PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK DAFTAR ISI
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES TABLE OF CONTENTS Halaman/ Page
SURAT PERNYATAAN DIREKSI
1
DIRECTORS’ STATEMENT LETTER
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN – Pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 1 Januari 2014/31 Desember 2013, dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS – As of December 31, 2015, 2014 and January 1, 2014/December 31, 2013 and for the years ended December 31, 2015 and 2014
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
2
Consolidated Statements of Financial Position
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian
4
Consolidated Statements of Profit or Loss and Other Comprehensive Income
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian
5
Consolidated Statements of Changes in Equity
Laporan Arus Kas Konsolidasian
6
Consolidated Statements of Cash Flows
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
7
Notes to Consolidated Financial Statements
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARI 1, 2014/DECEMBER 31, 2013 (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
31 Desember/ Catatan/ December 31, Note 2015
1 Januari 2014/ 31 Desember/ 31 Desember 2013/ January 1, 2014/ December 31, December 31, 2013 *) 2014 *)
ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Pihak berelasi Pihak ketiga Aset keuangan lainnya - lancar Piutang usaha - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai Rp 115.233 juta pada 31 Desember 2015, Rp 91.555 juta pada 31 Desember 2014 dan Rp 98.007 juta pada 1 Januari 2014/ 31 Desember 2013 Pihak berelasi Pihak ketiga Piutang lain-lain kepada pihak ketiga - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai Rp 30.130 juta pada 31 Desember 2015, Rp 18.352 juta pada 31 Desember 2014 dan Rp 33.849 juta pada 1 Januari 2014/ 31 Desember 2013 Persediaan Uang muka dan biaya dibayar dimuka Pajak dibayar dimuka
ASSETS
326.448 304.961 2.125.038
611.815 873.606 2.664.379
1.529.588 2.291.466
41
139.536 3.315.847
152.226 3.197.429
178.940 2.959.745
8 9 10 11
457.159 1.911.910 1.158.284 160.829
267.649 2.038.756 777.734 115.507
437.518 1.803.445 459.658 88.587
CURRENT ASSETS Cash and cash equivalents Related party Third parties Other financial assets - current Trade accounts receivable - net of allowance for impairment losses of Rp 115,233 million at December 31, 2015, Rp 91,555 million at December 31, 2014 and Rp 98,007 million at January 1, 2014/ December 31, 2013 Related parties Third parties Other accounts receivable from third parties net of allowance for impairment losses of Rp 30,130 million at December 31, 2015, Rp 18,352 million at December 31, 2014 and Rp 33,849 million at January 1, 2014/ December 31, 2013 Inventories Advances and prepaid expenses Prepaid taxes
9.900.012
10.699.101
9.748.947
Total Current Assets
5
6
7
Jumlah Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Piutang lain-lain Pihak berelasi Pihak ketiga Aset pajak tangguhan - bersih Uang muka investasi Investasi pada entitas asosiasi Aset keuangan lainnya - tidak lancar Properti investasi - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 6.466 juta pada 31 Desember 2015, Rp 5.752 juta pada 31 Desember 2014 dan Rp 4.933 juta pada 1 Januari 2014/ 31 Desember 2013 Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 4.850.293 juta pada 31 Desember 2015, Rp 5.389.061 juta pada 31 Desember 2014 dan Rp 5.182.770 juta pada 1 Januari 2014/ 31 Desember 2013 Goodwill Aset tidak berwujud - bersih Aset lain-lain
41
NON-CURRENT ASSETS Other accounts receivable Related parties Third parties Deferred tax assets - net Investment advances Investments in associates Other financial assets - non-current Investment properties - net of accumulated depreciation of Rp 6,466 million at December 31, 2015, Rp 5,752 million at December 31, 2014 and Rp 4,933 million at January 1, 2014/ December 31, 2013 Property and equipment - net of accumulated depreciation of Rp 4,850,293 million at December 31, 2015, Rp 5,389,061 million at December 31, 2014 and Rp 5,182,770 million at January 1, 2014/ December 31, 2013 Goodwill Intangible assets - net Other assets
30.484 2.545 460.953 300.278 70.809 3.563.097
31.305 7.200 156.352 278.341 104 3.766.940
54.338 100.452 223.174 48.976 2.214.414
10.008
13.822
14.641
7.949.132 2.995.191 976.903 232.767
6.299.156 2.851.507 969.256 291.241
4.906.183 2.932.836 535.446 289.317
Jumlah Aset Tidak Lancar
16.592.167
14.665.224
11.319.777
Total Non-current Assets
JUMLAH ASET
26.492.179
25.364.325
21.068.724
TOTAL ASSETS
35
12
13 14 15 16
*) Disajikan kembali (Catatan 2)
*) As restated (Note 2)
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
-2-
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 - Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/DECEMBER 31, 2013 - Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
31 Desember/ Catatan/ December 31, Note 2015
1 Januari 2014/ 31 Desember/ 31 Desember 2013/ January 1, 2014/ December 31, December 31, 2013 *) 2014 *)
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang bank Utang usaha Pihak berelasi Pihak ketiga Utang lain-lain Pihak berelasi Pihak ketiga Pendapatan diterima dimuka Utang pajak Biaya masih harus dibayar Uang muka pelanggan Liabilitas jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun Pinjaman jangka panjang Liabilitas sewa pembiayaan Utang obligasi
LIABILITIES AND EQUITY
17 18 41
21 22
21 22 38
23 24 39 25 26 27
Jumlah
Jumlah Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Kepentingan non-pengendali
86.214 1.522.910
46.678 1.127.200
20.724 1.536.473
8.358 499.576 164.580 223.565 267.137 23.090
132.132 141.044 278.882 301.229 23.372
871.399 112.533 305.060 289.721 21.474
3.379.121 20.476 -
21.260 13.313 249.379
339.990 15.931 -
6.467.083
2.563.631
3.681.058
27.158 1.961
27.605 7.956
15.812 3.895
35 41
JUMLAH LIABILITAS
Dikurangi harga perolehan saham diperoleh kembali 184.428.100 saham pada 31 Desember 2015, 147.402.100 saham pada 31 Desember 2014 dan 597.551.500 saham pada 1 Januari 2014/ 31 Desember 2013
167.753
19 20
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
EKUITAS Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham Modal dasar - 55.750.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor 14.198.613.922 saham pada 31 Desember 2015 dan 2014 dan 14.052.702.050 saham pada 1 Januari 2014/ 31 Desember 2013 Agio saham Modal sumbangan Modal lain-lain - opsi saham Selisih transaksi perubahan ekuitas entitas anak Selisih transaksi ekuitas dengan pihak non-pengendali Penghasilan komprehensif lain Saldo laba Ditentukan penggunaannya Tidak ditentukan penggunaannya
229.142
41
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek LIABILITAS JANGKA PANJANG Liabilitas pajak tangguhan - bersih Utang kepada pihak berelasi Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Pinjaman jangka panjang Liabilitas sewa pembiayaan Utang obligasi Liabilitas imbalan kerja Liabilitas jangka panjang lainnya
272.056
28
CURRENT LIABILITIES Bank loans Trade accounts payable Related parties Third parties Other accounts payable Related parties Third parties Unearned revenues Taxes payable Accrued expenses Customer deposits Current maturities of long-term liabilities Long-term loans Finance lease obligations Bonds payable Total Current Liabilities NON-CURRENT LIABILITIES Deferred tax liabilities - net Other accounts payable to related parties
3.654.073 68.103 751.775 226.500 914
6.078.115 11.804 569.094 219.063 1.065
2.939.242 15.811 855.671 193.619 2.343
Long-term liabilities - net of current maturities Long-term loans Finance lease obligations Bonds payable Employee benefits obligation Other non-current liabilities
4.730.484
6.914.702
4.026.393
Total Non-Current Liabilities
11.197.567
9.478.333
7.707.451
TOTAL LIABILITIES
1.419.861 1.924.884 410 8.389 2.412.380 (750.652) (63.646)
1.419.861 1.924.884 410 8.389 2.560.694 (655.263) (2.489)
1.405.270 1.642.484 410 18.287 2.368.945 (996.413) 93.313
EQUITY Equity attributable to the owners of the Company Capital stock - Rp 100 par value per share Authorized - 55,750,000,000 shares Issued and paid-up 14,198,613,922 shares at December 31, 2015 and 2014 and 14,052,702,050 shares at January 1, 2014/ December 31, 2013 Additional paid-up capital Donated capital Other capital - stock option Difference due to change in equity of subsidiaries Difference in value of equity transaction with non-controlling interest Other comprehensive income Retained earnings Appropriated Unappropriated
7.000 6.032.306
6.000 6.315.907
5.000 5.965.098
10.990.932
11.578.393
10.502.394
Total
(1.209.457)
Less cost of treasury stocks 184,428,100 shares at December 31, 2015, 147,402,100 shares at December 31, 2014 and 597,551,500 shares at January 1, 2014/ December 31, 2013
(339.599)
(298.524)
Total Equity attributable to the owners of the Company Non-controlling interests
10.651.333 4.643.279
11.279.869 4.606.123
9.292.937 4.068.336
JUMLAH EKUITAS
15.294.612
15.885.992
13.361.273
TOTAL EQUITY
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
26.492.179
25.364.325
21.068.724
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
29
*) Disajikan kembali (Catatan 2)
*) As restated (Note 2)
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
-3-
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) Catatan/ Note
2015
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF PROFIT OR LOSS AND OTHER COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
2014 *)
10.572.834
30
10.657.152
BEBAN LANGSUNG
6.551.292
31
6.288.501
DIRECT COSTS
LABA KOTOR
4.021.542
4.368.651
GROSS PROFIT
PENDAPATAN
Beban umum dan administrasi Kerugian kurs mata uang asing - bersih Beban keuangan Penghasilan bunga Keuntungan dan kerugian lain-lain - bersih LABA SEBELUM PAJAK BEBAN PAJAK PENGHASILAN LABA BERSIH TAHUN BERJALAN
(1.971.136) (861.575) (559.781) 76.303 (90.735)
32 45 33 34
614.618 (331.179)
(1.693.997) (246.392) (376.638) 103.872 (240.383) 1.915.113
35
283.439
(627.167) 1.287.946
REVENUES
General and administrative expenses Loss on foreign exchange - net Finance charges Interest income Other gains and losses - net PROFIT BEFORE TAX INCOME TAX EXPENSES NET INCOME FOR THE YEAR
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN SETELAH PAJAK PENGHASILAN Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi: Pengukuran kembali atas program imbalan pasti Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi: Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dari kegiatan usaha luar negeri
29.674
5.293
(61.157)
(95.802)
OTHER COMPREHENSIVE INCOME NET OF INCOME TAX Items that will not be reclassified subsequently to profit or loss: Remeasurement of defined benefit obligation Items that may be reclassified subsequently to profit or loss: Exchange difference on translating foreign operations
Jumlah penghasilan komprehensif lain tahun berjalan setelah pajak
(31.483)
(90.509)
Total other comprehensive income for the current year net of tax
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
251.956
1.197.437
LABA YANG DIATRIBUSIKAN KEPADA: Pemilik entitas induk Kepentingan non-pengendali
52.178 231.261
702.919 585.027
Laba bersih tahun berjalan
283.439
29
1.287.946
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF YANG DIATRIBUSIKAN KEPADA: Pemilik entitas induk Kepentingan non-pengendali
7.522 244.434
603.870 593.567
Jumlah laba komprehensif tahun berjalan
251.956
1.197.437
LABA PER SAHAM DASAR (dalam Rupiah penuh)
3,7
36
*) Disajikan kembali (Catatan 2)
51,2
TOTAL COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEAR NET INCOME ATTRIBUTABLE TO: Owners of the parent entity Non-controlling interests Profit for the year TOTAL COMPREHENSIVE INCOME ATTRIBUTABLE TO: Owners of the parent entity Non-controlling interests Total comprehensive income for the year BASIC EARNINGS PER SHARE (in full Rupiah amount) *) As restated (Note 2)
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
-4-
PT GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
Catatan/ Note Saldo per 1 Januari 2014 (Seperti dilaporkan sebelumnya) Efek penerapan PSAK 24 Saldo per 1 Januari 2014 (setelah disajikan kembali) *) Jumlah laba komprehensif *) Pembelian dan penjualan saham diperoleh kembali oleh Perusahaan Pelaksanaan opsi saham karyawan Perubahan ekuitas entitas anak Dividen tunai Pembentukan cadangan umum Pembelian dan penjualan saham entitas anak melalui pasar Setoran modal non-pengendali pada entitas anak Pembagian dividen entitas anak ke kepentingan non-pengendali Saldo per 31 Desember 2014 *) Jumlah laba komprehensif Pembelian dan penjualan saham diperoleh kembali oleh Perusahaan Akuisisi entitas anak Perubahan ekuitas entitas anak Dividen tunai Pembentukan cadangan umum Pembelian dan penjualan saham entitas anak melalui pasar Setoran modal non-pengendali pada entitas anak Pembagian dividen entitas anak ke kepentingan non-pengendali Saldo per 31 Desember 2015
Modal ditempatkan dan disetor/ Issued and paid-up capital
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Agio saham/ Additional paid-up capital
Modal sumbangan/ Donated capital
Modal lain-lain opsi saham/ Other capital stock option
Selish transaksi perubahan ekuitas entitas anak/ Difference due to change in equity of subsidiary
Selisih transaksi ekuitas dengan pihak nonpengendali/ Difference in value of equity transaction with non-controlling interest
Penghasilan komprehensif lain/Other comprehensive income
Saldo laba/Retained earnings Ditentukan Tidak ditentukan penggunaannya/ penggunaannya/ Appropriated Unappropriated
Modal saham diperoleh kembali/ Treasury stocks
Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk/ Equity attributable to the owners of parent entity
Kepentingan non-pengendali/ Non-controlling Interests
Jumlah ekuitas/ Total equity
1.405.270 -
1.642.484 -
410 -
18.287 -
2.368.945 -
(996.413) -
93.313 -
5.000 -
5.951.634 13.464
(1.209.457) -
9.279.473 13.464
4.073.564 (5.228)
13.353.037 8.236
1.405.270 -
1.642.484 -
410 -
18.287 -
2.368.945 -
(996.413) -
93.313 (95.802)
5.000 -
5.965.098 699.672
(1.209.457) -
9.292.937 603.870
4.068.336 593.567
13.361.273 1.197.437
37 37
14.591 -
73.436 208.964 -
-
26
-
-
-
-
-
-
24,28 39
(9.898) -
191.749 -
-
-
1.000
-
-
341.150
-
-
-
-
341.150
9.053
350.203
-
-
-
-
-
-
-
-
130.723
130.723
-
-
-
-
-
1.419.861 -
1.924.884 -
410 -
8.389 -
2.560.694 -
37 37
-
-
-
-
26
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.419.861
1.924.884
410
8.389
2.412.380
28
(148.314) -
-
-
(655.263) -
(2.489) (61.157)
(95.389)
(750.652)
-
-
6.000 -
6.315.907 68.679 (351.280) (1.000)
910.933 -
(298.524) (41.075) -
Tambahan 984.369 treasury stock th berjalan 213.657 191.749 (30.879) (347.863) -
11.279.869 7.522
(164.677) 4.606.123 244.434
984.369 213.657 160.870 (347.863) -
(164.677) 15.885.992 251.956
-
1.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
16.910
16.910
-
-
-
-
-
(301.876)
(301.876)
7.000
6.032.306
(63.646)
*) Disajikan kembali (Catatan 2)
(347.863) (1.000)
(339.599)
(41.075) (148.314) (351.280) -
1.024 156.748 -
(41.075) 1.024 8.434 (351.280) -
(95.389)
(80.084)
(175.473)
10.651.333
4.643.279
15.294.612
Balance as of January 1, 2014 (as previously reported) Effect of adoption of PSAK 24 Balance as of January 1, 2014 (after restated) *) Total comprehensive income *) Purchase and sale of treasury stocks by the Company Employees stock option Change in equity of subsidiaries Cash dividends Allocation for general reserve Purchase and sale of subsidiary's shares through market Non-controlling paid-up capital in subsidiary Dividend distributed by subsidiaries to non-controlling interest Balance at December 31, 2014 *) Total comprehensive income Purchase and sale of treasury stocks by the Company Acquisition of subsidiary Change in equity of subsidiaries Cash dividends Allocation for general reserve Purchase and sale of subsidiary's shares through market Non-controlling paid-up capital in subsidiary Dividend distributed by subsidiaries to non-controlling interest Balance at December 31, 2015
*) As restated (Note 2)
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
-5-
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) 2015 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada karyawan Pembayaran kas kepada pemasok dan lainnya Kas dihasilkan dari operasi Penerimaan restitusi pajak penghasilan Pembayaran pajak penghasilan Pembayaran beban keuangan Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOW FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
2014
10.346.156 (1.183.328) (5.650.013) 3.512.815 12.921 (757.314) (529.423)
10.661.183 (1.046.472) (6.998.823) 2.615.888 (694.125) (376.547)
2.238.999
1.545.216
76.303 821
103.871 23.033
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Cash receipts from customers Cash paid to employees Cash paid to suppliers and others Cash generated from operations Income tax restitution received Income tax paid Interest and financial charges paid Net Cash Provided by Operating Activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan bunga Pembayaran piutang dari pihak berelasi Penarikan (penempatan) aset keuangan lancar lainnya - bersih Penambahan investasi pada entitas asosiasi Kas bersih yang diperoleh pada saat akuisisi Penambahan aset keuangan tidak lancar lainnya - bersih Perolehan aset tetap Hasil penjualan aset tetap Kenaikan aset tidak berwujud Penurunan (kenaikan) aset lainnya dan uang muka
706.646 (69.941) 7.243
(350.697) -
(443.452) (2.354.086) 50.015 (159.613) 34.300
(1.552.526) (2.489.725) 76.737 (604.657) (331.935)
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Interest received Payment of receivables from related parties Redemption (placement) of other current financial assets - net Addition of investment in associates Net cash obtained during acquisition Addition to other noncurrent financial assets - net Acquisitions of property and equipment Proceeds from sale of property and equipment Additions to intangible assets Deduction (addition) to other assets and advances
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi
(2.151.764)
(5.125.899)
Net Cash Used in Investing Activities
(38.856)
992.260 (7.891)
338.780 (107.509) 35.285
156.041 3.369.947 (486.605) 130.723
(226.495)
(58.787)
(25.983)
4.061
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penjualan saham diperoleh kembali Pembelian saham diperoleh kembali Setoran modal dari pelaksanaan opsi saham karyawan Perusahaan dan entitas anak Penerimaan utang bank Pembayaran utang bank Setoran modal non-pengendali pada entitas anak Pembelian saham diperoleh kembali oleh entitas anak Penerimaan (pembayaran) utang kepada pihak berelasi Pembayaran dividen Perusahaan Entitas anak pada kepentingan non-pengendali Pembayaran liabilitas sewa pembiayaan Pelunasan utang obligasi
(351.280) (301.876) (13.313) (250.000)
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan
(941.247)
PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS
(854.012)
(347.863) (164.677) (11.572) (39.121)
3.536.516
(44.167)
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Sale of treasury stocks Purchase of treasury stock Capital contribution from exercise of employee stock options of the Company and its subsidiary Proceeds from bank loans Payment of bank loans Non-controlling paid-up capital in subsidiary Purchase of treasury stock by subsidiaries Proceeds (payments) of payable to related parties Dividends paid The Company Subsidiaries to non-controlling interests Payments of finance lease obligation Settlement of bonds payable Net Cash Provided by (Used in) Financing Activities NET DECREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENTS
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
1.485.421
1.529.588
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF YEAR
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
631.409
1.485.421
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF YEAR
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
-6-
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
1.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
UMUM a.
b.
1.
Pendirian dan Informasi Umum
GENERAL a.
Establishment and General Information
PT. Global Mediacom Tbk (Perusahaan) didirikan di Jakarta berdasarkan akta No. 60 tanggal 30 Juni 1981 dan diubah dengan akta No. 81 tanggal 29 Januari 1982 keduanya dari Lukman Kirana, S.H., Notaris di Jakarta. Akta pendirian Perusahaan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A. 5/84/22 tanggal 22 Mei 1982 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 54 tanggal 5 Juli 1985, Tambahan No. 912.
PT. Global Mediacom Tbk (the Company) was established in Jakarta based on deed No. 60 dated June 30, 1981 as amended by deed No. 81 dated January 29, 1982, both of Lukman Kirana, S.H., Notary in Jakarta. The deed of establishment was approved by the Minister of Law and Human Right of the Republic of Indonesia in his Decision Letter No. Y.A. 5/84/22 dated May 22, 1982 and was published in Supplement No. 912 to the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 54 dated July 5, 1985.
Anggaran Dasar Perusahaan mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 51 tanggal 20 May 2015 dari Aryanti Artisari, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta, mengenai perubahan beberapa ketentuan anggaran dasar Perusahaan dalam rangka penyesuaian dan pemenuhan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 32/POJK.04/ 2014. Akta perubahan tersebut telah diterima dan dicatat di dalam Sistem Administrasi Badan Hukum dengan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU.AH.01.03.0943978 tanggal 19 Juni 2015.
The Company’s Articles of Association have been amended several times, most recently by deed No. 51 dated May 20, 2015 of Aryanti Artisari, S.H., M.Kn., notary in Jakarta concerning the changes in some of the Company’s articles of association to adjust and comply with the Financial Service Authority Regulation No. 32/POJK.04/2014. This notarial deed had been received and recorded in the Legal Entity Administration system with Letter of Acceptance Notification of Change in Articles of Association No. AHUAH.01.03.0943978 dated June 19, 2015.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah di bidang perindustrian, pertambangan, pengangkutan, pertanian, telekomunikasi, real estate, arsitektur, pembangunan (developer), percetakan, jasa dan perdagangan, media dan investasi. Pada saat ini, Perusahaan bergerak dalam bidang investasi dan merupakan induk perusahaan dari beberapa entitas anak.
In accordance with article 3 of the Company’s Articles of Association, the scope of its activities is in the fields of industry, mining, transportation, agriculture, telecommunications, real estate, architecture, construction (developer), printing, services and trade, media and investment. Currently, the Company is engaged in investment sector and the parent company of several subsidiaries.
Perusahaan beroperasi secara komersil mulai tahun 1982. Perusahaan beralamat di MNC Tower, Lt. 27 - 29, Jl. Kebon Sirih No. 17 - 19, Jakarta Pusat. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, jumlah karyawan Perusahaan dan entitas anak (“Grup”) masing-masing sebanyak 12.485 dan 10.830 karyawan.
The Company started commercial operations in 1982. The Company is located at MNC Tower, 27th - 29th Floor, Jl. Kebon Sirih No. 17 - 19, Central Jakarta. At December 31, 2015 and 2014, the Company and its subsidiaries (“Group”) had total employees of 12,485 and 10,830, respectively.
Perizinan
b.
License
Entitas anak telah memperoleh perizinan dalam bidang industri media sebagai berikut:
Subsidiaries obtained their media industry licenses as follows:
MNCSV telah memperoleh izin dari Menteri Penerangan dengan surat keputusannya No. 1848/RTF/K/XI/1993, untuk menyalurkan program televisi seperti CNN, HBO, ESPN, Discovery, TNT dan program sejenis lainnya. Sesuai dengan surat keputusan No. 2142/RTF/K/XII/1995 tanggal 14 Desember 1995, Menteri Penerangan memberikan izin kepada MNCSV untuk menambah program internasional baru seperti Star Plus, Prime Sports, BBC World Service, CNBC Asia News Service, Channel V dan program sejenis lainnya. Keputusan ini telah diperbaharui dengan izin dari Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. 40/KEP/M.KOMINFO/01/2010.
MNCSV has obtained approval from the Ministry of Information in his Decision Letter No. 1848/RTF/K/XI/1993, to broadcast television programs such as CNN, HBO, ESPN, Discovery, TNT and other similar programs. Based on Decision Letter No. 2142/RTF/K/XII/1995 dated December 14, 1995, the Ministry of Information has authorized MNCSV to add to its existing programs new international programs such as Star Plus, Prime Sports, BBC World Service, CNBC Asia News Service, Channel V and other similar programs. This appraisal has been renewed with approval from the Ministry of Comunication and Information of Republic Indonesia with Decision Letter No. 40/KEP/M.KOMINFO/01/2010.
-7-
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Pada tanggal 3 Nopember 2014, MNCSV mengajukan permohonan rencana penambahan program siaran dan telah disetujui oleh Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika. Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika telah mencatat perubahan tersebut dalam Database Perizinan Penyiaran berdasarkan surat Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia No. B-275/M.KOMINFO/PI.03.02/3/2015 tanggal 27 Maret 2015.
On November 3, 2014, MNCSV has applied for the additional of broadcasting programs and has been approved by the Directorate General of Post and Information. Directorate General of Post and Information had been recorded those changes in the Broadcasting License Database based on the letter from the Minister of Communications and Information of the Republic of Indonesia No. B-275/M.KOMINFO/PI.03.02/3/2015 dated March 27, 2015.
RCTI telah memperoleh izin dari Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. 105/KEP/M.KOMINFO/10/2006 tanggal 16 Oktober 2006 tentang izin penyelenggaraan penyiaran lembaga penyiaran swasta jasa penyiaran televisi.
RCTI has obtained a license from the Ministry of Communication and Information of Republic Indonesia with Decision Letter No. 105/KEP/M.KOMINFO/10/2006 dated October 16, 2006 to engage in private television broadcast activities.
CTPI telah memperoleh izin dari Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. 154/KEP/M.KOMINFO/10/2006 tanggal 16 Oktober 2006 tentang izin penyelenggaraan penyiaran lembaga penyiaran swasta jasa penyiaran televisi.
CTPI has obtained a license from the Ministry of Communication and Information of Republic Indonesia with Decision Letter No. 154/KEP/M.KOMINFO/10/2006 dated October 16, 2006 to engage in private broadcasting television broadcast activities.
GIB telah memperoleh izin dari Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. 106/KEP/M.KOMINFO/10/2006 tanggal 16 Oktober 2006 tentang izin penyelenggaraan penyiaran lembaga penyiaran swasta jasa penyiaran televisi.
GIB has obtained a license from the Ministry of Communication and Information of Republic Indonesia with Decision Letter No. 106/KEP/M.KOMINFO/10/2006 dated October 16, 2006 to engage in private television broadcast services activities.
DTV telah memperoleh izin dari Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. 707 Tahun 2013 tanggal 12 Agustus 2013 tentang izin penyelenggaraan penyiaran lembaga penyiaran swasta jasa penyiaran televisi.
DTV has obtained a license from the Ministry of Communication and Information of Republic Indonesia with Decision Letter No. 707 Year 2013 dated August 12, 2013 to engage in private television broadcast services activities.
GTT telah memperoleh izin dari Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. 644/KEP/M.KOMINFO/12/2011 tanggal 14 Desember 2011 tentang izin penyelenggaraan penyiaran lembaga penyiaran swasta jasa penyiaran televisi.
GTT has obtained a license from the Ministry of Communication and Information of Republic Indonesia with Decision Letter No. 644/KEP/M.KOMINFO/12/2011 dated Decemmber 14, 2011 to engage in private television broadcast services activities.
Izin penyelenggaraan penyiaran lembaga penyiaran swasta jasa penyiaran televisi yang dikeluarkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia untuk RCTI, CTPI, dan GIB berlaku selama 10 tahun sejak tanggal 16 Oktober 2006. Saat ini, izin tersebut sedang dalam proses perpanjangan.
Permit to engage in private television broadcast activities issued by the Ministry of Communication and Information of Republic Indonesia for RCTI, CTPI, and GIB has a term of 10 years since October 16, 2006. Currently, the permit is in the process of renewal.
-8-
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
c.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Penawaran Umum Saham Perusahaan
c.
Pada tanggal 20 Juni 1995, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan lembaga keuangan (sekarang Otoritas Jasa Keuangan) dengan suratnya No. S-795/PM/1995 untuk melakukan Penawaran Umum kepada masyarakat atas 200 juta saham Perusahaan dengan nilai nominal Rp 500 per saham dan harga penawaran Rp 1.250 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 17 Juli 1995.
On June 20, 1995, the Company obtained the effective notice from the Chairman of The Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (presently the Financial Services Authority) in his letter No. S-795/PM/1995 for the Initial Public Offering of 200 million shares with par value of Rp 500 per share, at an offering price of Rp 1,250 per share. These shares were listed on the Indonesia Stock Exchange on July 17, 1995.
Pada tanggal 8 Juni 2004, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (sekarang Otoritas Jasa Keuangan) dengan suratnya No. S-1648/PM/2004 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas I dengan hak memesan efek terlebih dahulu kepada para pemegang saham sebanyak-banyaknya 308.798.987 saham Perusahaan dengan nilai nominal Rp 500 per saham dan harga penawaran Rp 2.500 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 23 Juni 2004.
On June 8, 2004, the Company obtained the effective notice from the Chairman of The Capital Market Supervisory Agency (presently the Financial Services Authority) in his letter No. S1648/PM/2004 for the Limited Offering I of a maximum of 308,798,987 shares through Rights Issue with preemptive rights to the stockholders with par value of Rp 500 per share, at an offering price of Rp 2,500 per share. These shares were listed on the Indonesia Stock Exchange on June 23, 2004.
Pemecahan nilai nominal saham dari Rp 500 per saham menjadi Rp 100 per saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia tanggal 27 April 2007 sehingga jumlah saham Perusahaan menjadi 13.018.201.550 lembar.
Stock split through reduction of par value per share from Rp 500 per share to Rp 100 per share were listed on the Indonesia Stock Exchange on April 27, 2007, therefore the number of shares become 13,018,201,550 shares.
Penambahan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu sebanyak 685.168.503 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia tanggal 22 Juni 2007.
Addition of new shares without preemptive rights amounted to 685,168,503 shares have been listed on the Indonesia Stock Exchange on June 22, 2007.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saham Perusahaan sebanyak 14.198.613.922 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. d.
Public Offering of the Company’s Shares
As of December 31, 2015 and 2014, the Company’s shares totalling to 14,198,613,922 shares, respectively, have been listed on the Indonesian Stock Exchange.
Penawaran Umum Obligasi
d.
Pada tanggal 29 Juni 2012, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (sekarang Otoritas Jasa Keuangan) dengan suratnya No. S-8144/BL/2012 untuk melakukan Penawaran Umum Obligasi Global Mediacom I Tahun 2012 Dengan Tingkat Bunga Tetap dengan jumlah pokok sebanyakbanyaknya Rp 1.250.000 juta yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Dalam rangka penerbitan obligasi ini, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bertindak sebagai wali amanat (Catatan 22).
Public Offering of Bonds On June 29, 2012, the Company obtained an effective notice from the Chairman of The Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (presently the Financial Services Authority) in his letter No. S-8144/BL/2012 for the Public Offering of Global Mediacom Bonds I Year 2012 with Fixed Interest Rate and maximum principal amount of Rp 1,250,000 million, which were listed on the Indonesia Stock Exchange. In relation to the issuance of the bonds, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk acted as trustee (Note 22).
-9-
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
e.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Entitas Anak
e.
Perusahaan memiliki, baik langsung maupun tidak langsung, lebih dari 50% saham entitas anak berikut:
Entitas anak/ The subsidiaries Media berbasis konten dan iklan/ Content and advertising based media PT. Media Nusantara Citra Tbk (MNC) dan entitas anak/ and its subsidiaries PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) *) PT. Global Informasi Bermutu (GIB) *) PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (CTPI) *) PT. Sun Televisi Network (STN) dan entitas anak/and its subsidiaries *) PT. Deli Media Televisi (DTV) *) PT. Global Telekomunikasi Terpadu (GTT) *) PT. Tivi Bursa Indonesia (TBI) *) PT. MNC Networks (MNCN) dan entitas anak/and its subsidiaries *) PT. Radio Trijaya Shakti (RTS) dan entitas anak/and its subsidiaries *) PT. Radio Prapanca Buana Suara (RPBS) *) PT. Radio Mancasuara (RM) *) PT. Radio Swara Caraka Ria (RSCR)*) PT. Radio Efkindo (RE) *) PT. Radio Tjakra Awigra (RCA) *) PT. Radio Suara Monalisa (RSM) *) PT. Mediawisata Sariasih (MS) *) PT. Radio Arief Rahman Hakim (RARH) *) PT. Radio Sabda Sosok Sohor (RSSS) *) PT. Media Nusantara Informasi (MNI) *) dan entitas anak/and its subsidiary PT. Media Nusantara Distribusi (MND) *) PT. Menado Nusantara Informasi (MENI)*) PT. MNI Global (MNIG) *) PT. MNI Publishing (MNIP) dan entitas anak/and its subsidiary *) PT. MNI Entertainment (MNIE) *) PT. Okezone Indonesia (Okezone) *) PT. Cross Media Internasional (CMI) dan entitas anak/and its subsidiaries *) PT. Mediate Indonesia (MI) *) PT. Multi Advertensi Xambani (MAX) dan entitas anak/and its subsidiary *) PT. Citra Komunikasi Gagasan Semesta (CKGS) *) PT. MNC Pictures (MNCP) *) MNC International Middle East Limited (MIMEL) dan entitas anak/and its subsidiaries *) MNC International Limited (MIL) *) MNC Pictures FZ LLC (MP) *) PT. Star Media Nusantara (SMN) *) PT. MNC Lisensi Internasional (MLI) *) PT. MNC Media Utama (MMU) *) Media berbasis pelanggan/ Subscribers based media PT. MNC Sky Vision Tbk (MNCSV)
Consolidated Subsidiaries The Company has ownership interest of more than 50%, directly or indirectly, in the following subsidiaries:
Domisili/ Domicile
Tahun operasi komersial/ Start of commercial operations
Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership 2015 2014 (%) (%)
Jumlah aset sebelum eliminasi 31 Desember/ Total assets before elimination December 31, 2015 2014 **)
Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta
64,64 100,00 100,00 75,00
66,10 100,00 100,00 75,00
1997 1989 2002 1990
14.474.557 4.145.961 1.594.446 2.511.809
13.610.122 3.520.832 1.411.571 2.124.394
Jakarta Medan Semarang Jakarta
100,00 90,00 49,00 55,00
-
2008 2008 2008 2015
1.329.734 6.204 2.669 38.098
-
Jakarta
98,95
98,95
2005
116.543
122.258
Jakarta Medan Bandung Semarang Yogyakarta Surabaya Jakarta Bandung Jakarta Jakarta
95,00 91,60 100,00 100,00 70,00 100,00 80,00 100,00 100,00 100,00
95,00 91,60 100,00 100,00 70,00 100,00 80,00 100,00 100,00 100,00
1971 1978 1971 1971 1999 1971 1971 2007 2007 1981
37.208 5.293 1.582 1.363 1.178 5.827 12.548 339 10.860 6.516
33.105 5.537 2.024 1.247 1.301 6.201 9.949 507 6.272 5.237
Jakarta Jakarta Manado Jakarta
99,00 99,00 99,00 100,00
99,00 99,00 60,00 100,00
2005 2011 2014 2005
251.198 4.369 8.644 20.484
241.681 897 6.657 21.482
Jakarta Jakarta Jakarta
75,00 95,00 99,90
75,00 93,00 99,90
2008 2008 2011
4.149 3.927 11.245
4.429 4.037 11.403
Jakarta Jakarta
99,99 99,97
99,99 99,97
2001 2001
220.035 208.679
264.595 240.253
Jakarta Jakarta Jakarta
51,20 80,00 70,00
51,20 80,00 70,00
1996 2004 2009
4.054 2.672 140.557
4.075 2.620 90.154
Dubai Cayman Island Dubai Jakarta Jakarta Jakarta
100,00 100,00 100,00 70,00 99,99 99,99
100,00 100,00 100,00 70,00 99,99 -
2007 2007 2007 2008 2013 ***)
450.470 204.105 2.355 34.123 2.808 15.000
190.382 177.329 2.124 26.853 3.089 -
Jakarta
77,30
69,76
1988
6.568.893
5.874.325
- 10 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
Entitas anak/ The subsidiaries
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Domisili/ Domicile
Media berbasis online/ Online based media Global Mediacom International Ltd. (GMI) dan entitas anak/ and its subsidiaries MNC Media Investment Ltd (MMIL) dan entitas anak/ and its subsidiaries *) Letang Game Ltd. (Letang) *) PT. Linktone Indonesia (Linktone) *) MNC Innoform Pte. Ltd (Innoform) dan entitas anak/ and its subsidiary *) MNC Innoform (Singapore) Pte. LTd (Alliance) *)
Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership 2015 2014 (%) (%)
Tahun operasi komersial/ Start of commercial operations
Jumlah aset sebelum eliminasi 31 Desember/ Total assets before elimination December 31, 2015 2014 **)
Dubai
100,00
100,00
2012
2.174.396
2.093.473
Cayman Islands China Jakarta Singapura/ Singapore Singapura/ Singapore
79,88 50,01 100,00
79,88 50,01 100,00
2002 2009 2009
2.044.643 234.515 50.046
1.976.336 198.367 48.567
87,50
87,50
2001
143.787
407.034
100,00
100,00
1999
793
11.742
Bekasi Jakarta
99,99 99,99
99,99 99,99
1998 1999
401.832 1
387.121 2
Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta
99,99 84,99 60,00 100,00 80,00
99,99 84,99 60,00 100,00 80,00
2003 2004 2013 2007 ***)
12.892 11.624 48.598 505.120 -
15.074 13.740 68.710 174.599 -
Lain-lain/Others PT. Infokom Elektrindo (Infokom) dan entitas anak/ and its subsidiaries PT. Telesindo Media Utama (TMU) *) PT. Sena Telenusa Utama (STU) dan entitas anak/ and its subsidiaries *) PT. Flash Mobile (FM) *) PT. MNC GS Homeshopping (MNC Shop) PT. Sky Vision Networks (SVN) PT. Citra Kalimantan Energi (CKE) *) Pemilikan tidak langsung/Indirect ownership **) Disajikan kembali/As restated ***) belum beroperasi/not yet operating
RCTI dan GIB memiliki secara langsung saham entitas anak yang didirikan dengan tujuan untuk jasa penyiaran televisi sebagai berikut: Entitas Anak/ Subsidiaries PT. RCTI Satu PT. RCTI Dua PT. RCTI Tiga PT. RCTI Empat PT. RCTI Lima PT. RCTI Enam PT. RCTI Tujuh PT. RCTI Delapan PT. RCTI Sembilan PT. RCTI Sepuluh PT. RCTI Sebelas PT. RCTI Duabelas PT. RCTI Tigabelas PT. RCTI Empatbelas PT. RCTI Limabelas PT. RCTI Enambelas
RCTI and GIB have direct ownership in the following subsidiaries, which are established to engage in television broadcasting service as follows:
Domisili/ Domicile
Entitas Anak/ Subsidiaries
Bandung Semarang Surabaya Medan Palembang Makassar Denpasar, Bali Banjarmasin Bandar Lampung Pekan Baru Padang Pontianak Manado Ambon Aceh Besar Manokwari
PT GTV Satu PT GTV Dua PT GTV Tiga PT GTV Empat PT GTV Lima PT GTV Enam PT GTV Tujuh PT GTV Delapan PT GTV Sembilan PT GTV Sepuluh
Domisili/ Domicile Bandung Semarang Surabaya Medan Palembang Makassar Banjarmasin Jambi Jayapura Bali
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2015, seluruh entitas anak RCTI dan GIB di atas belum melakukan aktivitas.
As of December 31, 2015, all subsidiaries of RCTI and GIB above are not yet operating.
Pengembangan Usaha
Development of Business
Pada tahun 2015, Perusahaan melakukan tambahan pembelian dan penjualan kepemilikan sahamnya di MNC dan MNCSV, entitas anak, melalui pasar. Pada tanggal 31 Desember 2015, kepemilikan saham Perusahaan di MNC sebesar 64,64% dan di MNCSV sebesar 77,30%.
In 2015, the Company has additional purchase and sale of its share ownership in MNC and MNCSV, subsidiaries, through the market. As of December 31, 2015, the Company’s share ownership in MNC is 64.64% and in MNCSV is 77.30%.
- 11 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Pada bulan April 2015, MNC melakukan tambahan kepemilikan sahamnya di STN melalui eksekusi obligasi konversi. Pada tanggal 31 Desember 2015, kepemilikan MNC atas saham STN menjadi 100%.
In April 2015, MNC obtained share ownership in STN through conversion of convertible bond. As of December 31, 2015, MNC’s ownership interest in STN is 100%.
Pada bulan April 2015, MNI melakukan tambahan kepemilikan sahamnya di MENI sehingga menjadi 99%.
In April 2015, MNI has additional share ownership in MENI resulting to ownership interest of 99%.
Pada bulan Nopember 2015, STN mendirikan TBI yang bergerak di bidang jasa rumah produksi seni dengan kepemilikan saham sebesar 55%.
In November 2015, STN established TBI, which is engaged in production house, with equity ownership of 55%.
Pada bulan Desember 2015, MNC mendirikan MMU, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang usaha jasa periklanan media luar ruang, dengan jumlah kepemilikan saham sebesar 99% bersama dengan CMI, entitas anak.
In December 2015, MNC established MMU, a company which is engaged in outdoor media advertising area services, with total ownership of 99% equity ownership together with CMI, a subsidiary.
Pada tahun 2015, RCTI mendirikan PT. RCTI Enambelas yang berdomisili di Manokwari, Papua Barat.
In 2015, RCTI establish PT. RCTI Enambelas, which is domiciled in Manokwari, West Papua.
f.
Susunan Pengurus dan Informasi Lain
f.
Susunan Komisaris, Direksi, Komite Audit, Sekretaris Perusahaan dan Audit Internal Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
The Company’s Commissioners, Directors, Audit Committee, Corporate Secretary and Internal Audit as of December 31, 2015 and 2014 consisted of the following:
31 Desember/December 31 , 2015 Komisaris Komisaris Utama Wakil Komisaris Utama Komisaris
Management and Other Information
31 Desember/December 31 , 2014
: Rosano Barack : B. Rudijanto Tanoesoedibjo : -
Rosano Barack B. Rudijanto Tanoesoedibjo Chang Long Jong Lei Zhang
: : :
Commissioners President Commissioner Vice President Commissioner Commissioners
: Mohamed Idwan Ganie John Aristianto Prasetio Beti Puspitasari Santoso
Mohamed Idwan Ganie Kardinal Alamsyah Karim
:
Independent Commissioners
: Hary Tanoesoedibjo : Handhianto Suryo Kentjono Oerianto Guyandi David Fernando Audy Syafril Nasution Christophorus Taufik Siswandi
Hary Tanoesoedibjo Handhianto Suryo Kentjono Oerianto Guyandi David Fernando Audy
: :
Directors President Director Directors
: Indra Pudjiastuti
Indra Pudjiastuti
:
Independent Director
: Beti Puspitasari Santoso : Mohamed Idwan Ganie Hery Kusnanto John Aristianto Prasetio
Kardinal Alamsyah Karim Mohamed Idwan Ganie Hery Kusnanto
: :
Audit Committee Chairman Members
Sekretaris Perusahaan
: Ajun Sri Damayanti
Syafril Nasution
:
Corporate Secretary
Audit Internal
: Mahdan Ibrahim
Dusanto Ardanesworo
:
Internal Audit
Komisaris Independen
Direksi Direktur Utama Direktur
Direktur Independen Komite Audit Ketua Anggota
- 12 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
2.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN REVISI (PSAK) DAN INTERPRETASI STÁNDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK) a.
2.
Standar yang berlaku efektif pada tahun berjalan
ADOPTION OF NEW AND REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (“PSAK”) AND INTERPRETATION OF PSAK (“ISAK”) a.
Standards effective in the current year
Dalam tahun berjalan, Grup telah menerapkan semua standar baru dan revisi serta interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia yang relevan dengan operasinya dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2015.
In the current year, the Group has adopted all of the new and revised standards and interpretations issued by the Financial Accounting Standard Board of the Indonesian Institute of Accountants that are relevant to its operations and effective for accounting periods beginning on January 1, 2015.
PSAK 1 (revisi 2013), Penyajian Laporan Keuangan
PSAK 1 (revised 2013), Presentation of Financial Statements
Berdasarkan amandemen terhadap PSAK 1, laporan laba rugi komprehensif telah diubah namanya menjadi “laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain”. Amandemen terhadap PSAK 1 juga mengharuskan tambahan pengungkapan dalam bagian penghasilan komprehensif lain dimana pos-pos dari penghasilan komprehensif lain dikelompokkan menjadi dua kategori: (1) Tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi; dan (2) akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu terpenuhi.
Under the amendments to PSAK 1, the statement of comprehensive income is renamed as a “statement of profit or loss and other comprehensive income”. The amendments to PSAK 1 also require additional disclosures to be made in the other comprehensive income section such that items of other comprehensive income are grouped into two categories: (1) items that will not be reclassified subsequently to profit or loss; and (2) items that may be reclassified subsequently to profit or loss when specific conditions are met.
Amandemen ini telah diterapkan secara retrospektif, dan oleh karena itu penyajian pos penghasilan komprehensif lain telah dimodifikasi untuk mencerminkan perubahan tersebut.
The amendments have been applied retrospectively, and hence the presentation of items of other comprehensive income has been modified to reflect the changes.
Amandemen PSAK 1 juga menjelaskan bahwa laporan posisi keuangan ketiga diharuskan jika a) suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif, atau penyajian kembali retrospektif atau reklasifikasi dari pos-pos dalam laporan keuangannya, dan b) penerapan penyajian kembali retrospektif atau reklasifikasi mempunyai pengaruh material atas informasi dalam laporan posisi keuangan ketiga. Amandemen menjelaskan bahwa catatan terkait tidak perlu disajikan dalam laporan posisi keuangan ketiga.
The amendment to PSAK 1 specify that a third statement of financial position is required when a) an entity applies an accounting policy retrospectively, or makes a retrospective restatement or reclassification of items in its financial statements, and b) the retrospective application, restatement or reclassification has a material effect on the information in the third statement of financial position. The amendments specify that related notes are not required to accompany the third statement of financial position.
PSAK 15 (revisi 2013), Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama PSAK 15 (revisi 2009), “Investasi pada Entitas Asosiasi” telah diubah namanya menjadi PSAK 15 (revisi 2013), “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”. Ruang lingkup standar revisi diperluas untuk mencakup entitas yang merupakan investor dengan pengendalian bersama atau pengaruh signifikan atas investee.
PSAK 15 (revised 2013), Investments in Associates and Joint Ventures PSAK 15 (revised 2009), “Investments in Associates” has been renamed PSAK 15 (revised 2013), “Investments in Associates and Joint Ventures”. The scope of the revised standard was expanded to cover entities that are investors with joint control of, or significant influence over, an investee.
- 13 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Penerapan PSAK 15 tidak mempunyai pengaruh material atas pengungkapan atau jumlah-jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian.
The application of PSAK 15 has had no material impact on the disclosures or on the amounts recognized in the consolidated financial statements.
PSAK 24 (revisi 2013), Imbalan Kerja
PSAK 24 Benefits
(revised
2013),
Employee
Amandemen terhadap PSAK 24 atas akuntansi program imbalan pasti dan pesangon. Perubahan paling signifikan terkait akuntansi atas perubahan dalam kewajiban manfaat pasti dan aset program. Amandemen mensyaratkan pengakuan perubahan dalam kewajiban imbalan pasti dan nilai wajar aset program ketika amandemen terjadi, dan karenanya menghapus pendekatan koridor yang diizinkan berdasarkan PSAK 24 versi sebelumnya dan mempercepat pengakuan biaya jasa lalu. Amandemen tersebut mensyaratkan seluruh keuntungan dan kerugian aktuaria diakui segera melalui penghasilan komprehensif lain agar supaya aset atau liabilitas pensiun bersih diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian mencerminkan jumlah keseluruhan dari defisit atau surplus program. Selanjutnya, biaya bunga dan imbal hasil aset program yang digunakan dalam PSAK 24 versi sebelumnya digantikan dengan nilai ”bunga neto” berdasarkan PSAK 24 (Revisi 2013) yang dihitung dengan mengalikan tingkat diskonto dengan liabilitas atau aset imbalan pasti neto.
The amendments to PSAK 24 change the accounting for defined benefit plans and termination benefits. The most significant change relates to the accounting for changes in defined benefit obligations and plan assets. The amendments require the recognition of changes in defined benefit obligations and in fair value of plan assets when they occur, and hence eliminate the 'corridor approach' permitted under the previous version of PSAK 24 and accelerate the recognition of past service costs. The amendments require all actuarial gains and losses to be recognised immediately through other comprehensive income in order for the net pension asset or liability recognised in the consolidated statement of financial position to reflect the full value of the plan deficit or surplus. Furthermore, the interest cost and expected return on plan assets used in the previous version of PSAK 24 are replaced with a “net interest” amount under PSAK 24 (revised 2013) which is calculated by applying the discount rate to the net defined benefit liability or asset.
Perubahan ini berdampak pada jumlah yang diakui dalam laba rugi dan penghasilan komprehensif lain tahun-tahun sebelumnya (untuk rincian lihat tabel di bawah ini). Selanjutnya PSAK 24 (revisi 2013), memperkenalkan perubahan tertentu dalam penyajian biaya manfaat pensiun termasuk pengungkapan yang lebih luas.
These changes have had an impact on the amounts recognized in profit or loss and other comprehensive income in prior years (see the tables below for details). In addition, PSAK 24 (revised 2013) introduces certain changes in the presentation of the defined benefit cost including more extensive disclosures.
Ketentuan transisi yang spesifik berlaku untuk penerapan pertama kali atas PSAK 24 (revisi 2013). Grup menerapkan ketentuan transisi yang relevan dan menyajikan kembali jumlah-jumlah komparatif atas dasar retrospektif sebagai berikut:
Specific transitional provisions are applicable to first-time application of PSAK 24 (revised 2013). The Group has applied the relevant transitional provisions and restated the comparative amounts on a retrospective basis as follows:
Setelah disajikan kembali/ After restatement 31 Desember/ 1 Januari/ December 31, January 1, 2014 2014
Sebelum disajikan kembali/ Before restatement 31 Desember/ 1 Januari/ December 31, January 1, 2014 2014
ASET Aset pajak tangguhan - bersih
156.352
100.452
157.238
101.199
ASSET Deferred tax assets - net
LIABILITAS Liabilitas pajak tangguhan - bersih Liabilitas imbalan kerja
27.605 219.063
15.812 193.619
24.143 234.878
13.814 204.600
LIABILITY Deferred tax liabilities - net Employee benefits obligation
EKUITAS Saldo laba - tidak ditentukan penggunaannya Kepentingan non-pengendali
EQUITY 6.315.907 4.606.123
5.965.098 4.068.336
- 14 -
6.307.752 4.602.811
5.951.634 4.073.564
Retained earnings - unappropriated Non-controlling interest
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Setelah disajikan kembali/ After restatement Beban langsung Beban umum dan administrasi Laba sebelum pajak Beban pajak
(6.288.501) (1.693.997)
(6.131.982) (1.848.082)
1.915.113
1.917.547
(627.167)
Laba bersih tahun berjalan
1.287.946
Penghasilan komprehensif lain Pengukuran kembali atas program imbalan pasti Jumlah laba komprehensif tahun berjalan
PSAK 65, Konsolidasian
Laporan
(627.539) 1.290.008
5.293
-
1.197.437
1.194.206
51,2
52,0
Laba per saham
2014 Sebelum disajikan kembali/ Before restatement
Keuangan
Direct costs General and administrative expenses Income before tax Tax expense Net income for the year Other comprehensive income Remeasurement of defined benefit obligation Total comprehensive income for the year Earning per shares
PSAK 65, Statements
Consolidated
Financial
PSAK 65 menggantikan bagian dari PSAK 4 (revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Tersendiri, yang mengatur dengan laporan keuangan konsolidasian, dan ISAK 7, Konsolidasian – Entitas Bertujuan Khusus.
PSAK 65 replaces the parts of PSAK 4 (revised 2009), Consolidated and Separate Financial Statements; that deal with consolidated financial statements, and ISAK 7, Consolidation – Special Purpose Entities.
Berdasarkan PSAK 65, terdapat hanya satu dasar untuk konsolidasian bagi seluruh entitas, dan dasarnya adalah pengendalian.
Under PSAK 65, there is only one basis for consolidation for all entities, and that basis is control.
Definisi pengendalian yang lebih tegas dan diperluas termasuk tiga elemen: (a) kekuasaan atas investee; (b) eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee; dan (c) kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee untuk mempengaruhi jumlah imbal hasil investor. Sebelumnya, definisi pengendalian adalah kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional suatu entitas untuk memperoleh manfaat dari aktivitas entitas tersebut.
A more robust definition of control has been developed that includes three elements: (a) power over an investee; (b) exposure, or rights, to variable returns from its involvement with the investee; and (c) ability to use its power over the investee to affect the amount of the investor’s returns. Previously, control was defined as the power to govern the financial and operating policies of an entity so as to obtain benefits from its activities.
PSAK 65 juga menambahkan pedoman penerapan untuk membantu dalam penilaian apakah investor mengendalikan investee dalam skenario yang kompleks.
PSAK 65 also adds an application guidance to assist in assessing whether an investor controls an investee in complex scenarios.
PSAK 65 mensyaratkan investor menilai kembali apakah investor tersebut mempunyai pengendalian atas investee pada saat ketentuan transisi, dan mensyaratkan penerapan pernyataan ini secara retrospektif.
PSAK 65 requires investors to reassess whether or not they have control over the investees on transition, and requires retrospective application.
Manajemen melakukan penilaian apakah Grup memiliki pengendalian atas entitas yang dimiliki oleh Grup kurang dari 50% kepemilikan saham pada saat penerapan awal standar dan memutuskan bahwa Grup tidak memiliki pengendalian atas entitas terkait dan penerapan ini tidak berdampak atas jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasian tetapi dapat mempengaruhi transaksi di masa depan.
Management assessed whether or not the Group has control over entities owned by Group with less than 50% of the voting shares at the date of initial application of the standard, and concluded that they have no control over such entities and therefore such application would not impact the amounts reported in the Group’s consolidated financial statements but may impact future transactions.
- 15 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
PSAK 67, Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain
PSAK 67, Disclosures of Interests in Other Entities
PSAK 67 adalah standar pengungkapan baru dan berlaku untuk entitas yang mempunyai kepentingan dalam entitas anak, pengaturan bersama, entitas asosiasi atau entitas terstruktur yang tidak dikonsolidasi.
PSAK 67 is a new disclosure standard and is applicable to entities that have interests in subsidiaries, joint arrangements, associates or unconsolidated structured entities.
Pada umumnya, penerapan PSAK 67, memberikan tambahan pengungkapan yang lebih luas atas laporan keuangan konsolidasian lihat Catatan 1e, 4, dan 29.
In general, the application of PSAK 67, has resulted in more extensive disclosures in the consolidated financial statements as stated in Notes 1e, 4, and 29.
PSAK 68, Pengukuran Nilai Wajar
PSAK 68, Fair Value Measurement
PSAK 68 menetapkan acuan tunggal atas pengukuran nilai wajar dan pengungkapan atas pengukuran nilai wajar. Standar tersebut tidak mengubah persyaratan mengenai pos-pos yang harus diukur atau diungkapkan pada nilai wajar.
PSAK 68 establishes a single source of guidance for fair value measurements and disclosures about fair value measurements. The standard does not change the requirements regarding which items should be measured or disclosed at fair value.
PSAK 68 mendefiniskan nilai wajar, menetapkan suatu kerangka dasar atas pengukuran nilai wajar, dan mensyaratkan pengungkapan tentang pengukuran nilai wajar.
PSAK 68 defines fair value, establishes a framework for measuring fair value, and requires disclosure about fair value measurements.
Ruang Lingkup PSAK 68 adalah luas; Standar tersebut berlaku baik pada pospos instrumen keuangan dan pos-pos instrumen non-keuangan ketika PSAK lain mensyaratkan atau mengizinkan pengukuran nilai wajar dan pengungkapan atas pengukuran nilai wajar, kecuali kondisi tertentu.
The scope of PSAK 68 is broad; it applies to both financial instrument items and nonfinancial instrument items for which other PSAK require or permit fair value measurements and disclosures about fair value measurements, except in specified circumstances.
PSAK 68 diterapkan secara prospektif; persyaratan pengungkapan ini tidak perlu diterapkan dalam informasi komparatif yang disediakan untuk periode sebelum penerapan awal standar ini. Secara umum, penerapan PSAK 68 tidak menyebabkan pengungkapan lebih luas dalam laporan keuangan konsolidasian Perusahaan.
PSAK 68 is applied prospectively; the disclosure requirements need not be applied in comparative information provided for periods before initial application of the standard. In general, the application of PSAK 68 has not resulted in more extensive disclosures in the consolidated financial statements.
Penerapan PSAK dan ISAK dibawah ini tidak mempunyai pengaruh material atas pengungkapan atau jumlah-jumlah yang diakui dalam laporan keuangan tahun berjalan:
The application of the following PSAK and ISAK has had no material impact on the disclosures or on the amounts recognized in the current year consolidated financial statements:
PSAK 4 (revisi 2013), Laporan Keuangan Tersendiri PSAK 46 (revisi 2014), Pajak Penghasilan PSAK 48 (revisi 2014), Penurunan Nilai Aset PSAK 50 (revisi 2014), Instrumen Keuangan: Penyajian PSAK 55 (revisi 2014), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
- 16 -
PSAK 4 (revised 2013), Separate Financial Statements PSAK 46 (revised 2014), Income Taxes PSAK 48 (revised 2014), Impairment of Assets PSAK 50 (revised 2014), Financial Instruments: Presentation PSAK 55 (revised 2014), Financial Instruments: Recognition and Measurement
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
b.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
PSAK 60 (revisi 2014), Instrumen Keuangan: Pengungkapan PSAK 66, Pengaturan Bersama ISAK 26, Penilaian Kembali Derivatif Melekat
Standar dan interpretasi telah diterbitkan tapi belum diterapkan
b.
PSAK 60 (revised 2014), Financial Instruments: Disclosures PSAK 66, Joint Arrangements ISAK 26, Reassessment of Embedded Derivatives
Standards and interpretations issued not yet adopted
Standar, penyesuaian dan amandemen standar serta interpretasi berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2016:
Standard, standard improvements and amendment also interpretation effective for periods beginning on or after January 1, 2016:
Penerapan dini yang diperkenankan:
Early application permitted:
Standar PSAK 110 Sukuk.
Standard PSAK 110 (revised 2015): Accounting for Sukuk.
(revisi
2015):
Akuntansi
Penyesuaian PSAK 5: Segmen Operasi, PSAK 7: Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi, PSAK 13: Properti Investasi, PSAK 16: Aset Tetap, PSAK 19: Aset Takberwujud, PSAK 22: Kombinasi Bisnis, PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan, PSAK 53: Pembayaran Berbasis Saham, dan PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar.
Improvements PSAK 5: Operating Segments, PSAK 7: Related Party Disclosures,
Penerapan secara retrospektif:
Retrospective application:
Amandemen standar dan interpretasi PSAK 4: Laporan Keuangan Tersendiri tentang Metode Ekuitas dalam Laporan Keuangan Tersendiri, PSAK 15: Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi, PSAK 24: Imbalan Kerja tentang Program Imbalan Pasti: Iuran Pekerja,
Standard amendment and interpretation PSAK 4: Separate Financial Statements about Equity Method in Separate Financial Statements, PSAK 15: Investment in Associates and Joint Venture about Investment Entities: Applying the Consolidation Exception,
PSAK 13: Investments Property, PSAK 16: Property, Plant and Equipment, PSAK 19: Intangible Assets, PSAK 22: Business Combination, PSAK 25: Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors,
PSAK 53: Share-based Payments, and
PSAK 68: Fair Value Measurement.
PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi, PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi, dan ISAK 30: Pungutan.
- 17 -
PSAK 24: Employee Benefits about Defined Benefit Plans: Employee Contributions, PSAK 65: Consolidation Financial Statements about Investment Entities: Applying the Consolidation Exception, PSAK 67: Disclosures of Interest in Other Entities about Investment Entities: Applying the Consolidation Exception, and ISAK 30: Levies.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
3.
Diterapkan secara prospektif:
Applied prospectively:
Amandemen standar PSAK 16: Aset Tetap tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi, PSAK 19: Aset Takberwujud tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi, dan PSAK 66: Pengaturan Bersama tentang Akuntansi Akuisisi Kepentingan dalam Operasi Bersama.
Standard amendment PSAK 16: Property, Plant and Equipment about Clarification of Acceptable Methods of Depreciation and Amortization, PSAK 19: Intangible Asset about Clarification of Acceptable Methods of Depreciation and Amortization, and PSAK 66: Joint Arrangements about Accounting for Acquisitions of Interests in Joint Operation.
Amandemen standar dan interpretasi efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2017, dengan penerapan dini diperkenankan yaitu amandemen PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan tentang Prakarsa Pengungkapan dan ISAK 31: Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK 13: Properti Investasi.
Amendments to standard and interpretation effective for periods beginning on or after January 1, 2017, with early application permitted are amendments to PSAK 1: Presentation of Financial Statements about Disclosure Initiative and ISAK 31, Scope Interpretation of PSAK 13: Investment Property.
Standar dan amandemen standar efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2018, dengan penerapan dini diperkenankan yaitu PSAK 69; Agrikultur dan amandemen PSAK 16; Agrikultur; Tanaman Produktif.
Standard and amendment to standard effective for periods beginning on or after January 1, 2018, with early application permitted are PSAK 69: Agriculture and amendments to PSAK 16: Agriculture: Bearer Plants.
Manajemen belum melaksanakan analisis rinci dari dampak penerapan standar ini dan karenanya belum dikuantifikasi luas dari dampaknya.
The management have not yet performed a detailed analysis of the impact of the application of these standards and hence have not yet quantified the extent of the impact.
IKHTISAR SIGNIFIKAN a.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
3.
Pernyataan Kepatuhan
SUMMARY POLICIES a.
Laporan keuangan konsolidasian Grup disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
b.
OF
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
Statement of Compliance The consolidated financial statements of the Group has been prepared in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards. These consolidated financial statements are not intended to present the financial position, result of operations and cash flows in accordance with accounting principles and reporting practices generally accepted in other countries and jurisdictions.
Dasar Penyusunan
b.
Basis of Preparation
Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah biaya historis, kecuali properti dan instrumen keuangan tertentu yang diukur pada jumlah revaluasian atau nilai wajar pada setiap akhir periode pelaporan, yang dijelaskan dalam kebijakan akuntansi di bawah ini. Mata uang penyajian yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Rupiah (Rp).
The consolidated financial statements have been prepared on the historical cost basis except for certain properties and financial instruments that are measured at revalued amounts or fair values at the end of each reporting period, as explained in the accounting policies below. The presentation currency used in the preparation of the consolidated financial statements is the Indonesian Rupiah (Rp).
Biaya historis umumnya didasarkan pada nilai wajar dari imbalan yang diberikan dalam pertukaran barang dan jasa.
Historical cost is generally based on the fair value of the consideration given in exchange for goods and services. - 18 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam suatu transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran, terlepas apakah harga tersebut dapat diobservasi secara langsung atau diestimasi menggunakan teknik penilaian lain. Dalam mengestimasi nilai wajar aset atau liabilitas, Grup memperhitungkan karakteristik aset atau liabilitas, jika pelaku pasar memperhitungkan karakteristik tersebut ketika menentukan harga aset atau liabilitas pada tanggal pengukuran. Nilai wajar untuk tujuan pengukuran dan/atau pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian ditentukan berdasarkan basis tersebut, kecuali untuk transaksi pembayaran berbasis saham dalam ruang lingkup PSAK 53, transaksi sewa dalam ruang lingkup PSAK 30, dan pengukuran yang memiliki beberapa kemiripan dengan nilai wajar tetapi bukan merupakan nilai wajar, seperti nilai realisasi neto dalam PSAK 14 atau nilai pakai dalam PSAK 48.
Fair value is the price that would be received to sell an asset or paid to transfer a liability in an orderly transaction between market participants at the measurement date, regardless of whether that price is directly observable or estimated using another valuation technique. In estimating the fair value of an asset or a liability, the Group takes into account the characteristics the asset or a liability if market participants would take those characteristics into account when pricing the asset or liability at the measurement date. Fair value for measurement and/or disclosure purposes in these consolidated financial statements is determined on such a basis, except for share-based payment transactions that are within the scope of PSAK 53, leasing transactions that are within the scope of PSAK 30, and measurements that have some similarities to fair value but are not fair value, such as net realizable value in PSAK 14 or value in use in PSAK 48.
Selain itu, untuk tujuan pelaporan keuangan, pengukuran nilai wajar dikategorikan ke Level 1, 2 atau 3 berdasarkan tingkat input untuk pengukuran nilai wajar yang dapat diobservasi dan signifikansi input pada pengukuran nilai wajar secara keseluruhan, yang digambarkan sebagai berikut:
In addition, for financial reporting purposes, fair value measurements are categorized into Level 1, 2 or 3 based on the degree to which the inputs to the fair value measurements are observable and the significance of the inputs to the fair value measurement in its entirety, which are described as follows:
-
Input Level 1 adalah harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik yang dapat diakses entitas pada tanggal pengukuran;
-
Level 1 inputs are quoted prices (unadjusted) in active markets for identical assets or liabilities that the entity can access at the measurement date;
-
Input Level 2 adalah input, selain harga kuotasian yang termasuk dalam Level 1, yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung maupun tidak langsung; dan
-
Level 2 inputs are inputs, other than quoted prices included within Level 1, which are observable for the asset or liability, either directly or indirectly; and
-
Input Level 3 adalah input yang tidak dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas.
-
Level 3 inputs are unobservable inputs for the asset or liability.
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. c.
The consolidated statements of cash flows are prepared using the direct method with classifications of cash flows into operating, investing and financing activities.
Dasar Konsolidasian
c.
Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan laporan keuangan Perusahaan dan entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan dan entitas anak (termasuk entitas terstruktur). Pengendalian tercapai dimana Perusahaan memiliki kekuasaan atas investee; eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee; dan kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee untuk mempengaruhi jumlah imbal hasil investor.
Basis of Consolidation The consolidated financial statements incorporate the financial statements of the Company and entities (including structured entities) controlled by the Company and its subsidiaries. Control is achieved where the Company has the power over the investee; is exposed, or has rights, to variable returns from its involvement with the investee; and has the ability to use its power to affect its returns.
- 19 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Perusahaan menilai kembali apakah entitas tersebut adalah investee jika fakta dan keadaan yang mengindikasikan adanya perubahan terhadap satu atau lebih dari tiga elemen pengendalian yang disebutkan di atas.
The Company reassesses whether or not it controls an investee if facts and circumstances indicate that there are changes to one or more of the three elements of control listed above.
Ketika Perusahaan memiliki kurang dari hak suara mayoritas pada investee, Perusahaan memiliki kekuasaan atas investee ketika hak suara investor cukup untuk memberinya kemampuan praktis untuk mengarahkan aktivitas relevan secara sepihak. Perusahaan mempertimbangkan seluruh fakta dan keadaan yang relevan dalam menilai apakah hak suara Perusahaan cukup untuk memberikan Perusahaan kekuasaan, termasuk (i) ukuran kepemilikan hak suara Perusahaan relatif terhadap ukuran dan penyebaran kepemilikan pemilik hak suara lain; (ii) hak suara potensial yang dimiliki oleh Perusahaan, pemegang suara lain atau pihak lain; (iii) hak yang timbul dari pengaturan kontraktual lain; dan (iv) setiap fakta dan keadaan tambahan apapun mengindikasikan bahwa Perusahaan memiliki, atau tidak memiliki, kemampuan kini untuk mengarahkan aktivitas yang relevan pada saat keputusan perlu dibuat, termasuk pola suara pemilikan dalam RUPS sebelumnya.
When the Company has less than a majority of the voting rights of an investee, it has power over the investee when the voting rights are sufficient to give it the practical ability to direct the relevant activities of the investee unilaterally. The Company considers all relevant facts and circumstances in assessing whether or not the Company’s voting rights in an investee are sufficient to give it power, including (i) the size of the Company’s holding of voting rights relative to the size and dispersion of holding of the other vote holders; (ii) potential voting rights held by the Company, other vote holders or other parties; (iii) rights arising from other contractual arrangements; and (iv) any additional facts and circumstances that indicate that the Company has, or does not have, the current ability to direct the relevant activities at the time that decisions need to be made, including voting patterns at previous shareholders’ meetings.
Konsolidasi entitas anak dimulai ketika Perusahaan memperoleh pengendalian atas entitas anak dan akan dihentikan ketika Perusahaan kehilangan pengendalian pada entitas anak. Secara khusus, pendapatan dan beban entitas anak diakuisisi atau dijual selama tahun berjalan termasuk dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian dari tanggal diperolehnya pengendalian Perusahaan sampai tanggal ketika Perusahaan berhenti untuk mengendalikan entitas anak.
Consolidation of a subsidiary begins when the Company obtains control over the subsidiary and ceases when the Company loses control of the subsidiary. Specifically, income and expense of a subsidiary acquired or disposed of during the year are included in the consolidated statement of profit or loss and other comprehensive income from the date the Company gains control until the date when the Company ceases to control the subsidiary.
Laba rugi dan setiap komponen penghasilan komprehensif lain diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan untuk kepentingan nonpengendali. Perusahaan juga mengatribusikan total laba komprehensif entitas anak kepada pemilik entitas induk dan kepentingan non-pengendali meskipun hal tersebut mengakibatkan kepentingan nonpengendali memiliki saldo defisit.
Profit or loss and each component of other comprehensive income are attributed to the owners of the Company and to the noncontrolling interest. Total comprehensive income of subsidiaries is attributed to the owners of the Company and the noncontrolling interest even if this results in the non-controlling interest having a deficit balance.
Jika diperlukan, penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan entitas anak agar kebijakan akuntansi sesuai dengan kebijakan akuntansi Grup.
When necessary, adjustment are made to the financial statements of subsidiaries to bring their accounting policies in line with the Group’s accounting policies.
Seluruh aset dan liabilitas dalam intra kelompok usaha, ekuitas, pendapatan, biaya dan arus kas yang berkaitan dengan transaksi dalam kelompok usaha dieliminasi secara penuh pada saat konsolidasian.
All intragroup assets and liabilities, equity, income, expenses and cash flows relating to transactions between members of the Group are eliminated in full on consolidation.
- 20 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Perubahan kepemilikan Grup pada entitas anak yang tidak mengakibatkan kehilangan pengendalian Grup atas entitas anak dicatat sebagai transaksi ekuitas. Jumlah tercatat dari kepemilikan Grup dan kepentingan nonpengendali disesuaikan untuk mencerminkan perubahan kepentingan relatifnya dalam entitas anak. Selisih antara jumlah tercatat kepentingan nonpengendali yang disesuaikan dan nilai wajar imbalan yang dibayar atau diterima diakui secara langsung dalam ekuitas dan diatribusikan dengan pemilik entitas induk.
Changes in the Group’s ownership interest in subsidiaries that do not result in the Group losing control over the subsidiaries are accounted for as equity transactions. The carrying amounts of the Group’s interest and the non-controlling interest are adjusted to reflect the changes in their relative interest in the subsidiaries. Any difference between the amount by which the non-controlling interest are adjusted and the fair value of the consideration paid or received is recognized directly in equity and attributed to owners of the Company.
Ketika Grup kehilangan pengendalian pada entitas anak, keuntungan atau kerugian diakui dalam laba rugi dan dihitung sebagai perbedaan antara (i) agregat nilai wajar pembayaran yang diterima dan nilai wajar sisa kepemilikan (retained interest) dan (ii) jumlah tercatat sebelumnya dari aset (termasuk goodwill), dan liabilitas dari entitas anak dan setiap kepentingan nonpengendali. Seluruh jumlah yang diakui sebelumnya dalam penghasilan komprehensif lain yang terkait dengan entitas anak yang dicatat seolah-olah Grup telah melepaskan secara langsung aset atau liabilitas terkait entitas anak (yaitu direklasifikasi ke laba rugi atau ditransfer ke kategori lain dari ekuitas sebagaimana ditentukan/diizinkan oleh standar akuntansi yang berlaku). Nilai wajar setiap sisa investasi pada entitas anak terdahulu pada tanggal hilangnya pengendalian dianggap sebagai nilai wajar pada saat pengakuan awal untuk akuntansi berikutnya dalam PSAK 55, Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran atau, ketika berlaku, biaya perolehan pada saat pengakuan awal dari investasi pada entitas asosiasi atau ventura bersama.
When the Group losses control of a subsidiary, a gain or loss is recognized in profit or loss and is calculated as the difference between (i) the aggregate of the fair value of the consideration received and the fair value of any retained interest and (ii) the previous carrying amount of the assets (including goodwill), and liabilities of the subsidiary and any non-controlling interest. All amounts previously recognized in other comprehensive income in relation to that subsidiary are accounted for as if the Group had directly disposed of the related assets or liabilities of the subsidiary (i.e. reclassified to profit or loss or transferred to another category of equity as specified/permitted by applicable accounting standards). The fair value of any investment retained in the former subsidiary at the date when control is lost is regarded as the fair value on initial recognition for subsequent accounting under PSAK 55, Financial Instruments: Recognition and Measurement or, when applicable, the cost on initial recognition of an investment in an associate or a jointly controlled entity.
d.
Kombinasi Bisnis
d.
Business Combinations
Akuisisi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Imbalan yang dialihkan dalam suatu kombinasi bisnis diukur pada nilai wajar, yang dihitung sebagai hasil penjumlahan dari nilai wajar tanggal akuisisi atas seluruh aset yang dialihkan oleh Grup, liabilitas yang diakui oleh Grup kepada pemilik sebelumnya dari pihak yang diakuisisi dan kepentingan ekuitas yang diterbitkan oleh Grup dalam pertukaran pengendalian dari pihak yang diakuisisi. Biaya-biaya terkait akuisisi diakui di dalam laba rugi pada saat terjadinya.
Acquisitions of businesses are accounted for using the acquisition method. The consideration transferred in a business combination is measured at fair value, which is calculated as the sum of the acquisition-date fair values of the assets transferred by the Group, liabilities incurred by the Group to the former owners of the acquiree, and the equity interests issued by the Group in exchange for control of the acquiree. Acquisition-related costs are recognized in profit or loss as incurred.
Pada tanggal akuisisi, aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih diakui pada nilai wajar kecuali untuk aset dan liabilitas tertentu yang diukur sesuai dengan standar yang relevan.
At the acquisition date, the identifiable assets acquired and the liabilities assumed are recognized at their fair value except for certain assets and liabilities that are measured in accordance with the relevant standards.
- 21 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Goodwill diukur sebagai selisih lebih dari nilai gabungan dari imbalan yang dialihkan, jumlah setiap kepentingan nonpengendali pada pihak diakuisisi dan nilai wajar pada tanggal akuisisi kepentingan ekuitas yang sebelumnya dimiliki oleh pihak pengakuisisi pada pihak diakuisisi (jika ada) atas jumlah neto dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambilalih pada tanggal akuisisi. Jika, setelah penilaian kembali, jumlah neto dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambilalih pada tanggal akuisisi melebihi jumlah imbalan yang dialihkan, jumlah dari setiap kepentingan non pengendali pada pihak diakuisisi dan nilai wajar pada tanggal akuisisi kepentingan ekuitas yang sebelumnya dimiliki oleh pihak pengakuisisi pada pihak diakuisisi (jika ada), selisih lebih diakui segera dalam laba rugi sebagai pembelian dengan diskon.
Goodwill is measured as the excess of the sum of the consideration transferred, the amount of any non-controlling interests in the acquiree, and the fair value of the acquirer’s previously held equity interest in the acquire (if any) over the net of the acquisition-date amounts of the identifiable assets acquired and the liabilities assumed. If, after the reassessment, the net of the acquisition-date amounts of the identifiable assets acquired and liabilities assumed exceeds the sum of the consideration transferred, the amount of any non-controlling interests in the acquiree and the fair value of the acquirer’s previously held interest in the acquiree (if any), the excess is recognized immediately in profit or loss as a bargain purchase option.
Kepentingan nonpengendali yang menyajikan bagian kepemilikan dan memberikan mereka hak atas bagian proposional dari aset neto entitas dalam hal terjadi likuidasi pada awalnya diukur baik pada nilai wajar ataupun pada bagian proporsional kepemilikan kepentingan nonpengendali atas aset neto teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi. Pilihan dasar pengukuran dilakukan atas dasar transaksi. Kepentingan nonpengendali jenis lain diukur pada nilai wajar atau, jika berlaku, pada dasar pengukuran lain yang ditentukan oleh standar akuntansi lain.
Non-controlling interests that are present ownership interests and entitle their holders to a proportionate share of the entity’s net assets in the event of liquidation may be initially measured either at fair value or at the noncontrolling interests’ proportionate share of the acquiree’s identifiable net assets. The choice of measurement basis is made on a transaction-by-transaction basis. Other types of non-controlling interests are measured at fair value or, when applicable, on the basis specified in another accounting standard.
Bila imbalan yang dialihkan oleh Grup dalam suatu kombinasi bisnis termasuk aset atau liabilitas yang berasal dari pengaturan imbalan kontinjen (contingent consideration arrangement), imbalan kontinjen tersebut diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan termasuk sebagai bagian dari imbalan yang dialihkan dalam suatu kombinasi bisnis.
When the consideration transferred by the Group in a business combination includes assets or liabilities resulting from a contingent consideration arrangement, the contingent consideration is measured at its acquisitiondate fair value and included as part of the consideration transferred in a business combination.
Perubahan dalam nilai wajar atas imbalan kontinjen yang memenuhi syarat sebagai penyesuaian periode pengukuran disesuaikan secara retrospektif, dengan penyesuaian terkait terhadap goodwill. Penyesuaian periode pengukuran adalah penyesuaian yang berasal dari informasi tambahan yang diperoleh selama periode pengukuran (yang tidak melebihi satu tahun sejak tanggal akuisisi) tentang fakta-fakta dan kondisi yang ada pada tanggal akuisisi.
Changes in the fair value of the contingent consideration that qualify as measurement period adjustments are adjusted retrospectively, with corresponding adjustments against goodwill. Measurement period adjustments are adjustments that arise from additional information obtained during the measurement period (which cannot exceed one year from the acquisition date) about facts and circumstances that existed at the acquisition date.
- 22 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Akuntansi selanjutnya atas perubahan dalam nilai wajar dari imbalan kontinjen yang tidak memenuhi syarat sebagai penyesuaian periode pengukuran tergantung pada bagaimana imbalan kontinjen tersebut diklasifikasikan. Imbalan kontinjen yang diklasifikasikan sebagai ekuitas tidak diukur kembali pada tanggal setelah tanggal pelaporan dan penyelesaian selanjutnya dicatat dalam ekuitas. Imbalan kontinjen yang diklasifikasikan sebagai aset atau liabilitas diukur kembali setelah tanggal pelaporan sesuai dengan standar akuntansi yang relevan dengan mengakui keuntungan atau kerugian terkait dalam laba rugi atau dalam penghasilan komprehensif lain.
The subsequent accounting for changes in the fair value of the contingent consideration that do not qualify as measurement period adjustments depends on how the contingent consideration is classified. Contingent consideration that is classified as equity is not remeasured at subsequent reporting dates and its subsequent settlement is accounted for within equity. Contingent consideration that is classified as an asset or liability is remeasured subsequent to reporting dates in accordance with the relevant accounting standards, as appropriate, with the corresponding gain or loss being recognized in profit or loss or in other comprehensive income.
Bila suatu kombinasi bisnis dilakukan secara bertahap, kepemilikan terdahulu Grup atas pihak terakuisisi diukur kembali ke nilai wajar pada tanggal akuisisi dan keuntungan atau kerugian dihasilkan, jika ada, diakui dalam laba rugi. Jumlah yang berasal dari kepemilikan sebelum tanggal akuisisi yang sebelumnya telah diakui dalam penghasilan komprehensif lain direklasifikasi ke laba rugi dimana perlakuan tersebut akan sesuai jika kepemilikan tersebut dilepas/dijual.
When a business combination is achieved in stages, the Group’s previously held equity interest in the acquiree is remeasured to fair value at the acquisition date and the resulting gain or loss, if any, is recognized in profit or loss. Amounts arising from interests in the acquiree prior to the acquisition date that have previously been recognized in other comprehensive income are reclassified to profit or loss where such treatment would be appropriate if that interests were disposed of.
Jika akuntansi awal untuk kombinasi bisnis belum selesai pada akhir periode pelaporan saat kombinasi terjadi, Grup melaporkan jumlah sementara untuk pos-pos yang proses akuntansinya belum selesai dalam laporan keuangannya. Selama periode pengukuran, pihak pengakuisisi menyesuaikan, aset atau liabilitas tambahan yang diakui, untuk mencerminkan informasi baru yang diperoleh tentang fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akuisisi dan, jika diketahui, akan berdampak pada jumlah yang diakui pada tanggal tersebut.
If the initial accounting for a business combination is incomplete by the end of the reporting period in which the combination occurs, the Group reports provisional amounts for the items for which the accounting is incomplete. Those provisional amounts are adjusted during the measurement period, or additional assets or liabilities are recognized, to reflect new information obtained about facts and circumstances that existed as of the acquisition date that, if known, would have affected the amount recognized as of that date.
e.
Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali
e.
Business Control
Combination
Under Common
Kombinasi bisnis entitas sepengendali dicatat dengan menggunakan metode penyatuan kepemilikan dimana aset dan liabilitas yang diperoleh dari kombinasi bisnis dicatat oleh pengakuisisi pada jumlah tercatatnya.
Business combination of entities under common control that qualifies as a business are accounted for under pooling of interest method where assets and liabilities acquired in the business combination are recorded by the acquirer at their book values.
Selisih antara jumlah imbalan yang dialihkan dan jumlah tercatat disajikan sebagai tambahan modal disetor dan tidak diakui ke laba rugi.
The difference between the transfer price and the book value is presented as Additional Paid in Capital and is not recycled to profit and loss.
Metode penyatuan kepemilikan diterapkan seolah-olah entitas telah bergabung sejak periode dimana entitas yang bergabung berada dalam sepengendali.
The pooling of interest method is applied as if the entities had been combined from the period in which the merging entities were placed under common control.
- 23 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
f.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing
f.
Foreign Currency Translation
Transactions
and
Dalam penyusunan laporan keuangan setiap entitas individual grup, transaksi dalam mata uang asing selain mata uang fungsional entitas (mata uang asing) diakui pada kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada setiap akhir perode pelaporan, pos moneter dalam valuta asing dijabarkan kembali pada kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Pospos non moneter yang diukur pada nilai wajar dalam valuta asing dijabarkan kembali pada kurs yang berlaku pada tanggal ketika nilai wajar ditentukan. Pos non moneter diukur dalam biaya historis dalam valuta asing yang tidak dijabarkan kembali.
In preparing the financial statements of each individual group entity, transactions in currencies other than the entity’s functional currency (foreign currencies) are recognized at the rates of exchange prevailing at the dates of the transactions. At the end of each reporting period, monetary items denominated in foreign currencies are retranslated at the rates prevailing at that date. Non-monetary items carried at fair value that are denominated in foreign currencies are retranslated at the rates prevailing at the date when the fair value was determined. Nonmonetary items that are measured in terms of historical cost in a foreign currency are not retranslated.
Selisih kurs atas pos moneter diakui dalam laba rugi pada periode saat terjadinya kecuali untuk:
Exchange differences on monetary items are recognized in profit or loss in the period in which they arise except for:
Selisih kurs atas pinjaman valuta asing yang berkaitan dengan aset dalam konstruksi untuk penggunaan yang produktif di masa depan, termasuk dalam biaya perolehan aset tersebut ketika dianggap sebagai penyesuaian atas biaya bunga atas pinjaman valuta asing.
Exchange differences on foreign currency borrowing relating to assets under construction for future productive use, which are included in the cost of those assets when they are regarded as an adjustment to interest costs on those foreign currency borrowing.
Selisih kurs atas pos moneter piutang atau utang pada kegiatan dalam valuta asing yang penyelesaiannya tidak direncanakan atau tidak mungkin terjadi (membentuk bagian dari investasi bersih dalam kegiatan usaha luar negeri), yang pada awalnya diakui pada penghasilan komprehensif lain dan direklasifikasi dari ekuitas ke laba rugi pada pembayaran kembali pos moneter.
Exchange differences on monetary items receivable from or payable to a foreign currency operation for which settlement is neither planned nor likely to occur (therefore forming part of the net investment in the foreign operation), which are recognized initially in other comprehensive income and reclassified from equity to profit or loss on repayment of the monetary items.
Untuk tujuan penyajian laporan keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas kegiatan usaha luar negeri Grup dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada akhir periode pelaporan. Pos penghasilan dan beban dijabarkan menggunakan kurs rata-rata untuk periode tersebut, kecuali kurs berfluktuasi secara signifikan selama periode tersebut, dalam hal ini kurs yang berlaku pada tanggal transaksi yang digunakan. Selisih kurs yang timbul diakui dalam penghasilan komprehensif lain dan diakumulasi dalam ekuitas (dan diatribusikan pada kepentingan nonpengendali).
For the purposes of presenting these consolidated financial statements, the assets and liabilities of the Group’s foreign operations are translated into Indonesian Rupiah using exchange rates prevailing at the end of each reporting period. Income and expense items are translated at the average exchange rates for the period, unless exchange rates fluctuate significantly during that period, in which case the exchange rates at the dates of the transactions are used. Exchange differences arising, if any, are recognized in other comprehensive income and accumulated in equity (and attributed to non-controlling interests as appropriate).
- 24 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Pada pelepasan kegiatan usaha luar negeri (contoh: pelepasan dari seluruh kepentingan Grup pada kegiatan usaha luar negeri, atau pelepasan melibatkan hilangnya pengendalian pada entitas anak yang mencakup kegiatan usaha luar negeri, atau pelepasan parsial atas kepentingan dalam pengaturan bersama atau entitas asosiasi yang mencakup kegiatan operasi luar negeri, merupakan aset keuangan yang mencakup kegiatan usaha luar negeri), seluruh jumlah selisih kurs yang terkait dengan kegiatan usaha luar negeri yang telah diatribusikan ke pemilik entitas induk direklasifikasi ke laba rugi.
On the disposal of foreign operation (i.e., a disposal of the Group’s entire interest in foreign operation, or disposal involving loss of control over a subsidiary that includes a foreign operation, or a partial disposal of an interest in a joint arrangement or an associate that includes a foreign operation of which the retained interest becomes a financial asset), all of the exchange differences accumulated in equity in respect of that operation attributable to the owners of the Company are reclassified to profit or loss.
Selanjutnya, dalam pelepasan sebagian dari entitas anak yang mencakup kegiatan usaha luar negeri, yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian Grup atas entitas anak, entitas mereatribusi bagian yang sebanding dari jumlah kumulatif selisih kurs yang diakui dalam penghasilan komprehensif lain ke kepentingan non pengendali pada kegiatan usaha luar negeri tersebut dan tidak diakui dalam laba rugi. Untuk seluruh pelepasan sebagian kepentingannya (contoh: pelepasan sebagian dari entitas asosiasi atau pengaturan bersama yang tidak mengakibatkan hilangnya pengaruh signifikan atau pengendalian bersama Grup), bagian proporsional dari jumlah kumulatif kurs direklasifikasi ke laba rugi.
In addition, in relation to a partial disposal of a subsidiary that includes a foreign operation that does not result in the Group losing control over the subsidiary, the proportionate share of accumulated exchange differences are reattributed to non-controlling interests and are not recognized in profit or loss. For all other partial disposals (i.e., partial disposal of associates or joint arrangements that do not result in the Group losing significant influence or joint control), the proportionate share of the accumulated exchange differences is reclassified to profit or loss.
Goodwill dan penyesuaian nilai wajar aset teridentifkasi yang diperoleh dan liabilitas yang dalihkan melalui akuisisi dari kegiatan usaha luar negeri diperlakukan sebagai aset dan liabilitas dari kegiatan usaha luar negeri dan dijabarkan pada kurs yang berlaku pada akhir periode pelaporan. Selisih kurs yang timbul diakui pada penghasilam komprehensif lain.
Goodwill and fair value adjustments to identifiable assets acquired and liabilities assumed through acquisition of a foreign operation are treated as assets and liabilities of the foreign operation and translated at the rate of exchange prevailing at the end of each reporting period. Exchange differences arising are recognized in other comprehensive income.
g.
Transaksi Pihak-pihak Berelasi
g.
Transactions with Related Parties
Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan Grup (entitas pelapor):
A related party is a person or entity that is related to the Group (the reporting entity):
a.
a. A person or a close member of that person's family is related to the reporting entity if that person:
Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: i.
memiliki pengendalian pengendalian bersama pelapor;
atau entitas
ii.
memiliki pengaruh signifikan entitas pelapor; atau
i.
has control or joint control over the reporting entity;
ii. has significant influence reporting entity; or
iii. merupakan personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor.
over the
iii. is a member of the key management personnel of the reporting entity or of a parent of the reporting entity.
- 25 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
b.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:
b. An entity is related to the reporting entity if any of the following conditions applies:
i.
Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain).
i.
The entity, and the reporting entity are members of the same group (which means that each parent, subsidiary and fellow subsidiary is related to the others).
ii.
Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).
ii.
One entity is an associate or joint venture of the other entity (or an associate or joint venture of a member of a group of which the other entity is a member).
iii.
Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
iii.
Both entities are joint ventures of the same third party.
iv.
Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.
iv.
One entity is a joint venture of a third entity and the other entity is an associate of the third entity.
v.
Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor.
v.
The entity is a post-employment benefit plan for the benefit of employees of either the reporting entity, or an entity related to the reporting entity. If the reporting entity is itself such a plan, the sponsoring employers are also related to the reporting entity.
vi.
Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a).
vi.
The entity is controlled or jointly controlled by a person identified in (a).
vii.
Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
vii.
A person identified in (a) (i) has significant influence over the entity or is a member of the key management personnel of the entity (or a parent of the entity).
Seluruh transaksi signifikan yang dilakukan dengan pihak-pihak berelasi, baik dilakukan dengan kondisi dan persyaratan yang sama dengan pihak ketiga maupun tidak, diungkapkan pada laporan keuangan konsolidasian. h.
All significant transactions with related parties, whether or not made at similar term and conditions as those done with third parties, are disclosed in the consolidated financial statements.
Aset Keuangan
h.
Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh kebiasaan pasar yang berlaku, dan awalnya diukur sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, yang awalnya diukur sebesar nilai wajar.
Financial Assets All financial assets are recognised and derecognised on trade date where the purchase or sale of a financial asset is under a contract whose terms require delivery of the financial asset within the time frame established by the market concerned, and are initially measured at fair value plus transaction costs, except for those financial assets classified as at fair value through profit or loss, which are initially measured at fair value.
- 26 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Aset keuangan Grup diklasifikasikan sebagai berikut:
The Group’s’ financial assets are classified as follows:
Nilai wajar melalui laba rugi (FVTPL)
Tersedia untuk dijual (AFS) Pinjaman yang diberikan dan piutang
Fair Value Through Profit (FVTPL) Available for Sale (AFS) Loans and Receivable
Or
Loss
Nilai wajar melalui laba rugi (FVTPL)
Fair Value Through Profit Or Loss (FVTPL)
Aset keuangan diklasifikasi dalam FVTPL, jika aset keuangan sebagai kelompok diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada FVTPL.
Financial assets are classified as at FVTPL when the financial asset is either held for trading or it is designated as at FVTPL.
Aset keuangan diklasifikasi sebagai kelompok diperdagangkan, jika:
A financial asset is classified as held for trading if:
diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat; atau
it has been acquired principally for the purpose of selling in the near future; or
pada pengakuan awal merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek aktual terkini; atau
on initial recognition it is part of an identified portfolio of financial instruments that the entity manages together and has a recent actual pattern of short-term profittaking; or
merupakan derivatif yang tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai.
it is a derivative that is not designated and effective as a hedging instrument.
Aset keuangan selain aset keuangan yang diperdagangkan, dapat ditetapkan sebagai FVTPL pada saat pengakuan awal jika:
A financial asset other than a financial asset held for trading may be designated as at FVTPL upon initial recognition if:
penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan inkonsistensi pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul; atau
such designation eliminates or significantly reduces a measurement or recognition inconsistency that would otherwise arise; or
kelompok aset keuangan, liabilitas keuangan atau keduanya, dikelola dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan, dan informasi tentang Grup disediakan secara internal kepada manajemen kunci entitas (sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 7: Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi), misalnya direksi dan CEO.
a group of financial assets, financial liabilities or both is managed and its performance is evaluated on a fair value basis, in accordance with a documented risk management or investment strategy, and information about the Group is provided internally on that basis to the entity’s key management personnel (as defined in PSAK 7: Related Party Disclosures), for example the entity’s board of directors and chief executive officer.
Investasi dana kelolaan, reksadana, unit link efek yang diperdagangkan dan obligasi merupakan aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai FVTPL.
Investment in managed funds, mutual funds, unit-linked, equity securities held for trading and bonds are financial assets held for trading and are classified as at FVTPL.
Perusahaan tidak memiliki aset keuangan selain aset keuangan yang diperdagangkan, dapat ditetapkan sebagai FVTPL pada saat pengakuan awal.
The Group does not have financial asset that are designated as at FVTPL upon initial recognition.
- 27 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Aset keuangan FVTPL disajikan sebesar nilai wajar, keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam laba rugi. Keuntungan atau kerugian bersih yang diakui dalam laba rugi mencakup dividen atau bunga yang diperoleh dari aset keuangan. Nilai wajar ditentukan dengan cara seperti dijelaskan pada Catatan 6.
Financial assets at FVTPL are stated at fair value, with any resultant gain or loss recognised in profit or loss. The net gain or loss recognised in profit or loss incorporates any dividend or interest earned on the financial asset. Fair value is determined in the manner described in Note 6.
Aset keuangan tersedia untuk dijual (AFS)
Available-for-sale (AFS)
AFS aset keuangan adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan baik sebagai AFS atau yang tidak diklasifikasikan sebagai (a) pinjaman yang diberikan dan piutang, (b) dimiliki hingga jatuh tempo atau (c) aset keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi (FVTPL).
AFS financial assets are non-derivative financial assets that are either designated as AFS or are not classified as (a) loans and receivables, (b) held-to-maturity investments or (c) financial assets at fair value through profit or loss.
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui dalam pendapatan komprehensif lainnya dan akumulasi revaluasi investasi AFS di ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai, bunga yang dihitung dengan metode suku bunga efektif dan laba rugi selisih kurs atas aset moneter yang diakui pada laba rugi. Jika investasi dilepas atau mengalami penurunan nilai, akumulasi laba atau rugi yang sebelumnya diakumulasi pada revaluasi investasi AFS, direklas ke laba rugi.
Gains and losses arising from changes in fair value are recognised in other comprehensive income and in equity as accumulated in AFS Investment Revaluation, with the exception of impairment losses, interest calculated using the effective interest method, and foreign exchange gains and losses on monetary assets, which are recognised in profit or loss. Where the investment is disposed of or is determined to be impaired, the cumulative gain or loss previously accumulated in AFS Investment Revaluation is reclassified to profit or loss.
Investasi dalam instrumen ekuitas, yaitu investasi saham, obligasi wajib tukar dan obligasi konversi, yang tidak tercatat di bursa yang tidak mempunyai kuotasi harga pasar di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal diklasifikasikan sebagai AFS, diukur pada biaya perolehan dikurangi penurunan nilai.
Investments in unlisted equity instruments, i.e. investment in share, mandatory exchangeable bonds and convertible bonds, that are not quoted in an active market and whose fair value cannot be reliably measured are also classified as AFS, measured at cost less impairment.
Dividen atas instrumen ekuitas AFS, jika ada, diakui pada laba rugi pada saat hak Grup untuk memperoleh pembayaran dividen ditetapkan.
Dividends on AFS equity instruments, if any, are recognised in profit or loss when the Group’s right to receive the dividends is established.
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Loans and receivables
Kas dan setara kas, kecuali kas, piutang pelanggan dan piutang lain-lain dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif diklasifikasi sebagai “pinjaman yang diberikan dan piutang”, yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai.
Cash and cash equivalents, except cash on hand, receivable from customers and other receivables that have fixed or determinable payments that are not quoted in an active market are classified as “loans and receivables”. Loans and receivables are measured at amortised cost using the effective interest method less impairment.
Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak material.
Interest is recognised by applying the effective interest rate method, except for short-term receivables when the recognition of interest would be immaterial.
- 28 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Metode suku bunga efektif
Effective interest method
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas dan pembayaran di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal.
The effective interest method is a method of calculating the amortised cost of a financial instrument and of allocating interest income over the relevant period. The effective interest rate is the rate that exactly discounts estimated future cash receipts or payments (including all fees and points paid or received that form an integral part of the effective interest rate, transaction costs and other premiums or discounts) through the expected life of the financial instrument, or where appropriate, a shorter period to the net carrying amount on initial recognition.
Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain dari instrumen keuangan FVTPL.
Income is recognized on an effective interest basis for financial instruments other than those financial instruments at FVTPL.
Penurunan nilai aset keuangan
Impairment of financial assets
Aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal pelaporan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.
Financial assets, other than those at FVTPL, are assessed for indicators of impairment at each reporting date. Financial assets are impaired when there is objective evidence that, as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the financial asset, the estimated future cash flows of the investment have been affected.
Untuk investasi ekuitas AFS yang tercatat dan tidak tercatat di bursa, penurunan yang signifikan atau jangka panjang pada nilai wajar dari investasi ekuitas di bawah biaya perolehannya dianggap sebagai bukti obyektif penurunan nilai.
For listed and unlisted equity investments classified as AFS, a significant or prolonged decline in the fair value of the security below its cost is considered to be objective evidence of impairment.
Untuk aset keuangan lainnya, bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut:
For all other financial assets, objective evidence of impairment could include:
kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau
significant financial difficulty of the issuer or counterparty; or
pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau
default or delinquency in interest or principal payments; or
terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan.
it becoming probable that the borrower will enter bankruptcy or financial reorganisation.
- 29 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang, aset yang dinilai tidak akan diturunkan secara individual akan dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif. Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Grup atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan default atas piutang.
For certain categories of financial asset, such as receivables, assets that are assessed not to be impaired individually are, in addition, assessed for impairment on a collective basis. Objective evidence of impairment for a portfolio of receivables could include the Group’s past experiences of collecting payments, an increase in the number of delayed payments in the portfolio past the average credit period, as well as observable changes in national or local economic conditions that correlate with default on receivables.
Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara jumlah tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan.
For financial assets carried at amortised cost, the amount of the impairment is the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows, discounted at the financial asset’s original effective interest rate.
Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan, jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara jumlah tercatat aset keuangan dan nilai kini estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan pada tingkat imbal hasil yang berlaku di pasar untuk aset keuangan yang serupa. Kerugian penurunan nilai tersebut tidak dapat dibalik pada periode berikutnya.
For financial asset carried at cost, the amount of the impairment loss is measured as the difference between the asset’s carrying amount and the present value of the estimated future cash flows discounted at the current market rate of return for a similar financial asset. Such impairment loss will not be reversed in subsequent periods.
Jumlah tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas seluruh aset keuangan, kecuali piutang yang jumlah tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun cadangan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun cadangan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun cadangan. Perubahan jumlah tercatat akun cadangan piutang diakui dalam laba rugi.
The carrying amount of the financial asset is reduced by the impairment loss directly for all financial assets with the exception of receivables, where the carrying amount is reduced through the use of an allowance account. When a receivable is considered uncollectible, it is written off against the allowance account. Subsequent recoveries of amounts previously written off are credited against the allowance account. Changes in the carrying amount of the allowance account are recognised in profit or loss.
Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laba rugi.
When an AFS financial asset is considered to be impaired, cumulative gains or losses previously recognised in equity are reclassified to profit or loss.
Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif dengan peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya dibalik melalui laba rugi hingga nilai tercatat investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum adanya pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan.
With the exception of AFS equity instruments, if, in a subsequent period, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occurring after the impairment was recognised, the previously recognised impairment loss is reversed through profit or loss to the extent that the carrying amount of the investment at the date the impairment is reversed does not exceed what the amortised cost would have been had the impairment not been recognised.
- 30 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Dalam hal efek ekuitas AFS, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laba rugi tidak boleh dibalik melalui laba rugi. Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui secara langsung ke penghasilan komprehensif lain.
In respect of AFS equity investments, impairment losses previously recognised in profit or loss are not reversed through profit or loss. Any increase in fair value subsequent to an impairment loss is recognised directly in other comprehensive income.
Penghentian pengakuan aset keuangan
Derecognition of financial assets
Grup menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan berakhir, atau Grup mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Grup tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Grup mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Grup memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Grup masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima.
The Group derecognises a financial asset only when the contractual rights to the cash flows from the asset expires, or when it transfers the financial asset and substantially all the risks and rewards of ownership of the asset to another entity. If the Group neither transfers nor retains substantially all the risks and rewards of ownership and continues to control the transferred asset, the Group recognises its retained interest in the asset and an associated liability for amounts it may have to pay. If the Group retains substantially all the risks and rewards of ownership of a transferred financial asset, the Group continues to recognise the financial asset and also recognises a collateralised borrowing for the proceeds received.
Penghentian pengakuan aset keuangan terhadap satu bagian saja (misalnya ketika Grup masih memiliki hak untuk membeli kembali bagian aset yang ditransfer), Grup mengalokasikan jumlah tercatat sebelumnya dari aset keuangan tersebut pada bagian yang tetap diakui berdasarkan keterlibatan berkelanjutan, dan bagian yang tidak lagi diakui berdasarkan nilai wajar relatif dari kedua bagian tersebut pada tanggal transfer. Selisih antara jumlah tercatat yang dialokasikan pada bagian yang tidak lagi diakui dan jumlah dari pembayaran yang diterima untuk bagian yang yang tidak lagi diakui dan setiap keuntungan atau kerugian kumulatif yang dialokasikan pada bagian yang tidak lagi diakui tersebut yang sebelumnya telah diakui dalam penghasilan komprehensif lain diakui pada laba rugi. Keuntungan dan kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam penghasilan komprehensif lain dialokasikan pada bagian yang tetap diakui dan bagian yang dihentikan pengakuannya, berdasarkan nilai wajar relatif kedua bagian tersebut.
On derecognition of financial asset other than its entirety (e.g., when the Group retains an option to repurchase part of a transferred asset), the Group allocates the previous carrying amount of the financial asset between the part it continues to recognize under continuing involvement, and the part it no longer recognizes on the basis of the relative fair values of those parts on the date of the transfer. The difference between the carrying amount allocated to the part that is no longer recognized and the sum of the consideration received for the part no longer recognized and any cumulative gain or loss allocated to it that had been recognized in other comprehensive income is recognized in profit or loss. A cumulative gain or loss that had been recognized in other comprehensive income is allocated between the part that continues to be recognized and the part that is no longer recognized on the basis of the relative fair values of those parts.
i.
Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas
i.
Financial Liabilities and Equity Instruments
Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas
Classification as debt or equity
Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Grup diklasifikasi sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas.
Financial liabilities and equity instruments issued by the Group are classified according to the substance of the contractual arrangements entered into and the definitions of a financial liability and an equity instrument.
- 31 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
j.
k.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Instrumen ekuitas
Equity instruments
Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Grup setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung.
An equity instrument is any contract that evidences a residual interest in the assets of the Group after deducting all of its liabilities. Equity instruments are recorded at the proceeds received, net of direct issue costs.
Pembelian kembali instrumen ekuitas Perusahaan (saham treasuri) diakui dan dikurangkan secara langsung dari ekuitas. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari pembelian, penjualan, penerbitan atau pembatalan instrumen ekuitas Perusahaan tersebut tidak diakui dalam laba rugi.
Repurchase of the Company’s own equity instruments (treasury shares) is recognized and deducted directly in equity. No gain or loss is recognized in profit or loss on the purchase, sale, issue or cancellation of the Company’s own equity instrument.
Liabilitas keuangan
Financial liabilities
Liabilitas keuangan Grup diklasifikasikan sebagai pada biaya perolehan diamortisasi.
The Group’s financial liabilities are classified as either “at amortized cost”.
Liabilitas Keuangan pada Biaya Perolehan Diamortisasi
Financial Liabilities at Amortized Cost
Liabilitas keuangan meliputi utang usaha dan lain-lain, biaya yang masih harus dibayar dan pinjaman lainnya, pada awalnya diukur pada nilai wajar, setelah dikurangi biaya transaksi, dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.
Financial liabilities, which include trade and other accounts payable, accrued expense and other borrowings, are initially measured at fair value, net of transaction costs, and subsequently measured at amortized cost using the effective interest method.
Penghentian pengakuan liabilitas keuangan
Derecognition of financial liabilities
Grup menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas Grup telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa. Selisih antara jumlah tercatat liabilitas keuangan yang dihentikan pengakuannya dan imbalan yang dibayarkan dan utang diakui dalam laba rugi.
The Group derecognizes financial liabilities when, and only when, the Group’s obligations are discharged, cancelled or expires. The difference between the carrying amount of the financial liability derecognized and the consideration paid and payable is recognized in profit or loss.
Saling hapus antar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan
j.
Netting of Financial Assets and Financial Liabilities
Aset dan liabilitas keuangan Grup saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika dan hanya jika:
The Group only offsets financial assets and liabilities and presents the net amount in the statements of financial position where they:
saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan
currently has a legal enforceable right to set off the recognized amount; and
berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
intends either to settle on a net basis, or to realize the asset and settle the liability simultaneously.
Kas dan Setara Kas
k.
Untuk tujuan penyajian arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.
Cash and Cash Equivalents For cash flow presentation purposes, cash and cash equivalents consist of cash on hand and in banks and all unrestricted investments with maturities of three months or less from the date of placement.
- 32 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
l.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Investasi pada Entitas Asosiasi
l.
Investments in Associates
Entitas asosiasi adalah suatu entitas dimana Grup mempunyai pengaruh yang signifikan. Pengaruh signifikan adalah kekuasaan untuk berpartipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional investee tetapi tidak mengendalikan atau mengendalikan bersama atas kebijakan tersebut.
An associate is an entity over which the Group has significant influence. Significant influence is the power to participate in the financial and operating policy decisions of the investee but is not control or joint control over those policies.
Penghasilan dan aset dan liabilitas dari entitas asosiasi digabungkan dalam laporan keuangan konsolidasian dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, kecuali ketika investasi diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual, sesuai dengan PSAK 58, Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan. Dengan metode ekuitas, investasi pada entitas asosiasi diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar biaya perolehan dan selanjutnya disesuaikan untuk perubahan dalam bagian kepemilikan Grup atas laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dari entitas asosiasi yang terjadi setelah perolehan. Ketika bagian Grup atas kerugian entitas asosiasi melebihi kepentingan Grup pada entitas asosiasi (yang mencakup semua kepentingan jangka panjang, yang secara substansi, membentuk bagian dari investasi bersih Grup dalam entitas asosiasi), Grup menghentikan pengakuan bagiannya atas kerugian selanjutnya. Kerugian selanjutnya diakui hanya apabila Grup mempunyai kewajiban bersifat hukum atau konstruktif atau melakukan pembayaran atas nama entitas asosiasi atau ventura bersama.
The results of operations and assets and liabilities of associates are incorporated in these consolidated financial statements using the equity method of accounting, except when the investment is classified as held for sale, in which case, it is accounted for in accordance with PSAK 58, Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operations. Under the equity method, an investment in an associate is initially recognized in the consolidated statement of financial position at cost and adjusted thereafter to recognize the Group’s share of the profit or loss and other comprehensive income of the associate. When the Group’s share of losses of an associate exceeds the Group’s interest in that associate (which includes any long-term interests that, in substance, form part of the Group’s net investment in the associate), the Group discontinues recognizing it’s share of further losses. Additional losses are recognized only to the extent that the Group has incurred legal or constructive obligations or made payments on behalf of the associate or joint venture.
Investasi pada entitas asosiasi dicatat dengan menggunakan metode ekuitas dari tanggal pada saat investee menjadi entitas asosiasi. Setiap kelebihan biaya perolehan investasi atas bagian Grup atas nilai wajar bersih dari aset yang teridentifikasi, liabilitas dan liabilitas kontinjen darI entitas asosiasi yang diakui pada tanggal akuisisi, diakui sebagai goodwill. Goodwill termasuk dalam jumlah tercatat investasi, dan diuji penurunan nilai sebagai bagian dari investasi. Setiap kelebihan dari kepemilikan Grup dari nilai wajar bersih dari aset yang teridentifikasi, liabilitas dan liabilitas kontinjen atas biaya perolehan investasi, sesudah pengujian kembali segera diakui di dalam laba rugi pada periode di mana investasinya diperoleh.
An investmet in an associate is accounted for using the equity method from the date on which the investee becomes an associate. Any excess of the cost of acquisition over the Group’s share of the net fair value of identifiable assets, liabilities and contingent liabilities of the associate recognized at the date of acquisition, is recognized as goodwill, which is included within the carrying amount of the investment. Any excess of the Group’s share of the net fair value of the identifiable assets, liabilities and contingent liabilities over the cost of acquisition, after reassessment, is recognized immediately in profit or loss in the period in which the investment is acquired.
- 33 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Persyaratan dalam PSAK 55, Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, diterapkan untuk menentukan apakah perlu untuk mengakui setiap penurunan nilai sehubungan dengan investasi pada entitas asosiasi. Jika perlu, jumlah tercatat investasi yang tersisa (termasuk goodwill) diuji penurunan nilai sesuai dengan PSAK 48, Penurunan Nilai Aset, sebagai suatu aset tunggal dengan membandingkan antara jumlah terpulihkan (mana yang lebih tinggi antara nilai pakai dan nilai wajar dikurangi biaya pelepasan) dengan jumlah tercatatnya. Rugi penurunan nilai yang diakui pada keadaan tersebut tidak dialokasikan pada setiap aset yang membentuk bagian dari nilai tercatat investasi pada entitas asosiasi. Setiap pembalikan dari penurunan nilai diakui sesuai dengan PSAK 48 sepanjang jumlah terpulihkan dari investasi tersebut kemudian meningkat.
The requirements of PSAK 55, Financial Instruments: Recognition and Measurement, are applied to determine whether it is necessary to recognize any impairment loss with respect to the Group’s investment in an associate. When necessary, the entire carrying amount of the investment (including goodwill) is tested for impairment in accordance with PSAK 48, Impairment of Assets, as a single asset by comparing its recoverable amount (higher of value in use and fair value less costs to sell) with its carrying amount. Any impairment loss recognized forms part of the carrying amount of the investment. Any reversal of that impairment loss is recognized in accordance with PSAK 48 to the extent that the recoverable amount of the investment subsequently increases.
Grup menghentikan penggunaan metode ekuitas dari tanggal ketika investasinya berhenti menjadi investasi pada entitas asosiasi atau ketika investasi diklasifikasi sebagai dimiliki untuk dijual. Ketika Grup mempertahankan kepentingan dalam entitas asosiasi terdahulu dan sisa kepentingan adalah aset keuangan, Grup mengukur setiap sisa kepentingan pada nilai wajar pada tanggal tersebut dan nilai wajar dianggap sebagai nilai wajarnya pada saat pengakuan awal sesuai dengan PSAK 55. Selisih antara jumlah tercatat entitas asosiasi pada tanggal metode ekuitas dihentikan penggunaannya, dan nilai wajar setiap investasi yang tersisa dan setiap hasil dari pelepasan bagian kepentingan dalam entitas asosiasi termasuk dalam penentuan keuntungan atau kerugian pelepasan dari entitas asosiasi. Selanjutnya, Grup mencatat seluruh jumlah yang sebelumnya telah diakui dalam penghasilan komprehensif lain yang terkait dengan entitas asosiasi tersebut dengan menggunakan dasar perlakuan yang sama dengan yang disyaratkan jika entitas asosiasi telah melepaskan secara langsung aset dan liabilitas yang terkait. Oleh karena itu, jika keuntungan atau kerugian yang sebelumnya diakui dalam penghasilan komprehensif lain oleh entitas asosiasi akan direklasifikasi ke laba rugi pada saat pelepasan dari aset atau liabilitas terkait, Grup mereklasifikasi laba rugi dari ekuitas ke laba rugi (sebagai penyesuaian reklasifikasi) entitas asosiasi ketika metode ekuitas dihentikan penggunaannya.
The Group discontinues the use of the equity method from the date when the investment ceases to be an associate, or when the investment is classified as held for sale. When the Group retains an interest in the former associate and the retained interest is a financial asset, the Group measures any retained investment at fair value at that date and the fair value is regarded as its fair value on initial recognition in accordance with PSAK 55. The difference between the carrying amount of the associate at the date the equity method was discontinued, and the fair value of any retained interest and any proceeds from disposing of a part interest in the associate is included in the determination of the gain or loss on disposal of the associate. In addition, the Group accounts for all amounts previously recognized in other comprehensive income in relation to that associate on the same basis as would be required if that associate had directly disposed of the related assets or liabilities. Therefore, if a gain or loss previously recognized in other comprehensive income by that associate would be reclassified to profit or loss on the disposal of the related assets or liabilities, the Group reclassifies the gain or loss from equity to profit or loss (as a reclassification adjustment) when the equity method is discontinued.
Jika Grup mengurangi bagian kepemilikan pada entitas asosiasi tetapi Grup tetap menerapkan metode ekuitas, Grup mereklasifikasi ke laba rugi proporsi keuntungan yang telah diakui sebelumnya dalam penghasilan komprehensif lain yang terkait dengan pengurangan bagian kepemilikan (jika keuntungan atau kerugian tersebut akan direklasifikasi ke laba rugi atas pelepasan aset atau liabilitas yang terkait).
When the group reduces its ownership interest in an associate but the Group continues to use the equity method, the Group reclassifies to profit or loss the proportion of the gain that had previously been recognized in other comprehensive income relating to that reduction in ownership interest (if that gain or loss would be reclassified to profit or loss on the disposal of the related assets or liabilities).
- 34 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Ketika Grup melakukan transaksi dengan entitas asosiasi dari Grup, keuntungan dan kerugian yang timbul dari transaksi dengan entitas asosiasi diakui dalam laporan keuangan konsolidasian Grup hanya sepanjang kepemilikan dalam entitas asosiasi yang tidak terkait dengan Grup.
When a group entity transacts with an associate of the Group, profits and losses resulting from the transactions with the associate are recognized in the Group’s consolidated financial statements only to the extent of its interest in the associate that are not related to the Group.
m. Persediaan Seluruh persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode sebagai berikut:
All inventories are stated at cost or net realizable value, whichever is lower. Cost is determined using the following method:
1)
1)
2)
n.
m. Inventories
Metode identifikasi khusus untuk persediaan program media dan penyiaran sebagai berikut: -
Biaya perolehan persediaan program film yang dibeli dibebankan sebanyak-banyaknya 2 kali tayang, masing-masing sebesar 70% pada penayangan pertama dan 30% pada penayangan kedua.
-
Cost of purchased film program is charged to expense in maximum of two telecasts, at 70% for the first telecast and 30% for the second telecast.
-
Persediaan program non-film dan non-sinetron dibebankan seluruhnya pada penayangan pertama.
-
Non-film inventory programs and non-sinetron inventory programs are charged to expense at the first telecast.
-
Persediaan yang ditayangkan oleh chanel milik Perusahaan dalam media berbasis pelanggan diamortisasi selama 4 tahun.
-
Inventory which was aired by inhouse channel on subscriber based media was amortized for 4 years.
-
Persediaan animasi yang diproduksi sendiri diamortisasi selama 3 tahun.
-
In house animated inventory was amortized for 3 years.
Metode masuk pertama keluar pertama untuk persediaan non-program dan persediaan lainnya.
2)
Biaya Dibayar Dimuka
n.
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. o.
Specific identification method for media and broadcasting program inventories as follows:
First-in, first-out method for other nonprogram inventories.
Prepaid Expenses Prepaid expenses are amortized over their beneficial periods using the straight-line method.
Aset Tetap
o.
Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.
Property and Equipment Property and equipment held for use in the supply of goods or services, or for administrative purposes, are stated at cost, less accumulated depreciation and any accumulated impairment losses.
- 35 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Penyusutan diakui sebagai penghapusan biaya perolehan aset dikurangi nilai residu dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Depreciation is recognized so as to write-off the cost of assets less residual values using the straight-line method based on the estimated useful lives of the assets as follows:
Tahun/Year Bangunan Peralatan kantor, instalasi dan komunikasi Kendaraan bermotor Peralatan penyiaran
10 – 30 2–8 4–8 7 – 15
Buildings Office equipment, installation and communication Motor vehicles Broadcast equipment
Aset sewa pembiayaan disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan aset yang dimiliki sendiri atau disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa dan umur manfaatnya
Assets held under finance leases are depreciated over their expected useful lives on the same basis as owned assets or where shorter, the term of the relevant lease.
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direviu setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.
The estimated useful lives, residual values and depreciation method are reviewed at each year end, with the effect of any changes in estimate accounted for on a prospective basis.
Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan.
Land is stated at cost and is not depreciated.
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laba rugi pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
The cost of maintenance and repairs is charged to operations as incurred. Other costs incurred subsequently to add to, replace part of, or service an item of property and equipment, are recognized as asset if, and only if it is probable that future economic benefits associated with the item will flow to the entity and the cost of the item can be measured reliably.
Aset tetap yang dihentikan pengakuannya atau yang dijual nilai tercatatnya dikeluarkan dari kelompok aset tetap. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laba rugi.
When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying values are removed from the accounts and any resulting gain or loss is reflected in profit or loss.
Aset tetap kerjasama merupakan aset tetap yang dimiliki secara bersama antara RCTI, PT. Surya Citra Televisi (SCTV) dan PT. Indosiar Visual Mandiri (INDOSIAR).
Property and equipment under joint operations represent assets owned jointly by RCTI, PT. Surya Citra Televisi (SCTV) and PT. Indosiar Visual Mandiri (INDOSIAR).
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan tersebut termasuk biaya pinjaman yang terjadi selama masa pembangunan yang timbul dari utang yang digunakan untuk pembangunan aset tersebut. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.
Construction in progress is stated at cost which includes borrowing costs during construction on debts incurred to finance the construction. Construction in progress is transferred to the respective property and equipment account when completed and ready for use.
- 36 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
p.
q.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Goodwill
p.
Goodwill
Goodwill timbul atas akuisisi dari suatu bisnis yang dicatat pada biaya perolehan yang ditetapkan pada tanggal akuisisi dari bisnis tersebut dikurangi akumulasi penurunan nilai, jika ada.
Goodwill arising on an acquisition of a business is carried at cost as established at the date of acquisition of the business less accumulated impairment losses, if any.
Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill dialokasikan pada setiap unit penghasil kas dari Grup (atau kelompok unit penghasil kas) yang diperkirakan memberikan manfaat dari sinergi kombinasi bisnis tersebut. Unit penghasil kas yang telah memperoleh alokasi goodwill diuji penurunan nilainya setiap tahun, atau lebih sering jika terdapat indikasi bahwa unit penghasil kas tersebut mungkin mengalami penurunan nilai. Jika jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas kurang dari jumlah tercatatnya, rugi penurunan nilai dialokasikan pertama kali untuk mengurangi jumlah tercatat atas setiap goodwill yang dialokasikan pada unit penghasil kas dan kemudian ke aset lain dari unit penghasil kas secara prorata berdasarkan jumlah tercatat dari setiap aset dalam unit penghasil kas tersebut. Setiap kerugian penurunan nilai goodwill diakui secara langsung dalam laba rugi pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian. Rugi penurunan nilai yang diakui atas goodwill tidak dapat dibalik pada periode berikutnya.
For the purpose of impairment testing, goodwill is allocated to each of the Group’s cash-generating units (or group of cashgenerating units) expected to benefit from the synergies of the combination. A cashgenerating unit to which goodwill has been allocated is tested for impairment annually, or more frequently when there is an indication that the unit may be impaired. If the recoverable amount of the cash-generating unit is less than its carrying amount, the impairment loss is allocated first to reduce the carrying amount of any goodwill allocated to the unit and then to the other assets of the unit pro-rata on the basis of the carrying amount of each asset in the unit. Any impairment loss for goodwill is recognized directly in profit or loss in the consolidated statement of profit or loss and other comprehensive income. An impairment loss recognized for goodwill is not reversed in subsequent periods.
Pada pelepasan unit penghasil kas yang relevan, jumlah yang dapat diatribusikan dari goodwill termasuk dalam penentuan laba rugi atas pelepasan.
On disposal of the relevant cash-generating unit, the attributable amount of goodwill is included in the determination of the profit or loss on disposal.
Kebijakan Grup atas goodwill yang timbul dari akuisisi entitas asosiasi dijelaskan pada Catatan 3l.
The Group’s policy for goodwill arising on the acquisition of an associate is described in Note 3l.
Penurunan Nilai kecuali Goodwill
Aset
Non-Keuangan
q.
Impairment of Non-Financial Asset Except Goodwill
Pada setiap akhir periode pelaporan, Grup menelaah nilai tercatat aset non-keuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu, Grup mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset.
At the end of each reporting period, the Group reviews the carrying amount of non-financial assets to determine whether there is any indication that those assets have suffered an impairment loss. If any such indication exists, the recoverable amount of the asset is estimated in order to determine the extent of the impairment loss (if any). Where it is not possible to estimate the recoverable amount of an individual asset, the Group estimates the recoverable amount of the cash generating unit to which the asset belongs.
Estimasi jumlah terpulihkan adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai. Dalam menilai nilai pakai, estimasi arus kas masa depan didiskontokan ke nilai kini menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset yang mana estimasi arus kas masa depan belum disesuaikan.
Estimated recoverable amount is the higher of fair value less cost to sell and value in use. In assessing value in use, the estimated future cash flows are discounted to their present value using a pre-tax discount rate that reflects current market assessments of the time value of money and the risks specific to the asset for which the estimates of future cash flows have not been adjusted.
- 37 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Jika jumlah yang terpulihkan dari aset nonkeuangan (unit penghasil kas) lebih kecil dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas) diturunkan menjadi sebesar jumlah terpulihkan dan rugi penurunan nilai segera diakui dalam laba rugi.
If the recoverable amount of the non-financial asset (cash generating unit) is less than its carrying amount, the carrying amount of the asset (cash generating unit) is reduced to its recoverable amount and an impairment loss is recognized immediately against earnings.
Kebijakan akuntansi untuk penurunan nilai aset keuangan dijelaskan dalam Catatan 3h; penurunan nilai untuk goodwill dijelaskan dalam Catatan 3p.
Accounting policy for impairment of financial assets is discussed in Note 3h; while impairment for goodwill is discussed in Note 3p.
r.
Sewa
r.
Leases
Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi.
Leases are classified as finance leases whenever the terms of the lease transfer substantially all the risks and rewards of ownership to the lessee. All other leases are classified as operating leases.
Sebagai Lessor
As Lessor
Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa. Biaya langsung awal yang terjadi dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa.
Rental income from operating leases is recognized on a straight-line basis over the term of the relevant lease. Initial direct costs incurred in negotiating and arranging an operating lease are added to the carrying amount of the leased asset and recognized on a straight-line basis over the lease term.
Sebagai Lessee
As Lessee
Aset pada sewa pembiayaan dicatat pada awal masa sewa sebesar nilai wajar aset sewaan Grup yang ditentukan pada awal kontrak atau, jika lebih rendah, sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum. Liabilitas kepada lessor disajikan di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sebagai liabilitas sewa pembiayaan.
Assets held under finance leases are initially recognized as assets of the Group at their fair value at the inception of the lease or, if lower, at the present value of the minimum lease payments. The corresponding liability to the lessor is included in the consolidated statements of financial position as a finance lease obligations.
Pembayaran sewa harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pengurangan dari liabilitas sewa pembiayaan sehingga mencapai suatu tingkat bunga yang konstan (tetap) atas saldo liabilitas. Rental kontinjen dibebankan pada periode terjadinya.
Lease payments are apportioned between finance charges and reduction of the lease obligation so as to achieve a constant rate of interest on the remaining balance of the liability. Contingent rentals are recognized as expenses in the periods in which they are incurred.
Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Rental kontinjen diakui sebagai beban di dalam periode terjadinya.
Operating lease payments are recognized as an expense on a straight-line basis over the lease term, except where another systematic basis is more representative of the time pattern in which economic benefits from the leased asset are consumed. Contingent rentals arising under operating leases are recognized as an expense in the period in which they are incurred.
- 38 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Dalam hal insentif diperoleh dalam sewa operasi, insentif tersebut diakui sebagai liabilitas. Keseluruhan manfaat dari insentif diakui sebagai pengurangan dari biaya sewa dengan dasar garis lurus, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna.
In the event that lease incentives are received to enter into operating leases, such incentives are recognized as a liability. The aggregate benefit of incentives is recognized as a reduction of rental expense on a straight-line basis, except where another systematic basis is more representative of the time pattern in which economic benefits from the leased asset are consumed.
s.
t.
Aset Tidak Berwujud
s.
Intangible Assets
Biaya Perolehan Pelanggan
Subscriber Acquisition Cost
Biaya insentif sehubungan dengan perolehan pelanggan, ditangguhkan dan diamortisasi berdasarkan tingkat penurunan pelanggan.
Incentive expense incurred in relation to the subscriber acquisition is deferred and amortized based on subscriber’s churn rate.
Tingkat penurunan pelanggan ditinjau secara periodik untuk merefleksikan tingkat penurunan pelanggan aktual pada periode tersebut, dan kerugian penurunan nilai dibebankan pada laba rugi pada periode yang bersangkutan.
Churn rate is reviewed periodically to reflect actual churn rate of subscribers for the period and additional impairment losses are charged to current operations, if appropriate.
Biaya Perolehan Chanel
Channel Acquisition Cost
Biaya perolehan chanel dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan apabila terdapat akumulasi rugi penurunan nilai. Amortisasi diakui dengan metode garis lurus selama 20 tahun.
Channel acquisition cost are carried at cost less accumulated amortization and any accumulated impairment losses. Amortization is recognized on a straight-line basis over 20 years.
Izin Penyelenggaraan Penyiaran
Broadcast Activities License
Izin penyelenggaraan penyiaran timbul dari akuisisi bisnis yang diakui dan diukur dengan nilai wajar pada saat akuisisi dikurangi dengan akumulasi amortisasi dan apabila terdapat akumulasi rugi penurunan nilai. Amortisasi diakui dalam laba rugi dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis selama 8 tahun.
Broadcast activities licensed arising from business acquisitions is recognized and measured at fair value upon acquisition less accumulated amortization and any accumulated impairment losses. Amortization is recognized in profit or loss using the straight line method based on its estimated useful life of 8 years.
Taksiran masa manfaat dan metode amortisasi diriviu minimum setiap akhir tahun buku, dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi akuntansi diterapkan secara prospektif.
The estimated useful life and amortization method are reviewed at the end of each annual reporting period, with the effect of any changes in estimate being accounted for on a prospective basis.
Provisi
t.
Provisi diakui ketika Grup memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu, kemungkinan besar Grup diharuskan menyelesaikan kewajiban dan estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat.
Provisions Provisions are recognized when the Group has a present obligation (legal or constructive) as a result of a past event, it is probable that the Group will be required to settle the obligation, and a reliable estimate can be made of the amount of the obligation.
- 39 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi terbaik pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode pelaporan, dengan mempertimbangkan risiko dan ketidakpastian yang meliputi kewajibannya. Apabila suatu provisi diukur menggunakan arus kas yang diperkirakan untuk menyelesaikan kewajiban kini, maka nilai tercatatnya adalah nilai kini dari arus kas.
The amount recognized as a provision is the best estimate of the consideration required to settle the present obligation at the end of the reporting period, taking into account the risks and uncertainties surrounding the obligation. Where a provision is measured using the cash flows estimated to settle the present obligation, its carrying amount is the present value of those cash flows.
Ketika beberapa atau seluruh manfaat ekonomi untuk penyelesaian provisi yang diharapkan dapat dipulihkan dari pihak ketiga, piutang diakui sebagai aset apabila terdapat kepastian bahwa penggantian akan diterima dan jumlah piutang dapat diukur secara andal.
When some or all of the economic benefits required to settle a provision are expected to be recovered from a third party, a receivable is recognized as an asset if it is virtually certain that reimbursement will be received and the amount of the receivable can be measured reliably.
u.
v.
Biaya Pinjaman
u.
Borrowing Costs
Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi atau pembuatan aset kualifikasian, merupakan aset yang membutuhkan waktu yang cukup lama agar siap untuk digunakan atau dijual, ditambahkan pada biaya perolehan aset tersebut, sampai dengan saat selesainya aset secara substansial siap untuk digunakan atau dijual.
Borrowing costs directly attributable to the acquisition, construction or production of qualifying assets, which are assets that necessarily take a substantial period of time to get ready for their intended use or sale, are added to the cost of those assets, until such time as the assets are substantially ready for their intended use or sale.
Penghasilan investasi diperoleh atas investasi sementara dari pinjaman yang secara spesifik belum digunakan untuk pengeluaran aset kualifikasian dikurangi dari biaya pinjaman yang dikapitalisasi.
Investment income earned on the temporary investment of specific borrowings pending their expenditure on qualifying assets is deducted from the borrowing costs eligible for capitalization.
Semua biaya pinjaman lainnya diakui dalam laba rugi pada periode terjadinya.
All other borrowing costs are recognized in profit or loss in the period in which they are incurred.
Pengakuan Pendapatan dan Beban
v.
Revenues and Expenses Recognition
Pendapatan diakui sebagai berikut:
Revenues are recognized as follows:
1)
Pendapatan dari jasa diakui pada saat jasa diserahkan atau secara signifikan diberikan dan manfaat jasa tersebut telah dinikmati oleh pelanggan. Penerimaan dimuka untuk jasa yang belum diberikan, ditangguhkan dan dicatat sebagai pendapatan diterima dimuka.
1)
Revenue from service is recognized when the service is rendered or significantly provided and the benefits have been received by the customer. Payments received in advance for uncompleted services are deferred and recorded as unearned revenue.
2)
Pendapatan iklan diakui pada saat iklan ditayangkan. Penjualan program diakui pada saat program diserahkan dan hak telah beralih kepada pelanggan. Pendapatan manajemen artis, penggunaan studio dan jasa layanan pesan singkat diakui pada saat jasa diberikan kepada pelanggan. Uang muka diterima atas iklan dan penggunaan studio dicatat sebagai pendapatan diterima dimuka. Pendapatan dari penjualan koran diakui berdasarkan estimasi koran dijual. Pendapatan dan hasil penjualan koran konsinyasi diakui pada saat barang konsinyasi terjual.
2)
Revenue from advertisement is recognized when the advertisement is aired. Sale of program is recognized when the program is delivered and title has passed to the customer. Revenue from artists’ management, studio and short-messaging services is recognized when the services have been rendered. Advance received from advertisement and studio rental is recorded as unearned revenue. Revenue from sale of daily newspapers is recognized based on the estimated newspapers sold. Revenue from consignment sale of newspapers is recognized when consignment newspapers is sold.
- 40 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
3)
Pendapatan jasa penyewaan ruang, jasa penyewaan peralatan smartcom dan perangkat oracle, serta jasa pemeliharaan diakui atas dasar waktu yang telah berjalan. Pembayaran diterima tetapi belum jatuh tempo dicatat sebagai pendapatan diterima dimuka.
3)
Revenue from office rental, lease of smartcom and oracle equipment, and maintenance services is recognized over the lease terms. Payment received in advance is recorded as unearned revenues.
4)
Pendapatan bunga diakui atas dasar waktu, dengan mempertimbangkan tingkat bunga berlaku.
4)
Interest income is recognized on a time proportion basis that takes into account the effective yield on the assets.
5)
Pendapatan dividen dari investasi diakui ketika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran ditetapkan.
5)
Dividend revenue from investments is recognized when the shareholders’ rights to receive payment has been established.
Beban diakui pada saat terjadinya adalah sebagai berikut:
Expenses recognized are as follows:
Beban diakui pada saat terjadinya atau sesuai dengan masa manfaatnya (metode akrual).
Expenses are recognized when incurred or according to the beneficial period (accrual method).
Beban program diakui pada saat film atau program ditayangkan. Beban film atau program belum ditayangkan dicatat sebagai persediaan (Catatan 3m).
Program expense is recognized when the movie or program is aired. Film expense or program not yet aired is recorded as inventory (Note 3m).
w. Pengaturan Pembayaran Berbasis Saham
x.
w. Share-based Payment Arrangements
Pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas kepada karyawan dan pihak lain yang memberikan jasa serupa yang diukur pada nilai wajar instrumen ekuitas pada tanggal pemberian kompensasi. Rincian sehubungan dengan penetapan nilai wajar dari transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas ditetapkan dalam Catatan 39.
Equity-settled share-based payments to employees and others providing similar services are measured at the fair value of the equity instruments at the grant date. Details regarding the determination of the fair value of equity-settled share-based transactions are set out in Note 39.
Nilai wajar yang ditentukan pada tanggal pemberian dari pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas dibebankan secara garis lurus sepanjang periode vesting, berdasarkan estimasi Grup dari instrumen ekuitas yang pada akhirnya vest, dengan peningkatan yang sesuai ekuitas. Pada setiap akhir periode pelaporan, Grup merevisi estimasi jumlah instrumen ekuitas yang diekspektasi akan vest dan dampaknya, jika ada, diakui dalam laba rugi sehingga biaya kumulatif mencerminkan estimasi yang direvisi, dengan penyesuaian yang terkait dengan cadangan ekuitas-menetap imbalan kerja.
The fair value determined at the grant date of the equity-settled share-based payments is expensed on a straight-line basis over the vesting period, based on the Group’s estimate of equity instruments that will eventually vest, with a corresponding increase in equity. At the end of each reporting period, the Group revises its estimate of the number of equity instruments expected to vest and the impact, if any, is recognised in profit or loss such that the cumulative expense reflects the revised estimate, with a corresponding adjustment to the equity-settled employee benefits reserve.
Liabilitas Imbalan Kerja
x.
Employee Benefits Obligation
Imbalan Pasca-kerja
Post-employment Benefits
Program Iuran Pasti
Defined Contribution Plan
Pembayaran kepada program pasti dibebankan pada saat Pembayaran kepada program didasarkan pada iuran pasti ditentukan program.
dana pensiun jatuh tempo. dana pensiun tertentu yang
Payments made to defined contribution plan are charged as an expense as they fall due. Payments made to pension plan are dealt with as payments to defined contribution plans.
- 41 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Program Imbalan Pasti
Defined Benefits Plan
Grup, kecuali entitas anak asing, memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti, untuk karyawan sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan sehubungan dengan imbalan pasca-kerja ini.
The Group, except foreign subsidiaries, provides defined benefit post-employment benefits to its employees in accordance with Labor Law No. 13/2003. No funding has been made to this post-employment benefits.
Biaya penyediaan imbalan ditentukan dengan menggunakan metode projected unit credit dengan penilaian aktuaria yang dilakukan pada setiap akhir periode pelaporan tahunan. Pengukuran kembali, terdiri dari keuntungan dan kerugian aktuarial, perubahan dampak batas atas aset (jika ada) dan dari imbal hasil atas aset program (tidak termasuk bunga), yang tercermin langsung dalam laporan posisi keuangan konsolidasian yang dibebankan atau dikreditkan dalam penghasilan komprehensif lain periode terjadinya. Pengukuran kembali diakui dalam penghasilan komprehensif lain tercermin segera dalam saldo laba dan tidak akan direklas ke laba rugi. Biaya jasa lalu diakui dalam laba rugi pada periode amandemen program. Bunga neto dihitung dengan mengalikan tingkat diskonto pada awal periode imbalan pasti dengan liabilitas atau aset imbalan pasti neto. Biaya imbalan pasti dikategorikan sebagai berikut:
The cost of providing benefits is determined using the projected unit credit method, with actuarial valuations being carried out at the end of each annual reporting period. Remeasurement, comprising actuarial gains and losses, the effect of the changes to the asset ceiling (if applicable) and the return on plan assets (excluding interest), is reflected immediately in the consolidated statement of financial position with a charge or credit recognised in other comprehensive income in the period in which they occur. Remeasurement recognised in other comprehensive income is reflected immediately in retained earning and will not be reclassified to profit or loss. Past service cost is recognised in profit or loss in the period of a plan amendment. Net interest is calculated by applying the discount rate at the beginning of the period to the net defined benefit liability or asset. Defined benefit costs are categorised as follows:
Biaya jasa (termasuk biaya jasa kini, biaya jasa lalu serta keuntungan dan kerugian kurtailmen dan penyelesaian).
Beban atau pendapatan bunga neto. Pengukuran kembali.
Service cost (including current service cost, past service cost, as well as gains and losses on curtailments and settlements). Net interest expense or income. Remeasurement.
Grup menyajikan dua komponen pertama dari biaya imbalan pasti di laba rugi, Keuntungan dan kerugian kurtailmen dicatat sebagai biaya jasa lalu.
The Group presents the first two components of defined benefit costs in profit or loss. Curtailment gains and losses are accounted for as past service costs.
Liabilitas imbalan pensiun yang diakui pada laporan posisi keuangan konsolidasian merupakan defisit atau surplus aktual dalam program imbalan pasti Grup. Surplus yang dihasilkan dari perhitungan ini terbatas pada nilai kini manfaat ekonomik yang tersedia dalam bentuk pengembalian dana program dan pengurangan iuran masa depan ke program.
The retirement benefit obligation recognised in the consolidated statement of financial position represents the actual deficit or surplus in the Group’s defined benefit plans. Any surplus resulting from this calculation is limited to the present value of any economic benefits available in the form of refunds from the plans or reductions in future contributions to the plans.
Liabilitas untuk pesangon diakui pada lebih awal ketika entitas tidak dapat lagi menarik tawaran imbalan tersebut dan ketika entitas mengakui biaya restrukturisasi terkait.
A liability for a termination benefit is recognized at the earlier of when the entity can no longer withdraw the offer of the termination benefit and when the entity recognizes any related restructuring costs.
- 42 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
y.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Imbalan kerja jangka panjang lainnya
Other long-term benefits
Grup memberikan penghargaan masa kerja kepada karyawan yang memenuhi persyaratan.
The Group also provides long service award for all qualified employees.
Perhitungan imbalan kerja jangka panjang lainnya ditentukan dengan menggunakan metode Projected Unit Credit. Jumlah diakui sebagai provisi untuk imbalan kerja jangka panjang lainnya di laporan posisi keuangan konsolidasian adalah nilai kini kewajiban imbalan pasti.
The cost of providing other long-term benefits is determined using the Projected Unit Credit Method. The provision for long-term employee benefits recognized in the consolidated statements of financial position represents the present value of the defined benefits obligation.
Pajak Penghasilan
y.
Income Tax
Pajak saat terutang berdasarkan laba kena pajak untuk suatu tahun. Laba kena pajak berbeda dari laba sebelum pajak seperti yang dilaporkan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain karena pos pendapatan atau beban yang dikenakan pajak atau dikurangkan pada tahun berbeda dan pos-pos yang tidak pernah dikenakan pajak atau tidak dapat dikurangkan.
The tax currently payable is based on taxable profit to the year. Taxable profit differs from profit before tax as reported in the consolidated statement of profit or loss and other comprehensive income because of items of income or expense that are taxable or deductible in other years and items that are never taxable or deductible.
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Current tax expense is determined based on the taxable income for the year computed using prevailing tax rates.
Pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam laporan keuangan konsolidasian dengan dasar pengenaan pajak yang digunakan dalam perhitungan laba kena pajak. Liabilitas pajak tangguhan umumnya diakui untuk seluruh perbedaan temporer kena pajak. Aset pajak tangguhan umumnya diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan sepanjang kemungkinan besar bahwa laba kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer dapat dimanfaatkan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan tidak diakui jika perbedaan temporer timbul dari pengakuan awal (bukan kombinasi bisnis) dari aset dan liabilitas suatu transaksi yang tidak mempengaruhi laba kena pajak atau laba akuntansi. Selain itu, liabilitas pajak tangguhan tidak diakui jika perbedaan temporer timbul dari pengakuan awal goodwill.
Deferred tax is recognized on temporary differences between the carrying amounts of assets and liabilities in the consolidated financial statements and the corresponding tax bases used in the computation of taxable profit. Deferred tax liabilities are generally recognized for all taxable temporary differences. Deferred tax assets are generally recognized for all deductible temporary differences to the extent that is probable that taxable profits will be available against which those deductible temporary differences can be utilized. Such deferred tax assets and liabilities are not recognized if the temporary differences arises from the initial recognition (other than in a business combination) of assets and liabilities in a transaction that affects neither the taxable profit nor the accounting profit. In addition, deferred tax liabilities are not recognized if the temporary differences arises from the initial recognition of goodwill.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diharapkan berlaku dalam periode ketika liabilitas diselesaikan atau aset dipulihkan berdasarkan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan.
Deferred tax assets and liabilities are measured at the tax rates that are expected to apply in the period in which the liability is settled or the asset realized, based on the tax rates (and tax laws) that have been enacted, or substantively enacted, by the end of the reporting period.
- 43 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak yang sesuai dengan cara Grup memperkirakan, pada akhir periode pelaporan, untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah tercatat aset dan liabilitasnya.
The measurement of deferred tax assets and liabilities reflects the tax consequences that would follow from the manner in which the Group expects, at the end of the reporting period, to recover or settle the carrying amount of their assets and liabilities.
Untuk tujuan pengukuran liabilitas pajak tangguhan dan aset pajak tangguhan untuk properti investasi yang diukur dengan menggunakan model nilai wajar, nilai tercatat properti tersebut dianggap dipulihkan seluruhnya melalui penjualan, kecuali praduga tersebut dibantah. Praduga tersebut dibantah ketika properti investasi dapat disusutkan dan dimiliki dalam model bisnis yang bertujuan untuk mengonsumsi secara substansial seluruh manfaat ekonomi atas investasi properti dari waktu ke waktu, bukan melalui penjualan. Direksi Perusahaan mereviu portofolio properti investasi Grup dan menyimpulkan bahwa tidak ada properti investasi Grup yang dimiliki dalam model bisnis yang bertujuan untuk mengonsumsi secara substansial seluruh manfaat ekonomik atas investasi properti dari waktu ke waktu, daripada melalui penjualan. Oleh karena itu, direksi telah menentukan bahwa praduga penjualan yang ditetapkan dalam amandemen PSAK 46 tidak dibantah. Akibatnya, Grup tidak mengakui pajak tangguhan atas perubahan nilai wajar properti investasi karena Grup tidak dikenakan pajak penghasilan atas perubahan nilai wajar properti investasi.
For the purposes of measuring deferred tax liabilities and deferred tax assets for investment properties that are measured using the fair value model, the carrying amounts of such properties are presumed to be recovered entirely through sale, unless the presumption is rebutted. The presumption is rebutted when the investment property is depreciable and is held within a business model whose objective is to consume substantially all of the economic benefits embodied in the investment property over time, rather than through sale. The directors of the Company reviewed the Group’s investment property portfolios and concluded that none of the Group’s investment properties are held under a business model whose objective is to consume substantially all of the economic benefits embodied in the investment properties over time, rather than through sale. Therefore, the directors have determined that the sale presumption set out in the amendments to PSAK 46 is not rebutted. As a result, the Group has not recognized any deferred taxes on changes in fair value of the investment properties as the Group is not subject to any income taxes on the fair value changes of the investment properties.
Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah ulang pada akhir periode pelaporan dan dikurangi jumlah tercatatnya jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk mengkompensasikan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan tersebut.
The carrying amount of deferred tax asset is reviewed at the end of each reporting period and reduced to the extent that it is no longer probable that sufficient taxable profits will be available to allow all or part of the asset to be recovered.
Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai beban atau penghasilan dalam laba rugi periode, kecuali sepanjang pajak penghasilan yang timbul dari transaksi atau peristiwa yang diakui, di luar laba rugi (baik dalam penghasilan komprehensif lain maupun secara langsung di ekuitas), dalam hal tersebut pajak juga diakui di luar laba rugi atau yang timbul dari akuntansi awal kombinasi bisnis. Dalam kombinasi bisnis, pengaruh pajak termasuk dalam akuntansi kombinasi bisnis.
Current and deferred tax are recognized as an expense or income in profit or loss, except when they relate to items that are recognized outside of profit or loss (whether in other comprehensive income or directly in equity), in which case the tax is also recognized outside of profit or loss, or where they arise from the initial accounting for a business combination. In the case of a business combination, the tax effect is included in the accounting for the business combination.
- 44 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus ketika entitas memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini dan ketika aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang oleh otoritas perpajakan yang sama atas entitas kena pajak yang sama atau entitas kena pajak yang berbeda yang memiliki intensi untuk memulihkan aset dan liabilitas pajak kini dengan dasar neto, atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan, pada setiap periode masa depan dimana jumlah signifikan atas aset atau liabilitas pajak tangguhan diharapkan untuk diselesaikan atau dipulihkan.
Deferred tax assets and liabilities are offset when there is legally enforceable right to set off current tax assets against current tax liabilities and when they relate to income tax levied by the same taxation authority on either the same taxable entity or different taxable entities when there is an intention to settle its current tax assets and current tax liabilities on a net basis, or to realize the assets and settle the liabilities simultaneously, in each future period in which significant amounts of deferred tax liabilities or assets are expected to be settled or recovered.
z.
Laba Per Saham
z.
Earnings per Share
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
Basic earnings per share is computed by dividing net income attributable to the owners of the Company by the weighted average number of shares outstanding during the year.
Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang telah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif.
Diluted earnings per share is computed by dividing net income attributable to the owners of the Company by the weighted average number of shares outstanding as adjusted for the effects of all dilutive potential ordinary shares.
aa. Informasi Segmen
aa. Segment Information
Segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen dari Grup yang secara regular direviu oleh “pengambil keputusan operasional” dalam rangka mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi.
Operating segments are identified on the basis of internal reports about components of the Group that are regularly reviewed by the chief operating decision maker in order to allocate resources to the segments and to assess their performances.
Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:
An operating segment is a component of an entity:
a)
yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);
a)
that engages in business activities from which it may earn revenue and incur expenses (including revenue and expenses relating to the transaction with other components of the same entity);
b)
yang hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan
b)
whose operating results are reviewed regularly by the entity’s chief operating decision maker to make decision about resources to be allocated to the segments and assess its performance; and
c)
dimana tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
c)
for which discrete financial information is available.
Informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya dan penillaian kinerja mereka terfokus pada kategori dari setiap produk.
Information reported to the chief operating decision maker for the purpose of resource allocation and assessment of performance is more specifically focused on the category of each product.
- 45 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
4.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
PERTIMBANGAN KRITIS AKUNTANSI DAN ESTIMASI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
4.
CRITICAL ACCOUNTING JUDGMENTS AND ESTIMATES
Dalam penerapan kebijakan akuntansi Grup, yang dijelaskan dalam Catatan 3, direksi diwajibkan untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi tentang jumlah tercatat aset dan liabilitas yang tidak tersedia dari sumber lain. Estimasi dan asumsi yang terkait didasarkan pada pengalaman historis dan faktor-faktor lain yang dianggap relevan. Hasil aktualnya mungkin berbeda dari estimasi tersebut.
In the application of the Group accounting policies, which are described in Note 3, the directors are required to make judgments, estimates and assumptions about the carrying amounts of assets and liabilities that are not readily apparent from other sources. The estimates and associated assumptions are based on historical experience and other factors that are considered to be relevant. Actual results may differ from these estimates.
Estimasi dan asumsi yang mendasari ditelaah secara berkelanjutan. Revisi estimasi akuntansi diakui dalam periode dimana estimasi tersebut direvisi jika revisi hanya mempengaruhi periode tersebut, atau pada periode revisi dan periode masa depan jika revisi mempengaruhi periode saat ini dan masa depan.
The estimates and underlying assumptions are reviewed on an ongoing basis. Revisions to accounting estimates are recognised in the period in which the estimate is revised if the revision affects only that period, or in the period of the revision and future periods if the revision affects both current and future periods.
Pertimbangan Kritis Kebijakan Akuntansi
Penerapan
Critical Judgments in Applying Accounting Policies
Dibawah ini adalah pertimbangan kritis, selain dari pertimbangan yang melibatkan estimasi yang telah dibuat oleh manajemen dalam proses penerapan kebijakan akuntansi dan yang memiliki dampak yang paling signifikan pada jumlah yang dicatat dalam laporan keuangan konsolidasian:
Below are the critical judgments, apart from those involving estimation that management has made in the process of applying the accounting policies and that have the most significant impact on the amounts recognized in the consolidated financial statement:
Konsolidasian CTPI, Entitas Anak
Consolidation of CTPI, Subsidiary
CTPI terlibat dalam Perkara Perdata yang melibatkan pemegang saham pengendali CTPI sebelumnya sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 44. Dalam Perkara Perdata ini, Penggugat mendalilkan bahwa PT. Berkah Karya Bersama (Berkah) melakukan perbuatan melawan hukum dengan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa CTPI pada tanggal 18 Maret 2005 (“RUPSLB 18 Maret 2005”). RUPSLB 18 Maret 2005 tersebut menurut Berkah merupakan realisasi dari Investment Agreement tahun 2002 (berikut Supplemental Agreement tahun 2003), yang memberikan hak atas 75% saham CTPI kepada Berkah, yang pada tahun 2006 diambil alih dan dipegang MNC. Pada tanggal 2 Oktober 2013, Mahkamah Agung Republik Indonesia telah menjatuhkan putusan terhadap permohonan kasasi yang diajukan oleh Penggugat dengan amar putusannya antara lain: mengabulkan permohonan kasasi dari Para Pemohon Kasasi dan membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta, membatalkan dan menyatakan tidak sah dan tidak berkekuatan hukum atas berikut segala perikatan yang timbul dari segala akibat hukum dari RUPSLB CTPI tanggal 18 Maret 2005, 19 Oktober 2005 dan 23 Desember 2005, menghukum Tergugat I (Berkah) untuk mengembalikan keadaan Turut Tergugat I (CTPI) seperti keadaan semula sebelum RUPSLB CTPI tanggal 18 Maret 2005, 19 Oktober 2005 dan 23 Desember 2005.
CTPI is involved in a Civil Case lawsuit involving its former controlling shareholders as discussed in Note 44. In this civil case lawsuit, the Plaintiff asserted that PT. Berkah Karya Bersama (Berkah) committed an illegal act by conducting CTPI’s Extraordinary General Meeting of Shareholders on March 18, 2005 (“EGMS March 18, 2005”). According to Berkah, EGMS March 18, 2005 was a realization of the 2002 Investment Agreement (along with the 2003 Supplemental Agreement), which gave the right over the 75% ownership interest in CTPI to Berkah, such ownership interest was acquired and held by MNC in 2006. On October 2, 2013, the Supreme Court of the Republic of Indonesia rendered a decision on the cassation petition filed by the Plaintiff, ruling among other matters: to grant the cassation petition of the Cassation Petitioners and cancel the decision of the Jakarta Superior Court, and to declare null and void all agreements arising from and all consequences of the decisions of CTPI’s EGMS dated March 18, 2005, October 19, 2005 and December 23, 2005; and to sentence Defendant I (Berkah) to restore the original condition of Co-Defendant I (CTPI) as it was before the CTIP’s EGMS dated March 18, 2005, October 19, 2005 and December 23, 2005.
dalam
- 46 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Pada tanggal 29 Oktober 2014 Mahkamah Agung Republik Indonesia telah menjatuhkan Putusan Peninjauan Kembali dengan amar putusannya menolak permohonan peninjauan kembali yang diajukan Berkah. Selanjutnya pada tanggal 12 Desember 2014, Majelis Arbitrase BANI telah menjatuhkan Putusan dengan amar putusan antara lain menyatakan Berkah berhak atas 75% saham CTPI sampai dengan sebelum Berkah mengalihkan saham tersebut kepada MNC.
On October 29, 2014, the Supreme Court of the Republic of Indonesia rendered a decision to reject the petition for Reconsideration filed by Berkah. Then on December 12, 2014, the BANI Tribunal has handed down a decision by the ruling among other Berkah is entitled to 75% of the CTPI’s shares before Berkah transfers the shares to MNC.
Pada tanggal 29 April 2015, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah menjatuhkan putusan dengan amar putusan yang pada intinya menyatakan batal dan tidak berkekuatan hukum Putusan BANI untuk sebagian. Selanjutnya pada tanggal 11 Mei 2015, Berkah telah mengajukan permohonan banding ke Mahkamah Agung Republik Indonesia.
On April 29, 2015, the Central Jakarta District Court has rendered a decision which basically declared that partially, BANI’s decision is null and void and has no legal power. On May 11, 2015, Berkah has filed an appeal to the Supreme Court of the Republic of Indonesia.
MNC tidak pernah dan tidak dilibatkan sebagai pihak dalam Perkara Perdata ini dan perkara lain yang berhubungan dengan perkara ini sehingga secara hukum putusan atas Perkara Perdata ini tidak mengikat MNC dan tidak merubah posisi kepemilikan saham MNC atas CTPI saat ini. Selanjutnya, pada tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian, manajemen MNC belum menerima surat pemberitahuan dari instansi peradilan yang berwenang dan atau CTPI mengenai adanya eksekusi terhadap Keputusan Mahkamah Agung Republik Indonesia yang dimaksud di atas.
MNC has not been and is not included as a party in this or any related civil case lawsuit, and therefore by law, an award in such civil case will not be binding against MNC and does not change MNC’s current ownership over CTPI shares. Furthermore, as of the issuance date of the consolidated financial statements, the management of MNC has not received a notification letter from an authorized judicial authority and/or from CTPI about the execution of the Decision of the Supreme Court of the Republic of Indonesia mentioned above.
Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, entitas anak dikonsolidasikan sejak tanggal pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian sampai dengan saat pengendalian tersebut hilang. Definisi pengendalian yang lebih tegas dan diperluas termasuk tiga elemen: (a) kekuasaan atas investee; (b) eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee; dan (c) kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee untuk mempengaruhi jumlah imbal hasil investor. Sebelumnya, definisi pengendalian adalah kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional suatu entitas untuk memperoleh manfaat dari aktivitas entitas tersebut.
Under the Indonesian Financial Accounting Standards, a subsidiary is consolidated from the date the acquirer obtains control up to the time the control is lost. A more robust definition of control has been developed that includes three elements: (a) power over an investee; (b) exposure, or rights, to variable returns from its involvement with the investee; and (c) ability to use its power over the investee to affect the amount of the investor’s returns. Previously, control was defined as the power to govern the financial and operating policies of an entity so as to obtain benefits from its activities.
Pada tanggal penerapan awal PSAK 65, direksi MNC membuat penilaian atas apakah Grup memiliki pengendalian atau tidak atas CTPI sesuai dengan definisi baru atas pengendalian dan panduan terkait yang diatur dalam PSAK 65. Direksi MNC berpendapat, setelah berkonsultasi dengan konsultan hukum, bahwa Grup memiliki pengendalian atas CTPI berdasarkan hak suara MNC di CTPI yang memberikan kemampuan praktis untuk mengarahkan kegiatan yang relevan dari CTPI sepihak. Selanjutnya, tidak terdapat perubahan dalam hal bagaimana CTPI dikelola dan dikendalikan sejak MNC mengakuisisi CTPI. Dengan demikian, berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, CTPI masih dapat dikonsolidasikan pada tanggal 31 Desember 2015.
At the date of initial application of PSAK 65, the directors of MNC made an assessment as to whether or not the Group has control over CTPI in accordance with the new definition of control and the related guidance set out in PSAK 65. The directors of MNC concluded, after consulting with a legal counsel, that the Group has control over CTPI based on the MNC’s voting rights in CTPI which gives it the practicle ability to direct the relevant activities of CTPI unilaterally. Further, there has been no change in the manner in which CTPI is being managed and control since CTPI’s acquisition by MNC. As such, based on the Indonesian Financial Accounting Standards, CTPI can still be consolidated as of December 31, 2015.
- 47 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Ringkasan laporan keuangan CTPI untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 yang termasuk dalam laporan keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut:
The summary of CTPI’s financial statements for the years ended December 31, 2015 and 2014 that included in the consolidated financial statements are as follows:
31 Desember/ December 31, 2015 Jumlah aset Jumlah liabilitas Pendapatan usaha - bersih Laba bersih
2.511.809 345.763 1.366.128 350.662
31 Desember/ December 31, 2014 *) 2.124.394 323.455 1.583.920 486.903
Total assets Total liabilities Revenues - net Net income
*) Disajikan kembali
*) As restated
Sumber Estimasi Ketidakpastian
Key Sources of Estimation Uncertainty
Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber estimasi ketidakpastian utama lainnya pada akhir periode pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya dijelaskan dibawah ini:
The key assumptions concerning future and other key sources of estimation uncertainty at the end of the reporting period, that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial year are discussed below:
Rugi Penurunan Nilai Pinjaman yang Diberikan dan Piutang
Impairment Loss on Loans and Receivables
Grup menilai penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang pada setiap tanggal pelaporan. Dalam menentukan apakah rugi penurunan nilai harus dicatat dalam laba rugi, manajemen membuat penilaian, apakah terdapat bukti objektif bahwa kerugian telah terjadi. Manajemen juga membuat penilaian atas metodologi dan asumsi untuk memperkirakan jumlah dan waktu arus kas masa depan yang direviu secara berkala untuk mengurangi perbedaan antara estimasi kerugian dan kerugian aktualnya. Nilai tercatat pinjaman yang diberikan dan piutang telah diungkapkan dalam Catatan 7 dan 8.
The Group assesses its loans and receivables for impairment at each reporting date. In determining whether an impairment loss should be recorded in profit or loss, management makes judgment as to whether there is an objective evidence that loss event has occurred. Management also makes judgment as to the methodology and assumptions for estimating the amount and timing of future cash flows which are reviewed regularly to reduce any difference between loss estimate and actual loss. The carrying amount of loans and receivables are disclosed in Notes 7 and 8.
Penyisihan Penurunan Nilai Persediaan
Allowance for Decline in Value of Inventories
Grup membuat penyisihan penurunan nilai persediaan berdasarkan estimasi persediaan yang digunakan pada masa mendatang. Walaupun asumsi yang digunakan dalam mengestimasi penyisihan penurunan nilai persediaan telah sesuai dan wajar, namun perubahan signifikan atas asumsi ini akan berdampak material terhadap penyisihan penurunan nilai persediaan, yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil usaha Grup. Nilai tercatat persediaan diungkapkan dalam Catatan 9.
The Group provides allowance for decline in value of inventories based on estimated future usage of such inventories. While it is believed that the assumptions used in the estimation of the allowance for decline in value of inventories are appropriate and reasonable, significant changes in these assumptions may materially affect the assessment of the allowance for decline in value of inventories, which ultimately will impact the result of the Group’s operations. The carrying amount of inventories is disclosed in Note 9.
- 48 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Aset Tetap
Estimated Useful Lives of Property and Equipment
Masa manfaat setiap aset tetap Grup ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan dari aset tersebut. Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal dan pengalaman atas aset sejenis. Masa manfaat setiap aset direviu secara periodik dan disesuaikan apabila prakiraan berbeda dengan estimasi sebelumnya karena keausan, keusangan teknis dan komersial, hukum atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Namun terdapat kemungkinan bahwa hasil operasi dimasa mendatang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan atas jumlah serta periode pencatatan biaya yang diakibatkan karena perubahan faktor yang disebutkan di atas.
The useful life of each item of the Group’s property and equipment is estimated based on the period over which the asset is expected to be available for use. Such estimation is based on internal technical evaluation and experience with similar assets. The estimated useful life of each asset is reviewed periodically and updated if expectations differ from previous estimates due to physical wear and tear, technical or commercial obsolescence and legal or other limits on the use of the asset. It is possible, however, that future results of operations could be materially affected by changes in the amounts and timing of recorded expenses brought about by changes in the factors mentioned above.
Perubahan masa manfaat aset tetap dapat mempengaruhi jumlah biaya penyusutan yang diakui dan penurunan nilai tercatat aset tersebut.
A change in the estimated useful life of any item of property, plant and equipment would affect the recorded depreciation expense and decrease in the carrying values of these assets.
Nilai tercatat Catatan 13.
The carrying amounts of property and equipment are disclosed in Note 13.
aset
tetap
diungkapkan dalam
Penurunan Nilai Goodwill
Impairment of Goodwill
Menentukan apakah suatu goodwill turun nilainya mengharuskan estimasi nilai pakai unit penghasil kas dimana goodwill dialokasikan. Perhitungan nilai pakai mengharuskan manajemen untuk mengestimasi arus kas masa depan yang diharapkan timbul dari unit penghasil kas yang menggunakan tingkat pertumbuhan yang tepat dan tingkat diskonto yang sesuai untuk perhitungan nilai kini. Dimana aktual arus kas masa depan kurang dari yang diharapkan, kerugian penurunan nilai material mungkin timbul.
Determining whether goodwill is impaired requires an estimation of the value in use of the cashgenerating units to which goodwill has been allocated. The value in use calculation requires the management to estimate the future cash flows expected to arise from the cash-generating unit using an appropriate growth rate and a suitable discount rate in order to calculate present value. Where the actual future cash flows are less than expected, a material impairment loss may arise.
Nilai tercatat Catatan 14.
The carrying amount of goodwill is disclosed Note 14.
goodwill
diungkapkan
dalam
Penilaian Instrumen Keuangan
Valuation of financial instruments
Seperti dijelaskan dalam Catatan 6, Grup menggunakan teknik penilaian yang meliputi input yang tidak didasarkan pada data pasar yang dapat diobservasi untuk mengestimasi nilai wajar dari beberapa jenis instrumen keuangan. Catatan 49 memberikan informasi yang rinci mengenai asumsi utama yang digunakan dalam menentukan nilai wajar instrumen keuangan, serta analisis sensitivitas yang rinci untuk asumsi tersebut.
As described in Note 6, the Group uses valuation techniques that include inputs that are not based on observable market data to estimate the fair value of certain types of financial instruments. Note 49 provides detailed information about the key assumptions used in the determination of the fair value of financial instruments, as well as the detailed sensitivity analysis for these assumptions.
- 49 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Direksi berpendapat bahwa teknik penilaian yang dipilih dan asumsi yang digunakan adalah tepat dalam menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan.
The directors believe that the chosen valuation techniques and assumptions used are appropriate in determining the fair value of financial instruments.
Penurunan Nilai Aset Bukan Keuangan Selain Goodwill
Impairment of Non-Financial Asset Other Than Goodwiil
Aset berwujud dan tidak berwujud, selain goodwill, dilakukan uji penurunan nilai ketika terdapat indikasi penurunan nilai. Sedangkan untuk goodwill, uji penurunan nilai harus dilakukan minimal setiap tahun, baik ada atau tidak adanya indikasi penurunan nilai. Penentuan nilai pakai aset memerlukan estimasi mengenai arus kas yang diharapkan untuk dihasilkan dari penggunaan aset (unit penghasil kas) dan penjualan aset tersebut serta tingkat diskonto yang sesuai untuk menentukan nilai sekarang.
Tangible and intangible assets, other than goodwill, are reviewed for impairment whenever impairment indicators are present. While for goodwill, impairment testing is required to be performed at least annually irrespective of whether or not there are indicators of impairment. Determining the value in use of assets requires the estimation of cash flows expected to be generated from the continued use and ultimate disposition of such assets (cash generating unit) and a suitable discount rate in order to calculate the present value.
Walaupun asumsi yang digunakan dalam mengestimasi nilai pakai aset yang tercermin dalam laporan keuangan konsolidasian dianggap telah sesuai dan wajar, namun perubahan signifikan atas asumsi ini akan berdampak material terhadap penentuan jumlah yang dapat dipulihkan dan akibatnya kerugian penurunan nilai yang timbul akan berdampak terhadap hasil usaha.
While it is believed that the assumptions used in the estimation of the value in use of assets reflected in the consolidated financial statements are appropriate and reasonable, significant changes in these assumptions may materially affect the assessment of recoverable values and any resulting impairment loss could have a material adverse impact on the results of operations.
Realisasi atas Aset Pajak Tangguhan
Realizability of Deferred Tax Assets
Jumlah tercatat aset pajak tangguhan direviu pada setiap akhir periode pelaporan dan dikurangi sejauh yang tidak lagi kemungkinan bahwa laba kena pajak akan tersedia untuk mengkompensasi sebagian atau semua aset untuk dipulihkan.
The carrying amount of deferred tax asset is reviewed at the end of each reporting period and reduced to the extent that is no longer probable that sufficient taxable profits will be available to allow all or part of the asset to be recovered.
Jumlah tercatat aset pajak tangguhan diungkapkan dalam Catatan 35.
The carrying amounts of deferred tax assets are disclosed in Note 35.
Imbalan Kerja
Employee Benefits
Penentuan liabilitas imbalan kerja tergantung pada pemilihan asumsi tertentu yang digunakan oleh aktuaris dalam menghitung jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain tingkat diskonto dan tingkat kenaikan gaji. Perubahan dampak batas atas aset (jika ada) dan dari imbal hasil atas aset program (tidak termasuk bunga), yang tercermin langsung dalam laporan posisi keuangan konsolidasian yang dibebankan atau dikreditkan dalam penghasilan komprehensif lain periode terjadinya. Pengukuran kembali diakui dalam penghasilan komprehensif lain tercermin segera dalam saldo laba dan tidak akan direklas ke laba rugi.
The determination of employee benefits obligations is dependent on selection of certain assumptions used by actuaries in calculating such amounts. Those assumptions include among others, discount rate and rate of salary increase. The effect of the changes to the asset ceiling (if applicable) and the return on plan assets (excluding interest), is reflected immediately in the consolidated statement of financial position with a charge or credit recognised in other comprehensive income in the period in which they occur. Remeasurement recognised in other comprehensive income is reflected immediately in retained earning and will not be reclassified to profit or loss.
Nilai tercatat liabilitas imbalan kerja diungkapkan dalam Catatan 38.
The carrying amount of employee obligation is disclosed in Note 38.
- 50 -
benefits
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
5.
KAS DAN SETARA KAS
5.
Kas Bank Rupiah Pihak berelasi Bank MNC Internasional Pihak ketiga Bank Central Asia Bank Mandiri Bank Negara Indonesia Lainnya (di bawah 5%) Dolar Amerika Serikat Pihak berelasi Bank MNC Internasional Pihak ketiga Standard Chartered Bank Industrial and Commercial Bank of China Bank Central Asia JP Morgan Lainnya (di bawah 5%) Deposito berjangka Rupiah Pihak berelasi Bank MNC Internasional Pihak ketiga Bank Rakyat Indonesia Lainnya (di bawah 5%) Dolar Amerika Serikat Pihak berelasi Bank MNC Internasional Lainnya (di bawah 5%) Jumlah Tingkat bunga per tahun Deposito berjangka Rupiah Dolar Amerika Serikat
6.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
31 Desember/ December 31, 2015
31 Desember/ December 31, 2014
12.184
12.794
246.224
111.351
31.099 29.925 6.045 19.524
40.278 36.505 39.789
7.724
7.366
97.548
195.731
51.820 5.670 31.083
11.922 12.599 43.617 21.056
72.500
179.000
7.500 12.182
439.400 18.936
381
314.098 979
631.409
1.485.421
6,00% - 9,75% 0,25%
7,25% - 10,00% 0,25% - 4,50%
6.
ASET KEUANGAN LAINNYA - LANCAR
Nilai wajar melalui laba rugi (FVTPL) Efek diperdagangkan Reksadana Obligasi Unit link Dana kelolaan Lainnya Bank yang dibatasi penggunaannya dan deposito berjangka Jumlah
CASH AND CASH EQUIVALENTS
Total Interest rates per annum Time deposits Rupiah U.S. Dollar
OTHER FINANCIAL ASSETS – CURRENT
31 Desember/ December 31, 2015
31 Desember/ December 31, 2014
1.029.905 687.242 84.000 19.572 6.430
924.057 969.256 84.000 20.178 264.878 8.345
297.889
393.665
2.125.038
2.664.379
- 51 -
Cash on hand Cash in bank Rupiah Related party Bank MNC Internasional Third parties Bank Central Asia Bank Mandiri Bank Negara Indonesia Others (below 5% each) U.S. Dollar Related party Bank MNC Internasional Third parties Standard Chartered Bank Industrial and Commercial Bank of China Bank Central Asia JP Morgan Others (below 5% each) Time deposits Rupiah Related party Bank MNC Internasional Third parties Bank Rakyat Indonesia Others (below 5% each) U.S. Dollar Related party Bank MNC Internasional Others (below 5% each)
Fair value to profit or loss (FVTPL) Equity securities held for trading Mutual funds Bonds Unit-Linked Managed funds Others Restricted cash in banks and time deposits Total
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Efek Diperdagangkan
Equity Securities Held for Trading
31 Desember/ December 31, 2015
31 Desember/ December 31, 2014
PT. MNC Land Tbk Lainnya
1.006.673 23.232
923.456 601
PT. MNC Land Tbk Others
Jumlah
1.029.905
924.057
Total
Nilai wajar saham diperdagangkan didasarkan pada harga pasar saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.
The fair values of the trading equity securities are based on the quoted market price in the Indonesia Stock Exchange on December 31, 2015 and 2014.
Reksadana
Mutual Funds
31 Desember/ December 31, 2015
31 Desember/ December 31, 2014
Pihak berelasi - PT. MNC Asset Management (Catatan 41) MNC Dana Kombinasi MNC Dana Dollar MNC Dana Kombinasi Lancar MNC Dana Lancar MNC Dana Likuid MNC Dana Ekuitas
614.967 65.233 3.518 3.511 13 -
560.748 25.222 207.489 175.797
Related parties - PT. MNC Asset Management (Note 41) MNC Dana Kombinasi MNC Dana Dollar MNC Dana Kombinasi Lancar MNC Dana Lancar MNC Dana Likuid MNC Dana Ekuitas
Jumlah
687.242
969.256
Total
Nilai wajar unit penyertaan reksadana ditentukan berdasarkan nilai aset bersih unit penyertaan reksadana pada tanggal pelaporan. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, keuntungan belum direalisasi atas reksadana tersebut masing-masing sebesar Rp 62.008 juta dan Rp 28.591 juta diakui dalam laba rugi.
The fair values of mutual funds are based on net asset value of the funds as of reporting date. As of December 31, 2015 and 2014, unrealized gain on mutual funds amounting to Rp 62,008 million and Rp 28,591 million, respectively, were recognized in the profit or loss.
Obligasi
Bonds
MNC membeli Obligasi Berkelanjutan I dengan nilai nominal seluruhnya Rp 84.000 juta yang diterbitkan oleh PT. MNC Kapital Indonesia Tbk, pihak berelasi, seharga 100% dari nilai nominal. Obligasi ini jatuh tempo tanggal 5 Juli 2018 dengan tingkat bunga tetap sebesar 12% per tahun dan dibayar setiap 3 bulan.
MNC purchased Sustainable Bonds I with a face value totaling of Rp 84,000 million, which was issued by PT. MNC Kapital Indonesia Tbk, a related party, amounting to 100% of face value. The bonds will be due on July 5, 2018 with fixed interest rate at 12% per annum payable on a quarterly basis.
MNC dapat mencairkan obligasi yang dimilikinya setiap saat melalui pasar sekunder.
MNC can redeem the bonds at any time in the secondary market.
Unit Link
Unit-Linked
Grup melakukan investasi pada unit link yang dikelola oleh PT. MNC Life Assurance, pihak berelasi, dengan nilai nominal sebesar Rp 20.000 juta.
The Group invested in unit-linked managed by PT. MNC Life Assurance, a related party, which face value amounted to Rp 20,000 million.
- 52 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Kerugian belum direalisasi atas unit link tersebut pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp 428 juta dan keuntungan belum direalisasi atas unit link tersebut pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp 178 juta.
Unrealized loss on unit-linked investments as of December 31, 2015 amounted to Rp 428 million and unrealized gain on unit-linked investments as of December 31, 2014 amounting to Rp 178 million.
Dana Kelolaan – Pihak Ketiga
Managed Funds – Third Parties 31 Desember/ December 31, 2014
Freestyle International Ltd (Freestyle) A Through Z Investment Inc (ATZ)
170.878 94.000
Freestyle International Ltd (Freestyle) A Through Z Investment Inc (ATZ)
Jumlah
264.878
Total
Grup menunjuk Freestyle dan ATZ sebagai manajer investasi untuk melakukan investasi atas surat berharga, dengan ketentuan apabila hasil investasi lebih tinggi dari target yang disetujui bersama, maka Grup dan manajer investasi akan menerima masing-masing 90% dan 10% dari hasil investasi.
The Group appointed Freestyle and ATZ as fund managers to invest the funds into marketable securities, with the condition that if the investment outcome is higher than the target agreed by both parties, the Group and the fund managers shall be entitled to receive 90% and 10%, respectively, of the investment outcome derived from the funds.
Freestyle
Freestyle
MNC memiliki kontrak dengan Freestyle dimulai pada tanggal 5 Nopember 2012 yang memiliki jangka waktu 1 tahun dan telah diperpanjang beberapa kali, terakhir sampai dengan tanggal 5 Nopember 2015. Pada tanggal 31 Desember 2014, nilai aset bersih dana tersebut sebesar Rp 170.878 juta. Pada tahun 2015, MNC telah merealisasikan seluruh investasi tersebut.
MNC has entered into fund management contract with Freestyle on November 5, 2012 with a term of 1 year. The contract had been extended several times, most recent extension to mature on November 5, 2015. As of December 31, 2014, the net asset value of the fund amounted to Rp 170,878 million. In 2015, MNC has realized all the fund.
ATZ
ATZ
MNC memiliki kontrak dengan ATZ dimulai pada tanggal 1 Oktober 2014 dengan memiliki jangka waktu 1 tahun. Pada tanggal 31 Desember 2014, nilai aset bersih dana tersebut sebesar Rp 94.000 juta. Pada tahun 2015, MNC telah mencairkan seluruh dananya yang dikelola oleh ATZ.
MNC has entered into fund management contract with ATZ on October 1, 2014 with a term of 1 year. As of December 31, 2014, the net asset value of the fund amounted to Rp 94,000 million. In 2015, MNC has fully redeemed their fund managed by ATZ.
Lainnya
Others
Perusahaan mempunyai komitmen investasi pada SSG Capital Partner I Feeder L.P. (SSG) sebesar US$ 1 juta. Sampai dengan 31 Desember 2015 dan 2014, Perusahaan telah melakukan investasi masing-masing sebesar US$ 466.111 (atau setara dengan Rp 6.430 juta) dan US$ 670.826 (atau setara dengan Rp 8.345 juta).
The Company has a commitment to invest in a fund with SSG Capital Partner I Feeder L.P. (SSG) amounting to US$ 1 million. As of December 31, 2015 and 2014, the Company has invested US$ 466,111 (or equivalent to Rp 6,430 million) and US$ 670,826 (or equivalent to Rp 8,345 million), respectively.
- 53 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
Bank yang Dibatasi Deposito Berjangka
Penggunaannya
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
dan
Restricted Cash in Banks and Time Deposits
Merupakan saldo bank yang dibatasi penggunaannya dan deposito berjangka jatuh tempo lebih dari tiga bulan dan/atau digunakan sebagai jaminan atas aktivitas berikut:
Represents restricted cash in banks and time deposits with maturities of more than three months and/or used as collaterals for the following activities:
31 Desember/ Decemb er 31, 2015
31 Desember/ Decemb er 31, 2014
Deposito berjangka Pinjaman sindikasi (Catatan 21) Utang bank (Catatan 17) Proyek pengembangan TV digital
183.269 71.440 30.750 12.430
220.056 62.392 30.750 80.467
Time deposits Syndicated loan (Note 21) Bank loans (Note 17) Project development of digital TV
Jumlah
297.889
393.665
Total
Rincian bank yang dibatasi penggunaannya dan deposito berjangka yang dijadikan jaminan pinjaman entitas anak adalah sebagai berikut: 31 Desember/ Decemb er 31, 2015 Bank yang dibatasi penggunaannya Rupiah Bank Mandiri Dolar Amerika Serikat Deutsche Bank (Catatan 21) Standard Chartered Bank (Catatan 21) Deposito berjangka Rupiah Bank Rakyat Indonesia Bank Mandiri Bank CIMB Niaga Bank BJB Renminbi China Merchants Bank Industrial and Commercial Bank JP Morgan Bank Shanghai Pudong Development Bank Pingan Bank Jumlah Tingkat bunga deposito berjangka per tahun Rupiah Renminbi
Detail of restricted cash in banks and time deposits which were used as collaterals of subsidiaries are as follows: 31 Desember/ Decemb er 31, 2014
-
31.772
36.625
33.025
34.815
29.367
26.750 10.307 4.000 2.124
26.750 46.609 4.000 2.086
106.831 49.189 27.248
103.172 48.915 24.519
-
28.049 15.401
297.889
393.665
4,50% - 6,50% 1,55% - 3,10%
4,75% - 8,75% 2,85% - 5,70%
- 54 -
Restricted cash in banks Rupiah Bank Mandiri US Dollar Deutsche Bank (Note 21) Standard Chartered Bank (Note 21) Time deposits Rupiah Bank Rakyat Indonesia Bank Mandiri Bank CIMB Niaga Bank BJB Renminbi China Merchants Bank Industrial and Commercial Bank JP Morgan Bank Shanghai Pudong Development Bank Pingan Bank Total Interest rates on time deposits per annum Rupiah Renminbi
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
7.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
PIUTANG USAHA
7. 31 Desember/ December 31, 2015
a. Berdasarkan pelanggan Pihak Berelasi (Catatan 41) Media berbasis iklan dan konten Lainnya
TRADE ACCOUNTS RECEIVABLE
31 Desember/ December 31, 2014 a. By debtors Related parties (Note 41) Advertising and content based media Others
115.235 24.301
121.396 30.830
139.536
152.226
Pihak ketiga Media berbasis iklan dan konten Media berbasis pelanggan Media berbasis online Lainnya
2.615.157 513.446 112.150 190.327
2.662.119 479.745 119.540 27.580
Third parties Advertising and content based media Subscribers based media Online based media Others
Subjumlah Cadangan kerugian penurunan nilai
3.431.080 (115.233)
3.288.984 (91.555)
Subtotal Allowance for impairment losses
Jumlah
3.315.847
3.197.429
Total
Bersih
3.455.383
3.349.655
Net
3.205.098 365.514 4
3.211.521 219.575 10.114
Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai
3.570.616 (115.233)
3.441.210 (91.555)
Total Allowance for impairment losses
Bersih
3.455.383
3.349.655
Net
Subjumlah
b. Berdasarkan mata uang Rupiah Dolar Amerika Serikat Lainnya
c. Umur piutang usaha yang tidak diturunkan nilainya Belum jatuh tempo Sudah jatuh tempo 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari > 91 hari Bersih
1.324.038
948.504
768.076 501.318 271.533 590.418
817.484 460.546 424.134 698.987
3.455.383
3.349.655
Subtotal
b. By currency Rupiah US Dollar Others
c. Aging of trade accounts receivable not impaired Not yet due Past due 1 - 30 days 31 - 60 days 61 - 90 days > 91 days Net
Jangka waktu rata-rata penjualan kredit pada umumnya 30 sampai dengan 90 hari. Penjualan kredit iklan melalui agensi iklan membutuhkan waktu penagihan yang lebih lama dari waktu ratarata penjualan kredit karena agensi iklan harus menunggu pembayaran iklan dari para pemasang iklan terlebih dahulu sebelum melakukan pembayaran kepada Grup. Tidak ada bunga yang dibebankan pada piutang usaha yang telah jatuh tempo.
The average period of credit sales is 30 days till 90 days. The credit sales through advertising agency takes longer time to collect than the average credit period since the agency needs to wait for payment from advertiser before it pays the Group. No interest is charged on trade accounts receivable which are already due.
Piutang usaha yang diungkapkan di atas termasuk jumlah yang telah lewat jatuh tempo pada akhir periode pelaporan dimana Grup tidak mengakui cadangan kerugian penurunan nilai piutang karena belum ada perubahan yang signifikan dalam kualitas kredit dan jumlah piutang masih dapat dipulihkan.
Trade receivables disclosed above include amounts that are past due at the end of the reporting period for which the Group has not recognized an allowance for impairment losses because there has not been a significant change in credit quality and the amounts are still considered recoverable.
- 55 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai
Movement in allowance for impairment losses
2015 Saldo awal Penambahan tahun berjalan Penghapusan tahun berjalan Saldo akhir
8.
2014
91.555 23.678 -
98.007 11.469 (17.921)
115.233
91.555
Beginning balance Addition during the year Write off during the year Ending balance
Dalam menentukan pemulihan dari piutang usaha, Grup mempertimbangkan setiap perubahan dalam kualitas kredit dari piutang usaha dari tanggal awalnya kredit diberikan sampai dengan akhir periode pelaporan. Konsentrasi risiko kredit terbatas karena basis pelanggan besar dan tidak saling berhubungan.
In determining the recoverability of a trade receivable, the Group considers any change in the credit quality of the trade receivable from the date credit was initially granted up to the end of the reporting period. The concentration of credit risk is limited because the customer base is large and unrelated.
Cadangan kerugian penurunan nilai diakui untuk piutang usaha yang menurut pendapat manajemen tidak dapat lagi dipulihkan berdasarkan pengalaman historis dari kondisi keuangan pelanggan.
Allowance for impairment loss was recognized for trade accounts receivable which management believes are no longer recoverable based on historical experience of the financial condition of the customers.
Berdasarkan penelaahan atas kolektibilitas masing-masing piutang usaha pada akhir periode, manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai atas piutang usaha kepada pihak ketiga adalah cukup karena tidak terdapat perubahan signifikan terhadap kualitas kredit atas piutang. Tidak diadakan cadangan kerugian penurunan nilai atas piutang usaha kepada pihak berelasi karena manajemen berpendapat seluruh piutang tersebut dapat ditagih.
Based on the review of the collectibility of trade accounts receivable at the end of each period, management believes that the allowance for impairment losses for trade accounts receivable from third parties is sufficient because there are no significant changes in credit quality of the receivables. No allowance for impairment loss was provided on trade accounts receivable from related parties as management believes that all such receivables are collectible.
Piutang usaha tertentu milik entitas anak digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman jangka panjang (Catatan 17 dan 21).
Certain accounts receivable of subsidiaries were used as collateral for long-term loans (Notes 17 and 21).
PIUTANG LAIN-LAIN KEPADA PIHAK KETIGA
8.
OTHER ACCOUNTS RECEIVABLE FROM THIRD PARTIES
31 Desember/ December 31, 2015
31 Desember/ December 31, 2014
Media berbasis iklan dan konten Media berbasis pelanggan Lainnya
350.806 32.890 103.593
206.995 17.527 61.479
Advertising and content based media Subscribers based media Others
Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai
487.289 (30.130)
286.001 (18.352)
Total Allowance for impairment losses
Bersih
457.159
267.649
Net
Berdasarkan penelaahan atas kolektibilitas masing-masing piutang lain-lain pada akhir periode, manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai atas piutang lain-lain adalah cukup karena tidak terdapat perubahan signifikan terhadap kualitas kredit atas piutang.
Based on the review of the collectibility of other accounts receivable at the end of each period, management believes that the allowance for impairment losses for other accounts receivable is sufficient because there are no significant changes in credit quality of the receivables.
- 56 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
9.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
PERSEDIAAN
Program Persediaan lokal Persediaan impor
9.
INVENTORIES
31 Desember/ December 31, 2015
31 Desember/ December 31, 2014
2.773.455 979.537
2.981.580 724.526
Program Inventory local Inventory import
Subjumlah Dikurangi yang dibebankan pada tahun berjalan
3.752.992
3.706.106
(2.170.878)
(2.105.043)
Subtotal Less charges to current year expense
Bersih
1.582.114
1.601.063
Net
303.525
401.662
18.786 7.485
33.750 2.281
329.796
437.693
1.911.910
2.038.756
Non Program Antena, dekoder dan aksesoris Infrastruktur telekomunikasi dan teknologi informasi Kertas, tabloid dan kaset Subjumlah Jumlah
Non Program Antenna, decoder and accessories Telecommunication infrastructure and information technology Paper, tabloid and cassette Subtotal Total
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, persediaan non program (antena, dekoder dan aksesoris) diasuransikan bersamaan dengan aset tetap (Catatan 13). Manajemen berpendapat bahwa persediaan tersebut telah diasuransikan dengan jumlah pertanggungan memadai.
As of December 31, 2015 and 2014, non program inventories (antenna, decoder and accessories), were insured along with property and equipment (Note 13). Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the inventories insured.
Persediaan program tidak diasuransikan terhadap risiko kerugian atas kebakaran atau pencurian karena nilai wajar persediaan tidak dapat ditentukan untuk tujuan asuransi. Bila terjadi kebakaran atau pencurian atas persediaan program, Grup dapat meminta kembali salinan film dari distributor selama film tersebut belum ditayangkan dan masa berlakunya belum berakhir.
Inventories for programs were not insured against risk of loss from fire of theft because the fair value of inventories could not be established for the purpose of insurance. In the event of fire and theft, the Group can request a new copy of the film from distributor, as long as the film is not yet aired and has not yet expired.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, tidak terdapat indikasi adanya penurunan nilai persediaan.
As of December 31, 2015 and 2014, there was no indication of impairment in value of inventories.
10. UANG MUKA DAN BIAYA DIBAYAR DIMUKA
Uang muka program Biaya dibayar dimuka Uang muka lainnya Jumlah
10. ADVANCES AND PREPAID EXPENSES
31 Desember/ December 31, 2015
31 Desember/ December 31, 2014
460.654 278.169 419.461
436.706 88.606 252.422
Program advances Prepaid expense Other advances
1.158.284
777.734
Total
Uang muka program
Program Advances
Uang muka program merupakan pembayaran dimuka atas pembelian program lokal dan asing dan pembuatan program produksi sendiri dari pihak ketiga.
Program advances represent advance payment for purchases of local and foreign programs and inhouse production program to third parties.
- 57 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
11. PREPAID TAXES
11. PAJAK DIBAYAR DIMUKA
Perusahaan Pajak pertambahan nilai - bersih Entitas anak Pajak penghasilan badan Tahun 2015 Tahun 2014 Pajak pertambahan nilai - bersih Lainnya Jumlah
31 Desember/ December 31, 2015
31 Desember/ December 31, 2014
704
24.906
88.786 16.374 25.108 29.857
38.443 52.158
160.829
115.507
The Company Value added tax - net Subsidiaries Corporate income tax Year 2015 Year 2014 Value added tax - net Others Total
12. OTHER FINANCIAL ASSETS – NON-CURRENT
12. ASET KEUANGAN LAINNYA – TIDAK LANCAR 31 Desember/ December 31, 2015
31 Desember/ December 31, 2014
Tersedia untuk dijual (AFS) Obligasi wajib tukar Obligasi tukar Obligasi konversi Investasi saham Bank yang dibatasi penggunaannya
1.627.316 1.231.764 531.680 154.965 17.372
1.080.197 1.231.764 1.010.744 426.407 17.828
Available for sale (AFS) Mandatory exchangeable bonds Exchangeable bonds Convertible bonds Investment in stocks - at cost Restricted cash in bank
Jumlah
3.563.097
3.766.940
Total
Obligasi Wajib Tukar
PT. Datakom Asia PT. Karya Prima Investama PT. Nusantara Vision PT. Bright Star Perkasa East Ocean Asset Co Ltd PT. Kencana Mulia Utama PT. Citra Fakta Sejahtera PT. Quatro Pratama Indonesia Jumlah
Mandatory Exchangeable Bonds
31 Desember/ December 31, 2015
31 Desember/ December 31, 2014
801.286 518.720 125.000 82.400 80.000 19.411 499 -
721.286 134.001 125.000 19.411 499 80.000
1.627.316
1.080.197
PT. Datakom Asia PT. Karya Prima Investama PT. Nusantara Vision PT. Bright Star Perkasa East Ocean Asset Co Ltd PT. Kencana Mulia Utama PT. Citra Fakta Sejahtera PT. Quatro Pratama Indonesia Total
PT. Datakom Asia
PT. Datakom Asia
Pada tanggal 23 Nopember 2006, PT Datakom Asia (“DKA”), pemegang saham mayoritas dari PT Media Citra Indostar (“MCI”) mengeluarkan Obligasi Wajib Tukar (Mandatory Exchangeable Bond atau “MEB”) kepada MNCSV dengan jumlah pokok sebesar Rp 561.000 juta tanpa premium. MEB ini wajib dipertukarkan dengan 93.333 lembar saham MCI.
On November 23, 2006, PT Datakom Asia (“DKA”), the majority shareholder in PT Media Citra Indostar (“MCI”) issued a zero-coupon Mandatory Exchangeable Bond (“MEB”) to MNCSV at a principal amount of Rp 561,000 million with no premium. The MEB is mandatory exchangeable for 93,333 ordinary shares of MCI.
- 58 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Pada tanggal 18 Desember 2008, MNCSV membeli tambahan MEB dari PT MNC Asset Management (“MNCAM”) sebesar Rp 160.286 juta, yang ditukar dengan aset keuangan lainnya milik MNCSV di MNCAM. MEB ini dikeluarkan oleh DKA pada tanggal 23 September 2008 dan wajib dipertukarkan dengan 26.667 lembar saham MCI.
On December 18, 2008, MNCSV purchased another MEB from PT MNC Asset Management (“MNCAM”) amounting to Rp 160,286 million, in exchange for MNCSV’s other financial assets in MNCAM. The MEB was issued by DKA on September 23, 2008, and is mandatory exchangeable for 26,667 ordinary shares of MCI.
Jangka waktu penukaran telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan amandemen atas MEB tanggal 2 Mei 2014 yang mengubah jangka waktu penukaran hingga 1 Juni 2017.
Maturity date has been amended several times, most recently by amendment of MEB dated May 2, 2014 to change maturity date of the MEB until June 1, 2017.
Pada tanggal 1 Desember 2015, MNCSV membeli tambahan MEB senilai Rp 80.000 juta dari Reliance Holding Inc. yang wajib ditukarkan dengan 13.333 lembar saham MCI milik DKA dengan jangka waktu penukaran pada akhir tahun ketujuh sejak perjanjian ini dibuat.
On December 1, 2015, the MNCSV purchased another MEB amounting to Rp 80,000 million from Reliance Holding Inc. which is mandatory exchangeable for 13,333 ordinary shares of MCI previously owned by DKA with maturity date of the exchange on the end of the seventh year the agreement was made.
PT. Karya Prima Investama (KPI)
PT. Karya Prima Investama (KPI)
Pada tahun 2014, SVN dan Infokom membeli MEB seluruhnya senilai Rp 134.001 juta yang diterbitkan oleh KPI. Pada tahun 2015, SVN dan Infokom telah menjual sebagian MEB tersebut kepada MNC sebesar Rp 126.720 juta dan sisanya telah dicairkan sebesar Rp 7.281 juta.
In 2014, SVN and Infokom purchased MEB issued by KPI with total amount of Rp 134,001 million. In 2015, SVN and Infokom have sold part of the MEB to MNC amounting to Rp 126,720 million and the remaining has been redeemed amounting to Rp 7,281 million.
STN, entitas anak yang diakuisisi di 2015, telah memiliki MEB yang diterbitkan oleh KPI sebesar Rp 392.000 juta.
STN, the newly acquired subsidiary in 2015, has owned MEB issued by KPI which amounting to Rp 392,000 million.
MEB tersebut dapat dikonversi menjadi saham pada tahun kelima sejak perjanjian dibuat dengan sejumlah saham perusahaan televisi lokal di akhir masa perjanjian sebagai berikut:
The MEB can be converted into shares at the fifth anniversary of the agreement into the following shares of local television companies at the end of the agreement term as follows:
31 Desember/December 31 ,2015 Lembar Saham Ditukar/ Jumlah/ Convertible Shares Amount PT. Visi Citra Mulia PT. Sun Televisi Makasar PT. Semesta Kalimantan Televisi PT. Semesta Sulawesi Televisi PT. Semesta Mutiara Televisi PT. Semesta Esa Televisi PT. Semesta Indah Televisi PT. Semesta Nusa Jakarta PT. Semesta Televisi Jakarta PT. Semesta Alam Televisi PT. Semesta Matahari Televisi PT. Semesta Bumi Televisi PT. Semesta Pesona Televisi PT. Semesta Sumatera Televisi PT. Semesta Aceh Televisi PT. Manado Semesta Televisi PT. Semesta Permata Televisi PT. Indonesia Music Televisi PT. Bali Music Channel PT. Semesta Sumatera Televisi PT. Lampung Mega Televisi PT. Kapuas Citra Televisi PT. Urban Televisi PT. Mataram Gapura Televisi Jumlah/ Total
12.500 700 200 690 500 612 1.050 750 900 850 800 950 900 820 490 350 850 450 6.655 50 2.317 -
212.000 18.000 10.000 10.000 8.000 18.000 10.000 8.000 5.000 5.000 5.000 17.500 10.000 15.000 18.000 12.500 10.000 48.950 41.770 21.000 15.000 518.720
- 59 -
31 Desember/December 31 ,2014 Lembar Saham Ditukar/ Jumlah/ Convertible Shares Amount 450 6.655 50 2.317 166 961 109
48.950 41.770 21.000 15.000 2.500 2.500 2.281 134.001
Tanggal Jatuh Tempo/ Maturity Date 16-Jan-17 16-Jan-17 16-Jan-17 16-Jan-17 16-Jan-17 23-Apr-17 23-Apr-17 23-Apr-17 23-Apr-17 23-Apr-17 22-Jul-17 08-Aug-17 08-Aug-17 19-Mar-18 22-Jul-19 22-Jul-19 22-Jul-19 23-Dec-19 23-Dec-19 23-Dec-19 23-Dec-19 23-Dec-19 23-Dec-19 23-Dec-19
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
PT. Nusantara Vision (NV)
PT. Nusantara Vision (NV)
Pada tahun 2009, SVN membeli MEB yang dapat ditukarkan dengan saham NV dengan nilai sebesar Rp 125.000 juta yang dapat ditukarkan dengan 25.000 lembar saham baru milik NV dan 25.000 lembar saham lama milik NV. Perjanjian ini telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir tanggal 7 September 2015, dimana MEB tersebut dapat dikonversi menjadi saham NV pada tahun kesembilan sejak perjanjian ini dibuat.
In 2009, SVN purchased MEB of NV amounting to Rp 125,000 million, which are exchangeable into 25,000 new shares of NV and 25,000 old shares of NV. This agreement has been extended several times, most recently on September 7, 2015, wherein MEB can be converted into NV’s shares at the ninth anniversary of the agreement.
PT. Bright Star Perkasa (BSP)
PT. Bright Star Perkasa (BSP)
Pada bulan April 2015, Perusahaan membeli MEB senilai Rp 82.400 juta dari BSP yang dapat ditukarkan dengan 6.405 lembar saham MNC Tencent dengan jangka waktu penukaran pada akhir tahun kelima sejak perjanjian ini dibuat.
In April 2015, the Company purchased MEB amounting to Rp 82,400 million from BSP which are exchangeable into 6,405 MNC Tencent’s shares with the exchange period at the fitfth anniversary of the agreement.
East Ocean Asset Co Ltd
East Ocean Asset Co Ltd
Pada tanggal 12 Juni 2015, Infokom membeli MEB dari East Ocean Asset Co Ltd yang dapat ditukarkan dengan 990 lembar saham sejumlah Rp 80.000 juta atas PT Phinisi Citra Vision (PCV), dengan jangka waktu penukaran pada akhir tahun kelima sejak perjanjian dibuat.
On June 12, 2015, Infokom purchased MEB from East Ocean Asset Co Ltd which can be exchanged for 990 shares amounting to Rp 80,000 million of PT Phinisi Citra Vision (PCV), with the exchange period at the fifth anniversary of the agreement.
PT. Kencana Mulia Utama (KMU)
PT. Kencana Mulia Utama (KMU)
MNI mempunyai MEB sebesar Rp 19.411 juta yang dapat ditukarkan dengan 16.388 saham PT. Hikmat Makna Aksara milik KMU (pihak ketiga) di akhir masa perjanjian. Perjanjian tersebut telah diperbaharui beberapa kali, terakhir akan jatuh tempo pada tanggal 27 Nopember 2016.
MNI has MEB amounting to Rp 19,411 million, which are exchangeable into 16,388 shares of PT. Hikmat Makna Aksara owned by KMU (a third party) at the end of agreement term. The agreement has been amended several times, most recently will be due on November 27, 2016.
PT. Citra Fakta Sejahtera (CFS)
PT. Citra Fakta Sejahtera (CFS)
Pada tanggal 7 Oktober 2013, Perusahaan membeli MEB senilai Rp 499 juta yang diterbitkan oleh PT. Citra Fakta Sejahtera (CFS - pihak ketiga) yang dapat ditukar dengan 499 saham PT. MNC Kabel Mediacom (MKM) milik CFS di akhir masa perjanjian. MEB tersebut jatuh tempo tanggal 7 Oktober 2016.
On October 7, 2013, the Company purchased MEB of Rp 499 million issued by PT. Citra Fakta Sejahtera (CFS - a third party), which are exchangeable into 499 ordinary shares of PT. MNC Kabel Mediacom (MKM) which are owned by CFS at the end of agreement term. MEB are due on October 7, 2016.
PT. Quatro Pratama Indonesia (QPI)
PT. Quatro Pratama Indonesia (QPI)
Pada tanggal 12 Juni 2014, Infokom membeli MEB senilai Rp 80.000 juta dari PT. Quatro Pratama Indonesia yang dapat ditukarkan dengan 13.333 lembar saham MCI milik DKA dengan jangka waktu penukaran pada akhir tahun kelima sejak perjanjian ini dibuat. Pada tahun 2015, MEB tersebut telah dijual.
On June 12, 2014, Infokom purchased MEB amounting to Rp 80,000 million from PT. Quatro Pratama Indonesia which are exchangeable into 13,333 MCI’s shares belonging to DKA with the exchange period at the fifth anniversary of the agreement. In 2015, the MEB has been sold.
- 60 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Obligasi Tukar
PT. Djaja Abadi Konstruksi Herst Investment Limited Marco Prince Group Jumlah
Exchangeable Bonds
31 Desember/ December 31, 2015
31 Desember/ December 31, 2014
636.318 455.446 140.000
636.318 455.446 140.000
1.231.764
1.231.764
PT. Djaja Abadi Konstruksi Herst Investment Limited Marco Prince Group Total
PT. Djaja Abadi Konstruksi
PT. Djaja Abadi Konstruksi
Pada tahun 2013, Perusahaan membeli Obligasi Tukar (EB) dari PT. Djaja Abadi Konstruksi sebesar Rp 636.318 juta yang dapat ditukarkan dengan 273.685.100 lembar saham MNCSV dengan jangka waktu penukaran sampai dengan 3 Juni 2014. Perjanjian ini mengalami perubahan pada tanggal 2 Juni 2014, dimana obligasi tersebut dapat dikonversi menjadi saham MNCSV pada tahun keenam sejak perjanjian ini dibuat.
In 2013, the Company purchased Exchangeable Bonds (EB) from PT. Djaja Abadi Konstruksi amounting to Rp 636,318 million, which are exchangeable into 273,685,100 share of MNCSV, with the exchange period until June 3, 2014. This agreement has been extended on June 2, 2014, wherein the bonds can be converted into MNCSV’s shares at the sixth anniversary of the agreement.
Herst Investments Limited
Herst Investments Limited
Pada tahun 2014, Perusahaan membeli EB dari Herst Investments Limited sebesar Rp 455.446 juta yang dapat ditukarkan dengan 198.020.000 lembar saham MNCSV dengan jangka waktu penukaran sampai dengan 16 Juni 2017.
In 2014, the Company purchased EB from Herst Investments Limited amounting to Rp 455,446 million, which are exchangeable into 198,020,000 share of MNCSV, with the exchange period until June 16, 2017.
Marco Prince Group
Marco Prince Group
Pada tahun 2014, Perusahaan membeli EB dari Marco Prince Group sebesar Rp 140.000 juta yang dapat ditukarkan dengan 61.054.986 lembar saham MNCSV dengan jangka waktu penukaran sampai dengan 5 Mei 2017.
In 2014, the Company purchased EB of Marco Prince Group amounting to Rp 140,000 million, which are exchangeable into 61,054,986 share of MNCSV, with the exchange period until May 5, 2017.
Obligasi Konversi
Convertible Bonds 31 Desember/ December 31, 2015
31 Desember/ December 31, 2014
PT. MNC Kabel Mediacom PT. Media Nusantara Press PT. Nusantara Vision PT. Sun Televisi Network
317.280 146.000 68.400 -
220.344 115.000 68.400 607.000
Jumlah
531.680
1.010.744
PT. MNC Kabel Mediacom PT. Media Nusantara Press PT. Nusantara Vision PT. Sun Televisi Network Total
PT. MNC Kabel Mediacom (MKM)
PT. MNC Kabel Mediacom (MKM)
Pada tanggal 25 Oktober 2013, Perusahaan membeli obligasi konversi yang diterbitkan oleh MKM sebesar Rp 16.000 juta dan dapat dikonversikan dengan 16.000 lembar saham MKM, jatuh tempo 3 tahun setelah obligasi konversi diterbitkan.
On October 25, 2013, the Company purchased convertible bonds issued by MKM amounting to Rp 16,000 million, which are convertible into 16,000 shares of MKM, due in 3 years from the time convertible bonds have been issued.
- 61 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Pada tanggal 24 Desember 2013, Perusahaan membeli obligasi konversi yang diterbitkan oleh MKM sebesar Rp 52.000 juta dan dapat dikonversikan dengan 52.000 lembar saham MKM, jatuh tempo 3 tahun setelah obligasi konversi diterbitkan.
On December 24, 2013, the Company purchased convertible bonds issued by MKM amounting to Rp 52,000 million, which are convertible into 52,000 shares of MKM, due in 3 years from the time convertible bonds have been issued.
Pada tahun 2014, Perusahaan membeli obligasi konversi yang diterbitkan oleh MKM sebesar Rp 152.344 juta dan dapat dikonversikan dengan 152.344 lembar saham MKM, jatuh tempo 3 tahun setelah obligasi konversi diterbitkan.
In 2014, the Company purchased convertible bonds issued by MKM amounting to Rp 152,344 million, which are convertible into 152,344 shares of MKM, due in 3 years from the time convertible bonds have been issued.
Pada tahun 2015, Perusahaan membeli konversi yang diterbitkan oleh MKM Rp 96.936 juta dan dapat dikonversikan 96.936 lembar saham MKM, jatuh tempo setelah obligasi konversi diterbitkan
In 2015, the Company purchased convertible bonds issued by MKM amounting to Rp 96,936 million, which are convertible into 86,936 shares of MKM, due in 3 years from the time convertible bonds have been issued.
obligasi sebesar dengan 3 tahun
PT. Media Nusantara Press (MNP)
PT. Media Nusantara Press (MNP)
Pada tanggal 5 April 2007, MNI membeli obligasi konversi seharga Rp 49.000 juta yang diterbitkan oleh MNP. Pada tanggal 14 Desember 2009, MNI telah menjual obligasi konversi kepada MNC. Perjanjian tersebut telah diperbaharui dan akan jatuh tempo pada tanggal 6 April 2016. Obligasi ini dapat dikonversi dengan 49.000 saham MNP pada akhir masa perjanjian.
On April 5, 2007, MNI purchased convertible bonds amounting to Rp 49,000 million which was issued by MNP. On December 14, 2009, MNI sold the convertible bonds to MNC. The agreement was amended and will be due on April 6, 2016. These bonds are convertible into 49,000 shares of MNP at the end of agreement term.
Pada tanggal 14 Desember 2009, MNC membeli obligasi konversi seharga Rp 66.000 juta yang diterbitkan oleh MNP. Obligasi tersebut dapat ditukarkan dengan 66.000 saham MNP di akhir masa perjanjian. Perjanjian tersebut telah diperpanjang beberapa kali, terakhir tanggal 3 Desember 2012, dimana jangka waktu penukaran menjadi tanggal 14 Desember 2016 dan dapat diperpanjang.
On December 14, 2009, MNC p1urchased convertible bonds amounting to Rp 66,000 million issued by MNP. The convertible bonds can be converted into 66,000 shares of MNP at the end of agreement. The agreement has been amended several times, most recently on December 3, 2012, wherein the conversion was moved to December 14, 2016 and may be further extended.
Pada tahun 2015, MNC membeli obligasi konversi seharga Rp 31.000 juta yang diterbitkan oleh MNP. Obligasi tersebut dapat ditukarkan dengan 31.000 saham MNP di akhir masa perjanjian, dimana jatuh tempo tanggal 14 September 2020 dan dapat diperpanjang.
In 2015, MNC purchased convertible bonds amounting to Rp 31,000 million issued by MNP. The bonds can be converted into 31,000 shares of MNP at the end of agreement, wherein will be due on September 14, 2020 and may be further extended.
PT. Nusantara Vision (NV)
PT. Nusantara Vision (NV)
Pada tanggal 21 Desember 2009, Perusahaan membeli obligasi konversi yang diterbitkan oleh NV sebesar Rp 68.400 juta dan dapat dikonversikan dengan 30.000 lembar saham NV, jatuh tempo 3 tahun setelah obligasi konversi diterbitkan. Perjanjian ini telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir tanggal 29 Juni 2015 dimana obligasi tersebut dapat dikonversi menjadi saham NV pada tahun kesembilan sejak perjanjian ini dibuat.
On December 21, 2009, the Company purchased convertible bonds issued by NV amounting to Rp 68,400 million, which are convertible into 30,000 shares of NV, due in 3 years from the time convertible bonds have been issued. This agreement has been extended several times, most recently on June 29, 2015, wherein the bonds can be converted into NV’s shares at the ninth anniversary of the agreement.
- 62 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
PT. Sun Televisi Network (STN) Perusahaan membeli obligasi perincian sebagai berikut:
Tanggal perjanjian/ Agreement date
PT. Sun Televisi Network (STN) STN
dengan
The Company purchased convertible bonds with detail as follows:
Lembar saham STN/ Shares of STN
Jumlah/ Amount
3 Nopember/November 3, 2009 12 Juli/July 12, 2014 30 September/September 30, 2014 24 Oktober/October 24, 2014
175.000 106.000 180.000 21.000
300.000 106.000 180.000 21.000
Saldo per 31 Desember 2014/ Balance as of December 31, 2014
482.000
607.000
28 April/April 28, 2015
143.000
143.000
Saldo per 30 April 2015/ Balance as of April 30, 2015
625.000
750.000
Tanggal jatuh tempo/ Maturity date 20 Pebruari/February 20, 2015 12 Juli/July 12, 2019 30 September/September 30, 2019 24 Oktober/October 24, 2019
28 April/April 28, 2019
Pada bulan April 2015, seluruh obligasi sebesar Rp 750.000 juta telah dikonversi menjadi saham STN (Catatan 40).
In April 2015, all of the bonds amounted to Rp 750,000 million have been converted into STN’s shares (Note 40).
Investasi Saham
Investment in Stock 31 Desember/ Decemb er 31, 2015
31 Desember/ Decemb er 31, 2014
PT. MNC Tencent Perusahaan Televisi Daerah PT. MNC Aladin Indonesia PT. Sun Televisi Network
129.071 25.704 190 -
111.407 315.000
PT. MNC Tencent Local Television Company PT. MNC Aladin Indonesia PT. Sun Televisi Network
Jumlah
154.965
426.407
Total
PT. MNC Tencent
PT. MNC Tencent
Pada tahun 2014, merupakan kepemilikan saham oleh Perusahaan pada PT MNC Tencent yang bergerak dalam bidang web hosting dan portal dengan kepemilikan saham sebesar 19,80%.
In 2014, represent the Company’s equity ownership in PT MNC Tencent which is engaged in web hosting and portal with equity ownership of 19.80% shares.
Pada tahun 2015, MNC Tencent melakukan penambahan modal saham baru dan Perusahaan melakukan pembelian seluruh bagiannya sebesar Rp 17.664 juta sehingga kepemilikan saham menjadi sebesar 19,87%.
In 2015, MNC Tencent increased additional capital stock through new issuance. The Company make purchase all of its portion in the issuance of these shares amounting to Rp 17,664 million with equity ownership becoming to 19.87% shares.
Perusahaan Televisi Daerah
Local Television Company
Merupakan kepemilikan saham oleh STN pada perusahaan televisi daerah sebesar Rp 25.704 juta.
Represent STN’s ownership share in local television companies amounting to Rp 25,704 million.
- 63 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
PT. MNC Aladin Indonesia
PT. MNC Aladin Indonesia
Merupakan kepemilikan saham oleh Perusahaan pada PT MNC Aladin Indonesia sebesar Rp 190 juta dengan kepemilikan saham sebesar 19%.
Represent the Company’s share in ownership of PT MNC Aladin Indonesia amounting to Rp 190 million with equity ownership of 19% shares.
PT. Sun Televisi Network
PT. Sun Televisi Network
Pada tahun 2014, merupakan 18,9% penyertaan saham pada PT. Sun Televisi Network sebesar Rp 315.000 juta. Pada bulan April 2015, STN telah dikonsolidasikan dalam laporan keuangan konsolidasian (Catatan 40).
In 2014, represents 18.9% investment in PT. Sun Televisi Network amounting to Rp 315,000 million. In April 2015, STN has been consolidated in consolidated financial statements (Note 40).
13. ASET TETAP
13. PROPERTY AND EQUIPMENT 1 Januari/ January 1, 2015
Biaya perolehan Pemilikan langsung Tanah Bangunan Peralatan kantor, instalasi dan komunikasi Kendaraan bermotor Peralatan penyiaran Subjumlah
Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Deductions
Reklasifikasi/ Reclassifications
31 Desember/ December 31, 2015
296.700 409.822
14.464 372.681
9.624
545.673
311.164 1.318.552
656.953 159.140 8.387.648 9.910.263
48.346 30.987 1.220.757 1.687.235
17.739 21.995 1.851.196 1.900.554
5.297 688 551.658
687.560 173.429 7.757.897 10.248.602
Aset tetap kerjasama Aset sewa pembiayaan Kendaraan bermotor Peralatan penyiaran Aset dalam penyelesaian
25.411
6.969
-
-
32.380
39.342 1.713.201
32.456 42.542 1.245.533
2.973 -
(5.297) (546.361)
63.528 42.542 2.412.373
Jumlah biaya perolehan
11.688.217
3.014.735
1.903.527
-
12.799.425
Akumulasi penyusutan dan penurunan nilai Pemilikan langsung Bangunan Peralatan kantor, instalasi dan komunikasi Kendaraan bermotor Peralatan penyiaran Subjumlah
Acquisition costs Direct acquisitions Land Buildings Office equipment, installation and communication Motor vehicles Broadcast equipment Subtotal Property and equipment under joint operations Leased assets Motor vehicles Broadcast equipment Construction in progress Total acquisition costs Accumulated depreciation and impairment Direct acquisitions Buildings Office equipment, installation and communication Motor vehicles Broadcast equipment Subtotal Property and equipment under joint operations Leased assets Motor vehicles Broadcast equipment
215.219
280.775
6.409
-
489.585
518.761 109.649 4.499.674 5.343.303
20.969 25.205 941.428 1.268.377
10.447 18.404 1.783.188 1.818.448
5.188 5.188
529.283 121.638 3.657.914 4.798.420
23.941
2.464
-
-
26.405
21.817 -
8.376 1.459
996 -
(5.188) -
24.009 1.459
Jumlah akumulasi penyusutan
5.389.061
1.280.676
1.819.444
-
4.850.293
Total accumulated depreciation
Jumlah tercatat
6.299.156
7.949.132
Net book value
Aset tetap kerjasama Aset sewa pembiayaan Kendaraan bermotor Peralatan penyiaran
- 64 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) 1 Januari/ January 1, 2014 Biaya perolehan Pemilikan langsung Tanah Bangunan Peralatan kantor, instalasi dan komunikasi Kendaraan bermotor Peralatan penyiaran Subjumlah Aset tetap kerjasama Aset sewa pembiayaan Kendaraan bermotor Aset dalam penyelesaian Jumlah biaya perolehan Akumulasi penyusutan dan penurunan nilai Pemilikan langsung Bangunan Peralatan kantor, instalasi dan komunikasi Kendaraan bermotor Peralatan penyiaran Subjumlah
Penambahan/ Additions
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) Pengurangan/ Deductions
Reklasifikasi/ Reclassifications
31 Desember/ December 31, 2014
280.518 405.891
16.182 3.931
-
-
296.700 409.822
908.360 146.637 7.631.444 9.372.850
98.624 14.851 1.315.666 1.449.254
354.610 9.660 560.087 924.357
4.579 7.312 625 12.516
656.953 159.140 8.387.648 9.910.263
25.387
24
-
-
25.411
36.897 653.819
10.048 1.064.586
291 -
10.088.953
2.523.912
924.648
(7.312) (5.204) -
39.342 1.713.201 11.688.217
196.204
19.015
-
-
215.219
725.408 90.358 4.125.184 5.137.154
83.238 20.383 932.675 1.055.311
289.885 6.301 558.185 854.371
5.209 5.209
518.761 109.649 4.499.674 5.343.303
23.645
296
-
-
23.941
21.971
5.055
-
Jumlah akumulasi penyusutan
5.182.770
1.060.662
854.371
Jumlah tercatat
4.906.183
Aset tetap kerjasama Aset sewa pembiayaan Kendaraan bermotor
Dalam penambahan aset tetap termasuk :
Kurs penjabaran aset tetap milik entitas anak asing yang terdiri dari biaya perolehan masing-masing sebesar Rp 23.109 juta dan Rp 3.769 juta dan akumulasi penyusutan masing-masing sebesar Rp 9.459 juta dan Rp 2.322 juta untuk tahun 2015 dan 2014.
(5.209) -
21.817
Acquisition costs Direct acquisitions Land Buildings Office equipment, installation and communication Motor vehicles Broadcast equipment Subtotal Property and equipment under joint operations Leased assets Motor vehicles Construction in progress Total acquisition costs Accumulated depreciation and impairment Direct acquisitions Buildings Office equipment, installation and communication Motor vehicles Broadcast equipment Subtotal Property and equipment under joint operations Leased assets Motor vehicles
5.389.061
Total accumulated depreciation
6.299.156
Net book value
Additions to property and equipment included :
Translation adjustment of property and equipment, from foreign subsidiaries which consists of acquisition cost of Rp 23,109 million and Rp 3,769 million, respectively and accumulated depreciation of Rp 9,459 million and Rp 2,322 million in 2015 and 2014, respectively.
Aset tetap entitas anak yang diakuisisi di 2015 (Catatan 40) yang terdiri dari biaya perolehan sebesar Rp 328.714 juta dan akumulasi penyusutan sebesar Rp 65.036 juta.
Property and equipment of acquired subsidiaries in 2015 (Note 40) consisting of acquisition cost of Rp 328,714 million and accumulated depreciation of Rp 65,036 million.
Biaya pinjaman yang dikapitalisasi pada aset dalam penyelesaian masing-masing sebesar Rp 25.521 juta dan Rp 8.961 juta pada tahun 2015 dan 2014 dengan tingkat bunga kapitalisasi rata-rata masing-masing sebesar 8,85% dan 8,07%
Borrowing cost capitalized to construction in progress amounted to Rp 25,521 million and Rp 8,961 million in 2015 and 2014, respectively with the average capitalization rate at 8.85% and 8.07%, respectively.
Beban penyusutan masing-masing sebesar Rp 1.206.181 juta dan Rp 1.058.340 juta untuk tahun 2015 dan 2014.
Depreciation expense amounted to Rp 1,206,181 million and Rp 1,058,340 million in 2015 and 2014, respectively.
Jumlah tercatat aset tetap yang telah disusutkan penuh dan masih digunakan oleh Grup pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masingmasing sebesar Rp 1.758.366 juta dan Rp 2.355.937 juta.
Carrying amount of property and equipment which were fully depreciated but still used by the Group as of December 31, 2015 and 2014, amounted to Rp 1,758,366 million and Rp 2,355,937 million, respectively.
Pada tahun 2015, MNCSV menghapuskan dekoder, antena dan kartu tayang yang sudah tidak digunakan.
In 2015, MNCSV has written-off decoder, antenna and viewing cards that are not in use.
- 65 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Penjualan aset tetap adalah sebagai berikut:
Sale of property and equipment are as follows:
2015 Hasil penjualan aset tetap Nilai tercatat Keuntungan penjualan aset tetap
2014
50.015 84.083
76.737 70.277
(34.068)
6.460
Proceeds from sale of property and equipment Net Book Value Gain on sale of property and equipment
Aset tetap kerjasama merupakan aset tetap yang dibiayai secara bersama-sama oleh RCTI dan SCTV untuk kegiatan operasional siaran nasional (nation wide). RCTI dan SCTV masing-masing menanggung sebesar 50% biaya perolehan stasiun relay yang dibangun bersama-sama dengan penyediaan tanah, gedung dan fasilitas stasiun transmisi (Catatan 43). RCTI, SCTV dan INDOSIAR juga melakukan perjanjian kerja sama kegiatan operasional siaran nasional (nation wide) di Jember, Madiun dan Banyuwangi. RCTI, SCTV dan INDOSIAR masing-masing menanggung 1/3 biaya perolehan stasiun relay yang dibagi bersama-sama (Catatan 43b).
Property and equipment under joint operations represent assets financed by RCTI and SCTV for nationwide operations. RCTI and SCTV will each assume 50% of the cost of all relay stations of the joint operations which are developed along with the provision of land, construction of building and relay station facilities which were shared together (Note 43). RCTI, SCTV and INDOSIAR also have joint nationwide operations in Jember, Madiun and Banyuwangi. RCTI, SCTV and INDOSIAR each assumed 1/3 of the cost of relay stations which were shared together (Note 43b).
Aset dalam penyelesaian merupakan pembangunan gedung di Jakarta, pembangunan stasiun transmisi berikut instalasinya dan renovasi gedung yang diperkirakan seluruhnya selesai tahun 2016.
Construction in progress represents construction of building in Jakarta, installation of transmission station and building renovation which are estimated to be entirely completed in 2016.
Grup memiliki beberapa bidang tanah dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan berjangka waktu 20 dan 30 tahun, jatuh tempo antara tahun 2017 dan 2045. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.
The Group owns several parcels of land with Building Use Rights for period of 20 to 30 years until 2017 to 2045. Management believes that there will be no difficulty in the extension of land rights since the land were acquired legally and supported by sufficient evidence of ownership.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, aset tetap termasuk aset tetap kerjasama, kecuali tanah, bangunan dan prasarana serta persediaan non program (antena, dekoder dan aksesoris) telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya kepada beberapa perusahaan asuransi yang merupakan pihak ketiga, kecuali PT. MNC Asuransi Indonesia, pihak berelasi.
As of December 31, 2015 and 2014, property and equipment including property and equipment under joint operating, except land, building and improvements and non program inventories (antenna, decoder and accessories) were insured against fire, theft and other possible risks to various insurance companies which are third parties, except to PT. MNC Asuransi Indonesia, a related party.
Tabel berikut ini berisi informasi mengenai jumlah aset tercatat yang diasuransikan dan nilai pertanggungan:
The following table details the information in regards to total assets insured and sum insured:
31 Desember/ December 31, 2015 Jumlah tercatat aset yang diasuransikan Properti investasi Persediaan (Catatan 9) Aset tetap
Rp Rp Rp
Jumlah pertanggungan asuransi Rupiah (dalam jutaan) Dolar Amerika Serikat Euro
Rp US$ EUR
31 Desember/ December 31, 2014
10.008 310.659 3.449.250 2.793.436 133.686.102 138.000
Rp Rp Rp Rp US$ EUR
- 66 -
10.722 407.196 2.443.078 2.437.605 114.325.688 138.000
Carrying amount of insured assets Investment properties Inventories (Note 9) Property and equipment Total sum insured Rupiah (in million) US Dollar Euro
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the assets insured.
Berdasarkan penelaahan manajemen Grup, nilai wajar aset tetap pada tanggal 31 Desember 2015 mendekati nilai tercatatnya, kecuali satelit milik MNCSV yang termasuk dalam peralatan penyiaran pada tanggal 31 Desember 2015 memiliki nilai wajar sebesar Rp 1.205.053 juta dan nilai tercatat sebesar Rp 639.037 juta.
Based on the Group management’s assessment, the fair value of property and equipment as of December 31, 2015 approximates its net book value, except for satellite owned by MNCSV included in broadcasting equipment as of December 31, 2015 has fair value of Rp 1,205,053 million and net book value of Rp 639,037 million.
Beberapa aset tetap digunakan sebagai jaminan atas utang bank, pinjaman jangka panjang (Catatan 17 dan 21) dan liabilitas sewa pembiayaan.
Several property and equipment are used as collateral for bank loans, long-term loans (Notes 17 and 21) and finance lease obligations.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, tidak terdapat indikasi adanya penurunan nilai aset tetap.
As of December 31, 2015 and 2014, there was no indication of impairment in value of property and equipment.
14. GOODWILL
14. GOODWILL
Akun ini merupakan selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian Perusahaan atas nilai wajar aset bersih entitas anak.
Perusahaan MNCSV GMI dan entitas anak MNC Infokom Subjumlah Entitas anak CTPI STN (Catatan 40) MNCN dan entitas anak CMI dan entitas anak MNIG Subjumlah Jumlah tercatat
This account represents the excess of acquisition cost over the Company’s interest in the fair value of the net assets of subsidiaries acquired.
31 Desember/ December 31, 2015
31 Desember/ December 31, 2014
2.171.705 374.445 41.395 -
2.171.705 383.860 41.395 5.435
2.587.545
2.602.395
188.106 167.378 52.162 -
188.106 52.462 5.786 2.758
407.646
249.112
2.995.191
2.851.507
Nilai tercatat goodwill merupakan:
The Company MNCSV GMI and its subsidiaries MNC Infokom Subtotal Subsidiaries CTPI STN (Note 40) MNCN and its subsidiaries CMI and its subsidiaries MNIG Subtotal Net carrying amount
Carrying value of goodwill is consist of: 2015
2014
Saldo awal Akuisisi entitas anak (Catatan 40) Selisih kurs penjabaran dan lainnya
2.851.507 167.378 (23.694)
2.932.836 (81.329)
Beginning balance Acquisition of subsidiary (Note 40) Translation adjustment and others
Saldo akhir
2.995.191
2.851.507
Ending balance
Dalam melakukan pengujian penurunan nilai goodwill, nilai terpulihkan tersebut dinilai dengan mengacu pada nilai pakai unit kas yang dihasilkan. Goodwill tersebut dicatat setelah dikurangi akumulasi penurunan nilai.
In performing goodwill impairment testing, the recoverable amount was assessed by reference to the cash-generating unit’s value in use. The goodwill is recorded net of accumulated impairment.
- 67 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
15. ASET TIDAK BERWUJUD - BERSIH
15. INTANGIBLE ASSETS - NET 31 Desember/ December 31, 2015
Biaya perolehan Biaya perolehan pelanggan (SAC) Biaya perolehan chanel Izin penyelenggaraan penyiaran Lainnya Jumlah Akumulasi amortisasi Biaya perolehan pelanggan Biaya perolehan chanel Izin penyelenggaraan penyiaran Lainnya Jumlah Jumlah tercatat
31 Desember/ December 31, 2014
1.053.383 420.500 51.300 143.547
896.362 420.500 129.447
1.668.730
1.446.309
597.110 26.281 4.358 64.078
418.631 5.256 53.166
691.827
477.053
976.903
969.256
Acquisition Cost Subscriber acquisition cost (SAC) Channel acquisition cost Broadcast activities license Others Total Accumulated amortization Subscriber acquisition cost Channel acquisition cost Broadcast activities license Others Total Net carrying amount
Beban amortisasi tahun 2015 dan 2014 masingmasing sebesar Rp 204.760 juta dan Rp 177.172 juta dicatat pada beban umum dan administrasi.
Amortization expense in 2015 and 2014 amounted to Rp 204,760 million and Rp 177,172 million, respectively recorded in General and administrative expense.
Dalam mutasi aset tidak berwujud, termasuk selisih kurs penjabaran aset tidak berwujud milik entitas anak asing yang terdiri dari biaya perolehan sebesar Rp 14.100 juta dan Rp 2.628 juta dan akumulasi amortisasi masing-masing sebesar Rp 10.014 juta dan Rp 1.378 juta untuk tahun 2015 dan 2014.
Movement to intangible assets included translation adjustment of intangible assets, from foreign subsidiaries which consist of acquisition cost of Rp 14,100 million and Rp 2,628 million and accumulated amortization of Rp 10,014 million and Rp 1,378 million in 2015 and 2014, respectively.
Biaya Perolehan Pelanggan
Subscriber Acquisition Cost
Penambahan biaya perolehan pelanggan termasuk jumlah yang dibayarkan oleh MNCSV kepada NV atas pengalihan semua pelanggan baru yang diperoleh NV kepada MNCSV setiap bulannya.
Addition on SAC includes the amount paid by MNCSV to NV for the transfer of new subscribers that were subsequently acquired by NV to MNCSV on a monthly basis.
NV setuju untuk memberikan jasa penjualan dan pemasaran kepada MNCSV secara eksklusif. Perjanjian ini akan dimulai pada tanggal 1 Mei 2011 dan secara otomatis akan diperpanjang dari tahun ke tahun dengan kesepakatan dari kedua belah pihak (setiap tahun "Tahun Layanan"), kecuali salah satu pihak memberikan pemberitahuan tertulis untuk tidak memperpanjang perjanjian kepada pihak lainnya.
NV agrees to provide sales and marketing services to MNCSV on an exclusive basis. This Agreement shall commence on May 1, 2011 and shall be automatically extended in full force and effect from year to year (each year a “Service Year”), unless one of the parties gives written notice of non-extension to the other party.
Untuk setiap pelanggan baru yang berhasil diperoleh oleh NV, MNCSV setuju untuk membayar Rp 200.000 sampai dengan Rp 400.000, belum termasuk PPN, kepada NV.
For each new subscriber successfully acquired by NV, MNCSV agrees to pay Rp 200,000 up to Rp 400,000, excluding VAT, to NV.
Biaya Perolehan Chanel
Channel Acquisition Cost
Biaya perolehan channel merupakan biaya perolehan beberapa channel seperti: Sport, Soccer, Comedy, Drama, Infotainment, Fashion, Kids, Home and Living, Muslim, Entertainment, News dan Music Channel yang dibeli seharga US$ 35 juta untuk seluruh channel.
Channel acquisition cost represents cost of channels, such as: Sport, Soccer, Comedy, Drama, Infotainment, Fashion, Kids, Home and Living, Muslim, Entertainment, News and Music Channel which was bought with total price of US$ 35 million.
- 68 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Izin Penyelenggaraan Penyiaran
Broadcast Activities License
Izin penyelenggaraan penyiaran yang timbul dari akuisisi entitas anak merupakan izin atas penyelenggaraan penyiaran televisi milik entitas anak STN.
Broadcast activities license arising from acquisition of subsidiary represent license to broadcast television activities owned by STN’s subsidiaries.
16. ASET LAIN-LAIN
Uang muka operasional Uang muka pembelian aset tetap Uang jaminan Lain-lain Jumlah
16. OTHER ASSETS
31 Desember/ December 31, 2015
31 Desember/ December 31, 2014
115.049
81.103
63.051 26.697 27.970
131.112 44.347 34.679
Advances for operating activities Advances of purchase property and equipment Refundable deposit Others
232.767
291.241
Total
17. UTANG BANK
17. BANK LOANS
31 Desember/ December 31, 2015
31 Desember/ December 31, 2014
Standard Chartered Bank The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Bank Chinatrust Indonesia Bank Rakyat Indonesia Bank CIMB Niaga Bank of Tokyo - Mitsubishi UFJ
137.516
131.114
68.975 40.000 21.565 4.000 -
21.773 4.000 72.255
Jumlah
272.056
229.142
Biaya perolehan diamortisasi atas utang bank yang diperoleh sebagai berikut: 31 Desember/ December 31, 2015
Standard Chartered Bank The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Bank Chinatrust Indonesia Bank Rakyat Indonesia Bank CIMB Niaga Bank of Tokyo - Mitsubishi UFJ Total
The amortized cost of bank loans are as follows:
31 Desember/ December 31, 2014
Utang bank Biaya bunga masih harus dibayar
272.056 768
229.142 854
Bank loan Accrued interest expense
Jumlah
272.824
229.996
Total
Standard Chartered Bank
Innoform MNCSV Jumlah
Standard Chartered Bank
31 Desember/ December 31, 2015
31 Desember/ December 31, 2014
96.131 41.385
93.794 37.320
137.516
131.114
- 69 -
Innoform MNCSV Total
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Innoform
Innoform
Pada tanggal 25 Agustus 2010, Innoform memperoleh fasilitas kredit dari Standard Chartered Bank, Singapura. Fasilitas pinjaman ini memiliki batas maksimum gabungan sebesar US$ 10 juta.
On August 25, 2010, Innoform entered into credit facilities with Standard Chartered Bank, Singapore. These loan facilities have maximum combined limit of US$ 10 million.
Pada tanggal 31 Desember 2015, Innoform menggunakan revolving term loan facility dan fasilitas cerukan masing-masing sebesar US$ 5,7 juta dan US$ 1,3 juta yang memiliki tingkat bunga masing-masing sebesar 4,74% dan 1,39%. Fasilitas revolving term loan memiliki jangka waktu 3-6 bulan.
As of December 31, 2015 Innoform utilized the revolving term loan facility and the overdraft facility amounting to US$ 5.7 million and US$ 1.3 million, respectively, which bears interest of 4.74% and 1.39%, respectively. The revolving term loan are of 3 to 6 months tenor.
Pada tanggal 31 Desember 2014, Innoform menggunakan revolving term loan facility dan fasilitas cerukan masing-masing sebesar US$ 6 juta dan US$ 1,5 juta yang memiliki tingkat bunga masing-masing sebesar 4,7% dan 3,75%. Fasilitas revolving term loan memiliki jangka waktu 3-6 bulan.
As of December 31, 2014, Innoform utilized the revolving term loan facility and the overdraft facility amounting to US$ 6 million and US$ 1.5 million, respectively, which bears interest of 4.7% and 3.75%, respectively. The revolving term loan are of 3 to 6 months tenor.
MNCSV
MNCSV
MNCSV memperoleh fasilitas kredit jangka pendek dari Standard Chartered Bank yang terdiri dari fasilitas Letter of Credit (L/C), pinjaman jangka pendek (STL) dan Standby Letter of Credit (SBL/C), dengan jumlah maksimum keseluruhan sebesar US$ 50 juta. Fasilitas kredit ini telah diperpanjang dan akan jatuh tempo tanggal 30 April 2016. MNCSV harus membayar biaya komisi sebesar 2% per tahun dari jumlah pinjaman atau minimum sebesar US$ 200 untuk fasilitas SBL/C, lender’s cost of fund + 3,5% dari jumlah pinjaman untuk fasilitas STL dan biaya penerbitan 0,125% per kuartal dari jumlah pinjaman atau minimum sebesar US$ 50 dan biaya akseptasi sebesar 1,5% per tahun dari jumlah pinjaman atau minimum sebesar US$ 50 untuk fasilitas L/C.
MNCSV obtained short term credit facility from Standard Chartered Bank consisting of Letter of Credit (L/C), Short Term Loans (STL) and Standby Letter of Credit (SBL/C) facilities with a maximum aggregate amount of US$ 50 million. The facilities has been extended and will mature on April 30, 2016. MNCSV has to pay commission fee of 2% per annum from total facility used or a minimum amount of US$ 200 for SBL/C facility, lender’s cost of fund + 3,5% from facility used for STL facility and issuance fee of 0.125% per quarter from facility used or a minimum amount of US$ 50 and acceptence fee of 1.5% per annum from facility used or a minimum amount of US$ 50 for L/C facility.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo utang bank Standard Chartered Bank sebesar US$ 3 juta.
As of December 31, 2015 and 2014, Standard Chartered’s bank loans balance is US$ 3 million.
Sehubungan dengan pinjaman ini, MNCSV harus memenuhi kondisi dan rasio keuangan berikut:
In connection with the loan, MNCSV shall comply with the conditions and financial ratios below:
Earning before interest, tax, depreciation and amortization terhadap interest lebih besar dari 1,5 kali. Pinjaman terhadap earning before interest, tax, depreciation and amortization lebih kecil dari 4,5 kali. Pinjaman terhadap ekuitas lebih kecil dari 2,5 kali.
Earnings before interest, tax, depreciation and amortization to interest is greater than 1.5 times. Liabilities to earnings before interest, tax, depreciation and amortization is less than 4.5 times. Liabilities to equity ratio is less than 2.5 times.
Selain rasio keuangan tersebut di atas, MNCSV juga diwajibkan untuk mematuhi pembatasan tertentu seperti yang tercantum dalam perjanjian pinjaman.
In addition to the above financial ratios, MNCSV is also required to comply with the certain restrictive covenants as stated in the loan agreement.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, MNCSV telah mematuhi rasio keuangan dan batasan-batasan sebagaimana tercantum dalam perjanjian kredit.
As of December 31, 2015 and 2014, MNCSV has complied with the financial ratios and covenant stated in the loan agreement.
- 70 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
The Hongkong and Shanghai Corporation Limited, Jakarta
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Banking
The Hongkong and Shanghai Corporation Limited, Jakarta
Banking
Berdasarkan perjanjian fasilitas perbankan korporasi tanggal 16 Desember 2011 dengan addendum terakhir pada 30 Juli 2015, MNCSV memperoleh fasilitas perbankan dengan limit gabungan yang berjumlah maksimum sebesar US$ 25 juta dengan rincian sublimit maksimum yang terdiri dari:
Based on corporate banking facility agreement dated December 16, 2011 which was amended recently on July 30, 2015, MNCSV obtained loan facilities with a maximum limit of US$ 25 million and maximum sublimit consisting of:
Revolving loan facility of US$ 5 million.
Documentary Credit facility of US$ 25 million.
Deferred Payment Credit facility of US$ 25 million. Clean Import Loan facility of US$ 25 million. Supplier Financing facility of US$ 25 million.
Fasilitas Pinjaman Berulang sebesar US$ 5 juta. Fasilitas Kredit Berdokumen sebesar US$ 25 juta. Fasilitas Kredit Berdokumen dengan Pembayaran Tertunda sebesar US$ 25 juta. Fasilitas Pinjaman Impor sebesar US$ 25 juta. Fasilitas Supplier Financing sebesar US$ 25 juta. Fasilitas Kredit Berdokumen Berjangka Yang Dibayar Atas Unjuk sebesar US$ 25 juta.
Usance Payment at Sight (UPAS) facility of US$ 25 million.
Pada tanggal 31 Desember 2015, saldo utang bank The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited sebesar US$ 5 juta.
As of December 31, 2015, outstanding balance of the loan from the Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited amounted to US$ 5 million.
MNCSV harus membayar biaya komisi pembukaan sebesar 0,125% per kuartal dari jumlah pinjaman dan bunga periode transit akan dibebankan atas saldo harian sebesar 4,93% per tahun untuk fasilitas Kredit Berdokumen. Untuk fasilitas Kredit Berdokumen dengan Pembayaran Tertunda, MNCSV harus membayar biaya komisi pembukaan sebesar 0,125% per kuartal dari jumlah pinjaman dan biaya penerimaan sebesar 1,5% per tahun dari jumlah pinjaman. Pinjaman Impor merupakan fasilitas yang dapat digunakan untuk melunasi fasilitas-fasilitas Kredit Berdokumen dan Kredit Berdokumen dengan Pembayaran Tertunda dengan jangka waktu pinjaman adalah 180 hari kalender dari tanggal jatuh tempo wesel yang terkait dan bunga akan dibebankan atas saldo harian sebesar 4,93% per tahun.
MNCSV has to pay opening commission fee of 0.125% per quarter and transit period interest will be charged on a daily basis at 4.93% per annum for Document Credit facility. For Deferred Payment Credit facility, MNCSV has to pay opening commission fee of 0.125% per quarter and acceptance fee of 1.5% per annum. Clean Import Loan can be used to settle Document Credit facility and Deferred Payment Credit facility with loan tenor maximum of 180 calendar days from the due date of the relevant bill and interest will be charged on a daily basis at 4.93% per annum.
Fasilitas-fasilitas 30 Mei 2016.
These facilities are valid until May 30, 2016.
ini
berlaku
sampai
dengan
Sehubungan dengan pinjaman ini, MNCSV harus memenuhi kondisi dan rasio keuangan berikut:
In connection with the loan, MNCSV shall comply with the conditions and financial ratios below:
Rasio kecukupan membayar utang minimum 1,5 kali. Rasio ini didefinisikan sebagai laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) dibagi dengan biaya bunga dan liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun.
Debt service coverage ratio at a minimum of 1.5 times. This ratio shall be defined as earning before interest, tax, depreciation and amortization (EBITDA) divided by interest expenses and current maturities of long-term liabilities.
Rasio utang terhadap EBITDA maksimum 4,5 kali. Total utang yang digunakan dalam perhitungan tidak termasuk utang untuk perolehan satelit transponder.
Total debt to EBITDA at a maximum of 4.5 times. The total liabilities to be used for the ratios exclude procurement liability for the satellite transponder.
- 71 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Rasio utang terhadap modal maksimum 2,5 kali. Rasio ini didefinisikan sebagai jumlah liabilitas dibagi dengan kekayaan bersih. Kekayaan bersih didefinisikan sebagai jumlah modal dikurangi dengan aset tidak berwujud. Total utang yang digunakan dalam perhitungan tidak termasuk utang untuk perolehan satelit transponder.
Total debt to equity ratio at a maximum of 2.5 times. This ratio shall be defined as total liabilities divided by tangible net worth. Tangible net worth is defined as total equity minus intangible assets. Total liabilities to be used for the ratios exclude procurement liability for the satellite transponder.
Selain rasio keuangan tersebut di atas, MNCSV juga diwajibkan untuk mematuhi pembatasan tertentu seperti yang tercantum dalam perjanjian pinjaman.
In addition to the above financial ratios, MNCSV is also required to comply with the certain restrictive covenants as stated in the loan agreement.
Pada tanggal 31 Desember 2015, MNCSV telah mematuhi rasio keuangan dan batasan-batasan sebagaimana tercantum dalam perjanjian kredit.
As of December 31, 2015, MNCSV has complied with the financial ratio and the covenants stated in the loan agreement.
Bank Chinatrust Indonesia (Chinatrust)
Bank Chinatrust Indonesia (Chinatrust)
GIB memperoleh fasilitas rekening koran dari Bank Chinatrust Indonesia dengan jumlah maksimum Rp 50.000 juta. Pada tanggal 20 September 2015, GIB menggunakan fasilitas tersebut sebesar Rp 40,000 juta dan jatuh tempo pada tanggal 14 Agustus 2016 dengan tingkat bunga 11,975%. Pinjaman ini dijamin dengan piutang milik GIB (Catatan 7).
GIB obtained overdraft facilities from Bank Chinatrust Indonesia, with a maximum credit limit of Rp 50,000 million. On September 20, 2015, GIB used the facility of Rp 40.000 million which is due on August 14, 2016 with 11.975% interest rate. This loan is secured by receivable owned by GIB (Note 7).
Bank Rakyat Indonesia (BRI)
Bank Rakyat Indonesia (BRI)
Pada tanggal 26 Desember 2008, MNI memperoleh fasilitas pinjaman dari BRI dengan maksimum pinjaman sebesar Rp 18.000 juta. Fasilitas pinjaman telah beberapa kali diperpanjang, terakhir tanggal 22 Desember 2015 dengan tingkat bunga 8,64% per tahun dan jatuh tempo pada tanggal 26 Desember 2016.
On December 26, 2008, MNI obtained a loan facility from BRI with maximum amount of Rp 18.000 million. This loan facility has been extended several times, most recently on December 22, 2015, with interest rate at 8.64% per annum and maturing on December 26, 2016.
Pada tanggal 3 September 2009, MNI mendapat tambahan fasilitas pinjaman dari BRI dengan maksimum pinjaman sebesar Rp 4.750 juta. Fasilitas pinjaman telah beberapa kali diperpanjang, terakhir tanggal 4 September 2015 dengan tingkat bunga 8,9% dan jatuh tempo pada tanggal 3 September 2016.
On September 3, 2009, MNI obtained additional loan facility from BRI with a maximum amount of Rp 4,750 million. The loan facility has been extended several times, most recently on September 4, 2015, with interest rate at 8.9% per annum and due on September 3, 2016.
Pinjaman dijamin dengan deposito berjangka milik MNC sebesar Rp 26.750 juta masing-masing pada tahun 2015 dan 2014 (Catatan 6).
The loans are secured by time deposit owned by MNC amounting to Rp 26,750 million in 2015 and 2014 each (Note 6).
Bank CIMB Niaga
Bank CIMB Niaga
CMI memperoleh fasilitas Pinjaman Tetap sebesar Rp 7 miliar dari Bank CIMB Niaga dengan jangka waktu 1 tahun dan dapat diperpanjang sesuai dengan persetujuan kedua belah pihak. Berdasarkan perpanjangan terakhir, fasilitas akan jatuh tempo 4 Mei 2016. Tingkat bunga pinjaman 1,5% di atas bunga deposito per tahun.
CMI obtained a Fixed Loan Facility of Rp 7 billion from Bank CIMB Niaga with term of 1 year and may be extended as agreed by both parties. Based on the last amendment, this facility will be due on May 4, 2016 . Interest rate is 1.5% above interest on time deposit per annum.
- 72 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Pinjaman dijamin dengan deposito atas nama MNC sebesar Rp 4.000 juta pada tahun 2015 dan 2014 (Catatan 6).
The loan is secured by time deposit owned by MNC amounting to Rp 4,000 million in 2015 and 2014 (Note 6).
Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ
Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ 31 Desember/ December 31, 2014
Dolar Amerka Serikat (USD 5.004.404) Rupiah
62.255 10.000
US Dollar (USD 5,004,404) IDR
Jumlah
72.255
Total
MNCSV memperoleh fasilitas kredit jangka pendek dari Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ yang terdiri dari fasilitas Uncommitted Working Capital Loan dengan jumlah Rp 10.000 juta, fasilitas Import Settlement dengan jumlah US$ 15 juta dan Fasilitas Foreign Exchange dengan jumlah US$ 2 juta. Fasilitas kredit ini berlaku sampai dengan 27 Maret 2016 dan sedang dalam proses perpanjangan. MNCSV harus membayar biaya fasilitas sebesar 0,5% per tahun dari jumlah pinjaman yang digunakan dan bunga sebesar 9,5% per tahun dari jumlah pinjaman untuk fasilitas uncommitted working capital loan dan biaya penerbitan sebesar 0,125% per kuartal dari jumlah pinjaman atau minimum sebesar US$ 100 dan biaya akseptasi sebesar 1,5% per tahun dari jumlah pinjaman atau minimum sebesar US$ 100 untuk Import Settlement Facility.
MNCSV obtained short term credit facility from Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ consisting of Uncommitted Working Capital Loan Facility amounting to Rp 10,000 million, Import Settlement Facility amounting to US$ 15 million and Foreign Exchange Facility amounting to US$ 2 million. These facilities are valid until March 27, 2016 and are still in the process of being extended. MNCSV has to pay facility fee of 0.5% per annum from total facility used and interest rate of 9.5% per annum from total facility used for uncommitted working capital loan facility, and issuance fee of 0.125% per quarter from facility used or a minimum amount of US$ 100 and acceptance fee of 1.5% per annum from facility used or a minimum amount of US$ 100 for import settlement facility.
Sehubungan dengan pinjaman ini, MNCSV harus memenuhi kondisi dan rasio keuangan berikut:
In connection with the loan, MNCSV shall comply with the conditions and financial ratios below:
Rasio debt terhadap ekuitas lebih kecil dari 2,5 kali. Earnings before interest, tax, depreciation and amortization terhadap bunga lebih dari 1,5 kali.
Debt to equity ratio less than 2.5 times.
Jumlah ekuitas (aset bersih) lebih besar dari Rp 900.000 juta.
Earnings before interest, tax, depreciation and amortization to interest greater than 1.5 times. Total minimum net worth of Rp 900,000 million.
Selain rasio keuangan tersebut diatas, MNCSV juga diwajibkan untuk mematuhi pembatasan tertentu seperti yang tercantum dalam perjanjian pinjaman.
In addition to the above financial ratios, MNCSV is also required to comply with the certain restrictive covenants as stated in the loan agreement.
Pada tanggal 9 Oktober 2015, MNCSV telah melunasi seluruh pinjaman utang bank tersebut.
On October 9, 2015, MNCSV has fully paid the bank loan.
Semua utang bank jangka pendek MNCSV dijamin secara pari passu dengan pro rata dengan:
All of the above MNCSV short-term bank loans are covered by the collaterals in pari passu on pro-rata basis as follows:
1)
1)
Pari passu tanah dan bangunan gedung Wisma Indovision yang terletak di Jl. Raya Panjang Z/III, Green Garden, Jakarta, milik PT Media Citra Indostar.
- 73 -
Pari passu of land and building located at Jl. Raya Panjang Z/III, Green Garden, Jakarta, which is owned by PT Media Citra Indostar.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
2)
Peralatan penyiaran (broadcast equipment) yang terletak di Wisma Indovision (Catatan 13).
2)
Broadcast equipment located in Wisma Indovision (Note 13).
3)
Jaminan perusahaan dari Perusahaan, pemegang saham, untuk membayar tanpa syarat apapun sekaligus melunasi apabila MNCSV tidak mampu membayar liabilitas.
3)
Corporate guarantee from the Company, shareholder, to pay unconditionally and settle the loan, in case MNCSV is unable to pay its liabilities.
4)
Jaminan saham-saham MNC yang dimiliki oleh Perusahaan yang juga sebagai penjamin. Gadai saham harus dibagi seperti yang ditetapkan dalam perjanjian pinjaman.
4)
Pledge of shares of MNC owned by the Company, which also as a guarantor. The pledge of shares shall be apportioned as defined in the loan agreement.
18. UTANG USAHA
18. TRADE ACCOUNTS PAYABLE
31 Desember/ December 31, 2015 a. Berdasarkan pemasok Pihak berelasi Media berbasis iklan dan konten Media berbasis pelanggan Lainnya Subjumlah Pihak ketiga Media berbasis pelanggan Media berbasis online Media berbasis iklan dan konten Lainnya Subjumlah Jumlah b. Berdasarkan mata uang Rupiah Dolar Amerika Serikat Euro Lainnya Jumlah
31 Desember/ December 31, 2014
84.944 1.270
46.072 193 413
86.214
46.678
880.843 188.516 425.861 27.690
643.953 134.538 327.705 21.004
1.522.910
1.127.200
1.609.124
1.173.878
1.056.630 548.381 4.113 -
772.369 391.017 9.155 1.337
1.609.124
1.173.878
a. By supplier Related parties Advertising and content based media Subscribers based media Others Subtotal Third parties Subscribers based media Online based media Advertising and content based media Others Subtotal Total b. By currency Rupiah US Dollar Euro Others Total
,,
Jangka waktu kredit yang timbul dari pembelian program, baik dari pemasok dalam maupun luar negeri, berkisar antara 30 sampai dengan 60 hari.
Purchases of program, both from local and foreign suppliers, have credit terms of 30 to 60 days.
Tidak ada bunga yang dibebankan pada utang usaha kepada pihak ketiga yang belum dibayarkan karena pembayaran masih dilakukan dalam periode kredit normal.
No interest is charged on the trade accounts payable to third parties for the outstanding balance because the payments are still made within the normal credit period.
- 74 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
19. TAXES PAYABLE
19. UTANG PAJAK
31 Desember/ December 31, 2015 Perusahaan Pajak penghasilan Pasal 21 Pasal 23 Entitas anak Pajak kini Pajak penghasilan Pasal 4 ayat (2) Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 26 Lainnya Pajak pertambahan nilai - bersih Jumlah
31 Desember/ December 31, 2014
724 48
824 250
4.997
91.131
2.325 5.874 14.996 47.712 25.526 22.293 99.070
3.388 9.734 13.018 42.351 26.766 24.165 67.255
223.565
278.882
The Company Income tax Article 21 Article 23 Subsidiaries Current tax Income tax Article 4 (2) Article 21 Article 23 Article 25 Article 26 Others Value added tax - net Total
20. ACCRUED EXPENSES
20. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR
31 Desember/ December 31, 2015
31 Desember/ December 31, 2014
Biaya operasional Biaya bagi hasil Bunga Lainnya
193.078 35.411 29.858 8.790
232.885 25.612 33.684 9.048
Operational expenses Profit sharing expenses Interest Others
Jumlah
267.137
301.229
Total
Biaya operasional terutama terdiri dari pembuatan program, rumah produksi, program lokal dan biaya operasional lainnya.
Operational expenses consist mainly of programs production, production house, local programs and other operational expenses.
Biaya bagi hasil merupakan estimasi berdasarkan persentase tertentu dari pendapatan iklan suatu program.
Profit sharing expenses represents estimates based on certain percentage of the shared revenue from program. 21. LONG-TERM LOANS
21. PINJAMAN JANGKA PANJANG 31 Desember/ December 31, 2015
31 Desember/ December 31, 2014
6.694.416 310.266 23.512 5.000
5.949.017 150.358 -
Syndicated Loan Bank Rakyat Indonesia Bank Central Asia Bank MNC Internasional
Jumlah Bagian jangka pendek
7.033.194 (3.379.121)
6.099.375 (21.260)
Total Current maturities
Bagian jangka panjang
3.654.073
6.078.115
Long-term portion
Pinjaman Sindikasi Bank Rakyat Indonesia Bank Central Asia Bank MNC Internasional
- 75 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Pinjaman jangka panjang akan dilunasi sebagai berikut:
The long-term loans are repayable as follows:
31 Desember/ December 31, 2015
31 Desember/ December 31, 2014
Jatuh tempo dalam setahun Pada tahun kedua Lebih dari tiga tahun
3.418.217 3.491.270 230.226
21.260 3.065.440 3.196.640
Due in one year In the second year More than three year
Subjumlah Biaya transaksi yang belum diamortisasi
7.139.713
6.283.340
Subtotal
Jumlah
7.033.194
(106.519)
(183.965) 6.099.375
Biaya perolehan diamortisasi atas pinjaman yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Unamortized transaction cost Total
The amortized cost of the loans are as follows:
31 Desember/ December 31, 2015
31 Desember/ December 31, 2014
Pinjaman jangka panjang Biaya bunga masih harus dibayar
7.033.194 9.334
6.099.375 9.850
Long-term loans Accrued interest expense
Jumlah
7.042.528
6.109.225
Total
Pinjaman Sindikasi
Syndicated Loan 31 Desember/ December 31, 2015
31 Desember/ December 31, 2014
MNC MNCSV
3.448.750 3.352.185
3.110.062 3.022.920
MNC MNCSV
Subjumlah Biaya transaksi yang belum diamortisasi
6.800.935
6.132.982
Subtotal
Jumlah
6.694.416
(106.519)
(183.965) 5.949.017
Unamortized transaction cost Total
MNC
MNC
Pada tanggal 17 September 2014, MNC telah menandatangani perjanjian pinjaman sindikasi oleh dan antara: (i) MNC sebagai Debitur (ii) PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia sebagai penanggung awal; (iii) Deutsche Bank AG, Singapore Branch dan Standard Chartered Bank sebagai mandated lead arrangers dan bookrunners; (iv) lembaga-lembaga keuangan sebagai para kreditur awal (Original Lenders); (v) Standard Chartered Bank (Hong Kong) Limited sebagai Agen Jaminan Luar Negeri (Offshore Security Agent) dan Agen Fasilitas (Facility Agent); (vi) Standard Chartered Bank, Singapore Branch sebagai Bank Rekening (Account Bank) dan (vii) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bertindak sebagai Agen Jaminan Dalam Negeri (Onshore Security Agent), berdasarkan mana MNC telah menerima pinjaman sindikasi sejumlah US$ 250 juta (“Perjanjian Pinjaman”). Pinjaman ini digunakan untuk belanja modal dan modal kerja, pendanaan rekening Interest Reserve Account dan biaya transaksi yang terkait dengan Perjanjian Pinjaman.
On September 17, 2014, MNC entered into a syndicated loan agreement made by and between: (i) MNC as borrower (ii) PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia as original guarantor; (iii) Deutsche Bank AG, Singapore Branch and Standard Chartered Bank as mandated lead arrangers and bookrunners; (iv) the financial institutions as original lenders; (v) Standard Chartered Bank (Hong Kong) Limited as offshore security agent and facility agent; (vi) Standard Chartered Bank, Singapore Branch as account bank and (vii) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk as onshore security agent, pursuant to which MNC has received sydication loan in amount US$ 250 million (“Loan Agreement”). The proceeds of the loan were used for capital expenditure and working capital, funding of Interest Reserve Account and transaction expenses related to the Loan Agreement.
- 76 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Rincian pemberi pinjaman sebagai berikut:
Pemberi pinjaman/Lender
Details of original lender are as follows: 31 Desember/December 31 , 2015 Komitmen/ Ekuivalen/ Commitment Equivalent US$ Penuh / Full
Siemens Financial Services Inc. Deutsche Bank AG, Singapore Standard Chartered Bank Crédit Agricole Corporate And Investment Bank, Singapore Qatar National Bank Saq, Singapore Chang Hwa Commercial Bank Ltd., Offshore Banking First Commercial Bank Ltd., Singapore Ing Bank N.V., Singapore Branch Taishin International Bank Co. Ltd., Singapore Taiwan Business Bank, Offshore Banking Aozora Asia Pacific Finance Limited E.Sun Commercial Bank Ltd., Singapore Mega International Commercial Bank CO Ltd., Manila Hua Nan Commercial Bank Ltd., Offshore Banking Hua Nan Commercial Bank Ltd., Singapore KDB Asia Limited The Korea Development Bank, Singapore Hana Bank Bank of Panhsin PT. Bank CTBC Indonesia Taichung Commercial Bank CO Ltd., Offshore Banking Mega International Commercial Bank CO Ltd., Singapore Jumlah/Total
31 Desember/December 31 , 2014 Komitmen/ Ekuivalen/ Commitment Equivalent US$ Penuh / Full
22.500.000 20.000.000 20.000.000
310.388 275.900 275.900
22.500.000 20.000.000 20.000.000
279.900 248.800 248.800
17.500.000 17.500.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 12.500.000 12.500.000 10.000.000 10.000.000 8.330.000 7.500.000 7.500.000 7.500.000 7.500.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 4.170.000
241.413 241.413 206.925 206.925 206.925 172.438 172.438 137.950 137.950 114.912 103.463 103.463 103.463 103.463 68.975 68.975 68.975 68.975 57.521
17.500.000 17.500.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 12.500.000 12.500.000 10.000.000 10.000.000 8.330.000 7.500.000 7.500.000 7.500.000 7.500.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 4.170.000
217.700 217.700 186.600 186.600 186.600 155.500 155.500 124.400 124.400 103.625 93.300 93.300 93.300 93.300 62.200 62.200 62.200 62.200 51.937
250.000.000
3.448.750
250.000.000
3.110.062
Suku bunga pinjaman per tahun 3,5% ditambah LIBOR 3 bulan yang dibayar setiap tiga bulan. Pembayaran pokok pinjaman akan jatuh tempo 36 bulan setelah tanggal penggunaan pertama.
The interest rate per annum is 3.5% plus 3 months LIBOR payable every three months. The principal amount is due in 36 months after the utilization date.
Pinjaman dijamin dengan hak tanggungan atas tanah dan bangunan yang dimiliki oleh RCTI, jaminan fidusia atas piutang usaha dan klaim asuransi milik RCTI, jaminan fidusia atas benda bergerak milik RCTI, gadai atas saham RCTI yang dimiliki oleh MNC dan jaminan atas rekening Interest Reserve Account serta jaminan perusahaan dari RCTI.
The loan is secured by mortgage over land and building owned by RCTI, fiducia security over RCTI’s receivables and insurance claims, fiducia security over RCTI’s moveable assets, pledges over MNC’s shares in RCTI and collateral of Interest Reserve Account and corporate guarantee from RCTI.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo rekening yang dibatasi penggunaannya adalah sebesar US$ 2.523.767 (ekuivalen Rp 34.815 juta) dan US$ 2.360.684 (ekuivalen Rp 29.367 juta) yang tercatat sebagai “rekening bank yang dibatasi penggunaannya” pada laporan posisi keuangan konsolidasian (Catatan 6).
The balance of such interest reserve account as of December 31, 2015 and 2014 is US$ 2,523,767 (equivalent to Rp 34,815 million) and US$ 2,360,684 (equivalent to Rp 29,367 million) and is shown as “restricted cash in bank” in the consolidated statements of financial position (Note 6).
Sehubungan dengan pinjaman tersebut, MNC diwajibkan mempertahankan rasio keuangan dan memenuhi batasan-batasan tertentu sesuai dengan yang tercantum dalam Perjanjian Pinjaman. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, MNC telah mematuhi rasio keuangan dan batasan-batasan sebagaimana tercantum dalam perjanjian pinjaman.
In connection with such loan, MNC is required to comply with certain financial ratios and meet certain covenants as stated in the loan agreement. As of December 31, 2015 and 2014, MNC has complied with the stated financial ratios and covenants in the loan agreement.
- 77 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
MNCSV
MNCSV
Pada tanggal 19 November 2013, MNCSV menandatangani perjanjian pinjaman sebesar US$ 215 juta dengan suatu pilihan (opsi) dapat meningkatkan fasilitasnya sebesar US$ 35 juta dengan sindikasi bank lokal dan internasional. Facility agent adalah Deutsche Bank AG, Hong Kong Branch, dengan DB Trustees (Hong Kong) Limited sebagai Offshore Security Agent dan PT. Bank Central Asia Tbk sebagai Onshore Security Agent. Pinjaman digunakan untuk melunasi seluruh obligasi MNCSV (“Bonds”) dan untuk belanja modal.
On November 19, 2013, MNCSV signed a syndicated loan agreement of US$ 215 million with an option to increase by additional US$ 35 million from a syndicate of local and international banks. This loan facility agent is Deutsche Bank AG, Hong Kong Branch, with DB Trustees (Hong Kong) Limited as Offshore Security Agent and PT. Bank Central Asia Tbk as the Onshore Security Agent. Proceeds from this loan were used to redeem all of the bonds issued by MNCSV ("Notes") and for capital expenditure requirements.
Rincian jumlah komitmen dan saldo utang dari pemberi pinjaman sebagai berikut:
Details of commitments and loan balances lenders are as follows:
Pemberi pinjaman/Lender
31 Desember/December 31, 2015 Komitmen/ Ekuivalen/ Commitment Equivalent USD Rp Juta/ Rp Million
Standard Chartered Bank First Gulf Bank PJSC, Singapore CTBC Bank Co., Ltd., Singapore Deutsche Bank AG, Singapore Siemens Financial Services, Inc. Blackrock Funds II, Blackrock Banca Monte dei Paschi Di, Hong Kong Entie Commercial Bank, Taiwan First Commercial Bank, Singapore Bank of East Asia Ltd, Singapore Bank of Kaohsiung, Taiwan Blackrock - New York State Com, New York Federated Project and Trade Finance Core Fund Hwatai Bank, Taiwan KGI Bank, Taiwan (d/h/formerly Cosmos Bank) London Forfaiting, London Mega Intl Commercial Bank, Malaysia Mega Intl Commercial Bank, Philippines Taishin International Bank, Singapore Asian Total Return Fixed Chailease Finance (B.V.I), Taiwan Jumlah/Total
31 Desember/December 31, 2014 Komitmen/ Ekuivalen/ Commitment Equivalent USD Rp Juta/ Rp Million
45.000.000 40.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000 11.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 4.000.000 3.000.000
620.775 551.800 275.900 275.900 275.900 151.745 137.950 137.950 137.950 68.975 68.975 68.975 68.975 68.975 68.975 68.975 68.975 68.975 68.975 55.180 41.385
45.000.000 40.000.000 20.000.000 25.000.000 20.000.000 11.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 4.000.000 3.000.000
559.800 497.600 248.800 311.000 248.800 136.840 124.400 124.400 124.400 62.200 62.200 62.200 62.200 62.200 62.200 62.200 62.200 62.200 49.760 37.320
243.000.000
3.352.185
243.000.000
3.022.920
Jangka waktu selama 3 tahun. Sebesar 25% dari total pinjaman akan jatuh tempo pada bulan ke-33 dan jumlah sisanya jatuh tempo pada bulan ke-36 sejak fasilitas pinjaman diperoleh. Tingkat bunga berdasarkan LIBOR Rate + 4,25% per tahun. Bunga dibayarkan setiap triwulanan dimulai pada 12 Maret 2014.
The loan has a term of 3 years. 25% of the total loan is due on 33rd month and the remaining loan amount is due on 36th month from the first utilization. Interest rate at LIBOR + 4.25% per annum. Interest is payable quarterly starting on March 12, 2014.
Fasilitas kredit yang diperoleh, dijamin dengan jaminan fidusia atas aset tetap, persediaan, tagihan dan klaim asuransi milik MNCSV.
This loan is secured with fiduciary security over property and equipment, inventories, receivables and insurance claim owned by MNCSV.
Setiap saat, MNCSV dapat melakukan percepatan pembayaran seluruhnya atau sebagian dengan memberitahukan sebelumnya kepada Facility Agent tidak kurang dari lima hari kerja. Minimum pembayaran sebagian pinjaman adalah US$ 5 juta dan kelipatannya.
MNCSV may prepay the whole or any part of the loan at any time if it gives the Facility Agent not less than five business days prior notice. A prepayment of part of a Loan must be in a minimum amount of US$ 5 million and in integral multiples.
- 78 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
MNCSV harus memenuhi keuangan berikut:
kondisi
dan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
rasio
MNCSV shall comply with the conditions and financial ratios below:
MNCSV harus memastikan bahwa pada setiap akhir Periode Pengukuran, Consolidated Total Borrowings tidak melebihi 3 kali Adjusted Consolidated EBITDA untuk Periode Pengukuran tersebut.
MNCSV must ensure that Consolidated Total Borrowings do not, at the end of each Measurement Period, exceeds 3 times Adjusted Consolidated EBITDA for the Measurement Period.
MNCSV harus memastikan bahwa rasio Consolidated EBITDA terhadap Consolidated Finance Costs pada akhir setiap Periode Pengukuran tidak kurang dari 4,00:1,00.
MNCSV must ensure that the ratio of Consolidated EBITDA to Consolidated Finance Costs is not, at the end of each Measurement Period, less than 4.00:1.00.
Selain rasio keuangan tersebut diatas, MNCSV juga diwajibkan untuk mematuhi pembatasan tertentu seperti yang tercantum dalam perjanjian pinjaman.
In addition to the above financial ratios, MNCSV is also required to comply with the certain restrictive covenants as stated in the loan agreement.
MNCSV harus mempertahankan jumlah yang telah ditentukan oleh Facility Agent yang sama dengan jumlah cadangan bunga atau utang bunga oleh MNCSV dari jumlah pinjaman pada setiap tiga bulan setelah tanggal pembayaran bunga tersebut. MNCSV akan menaruh kembali sejumlah uang pada rekening yang dibatasi penggunaannya untuk mempertahankan saldo minimum jumlah cadangan bunga.
MNCSV shall maintain an amount determined by the Facility Agent to be equal to the aggregate amount of interest accruing or payable by the MNCSV in respect of the outstanding loans in the three month period immediately following such date. MNCSV will deposit in the interest reserve account funds, an amount sufficient to restore the balance on deposit in the interest reserve fund to at least the interest reserve amount.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo rekening yang dibatasi penggunaannya adalah sebesar US$ 2.654.980 (ekuivalen Rp 36.625 juta) dan US$ 2.654.776 (ekuivalen Rp 33.025 juta) yang tercatat sebagai “rekening bank yang dibatasi penggunaannya” pada laporan posisi keuangan konsolidasian (Catatan 6).
The balance of such interest fund as of December 31, 2015 and 2014 is US$ 2,654,980 (equivalent to Rp 36,625 million) and US$ 2,654,776 (equivalent to Rp 33,025 million) and is shown as “restricted cash in bank” in the consolidated statements of financial position (Note 6).
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, MNCSV telah mematuhi rasio keuangan dan batasan-batasan sebagaimana tercantum dalam perjanjian kredit.
As of December 31, 2015 and 2014, MNCSV has complied with the stated financial ratios and covenants in the loan agreement.
MNCSV sedang dalam proses pembiayaan kembali (refinancing) pinjaman sindikasi yang diharapkan dapat selesai sebelum bulan Juni 2016.
MNCSV however is already on process of refinancing the syndicated loan and is expected to be completed before June 2016.
Bank Rakyat Indonesia
Bank Rakyat Indonesia
Pada tanggal 20 Desember 2013, MNC memperoleh fasilitas Kredit Investasi (KI) dari Bank Rakyat Indonesia dengan jumlah maksimum sebesar Rp 337.000 juta yang terdiri dari Kredit Investasi Pokok sebesar Rp 315.000 juta dan Kredit Investasi IDC sebesar Rp 22.000 juta dengan tingkat bunga 10% per tahun dan jangka waktu utang sampai dengan bulan Desember 2023. Pembayaran pokok pinjaman setiap 3 bulan dan telah diubah dimulai pada bulan Maret 2016 dengan angsuran tertentu.
On December 20, 2013, MNC obtained investment loan facility from Bank Rakyat Indonesia with a maximum credit limit amount of Rp 337,000 million which consists of Principal Investment Loan of Rp 315,000 million and IDC Investment Loan Facility of Rp 22,000 million which bears interest rate of 10% per annum and term of until December 2023. The principal amount is due every 3 months and has been changed starting in March 2016 with certain installments amounts.
Fasilitas kredit ini dijamin dengan hak guna bangunan No. 601 dan No. 867 seluas 5.837 m 2 berlokasi di Kelurahan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
This loan facility is secured by land rights No. 601 and No. 867 with total area of 5,837 square meters located in Kebon Sirih, Central Jakarta.
- 79 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
MNC diwajibkan untuk memenuhi batasan-batasan tertentu sesuai dengan yang tercantum dalam perjanjian pinjaman. Pada tanggal 31 Desember 2015, MNC telah mematuhi batasan-batasan sebagaimana tercantum dalam perjanjian pinjaman.
MNC is required to meet certain covenants as stated in the loan agreement. As of December 31, 2015, MNC has complied with the stated covenants in the loan agreement.
Bank Central Asia
Bank Central Asia
Pada tanggal 10 Juli 2015, MNCSV menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman kredit investasi sebesar Rp 75.000 juta dengan Bank Central Asia (BCA). Fasilitas kredit investasi ini sudah digunakan sebesar Rp 25.000 juta pada 13 Juli 2015. Atas fasilitas ini dikenakan bunga 12% p.a dan provisi sebesar 1% sekali pungut diawal penarikan fasilitas. Pinjaman ini mempunyai jangka waktu 7 tahun dari awal penarikan fasilitas/ pinjaman pertama kali. Atas fasilitas ini MNCSV memberikan agunan berupa tanah dan bangunan aset milik MNCSV. Fasilitas ini ditujukan untuk membiayai perolehan tanah dan bangunan MNCSV.
On July 10, 2015, MNCSV signed an investment credit loan facility agreement of Rp 75,000 million with Bank Central Asia (BCA), of which Rp 25,000 million of the facility has been utilized on July 13, 2015. This facility bears interest of 12% p.a and one-time provision fee of 1% on the first facility withdrawal. The term of the loan is 7 years starting from the first utilization date. MNCSV collateral over this loan is the land and building asset owned by MNCSV. The facility is intended to fund the acquisition of MNCSV’s new land and building.
Sehubungan dengan pinjaman ini, MNCSV harus memenuhi kondisi dan rasio keuangan sebagai berikut:
In connection with this loan, MNCSV shall comply with the conditions and financial ratios below:
MNCSV wajib untuk memiliki rasio total debt dibanding equity tahun 2015 tidak melebihi 4 kali yang selanjutnya akan direviu kembali.
MNCSV must ensure that total debt to equity ratio in 2015 do not exceed 4 times which will be reviewed subsequently.
MNCSV wajib untuk memiliki rasio Earning Before Interest, Tax, Depreciation dan Amortization dibanding utang pokok dan bunga tidak kurang dari 1,5 kali.
MNCSV must ensure that Earning Before Interest, Tax, Depreciation and Amortization to principal and interest loan, at minimum of 1.5.
Bank MNC Internasional
Bank MNC Internasional
Pada tanggal 21 September 2015, Infokom menandatangani perjanjan fasilitas pinjaman kredit investasi maksimum sebesar Rp 10.000 juta dengan PT. Bank MNC Internasional, Tbk. Fasilitas kredit investasi sudah digunakan sebesar Rp 5.000 juta pada tanggal 30 September 2015. Bunga dikenakan sebesar 11% p.a. jangka waktu pinjaman 10 tahun dari tanggal ditandatangani fasilitas kredit.
On September 21, 2015, Infokom entered into a loan facility with an investment of Rp 10,000 million PT. Bank MNC Internasional, Tbk. Investment credit facility has been used for Rp 5,000 million September 30, 2015. Interest is charged at 11% p.a. loan bank 10 year period from the date of the credit facility was signed.
Fasilitas pinjaman di atas dijamin dengan Surat Jaminan fidusia dengan obyek jaminan fidusia berupa piutang usaha senilai Rp10.000 juta.
Such loan facilities are secured with Fidusia Bond with collateral in the form of fidusia accounts receivable valued at Rp10,000 million.
- 80 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
22. BONDS PAYABLE - NET
22. UTANG OBLIGASI – BERSIH 31 Desember/ December 31, 2015
31 Desember/ December 31, 2014
1.000.000
1.250.000
(1.725)
(3.027)
Subjumlah Obligasi yang dibeli kembali *)
998.275 (246.500)
1.246.973 (428.500)
Jumlah - bersih Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
751.775
818.473
Total - net
-
(249.379)
Less current maturities
Bagian jangka panjang
751.775
569.094
Non-current
Nilai nominal Biaya transaksi obligasi yang belum diamortisasi
Nominal value Unamortized notes issuance cost Subtotal Bonds repurchased *)
*) Obligasi yang dibeli kembali oleh Perusahaan dan entitas anak dengan tujuan untuk dijual kembali
*) Bonds repurchased by the Company and a subsidiary for resale purposes
Pada tanggal 29 Juni 2012, Perusahaan menerbitkan Obligasi Global Medicom I Tahun 2012 Dengan Tingkat Bunga Tetap yang terdiri dari 2 seri, yaitu Seri A sebesar Rp 250.000 juta yang jatuh tempo pada 29 Juni 2015 (3 tahun) dengan tingkat bunga 9,75% per tahun dan Seri B sebesar Rp 1.000.000 juta yang jatuh tempo pada 29 Juni 2017 (5 tahun) dengan tingkat bunga 10,5% per tahun. Obligasi ditawarkan 100% dari nilai nominal dan tercatat di Bursa Efek Indonesia. Obligasi dijamin dengan saham MNC yang dimiliki Perusahaan dengan nilai 125% dari jumlah yang terutang atas jumlah pokok obligasi.
On June 29, 2012, the Company issued Global Mediacom Bonds I Year 2012 With Fixed Interest Rate consisting of 2 series, Series A amounting to Rp 250,000 million due on June 29, 2015 (3 years) with an interest rate of 9.75% per annum and Series B amounting to Rp 1,000,000 million due on June 29, 2017 (5 years) with an interest rate of 10.5% per annum. The bonds were offered at 100% of the nominal value and listed on the Indonesia Stock Exchange. The bonds are secured by the MNC shares owned by the Company with a value of 125% of the amount payable on the principal amount.
Dana dari penerbitan obligasi digunakan untuk belanja modal sehubungan dengan pengembangan di bidang media dan modal kerja.
The proceeds from the issuance of the bonds were used for capital expenditures in connection with the development of media business and working capital.
Pada tahun 2015 dan 2014, obligasi telah memperoleh hasil pemeringkatan “A+” (Single A Plus) dari PT. Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO).
In 2015 and 2014, the bonds obtained a bond rating of “A+” (Single A Plus) from PT. Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO).
Setiap saat setelah tanggal 10 Juli 2012, Perusahaan dapat melakukan pembelian kembali untuk sebagian atau seluruh obligasi sebelum tanggal pelunasan obligasi.
At any time subsequent to July 10, 2012, the Company may repurchase (buy back) some or all the bonds before the bond redemption date.
Pada tanggal 12 Juli 2015, Perusahaan melakukan pelunasan atas pokok Obligasi Global Medicom I Tahun 2012 Seri A.
On July 12, 2015, the Company has fully paid the principal of Global Mediacom Bonds I Year 2012 Series A.
- 81 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Sehubungan dengan penerbitan obligasi, Perusahaan harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain (1) memelihara rasio jumlah pinjaman terhadap ekuitas tidak melebihi rasio 2:1, (2) memelihara perbandingan antara EBITDA dengan beban bunga pinjaman tidak kurang dari 4:1, (3) menjaga saham Perusahaan dikendalikan atau Perusahaan dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung lebih dari 50,1% oleh PT. MNC Investama Tbk selama jangka waktu obligasi dan (4) memastikan bahwa Perusahaan tetap merupakan pemegang saham lebih dari 51% dari saham PT. Media Nusantara Citra Tbk dan/atau entitas anak lain yang memberikan kontribusi signifikan kepada Perusahaan.
In connection with the issuance of bonds, the Company shall fulfill certain requirements, among others, (1) maintain a debt to equity ratio less than 2:1, (2) maintain a ratio between EBITDA with loan interest expense greater than 4:1, (3) maintain control of the Company or the Company owned, directly or indirectly, more than 50.1% by PT. MNC Investama Tbk during the term of the bonds, and (4) ensure that the Company remains a shareholder of more than 51% of the shares of PT. Media Nusantara Citra Tbk and/or other subsidiaries that provide significant contributions to the Company.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Perusahaan telah mematuhi persyaratanpersyaratan diatas.
As of December 31, 2015 and 2014, the Company has complied with the requirements above.
Biaya perolehan belum diamortisasi termasuk dalam nilai tercatat obligasi serta diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.
The unamortized transaction are include included in the carrying amount of the bonds, which is amortized using the effective interest method.
23. MODAL SAHAM
Nama pemegang saham PT. MNC Investama Tbk Hary Tanoesoedibjo (Direktur Utama) Indra Pudjiastuti (Direktur) Oerianto Guyandi (Direktur) Handhianto Suryo Kentjono (Direktur) Rosano Barack (Komisaris Utama) Beti Puspitasari Santoso (Komisaris Independen) David Fernando Audy (Direktur) B. Rudijanto Tanoesoedibjo (Komisaris) Masyarakat dan koperasi (di bawah 5%) Jumlah saham yang beredar Saham diperoleh kembali Jumlah saham yang diterbitkan
23. CAPITAL STOCK 31 Desember/December 31 , 2015 Jumlah saham (angka penuh)/ Persentase Jumlah modal Number of kepemilikan/ disetor/ shares Percentage of Total paid-up (full amount) ownership capital stock 7.502.642.500 31.226.040 21.024.100 11.963.000 9.982.000 9.282.500
53,54% 0,22% 0,15% 0,09% 0,07% 0,07%
750.264 3.123 2.102 1.196 998 928
5.179.400 2.800.500 1.550.000
0,04% 0,02% 0,01%
518 280 155
6.418.535.782
45,79%
641.854
14.014.185.822
100,00%
1.401.418
184.428.100
18.443
14.198.613.922
1.419.861
- 82 -
Name of stockholders PT. MNC Investama Tbk Hary Tanoesoedibjo (President Director) Indra Pudjiastuti (Director) Oerianto Guyandi (Director) Handhianto Suryo Kentjono (Director) Rosano Barack (President Commissioner) Beti Puspitasari Santoso (Independent Commissioner) David Fernando Audy (Director) B. Rudijanto Tanoesoedibjo (Commissioner) Public and cooperatives (below 5% each) Total outstanding capital stock Treasury stocks Total issued capital stock
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
Nama pemegang saham PT. MNC Investama Tbk Hary Tanoesoedibjo (Direktur Utama) Indra Pudjiastuti (Direktur) Rosano Barack (Komisaris Utama) Oerianto Guyandi (Direktur) Handhianto Suryo Kentjono (Direktur) David Fernando Audy (Direktur) Masyarakat dan koperasi (di bawah 5%) Jumlah saham yang beredar Saham diperoleh kembali Jumlah saham yang diterbitkan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
31 Desember/December 31 , 2014 Jumlah saham (angka penuh)/ Persentase Jumlah modal kepemilikan/ disetor/ Number of shares Percentage of Total paid-up (full amount) ownership capital stock 7.046.642.500 31.226.040 17.877.600 13.062.500 11.963.000 9.982.000 2.800.500
50,15% 0,22% 0,13% 0,09% 0,09% 0,07% 0,02%
704.664 3.123 1.788 1.306 1.196 998 280
6.917.657.682
49,23%
691.766
14.051.211.822
100,00%
1.405.121
147.402.100
14.740
14.198.613.922
1.419.861
Modal ditempatkan dan disetor penuh adalah saham biasa yang memberikan hak satu suara per saham dan berpartisipasi dalam dividen.
Name of stockholders PT. MNC Investama Tbk Hary Tanoesoedibjo (President Director) Indra Pudjiastuti (Director) Rosano Barack (President Commissioner) Oerianto Guyandi (Director) Handhianto Suryo Kentjono (Direktor) David Fernando Audy (Director) Public and cooperatives (below 5% each) Total outstanding capital stock Treasury stocks Total issued capital stock
The shares issued and fully paid are ordinary shares which entitle the holder to carry one vote per share and to participate in dividends.
Perubahan jumlah saham beredar tahun 2015 dan Mutation of outstanding shares on 2015 and 2014 2014 adalah sebagai berikut: is as follow: Lembar/Shares Saldo 1 Januari 2014 Pembelian kembali saham Penjualan saham diperoleh kembali Pelaksanaan opsi saham karyawan (Catatan 39)
13.455.150.550 (3.814.900) 453.964.300 145.911.872
Balance as of January 1, 2014 Treasury stock Sales of treasury stock Exercise of the employee stock options (Note 39)
Saldo 31 Desember 2014
14.051.211.822
Balance as of December 31, 2014
Pembelian kembali saham Saldo 31 Desember 2015
(37.026.000) 14.014.185.822
Treasury stock Balance as of December 31, 2015
24. ADDITIONAL PAID-UP CAPITAL
24. AGIO SAHAM Mutasi tambahan modal disetor:
Changes in additional paid-up capital:
31 Desember/ December 31, 2015
31 Desember/ December 31, 2014
Saldo awal Penjualan saham diperoleh kembali (Catatan 28) Pelaksanaan opsi saham karyawan (Catatan 39)
1.924.884
1.642.484
-
73.436
-
208.964
Saldo akhir
1.924.884
1.924.884
- 83 -
Beginning balance Sale of treasury stocks (Note 28) Exercise of the employee stock options (Note 39) Ending balance
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
25. SELISIH TRANSAKSI PERUBAHAN EKUITAS ENTITAS ANAK
25. DIFFERENCE DUE CHANGE IN EQUITY OF SUBSIDIARIES
Akun ini merupakan bagian Perusahaan atas perubahan ekuitas entitas anak sebagai berikut:
This account represents the Company’s share on the change in equity of subsidiaries as follows:
31 Desember/ December 31, 2015
31 Desember/ December 31, 2014
PT. Media Nusantara Citra Tbk (MNC) PT. MNC Sky Vision Tbk (MNCSV) Lainnya
1.633.061 772.901 6.418
1.781.464 772.901 6.329
PT. Media Nusantara Citra Tbk (MNC) PT. MNC Sky Vision Tbk (MNCSV) Others
Jumlah
2.412.380
2.560.694
Total
Perubahan ekuitas entitas anak terutama sehubungan dengan modal saham entitas anak dibelli kembali dan pelaksanaan opsi saham karyawan entitas anak.
Change in equity of subsidiaries are mostly in relation to treasury stock of subsidiaries and exercise of employee stock options of subsidiaries.
26. SELISIH TRANSAKSI EKUITAS DENGAN PIHAK NON-PENGENDALI
26. DIFFERENCE IN VALUE OF EQUITY TRANSACTION WITH NON-CONTROLLING INTEREST
Akun ini berasal dari transaksi penjualan dan/atau pembelian saham entitas anak yang dilakukan Perusahaan dan entitas anak yang lain yang dikonsolidasikan dalam Perusahaan. Transaksi ini merupakan transaksi ekuitas dan dimasukkan dalam akun selisih transaksi ekuitas dengan pihak non-pengendali karena tidak mengakibatkan kehilangan pengendalian.
This account was brought about from the sale and purchases of subsidiary shares transaction performed by the Company and other consolidated subsidiaries. The transactions are treated as an equity transaction and recorded under difference in value of equity transaction with non-controlling interest, as this is a change in interest that do not result in a loss of control.
27. PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
27. OTHER COMPREHENSIVE INCOME
Akun ini meliputi penghasilan komprehensif lain yang diakumulasi dalam ekuitas yang berasal dari selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan entitas anak.
This account comprises of other comprehensive income that are accumulated in equity because of the translation adjustment from the subsidiary’s financial statements.
28. SAHAM DIPEROLEH KEMBALI
28. TREASURY STOCKS
Pergerakan dalam saham dibeli kembali dapat dilihat dibawah ini:
Jumlah saham/ Number of shares Saham diperoleh kembali pada tanggal 1 Januari 2014 Ditambah: perolehan tahun 2014 Dikurangi: penjualan tahun 2014 Saham diperoleh kembali pada tanggal 31 Desember 2014 Ditambah: perolehan tahun 2015 Saham diperoleh kembali pada tanggal 31 Desember 2015
Movement in the Company’s treasury shares are shown below: Persentase terhadap saham yang dikeluarkan/ Percentage to issued shares %
Biaya perolehan/ At cost
597.551.500 3.814.900 (453.964.300)
4,25% 0,03% 3,25%
1.209.457 7.891 (918.824)
147.402.100 37.026.000
1,05% 0,26%
298.524 41.075
184.428.100
1,31%
339.599
- 84 -
Treasury stock at January 1, 2014 Add: Acquisition in 2014 Deduct: Sale in 2014 Treasury stock at December 31, 2014 Add: Acquisition in 2015 Treasury stock at December 31, 2015
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Saham yang diperoleh kembali melalui entitas anak
Treasury shares from subsidiary
Pada tahun 2015, entitas anak (RCTI) membeli saham Perusahaan dari pasar sebanyak 2.000.000 lembar dengan biaya perolehan sebesar Rp 2.217 juta. Investasi tersebut dicatat sebagai aset keuangan lainnya – lancar, efek diperdagangkan dalam laporan keuangan entitas anak. Dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, investasi tersebut dicatat sebagai saham Perusahaan yang diperoleh kembali.
In 2015, the subsidiary (RCTI) purchased the Company’s shares from market totaling to 2,000,000 shares with acquisition cost of Rp 2,217 million. These shares are recorded as other financial assets – current, equity securities held for trading in the subsidiary’s statements of financial position and recognized as treasury shares of the Company.
29. NON-CONTROLLING INTERESTS
29. KEPENTINGAN NON-PENGENDALI Kepentingan non-pengendali atas aset bersih entitas anak adalah sebagai berikut:
Non-controlling interest in subsidiaries are as follows:
31 Desember/ December 31, 2015
net
assets
of
31 Desember/ December 31, 2014 *)
MNC dan entitas anak GMI dan entitas anak MNCSV MNC Shop Infokom dan entitas anak
3.770.733 690.772 186.778 (4.615) (389)
3.521.747 586.151 484.959 13.432 (166)
MNC and its subsidiaries GMI and its subsidiaries MNCSV MNC Shop Infokom and its subsidiaries
Jumlah
4.643.279
4.606.123
Total
*) Disajikan kembali (Catatan 2)
*) As restated (Note 2)
Mutasi kepentingan non-pengendali pada tahun berjalan adalah sebagai berikut:
Movement in non-controlling interest in the current year is as follows:
31 Desember/ December 31, 2015
31 Desember/ December 31, 2014 *)
Saldo awal tahun Bagian laba tahun berjalan Pengukuran kembali atas program imbalan pasti Akuisisi entitas anak Perubahan ekuitas entitas anak Pembelian dan penjualan saham entitas anak melalui pasar Setoran modal non-pengendali pada entitas anak Pembagian dividen entitas anak ke kepentingan non-pengendali
4.606.123 231.261
4.068.336 585.027
Jumlah
4.643.279
13.173 1.024 156.748
8.540 (30.879)
(80.084)
9.053
16.910
130.723
(301.876)
(164.677)
*) Disajikan kembali (Catatan 2)
4.606.123
Balance at beginning of year Share of profit for the year Remeasurement of defined benefit obligation Acquisition of subsidiary Change in equity of subsidiaries Purchase and sale of subsidiary's shares through the market Non-controlling paid-up capital in subsidiary Dividend distributed by subsidiaries to non-controlling interest Total
*) As restated (Note 2)
- 85 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
Kepentingan non-pengendali atas entitas anak adalah sebagai berikut:
laba
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
(rugi)
Non-controlling interest in net income (loss) of subsidiaries are follows:
2015 MNC dan entitas anak MNCSV GMI dan entitas anak MNC Shop Infokom dan entitas anak Jumlah
2014 *)
500.387 (198.675) (52.126) (18.102) (223)
708.008 (46.957) (65.974) (9.982) (68)
MNC and its subsidiaries MNCSV GMI and its subsidiaries MNC Shop Infokom and its subsidiaries
231.261
585.027
Total
*) Disajikan kembali (Catatan 2)
*) As restated (Note 2)
Ringkasan informasi keuangan pada masingmasing entitas anak Grup yang memiliki kepentingan non-pengendali yang signifikan ditetapkan di bawah ini. Ringkasan informasi keuangan di bawah ini merupakan jumlah sebelum eliminasi intra grup.
Summarized financial information in respect of each of the Group’s subsidiaries that has significant non-controlling interest is set out below. The summarized financial information below represents amounts before intragroup eliminations.
MNC 31 Desember/ 31 Desember/ December 31, December 31, 2015 2014 *) Aset lancar Aset tidak lancar Jumlah Aset
GMI 31 Desember/ 31 Desember/ December 31, December 31, 2015 2014
MNCSV 31 Desember/ 31 Desember/ December 31, December 31, 2015 2014 *)
7.726.851 6.747.706 14.474.557
8.670.175 4.939.947 13.610.122
1.599.415 574.981 2.174.396
1.554.817 538.656 2.093.473
993.556 5.575.337 6.568.893
1.052.571 4.821.754 5.874.325
Current assets Non-current assets Total Assets
Liabilitas jangka pendek Liabilitas jangka panjang Jumlah Liabilitas
1.039.805 3.868.359 4.908.164
892.276 3.317.515 4.209.791
381.310 22.567 403.877
322.847 25.068 347.915
5.140.769 39.468 5.180.237
1.295.950 2.984.250 4.280.200
Current liabilities Non-current liabilities Total Liabilities
Pendapatan Beban Laba (rugi) bersih tahun berjalan Jumlah penghasilan (rugi) komprehensif tahun berjalan
6.444.935 5.167.967
6.665.978 4.783.774
936.860 1.076.743
761.003 968.143
3.234.983 4.011.460
3.279.203 3.434.214
Revenues Expenses
1.276.968
1.882.204
(139.883)
(207.140)
(776.477)
(155.011)
1.262.680
1.857.805
(76.506)
(117.846)
(205.469)
(156.744)
Kas masuk (keluar) bersih dari: Kegiatan Operasi Kegiatan Investasi Kegiatan Pendanaan
1.249.167 (1.063.613) (919.099)
1.098.165 (2.735.740) 2.194.815
(189.204) 92.233 (17.707)
(150.377) (98.960) (56.065)
1.026.339 (1.138.112) 94.313
822.501 (1.168.059) (102.910)
Profit (loss) for the year Total comprehensive income (loss) for the year Net cash inflow (outflow) from: Operating activities Investing activities Financing activities
*) Disajikan kembali (Catatan 2)
*) As restated (Note 2)
Rekonsiliasi dari ringkasan informasi keuangan entitas di atas terhadap jumlah tercatat dari bagian entitas non-pengendali yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian:
Reconciliation of the above summarized financial information on entities to the carrying amount of the interest in non-controlling interest recognized in the consolidated financial statements:
MNC 31 Desember/ 31 Desember/ December 31, December 31, 2015 2014 *) Aset bersih entitas anak Penyesuaian kebijakan akuntansi Bagian non-pengendali entitas anak
9.566.393
Jumlah yang dapat diatribusikan
8.965.797
8.915.673
1.043.183
3.170.137
8.965.797 3.014.841
-
600.596 -
506.906 -
3.770.733
3.521.747
Proporsi bagian nonpengendali Bagian non-pengendali entitas anak Transaksi dieliminasi Jumlah
(600.596)
9.400.331
GMI 31 Desember/ 31 Desember/ December 31, December 31, 2015 2014 1.770.519
(484.658)
(727.336)
1.745.558 (669.691)
1.388.656 (565.845)
-
1.075.867
822.811
1.594.125
-
186.778
484.959
-
-
186.778
484.959
669.691 (83.540)
690.772
586.151
*) As restated (Note 2)
- 86 -
1.594.125
-
727.336 (36.564)
*) Disajikan kembali (Catatan 2)
MNCSV 31 Desember/ 31 Desember/ December 31, December 31, 2015 2014 *) Net assets of subsidiaries Adjustment on accounting policy Part of the non-controlling of subsidiaries Total attributable Proportion of the noncontrolling's interest Part of the non-controlling of subsidiaries Elimination of transaction Total
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
30. PENDAPATAN
Media berbasis iklan dan konten Media berbasis pelanggan Media berbasis online Lainnya Jumlah
30. REVENUES
2015
2014
6.101.898 3.232.797 848.138 390.001
6.345.821 3.276.538 621.167 413.626
10.572.834
10.657.152
Advertising and content based media Subscribers based media Online based media Others Total
Pendapatan usaha dari pelanggan yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan usaha berasal dari PT. Wira Pamungkas Pariwara sebesar Rp 1.693.197 juta atau 16,0% dan Rp 1.549.395 juta atau 14,5% dari jumlah pendapatan usaha masing-masing tahun 2015 dan 2014.
Revenues from customers which individually represent more than 10% of the total revenues came from PT. Wira Pamungkas Pariwara amounting to Rp 1,693,197 million or 16.0% and Rp 1,549,395 million or 14.5% of total revenues in 2015 and 2014, respectively.
0,63% dan 1,22% dari jumlah pendapatan masingmasing pada tahun 2015 dan 2014 dilakukan dengan pihak berelasi.
0.63% and 1.22% of total revenues in 2015 and 2014, respectively, were made with related parties.
31. BEBAN LANGSUNG
31. DIRECT COSTS
2015 Media berbasis iklan dan konten Beban program dan penyiaran Penyusutan dan amortisasi Media berbasis pelanggan Penyusutan dan amortisasi Beban pokok program Outsourcing Gaji dan kesejahteraan karyawan Sewa Lainnya Media berbasis online Lainnya Penyusutan dan amortisasi Lain-lain Jumlah
2014 *)
2.674.598 130.248
2.702.754 90.043
1.109.108 918.002 254.080 249.710 71.442 291.990 657.116
1.013.259 977.848 232.186 209.508 73.127 254.500 491.825
5.776 189.222
3.659 239.792
6.551.292
6.288.501
*) Disajikan kembali (Catatan 2)
Advertising and content based media Program and broadcasting expenses Depreciation and amortization Subscribers based media Depreciation and amortization Cost of programs Outsourcing Salaries and employee welfare Rental Others Online based media Others Depreciation and amortization Others Total *) As restated (Note 2)
Tidak terdapat beban langsung secara individu yang melebihi 10% dari jumlah beban langsung.
There is no direct costs which individually represent more than 10% of the total direct costs.
1,21% dan 0,49% dari jumlah beban langsung masing-masing pada tahun 2015 dan 2014 dilakukan dengan pihak berelasi.
1.21% and 0.49% of total direct cost in 2015 and 2014, respectively, were made with related parties.
- 87 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
32. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
32. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES 2015
Gaji dan tunjangan Iklan dan pemasaran Penyusutan dan amortisasi Jasa profesional Sewa Perlengkapan kantor Listrik, air dan telepon Pengangkutan dan perjalanan Imbalan pasca kerja Perbaikan dan pemeliharaan Pajak dan perizinan Lainnya Jumlah
2014 *)
925.978 295.786 107.996 99.888 91.732 86.148 56.283 56.094 47.201 34.647 22.560 146.823
834.728 159.836 132.034 97.752 65.542 68.580 58.740 27.567 34.948 38.675 25.379 150.216
1.971.136
1.693.997
*) Disajikan kembali (Catatan 2)
Salaries and allowances Advertising and marketing Depreciation and amortization Professional fees Rent Office equipment Electricity, water and telephone Freight and transportation Post-employment benefits Repairs and maintenance Taxes and licenses Others Total *) As restated (Note 2)
33. BEBAN KEUANGAN
33. FINANCE CHARGES
2015
2014
Beban bunga dari utang: Obligasi Sindikasi Amortisasi emisi pinjaman Lainnya
117.639 312.563 79.527 50.052
122.248 190.167 43.534 20.689
Interest expenses on: Bonds Syndicated Loan emission amortization Others
Jumlah
559.781
376.638
Total
34. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN LAIN-LAIN BERSIH
34. OTHER GAINS AND LOSSES - NET
2015
2014
Penghasilan investasi dari aset keuangan pada FVTPL Beban pajak Lain-lain - bersih
42.584 (79.110) (54.209)
22.257 (51.205) (211.435)
Investment income from financial assets at FVTPL Tax expense Others - net
Jumlah
(90.735)
(240.383)
Total
35. PAJAK PENGHASILAN
35. INCOME TAX
Beban pajak Grup terdiri dari:
Tax expense of the Group consists of the following:
2015
2014
Pajak kini - Entitas anak Pajak tangguhan Perusahaan Entitas anak
615.433
672.831
(26.023) (258.231)
2.009 (47.673)
Current tax - Subsidiaries Deferred tax The Company Subsidiaries
Beban pajak - bersih
331.179
627.167
Tax expense - net
- 88 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Pajak Kini
Current Tax
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan laba kena pajak (rugi fiskal) Perusahaan adalah sebagai berikut:
A reconciliation between income before tax per consolidated statements of profit or loss and other comprehensive income and taxable income (fiscal loss) of the Company is as follows:
2015 Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian Rugi entitas anak sebelum pajak penghasilan
2014 Income before tax per consolidated statements of profit or loss and other comprehensive income
614.618
1.915.113
(739.327)
(2.125.399)
Rugi sebelum pajak Perusahaan Perbedaan temporer: Imbalan pasca kerja Perbedaan yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal Aset tetap Sumbangan dan kontribusi Keuntungan (kerugian) investasi Lainnya
(124.709)
(210.286)
2.785 456 49.097 (4.021)
2.101 256 (2.193) 178.669
Loss before tax of the Company Temporary differences: Post-employment benefits Non-deductible expenses (nontaxable income) Property and equipment Donations and contributions Gain (loss) on investment Others
Rugi kena pajak Perusahaan Rugi fiskal tahun sebelumnya Rugi fiskal tahun sebelumnya yang telah kadaluarsa
(76.303) (29.876)
(29.876) (7.172)
Taxable loss of the Company Prior year's fiscal loss carryforward
Akumulasi rugi fiskal Perusahaan
89
(106.179)
1.577
7.172 (29.876)
Loss before tax of subsidiaries
Expired prior periods fiscal loss Accumulated fiscal loss carryforward
Perusahaan mengalami rugi fiskal sehingga tidak terdapat taksiran pajak penghasilan. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, utang pajak penghasilan (PPh) badan merupakan utang PPh badan entitas anak.
The Company was in fiscal loss position, therefore, no provision for corporate income tax was made. At December 31, 2015 and 2014, income tax payable represents the subsidiaries’ income tax payable.
Perhitungan laba kena pajak dalam laporan keuangan ini akan menjadi dasar dalam pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Badan.
The calculation of taxable income in this financial statements will be used as the basis of reporting the Annual Corporate Income Tax Return (SPT).
Laba (rugi) fiskal pajak Perusahaan tahun 2014 sudah sesuai dengan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Badan yang disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak.
Taxable income (loss) of the Company for 2014 is in accordance with the Annual Corporated Income Tax Returns (SPT) submitted to the Tax Office.
Pajak Tangguhan
Deferred Tax
Beban (manfaat) pajak tangguhan Grup adalah sebagai berikut:
Deferred tax expense (benefit) of the Group is as follows:
2015
2014
Pajak tangguhan Perusahaan Entitas anak
(26.023) (258.231)
2.009 (47.673)
Deferred tax The Company Subsidiaries
Manfaat pajak tangguhan - bersih
(284.254)
(45.664)
Deferred tax benefit - net
- 89 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Aset Pajak Tangguhan
Deferred Tax Assets
Akun ini merupakan aset pajak tangguhan bersih setelah diperhitungkan dengan liabilitas pajak tangguhan dari masing-masing entitas usaha, dengan rincian sebagai berikut:
This account represents deferred tax assets after deducting the deferred tax liabilities of each of the same business entity as follows:
31 Desember/ December 31, 2015
31 Desember/ December 31, 2014 *)
26.000 1.145
1.122
Perusahaan Akumulasi rugi fiskal Liabilitas imbalan pasca kerja Entitas anak Akumulasi rugi fiskal Liabilitas imbalan pasca kerja Piutang Aset tetap Lainnya
400.957 41.031 21.468 (44.234) 14.586
152.716 38.117 17.615 (57.418) 4.200
Company Accumulated fiscal loss Post-employment benefits obligation Subsidiaries Accumulated fiscal losses Post-employment benefits obligation Accounts receivable Property and equipment Others
Aset pajak tangguhan - bersih
460.953
156.352
Deferred tax assets - net
*) Disajikan kembali (Catatan 2)
*) As restated (Note 2)
Liabilitas Pajak Tangguhan
Deferred Tax Liabilities
Akun ini merupakan liabilitas pajak tangguhan entitas anak setelah diperhitungkan dengan aset pajak tangguhan dari masing-masing entitas usaha, dengan rincian sebagai berikut:
This account represents deferred tax liabilities of subsidiaries after deducting the deferred tax asset of each of the same business entity as follows:
31 Desember/ December 31, 2015
31 Desember/ December 31, 2014 *)
Entitas anak Liabilitas imbalan pasca kerja Biaya yang ditangguhkan Lainnya
(13.337) 16.623 23.872
(12.721) 16.795 23.531
Subsidiaries Post-employment benefits obligation Deferred charges Others
Liabilitas pajak tangguhan - bersih
27.158
27.605
Deferred tax liabilities - net
*) Disajikan kembali (Catatan 2)
*) As restated (Note 2)
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Grup mengakui aset pajak tangguhan atas akumulasi rugi fiskal masing-masing sebesar Rp 1.707.828 juta dan Rp 610.864 juta karena manajemen memperkirakan bahwa aset pajak tangguhan tersebut dapat digunakan melalui kompensasi laba kena pajak di masa datang.
As of December 31, 2015 and 2014, the Group recognized deferred tax asset on accumulated fiscal losses amounting to Rp 1,707,828 million and Rp 610,864 million, respectively, since the management expects that the deferred tax asset can be utilized against taxable income in the future periods.
- 90 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Rekonsiliasi antara beban pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:
A reconciliation between the total tax expense and the amounts computed by applying the effective tax rate to income before tax is as follows:
2015
2014 *)
Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian
614.618
1.915.113
Beban pajak sesuai tarif pajak yang berlaku
153.655
478.778
12.079 59.262
45.547 (2.580)
21.348
50.057
Jumlah Rugi fiskal yang tidak dapat dimanfaatkan Penyesuaian atas surat ketetapan kurang bayar - Entitas anak Pengaruh pengurangan fasilitas pajak Manfaat pajak entitas anak yang dikenakan pajak penghasilan luar negeri
246.344 93.359
571.802 78.640
313 138
-
(8.975)
(23.275)
Total Unrecognized deferred tax on fiscal loss Adjustment from underpayment assessment letter - Subsidiaries Difference in tax facility Tax benefit of subsidiaries which is subjected to foreign corporate income tax
Beban pajak - bersih
331.179
627.167
Tax expense - net
Dampak pajak atas perbedaan yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal Perusahaan Entitas anak Perbedaan pajak entitas anak yang dikenakan pajak penghasilan luar negeri
*) Disajikan kembali (Catatan 2)
Income before tax per consolidated statements of profit or loss and other comprehensive income
Tax expense at effective tax rate
Tax effect of non-deductible expenses The Company Subsidiaries Tax difference on subsidiaries which is subjected to foreign corporate income tax
*) As restated (Note 2)
36. LABA PER SAHAM
36. EARNINGS PER SHARE
Perhitungan laba per saham dasar dan dilusian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk didasarkan pada data berikut:
The calculations of the basic and diluted earnings per share attributable to the owners of the parent entity are based on the following data:
Laba
Earnings 2015
Laba untuk perhitungan laba per saham
2014 *)
52.178
*) Disajikan kembali (Note 2)
702.919
Earnings for computing earnings per share *) As restated (Note 2)
- 91 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Lembar saham
Number of shares
Jumlah rata-rata tertimbang saham beredar (penyebut) untuk tujuan penghitungan laba per saham dasar dan dilusian adalah sebagai berikut:
The weighted average number of shares outstanding (denominator) for the computation of basic and diluted earnings per share were as follows:
2015 lembar/shares Saldo awal Rata-rata tertimbang saham yang diterbitkan melalui opsi saham karyawan Rata-rata tertimbang saham diperoleh kembali Jumlah rata-rata tertimbang saham untuk tujuan laba per saham dasar Jumlah saham bersifat dilusi dari opsi saham karyawan Jumlah rata-rata tertimbang saham untuk tujuan laba per saham dilusian *) *)
2014 lembar/shares
14.198.613.922
14.052.702.050
-
47.717.743
(158.967.631)
(366.924.850)
14.039.646.291
13.733.494.943
-
-
14.039.646.291
13.733.494.943 *)
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, tidak terdapat dilusi dari opsi saham karyawan karena harga pasar lebih rendah dari harga pelaksanaan.
37. DIVIDEN TUNAI DAN CADANGAN UMUM
Beginning balance Weighted average number of shares issued through the employee stock options Weighted average number of treasury stocks Total weighted average number of shares for the purpose of basic earnings per share Number of dilutive potential share from employee stock options Total weighted average number of shares outstanding for the purpose of diluted earnings per share *)
As of December 31, 2015 and 2014, there is no dilution from employee stock option since the market price is lower than exercise price.
37. CASH DIVIDENDS AND GENERAL RESERVE
a.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perusahaan sebagaimana tercantum dalam Akta Perusahaan No. 48 tanggal 20 Mei 2015 dari Aryanti Artisari, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai untuk tahun buku 2014 sebesar Rp 25 per saham atau sejumlah Rp 351.280 juta dan pembentukan cadangan umum sebesar Rp 1 miliar.
a.
Based on the minutes of the Company’s Annual Stockholders’ General Meeting as stated in Deed No. 48 dated May 20, 2015 of Aryanti Artisari, S.H., M.Kn., Notary in Jakarta, the stockholders approved the distribution of cash dividends for 2014 amounting to Rp 25 per share or a total Rp 351,280 million and the appropriation of general reserve amounting to Rp 1 billion.
b.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perusahaan sebagaimana tercantum dalam Akta Perusahaan No. 113 tanggal 30 April 2014 dari Aryanti Artisari, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai untuk tahun buku 2013 sebesar Rp 25 per saham atau sejumlah Rp 347.863 juta dan pembentukan cadangan umum sebesar Rp 1 miliar.
b.
Based on the minutes of the Company’s Annual Stockholders’ General Meeting as stated in Deed No. 113 dated April 30, 2014 of Aryanti Artisari, S.H., M.Kn., Notary in Jakarta, the stockholders approved the distribution of cash dividends for 2013 amounting to Rp 25 per share or a total Rp 347,863 million and the appropriation of general reserve amounting to Rp 1 billion.
- 92 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
38. LIABILITAS IMBALAN KERJA
38. EMPLOYEE BENEFITS OBLIGATION
Imbalan Pasca-kerja
Post-employment Benefits
Program Iuran Pasti
Defined Contribution Plan
Grup menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk seluruh karyawan tetap yang dikelola oleh Dana Pensiun Bimantara (DANAPERA) yang akta pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. 382/KM.17/1996 tanggal 15 Oktober 1996. Iuran ini berasal dari: 3,6% - 4% gaji pokok yang dibayarkan karyawan, sedangkan sisanya sebesar 6% - 8% dibayarkan oleh Perusahaan dari penghasilan dasar karyawan, tergantung masa kerjanya.
The Group provides a defined contribution pension plan for all of its permanent employees which is managed by Dana Pensiun Bimantara (DANAPERA) whose deed of establishment was approved by the Minister of Finance of the Republic of Indonesia in his Decision Letter No. 382/KM.17/1996 dated October 15, 1996. Contribution to the pension plan consists of: 3.6% - 4% of basic salary is contributed by the employee and 6% - 8% of basic salary is contributed by the Company depending on years of service.
Beban pensiun Grup yang timbul dari program iuran pasti masing-masing sebesar Rp 20.861 juta dan Rp 15.392 juta pada tahun 2015 dan 2014.
The Group’s pension expense arising from the defined contribution plan amounted to Rp 20,861 million and Rp 15,392 million in 2015 and 2014, respectively.
Program Imbalan Pasti
Defined Benefit Plan
Grup, kecuali RCTI dan entitas anak asing, juga menghitung dan membukukan estimasi imbalan pasca kerja untuk seluruh karyawannya sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 yang berlaku.
The Group, except for RCTI and foreign subsidiaries, also calculates and records estimated post-employment benefits for all of its qualifying employees in accordance with Labor Law No. 13/2003.
RCTI mengakui tambahan liabilitas imbalan pasca kerja selain program pensiun, sesuai kebijakannya berupa kekurangan antara imbalan pasca kerja berdasarkan program pensiun dengan imbalan berdasarkan kebijakan RCTI.
RCTI recognized the cost of providing other postemployment benefits in accordance with its policy such as shortage of benefits provided by the pension plan against the benefits based on RCTI’s policy.
Program pensiun imbalan pasti memberikan eksposur Grup terhadap risiko aktuarial seperti risiko tingkat bunga dan risiko gaji.
The defined benefit pension plan typically expose the Group to actuarial risks such as: interest rate risk and salary risk.
Risiko Tingkat Bunga
Interest risk
Penurunan suku bunga obligasi meningkatkan liabilitas program.
akan
A decrease in the bond interest rate will increase the plan liability.
Risiko Gaji
Salary risk
Nilai kini kewajiban imbalan pasti dihitung dengan mengacu pada gaji masa depan peserta program. Dengan demikian, kenaikan gaji peserta program akan meningkatkan liabilitas program itu.
The present value of the defined benefit plan liability is calculated by reference to the future salaries of plan participants. As such, an increase in the salary of the plan participants will increase the plan’s liability.
Imbalan Kerja Jangka panjang Lain
Other Long-term Employee Benefits
Grup memberikan imbalan kerja jangka panjang lain berupa cuti besar kepada karyawan yang memenuhi persyaratan ditentukan berdasarkan pada masa kerja. Imbalan ini didasarkan pada masa kerja.
The Group provides other long-term benefits such as grand leaves to qualifying employees determined based on years of service. Other longterm benefit was determined based on years of service.
- 93 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Perhitungan imbalan kerja dihitung oleh aktuaris independen PT. Dayamandiri Dharmakonsilindo, PT. Milliman Indonesia dan Ricky Leonard Consulting. Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan penilaian aktuarial adalah sebagai berikut:
The cost of providing employee benefits is calculated by independent actuaries, PT. Dayamandiri Dharmakonsilindo, PT. Milliman Indonesia and Ricky Leonard Consulting. The actuarial valuation was carried out using the following key assumptions:
Tingkat diskonto per tahun Tingkat kenaikan gaji per tahun Tingkat mortalitas Umur pensiun normal
31 Desember/ December 31, 2015
31 Desember/ December 31, 2014
31 Desember/ December 31, 2013
8,70%-9,20%
7,25% - 8,96%
7,25% - 8,96%
5,05%-10,00% CSO - 1980 dan/and TM III 55 tahun/years
6,25% - 10% CSO - 1980 dan/and TM III 55 tahun/years
6,25% - 10% CSO - 1980 dan/and TM III 55 tahun/years
Beban imbalan kerja selain pensiun iuran pasti yang diakui di laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian adalah:
Imbalan pasca-kerja/ Postemployment benefits Diakui pada laba (rugi): Biaya jasa kini Biaya jasa lalu dan keuntungan atas penyelesaian Kelebihan pembayaran oleh Perusahaan Beban bunga neto Keuntungan aktuaria Komponen dari biaya imbalan pasti yang diakui dalam laba rugi Diakui pada penghasilan komprehensif lain: Pengukuran kembali liabilitas imbalan pasti - neto Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul: dari perubahan asumsi keuangan dari penyesuaian atas pengalaman Komponen beban imbalan pasti yang diakui dalam penghasilan komprehensif lain Jumlah
Discount rate per annum Future salary increment rate per annum Mortality rate Normal pension age
Amounts recognized in consolidated profit or loss and other comprehensive income in respect of employee benefits other than defined contributions are as follows: 2015 Imbalan kerja jangka panjang lainnya/ Other long term benefits
25.373
1.622
3.914 237 17.526 -
348 38 375 (249)
47.050
2.134
Jumlah/ Total
26.995 4.262 275 17.901 (249)
49.184
Recognized in profit (loss): Current service cost Past service cost and gain from settlements Excess benefit paid directly by Company Net interest expense Actuarial gain Components of defined benefit costs recognised in profit or loss Recognized in other comprehensive income: Remeasurement on the net defined benefit liability:
(29.568) (9.997)
-
(39.565)
-
7.485
2.134
- 94 -
(29.568) (9.997)
(39.565) 9.619
Actuarial gains and losses arising from: changes in financial assumptions experience adjustments Components of defined benefit costs recognised in other comprehensive income Total
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
2014 *) Imbalan kerja jangka panjang lainnya/ Other long term benefits
Imbalan pasca-kerja/ Postemployment benefits Diakui pada laba (rugi): Biaya jasa kini Biaya jasa lalu dan keuntungan atas penyelesaian Kelebihan pembayaran oleh Perusahaan Beban bunga neto Keuntungan aktuaria Komponen dari biaya imbalan pasti yang diakui dalam laba rugi Diakui pada penghasilan komprehensif lain: Pengukuran kembali liabilitas imbalan pasti - neto Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul: dari perubahan asumsi keuangan dari penyesuaian atas pengalaman Komponen beban imbalan pasti yang diakui dalam penghasilan komprehensif lain Jumlah
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Jumlah/ Total
21.772
1.187
22.959
203 (3.391) 16.317 -
1.851 348 (429)
2.054 (3.391) 16.665 (429)
34.901
2.957
37.858
Recognized in profit (loss): Current service cost Past service cost and gain from settlements Excess benefit paid directly by Company Net interest expense Actuarial gain Components of defined benefit costs recognised in profit or loss Recognized in other comprehensive income: Remeasurement on the net defined benefit liability:
(4.226) (2.831)
-
(7.057)
-
27.844
2.957
(4.226) (2.831)
(7.057) 30.801
Actuarial gains and losses arising from: changes in financial assumptions experience adjustments Components of defined benefit costs recognised in other comprehensive income Total
*) Disajikan kembali (Catatan 2)
*) As restated (Note 2)
Jumlah tercatat di laporan posisi keuangan konsolidasian yang timbul dari liabilitas terkait dengan imbalan kerja selain pensiun iuran pasti adalah sebagai berikut:
The amounts included in the consolidated statements of financial position arising from the obligation in respect of the employee benefits other than defined contributions are as follows:
31 Desember/ December 31, 2015
31 Desember/ December 31, 2014 *)
1 Januari 2014/ 31 Desember 2013/ January 1, 2014/ December 31, 2013 *)
Imbalan pasca-kerja Imbalan kerja jangka panjang lainnya
220.238 6.262
214.338 4.725
190.997 2.622
Post-employment benefits Other long-term benefits
Jumlah
226.500
219.063
193.619
Total
*) Disajikan kembali (Catatan 2)
*) As restated (Note 2)
Mutasi nilai kini kewajiban pada tahun berjalan adalah sebagai berikut:
Movements in the present values of obligation in the current year are as follows:
2015 Imbalan Imbalan pasca-kerja/ kerja jangka Postpanjang lainnya/ employment Other long term benefits benefits Kew ajiban imbalan pasti - aw al Akuisisi entitas anak Biaya jasa kini Biaya bunga Keuntungan aktuarial Pengukuran kembali (keuntungan)/kerugian: Keuntungan dan kerugian aktuarial yang: timbul dari perubahan asumsi keuangan timbul dari penyesuaian atas pengalaman Biaya jasa lalu, termasuk kerugian (keuntungan) dari kurtailmen Pembayaran manfaat
214.338 7.067 25.373 17.526 -
Kew ajiban imbalan pasti - akhir
220.238
4.725 527 1.622 375 (249)
(29.568) (9.997) 3.914 (8.415)
348 (1.086) 6.262
- 95 -
Jumlah/ Total 219.063 7.594 26.995 17.901 (249)
(29.568) (9.997) 4.262 (9.501) 226.500
Opening defined benefit obligation Acquisition of subsidiary Current service cost Interest cost Actuarial gains Remeasurement (gains)/losses: Actuarial gains and losses arising from: changes in financial assumptions experience adjustments Past service cost, including losses (gains) on curtailments Benefits paid Closing defined benefit obligation
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Imbalan pasca-kerja/ Postemployment benefits
2014 *) Imbalan kerja jangka panjang lainnya/ Other long term benefits
Kewajiban imbalan pasti - awal Biaya jasa kini Biaya bunga Keuntungan aktuarial Pengukuran kembali (keuntungan)/kerugian: Keuntungan dan kerugian aktuarial yang: timbul dari perubahan asumsi keuangan timbul dari penyesuaian atas pengalaman Biaya jasa lalu, termasuk kerugian (keuntungan) dari kurtailmen Pembayaran manfaat
190.997 21.772 16.317 -
2.622 1.187 348 (429)
203 (7.894)
1.851 (854)
2.054 (8.748)
Kewajiban imbalan pasti - akhir
214.338
4.725
219.063
(4.226) (2.831)
-
*) Disajikan kembali (Catatan 2)
Jumlah/ Total
193.619 22.959 16.665 (429)
(4.226) (2.831)
Opening defined benefit obligation Current service cost Interest cost Actuarial gains Remeasurement (gains)/losses: Actuarial gains and losses arising from: changes in financial assumptions experience adjustments Past service cost, including losses (gains) on curtailments Benefits paid Closing defined benefit obligation
*) As restated (Note 2)
Asumsi aktuarial yang signifikan untuk penentuan kewajiban imbalan pasti adalah tingkat diskonto, kenaikan gaji yang diharapkan dan mortalitas. Sensitivitas analisis di bawah ini ditentukan berdasarkan masing-masing perubahan asumsi yang mungkin terjadi pada akhir periode pelaporan, dengan semua asumsi lain konstan.
Significant actuarial assumptions for the determination of the defined obligation are discount rate, expected salary increase and mortality. The sensitivity analyses below have been determined based on reasonably possible changes of the respective assumptions occurring at the end of the reporting period, while holding all other assumptions constant.
31 Desember/ December 31, 2015 Imbalan Imbalan pasca-kerja/ kerja jangka Postpanjang lainnya/ employment Other long term benefits benefits Tingkat diskonto Tingkat diskonto +1% Tingkat diskonto -1% Tingkat kenaikan gaji Tingkat kenaikan gaji +1% Tingkat kenaikan gaji -1%
200.248 240.568
3.302 3.570
192.323 131.502
3.572 3.298
Initial discount rate Discount rate +1% Discount rate -1% Future salary increment rate Salary increment rate +1% Salary increment rate -1%
Analisis sensitivitas yang disajikan di atas mungkin tidak mewakili perubahan yang sebenarnya dalam kewajiban imbalan pasti mengingat bahwa perubahan asumsi terjadinya tidak terisolasi satu sama lain karena beberapa asumsi tersebut mungkin berkorelasi.
The sensitivity analysis presented above may not be representative of the actual change in the defined benefit obligation as it is unlikely that the change in assumptions would occur in isolation of one another as some of the assumptions may be correlated.
Selanjutnya, dalam menyajikan analisis sensitivitas di atas, nilai kini kewajiban imbalan pasti dihitung dengan menggunakan metode projected unit credit pada akhir periode pelaporan, yang sama dengan yang diterapkan dalam menghitung liabilitas manfaat pasti yang diakui dalam laporan posisi keuangan.
Furthermore, in presenting the above sensitivity analysis, the present value of the defined benefit obligation has been calculated using the projected unit credit method at the end of the reporting period, which is the same as that applied in calculating the defined benefit obligation liability recognised in the statement of financial position.
Tidak ada perubahan dalam metode dan asumsi yang digunakan dalam penyusunan analisis sensitivitas dari tahun sebelumnya.
There was no change in the methods and assumptions used in preparing the sensitivity analysis from prior years.
- 96 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
39. PEMBAYARAN BERBASIS SAHAM
39. SHARE-BASED PAYMENTS
Berdasarkan rapat umum pemegang saham luar biasa Perusahaan sebagaimana tercantum dalam Akta No. 309 tanggal 27 April 2010 dari Notaris Sutjipto S.H., M.Kn., para pemegang saham menyetujui Program Kepemilikan Saham oleh Karyawan, Direksi dan Dewan Komisaris (EMSOP). EMSOP diberikan kepada karyawan kunci Grup dalam empat fase. Jumlah hak opsi sebanyak 275.293.491 dan dialokasikan dalam empat tahap yaitu: Tahap I, II dan III masingmasing sebanyak 68.823.373 hak opsi; Tahap IV sebanyak 68.823.372 hak opsi. Setiap hak opsi memberikan hak untuk membeli 1 saham baru Perusahaan.
Based on the Company’s extraordinary general meeting of stockholders, as stated in Deed No. 309 dated April 27, 2010, of Notary Sutjipto S.H., M.Kn., the stockholders approved the Employee and Management Stock Option Plan (EMSOP). The EMSOP is granted to the key employees of the Group in four phases. The total option amounted to 275,293,491 and is allocated to four plans: Plan I, II and III with 68,823,373 options, respectively; Plan IV with 68,823,372 options. Each option entitles the holder to purchase 1 new share of the Company.
Berdasarkan Keputusan Komite EMSOP No. 001-Kom EMSOP/Mcom-HR/I/11 tanggal 20 Januari 2011, para pemegang saham menyetujui harga pelaksanaan opsi untuk Tahap I, II dan III masing-masing sebesar Rp 396, Rp 631 dan Rp 631. Hak opsi ini tidak dapat dialihkan dan diperdagangkan.
Based on EMSOP’s Committee Decision No. 001-Kom EMSOP/Mcom-HR/I/11 dated January 20, 2011, the stockholders agreed on the exercise price of Plan I, II and III in the amounts of Rp 396, Rp 631 and Rp 631, respectively. Such options are nontransferrable and nontradable.
Berdasarkan Keputusan Komite EMSOP No. 006Kom EMSOP/Mcom-HR/VI/11 tanggal 20 Juni 2011, para pemegang saham menyetujui harga pelaksanaan opsi untuk Tahap IV sebesar Rp 725. Hak opsi ini tidak dapat dialihkan dan diperdagangkan.
Based on EMSOP’s Committee Decision No. 006-Kom EMSOP/Mcom-HR/VI/11 dated June 20, 2011, the stockholders agreed that the exercise price of Plan IV amounts to Rp 725. Such options are nontransferrable and nontradable.
Berdasarkan Keputusan Komite EMSOP No. 01-Kom EMSOP/Mcom-HR/V/12 tanggal 10 Mei 2012, Komite EMSOP menyetujui pemberian EMSOP Tahap V sebanyak 138.462.000 hak opsi dengan harga pelaksanaan opsi sebesar Rp 1.525.
Based on EMSOP’s Committee Decision No. 01Kom EMSOP/Mcom-HR/V/12 dated May 10, 2012, EMSOP’s committee agreed to grant EMSOP Plan V with 138,462,000 options with exercise price of Rp 1,525.
Berdasarkan Keputusan Komite EMSOP No. 081/MCOM-CS/VI.2014 tanggal 30 Juni 2014, Komite EMSOP menyetujui pemberian EMSOP Tahap VI sebanyak 140.527.020 hak opsi dengan harga pelaksanaan opsi sebesar Rp 2.165.
Based on EMSOP’s Committee Decision No. 081/MCOM-CS/VI.2014 dated June 30, 2014, EMSOP’s committee agreed to grant EMSOP Plan VI with 140,527,020 options with exercise price of Rp 2,165.
Nilai wajar hak opsi EMSOP diestimasi pada tanggal pemberian hak opsi dengan menggunakan model Black-Scholes.
The fair value of EMSOP option is estimated at grant date using the Black-Scholes model.
Perhitungan nilai wajar hak opsi EMSOP Tahap I, II, III dan IV dilakukan oleh PT. Eldridge Gunaprima Solution, penilai independen. Asumsi utama untuk menghitung nilai wajar opsi adalah sebagai berikut:
The fair value of EMSOP option calculation for Plan I, II, III and IV is calculate by PT. Eldridge Gunaprima Solution, an independent appraiser. Key assumptions used in calculating the fair value of the options are as follows:
Asumsi /Assumptions Tingkat suku bunga bebas risiko Periode opsi Perkiraaan ketidakstabilan harga saham
6,00% 3 tahun/years 22,00%
- 97 -
Risk-free interest rate Option period Expected volatility of the share price
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Perhitungan nilai wajar hak opsi EMSOP Tahap V ini dilakukan oleh PT. Milliman Indonesia, penilai independen. Asumsi utama untuk menghitung nilai wajar opsi adalah sebagai berikut:
The fair value of EMSOP option calculation for Plan V is calculate by PT. Milliman Indonesia, an independent appraiser. Key assumptions used in calculating the fair value of the options are as follows:
Asumsi /Assumptions Tingkat suku bunga bebas risiko Periode opsi Perkiraaan ketidakstabilan harga saham
6,00% 2 tahun/years 21,23%
Perhitungan nilai wajar hak opsi EMSOP Tahap VI ini dilakukan oleh PT. Dayamandiri Dhamakonsilindo, penilai independen. Asumsi utama untuk menghitung nilai wajar opsi adalah sebagai berikut:
Risk-free interest rate Option period Expected volatility of the share price The fair value of EMSOP option calculation for Plan VI is calculate by PT. Dayamandiri Dhamakonsilindo, an independent appraiser. Key assumptions used in calculating the fair value of the options are as follows:
Asumsi /Assumptions Tingkat suku bunga bebas risiko Periode opsi Perkiraaan ketidakstabilan harga saham
6,70% 2 tahun/years 19,40%
Risk-free interest rate Option period Expected volatility of the share price
Mutasi opsi saham selama tahun berjalan
Movements in shares options during the year
Berikut rekonsiliasi opsi saham yang beredar pada awal dan akhir tahun:
The following reconciles the share options outstanding at the beginning and end of the year:
2015
2014
Rata-rata tertimbang harga eksekusi/
Seri opsi
Rata-rata tertimbang harga eksekusi/
Jumlah
Weighted
Jumlah
opsi/
average
opsi/
Weighted average
Number of options
exercise price Rp
Number of options
exercise price Rp
Options series
Saldo awal tahun Pemberian opsi selama tahun berjalan Opsi yang dieksekusi selama tahun berjalan Opsi kadaluarsa selama tahun berjalan
140.527.020 -
2.165 -
148.046.872 140.527.020 (145.911.872) (2.135.000)
1.269 2.165 1.266 1.424
Balance at beginning of year Granted during the year Exercised during the year Expired during the year
Saldo akhir tahun
140.527.020
2.165
140.527.020
2.165
Balance at end of year
Pada tahun 2014, Perusahaan mencatat beban sehubungan dengan pelaksanaan hak opsi yang diberikan sebesar Rp 28.723 juta.
In 2014, the Company recorded expenses in connection with the exercise of the options granted amounting to Rp 28,723 million.
40. AKUISISI ENTITAS ANAK
40. ACQUISITION OF A SUBSIDIARY
Sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 1e, pada bulan April 2015, Grup membeli 100% atau sebanyak 470.000 saham STN dengan biaya perolehan Rp 1.065.000 juta yang memberikan pengendalian Grup atas kebijakan keuangan dan operasi dari STN.
As described in Note 1e, in April 2015, the Group acquired 100% equity ownership or 470,000 shares of STN at acquisition cost of Rp 1,065,000 million which provided the Group control over STN.
STN diakuisisi dengan tujuan perluasan aktivitas Grup pada media penyiaran.
STN was acquired so as to continue the expansion of the Group's activities on broadcasting media.
- 98 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Pada tanggal akuisisi STN, nilai wajar aset yang diperoleh dan liabilitas sebagai berikut:
As of date of the acquisition of STN, the fair value of assets acquired and liabilities are as follows:
30 April/ April 30, 2015 Kas dan setara kas Aset lancar lainnya Aset tidak lancar Liabilitas jangka pendek Liabilitas jangka panjang lainnya Nilai wajar aset bersih yang diakuisisi
7.243 286.678 729.404 (116.794) (8.909) 897.622
Goodwill dan arus kas keluar bersih yang timbul dari akuisisi adalah sebagai berikut:
Cash and cash equivalents Other current assets Non-current assets Current liabilities Other non-current liabilities Fair Value of Net Assets Acquired Goodwill and net cash outflow arising from such acquisition are as follows:
30 April/ April 30, 2015 Imbalan yang dialihkan dari: Penukaran obligasi konversi Investasi saham Dikurangi: Nilai wajar aset bersih teridentifikasi yang diperoleh
(897.622)
Consideration transferred from: Exchange of convertible bonds Investment in shares Less: Fair value of identifiable net assets acquired
Goodwill yang timbul dari akuisisi (Catatan 14)
167.378
Goodwill arising from acquisition (Note 14)
750.000 315.000
Biaya akuisisi secara tunai Ditambah: Kas dan setara kas yang diperoleh
7.243
Acquisition cost on cash Add: Cash and cash equivalents acquired
Arus kas masuk bersih pada saat akuisisi
7.243
Net cash inflow on acquisition
Goodwill yang timbul dalam kombinasi bisnis karena biaya perolehan kombinasi termasuk suatu pengendalian utama. Selanjutnya, imbalan yang dibayar untuk kombinasi secara efektif termasuk jumlah yang terkait dengan sinergi yang diharapkan, pertumbuhan pendapatan, pengembangan pasar yang akan datang, kumpulan tenaga kerja dan aset tak berwujud tertentu. Aset tidak berwujud yang teridentifikasi berupa izin penyelenggaraan penyiaran diakui secara terpisah dari goodwill seperti yang diungkapkan pada Catatan 14.
Goodwill arose in the business combination because the cost of the combination included a control premium. In addition, the consideration paid for the combination effectively included amounts in relation to the benefit of expected synergies, revenue growth, future market development, assembled workforce and certain intangible assets. Identified intangible asset such as broadcast activities license is recognized separately from goodwill as disclosed in Note 14.
STN memberikan kontribusi penjualan bersih sebesar Rp 228.532 juta dan rugi bersih sebesar Rp 13.383 juta terhadap hasil konsolidasian tahun 2015.
STN contributed Rp 228,532 million of net sales and Rp 13,383 million of net loss to the consolidated results in 2015.
- 99 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Bila kombinasi bisnis sudah dilakukan pada tanggal 1 Januari 2015, penjualan bersih konsolidasian Grup akan menjadi sebesar Rp 10.607.869 juta, dan laba untuk tahun tersebut akan menjadi sebesar Rp 237.157 juta. Manajemen mempertimbangkan angka pro-forma ini untuk mewakili suatu perkiraan ukuran atas kelompok gabungan pada basis tahunan dan untuk menyediakan acuan untuk perbandingan di masa yang akan datang.
Had the business combination been effected at January 1, 2015, the consolidated net sales of the Group would have been Rp 10,607,869 million, and the income for the year would have been Rp 237,157 million. The management considers these pro-forma numbers to represent an approximate measure of the combined group on an annualized basis and to provide a reference point for comparison in future periods.
Dalam menentukan pendapatan “pro-forma” dan laba Grup yang mempunyai entitas anak yang diperoleh pada awal tahun berjalan, direksi menghitung penyusutan dari aset tetap yang diperoleh berdasarkan nilai wajar yang timbul pada saat pencatatan awal untuk kombinasi bisnis daripada jumlah tercatat yang diakui dalam laporan keuangan sebelum akuisisi.
In determining the “pro-forma” revenue and profit of the Group had the subsidiary been acquired at the beginning of the current year, the directors have calculated depreciation of plant and equipment acquired on the basis of the fair values arising in the initial accounting for the business combination rather than carrying amounts recognized in the pre-acquisition financial statements.
41. SIFAT DAN BERELASI
TRANSAKSI
DENGAN
PIHAK
41. NATURE OF RELATIONSHIP AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES
Sifat Pihak Berelasi
Nature of Relationship
a.
PT. MNC Investama Tbk merupakan pemegang saham mayoritas Perusahaan.
a.
PT. MNC Investama Tbk is the majority stockholder of the Company.
b.
Perusahaan yang pemegang saham akhirnya atau saham mayoritas sahamnya sama dengan pemegang saham Perusahaan adalah PT. MNC Kapital Indonesia Tbk (MKAP), PT. MNC Asset Management (MNCAM), PT. MNC Securities, PT. MNC Finance PT. MNC Asuransi Indonesia, PT. MNC Land Tbk, PT. MNC Life Assurance, PT. Media Nusantara Press dan PT. GLD Property.
b.
The Companies which have the same ultimate stockholder or majority stockholder with the Company’s are PT. MNC Kapital Indonesia Tbk (MKAP), PT. MNC Asset Management (MNCAM), PT. MNC Securities, PT. MNC Finance, PT. MNC Asuransi Indonesia, PT. MNC Land Tbk, PT. MNC Life Assurance, PT. Media Nusantara Press and PT. GLD Property.
c.
Pihak berelasi yang merupakan entitas yang dikendalikan personel manajemen kunci Perusahaan adalah PT. MNC Kabel Mediacom dan PT. Nusantara Vision.
c.
Related parties which are entities controlled by key management personnel of the Company is PT. MNC Kabel Mediacom and PT. Nusantara Vision.
d.
PT. Media Nusantara Informasi merupakan pemegang saham minoritas PT. Media Nusantara Press.
d.
PT. Media Nusantara Informasi is the minority stockholder of PT. Media Nusantara Press.
e.
Sejak 30 September 2014, PT. Bank MNC International Tbk merupakan entitas anak dari PT MNC Investama Tbk (melalui MKAP).
e.
Starting from September 30, 2014, PT. Bank MNC International Tbk is a subsidiary of PT MNC Investama Tbk (through MKAP).
f.
Perusahaan merupakan pemegang saham minoritas PT. MNC Tencent.
f.
The Company is the minority stockholder of PT. MNC Tencent.
- 100 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Transaksi-transaksi Pihak Berelasi
Transactions with Related Parties
a.
a.
Grup melakukan transaksi tertentu dengan pihak berelasi, meliputi penjualan/pembelian barang dan jasa, persewaan gedung dan transaksi pembiayaan dengan pihak berelasi. Grup juga melakukan penempatan dana investasi dan perolehan pinjaman dana dari pihak berelasi. Pada tanggal pelaporan, saldo aset dan liabilitas yang timbul atas transaksi dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut:
The Group entered into certain transactions with related parties, including sales and purchases of goods and services, office building rental, and financing transactions with related parties. The Group also entered into placement of investments with and loans obtained from related parties. At reporting dates, assets and liabilities related to transactions with related parties are as follows:
31 Desember/ 31 Desember/ Catatan/ December 31, December 31, Notes 2015 2014 Aset keuangan lainnya - lancar
6
Persentase dari jumlah aset Piutang usaha 7 PT. MNC Tencent PT. Media Nusantara Press PT. Nusantara Vision PT. MNC Kabel Mediacom Lainnya (masing-masing di bawah Rp 1 miliar) Jumlah Persentase dari jumlah aset Piutang lain-lain PT. Nusantara Vision PT. Media Nusantara Press Lainnya (masing-masing di bawah Rp 1 miliar) Jumlah Persentase dari jumlah aset Utang usaha 18 PT. GLD Property PT. Media Nusantara Press Lainnya (masing-masing di bawah Rp 1 miliar) Jumlah Persentase dari jumlah liabilitas Utang lain-lain kepada pihak berelasi jangka pendek Persentase dari jumlah liabilitas Utang kepada pihak berelasi jangka panjang Persentase dari jumlah liabilitas
1.820.719 6,9%
1.977.491 7,8%
12.632 1.048 3.457 1.581
92.731 31.242 15.520 34
120.818
12.699
139.536
152.226
0,5%
0,6%
Other financial assets - current Percentage to total assets Trade accounts receivable PT. MNC Tencent PT. Media Nusantara Press PT. Nusantara Vision PT. MNC Kabel Mediacom Others (each below Rp 1 billion) Total Percentage to total assets Other accounts receivable PT. Nusantara Vision PT. Media Nusantara Press
5.353 14.910
15.413 198
10.221
15.694
Others (each below Rp 1 billion)
30.484
31.305
Total
0,1%
0,1%
13.050 11.728
7.043 31.492
61.436
8.143
86.214
46.678
0,4% 8.358 0,1% 1.961 0,1%
- 101 -
0,5% 7.956 0,1%
Percentage to total assets Trade accounts payable PT. GLD Property PT. Media Nusantara Press Others (each below Rp 1 billion) Total Percentage to total liabilities Other accounts payable to related parties current Percentage to total liabilities Other accounts payable to related parties non-current Percentage to total liabilities
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
b.
c.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Grup juga mempunyai transaksi lain dengan pihak berelasi yaitu:
b.
The Group also entered into other transactions with related parties among others, as follows:
Pemberian/penerimaan pinjaman dana tanpa bunga atas pembayaran lebih dahulu biaya Grup oleh pihak berelasi atau sebaliknya yang tercatat sebagai piutang lain-lain kepada berelasi dan utang kepada pihak berelasi.
Obtaining/providing non-interest bearing advances arising from payments of expenses of the Group paid on its behalf by related parties or vice versa which is shown as other accounts receivable from related parties and other accounts payable to related parties.
Transaksi dengan personil manajemen kunci meliputi pemberian pinjaman tanpa bunga termasuk pinjaman perumahan.
Transactions with key management personnels consisting of non-interest bearing loans including housing loans.
Perusahaan menyediakan manfaat Komisaris, Direktur dan karyawan Perusahaan sebagai berikut:
pada kunci
c.
2015
Direksi dan karyawan kunci Imbalan kerja jangka pendek Imbalan pasca kerja Pembayaran berbasis saham Subjumlah Komisaris Imbalan kerja jangka pendek Imbalan pasca kerja Pembayaran berbasis saham Subjumlah Jumlah
The Company provides benefits to the Commissioners, Directors and key management personnel of the Company as follows:
2014
17.408 662 -
19.276 524 17.016
18.070
36.816
4.822 -
6.353 73 5.454
4.822
11.880
22.892
48.696
42. INFORMASI SEGMEN
Directors and key management personnel Short-term employee benefits Post-employee benefits Share-based payment Subtotal Commissioners Short-term employee benefits Post-employment benefits Share-based payment Subtotal Total
42. SEGMENT INFORMATION
Grup melaporkan segmen-segmen berdasarkan PSAK 5 berdasarkan jasa yang diberikan:
The Group’s reportable segments under PSAK 5 are based on its operating divisions:
a. b. c.
a. b. c.
media berbasis konten dan iklan media berbasis pelanggan media berbasis online
- 102 -
content and advertising based media subscribers based media online based media
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Berikut ini adalah informasi segmen berdasarkan segmen operasi:
The following are segment information based on the operating divisions:
31 Desember/December 31, 2015 Media Media Berbasis Berbasis Pelanggan/ Online/ Subscribers Online Based Based Eliminasi/ Media Media Elimination
Media Berbasis Konten dan Iklan/ Content and Advertising Based Media PENDAPATAN BERSIH Pendapatan eksternal Pendapatan antar segmen Pendapatan tidak dapat dialokasi
Jumlah/ Total
6.101.898 202.355
3.232.797 2.186
848.138 -
(204.541)
10.182.833 -
-
-
-
-
390.001
Jumlah pendapatan bersih
6.304.253
3.234.983
848.138
(204.541)
10.572.834
HASIL SEGMEN Hasil segmen yang tidak bisa dialokasi
3.499.407
340.651
191.022
(204.541)
3.826.539 195.003
NET REVENUES External revenues Intersegment revenues Unallocated revenues Total net revenues SEGMENT RESULT Unallocated cost
Jumlah hasil segmen
4.021.542
Total segment result
Beban umum dan administrasi Kerugian kurs mata uang asing - bersih Beban keuangan Penghasilan bunga Keuntungan dan kerugian lain-lain
(1.971.136)
General and administrative expenses
Laba sebelum pajak Penyusutan dan amortisasi Penyusutan dan amortisasi yang tidak dapat dialokasi
208.627
1.109.108
8.493
-
614.618
Income before tax
1.326.228
1.353.128
14.474.578
6.007.933
2.131.966
(697.354)
Jumlah aset konsolidasian LIABILITAS Liabilitas segmen Liabilitas yang tidak dapat dialokasi
Loss on foreign exchange - net Finance charges Interest income Other gains and losses
26.900
Jumlah INFORMASI LAINNYA ASET Aset segmen Aset yang tidak dapat dialokasi
(861.575) (559.781) 76.303 (90.735)
4.908.165
5.185.293
1.031.317
Jumlah liabilitas konsolidasian
- 103 -
(697.354)
Depreciation and amortization Unallocated depreciation and amortization Total
21.917.123 4.575.056
OTHER INFORMATION ASSETS Segment assets Unallocated assets
26.492.179
Total consolidated assets
10.427.421 770.146
LIABILITIES Segment liabilities Unallocated liabilities
11.197.567
Total consolidated liabilities
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
31 Desember/December 31, 2014 *) Media Media Berbasis Berbasis Pelanggan/ Online/ Subscribers Online Based Based Eliminasi/ Media Media Elimination
Media Berbasis Konten dan Iklan/ Content and Advertising Based Media PENDAPATAN BERSIH Pendapatan eksternal Pendapatan antar segmen Pendapatan tidak dapat dialokasi
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
6.345.821 277.978
3.276.538 2.666
621.167 -
-
-
-
Jumlah pendapatan bersih
6.623.799
3.279.204
621.167
HASIL SEGMEN Hasil segmen yang tidak bisa dialokasi
3.553.023
516.111
129.342
Jumlah/ Total
(280.644) (280.644) -
4.198.476
4.368.651
Beban umum dan administrasi Kerugian kurs mata uang asing - bersih Beban keuangan Penghasilan bunga Keuntungan dan kerugian lain-lain
(1.693.997) (246.392) (376.638) 103.872 (240.383)
Laba sebelum pajak Penyusutan dan amortisasi Penyusutan dan amortisasi yang tidak dapat dialokasi
175.868
1.012.888
25.679
-
13.648.937
5.892.831
2.093.473
(801.057)
Jumlah aset konsolidasian LIABILITAS Liabilitas segmen Liabilitas yang tidak dapat dialokasi
4.215.819
4.301.889
347.914
(801.057)
Jumlah liabilitas konsolidasian
*) Disajikan kembali (Catatan 2)
Unallocated revenues Total net revenues SEGMENT RESULT Unallocated cost Total segment result General and administrative expenses Loss on foreign exchange - net Finance charges Interest income Other gains and losses Income before tax
1.214.435
Depreciation and amortization Unallocated depreciation and amortization
1.240.144
INFORMASI LAINNYA ASET Aset segmen Aset yang tidak dapat dialokasi
NET REVENUES External revenues Intersegment revenues
1.915.113
25.709
Jumlah
Total
20.834.184 4.530.141
OTHER INFORMATION ASSETS Segment assets Unallocated assets
25.364.325
Total consolidated assets
8.064.565 1.413.768
LIABILITIES Segment liabilities Unallocated liabilities
9.478.333
Total consolidated liabilities
*) As restated (Note 2)
43. IKATAN DAN PERJANJIAN SIGNIFIKAN
43. COMMITMENTS AGREEMENTS
Grup mengadakan perjanjian dengan pihak sebagai berikut: 1)
413.626 10.657.152
170.175
Jumlah hasil segmen
a.
10.243.526 -
a.
Perjanjian Lisensi dengan Buena Vista International Inc.
SIGNIFICANT
The Group entered into agreements with the following parties: 1)
Pada tanggal 29 September 2009, Grup mengadakan perjanjian dengan Buena Vista International Inc. untuk lisensi atas Current/First Run Live Action Features and Animated Features, Re-run Live Action Features; Series; Special; Animated Features; and Direct to Video Titles (“Pictures”) yang dimiliki dan/atau diproduksi oleh Buena Vista International Inc. Perjanjian ini berlaku sejak 25 September 2008, dan berlaku sampai beberapa tahun ke depan dan dapat diperpanjang. Sebagai tambahan atas program, Grup juga mengadakan perjanjian Commercial Deal Terms for MNC Kids and Family Program yang mulai berlaku sejak tanggal 14 Pebruari 2010, dan berlaku sampai beberapa tahun ke depan dan dapat diperpanjang.
AND
License Agreement with Buena Vista International Inc. On September 29, 2009, the Group entered into an agreement with Buena Vista International Inc. for license of all Current/First Run Live Action Features and Animated Features, Re-run Live Action Features; Series; Special; Animated Features; and Direct to Video Titles (“Pictures”) owned and/or produced by Buena Vista International Inc. This agreement shall be valid from September 25, 2008 and for a number of years ahead and subject to extension. In addition to such programs, the Group also entered into Commercial Deal Terms for MNC Kids and Family Program which shall be valid from February 14, 2010 and for a number of years ahead and subject to extension.
- 104 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
2)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Perjanjian Free Television Output Deal dengan Warner Bros International Television Distribution Inc.
2)
Pada tanggal 1 Juni 2011, Grup mengadakan perjanjian dengan Warner Bros International Television Distribution Inc. Perjanjian ini mulai berlaku sejak 15 Juni 2011 sampai dengan 14 Juni 2016 dimana Grup akan mendapatkan lisensi untuk program-program milik Warner. 3)
4)
Agreement for Free Television Output Deal with Warner Bros International Television Distribution Inc. On June 1, 2011, the Group entered into an agreement with Warner Bros International Television Distribution Inc. This agreement is valid from June 15, 2011 until June 14, 2016 under which the Group will be granted a license to Warner’s program.
Perjanjian Lisensi dengan United European Football Association (UEFA)
3)
License Agreement with United European Football Association (UEFA)
Pada tanggal 14 Juli 2010, RCTI, MNCSV dan MNC (sebagai penjamin), mengadakan Media Rights Agreement dengan Union Des Associations Europeennes De Football (UEFA) untuk penyelenggaraan UEFA EURO 2012/UEFA EURO 2016, dan kejuaraan UEFA lainnya. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal 14 Juli 2010 sampai dengan tanggal 31 Desember di tiap tahunnya untuk masing-masing UEFA Championship yang berlangsung di tahun yang bersangkutan. RCTI dan MNCSV harus melakukan pembayaran tertentu untuk lisensi atas program-program tersebut sesuai dengan cicilan yang tercantum dalam perjanjian. Perjanjian dijamin dengan corporate guarantee dari MNC.
On July 14, 2010, RCTI, MNCSV, and MNC (as the Guarantor), entered into a Media Rights Agreement with Union Des Associations Europeennes De Football (UEFA) regarding UEFA EURO 2012/ UEFA EURO 2016, and other UEFA Championships. This agreement shall be valid from July 14, 2010, and shall in respect of each UEFA Championship expire on December 31, of the calendar year in which the relevant UEFA Championship is held. Both RCTI and MNCSV have to pay a certain amount for the license of the program according to the installment schedule stated in the agreement. This agreement is secured by corporate guarantee of MNC.
Pada tanggal 24 September 2013, MNCSV bersama GIB dan RCTI mengadakan kerjasama dengan Perjanjian kerjasama dengan Union Des Associations Europennes De Football (UEFA) sehubungan dengan penayangan siaran langsung kualifikasi Piala Eropa 2016 dan Piala Dunia 2018. Pada perjanjian ini MNC bertindak sebagai penjamin. Grup setuju untuk membayar royalti dan jasa teknis kepada UEFA yang dibayar secara angsuran.
On September 24, 2013, MNCSV with GIB and RCTI entered into Cooperation agreement with Union Des Associations Europennes De Football (UEFA) in connection with the live broadcast of the European Cup 2016 qualifiers and World Cup 2018 qualifiers. In this agreement MNC acts as guarantor. The Group agrees to pay royalty and technical fee to UEFA which will be paid in installment.
Pada tanggal 25 Oktober 2013, MNC bertindak untuk dan atas nama entitas anak maupun affiliasinya menandatangani kesepakatan kerjasama hak siar dan hak komersil terhadap pertandingan kompetisi liga Indonesia, RCTI berhak atas hak eksklusif penyiaran transmisi terestrial (free to air), hak komersial iklan/sponsorship pada seluruh media platform (FTA, Pay TV, Mobile TV, IPTV dan media lainnya). Atas kesepakatan kerjasama ini telah dibuat perjanjian pada tanggal 28 Januari 2014. Atas kesepakatan ini RCTI harus melakukan pembayaran sesuai dengan cicilan yang tercantum dalam perjanjian.
4)
- 105 -
On October 25, 2013, MNC, acting for and on behalf of its subsidiaries and affiliates, entered into cooperation deal on broadcasting rights and commercial rights to the Indonesia League competition matches, under which RCTI has the exclusive right of broadcasting terrestrial transmission (free to air) and the right of commercial advertising/sponsorship on all media platforms (FTA, Pay TV, IPTV, Mobile TV and other media). The cooperation agreement was made on January 28, 2014. RCTI has to pay certain amount according to the installment schedule stated in the agreement.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
5)
b.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Perjanjian Kerjasama Penyelenggaraan Pertandingan Kompetisi Liga Indonesia
6)
On February 24, 2015, MNC acting for and on behalf of its subsidiaries and affliates, entered into the Cooperation Agreement of the Indonesian Super Leaque competition with PT Mentari Karya Utama (“MKU”), under which RCTI, MNC TV, and Global TV have the right of broadcasting of ISL competition matches of the years 20152017 via terrestrial transmission (free to air).
Pada tanggal 24 Maret 2015, telah ditanda tangani perubahan atas Perjanjian Kerjasama Penyelenggaraan Pertandingan Kompetisi Liga Indonesia untuk merubah jumlah pertandingan yang ditayangkan di Global TV.
On March 24, 2015, the Cooperation Agreement on Management of Indonesian Super League has been ammended to amend the numbers of matches which will be broadcasted by Global TV. b.
Perjanjian Kerjasama dengan PT. Surya Citra Televisi (SCTV)
RCTI entered into agreements with the following parties: 1)
RCTI mengadakan perjanjian kerjasama dengan SCTV dalam kegiatan operasional siaran nasional (nationwide). untuk membiayai dan membeli secara bersama-sama stasiun transmisi yang masing-masing pihak menanggung sebesar 50%. 2)
Agreement with Televisi (SCTV)
PT.
Surya
Citra
RCTI entered into an agreement with SCTV in relation to the nationwide telecasting activities. Collaborated to equally finance that each party bear 50% for the acquisition of all transmission stations.
Perjanjian Kerjasama dengan SCTV dan PT. Indosiar Visual Mandiri (INDOSIAR)
2)
RCTI mengadakan perjanjian kerjasama dengan SCTV dan INDOSIAR dalam kerjasama pembangunan dan operasional stasiun transmisi yang masing-masing pihak menanggung sama rata. 3)
on Super
Pada tanggal 24 Pebruari 2015, MNC bertindak untuk dan atas nama anak perusahaannya dan/ atau afiliasinya menandatangani Perjanjian Kerjasama Penyelenggaraan Pertandingan Kompetisi Liga Indonesia dengan PT Mentari Karya Utama (“MKU”), RCTI, MNC TV, dan Global TV berhak untuk menayangkan kompetisi ISL tahun 2015-2017, pada seluruh media platform free to air.
RCTI mengadakan perjanjian dengan pihakpihak sebagai berikut: 1)
Cooperation Agreement Management of Indonesian League Competition
Agreement with SCTV and PT. Indosiar Visual Mandiri (INDOSIAR)
RCTI entered into a cooperation agreement with SCTV and INDOSIAR in developing and operating transmission station where parties shall equally bear the expenses.
Perjanjian Kerjasama Jasa Transponder dengan PT. INDOSAT, Tbk (Indosat)
3)
RCTI mengadakan perjanjian sewa transponder Palapa dengan Indosat. Berdasarkan perjanjian sewa transponder No. 777/AAB-AABG/LGL/2010 tanggal 1 Juni 2010 sebagaimana telah diubah dengan amandemen pertama terhadap perjanjian sewa transponder No. 420/ADD-PST/VII/2013 tertanggal 4 Juli 2013, dengan jangka waktu diperpanjang 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal 1 Juli 2013 sampai dengan 30 Juni 2016.
Transponder Joint Operation Agreement with PT. INDOSAT, Tbk (Indosat) RCTI had rented the Palapa Transponder with Indosat. Based on transponder lease agreement No. 777/AAB-AABG/LGL/2010 dated June 1, 2010 as amended by the first amendment on transponder lease agreement No. 420/ADD-PST/VII/2013 dated July 4, 2013, which extended the lease period to 3 (three) years starting from July 1, 2013 up to June 30, 2016.
- 106 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
4)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Perjanjian Lisensi dengan Twentieth Century Fox International Television, Inc (FOX)
4)
Pada tanggal 29 Januari 2013, RCTI mengadakan perjanjian kerjasama dengan Twentieth Century Fox International Television, Inc., (FOX) atas lisensi tahun ke 7 atas broadcasting Licensed Pictures dan broadcasting original theatrical Version (Titanic) or edited version. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal 1 Juni 2013 sampai dengan 1 Pebruari 2016. 5)
On January 29, 2013, RCTI entered into a cooperation agreement with Twentieth Century Fox International Television, Inc., (FOX) for over the 7th year license for broadcasting licensed pictures and broadcasting original theatrical version (Titanic) or an edited version. This agreement is effective as of June 1, 2013 until February 1, 2016.
Perjanjian Free Television License Agreement dengan Warner Bros. International Television Distribution Inc. (”Warner Bros”)
5)
Pada tanggal 1 Juni 2011, RCTI mengadakan Free Television License Agreement dengan Warner Bros. International Television Distribution Inc. (”Warner Bros”) untuk lisensi atas First Run Features, Rerun Features, Classic Features, Chinese Features, First Run MFPs/MFTs, First Run TV Series, Animation. Perjanjian ini berlaku sejak 15 Juni 2011 sampai dengan 14 Juni 2016. 6)
Free Television License Agreement with Warner Bros. International Television Distribution Inc. (”Warner Bros”) On June 1, 2011, RCTI entered into a Free Television License Agreement with Warner Bros. International Television Distribution Inc. (”Warner Bros”) for the license of First Run Features, Rerun Features, Classic Features, Chinese Features, First Run MFPs/MFTs, First Run TV Series, Animation. This agreement shall be valid from June 15, 2011 until June 14, 2016.
Perjanjian Penyelenggaraaan Program dengan Miss World Limited
6)
Program Staging Agreement with Miss World Limited Based on agreement on staging the 65th Miss World 2015 Finals in Indonesia dated June 18, 2012 with Miss World Limited, RCTI will cooperate to organize and broadcast the Final program related to the activities of “Miss World 2015” event in Bali and other locations in Indonesia. This agreement has several amendments and the latest, concerning the change to be 67th Miss World Finals 2017, until the issuance date of these consolidated financial statements, this change is still in process.
Berdasarkan perjanjian penyelenggaraan Final Miss World 2015 ke - 65 di Indonesia tanggal 18 Juni 2012 dengan Miss World Limited, RCTI akan bekerjasama untuk menyelenggarakan dan menayangkan kegiatan-kegiatan yang berkaitan serta acara Final “Miss World 2015” di Bali dan lokasi lainnya di Indonesia. Perjanjian ini mengalami beberapa amandemen dan yang terakhir mengenai penggantian penyelenggaraan menjadi Final Miss World 2017 ke 67, sampai dengan tanggal laporan keuangan ini diterbitkan, penggantian tersebut masih dalam proses. 7)
License Agreement with Twentieth Century Fox International Television, Inc (FOX)
Perjanjian dengan Pemasok Program
7)
RCTI mengadakan perjanjian dengan berbagai pemasok program untuk menyalurkan program. RCTI harus membayar kompensasi tertentu sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam masing-masing perjanjian dengan setiap pemasok. Sebagian besar perjanjian akan berakhir antara tahun 2016 sampai 2017.
License Agreement Suppliers
with
Program
RCTI also entered into several arrangements with various program suppliers to distribute their respective programs. RCTI shall pay certain compensation in accordance with the respective agreement with each supplier. Most of the agreements will expire between 2016 to 2017.
- 107 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
8)
Perjanjian Departemen Informatika
Kerjasama Komunikasi
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
dengan dan
8)
GIB dan RCTI melakukan kerjasama dengan Departemen Komunikasi dan Informatika untuk pengembangan TV digital di Aceh dan Sumatera Utara, Jawa Barat dan Kepulauan Riau, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Kalimantan.
9)
GIB and RCTI are in cooperation with the Ministry of Communications and Information Technology for the development of Digital TV in Aceh and North Sumatera, West Java and Riau Island, Central Java, East Java and South Kalimantan.
Perjanjian dengan Talpa Global B.V.
9)
Pada tanggal 2 Nopember 2015, RCTI mengadakan perjanjian dengan Talpa Global B.V. dimana pemakaian di Indonesia dengan nama “The Voice of Indonesia”. Terdapat 22 episode dengan durasi 120 menit dengan nilai perjanjian sebesar EUR 215.226. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal 2 Nopember 2015 sampai dengan 26 Oktober 2020. c.
c.
Perjanjian Sewa Jasa Digi Bouquet dengan PT. Indosat Tbk (Indosat)
GIB entered into various agreements as follows: 1)
Pada tanggal 15 Januari 2002, GIB mengadakan perjanjian sewa digi bouquet dengan Indosat untuk masa sampai dengan tanggal 14 Januari 2007 dimulai sejak tanggal 1 Juli 2002. Indosat menyediakan jasa atas dasar sewa 9 mbps, FEC: ¾ (tiga per empat) pada transponder Nomor SH Polarisasi Horisontal pada Satelit Palapa 2 dengan orbital slot 113 bujur timur atau penggantinya dengan Dasar Penggunaan Waktu Penuh dan Non Preemptible Unprotected Basis. Pada tanggal 24 Pebruari 2013, berdasarkan addendum perjanjian sewa, masa sewa diperpanjang selama tiga tahun terhitung sejak 15 Januari 2013. Sampai dengan tanggal laporan keuangan ini diterbitkan, perpanjangan atas perjanjian ini sedang dalam proses. 2)
Agreement with Talpa Global B.V. On November 2, 2015, RCTI entered into a cooperation agreement with Talpa Global B.V. will be known in Indonesia as The Voice of Indonesia”. Term of this agreement is consisting 22 episodes of 120 minutes net per episode with license fee as EUR 215,226. This agreement is effective as of November 2, 2015 until October 26, 2020.
GIB mengadakan perjanjian dengan pihakpihak sebagai berikut: 1)
Cooperation Agreement with Ministry of Communications and Information Technology
Rental Agreement of Digi Bouquet with PT. Indosat Tbk (Indosat) On January 15, 2002, GIB entered into the rental agreement of digi bouquet with Indosat for a period from July 1, 2002 to January 14, 2007. Indosat will provide services based on rental of 9 mbps, FEC: ¾ (three fourths) at transponder No. SH Horizontal Polarization in Palapa Satellite 2 with orbital slot of 113 East Longitude or its substitute with use of Full Time Utilization and Non Preemptible Unprotected Basis. Based on the addendum of the rental agreement dated February 24, 2013, the term of the lease was extended for three years, commencing from January 15, 2013. Until the issuance date of this financial statements, the extention of agreement is still in the process.
Perjanjian kerjasama dengan Viacom
2)
Pada tanggal 1 Januari 2013, GIB bersama dengan Viacom International Inc, menandatangani Nickelodeon Branded Block – Executive TV Programming Content and Trade Mark License Agreement on Free-to-Air Channel, GIB memiliki hak eksklusif penayangan animasi dan pelaksana semua kegiatan yang memanfaatkan merk Nickelodeon. Perjanjian kerjasama ini masih dalam proses perpanjangan.
Cooperation agreement with Viacom On January 1, 2013, GIB with Viacom International Inc, signed Nickelodeon Branded Block – Executive TV Programming Content and Trade Mark License Agreement on Free-to-Air Channel, GIB has the exclusive right of views animations and implement all activities that utilize the brand Nickelodeon. This agreement is still in process as extention.
- 108 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
d.
MNCSV berikut:
mengadakan
perjanjian
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
sebagai
d.
MNCSV entered into agreements as follows:
1)
MNCSV mengadakan perjanjian dengan berbagai pemasok program untuk menyalurkan program. MNCSV harus membayar kompensasi tertentu sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam masing-masing perjanjian dengan setiap pemasok. Sebagian besar perjanjian akan berakhir antara tahun 2016 sampai 2021. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian terdapat beberapa perjanjian yang masih dalam proses perpanjangan.
1)
MNCSV entered into several arrangements with various program suppliers to distribute their respective programs. MNCSV shall pay certain compensation in accordance with the respective agreement with each supplier. Most of the agreements will expire in between 2016 to 2021. As of the date of issuance of these consolidated financial statements, there are several agreements still in the process of extension.
2)
Perjanjian dengan bank, retailer dan perusahaan instalasi
2)
Agreements with banks, retailers and installation companies
Sehubungan dengan peluncuran jasa penyiaran digital langsung oleh MNCSV dan penjualan dekoder digital, MNCSV melakukan perjanjian terpisah dengan:
3)
With the launching of MNCSV’s digital direct broadcasting services and sale of digital decoders, MNCSV has entered into separate agreements with:
i.
Beberapa bank, sesuai dengan perjanjian, pelanggan dapat melakukan pembayaran menggunakan debet langsung untuk rekening pelanggan di bank tersebut. Sebagai imbalannya, MNCSV setuju untuk membayar biaya administrasi kepada bank.
i. Several banks, pursuant to which agreements, subscribers may make payments by pre-authorized direct debit to the subscribers’ accounts in such banks. In return, MNCSV agreed to pay fees to the banks.
ii.
Beberapa retailer, dimana MNCSV setuju untuk membayar komisi kepada pengecer sebagaimana diatur dalam perjanjian sesuai dengan paket acara yang dipilih oleh pelanggan.
ii.
Several retailers, whereby the MNCSV agreed to pay commission to the retailers as provided in the agreements based on the program packages chosen by the subscribers.
iii.
Beberapa perusahaan instalasi, dimana MNCSV menunjuk beberapa perusahaan untuk memasang dekoder digital agar pelanggan dapat menerima dan menyaksikan acara televisi yang ditawarkan oleh MNCSV. Sebagai imbalannya, MNCSV setuju untuk membayar biaya pemasangan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam perjanjian.
iii.
Several installation companies, whereby MNCSV appointed such companies to install the digital decoders in order for the subscriber to receive and watch the television programs offered by MNCSV. In return, MNCSV agreed to pay the installer fee in accordance to the formula as stated in the agreement.
Berdasarkan perjanjian sewa No. 152/LGPKS/DTKA-MNSV/XII/09 tanggal 31 Desember 2009, MNCSV mengadakan perjanjian sewa dengan DKA untuk menyewa ruang kantor di gedung yang berlokasi di Wisma Indovision, Jalan Raya Panjang Z/III, Green Garden, Jakarta untuk jangka waktu mulai dari 1 Januari 2010 sampai dengan 31 Desember 2019.
3)
- 109 -
Based on lease agreement No. 152/LGPKS/DTKA-MNSV/XII/09 dated December 31, 2009, MNCSV entered into a lease agreement with DKA for office space rental in building located in Wisma Indovision, Jalan Raya Panjang Z/III, Green Garden, Jakarta for a period starting from January 1, 2010 to December 31, 2019.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Pada tanggal 1 Oktober 2013, DKA telah mengalihkan kepemilikan gedung Wisma Indovision I kepada MCI. Sejak tanggal tersebut DKA memberikan surat resmi kepada MNCSV atas perubahan kepemilikan dan hak atas kewajiban kepada MCI seperti dalam perjanjian sewa tersebut.
On October 1, 2013, DKA has transferred the ownership of Wisma Indovision I to MCI. Subsequently, DKA sent a formal notice to MNCSV of change in ownership and assignment of rights and obligations under the said lease agreement to MCI.
4)
Berdasarkan Perjanjian Pembelian dan Pengadaan tanggal 18 Mei 2010, MNCSV mengadakan perjanjian dengan Samsung Electronics Co. LTD untuk membeli MPEG4 set top boxes (STBs) dengan harga tertentu.
4)
Based on Purchase and Supply Agreement dated May 18, 2010, MNCSV entered into agreement with Samsung Electronics Co. LTD to purchase MPEG4 set top boxes (STBs) at a certain price.
5)
Pada tanggal 1 Desember 2013, MNCSV dan PT Media Citra Indostar (“MCI”) mengadakan perjanjian Media Gateway (MG) yang berjangka waktu 12 tahun berlaku efektif mulai 1 Januari 2014 sampai dengan 31 Desember 2025. MCI bergerak dalam bidang telekomunikasi yang menyediakan MG untuk satelit dan mempunyai izin untuk menjalankan dan mengoperasikan Satelit Protostar II. Nilai perjanjian ini sebesar Rp 275.951 juta (termasuk PPN). Sebagian pembayaran dilakukan dimuka oleh MNCSV kepada MCI sebesar Rp 124.272 juta (termasuk PPN sebesar Rp 11.297 juta) yang diamortisasi secara garis lurus sesuai jangka waktu kontrak. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, nilai tercatat dari biaya dibayar dimuka ini adalah Rp 94.145 juta dan Rp 103.560 juta. Sisa pembayaran akan ditagihkan oleh MCI kepada MNCSV setiap bulan sebesar Rp 1.053 juta. Penagihan akan dilakukan pada tanggal 20 setiap bulannya. Beban atas MG untuk tahun 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp 20.905 juta dan dicatat sebagai bagian dari biaya outsourcing pada beban pokok pendapatan.
5)
On December 1, 2013, MNCSV and PT Media Citra Indostar (“MCI”) entered into Media Gateway (MG) agreement with a 12 years term effective starting from January 1, 2014 to December 31, 2025. MCI is engaged in telecommunications business which provides MG for satellite and have a permit to operate and operates the Protostar II Satelitte. The value of this agreement amounting to Rp 275,951 million (including VAT). Partial of the payment is paid up front by MNCSV to MCI amounting to Rp 124,272 million (including VAT amounting Rp 11,297 million) which is amortized over the contract periods using the straight-line method. As of December 31, 2015 and 2014, the carrying amount of prepaid expense amounted to Rp 94,145 million and Rp 103,560 million. The remaining payments will be invoiced by MCI to MNCSV each month of Rp 1,053 million. Billings will be sent every 20th of each month. Expenses related to MG in 2015 and 2014 amounted to Rp 20,905 million, each and are recorded as part of outsourcing under cost of revenues.
6)
Pada tanggal 11 Oktober 2010, MNCSV mengadakan Service Agreement dengan PT Nusantara Vision ("NV"). Berdasarkan perjanjian ini, MNCSV setuju untuk, antara lain, menyediakan konten penyiaran dan/atau saluran kepada NV dan berbagi fasilitas penyiaran tertentu dengan NV. Atas jasa yang diberikan MNCSV, NV harus membayar service fee melalui bagi hasil sebesar 35% dari pendapatan kotor NV setiap bulannya kepada MNCSV. Perjanjian ini dimulai sejak 1 Nopember 2010 dan secara otomatis diperpanjang setiap tahun, kecuali salah satu pihak memberikan pemberitahuan tertulis mengenai penghentian perjanjian.
6)
On October 11, 2010, MNCSV entered into a Service Agreement with PT Nusantara Vision (“NV”). Based on this agreement, MNCSV agrees to, among other, provide to NV broadcasting content and/or channels and also to share certain broadcasting facilities to NV. In consideration of the mention services, NV shall pay a revenue sharing by 35% of its monthly gross revenues to MNCSV in monthly basis. This agreement shall commence from November 1, 2010 and automatically be extended from every year, unless one of the Parties give a written notice regarding the extension.
- 110 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
44. KONTINJENSI a.
44. CONTINGENCIES
Gugatan Perdata oleh Ny. Siti Hardiyanti Rukmana dkk kepada CTPI (selaku Turut Tergugat) (No. 10/PDT.G/2010/PN.JKT.PST).
a.
Civil Claim by Mrs. Siti Hardiyanti Rukmana et all., against CTPI (as the Co-Defendant) (No. 10/PDT.G/2010/ PN.JKT.PST).
Perkara Perdata ini merupakan perkara yang diajukan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tahun 2010 mengenai gugatan Perbuatan Melawan Hukum yang diajukan oleh Ny. Siti Hardiyanti Rukmana, dkk. (”Penggugat”) selaku pemegang saham pengendali lama PT. Citra Televisi Pendidikan Indonesia (CTPI) terhadap PT. Berkah Karya Bersama (Berkah) selaku Tergugat I, PT. Sarana Rekatama Dinamika selaku Tergugat II, CTPI (entitas anak MNC), selaku Turut Tergugat I dan 5 (lima) Turut Tergugat lainnya. Dalam Perkara ini, Penggugat mendalilkan bahwa Berkah melakukan perbuatan melawan hukum dengan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa CTPI pada tanggal 18 Maret 2005 (“RUPSLB 18 Maret 2005”). RUPSLB 18 Maret 2005 tersebut merupakan realisasi dari Investment Agreement tahun 2002 (berikut Supplemental Agreement tahun 2003), yang memberikan hak atas 75% saham CTPI kepada Berkah, yang kemudian pada tahun 2006 diambil alih dan dipegang MNC.
This civil case lawsuit relates to a case that was filed with the District Court of Central Jakarta in 2010 regarding a claim by Mrs. Siti Hardiyanti Rukmana et al. (the “Plaintiff”) as the former controlling shareholders of PT. Citra Televisi Pendidikan Indonesia (CTPI) against PT. Berkah Karya Bersama (Berkah) as Defendant I, PT. Sarana Rekatama Dinamika as Defendant II, CTPI (MNC’s subsidiary) as Co-Defendant I, and 5 (five) other Co-Defendants. In this case, the Plaintiff asserted that Berkah committed an illegal act by conducting the Extraordinary General Meeting of Shareholders dated March 18, 2005 (“EGMS March 18 2005”). Such EGMS March 18, 2005 was the realization of the Investment Agreement in 2002 (and the Supplemental Agreement in 2003) that transferred 75% of CTPI shares to Berkah, which were later acquired and held by MNC in 2006.
Pada tanggal 14 April 2011, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah menjatuhkan putusan pada tingkat pertama, yang pada intinya memutuskan mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian dan menyatakan bahwa Para Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum. Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 10/PDT.G/2010/PN.JKT.PST tersebut, Para Tergugat telah mengajukan upaya hukum banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.
On April 14, 2011, the Panel of Judges of the Central Jakarta District Court pronounced its ruling in the first instance, which basically declared that it granted a portion of the Plaintiff’s claim and declared that the Defendants committed an illegal act. In response to Central Jakarta District Court Decision No. 10/PDT.G/2010/PN.JKT.PST, the Defendants filed an appeal to the Superior Court of DKI Jakarta.
Pada tanggal 20 April 2012, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta mengabulkan permohonan banding yang diajukan oleh Berkah dan CTPI, dengan menyatakan bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak berwenang untuk memeriksa dan mengadili perkara ini. Terhadap putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta tersebut Para Penggugat mengajukan upaya hukum dengan mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia.
On April 20, 2012, the Superior Court of DKI Jakarta granted the appeal from Berkah and CTPI, stating that the Central Jakarta District Court was not authorized to examine and adjudicate this case. In response to this High Court of DKI Jakarta decision, the Plaintiff sought a legal remedy by filing for cassation to the Supreme Court of the Republic of Indonesia.
- 111 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Pada tanggal 2 Oktober 2013, Mahkamah Agung Republik Indonesia telah menjatuhkan putusan terhadap permohonan kasasi yang diajukan oleh Penggugat dengan amar putusannya, antara lain sebagai berikut:
On October 2, 2013, the Supreme Court of the Republic of Indonesia rendered its decision on the cassation petition filed by the Plaintiff, ruling among others, as follows:
Mengabulkan Permohonan Kasasi dari Para Pemohon Kasasi dan Membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta;
To grant the request for cassation submitted by the Cassation Petitioners and to nullify the decision of the Superior Court of DKI Jakarta;
Membatalkan dan menyatakan tidak sah dan tidak berkekuatan hukum terhadap segala perikatan yang timbul sebagai akibat hukum dari Keputusan RUPSLB CTPI tanggal 18 Maret 2005, tanggal 19 Oktober 2005 dan tanggal 23 Desember 2005;
To declare null and void and therefore without legal force all agreements arising from and consequences of the decisions of CTPI’s ESGM dated March 18, 2005, October 19, 2005 and December 23, 2005;
Menghukum Tergugat I (Berkah) untuk mengembalikan keadaan Turut Tergugat I (CTPI) seperti keadaan semula sebelum dilakukannya Keputusan RUPSLB CTPI tanggal 18 Maret 2005, tanggal 19 Oktober 2005 dan tanggal 23 Desember 2005.
To sentence Defendant I (Berkah) to restore to its original condition Co-Defendant I (CTPI) as it was before the CTPI’s ESGM dated March 18, 2005, October 19, 2005 and December 23, 2005.
Terhadap putusan Mahkamah Agung RI ini, pada tanggal 20 Januari 2014, Berkah telah mengajukan upaya hukum dengan mengajukan permohonan Peninjauan Kembali tehadap putusan Mahkamah Agung RI dimaksud.
In response to the decision of the Supreme Court of the Republic of Indonesia, on January 20, 2014, Berkah sought a legal remedy by filing a petition for Reconsideration of the said Supreme Court decision.
Pada tanggal 29 Oktober 2014, Mahkamah Agung RI telah mengeluarkan putusan dengan menolak permohonan Peninjauan Kembali yang diajukan oleh Berkah.
On October 29, 2014, the Supreme Court has rendered its decision, which rejected the petition for Reconsideration by Berkah.
Sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan keuangan konsolidasian ini, MNC belum menerima surat mengenai adanya eksekusi terhadap Keputusan Mahkamah Agung tersebut.
As of the issuance date of this consolidated financial statements, MNC has not received any letter regarding the execution of the abovementioned Supreme Court’s decision.
Dalam Perkara Perdata ini, sebagaimana disampaikan diatas, MNC tidak dilibatkan sebagai pihak dalam perkara sehingga manajemen MNC berpendapat, setelah berkonsultasi dengan konsultan hukumnya, secara hukum putusan apapun atas Perkara Perdata ini tidak mengikat MNC dan tidak merubah posisi kepemilikan saham MNC atas CTPI saat ini. Dengan demikian, MNC tetap merupakan pemilik/pemegang yang sah atas 75% saham dalam CTPI.
As mentioned above, MNC is not included as a party in this civil case lawsuit and therefore the management of MNC believes, after consulting with its legal counsel, that by law any award in such case will not be binding against MNC and will not change MNC's current position on the share ownership over CTPI’s shares. Thereby, MNC remains the legitimate owner/holder of 75% shares in CTPI.
- 112 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
b.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Permohonan Arbitrase No. 547/XI/ARBBANI/2013 tertanggal 19 Nopember 2013 oleh PT. Berkah Karya Bersama (“Berkah”) kepada CTPI (selaku Turut Termohon) di Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)
b.
Arbitration Petition No. 547/XI/ARBBANI/2013 dated November 19, 2013 by PT. Berkah Karya Bersama (“Berkah”) against CTPI (as co Respondent) at Indonesian National Board of Arbitration (BANI)
Pada tanggal 19 Nopember 2013, Berkah telah mengajukan Permohonan Arbitrase sehubungan dengan wanprestasi/cidera janji yang dilakukan oleh Ny. Siti Hardiyanti Rukmana (Termohon I), PT. Tridan Satriaputra Indonesia (Termohon II), PT. Cipta Lamtoro Gung Persada (Termohon III), Yayasan Purna Bhakti Pertiwi (Termohon IV), Ny. Niken Wijayanti (Termohon V) dan Mohammad Jarman (Termohon VI) [selanjutnya disebut sebagai “Para Termohon”] terhadap syarat dan atau ketentuan dalam Investment Agreement tertanggal 23 Agustus 2002 dan Supplemental Agreement tertanggal 7 Pebruari 2003, dimana CTPI sebagai Turut Termohon.
On November 19, 2013, Berkah has filed a Petition for Arbitration with respect to the default/breach of contract committed by Mrs. Siti Hardiyanti Rukmana (Respondent I), PT. Tridan Satriaputra Indonesia (Respondent II), PT. Cipta Lamtoro Gung Persada (Respondent III), Yayasan Purna Bhakti Pertiwi (Respondent IV), Mrs. Niken Wijayanti (Respondent V) and Mohammad Jarman (Respondent VI) [hereinafter referred to as a "The Respondent"] on the terms and conditions stated in the Investment Agreement dated August 23, 2002 and the Supplemental Agreement dated February 7, 2003, in which CTPI as a Co-Respondent.
Pada tanggal 12 Desember 2014, Majelis Arbitrase BANI telah memutuskan untuk: mengabulkan tuntutan Berkah, menyatakan sah Investment Agreement tahun 2002 (berikut Supplemental Agreement tahun 2003), surat kuasa 3 Juni 2003 dan 7 Pebruari 2003, menyatakan Berkah berhak atas 75 % saham CTPI sampai dengan sebelum Berkah mengalihkan saham tersebut kepada MNC.
On December 12, 2014, the BANI Tribunal has decided, among others: to grant Berkah’s demand, stating that the 2002 Investment Agreement (also the 2003 Supplemental Agreement), a power of attorney dated June 3, 2003 and February 7, 2003 is valid, and stated that Berkah has the right over 75% shares in CTPI up until and prior to the transfer of shares to MNC.
Terhadap putusan BANI tersebut telah diajukan permohonan pembatalan oleh Para Termohon ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Against the BANI’s decision, the Respondents has filed a petition of annulment to the Central Jakarta District Court.
Pada tanggal 29 April 2015, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah menjatuhkan putusan dengan amar putusan yang pada intinya menyatakan batal dan tidak berkekuatan hukum Putusan BANI untuk sebagian.
On April 29, 2015, the Central Jakarta District Court has rendered a decision which basically declared that partially, BANI’s decision is null and void and has no legal power.
Pada tanggal 11 Mei 2015, Berkah telah mengajukan banding ke Mahkamah Agung Republik Indonesia. Sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan keuangan konsolidasian ini, permohonan Banding sedang dalam proses pemeriksaan oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia.
On May 11, 2015, Berkah has filed an appeal to the Supreme Court of the Republic of Indonesia. Up to the date of issuance of these consolidated financial statements, the Appeal is being process of the examination by the Supreme Court of the Republic of Indonesia.
Dalam Perkara BANI ini, sebagaimana disampaikan diatas, MNC juga tidak dilibatkan sebagai pihak dalam perkara sehingga manajemen MNC berpendapat, setelah berkonsultasi dengan konsultan hukumnya, secara hukum putusan atas Perkara BANI ini tidak mengikat MNC dan tidak mengubah posisi kepemilikan saham MNC atas CTPI saat ini. Dengan demikian, MNC tetap merupakan pemilik/pemegang yang sah atas 75% saham dalam CTPI.
In this BANI’s case, as mentioned above, MNC is not included as a party in the civil case lawsuit and therefore the management of MNC believes, after consulting with a legal counsel, that by law an award in such BANI’s case will not be binding against MNC and will not change MNC 's current position on the share ownership over CTPI’s shares. Thereby, MNC remains the legitimate owner/holder of 75% shares in CTPI.
- 113 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
c.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Gugatan Perdata terhadap PT. Media Nusantara Citra Tbk (MNC), oleh Abdul Malik Jan (No. 29/PDT.G/2011/PN.JKT.PST).
c.
Civil Claim against PT. Media Nusantara Citra Tbk (MNC), filed by Abdul Malik Jan (No. 29/PDT.G/2011/PN.JKT.PST).
Pada perkara ini Abdul Malik Jan (“Penggugat”) mengajukan gugatannya terhadap 41 Tergugat, termasuk MNC, Direksi dan Dewan Komisaris yang menjabat di MNC pada saat pelaksanaan penawaran umum perdana saham MNC (“Penawaran Umum MNC”), para penjamin emisi efek, para penjamin pelaksana emisi efek maupun konsultan hukum pasar modal yang telah membantu pelaksanaan Penawaran Umum MNC pada tahun 2007, yang seluruhnya sebagai tergugat, Bapepam dan LK, PT. Bursa Efek Indonesia (“BEI”) dan PT. Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (“KPEI”) masingmasing sebagai turut tergugat di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Pada pokoknya, Penggugat berdalil bahwa selama proses Penawaran Umum MNC, MNC tidak mengungkapkan fakta material mengenai sengketa PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (CTPI) sebagai entitas anaknya selama proses Penawaran Umum MNC pada tahun 2007. Namun demikian, selama proses Penawaran Umum MNC pada tahun 2007 tidak terdapat keberatan yang diajukan oleh pihak manapun dan proses Penawaran Umum MNC pada tahun 2007 berjalan dengan lancar.
In this case, Abdul Malik Jan (the “Plaintiff”) filed its claim against 41 Defendants, including MNC, the Board of Directors and Board of Commissioners serving in MNC during the initial public offer of MNC shares (“MNC Public Offer”), the guarantors of security stock, the guarantors of the executors of security stock as well as share market legal consultant who assisted in the implementation of the MNC Public Offer in 2007, altogether as the defendants, Bapepam and LK, PT. Bursa Efek Indonesia (“BEI”) and PT. Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (“KPEI”), each as co-defendant in the Central Jakarta District Court. Essentially, the Plaintiff asserted that during the MNC Public Offer process, MNC did not disclose material facts regarding the potential dispute related to PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (CTPI), as its subsidiary, during the MNC Public Offer process in 2007. During the MNC Public Offer, in 2007, however, there were no objections filed by any party and the MNC Public Offer were completed.
Atas gugatan yang diajukan oleh Penggugat di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah menjatuhkan Putusan No. 29/PDT.G/2011/ PN.JKT.PST, tanggal 28 Juni 2011, yang pada pokoknya memenangkan MNC dan kawankawan dengan memutuskan bahwa gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard). Terhadap putusan tersebut, Penggugat telah mengajukan upaya hukum banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta, pada tanggal 8 Juli 2011.
For the claim filed by the Plaintiff in Central Jakarta District Court, the Panel of Judges of Central Jakarta District Court has issued a decision No. 29/PDT.G/2011/PN.JKT.PST, dated June 28 2011, which in general ruled in favour of MNC et all., by judging that the claim filed by the Plaintiff is not acceptable (niet ontvankelijk verklaard). On the aforesaid decision, the Plaintiff has submitted an appeal to the High Court of DKI Jakarta on July 8, 2011.
Pada tanggal 4 September 2012, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta telah mengeluarkan putusan atas perkara ini, yaitu menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan menolak banding yang diajukan Penggugat.
On September 4, 2012, The High Court of Jakarta upheld the Central Jakarta District Court’s decision and rejected the Plaintiff’s appeal.
Pada tanggal 19 Nopember 2012, Penggugat mengajukan memori kasasi atas perkara ini kepada Mahkamah Agung. Untuk itu, pada tanggal 19 Maret 2013, MNC dkk telah menyerahkan kontra memori kasasi kepada Mahkamah Agung.
On November 19, 2012, the Plaintiff has filed a cassation on this case to the Supreme Court. For that, on March 19, 2013, MNC et al., have filed the counter cassation to the Supreme Court.
- 114 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
MNC berkeyakinan bahwa MNC memiliki dasar yang kuat bahwa MNC tidak melanggar ketentuan pasar modal yang berlaku, antara lain, bahwa perihal kepemilikan saham MNC dalam CTPI tersebut, yang menurut dalil Penggugat dalam gugatannya adalah sedang dalam sengketa. Prospektus Ringkas MNC telah diumumkan pada saat Penawaran Umum MNC dan selanjutnya telah diungkapkan pula dalam paparan publik atau public expose MNC yang merupakan rangkaian tindakan yang wajib dilakukan oleh MNC dalam kerangka pelaksanaan Penawaran Umum MNC saat itu. Selama periode sejak diumumkannya Prospektus Ringkas tersebut sampai dengan dinyatakannya efektif Penawaran Umum MNC oleh Bapepam, tidak ada pihak yang mengajukan keberatannya baik kepada MNC maupun CTPI terkait dengan kepemilikan saham oleh MNC dalam CTPI tersebut.
MNC is confident that MNC has a strong legal basis, that MNC did not violate any applicable capital market regulation, including MNC shares in CTPI issues, which according to Plaintiff assertion in its claim are currently in the process of dispute settlement. MNC Prospectus Summary, by the time of MNC Public Offer, has been published and also published in MNC public expose, which is MNC’s obligation in the framework of MNC Public Offer. During the period of the publication of the Prospectus Summary until the MNC Public Offer was declared effective by Bapepam, there was no objection to MNC or CTPI related to MNC shares in CTPI.
Sesuai dengan informasi yang diterima dari kuasa hukum, pada tanggal 25 Agustus 2014, Mahkamah Agung telah mengeluarkan putusan kasasi yang menolak permohonan kasasi yang diajukan oleh Penggugat dan memenangkan MNC. Dengan demikian atas perkara ini telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap.
In accordance with the information received from the legal counsel, on August 25, 2014, the Supreme Court has issued a Cassation ruling that rejected the Cassation appeal filed by the Plaintiffs and in the favour of MNC. Thus, this case have obtained permanent legal force.
d.
Perkara No. 434/PDT.G/2011/PN.JKT.SEL.
d.
Case No. 434/PDT.G/2011/PN.JKT.SEL.
Dalam perkara ini Hagus Suanto (“Penggugat”) mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum terhadap PT. Bank Central Asia Tbk (BCA) (Cabang Karawang) selaku Tergugat I, BCA (Pusat) selaku Tergugat II, Direktur Utama BCA selaku Tergugat III, Citibank N.A. Indonesia selaku Tergugat IV, City Country Officer Citibank N.A Indonesia selaku Tergugat V, MNCSV selaku Tergugat VI dan Direktur MNCSV selaku Tergugat VII (“Para Tergugat”).
In this case Hagus Suanto ("Plaintiff") filed a tort suit against PT. Bank Central Asia Tbk (BCA) (Karawang Branch) as the 1st Defendant, BCA Headquarters as the 2nd Defendant, President Director of BCA as the 3rd Defendant, Citibank NA Indonesia as the 4th Defendant, City Country Officer Citibank N.A. Indonesia as the 5th Defendant, MNCSV as the 6th Defendant and President Director of the MNCSV as the 7th Defendant ("the Defendants").
Penggugat mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum dengan alasan bahwa Para Tergugat telah memberikan, menggunakan dan menyebarluaskan data pribadi Penggugat selaku nasabah penyewa Tergugat VI-VII secara tidak sah, tanpa hak dan melawan hukum, sehingga menimbulkan kerugian material Penggugat sejumlah Rp 6.403 juta dan kerugian immaterial Penggugat sejumlah Rp 999.889 juta.
The Plaintiff filed a tort suit against the Defendants asserted that the Defendants had illegally given, used and disseminated the personal information of the Plaintiff, as the hirer of the 6th and 7th Defendants, with no rights and against the law, resulting a material loses to the Plaintiff in amount of Rp 6,403 million and immaterial loss to the Plaintiff in amount of Rp 999,889 million.
Perkara ini telah diputus oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 10 Januari 2013, dengan Keputusan Sidang menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya.
This case was decided by the South Jakarta District Court on January 10, 2013, which the Court Decision rejected the whole claims of the Plaintiff.
- 115 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Pada tanggal 10 September 2014, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta telah mengeluarkan putusan atas perkara ini, yaitu menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp 150.000. Berdasarkan putusan ini, Penggugat kemudian mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian ini, kasasi dalam tahap proses pemeriksaan oleh Mahkamah Agung.
On September 10, 2014, The High Court of Jakarta issued a decision on legal case to affirm the South Jakarta District Court’s decision and ordered the Plaintiff to pay the court fee amounting to Rp 150,000. By this decision the Plaintiff has filed a Cassation to the Supreme Court. Up to the date of the issuance of these consolidated financial statements, the Cassation is in progress of examination by the Supreme Court.
e.
Perkara No. 388/PDT.G/2012/PN.JKT.SEL.
e.
Case No. 388/PDT.G/2012/PN.JKT.SEL.
Dalam perkara ini, Hagus Suanto (“Penggugat”) mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum terhadap PT. MNC Sky Vision Tbk (MNCSV) selaku Tergugat I, PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) selaku Tergugat II, dan PT. Global Informasi Bermutu (GIB) selaku Tergugat III (“Para Tergugat’).
In this case, Hagus Suanto (“Plaintiff”) filed a tort suit against PT. MNC Sky Vision Tbk (MNCSV) as the 1st Defendant, PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) as the 2nd Defendant, and PT. Global Informasi Bermutu (GIB) as the 3rd Defendant (“the Defendants”).
Penggugat mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum kepada Para Tergugat dengan alasan Penggugat tidak dapat menyaksikan pertandingan sepak bola Piala Dunia 2010 dari stasiun televisi Indovision, yang diantaranya adalah Channel 80 Indovision (RCTI) dan Channel 81 Indovision (Global TV). Untuk itu, Penggugat meminta ganti rugi kepada MNCSV sebesar Rp 13.118 juta untuk kerugian materiil dan Rp 988.889 juta untuk kerugian immateriil.
The Plaintiff filed a tort suit against the Defendants asserting that the Plaintiff was unable to watch the football match of the 2010 World Cup on Indovision Channels, among which there are Channel 80 Indovision (RCTI) and Channel 81 Indovision (Global TV). For that, the Plaintiff asked for compensation from MNCSV in amount of Rp 13,118 million for material loss and Rp 988,889 million for immaterial loss.
Atas gugatan yang diajukan oleh Penggugat di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah menjatuhkan putusannya pada tanggal 21 Nopember 2013, yang pada pokoknya memenangkan MNCSV dan kawan-kawan dengan memutuskan bahwa gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard). Terhadap putusan tersebut, Penggugat telah mengajukan upaya hukum banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta, pada tanggal 7 Januari 2014.
For the claim filed by the Plaintiff in South Jakarta District Court, the Panel of Judges of South Jakarta District Court has passed a decision on November 21, 2013, which in general ruled in favour of MNCSV, by judging that the claim filed by the Plaintiff is not acceptable (niet ontvankelijk verklaard). On the aforesaid decision, the Plaintiff has submitted an appeal to High Court of DKI Jakarta, on January 7, 2014.
Pada tanggal 2 Oktober 2014, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta telah mengeluarkan putusan atas perkara ini, yaitu menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp 150.000. Berdasarkan keputusan ini, Penggugat mengajukan Kasasi kepada Mahkamah Agung.
On October 2, 2014, The High Court of Jakarta issued a decision on legal case to affirm the South Jakarta District Court’s decision and ordered the Plaintiff to pay the court fee amounting to Rp 150,000. By this decision, the Plaintiff has filed a Cassation to the Supreme Court.
Sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan keuangan konsolidasian ini, permohonan Kasasi sedang dalam proses pemeriksaan oleh Mahkaman Agung.
Up to the date of issuance of these consolidated financial statements, the Cassation is in process of examination by the Supreme Court.
- 116 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
f.
Perkara Perdata 727/Pdt.G/2014/PN.Jak.Sel
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
No.
f.
No.
Dalam perkara perdata No. 727/Pdt.G/2014/ PN.Jak.Sel, tanggal 27 Nopember 2014, Hagus Suanto (“Penggugat”) mengajukan gugatan sehubungan dengan perbuatan melawan hukum terhadap MNCSV (Tergugat I), Perusahaan (Tergugat II), PT MNC Investama Tbk (Tergugat III) dan beberapa pihak lainnya.
In the civil case No. 727/Pdt.G/2014/ PN.Jak.Sel, dated November 27, 2014, Hagus Suanto ("Plaintiff") filed a lawsuit in connection with the unlawful act against MNCSV (Defendant I), the Company (Defendant II), PT MNC Investama Tbk (Defendant III) and some other parties.
Penggugat mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum dengan alasan bahwa tidak dapat menyaksikan acara siaran langsung pertandingan sepak bola Piala Dunia World Cup 2014 pada Channel 93 Indovision cq TV One dan Channel 103 Indovision cq ANTV karena telah diputus/dihentikan secara sepihak oleh Perusahaan bersama Tergugat lainnya. Penggugat juga menggugat Perusahaan atas kenaikan biaya sewa bulanan berlangganan Indovision dan penghentian siaran televisi berlangganan Indovision secara sepihak oleh Perusahaan sehingga menimbulkan jumlah kerugian materiil Penggugat sejumlah Rp 85.373 juta dan jumlah kerugian immateriil Penggugat sejumlah Rp 999.889 juta.
Plaintiff filed lawsuit on the grounds that he was unable to watch live football matches of the 2014 World Cup on Channels 93 Indovision cq TV One and Channel 103 Indovision cq ANTV, because it has been disconnected/terminated unilaterally by the Company together with the other Defendants. Plaintiffs also sued the Company for the increase in the monthly subscription fee of Indovision and termination of Indovision subscription television broadcasting unilaterally by the Company causing the Plaintiff a total material losses of Rp 85,373 million and immaterial losses of Rp 999,889 million.
Perkara ini telah diputus oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 4 Pebruari 2016, dengan Keputusan Sidang mengabulkan eksepsi yang diajukan oleh Perusahaan, MNCSV dan BHIT yang menyatakan gugatan penggugat tidak dapat diterima.
i.
This case was decided by the South Jakarta District Court on February 4, 2016, which the Court Decision accepted the exception filed by the Company, MNCSV and BHIT which states the claims by the plaintiff unacceptable.
Sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan keuangan ini, manajemen tidak mengetahui adanya upaya hukum lanjutan yang dilakukan oleh Penggugat. g.
Civil Case Lawsuit 727/Pdt.G/2014/PN.Jak.Sel
Up to the date of issuance of these financial statements, management is not aware of any further legal effort made by the Plaintiff.
Arbitrase SIAC, Arbitrase No. ARB 139/11/VN and No. ARB 053/13/AP.
g.
SIAC Arbitration, Arbitration No. 139/11/VN and No ARB 053/13/AP.
ARB
Pada perkara ini, Ang Choon Beng (“Pemohon”), selaku salah satu pemegang saham Innoform Media Pte Ltd (“Innoform”) mengajukan gugatan di SIAC terhadap Linktone International Limited, Linktone Ltd dan Perusahaan (semuanya selanjutnya disebut “Linktone dkk”).
In this case, Ang Choon Beng (the ”Claimant”), as one of Innoform Media Pte Ltd’s (“Innoform”) shareholders filed its claim at SIAC, against Linktone International Limited, Linktone Ltd and Company (all together called “Linktone parties”).
Pada pokoknya Penggugat mengajukan gugatan kepada Linktone dkk, untuk memenuhi kewajiban sebagaimana diatur dalam perjanjian jual dan beli tanggal 24 Pebruari 2010 yaitu membeli 12,5% saham Innoform, dalam dua tahap put option total dengan nilai pembelian sebesar Sin$ 3.497 ribu.
Essentially, the Claimant asserted its claim over the Linktone parties., in order to fulfill its obligation, based on sale and purchase agreement, dated February 24, 2010, which is to purchase the 12.5% Innoform’s share of two put options, totaling of Sin$ 3,497 thousand.
Pada tanggal 5 Maret 2014, Majelis Arbitrase telah mengeluarkan putusan yang memerintahkan Ang dan Linktone dkk untuk menyelesaikan penjualan dan pembelian put option tersebut. Pada tanggal 26 September 2014, Majelis Arbitrase mengeluarkan keputusan mengenai besarnya biaya tambahan yang harus dibayar oleh masing-masing pihak dimana Linktone dkk diwajibkan membayar kepada Pemohon sejumlah Sin$ 1.162 ribu yang merupakan biaya bunga dan biaya lain yang dikeluarkan oleh Pemohon sehubungan dengan arbitrase; dan membayar biaya administrasi arbitrase sebesar Sin$ 171 ribu.
On March 5, 2014, the Tribunal has passed a decision on this case and direct Ang and Linktone parties to complete the sale and purchase of the above put option. On September 26, 2014, the Tribunal has passed a decision on the amount of additional expenses that need to be paid by each parties, in which Linktone parties are required to pay the Claimant the amount of Sin$ 1,162 thousand which consist of interest and other cost which was paid by the Claimant in regards with the arbitration; and to pay the arbitration administration cost of Sin$ 171 thousand.
- 117 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Pada tanggal 17 Maret 2015, MNC sebagai salah satu termohon dalam kasus arbitrase SIAC, arbitrase No. ARB 139/11/VN dan No. ARB 053/13/AP telah mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum kepada Pemohon ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan No. 1/2/PDT.GBTH.PEW/2015/PN.Jkt.Pst, meminta kepada Pengadilan untuk membatalkan keputusan Majelis Arbitrase karena bertentangan dengan ketertiban umum yang berlaku di Indonesia.
On March 17, 2015, MNC as one of the parties to the arbitation case SIAC, arbitrase No. ARB 139/11/VN and No. ARB 053/13/AP, filed its claim at Central Jakarta District Court against the Claimant, registered as No. 1/2/PDT.GBTH.PEW/2015/PN.Jkt.Pst, which asked the Tribunal decision on cancelation since the Tribunal decision is against Indonesian public order.
Menurut manajemen setelah berkonsultasi dengan konsultan hukumnya, eksekusi atas putusan Majelis Artbitrase hanya dapat diajukan permohonan pelaksanaannya di wilayah hukum Republik Indonesia setelah ditempuh upaya hukum lainnya, yaitu Putusan Arbitrase Internasional tersebut dikabulkan pendaftarannya oleh Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan selanjutnya apabila dikabulkan eksekutornya oleh Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, namun apabila permohonan pembatalan gugatan yang diajukan oleh Perusahaan terhadap putusan Arbitrase tersebut dikabulkan maka dengan sendirinya putusan Arbitrase tersebut juga tidak dapat dilaksanakan. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian, kami belum menerima informasi mengenai pendaftaran eksekusinya atas putusan Arbitrase tersebut di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
According to the management after consulting with its legal consultants, the execution of the Arbitrate Council verdict can only be petition for implementation in the jurisdiction of the Republic of Indonesia after other legal remedies are taken which the International Arbitral Decision granted registration by the Chairman of the Central Jakarta District Court and subsequently if its executor granted by the Chairman of the Court Central Jakarta, but if the request for cancellation of a lawsuit filed by the Company to the arbitration decision is denied, by itself the arbitration decision can not be implemented. As of the date of issuance of the consolidated financial statements, MNC has not received information about the registration of the execution of the decision of Arbitration in Central Jakarta District Court.
h.
Arbitrase Pengadilan International Arbitrase No. 16772.CYK
ICC,
h.
ICC International Court of Arbitration No. 16772.CYK
Arbitration,
KT Corporation menggugat Perusahaan atas tindakan wanprestasi terhadap perjanjian Put and Call Option Agreement tanggal 9 Juni 2006 (Perjanjian Opsi). Perkara ini telah diputus pada tanggal 18 Nopember 2010, dimana berdasarkan putusan tersebut Perusahaan diwajibkan melakukan pembelian 406.611.912 lembar saham PT. Mobile-8 Telecom Tbk milik KT Corporation dengan harga sebesar US$ 13.850.966 ditambah dengan bunga yang perhitungannya dimulai sejak 6 Juli 2009 sampai dengan pembayaran tersebut dilakukan dan juga sebesar US$ 731.642 untuk biaya hukum dan lain-lain, serta sebesar US$ 238.000 sebagai biaya arbitrase.
KT Corporation sued the Company for breach of contract of the Put and Call Option Agreement dated June 9, 2006 (Option Agreement). This case has been decided on November 18, 2010, in which the Company is required to purchase 406,611,912 shares of PT. Mobile-8 Telecom Tbk owned by KT Corporation at a price of US$ 13,850,966 plus interest calculated starting July 6, 2009 until payment is made, as well as payment of US$ 731,642 for legal and other fees, etc., and US$ 238,000 for the cost of arbitration.
Putusan arbitrase ICC tersebut baru akan mempunyai kekuatan hukum yang mengikat terhadap Perusahaan apabila telah ada persetujuan dari ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat atas permohonan pelaksanaan Putusan arbitrase ICC tersebut di Indonesia. Pada tanggal 29 Juli 2015, Perusahaan telah menerima pemberitahuan (aanmaning) dari Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Namun, eksekusinya harus ditunda, dikarenakan adanya proses pengadilan yang sedang berlangsung dalam kasus ini, sehubungan dengan keabsahan perjanjian opsi tanggal 9 Juni 2006 dalam kasus No. 431/PDT.G/2010/PN.JKT.PST.
The new ICC arbitration decision shall have binding legal force on the Company upon approval of the Chairman of the Central Jakarta District Court at the request of the ICC arbitration decision implementation in Indonesia. On July 29, 2015, the Company has received notification (aanmaning) from the Central Jakarta District Court. However, it should be postponed, because there is a process that is ongoing in this case, relating to the validity of the option agreement June 9, 2006 in case No. 431/PDT.G/2010/PN.JKT.PST.
- 118 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
i.
j.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Perkara No.431/PDT.G/2010/PN.JKT.PST.
i.
Case No. 431/PDT.G/2010/PN.JKT.PST.
Pada tanggal 24 September 2010, PT. MNC Investama Tbk (BHIT) menggugat Perusahaan selaku Tergugat I, KT Corporation selaku Tergugat II, Qualcomm Incorporated selaku tergugat III dan PT. KTF Indonesia selaku tergugat IV.
On September 24, 2010, PT. MNC Investama Tbk (BHIT) sued the Company as a 1st Defendant, KT Corporation, as 2nd Defendant, Qualcomm Incorporated as 3rd Defendant and PT. KTF Indonesia as 4th Defendant.
Dalam perkara ini, BHIT mengajukan pembatalan Put and Call Option Agreement tanggal 9 Juni 2006 (Perjanjian Opsi) karena bertentangan dengan peraturan yang berlaku dan tidak adanya persetujuan komisaris. Apabila gugatan tersebut dikabulkan, Perusahaan dapat memiliki kewajiban memberikan ganti rugi sebesar sampai dengan Rp 1.000.000.001.
In this case, BHIT submitted the cancellation of Put and Call Option Agreement, dated June 9, 2006 (Option Agreement) because of conflict with existing regulations and the lack of approval of the commissioners. If the claim is granted, the Company may have an obligation to provide compensation of up to Rp 1,000,000,001.
Pada tanggal 6 April 2011, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah mengeluarkan putusannya dan atas putusan tersebut BHIT telah mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.
On April 6, 2011, the Central Jakarta District Court passed a decision and on such decision BHIT has submited an appeal to the High Court of DKI Jakarta.
Pada tanggal 26 Maret 2012, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta mengabulkan permohonan banding yang diajukan oleh BHIT, yang pada intinya memutuskan bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berwenang untuk memeriksa dan mengadili terhadap perkara ini.
On March 26, 2012, the High Court of DKI Jakarta granted BHIT’s appeal which stated that the Central Jakarta District Court was authorized to examine and adjudicate this case.
Atas putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta tersebut, KT Corporation, Qualcomm Incorporated, dan PT. KTF Indonesia mengajukan permohonan Kasasi ke Mahkamah Agung, dan sebagaimana informasi yang diperoleh dari situs resmi Mahkamah Agung yang menyebutkan bahwa Mahkamah Agung telah mengeluarkan putusan terkait hal tersebut pada tanggal 22 Juli 2014 dan berisi keputusan yang menolak Kasasi dari KTC et al dan memenangkan BHIT. Hingga saat ini belum ada informasi apakah tergugat mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali (PK) atau tidak.
For such decision from the High Court of DKI Jakarta, KT Corporation, Qualcomm Incorporated, and PT. KTF Indonesia have filed the request for Cassation to Supreme Court and as well as the information obtained from the official website of the Supreme Court, that the Supreme Court has passed a decision on this matter on July 22, 2014 and contains the decision that essentially rejected the Cassation appeal from KTC et al and in favour of BHIT. Up to now, there is no information wheter the defendands filed a judicial review or not.
Perkara No. 188/Pdt.G/Arb/2012/PN.Jkt.Pst
j.
Dalam perkara ini, Perusahaan (Penggugat) mengajukan gugatan pembatalan atas Keputusan ICC International Court of Arbitration No. 16772.CYK melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat melawan KT Corporation (Tergugat). Mahkamah Agung telah mengeluarkan putusan yang pada intinya menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Untuk itu, Perusahaan mengajukan permohonan Peninjauan Kembali kepada Mahkamah Agung. Sebagaimana informasi yang diperoleh dari website resmi Mahkamah Agung, Mahkamah Agung telah mengeluarkan putusan terkait perkara ini dengan Putusan No. 64/PK/Pdt.SusArbt/2015, tanggal 2 September 2015 yang pada intinya menolak permohohan Peninjauan Kembali yang diajukan oleh Perusahaan. Sampai dengan saat ini, kami belum menerima Salinan resmi atas putusan tersebut.
Case No. 118/Pdt.G/Arb/2012/PN.Jkt.Pst In this case, the Company (Plaintiff) filed for lawsuit cancellation on the award of the ICC International Court of Arbitration No. 16772.CYK through the Central Jakarta District Court against KT Corporation (Defendant). The Supreme Court has issued a ruling that essentially upheld the verdict of the Central Jakarta District Court which is in favour of KTC Corporation. Therefore, the Company filed a Reconsideration to the Supreme Court. As the information obtained from the official website of the Supreme Court, that the Supreme Court has passed a decision on this matter through Decision No. 64/PK/Pdt.SusArbt/2015 dated September 2, 2015 that contains the decision which essentially rejected the request for Reconsideration filed by the Company. Up to now, we have not received an official copy of the aforesaid decision.
- 119 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
k.
l.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Gugatan Perkara Perdata No. 534/PDT.G/2013/PN.JKT.PST tertanggal 25 Nopember 2013 di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
k.
Civil Case Lawsuit No. 534/PDT.G/2013/PN.JKT.PST dated November 25, 2013 at the Central Jakarta District Court
Pada perkara ini, Perusahaan (Penggugat) mengajukan gugatan pembatalan putusan arbitrase Internasional ICC International Court of Arbitration No. 18062/VRO melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat terhadap Qualcomm Incorporated (Tergugat).
In this case, the Company (Plaintiff) filed for cancellation lawsuit on the award of the ICC International Court of International Arbitration No. 18062/VRO through the Central Jakarta District Court against Qualcomm Incorporated (Defendant).
Pada pokoknya Perusahaan mengajukan gugatan tehadap Qualcomm mengenai pelaksanaan Put and Call Option Agreement tertanggal 9 Juni 2006 (“Objek Sengketa”). Pada tanggal 22 April 2015, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah mengeluarkan putusan yang pada intinya menolak gugatan yang diajukan oleh Perusahaan dan untuk itu Perusahaan telah mengajukan banding ke Mahkamah Agung. Sampai dengan penerbitan laporan keuangan konsolidasian ini, kasus masih dalam proses pemeriksaan di Mahkamah Agung.
Substantially, the Company filed the lawsuit against Qualcomm regarding the performance of the Put and Call Option Agreement dated June 9, 2006 ("Object Dispute"). On April 22, 2015 the Central Jakarta District Court has passed a decision on this matter that essentially rejected the lawsuit filed by the Company and for that the Company has appealed to the Supreme Court. Until the issuance of these consolidated financial statements, the case is currently in the process of examination at the Supreme Court.
Gugatan Hak Cipta No. Cipta/2015/PN/NIAGA/SBY
08/HKI.Hak
l.
Copyrights Case Lawsuit No. 08/HKI.Hak Cipta/2015/PN/NIAGA/SBY
Pada tanggal 12 Oktober 2015 MNCSV dalam hal ini diwakili oleh kuasa hukum dari kantor advocat dan penasehat hukum HSAP & Rekan, mengajukan gugatan hukum pelanggaran Hak Cipta dan ganti kerugian terhadap Joko Sutanto (tergugat I), PT. Plus Media (tergugat II) dengan Surat No. 08/HKI.Hak Cipta/2015/PN/NIAGA/SBY atas tindakan dari tergugat I dan tergugat II yaitu tanpa izin dengan itikad tidak baik dan melawan hukum telah menyiarkan dan/atau mendistribusikan siaran – siaran Indovision milik penggugat selaku pemegang hak siar.
On October 12, 2015, MNCSV which is represented by attorney HSAP & Rekan, advocates and legal advisors, filed lawsuits concerning copyrights violations and compensation against Joko Sutanto (Defendant I) and PT. Plus Media (Defendant II) with Letter No. 08/HKI.Hak Cipta/2015/PN/NIAGA/SBY because of the Defendants in bad faith and with the unlawful act have been broadcasting without permission and/or distributing the Indovision channel which is property of the Company as the rights holders.
Sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan keuangan konsolidasian ini, gugatan ini masih diproses pada Pengadilan Negeri Surabaya.
As of the date of issuance of these consolidated financial statements, the lawsuit was still being processed at the Surabaya District Court.
- 120 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
45. ASET DAN LIABILITAS MATA UANG ASING
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
MONETER DALAM
45. MONETARY ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Grup, selain GMI dan MIMEL, mempunyai aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:
The Group, except for GMI and MIMEL, had monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies as of December 31, 2015 and 2014, are as follows:
31 Desember/ December 31, 2015 Mata uang asing/Foreign currency Ekuivalen/ Equivalent (nilai penuh/ full amount) Rupiah Rp Juta/ Rp Million
31 Desember/ December 31, 2014 Mata uang asing/Foreign currency Ekuivalen/ Equivalent (nilai penuh/ full amount) Rupiah Rp Juta/ Rp Million
Aset Moneter Kas dan setara kas
Aset keuangan lainnya - lancar
Piutang usaha
Piutang lain-lain kepada pihak ketiga
Aset lain-lain
Monetary Assets US$ Lainnya/ Others US$ Lainnya/ Others US$ Euro Lainnya/ Others
14.051.830
193.845
48.745.096
606.389
10.400.683
381 143.477
6.520.257
979 81.112
26.496.122 -
183.268 365.514 -
17.650.723 668.341
220.056 219.575 10.114
US$ Lainnya/ Others US$
2.609.698
36.001
120.046
1.493
1.216.467
410 16.781
1.635.009
14 20.340
4
Jumlah Aset Moneter
Utang lain-lain Biaya masih harus dibayar Pinjaman jangka panjang
Other financial assets - current
Trade accounts receivable
-
939.681
1.160.072
Liabilitas Moneter Utang bank Utang usaha
Cash and cash equivalents
Other accounts receivable from third parties
Other assets Total Monetary Assets Monetary Liabilities
US$ US$ Euro Lainnya/ Others US$ US$ US$
14.968.539 39.752.156 272.926
206.491 548.381 4.113
8.004.421 31.432.235 604.969
99.575 391.017 9.155
648.824 6.225.978 493.000.000
8.951 85.887 6.800.935
441.075 5.281.666 493.000.000
1.337 5.487 65.704 6.132.920
Other accounts payable Accrued expenses Long-term loans Total Monetary Liabilities
Jumlah Liabilitas Moneter
7.654.758
6.705.195
Liabilitas Moneter Bersih
(6.715.077)
(5.545.123)
Bank loans Trade accounts payable
Net Monetary Liabilities
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, aset dan liabilitas moneter GMI dan MIMEL dalam mata uang asing tidak signifikan.
As of December 31, 2015 and 2014, monetary assets and liabilities of GMI and MIMEL denominated in foreign currencies are not significant.
Grup memiliki kerugian selisih kurs sebesar Rp 861.575 juta di tahun 2015 dan Rp 246.392 juta di tahun 2014.
The Group incurred foreign exchange loss of Rp 861,575 million in 2015 and Rp 246,392 million in 2014.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, kurs konversi yang digunakan Grup serta kurs yang berlaku pada tanggal 30 Maret 2016 adalah sebagai berikut:
The conversion rates used by the Group as of December 31, 2015 and 2014 and the prevailing rates on March 30, 2016 were as follows:
30 Maret/ March 30, 2016
EUR 1 JPY 100 USD 1
31 Desember/ December 31, 2015
31 Desember/ December 31, 2014
Rp
Rp
Rp
15.083 11.879 13.359
15.070 11.452 13.795
15.133 10.425 12.440
- 121 -
1 EUR 100 JPY 1 USD
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
46. PENGUNGKAPAN TAMBAHAN ATAS AKTIVITAS INVESTASI DAN PENDANAAN NONKAS
46. SUPPLEMENTAL DISCLOSURES ON NONCASH INVESTING AND FINANCING ACTIVITIES
Pada tahun 2015 dan 2014, Grup melakukan transaksi investasi dan pendanaan yang tidak memerlukan penggunaan kas dan setara kas tidak termasuk dalam laporan arus kas konsolidasian dengan rincian sebagai berikut:
In 2015 and 2014, the Group has investing and financing transactions that do not require the use of cash and cash equivalent are not included in the consolidated statements of cash flow as follows:
2015
2014
Penambahan aset tetap melalui: Utang pembelian aset tetap
25.331
7.266
Uang muka pembelian aset tetap Sewa pembiayaan Utang lain-lain pihak ketiga
21.728 21.556 6.383
10.434 4.947 -
1.683
-
-
48.600
Pengurangan uang muka pembelian aset tetap melalui beban Penempatan aset keuangan lainnya melalui investasi pada entitas asosiasi
Additions of property and equipment through: Payable for purchase of property and equipment Payment of property and equipment through advances Lease liabilities Other payable to third parties Decrease of advances for purchases of property and equipment through expense write-off Placement of other current financial asset through investment in associates
INSTRUMEN
47. CATEGORIES AND CLASSES OF FINANCIAL INSTRUMENTS
Kategori dan kelas instrumen keuangan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
Classes and categories of financial instruments at December 31, 2015 and 2014 are as follows:
47. KATEGORI KEUANGAN
DAN
KELAS
Pinjaman yang diberikan dan piutang/ Loans and receivables Aset Keuangan Kas dan setara kas Pihak berelasi Pihak ketiga Aset keuangan lainnya - lancar Piutang usaha Pihak berelasi Pihak ketiga Piutang lain-lain Piutang lain-lain - tidak lancar Pihak berelasi Pihak ketiga Aset keuangan lainnya – tidak lancar Liabilitas Keuangan Utang bank Utang usaha Pihak berelasi Pihak ketiga Utang lain-lain Pihak berelasi Pihak ketiga Biaya masih harus dibayar Utang kepada pihak berelasi Pinjaman jangka panjang Liabilitas sewa pembiayaan Utang obligasi - bersih Jumlah
31 Desember/December 31, 2015 Aset pada nilai wajar melalui laba rugi (Aset keuangan pada FVTPL)/ Assets at fair Tersedia value through untuk dijual/ profit or loss Available-forsale FVTPL)
Liabilitas pada biaya perolehan diamortisasi/ Liabilities at amortized cost
1.827.149
-
-
-
-
-
30.484 2.545 17.372
-
3.545.725
-
-
-
-
272.056
-
-
-
86.214 1.522.910
-
-
-
8.358 499.576 267.137 1.961 7.033.194 88.579 751.775
4.880.057
1.827.149
3.545.725
10.531.760
326.448 292.777 297.889 139.536 3.315.847 457.159
- 122 -
Financial Assets Cash and cash equivalents Related parties Third parties Other financial assets - current Trade accounts receivable Related parties Third parties Other accounts receivable Other accounts receivable - non-current Related parties Third parties Other financial assets - non-current Financial Liabilities Bank loans Trade accounts payable Related parties Third parties Other accounts payable Related parties Third parties Accrued expenses Other accounts payable to related parties Long-term loans Finance lease obligations Bonds payable - net Total
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
Pinjaman yang diberikan dan piutang/ Loans and receivables Aset Keuangan Kas dan setara kas Pihak berelasi Pihak ketiga Aset keuangan lainnya - lancar Piutang usaha Pihak berelasi Pihak ketiga Piutang lain-lain Piutang lain-lain - tidak lancar Pihak berelasi Pihak ketiga Aset keuangan lainnya – tidak lancar Liabilitas Keuangan Utang bank Utang usaha Pihak berelasi Pihak ketiga Utang lain-lain kepada pihak berelasi Biaya masih harus dibayar Utang kepada pihak berelasi Pinjaman jangka panjang Liabilitas sewa pembiayaan Utang obligasi - bersih Jumlah
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
31 Desember/December 31, 2014 Aset pada nilai wajar melalui laba rugi (Aset keuangan pada FVTPL)/ Assets at fair Tersedia value through untuk dijual/ profit or loss Available-forsale FVTPL)
Liabilitas pada biaya perolehan diamortisasi/ Liabilities at amortized cost Financial Assets Cash and cash equivalents Related parties Third parties Other financial assets - current Trade accounts receivable Related parties Third parties Other accounts receivable Other accounts receivable - non-current Related parties Third parties Other financial assets - non-current
2.270.714
-
-
-
-
-
31.305 7.200 17.828
-
3.749.112
-
-
-
-
229.142
-
-
-
46.678 1.127.200 132.132 301.229 7.956 6.099.375 25.117 818.473
Financial Liabilities Bank loans Trade accounts payable Related parties Third parties Other accounts payable to related parties Accrued expenses Other accounts payable to related parties Long-term loans Finance lease obligations Bonds payable - net
5.539.929
2.270.714
3.749.112
8.787.302
Total
611.815 860.812 393.665 152.226 3.197.429 267.649
48. INSTRUMEN KEUANGAN, MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN DAN RISIKO MODAL
48. FINANCIAL INSTRUMENTS, FINANCIAL RISK AND CAPITAL RISK MANAGEMENT
a. Manajemen Risiko Modal
a. Capital Risk Management
Tujuan utama Grup mengelola risiko modal adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio modal yang sehat untuk mendukung usaha, melanjutkan keberlangsungan hidup, selain memaksimalkan keuntungan para pemegang saham melalui optimalisasi saldo utang dan ekuitas. Struktur modal Grup terdiri dari pinjaman dan ekuitas pemegang saham induk.
The primary objective of the Group to manage capital risk is to ensure that it maintains healthy capital ratios in order to support its business, continue as going concern, in addition to maximizing the profits of the shareholders through the optimization of the balance of debt and equity. The Group's capital structure consists of debts and equity shareholders of the holding.
Grup mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian, bila diperlukan, berdasarkan perubahan kondisi ekonomi. Untuk memelihara dan menyesuaikan struktur permodalan, Grup dapat menyesuaikan pembayaran dividen kepada pemegang saham, pengembalian modal kerja kepada pemegang saham atau menerbitkan saham baru. Tidak ada perubahan atas tujuan, kebijakan maupun proses untuk manajemen risiko modal pada tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014.
The Group maintains the capital structure and applies some changes according to changes in economic condition, if needed. In order to maintain and adjust the capital structure, the Group can adjust dividends paid to shareholders, capital return to shareholders, or issue new shares. There are no changes in objectives, policies, and processes for capital risk management for the years ended December 31, 2015 and 2014.
Manajemen Perusahaan secara berkala melakukan reviu struktur permodalan Grup. Sebagai bagian dari review ini, manajemen mempertimbangkan biaya permodalan dan risiko yang berhubungan.
The management of the Company periodically reviews the Group's capital structure. As part of this review, the management considers the cost of capital and related risk.
- 123 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Kebijakan Grup adalah tetap mempertahankan struktur permodalan yang sehat untuk mengamankan akses terhadap pendanaan pada biaya yang wajar.
The Group’s policy is to maintain a healthy capital structure in order to secure finance at a reasonable cost.
Gearing ratio pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
The gearing ratio as of December 31, 2015 and 2014 are as follows:
31 Desember/ December 31, 2015 Pinjaman Kas dan bank Pinjaman - bersih Ekuitas Rasio pinjaman - bersih terhadap modal
31 Desember/ December 31, 2014 *)
8.145.604 631.409
7.172.107 1.485.421
7.514.195 15.294.612
5.686.686 15.885.992
49,1%
*) Disajikan kembali (Catatan 2)
35,8%
Debt Cash on hand and in banks Net debt Equity Net debt to equity ratio
*) As restated (Note 2)
b. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan
b. Financial risk management objectives and policies
Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Grup adalah untuk memastikan bahwa sumber daya keuangan yang memadai tersedia untuk operasi dan pengembangan bisnis, serta untuk mengelola risiko mata uang asing, tingkat bunga, kredit dan risiko likuiditas. Grup beroperasi dengan pedoman yang telah ditentukan oleh manajemen.
The Group’s overall financial risk management and policies seek to ensure that adequate financial resources are available for operation and development of its business, while managing its exposure to foreign exchange risk, interest rate risk, credit and liquidity risks. The Group operates within defined guidelines that are approved by the management.
Kebijakan untuk mengelola tersebut dirangkum di bawah ini:
The policies for managing each of these risks which are summarized below:
i.
risiko-risiko
Risiko Pasar
i.
Market Risk
Industri media di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang berkesinambungan dari tahun ke tahun, dengan pertumbuhan ekonomi negara yang positif, ditandai oleh konsumsi domestik yang kuat dan kenaikan dalam profil investas
Media industry in Indonesia continues to show a sustainable growth over the year, with the positive economic growth of the country, anchored in strong domestic consumption as well as the rise in investment profile.
Tantangan dalam sektor industri televisi adalah rencana untuk berpindah dari analog ke digital, yang mungkin terjadi secara bertahap hingga tahun 2018.
Challenge in television industry is the plan to move from analog to digital, which may occur gradually until 2018.
Manajemen menyadari tantangan dan perkembangan yang ada dan terus memperhatikan perkembangan industri dalam rencana tahunan dan jangka panjang. Pertumbuhan pendapatan yang kuat dan peningkatan pangsa pasar penonton, digabungkan dengan fokus manajemen pada pengendalian biaya untuk mengingatkan kompetitif di industri serta terus meningkatkan teknologi, kompetensi sumber daya manusia dan proses bisnis.
Management realized those challenges and developments and continues to take into account the industry development in its yearly and long-term improvement in its audience share, combined with management focus on cost control to remain competitive in the industry, as well as continue to improve its technology, human resources competencies and business process.
- 124 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
ii.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Manajemen risiko mata uang asing
ii.
Foreign currency risk management
Sebagian pembelian program dan peralatan siaran menggunakan nilai tukar mata uang asing, terutama mata uang dolar Amerika Serikat, dalam transaksinya. Namun demikian, transaksi pembelian atau pembayaran dalam mata uang asing tidak signifikan untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014. Hampir semua penempatan deposito dalam mata uang asing adalah bersifat on call dan bersifat jangka pendek. Dengan demikian, Grup tidak memiliki risiko atas fluktuasi mata uang asing.
The portion of program and broadcasting equipment purchases are denominated in foreign currencies, particularly denominated in US Dollar. However, these transactions do not have significant impact on the Group for the years ended December 31, 2015 and 2014. Most time deposits in foreign exchange are on call and short-term in nature. Therefore, the Group has no exposure to risk of foreign exchange fluctuation.
Fluktuasi nilai tukar Dolar Amerika Serikat terhadap mata uang asing ini menyebabkan Grup mengalami kerugian kurs mata uang asing sebesar Rp 861.575 juta dan Rp 246.392 juta masing-masing pada tahun 2015 dan 2014.
In relation to the exchange rate fluctuation of U.S. Dollar to foreign currencies, the Group incurred foreign exchange loss of Rp 861,575 million and Rp 246,392 million in 2015 and 2014, respectively.
Grup mengelola risiko mata uang asing sebagai berikut:
The Group manages the foreign currency risk as follows:
Grup memanfaatkan peluang harga pasar nilai tukar mata uang lainnya (multi-currency) untuk menutup kemungkinan risiko melemahnya nilai tukar fungsional dan begitu sebaliknya, sehingga secara natural risiko adanya pergerakan nilai tukar uang non-fungsional bisa saling menghilangkan. Transaksi valuta mata uang biasa dilakukan dengan selalu mempertimbangkan kurs yang menguntungkan Grup.
The Group takes advantage of the opportunities in the market prices of other currencies (multi-currency) to cover possible risk of weakening value of the functional currency and vice versa, thus, in an economic offset, the risks of non-functional currency exchange rate movements will be mutually eliminated/reduced. Currency transactions are always done with consideration to the exchange rate favorable to the Group.
Grup mengatur risiko dengan berusaha menyeleraskan penerimaan dan pembayaran untuk setiap jenis mata uang.
The Group manages the risk by matching receipt and payment in each individual currency.
MNCSV telah melakukan negosiasi ulang dengan sebagian besar pemasok konten program, dimana kedua belah pihak sepakat untuk setiap pembayaran kewajiban baik yang masih outstanding maupun tagihan baru selama masa licensing period, menggunakan nilai tukar tetap yang disepakati.
MNCSV has renegotiated with several large program content vendors, where in both parties agree that for every payment of outstanding liabilities or new invoices during the licensing period will use the agreed fixed exchange rate.
Berikut ini sensitivitas untuk perubahan nilai tukar mata uang Dollar Amerika Serikat terhadap saldo mata uang nonfungsional lainnya yang signifikan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, dengan variabel lain konstan terhadap laba sebelum pajak Grup.
Following is the sensitivity of changes in exchange rate of functional currency of U.S. Dollar against significant outstanding non-functional currency as of December 31, 2015 and 2014, with other variables are constant to the income before tax of the Group.
31 Desember/Decemb er 31, 2015 Dampak terhadap laba (rugi) Perubahan kurs/ sebelum pajak/ Changes in Effect on profit (loss) Currency rate b efore tax Mata uang Rupiah terhadap US$ Penguatan Pelemahan
4% 4%
298.821 (298.821)
- 125 -
Rupiah to US$ Strenghthening Weakness
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
31 Desember/Decemb er 31, 2014 Dampak terhadap laba (rugi) Perubahan kurs/ sebelum pajak/ Changes in Effect on profit (loss) Currency rate b efore tax Mata uang Rupiah terhadap US$ Penguatan Pelemahan
5% 5%
268.603 (268.603)
Manajemen berpendapat bahwa analisis sensitivitas ini bukan merupakan representasi risiko nilai tukar mata uang asing yang melekat karena eksposur pada akhir tahun tidak mencerminkan eksposur selama tahun berjalan. Pembelian dalam mata uang asing tergantung pada fluktuasi volume pembelian serta penggunaan kas dan setara kas dapat mengakibatkan perubahan akun moneter dalam mata uang asing. iii.
Rupiah to US$ Strenghthening Weakness
In management’s opinion, the sensitivity analysis is unrepresentative of the inherent foreign exchange risk because the exposure at year end does not reflect the exposure during the year. Purchases denominated in foreign currency are dependent on the fluctuations in volume of purchases and use of cash and cash equivalents that can impact foreign currency denominated monetary items.
Manajemen risiko tingkat bunga
iii.
Interest rate risk management
Risiko tingkat bunga adalah risiko di mana nilai wajar arus kas di masa depan akan berfluktuasi karena perubahan tingkat suku bunga pasar. Grup terpengaruh risiko perubahan suku bunga pasar terutama terkait dengan pinjaman jangka pendek dan jangka panjang dengan suku bunga mengambang.
Interest rate risk is the risk the fair value of future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of change in market interest rates. The Group’s exposure to the risk of changes in market interest rate related primarily to the short-term and long-term loans with floating interest rates.
Grup mengelola risiko ini dengan mempertahankan komposisi yang tepat antara tingkat suku bunga mengambang dan bunga tetap dan melakukan pinjaman dari pihak yang dapat memberikan tingkat suku bunga yang lebih rendah dari bank lain.
The Group manages this risk by maintaining an appropriate mix of floating and fixed rate of borrowings and entering into loan agreement with party which gives lower interest rate than other banks.
Analisis sensitivitas suku bunga
Interest rate sensitivity analysis
Analisis sensitivitas di bawah ini telah ditentukan berdasarkan eksposur suku bunga untuk kedua instrumen derivatif dan non-derivatif pada akhir periode pelaporan. Untuk liabilitas tingkat bunga mengambang, analisis tersebut disusun dengan asumsi jumlah liabilitas terutang pada akhir periode pelaporan itu terutang sepanjang tahun. Kenaikan atau penurunan 50 basis poin digunakan ketika melaporkan risiko suku bunga secara internal kepada karyawan kunci dan merupakan penilaian manajemen terhadap perubahan yang mungkin terjadi pada suku bunga.
The sensitivity analyses below have been determined based on the exposure to interest rates for both derivatives and nonderivative instruments at the end of the reporting period. For floating rate liabilities, the analysis is prepared assuming the amount of the liability outstanding at the end of the reporting period was outstanding for the whole year. A 50 basis point increase or decrease is used when reporting interest rate risk internally to key management personnel and represents management's assessment of the reasonably possible change in interest rates.
- 126 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Jika suku bunga lebih tinggi/rendah 50 basis poin dan semua variabel lainnya tetap konstan, laba bersih, setelah pajak, untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 akan turun/naik masingmasing sebesar Rp 22.185 juta dan Rp 22.815 juta. Hal ini terutama disebabkan oleh eksposur Grup terhadap suku bunga atas pinjamannya dengan suku bunga variabel.
If interest rates had been 50 basis points higher/lower and all other variables were held constant, net income, after tax, for the year ended December 31, 2015 and 2014 would decrease/increase by Rp 22,185 million and Rp 22,815 million, respectively. This is mainly attributable to the Group’s exposure to interest rates on its variable rate borrowings.
Selain itu, Grup melakukan negosiasi dalam pinjaman dengan persyaratan yang fleksibel untuk mengelola risiko tingkat bunga, Grup memiliki kebijakan dalam memperoleh pembiayaan dalam Rupiah dengan tingkat bunga bank yang rendah, back to back deposito dan pinjaman yang akan memberikan spread bunga yang kecil serta jangka waktu pinjaman yang lebih fleksibel sehingga dapat dilakukan pelunasan segera apabila tingkat bunga meningkat tinggi.
In addition, the Group negotiates for borrowings with flexible terms to enable it to manage the interest rate risk. The Group also has a policy of obtaining a low interest financing, back to back deposit, and borrowing with a low margin of interest and also a flexible loan term, enabling the Group to pay the loan if there is a significant increase in the interest rate.
Pinjaman terkena dampak risiko suku bunga termasuk dalam risiko likuiditas dan tingkat bunga dalam table bagian (v) di bawah.
Borrowings exposed to interest rate risks are included in liquidity and interest rate risk table in section (v) below.
iv.
Manajemen risiko kredit
iv.
Credit risk management
Risiko kredit mengacu pada risiko rekanan gagal dalam memenuhi liabilitas kontraktualnya yang mengakibatkan kerugian bagi Grup.
Credit risk refers to the risk that a counterparty will default on its contractual obligation resulting in a loss to the Group.
Risiko kredit Grup terutama melekat pada piutang usaha, simpanan bank, investasi jangka pendek dan investasi lainnya. Risiko kredit pada simpanan bank dan investasi jangka pendek diperhitungkan minimal karena ditempatkan dengan institusi keuangan terpercaya yang telah memiliki catatan yang baik. Investasi lain dan piutang usaha pihak ketiga ditempatkan pada pihak ketiga yang terpercaya dan memiliki catatan yang baik. Eksposur Grup dan counterparties dimonitor secara terus-menerus dan nilai agregat transaksi terkait tersebar di antara counterparties yang telah disetujui. Eksposur kredit dikendalikan oleh batasan (limit) counterparty yang direviu dan disetujui oleh komite manajemen risiko secara tahunan.
The Group’s credit risk is primarily attributed to its trade accounts receivable, bank deposits, short-term investments and other investment. Credit risk on bank deposits and short-term investments is considered minimal because they are placed in credit worthy financial institutions. Other investments and trade accounts receivable with third parties are entered with respected and credit worthy third parties. The Group’s exposure and its counterparties are continuously monitored and the aggregate value of transactions concluded is spread amongst approved counterparties. Credit exposure is controlled by counterparty limits that are reviewed and approved by the risk management committee annually.
- 127 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Risiko kredit pada piutang usaha adalah risiko bahwa Grup akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan, klien atau pihak lawan yang gagal memenuhi kewajiban kontraktual mereka. Tidak ada risiko kredit yang terpusat secara signifikan. Grup mengelola dan mengendalikan risiko kredit pada piutang usaha dengan menetapkan batasan jumlah risiko yang dapat diterima untuk pelanggan individu dan memantau eksposur terkait dengan batasan-batasan tersebut.
Credit risk on trade accounts receivable is the risk that the Group will incur a loss arising from its customers, clients or counterparties that fail to discharge their contractual obligations. There are no significant concentrations of credit risk. The Group manages and controls this credit risk by setting limits on amount of risk it is willing to accept for individual customers and by monitoring exposures in relation to such limits.
Grup melakukan hubungan usaha hanya dengan pihak ketiga yang diakui dan kredibel. Manajemen Grup menetapkan peninjauan secara mingguan dan bulanan pada umur piutang dan penagihan untuk membatasi jika tidak untuk menghilangkan risiko kredit. Sesuai dengan kebijakan manajemen Grup, media order pelanggan (agensi) akan dikenakan status “Hold” untuk yang telah melewati batas jatuh tempo.
The Group trades only with recognized and creditworthy third parties. The Group’s management applies weekly and monthly trade accounts receivable aging review and collection to limit, if not eliminate credit risk. In accordance with the Group policy, long outstanding overdue trade accounts receivable from media order customers (agency) will be put on to “Hold”.
Grup mempunyai jaminan uang terhadap beberapa piutang usaha individu yang tercatat sebagai uang muka pelanggan dalam liabilitas jangka pendek. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 telah sesuai dengan nilai wajar yang merupakan jaminan untuk resiko kredit.
The Group holds cash guarantee from certain individual trade receivables which are recorded as customers deposits in current liabilities. As of December 31, 2015 and 2014, respectively, represent its fair value, which serves as credit risk enhancement.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Grup memiliki aset keuangan lainnya yang diklasifikasikan sebagai FVTPL dan AFS. Aset keuangan lainnya FVTPL sebagian besar berupa reksadana yang dikelola oleh pihak berelasi yang merupakan manajemen investasi dengan peringkat kredit tinggi yang dinilai oleh lembaga pemeringkat kredit internasional, sehingga tidak menimbulkan eksposur risiko kredit yang signifikan. Grup juga memiliki aset keuangan lainnya FVTPL berupa dana kelolaan dan aset keuangan lainnya AFS berupa obligasi konversi dan obligasi wajib tukar, dimana penempatannya dilakukan dengan persetujuan dari Dewan Direksi dan dijalankan sesuai dengan peraturan yang ada pada umumnya. Manajemen juga berperan aktif untuk memantau perkembangan riwayat kreditnya dan tidak mengharapkan counterparty gagal memenuhi kewajibannya. Selanjutnya, aset keuangan lainnya yang timbul dimonitor terus-menerus untuk mengurangi eksposur risiko kredit.
As of December 31, 2015 and 2014, the Group has other financial assets classified as FVTPL and AFS. Other financial assets at FVTPL are mostly in the form of mutual funds which are managed by a related party investment management with high credit ratings from international credit rating agencies, therefore, it has not raised significant exposure to credit risk. The Group also has other financial assets at FVTPL in the form of managed funds and other financial assets AFS in the form of convertible bonds and mandatory exchangeable bond which placements are carried out with the approval of the Board of Directors and executed in accordance with the existing regulations in general. Management also actively monitors the progress of credit history and does not expect the counterparty to fail to meet its obligations. Furthermore, other financial assets arising are continuously monitored to minimize the exposure to credit risks.
- 128 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Selanjutnya untuk menghindari kegagalan pembayaran dari sisi pelanggan, Grup mengoptimalkan penggunaan pembayaran dengan kartu kredit dan fasilitas pembayaran auto-debet dari bank untuk menghasilkan pembayaran otomatis. Grup juga memiliki Reminder Team yang berada di bawah Departemen Collection untuk membantu mengingatkan pelanggan atas kewajiban pembayaran berkala mereka.
Further to avoid payment failure from the customer's side, the Group optimizes the use of payment by credit card and autodebit payment facility from bank to generate automatic payment. The Group also has a Reminder Team under the Collection Department to help reminding the customers of their periodic payment obligation.
Nilai tercatat aset keuangan pada laporan keuangan konsolidasian setelah dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai mencerminkan eksposur Grup terhadap risiko kredit.
The carrying amount of financial assets recorded in the consolidated financial statements, net of any allowance for losses represents the Group’s exposure to credit risk.
v.
Manajemen risiko likuiditas
v.
Liquidity risk management
Risiko likuiditas didefinisikan sebagai risiko saat posisi arus kas Grup menunjukkan bahwa pendapatan jangka pendek tidak cukup menutupi pengeluaran jangka pendek.
Liquidity risk is defined as the risk when the cash flow position of the Group indicates that the short-term revenue is not enough to cover the short-term expenditures.
Industri media adalah industri yang cash intensive dan mensyaratkan tersedianya dana yang signifikan setiap saat. Risiko likuiditas dalam industri media di Indonesia bisa timbul karena adanya ketidakcocokan antara penerimaan uang dari pelanggan (agensi) dan pembayaran atas pembelian atau memproduksi program.
Media industry is a cash intensive industry and requires the availability of significant funds every time. Liquidity risk in the media industry in Indonesia could arise because of mismatch between cash receipts from customers (agency) and payments for the purchase or production of the programs.
Tanggung jawab utama manajemen risiko likuiditas terletak pada manajemen, yang telah membangun kerangka manajemen risiko likuiditas yang sesuai untuk persyaratan manajemen likuiditas dan pendanaan jangka pendek, menengah dan jangka panjang Grup. Grup mengelola risiko likuiditas dengan menjaga kecukupan simpanan, fasilitas bank dan fasilitas simpan pinjam dan terus-menerus memonitor perkiraan dan arus kas aktual dan mencocokkan profil jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan.
The ultimate responsibility for liquidity risk management rests with the management, which has build a liquidity risk management framework that suits the liquidity management requirement and short, medium and long term funding for the Group. The Group manages liquidity risk by maintaining adequate reserves, banking facilities and reserve borrowing facilities and by continuously monitoring forecast and actual cash flows and matching the maturity profiles of financial assets and liabilities.
Dalam mengelola risiko likuiditas, Grup secara prudent memantau dan menjaga tingkat kas dan setara kas yang dianggap memadai untuk membiayai operasional Grup dan untuk mengatasi dampak dari fluktuasi arus kas. Grup juga secara rutin mengevaluasi proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk jadwal jatuh tempo utang jangka panjang mereka, dan terus menelaah kondisi pasar keuangan untuk mengambil inisiatif penggalangan dana.
In managing liquidity risk, the Group prudently monitors and maintains a level of cash equivalents deemed adequate to finance the Group’s operations and to mitigate the effects of fluctuation in cash flows. The Group also regularly evaluates the projected and actual cash flows, including its loan maturity profiles, and continuously asseses conditions in the financial markets for opprtunities to pursue fund raising intiatives.
- 129 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Tabel risiko likuiditas dan suku bunga
Liquidity and interest risk tables
Tabel berikut merinci sisa jatuh tempo kontrak untuk liabilitas keuangan nonderivatif dengan periode pembayaran yang disepakati Grup. Tabel telah disusun berdasarkan arus kas yang tidak didiskontokan dari liabilitas keuangan berdasarkan tanggal terawal di mana Grup dapat diminta untuk membayar. Tabel mencakup arus kas bunga dan pokok. Sepanjang arus bunga tingkat mengambang jumlah tidak didiskontokan berasal dari kurva suku bunga pada akhir periode pelaporan. Jatuh tempo kontrak didasarkan pada tanggal terawal di mana Grup mungkin akan diminta untuk membayar.
The following table details the Group’s remaining contractual maturity for its nonderivative financial liabilities with agreed repayment periods. The table has been drawn up based on the undiscounted cash flows of financial liabilities based on the earliest date on which the Group can be required to pay. The table includes both interest and principal cash flows. To the extent that interest flows are floating rate, the undiscounted amount is derived from interest rate curves at the end of the reporting period. The contractual maturity is based on the earliest date on which the Group may be required to pay.
31 Desember/December 31, 2015 Tingkat bunga efektif rata-rata tertimbang/ Weighted average effective interest rate % Tanpa bunga Utang usaha Utang lain-lain Biaya masih harus dibayar Utang kepada pihak berelasi Instrumen tingkat bunga variabel Pinjaman jangka panjang Instrumen tingkat bunga tetap Utang bank Pinjaman jangka panjang Liabilitas sewa pembiayaan Utang obligasi - bersih
Kurang dari satu bulan/ Less than 1 month
3 bulan 1 tahun/ 3 months to 1 year
1-3 bulan/ 1-3 months
Di atas 5 tahun/ Above 5 years
1-5 tahun 1-5 years
Jumlah/ Total
226.794 12.584 198.466 -
683.844 164.228 14.921 -
698.486 331.122 53.750 1.880
81
-
1.609.124 507.934 267.137 1.961
LIBOR + margin
-
1.362
144.166
3.556.704
-
3.702.232
3,51% - 12% 10% - 11% 12% - 16% 9,75% - 10,50%
23.512 3.500
111.269 3.486 -
3.422.377 42.520 16.665 78.750
176.382 73.757 1.078.750
129.950 3.510 -
3.557.158 348.852 97.418 1.161.000
464.856
979.110
4.789.716
4.885.674
133.460
11.252.816
Jumlah
Non-interest bearing Trade accounts payable Other accounts payable Accrued expenses Other accounts payable to related parties Variable interest rate instruments Long-term loans Fixed interest rate instruments Bank loans Long-term loans Finance lease obligations Bonds payable - net Total
31 Desember/December 31, 2014 Tingkat bunga efektif rata-rata tertimbang/ Weighted average effective interest rate % Tanpa bunga Utang usaha Utang lain-lain Biaya masih harus dibayar Utang kepada pihak berelasi Instrumen tingkat bunga variabel Pinjaman jangka panjang Instrumen tingkat bunga tetap Utang bank Pinjaman jangka panjang Liabilitas sewa pembiayaan Utang obligasi - bersih Jumlah
Kurang dari satu bulan/ Less than 1 month
3 bulan 1 tahun/ 3 months to 1 year
1-3 bulan/ 1-3 months
Di atas 5 tahun/ Above 5 years
1-5 tahun 1-5 years
Jumlah/ Total Non-interest bearing Trade accounts payable Other accounts payable Accrued expenses Other accounts payable to related parties
605.539 48.058 231.021 -
429.777 72.113 26.825 -
138.562 11.961 43.383 -
7.956
-
1.173.878 132.132 301.229 7.956
LIBOR + margin
-
-
62.916
190.633
6.411.595
6.665.144
5,25% - 9,25% 9,16% 16% 9,75% - 10,50%
821 385 -
1.562 753 2.847
140.909 23.386 13.754 208.387
130.640 14.536 801.370
-
143.292 154.026 29.428 1.012.604
Variable interest rate instruments Long-term loans Fixed interest rate instruments Bank loans Long-term loans Finance lease obligations Bonds payable - net
885.824
533.877
643.258
1.145.135
6.411.595
9.619.689
Total
Jumlah yang dicakup di atas untuk instrumen suku bunga variabel untuk liabilitas keuangan non-derivatif harus berubah jika perubahan suku bunga variabel berbeda dengan estimasi suku bunga yang ditentukan pada akhir periode pelaporan.
The amounts included above for variable interest rate instruments for non-derivative financial liabilities is subject to change if changes in variable interest rates differ to those estimates of interest rates determined at the end of the reporting period.
- 130 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Grup memiliki akses ke fasilitas pembiayaan yang tidak terpakai pada akhir periode pelaporan. Grup berharap untuk memenuhi kewajiban lainnya dari arus kas operasi dan hasil jatuh tempo aset keuangan.
The Group has access to financing facilities which were unused at the end of the reporting period. The Group expects to meet its other obligations from operating cash flows and proceeds of maturing financial assets.
49. PENGUKURAN NILAI WAJAR
49. FAIR VALUE MEASUREMENTS
Teknik penilaian dan asumsi yang diterapkan untuk tujuan pengukuran nilai wajar
Valuation techniques and assumptions applied for the purposes of measuring fair value
Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan ditentukan sebagai berikut:
The fair values of financial assets and financial liabilities are determined as follows:
Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan syarat dan kondisi standar dan diperdagangkan di pasar aktif ditentukan dengan mengacu pada harga pasar.
The fair values of financial assets and financial liabilities with standard terms and conditions and traded on active liquid markets are determined with reference to quoted market prices.
Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan lainnya (tidak termasuk yang dijelaskan di atas) ditentukan sesuai dengan model penentuan harga yang berlaku umum berdasarkan analisis discounted cash flow menggunakan harga dari transaksi pasar yang dapat diamati saat ini dan kutipan dealer untuk instrumen sejenis.
The fair values of other financial assets and financial liabilities (excluding those described above) are determined in accordance with generally accepted pricing models based on discounted cash flow analysis using prices from observable current market transactions and dealer quotes for similar instruments.
Secara khusus, asumsi signifikan yang digunakan dalam menentukan nilai wajar dari aset dan liabilitas keuangan ditetapkan di bawah ini:
Specifically, significant assumptions used in determining the fair value of the following financial assets and liabilities are set out below:
Pengukuran nilai wajar diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian
Fair value measurement hierarchy of the Group’s assets and liabilities
Tabel berikut ini merangkum nilai tercatat dan nilai wajar aset dan liabilitas, yang dianalisis antara keduanya serta nilai wajar didasarkan pada:
The following tables summarize the carrying amounts and fair values of the assets and liabilities, analyzed among those whose fair value is based on:
Tingkat 1 pengukuran nilai wajar adalah yang berasal dari harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik;
Level 1 fair value measurements are those derived from quoted prices (unadjusted) in active markets for identical assets or liabilities;
Tingkat 2 pengukuran nilai wajar adalah yang berasal dari input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Level 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung (misalnya harga) atau secara tidak langsung (misalnya deviasi dari harga); dan
Level 2 fair value measurements are those derived from inputs other than quoted prices included within Level 1 that are observable for the asset or liability, either directly (i.e. as prices) or indirectly (i.e. derived from prices); and
Tingkat 3 pengukuran nilai wajar adalah yang berasal dari teknik penilaian yang mencakup input untuk aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat diobservasi).
Level 3 fair value measurements are those derived from valuation techniques that include inputs for the asset or liability that are not based on observable market data (unobservable inputs).
- 131 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 – Lanjutan (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
31 Desember 2015 Aset keuangan lainnya - lancar Aset keuangan lainnya - tidak lancar Jumlah
31 Desember 2014 Aset keuangan lainnya - lancar Aset keuangan lainnya - tidak lancar Jumlah
Level 1
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014/ DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 – Continued (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Level 2
Level 3
Jumlah/ Total
December 31, 2015
2.118.608
-
6.430
2.125.038
Other financial assets - current
17.371
-
3.535.726
3.553.097
Other financial assets - non current
2.135.979
-
3.542.156
5.678.135
Total
Level 1
Level 2
Level 3
Jumlah/ Total
December 31, 2014
2.391.156
-
273.223
2.664.379
Other financial assets - current
17.828
-
3.749.112
3.766.940
Other financial assets - non current
2.408.984
-
4.022.335
6.431.319
Total
Tidak ada transfer antara Tingkat 1 dan 2 pada periode berjalan.
There were no transfers between Level 1 and 2 during the period.
50. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN
50. EVENTS AFTER THE REPORTING
a. Pada tanggal 29 Maret 2016, MNC menerima penyelesaian piutang lain-lain sebesar Rp 250 miliar berikut imbal hasil sebesar 12% per tahun.
a.
On March 29, 2016, MNC received settlement of other receivables amounting Rp 250 billion including return rate 12% p.a.
b. Pada tanggal 30 Maret 2016, MNCSV melakukan penandatangan perjanjian kerjasama dalam bentuk Memorandum of Understanding (MOU) dengan PT XL Axiata Tbk, sehubungan dengan penyediaan layanan internet bagi pelanggan Perusahaan (Super Bundle).
b.
On March 30, 2016, MNCSV entered into cooperation agreement in the form of Memorandum of Understanding (MOU) with PT XL Axiata Tbk, in connection with providing internet services for the customers of the Company (Super Bundle).
51. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN DAN PERSETUJUAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
51. MANAGEMENT’S RESPONSIBILITY AND APPROVAL OF CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan konsolidasian dari halaman 2 sampai dengan 132 merupakan tanggung jawab manajemen, dan telah disetujui oleh Direktur untuk diterbitkan pada tanggal 30 Maret 2016.
The preparation and fair presentation of the consolidated financial statements on pages 2 to 132 were the responsibilities of the management, and were approved by the Directors and authorized for issue on March 30, 2016.
- 132 -