DAMPAK LAMA TRANSPORTASI TERHADAP PENYUSUTAN BOBOT BADAN, pH DAGING PASCA POTONG DAN ANALISIS BIAYA TRANSPORTASI SAPI POTONG PERANAKAN ONGOLE (PO) DAN SHORTHORN
O L E H
KARINA MIA BERUTU 030306002
DEPARTEMEN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
DAMPAK LAMA TRANSPORTASI TERHADAP PENYUSUTAN BOBOT BADAN, pH DAGING PASCA POTONG DAN ANALISIS BIAYA TRANSPORTASI SAPI POTONG PERANAKAN ONGOLE (PO) DAN SHORTHORN
O L E H
KARINA MIA BERUTU 030306002
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti ujian akhir di Departemen Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
DEPARTEMEN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007 Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
Judul Penelitian
: Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn.
Nama
: Karina Mia Berutu
NIM
: 030306002
Departemen
: Peternakan
Program Studi
: Produksi Ternak
Disetujui Oleh, Komisi Pembimbing :
( Ir. Iskandar Sembiring, MM ) Ketua
( Ir. Yunilas, MP ) Anggota
Mengetahui :
( Dr. Ir. Zulfikar Siregar, MP ) Ketua Departemen
Tanggal ACC :
Desember 2007
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
RIWAYAT HIDUP
KARINA MIA BERUTU, lahir pada tanggal 22 April 1985 di Medan, Sumatera Utara. Anak ketiga dari empat bersaudara dari Ayahanda Drs. J.Berutu dan Ibunda K. Br Nahampun. Pengalaman hidup yang telah ditempuh penulis hingga saat ini : Riwayat Pendidikan : ∗
Tahun 1992 memasuki SD Santo Yoseph Medan dan tamat tahun 1997.
∗
Tahun 1997 memasuki SLTP Immanuel Medan dan tamat tahun 2000.
∗
Tahun 2000 memasuki SMU Negeri 2 Medan dan tamat dari kelas IPA tahun 2003.
∗
Tahun 2003 memasuki Perguruan Tinggi Negeri Universitas Sumatera Utara – Medan melalui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru).
∗
Tanggal 6 Juni sampai dengan 6 Agustus 2006 mengikuti Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Lela Wangsa Sentana Desa Pangkalan Batu Kecamatan Brandan Barat Kabupaten Langkat.
∗
Pada bulan Juni sampai Agustus tahun 2007 mengadakan penelitian di PT. Lembu Andalas Langkat desa Arascondong Kecamatan Stabat Lama Kabupaten Langkat Propinsi Sumatera Utara, Peternakan Rakyat desa Tiga Panah Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo dan Tiga Rumah Potong Hewan (RPH).
Pengalaman organisasi : ∗
Panitia Natal Departemen Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara tahun 2003 sebagai Bendahara.
∗
Bulan Oktober tahun 2005 mengikuti acara Musyawarah Wilayah Petenakan di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
∗
Anggota Himpunan Mahasiswa Departemen Peternakan (HMD) di bidang Kewirausahaan Periode 2006-2007.
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
∗
Bulan April tahun 2006 mengikuti acara ”Penanaman Seribu Pohon” di desa Sipiso-piso Kabupaten Karo yang diadakan oleh Ikatan Mahasiswa Karo (IMKA) Mbuah Page Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
∗
Asisten di Laboratorium Anatomi dan Fisiologi Ternak Departemen Petenakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
∗
Bulan Juli tahun 2007 mengikuti acara Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia (HPDKI) untuk Wilyah Sumatera Utara di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
.
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
ABSTRACT Karina Mia Berutu, 2007 “The Effect of Transportation to Body Weight Reduction, Meat pH, and Analyzed Transportation Cost of Ongole Hybrid and Shorthorn Beef Cattles” under adviced of Ir. Iskandar Sembirng, MM as Supervisor and Ir. Yunilas, MP as co-Supervisor. This research was conducted in Lembu Andalas Langkat Sumatera Farm, at Aracondong village, Stabat Lama sub-district, Langkat district of North Province, Traditional Farm, at Tigapanah village, Tigapanah sub-district, Karo district and Animal Slaugher House (RPH). The research was conducted about two month, from Juni until August 2007. The objectives of this research was to observe the effect of transportation on body weight reduction, meat pH and analyzed transportation cost of Ongole Hybrid and Shorthorn beef cattles. The research was using factorial Group Randomized Design, which was consist of 2 x 4 i.e. first factor beef cattles were S1 = Ongole Hybrid beef cattle (range body weight 207 – 477 kg), S2 = Shorthorn beef cattle (range body weight 330 – 605) and second factor effect transportation i.e. T1 = 1 (one) hours transportation, T2 = 2 (two) hours transportation, T3 = 3 (three) hours transportation and T4 = 4 (four) hours transportation. Each group treatments consist of 3 replication and totally used 24 beef catle. Data was analyzed by ANOVA to test significant difference all of the parameters: body weight reduction, meat pH, and analyzed of transportation cost. The results statistics of this research showed very significant difference on body weight reduction, meat pH, and analyzed transportation cost. In conclusions, the lowest body reduction was on PO (Ongole Hybrid) cattle which took one hours transportation, i.e. 2 kg, the lowest meat pH was on PO (Ongole Hybrid) cattle which took two hours transportation i.e. 5,57 and the cost transportation lowest was on Shorthorn cattle which took one hours transportation i.e. Rp 35.300.
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
ABSTRAK
Karina Mia Berutu, 2007 ”Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn” di bawah bimbingan bapak Ir. Iskandar Sembiring, MM sebagai ketua komisi pembimbing dan ibu Ir. Yunilas, MP sebagai anggota komisi pembimbing. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Lembu Andalas Langkat Desa Arascondong Kecamatan Stabat Lama Kabupaten Langkat Propinsi Sumatera Utara, Peternakan Rakyat Desa Tiga Panah Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo dan Tiga Rumah Potong Hewan (RPH) dari bulan Juni sampai dengan bulan Agustus 2007. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dampak lama transportasi terhadap penyusutan bobot badan, pH daging pasca potong serta analisis biaya transportasi sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok pola faktorial 2x4 yaitu faktor I bangsa sapi yaitu S1 (Sapi Peranakan Ongole), S2 (Sapi Shorthorn) dan faktor II lama transportasi yaitu T1 = 1 jam, T2 = 2 jam, T3 = 3 jam dan T4 = 4 jam. Masingmasing perlakuan diulang 3 kali sehingga jumlah sapi yang diteliti adalah 24 ekor. Data dianalisis dengan analisis keragaman untuk menguji pengaruh lama transportasi terhadap penyusutan bobot badan, pH daging pasca potong dan analisis biaya transportasi. Hasil analisis statistik diperoleh bahwa lama transportasi berpengaruh sangat nyata terhadap penyusutan bobot badan, pH daging pasca potong dan analisis biaya transportasi. Kesimpulan penelitian ini, penyusutan bobot badan terendah pada sapi PO (Peranakan Ongole) lama transportasi 1 jam yaitu 2 kg, nilai pH pasca potong terendah pada sapi PO (Peranakan Ongole) lama transportasi 2 jam yaitu 5,57 dan biaya transportasi terendah pada sapi Shorthorn lama transportasi 1 jam yaitu Rp 35.300.
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn”, yang merupakan salah satu syarat untuk dapat mengikuti ujian akhir di Departemen Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Ir. Iskandar Sembiring, MM selaku Ketua Komisi Pembimbing dan kepada Ibu Ir. Yunilas, MP selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran, tenaga dan dorongan maupun memberikan informasi yang berharga bagi penulis. Penulisan skripsi ini didasarkan kepada pedoman penulisan skripsi yang dikeluarkan oleh Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Jika terdapat kekurangannya penulis mengharapkan saran dan kritik dalam penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Medan,
November 2007
Penulis
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI ABSTRAK...................................................................................................
i
ABSTRACT ................................................................................................
ii
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................
iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................
v
DAFTAR ISI ..................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
ix
PENDAHULUAN Latar Belakang ..................................................................................... Tujuan Penelitian ................................................................................. Kegunaan Penelitian............................................................................. Hipotesis Penelitian ..............................................................................
1 3 4 4
TINJAUAN PUSTAKA Sapi Potong............................................................................................. Pengangkutan Ternak (Transportasi)...................................................... Penimbangan Bobot Badan..................................................................... Faktor-faktor Terjadinya Penurunan Bobot Badan................................ pH Daging............................................................................................... Biaya Transportasi..................................................................................
5 8 10 11 13 16
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ Bahan dan Alat Penelitian .................................................................... Bahan ............................................................................................. Alat..................................................................................................... Metode Penelitian ................................................................................ Parameter Penelitian............................................................................. Penyusutan Bobot Badan................................................................... pH Daging Pasca Potong ................................................................... Analisis Biaya Transportasi ............................................................. Prosedur Penelitian .............................................................................. Transportasi Ternak ........................................................................ Penimbangan Bobot Badan.................................................................
20 20 20 20 20 22 22 22 23 23 23 23
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
Analisis Biaya Transportasi................................................................ Pengambilan Sampel dan Pengukuran pH daging..............................
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil .................................................................................................... Penyusutan Bobot Badan .............................................................. pH Daging Pasca Potong............................................................... Analisis Biaya Transportasi .......................................................... Pembahasan......................................................................................... Penyusutan Bobot Badan .............................................................. pH Daging Pasca Potong............................................................... Analisis Biaya Transportasi ..........................................................
23 23
25 25 25 26 28 28 30 33
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ........................................................................................ 36 Saran ................................................................................................... 36 REKAPITULASI DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL Hal. 1.
Rataan dampak lama transportasi terhadap penyusutan bobot badan sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn (kg/ekor)
25
2.
Rataan dampak lama transportasi terhadap pH daging pasca potong sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn
26
3.
Rataan dampak lama transportasi terhadap analisis biaya transportasi sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn (x 000/ekor)
27
4.
Analisis keragaman lama transportasi terhadap penyusutan bobot badan sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn
28
5.
Uji BNT pengaruh bangsa terhadap penyusutan bobot badan sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn
28
6.
Uji BNT pengaruh lama transportasi sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn terhadap penyusutan bobot badan
29
7.
Uji BNT pengaruh interaksi lama transportasi dengan bangsa sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn terhadap penyusutan bobot badan
30
8.
Analisis keragaman lama transportasi terhadap pH daging pasca potong sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn
31
9.
Uji BNT pengaruh bangsa terhadap pH daging pasca potong sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn
31
10. Uji BNT pengaruh lama transportasi terhadap pH daging pasca potong sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn
32
11. Analisis keragaman lama transportasi terhadap biaya transportasi sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn
33
12. Uji BNT pengaruh bangsa terhadap analisis biaya transportasi sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn
33
13. Uji BNT pengaruh lama transportasi terhadap analisis biaya transportasi sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn
34
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
14. Uji BNT pengaruh interaksi lama transportasi dengan bangsa terhadap biaya transportasi sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn
35
DAFTAR LAMPIRAN Hal. 1.
Data lama transportasi terhadap penyusutan bobot badan sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn
40
2.
Rataan dampak lama transportasi terhadap penyusutan bobot badan sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn (kg/ekor)
41
3.
Tabel Dwikasta penyusutan bobot badan sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn
41
4.
Uji BNT pengaruh lama transportasi terhadap penyusutan bobot badan sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn
41
5.
Uji BNT pengaruh bangsa terhadap penyusutan bobot badan sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn
41
6.
Uji BNT pengaruh interaksi bangsa dengan lama transportasi terhadap penyusutan bobot badan sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn
42
7.
Data lama transportasi terhadap ph daging pasca potong sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn
42
8.
Tabel Dwikasta ph daging pasca potong sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn
42
9.
Uji BNT pengaruh bangsa terhadap pH daging pasca potong sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn
43
10.
Uji BNT pengaruh lama transportasi terhadap pH daging pasca potong sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn
43
11.
Data lama transportasi terhadap biaya transportasi sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn
43
12.
Rataan dampak lama transportasi terhadap analisis biaya transportasi sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn
48
13.
Tabel Dwikasta analisis biaya transportasi sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn
48
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
14.
Uji BNT pengaruh interaksi lama transportasi dengan bangsa terhadap biaya transportasi sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn
48
15
Uji BNT pengaruh lama transportasi terhadap analisis biaya transportasi sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn
49
16
Uji BNT pengaruh bangsa terhadap analisis biaya transportasi sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn
49
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
PENDAHULUAN
Latar Belakang Perkembangan transportasi terwujud dalam bentuk kemajuan alat angkut yang selalu mengikuti dan mendorong kemajuan teknologi transportasi. Perkembangan ini telah memupus berbagai kesulitan transportasi dalam kehidupan manusia yang tidak terjamah oleh kemajuan untuk jutaan tahun lamanya. Transportasi menciptakan dan meningkatkan tingkat aksebilitas (degree of accessibility), dari potensi-potensi sumber alam dan luas pasar. Sumber alam yang semula tidak terjangkau akan termanfaatkan dapat diolah, sekalipun dapat pasar internal yakni lebih banyak yang bisa dijual dalam batas luas pasar yang sama dan eksternal yakni terbukanya pasar yang baru di lokasi yang lain. Transportasi terkait pula dengan produktivitas. Kemajuan transportasi membawa peningkatan mobilitas manusia, mobilitas faktor-faktor produksi dan mobilitas hasil olahan yang dipasarkan. Transportasi juga berhubungan dengan kegiatan peternakan yang salah satunya adalah perdagangan sapi potong antar daerah sehingga dibutuhkan sarana dan prasarana transportasi. Untuk mengirim ternak dari sentra produksi ke sentra konsumsi diperlukan sarana transportasi darat dan laut. Sarana transportasi darat terdiri dari penggiring ternak, kendaraan truk/pick-up dan gerbong kereta api. Sementara itu sarana transportasi laut terdiri dari kapal laut yang mencakup jenis kapal barang, kapal roro dan feri. Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
Salah satu fasilitas yang digunakan dalam usaha perdagangan ternak sapi potong adalah transportasi dengan menggunakan kendaraan truk/pick-up. Penggunaan angkutan truk/pick-up memperlihatkan tiga pola transaksi, yaitu milik pengusaha sendiri, sewa truk/pick-up balen dan jasa ekspedisi. Pengusaha perorangan
biasanya
terbatas
untuk
wilayah
tertentu.
Pedagang
yang
menggunakan truk sendiri mendapat keuntungan ganda yaitu dari perdagangan ternak dan jasa angkutan. Mereka lebih fleksibel, karena kadangkala kedua usaha tersebut saling menutupi satu sama lain, namun tetap memberikan keuntungan. Hal lain yang dapat diandalkan dalam peningkatan produksi daging sapi adalah dengan pembangunan usaha peternakan baik usaha sapi potong lokal maupun sapi potong import. Perusahaan sapi potong import biasanya memiliki usaha yang lebih besar bila dibandingkan dengan usaha ternak sapi potong lokal yang umumnya sebagai usaha sampingan. Selain harga produk dan produk substitusinya, permintaan daging sapi juga dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, jumlah penduduk dan selera masyarakat. Untuk kondisi Indonesia, sentra konsumsi daging sapi masih berada di sekitar wilayah perkotaan. Permintaan di wilayah ini cenderung lebih tinggi, karena jumlah penduduk yang lebih padat dengan tingkat pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan wilayah pedesaan. Pengangkutan atau transportasi yang digunakan oleh ternak sapi antar pulau pada umumnya dapat mengakibatkan stres, sehingga dapat mempengaruhi nafsu makan dan pada akhirnya dapat menurunkan berat badan ternak sapi. Untuk itu diperlukan penanganan yang cermat dalam pengangkutan antar pulau dan daerah, sehingga tidak saja faktor jalan yang mempengaruhinya tetapi kondisi
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
kendaraan yang dipergunakan, kepadatan ternak, iklim/cuaca pada saat pengangkutan serta ketersediaan makanan pada waktu diperjalanan. Permasalahan yang muncul adalah lokasi antara daerah sentra konsumsi (rumah potong hewan) dengan beberapa daerah sentra produksi berjarak relatif jauh. Beberapa sentra produksi sapi potong di Sumatera Utara antara lain adalah desa Tiga Panah Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo, desa Arascondong Kecamatan Stabat Lama Kabupaten Langkat dengan daerah sentra produksi paling jauh adalah Kabupaten Langkat. Untuk mengatasi jauhnya lokasi peternakan dan rumah potong hewan maka transportasi (pengangkutan) ternak truk/pick-up menjadi sarana utama. Perjalanan antar sentra produksi menuju rumah potong membutuhkan waktu yang beragam karena adanya variasi jarak, ketidakteraturan jadwal pengangkutan serta tidak memadainya perawatan selama di perjalanan mengakibatkan stres pada ternak dan sangat memungkinkan terjadinya penurunan bobot badan dan kualitas daging pasca pemotongan. Lama transportasi tentunya juga berdampak pada peningkatan biaya transportasi dan kualitas daging yang dihasilkan. Oleh karena itu dilakukan penelitian ini untuk mengetahui dampak lama transportasi terhadap penyusutan bobot badan, pH daging pasca potong dan analisis biaya transportasi ternak pada dua bangsa sapi yang banyak dipotong yaitu sapi lokal Peranakan Ongole (PO) dan sapi Shorthorn yang ada di PT. Lembu Andalas Langkat, Kabupaten Langkat.
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
Tujuan Penelitian Untuk menguji dampak lama transportasi terhadap penyusutan bobot badan, pH daging pasca potong, dan analisis biaya transportasi pada sapi Peranakan Ongole (PO) dengan sapi Shorthorn. Kegunaan Penelitian -
Sebagai bahan informasi bagi peternak / pengusaha peternak sapi potong tentang pengaruh lama transportasi terhadap penyusutan bobot badan, pH daging pasca potong, dan analisis biaya transportasi.
-
Sebagai bahan referensi / informasi bagi penelitian dan kalangan akademis khususnya dari bidang ilmu peternakan.
Hipotesis Penelitian Lama transportasi berpengaruh terhadap penyusutan bobot badan, pH daging pasca potong, dan analisis biaya transportasi pada sapi Peranakan Ongole (PO) dengan sapi Shorthorn.
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
TINJAUAN PUSTAKA
Sapi Potong Menurut Bambang (2000), ternak sapi potong sebagai salah satu sumber makanan berupa daging, tetapi produktivitasnya masih sangat memprihatinkan karena volumenya masih jauh dari target yang diperlukan konsumen. Hal ini disebabkan oleh produksi daging masih rendah. Ada beberapa faktor yang menyebabkan volume produksi daging masih rendah, antara lain sebagai berikut: -
Populasi rendah.
-
Produksi rendah.
Sehubungan dengan perbaikan produksi melalui peningkatan mutu bibit bisa dilakukan dengan usaha penyilangan sapi lokal dengan sapi unggul dari luar. Oleh karena itu, pemerintah telah mendatangkan sapi-sapi jenis unggul ke Indonesia, yaitu brahman, hereford, shorthorn, aberdeen angus, limousin, simmental, dan lain-lain. Dewasa ini di dunia terdapat banyak sapi yang jumlahnya cukup banyak. Sehubungan dengan itu, peternak yang maju pasti akan selalu mengikuti perkembangan dunia peternakan, khususnya perkembangan bangsa sapi potong. Apalagi jika berkeinginan memperbaiki mutu sapi lokal, di samping harus
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
mengetahui bangsa-bangsa sapi luar negeri. Setidak-tidaknya harus mengenal bangsa-bangsa sapi tropis ataupun subtropis dan keturunanya. (Sarwono, 1984). Menurut Reksohadiprodjo (1984), adapun bangsa-bangsa sapi tropis yang sudah cukup populer banyak terdapat di Indonesia sampai saat ini ialah sapi bali, sapi madura, sapi ongole, dan american brahman sedangkan bangsa-bangsa sapi subtropis (Sapi Eropa) yang juga banyak diternakkan di Indonesia yaitu shorthorn, hereford, charolais, dan aberdeen angus. Menurut Suryadi (1988), sapi ongole merupakan bangsa sapi tropis yang memiliki asal usul, tipe, dan ciri-ciri yang dimiliki yakni: asal usul sapi ongole berasal dari India (Madras) yang beriklim tropis dan bercurah hujan rendah. Sapi ongole di Eropa disebut zebu, sedangkan di Jawa disebut sapi benggala. Tipe dari sapi ongole yaitu tipe potong dan kerja. Ciri-ciri yang dimiliki yaitu: -
Ukuran tubuh besar dan panjang.
-
Ponoknya besar, leher pendek, kaki panjang.
-
Warna putih, tetapi yang jantan pada leher dan ponok sampai kepala berwarna putih keabu-abuan, sedangkan lututnya hitam.
-
Ukuran kepala panjang dan tumpul yang pada bagian pangkal berukuran besar, tumbuh kearah belakang.
-
Gelambir lebar, bergantung, dan berlipat-lipat yang tumbuh sampai tali pusar.
-
Berat sapi jantan 550 kg, dan betina sekitar 350 kg.
Selanjutnya Suryadi (1988) mengatakan bahwa sapi shorthorn merupakan bangsa sapi subtropis (sapi Eropa) yang memiliki asal usul, tipe, dan ciri-ciri yang
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
dimiliki yakni: asal usul sapi shorthorn berasal dari Inggris. Tipenya adalah sapi potong. Ciri-ciri yang dimiliki yaitu: -
Kepala pendek dan lebar.
-
Tanduk pendek, menjurus ke arah samping, dan berujung melengkung ke depan.
-
Warnanya merah tua sampai muda, atau kombinasi merah dan putih, atau merah kelabu.
-
Bentuk tubuh segi empat, sisi badan rata.
-
Garis punggung lurus sampai dangkal pangkal ekor.
-
Berat badan sapi betina sekitar 750 kg dan jantan 1000 kg.
-
Sapi ini termasuk tipe potong yang terberat di antara bangsa sapi yang berasal dari Inggris. Berdasarkan data Departemen Pertanian tahun (2005) menunjukkan
bahwa jumlah sapi yang dipotong di dalam negeri rata-rata per tahun sekitar 1,7 juta ekor termasuk sapi import sedangkan jumlah sapi shorthorn yang dipotong di Sumatera Utara sebanyak 1000 ekor. Adapun ciri-ciri sapi peranakan ongole, yaitu: -
Warnanya putih.
-
Pada bagian kepala dan gumba sapi jantan berwarna keabu-abuan.
-
Mempunyai gelambir dari rahang hingga bagian ujung tulang dada.
-
Berat badan mendekati sapi ongole (sapi jantan 615 kg dan sapi betina 425 kg). Menurut Astuti (1994), jenis ternak sapi yang lazim di Sumatera Utara
adalah sapi peranakan ongole (PO). Sapi peranakan ongole (PO) merupakan Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
keturunan dari sapi ongole yang saat ini sudah banyak menyebar di seluruh Indonesia. Persilangan antara sapi Jawa asli (Madura) dengan sapi ongole secara grading up menghasilkan sapi peranakan ongole (PO) dimana perbedaannya hanya terletak pada kemampuan produksinya yang lebih rendah. Populasi ternak sapi potong di Sumatera Utara pada tahun 2005 sebesar 288.931 ekor dan meningkat pada tahun 2006 sebesar 289.278 ekor. Pengangkutan Ternak (Transportasi) Menurut Santosa (1995), faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam mengangkut ternak potong agar dapat mengurangi dampak stres dan penyusutan bobot badan, yaitu: -
Bila pengangkutan dilakukan pada musim kemarau, usahakan transportasi dilakukan pada waktu dinihari, subuh, atau sore hari.
-
Bila mengangkut ternak pada musim hujan, usahakan tubuh ternak tidak basah.
-
Jangan mencampurkan dengan ternak asing dalam satu alat angkut (truk).
-
Jangan mengangkut ternak yang baru saja kenyang diberi pakan hijauan. Ketika mengangkut ternak, usahakan jarak yang ditempuh kurang dari 24
jam perjalanan. Apabila jarak tempuh lebih dari 24 jam maka sebelum dilakukan transportasi sekurang-kurangnya ternak harus sudah diistirahatkan terlebih dahulu selama 5 jam, selanjutnya perhatikan ketersediaan pakan dan air serta kapasitas muatannya. Preconditioning adalah kegiatan tata laksana dalam pengelolaan awal yang langsung disesuaikan dengan kenyataan sebenarnya di perusahaan. Jadi, preconditioning dilakukan langsung di tempat usaha. Masa kritis bakalan pada saat dilakukan preconditioning adalah 21-28 Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
hari pertama setelah bakalan didatangkan ke lokasi usaha. Dalam upaya pemulihan aklimatisasinya, bukan saja terhadap keadaan lingkungan baru, tetapi juga dari pengaruh transportasi dalam perjalanan yang telah ditempuh ternak (Santosa, 2004). -
Untuk ternak sapihan yang akan diangkut lebih dari 8 jam, berikan pakan berupa biji-bijian yang berkualitas atau hay, sekurang-kurangnya 24 jam sebelum diangkut. Pemberian biji-bijian lebih baik dari pada pemberian hay. Hal ini untuk mengurangi terjadinya penyusutan bobot badan akibat pengangkutan jarak jauh. Pengangkutan ternak potong dengan kereta api sebaiknya jangan lebih dari
28 jam. Bila lebih maka perlu istirahat dahulu, sekurang-kurangnya 5 jam dengan diberikan pakan dan air minum.
Untuk perjalanan dengan
menggunakan truk sebaiknya jangan lebih dari 36 jam (Santosa, 2004). Menurut Sudiyono (2004), petunjuk yang harus dilakukan dalam melakukan transportasi ternak potong ke pasar, yaitu: 1. Pilih jenis transportasi yang terbaik dan sesuaikan dengan jumlah ternak yang akan diangkut untuk dipasarkan. 2. Berikan pakan atau minum beberapa jam sebelum ternak dinaikkan ke atas truk, tetapi jangan diberikan pakan yang terlalu banyak atau ternak dalam keadaan kenyang di saat segera akan dinaikkan. Selanjutnya jangan memberikan biji-bijian (konsentrat) selama 12 jam ternak diangkut, tetapi berikan minum setiap dua jam pengangkutan.
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
3. Lakukan penanganan dengan baik dan gunakan fasilitas dan alat-alat yang memadai untuk menaikkan ternak ke atas truk. Bersihkan fasilitas dan alat-alat angkut dari benda-benda runcing atau pecahan kaca. Gunakan loading chute (tempat menurunkan atau menaikkan ternak dari atau ke truk) dan letakkan dengan baik, sesuai dengan bak truk. 4. Tambahkan jejaba (bedding) pada dasar bak truk. Gunakan jerami kering pada musim hujan dan tebarkan pasir di atas jerami tersebut pada musim kemarau. 5. Lakukanlah penggiringan ternak dengan tenang dan nyaman pada waktu memasuki truk. Jangan gunakan alat yang dapat menyebabkan ternak luka atau memar (misalnya jangan dengan cambuk atau electric shock, apalagi benda keras dan tajam). 6. Kemudikan truk dengan hati-hati. Perjalanan ditempuh dengan kecepatan yang sesuai dan perlambat dalam tingkungan. Jangan berhenti dengan mendadak. 7. Periksa ternak selama perjalanan dalam periode tertentu. Bila tampak ada masalah, hentikan truk dan perbaiki masalah tersebut. Berdirikan ternak yang terbaring agar tidak terinjak oleh ternak lain. 8. Berhenti dan istirahatkan ternak bila perjalanan terlalu lama. Berikan air minum untuk mencegah terjadinya dehidrasi bila udara terlalu panas. Sesuaikan keadaan ventilasi dengan kebutuhan ternak sehingga udara segar dapat bersirkulasi dengan baik di dalam ruangan ternak. 9. Dalam memundurkan truk lakukan dengan pelan hingga merapat pada dok loading. 10. Turunkan ternak dengan hati-hati, tidak dengan cara kasar. Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
Penimbangan Bobot Badan Penimbangan merupakan pekerjaan rutin untuk mengontrol bobot badan ternak. Penimbangan ternak sapi dewasa harus dilakukan pada timbangan khusus (scale) baik yang manual ataupun digital elektrik. Pada saat penimbangan skala timbangan harus dikalibrasi dahulu menunjukkan angka 0 (nol). Penimbangan bobot badan sebaiknya dilakukan satu bulan sekali atau lebih, jangan terlalu sering karena pada saat dilakukan penimbangan pun ternak masih sering mengalami stres akibat perlakuan yang kasar terhadap ternak (Nasution, 2004). Didapatkan informasi di lapangan yaitu di RPH/TPH, bahwa pengaruh stres yang sedikit saja dapat mempengaruhi bobot badan, dalam hal ini adalah akibat transportasi. Transportasi yang dilakukan terhadap ternak sapi potong dibawah dua jam saja sudah menyebabkan penurunan bobot badan sapi tersebut, apalagi transportasi tanpa perawatan sama sekali ketika pengangkutan dilakukan. (Ginting, 2006). Salah satu respon dari hormone adrenalin terhadap stress lingkungan adalah terjadinya percepatan denyut jantung dan frekuensi pernapasan. Hal ini sangat mungkin menyebabkan terjadinya proses oksidasi yang dapat menyebabkan hewan/ternak mengalami kehilangan cairan tubuh. Kehilangan cairan ini tentu dapat menyebabkan penurunan bobot badan pada suatu jenis hewan/ternak (McGilvery dan Goldstein, 1996). Fakor-faktor yang Menyebabkan Penurunan Bobot Badan
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
Bambang (2000) menyatakan bahwa ternak sapi yang mengalami suhu tinggi akan mengalami stres berat dan gagal di dalam mengatur panas tubuh. Selain itu, suhu yang tinggi juga berpengaruh besar terhadap konsumsi pakan yang masuk baik volume maupun porsi nilai gizi yang terkandung di dalamnya. Di dalam menghadapi suhu tinggi semacam ini dan pada kondisi persediaan pakan hijauan menjadi kering, umumnya berat badan ternak sapi pun menurun. Akan tetapi, dalam hal ini sapi-sapi ongole relatif lebih bisa bertahan, karena adaptasi mereka cukup bagus bila dibandingkan dengan bangsa-bangsa sapi yang berasal dari daerah sedang (subtropis). Williamson dan Payne (1995) menyatakan bahwa umumnya stres iklim terhadap ternak di daerah sub humid lebih kecil dibandingkan dengan di daerah yang lebih lembab, tetapi produksi makanan ternak sangat bersifat musiman sehingga stres terhadap makanan merupakan masalah yang benar. Di daerah iklim sub humid juga terdapat penyakit epizootika tersebar luas meskipun beberapa parasit internal maupun eksternal lebih gampang dikendalikan dibandingkan di daerah yang lembab. Ginting (2006) menyatakan bahwa penyebab utama penurunan bobot badan ternak adalah faktor stres yang salah satunya adalah kelelahan atau gerakan yang berlebihan dimana semakin lama perjalanan atau transportasi ternak maka secara otomatis jumlah gerakan akan lebih besar dan tingkat kelelahan akan semakin besar juga. Selain itu, penyusutan bobot badan dapat diakibatkan oleh adanya kehilangan cairan pada tubuh dan otot ternak.
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
Anonimous (1982) menyatakan bahwa Suhu yang tinggi dan musim panas panas yang panjang mempengaruhi pertumbuhan salah satu penghalang bagi produksi daging di daerah tropis ialah suhu tinggi dan musim panas yang panjang. Sebab suhu udara yang tinggi akan memperlambat proses metabolisme (pertukaran zat) di dalam tubuh sehingga mengganggu pertumbuhan berat atau pertumbuhan. Apalagi bila terjadi musim panas yang panjang, baik volume dan nilai pakan hijauan akan berada di bawah nilai kebutuhan pokok. Akibatnya pertumbuhan sapi menjadi lambat dan pada sapi dewasa kehilangan berat badan sehingga rencana pemotongan sapi tertunda. Ilham dan Yusdja (2004) menyatakan bahwa besar penyusutan bobot badan sapi tergantung dari klas/bangsa sapi, dimana terdapat perbedaan kualitas antar bangsa dari sapi seperti sapi lokal dengan sapi import yang memiliki perbedaan kualitas dalam beradaptasi pada lingkungan baru dan tanggapan dalam mengatasi stres. pH Daging Glukosa adalah gula yang penting untuk mengontrol metabolisme energi (semua) ternak pedaging, termasuk dalam pembentukan glikogen. Secara persentase urat daging tidak banyak mengandung glikogen (hanya 1 persen) dibanding dengan hati (2-8 persen). Namun total massa daging dalam tubuh cukup besar sehingga jumlah absolut glikogen yang disimpan dalam urat daging cukup besar pula (Parakkasi, 1995). Bambang (2000) bahwa secara genetis produksi daging pada bangsa tropis lebih rendah bila dibandingkan dengan sapi-sapi Eropa dan ini disebabkan karena Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
sapi bangsa sapi tropis tahan terhadap suhu tinggi dan kehausan. Yang termasuk bangsa-bangsa sapi tropis di Asia yang dikenal adalah zebu (Bos indicus), yang pada saat ini telah menyebar hampir ke seluruh daerah tropis di seluruh dunia termasuk di benua Asia dan Afrika. Penyebaran zebu (sapi berponok) di daerah tropis, khususnya di Asia jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan sapi-sapi yang berasal dari Eropa walaupun secara umum sumbangan zebu sebagai hewan ternak konsumsi dirasa masih rendah. Pengaruh stres sesaat sebelum pemotongan terhadap bermacam-macam otot sapi sangat bervariasi. Misalnya, sejumlah otot mengalami peningkatan cairan daging, sementara otot lain dapat menjadi kering. Stres sebelum pemotongan, seperti iklim, tingkah laku yang agresif diantara ternak sapi atau gerakan yang berlebihan, juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap penurunan atau habisnya glikogen otot dan akan menghasilkan daging yang gelap dengan pH yang tinggi (Smith et al, 1978) Menurut Hadiwiyoto (1990a), setelah hewan disembelih (mati), segera akan terjadi perubahan-perubahan fisik dan biokimia. Kegagalan sistem peredaran darah yang mengikuti penyembelihan ternak mengakibatkan persediaan energi di dalam otot yang dapat berikatan dengan mioglobin yang makin menurun dan habis. Setelah O2 habis, maka akan terjadi proses aerobik melalui siklus sitrat dan sistem enzim berhenti berfungsi dari kegiatannya. Metabolisme energi yaitu pemecahan glikogen menjadi asam laktat bertukar menjadi metabolisme anaerobik. Judge et al (1989) menyatakan bahwa pengaruh stres sesaat sebelum pemotongan terhadap bermacam-macam otot sapi, juga bervariasi. Misalnya, Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
sejumlah otot mengalami peningkatan cairan daging, sementara otot lain dapat menjadi kering. Stres sebelum pemotongan, seperti iklim, tingkah laku yang agresif diantara ternak sapi atau gerakan yang berlebihan, juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap penurunan atau habisnya glikogen otot dan akan menghasilkan daging yang gelap dengan pH yang tinggi (lebih besar dari 5,9). Setelah pH menurun pasca pemotongan, kemudian pH akan mencapai konstan pada beberapa waktu dan waktu ini bertambah meskipun daging dalam keadaan dingin dan akan naik lagi pH-nya pada kontaminasi dan kondisi membusuk. Bila pH mencapai 6,7 atau lebih, secara objektif pembusukan telah terjadi dan akan terbentuk perubahan bau, warna dan susunan komposisinya (Forrest et al, 1975). Urat daging sapi yang dipotong setelah tereksitasi oleh pengangkutan mempunyai pH akhir yang tinggi akibat jumlah reserve glikogen yang menurun
pada
otot.
Sehingga
jelas
bahwa
perlakuan
transportasi
mempengaruhi pH akhir dari daging pasca potong (Soeparno, 1992). Lawrie (1979) menyatakan bahwa lama transportasi menyebabkan kelelahan pada tenak sehingga mempengaruhi pH akhir dari daging pasca potong. Di mana, nilai pasca mati ditentukan oleh jumlah laktat yang dihasilkan dari glikogen selama proses glikolisis anaerob dan hal ini akan terbatas bila glikogen terdeplesi karena lelah, kelaparan atau takut pada hewan sebelum dipotong, sehingga nilai pH dagng sangat berhubungan dengan kondisi yang menyebabkan cekaman stres pada ternak termasuk perlakuan transportasi saat pemasaran atau pemeliharaan. Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
Nilai pH pascamati akan ditentukan oleh jumlah laktat yang dihasilkan dari glikogen selama proses glikolisis anaerob dan hal ini akan terbatas bila glikogen terdeplesi karena lelah, kelaparan atau takut pada hewan sebelum dipotong. Berhubung pH adalah penentu pertumbuhan bakteri yang penting, maka jelas bahwa pH akhir daging memang penting untuk ketahanannya terhadap pembusukan. Hampir semua bakteri tumbuh secara optimal pada pH sekitar 7 dan tidak akan tumbuh persis di bawah pH 4 atau diatas 9, tetapi pH untuk pertumbuhan optimal ditentukan oleh kerja simultan dari berbagai variabel lain di luar faktor keasaman itu sendiri (Lawrie, 1979) Bila pH akhir dari daging tinggi, maka aktivitas (bertahan) enzim-enzim sitokrom akan lebih besar. Selanjutnya, berhubung protein urat daging cukup jauh di atas titik isoelektriknya, maka banyak air dalam urat daging berasosiasi dengan protein-protein tersebut dan serat-serat secara kuat akan dibungkus bersama, sehingga merupakan halangan untuk proses difusi. Sebagai akibat dari dua faktor tersebut, lapisan oksimioglobin yang merah cerah secara perlahan menjadi sedikit dan tidak menyenangkan sehingga warna merahpurple dari mioglobin sendiri akan menonjol sedemikian rupa dan daging akan terlihat gelap (dark cutting beef). Selanjutnya, pH akhir tinggi mengubah sifatsifat penyerapan mioglobin permukaan daging menjadi lebih merah lebih gelap (Soeparno, 1992). Biaya Transportasi Salah satu karakteristik produk pertanian adalah terpencar-pencar dan keuntungan komparatifnya hanya ditemukan pada daerah-daerah tertentu, sehingga ditemui daerah sentra produksi. Produksi pertanian harus didistribusikan Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
ke konsumen. Untuk mendistribusikan produk pertanian dari produsen ke konsumen diperlukan biaya transfer (transfer cost). Menurut Sudiyono (2004), biaya transfer adalah biaya yang dibutuhkan untuk memindahkan barang antar dua daerah atau lebih. Biaya transfer ini meliputi biaya terminal (terminal cost) dan biaya transportasi (transportasi cost) atau secara matematis dapat ditulis : Biaya Transportsi = Biaya Transfer- Biaya Terminal Biaya terminal merupakan biaya yang dibutuhkan sampai suatu atau beberapa komoditi pertanian siap angkut. Biaya terminal ini meliputi biaya bongkar muat, biaya retribusi dan biaya tambahan lainnya. Sedangkan biaya transportasi merupakan biaya untuk memindahkan barang antar dua tempat atau kegiatan tambahan. Untuk menentukan besar kecilnya biaya transfer per unit per satuan jarak, maka perlu diperhatikan: 1) Tingkat pertambahan biaya transfer per unit per satuan, 2). Teknologi transportasi yaitu meliputi prasarana dan sarana transportasi. Biaya transfer per unit juga sangat dipengaruhi oleh macam teknologi yang digunakan. Teknologi transportasi ini meliputi prasarana dan sarana transportasi yang digunakan. Prasarana transportasi yaitu kualitas jalan sangat mempengaruhi dan menentukan pola angkutan dan biaya transfer per unit (Sudiyono, 2004),. Istilah transportasi atau distribusi terkandung makna bahwa adanya perpindahan atau aliran barang dari satu tempat ke tempat lain, atau adanya pemindahan barang dari suatu tempat ke tempat lain. Memindahkan barang dari suatu tempat membutuhkan alat dan sarana transportasi. Hal ini berarti mendistribusikan barang memerlukan alat dan biaya transportasi (Revino, 2005).
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
Biaya tetap adalah biaya tempuh jalan raya, biaya perawatan, biaya fasilitas terminal, biaya peralatan transport, dan adminstrasi perusahaan pengangkut. Biaya variabel biasanya termasuk biaya sekali jalan seperti bahan baku dan tenaga kerja, peralatan, perbaikan, penanganan, pengambilan dan pengiriman. Ada 2 dimensi penting pada penerapan ongkos transportasi, yaitu: 1. jarak 2. volume namun dalam hal pembagian biaya tetap dan variabel tidaklah dapat dilakukan dengan sangat teliti, karena ada perbedaan yang cukup berarti pada setiap jenis transportasi yang digunakan, sehingga disini tetap diperlukan cara pandang menurut perspektif individu masing-masing yang mengelola untuk menetapkan kebijakannya (Mubyarto, 1985). Jarak yang dimaksud adalah jarak yang ditempuh selama dalam perjalanan sesuai dengan perlakuan yaitu 1 jam, 2 jam, 3 jam, dan 4 jam sedangkan volume yang dimaksud adalah banyaknya muatan dalam pick-up dalam hal mengangkut ternak sapi maximal 3 ekor. Woodward (1986) menyatakan bahwa di dalam penyediaan jasa transportasi menimbulkan sejumlah biaya transportasi berupa biaya tenaga kerja, bahan bakar, perawatan, terminal, jalan raya, administrasi sehingga biaya-biaya tersebut beragam terdiri dari biaya tetap dan biaya operasi. Dimana, semua biaya adalah variabel jika periode waktunya cukup lama dan memiliki volume cukup besar. Sudiyono (2004) menyatakan bahwa biaya transportasi ini merupakan jarak, karena semakin jauh jaraknya maka semakin tinggi pula biaya Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
transportasinya. Biaya transportasi ini merupakan fungsi jarak, semakin jauh jaraknya, semakin tinggi pula biaya transportasinya. Biaya transfer ini dapat meningkatkan guna tempat suatu barang. Biaya transfer, khususnya biaya transportasi perlu diperhatikan karena dapat mencapai lebih dari 40% dari komposisi biaya pemasaran. Prawirosentono (1997) menyatakan bahwa terdapat lima unsur pokok dalam pengangkutan sebelum suatu produk atau barang sampai ke tangan konsumen atau dari sentra produksi ke sentra konsumsi yaitu: 1). manusia yang membutuhkan, 2). barang yang dibutuhkan, 3). kendaraan sebagai alat sarana angkutan, 4). Jalan dan terminal sebagai prasarana angkutan, 5). organisasi (pengelola angkutan) dan tenaga kerja, dimana kelima unsur pokok ini masingmasing sangat memiliki peluang dalam meningkatkan atau mempengaruhi nilai dari biaya transportasi dan lebih jauh lagi biaya produksi. Williamson dan Payne (1995) bahwa faktor bangsa merupakan faktor yang sangat berpengaruh dimana berat badan yang sangat mencolok dan penyusutan bobot badan antar bangsa sangat berbeda satu sama lain dan perbandingan pengeluaran dengan harga awal tidak begitu berbeda akibat bobot badan sapi potong yang berbeda-beda antar bangsa dimana bobot badan sapi PO (207-477) dan sapi Shorthorn (330-605) dan kebutuhan daging di Indonesia sebagian besar (65%) masih dipenuhi dari produksi dalam negeri, dan sisanya diperoleh dari import. Pemenuhan dari import dapat berupa daging dan sapi bakalan. Pangsa produksi dalam negeri ditambah dengan kegiataan redistribusi ternak dari ekspor-impor membutuhkan sarana transportasi yang memadai. Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian Sapi yang digunakan dalam penelitian berasal dari dua peternakan sapi potong yaitu PT. Lembu Andalas Langkat desa Arascondong Kecamatan Stabat Lama Kabupaten Langkat dan Peternakan Rakyat di Desa Tigapanah Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo. Tiga Rumah Potong Hewan (RPH) yang dilibatkan dalam penelitian yaitu RPH Kota Medan, RPH Kabanjahe dan RPH Tani Asli Binjai dimulai bulan Juni sampai dengan bulan Agustus 2007.
Bahan dan Alat Penelitian Bahan - Dua belas ekor sapi lokal Peranakan Ongole (PO). Alat -
Dua belas ekor sapi Shorhorn.
Truck/pick-up, sebagai sarana transportasi/pengangkutan ternak.
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
-
Timbangan digital, sebagai alat untuk mengukur berat ternak.
-
Kandang jepit, sebagai sarana untuk memudahkan penimbangan ternak.
-
Stopwatch, untuk menghitung lama transportasi.
-
Alat pemotongan ternak seperti pisau, telenan, batu asah, alas untuk memotong ternak.
-
pH meter, sebagai alat untuk mengukur pH daging
Metode Penelitian Adapun rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) Faktorial dengan dua faktor, yaitu faktor I yaitu 2 bangsa sapi potong dan faktor II yaitu lama pengangkutan dan masing-masing
diulang
sebanyak 3 kali. Bangsa sapi (S) : S1
= Sapi Lokal Peranakan Ongole (PO) (bobot badan 207-477 kg).
S2
= Sapi Shorthorn (bobot badan 330-605 kg).
Lama Pengangkutan (T) : T1
= Transportasi ternak dengan lama transportasi 1 jam
T2
= Transportasi ternak dengan lama transportasi 2 jam
T3
= Transportasi ternak dengan lama transportasi 3 jam
T4
= Transportasi ternak dengan lama transportasi 4 jam
Menurut Hanafiah (2000), model RAK Faktorial yang digunakan adalah sebagai berikut : Yijk = µ + ρi + αj + (αβ)ij + βk +Εijk Dimana : Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
Yijk
: Nilai pengamatan yang diperoleh dari satuan percobaan bangsa sapi (S) taraf ke-i dan lama pengangkutan (T) taraf ke-j dan kelompok ke-k.
µ
: Nilai rata-rata populasi dari mana nilai-nilai i, j, k diperoleh sebagai sampel.
ρi
: Pengaruh bangsa sapi (S) taraf ke-i.
αj
: Pengaruh lama pengangkutan (T) taraf ke-j.
(αβ)ij
: Pengaruh interaksi bangsa sapi (S) taraf ke-i dengan lama pengangkutan (T) taraf ke-j.
βk
: Pengaruh kelompok ke-k.
ijk
: Pengaruh faktor sisa pada satuan percobaan yang diberi taraf ke-i dan lama pengangkutan (T) taraf ke-j dikelompok ke-k.
Banyak ulangan menurut rumus : (t-1) (n-1) > 15 (7n-7) > 15 7n > 15 + 7 7n > 22 n > 3,14 n = 3 (dibulatkan) Maka kombinasi perlakuannya adalah sebagai berikut : S1 T1
S1 T2
S1 T3
S1 T4
S2 T1
S2 T2
S2 T3
S2 T4
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
Parameter Penelitian a. Penyusutan Bobot Badan Penyusutan bobot
badan diperoleh dari bobot
badan sebelum
pengangkutan ke rumah potong hewan (RPH) dikurangi bobot badan hidup setelah pengangkutan di rumah potong hewan (RPH). b. pH Daging Pasca Potong. Nilai pH daging merupakan derajat keasaman daging setelah pemotongan dan diukur dengan alat pH-Meter sehingga pH yang diukur setelah dilakukannya pemotongan pada ternak sapi.
c. Analisis Biaya Transportasi. Biaya transportasi yaitu biaya yang dikeluarkan selama transportasi ternak berlangsung (bahan bakar, tenaga kerja, administrasi). Selain ini, masih ada lagi biaya transportasi yang tidak terduga selama dalam perjalanan sehingga perlu dimasukkan dalam biaya transportasi. Misalnya, ban mobil pick-up bocor, uang pangkal di jalan. Prosedur Penelitian Transportasi Ternak Ternak sapi yang akan dipotong, dibawa dari lokasi pemeliharaan (pengumpulan) ke RPH/TPH dengan menggunakan kendaraan pick up (kapasitas 2 – 3 ekor). Lama pengangkutan sesuai dengan perlakuan. Selama pengangkutan Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
diberikan perlakuan yang sama yaitu tidak ada pemberhentian atau perawatan sama sekali. Penimbangan Bobot Badan Penimbangan bobot badan dilakukan pada saat sapi akan dinaikkan ke atas alat transportasi dan setelah sapi diturunkan dari alat transportasi. Penimbangan dilakukan pada malam hari ketika pemindahan ternak akan dilakukan. Alat yang digunakan untuk menimbang bobot badan sapi yaitu timbangan digital. Analisis Biaya Transportasi Pengambilan data biaya transportasi dilakukan dengan mencatat semua pengeluaran selama transportasi yang berkaitan dengan kepentingan transportasi ternak tersebut. Pengambilan Sampel dan Pengukuran pH daging Pengambilan sampel daging dilakukan pada pagi hari setelah ternak dipotong dengan mengambil daging pada bagian karkas misalnya diambil hanya bagian paha kanan bagian dalamnya saja dari masing-masing ternak dimana pengambilan bagian karkas ini sama pada setiap perlakuan. Pengukuran pH daging dilakukan dengan menggunakan pH-meter yaitu dengan cara sebagai berikut: − Siapkan sampel yang akan dianalisa sebanyak 10 gr (daging yang dicincang). − Campurkan dengan aquades sebanyak 100 ml. − Masukkan dalam blender dan diblender selama 1 menit.
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
− Diukur pH-nya dengan menggunakan pH meter yang sudah dikalibrasi.
REKAPITULASI
Perlakuan
Penyusutan Bobot Badan
pH Daging Pasca Potong
S1T1 S1T2 S1T3 S1T4 S2T1 S2T2 S2T3 S2T4
2,00 2,33 3,33 4,00 12,67 14,67 17,33 21,33
5,59 5,57 5,62 5,71 5,61 5,67 5,62 5,76
Analisis Biaya Transportasi (x 000) 67,30 117,30 167,30 217,30 35,30 63,70 82,00 105,30
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penyusutan Bobot Badan Penyusutan bobot badan dapat dihitung dengan mengurangi bobot badan awal (bobot badan sebelum transportasi) dengan bobot badan akhir (bobot badan setelah transportasi). Rataan penyusutan bobot badan sapi Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rataan dampak lama transportasi terhadap penyusutan bobot badan sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn (kg/ekor) Perlakuan S1T1 S1T2 S1T3 S1T4 S2T1
1 2,00 2,00 4,00 4,00 11,00
Kelompok 2 2,00 2,00 3,00 4,00 12,00
3 2,00 3,00 3,00 4,00 15,00
Total
Rataan
6,00 7,00 10,00 12,00 38,00
2,00 2,33 3,33 4,00 12,67
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
S2T2 S2T3 S2T4 Total Rataan
12,00 16,00 23,00 74,00 9,25
16,00 16,00 20,00 75,00 9,38
16,00 20,00 21,00 84,00 10,50
44,00 52,00 64,00 233,00 29,13
14,67 17,33 21,33 77,67 9,71
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa rataan dampak lama transportasi terhadap penyusutan bobot badan sapi adalah 9,71 kg/ekor
dengan kisaran 2 kg/ekor
sampai dengan 21,33 kg/ekor. Penyusutan bobot badan terendah terdapat pada perlakuan S1T1 (sapi PO dengan lama transportasi 1 jam) yaitu sebesar 2 kg/ekor sedangkan penyusutan bobot badan tertinggi terdapat pada perlakuan S2T4 (sapi Shorthorn dengan lama transportasi 4 jam) yaitu sebesar 21,33 kg/ekor. pH Daging Pasca Potong Nilai pH daging pasca potong di dapatkan dari pengukuran pH daging sapi setelah dipotong dengan menggunakan pH-meter yang sudah dikalibrasi. Sampel daging yang diukur nilai pH-nya diambil pada daerah yang sama (pada penelitian ini pada daging paha sebelah kanan bagian belakang). Rataan nilai pH daging pasca pemotongan sapi potong PO dan Shorthorn selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rataan dampak lama transportasi terhadap pH daging pasca potong sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn Perlakuan S1T1 S1T2 S1T3 S1T4 S2T1 S2T2 S2T3 S2T4 Total Rataan
1 5,63 5,60 5,63 5,70 5,60 5,70 5,57 5,77 45,2 5,65
Kelompok 2 5,57 5,57 5,63 5,70 5,57 5,60 5,60 5,73 44,97 5,62
3 5,57 5,53 5,60 5,73 5,67 5,70 5,70 5,77 45,27 5,66
Total
Rataan
16,77 16,7 16,86 17,13 16,84 17,00 16,87 17,27 135,44 16,93
5,59 5,57 5,62 5,71 5,61 5,67 5,62 5,76 45,17 5,64
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
Dari Tabel 2 dapat dilihat rataan dampak lama transportasi terhadap sapi PO dan Shorthorn adalah 5,64 dengan kisaran 5,57 sampai dengan 5,76. Nilai pH daging pasca pemotongan terendah terdapat pada perlakuan S1T2 (sapi PO dengan lama transportasi 2 jam) yaitu sebesar 5,57 sedangkan nilai pH daging pasca pemotongan tertinggi terdapat pada perlakuan S2T4 (sapi Shorthorn dengan lama transportasi 4 jam) yaitu sebesar 5,76. Analisis Biaya Transportasi Nilai biaya transportasi dihitung dengan menjumlahkan semua biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan ternak sapi selama pengangkutan dilakukan, termasuk didalamnya biaya tak langsung seperti biaya untuk pos-pos pengutipan yag tidak resmi.
Rataan biaya transportasi masing-masing perlakuan selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Rataan dampak lama transportasi terhadap analisis biaya transportasi sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn (x 000/ekor) Kelompok Total
Rataan
201,9 351,9 501,9 651,9 105,9 191,1 246,0 315,9 2566,5
67,30 117,30 167,30 217,30 35,30 63,70 82,00 105,30 855,50
Perlakuan S1T1 S1T2 S1T3 S1T4 S2T1 S2T2 S2T3 S2T4 Total
I 77,3 117,3 177,3 227,3 35,3 53,7 72,0 95,3 855,5
II 67,3 137,3 157,3 207,3 45,3 73,7 92,0 105,3 885,5
III 57,3 97,3 167,3 217,3 25,3 63,7 82,0 115,3 825,5
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
Rata-Rata
106,94
110,69
103,19
320,81
106,94
Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa rataan dampak lama transportasi terhadap analisis biaya transportasi sapi PO dan Shorthorn adalah Rp 106.940 dengan kisaran Rp 35.300 sampai dengan Rp 217.300. Nilai analisis biaya transportasi terendah terdapat pada perlakuan S2T1 (sapi Shorthorn dengan lama transportasi 1 jam) yaitu sebesar Rp 35.300, sedangkan analisis biaya transportasi tertinggi terdapat pada perlakuan S1T4 (sapi PO dengan lama transportasi 4 jam) yaitu sebesar Rp 217.300.
Pembahasan
Penyusutan Bobot Badan Untuk
mengetahui pengaruh dampak
lama
transportasi terhadap
penyusutan bobot badan sapi PO dan Shorthorn maka dilakukan analisis keragaman yang terdapat pada Tabel 4 dan tampak bahwa pengaruh dampak lama transportasi berpengaruh sangat nyata terhadap penyusutan bobot badan. Tabel 4. Analisis keragaman lama transportasi terhadap penyusutan bobot badan sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn SK
DB
JK
KT
F tabel
Fhit .05
.01
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
Blok
Perlakuan B T BT Galat Total KK Keterangan
2,14 tn
3.63
6.22
1240,000 177,2798 99,82 ** 1107,042 1107,042 623,32** 97,458 32,4861 18,29 ** 36,458 12,1527 6,84 ** 28,416 1,7760 393,330 51,0783
2,66 4,49 3,24 3,24
4,03 8,53 5,29 5,29
2 7 1 3 3 16 25 13,72 %
7,583
3,7917
: * = Nyata ** = Sangat Nyata tn = Tidak Nyata
Hasil analisis keragaman Tabel 4 menunjukkan bahwa lama transportasi , bangsa sapi serta interaksi keduanya berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap penyusutan bobot badan sapi. Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan maka dilakukan uji beda nyata terkecil (BNT). Tabel 5. Uji BNT pengaruh bangsa terhadap penyusutan bobot badan sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn Faktor Bangsa (B) S1 S2
Rataan 2,92 16,50
Notasi 0,05 a b
Notasi 0,01 a b
Berdasarkan uji BNT diperoleh hasil bahwa penyusutan bobot badan bangsa sapi PO (Peranakan Ongole) dan Shorthorn sangat nyata lebih rendah dibanding sapi Shorthorn. Hal ini sesuai dengan Bambang (2000) bahwa ternak sapi yang tertimpa suhu tinggi akan mengalami stres berat dan gagal di dalam mengatur panas tubuh. Selain itu, suhu yang tinggi juga berpengaruh besar terhadap konsumsi pakan yang masuk baik volume maupun porsi nilai gizi yang terkandung di dalamnya. Di dalam menghadapi suhu tinggi semacam ini dan pada kondisi persediaan pakan hijauan menjadi kering, umumnya berat badan ternak sapi pun menurun. Akan tetapi, dalam hal ini sapi-sapi ongole relatif lebih bisa
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
bertahan, karena adaptasi mereka cukup bagus bila dibandingkan dengan bangsabangsa sapi yang berasal dari daerah sedang (subtropis). Tabel 6. Uji BNT pengaruh lama transportasi terhadap penyusutan bobot badan sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn Faktor Lama Transportasi (T) T1 T2 T3 T4
Rataan 7,33 8,50 10,33 12,67
Notasi 0,05 a a b c
Notasi 0,01 a ab bc c
Berdasarkan uji BNT diperoleh hasil bahwa lama transportasi yang 1 jam dan 2 jam menunjukkan sangat nyata lebih rendah dibanding 3 jam dan 4 jam. Hal ini sesuai dengan pendapat Ginting (2006) bahwa penyebab utama penurunan bobot badan ternak adalah faktor stres yang salah satunya adalah kelelahan atau gerakan yang berlebihan dimana semakin lama perjalanan atau transportasi ternak maka secara otomatis jumlah gerakan akan lebih besar dan tingkat kelelahan akan semakin besar juga. Selain itu, penyusutan bobot badan dapat diakibatkan oleh adanya kehilangan cairan pada tubuh dan otot ternak.
Tabel 7. Uji BNT pengaruh interaksi lama transportasi dengan bangsa terhadap penyusutan bobot badan sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn Faktor Interaksi (BT) S1T1 S1T2 S1 T 3 S1 T 4 S2 T 1 S2 T 2 S2 T 3 S2 T 4
Rataan 2,00 2,33 3,33 4,00 12,67 14,67 17,33 21,33
Notasi 0,05 a a a a b b c d
Notasi 0,01 a a a a b bc c d
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
Berdasarkan uji BNT diperoleh hasil bahwa interaksi lama transportasi dengan bangsa sapi PO lama transportasi 1 jam, 2 jam, 3 jam, dan 4 jam sangat nyata lebih rendah dibanding dengan sapi Shorthorn lama transportasi 1 jam, 2 jam, 3 jam, dan 4 jam. Hal ini sesuai dengan pendapat Soparano (1992) yang menyatakan bahwa hal ini disebabkan oleh faktor stres pada bangsa sapi pada saat terjadi pengangkutan yang singkat maupun yang cukup lama dan bangsa sapi memiliki teknik merespon tekanan stres secara berbeda-beda sehingga interaksi lama transportasi dengan bangsa mempengaruhi penyusutan bobot badan pada sapi PO (Peranakan Ongole) dan Shorthorn. pH Daging Pasca Potong Untuk mengetahui pengaruh lama transportasi terhadap pH daging pasca potong sapi PO (Peranakan Ongole) dan Shorthorn maka dilakukan analisis keragaman yang terdapat pada Tabel 8.
Tabel 8. Analisis keragaman lama transportasi terhadap pH daging pasca potong sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn SK
DB
2 Blok 7 Perlakuan 1 Bangsa 3 Transportasi 3 BT 16 Galat 25 Total KK 0,63 % Keterangan
JK
KT
Fhit
0,01 0,09 0,01 0,07 0,01 0,02 0,11
0,0050 0,0128 0,01 0,0233 0,0033 0,00125 0,11
4,17 ** 10,24 ** 8 ** 18,64 ** 1,88 tn
F tabel .05
.01
3,63 2,66 4,49 3,24 3,24
6,22 4,03 8,53 5,29 5,29
: * = Nyata ** = Sangat Nyata tn = Tidak Nyata
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
Hasil analisis keragaman Tabel 8 menunjukkan bahwa lama transportasi dan bangsa sapi berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap derajat keasaman (pH) daging pasca potong sapi PO dan Shorthorn. Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan maka dilakukan uji beda nyata terkecil (BNT). Tabel 9. Uji BNT pengaruh bangsa terhadap pH daging pasca potong sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn
Faktor Bangsa (B) S1 S2
Rataan 5,62 5,67
Notasi 0,05 a b
Notasi 0,01 a b
Berdasarkan uji BNT diperoleh hasil bahwa derajat keasaman (pH) daging pasca potong sapi PO (Peranakan Ongole) sangat nyata lebih rendah dibanding aspi Shorthorn. Hal ini sesuai dengan pendapat Bambang (2000) bahwa secara genetis produksi daging pada bangsa tropis lebih rendah bila dibandingkan dengan sapi-sapi Eropa dan ini disebabkan karena sapi bangsa sapi tropis tahan terhadap suhu tinggi dan kehausan.
Tabel 10. Uji BNT pengaruh lama transportasi terhadap pH daging pasca potong sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn Faktor Transportasi (T) T1 T2 T3
T4
Rataan 5,60 5,62 5,62 5,73
F 0,05 a b b c
F 0,01 a b b c
Berdasarkan uji BNT diperoleh hasil bahwa lama transportasi selama 1 jam, 2 jam, 3 jam, dan 4 jam menunjukkan perbedaan yang sangat nyata satu sama lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Lawrie (1979) bahwa lama transportasi menyebabkan kelelahan pada tenak sehingga mempengaruhi pH akhir dari daging Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
pasca potong. Di mana, nilai pasca mati ditentukan oleh jumlah laktat yang dihasilkan dari glikogen selama proses glikolisis anaerob dan hal ini akan terbatas bila glikogen terdeplesi karena lelah, kelaparan atau takut pada hewan sebelum dipotong, sehingga nilai pH dagng sangat berhubungan dengan kondisi yang menyebabkan cekaman stres pada ternak termasuk perlakuan transportasi saat pemasaran atau pemeliharaan. Judge et al (1989) menyatakan bahwa pengaruh stres sesaat sebelum pemotongan terhadap bermacam-macam otot sapi, juga bervariasi. Misalnya, sejumlah otot mengalami peningkatan cairan daging, sementara otot lain dapat menjadi kering. Stres sebelum pemotongan, seperti iklim, tingkah laku yang agresif diantara ternak sapi atau gerakan yang berlebihan, juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap penurunan atau habisnya glikogen otot dan akan menghasilkan daging yang gelap dengan pH yang tinggi (lebih besar dari 5,9). Analisis Biaya Transportasi Untuk mengetahui pengaruh lama transportasi terhadap analisis biaya transportasi sapi PO dan Shorthorn maka dilakukan analisis keragaman yang terdapat pada Tabel 11. Tabel 11. Analisis keragaman lama transportasi terhadap biaya transportasi sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn SK
DB
JK
KT
F Hit
Blok Perlakuan B T BT Galat Total
2 7 1 3 3 16 25
225,00 75384,00 30012,15 39808,42 5563,42 1975,00 77584,00
112,50 10769,14 30012,15 13269,47 1854,47 123,44 3103,36
0,91 tn 87,24 ** 243,14 ** 107,50 ** 15,02 **
F Tabel 5% 1% 3,63 6,22 2,66 4,03 4,49 8,53 3,24 5,29 3,24 5,29
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
KK
10,38 %
Keterangan
: * = Nyata ** = Sangat Nyata tn = Tidak Nyata
Hasil analisis keragaman Tabel 11 menunjukkan bahwa lama transportasi, bangsa sapi serta interaksi keduanya berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap penyusutan bobot badan sapi PO dan Shorthorn. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan antar perlakuan lama transportasi terhadap biaya transportasi maka dilakukan uji beda nyata terkecil (BNT). Tabel 12. Uji BNT pengaruh bangsa terhadap analisis biaya transportasi sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn. Faktor Bangsa (B) S1 S2
Rataan 142,30 71,58
Notasi 0,05 a b
Notasi 0,01 a b
Berdasarkan uji BNT diperoleh hasil bahwa biaya transportasi sapi PO dan Shorthorn sangat nyata lebih tinggi dibanding sapi Shorthorn. Hal ini sesuai dengan pendapat Woodward (1986) bahwa di dalam penyediaan jasa transportasi menimbulkan sejumlah biaya transportasi berupa biaya tenaga kerja, bahan bakar, perawatan, terminal, jalan raya, administrasi sehingga biaya-biaya tersebut beragam terdiri dari biaya tetap dan biaya operasi. Dimana, semua biaya adalah variabel jika periode waktunya cukup lama dan memiliki volume cukup besar dan dari pernyataan Mubyarto (1985) menyatakan bahwa dalam penerapan ongkos transportasi ada 2 dimensi yaitu jarak dan volume. Tabel 13. Uji BNT pengaruh lama transportasi terhadap analisis biaya transportasi sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn. Faktor Transportasi (T) T1 T2 T3 T4
Rataan 51,30 90,50 124,65 161,30
Notasi 0,05 a b c d
Notasi 0,01 a b c d
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
Berdasarkan uji BNT diperoleh hasil bahwa lama transportasi selama 1 jam sangat nyata lebih rendah dibanding dengan lama transportasi selama 2 jam, 3 jam, dan 4 jam. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudiyono (2004) yang menyatakan bahwa biaya transportasi ini merupakan jarak, karena semakin jauh jaraknya maka semakin tinggi pula biaya transportasinya dan pendapat Prawirosentono (1997) menyatakan bahwa terdapat lima unsur pokok dalam pengangkutan sebelum suatu produk atau barang sampai ke tangan konsumen atau dari sentra produksi ke sentra konsumsi yaitu: 1). manusia yang membutuhkan, 2). barang yang dibutuhkan, 3). kendaraan sebagai alat sarana angkutan, 4). Jalan dan terminal sebagai prasarana angkutan, 5). organisasi (pengelola angkutan) dan tenaga kerja, dimana kelima unsur pokok ini masing-masing sangat memiliki peluang dalam meningkatkan atau mempengaruhi nilai dari biaya transportasi dan lebih jauh lagi biaya produksi.
Tabel 14. Uji BNT pengaruh interaksi lama transportasi dengan bangsa sapi terhadap biaya transportasi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn Faktor Interaksi (BT) S2 T 1 S2 T 2 S1 T 1 S2 T 3 S2 T 4 S1 T 2 S1 T 3 S1 T 4
Rataan 35,30 63,70 67,30 82,00 105,30 117,30 167,30 217,30
Notasi 0,05 a b b c d d e f
Notasi 0,01 a b b c d d e f
Berdasarkan uji BNT diperoleh hasil bahwa interaksi lama transportasi dengan bangsa sapi menunjukkan pengaruh yang sangat nyata terhadap biaya transportasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Williamson dan Payne (1995) bahwa faktor bangsa merupakan faktor yang sangat berpengaruh dimana berat badan Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
yang sangat mencolok dan penyusutan bobot badan antar bangsa sangat berbeda satu sama lain dan perbandingan pengeluaran dengan harga awal tidak begitu berbeda akibat bobot badan sapi potong yang berbeda-beda antar bangsa dimana bobot badan sapi PO (207-477) dan sapi Shorthorn (330-605).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan 1. Penyusutan bobot badan terendah pada sapi PO lama transportasi 1 jam
yaitu 2 kg. 2. Nilai pH terendah pada sapi PO lama transportasi 2 jam yaitu sebesar 5,57. 3. Biaya transportasi terendah pada sapi Shorthorn lama transportasi selama 1
jam yaitu Rp 35.300.
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
Saran 1.
Disarankan agar dilakukan penelitian mengenai perlakuan pemberian air gula atau insulin terhadap sapi potong yang hendak dipindahkan ke sentra konsumsi agar dapat mengurangi penyusutan bobot badan.
2.
Pengangkutan sapi potong PO dan Shorthorn sebaiknya tidak lebih dari 3 jam lamanya, jika jarak produksi dan TPH (Tempat Pemotongan Hewan) menurut lama transportasi lebih 3 jam maka seyogianya dilakukan peristirahatan setiap 3 jam dalam waktu 15 menit.
DAFTAR PUSTAKA. Anonimous. 1982. Pembakuan Penyebaran dan Pemuliaan Daerah Sumber Bibit Sapi Potong. Direktorat Bina Produksi Peternakan, Direktorat Jenderal Peternakan, Departemen Pertanian, Jakarta. Astuti, M. 1994. Penentuan Spesifikasi Tehnis Bibit Sapi Lokal. Direktorat Bina Produksi Peternakan, Direktorat Jenderal Peternakan, Departemen Pertanian, Jakarta. Bambang, Y.S. 2000. Sapi Potong. Penebar swadaya, Jakarta. Departemen Pertanian. 2005. Sapi Potong. Sumber Internet: www.google.co.id
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
Forrest, R.A. E.D. Aberle, H.B. Hendrick, M.D. Judge and R.A. Merkel, 1975. Principles of Meat Sciences. W.H. Freeman and Company, San Fransisco, C.A. Ginting, N. 2006. Komunikasi Pribadi Tentang Penyusutan Bobot Badan Pada Sapi Potong Akibat Pengangkutan. Hadiwiyoto, S. 1990a. Biokimia dan Nilai Gizi Bahan Makanan. PAU Pangan dan Gizi UGM, Yogyakarta. Hanafiah, A.H. 2000. Rancangan Percobaan : Teori dan Aplikasi Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Palembang. Ilham, N. dan Y. Yusdja. 2004. Sistem Transportasi Perdagangan Ternak Sapi dan Implikasi Kebijakan di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor. Judge, M.D., Aberle, E.D. Forrest, J.C. Hendrick, H.B. and Merkel, R.A. 1989. Principles Meat Science 2nd ed. Kendall/Hunt Publishing Co. lowa. Lawrie, R.A. 1979. Meat Science. 3 rd edition. Pregamon Press, Oxford. McGilvery, R.W. dan Goldstein, G.W. 1996. Biokimia : Suatu Pendekatan Fungsional. 3ed. Erlangga Press, Surabaya. Mubyarto. 1985. Pengantar Ekonomi Pertanian. Cetakan ke-8.LP3ES, Jakarta Nasution, N. 2004. Manajemen Transportasi. Ghalia Indonesia, Jakarta. Parakkasi, A. 1995. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia. UI Press, Jakarta. Prawirosentono, S. 1997. Manajemen Produksi dan Operasi. Bumi Aksara, Jakarta. Reksohadiprojo, S. 1984. Pengembangan Peternakan di Daerah Transmigrasi. BFE Yogyakarta. Ressang, A.A. 1982. Meat Hygiene. Edisi II, IPB Bogor. Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
Revino. 2005. Manajemen Material : Panduan Praktis Bagi Industri Manufaktur. Djambatan, Jakarta. Santosa, U. 1995. Tata Laksana Pemeliharaan Ternak Sapi. PT. Penebar Swadaya, Jakarta. Santosa, U. 2004. Aplikasi Manajemen Pemilihan Bibit Induk Sapi Potong pada Peternakan Tradisioinal. Dinas Peternakan Propinsi DT I, Bandung.. Sarwono, B. 1984. Sapi Mana yang Bisa Dipotong. Penebar swadaya, Jakarta. Smith, G.L., G.R. Culp and Z.L. Carpenter., 1978. Post Mortem Aging of Carcases, Jurnal Food Science. 430 ; 823. Soeparno, 1992. Ilmu dan Teknologi Daging. PAU Pangan dan Gizi UGM, Yogyakarta. Sudiyono, A. 2004. Pemasarana Pertanian. Universitas Muhammadiyah Malang, Malang. Suryadi, H. 1988. Menggemukkan Sapi Untungnya Gemuk. Info Agribisnis. Williamson, G. and W.J.A. Payne. 1995. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis UGM-Press, Yogyakarta. Woodward, F.H. 1986. Manajemen Transpor. PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 1. Data lama transportasi terhadap penyusutan bobot badan sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn
Perlakuan S1T1
S1T2
S1T3 S1T4
Data Awal Penyusutan Bobot Badan Ulangan BB Awal BB Akhir I 207 205 II 273 271 III 319 317 I 254 252 II 303 301 III 410 407 I 340 336 II 398 395 III 454 451 I 345 341 II 453 449
Penyusutan 2 2 2 2 2 3 4 3 3 4 4
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
S2T1
S2T2
S2T3 S2T4
III I II III I II III I II III I II III
477 330 438 462 435 489 494 478 517 560 558 545 605
473 319 426 447 423 473 478 462 501 540 535 525 584
4 11 12 15 12 16 16 16 16 20 23 20 21
Tabel 2. Rataan dampak lama transportasi terhadap penyusutan bobot badan sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn (kg/ekor) Perlakuan S1T1 S1T2 S1T3 S1T4 S2T1 S2T2 S2T3 S2T4 Total Rataan
1 2,00 2,00 4,00 4,00 11,00 12,00 16,00 23,00 74,00 9,25
Kelompok 2 2,00 2,00 3,00 4,00 12,00 16,00 16,00 20,00 75,00 9,38
3 2,00 3,00 3,00 4,00 15,00 16,00 20,00 21,00 84,00 10,50
Total
Rataan
6,00 7,00 10,00 12,00 38,00 44,00 52,00 64,00 233,00 29,13
2,00 2,33 3,33 4,00 12,67 14,67 17,33 21,33 77,67 9,71
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 3. Tabel Dwikasta penyusutan bobot badan sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn Perlakuan S1 S2 Total Rata-Rata
T1 6 38 44 22
T2 7 44 51 25,5
T3 10 52 62 31
T4 12 64 76 38
Total 35 198 233 116,5
Rata-Rata 8,75 49,5 58,25 29,125
Lampiran 4. Uji BNT pengaruh lama transportasi terhadap penyusutan bobot badan sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn Faktor Transportasi (T) T1 T2 T3 T4
Rataan 7,33 8,50 10,33 12,67
Notasi 0,05 a a b c
Notasi 0,01 a ab bc c
Lampiran 5. Uji BNT pengaruh bangsa terhadap penyusutan bobot badan sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn Faktor Bangsa (B) S1 S2
Rataan 2,92 16,50
Notasi 0,05 a b
Notasi 0,01 a b
Lampiran 6. Uji BNT pengaruh interaksi bangsa dengan lama transportasi terhadap penyusutan bobot badan sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn Perlakuan S1T1 S1T2 S1T3 S1T4 S2T1 S2T2 S2T3 S2T4
Rataan 2,00 2,33 3,33 4,00 12,67 14,67 17,33 21,33
Notasi 0,05 a a a a b b c d
Notasi 0,01 a a a a b bc c d
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 7. Data lama transportasi terhadap ph daging pasca potong sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn Data pH daging Kelompok Perlakuan Total Rataan I II III S1T1 5,63 5,57 5,57 16,77 5,59 S1T2 5,60 5,57 5,53 16,7 5,57 S1T3 5,63 5,63 5,60 16,86 5,62 S1T4 5,70 5,70 5,73 17,13 5,71 S2T1 5,60 5,57 5,67 16,84 5,61 S2T2 5,70 5,60 5,70 17,00 5,67 S2T3 5,57 5,60 5,70 16,87 5,62 S2T4 5,77 5,73 5,77 17,27 5,76 Total 45,2 44,97 45,27 135,44 45,17 Rataan 5,65 5,62 5,66 16,93 5,64
Lampiran 8. Tabel Dwikasta ph daging pasca potong sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn
Bangsa S1 S2 Total BL
T1 16,77 16,84 33,61
Lama Transportasi T2 T3 16,7 16,86 17,00 16,87 33,7 33,73
Total Bangsa 67,46 67,98 135,44
T4 17,13 17,27 34,4
Lampiran 9. Uji BNT pengaruh bangsa terhadap pH daging pasca potong sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn Faktor Bangsa (B) S1 S2
Rataan 5,62 5,67
Notasi 0,05 a b
Notasi 0,01 a b
Lampiran 10. Uji BNT pengaruh lama transportasi terhadap pH daging pasca potong sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn Faktor Transportasi (T) T1 T2 T3 T4
Rataan 5,60 5,62 5,62 5,73
Notasi 0,05 a b c d
Notasi 0,01 a b c d
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 11. Data lama transportasi terhadap biaya transportasi sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn Data awal biaya transportasi sapi potong PO dan Shorthorn (Rp/ekor). Perlakuan S1T1
Ulangan I
Nama Biaya Bahan Bakar Tenaga kerja Administrasi Pos Tiket masuk
Nilai (Rp) 16.666,67 10000 20.000 30.000 666,6666667 77.333,33
Bahan Bakar Tenaga kerja Administrasi Pos Tiket masuk
16.666,67 10.000 20.000 20.000 666,6666667 67.333,33
Bahan Bakar Tenaga kerja Administrasi Pos Tiket masuk
16.666,67 10.000 20.000 10.000 666,6666667 57.333,33 33.333,33 13.333,33 20.000 50.000 666,6666667 117.333,33
Total II
Total III
S1T2
Total I
Bahan Bakar Tenaga kerja Administrasi Pos Tiket masuk
Total II
Bahan Bakar Tenaga kerja Administrasi Pos Tiket masuk
33.333,33 13.333,33 20.000 70.000 666,6666667
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
Total III
137.333,33 Bahan Bakar Tenaga kerja Administrasi Pos Tiket masuk
33.333,33 13.333,33 20.000 30.000 666,6666667 97.333,33
Bahan Bakar Tenaga kerja Administrasi Pos Tiket masuk
40.000 16.666,67 20.000 100.000 666,6666667 177.333,33
Bahan Bakar Tenaga kerja Administrasi Pos Tiket masuk
40.000 16.666,67 20.000 80.000 666,6666667 157.333,33
Bahan Bakar Tenaga kerja Administrasi Pos Tiket masuk
40.000 16.666,67 20.000 90.000 666,6666667 167.333,33 50.000 30.000 6.666,67 140.000 666,6666667 227.333 50.000 30.000 6.666,67
Total S1T3
I
Total II
Total III
S1T4
Total I
Bahan Bakar Tenaga kerja Administrasi Pos Tiket masuk
Total Bahan Bakar Tenaga kerja Administrasi
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
Pos Tiket masuk
120.000 666,6666667 207.333
Bahan Bakar Tenaga kerja Administrasi Pos Tiket masuk
50.000 30.000 6.666,67 130.000 666,6666667 217.333 15.000 10.000 10.000 333,3333333 35.333,33
Total
S2T1
Total I
Bahan Bakar Tenaga Kerja Pos Biaya palang
Total II
Bahan Bakar Tenaga Kerja Pos Biaya palang
15.000 10.000 20.000 333,3333333 45.333,33
Bahan Bakar Tenaga Kerja Pos Biaya palang
15.000 10.000 0 333,3333333 25.333,33 33.333,33 13.333,33 1.666,67 5000 333,3333333 53.666,67 33.333,33 13.333,33 21.666,67 5000 333,3333333
Total III
S2T2
Total I
Total II
Bahan Bakar Tenaga Kerja Pos Surat mutasi Biaya palang Bahan Bakar Tenaga Kerja Pos Surat mutasi Biaya palang
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
Total III
73.666,67 Bahan Bakar Tenaga Kerja Pos Surat mutasi Biaya palang
33.333,33 13.333,33 11.666,67 5.000 333,3333333 63.666,67
Bahan Bakar Tenaga Kerja Pos Surat mutasi Biaya palang
40.000 16.666,67 10.000 5000 333,3333333 72.000
Bahan Bakar Tenaga Kerja Pos Surat mutasi Biaya palang
40.000 16.666,67 30.000 5.000 333,3333333 92.000
Bahan Bakar Tenaga Kerja Surat mutasi Biaya palang
40.000 16.666,67 5000 333,3333333 82.000
Bahan Bakar Tenaga Kerja Pos Surat mutasi Biaya palang
50.000 16.666,67 23.333,33 5000 333,3333333 95.333 50.000 16.666,67 33.333,33
Total S2T3
I
Total II
Total III
Total S2T4
I
Total II
Bahan Bakar Tenaga Kerja Pos
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
Surat mutasi Biaya palang
5.000 333,3333333 105.333
Bahan Bakar Tenaga Kerja Pos Surat mutasi Biaya palang
50000 16.666,67 43.333,33 5000 333,3333333 115.333
Total III
Total
Tabel 12. Rataan dampak lama transportasi terhadap analisis biaya transportasi sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn (Rpx 000/ekor) Kelompok Total
Rataan
201,9 351,9 501,9 651,9 105,9 191,1
67,30 117,30 167,30 217,30 35,30 63,70
Perlakuan S1T1 S1T2 S1T3 S1T4 S2T1 S2T2
I 77,3 117,3 177,3 227,3 35,3 53,7
II 67,3 137,3 157,3 207,3 45,3 73,7
III 57,3 97,3 167,3 217,3 25,3 63,7
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
S2T3 S2T4 Total Rata-Rata
72,0 95,3 855,5 106,94
92,0 105,3 885,5 110,69
82,0 115,3 825,5 103,19
246,0 315,9 2566,5 320,81
82,00 105,30 855,50 106,94
Lampiran 13. Tabel Dwikasta analisis biaya transportasi sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn Perlakuan S1 S2 Total Rata-Rata
T1 201,9 105,9 307,8 153,9
T2 351,9 191,1 543 271,5
T3 501,9 246 747,9 373,95
T4 651,9 315,9 967,8 483,9
Total Rata-Rata 1707,6 426,9 858,9 214,725 2566,5 641,625 1283,25 320,8125
Lampiran 14. Uji BNT pengaruh interaksi lama transportasi dengan bangsaterhadap biaya transportasi sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn Faktor Interaksi (BT) S1T1 S1T2 S1 T 3 S1 T 4 S2 T 1 S2 T 2 S2 T 3 S2 T 4
Rataan 2,00 2,33 3,33 4,00 12,67 14,67 17,33 21,33
Notasi 0,05 a a a a b b c d
Notasi 0,01 a a a a b bc c d
Lampiran 15. Uji BNT pengaruh lama transportasi terhadap analisis biaya transportasi sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn Faktor Transportasi (T) T1 T2 T3 T4
Rataan 51,30 90,50 124,65 161,30
Notasi 0,05 a b c d
Notasi 0,01 a b c d
Lampiran 16. Uji BNT pengaruh bangsa terhadap analisis biaya transportasi sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009
Faktor Bangsa (B) S1 S2
Rataan 142,30 71,58
Notasi 0,05 a b
Notasi 0,01 a b
Karina Mia Berutu : Dampak Lama Transportasi Terhadap Penyusutan Bobot Badan, pH Daging Pasca Potong Dan Analisis Biaya Transportasi Sapi Potong Peranakan Ongole (PO) Dan Shorthorn, 2007. USU Repository © 2009