PANDUAN MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)
BAB I PENGERTIAN
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) adalah suatu kegiatan perencanaan, pendidikan, dan pemantauan terhadap keselamatan dan keamanan lingkungan fisik rumah sakit, pengelolaan bahan berbahaya, manajemen kedaruratan dan kesiapan menghadapi bencana, sistem pengamanan kebakaran, pemeliharaan peralatan medis, monitoring sistem utiliti/sistem pendukung ( listrik, limbah, ventilasi, kunci), serta pendidikan dan pelatihan bagi seluruh staf tentang peran mereka dalam menyediakan fasilitas asuhan pasien yang aman dan efektif. Bertujuan menyediakan fasilitas yang aman, berfungsi dan supportif bagi pasien, keluarga, staf dan pengunjung.
BAB II RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) terdiri dari Instalasi Penyediaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS), instalasi kesehatan lingkungan, serta seluruh instalasi di RSKIA Kota Bandung.
Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung
1
BAB III TATALAKSANA
A. KEPEMIMIPINAN DAN PERENCANAAN 1. Rumah Sakit menyusun SK dan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lainnya yang berlaku terhadap fasilitas rumah sakit. 2. Rumah Sakit membuat rencana tertulis (mencakup keselamatan dan keamanan, bahan berbahaya, manajemen emergensi, pengamanan dan kebakaran, peralatan medis, dan sistem utilitas) yang terkini dan dilaksanakan sepenuhnya serta dievaluasi secara periodik 3. Rumah sakit membuat surat tugas kepada seorang staf atau lebih untuk melaksanakan Program pengawasan dan pengarahan berdasarkan kompetensi, pengalaman atau pelatihan dengan indikator: a. Terdapat program untuk memonitor semua aspek dari program manajemen risiko fasilitas/ lingkungan b. Data monitoring tersebut digunakan untuk mengembangkan/meningkatkan program.
B. KESELAMATAN DAN KEAMANAN 1. Rumah sakit membuat program dan melaksanakan program keselamatan dan keamanan fasilitas fisik termasuk memonitor dan mengamankan area yang diidentifikasi sebagai berisiko. a. Rumah sakit mempunyai dokumentasi hasil pemeriksaan fasilitas fisik yang terkini dan akurat b. Rumah sakit mempunya rencana mengurangi resiko yang nyata berdasarkan pemeriksaan tersebut c. Rumah sakit memperihatkan kemajuan dalam melaksanakan rencananya 2. Area yang berisiko
dimonitor dan dijaga agar pasien,keluarga,staf dan
pengunjung terjaga keselamatan dan keamanannya a. Rumah sakit menyusun rencana dan anggaran yang memenuhi peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain. b. Rumah sakit menyusun rencana dan anggaran untuk meningkatkan atau mengganti sistem, bangunan, atau komponen yang diperlukan agar fasilitas tetap dapat beroperasi secara aman dan efektif
Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung
2
3. Pelaksanaan program dilakukan secara efektif dan efesien untuk mencegah cidera dan mempertahankan kondisi aman bagi pasien ,keluarga, staff dan pengunjung 4. Bila ada pihak independen dalam pelaksanaannya maka dilakukan survey untuk memastikan keselamatan pasien 5. Rumah sakit memiliki data/dokumen yang nyata atas kondisi fisik bangunan rumah sakit saat ini 6. Rumah sakit mendokumentasikan rencana tindak lanjut dari hasil kondisi saat ini 7. Rumah sakit mendokumentasikan kegiatan tindaklanjut tersebut untuk mengetahui kemajuannya C. BAHAN BERBAHAYA 1. Rumah sakit mengidentifikasi dan mempunyai daftar terbaru limbah berbahaya 2. Membuat rencana kegiatan penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya serta tatacara pembuangannya 3. menyusun rencana sistem pelaporanan dan investigasi dari tumpahan, paparan (exposure)dan insiden lainnya 4. menyusun dan menetapkan rencana untuk penanganan limbah yang benar di dalam rumah sakit dan pembuangan limbah berbahaya secara aman dan sesuai ketentuan hukum 5. Menyusun dan menetapkan rencana untuk alat dan perlindungan yang benar dalam penggunaan , ada tumpahan dan paparan 6. Menyusun dan menetapkan rencana untuk mendokumentasikan persyaratan (izin, lisensi,ketentuan persyaratan lainnya) 7. Menyusun dan menetapkan rencana pemasangan label pada bahan dan limbah berbahaya. 8. Rumah sakit melakukan survey dan didokumentasikan bila menggunakan jasa independen.
D. KESIAPAN MENGHADAPI BENCANA 1. Rumah sakit mengidentifikasi bencana internal dan eksternal yang besar, seperti keadaan darurat di masyarakat, wabah dan bencana alam atau bencana lainnya serta kejadian wabah besar yang menyebabkan terjadinya risiko yang signifikan.
Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung
3
a. Seluruh rencana diujicoba secara tahunan atau sekurang-kurangnya elemen kritis: 1) Strategi komunikasi pada kejadian 2) Pengelolaan sumber daya pada waktu kejadian, termasuk sumber daya aternatif 3) Pengelolaan kegiatan klinis pada waktu kejadian, termasuk alternatif tempat pelayanan. 4) Identifikasi dan penugasan peran dan tanggungjawab staff pada waktu kejadian 5) Proses untuk
mengelola
keadaan
darurat/kedaruratan
bila
terjadi
pertentangan antara tanggung jawab staf secara pribadi dengan tanggung jawab rumah sakit dalam hal penugasan staf untuk pelayanan pasien. b. Dilakukan tanya jawab pada setiap akhir uji coba c. Rumah sakit memastikan badan independen yang ada dalam fasilitas pelayanan mematuhi rencana kesiapan menghadapi bencana. 2. Rumah sakit merencanakan untuk menanggapi kemungkinan terjadinya bencana.
E. PENGAMANAN KEBAKARAN 1. Rumah sakit merencanakan program untuk memastikan seluruh penghuni rumah sakit aman dari kebakaran dan asap. a. Program pengurangan risiko kebakaran b. Program assesmen risiko kebakaran saat ada pembangunan di atau berdekatan dengan fasiitas c. Program deteksi dini kebakaran dan asap d. Program meredakan kebakaran dan pengendalian asap e. Program evakuasi bila terjadi kedaruratan akibat kebakaran 2. Program diaksanakan secara terus-menerus dan komprehensif a. Rumah sakit membuat sistem deteksi kebakaran dan pemadaman b. Rumah sakit melatih staf untuk berpartisipasi daam perencanaan pengamanan kebakaran c. Semua staf berpartisipasi sekurang-kurangnya setahun sekali dalam rencana pengamanan dan asap d. Staf dapat memperagakan cara membawa pasien ke tempat aman e. Rumah sakit memeriksa, menguji coba, dan memelihara peralatan. 3. Rumah sakit memastikan badan independen mematuhi rencana pengamanan kebakaran 4. Rumah sakit membuat kebijakan untuk pelarangan merokok berlaku bagi pasien, keluarga, pengunjung, dan staf.
Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung
4
F. PERALATAN MEDIS 1. Rumah sakit membuat rencana pengelolaan peralatan medis a. Rumah sakit mengumpulkan hasil monitoring dan didokumentasikan untuk
2. 3. 4. 5. 6.
program manajemen peralatan medis b. Hasil monitoring digunakan untuk keperluan perencanaan dan perbaikan Rumah sakit membuat daftar inventaris alat medis Rumah sakit melakukan insfeksi secara teratur Rumah sakit melakukan uji coba peralatan medis sesuai rekomendasi pabrik Rumah sakit membuat program pemeliharaan preventif Rumah sakit menunjuk tenaga yang kompeten untuk memberikan pelayanan ini
G. SISTEM UTILITI (SISTEM PENDUKUNG) 1. Rumah sakit memastikan kebutuhan air minum selalu tersedia. a. Rumah sakit mengidentifikasi area dan pelayanan yang berisiko paling tinggi bila terjadi air minum terkontaminasi atau terganggu b. Rumah sakit mengurangi risiko bila hal itu terjadi c. Rumah sakit merencanakan sumber air minum alternatif dalam keadaan darurat 2. Rumah sakit memastikan kebutuhan listrik selalu tersedia. a. Rumah sakit mengidentifikasi area dan pelayanan yang berisiko paling tinggi bila terjadi kegagalan listrik b. Rumah sakit mengurangi risiko bila hal itu terjadi c. Rumah sakit merencanakan sumber listrik alternatif dalam keadaan darurat H. SISTEM UTILITI / SISTEM PENDUKUNG ( LISTRIK, LIMBAH, VENTILASI, KUNCI) 1. Rumah sakit mendokumentasikan hasil identifikasi sistem listrik, gas medis, limbah, ventilasi dan kunci 2. Rumah sakit mendokumentasikan perencanaan pemeliharaan sistem listrik, gas medis, limbah dan kunci secara periodic 3. Utiliti tersebut dimonitor dan didokumentasikan hasilnya sebagai tindaklanjut dan peningkatan
I. PENDIDIKAN STAF 1. Rumah sakit merencanakan pelatihan bagi staf yang sudah ditunjuk dalam hal mengoperasikan peralatan medis dan sistem utiliti, menghadapi bencana, kebakaran, penanganan limbah, gas medis, emergensi air dan listrik. 2. Rumah sakit melakukan self assesmen terhadap peran emergensi utiliti dengan menanyakan, memperagakan, dan hasilnya didokumentasikan untuk peningkatan.
Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung
5
BAB IV DOKUMENTASI A. KEPEMIMIPINAN DAN PERENCANAAN 1. KEBIJAKAN tentang fasilitas rumah Sakit 2. Program perencanaan keselamatan dan keamanan,bahan berbahaya, manajemen emergensi, pengamanan dan kebakaran, peralatan medis, dan sistem utilitas yang terkini dan dilaksanakan sepenuhnya serta dievaluasi secara periodik 3. SK SPI (sistem pengawasan internal) 4. Program SPI
B. KESELAMATAN DAN KEAMANAN 1. Program keselamatan dan keamanan fasilitas fisik yang diidentifikasi sebagai berisiko 2. Dokumentasi hasil pemeriksaan fasilitas fisik yang terkini dan akurat 3. Program rencana mengurangi resiko yang nyata berdasarkan pemeriksaan 4. 5. 6. 7.
tersebut Dokumen pelaksanaan mengurangi resiko Program memonitor keselamatan dan keamanan RAB (Rencana Anggaran Bisnis) tentang keselamatan dan keamanan pasien RAB untuk meningkatkan atau mengganti sistem, bangunan, atau komponen
yang diperlukan agar fasilitas tetap dapat beroperasi secara aman dan efektif 8. Dokumen pelaksanaan untuk mencegah cidera dan mempertahankan kondisi aman bagi pasien ,keluarga, staff dan pengunjung 9. SPO Survey untuk keselamatan pasien bila pelaksanaan pembangunan dan pelayanan oleh pihak independen 10. Dokumen evaluasi tentang kondisi fisik bangunan rumah sakit saat ini 11. Dokumen rencana tindak lanjut dari kondisi saat ini
C. BAHAN BERBAHAYA 1. Dokumen identifikasi dandaftar terbaru limbah berbahaya 2. Program rencana kegiatan penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya serta tatacara pembuangannya 3. Dokumen rencana sistem pelaporanan dan investigasi dari tumpahan, paparan (exposure)dan insiden lainnya 4. SPO penanganan limbah yang benar di dalam rumah sakit dan pembuangan limbah berbahaya secara aman dan sesuai ketentuan hukum
Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung
6
5. SPO alat dan perlindungan yang benar dalam penggunaan , ada tumpahan dan paparan 6. Dokumen persyaratan (izin, lisensi,ketentuan persyaratan lainnya ) 7. Program dan pelaksanaan pemasangan label pada bahan dan limbah berbahaya. 8. Dokumentasi hasil survey yang dilakukan oleh pihak independen D. KESIAPAN MENGHADAPI BENCANA 1. Dokumen hasil identifikasi bencana internal dan eksternal yang besar, seperti keadaan darurat di masyarakat, wabah dan bencana alam atau bencana lainnya serta kejadian wabah besar yang menyebabkan terjadinya risiko yang signifikan. 2. Program ujicoba menghadapi bencana: Strategi komunikasi pada kejadian,Pengelolaan sumber daya pada waktu kejadian, termasuk sumber daya aternatif, Pengelolaan kegiatan klinis pada waktu kejadian, termasuk alternatif tempat pelayanan, Identifikasi dan penugasan peran dan tanggungjawab staff pada waktu kejadian, Proses untuk mengelola keadaan darurat/kedaruratan bila terjadi pertentangan antara tanggung jawab staf secara pribadi dengan tanggung jawab rumah sakit dalam hal penugasan staf untuk pelayanan pasien. 3. Dokumen hasil evaluasi uji coba bencana
E. PENGAMANAN KEBAKARAN 1. Program keamanan dari kebakaran meliputi: Program pengurangan risiko kebakaran, Program assesmen risiko kebakaran saat ada pembangunan di atau berdekatan dengan fasiitas, Program deteksi dini kebakaran dan asap, Program meredakan kebakaran dan pengendalian asap, Program evakuasi bila terjadi 2. 3. 4. 5. 6.
kedaruratan akibat kebakaran. Dokumen hasil dari program keamanan dari kebakaran SPO sistem deteksi kebakaran dan pemadaman Program pelatihan staf dalam menanggulangi bencana kebakaran Program pemeriksaan, pengujian dan pemeliharaan alat MoU dengan pihak independen tentang penanganan rencana pengamanan
kebakaran 7. Kebijakan untuk pelarangan merokok berlaku bagi pasien, keluarga, pengunjung, dan staf. F. PERALATAN MEDIS 1. Program rencana pengelolaan peralatan medis
Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung
7
2. Dokumen hasil monitoring terhadap peralatan medis meliputi: daftar inventaris alat medis, insfeksi secara teratur, uji coba peralatan medis sesuai rekomendasi pabrik. 3. Program pemeliharaan preventif 4. Surat tugas tenaga yang kompeten untuk memberikan pelayanan ini G. SISTEM UTILITY (SISTEM PENDUKUNG) 1. Program penyediaan air yang meliputi:identifikasi area dan pelayanan yang berisiko paling tinggi bila terjadi air minum terkontaminasi atau terganggu, mengurangi risiko bila hal itu terjadi, merencanakan sumber air minum alternatif dalam keadaan darurat 2. Program penyediaan listrik yang meliputi: identifikasi area dan pelayanan yang berisiko paling tinggi bila terjadi kegagalan listrik, mengurangi risiko bila hal itu terjadi, merencanakan sumber listrik alternatif dalam keadaan darurat H. SISTEM UTILITI/SISTEM PENDUKUNG ( LISTRIK, LIMBAH, VENTILASI, KUNCI) 1. Dokumentasi hasil identifikasi sistem listrik, gas medis, limbah, ventilasi dan kunci 2. Dokumentasi perencanaan pemeliharaan sistem listrik, gas medis, limbah dan kunci secara periodik 3. Dokumentasi hasil monitoring dan tindak lanjut dalam peningkatan utiliti
I. PENDIDIKAN STAF 1. Program pelatihan bagi staf yang sudah ditunjuk dalam hal mengoperasikan peralatan medis dan sistem utiliti , menghadapi bencana, kebakaran,penanganan limbah, gas medis,emergensi air dan listrik. 2. Dokumen self assesmen terhadap peran emergensi utiliti dengan menanyakan,
memperagakan, hasil didokumentasikan untuk peningkatan.
Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung
8