Panduan Praktis BIMBINGAN HAJI DAN UMRAH Sesuai dengan petunjuk dan praktik haji Rosulullah SAW. dan para Sahabat. O L E H Drs. H. Anshoruddin, S.H.,M.A. Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Agama Kalimantan Barat
Pontianak – Kalimantan Barat 6 September 2016 M. 4 Dzul Hijjah 1437 H.
DAFTAR ISI : 1. KATA PENGANTAR .......................................... 2. Bab I : HUKUM DAN KEUTAMAAN HAJI DAN UMRAH....................................................... 1 Hukum Haji dan Umrah ......................................... 1 Keutamaan Haji dan Umrah ................................... 1 3. Bab II : AMALAN DALAM HAJI DAN UMRAH ................................................................ 2 Amalan Dalam Umrah ........................................... 3 Amalan Dalam Haji................................................ 4 4. Bab III : LARANGAN DALAM IHRAM DAN SANGSINYA ........................................................ 7 Larangan................................................................. 7 Sangsi ..................................................................... 8 5. Bab IV : PELAKSANAAN IBADAH HAJI DAM UMRAH MENURUT SUNNAH ROSULULLAH SAW .......................................... 9 Dasar Hukum ......................................................... 9 Cara Haji Tamattu’ ................................................. 10
2
BAB I HUKUM DAN KEUTAMAAN HAJI DAN UMRAH A. HUKUM HAJI DAN UMRAH Haji adalah salah satu rukun Islam yang kelima. Maka setiap muslim yang baligh wajib mengerjakannya, ketika ia sudah memiliki kemampuan jasmani,biaya dan keamanan.Allah SWT berfirman :
ﺣﺞ اﻟﺒﯿﺖ ﻣﻦ إﺳﺘﻄﺎع إﻟﯿﮫ ّ و ﻋﻠﻰ اﻟﻨﺎس ﺳﺒﯿﻼ و ﻣﻦ ﻛﻔﺮ ﻓﺈنّ ﷲ ﻏﻨ ّﻲ ﻋﻦ اﻟﻌﺎﻟﻤﯿﻦ Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah, barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (Ali Imran : 97) Umrah mempunyai hukum yang sama dengan haji, tetapi kedudukannya tidak sama dengan haji, karena umrah bukan rukun Islam. Allah Swt berfirman :
و اﺗﻤﻮا اﻟﺤﺞ و اﻟﻌﻤﺮة 3
Dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah Karena Allah. (Al–Baqarah : 196) B. KEUTAMAAN HAJI DAN UMRAH Haji yang mabrur bisa menghapus bersih semua dosa sebelumnya dan balasannya adalah syurga.Rasulullah bersabda :
ﻣﻦ ﺣﺞ ھﺬ اﻟﺒﯿﺖ ﻓﻠﻢ ﯾﺮﻓﺚ و ﻟﻢ ﯾﻔﺴﻖ رﺟﻊ ( ﻛﯿﻮم وﻟﺪﺗﮫ اﻣﮫ ) رواه اﻟﺒﺨﺎرى Artinya : Barang siapa yang berhaji kerumah ini ( Baitullah ) tanpa berbuat cabul dan tidak berbuat fasik, maka ia kembali seperti ketika dilahirkan ibunya. (HR Bukhari, Muslim dll.) Tentang keutamaan umrah, Nabi SAW bersabda :
اﻟﻌﻤﺮة اﻟﻰ اﻟﻌﻤﺮة ﻛﻔﺎرة ﻟﻤﺎ ﺑﯿﻨﮭﻤﺎ و اﻟﺤﺞ ) رواه.اﻟﻤﺒﺮور ﻟﯿﺲ ﻟﮫ ﺟﺰاء اﻻ اﻟﺠﻨﺔ ( اﻟﺒﺨﺎري Artinya : Satu umrah sampai umrah yang lain adalah penebus dosa ( yang dikerjakan ) dalam waktu antara keduanya itu, sedangkan haji mabrur balasanya tidak lain kecuali syurga. (HR Bukhari)
4
BAB II AMALAN DALAM HAJI DAN UMRAH Haji maupun umrah adalah kunjungan ke rumah Allah SWT untuk melakukan amalan – amalan tertentu, dalam rangka memenuhi perintah dan panggilan Allah SWT, demi mengharapkan ridla – Nya. A. AMALAN DALAM UMRAH : 1. Memakai pakaian Ihram. Pakaian ihram untuk laki – laki adalah dua helai kain. Yang satu untuk sarung dan yang satu lagi diselendangkan diatas kedua bahu, kecuali ketika thawaf qudum (thawaf setiba di Mekkah). Dalam thawaf ini kain yang atas diselendangkan dibawah ketiak kanan dan kedua ujungnya diletakkan diatas bahu kiri ( idlthiba’). Laki–laki tidak diperbolehkan memakai tutup kepala dan sepatu yang menutup mata kaki. Sedangkan pakain Ihram untuk perempuan ialah pakaian biasa yang menutup seluruh aurat dan tidak boleh menutup muka ( cadar ) dan kaos tangan. Pakaian ihram dipakai sejak akan melaksanakan ihram sampai tahallul. 2. Ihram umrah, yakni berniat memasuki ibadah umrah dengan ucapan :
5
ﻟﺒﯿﻚ ﻋﻤﺮة (Aku memenuhi pangilan – Mu, Ya Allah untuk umrah) Ihram wajib dimulai dari miqat makani (tempat memulai) yang sudah ditentukan. Kalau tidak, maka wajib membayar dam. Miqat makani untuk orang Indonesai yang naik pesawat udara yang diselengarakan Depag RI adalah : Qarnul Manazil atau Dzul – Khulaifah (Bi’ir Ali). 3. Thawaf, yakni mengelilingi Ka’bah 7 kali putaran sambil berdzikir dan berdo’a, dengan posisi ka’bah berada di kiri badan orang yang melakukan Thawaf. Setiap putaran dimulai dari garis coklat ( sudut Hajar Aswad ) dan diakhiri di garis coklat itu pula.Thawaf ini termasuk rukun umrah dan harus dilakukan dalam keadaan suci dari hadats dan najis. 4. Sa’i, yakni berjalan 7 kali antara Shafa dan Marwah, dimulai dari Shafa dan diakhiri di Marwah.Perjalanan dari Shafa sampai Marwah dihitung satu kali jalan, dan perjalanan dari Marwah sampai Shafa dihitung satu kali jalan.Laki – laki dianjurkan mempercepat jalannya ketika berjalan diantara dua pal hijau, kalau keadaannya memungkinkan. Sa’i sebagi rukun umrah, pelaksanaannya tidak 6
disyaratkan suci dari hadast dan najis, tetapi lebih utama dilakukan dalam keadaan suci. 5. Mencukur / memotong rambut. Cukur atau memotong rambut boleh dilakukan sendiri dan boleh dilakukan orang lain. Dan untuk orang perempuan cukup dengan memotong sedikit rambut. B. AMALAN DALAM HAJI 1. Memakai pakain ihram seperti ketika umrah. 2. Ucapan ihram haji :
ﻟﺒﯿﻚ ﺣﺠﺎ (artinya : Aku telah penuhi panggilan–Mu, untuk berhaji). Ucapan ihram ‘umrah :
ﻟﺒﯿﻚ ﻋﻤﺮة (artinya : Aku telah penuhi panggilan-Mu, untuk ‘umrah). Ucapan ihram ‘umrah dan haji :
ﻟﺒﯿﻚ ﻋﻤﺮة و ﺣﺠﺎ (artinya : Aku telah penuhi panggilan- Mu, untuk ‘umrah dan haji). Ihram haji wajib dilakukan dimiqat makani yang ditentukan.
7
Ihram yang dilakukan setelah lewat miqat dikenakan dam. Miqat makani haji orang Indonesia yang naik pesawat udara yang diselenggarakan Depag RI ialah : Qarnul Manazil atau dzul khulaifah (Bi’ir Ali) untuk haji Ifrad dan haji Qiran. Maktab (Mekkah) untuk haji Tamattu’ 3. Wuquf, artinya berhenti di padang Arafah pada tanggal 9 Dzul Hijjah dengan memperbanyak dzikir dan do’a yang dikehendaki sesudah shalat Zhuhur dan Ashr secara jama’ – qashar. Sebelum shalat, diadakan khuthbah wuquf terlebih dahulu.Waktu wuquf ; setelah zawal sampai menjelang Shubuh tanggal 10 Dzulhijjah. Wuquf dilakukan minimal sampai terbenam matahari. Haji tanpa wuquf di Arafah tidak sah dan tidak dapat diganti dengan dam. 4. Wuquf / mabit di Muzdalifah yaitu : pada malam tanggal 10 Dzul Hijjah, seusai wuquf di Arafah sampai menjelang terbit matahari tanggal 10 Dzul Hijjah. Kegiatan salama di Muzdalifah ialah : Shalat Maghrib dan Isya’ secara jama’ qashar, tidur, shalat Shubuh, dzikir, berdo’a dan mengambil kerikil.
8
Sebenarnya kerikil untuk melempar jamrah boleh diambil di Muzdalifah atau di Mina. Yang tidak wuquf di Muzdalifah tanpa udzur wajib membayar dam. 5. Melempar jamarat di Mina dengan jadwal sebagai berikut : Tanggal 10 Dzul Hijjah : melempar jamrah Aqabah 7 kali dengan kerikil, bukan dengan kayu atau sandal. Waktuya : setelah terbit matahari sampai dengan malam tanggal 12 Dzul Hijjah. Tanggal 11 Dzul Hijjah melempar jumrah Ula, Wustha dan Aqabah, masing – masing 7 kali. Waktunya ; setelah zawal sampai dengan malam tanggal 12 Dzul Hijjah Tanggal 12 dan 13 melempar jamrah Ula, Wustha dan Aqabah , masing – masing 7 kali. Waktunya : setelah zawal sampai dengan malam. Apabila pada tanggal 12 Dzul Hijjah sudah boyongan ke Mekkah dan tidak bermalam di Mina lagi, maka tidak usah melempar jamarat tanggal 13 Dzul Hijjah. Lemparan yang tidak tepat pada sasaran (jamrah) tidak sah dan wajib diulang. 9
Yang tidak melempar jamrah wajib membayar dam 6. Mencukur / memotong rambut. Orang perempuan cukup dengan memotong sedikit rambut. 7. Mabit di Mina 2 atau 3 malam. Mabit di Mina hukumnya wajib.Yang tidak mabit disini wajib membayar dam. Mereka yang mabit (bermalam) 2 malam (malam tanggal 11 dan 12 Dzul Hijjah), yakni mengikuti boyongan dari Mina gelombang pertama (nafar awwal), hendaklah meninggalkan Mina sebelum Magrib. Apabila sampai magrib belum meninggalkan Mina, maka mereka bermalam lagi dan melempar jamarat lagi, pada tanggal 13 Dzul Hijjah setelah zawal, berarti mengikuti boyongan dari Mina gelombang kedua (nafar tsani). 8. Thawaf Ifadlah, yakni thawaf setelah bertolak dari Arafah. Caranya sama dengan thawaf umrah, hanya saja dalam thawaf Ifadlah tidak di syariaatkan ramal (lari – lari kecil). Jika thawaf ini dikerjakan sesudah tahallul awal (sesudah melempar jamrah Aqabah) maka tidak perlu memakai pakaian ihram.
10
Jika thawaf Ifadlah dikerjakan sebelum melempar jamrah Aqabah, maka pakain ihram tetap dipakai sampai tahallul awal di Marwah. Dan nanti dalam melempar jamrah Aqabah pakain ihram itu tidak dipakai lagi. Thawaf Ifadlah termasuk rukun haji. Maka tidak sah haji tanpa thawaf Ifadlah, dan tidak bisa diganti dengan dam. 9. Sa’i seperti sa’i umrah. Sa’i termasuk rukun.Tidak sah haji tanpa sa’i, dan tidak bisa diganti dengan dam. 10. Menyembelih dam. Orang yang melakukan haji Tamattu’ atau Qiran wajib membayar dam, yakni menyembelih kambing, sapi atau unta dengan ketentuan sbb : Seekor kambing untuk seorang. Seekor sapi / unta untuk 7 orang. Dam tersebut disembelih pada hari Nahr (tanggal 10 Dzul Hijjah) atau pada hari Tasyriq. Yang tidak bisa menyembelih dam ini, wajib berpuasa 10 hari. Yang 3 hari dikerjakan pada waktu haji dan yang 7 hari dikerjakan ditempat asal (tanah air).Selama ada kemampuan, dam tersebut tidak boleh diganti dengan puasa 10 11
hari, para ulama’ sepakat bulat (ijma’) dalam hal ini, berdasarkan firman Allah SWT (Albaqarah : 196)
اﻟﺤﺞ ﻓﻤﺎ إﺳﺘﯿﺴﺮ ﻓﻤﻦ ﺗﻤﺘﻊ ﺑﺎﻟﻌﻤﺮة إﻟﻰ ّ ﻣﻦ اﻟﮭﺪي ﻓﻤﻦ ﻟﻢ ﯾﺠﺪ ﻓﺼﯿﺎم ﺛﻠﻼﺛﺔ أﯾﺎّم ﺗﻠﻚ ﻋﺸﺮة,ﻓﻰ اﻟﺤﺞ وﺳﺒﻌﺔ إذا رﺟﻌﺘﻢ ذﻟﻚ ﻟﻤﻦ ﻟﻢ ﯾﻜﻦ أھﻠﮫ ﺣﺎﺿﺮى,ﻛﺎﻣﻠﺔ واﺗﻘﻮا ﷲ واﻋﻠﻤﻮا أنّ ﷲ,اﻟﻤﺴﺠﺪ اﻟﺤﺮام ﺷﺪﯾﺪ اﻟﻌﻘﺎب ِ Maka bagi siapa yang ingin mengerjakan 'umrah sebelum haji (di dalam bulan haji), (wajiblah ia menyembelih) korban yang mudah didapat. tetapi jika ia tidak menemukan (binatang korban atau tidak mampu), Maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu Telah pulang kembali. Itulah sepuluh (hari) yang sempurna. demikian itu (kewajiban membayar fidyah) bagi orang-orang yang keluarganya tidak berada (di sekitar) Masjidil Haram (orangorang yang bukan penduduk kota Mekah). dan bertakwalah kepada Allah dan Ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya. 11. Thawaf Wada’, artinya thawaf pamitan. Thawaf ini dilakukan setelah siap untuk berangkat meninggalkan Mekkah. Hukumnya 12
wajib. Karena itu, setelah thawaf Wada’, wajib segera meninggalkan Mekkah. Perempuan yang sedang datang bulan keika akan meninggalkan mekkah tidak wajib mengerjakan thawaf Wada’.
13
BAB III LARANGAN DALAM IHRAM DAN SANGSINYA Orang yang sedang melakukan ibadah haji atau umrah wajib menjauhi larangan–larangan di bawah ini : (larangan selama ihram). A. LARANGAN : 1. Larangan bagi laki – laki : a) Memakai pakain biasa. b) Memakai tutup kepala. c) Memakai sepatu yang menutup mata kaki. 2. Larangan bagi perempuan : a) Memakai tutup muka. b) Memakai sarung tangan. 3. Larangan bagi laki- laki maupun perempuan : a) Memakai wangi–wangian. b) Memotong / mencabut rambut. c) Menikah, menikahkan atau meminang. d) Hubungan seksual. e) Memburu / membunuh binatang darat liar, kecuali yang membahayakan, seperti ular,
14
semut, nyamuk, kalajengking dan anjing galak. f) Memotong atau mencabut pepohonan / tumbuhan liar yang masih hijau di tanah haram (Mekkah dan Madinah). Arafah tidak termasuk tanah haram. B. SANGSI : Pelanggaran terhadap larangan – larangan tersebut di atas dikenai sangsi sebagai berikut : 1. Memakai pakain biasa, memakai sepatu yang menutup mata kaki, memakai tutup kepala, memakai tutup muka, memakai sarung tangan, memotong / mencabut rambut dengan sengaja atau memakai wangi –wangian : sangsinya : membayar fidyah, yaitu : menyembelih seekor kambing atau berpuasa 3 hari atau memberi makan 6 orang miskin, masing – masing setengah sha’ ( = 1 1/4 kg ). 2. Menikah / menikahkan / meminang, sangsinya : berdosa dan pernikahan itu tidak sah, tetapi tidak dikenai fidyah. 3. Melakukan hubungan seksual sebelum tahallul awal, sangsinya ; menyelesaikan hajinya, tetapi batal hajinya, wajib qadla’ dan masing – masing membayar dam seekor unta / sapi.
15
Apabila pelanggaran ini dilakukan sesudah tahallul awal, maka sangsinya : masing – amsing membayar dam seekor sapi / unta, tetapi hajinya sah. 4. Memotong / mencabut pepohonan / tumbuhan, sangsinya ; dosa, tetapi tidak wajib membayar dam. Hal ini berlaku untuk yang sedang ihram maupun tidak. 5. Membunuh binatang darat yang liar, sangsinya : menyembelih hewan yang senilai denga binatang yang dibbunuh atau memberi makanan senilai hewan yang seharusnya disembelih itu, atau makanan itu dihitung ada berapa mud, lalu tiap mud diganti dengan puasa sehari.
16
BAB IV PELAKSANAAN HAJI DAN UMRAH MENURUT SUNNAH ROSULULLAH SAW. A. DASAR HUKUM Al – Qur’an :
اﻟﺤﺞ و اﻟﻌﻤﺮة و أﺗ ّﻤﻮا ّ Dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah Karena Allah. Hadist Nabi SAW :
ﺧﺬوا ﻋﻨﻲ ﻣﻨﺎ ﺳﻜﻜﻢ Ambillah cara mengerjakan haji dan umrahmu dari aku. (HR.Muslim dari Jabir) Ibadah haji boleh dilaksanakan dengan cara ifrad (disebut haji Ifrad). Boleh dengan cara Qiran (disebut haji Qiran) dan boleh dengan cara Tamattu’. Jamaah haji Indonesia hampir seluruhnya melaksanakan haji dengan cara Tamattu’, sesuai dengan perintah Rosulullah SAW agar mereka yang tidak membawa hadyu (binatang sembelihan) melakukan haji Tamattu’. B. CARA HAJI TAMATTU’
17
Haji tamattu’ dilaksanakan dengan cara melakukan umrah terlebih dahulu, baru melaksanakan haji pada tanggal 8 Dzul Hijjah. Urutan pelaksanaannya sebagai berikut : 1. Bersiap – siap mandi ( seperti mandi junub ) : memakai wangi – wangian dikepala / badan dan berpakain ihram. 2. Berihram ( niat ) umrah : untuk memasuki umrah yaitu dari miqat makani yang ditentukan dengan mengucapkan : ﻟﺒﯿﻚ ﻋﻤﺮة aku memenuhi panggilan-Mu ya Allah untuk umrah. 3. Berangkat ke Mekkah : sepanjang perjalanan menuju Makkah memperbanyak talbiyah dengan suara keras :
ﻟﺒﯿﻚ ﻻ ﺷﺮﯾﻚ ﻟﻚ ﻟﺒﯿﻚ ان.ﻟﺒﯿﻚ اﻟﻠﮭﻢ ﻟﺒﯿﻚ اﻟﺤﻤﺪ و اﻟﻨﻌﻤﺔ ﻟﻚ و اﻟﻤﻠﻚ ﻻ ﺷﺮﯾﻚ ﻟﻚ (Aku memenuhi pamggilan-Mu ya Allah, aku memenuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagiMu, aku memenuhi panggilan – Mu, sesungguhnya segala puji, ni’mat dan kekuasaan adalah milik-Mu). 4. Setiba di maktab (pondokan) di Makkah membereskan barang–barang dan berwudlu bagi yang berhadats. 5. Berangkat ke Masjidil Haram. 18
6. Masuk Masjidil Haram dengan membaca :
اﻟﻠﮭﻢ اﻓﺘﺢ. اﻟﻠﮭﻢ ﺻﻞ و ﺳﻠﻢ ﻋﻠﻰ ﻣﺤﻤﺪ ﻟﻲ اﺑﻮاب رﺣﻤﺘﻚ (Ya Allah, anugrahkan rahmat dan kesejahteraan kepada Nabi Muhammad. Ya Allah, bukalah untukku pintu – pintu rahmat – Mu ). 7. Ketika melihat Ka’bah, membaca :
اﻟﻠﮭﻢ أﻧﺖ اﻟﺴﻼم و ﻣﻨﻚ اﻟﺴﻼم ﻓﺤﯿﻨﺎ رﺑﻨﺎ ﺑﺎﻟﺴﻼم (Ya Allah, Engkau yang mempumyai keselamatan, dari pada- Mu datang keselamatan, maka hidupilah kami dengan selamat sejahtera). 8. Menuju ke Hajar Aswad atau garis coklat dengan beridthiba’ (kain yang atas diselendangkan dibawah ketiak kanan dan kedua ujungnya diletakkan diatas bahu kiri). 9. Mencium Hajar Aswad atau mengusapnya dan mengecup tangan atau isyarat saja dan mengucapkan : أﻛﺒﺮ
ﺑﺴﻢ ﷲ و ﷲ
10. Mengelilingi Ka’bah : dengan posisi ka’bah berada di sebelah kiri badan, sambil berdzikir dan berdo’a sesuai dengan kebutuhan.
19
11. Sampai dirukun Yamani, mengusap rukun Yamani dengan tangan kanan atau berilah isyarah kepadanya sambil membaca takbir dengan tidak usah mengecupnya. 12. Antara rukun Yamani dan garis coklat membaca do’a :
رﺑﻨﺎ آﺗﻨﺎ ﻓﻲ اﻟﺪﻧﯿﺎ ﺣﺴﻨﺔ و ﻓﻲ اﻵﺧﺮة ﺣﺴﻨﺔ وﻗﻨﺎ ﻋﺬاب اﻟﻨﺎر (Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan jagalah kami dari siksa neraka). 13. Sampai di garis coklat lagi, memulai putaran yang kedua dengan cara yang sama dengan putaran pertama dan begitu seterusnya sampai putaran yang ketujuh. Putaran pertama, kedua dan ketiga dengan ramal / lari – lari kecil (bagi laki – laki ), kalau bisa. 14. Selesai thawaf tujuh kali putaran, berjalan menuju Maqam Ibrahim. 15. Di Maqam Ibrahim membaca :
و اﺗﺨﺬوا ﻣﻦ ﻣﻘﺎم اﺑﺮاھﯿﻢ ﻣﺼﻠﻲ (Dan jadikanlah maqam ibrahim itu tempat shalat) 16. Kemudian shalat 2 rakaat di belakng maqam Ibrahim. Pada rakaat pertama membaca surat 20
17. 18.
19. 20.
Al – fatihah dan surat Al – Kaafirun, dan pada rakaat kedua membaca surat Al – Fatihah dan surat Al – Ikhlas. kemudian menuju sumur Zamzam untuk minum air Zamzam. Mengusap Hajar Aswad, kalau bisa. Kalau tidak bisa, tidak usah mengusap dan tidak usah isyarah. Menuju ke Shafa dan berpakain tetap dipakai seperti ketika shalat ( tidak beridlthiba’ ) Ketika akan naik Shafa membaca :
اﺑﺪأ ﺑﻤﺎ,ان اﻟﺼﻔﺎ و اﻟﻤﺮوة ﻣﻦ ﺷﻌﺎﺋﺮ ﷲ ﺑﺪأ ﷲ ﺑﮫ (Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syi’ar –syi’ar Allah. Aku mulai dengan apa yang Allah mulai dengannya) 21. Diatas Shafa menghadap Ka’bah dan membaca dzikir bi bawah ini 3 kali dengan di selingi do’a yang dikehendaki sambil mengangkat tangan.
ﻻ اﻟﮫ اﻻ ﷲ.) ﷲ أﻛﺒﺮ ﷲ اﻛﺒﺮ ﷲ أﻛﺒﺮ ﻟﮫ اﻟﻤﻠﻚ و ﻟﮫ اﻟﺤﻤﺪ, وﺣﺪه ﻻ ﺷﺮﯾﻚ ﻟﮫ ﻻ اﻟﮫ اﻻ ﷲ وﺣﺪه.وھﻮ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﺷﺊ ﻗﺪﯾﺮ
21
أﻧﺠﺰ وﻋﺪه و ﻧﺼﺮ ﻋﺒﺪه وھﺰم اﻷﺣﺰاب و ﺣﺪه (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tiada Tuhan kecuali Allah sendiri, tiada sekutu bagi – Nya. Bagi – Nya segala puji dan Ia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tiada tuhan kecuali Allah sendiri.Allah melaksanakan janji –Nya, menolong hamba – Nya, dan mengalahkan tentara sekutu, sendiri). 22. Berjalan menuju Marwah. Ketika diantara pal hijau, berjalan cepat ( bagi laki – laki ) sambil membaca :
رب اﻏﻔﺮ وارﺣﻢ اﻧﻚ أﻧﺖ اﻷﻋﺰ اﻷﻛﺮم (Ya Tuhan, ampunilah aku dan kasihanilah aku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mulia lagi Maha Pemurah) 23. Diatas Marwah menghadap Ka’bah, berdzikir dan berdo’a seperti di Shafa, sampai disini dihitung satu kali jalan. 24. Berjalan ke Shafa lagi diantara dua pal hijau, berjalan cepat seperti tadi.
رب اﻏﻔﺮ وارﺣﻢ اﻧﻚ أﻧﺖ اﻷﻋﺰ اﻷﻛﺮام
22
25. Diatas shafa lagi, berdzikir dan berdo’a lagi seperti yang pertama sampai disini dihitung dua kali jalan. 26. Meneruskan Sa’i 5 kali jalan lagi. 27. Sa’i berakhir di Marwah, kemudian bertahallul dengan memotong rambut . 28. Umrah sudah selesai. Sudah boleh melepas pakaian Ihram dan sudah bebas dari segala pantangan ihram. 29. Menunngu tanggal 8 Dzul hijjah. Selama masa menungu tanggal tersebut, kegiatan yang dilakukan adalah ; ibadah shalat jama’ah, thawaf sunnat,ziarah dan sebagainya, tetapi tidak boleh melakukan umrah Makiyah. 30. Pada tanggal 8 Dzul Hijjah ( hari Tarwiyah ), bersiap – siap untuk melakukan haji, mandi, memakai wangi – wangian ( dikepala / badan ) dan berpakain ihram seperti ketika melakukan umrah. 31. Setelah siap semua, berihram haji dari maktab dengan niat dalam hati dan dinyatakan dengan ucapan ; ( ﻟﺒﯿﻚ ﺣﺠﺎaku memenuhi pangilan – Mu untuk haji ). 32. Berangkat ke Mina sambil memperbanyak talbiyah.
23
33. Shalat fardlu lima waktu di Mina secara Qashar tanpa jama’. 34. Tanggal 9 Dzul Hijjah setelah terbit matahari, berangkat ke Arafah sambil memperbanyak talbiyah. 35. Setelah zawal, mendengarkan khutbah lalu shalat jamaah zhuhur dan Ashar secara jama’ dan qashar, lalu melakukan wuquf sampai terbenam matahari dengan memperbanyak dzikir dan do’a yang diinginkan, terutama memperbanyak bacaan :
ﻟﮫ اﻟﻤﻠﻚ. ﻻ اﻟﮫ اﻻ ﷲ وﺣﺪه ﻻ ﺷﺮﯾﻚ ﻟﮫ وﻟﮫ اﻟﺤﻤﺪ وھﻮ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﺷﺊ ﻗﺪﯾﺮ
36.
37. 38. 39.
(Tiada Tuhan kecuali Allah sendiri, tiada sekutu bagi – Nya. Bagi – nya segala kekuasaan dan bagi – Nya segala puji, dan ia Maha Kuasa atas segala sesuatu) Setelah terbenam matahari (malam tanggal 10 Dzul Hijjah), berangkat ke muzdalifah sambil memperbanyak talbiyah. Di Muzdalifah mengerjakan shalat Maghrib dan Isya’ secara qasar dan jama’ ta’khir. Beristirahat / tidur di Muzdalifah sampai subuh. Setelah shalat Subuh memperbanyak dzikir dan do’a. 24
40. Mengambil kerikil 7 butir atau 70 butir untuk melempar jamarat di Mina. 41. Menjelang terbit matahari tanggal 10 Dzul Hijjah, berangkat ke Mina sambil memperbanyak talbiyah dan takbir sepanjang perjalanan sampai jamrah aqabah di Mina. 42. Setelah tiba di Mina, menuju ke jamarat untuk melempar jamrah aqabah 7 kali, setiap kali melempar membaca takbir ; أﻛﺒﺮ
أ
43. Bertahallul awal dengan mencukur / memotong rambut dan boleh lepas pakaian ihram dan bebas dari segala pantangan ihram selain hubungan suami istri 44. Selesai melempar jamrah Aqabah tersebut tidak bertalbiyah lagi, melainkan memperbanyak takbir. 45. Menyembelih dam tertentu, atau menyembelih dilain waktu, paling lambat tanggal 13 Dzul Hijjah . 46. Berangkat ke Masjidil Haram, untuk mengerjakan thawaf Ifadlah. Cara thawaf Ifadlah sama dengan cara thawaf umrah (thawaf pertama). Thawaf ini tanpa ramal (lari–lari kecil) dan tanpa pakaian ihram. 47. Melakukan Sa’i lalu tahallul tsani di Marwah tanpa menggunting / mencukur rambut.
25
48. Kembali ke Mina untuk bermalam dan berdzikir pada malam tanggal 11 Dzul Hijjah. 49. Tanggal 11 Dzul Hijjah setelah zawal. Melempar jamrah Ula, Wustha, dan Aqabah, dengan cara urutan sebagai berikut : 1) Melempar jamrah Ula 7 kali, tiap kali melempar membaca :
ﷲ أﻛﺒﺮ
setelah melempar jamrah Ula, berjalan ke sebelah kanan (kalau tidak sulit), lalu berdo’a :
أﻟﻠﮭﻢ اﺟﻌﻠﮫ ﺣﺠﺎ ﻣﺒﺮورا و ذﻧﺒﺎ ﻣﻐﻔﻮرا (Ya Allah, jadikanlah hajiku mabrur dan dosaku diampuni) 2) Melempar jamarat Wustha 7 kali. Caranya : melempar jamarat wustha 7 kali tiap kali melempar membaca : ﷲ أﻛﺒﺮ setelah melempar jamarat wustha, berjalan ke sebelah kiri ( kalau tidak sulit) lalu berdo’a. 3) Melempar jumrah Aqabah 7 kali dengan cara yang sama,seperti diatas setelah melempar jamrah Aqabah tidak usah berdo’a. 50. Pada malam tanggal 12 Dzul Hijjah, bermalam dan berdzikir lagi di Mina. 26
51. Tanggal 12 Dzul Hijjah setelah zawal, melempar jamrah Ula, Wustha dan Aqabah, seperti pada tanggal 11 Dzul Hijjah. 52. Kalau kita ikut pulang ( boyongan ) ke Mekkah gelombang pertama ( nafar awwal ) maka kita cepat – cepat meninggalkan Mina sebelum Magrib.Kalau kita tidak ikut nafar awwal, maka kita bermalam lagi dan pada tanggal 13 Dzul Hijjah setelah zawal melempar jamarat lagi seperti pada tanggal 12 Dzul Hijjah kemudian boyongan ke Makkah gelombang ke dua ( nafar tsani ). 53. Sambil menunggu keberangkatan dari Makkah, melakukan kegiatan ibadah dan sebagainya, seperti ketika menunggu tanggal 8 Dzul Hijjah. 54. Mengerjakan thawaf wada’, ketika sudah siap untuk meninggalkan kota Makkah. 55. Segera meninggalkan Makkah dan ibadah haji sudah selesai dan sempurna. Pontianak, 6 September 2016 M. 4 Dzul Hijjah 1437 H.
27
DAFTAR BACAAN : 1. Al – Qur’anul Karim. 2. As – Sunnah. ﻣﻨﺎﺳﻚ اﻟﺤﺞ و اﻟﻌﻤﺮة ﻓﻰ اﻟﻜﺘﺎب و اﻟﺴﻨﺔ و اﺛﺎر اﻟﺴﻠﻒ 3. : ﺑﻘﻠﻢ ﻣﺤﻤﺪ ﻧﺎﺻﺮ اﻟﺪﯾﻦ اﻷﻟﺒﺎن ﺣﺠﺔ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻞ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ وﺳﻠﻢ ﺑﻘﻠﻢ ﻣﺤﻤﺪ ﻧﺎﺻﺮ اﻟﺪﯾﻦ اﻷﺑﺎن 4. اﻟﻤﻐﻨﻰ ﻓﻰ ﻓﻘﮫ اﻟﺤﺞ و اﻟﻌﻤﺮة ﺑﻘﻠﻢ ﺳﻌﯿﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ اﻟﻘﺎدﯾﺮ5. .
28