Mojokerto. Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad
SAW, siswa-siswi bersama civitas akademika MAN kebanggan Kabupaten Mojokerto ini membuat satu mushaf al-Qur’an dalam waktu 20 menit. Kegiatan ini dilaksanakan di halaman tengah yang baru saja diresmikan pemakaiannya sepekan sebelumnya, (15/1). Seluruh peserta yang berjumlah 650 diberi satu lembar kertas yang sudah tertulis ayat al-Qur’an yang transparan. Tugas peserta adalah menebali tulisan yang sudah dipersiapkan khusus oleh panitia bekerjasama dengan penerbit Balebat yang telah malang melintang mengenalkan pembuatan mushaf dengan metode ittiba’ al-khot. Menurut Kepala MAN Mojosari Mojokerto, Drs. Hj. Hanifah, M.Ag., kegiatan ini bertujuan agar seluruh civitas akademika MAN Mojosari Mojokerto bisa merasakan bagaimana penulisan mushaf al-Qur’an, yang biasanya hanya membacanya saja. Di akhir acara, lembaran-lembaran yang telah diselesaikan dikumpulkan menjadi satu dan diserahkan oleh Kepala MAN Mojosari Mojokerto kepada panitia untuk selanjutnya dijilid dan dijadikan sebagai mushaf MAN Mojosari Mojokerto. •Mh
Peringati HAB Kemenag RI Ke-69, Berbinar Paskibraka GRESIK – MTsN Gresik pagi itu berbinar penuh kekaguman menyaksikan display Paskibraka dari siswi MAN 2 Gresik yang pernah menjuarai lomba Paskibraka se-Jawa Bali. Display inipun memukau para peserta upacara Hari Amal Bhakti Kemenag RI ke69 tahun 2015 di Kemenag Kab. Lamongan, (3/1). Upacara kali ini berbeda dari tahun sebelumnya, dari pakaian yang dipakai hingga kemeriahan yang ditampilkan. Pada HAB tahun ini, Kemenag Gresik memberikan bantuan beasiswa untuk siswa berprestasi dan bantuan sosial untuk dhuafa’. Selain itu juga ada kegiatan olah raga, donor darah, senam bersama dan jalan sehat, lomba tradisional, lomba kuliner, pemberian santunan serta fun bike. Sepanjang tahun 2014 ini, Kemenag Gresik mencatat sejumlah prestasi. Di antaranya adalah juara Nasional MQK ke-5 di Jambi, masuk 5 besar lomba pengawas teladan tingkat Nasional, Juara 2 MTQ KORPRI tingkat Propinsi, Juara Nasional lomba Robotika, Juara 1 KSM tingkat Propinsi dan juara 2 tingkat
Penampilan Paskibra MAN 2 Gresik dalam HAB Kemenag RI ke-69.
Nasional Mapel Biologi, juara 1 tingkat provinsi lomba cerdas tangkas Paskibraka, juara 1 tingkat provinsi lomba pidato bahasa arab, dan lain-lainnya. •Fudlla
Wakil Gubernur Jawa Timur Pimpin Upacara HAB Kemenag RI Ke-69
Wakil Gubernur bersama Kakankemenag Kab. Jember, siap-siap melepas burung dara.
JEMBER – Dalam rangka memeriahkan HAB Kemenag RI ke-69, Kankemenag Kab. Jember dan IAIN Jember melaksanakan upacara
50
MPA 341 / Februari 2015
bareng yang dilaksanakan di halaman IAIN Jember, (3/1). Upacara ini diikuti oleh seluruh PNS yang ada di lingkungan Kankemenag Kab. Jember, dan juga seluruh PNS yang berada dibawah jajaran IAIN Jember. Dan bertindak sebagai inspektur upacara adalah Wakil Gubernur Jawa Timur, Drs. H. Saifullah Yusuf. Dalam pembacaan sambutan Menteri Agama RI, Wakil Gubernur Jawa Timur mengucapkan terima kasih atas peran serta Kementerian Agama dalam menciptakan kerukunan antar umat beragama khususnya di Jawa Timur. Selain itu, mutu pelayanan publik yang sudah baik, diharpakan dapat diting katkan lagi, utamanya dalam upaya menciptakan kerukunan dan menjaga keutuhan NKRI. Di kesempatan ini, Wakil Gubernur Jatim berkenan memberikan tali asih kepada Kepala KUA Wuluhan (M. Miskun S.Ag, M.HI) yang telah berhasil memenangkan lomba KUA Tingkat Jawa Timur. Di akhir upacara Wakil Gubernur, Rektor IAIN Kab. Jember, Kakankemenag Kab. Kabupaten Jember bersama-sama melepaskan balon dan burung dara. •Ratna
Pelantikan Pejabat Struktural dan Fungsional Kankemenag Kab. Banyuwangi
Kakankemenag Kab. Banyuwangi melantik 7 pejabat struktural dan 3 fungsional.
BANYUWANGI – Rolling dan mutasi pejabat kembali bergulir, Kakankemenag Kab. Banyuwangi H. Santoso, S. Ag, M.Pd melantik 7
pejabat struktural dan 3 fungsional, (8/1). Acara yang dilaksanakan di aula ini dihadiri oleh seluruh pejabat Kankemenag, Kepala Madrasah, Kepala KUA, dan Pengawas, serta pengurus DWP. Mereka yang dirolling adalah Drs. Hadi Suwito dimutasi ke MTsN Cluring, Samsuddin, S.PdI dimutasi ke MTsN Glenmore, sedangkan Khudori, S.PdI menempati posisi barunya sebagai Kepala MTsN Pesanggaran. Selain itu, M. Arif Rusdi, S.Pd KTU MTsN Wongsorejo dimutasi menjadi KTU MTsN Srono, menggantikan posisi H. Bambang Sumitro, S.Sos yang dilantik menjadi KTU MTsN Banyuwangi I. Sedangkan Abd. Rakhman dimutasi ke MTsN Wongsorejo. Selanjutnya, Drs. Sayid, MHI mendapat tugas baru sebagai Kepala KUA Kec. Cluring mengganti posisi M. Rosyidin, S.Ag yang dimutasi ke KUA Kec. Songgon. Sedangkan H. Isnaini, SH dimutasi ke KUA Kec. Srono menggantikan Abd. Fatah, S.Ag yang dilantik menjadi Kepala KUA Kec. Kabat. Usai melantik, Kakankemenag Santoso berpesan agar pejabat siap menjadi pelayan masyarakat. •Yas
Tasyakuran HAB Kemenag Sekaligus Memperingati Maulid Nabi LUMAJANG – Sebagai rasa syukur, Kemenag Kab. Lumajang menyelenggarakan syukuran dan sekaligus peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, (7/1). Acara ini diawali dengan khotmil qur’an sejak dini hari. Acara ini dihadiri oleh Wakil Bupati, Kakankemenag Kab. Lumajang, DWP, PNS Kemenag Lumajang, Pengurus Persaudaraan Pensiunan, KBIH, para pengasuh pondok pesantren dan tokoh agama. Kakankemenag Kab. Lumajang Nuril Huda, SH,S.Pd.I, MH menyampaikan bahwa Kementerian Agama saat ini telah mencapai usia 69 tahun. Dan sesuai dengan tema “Menegakkan nilai-nilai integritas, profesionalitas, inovatif, tanggung jawab dan keteladanan sebagai ruh budaya kerja Kementerian Agama”, jajaran Kementerian Agama Kab. Lumajang diharapkan dapat meningkatkan kinerjanya dan pelayanan kepada masyarakat. Menurut Wabup Kab. Lumajang, Drs. As’at Malik, M. Ag, Kemenag dengan usia yang matang ini diharapkan ke depan dapat memotivasi semangat kerja dalam meningkatkan profesional se-
Usia Kemenag yang matang, diharap memotivasi memberi pelayanan terbaik kepada masyarakat.
bagai aparatur negara dan pelayanan masyarakat. Karena tugas ini merupakan amanah dari Alloh. Dan amanah ini harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. •Ziza
Wabup Buka Khitanan Masal Dalam Rangka HAB KEMENAG Ke 69 Tahun 2015
Salah satu anak peserta khitanan massal sedang dalam proses pengkhitanan.
NGANJUK – Dalam rangka memperingati Hari Amal Bhakti (HAB) Kemenag ke-69 Tahun 2015, UPZ Kankemenag Kab. Nganjuk
bekerjasama dengan BAZ Kab. Nganjuk menggelar acara khitanan masal bertempat di aula Kankemenag Kab. Nganjuk, (17/12) H. Farid Wajdi, S.Ag, Penyelenggara Syari’ah Kankemenag Kab. Nganjuk selaku Ketua panitia melaporkan bahwa peserta khitanan massal yang hadir berjumlah 114 anak. Masing-masing anak mendapatkan baju koko, sarung, kopiah dan uang saku seratus ribu rupiah, snack dan makan siang. Sebanyak 40 tenaga medis dari RSUD Kab. Nganjuk juga ikut menyukseskan acara ini. Wabup Kab. Nganjuk Drs. KH. Abdul Wachid Badrus, M.Pd.I berkenan membuka acara khitanan masal sekaligus berterima kasih kepada tim medis dan ucapan selamat datang kepada peserta. Diharapkan dengan dilaksanakannya khitanan ini, para peserta menjadi anak yang sholeh, berbakti kepada orang tua berguna bagi nusa bangsa dan agama. Khitanan masal dimulai dengan bacaan ummul quran oleh Drs. H. Ngudiono, M.Pd.I, MM Kakankemenag Kab. Nganjuk sekaligus memimpin doa, dengan harapan acara dapat berjalan lancar. •Nur
MPA 341 / Februari 2015
51
KANKEMENAG KAB. TULUNGAGUNG GELAR PEMBINAAN PNS TULUNGAGUNG - Mengutip pernyataan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Kakanwil Kemenag Jatim, Drs. Mahfudh Shodar, M.Ag mengatakan mimpi besar Indonesia adalah menjadi kiblat pendidikan Islam dunia. Pernyataan itu disampaikannya pada Pembinaan Pegawai Negeri Sipil Tahun 2015 di lingkungan Kankemenag Kab. Tulungagung di Ballroom Hotel Crown Victoria, (13/1) Selain mimpi besar itu, Kemenag juga punya impian lain, yaitu menjadikan Indonesia sebagai teladan terbaik dalam pengelolaan haji, zakat dan wakaf dunia. Untuk mewujudkan mimpi tersebut, menurut Mahfudh, pegawai Kemenag perlu melaksanakan tiga fungsi sesuai UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Tiga fungsi itu adalah sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa. Sebagai pelaksana kebijakan publik, PNS bertugas menjalankan peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh DPR. Sebagai pelayan publik, maka PNS harus siap melayani publik. Sedangkan yaitu sebagai perekat dan pemersatu bangsa, Mahfudh menghimbau agar PNS menjadi agen pemersatu, bukan sebagai pemecah belah dan pengadu domba bangsa. •Fat
KANKEMENAG KAB. PACITAN RAIH ANUGERAH PENGELOLA ANGGARAN TERBAIK PERINGKAT KEDUA PACITAN – Bertempat di Pendopo Kabu paten Pacitan, Bupati Pacitan memberikan penghargaan kepada para Pimpinan SKPD, Dinas, Lembaga dan Instansi Vertikal pengelola Anggaran terbaik se-Kab. Pacitan. Kankemenag Kab. Pacitan meraih penghar gaan Peringkat Kedua kategori “Satuan Kerja Kementerian/Lembaga Pengelola Angga ran Terbaik Wilayah Kabupaten Pacitan Tahun Anggaran 2014”, (30/12) Bupati Pacitan H. Indartato menyampaikan bahwa penghargaan yang baru pertama kali dilaksanakan ini dimaksudkan mengapresiasi pengelola keuangan negara terbaik sekaligus memberikan reward atas prestasi dan karya mereka. Diharapkan di waktu mendatang semua SKPD, lembaga dan instansi vertikal berlomba-lomba meningkatkan kualitas pengelolaan anggarannya. Tak bisa dipungkiri, Kakankemenag Kab. Pacitan bergembira menerima anugerah ini. Betapa tidak, mantan Kasubag TU Kankemenag Kota Kediri ini belum setahun memimpin Kankemenag Kab. Pacitan sudah mendapatkan prestasi yang cukup membanggakan. Dia menuturkan bahwa penghargaan ini bukan untuk dirinya, tetapi untuk semua aparatur Kankemenag Kab. Pacitan. •Cros
PELANTIKAN PEJABAT PLUS MAULIDAN BANGKALAN – Bertempat di aula Kanke menag Kab. Bangkalan, telah dilaksanakan pelantikan pejabat struktural sekaligus pengambilan sumpah jabatan pejabat di lingkungan Kankemenag Kabu paten Bang kalan, (13/1). Pelantikan ini dihadiri oleh Kepala Satker, pengawas, Penyuluh, dan kepala KUA se-Kabupaten Bangkalan. Adapun pejabat yang dilantik sebagai Kepala KUA antara lain, Nasrul Hakim. SH sebagai (Kamal), Drs.Achmad Haki (Socah), Makhmud Yunus, SH (Tragah), Muhammad Sus, SH (Geger), Abdul Wachid, M.Ag (Kwanyar) dan Achmad Syakiri, S.Ag. M.Si (Konang) Dalam sambutannya, Kakankemenag Kab. Bangkalan, Drs. H. Mu’arif, M.Si. menyampaikan ucapan terima kasih kepada pejabat terlantik atas jasa yang telah dilaksanakan di tempat lama. Dan di tempat yang baru, pejabat terlantik diharapkan cepat menyesuaikan diri dan semakin bertanggung jawab dan amanah dalam melaksanakan tugas. Setelah pelantikan selesai, digelar pula peringatan maulid Nabi Muhammad SAW dengan pembicara KH. Imam Hasyim, SH., MH., dari Sumenep. Taushiah Maulid kali ini banyak menyoroti bagaimana kita sebagai ummatnya semakin pandai meneladani Rasulullah SAW. •Sulaiman
UPACARA HAB KEMENAG RI KE 69 TAHUN 2015 KAB. PASURUAN – Bertempat di hala man Kantor Pemda Kab. Pasuruan, Kankemenag Kab. Pasuruan melaksanakan kegiatan Upacara Hari Amal Bhakti Kemenag RI ke-69 tahun 2015, (3/1). Sebagai inspektur upacara adalah Bupati Pasuruan H. Irsyad Yusuf, SE, MMA yang menyampaikan sambutan Menag RI. Yang intinya bahwa Hari Amal Bhakti adalah momentum untuk melaksanakan evaluasi dan juga instropeksi (muhasabah) untuk mempertinggi kinerja selaku bentuk pengabdian kepada bangsa dan negara sekaligus bagi masyarakat. Sesuai denga temanya – lanjut Bupati – peringatan HAB Kemenag tahun 2015 diharapkan dapat menegakkan komitmen seluruh aparatur Kementerian Agama kepada integritas, profesionalitas, inovasi, tanggung jawab, dan juga teladan dalam merealisasikan visi dan mengemban misi Kementerian Agama. Penyelenggaraan kegiatan dalam rang ka HAB Kemenag ke 69 tahun 2015 di Kankemenag Kab. Pasuruan ini terlaksana dengan baik berkat seluruh pihak yang berperan aktif memberikan konstribusi dalam membuat sukses pelaksanaan kegia tan HAB Kementerian Agama RI tahun 2015. Semoga, para karyawan tetap bekerja keras memajukan Kementerian Agama. •Fin
KEGIATAN HAB KEMENAG RI KE-69 DI KEMENAG KAB. TUBAN TUBAN – Dalam ragka menyambut HAB Kemenag RI ke-69, telah dilaksanakan berbagai kegiatan. Di antaranya, Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah (Aksioma) tingkat MI, MTs dan MA. Ajang ini merupakan bentuk pembuktian kualitas lembaga pendidikan di madrasah yang dilaksanakan sejak tanggal 16 hingga 28 Desember 2014. Kakankemenag Kab. Tuban, Drs. Abd. Wahib, M.Pd.I mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan pembinaan anak didik yang berprestasi atau yang berbakat di bidang olah raga, seni dan sain mapel. Untuk itu, peserta diharapkan berjuang merebut juara satu, karena yang mempunyai kemampuan atau prestasi yang baik nanti akan maju mewakili Tuban dalam Aksioma dan KSM tingkat Jawa Timur. Di tempat perpisah, M. Muhlisin Mufa, M.Pd.I selaku Kasi Pendma Kankemenag Tuban mengatakan bahwa kegiatan ini sebagai motivasi bagi siswa untuk ber prestasi dibidang olah raga. Selain Aksioma, kegiatan lain mempe ringati HAB Kemenag adalah dise lengga rakannya HUT Dharma Wanita Per satuan ke-15 dengan mengadakan pemo tongan tumpeng kemudian diteruskan lomba MC dan dirijen yang semua pesertanya dari DWP Kemenag Kab. Tuban. •Taaar
KEMENAG BANGKALAN GELAR UPACARA DI MAN BANGKALAN BANGKALAN – Pada moment HAB Kemenag ke-69 ini, Kankemenag Kab. Bangkalan menggelar upacara di halaman MAN Bangkalan, (3/1). Upacara ini dihadiri oleh seluruh PNS Kemenag Kab. Bangkalan yang meliputi Kakankemenag, para kasi, Penyelenggara Syariah, Kepala KUA, Pengawas Madrasah dan PAIS, Penyuluh, Karyawan-karyawati, Kepala Satker MAN, MTS, MIN disertai para guru serta Siswa MAN dan MTs beserta Anggota Korsek Drum Band MAN Bangkalan. Tak ketinggalan juga dari DWP Kankemenag Kab. Bangkalan. Dan sebagai pembina upacara, Wabup Bangkalan Ir. KH. Mondir A. Rofii Membacakan sambutan Menteri Agama pada HAB ke 69, Wakil Bupati menyam paikan bahwa saat ini merupakan momentum yang tepat bagi seluruh insan Kemenag untuk meneguhkan kembali komitmen bekerja keras dan kerja cerdas meningkatkan kualitas dan integritas dengan tetap menjunjung tinggi sikap ikhlas dalam rangka mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik. Pada acara tersebut diberikan penghar gaan kepada 150 PNS secara simbolis diwakili Zakariya, S.Ag., Moh. Jufri Agus, M.Pd., H. Badri, S.Ag., Abd. Hamid, Moh. Abusiri, M.Pd. dan Arif Rochman, S.Ag. •Sulaiman
52
MPA 341 / Februari 2015
Pelantikan Kepala KUA dan Kepala Madrasah
Sepuluh Kepala Madrasah dan seorang Kepala KUA dilantik oleh Kakankemenag Kab. Ngawi.
NGAWI – Bertempat di BP. Al-Falah Kankemenag Kab. Ngawi dilangsungkan pelantikan pejabat di lingkungan Kankemenag
Kab. Ngawi, (14/1). Pelantikan ini dihadiri Kasi, Kepala KUA dan Kepala Madrasah beserta istri. Kakankemenag Kab. Ngawi Drs. Syahidan, MH melantik Drs. Dimyati sebagai Kepala KUA dan PPAW Kec Pitu. Sementara itu Kepala Satker yang dimutasi maupun dipromosikan adalah Tri Siswati, S.Pd (MIN Ketanggung Kec. Sine), Muh. Syaifudin, M.Ag, (MIN Pakah Mantingan), Amir, S.Ag, (MIN Sambirejo Ngrambe), Kayat, S.Ag. (MIN Ngronggi Ngawi), Drs. Nasrun (MIN Ngrayudan Jogorogo), Drs. Mustafid (MTsN 2 Paron), Drs. Ismadi (MTsN Jogorogo), Drs. Sunarto, M.Pd. (MTsN Mantingan), Solikin, S.Ag. (MTsN Ngrambe), dan Drs. Maryudianto (MTsN Babadan Pangkur). Kakankemenag Kab. Ngawi menyampaikan bahwa masa tugas tambahan sebagai kepala madrasah diberikan untuk 1 (satu) masa tugas selama 4 (empat) tahun sejak pertama kali diangkat sebagai Kepala Madrasah dan dapat diperpanjang atau diangkat kembali untuk 1 (satu) masa tugas. Dan dalam hal masa tugas belum berakhir, untuk kepentingan dinas yang bersangkutan dapat dimutasi. •Guh
Bupati Pacitan Pimpin Upacara HAB Kemenag RI Ke-69 di Pendopo Kabupaten PACITAN – Tak kurang 750 orang berbondong-bondong hadir dari semua penjuru Kabupaten Pacitan terdiri dari Pegawai Kankemenag, Pegawai KUA Kecamatan, Guru Madrasah, Guru Pendidikan Agama di Sekolah, Pegawai dan Guru Satker, berpakaian hitam putih. Ditambah siswa siswi MAN Pacitan dengan berpakaian Pramuka dan siswa siswi MTsN Pacitan dengan berpakaian Abu-abu putih memenuhi halaman Pendopo Kabupaten Pacitan, (3/1) Upacara ini dihadiri oleh Bupati Pacitan, Kakankemenag Kab. Pacitan H. Ahmad Zuhri beserta Ibu Siti Khoiriyah, para Pejabat Struktural dan Fungsional, Kepala Satker, Kepala KUA Kecamatan, Kepala Dinas/Instansi terkait, Pimpinan Ormas Islam serta Pengurus DWP Kankemenag Kab. Pacitan. Selaku inspektur upacara, Bupati Pacitan membacakan pidato Menteri Agama RI yang mengusung tema “Menegakkan NilaiNilai Integritas, Profesionalitas, Inovatif, Tanggung Jawab, dan Keteladanan Sebagai Ruh Budaya Kerja Kementerian Agama”.
Berpakaian hitam putih, para PNS khidmat mengikuti upacara HAB Kemenag RI ke-69.
Pada Upacara Hari Amal Bhakti ke 69 Kementerian Agama ini diakhiri dengan pemberian bingkisan kenang-kenangan kepada 4 orang pegawai yang purna tugas di tahun 2014. •Cros
Haul Mantan Menteri Agama yang Berasal dari Jombang
Karyawan Kankemenag Kab. Jombang berziarah ke makam mantan Menag RI di kompleks makam PP Tebuireng.
JOMBANG – Dalam rangka memperingati HAB Kemenag RI ke-69 tahun 2015, Kankemenag Kab. Jombang menyelenggarakan
Haul Mantan Menteri Agama RI yaitu KH. A Wahid Hasyim dan KH. A. Wahib Wahab, (31/12). Haul ini diikuti 400 orang, terdiri dari pejabat dan pegawai Kankemenag Kab. Jombang yang diawali dengan pembacaan istigosah dan tahlil dipimpin KH. Masduki Abdurrahman. Sebelum kegiatan inti, ada 2 rangkaian kegiatan sebelumnya yaitu khotmil qur’an di masing-masing satker, KUA dan Kankemenag Kab. Jombang, serta ziarah ke para pendiri ponpes besar di Jombang. Pada acara haul ini Kakankemenag Kab. Jombang Drs. Barozi, M.PdI berkesempatan menjelaskan tentang HAB Kemenag RI yang merupankan momentum evaluasi dan instrokpeksi untuk terus meningkatkan kinerja. Sementara itu, mantan Kakanwil Kemenag Prov. Jatim KH. Imam Haromain, M.Si, memberikan motivasi agar pegawai Kankemenag Kab. Jombang bisa lebih baik dan menjadi contoh bagi Kementerian lain. Sedangkan Dr. (HC) Ir. KH. Sholahuddin Wahid sebagai wakil dari keluarga mantan Menteri Agama menceritakan perjalanan panjang Kemenag sejak berdirinya tahun 1946 hingga sekarang. •Tts
MPA 341 / Februari 2015
53
KEPEDULIAN UNIT PENGUMPUL ZAKAT (UPZ) PADA KESEJAHTERAAN MUSTAHIQ KAB. BLITAR – Semangat perubahan yang diusung pemerintah Kabinet Kerja, juga tertanam dalam tubuh UPZ. Ini terbukti dengan ditasyarufkannya sebagian dana zakat, bersamaan dengan acara Pembinaan Pegawai yang menjadi puncak peringatan HAB Kemenag ke-69 yang diselenggarakan di Gedung PGSD, (14/01). Dengan semangat untuk melakukan perubahan terhadap nasib mustahiq dan ikut mensejahterakan ekonomi umat, dalam momen istimewa tersebut, UPZ kembali membagikan sejumlah paket sembako kepada 20 fakir miskin, dan mentasarufkan dana Zakat Produktif kepada dua orang mustahiq. Bantuan kali ini diwujudkan dalam bentuk modal tunai dan sarana usaha, yang berupa 1 unit kompressor kepada seorang tukang tambal ban dan 1 unit etalase kepada seorang pedagang keliling yang menjadi penggiat kegiatan keagamaan di daerahnya. Penyerahan zakat tersebut menjadi spesial, karena diserahkan langsung oleh Wakil Bupati Blitar, Drs. H. Riyanto, dengan didampingi Kakanwil Kemenag. Prov. Jatim, Drs. H. Mahfudh Shodar, M.Ag dan Kakankemenag. Kab. Blitar, serta disaksikan oleh ribuan PNS di lingkup Kemenag. Kab. Blitar. •Aya PUNCAK PERINGATAN HAB KE-69 KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA PASURUAN KOTA PASURUAN – Puncak acara HAB Kemenag RI ke-69 di lingkungan Kemenag Kota Pasuruan dilaksanakan dengan menggelar upacara bendera di GOR Untung Suropati Kota Pasuruan dengan inspektur upacara Kakankemenag Drs. H. Makmur Salim, M.Si., (3/1). Selain mengadakan upacara bendera, puncak acara HAB tahun 2015 ini juga diadakan pelaksanaan santunan kepada 69 anak yatim dan penghargaan untuk pensiunan pegawai Kemenag Kota Pasuruan. Kankemenag Kota Pasuruan sebe lumnya juga mengadakan serangkaian acara, yaitu Pekan Madaris dan Olimpiade Sains Tingkat MI dan MTs, AKSIORA (Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga RA), lombalomba (volly bola plastik, memegang welut, futsal putri, badminton ganda), khitanan massal, jalan sehat, donor darah dan check up medis. Ketua panitia peringatan HAB ke-69 Kemenag Kota Pasuruan, Hadi Ismanto berharap dengan kegiatan-kegiatan ter sebut dapat menjadi media pemersatu antara Kankemenag dengan Satker-satker dan masyarakat. Selain itu, dengan HAB ini Kemenag Kota Pasuruan diharapkan mampu mengamalkan tema besar pe ringa tan kali ini dan lebih bermanfaat bagi masyarakat. •MhD
54
MPA 341 / Februari 2015
LIMA DASAR YANG HARUS DIBANGUN DALAM RANGKA PEMBENTUKAN KARAKTER MAGETAN – Bertempat di aula Secata Rindam V Brawijaya Magetan dipenuhi sekitar 900 guru negeri/swasta dari tingkat RA, MI dan MTs se-Kab. Magetan. Mereka berkumpul dalam rangka mengikuti Seminar Nasional Pendidikan yang diselenggarakan oleh Pokjawas PAI Kankemenag Kab. Magetan bekerja sama dengan Center Learning Development Study (CLDS) Indonesia, Lekdis Nusantara dan Aflatoun, (7/1). Acara ini dibuka oleh Drs. H. Moch. Amin Mahfud, M.Pd.I selaku Kakankemenag Kab. Magetan. Yang dalam sambutannya antara lain mengatakan bahwa tugas guru di lingkungan Kemenag semakin berat. Untuk itu, seminar ini merupakan salah satu wahana dalam rangka mengembangkan wawasan dan membuka cakrawala dunia pendidikan Lebih lanjut dikatakan pula, bila kita ingin menghasilkan anak-anak didik yang berkualitas ada lima dasar yang harus dibangun dalam rangka pembentukan character building yaitu kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, dan tanggung jawab. Jika lima karakter ini bisa dimasukkan dalam jiwa anak-anak didik, anak didik akan menjadi berkualitas. Baik dari lahiriyah maupun batiniyahnya. •Mkd
PENGUKUHAN DPD PGMI DAN PEMBINAAN PNS KANKEMENAG KOTA KEDIRI KEDIRI- Bertempat di aula Al-Ikhlas Kankemenag Kota Kediri, diadakan pelan tikan Dewan Pengurus Daerah Persatuan Guru Madrasah (DPD PGMI) Kota Kediri periode 2014-2019, (10/1). Pelantikan dilaksanakan oleh PW PGMI Jawa Timur, yang diwakili oleh Drs. H. Imam Choiri (Sekretaris DPW PGMI Prov. Jawa Timur), juga dihadiri oleh Kakankemenag Kota Kediri, Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri dan seluruh pejabat Kankemenag Kota Kediri. Pelantikan DPD PGMI Kota Kediri yang diketuai oleh Drs. Muh. Nizar, M.Pd (Kepala MTsN Kediri 1 Kota Kediri) dikemas dalam Pembinaan Pegawai Kankemenag Kota Kediri yang dihadiri oleh Kasubbag TU Kanwil Kemenag Prov. Jatim, Drs. H. Musta’in, M.Ag. Kasubbag TU Kanwil Kemenag Prov. Jatim di hadapan seluruh PNS Kankemenag Kota Kediri menyampaikan lima budaya kerja sional, Kemenag RI, yaitu integritas, profe tanggung jawab, inovasi, dan keteladanan. Lebih lanjut Kasubag TU menganalogikan budaya kerja Kemenag saat ini masih seperti robot, dipencet baru bekerja. Oleh karenanya, kedepan kinerja PNS Kemenag diharapkan mengalami peningkatan. Apalagi sudah mendapat tunjangan kinerja. •Bas
KEMENAG KAB. TUBAN ADAKAN BAKSOS DAN PENGOBATAN MASSAL TUBAN – Dalam rangka HAB Kemenag ke-69, Kemenag Kab Tuban mengadakan Bakti Sosial pembagian sembako dan Pengobatan Masal, (24/12). Kankemenag Kab. Tuban menggandeng BAZNAS Jatim untuk mensukseskan jalannya acara yang digelar di KUA Kec. Parengan Kab. Tuban. Sebanyak 300 orang penerima sembako dan pasien pengobatan masal hadir, selain juga pejabat Muspika Kecamatan Parengan. Hj. Umi Kulsum, M.Pd.I selaku koordi nator kegiatan menyampaikan bahwa kegiatan ini selain berkerjasama dengan BASNAZ Jatim juga hasil dari para pejabat dan pegawai Kemenag Kab. Tuban yang telah membantu program Kemnag Kab. Tuban, khususnya dalam penyuksesan program zakat. Beliau juga menjelaskan, bahwa Kemenag Kab. Tuban saat ini sedang merintis program zakat profesi untuk semua. Sementara itu, Kakankemenag Kab. Tuban dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada Ketua BAZNAS Jatim yang telah membantu kegiatan ini. Yang pada tahun 2014, juga telah memberikan bantuan bedah rumah sejumlah 5 rumah. Beliau juga menyampaikan bahwa UPZ Kemenag Kab. Tuban juga telah mem berikan bantuan kepada anak didik yang kurang mampu. •Taar
PERESMIAN GEDUNG SEKRETARIAT FKUB KAB BLITAR BLITAR – Gedung Sekretariat Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kab. Blitar resmi digunakan, (14/1). Gedung yang terletak di Jalan Raya Lodoyo Blitar ini mulai dibangun pada 27 Juni 2014 dan selesai pada 23 Oktober 2014 dengan luas bangunan 136 m2 terdiri dari gedung utama seluas 132 m2. Acara peresmian ditandai dengan penandatangan prasasti dan pengguntingan pita oleh Bupati Blitar H. Herry Noegroho, SE. MH dan Kakanwil Kemenag Prov. Jatim, Drs. H. Mahfudh Shodar, M.Ag. yang disaksikan oleh Wabup Blitar H. Riyanto,MM, jajaran Forpimda Kab. Blitar, Ketua DPRD Kab. Blitar, Ketua MUI, Kakan kemenag Kab. Blitar, Pengurus FKUB Kab. Blitar beserta Tim Pembina, Camat seKab. Blitar, Kepala KUA, tokoh agama dan undangan lainnya. Kakankemenag Kab. Blitar menyampai kan bahwa dana pembangunan gedung Sekretaria FKUB bersumber dari APBN yang melekat pada DIPA Kankemenag Kab. Blitar tahun 2014 sebesar Rp 400.000.000,-. Sementara itu, Drs. H. Mahfudh Shodar, M.Ag berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pemkab Blitar atas kerjasama selama ini. Dan berharap, dengan gedung sekretariat ini peran FKUB semakin optimal. •Han
PEMBINAAN PEGAWAI KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA SURABAYA SURABAYA – Bertempat di Hall Mina Asrama Haji Sukolilo Surabaya, diselenggarakan pembinaan pegawai di lingkungan Kemenag Kota Surabaya, (6/1). Dalam pra acara kegiatan, ditampilkan qosidah rebana banjari anak-anak MTsN Rungkut, tari kreasi MTsN 3 Surabaya, qosidah Masyanda MTsN 2 Surabaya, tari remo MIN Medokan dan penampilan qosidah rebana DWP Kankemenag Kota Surabaya. Dalam kata sambutannya, Kakanke menag Kota Surabaya Drs. H. Saifullah Anshari, M.Ag menuturkan bahwa tahun 2015 adalah tahun yang penuh tantangan. Di antaranya adalah pasar bebas Masyarakat Ekonomi Asean ( MEA). Dengan adanya hal tersebut, Kemenag dituntut kerja excellent. Nara sumber tunggal dalam acara ini adalah Kakanwil Kemenag Prov. Jatim Drs. H. Mahfudl Shodar, M.Ag. yang mengemukakan bahwa sebagai pegawai Kemenag, harus mereformasi mindset dan berbenah diri sesuai dengan peran, tugas dan fungsi ASN (Aparatur Sipil Negara). Yaitu melaksanakan kebijakan publik, pelayanan publik dan perekat masyarakat. Di samping juga harus memiliki 5 budaya kerja yakni integritas, profesionalitas, inovasi, tanggung-jawab dan keteladanan. •Dori RAPAT KOORDINASI PIMPINAN DAN PENANDATANGANAN PAKTA INTEGRITAS PEJABAT KAB. KEDIRI – Bertempat di aula Kemenag Kab. Kediri, dilaksanakan Rapat Kerja Pimpinan (RAKORPIM) triwulan I tahun 2015, dan penan datanganan pakta integritas pejabat, (19/01). Hal ini dimaksudkan sebagai upaya pengendalian gratifikasi, pene rapan sistem pengawasan internal pemerintahan dan lain sebagainya Acara ini diikuti Pejabat Eselon III dan IV, Kepala KUA, Kepala Madrasah Negeri serta Pengawas Dasar dan Menengah di lingkungan Kankemenag Kab. Kediri. Dengan tuan rumah KUA wilayah barat dan tengah yakni: KUA Tarokan, Grogol, Banyakan, Semen, Mojo, Ngasem, Gampengrejo, Papar, Purwoasri, Plemahan, Kunjang, Pagu dan Kayenkidul. Kakankemenag Kab. Kediri, H. Suryat, S.Ag., M.Pd.I, dalam arahannya menyampaikan bahwa kegiatan ini dilak sanakan untuk mempertajam visi dan program kerja agar berhasil guna dan mem berikan manfaat bagi masyarakat luas. Untuk itu, hal yang perlu ditekankan kembali di antaranya adalah transparansi tata kelola pemerintahan, peningkatan pelayanan masya rakat, menghindari ego sektoral, penguasaan teknologi dan informasi serta penghematan anggaran. •Alfy
TASYAKURAN DALAM RANGKA HAB KEMENAG KE-69 TAHUN 2015 NGANJUK – Bertempat di Aula Atas Kankemenag Kab Nganjuk, seluruh karya wan di lingkungan Kankemenag Kab Nganjuk mengadakan tasyakuran dalam rangka HAB Kemenag ke-69 Tahun 2015, (2/1). Kegiatan yang diawali dengan sholat Isya’ dan sholat Hajat berjama’ah yang diimami oleh KH. Jalaludin Abror, SA ini diikuti 165 jama’ah terdiri dari kepala KUA, MIN/MIS, MTsN/S, MAN/S dan karyawan/karyawati Kankemenag Kab Nganjuk. Drs. H. Ngudiono, M.Ag. MM selaku Kakankemenag Kab. Nganjuk dalam sambutanya mengucapkan selamat datang dan berterima kasih yang tak terhingga kepada seluruh peserta yang hadir. Keha diran ini merupakan manifestasi dari loyalitas pegawai terhadap Kemenag. Sementara Wabup Nganjuk, KH. A. Wakhid Badrus, M.Pd.I, pada kesempatan tersebut mengingatkan bahwa Kemenag mempunyai motto “Ikhlas Beramal”. Se hingga pegawai Kemenag dalam melaksa nakan tugasnya diharapkan didasari dengan rasa ikhlas, berbakti kepada Alloh, Rasulullah, juga kepada pemerintah. Tasyakuran ditandai dengan pemo tongan tumpeng oleh Wakil Bupati Nganjuk diserahkan kepada Kakankemenag Kab. Nganjuk. Acara berjalan khidmat dan lancar. •Nur
LOMBA HIFDHIL QUR’AN MI TINGKAT KABUPATEN NGAWI NGAWI – Dalam rangka menumbuh kembangkan dan meningkatkan kemam puan minat belajar sekaligus cinta Al Quran, para guru yang tergabung dalam KKM MI se-Kab. Ngawi menyelenggarakan lomba Hifdhil Qur’an siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah se-Kab. Ngawi, (13/1). Kegiatan tersebut bertempat di Masjid Al Falah Kankemenag Kab. Ngawi dan dihadiri oleh para guru pembimbing, orang tua murid serta teman-teman peserta lomba sebagai penggembira. Anak-anak terlihat begitu ceria dan semangat melantunkan ayat-ayat Al Qur’an demi mengasah dan menunjukkan kemahirannya menghafal firman-firman Allah di depan para juri yang ahli dibidangnya. Berdasarkan hasil penilaian para juri, peserta lomba Hifdhil Qur’an yang mendapatkan nilai tertinggi adalah Bilqis Saifi Tanjali, siswi MI PSM Sulursewu Kec. Paron. Disusul Dwi Agustina dari MIN Randusongo, kemudian Firdaus Kusuma Al Atsari dari MIN Mlarik Kec. Geneng. Selanjutnya Ahyani Mubarok dari MI Awaliyah Kedungharjo Kec. Mantingan kemudian Kholidatun Nurul Masfufah dari MI Nurul Islam Katikan Kec. Kedunggalar, dan terakhir Hanifah Habibullah siswi MI Al Falah Beran Kec. Ngawi. •Guh
UPACARA DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN KEPADA PNS DAN SISWA BERPRESTASI SIDOARJO – Bertepatan dengan tanggal dan bulan kelahiran Departemen Agama 69 tahun silam, seluruh PNS Kemenag Kab Sidoarjo dan DWP berkumpul di lapangan MAN Sidoarjo untuk melakukan upacara bendera, (3/1). Upacara bendera dipimpin oleh Kakankemenag Kab. Sidoarjo (Drs. H. M. Nur Sjamsudin AM, M.SI). Pada upacara kali ini, Kakankemenag membacakan teks sambutan Menteri Agama RI yang memerintahkan PNS Kemenag untuk terus meningkatkan semangat kerja, hemat, hidup sederhana, mengutamakan pelayanan kepada masyarakat. Menjadikan integritas, profesionalitas, inovasi, tanggung jawab, dan keteladanan sebagai budaya dalam bekerja. Pada kesempatan ini juga Kakan kemenag menyerahkan penghargaan kepada PNS, siswa berprestasi pada tahun 2014 dan para juara lomba HAB. Di antara mereka adalah Drs. H. Kusnan (Kepala MAN Sidoarjo yang meraih the best penyelenggaraan pendidikan Islam terbaik nasional), Nishuriyah, S.Ag (Juara I lomba Penyuluh Teladan Nasional), Dyah Puteri Laraswati dan Ariyanti Fadilatul Ilmi (siswi MTsN Tlasih Tulangan, Juara I lomba KIR di Universitas Negeri Malang). •MS
JALAN JANTUNG SEHAT HAB KEMENAG KE 69 PAMEKASAN – Dalam rangka meme riahkan HAB Kemenag ke 69 tahun 2015, Kankemenag Kab Pamekasan mengadakan JJS (Jalan Jantung Sehat) yang diikuti oleh seluruh pejabat struktural dan fungsional, pegawai, guru PNS, kepala RA, MI, MIS, MA Negeri dan Swasta, juga kepala Madin se- kab Pamekasan bersama keluarganya, (28/12). Mengambil start dan finish di jalan Swatantra. Menurut Kakankemenag Kab. Pame kasan, Drs. H. Juhedi, M.M.Pd, tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengha yatan terhadap aspek sejarah Kementerian Agama sebagai instansi pemerintah, juga menanamkan jiwa kompetensi yang jujur dan amanah kepada peserta, sekaligus untuk mengaktualisasikan dan merealisasikan nilai-nilai kesehatan jasmani dan rohani. Selain itu, juga untuk mempererat tali silaturrahim antar karyawan dan keluarga besar Kemenag. Kegiatan yang berakhir pukul 10.00 WIB ini memperebutkan hadiah utama 1 unit lemari es, 2 unit TV, 5 buah kompor gas, 4 buah dispenser, 4 buah magic jar, 4 buah setrika listrik, 4 buah rice cooker dan puluhan hadiah hiburan lainnya. Dan disemarakkan pementasan dari berbagai madrasah yang juara pada lomba HAB Kemenag. •Sri Mukti
MPA 341 / Februari 2015
55
Resepsi dan Pembinaan Serta Peresmian Aula Al-Ikhlas
Kakanwil Kementerian Agama Prov. Jawa Timur sedang menandatangani prasasti aula atas.
SUMENEP – Bertempat di aula atas Kemenag Kab. Sumenep berlangsung Resepsi dan Pembinaan sekaligus peresmian aula
Al-Ikhlas Kemenag Kab. Sumenep, (7/1). Hadir pada acara tersebut adalah Kakanwil Kemenag Provinsi Jatim beserta ibu, pihak perbankan, PPKA, Ormas dan seluruh karyawan karyawati di lingkungan Kemenag. Dalam laporannya, Kakankemenag Kab. Sumenep Drs Ec. H. Moh. Shodiq M.PdI mengatakan bahwa tahun 2014 adalah tahun prestasi bagi Kemenag Sumenep. Di antaranya penghargaan adiwiyata tingkat nasional, penghargaan kompetensi inovasi tingkat nasional bidang matematika, UN tertinggi setelah Yogja, juara I Tekhnologi Tepat Guna Pramuka Tingkat Jatim, dan sebanyak 15 karyawan menerima penghargaan Satya Lancana dari Presiden RI. Sementara itu, dalam sambutan dan pembinaannya Kakanwil Kemenag Provinsi Jatim, Drs. Mahfudh Sodar, M.Ag mengucapkan selamat dan sukses atas keberhasilannya dalam presrtasi yang banyak diraih ini. Semoga membawa dampak positif pada Kementerian Agama. Usai sambutan dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti penggunaan aula atas Kemenag Kab. Sumenep. •Zarkasyi
Pengobatan Massal dan Bakti Sosial Dalam Rangka HAB Kemenag RI Ke-69 PONOROGO – Sesuai dengan juklak dari Panitia Pusat Kementerian Agama tentang pelaksanaan peringatan Hari Amal Bhakti Kemenag ke 69, Kemenag Kab. Ponorogo mengadakan berbagai kegiatan. Antara lain pengobatan massal dan baksos yang dipusatkan di Desa Dayakan Kecamatan Badegan, (23/12). Santunan berupa pemeriksaan dan pemberian obat gratis ini bekerja sama dengan RSI Aisyiah dan RSI Muslimat. Sedangkan bantuan sembako diberikan kepada 300 orang. Dalam sambutannya Kakankemenag Kab. Ponorogo, Drs. H. Hadi Mukharom, M.Pd.I berharap bantuan ini dapat membawa manfaat bagi masyarakat sehingga kesehatan masyarakat lebih baik. Beliau juga berterimakasih kepada RSI Muslimat dan RSI Aisyiyah yang turut peduli dan mendukung kegiatan ini. Rangkaian kegiatan lainnya pada HAB Kementerian Agama tahun ini adalah kompetisi madrasah sehat, pemilihan guru prestasi/teladan, Porseni antar satker/unit kerja dan antar
Penyerahan bantuan secara simbolis kepada penerima saat acara bakti sosial HAB Kemenag RI.
karyawan dan karyawati, pembinaan keagamaan pada muallaf, santunan GTT/PTT/Madin/TPQ/TPA, jalan sehat yang diikuti 8.000 peserta, lomba kreasi jilbab bagi DWP, sujud syukur, upacara dan resepsi. •Ifroh
Aksioma dan KSM, Wadah Pembinaan dan Unjuk Prestasi
Lomba bola voli yang menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan di Aksioma.
TULUNGAGUNG - Sesuai Surat Edaran Direktur Pendidikan Islam Nomor 135 Tahun 2012, Kakankemenag Kab. Tulungagung
56
MPA 341 / Februari 2015
H. Damanhuri M.Ag. berharap madrasah memiliki lima prestasi. Hal itu disampaikannya saat membuka secara resmi Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah (Aksioma) V dan Kompetisi Sains Madrasah (KSM) di halaman Kankemenag, (6/1). “Lima prestasi tersebut adalah akhlakul karimah, keagamaan, sains dan teknologi, bahasa dan budaya, serta olahraga dan seni,” jelasnya. Dia menuturkan, dengan seni dan olahraga kehidupan kita bermakna. Karenanya dia menghimbau agar berolahraga sehingga badan selalu sehat. “Dengan badan yang sehat semua bisa diraih,” tegasnya. Sementara Ketua Panitia Aksioma V dan KSM Drs. H. Hardiyono, M.Ag dalam laporannya mengatakan, di antara tujuan pelaksanaan ajang ini adalah sebagai wadah pembinaan dan unjuk prestasi di bidang olahraga dan seni menuju insan yang sehat, berbudaya dan berakhlak mulia. “Aksioma V akan menggelar pertandingan 7 cabang olahraga dan 7 cabang seni ditambah 3 mata pelajaran dalam KSM,” tutur pria yang juga menjabat sebagai Ketua KKM Kab. Tulungagung. •Fat
SPIRIT 5 (LIMA) BUDAYA KERJA KEMENTERIAN AGAMA MALANG – Menjadi PNS di Kemenag sudah seharusnya memiliki ruhul jihad yang tinggi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, sehingga dalam melaksanakan tugas penuh dengan semangat dan keceriaan. Demikian ungkap Kakanwil Kemenag Prov. Jatim, Drs. H. Mahfudh Shodar, M.Ag saat memberikan Pembinaan PNS Kankemenag Kab. Malang di aula Universitas Raden Rahmat Kepanjen, (10/1). Lebih lanjut disampaikannya, sesuai UU Nomor 5 Tahun 2014 peran dan fungsi Aparatur Sipil Negara adalah melaksanakan kebijakan publik, pelayan publik dan perekat dan pemersatu bangsa. Saat ini di Kemenag tengah dikembangkan 5 budaya kerja yaitu pertama, integritas yakni sebuah sikap yang berpegang teguh pada kebenaran dan kejujuran. Kedua, profesional yakni bekerja tepat waktu, disiplin dan memiliki hasil excellent. Ketiga, inovatif dengan menyempurnakan program yang sudah ada dan berkreasi lebih baik. Keempat, memiliki sikap tanggung jawab dengan menunaikan tugas dan konsekuen. Kelima, keteladanan dengan menjadi contoh bagi orang lain. Sehingga, PNS diharapkan lebih meningkat kinerjanya dengan out put nyata dirasakan oleh publik. •Arif
MARCHING BAND SUARA EL FARABI MARAKKAN UPACARA HAB KEMENAG KE-69 LAMONGAN – Marching Band Suara El Farabi MAN Lamongan, senam 140 siswa RA, dan pembacaan shalawat nabi Muhammad SAW oleh 8 siswa RA se- Kec. Tikung semarakkan upacara bendera peringatan HAB Kemenag RI ke-69 Kab. Lamongan di alun-alun Kota Lamongan, (3/1). Bupati Lamongan, H. Fadeli, SH, MM yang bertindak selaku pembina upacara membacakan amanat Menag RI dilanjutkan menyerahkan secara simbolis penghargaan siswa berprestasi nasional dan regional, komputer SIMKAH, juara Aksioma, juara masjid agung teladan, lencana pengabdian PNS, dan PNS Purnatugas/janda PNS. Drs. H. M. Rusdi, M.Ag, ketua umum panitia HAB ke-69 Kemenag RI Kab. Lamongan melaporkan berbagai kegiatan pendukung yang dilaksanakan berupa lomba khusus pejabat, bola volly, Aksioma, baksos, jalan sehat keluarga sakinah, kajian kitab kuning, dan khotmil Qur’an bil ghoib. Lomba khusus pejabat dipilih untuk pejabat struktural dan pejabat fungsional berupa masak nasi goreng dan penyajiannya. Para bapak yang biasa menunggu hasil masakan istri, dituntut menyiapkan, memilih dan meracik bumbu, menggoreng nasi, sekaligus menyajikannya. •Nsr
UPACARA HAB KE-69 KEMENAG KAB. BANYUWANGI BANYUWANGI – Puncak acara Hari Amal Bakti (HAB) Kementerian Agama RI ke-69 tahun 2015 ditandai dengan pelaksanaan upacara bendera, (3/1). Upacara yang dilaksanakan di di lapangan samping MTsN Rogojampi ini diikuti seluruh pejabat, pegawai, guru serta kepala madrasah swasta. Bertindak selaku inspektur upacara adalah Kakankemenag Kab. Banyuwangi, H. Santoso, S.Ag., M.Pd. yang membacakan sambutan tertulis Kemenag RI yang mengajak seluruh jajaran Kemenag agar senantiasa meningkatkan kinerja dan pelayanan kepada masyarakat dengan mengedepankan nilai budaya kerja yang dimiliki Kemenag. Menag juga mengajak segenap pimpinan dan aparatur Kementerian Agama agar sering turun ke masyarakat. Harus banyak mendengar dan memahami masalah dan isu keagamaan yang muncul sehingga dapat direspon dengan cepat. Sementara dalam kaitannya dengan pelaksanaan gram dan anggaran, diharapkan me pro lakukan penghematan keuangan negara, meningkatkan transparansi dan akuntabi litas, namun tetap memperhatikan efek tivitas program. Seusai upacara, Kakan ke menag Santoso bersama Pejabat, rahkan hadiah kepada seluruh menye pemenang lomba HAB ke-69. •Yas
LUMAJANG GAGAS PERDA WAJIB PENDIDIKAN DINIYAH LUMAJANG – DPC Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Lumajang menggelar seminar “Relevansi Perda Wajib Pendidikan Diniyah di Kab. Lumajang” yang bertempat di aula Kankemenag Kab. Lumajang, (14/12). Hadir pada acara ini, Kabid Pontren Kanwil Kemenag Prop Jatim, Kasi PD Pontren Kemenag Lumajang, Kabag Hukum Pemkab Lumajang, Wakil Komisi DPRD Lumajang dan Ketua DPC FKDT Lumajang Ketua FKDT Lumajang Nawawi, SPd.I menyampaikan bahwa Lumajang sudah tertinggal jauh dibanding daerah lain yang sudah punya Perda Wajib Pendidikan Diniyah. Oleh karena itu, ketertinggalan ini jangan sampai berlarut-larut, karena dikhawatirkan kemerosotan moral generasi. Sementara itu, Kabid PD Pontren Kanwil Kemenag Prov. Jatim Husnul Maram, MHI, mengatakan bahwa Kanwil Kemenag mendorong agar di semua daerah segera mempunyai regulasi tentang Perda Wajib diniyah, karena sudah ada PP No. 55 Tahun 2007 tentang pendidikan agama, bahkan tahun 2014 telah ada PMA tentang Madrasah Diniyah formal dan nonformal. Sedangkan Kakankemenag Kab. Lumajang Nuril Huda, SH.S.Pd.I,MH berharap agar dengan adanya gagasan ini, Perda segera dirumuskan. •Ziza
WAKIL WALIKOTA MALANG MEMBUKA AKSIOMA KOTA MALANG – Upacara pembukaan Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah (Aksioma) MI, MTs & MA Tingkat Kota Malang digelar sangat meriah, (13/1). Upacara ini diikuti 5.000 siswa madrasah se-Kota Malang yang memadati GOR Ken Arok Kedungkandang. Acara ini diawali dengan masuknya kelompok drumband yang diikuti para kontingen. Wakil Walikota Malang, Drs. H. Sutiadji dalam sambutannya menyampaikan sangat terkesan dengan kegiatan ini. Dan berharap agar apapun hasil dari kegiatan ini semoga memberikan dampak positif di dunia pendidikan, khususnya kemajuan bagi lembaga keagamaan di bawah naungan Kemenag Kota Malang. Sementara itu, Kakankemenag Kota Malang Drs. H. Imron, M.Ag. dalam sambutannya menegaskan bahwa ajang AKSIOMA ini merupakan kegiatan dalam mempersiapkan siswa untuk menghadapi ajang Aksioma Tingkat Provinsi Jawa Timur. Sebagaimana diketahui, pada ajang Aksioma Nasional tahun lalu Kota Malang merupakan Juara Umum. Dan pada tahun ini, Kota Malang akan kembali berusaha mempertahankannya. Di akhir acara para hadirin juga disuguhi berbagai atraksi serta hiburan dari siswasiswi, baik dari MI, MTs maupun MA. •Bhn
PENYULUHAN MANASIK HAJI BAGI GURU AGAMA ISLAM PADA RA SE-KOTA PROBOLINGGO KOTA PROBOLINGGO – Kakankemenag Kota Probolinggo H. Muhammad, S.Sos, M.Pd.I bertempat di aula Kankemenag Kota Probolinggo membuka secara resmi kegiatan penyuluhan manasik haji guru agama pada Raudhatul Athfal (RA) se-Kota Probolinggo, (14/1). Pembukaan acara yang dihadiri 40 orang ini juga dihadiri Kasubbag TU, Dr. H. Didik Heriadi sekaligus sebagai pemateri dan pengawas RA. Dalam sambutannya H. Muhammad, S.Sos, M.Pd.I berterimakasih kepada Kasi PHU Drs. H. Taufieq, M.Pd.I yang telah mengadakan pelatihan manasik haji ini, dan menghimbau agar peserta mengikutinya dengan sebaik-baiknya sehingga nantinya dapat diterapkan pada anak didik di RA masing-masing. Pada kesempatan ini, Kasubbag TU menyampaikan materi tentang pentingnya menanamkan ahklaq dan budi pekerti sedini mungkin terhadap anak terutama dengan ajaran agama. Karena ajaran agama ini merupakan hal yang amat penting yang harus diberikan kepada anak sedini mungkin. Sementara, peran guru merupakan bagian yang amat penting dalam membentuk karekter anak peserta didik untuk menjadikan anak sholeh, cerdas beriman dan bertaqwa. •Arb
MPA 341 / Februari 2015
57
Mengenal Batik Lebih Dekat Sejarah
Secara history batik sudah ada sejak zaman nenek moyang kita sekitar abad XVII yang ditulis atau dilukis pada daun lontar. Motif binatang dan tanaman kala itu yang mendominasi. Dalam perkembangannya motif makin beragam bahkan menjadi motif abstrak yang menyerupai awan, candi, wayang dan sebagainya. Pada masa kerajaan Majapahit dan Mataram baik Solo maupun Yogyakarta merupakan masa perkembangan yang pesat. Pada waktu itu batik merupakan kesenian gambar di atas kain yang mempunyai nilai filosofi tinggi untuk dijadikan pakaian sebagai kebudayaan keluarga kerajaan. Diperkirakan setelah perang Diponegoro banyak keluarga keraton dan pengikutnya meninggalkan kerajaan. Mereka menyebar ke timur dan barat pulau Jawa. Dari sanalah Dengan adanya migrasi tersebut mempertemukan keluarga kerajaan dengan masyarakat setempat dan . mengembangkan batik Inilah yang kemudian menjadikan macam corak motif batik makin kaya. sehingga kita mengenal ada batik Mojokerto, batik Tulungagung, batik Gresik, batik Madura, batik Surabaya dan lainnya di bagian timur. Sementara di bagian barat ada batik Pekalonga, batik Cirebon, batik Kebumen, batik Tegal dan lainnya. Selain itu pengaruh unsur dari peranakan Cina, batik pagi sore oleh Belanda, dan batik Hokokai pada masa penjajahan Jepang. Selanjutnya dengan penggabungan motif dengan seni rancang busana, maka munculah batik tulis seperti yang kita kenal sekarang Batik kini bukan hanya milik bangsawan, kegunaannya pun tidak hanya sebatas acara resmi. Pemakaian batik digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik pria maupun wanita segala usia. Mulai tradisi wanita hamil (tujuh bulanan), bayi lahir (bedong), pakain santai, resmi/ formal, bahkan saat meninggal pun mayat/jenazah ditutup dengan kain batik setelah kain kafan. Sepatutnya kita berbangga atas peninggalan budaya nenek moyang kita dengan melestarikannya. Upaya pengakuan dari pemerintah Indonesia dilakukan yang pada akhirnya membuahkan hasil dengan pengakuan dari UNESCO yang memasukkan BATIK dalam daftar Representatif List of
58
MPA 341 / Februari 2015
the Intangible Cultural Heritage of Humanity pada tanggal 2 Oktober 2009 yang ditetapkan pula sebagai hari Batik Nasional melalui Kepres Nomor 33 Tahun 2009.
Macam Batik
Berdasarkan cara pembuatannya batik ada tiga macam; Batik Tulis; Cara pembuatannya dengan menorehkan perintang warnanya menggunakan alat yang berwarna canting, mempunyai cirri tidak ada yang kembar, motifnya tidak sempurna yang justru memberikan ruh tersendiri, bolak-balik motifnya sama karena kedua sisi kain sama-sama digambar dengan canting Batik Cap; Berkembang karena permintaan yang tinggi terhadap kain batik di pertengahan abad XIX. Pembuatannya dengan menggunakan lempengan besi seperti stempel yang bermotif batik untuk membubuhkan malam pada permukaan kain mori. Ciri batik ini motifnya tidak detail dan berulang, kualitasnya tidak terlalu baik. Batik Print; Biasa disebut juga batik kain tekstil. Muncul di Indonesia tahun 1970-an seiring sebagasi penetapan batik sebagai pakaian nasional. Motifnya sangat detil dan rapi, bagian belakang berwarna putih dan sedikit tembusan, warnanya cerah dan sangat menarik karena menggunakan warna kimia, dan hargnya sangat murah.
Perawatan
Agar batik tetap terawatt khususnya batik tulis, ada beberapa hal yang patut diperhatikan, dalam hal pencucian jangan menggunakan mesin cuci dan deterjen. Gunakan rendaman air lerak, shampoo, atau cairan khusus. Pada waktu membilas jangan memeras batik karena akan menjadikan kusut. Penjemuran jangan terkena matahari langsung, cukup diangin-anginkan. Bila menyeterika suhu tinggi, bahkan untuk batik sutra sebaiknya setrika tidak langsung mengenai kain, harus dialasi dengan kertas. Dan penyimpanan di lemari jangan menggunakan kapur barus/kamper, karena merupakan bahan kimia keras yang dapat merusak warna kain. Sebaiknya memakai pengawet alami seperti akar wangi atau merica. •Santi
Titan bersama Drs. H. Bagus Setiaji, MP.d (Kepala MAN Mojokerto).
Titania Riska Ramadlani
Berkat Konsistensi Madrasah
H
obi ternyata mampu mewujudkan mimpi. Itulah yang saat ini dirasakan oleh Titania Riska Ramadlani. Sebab, kegemarannya membaca komik manga asal Jepang lah membuatnya bisa merasakan belajar langsung di Negeri Sakura selama seminggu dalam program Jenesys 2.0 (Japan East Asia Network of Exchange for Students and Youth. Ini merupakan program beasiswa prestasi yang diberikan oleh Pemerintah Jepang kepada pelajar di Asia “Banyak sekali yang bisa saya pelajar dari sana selama 15 sampai 23 Desember lalu,” tutur Titan – panggila karib Titania Riska Ramadlani, dengan wajah berbinar. Ya, hampir selama seminggu di kiblat teknologi itu, sulung dari dua bersaudara ini banyak belajar tentang budaya dan bahasa Jepang secara langsung. Apalagi dia pun berkesempatan tinggal satu asrama dengan siswa Wakaba Soko High School. “Saya kagum dengan sekolah dan budaya belajar di sana. Dengan segala fasilitas yang ada, siswa begitu asyik berlama-lama di sekolah,” beber siswi kelas XI Bahasa MAN Mojokerto. “Selain itu budaya kompetisi antar siswa juga sangat ketat,” imbuhnya takjub. Sementara itu, keberangkatan Titan bersama delegasai dari 19 sekolah di Jatim membawa kebanggaan tersendiri bagi MAN Mojokerto, tempatnya menimbah ilmu. Sebab keberhasilan putri pasangan Jujud Agus Suprapto dan Anik Nurhayati mendapatkan beasiswa prestasi ini menjadikan madrasah yang beralamat di Jl. Basuni No. 306 Sooko, Mojokerto menjadi satu-satunya madrasah dari Jawa Timur yang berhasil mengirimkan siswanya dalam program Jenesys 2.0 ini. Keberhasilan MAN Mojokerto ini merupakan buah dari
konsistensinya dalam pembinaan bahasa Jepang. Sebab dalam proses seleksi yang dilakukan oleh Konsulat Jenderal Jepang Surabaya dan MGMP bahasa Jepang Jawa Timur ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi. Diantara prasayarat itu adalah sekolah mengadakan pembelajaran secara aktif bahasa Jepang, guru bahasa Jepang aktif dalam festival bahasa Jepang. “Suporting kepala sekolah dalam pembinaan bahasa Jepang juga turut menjadi persyaratan selain juga torehan prestasi sekolah dalam bahasa Jepang tentunya,” beber Drs. H. Bagus Setiaji, M.Pd menjelaskan. Sementara itu, keberhasilan madrasah peraih Juara Pidato Bahasa Jepang se Jawa-bali ini memberangkatkan siswanya ke Jepang ini tentu saja semakin meningkatkan pembinaan bahasa Jepang. Sebab program ini turut menginpirasi siswa untuk berlomba-lomba dalam mengukir prestasi agar bisa mendapatkan kesempatan emas belajar budaya Jepang secara langsung. “Dengan pengalaman belajar langsung di luar negeri tentu akan memberikan dampak positif bagi siswa ke depan,” ucap kepala MAN Mojokerto ini bangga. Dengan alasan itulah, tak heran jika madrasah ini juga getol menggandeng kerja sama dengan pihak luar negeri. Seperti yang dilakukannya pada awal tahun 2014 silam yang berhasil menandatangani nota kesepahaman dengan Science School Batu Pahat Johor dan Sekolah Menengah Sains Tengku Muhammad Faris Petra ,Kelantan, Malaysia bertajuk Overseas Partnership Program. Salah satu butir dalam MoU ini adalah pertukaran antarpelajar, pertukaran guru serta pameran antarbudaya. “kita ingin wujudkan misi pendidikan abad 21 Learning to be Together,” pungkasnya. •Pri
MPA 341 / Februari 2015
59
Wafatnya Sang Pembebas Mesir
A
da tiga orang gembong Quraisy begitu gigih menolak dakwah Rasulullah dan para sahabatnya. Dan ‘Amr bin ‘Ash adalah salah satunya. Namun, pintu hidayah merubahnya menjadi seorang muslim pejuang, dan salah seorang panglima yang gagah berani memperjuangkan Islam. Menurut satu riwayat, keislamannya itu diawali dengan bimbingan Negus seorang Raja Habsyi. muasalnya, saat kunjungannya ke negeri itu, tersebar berita munculnya seorang Rasul yang menyebarkan tauhid dan akhlaq mulia di tanah Arab. Sontak saja, sang raja menanyakannya kepada ‘Amr alasannya tidak memeluk Islam agama yang dibawah sang Rasul. “Usulku, berbaitlah kepadanya. Demi Tuhan, dia adalah di atas kebenaran dan akan mengalahkan orang-orang yang menentangnya,” pesan Negus kepada ‘Amr bin ‘Ash ketika itu. Sontak saja, ‘Amr kembali ke kampung halaman. Sebelum itu, dia berniat menuju Madinah untuk berbaiat kepada Rasulullah. Dalam perjalanan ke Madinah itu, dia tak sengaja bertemu dengan Khalid bin Walid dan Utsman bin Thalhah,yang juga datang dari Mekah juga hendak menyatakan Islam di hadapan Rasulullah. Menyambut ketiga tamunya itu, Nabi Muhammad wajahnya berseri-seri. Kepada para sahabat, Rasulullah pun mengatakan bahwa Mekah telah melepas jantung-jantung hatinya. Pasca keislaman 'Amr, diletakkan kecerdikan dan kebera niannya dalam darmabaktinya kepada agamanya yang baru.
60
MPA 341 / Februari 2015
Dan di masa pemerintah Khalifah Umar bin Khattab, jejak jasa-jasanya dapat disaksikan dalam peperangan-peperangan di Syria dan Mesir. Lantaran peranannya, para ahli sejarah biasa menggelari ‘Amr bin ‘Ash dengan “Penakluk Mesir”. Tetapi, mungkin gelar yang paling tepat untuknya adalah “Pembebas Mesir”. Sebab dia berhasil membebaskan negeri Firaun itu dari cengkraman dua kerajaan besar yang yaitu Imperium Persia dan Romawi. Mesir sendiri, ketika pasukan perintis tentara Islam memasuki wilayahnya, merupakan jajahan dari Romawi. Ketika itu, ‘Amr bin ‘Ash amat berharap sekali akan dapat menghindarkan penduduk Mesir dan orang-orang Kopti dari peperangan agar pertempuran terbatas antara pasukan muslim dengan tentara Romawi saja. Atas keberhasilannya itu, penduduk Mesir pun berduyun-duyun memeluk Agama Islam. dengan sendirnya mereka menemukan kebebasan mereka dari kekuasaan kisra maupun kaisar. Dan tepat pada tahun ke-43 Hijrah, ‘Amr bin ‘Ash pun menghembuskan nafas terakhirnya di negeri yang dibebas kannya. Di pangkuan bumi Mesir, negeri yang diper kenalkannya dengan ajaran Islam itu, bersemayamlah tubuh kekarnya. Dan di atas tanahnya yang keras, majlisnya yang selama ini digunakannya untuk mengajar, mengadili dan mengendalikan pemerintahan, masih tegak berdiri masjid Jami’ul ‘Amr. Masjid yang pertama didirikannya di Mesir. (Suprianto/diolah dari berbagai sumber)
Yo Kuwi... Yo Kuwi...
Oleh: Mey. S
Serius. Percakapan antara dua penarik becak di sudut warung nasi yang banyak dikunjungi pelanggannya. Warung itu memang laris, tetapi dua penarik becak itu sedari tadi belum juga mendapat penumpang. Itu sebabnya Ngatijo dan Jonganti habiskan waktu luangnya ngobrol persoalan apa saja isu yang sering ia dengar dari para pengunjung warung. Mereka menangkap isu hangat perihal rencana dihapusnya kolom agama di KTP oleh pemerintah. Isu tersebut membuatnya tak habis pikir. Betapa tidak, selama sekian puluh tahun identitas di KTP yang tak pernah menimbulkan masalah kok tiba-tiba diungkit-ungkit dan dimasalahkan. “Mau diapakan lagi?” gumam Ngatijo. “Lagi mikir apa kamu, Ngat?” tanya Jonganti. “Ya... ini lho Jo, soal rencana pemerintah menghapus identitas agama di KTP kita.” Ketika dari dalam diri muncul kehendak “menghilangkan” sesuatu yang –mungkin- penting bagi orang lain, maka ketika itu pula ‘peperangan’ telah tersulut. Setidaknya peperangan opini yang didalamnya terdapat upaya untuk memenangkan dan atau mengalahkan. Bukan berarti itu semua tanpa alasan. “Pencantuman identitas agama dalam Kartu Tanda Penduduk dipermasalahkan karena dianggap akan dapat memicu konflik bernuansa sara. Sebagian kelompok masyarakat mengusulkan agar identitas itu dihilangkan. Sebaliknya adanya identitas agama tersebut penting. Dengan alasan inilah Majelis Ulama Indonesia dan Kementerian Agama menolak wacana penghapusan identitas agama tersebut,” lanjut Jonganti. “Kontroversi ya Jo?” “Tak Cuma itu. Jika toh jadi dihapus apa akan menjamin tegaknya demokrasi di negeri ini? Akan lebih baik mencoba berbicara dari hati ke hati daripada mengibarkan bendera perang untuk saling menaklukkan dan mendapati bahwa kita menang dan lawan kita kalah. Perang dimana kita bisa menaklukan lawan dan mendapati kenyataan bahwa lawan kita kalah secara menyakitkan. Apakah itu adalah sebuah kemenangan yang manis? Perang dalam bentuk seperti itu hanya akan menghasilkan sebuah dendam dan aku yakin jalan ke depan akan jauh lebih buruk lagi karena kemenangan yang ada di tangan hanya kemenangan semu bukan kemenangan yang sebenar-benarnya kemenangan.” “Kok ngeri gitu, Jo.” “Perang itu hanya masalah bagaimana kita mengalahkan diri sendiri dan tetap tenang untuk memunculkan sebuah ide brilian dalam rancangan strategi perang agar tak berkepanjangan. Tidak akan pernah ada kedamaian yang dihasilkan oleh perang yang berkelanjutan, maka seranglah lawanmu dengan satu serangan. Meski begitu, perang yang benar itu untuk menuju perdamaian,” urai Jonganti serius. “Banyak sekali perang ya. Kemarin, saya dengar dari pelanggan warung itu sibuk ngrasani perang antar mahasiswa, pelajar, bahkan para elit politik. Sebabnya apa to, Jo?” “Adanya perbedaan. Persoalannya, mengapa yang perang masyarakat kita sendiri. Mulai dari tawuran pelajar, mahasiswa hingga ranah politik, aktornya juga rakyat kita sendiri,” keluh Jonganti. “Bahkan harus mengorbankan harta benda, bertaruh nyawa serta mengganggu ketertiban umum,” timpal Ngatijo tak mau kalah berkeluh kesah. “Akibat dari masih banyaknya orang memainkan dan mementingkan ego terlalu tinggi. Takabur, sombong, merasa benar sendiri. Maunya mengurai masalah, tetapi sebaliknya malah menimbulkan masalah. Mencari jalan keluar, namun justru menyumbatnya sendiri. Padahal kita mengaku punya panutan hidup yang bernama agama. Sayangya kita belum sepenuhnya menjadi pribadi seperti yang diharapkan oleh apa yang kita yakini. Pada dasarnya, kita menjadi manusia yang utuh adalah karena kita patuh pada aturan yang muncul dari perintah agama. Dan rasanya tidak ada agama dan kepercayaan di dunia ini yang mengajarkan perbedaan harus berakhir dengan peperangan.” “Lhah, gimana nanti kalau identitas agama jadi dihapus dari KTP, Jo?” desak Ngatijo. “Suatu keyakinan bila dipatuhi ajarannya tidak akan membuat pribadi dan masyarakat rusak. Orang Jawa mengenal pandangan agama ageming aji. Agama sama dengan busana, atau ageman yang berarti pakaian. Aji artinya raja atau mulia. Warga negara yang mulia tentu akan memerhatikan ajaran agama, ajaran leluhur sebagai yang tertera dalam Kitab Suci. Kewibawaan seorang pemimpin yang dituntun oleh ajaran agama akan terbebas dari perbuatan aniaya, nista dan hina yang dapat meruntuhkan derajat dan martabatnya. Selain memimpin secara formal juga pemimpin agama agar berkah dan adiluhung di depan pengikutnya. Kepemimpinan yang agamis selalu mementingkan kepentingan orang banyak dan menyantuni orang lemah. Begitulah yang akan membuat pemimpin menjadi aji, ‘berharga’,” papar Jonganti. “Lho, kayak gitu indahnya kok malah akan dihapus?” “Yo... kuwi... yo kuwi, sing aku ora ngertiii......!!”
MPA 340 / Januari 2015
61
Takdir
Ku yakin akan semua takdirmu Tergores dalam lauhul mahfudz Pun aku tak tahu Dzat-Mu Telah pilihkan jalan masa depanmu Semua ketentuanmu merupakan Pilihan yang terbaik Disaat warna-warni pilihan hiasku Seolah pilihan itu berkata “ akulah Yang terbaik” Namun tak jua Setiap langkah keyakinan hatiku Penuh ketenangan …… Inginku rasa intip Jendela takdir-Mu ya Allah Sehingga ku dapat tahu Akan setiap tanda Tanya dalam benakku Dan ku yakin pula akan langkah pilihanku…. Syukurku….. Begitu tertegunnya aku tatkala sebuah firman-Mu Sadarkanku…. Prisma Intania Umami Siswa Kelas VII U MTsN Gresik
Mahal dalam Kekosongan
Dunia dibuat sempit Akhirat dibuat absrtak Langit pun suram Gara-gara mereka Mereka tersadar, tapi Itu tidak bermanfaat di akhirat Mereka berbicara, tapi Bicaranya penuh dengan kobaran hawa nafsu dan kebodohan Mereka beriman, tapi Imannya dengan berhala dan taghut Mereka berdebat, tapi Debatnya dengan kebatilan dan menjerumuskan dari kebenaran Mereka berdo’a, tapi Memohon do’a dengan menyekutukan-Nya Mereka berdzikir, tapi Tidak ada rasa selembar ikhlas sedikit pun Mereka melaksanakan shalat, tapi Dengan shalat yang penuh kelalaian Mereka menghakimi, tapi Bertindak dengan hukum jahiliyah Siapakah mereka ? Merekalah orang yang buta dan keras hatinya Mereka berkeliaran di mana-mana Astaghfirullahal’adzim Muhammad Maimun Siswa/Santri SMA Nurul Jadid, XII Bahasa 1 Paiton Probolinggo
62
MPA 341 / Februari 2015
Teruntuk Kakak
Maaf aku tak bisa turut merayakan kemenangan yang sudah sering kita nantikan. Maaf disini aku hanya bisa menutupi kesedihan yang dibekukan keadaan. Mungkin hanya ucapan yang bisa mewakilkan segala perasaan. Bagimu; aku sebatas kesunyian yang terus meramaikan kesedihanmu. Ketahuilah, doaku takkan pernah lupa menyebutmu. Tentang masa depanmu; aku tak pernah lupa memikirkan di pra-tidurku. Selama ini; kesan persaudaraan yang menyambung sebatas kekerabatan yang diformalkan. Namun, saat ini tlah kutemukan kasih sayang yang sakral; yang menjadikan kau pemenang dari yang tersayang. Selama ini, kita hanya sebatas permasalahan yang tak terselesaikan. Kadang jarak memang bisa merubah keadaan; dari kehilangan menjadi saling menemukan tuk mengingatkan kebaikan. Rizkiatul Mufarihah, Jalan Pucang Jajar Selatan No. 24 Surabaya
Sepatu Bunda
Yang dibawah tak selalu kotor Yang berkilau tak selalu berlian Cukuplah Dia yang tahu Bagaimana matanya melihatku Menjaga cinta yang diselimuti kasih sayang Semoga langkahmu selalu nyaman Walau belum memberi alas surga untukmu Meryta Fitri Pamungkas Jalan Kademangan 02 RT/RW 04/01 Desa Talang, Kec. Rejoso, Kab.Nganjuk, Jatim 64453
Tetes Air Mata Sang Ibu
Petir menyambar-nyambar Langit gelap gulita Terdengar suara tangisan Tangisan kekecewaan dan sakit hati Wahai ibu Usaplah air matamu Ceritakanlah padaku Tentang apa yang sudah engkau alami Wahai ibu Ini aku anakmu Aku akan menjadi anak yang baik Janganlah menangis ibu
Wahai ibu Engkau sangatlah berjasa dalam keluarga ini Tanpa ibu hidupku kosong Bersabarlah ibuku tercinta Wahai ibu Jauh di dalam hatimu Kau telah tersakiti Oleh sang suami yang telah mengkhianati Wahai ibu Hanya Tuhan-lah yang bisa menyelesaikan ini Tuhan-lah yang dapat mengerti perasaan ibu Mari berdo’a untuk kehidupan kita Agar tetap tenteram dan sejahtera Helfrida M. R. Sogara MTs Raden Paku Trenggalek
27 Jalan Suci
Apakah telah nampak semburat mentari pagi di kelopak matamu? Apa telah hilang garis fajar yang kugambarkan kemarin sore untukmu? Hari ini bukan hari kemarin saat kututup wajah ini dengan lembaran kertas yang kubuang tepat diwajahmu Kau pun bukan seseorang yang kemarin Yang masih menatap dengan sinar mata benci pada kelincahan jari ini Ibu jari yang sempat ingin kau potong kini malah semakin kuat untuk terus menuliskan kata kehancuran bagimu Andai kau tahu, itu hanya skenario awal Tuhan untuk jari kita Jari yang kan membabat habis 27 semak belukar yang tumbuh subur didepan sana Membentang 27 jalan dengan 19 petunjuk untuk menuntunmu membuat jari yang sepadan denganku Di 27 jalan suci itu, Desiran angin seakan membelai halus hati yang kini semakin tua dan rapuh Tidakkah kau lihat ke arah mana daun itu jatuh hari ini? dia jatuh diatas tumpukan kertas yang dulu sering kubuang pada wajahmu dan wajah Nya Peluh ini sedikit deras memandikan jiwa yang sebenarnya tak lagi ada didepanmu Jauh, memang sangat jauh Namun Tuhanku tidak Dia sediakan skenario baru untuk langkahku Hanya menunggumu memilih di 27 jalan suci yang tersedia Ainun Rizqi Jl. Batu Raden 1 No. 3 Jember Kodepos 68101
TTM EDISI 341
Bulan FEBRUARI 2015
TTM Edisi 341
MPA
DAFTAR PERTANYAAN MENDATAR : 1. Penguasa tertinggi pada suatu kerajaan 3. Mati (bhs Inggris) 6. Kantor Urusan Agama 7. Bagian rumah untuk menyimpan mobil 8. Tanah yang diusahakan ditanami 11. Waktu tertentu bertalian dengan iklim 14. Minyak pelumas 16. Panggilang kakak laki-laki 19. Pemerintahan yang berdiri sendiri 22. Senyawa kimia berbau menusuk, biasa dipakai pada pupuk/obat-obatan 23. Bangsa yang disebut sebagai nama surat dalam Al-Qur’an 24. Keadaan yang tampak di luar 25. Gelar bangsawan Bugis MENURUN : 1. Warna, corak 2. Bersifat dasar, pokok. 3. Berakal, cerdik, pandai 4. Salah satu Nabi kita 5. Tidak cerdas, bodoh, bebal 9. Nama benua 10. Orang kedua 12. Masakan berkuah, berbahan baku ayam/daging 13. Kalimat, kata yang dipakai sebagai semboyan 15. Bahan bakar minyak 17. Alat musik gesek 18. Pelatihan umum yang terakhir kali sebelum pelaksanaan 20. Cairan dari hasil sadapan bunga kelapa 21. Panggilan orangtua perempuan
KUPON
No : 341
JAWABAN TTM NO. 340 Mendatar : 1.ABADI 3.SOLID 5.AD 6.OPERASI 9.BANTAL 12.JAIS 13.IRAMA 16.SESAL 18.ARTI 21.PAGODA 23.PERDANA 24.INANG 25.GUGUR Menurun : 1.ANDA 2.ISOLASI 3.SLEDRI 4.DAI 5.ABSENSI 7.RS 8.SI 10.NAJIS 11.KARAPAN 14.ANIMO 15.TAMPANG 17.LADANG 19.KE 20.SD 22.DAUR 23.PMI
Peraih Hadiah TTM No. 340 1. Susanah, S.Pd. MAN Mojosari Jl. Hasanudin No.38 Mojosari Mojokerto (61382) 2. Sunnaini, S.Pd.I. MTs Darul Ulum Jl. Toghhur Billah Ds. Batuputih Kenek kec. Batuputih, Kab. Sumenep (69453) 3. Mi’rojul Asyarati MA Darul Ulum Jl. Diponegoro 108 Ds. Ngabar kec. Jetis, Mojokerto (61352) 4. Sigit Pamungkas Perum Bumi Mangli Permai Blok ID-9 Jember (68136) 5. Hilma Radhia Mahmudah MI Tarbiyatus Shibyan Kembiritan, Genteng, Banyuwangi
Ketentuan : 1. Jawaban ditulis pada kartu pos dan ditempeli kupon sesuai dengan nomornya. 2. Jawaban dikirim ke redaksi MPA paling lambat akhir Februari 2015 (cap pos). 3. Peraih hadiah diumumkan pada MPA edisi 342.
MPA 341 / Februari 2015
63
Panggilan : Iam
Panggilan : Idah
TTL : Ponorogo, 27 September 2005
TTL : Magetan, 28 Juli 2006
Alamat : Dwija Regency
Alamat : Ds. Temboro RT.02 RW 02
JL. Ir. H. Juanda Tonatan Ponorogo
Kec. Karas Kab. Magetan
Hobi : Membaca dan Pidato
Cita-cita : Guru
Cita-cita : Menjadi anak sholih, berguna bagi Agama Nusa dan Bangsa Orangtua : M. Sudartono, S.Ag, MA dan Ifrotul Hidayah, S.Ag, MA
Orangtua : Saefuddin, S.PdI, M.MPd dan Leyla Samratulangi
Panggilan : Arin
Panggilan : Asi
TTL : Sumenep, 13 Januari 2012
TTL : Sumenep, 11 Oktober 2006
Alamat : Jl. Masjid Karang Anyar
Alamat : Jl. Sekar Wangi Lenteng
Ganding Sumenep
Timur, Lenteng, Sumenep
Hobi : Menyanyi
Hobi : Menggambar
Cita-cita : Guru Ngaji Profesional Orangtua : Ahmad, S.PdI. dan Nuraini, S.Pd.I.
Cita-cita : Seniman, Orangtua : Masjudi, S.Pd.I. dan Istianah, S.Pd
Panggilan : Dhika
Panggilan : Zahra
TTL : Sidoarjo, 27 Juli 2013
TTL : Surabaya, 24 Juli 2013
Alamat : Jl. Ahmad 18 RT 03 RW 10
Alamat : Jl. Jetis Kulon 1 No. 21
Pepelegi, Waru, Sidoarjo Alamat : Membaca dan Menulis Cita-cita : Penulis Orangtua : Slamet Hermansyah, SH dan Dwi Ratnasari, Amd. PK
64
Hobi : Nonton TV
MPA 341 / Februari 2015
Wonokromo, Surabaya Hobi : Berenang Orangtua : J. Adi Wirasmono dan Fikrotuz Zakiyah
Oleh: Nanang M. Safa’*)
H
ari ini hari Senin. Saatnya upacara bendera. Waktu sudah menunjukkan jam enam lebih lima puluh menit. Berarti tersisa waktu sepuluh menit bagiku jika tidak ingin terlambat. Kukayuh sepedaku lebih cepat. Sampai di jalan perempatan yang merupakan pusat lalu lintas kecamatan, terlihat orang-orang berderet hampir sepanjang lima belas meter. Aku hentikan kayuhan sepedaku dan ikut berjejer mengantre untuk bisa lewat. Jalan ini memang merupakan jalan utama, tepat melintas di depan pasar kecamatan, dan hari ini adalah hari pasaran paling ditunggu masyarakat, yakni pasaran Pon. Tak heran jika hari ini penuh sesak. Jalan ini memang bukan jalan satu-satunya menuju sekolahku, namun jika ingin melewati jalan satunya lagi harus memutar hampir dua kilo meter di sisi Timur, sedangkan jika melewati jalan ini hanya tinggal setengah kilo meter sudah sampai. Jadi aku pikir sia-sia juga jika aku harus memutar arah. Lagian jalan alternatif ke sekolahku itu juga banyak yang becek ketika musim penghujan seperti bulan ini. Antrean semakin panjang. Aku lirik jam tangan yang menempel di lengan kiriku, jam enam lebih lima puluh lima menit. Tinggal lima menit lagi pasti aku terlambat. Suara orangorang mulai gaduh. Seorang bapak muda yang memboncengkan anaknya berseragam SD nyelonong masuk ke lajur kanan, disusul bentor dan beberapa pengendara sepeda motor para nelayan yang barusan pulang melaut. Tepat di sampingku sebuah sepeda motor dengan knalpot brong. Pengemudinya seorang remaja tanggung dengan rambut sedikit diwarna merah. Sisa pembakaran yang keluar dari knalpot motornya begitu mengganggu, belum lagi suaranya yang memekakkan telinga. Aku buru-buru menutup hidung dengan ujung jilbab yang aku kenakan. Suasannya benar-benar kacau. Aku galau. Aku pasti terlambat sampai di sekolah, alamat kena sanksi. Dua orang polisi yang ada di lokasi juga kelihatan
kebingungan harus mulai dari mana menertibkannya agar kemacetan bisa segera terurai. Pada saat-saat seperti itu, tiba-tiba aku teringat Kang Su –demikian orang-orang menyebutnya-. Nama lengkapnya tidak ada orang yang tahu. Riwayat keluarganya juga tidak banyak yang tahu. Yang pasti hampir semua orang tahu adalah kebiasaan Kang Su pada setiap hari pasaran. Dengan berbaju coklat ala polisi yang sudah pasti kebesaran, bersepatu brok ala polisi juga, lengkap dengan peluit beserta tali slempangnya di pundak, Kang Su dengan penuh semangat mengatur lalu lintas di depan pasar kecamatan. Ketika itu tidak pernah sekalipun semacet seperti sekarang ini, palingpaling sedikit lambat karena para pedagang musiman suka menggelar dagangannya di pinggir-pinggir jalan yang tidak lebar itu. Atau karena bentor dan pick-up yang menurunkan barang semau-maunya. Jika sudah demikian, Kang Su dengan wajah dingin, dengan suara keras mengomeli mereka hingga mereka mau pergi ke tempat yang lebih lapang. Lalu kami anak-anak sekolah mendapat prioritas untuk jalan. Tidak ada seorangpun yang berani menentang perkataan Kang Su, paling hanya ngomel sambil berlalu. Kami anak-anak sekolah justru sangat terbantu dengan kehadiran Kang Su. Makanya kami juga tidak perduli dengan perkataan orang, “Hati-hati lo jika bertemu Si Su, dia itu tidak waras!” Toch kami tidak pernah diganggu oleh Kang Su. Hingga kami dengar khabar bahwa Kang Su tertabrak angkudes ketika hendak menunaikan tugasnya mengatur lalu lintas di depan pasar kecamatan. “Doonn!” Aku tersadar, ternyata kemacetan telah mulai bisa diurai. Aku kayuh sepedaku pelan. Syukurlah aku tidak sendirian. Beberapa temanku dan dua orang guruku juga pasti terlambat. *)Guru MTsN Watulimo Trenggalek.
MPA 341 / Februari 2015
65
Decak kagum sejumlah tokoh barat yang cerdas terhadap:
“ISLAM & NABI MUHAMMAD SAW”
U
mat Islam harus merasa mulia dengan agamanya karena ajaran Islam adalah ajaran yang agung, dibawa oleh seorang Nabi yang agung pula. Di tengah derasnya intimidasi, kebencian, dan fitnahan dunia barat terhadap Islam dan Nabi Muhammad Saw, untuk melahirkan “Gerakan Islamophobia Global”, terakhir kemarin dengan peristiwa “Majalah Satire Charlie Hebdo di Perancis” yang gemar melecehkan Nabi kita Muhammad Saw; maka disisi lain perlu kita ketahui pandangan sejumlah tokoh barat yang cerdas dan ternama(non muslim) terhadap Islam dan Nabi Muhammad Saw, antara lain sebagaimana dituturkan berikut ini. Gottfried Wilhelm Leibniz dalam buku Theodize (1710), “memuji Nabi Muhammad, karena menyebarkan agama fitrah untuk manusia di dunia”. Pada 1756, Voltaire menerbitkan Essai sur les Moeurs. Di dalamnya terdapat sebuah bab tentang Nabi Muhammad Saw yang berjudul de l’Arabie et le Mahomet, beliau berpendapat bahwa, “Nabi Muhammad adalah seorang yang bijaksana , memiliki visi jauh kedepan, serta seorang panglima perang yang agung”. Phillip K. Hitti dalam The History of the Arabs, menyatakan, “Pada zaman Muhammad dan setelah beliau wafat, bumi Arab berubah secara magis menjadi tempat yang dipenuhi para pahlawan yang tidak mungkin dapat ditemui di tempat-tempat lain. Strategi perang yang digunakan oleh Khalid Al-Walid dan Amr bin AlAsh di Irak, Suriah, dan Mesir begitu cemerlang dan hebat sampai mampu mengungguli kecermelangan dan kehebatan Napoleon, Hannibal, bahkan Alexander”. Montgomery Watt dalam Mohammad at Mecca mengatakan, “Menurut pendapat saya, budi pekerti Muhammad yang mulia dan kebenaran yang diajarkannya adalah sebab utama beliau mendapatkan dukungan dan kesetiaan dari Abu Bakar dan Umar, serta kekuatan dan keberanian Khalid bin Walid dan Amru bin Ash”. Stanley Lane Poole dalam The Speeches and Table Talk of Prophet Muhammad mengatakan, “Terhimpun pada diri (Muhammad) sifat lemah lembut dan gagah berani sehingga seseorang yang mencoba menilainya akhirnya akan mengagumi dan mengasihinya. Beliau adalah orang yang sanggup menghadapi kemarahan kaumnya. Beliau juga tidak mudah melepaskan tangannya ketika bersalaman. Beliau mengasihi anak-anak dan senantiasa melemparkan senyuman disamping menuturkan kata-kata indah yang mulia kepada mereka. Persahabatannya yang tulus, sikap pemurah, keberanian, dan ketabahan yang ada padanya, semua ini mencairkan kritikan dan sebaliknya melahirkan kekaguman”. Islam adalah contoh yang baik untuk aspek kebebasan dan toleransi. Dr. Robert Briffault dalam bukunya The Making of Humanity dalam Bab “Dar Al-Hikmet”, mengatakan, “Golongan Kristen menikmati kebebasaan sepenuhnya pada masa pemerintahan Islam di Spanyol. Mereka mempunyai pendeta utama atau uskup dan beberapa
66
MPA 341 / Februari 2015
biara. Pendeta-pendeta Kristen terlihat berjalan di jalanjalan di Cordova tanpa gangguan. Golongan Yahudi juga menikmati konsep toleransi beragama yang dilaksanakan di bawah pemerintahan Islam sebagai dampak dari evolusi budaya yang terjadi. Konsep dan budaya ini kemudian mereka sebarkan di kawasan-kawasan pelosok yang tidak mengenal arti peradaban”. Berkaitan dengan status perempuan, Karen Amstrong dalam MSNBC News (online) 29 Oktober 2001 mengatakan, “Tidak ada satupun agama utama di dunia yang benar-benar memuliakan wanita, termasuk agama Kristen (yang didominasi oleh kaum lelaki). Sebaliknya, Nabi Muhammad begitu serius memberikan kebebasan kepada wanita. Di dalam Quran, tidak ada petunjuk untuk mengesampingkan wanita. Bahkan, para wanita Islam pada tahap awal kebangkitan Islam berperang bersama-sama dengan kaum laki-laki. Para isteri Nabi-pun berperan dalam bidang politik dan memiliki kekuasaaan politik”. “Islam sudah memimpin dunia dalam bidang ilmu dan peradabaan. Tanpa Islam, Barat tidak mengecap Era Kebangkitan atau Renaissance”. Hal ini dinyatakan dengan tegas oleh Carleton S. (Carly) Fiorina, mantan CEO HewlettPackard, sewaktu beliau menyampaikan pidatonya yang berjudul “Technology, Business, and Our Way of Life : What’s Next” pada 26 September 2001 di Menneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, selepas tragedy pengeboman 2 Gedung Menara Kembar di Amerika. Pandangan dan penilaian jujur dan cerdas dari sebagian tokoh Barat yang terdiri dari filosof, cendekiawan,ilmuwan, peneliti, sejarawan, budayawan, politisi, ekonom dst, diatas tentang Islam sebagai agama (fitrah, yang mengajarkan kebenaran, kebebasan dan toleransi, keadilan, yang menghormati kedudukan perempuan, yang telah memimpin dunia dalam ilmu pengetahuan dan peradaban dst); Yang menghormati dan mendudukkan Nabi Muhammad Saw sebagai (orang yang bijaksana, berakhlaq mulia dan berbudi luhur, lemah lembut dan murah senyum, lisannya terjaga dengan kata-kata yang indah, senang silaturahim penuh keakraban, menyayangi anak-anak/generasi muda, membangun persahabatan yang tulus, pemurah, pelayan umat yang baik, mampu mengendalikan amarah, visioner, ahli strategi sekaligus panglima perang yang agung) ; Telah memberi dampak positif kepada para sahabat dan pengikutnya antara lain berupa (sikap yang menyayanginya, kesetiaan,kejujuran, keberanian, kepahlawanan); Dan bagi musuh dan lawan-lawannya, telah membuat dan membuatnya menjadi (kekaguman pada diri Rasulullah Saw). Sungguh amat sangat berbeda dengan pandangan sinis dan nista dari sebagian tokoh dan masyarakat barat yang lain termasuk Charlie Hebdo yang suka menebar fitnah bernada kebencian yang menyimpan agenda tersembunyi. (diolah dari al-quran for life excellence dr.d.z.abidin 2008 dan sumber lain) •Ahar