P E N G E M B A N G A N W E D U S G E M B E L ( W A Y A N G K A R D U S ………| 99
PENGEMBANGAN WEDUS GEMBEL (WAYANG KARDUS GEMBIRA DAN BELAJAR) SEBAGAI MEDIA MEMBANGUN JIWA NASIONALISME SEJAK DINI PADA SISWA TKK SANTO YUSUF KOTA MADIUN Oktavianto Nugroho Saputro & Soebijantoro* Abstrak Pendidikan menjadi hal yang penting dalam kehidupan kita, melalui pendidikanah kita dapar melanjutkan kehidupan dan menatanya dengan baik untuk masa depan yang baik pula. Melalui diunia pendidikan banyak hal yang bisa didapat, tidak hanya mengenai ilmu pengetahuan, namun juga pelajaran-pelajara diluar itu. Kehidupan sosial, bagaimana kita menempatkan diri ditengah masyarakat, bersikap baik, sopan santun, cinta tanah air, semua hal tersebut juga dapat terbentuk melalui lembaga pendidikan. Semua hal yang baik dalam kehidupan ini akan lebih baik jka mulai dikenalkan sejak dini melalui lembaga pendidikan paling dasar, sebut saja PAUD. Penananman cinta tanah air dengan karakter-karakter pada anak akan lebih cepat mereka serap dan ingat jika dalam penyampaiaannya menggunakan media ajar yang menarik dan menyenangkan bagi siswa sebagai alat bantu penyampai pelajaran. Kata kunci : Media Pembelajaran, Nasionalisme, Usia Dini
Pendahuluan
Nasionalisme di negara ini justru
Nasionalisme adalah sebuah sikap
tergambar jelas pada pekan olahraga,
yang seharusnya ada pada seseorang yang
semisal pada pertandingan bola antar
hidup di sebuah negara yang merdeka,
negara. Setiap tim memiliki supporter yang
dengan sikap nasionalisme yang sudah ada
sangat banyak dan selalu hadir untuk
di setiap warga negara maka akan terwujud
mendukung
keamanan, kenyamanan dan kestabilan di
kebanggaan negara mereka. Tidak jarang
dalam suatu negara. Namun nasionalisme
antar supporter bersitegang untuk membela
ini sendiri tidak langsung dapat terlihat oleh
martabat bangsa mereka masing-masing.
mata, belum tentu mereka-mereka yang
Melalui hal yang demikian sangatlah terasa
menggunakan pakaian bertuliskan “ Aku
atmosfer nasionalisme dari warga negara
Cinta Indonesia “ merupakan seorang
itu sendiri, tidak ada yang menyuruh
nasionalis. Begitu pula sebaliknya, belum
mereka untuk mengecat wajah mereka
tentu
dengan warna bendera atau menggambar
juga
menggunakan
seseorang atribut
yang
dengan
tidak identitas
negaranya, merupakan seorang yang tidak Nasionalis.
lambang
kesebelasan
negara
saat
yang
menjadi
melihat
dan
mendukung Timnas negaranya berlaga. Dari
hal-hal
yang
demikian
Nasionalisme tampak nyata menjadi sebuah
* Oktavianto Nugroho Saputro adalah alumni Program Studi Sejarah IKIP PGRI MADIUN * Soebijantoro adalah Dosen Program Studi Sejarah IKIP PGRI MADIUN
100 | JURNAL AGASTYA VOL 5 NO 1 JANUARI 2015
tindak
lanjut
dari
sikap
sudah
dan mudah menerima hal-hal baru dengan
tertanam untuk cinta terhadap tanah air
cepat dan akan tertanam di memori dapat
mereka. Tidak lagi harus berperang untuk
dijadikan
menunjukan nasionalisme itu. Saat ini bisa
memperkenalkan nasionalisme sejak dini
dilakukan
dengan menggunakan cerita.
dengan
yang
mengenal
dan
objek
yang
tepat
unuk
melestarikan budaya bangsa, menuntut
Penyampaian materi yang tepat
ilmu, pembangunan, berkarya positif dan
diterapkan pada para siswa Taman Kanak-
lain
kanak
sebagainya
untuk
mengisi
kemerdekaan. Djoko 2011:35)
adalah
menggunakan
metode
bercerita, seperti apa yang disampaikan Suryo
(dalam
merumuskan
Aman,
oleh Isjoni (2011:90) yang menyatakan
upaya-upaya
bahwa bererita mempunyai makna penting
pembangunan kembali sikap kebangsaan,
bagi
perkembangan
anak
yang salah satunya adalah sikap nationhood
prasekolah/kelompok bermain.
bersumber dari pengetahuan, pemahaman
Berdasarkan beberapa hal baik
dan pengalaman terhadap konsep nation
yang dapat dikembangkan melalui bercerita
dan
diatas,
nation
state.
Dengan
begitu
maka
nasionalisme
nasionalisme sudah dapat dan bahkan telah
diperkenalkan
diperkenalkan melalui lembaga pendidikan,
menggunakan metode bercerita yang dapat
mulai dari sekolah dasar hingga perguruan
dikemas dalam bentuk yang lebih apik dan
tinggi.
menyenangkan bagi siswa .
Nasionalisme
tidak
sekedar
sejak
dini
dapat dengan
mengajarkan tentang kenegaraan, melalui
Dari survei awal yang dilakukan
pengetahuan tentang nasionalisme ini dapat
oleh peneliti di Taman Kanak-Kanak Katolik
mengembangkan
seperti
Santo Yusuf Kota Madiun, peneliti menemui
disiplin, rajin, patuh, peduli dengan sesama,
adanya masalah pada anak-anak yang
gotong royong dan sikap-sikap positif
belajar disana. Anak-anak pada umumnya
lainnya.
dan anak-anak di taman kanak-kank ini Dunia
tempat
yang
memperkenalkan
sikap-sikap
pendidikan paling
merupakan
tepat
untuk
nasionalisme
pada
pada
khusunya,
mereka
mengidolakan
tokoh-tokoh superhero yang lahir di negeri paman syam.
generasi penerus bangsa, akan lebih mudah
Tokoh superhero ini yang sangat
dan dapat berkesan jika nasionalisme
mereka kenal dan idolakan, hampir setiap
diperkenalkan
dengan
yang
anak memiliki buku, kotak pensil, tempat
menyenangkan
dan
dengan
minum dan perlengkapan lain dengan
perkembangan anak. Dunia anak-anak yang
gambar superhero tersebut. Superhero itu
penuh dengan hal-hal yang menyenangkan
antaralain Avenger yang di
cara sesuai
dalamnya
P E N G E M B A N G A N W E D U S G E M B E L ( W A Y A N G K A R D U S ………| 101
terdapat Hulk, Iron man, Thor, Captain
Nasionalisme
akan
mudah
America, Loki. Selain tokoh-tokoh itu masih
tersampaikan jika menggunakan tokoh-
banyak lagi yang merupakan superhero
tokoh yang heroik dan dikemas dalam
yang banyak di gemari banyak orang, sebut
sebuah bentuk dan cerita yang dikemas
saja Spiderman, Superman dan Batman.
dengan lebih menarik dengan bantuan
Kepala sekolah dari taman kanak-
media pembelajaran, hal ini agar apa yang
kanak ini mengeluhkan dengan kondisi dari
disampakan lebih mudah dimengerti dan
anak didiknya, karena mereka lebih kenal
tentu saja disukai oleh anak-anak. Tokoh
dan suka dengan cerita tokoh-tokoh dari
pandawa misalnya, tokoh pandawa kita
negara lain. Beliau mengeluhkan kenapa
perkenalkan
anak-anak jaman sekarang ini hampir tidak
masing dan juga di perlihatkan bentuk asli
ada yang mengenal budaya sendiri, sebut
dari wayang kulitnya, agar supaya mereka
saja wayang. Karena dalam pewayangan itu
tahu akan budaya wayang kulit yang dimilki
juga menyuguhkan tokoh-tokoh ksatia yang
oleh Indonesia. Wayang yang demikian pasti
tidak kalah dengan superhero yang berasal
kurang menarik karena wujudnya kurang
dari negara adi kuasa amerika itu.
jelas.
Melalui
tokoh-tokoh
superhero
dengan
karakter
Wayang-wayang
masing-
kulit
dengan
seperti itulah, nasionalisme dapat kita
bentuk asli dari masing-masing tokoh tadi di
perkenalkan pada anak-anak usia dini,
ubah dan di desain menjadi wajah animasi
dengan menggunakan media dan metode
tanpa menghilangkan karakter dari tokoh
yang menyenangkan bagi siswa. Sekarang
wayang sebenarnya. Dengan begitu maka
telah banyak lembaga pendidikan sejak dini,
akan timbul ketertarikan dari para siswa,
ada kelompok bermain, Pendidikan Anak
setelah ketertarikan sudah mulai tumbuh
Usia Dini (PAUD) dan taman kanak-kanak
pada diri siswa maka tugas selanjutnya
(TK). Superhero Indonesia yang dapat
adalah menyisipkan nilai-nilai nasionalisme
digunakan untuk memperkenalkan budaya
pada
Indonesia adalah wayang, kalau amerika
nasionalisme tidak harus melulu tentang
atau
maka
pengetahuan kenegaraan dan kebangsaan
Indonesia memiliki superhero juga yang
saja. Sikap lain yang bisa ditanamkan pada
disebut pandawa. Sebut saja Hulk, sosok
siswa
monster dengan tubuh berwarna hijau dan
sesama, gotong royong, suka membantu,
suka
patuh dan sikap-sikap positif lainnya.
marvel
memiliki
marah-marah,
Avenger
monster
Indonesia
dengan karakter demikian dikenal dengan nama Buto ijo.
mereka.
adalah
Pengenalan
kedisiplinan,
baik
akan
pada
Wayang yang digunakan sebagai media pengenalan nasionalisme ini sendiri haruslah terbuat dari bahan yang dikenal
102 | JURNAL AGASTYA VOL 5 NO 1 JANUARI 2015
dan diketahui oleh anak-anak. Bahan kertas
masih
dapat dijadikan alternatif pemilihan bahan
dimaksimalkan jika pada saat bermain
baku
mereka
dari
wayang
ini.
Tokoh
yang
senang
bermain
belajar.
ini
dapat
Melalui
dunia
diperkenalkan pun tidak terbatas pada
pendidikanlah nasionalisme dapat mulai
tokoh pewayangan seperti pandawa saja,
diperkenalkan dengan menggunakan media
tokoh pejuang seperti Bung Karno dan
yang menarik sesuai perkembangan anak.
kawan-kawan pun bisa dikemas dalam
Media yang diharapakan oleh peneliti dapat
bentuk wayang.
memperkenalkan
dan
mengembangkan
Penerapan media wayang sebagai
nasionalisme sejak dini ini diberi nama
sarana mengembangkan Nasionalisme ini
WEDUS GEMBEL yang merupakan akronim
akan peneliti lakukan di TKK Santo Yusuf
dari wayang kardus gembira dan belajar.
Kota Madiun. TKK Santo Yusuf merupakan
Identifikasi masalah
taman kanak-kanak yang bonafit di kota
Peneliti yang telah melaksanakan
madiun dan di favoritkan sebagai tempat
observasi
awal
mendapati
adanya
belajar untuk anak-anak. Fasilitas yang
permasalahan yang ada pada siswa taman
memadai dan kualitas pengajar yang baik
kanak-kanak yang dieluhkan oleh kepala
menjadikan anak didik yang berkualitas
sekolah. Masalah tersebut antaralain :
pula dalam perkembangannya.
1. Para siswa lebih mengenal tokoh-tokoh
Ketersediaan fasilitas yang baik
super hero yang berasal dari negara lain
dan pengajar yang baik ini membuat taman
dan menjadikan super hero tersebut
kanak-kanak ini menjadi sebuah paket yang
sebagai idolanya, yang mengakibatkan
lengkap dan bisa dibilang sempurna sebagai
anak-anak
tempat
budaya dari negaranya dan kurangnya
anak-anak
untuk
belajar
dan
berkembang. Tak ada gading yang tak retak,
hampir
tidak
mengenal
pemahaman tentang cinta tanah air.
begitu pula dengan apa yang ada di TKK
2. Kepala sekolah sangat menyayangkan
Santo Yusuf ini. Peneliti menemui adanya
anak didiknya di sekolah tidak mengenal
masalah dalam observasi awal di taman
budaya yang ada di negara ini, sebut saja
kanak-kanak ini, kekurangannya terletak
wayang.
pada siswa TKK santo yusuf yang kurang
budaya bangsa ini dinilai dapat memberi
mengenal dan mengetahui tentang budaya
pelajaran pada mereka tentang budaya,
bangsa yang merupakan identitas nasional.
tata krama, budi pekerti dan hal-hal yang
Pengenalan
budaya
Wayang
yang
merupakan
dan
baik dan bahkan bisa memperkenalkan
penanaman nasionalisme hendaknya sudah
mereka mengenai nasionalisme dan cinta
dilakukan sejak dini pada generasi penerus
tanah air.
bangsa. Anak-anak dengan karakter yang
Pembatasan Masalah
P E N G E M B A N G A N W E D U S G E M B E L ( W A Y A N G K A R D U S ………| 103
dari masalah yang telah ditemui
Dengan
adanya
oleh peneliti pada observai awal, maka
diharapkan
permasalahan yang akan dikaji dalam
dalam 2 aspek, yang antara lain :
penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pengembangan
media
pembelajaran
yang dapat digunakan sebagai sarana menumbuhkembangan
sikap
nasionalisme sejak dini. 2. Media yang digunakan bernama WEDUS GEMBEL yang merupakan akronim dari WAYANG
KARDUS
GEMBIRA
DAN
BELAJAR. 3. Penelitian dilakukan di Taman KanakKanak Santo Yusuf Kota Madiun.
masalah,
latar
identifikasi
belakang
masalah
dan
pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalahnya sebaagai berikut : Apakah media WEDUS GEMBEL (WAYANG KARDUS GEMBIRA DAN BELAJAR) dapat mengembangkan jiwa nasionalisme sejak dini pada siswa taman kanak-kanak katolik Santo Yusuf Kota Madiun ? Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk keefektifan
media
bermanfaat
Penelitian ini akan menghasilkan sebuah media yang dapat digunakan untuk
memperkenalkan
budaya
Indonesia dan Nasionalisme pada siswa taman
kanak-kanak.
Media
yang
dihasilkan juga dapat dimanfaatkan sebagai alat peraga oleh para tenaga pendidik untuk mengajak para siswa belajar sambil bermain, dengan begitu tentang
Nasionalisme
dapat tersampaikan dengan baik. 2. Manfaat praktis Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan
pada
semua
pihak
masyarakat, terutama orang tua akan pentingnya
memberikan
pengertian
sejak dini pada anak-anaknya mengenai nasionalisme. Dengan begitu anak-anak akan tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang bangga akan budaya
Tujuan Penelitian
mengetahui
dapat
ini
1. Manfaat teoritis
pengetahuan
Rumusan Masalah Berdasarkan
hasilnya
penelitian
WEDUS
GEMBEL (WAYANG KARDUS GEMBIRA DAN BELAJAR) dalam hal mengembangkan jiwa nasionalisme sejak dini pada siswa Taman Kanak-Kanak Katolik Santo Yusuf Kota Madiun. Kegunaan Penelitian
bangssanya. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan Media WEDUS GEMBEL (WAYANG KARDUS GEMBIRA DAN BELAJAR) ini disajikan dengan terlebih dahulu bercerita tentang
tokoh-tokoh
pewayangan
di
Indonesia, yang pada dasarnya memeliki karakter hampir sama dengan super hero Amerika. Misalnya Gatot Kaca, Gatot Kaca memiliki
karakter
yang
hampir
sama
104 | JURNAL AGASTYA VOL 5 NO 1 JANUARI 2015
dengan Iron Man yaitu otot kawat tulang
dan mengembangkan nasionalisme sejak
besi dan dapat terbang tanpa bantuan sayap
dini pada TKK Santo Yusuf Kota Madiun.
layaknya sepekor burung. Begitu pula
Media yang merupakan modifikasi dari
dengan Pandawa yang bisa disamakan
wayang ini diharapkan dapat membuat
dengan Avengers, hal ini dilakukan agar
suasana belajar yang menyenangkan dan
anak-anak dapat mengikuti arah dari cerita
dapat diterima oleh siswa taman kanak-
pewayangan yang di ceritakan.
kanak.
Wayang
yang
Pembelajaran yang sesuai untuk
menarik akan memancing rasa ingin tahu
diterapkan pada siswa taman Kanak-kanak
siswa,
untuk
telah diungkapkan oleh Hamalik (dalam
membuat media pun kerbuat dari kertas.
Itadz,2008:16) pendidikan untuk anak usia
Anak-anak
dini,khususnya untuk anak-anak si taman
bahan
dengan yang
bentuk
digunakan
yang mengetahui
dari
apa
wayang ini dibuat maka membuat mereka
Kanak-kanak,
berimajinasi
beberapa prinsip pendidikan, antara lain
untuk
dapat
membuatnya
sendiri, karena bahan yang dipakai sangat mudah ditemui.
harus
memperhatikan
sebagai berikut: 1. TK merupakan salah satu bentuk awal
Media wayang ini akan menjadi lengkap
saat
cerita
yang
beraasal
dari
buku-buku
dibawakan cerita
yang
mengandung cerita rakyat dan nasionalisme ini dapat menambah ketertarikan para
pendidikan sekolah. Untuk itu, TK perlu menciptakan situasi pendidikan yang dapat memberikan rasa aman dan menyenangkan. 2. Masing-masing anak perlu memperoleh
siswa untuk mendengarkan cerita dan
perhatian
semakin ingin tahu banyak mengenai tokoh-
sesuai dengan kebutuhan anak-anak
tokoh pewayangan yang merupakan budaya
usia TK.
Indonesia.
Tokoh-tokoh
pewayangan
Indonesia ternyata tidak kalah menarik dengan film-film super hero Amerika bila
yang
kematangan dan proses belajar. 4. Kegiatan
belajar
pembentukan
menyenangkan.
pembiasan
TK
perilaku
yang
terwujud
adalah melalui dalam
5. Sifat kegiatan belajar di TK merupakan
Pengembangan GEMBEL
di
kegiatan sehari-hari.
Asumsi dan Keterbatasan
WEDUS
individual,
3. Perkembangan adalah hasil proses
disampaikan dengan cara yang kreatif dan
Media
bersifat
pengembangan kemampuan yang telah ini
diharapkan dapat digunakan sebagai alat untuk memperkenalkan budaya Indonesia
diperoleh di rumah.
P E N G E M B A N G A N W E D U S G E M B E L ( W A Y A N G K A R D U S ………| 105
6. Bermain merupakan cara yang paling baik
untuk
mengembangkan
kemampuan anak. Beberapa
atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima
pesan.
Hal
serupa
yang
menJelaskan bahwa media adalah perantara telah
disampaikan oleh Yudhi Munadi (2008:7)
dipaparkan diatas maka jika dikaikan
bahwa media adalah segala sesuatu yang
dengan media WEDUS GEMBEL (Wayang
dapat menyampaikan dan menyalurkan
Kardus Gembira dan Belajar) maka media
pesaN
ini dapat dikatakan sebagai sebuah media
sehingga tercipta lingkungan belajar yang
yang tepat digunakan pada siswa taman
kondusif
Kanak-kanak. Hal ini dikarenakan media
melakukan proses belajar secara efektif dan
tersebut merupakan media yang dapat
efisien.
disampaikan
prinsip
dengan
yang
cara
yang
dari
sumber
dimana
secara
terencana
penerimanya
dapat
Dari uraian tentang pengertian dan
menyenangkan, aman bagi siswa dan dapat
definisi
digunakan untuk menanamkan pendidikan
diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
karakter yang dapat dikembangkan sesuai
pengertian mengenai Media pembelajaran
dengan kegiatan sehari-hari dirumah.
adalah
melalui
diperhatikan,
pendidikanlah
yang
pembelajaran
digunakan
pesan
dari
untuk sumber
pembelajaran yang berlangsung antara
Dunia pendidikan selalu menjadi sangat
media
informasi ke penerima pesan dalam proses
1. Media Pembelajaran yang
alat
menyampaikan
Tinjauan Pustaka
hal
mengenai
akan
pendidik dan peserta didik dengan tujuan
karena
agar materi yang disampaikan dapat dengan
muncul
mudah dimengerti oleh peserta didik dan
generasi-generasi baru yang piawai, cerdas, pintar yang nantinya diharapkan dapat
menciptakan suasana yang menyenagkan. 2. Nasionalisme
menjadi sosok yang berguna bagi diri
Nasonalisme berasal dari kata latin
sendiri, masyarakat, bangsa dan negara.
‘natio’ yang berati lahir atau kelahiran.
Maka dalam penyampaian segala materi
Dalam proses perkembangan kebudayaan
dalam kegiatan belajar mengajar haruslah
dan peradaban bangsa-bangsa di dunia, kata
dapat tersampaikan dengan baik dan ada
natio dalam bahasa latin lalu berkembang
perubahan sikap yang positif.
kedalam sejumlah bahasa termasuk bahasa (2011:3)
inggris dan diartikan dengan nation. seperti
menyatakan bahwa Kata media berasal dari
yang dikemukakan oleh Muhammad Imarah
bahasa latin medius yang secara harfiah
(dalam Aman, 2011:38) “cinta tanah air atau
berarti ‘tengah’, ‘perantara’ , ‘pengantar’.
nasionalisme adalah fitrah asli manusia dan
Dalam bahasa Arab media adalah perantara
sama dengan kematian”.
Azhar
Arsyad
106 | JURNAL AGASTYA VOL 5 NO 1 JANUARI 2015
Anthony D. Smith (2003: 10) yang
komponen pada setiap tahapan dalam
menyatakan bahwa “Nasionalisme adalah
pengembangan produk, dan menjelaskan
suatu ideologi yang meletakkan bangsa di
hubungan antar komponen dalam sistem.
pusat
masalahnya
dan
berupaya
Langkah-langkah
Research
and
mempertinggi keberadaanya”. Sedangkan
Development (R&D) dalam pengembangan
Hans
media pembelajaran (Sugiono, 2010:408)
Kohn
(dalam
Aman,
2011:38)
“Nationalism is a state of mind in which the supreme loyalty of individual is felt to be due
sebagai berikut: 1. Potensi dan Masalah
the nation state.” Bahwa nasionalisme
Potensi adalah segala sesuatu
merupakan suatu paham yang memandang
yang bila didayagunakan akan memiliki
bahwa kesetiaan tertinggi individu harus
nilai tambah. Sebagai contoh, dalam
diserahkan kepada negara kebangsaan.
bidang sosial dan pendidikan, misalnya
Metode Penelitian
kita punya potensi penduduk usia kerja
Metode penelitian yang digunakan adalah
metode
Penelitian
dan
Pengembangan (Research and Development). Karena metode penelitian ini digunakan untuk menghasilkan suatu produk berupa media WEDUS GEMBEL (Wayang Kardus Gembira
Dan
Belajar)
dan
menguji
keefektifan produk tertentu. Menurut penelitian
Sugiyono
dan
(2010:
pengembangan
407) adalah
metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan
tertentu
dan
menguji
keefektifan produk tersebut. Prosedur Pengembangan Dalam tahap-tahap
penelitian penelitian
ini
digunakan
pengembangan
Research and Development (R&D). Prosedur pengembangan akan memaparkan prosedur yang
ditempuh
membuat
oleh
produk.
peneliti Dalam
dalam
prosedur
pengembangan, peneliti menyebut sifat-sifat
yang cukup banyak, sehingga melalui model pembelajaran tertentu dapat diberdayakan sebagai tenaga kerja pertanian atau industri yang berbasis bahan mentah alam Indonesia. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Salah satu masalah yang muncul pada siswa Taman kanak-Kanak Santo Yusuf Kota Madiun adalah kurangnya pemahaman akan budaya bangsa dan sikap nasionalisme. Masalah ini dapat diatasi
melalui
Development
Research
(R&D)
and
dengan
cara
meneliti sehingga ditemukan media pembelajaran
yang
efektif
untuk
memperkenalkan budaya bangsa dan nasionalisme sejak dini dengan cara yang menyenangkan. Data
tentang
potensi
dan
masalah tidak harus dicari sendiri, tetapi
bisa
berdasarkan
laporan
P E N G E M B A N G A N W E D U S G E M B E L ( W A Y A N G K A R D U S ………| 107
penelitian orang lain, atau dokumentasi
Setelah
desain
produk,
laporan kegiatan dari perorangan atau
divalidasi melalui diskusi pakar dan
instansi tertentu yang masih up to date.
para ahli lainnya, maka akan diketahui
2. Mengumpulkan Informasi
kelemahannya.
Informasi yang telah terkumpul dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang
Kelemahan
tersebut
selanjunya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. 6. Uji Coba Produk
diharapkan dapat mengatasi masalah
Uji Coba Produk dilakukan
tersebut. Dalam tahap ini diperlukan
dengan
metode penelitian tersendiri. Metode
informasi apakah metode mengajar
apa
untuk
baru tersebut lebih efektif dan efisien
penelitian tergantung permasalahan
dibandingkan dengan metode mengajar
dan ketelitian tujuan yang ingin dicapai.
yang lama atau yang lain.
yang
akan
digunakan
3. Desain produk
tujuan
untuk
mendapakan
7. Revisi Produk
Produk yang dihasilkan dalam
Revisi produk dilakukan agar
penelitian Research and Development
kreatifitas murid dalam belajar dapat
bermacam-macam, salah satunya dalam
meningkat pada gradasi yang tinggi.
bidang
Setelah
pendidikan.
pendidikan dihasilkan dapat
Dalam
bidang
,produk-produk
yang
melalui R&D diharapkan
meningkatkan
pendidikan,
yaitu
maka
perlu
diujicobakan lagi kelas yang lebih luas. 8. Uji Coba Pemakaian
produktivitas lulusan
direvisi,
Produk yang berupa metode
yang
baru tersebut diterapkan dalam lingkup
jumlahnya banyak, berkualitas, dan
lembaga pendidikan yang luas. Dalam
relevan dengan kebutuhan.
operasinya , metode baru tersebut,
4. Validasi Desain Validasi
tetap harus dinilai kekurangan atau Desain
merupakan
proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan
produk,
dalam
hal
ini
hambatan yang muncul guna perbaikan lebih lanjut. 9. Revisi Produk
metode mengajar baru secara rasional
Revisi produk ini dilakukan,
akan lebih efektif dari yang lama atau
apabila
tidak. Dikatakan secara rasional, karena
lembaga pendidikan yang lebih luas
validasi disini masih bersifat penilaian
terdapat kekurangan dan kelemahan.
berdasarkan pemikiran rasional, belum
Dalam uji coba pemakaian, sebaiknya
fakta lapangan.
pembuat produk selalu mengevaluasi
5. Perbaikan Desain
dalam
pemakaian
dalam
108 | JURNAL AGASTYA VOL 5 NO 1 JANUARI 2015
bagaimana kinerja produk dalam hal ini
digunakan sebagai bahan untuk direvisi
adalah metode mengajar.
sampai produk akhir.
10. Pembuatan Produk masal
2. Subjek Uji Coba
Pembuatan produk masal ini
Penelitian
pengembangan
dilakukan apabila produk yang telah
media ini mengambil subjek uji coba
diujicobakan dinyatakan efekif dan
siswa Taman Kanak-Kanak Santo Yusuf
layak untuk diproduksi masal.
Kota Madiun.
Uji Coba Produk
3. Jenis data
1. Desain Produk
Jenis data yang dapat diambil
Desain uji coba yang digunakan dalam
penelitian
disesuaikan
pengembangan
dengan
prosedur
dalam peneliian pengembangan ini adalah data yang berasal dari ketiga validator,
data
observasi
terhadap
penelitian pengembangan Research and
penerapan media WEDUS GEMBEL
Development (R&D) menurut sugiyono,
(Wayang Kardus Gembira dan Belajar).
yang digambar sesuai diagram berikut:
4. Instrument Pengumpulan Data Instrument
Validator
Validator
Validator
penelitian
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Media memenuhi kriteia baik
a. Lembar
Validasi
Media
pembelajaran
Siswa
Lembar
validasi
media
digunakan untuk mengetahui tingkat
Revisi
kelayakan media pembelajaran yang dikembangkan sebelum dilakukan
Produk Akhir
pengujian langsung di kelas. Uji
Gambar 3.1 Desain Uji Coba Setelah mendapat validasi dari validator
maka
dilakukann
revisi
sampai validator menyatakan media yang dibuat mempunyai kriteria baik. Selanjutnya media dapat diujicobakan kepada siswa sebagai user. Pada tahap ini siswa dimintai tanggapan dan respon tentang produk yang telah dibuat.masukan
yang
diperoleh
kelayakan media pembelajaran yang dikembangkan ini dilakukan oleh validator, yang mana terdiri dari dosen
pembimbing
dan
kepala
sekolah TKK Santo Yusuf Kota Madiun. Lembar
validasi
tersebut
dibuat dengan menggunakan skala bertingkat.
Skala
pengukuran
P E N G E M B A N G A N W E D U S G E M B E L ( W A Y A N G K A R D U S ………| 109
dengan tipe ini, akan didapat dengan
3
interval nilai 1-5 yaitu: 5
dilaksanakan dengan baik;
= Sangat Baik, jika pernyataan
2
dilaksanakan sangat baik dan sesuai fakta; 4
=
jika
pernyataan
dilaksanakan dengan baik dan
= Kurang Baik, jika pernyataan dilaksanakan kurang baik;
1
Baik,
= Cukup Baik, jika pernyataan
= Tidak Baik, jika pernyataan dilaksanakan idak baik dan tidak sesuai fakta.
sesuai fakta; Lembar
validasi
media
kolom yang paling sesuai dengan
WEDUS GEMBEL (Wayang Kardus
penilaian
Gembira dan Belajar) terdiri dari 6
validator. Kisi-kisi lembar jawaban
item yang harus dinilai,jumlah skor
media WEDUS GEMBEL (Wayang
maksimalnya adalah 30 (lampiran
Kardus
1).
sebagai berikut:
Penilaian
dilakukan
dengan
yang
diberikan
Gembira
dan
oleh
Belajar)
memberi tanda centang (√) pada Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Validasi No Aspek yang dinilai 1 Media pembelajaran yang dikembangkan terbuat dari bahan dasar kardus. 2 Media pembelajaran yang dikembangkan merupakan produk baru. 3 Media pembelajaran yang dikembangkan sudah memenuhi prinsip-prinsip pengembangan media. 4 Bentuk media pembelajaran menarik bagi siswa 5 Media pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan materi yang akan disampaikan. 6 Media pembelajaran yang dikembangkan mampu mengembangkan jiwa nasionalisme peserta didik b. Lembar Observasi Observasi dialakukan sesuai dengan
kebutuhan
penelitian
mengingat tidak setiap penelitian menggunakan alat pengumpul data demikian.
Observasi
adalah
pengamatan yang dilakukan secara sengaja,
sistematis
fenomena
sosial
gejala
psikis
dilakukan
mengenai
dengan
untuk pencatatan
gejala-
kemudian (Joko
Subagyo,2004:63). observasi
ini
mengetahui
Lembar
digunakan
reaksi
para
untuk siswa
terhadap media WEDUS GEMBEL (Wayang
Kardus
Gembira
dan
Belajar).
Lembar
obseravasi
ini
digunakan pada saat melakukan uji coba
penerapan
media
pembelajaran kepada siswa. Lembar observasi ini terdiri dari 5 point yang harus dinilai dengan skor
110 | JURNAL AGASTYA VOL 5 NO 1 JANUARI 2015
maksimal
20.
Kisi-kisi
lembar
observasi sebagai berikut:
yang digunakan sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi No 1 2 3 4 5
Rumus analisis lembar observasi
Aspek yang dinilai Kedisiplinan Semangat belajar Keberanian siswa Keaktifan siswa Pemahaman siswa
NA= Ni x 4 Keterangan: NA= Nilai akhir Ni = Nilai yang didapat siswa Hasil penilaian: 0-20 = Tidak baik 21-40 = Kurang baik 41-60 = Cukup baik 61-80 = Baik 81-100 = Sangat baik
5. Teknik Analisis Data
Hasil Penelitian
a. Analisis Data Validasi Media Validasi media pembelajaran yang dibuat didasarkan pada data lembar
kelayakan
media
yang
berasal dari ketiga validator yang dipilih. Validasi media diperlukan untuk menguji kevalidan media yang dibuat.
1
Presentase 85(%) – 100
Kriteria Kevalidan Valid
2
65 – 84
Cukup valid
3
45 – 64
Kurang valid
4
25 – 44
Tidak valid
memperoleh
validator
nilai
menggunakan
dari rumus
sebagai berikut: x = Skor yang diperoleh x 100 Skor Maksimal b. Analisis Lembar Observasi Analisis lembar observasi digunakan untuk menghitung data hasil
observasi
peneliti
media
WEDUS GEMBEL (Wayang Kardus Gembira dan Belajar) ini dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2014 yang bertempat di Taman KanakKanak Katolik Santo Yusuf Kota Madiun. Dalam penelitian ini dilaksanakan uji coba produk kepada siswa yang menjadi subyek B3 dengan jumlah siswa sebanyak 19 siswa,
berdasarkan persentase
Untuk
pengembangan
dari penelitian ini adalah para siswa kelas
Tabel 3.3 Kriteria kevalidan Media No
Penelitian
selama
kegiatan pembelajaran berlangsung.
sebagaimana berikut:
tercantum
dalam
tabel
P E N G E M B A N G A N W E D U S G E M B E L ( W A Y A N G K A R D U S ………| 111
Tabel 4.1 Daftar Siswa Kelompk B3 TKK
disebutkan diatas oleh peneliti, diperoleh
Santo Yusuf Kota Madiun
data penelitian dari hasil lembar observasi yang
No Absen 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Jenis Nama Kelamin 2 3 Amelia Sweesta P Puspitasari Andreas Santoso L Antonis Bagas L Boris Pranaya Anthena P Alexandra Wibisono Calista Cattleya P Victory Johanesia Cristophorus L Jovaldy Octavianus D Gilbertus L Ronaldo Gofar Jessica Emily P Tjahjono Meidyssa Ayu P Eveluna Michelle Olivia P Nathalia Nabela P Wahyuningsih Radya Pitaloka P Harwi Fortnasari Stevin Sherona P Ageuma Thomas Kevin L Widodo Valentino L Radithya Deo Ganendra Yehuda Pratama L Setya Hadi Yerriel Mosses L Bawole Yoel Abimanyu L Nugroho Yoselin Angelina P Setiawan Dari uji coba produk yang
dilaksanakan selama waktu yang telah
dilakukan
oleh
peneliti
selama
kegiatan uji coba produk. Uji coba produk dilaksanakan sebanyak satu kali, uji coba produk 1. Data-data yang diperoleh oleh peneliti selama proses penelitan dipaparkan secara lengkap sebagai berikut: 1.
Data Hasil Pengamatan atau Observasi a. Uji Coba Produk 1 Data hasil pengamatan atau observasi ini merupakan data yang diperoleh peneliti selama kegiatan uji coba produk kepada siswa kelompok B3 yang dilaksanakan di TKK Santo Yusuf Kota Madiun, yang bertujuan untuk
mengetahui
bagaimanakah
reaksi para siswa pada saat mengikuti pelajaran yang disampaikan dengan adanya
media
WEDUS
GEMBEL
(Wayang Kardus Gembira dan Belajar) dalam membangun jiwa nasionalisme. Data yang diperoleh peneliti yang di dasarkan pada pengamatan yang dilakukan dalam pembelajaran saat uji coba produk satu. Proses pengamatan dan penilaian berdasar pada
kelima
aspek
yang
akan
diobservasi dinilai langsung oleh Ibu Agnes selaku kepala sekolah TKK Sano Yusuf
Kota
Madiun,
dan
peneliti
berperan sebagai penyampai materi dengan menggunakan media WEDUS GEMBEL (Wayang Kardus Gembira dan Belajar).
Dari
proses
pembelaaran
112 | JURNAL AGASTYA VOL 5 NO 1 JANUARI 2015
tersebut
didapatkan
hasil
sebagai
berikut:
Tabel 4.2 Data hasil observasi Uji Coba Produk 1 Kelompok B3 TKK
No 1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
Santo Yusuf Kota Madiun Aspek Nama Pengamatan A B C 2 3 Amelia Sweesta Puspitasari 4 4 4 Andreas Santoso 4 4 4 Antonis Bagas Boris Pranaya 3 4 3 Anthena Alexandra Wibisono 4 4 4 Calista Cattleya Victory J 4 4 4 Cristophorus Jovaldy O. D 4 4 4 Gilbertus Ronaldo Gofar 4 4 4 Jessica Emily Tjahjono 4 4 4 Meidyssa Ayu Eveluna 4 4 4 Michelle Olivia Nathalia 3 4 3 Nabela Wahyuningsih 4 4 4 Radya Pitaloka Harwi F 4 4 4 Stevin Sherona Ageuma 4 4 4 Thomas Kevin Widodo 3 4 4 Valentino Radithya Deo G 4 4 4 Yehuda Pratama Setya Hadi 4 4 4 Yerriel Mosses Bawole 3 4 3 Yoel Abimanyu Nugroho 4 4 4 Yoselin Angelina Setiawan 4 4 4
D
E
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4
Skor
Total
4 20 20 18 20 20 20 20 20 20 17 20 20 20 19 20 20 17 20 20
5 100 100 90 100 100 100 100 100 100 85 100 100 100 95 100 100 85 100 100
Keterangan : Rumus : NA = Ni x 5. A = Kedisiplinan B = Semangat belajar C = Keberanian siswa D = Keaktifan siswa E = Pemahaman siswa Berdasarkan data pada tabel 4.2
Hasil Pengembangan
maka dapat disimpulkan bahwa respon siswa terhadap penggunaan media WEDUS GEMBEL (Wayang Kardus Gembira dan Belajar) bisa dibilang sangat baik. Hal ini ditunjukan dengan nilai yang berada antara 60-100, yang mana 4 anak mendapat nilai antara 61-80 dengan kriteria baik, dan 15 anak sisanya mendapat nilai 81-100 dengan kriteria sangat baik.
Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model (Research and
Development).
Langkah-langkah
Research and Development (R&D) dalam pengembangan
media
pembelajaran
(Sugiono, 2010:408) sebagai berikut: 1. Potensi dan Masalah
P E N G E M B A N G A N W E D U S G E M B E L ( W A Y A N G K A R D U S ………| 113
Potensi adalah segala sesuatu yang
Dalam tahap ini diperlukan metode
bila didayagunakan akan memiliki nilai
penelitian tersendiri. Metode apa yang
tambah. Kertas, kardus adalah benda
akan
yang sering ditemui oleh anak-anak, di
tergantung permasalahan dan ketelitian
buku mereka atau kemasan snack dan
tujuan yang ingin dicapai. Informasi yang
jajanan mereka. Kardus dan kertas akan
telah terkumpul dapat digunakan sebagai
lebih memiliki nilai kebermaknaan bila
bahan
dikombinasikan dengan gambar-gambar
tertentu yang diharakan dapat mengatasi
yang yang disukai oleh anak-anak.
masalah tersebut. Dari beberapa masalah
digunakan
untuk
untuk
penelitian
perencanaan
produk
Gambar merupakan bentuk karya
yang ditemui di sekolah pada penelitian
yang sering ditemui dan akrab dengan
awal, maka tujuan yang ingin dicapai dari
anak-anak, sebuah gambar akan lebih
penelitian ini adalah membuat media
berguna
terdapat
pembelajaran yang dapat digunakan oleh
pembelajaran dan penanaman sikap-
para guru untuk menyampaikan materi
sikap
sedikit
berupa cerita dan mampu membangun
sentuhan kreatif maka sebuah gambar
jiwa nasionalisme serta menciptakan
dapat dijadikan media pembelajaran
suasana belajar yang menyenangkan bagi
yang menyenangkan bagi anak-anak dan
siswa TKK Santo Yusuf Kota Madiun.
saat
yang
didalamnya
positif.
mempermudah
Dengan
guru
untuk
3. Desain produk
menyampaikan materi dengan lebih
Langkah-langkah yang harus dilakukan
variatif lagi.
peneliti dalam membuat produk yang
Masalah
adalah
penyimpangan
antara yang diharapkan dengan yang terjadi.
Setelah
dilakukan penelitian
dikembangakan sebagai berikut: a. Menentukan bentuk media Sesuai dengan tujuan pembuatan
secara langsung di TKK Santo Yusuf Kota
media
Madiun, ada beberapa masalah terkait
membangun jiwa nasionalisme serta
dengan
menciptakan
pembelajaran
bercerita.
yang
digunakan suasana
belajar
yang
Kurangnya media pembelajaran untuk
menyenagkan,
memperkenalkan budaya bangsa kepada
nmenggunakan
para siswa, dan para guru sangat
wayang yang memiliki spesifikasi sebagai
menyayangkan
berikut:
bahwa
anak-anak
didiknya lebih mengenal tokoh dari filmfilm luar negeri. 2. Mengumpulkan Informasi
maka
untuk
media
peneliti yang
berupa
1) media WEDUS GEMBEL (Wayang Kardus Gembira dan Belajar)
114 | JURNAL AGASTYA VOL 5 NO 1 JANUARI 2015
a) Bahan Dasar : Kertas poster, kardus dan gambar
validator untuk di validasi. Validasi
wayang kartun, stik
dilakukan dengan memberikan lembar
bambu.
validasi media WEDUS GEMBEL (Wayang
b) Bentuk media: Menyesuaikan tokoh
Kardus Gembira dan Belajar) kepada
wayang.
validator untuk menilai secara langsung
c) Ukuran
Media:
Menyesuaikan
rancangan produk. Hasil validasi media
bentuk wayang.
WEDUS
d) Gambar: Tokoh Pandawa.
GEMBEL
(Wayang
Kardus
Gembira dan Belajar) dapat dilihat sebagai berikut: No. 1 1 2
Gambar 4.1 Tokoh Pandawa
3
Validator
Skor Kriteria kelayakelayakan kan 3 4 83,3 Sangat Layak
2 Drs.Soebijantoro, MM, M.Pd Dr. Muhammad. 86,7SangatLayak Hanif., M.Pd Agnes Fitri 96,7SangatLayak Haryani, S.Pd, AUD Rata-rata 88,8SangatLayak Tabel 4.3 Tabel Hasil Validasi
Berdasarkan data hasil validasi dari validator, rata-rata skor kelayakan adalah
88,8
tersebut
(Lampiran
menunjukkan
6).
Rata-rata
bahwa
media
WEDUS GEMBEL (Wayang Kardus Gembira dan Belajar) yang dikembangkan sudah Gambar 4.2 WEDUS GEMBEL (Wayang Kardus Gembira dan Belajar) 4. Validasi Desain
memenhi
kriteria
pengembangan
dan
memiliki kriteria sangat layak sebagai sebuah media pembelajaran yang dapat
Pada tahap valididasi desain ini, peneliti melaksanakan beberapa tahapan
digunakan atau diujikan pada Siswa TKK Santo Yusuf Kota Madiun.
sebagai berikut: a.
Mengajukan
rancangan
produk
Penelitian yang telah dilakukan di
kepada validator untuk di validasi. Rancangan diserahkan
oleh
produk peneliti
Pembahasan Produk Akhir
awal kepada
SMA 3 Pati mengenai Pengembangan Media Pembelaajran
Fisika
Berbasis
Animasi
Komputer Dengan Macromedia Flash 8
P E N G E M B A N G A N W E D U S G E M B E L ( W A Y A N G K A R D U S ………| 115
Untuk Sekolah
Menengah
Atas
Pokok
mengikuti apa yang peneliti sampaikan di
Bahasan Hukum Newton Tentang Gerak
depan kelas. Dari data yang diperoleh pada
mendapat respon yang baik dari siswa dan
19 siswa yang ada dengan kriteria baik,
dapat meningkatkan semangat belajar siswa
maka media WEDUS GEMBEL (Wayang
pada pelajaran fisika.
Kardus Gembira dan Belajar) dapat diterima
Media WEDUS GEMBEL (Wayang
dengan baik dan mampu memperkenalkan
Kardus Gembira dan Belajar) merupakan
budaya Indonesia dan juga menumbuhkan
pengembangan media dengan konsep yang
jiwa nasionalisme pada siswa kelompok B3
bisa dibilang sama dengan media Animasi
Santo Yusuf Kota Madiun.
Komputer Dengan Macromedia Flash 8,
Simpulan
yaitu menciptakan media pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian dan
yang menyenangkan bagi siswa. Meskipun
pembahasan, maka dari data yang telah
memiliki
namun
diperoleh dapat disimpulkan bahwa media
tujuannya tetaplah berbeda, media WEDUS
WEDUS GEMBEL (Wayang Kardus Gembira
GEMBEL (Wayang Kardus Gembira dan
dan Belajar) yang diterapkan di TKK Santo
Belajar) bertujuan untuk memperkenalkan
Yusuf Kota Madiun pada Siswa Kelompok
budaya Indonesia dan juga menumbuhkan
B3 pada pembelajaran bahasa dengan tema
jiwa nasionalisme pada siswa melalui media
cerita
wayang. Dari hasil validasi yang dilakkan
beberapa
oleh para validator mengenai kelayakan
dilaksanakan penulis.
konsep
yang
sama
media WEDUS GEMBEL (Wayang Kardus Gembira
dan
Belajar)
yang
yang
telah
langkah
dilakukan yang
dengan
sebelumnya
Langkah-langkah
tersebut
telah
antaralain pengmpulan data/ Informasi,
dikembangkan , di dapat nilai rata-rata skor
Analisis potensi dan masalah, pembuatan
88,8. Dari nilai tersebut dapat dinyatakan
produk (media), Uji coba produk dan
bahwa
validasi
media WEDUS GEMBEL (Wayang
dari
yang
dilakukan
oleh
3
Kardus Gembira dan Belajar) sudah cukup
Validator. Penilaian yang diberikan oleh
layak untuk diujikan pada siswa TKK Santo
ketiga validator menunjukan nilai rata-rata
Yusuf Kota Madiun Kelompok B3.
88,8, dari nilai tersebut maka media WEDUS
Pelaksanaan pembelajaran yang
GEMBEL (wayang Kardus Gembira dan
dilakukan di TKK Santo Yusuf Kota Madiun
Belajar) dapat diujicobakan pada kelas yang
pada kelompok B3 setelah melalui uji
lebih besar.
validasi mendapatkan respon yang baik dari
Berdasarkan hasil uji coba yang
siswa. Data yang diperoleh dari lembar
dilaksanakan oleh peneliti di TKK Santo
observasi yang diisi oleh kepala sekolah
Yusuf Kota Madiun pada Siswa Kelompok
menunjukan
B3 mendapatkan respon yang sangat baik
bahwa
siswa
antusias
116 | JURNAL AGASTYA VOL 5 NO 1 JANUARI 2015
dari para Siswa. Hal ini ditunjukkan dengan
penyampaian pembelajaran oleh para
nilai yang berada antara 60-100, yang mana
pendidik, serta memberikan refrensi
4 anak mendapat nilai antara 61-80 dengan
akan media pembelajaran yang dapat
kriteria baik, dan 15 anak sisanya mendapat
memotivasi para pendidik untuk berani
nilai 81-100 dengan kriteria sangat baik.
berinovasi dan lebih kreatif untuk
Dari data yang diperoleh baik dari Validator
menciptakan
dan respon siswa,
yang menyenagkan dan berkualitas
menunjukkan bahwa
media WEDUS GEMBEL (wayang Kardus
suasana
bagi para siswa.
Gembira dan Belajar) layak digunakan sebagai sebuah media untuk diterapkan pada
pembelajaran
bercerita
sekaligus
pembelajaran
Saran Berdasakan hasil penelitian dari pengembangan
media WEDUS GEMBEL
dapat digunakan sebagai saran pengenalan
(Wayang Kardus Gembira dan Belajar),
budaya
peneliti hanya dapat memberikan saran,
dan
pengembangan
jiwa
nasionalisme pada anak.
sebagai berikut:
Implikasi Media Pembelajaran
1. Bagi Guru
Berdasarkan uji coba lapangan
Guru sebagai tenaga pendidik
yang telah dilakukan, terdapat beberapa
seharusnya dapat menciptakan media-
implikasi yang muncul, antaralain:
media
1. Implikasi
terhadap
kegiatan
pembelajaran
yang
dapat
merangsang
keingintahuan siswa tentang apa yang disampaikan. Pembelajaran tradisional
Kegiatan pembelajaran berceria
dan konvensional nampaknya kurang
dengan menggunakan media WEDUS
tepat lagi jika disampaikan untuk siswa
GEMBEL (Wayang Kardus Gembira dan
sekarang. Media pembelajaran akan
Belajar) mampu menciptakan suasana
lebih mengena pada para siswa jika
belajar
dan
dibandingkan dengan cara mengajar
meningkatkan semangat belajar siswa
yang hanya bercerita saja, dengan
serta dapat memperkenalkan budaya
demikian akan tercipta suasana belajar
Indonesia
yang menyenangkan.
yang
menyenangkan
dan
mampu
mengembangkan jiwa nasioanalisme pada diri siswa.
Peneliti
2. Implikasi terhadap pendidik Penelitian media
WEDUS
2. Bagi Peneliti Lain
dan
sangat
diharapkan untuk dapat menciptakan
pengembangan
GEMBEL
selanjutnya,
dan mengembangkan media yang lebih
(Wayang
menarik dan inovatif, sehingga suasana
Kardus Gembira dan Belajar) dapat
belajar bisa menyenangkan dan lebih
dijadikan
berkualitas bagi para siswa. Untuk
sebagai
sebah
media
P E N G E M B A N G A N W E D U S G E M B E L ( W A Y A N G K A R D U S ………| 117
menciptakan media yang tepat sasaran dan sesuai dengan potensi dan masalah, maka
akan
lebih
baik
jika
melaksanakan uji coba prodk terlebih dahulu sebelum diperkenalkan sebagai sebuah media pada kelas besar. Jika media telah bisa dikatakan layak, maka alangkah lebih baiknya penegmbangan media
hingga
pembuatan
produk
masal. Daftar Pustaka Aman. 2011. Model Evalausi Pembelaaran Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak Yudhi Munadi. 2008. Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru). Ciputat: Gaung Persada (GP) Press
Azhar Arsyad. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada http://library.ikippgrismg.ac.id/docfiles/ful ltext/7a8879ba4fb4eaec.pdf Isjoni. 2011. Model pembelajaran anak Usia Dini.Bandung: Alfabeta Joko Subagyo. 2004. Metode penelitian dalam Teori dan Praktek .Yogyakarta : Rineka Cipta. Smith, Anthony D. 2003. Nasionalisme Teori,Ideologi,Sejarah . Jakarta: Erlangga Sugiyono. 2010. Metode penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta team laboratorium pancasila IKIP Malang.2002. Refkeksi pancasila dalam Pembangunan. Surabaya: laboratorium pancasila IKIP Malang dan Usaha Offset