I. PENDAHULUAN Istilah plankton pertama kali digunakan oleh Victor Hensen pada tahun 1887, dan disempurnakan oleh Haeckel tahun 1890. Difinisi tentang plankton telah banyak dikemukakan oleh para ahli dengan pendapat yang hampir sama yakni, seluruh kumpulan organisme, baik hewan maupun tumbuhan yang hidup terapung atau melayang di dalam air, tidak dapat bergerak atau dapat bergerak sedikit dan tidak dapat melawan arus. Individu
plankton
(plankter)
umumnya
berukuran
mikroskopis, meskipun demikian ada plankter yang berukuran beberapa meter misalnya ubur- ubur dapat mencapai ukuran 1 meter dengan tentakel sepanjang 25 meter. Plankton dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan cara makan, habitat, asal, ukuran dll. Pengelompokkan plankton yang paling umum didasarkan pada cara makannya. Berdasarkan cara
makan
saproplankton,
plankton
dapat
fitoplankton,
dibedakan
dan
menjadi
zooplankton.
Di
perairan, peran plankton tersebut sangat penting. Terutama dalam usaha budidaya ikan/udang, plankton dapat berfungsi sebagai pakan alami yang ramah
Panduan praktikum planktonologi 2014
1
lingkungan. Plankton juga dapat digunakan sebagai indikator kesuburan perairan. Komunitas
organisme
adalah
sesuatu
yang
dinamis, dimana populasi yang ada di dalamnya saling berinteraksi, dan mengalami variasi dari waktu ke waktu. Variasi atau perubahan komunitas tersebut tidak lain karena adanya pengaruh faktor-faktor lingkungan yang komplek. Demikian pula dengan plankton juga mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Spesies yang dominan pada waktu tertentu sering menjadi langka atau menghilang sama sekali pada waktu berikutnya, atau sebaliknya. Perubahan ini dipengaruhi oleh faktor fisika (suhu, intensitas cahaya), faktor kimia (unsur hara), dan faktor biologis (kompetisi dan pemangsaan). Jenis plankton yang berbeda mempunyai reaksi yang berbeda pula misalnya terhadap suhu dan intensitas cahaya. Keberadaan plankton di perairan tidak selalu menguntungkan, keadaan merugikan adalah ketika plankton jenis tertentu tumbuh secara berlebihan atau disebut
juga
blooming
plankton.
Blooming
akan
merusak keseimbangan perairan, terutama jika terjadi defisiensi oksigen pada saat malam hari. Blooming plankton biasanya disebabkan oleh spesies tertentu seperti Gymnodinium sp., Spirulina sp, dll.
Panduan praktikum planktonologi 2014
2
Banyaknya peran dan pengaruh plankton bagi perairan khususnya dalam bidang perikanan maka studi tentang plankton dijadikan objek tersendiri dan disebut planktonologi. Untuk menambah pengetahuan tentang planktonolgi,
selain
informasi
yang
didapat
dari
perkuliahan diperlukan pendalaman lebih lanjut yang dilakukan melalui kegiatan praktikum. Praktikum planktonologi juga akan mempelajari hubungan plankton dengan lingkungan perairan, seperti potensi plankton nabati (fitoplankton) dalam mensuplai oksigen, sebagai baseline dalam rantai makanan ataupun fungsi lainnya. Sedangkan untuk menganalisa parameter- parameter yang mempengaruhi tersebut dilakukan dengan menggunakan peralatan yang sangat sensitif seperti mikroskop, botol DO, water sampler, buret, dan lain lain. Untuk mencegah terjadinya kerusakan alat, praktikan harus mentaati peraturan yang dibuat oleh asisten maupun peraturan dalam laboratorium serta memahami buku panduan praktikum terutama setiap alat yang digunakan dalam praktikum.
Panduan praktikum planktonologi 2014
3
II. PRAKTIKUM LAPANG 2.1 Pengamatan Komponen Ekologi Perairan Tujuan komponen
:
agar
ekologi
mempengaruhi
praktikan (biotik
kehidupan
dapat
dan
mengetahui
abiotik)
plankton.
yang
Pengamatan
komponen ekologi perairan dibagi menjadi 2, yaitu pengamatan komponen Biotik dan Abiotik. 2.1.1 Pengamatan Komponen Biotik Pengamatan ini dilakukan dengan cara melihat aspek biologi yang ada di dalam kolam dan disekitar kolam. Seperti plankton (fitoplankton dan zooplankton), organisme
budidaya,
organisme
lain
(hama
gastropoda), vegetasi disekitar kolam. 2.1.2 Pengamatan Komponen Abiotik Komponen
abiotik
yang
diukur
diantaranya
parameter fisika (suhu, kecerahan), parameter kimia (pH, DO, CO2, nitrat nitrogen, orthofosfat, bahan organik total (TOM))
Parameter Fisika
a. Suhu Masukkan thermometer ke dalam perairan Tunggu beberapa saat sampai air raksa dalam thermometer berhenti ± 2-3 menit
Panduan praktikum planktonologi 2014
4
Baca
nilai
suhu
pada
skala
thermometer
secepatnya, sebelum terpengaruh oleh suhu sekitar Catat dalam oC b. Kecerahan Secchi disk dimasukkan perlahan dalam perairan sampai batas tidak tampak pertama kali. Batas permukaan air dengan tali diberi tanda dan dicatat sebagai d1 Secchi disk dimasukkan lagi dalam perairan sampai tidak terlihat Secchi disk ditarik ke atas sampai batas tampak pertama kali. Batas permukaan air dengan tali diberi tanda dan dicatat sebagai d2 Kecerahan dapat dihitung dengan rumus(cm) =
ௗଵାௗଶ ଶ
Parameter Kimia
a. pH Masukkan pH paper ke dalam air sampel kurang lebih 2 menit Kibas-kibaskan hingga setengah kering Cocokkan warna pada pH paper dengan warna kotak standar
Panduan praktikum planktonologi 2014
5
b. DO Ukur dan dicatat volume botol DO yang akan digunakan Masukan botol DO ke dalam air yang akan diukur oksigennya secara perlahan-lahan dengan posisi miring dan usahakan jangan sampai terjadi gelembung udara. Bila botol telah penuh baru ditutup diperairan Kemudian
buka
botol
yang
berisi
sampel,
tambahkan 2 ml MnSO4 dan 2 ml NaOH + KI lalu bolak-balik sampai terjadi endapan coklat. Lalu diendapkan dan dibiarkan selama beberapa menit Buang air yang bening diatas endapan (sambil diukur volumenya), kemudian endapan yang tersisa seperti 2 ml H2SO4 pekat yang dikocok sampai endapan larut Tambahkan 3 - 4 tetes amylum, dititrasi denagn Na-thiosulfat 0,025 N sampai jernih atau tidak berwarna untuk pertama kali Catat ml Na-tiosulfat yang terpakai (titran) Perhitungan DO: ۲ ܕ(۽⁄= )ۺ
× )ܖ܉ܚܜܑܜ(ۼ × )ܖ܉ܚܜܑܜ(ܞૡ × ܔܗܜܗ܊ܞ۲ ۽−
Panduan praktikum planktonologi 2014
6
Keterangan : V (titran)
: ml titrasi Na-thiosulfat
N (titran)
: Normalitas Na-thiosulfat (0,025)
c. CO2 Masukan air sampel 25 ml ke dalam erlenmeyer Tambahkan 2 – 3 tetes indikator PP Bila air berwarna pink berarti dalam perairan tidak mengandung CO2 bebas Bila air tidak berwarna, dititrasi dengan Na 2CO3 0,0454 N sampai menjadi pink pertama kali Catat ml titran yang terpakai Perhitungan CO2 :
۱ ۽ܛ܉܊܍܊ሺ ܕ⁄= )ܔ
d. Nitrat Nitrogen
ۺ ܕሺܖ܉ܚܜܑܜሻൈ ۼሺܖ܉ܚܜܑܜሻൈ ൈ ܔ܍ܘ ܕ܉ܛܚܑ܉ۺ ܕ
Masukkan ke dalam cawan porselen sebanyak 25 ml air sampel yang sudah disaring Panaskan sampai menghasilkan kerak nitrat Kemudian didinginkan Tambahkan 1 ml asam fenol disulfonik dan aduk dengan spatula Tambahkan 10 ml aquadest
Panduan praktikum planktonologi 2014
7
Tambahkan tetes demi tetes NH4OH sampai warna kekuningan Tambahkan aquadest sampai volume 25 ml Kemudian dimasukkan dalam cuvet ± 10 ml Ukur
di
spektrofotometer
dengan
panjang
gelombang 410 nm Nilai nitrat dicari dari persamaan : ܻ = ܽ ݔ− ܾ
Keterangan :
Nilai a dan b diperoleh dari persamaan larutan baku Y
: abs (yang sudah diukur di
spektrofotometer) X
: nitrat dalam bentuk N
Untuk mengubah NO3- - N menjadi NO3- mg/l maka nilai x dari persamaan dikalikan 4,43 mg/l nilai ini diperoleh dari perbandingan berat molekul NO3- - N dibagi NO3e. Orthophosphat Tambahkan 2 ml ammonium molybdate kedalam masing – masing larutan standar yang telah dibuat
dan
dihomogenkan
sampai
larutan
bercampur.
Panduan praktikum planktonologi 2014
8
Tambahkan 2 tetes larutan SnCl2 dan dikocok. Warna biru akan timbul (10 – 20 menit) sesuai dengan kadar fosfornya. Ukur dan tuangkan 25 ml air sampel kedalam Erlenmeyer. Tambahkan 2 ml ammonium molybdate dan dihomogenkan. Tambahkan
5
tetes
larutan
SnCl2
dan
dihomogenkan. Bandingkan warna biru air sampel dengan larutan standar,
baik
secara
visual
atau
dengan
spektrofotometer (panjang gelombang 690 μm). Perhitungannya : Keterangan :
ܻ = ܽ ݔ+ ܾ
Nilai a dan b diperoleh dari persamaan larutan baku Y : abs (yang sudah diukur di spektrofotometer) X : nilai orthofosat f. TOM (TOTAL ORGANIC MATTER)
Ambil 25 ml air sampel, masukkan kedalam Erlenmeyer.
Tambahkan 4,8 ml KMnO4 dari buret
Tambahkan 5 ml H2SO4 (1:4)
Panduan praktikum planktonologi 2014
9
Panaskan dalam pemanas air (water bath) sampai suhu mencapai 70-80oC kemudian angkat
Bila suhu telah turun menjadi 60-70oC langsung tambahkan Na-oxalate 0,01 N perlahan sampai tidak bewarna
Segera titrasi dengan KMnO4 0,01 N sampai terbentuk
warna
(merah
jambu/pink).
Catat
sebagai ml titran (x ml).
Ambil 25 ml aquadest, lakukan prosedur (1-6) dan catat titran yang digunakan sebagai (y ml).
-
Masukkan spektrofotometer ke dalam gelas ukur
-
Tunggu sampai spektrofotometer tidak bergerak dan dibaca skala yang menunjukkan angka TOM
2.2 Pengambilan Sampel Plankton di Perairan Tujuan :
Menambah keterampilan praktikan terutama dalam
penentuan lokasi dan pengambilan
sampel plankton
Menambah pengetahuan praktikan tentang tata cara penyimpanan sampel plankton
Dasar teori : Teknik pengumpulan plankton dari perairan yang paling mudah umumnya dapat dilakukan dengan menyaring sejumlah massa air dengan jaring halus
Panduan praktikum planktonologi 2014
10
(planktonet). Bergantung pada tujuannya sampling plankton
dapat
dilakukan
secara
kualitatif
atau
kuantitatif. Sampling dilakukan
plankton
dengan
secara
menjaring
kualitatif, plankton
dapat dengan
planktonet atau dengan menarik planktonet secara horizontal
maupun
vertical.
Selain
menggunakan
planktonet bisa juga menggunakan ikan planktivor (ikan pemakan plankton), ikan tersebut dapat mengumpulkan berbagai jenis plankton berukulan nano yang masih bisa lolos dari jala. Untuk menghindari agar plankton yang dimakan tidak dicerna lebih lanjut, ikan yang diperoleh harus segera dibunuh. Sampling plankton secara kuantitatif, Pada umumnya pengumpulan plankton secara kuantitatif dapat dilakukan dengan botol, jaring (planktonet), pompa
dan
sampling
Continous
seperti
ini
Plankton umumnya
Recorder.
Cara
dilakukan
untuk
mengetahui kepadatan plankton per satuan volume dengan pasti. Alat dan bahan
:
Alat
plankton net
botol film
Panduan praktikum planktonologi 2014
11
water sampler/ ember ukuran 5 liter
pipet tetes
cool box
Bahan :
bahan preservasi (lugol, formalin, alkohol)
es batu
kertas label
Prosedur
:
1. Kalibrasi terlebih dahulu planktonet dengan aquades dengan cara disemprot menggunakan botol semprot diseluruh permukaan planktonet, atau dengan air lokal (air yang akan diambil planktonnya) dengan cara dicelupkan kedalam perairan sampai seluruh permukaan terkena air kolam. 2. Botol film dipasangkan pada ujung planktonet dan diikat 3. Ambil sampel air dengan menggunakan water sampler/ ember dan disaring menggunakan plankton net (pada saat air disaring plankton net digoyangkan agar plankton yang menempel di permukaan jaring dapat masuk ke botol film. Jumlah air yang disaring dicatat sebagai (W).
Panduan praktikum planktonologi 2014
12
Dalam praktikum ini jumlah air yang disaring sebanyak 25 liter. 4. konsentrat plankton yang tertampung dalam botol film (V) kemudian diberi bahan preservasi (pengawet) sebanyak 3-4 tetes, kemudian diberi label. Keterangan pada label ditulis menggunakan pensil. 5. Sampel plankton yang sudah diberi label dimasukkan ke dalam cool box yang berisi es batu. 6. Kalau sampel tidak dianalisa pada hari itu maka bisa disimpan dalam refrigerator dengan suhu 4oC.
Panduan praktikum planktonologi 2014
13
III. PENGAMATAN LABORATORIUM 3.1 Pembuatan Preparat Plankton Tujuan : menambah keterampilan mahasiswa dalam membuat preparat plankton Alat
:
Objek glass
Cover glass
Pipet tetes
Botol semprot
Bahan :
Sampel plankton
Tissue
Aquades
Prosedur 1. Objek
: glass
dan
cover
glass
dikalibrasi
menggunakan aquades kemudian dilap secara searah menggunakan tissue 2. Sampel plankton dikocok secara perlahan, kemudian diambil menggunakan pipet tetes lalu diteteskan ke permukaan objek glass sebanyak 1 tetes (v)
Panduan praktikum planktonologi 2014
14
3. Tutup objek glass dengan cover glass dengan sudut
kemiringan
40o
agar
memperkecil
kemungkinan terjadi gelembung 4. Jika terdapat gelembung dalam pembuatan preparat sebaiknya diulangi agar pengamatan dibawah mikroskop menjadi lebih mudah 3.2 Pengamatan Plankton di bawah Mikroskop Tujuan :
Menambah
keterampilan
praktikan
dalam
penggunaan mikroskop dan penentuan luas bidang pandang
Menambah bentuk-
pengetahuan
bentuk
praktikan
plankton
serta
tentang dapat
membedakan antara fitoplankton, zooplankton dan seresah
Menambah
pengetahuan
tentang
cara
penentuan bidang pandang untuk perhitungan plankton Alat
:
Preparat plankton
Mikroskop
Alat tulis
Panduan praktikum planktonologi 2014
15
Prosedur
:
Penentuan luas lapang bidang pandang (LBP)
Preparat plankton yang sudah jadi diletakkan diatas meja objek mikroskop
Sebelum dinyalakan, dipastikan pengatur cahaya mikroskop berada pada frekuensi terkecil, jika sudah bisa dinyalakan.
Cahaya
diperjelas
dengan
memutar
pengatur
cahaya dan bukaan diafragma, kemudian pilih perbesaan yang diharapkan (40x, 100x, 400x, 1000x)
Menemukan fokus dengan memutar pemutar kasar dan halus sedemikian rupa sehingga preparat terlihat
jelas,
untuk
perbesaran
1000x
menggunakan minyak emercy agar tidak terjadi gesekan dan memperjelas objek
Setelah fokus, langkah selanjutnya mencari luas lapang bidang pandang (LBP) seperti petunjuk dibawah
Panduan praktikum planktonologi 2014
16
D1 ܦ = ܦ1 − ܦ2 = ܲܤܮ
1 ߨ ܦଶ 4
plankton
D2
Ket
: Prinsip perhitungan adalah mengetahui luas lingkaran yang tampak dibawah lensa objek. Nilai D1 dan D2 dapat dilihat pada mikro meter pada meja objek
Perhitungan plankton di bawah mikroskop
Perhitungan plankton dapat menggunakan 5 bidang pandang dan 9 bidang pandang, dalam praktikum ini menggunakan 5 bidang pandang. Bp 1
Bp 2 Bp 5
Bp 4
Bp 3
Amati jumlah plankton pada tiap bidang pandang 1 – 5. Jika (P) adalah jumlah bidang
Panduan praktikum planktonologi 2014
17
pandang maka (n) adalah jumlah plankton dalam bidang pandang
Plankton
yang
ada
pada
setiap
bidang
pandang digambar dan dihitung jumlahnya. Dan dimasukkan dalam tabel pengamatan dibawah, Contoh : Bidan pandang
Gambar
Jumlah
klasifikasi Filum:
BP1
Ordo:
7
Genus: Spesies:
3.3 Identifikasi dan Perhitungan Kelimpahan 3.3.1 Identifikasi Tujuan : Menambah pengetahuan praktikan tentang bagaimana
cara
mengidentifikasi
plankton
dan
menemukan klasifikasinya. Dasar teori : Plankton dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, berdasarkan cara makan plankton dapat dikelompokkan (saproplankton,
ke
dalam
fitoplankton,
bakterioplankton dan
Panduan praktikum planktonologi 2014
zooplankton),
18
saproplankton merupakan kelompok plankter yang terdiri atas organisme yang tidak berklorofil, meliputi bakteri dan fungi. Fitoplankton merupakan tumbuhan mikroskopis berklorofil yang umumnya terdiri atas chlorophyta, chyanophyta, rodhophyta, dinoflagelata, chrisophyta dll. Zooplankton merupakan kelompok plankter
yang
mempunyai
cara
makan
holozoik.
Anggota kelompok ini meliputi hewan dari filum protozoa, coelenterata, arthropoda, molusca, rotifera, annelida, copepoda dan masih banyak lagi. Golongan zooplankton yang mendominasi adalah dari filum copepoda. Untuk
mengidentifikasi,
apakah
plankton
yang
diamati masuk dalam golongan fitoplankton, atau zooplankton dapat menggunakan buku identifikasi, buku- buku tersebut menggunakan prinsip identifikasi secara dikotomi yaitu penentuan jenis berdasarkan kesamaan ciri dari karakteristik plankton. Adapun buku yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi antara lain Prescott, Davis, Sachlan dll, bisa juga dicari melalui internet. 3.3.2 Estimasi Kelimpahan Plankton Tujuan : menambah pemahaman praktikan tentang perhitungan
kelimpahan
plankton
sehingga
Panduan praktikum planktonologi 2014
dapat
19
menganalisa
kesuburan
perairan
berdasarkan
kelimpahan planktonnya. Dasar teori : Pada umumnya estimasi kelimpahan plankton yang sering dilakukan adalah pengukuran biomassa (berat kering, berat basa, atau volume plankton) dan menghitung jumlah plankter per satuan volume. Masingmasing
cara
tersebut
mempunyai
kelebihan
dan
kekurangan. Pengukuran biomassa bertujuan untuk mengetahui banyaknya plankton secara kuantitatif tanpa mengidentifikasi. Ini merupakan cara yang praktis dan sederhana namun kurang teliti karena sering terbawa materi lain di luar plankton. Pengukuran volume plankton kurang memberikan informasi yang tepat, oleh karena rongga antara plankton sering ikut terukur. Estimasi kelimpahan plankton dengan cara menghitung
jumlah
plankter
per
satuan
volume
merupakan informasi yang lebih teliti, karena dapat memberikan gambaran yang lebih pasti mengenai kelimpahan plankton di suatu tempat. Kelimpahan plankton
dapat
digunakan
untuk
mengetahui
penyebaran atau distribusi plankton dalam suatu area. Para
peneliti
sering
menganalisa
kelimpahan
plankton berdasarkan jumlah sel plankton per liter air.
Panduan praktikum planktonologi 2014
20
Pada metode ini tidak diketahui kelimpahan jenisnya atau spesies plankton yang dominan pada perairan tersebut. Dengan demikian metode ini dalam banyak hal belum memberikan informasi tentang plankton secara menyeluruh. Namun secara kuantitatif metode ini cukup baik. Setelah plankton
mendapatkan disetiap
data
bidang
dari
perhitungan
pandang
dan
mengidentifikasinya maka bisa dihitung kelimpahan planktonnya.
Kelimpahan
plankton
(sel/liter
atau
individu/liter) dihitung dengan persamaan modifikasi lackey drop :
keterangan :
ܰ=
ܶ× ܸ ×݊ ܹ ×ܲ ×ݒ ×ܮ
T : Luas cover glass (mm2)
V : Volume konsentrat plankton dalam botol tampung L : Luas lapang pandang dalam mikroskop (mm2) v : Volume konsentrat plankton di bawah cover glass P : Jumlah lapang pandang W : Volume air sampel yang disaring N : Kelimpahan plankton (sel/l atau ind/l) n : jumlah plankton yang dalam bidang pandang
Panduan praktikum planktonologi 2014
21
Penggunaan Haemocytometer Dasar Teori Pertambahan digunakan
sebagai
dan salah
kepadatan satu
fitoplankton
parameter
untuk
mengetahui pertumbuhan fitoplankton tersebut, selain itu juga digunakan untuk menghitung kepadatan bibit, kepadatan pada saat awal kultur, dan kepadatan pada saat akan dipanen. Kepadatan fitoplankton dapat dihitung
menggunakan
haemocytometer
atau
sedwichrafter (untuk yang berfilamen). Alat dan Bahan Alat : Haemocytometer, pipet tetes, cover glass, mikroskop, hand counter, tissue. Bahan : Lugol/formalin, aquadest, fitoplankton. -
Cara penggunaan Haemocytometer 1. Siapkan Haemocytometer yang akan digunakan 2. Bersihkan permukaan Haemocytometer dan cover glass dengan menggunakan tissue kering 3. Tutup Haemocytometer pada bagian tengah dengan menggunakan cover glass 4. Ambil
fitoplankton
kepadatannya
yang
dengan
akan
dihitung
menggunakan
pipet
tetes
Panduan praktikum planktonologi 2014
22
5. Apabila
algae
bergerak
aktif,
maka
ditambahkan lugol/formalin 6. Tuangkan ke dalam Haemocytometer secara hati-hati (jangan sampai berlebihan) dan jangan sampai ada gelembung udara
7. Letakkkan dan amati di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x 8. Bagi bidang pandang menjadi 4 bagian
Panduan praktikum planktonologi 2014
23
9. Hitung jumlah fitoplankton dilakukan hanya pada fitoplankton yang berada pada bidang pandang 10. Hitung jumlah total sel
fitoplankton pada
keempat bidang pandang kemudian dirata-rata dan dihitung sebagian (n)
Panduan praktikum planktonologi 2014
24
11. Total kepadatan fitoplankton adalah : n x 104 sel/ml Indeks
Shannon-Wiener
digunakan
untuk
menghitung Indeks Keanekaragaman (diversity index) jenis, indeks keseragaman, dan indeks dominasi dihitung menurut Odum (1998) dengan rumus sebagai berikut : 1.
Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener : ݏ
݊݅ ݊݅ ܪᇱ = − ൬ ൰ln ൬ ൰ ܰ ܰ ݅= 1
Kisaran total Indeks Keanekaragaman dapat diklasifikasikan sebagai berikut (modifikasi Wilhm dan Dorris (1968) dalam Mason (1981) : ܪᇱ < 2,3026 : keanekaragaman kecil dan kestabilan komunitas rendah
2,3026 < ܪᇱ > 6,6078 : keanekaragaman sedang dan kestabilan komunitas sedang
ᇱ
> ܪ6,9078 : keanekaragaman tinggi dan kestabilan komunitas tinggi
Panduan praktikum planktonologi 2014
25
Indeks Keragaman Arinardi (1996) yaitu menggunakan rumus Indeks
Diversity berdasarkan rumus Shannon & Weaver (1963). ܪᇱ = −∑ܲ݅ln ܲ݅ ܲ݅=
Dimana : ܪᇱ = Indeks Diversitas
݊݅ ܰ
ܲ݅ = Proporsi spesies ke ݅terhadap jumlah total ݊݅ = Jumlah sel/ ekor dari taksa biota ݅
ܰ = Jumlah sel/ekor dari taks biota di dalam sampel 2.
Indeks Keseragaman : ܪ = ܧᇱ/ܪ ௫
Menurut Mackentum (1969), untuk pertumbuhan optimal fitoplankton memerlukan kandungan nitrat pada kisaran 0,9-3,5 mg/l dan ortofosfat adalah 0,09-1,80 mg/l. lebih lanjut dijelaskan Bruno et al., (1979 dalam Sumardianto, 1995) bahwa kandungan ortofosfat fitoplankton
yang
optimal
adalah
bagi
0,27-5,51
pertumbuhan mg/l,
jika
kandungannya kurang dari 0,02 mg/l maka akan menjadi factor pembatas.
Panduan praktikum planktonologi 2014
26
Menurut Raymont (1980) fosfat merupakan salah satu unsure penting dalam pertumbuhan dan metabolisame tubuh Diatom.
Dikemukakan oleh Effendi (2003) bahwa kisaran suhu yang optimum untuk pertumbuhan fitoplankton di perairan adalah 200-300 C.
pH dibutuhkan untuk kebutuhan fitoplankton di perairan yaitu 6,5-8,0 (Pescod, 1973).
Menurut Sachlan (1972), fitoplankton yang hidup pada kisaran salinitas diatas 20‰ sebagian besar merupakan plankton dari kelompok Bacllariophyta.
3.
Indeks Dominasi = ܦ [݊݅/ܰ ]ଶ ݅= 1
Dengan criteria (Odum, 1971) sebagai berikut : *D mendekati 0 tidak ada jenis yang mendominasi dan D mendekati 1 terdapat jenis yang mendominasi. dengan : ܪᇱ
= Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener
ܦ
= Indeks Dominasi Simpson
ܰ
= Jumlah total individu seluruh genera
ܧ
= Indeks Keseragaman
݊݅
= Jumlah individu genus ke-݅
Panduan praktikum planktonologi 2014
27
ܪ ௫ = Indeks keanekaragaman maksimum (= ln ܵ, dimanaܵ = Jumlah Jenis)
Indeks Dominasi
Indeks Dominasi (F) (Simpson, 1949) =ܦ
Dimana :
݊݅2 × 100% ܰ2
ܦ
= Indeks Dominasi
ܰ
= Jumlah total individu / sel
ܰ݅ = Jumlah individu jenis ke 1/sel Eutrofikasi Didefinisikan sebagai pengayaan (enrichment) air dengan nutrient/unsure hara berupa bahan anorganik yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan mengakibatkan terjadinya peningkatan produktivitas primer perairan. Nutrein yang dimaksud adalah nitrogen dan fosfor. Pada sebagian dasar danau, fosfor menjadi faktor pembatas karena keberadaannya yang relative sedikit dibandingkan sengan banyaknya organism akuatik yang memerlukannya. mengakibatkan
Peningkatan peningkatan
kadar
fosfor
produktivitas
akan
perairan.
Pada perairan laut, biasanya yang merupakan faktor pembatas pertumbuhan adalah nitrogen. Pada perairan
Panduan praktikum planktonologi 2014
28
yang miskin nitrogen tetapi masih tersedia fosfor, beberapa jenis algae Cyanobacteria (Blue Green Algae atau Cyanophyta) masih dapat tumbuh karena mampu mengikat nitrogen bebas (Effendi, 2003).
Panduan praktikum planktonologi 2014
29
Laporan Sementara Praktikum Laboratorium D1 Bp
:
D2 Gambar
:
LBP: Jumlah
Panduan praktikum planktonologi 2014
Klasifikasi
30
Bp
Gambar
Jumlah
Panduan praktikum planktonologi 2014
Klasifikasi
31
LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM LAPANG Jenis Kolam
:
Deskripsi Lokasi Pengamatan : ……………………………………………………………… ……………………………………………………………… ……………………………………………………………… ……………………………………………………………… ……………………………………………………………… ……………………………………………………………… ……………………………………………………………… ……………………………………………………………… ……………………………………………………………… ……………………………………………………………… ……………………………………………………………… ……………………………………………………………… ……………………………………………………………… Deskripsi Lingkungan Sekitar Lokasi Pengamatan : ……………………………………………………………… ……………………………………………………………… ……………………………………………………………… ……………………………………………………………… ……………………………………………………………… ……………………………………………………………… ……………………………………………………………… ……………………………………………………………… ……………………………………………………………… ……………………………………………………………… …
Panduan praktikum planktonologi 2014
32
Denah Lokasi Pengamatan :
Jam
Warna Kolam
Suhu
Kecerahan
pH
Panduan praktikum planktonologi 2014
DO
CO2
33
Perhitungan :
Panduan praktikum planktonologi 2014
34
KARTU KENDALI
Nama
: …………………………………………
Nim / Kelas
: …………………………………………
Asisten
: …………………………………………
No.
Materi
1
Laporan sementara praktikum lapang
2
Tanggal
Ttd Asisten
Laporan sementara praktikum laboratorium Laporan praktikum
3
FOTO
Mengetahui, Koordinator asisten
3X4
Agaputra Awali 125080100111087
Panduan praktikum planktonologi 2014
35