PA.Pkc

SALINAN

PUTUSAN Nomor 244/Pdt.G/2012/PA.Pkc. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama dalam persidangan majelis telah menjatuhkan putusan dalam perkara antara: PEMOHON, umur 30 tahun, agama Islam, pekerjaan Dagang, tempat tinggal di PELALAWAN, selanjutnya disebut sebagai Pemohon; Melawan: TERMOHON, umur 28 tahun, agama Islam, Pekerjaan Ibu Rumah Tangga, tempat tinggal di PELALAWAN, selanjutnya disebut sebagai Termohon;

Pengadilan Agama tersebut; Telah mempelajari berkas perkara; Telah mendengar keterangan Pemohon, Termohon dan saksi-saksi di persidangan; TENTANG DUDUK PERKARANYA Menimbang, bahwa Pemohon berdasarkan surat permohonannya tertanggal 11 September 2012 yang telah terdaftar di kepaniteraan Pengadilan Agama

Pangkalan

Kerinci

244/Pdt.G/2012/PA.Pdg tanggal

dengan

Register

Perkara

Nomor

11 September 2012 telah mengemukakan

dalil-dalil sebagai berikut: 1. Bahwa pada tanggal 19 Agustus 2004, Pemohon dengan Termohon melangsungkan pernikahan yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Bunut, Kabupaten Pelalawan sebagaimana

bukti

berupa

Buku

Kutipan

Akta

Nikah

Nomor

234/24/VIII/2004, tertanggal 21 Agustus 2004, yang dikeluarkan oleh KUA Kecamatan Bunut, Kabupaten Pelalawan; 2. Bahwa setelah akad nikah Pemohon dengan Termohon hidup bersama sebagai suami-istri dengan bertempat tinggal di rumah orang tua Termohon di Desa Pekan Tua, Kecamatan Bunut, Kabupaten Pelalawan, selama 3 bulan, kemudian pindah dan bertempat kediaman bersama di rumah kontrakan di Desa Angkasa, Kecamatan Bandar Petalangan, Kabupaten Pelalawan, selama 1 tahun dan terakhir Pemohon dan Termohon kembali

lagi ke rumah orang tua Termohon di Desa Pekan Tua, Kecamatan Bunut, Kabupaten Pelalawan;; 3. Bahwa selama ikatan pernikahan, Pemohon dan Termohon telah dikaruniai dua orang anak yang bernama : a. ANAK PERTAMA waktu umur 2/5 bulan anak tersebut sudah meninggal dunia; b. ANAK KEDUA Umur 5 tahun; Anak pertama sudah meninggal dunia, dan anak kedua tersebut saat ini ikut bersama Pemohon; 4. Bahwa keadaan rumah tangga Pemohon dengan Termohon semula berjalan rukun dan baik, tetapi sejak awal tahun 2010 antara Pemohon dengan Termohon sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang mengakibatkan hubungan Pemohon dengan Termohon pada akhirnya menjadi tidak harmonis lagi; 5. Bahwa perselisihan Pemohon dengan Termohon pada intinya disebabkan oleh : a. Bahwa Termohon tidak mau diajak hidup mandiri oleh Termohon, dan Termohon lebih memilih tinggal bersama orang tua Termohon dari pada Pemohon sebagai suami Termohon; b. Bahwa Termohon kalau dinasehati oleh Pemohon, Termohon lebih mendengarkan kata-kata orang tua Termohon dari pada Pemohon sebagai suami Termohon; 6. Bahwa akibat dari perselisihan dan pertengkaran Pemohon dengan Termohon terjadi pada pertengahan tahun 2010 saat mana Pemohon dan Termohon berpisah tempat tinggal, Pemohon pulang ke rumah orang tua Pemohon di Desa Angkasa, Kecamatan Bandar Petalangan, Kabupaten Pelalawan, sedangkan Termohon masih tinggal di rumah orang tua Termohon di Desa Pekan Tua, Kecmatan Bunut, Kabupaten Pelalawan, sampai sekarang tanpa saling menjalankan kewajiban sebagaimana layaknya suami-istri; 7. Bahwa dengan keadaan rumah tangga seperti dijelaskan di atas Pemohon sudah tidak memiliki harapan akan dapat hidup rukun kembali bersama Termohon untuk membina rumah tangga yang bahagia dimasa yang akan datang. Dengan demikian, permohonan izin Pemohon untuk mengikrarkan talak terhadap Termohon telah memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku;

Hal 2 dari 13 hal, Putusan No. 244/PDt.G/2012/PA.Pkc

8. Bahwa apabila Majelis Hakim mengabulkan permohonan ini, mohon agar memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci untuk menyampaikan satu helai salinan penetapan ikrar talak kepada Pegawai Pencatat Nikah/PPN Kantor Urusan Agama yang wilayahnya meliputi Tempat kediaman Pemohon dan Termohon dan atau Pegawai Pencatat Nikah/PPN Kantor Urusan Agama di tempat perkawinan Pemohon dan Termohon dilangsungkan untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu; 9. Bahwa Pemohon sanggup membayar seluruh biaya perkara yang timbul dalam perkara ini; Berdasarkan alasan/dalil-dalil di atas, Pemohon mohon agar Ketua Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci memeriksa dan mengadili perkara ini dengan memanggil Pemohon dan Termohon, dan selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi: PRIMAIR: 1. Mengabulkan permohonan Pemohon; 2. Menetapkan memberi izin kepada Pemohon untuk mengucapkan ikrar talak terhadap Termohon; 3. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci untuk menyampaikan satu helai salinan penetapan ikrar talak kepada Pegawai Pencatat Nikah/PPN Kantor Urusan Agama yang wilayahnya meliputi Tempat kediaman Pemohon dan Termohon dan atau Pegawai Pencatat Nikah/PPN Kantor Urusan Agama di tempat perkawinan Pemohon dan Termohon dilangsungkan untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu; 4. Membebankan kepada Pemohon untuk membayar biaya perkara menurut hukum yang berlaku; SUBSIDAIR: Atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya; Menimbang, bahwa pada hari sidang yang telah ditetapkan, Pemohon dan Termohon telah datang menghadap sendiri di persidangan, Majelis telah berusaha mendamaikan Pemohon dan Termohon, bahkan telah diupayakan perdamaian melalui mediasi yang dilakukan oleh mediator Dra. Arnetis (Hakim Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci), namun tetap tidak berhasil;


Menimbang, bahwa selanjutnya dibacakan permohonan Pemohon, dan atas permohonan Pemohon, Pemohon menyatakan tetap dengan permohonan Pemohon; Menimbang, ahwa selanjutnya atas permohonan Pemohon, Termohon telah memberikan jawaban sekaligus gugatan rekonvensi secara lisan yang pada pokoknya sebagai berikut: Dalam Konvensi: -

Bahwa segala yang didalilkan Pemohon dalam surat permohonannya adalah benar demikian;

-

Bahwa Termohon bersedia untuk bercerai dengan Pemohon

Dalam Rekonvensi: Bahwa apabila permohonan Pemohon untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon dikabulkan, maka Termohon mengajukan gugatan rekonvensi, dalam hal ini Termohon disebut sebagai Penggugat, sedangkan Pemohon disebut sebagai Tergugat, dengan dalil sebagai berikut: -

Bahwa Penggugat akan menjalani masa iddah selama 3 (tiga) bulan dan oleh karenanya Penggugat menuntut supaya Tergugat membayar nafkah selama iddah selama 3 (tiga) bulan sebesar Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) per bulan;

-

Bahwa Penggugat dan Tergugat memiliki 1 (satu) orang anak berumur 5 (lima) tahun yang sangat membutuhkan kasih sayang dari Penggugat selaku ibu kandungnya, oleh karena itu Penggugat menuntut supaya anak tersebut berada dalam asuhan/hadhonah Penggugat;

-

Bahwa anak Penggugat dan Tergugat

masih membutuhkan biaya baik

untuk biaya hidup sehari-hari maupun untuk pendidikan, sedang Penggugat tidak mempunyai penghasilan apa-apa, oleh karena itu Penggugat menuntut nafkah anak sampai anak dewasa minimal sebesar Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) per bulan sampai anak tersebut dewasa atau bisa hidup mandiri; -

Berdasarkan dalil tersebut, Penggugat memohon kepada Majelis Hakim untuk menjatuhkan putusan sebagai berikut: PRIMAIR: 1. Mengabulkan Gugatan Penggugat; 2. Menetapkan anak Penggugat dan Tergugat

yang bernama ANAK

KEDUA umur 5 tahun, berada dalam asuhan/ hadhonah Penggugat; 3. Menghukum Tergugat

untuk membayar sejumhlah uang kepada

Penggugat berupa:


a. Nafkah iddah selama 3 (tiga) bulan sebesar

Rp. 900.000,-

(Sembilan ratus ribu rupiah); b.

Nafkah 1 (satu) orang anak minimal sebesar Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) per bulan, sampai anak tersebut dewasa/mandiri;

SUBSIDAIR: Atau jika Majelis hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadiladilnya; Menimbang, bahwa atas jawaban dalam konvensi dan gugatan dalam rekonvensi, Pemohon/Tergugat

mengemukakan replik dalam konvensi dan

jawaban dalam rekonvensi pada pokoknya sebagai berikut: Dalam Konvensi: Bahwa atas jawaban Termohon yang mengakui semua dalil Pemohon, Pemohon tidak menanggapinya lagi; Dalam Rekonvensi: -

Bahwa Tergugat tidak keberatan terhadap hak asuh/ hadhonah anak berada pada Penggugat asalkan Tergugat tidak dipersulit atau dihalang-halangi untuk bertemu dan mencurahkan kasih sayang kepada anak tersebut;

-

Bahwa Tergugat menerima tuntutan Penggugat untuk membayar nafkah iddah selama 3 (tiga) bulan yang jumlah seluruhnya Rp. 900.000,(Sembilan ratus ribu rupiah);

-

Bahwa penghasilan Tergugat tidak tentu, perkiraan dalam 1 (satu) bulan kurang dari Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah);

-

Bahwa Tergugat

tidak sanggup memenuhi tuntutan Penggugat untuk

membayar nafkah anak sebesar Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) per bulan, Tergugat Rekonpensi hanya menyanggupi sebesar Rp. 200.000,(dua ratus ribu rupiah); Menimbang, bahwa atas Replik dalam Konvensi dan jawaban dalam Rekonvensi tersebut, Termohon/Penggugat tetap pada jawaban dan gugatan semula; Menimbang,

bahwa

Pemohon

untuk

menguatkan

dalil-dalil

permohonannya telah mengajukan bukti surat berupa Fotokopi Kutipan Akta Nikah atas nama Pemohon dan Termohon, Nomor 234/24/VIII/2004 tertanggal 21 Agustus 2004, yang aslinya dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Bunut, Kabupaten Pelalawan, Propinsi Riau. Fotokopi tersebut telah dinazagelen dan telah dilegalisir oleh Panitera Pengadilan Agama


Pangkalan Kerinci. Kemudian Majelis meneliti surat tersebut dan mencocokkan dengan aslinya (P.); Menimbang, bahwa selain mengajukan bukti surat, Pemohon juga telah menghadirkan 2 (dua) orang saksi untuk didengar keterangannya di persidangan, sebagai berikut: 1. SAKSI PERTAMA, umur 50 tahun, agama Islam, pekerjaan Wiraswasta, bertempat tinggal di PELALAWAN, di bawah sumpahnya menerangkan yang pada pokoknya sebagai berikut : -

Bahwa saksi adalah paman Pemohon;

-

Bahwa Pemohon dengan Termohon telah menikah pada tahun 2004;

-

Bahwa setelah menikah Pemohon dengan Termohon bertempat tinggal di rumah orang tua Termohon dan sudah dikaruniai 2 (dua) orang anak, anak pertama telah meninggal dunia;

-

Bahwa sejak sekitar tahun 2010, Pemohon dengan Termohon telah berpisah tempat tinggal, disebabkan karena antara Pemohon dengan Termohon sering bertengkar diakibatkan oleh sikap Termohon yang tidak mau diajak Pemohon untuk hidup mandiri dan Termohon lebih mendengarkan orang tua Termohon daripada Pemohon;

-

Bahwa sejak perpisahan tersebut, Pemohon dengan Termohon telah pernah didamaikan namun tidak berhasil;

-

Bahwa pekerjaan Pemohon sekarang tidak tetap, bisa menggali sumur, dan bisa juga menjual kue pancung;

-

Bahwa kalau Pemohon banyak dapat pekerjaan, Pemohon bias mendapat Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah), tetapi bisa juga jauh di bawah Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah);

2. SAKSI KEDUA, umur 55 Tahun, agama Islam, pekerjaan Wiraswasta, bertempat tinggal di PELALAWAN, di bawah sumpahnya menerangkan yang pada pokoknya sebagai berikut: - Bahwa saksi ayah kandung Pemohon; - Bahwa Pemohon dengan Termohon telah menikah pada tahun 2004; - Bahwa setelah menikah, Pemohon dengan Termohon bertempat tinggal di rumah orang tua Termohon; - Bahwa sekitar tahun 2010, Pemohon dengan Termohon mulai sering terjadi pertengkaran yang disebabkan Termohon tidak mendengarkan ajakan Pemohon untuk pindah dari rumah orang tua Termohon untuk


hidup mandiri, malah Termohon menolaknya, dan Termohon terlalu mengikuti kemauan orang tua Termohon; - Bahwa saksi mengetahuinya dari ekspresi Pemohon yang murung, ketika saksi tanyakan kepada Pemohon ada masalah apa, Pemohon menjawab bahwa Pemohon bertengkar dengan Termohon; - Bahwa sejak berpisah Pemohon dengan Termohon telah pernah didamaikan namun tidak berhasil, sampai sekarang tidak pernah bersatu lagi; - Bahwa Pemohon hanya kerja serabutan dan tidak punya pekerjaan tetap, saat ini Pemohon berjualan kue pancung, penghasilan rata-rata Pemohon sebulan sekitar Rp. 800.000,- (delapan ratus ribu rupiah); Menimbang, bahwa atas keterangan saksi-saksi di atas, Pemohon membenarkannya dan Termohon tidak keberatan; Menimbang, Termohon menyatakan tidak akan mengajukan alat bukti, baik surat maupun saksi-saski dalam persidangan ini; Menimbang,bahwa Pemohon dalam kesimpulannya menyatakan tetap dengan permohonan dalam konvensi dan jawaban dalam rekonvensi serta mohon putusan yang seadil-adilnya; Menimbang, bahwa Termohon dalam kesimpulannya menyatakan tetap dengan jawaban dalam konvensi dan gugatan dalam rekonvensi; Menimbang, bahwa segala peristiwa yang tercatat dalam berita acara persidangan perkara ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari putusan ini; TENTANG HUKUMNYA Dalam Konpensi Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon adalah sebagaimana tersebut di atas; Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan Pemohon dan Termohon agar kembali bersatu dalam rumah tangga, namun tidak berhasil, bahkan telah dilaksanakan mediasi oleh mediator Dra. Arnetis (Hakim Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci) juga tidak berhasil, Pemohon dan Termohon bersikeras untuk bercerai; Menimbang, bahwa alasan perceraian yang diajukan oleh Pemohon pada pokoknya adalah karena rumah tangga Pemohon dan Termohon sejak awal awal tahun 2004 sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan Termohon tidak mau diajak hidup mandiri oleh Pemohon, dan


Termohon lebih memilih tinggal bersama orang tua Termohon, bahkan kalau Termohon dinasehati, Termohon lebih mendengar orang tua Termohon daripada Pemohon, akibatnya pada pertengahan tahun 2010 Pemohon meninggalkan Termohon dan tinggal di rumah orang tua Pemohon, sehingga sejak saat itu antara Pemohon dan Termohon telah berpisah tempat tinggal selama lebih kurang 2 (dua) tahun lebih; Menimbang, bahwa atas permohonan Pemohon, Termohon telah memberikan jawaban yang pada pokoknya membenarkan semua dalil Pemohon; Menimbang, bahwa Pemohon untuk menguatkan permohonannya telah mengajukan bukti surat yang bertanda (P.1) serta 2 orang saksi yaitu SAKSI PERTAMA dan SAKSI KEDUA; Menimbang, bahwa bukti surat bertanda P.1, telah dibubuhi meterai secukupnya serta telah diteliti ternyata sesuai dengan aslinya. Asli dari bukti tersebut dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang untuk itu, terhadap bukti tersebut tidak dibantah oleh Termohon, yang pada pokoknya menerangkan bahwa Pemohon telah menikah dengan Termohon pada tanggal 19 Agustus 2004; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, ternyata bukti P.1 tersebut ini telah memenuhi syarat untuk pembuktian dan dapat diterima sebagai alat bukti; Menimbang, bahwa saksi pertama dan saksi kedua yang diajukan Pemohon pada pokoknya menerangkan Pemohon dan Termohon sudah berpisah tempat tinggal sejak pertengahan tahun 2010 karena Pemohon dan Termohon sering terjadi pertengkaran yang disebabkan sikap Termohon yang tidak mau diajak hidup mandiri oleh Pemohon dan karena Termohon lebih mendengar kata-kata orang tua Termohon daripada Pemohon, serta Pemohon dengan Termohon sudah dinasehati untuk berdamai namun tidak berhasil, dan untuk penghasilan Pemohon rata-rata sebulan antara Rp. 800.000,- (delapan ratus ribu rupiah) sampai dengan Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah); Menimbang, bahwa dua orang saksi yang diajukan Pemohon adalah orang yang tidak terlarang menjadi saksi, dan keduanya telah memberikan keterangan di bawah sumpah dengan keterangannya saling bersesuaian, oleh karenanya bukti saksi tersebut telah memenuhi syarat formil dan materil pembuktian, sehingga dapat diterima dan dipertimbangkan;


Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan para saksi yang diajukan oleh Pemohon terbukti bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah tidak harmonis lagi, Pemohon dan Termohon sebagai suami isteri sudah lebih 2 (dua) tahun berpisah tempat tinggal; Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan pasal 33 Undang-Undang Nomor: 1 Tahun 1974 jo pasal 77 ayat (2) Kompilasi Hukum Islam, Pemohon dan Termohon sebagai suami isteri seharusnya saling melindungi dan saling memberikan bantuan lahir dan bathin yang satu kepada yang lainnya, namun kenyataannya Pemohon dan Termohon telah hidup saling berpisah telah lebih dari 2 (dua) tahun, bahkan Pemohon dan Termohon secara tegas sama-sama menyatakan sudah tidak ingin rukun lagi sebagai suami isteri; Menimbang,

bahwa

berdasarkan

fakta

di

atas

dengan

tidak

mempertimbangkan lebih jauh tentang siapa penyebab perselisihan dan pertengkaran, karena mencari siapa yang bersalah hanya akan menambah beban mental mereka dan keturunannya di kemudian hari, namun melihat sikap Pemohon dan Termohon yang sudah tidak mau lagi melanjutkan hubungan pernikahan, Majelis Hakim menilai bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon “telah pecah” sehingga harapan untuk membentuk rumah tangga yang rukun dan sejahtera sebagaimana dimaksud oleh pasal 1 Undang-Undang Nomor: 1 Tahun 1974 jo pasal 3 Kompilasi Hukum Islam tidak akan mungkin terwujud; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, Majelis Hakim berpendapat alasan Pemohon untuk menceraikan Termohon telah cukup beralasan karena telah memenuhi maksud pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor: 1 Tahun 1974 jo pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor: 9 Tahun 1975 dan pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, maka permohonan Pemohon agar diberi izin untuk mengikrarkan talak terhadap Termohon dapat dikabulkan; Dalam Rekonpensi Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah sebagaimana tersebut di atas; Menimbang, bahwa segala sesuatu yang telah dipertimbangkan dalam Konpensi tersebut di atas, adalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan pertimbangan dalam Rekonpensi ini; Menimbang, bahwa pada pokoknya Penggugat menuntut:


-

Menetapkan anak Penggugat Rekonpensi dengan Tergugat Rekonpensi yang

bernama

ANAK

KEDUA

umur

5

tahun,

berada

dalam

asuhan/hadhonah Penggugat; -

Menghukum Tergugat untuk membayar biaya berupa: -

Nafkah selama masa iddah selama 3 (tiga) bulan sebesar Rp. 900.000,(Sembilan ratus ribu rupiah);

-

Nafkah 1 (satu) orang anak minimal sebesar Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) per bulan, sampai anak tersebut dewasa/mandiri; Menimbang,

bahwa

atas

gugatan

Penggugat,

Tergugat

telah

memberikan jawaban secara lisan yang pada pokoknya sebagai berikut: -

Tergugat tidak keberatan mengenai hak asuh anak berada dalam pengasuhan Penggugat, dengan syarat, Tergugat tidak dipersulit dan dihalang-halangi untuk bertemu dengan anak;

-

Tergugat menyanggupi untuk membayar nafkah iddah selama 3 (tiga) bulan yang jumlah seluruhnya Rp. 900.000,- (Sembilan ratus ribu rupiah);

-

Tergugat hanya menyanggupi nafkah anak sebesar Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) karena penghasilan Tergugat kurang dari Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah); Menimbang, bahwa pada dasarnya pemeliharaan anak adalah untuk

kepentingan anak, baik untuk pertumbuhan jasmani, ruhani, kecerdasan dan agamanya, oleh karena itu ibu lebih layak dan lebih berhak untuk memelihara anak di bawah usia 12 tahun, sebagaimana diatur dalam pasal 105 huruf (a) Kompilasi Hukum Islam (Instruksi Presiden RI Nomor 1 tahun 1991); Menimbang, bahwa anak Penggugat dengan Tergugat yang bernama ANAK KEDUA baru berusia 5 (lima) tahun sehingga hak asuh anak lebih layak diserahkan kepada Penggugat, apalagi selama berpisah anak tersebut sudah tinggal bersama Penggugat. Oleh karenanya tuntutan Penggugat tersebut dapat dikabulkan; Menimbang, bahwa meskipun hak asuh anak berada dalam pengasuhan Penggugat, sebagaimana diatur dalam pasal 105 huruf (c) Kompilasi Hukum Islam (Instruksi Presiden RI Nomor 1 tahun 1991), bahwa biaya pemeliharaan anak tetap ditanggung oleh ayahnya dalam hal ini adalah Tergugat; Menimbang, bahwa mengenai tuntutan Penggugat tentang nafkah untuk 2 (dua) orang anak Penggugat dan Tergugat untuk masa yang akan datang, sesuai dengan pasal 149 huruf (d) Kompilasi Hukum Islam (Instruksi Presiden RI Nomor 1 tahun 1991), bahwa kewajiban seorang ayah dalam hal biaya


adalah sampai anak berumur 21 tahun atau telah berdiri sendiri, dan ternyata saat ini anak yang kedua berumur 5 (lima) tahun, oleh karena itu gugatan Penggugat tentang nafkah untuk anak Penggugat dengan Tergugat telah beralasan hukum, maka berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, Majelis sepakat menghukum Tergugat untuk membayar nafkah untuk anak Penggugat dan Tergugat yang bernama Alia Fiolawati binti Slamat Ramadan sampai anak tersebut dewasa/mandiri; Menimbang, bahwa mengenai banyaknya yang harus dibayar oleh Tergugat, dengan memperhatikan kepada jumlah penghasilan yang diterima Tergugat sebagai pekerja serabutan (tidak tetap) dengan penghasilan rata-rata tidak lebih dari Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah) per bulannya, maka berdasarkan kepatutan dan kepantasan Majelis Hakim sepakat menghukum Tergugat untuk membayar nafkah untuk 1 (satu) orang anak minimal sebesar Rp 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) per bulan sampai anak tersebut dewasa dan mandiri; Menimbang, bahwa tuntutan Penggugat tentang nafkah selama masa iddah telah disetujui dan disanggupi oleh Tergugat sesuai nominal yang dituntut Tergugat, maka tuntutan tersebut dapat dikabulkan; Dalam Konpensi dan Rekonpensi Menimbang, bahwa karena perkara ini menyangkut bidang perkawinan, maka sesuai pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-undang Nomor 50 tahun 2009, semua biaya yang timbul dalam perkara ini dibebankan kepada Pemohon//Tergugat; Mengingat segala ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta hukum Syara’ yang berkaitan dengan perkara ini; MENGADILI Dalam Konpensi 1. Mengabulkan permohonan Pemohon; 2. Memberi izin kepada Pemohon (PEMOHON) untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon (TERMOHON) di depan sidang Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci; Dalam Rekonpensi 1. Mengabulkan gugatan Penggugat; 2. Menetapkan anak yang bernama ANAK, umur 5 tahun, berada dalam asuhan / hadhonah Penggugat;


3. Menghukum Tergugat (PEMOHON ) untuk membayar kepada Penggugat (TERMOHON) biaya berupa: a. Nafkah selama masa iddah sebesar Rp. 900.000,- (sembilan ratus ribu rupiah) b. Nafkah 1 (satu) orang anak minimal sebesar Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) per bulan sampai anak tersebut dewasa atau mandiri; Dalam Konpensi dan Rekonpensi -

Membebankan kepada Pemohoni/Tergugat untuk membayar biaya perkara ini sebesar Rp. 691.000,- (enam ratus sembilan puluh satu ribu rupiah); Demikianlah

diputus

dalam

sidang

permusyawaratan

majelis

Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci pada hari Senin tanggal 03 Desember 2012 M. bertepatan dengan tanggal 19 Muharram 1434 H. oleh Afrizal, S.Ag, Ketua Majelis, Imdad, SHI dan Rahmi Mailiza Annur, SHI, Hakim-hakim anggota, putusan ini diucapkan pada hari itu juga oleh Ketua Majelis tersebut dalam sidang terbuka untuk umum, didampingi Imdad, SHI dan Rahmi Mailiza Annur, SHI, Hakim-hakim anggota, serta M. Kamaruzzaman, SH Panitera Pengganti dengan dihadiri Pemohon/Tergugat dan Termohon /Penggugat; Ketua Majelis, TTD ttdAfrizal, S.Ag Hakim Anggota,

Hakim Anggota,

TTD

TTD

Td

d Imdad, SHI

Rahmi Mailiza Annur, SHI Panitera Pengganti TTDtt M. Kamaruzzaman, SH

Perincian Biaya Perkara 1. Pendaftaran : Rp. 50.000,2. Pemberkasan : Rp. 30.000,3. Biaya Panggilan: Rp. 600.000,4. Redaksi : Rp. 5.000,5. Meterai : Rp. 6.000,Jumlah : Rp. 691.000,- (enam ratus Sembilan puluh satu ribu rupiah)



PA.Pkc

Recommend Documents