PUTUSAN Nomor 239/Pdt.G/2012/PA.Pkc BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan terhadap perkara cerai talak antara: PEMOHON, umur 55 tahun, agama Islam, pendidikan SMA, pekerjaan Eks. Karyawan PT PEC-Tech, tempat tinggal di Kabupaten PELALAWAN, selanjutnya disebut Pemohon; Melawan TERMOHON, umur 36 tahun, agama Islam, pendidikan SD, pekerjaan Ibu Rumah tangga, tempat tinggal di Kabupaten Pelalawan, selanjutnya disebut Termohon; Pengadilan Agama tersebut; Telah membaca dan mempelajari berkas perkara yang bersangkutan; Telah mendengar keterangan Pemohon dan Termohon; Telah memeriksa bukti-bukti di persidangan; TENTANG DUDUK PERKARA Menimbang, bahwa Pemohon dengan surat permohonannya tertanggal 07 September 2012 yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci dengan
Nomor Register 239/Pdt.G/2012/PA.Pkc tanggal 07 September 2012
mengemukakan dalil-dalil pada pokoknya sebagai berikut: 1. Bahwa pada tanggal 10 Agustus 2010, Pemohon dengan Termohon melangsungkan pernikahan yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan sebagaimana bukti berupa Buku Kutipan Akta Nikah Nomor : 287/10/VIII/2010, tertanggal 10 Agustus 2010, yang dikeluarkan oleh KUA Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan; 2. Bahwa pada waktu akad nikah, Pemohon berstatus duda dengan dua orang anak, sedangkan Termohon berstatus janda dengan satu orang anak; 3. Bahwa setelah akad nikah Pemohon dengan Termohon hidup bersama sebagai suamiistri dengan bertempat tinggal di rumah kontrakan di Sektor Langgam, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, selama 1 tahun, dan terakhir bertempat kediaman di rumah sendiri di Kelurahan Pangkalan Kerinci Timur, Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan; putusan no.239/pdt.g/2012/pa.pkc
hal 1 dari 8 hal
4. Bahwa selama ikatan pernikahan, Pemohon dan Termohon telah melakukan hubungan badan layaknya suami isteri (ba'da dukhul), tetapi belum dikaruniai anak; 5. Bahwa keadaan rumah tangga Pemohon dengan Termohon semula berjalan rukun dan baik, tetapi sejak akhir bulan Maret 2012 antara Pemohon dengan Termohon sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang mengakibatkan hubungan Pemohon dengan Termohon pada akhirnya menjadi tidak harmonis lagi; 6. Bahwa perselisihan Pemohon dengan Termohon pada intinya disebabkan oleh : a. Bahwa Termohon berselingkuh dengan laki-laki lain, itu Pemohon ketahui karena Termohon sering berkomunikasi dengan selingkuhannya melalui HP; b. Bahwa Termohon sebagai seorang Islam tidak mau menjalankan sholat lima waktu, dan kalau Pemohon nasehati Termohon malah membantah Pemohon; 7. Bahwa pihak keluarga pernah menasehati Pemohon dan Termohon, agar rukun lagi dalam menjalankan rumah tangga, namun tidak berhasil; 8. Bahwa akibat dari perselisihan dan pertengkaran Pemohon dengan Termohon terjadi pada tanggal 02 September 2012, saat mana Pemohon dan Termohon masih satu rumah tetapi sudah pisah ranjang, sampai sekarang tanpa saling menjalankan kewajiban sebagaimana layaknya suami-istri; 9. Bahwa dengan keadaan rumah tangga seperti dijelaskan di atas Pemohon sudah tidak memiliki harapan akan dapat hidup rukun kembali bersama Termohon untuk membina rumah tangga yang bahagia dimasa yang akan datang. Dengan demikian, permohonan izin Pemohon untuk mengikrarkan talak terhadap Termohon telah memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku; 10. Bahwa apabila Majelis Hakim mengabulkan permohonan ini, mohon agar memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci untuk menyampaikan satu helai salinan penetapan ikrar talak kepada Pegawai Pencatat Nikah/PPN Kantor Urusan Agama yang wilayahnya meliputi Tempat kediaman Pemohon dan Termohon dan atau Pegawai Pencatat Nikah/PPN Kantor Urusan Agama di tempat perkawinan Pemohon dan Termohon dilangsungkan untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu; 11. Bahwa Pemohon sanggup membayar seluruh biaya perkara yang timbul dalam perkara ini; Berdasarkan alasan/dalil-dalil di atas, Pemohon mohon agar Ketua Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci memeriksa dan mengadili perkara ini dengan memanggil Pemohon dan Termohon, dan selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi:
PRIMAIR: 1. Mengabulkan permohonan Pemohon; putusan no.239/pdt.g/2012/pa.pkc
hal 2 dari 8 hal
2. Menetapkan memberi izin kepada Pemohon untuk mengucapkan ikrar talak terhadap Termohon; 3. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci untuk menyampaikan satu helai salinan penetapan ikrar talak kepada Pegawai Pencatat Nikah/PPN Kantor Urusan Agama yang wilayahnya meliputi Tempat kediaman Pemohon dan Termohon dan atau Pegawai Pencatat Nikah/PPN Kantor Urusan Agama di tempat perkawinan Pemohon dan Termohon dilangsungkan untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu; 4. Membebankan kepada Pemohon untuk membayar biaya perkara menurut hukum yang berlaku; SUBSIDAIR: Atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya; Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang ditetapkan untuk pemeriksaan perkara ini, Pemohon datang menghadap ke persidangan, sedangkan Termohon datang menghadap ke persidangan sampai tahap jawaban dan setelah itu tidak pernah datang lagi tanpa alasan yang sah; Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah menasehati dan mendamaikan Pemohon dan Termohon supaya berbaik kembali dalam membina rumah tangga yang rukun dan harmonis, tetapi tidak berhasil karena Pemohon dan Termohon sama-sama tidak mau berbaik lagi; Menimbang, bahwa Pemohon dan Termohon telah dimediasi oleh MASHURI, S.Ag., MH, mediator dari hakim pada Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci, akan tetapi berdasarkan laporan Mediator Nomor : 239/Pdt.G/2012/PA.Pkc tanggal 22 Oktober 2012 ternyata upaya damai melalui mediasi tidak berhasil; Menimbang, bahwa selanjutnya dibacakan permohonan Pemohon yang isi dan maksudnya tetap dipertahankan oleh Pemohon; Menimbang, bahwa atas permohonan Pemohon tersebut, Termohon telah memberikan jawaban secara lisan pada pokoknya membenarkan dalil-dalil yang dikemukakan oleh Pemohon dalam permohonannya sepanjang adanya perselisihan dan pertengkaran yang terjadi dalam rumah tangga Pemohon dan Termohon, tetapi penyebabnya tidak benar karena Termohon berselingkuh dan tidak mau sholat. Penyebab sebenarnya berasal dari anak tiri Termohon dan justru Termohon lah yang tidak sholat. Menimbang, bahwa Termohon dalam jawabannya juga menegaskan bersedia bercerai dengan Pemohon karena Termohon tidak sanggup lagi membina rumah tangga dengan Pemohon, disamping itu Termohon telah menerima pemberian dari Pemohon sebesar Rp. 13.000.000,-. (tiga belas juta rupiah) sebagai mut’ah. Mengenai iddah Termohon serahkan kepada pertimbangan Majelis Hakim; putusan no.239/pdt.g/2012/pa.pkc
hal 3 dari 8 hal
Menimbang, bahwa selanjutnya Pemohon telah menyampaikan replik secara lisan pada pokoknya tetap pada permohonan semula dan menyanggupi membayar iddah sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah); Menimbang, bahwa Termohon dalam duplik secara lisan menyampaikan pada pokoknya tidak keberatan terhadap apa-apa yang telah disampaikan oleh Pemohon; Menimbang, bahwa Pemohon
untuk menguatkan dalil permohonannya telah
mengajukan bukti tertulis berupa: P.1.
Photocopy Buku Kutipan Akta Nikah Nomor : 287/10/VIII/2010 tanggal 10 Agustus 2012 yang telah dicocokkan dengan aslinya, ternyata sesuai dan bermeterai cukup serta telah dinazegelen dan dilegalisir oleh pejabat yang berwenang; Menimbang, bahwa Pemohon juga telah mengajukan 2 (dua) orang saksi ke
persidangan, masing-masing sebagai berikut: 1.
SAKSI PERTAMA, umur 20 tahun, agama Islam, pekerjaan Supir, tempat tinggal di Kabupaten Pelalawan pokoknya sebagai berikut: Bahwa, saksi mengenal
Pemohon dan Termohon karena saksi adalah anak
kandung Pemohon dari istri pertama / anak tiri Termohon; Bahwa, Pemohon dan Termohon adalah suami istri yang menikah pada tanggal 10 Agustus 2010 di Kantor Urusan Agama
Kecamatan Pangkalan Kerinci. Pada
waktu itu Pemohon berstatus duda dengan 2 (dua) orang anak, sedangkan Termohon berstatus janda dengan 1 (satu) orang anak. Setelah menikah Pemohon dan Termohon membina rumah tangga di Pangkalan Kerinci; Bahwa, keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon pada mulanya berjalan rukun, tetapi setelah Pemohon berhenti bekerja dari PT. PEC-Tech pada bulan Maret 2012 sering terjadi perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon dan Termohon; Bahwa, saksi mengetahui karena saksi tinggal bersama mereka dan sering melihat pertengkaran tersebut; Bahwa, penyebab pertengkaran Pemohon dan Termohon karena Pemohon sudah berhenti dari PT. PEC-Tech sehingga Termohon kurang memperdulikan Pemohon, disamping itu saksi mendengar dari pertengkaran tersebut tentang adanya perselingkuhan Termohon dengan laki-laki lain; Bahwa, dalam pertengkaran tersebut, saksi juga pernah mendengar Termohon minta cerai dari Pemohon; Bahwa, Pemohon tidak punya pekerjaan lagi, mereka hidup dari uang pesangon;
putusan no.239/pdt.g/2012/pa.pkc
hal 4 dari 8 hal
Bahwa, Pemohon menerima pesangon sebesar Rp. 60.000.000,- (enam puluh jutarupiah). Uang tersebut telah dipakai untuk biaya rumah tangga dan sebanyak Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) telah diserahkan kepada Termohon; Bahwa, pihak keluarga Pemohon telah mengupayakan perdamaian, tetapi tidak berhasil; 2.
SAKSI KEDUA, umur 59 tahun, agama Islam, pekerjaan Usaha Bengkel, tempat tinggal di Kabupaten Pelalawan, di bawah sumpahnya menerangkan pada pokoknya sebagai berikut: Bahwa, saksi mengenal Pemohon dan Termohon karena saksi merupakan teman dan tetangga dekat Pemohon; Bahwa, Pemohon dan Termohon adalah suami istri, menikah pada bulan Agustus 2010 di Pangkalan Kerinci dan belum dikaruniai anak; Bahwa, Pemohon sebelumnya berstatus duda, sedangkan Termohon berstatus janda; Bahwa, saksi sering melihat Pemohon dan Termohon bertengkar dan pernah juga mendengar Termohon minta diceraikan; Bahwa, penyebab perselisihan dan pertengkaran karena hubungan Pemohon kurang baik dengan Termohon dan adanya perselingkuhan Termohon dengan laki-laki lain; Bahwa, Pemohon dahulu bekerja di PT. PEC-Tech dan sejak bulan Maret 2012 sudah berhenti; Bahwa, Pemohon dan Termohon tidak serumah lagi sejak pemohon mengajukan perkara perceraian ke Pengadilan Agama; Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut, Pemohon membenarkan,
sedangkan Termohon tidak dapat dimintai tanggapannya; Menimbang, bahwa Pemohon berkesimpulan pada pokoknya tetap pada permohonan semula dan mohon putusan; Menimbang, bahwa untuk meringkas uraian dalam putusan ini cukup ditunjuk kepada berita acara persidangan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari putusan ini; TENTANG HUKUMNYA Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon adalah sebagaimana tersebut di atas; Menimbang, bahwa upaya damai, baik di persidangan maupun sesuai maksud pasal 82 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 maupun melalui mediasi sebagaimana diamanatkan oleh putusan no.239/pdt.g/2012/pa.pkc
Peraturan
hal 5 dari 8 hal
Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 telah dilaksanakan, tetapi ternyata tidak berhasil; Menimbang, bahwa persoalan pokok permohonan Pemohon adalah supaya Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci mengizinkan Pemohon untuk menjatuhkan thalak satu raj’i kepada Termohon karena rumah tangga Pemohon dan Termohon tidak harmonis lagi, sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan Termohon berselingkuh dan tidak mau melaksanakan sholat fardu; Menimbang, bahwa terhadap permohonan Pemohon tersebut, Termohon telah mengemukakan jawaban pada pokoknya mengakui dan membenarkan alasan-alasan permohonan Pemohon a quo sepanjang adanya perselisihan dan pertengkaran, tetapi Termohon membantah tentang penyebab perselihan tersebut bukan berasal dari Termohon, tetapi dari anak Pemohon dan Pemohonlah yang tidak mendirikan sholat fardu; Menimbang, bahwa Pemohon, untuk menguatkan dalil permohonannya telah mengajukan bukti surat dan bukti saksi yang telah diteliti dan diperiksa di persidangan oleh Majelis Hakim, ternyata alat bukti tersebut telah memenuhi syarat formil dan materil sebagai alat bukti; Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.1 dan pengakuan Termohon serta keterangan saksi-saksi harus dinyatakan terbukti Pemohon dan Termohon adalah suami isteri sah dan merupakan subjek hukum yang berkepentingan dalam perkara ini; Menimbang, bahwa meskipun Termohon mengakui adanya perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon dan Termohon yang menyebabkan pecahnya rumah tangga mereka, tetapi berdasarkan pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo Pasal 134 Kompilasi Hukum Islam, Majelis Hakim perlu mendengar keterangan dari keluarga atau orang dekat dari kedua belah pihak, in casu keluarga atau orang dekat Pemohon; Menimbang,
bahwa
meskipun
Termohon
membantah
tentang
penyebab
perselisihan, tetapi Termohon tidak mengajukan bukti-bukti yang dapat menguatkan dalil bantahannya, bahkan Termohon hanya hadir ke persidangan sampai tahap jawaban dan setelah itu tidak pernah hadir lagi, sehingga bantahan tersebut harus ditolak atau setidaktidaknya harus dikesampingkan; Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi yang diajukan oleh Pemohon yang dihubungkan dengan pengakuan Termohon di persidangan, ditemukan fakta sebagai berikut: - Bahwa, Pemohon dan Termohon adalah suami istri sah dan belum dikaruniai 1 (satu) orang anak; - Bahwa, antara Pemohon dan Termohon sering terjadi perselisihan dan pertengkaran dalam rumah tangga; putusan no.239/pdt.g/2012/pa.pkc
hal 6 dari 8 hal
- Bahwa, penyebab perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon dan Termohon karena hubungan Termohon kurang baik dengan anak Pemohon (anak tiri Termohon) disamping itu adanya perselingkuhan Termohon dengan laki-laki lain; - Bahwa, Pemohon dan Termohon sama-sama tidak mau lagi membina rumah tangga; Menimbang, bahwa berdasarkan kondisi sebagaimana diuraikan di atas, Majelis Hakim menilai telah terjadi perselisihan dan pertengkaran terus-menerus antara Pemohon dan Termohon yang berakibat pecahnya rumah tangga mereka dan sudah tidak ada harapan untuk rukun kembali, sehingga tujuan perkawinan untuk membina rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa rahmah sebagaimana tercantum dalam pasal 1 Undang-undang Nomor : 1 Tahun 1974 jo pasal 3 Kompilasi Hukum Islam tidak akan terwujud lagi; Menimbang, bahwa mempertahankan rumah tangga Pemohon dan Termohon yang sudah demikian pecahnya akan sia-sia belaka, tidak akan mendatangkan kemaslahatan, tetapi justru akan mendatangkan kemudharatan berkepanjangan kepada kedua belah pihak sehingga jalan yang terbaik untuk kedua belah pihak adalah bercerai secara baik-baik; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, Majelis Hakim berpendapat permohonan Pemohon untuk bercerai dengan Termohon telah beralasan hukum dan telah sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam pasal 39 Undangundang Nomor: 1 Tahun 1974 jo pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor: 9 Tahun 1975 jo pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam sehingga dapat dikabulkan; Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim perlu mengemukakan dalil hukum yang terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 227 yang berbunyi:
اﻟﻄﱠﻼق اﻟﻠﱠﻪ َ َﲰ ِ ٌﻴﻊَﻋﻠِ ٌﻴﻢ إِن َُﻋﺰﻣﻮا ِﻓَﺈَﱠن ْ َو “Dan kalau mereka (suami) telah berketetapan hati untuk menjatuhkan talak, maka sesungguhnya Allah itu maha mendengar dan maha mengetahui”. Menimbang, bahwa oleh karena permohonan Pemohon untuk menjatuhkan thalak satu raj’i terhadap Termohon dikabulkan dan Termohon telah pula menyatakan kesediaannya membayar nafkah iddah sebesar Rp 1.000.000,-. (satu juta rupiah), maka berdasarkan pasal 149 huruf b dan untuk kepastian hukum Majelis Hakim, secara ex officio, perlu mencantumkannya dalam amar putusan ini; Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 89 Undang-Undang Nomor: 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor: 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 semua biaya yang timbul dalam perkara ini dibebankan kepada Pemohon; Mengingat, segala peraturan perundang-undangan dan ketentuan hukum syara’ terutama yang berkaitan dengan perkara ini; putusan no.239/pdt.g/2012/pa.pkc
hal 7 dari 8 hal
MENGADILI 1. Mengabulkan permohonan Pemohon; 2. Memberi izin kepada Pemohon (PEMOHON) untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon (TERMOHON) di depan sidang Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci; 3. Menghukum Pemohon untuk membayar nafkah selama masa iddah sebesar Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah); 4. Membebankan kepada Pemohon untuk membayar biaya perkara sebesar Rp 541.000,(lima ratus empat puluh satu ribu rupiah); Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci pada hari Senin tanggal 26 November 2012 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 12
Muharram 1434 Hijriyah oleh kami AFRIZAL, S.Ag
sebagai Ketua Majelis, IMDAD, SHI. dan RAHMI MAILIZA ANNUR, SHI. masingmasing sebagai hakim anggota yang diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis tersebut dengan didampingi Hakim-Hakim Anggota dan M. KAMARUZZAMAN, SH sebagai Panitera Pengganti dengan dihadiri oleh Pemohon diluar hadirnya Termohon; Ketua Majelis ttd A F R I Z A L, S.Ag Hakim Anggota
Hakim Anggota
ttd
ttd
I M D A D, SHI.
RAHMI MAILIZA ANNUR, SHI. Panitera Pengganti ttd
M. KAMARUZZAMAN, SH Perincian Biaya Perkara 1 2 3 3 4
Biaya Pendaftaran Rp 30.000 Biaya Administrasi Rp 50.000 Biaya pemanggilan Rp 450.000 Biaya Redaksi Rp 5.000 Biaya Meterai Rp 6.000 Jumlah Rp 541.000 ( lima ratus empat puluh satu ribu rupiah)
putusan no.239/pdt.g/2012/pa.pkc
hal 8 dari 8 hal
putusan no.239/pdt.g/2012/pa.pkc
hal 9 dari 8 hal