TOPIK
Broadcast Quality Video
Over Wireless LAN
Penerapan Standard dan High Deϔinition (HD) video telah lama diharapkan pada teknologi Wireless LAN (WLAN) dan Wi-Fi, berikut ini kami mengulas mengenai aplikasi video dan hal-hal yang perlu diperhatikan khususnya dalam penerapan aplikasi video dengan jaringan Wireless LAN (WLAN).
I
stilah ‘video’ dapat diartikan suatu layanan menyangkut gambar bergerak atau perpindahan gambar, dan biasanya disertai dengan suara. Beberapa jenis aplikasi video diantaranya: • Broadcast Television: program acara televisi yang disiarkan pada komputer atau monitor dengan content edukasi ataupun hiburan entertainment melalui jaringan komputer. • Live Event Coverage: yaitu streaming video secara langsung atau live yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan atau lembaga edukasi seperti pada saat event pelatihan/training di auditorium, kegiatan olahraga di stadion dan pertunjukan kesenian.
Gambar 2. Berbagai jenis aplikasi video dengan topologi jaringan wireless GEBYAR AUTO-ID
buletin16.indb 5
5
8/24/2011 5:15:14 AM
TOPIK • Surveillance: digunakan untuk memantau suatu lokasi tertentu seperti public safety area, ruang produksi dan lain-lain terkait hal pengawasan dan bahkan di-record untuk dokumentasinya.
- Memperkecil waktu yang dibutuhkan untuk proses streaming video via internet (tergantung dari jaringan yang dipakai)
• Real-Time Interactive Session: penggunaan aplikasi video untuk teleconference dan telemedicine yang menghubungkan beberapa lokasi yang berbeda untuk berinteraksi.
- Memperbesar volume (waktu) data video yang memungkinkan untuk direkam dalam hard disk karena kompresi yang lebih kecil dibanding MPEG4.
• On-Demand Video: penerapan aplikasi video yang berdasarkan kebutuhan penggunanya dan content-nya dalam bentuk ilm, video tentang instruksional, dan podcasts.
Protokol 802.11n dan bandwidth untuk video
Teknik Video Coding Perkembangan yang menarik pada teknologi distribusi video saat ini adalah pada sisi Codec yang digunakan untuk encode video streaming. Codec menentukan kombinasi dari de inisi gambar, toleransi kesalahan (error tolerance) serta bandwidth yang digunakan baik pada disk dan pada network. Standar H.264 memiliki dua kali e isiensi bandwidth (kualitas gambar yang sama namun hanya mengkonsumsi setengah kapasitas bandwidth, atau double kualitas untuk bandwidth jaringan yang sama) dibanding teknologi codec sebelumnya, H.263 dan MPEG4 level 2.
Pekembangan yang signi ikan dalam pengembangan teknologi video melalui jaringan Wi-Fi adalah dengan hadirnya protokol baru IEEE 802.11n. Pertama kali diperkenalkan masih dalam draft IEEE ditahun 2007 dan di- inalisasi pada September 2009 termasuk didalamnya terdapat beberapa opsi baru untuk kinerja yang lebih baik, protokol 802.11n menggunakan teknik Multiple Input, Multiple Output (MIMO) dan beberapa teknik lainnya yang secara signi ikan meningkatkan bit-rate hingga jarak yang lebih jauh (rate-range) dari kinerja koneksi Wi-Fi.
Standar H.264 dikembangkan dan dipublikasikan oleh MPEG (Motion Picture Expert Group) dan VCEG (Video Coding Expert Group). Standar H.264 lebih dikenal sebagai MPEG4 part 10 atau AVC (Advance Video Coding). Rentang kerja baik bit rate dan bandwidth H.264 sama dengan standar sebelumnya, yaitu H.263. Perbedaan yang ada hanyalah pada saat entropy coding mode di-set pada mode 1. jika H.263 menggunakan pengkodean Huffman, maka H.264 menggunakan pengkodean Context-base Adaptive Binary Arithmetic Coding (CABAC). Tambahan lain dari Gambar 3. Protokol 802.11n dengan MIMO dan standar H.264, yaitu terletak pada varian macroblock yang spaƟal stream dapat dipakai. Format kompresi video H.264 secara drastis mengurangi jumlah volume data yang diperlukan untuk menyimpan ile video dibandingkan dengan format MPEG4 dan memperkecil bandwidth internet yang dibutuhkan pada saat online. Meskipun demikian, keunggulan kompresi H.264 adalah tetap menghasilkan gambar yang berkualitas tinggi, bahkan lebih baik dari MPEG4 pada beberapa jenis DVR. Beberapa keunggulan dari pengurangan bandwidth dan volume data pada teknologi H.264 adalah : - Kualitas gambar yang lebih baik dibanding MPEG4
6
buletin16.indb 6
Perangkat 802.11n yang ada dipasaran saat ini terhubung dengan tingkat modulasi hingga 200 Mbps dan TCP throughput-nya diantara range 120 – 170 Mbps. Ini sangat kontras dengan protokol sebelumnya 802.11a dan g yang mana hanya sampai 54 Mbps untuk tingkat modulasi physical layer-nya, dan untuk TCP throughput-nya sekitar 22 Mbps. Peningkatan kinerja yang paling signi ikan adalah dalam penggandaan terhadap channel bandwidth-nya dari 20 Mhz ke 40 Mhz dan pembagian
GEBYAR AUTO-ID
8/24/2011 5:15:16 AM
TOPIK video stream ke dua atau lebih spatial stream, sehingga memiliki kemampuan untuk mencari atau menemukan jalur alternatif dari transceiver (pengirim) ke receiver (penerima). 802.11a rates 20 MHZ channel
802.11n rates 40 MHZ channel single-stream
802.11n rates 40 MHZ channel dual-stream
6 Mbps
15 Mbps
30 Mbps
12
30
60
18
45
90
24
60
120
36
90
180
48
120
240
54
135
270
-
150
300
Dalam multicast paket data dikirimkan dari satu atau beberapa komputer ke sejumlah komputer pada jaringan. Pengirim bisa lebih dari satu dan dikirimkan ke sejumlah penerima. Multicast bekerja pada protokol UDP (User Datagram Protocol). Pada Multicast transport tidak ada mekanisme pengiriman ulang karena kesalahan paket data yang hilang tidak dapat diperbaiki. Sedangkan Broadcast, dalam terminologi pada jaringan komputer, merupakan jenis paket yang berasal dari satu titik, dan memiliki tujuan ke semua titik lain yang ada di jaringan. Biasanya jenis paket broadcast akan dikirimkan untuk menyatakan suatu ‘keberadaan’ sebuah layanan, atau pencarian sebuah titik pada jaringan. Hampir semua ethernet mendukung transmisi Broadcast ini, dan Address Resolution Protocol (ARP), Network layer protocols (IPv4) juga mendukung broadcast, pada Address Resolution Protocol (ARP) broadcast dipakai untuk mengirimkan address resolution query untuk mengetahui masing-masing alamat IP pada komputer di jaringan.
Tabel 1. Perbandingan bandwidth 802.11a dan 802.11n
Multicast transport pada aplikasi video Aplikasi video sebaiknya menggunakan single multicast stream pada kliennya dibandingkan koneksi multiple unicast. Tujuannya adalah untuk menghemat bandwidth dan mengurangi beban pada server video. Sebagai gambaran, sebuah video multicast membutuhkan 3 Mbps dan ada 10 klien yang sedang streaming, maka total bandwidth yang dibutuhkan adalah 3 Mbps sedangkan pada unicast transport dibutuhkan sekitar 30 Mbps. Unicast adalah istilah untuk mende inisikan suatu proses komunikasi dimana data informasi dikirimkan dari satu titik ke titik lain. Dalam unicast hanya ada satu pengirim dan satu penerima, atau paket data yang dikirimkan dari satu sumber ke satu tujuan. Transmisi unicast bekerja pada TCP, contohnya HTTP, SMTP, FTP dan Telnet serta kartu Ethernet dan IP network atau pengalamatan IP mendukung unicast.
Unicast
Multicast
Broadcast
Quality of Service (QoS) pada aplikasi video Quality of Service (QoS) merupakan terminologi yang digunakan untuk mende inisikan kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan tingkat jaminan layanan yang berbeda-beda. Melalui QoS, seorang network administrator dapat memberikan prioritas tra ik tertentu. Suatu jaringan, mungkin saja terdiri dari satu atau beberapa teknologi data link layer yang mampu diimplementasikan QoS, misalnya; Frame Relay, Ethernet, Token Ring, Point-to-Point Protocol (PPP), HDLC, X.25, ATM, SONET. Setiap teknologi mempunyai karakteristik yang berbeda-beda yang harus dipertimbangkan ketika mengimplementasikan QoS. IEEE 802.11e-2005 atau 802.11e sudah menyetujui untuk meng-amandemen protokol IEEE 802.11 standard yang mende inisikan perihal Quality of Service enhancements untuk wireless LAN applications khususnya dalam hal modi ikasi pada layer Media Access Control (MAC). Standar ini dianggap sangat penting untuk aplikasi delay-sensitif, seperti Voice over Wireless LAN dan multimedia streaming. Perubahan tersebut telah dimasukkan ke standar IEEE 802.11-2007 dan telah diterbitkan. Pada protokol IEEE 802.11e yang baru ada 2 fungsi yang ditingkatkan yaitu Distributed Coordination Function (DCF) dan Point Coordination Function (PCF).
Gambar 4. Beberapa paket data pada jaringan komputer GEBYAR AUTO-ID
buletin16.indb 7
7
8/24/2011 5:15:17 AM
TOPIK Basic dari 802.11 MAC layer sebelumnya menggunakan Distributed Coordination Function (DCF) untuk membagi media perantara (dalam hal ini adalah udara) diantara banyak klien. DCF sendiri bergantung pada CSMA/CA dan optional 802.11 RTS/CTS untuk membagi media perantara diantara banyak klien. Hal ini tentu saja ada keterbatasan, seperti: - Jika ada banyak klien yang berkomunikasi di waktu yang sama, maka akan terjadi collision yang mana akan menurunkan bandwidth yang tersedia. - Tidak ada jaminan Quality of Service (QoS). Tidak ada pengaturan akan lalulintas data, tidak ada skala prioritas data (high or low priority). - Jika ada satu klien yang “menang” dalam pengertian punya akses ke media perantara, mungkin saja klien tersebut akan bertahan terus. Seandainya klien tersebut ternyata memiliki bit rate yang rendah (1 Mbit/s, misalnya), maka akan memakan waktu lama untuk mengirim paket data, dan transmisi dari klienklien yang lain akan menahan diri sampai klien yang satu ini selesai. Sebuah access point (AP) akan mengirimkan beacon frame dalam suatu interval waktu tertentu (biasanya setiap 0,1 detik). Diantara beacon frame tersebut , Point Coordination Function (PCF) akan mende inisikan dua periode: Contention Free Period (CFP) dan Contention Period (CP). Pada saat CP, DCF sudah digunakan. Sedangkan pada saat CFP, AP akan mengirim ContentionFree-Poll (CF-Poll) paket ke setiap klien, sekali dalam satu waktu, untuk memberi klien kesempatan/hak untuk mengirim paket. Dalam hal ini AP bertindak sebagai kordinator. Meskipun hal ini sepertinya memungkinkan untuk manajemen QoS yang lebih baik, PCF tidak mende inisikan kelas lalu lintas data seperti yang umumnya pada sistem QoS yang lain (seperti 802.1p dan DiffServ/ Differentiated service).
Applica on Presenta on Session Transport Network Logical Link Control PCF DCF 802.111997
HCCA EOCA
802.11a 802.11b 802.11g
Dra 802.11n
Gambar 5. MAC Layer OSI pada standar 802.11n 8
buletin16.indb 8
802.11e amandemen meningkatkan DCF dan PCF melalui fungsi kordinasi yang baru yakni Hybrid Coordination Function (HCF). Dalam HCF ada dua metode untuk mengakses channel, hampir sama dengan legacy 802.11 MAC sebelumnya; HCF Controlled Channel Access (HCCA) dan Enhanced Distributed Channel Access (EDCA). Baik EDCA dan HCCA akan mende inisikan Traf ic Categories (TC). Sebagai contoh, email bisa saja ditentukan sebagai low priority class, dan Voice over Wireless LAN (VoWLAN) ditentukan sebagai high priority class. Dengan EDCA maka paket data yang punya high priority akan lebih diutamakan daripada paket yang low priority sedangkan HCCA merupakan fungsi kordinasi yang lebih canggih dan kompleks sehingga QoS dapat dijabarkan dengan tepat. Klien yang sudah QoS-enabled memiliki kemampuan untuk meminta parameter transmisi tertentu (data rate, jitter, dll) yang seharusnya memungkinkan aplikasi seperti VoIP dan video streaming untuk bekerja lebih efektif pada jaringan Wi-Fi. Persyaratan QoS untuk aplikasi video sama dengan aplikasi multimedia lainnya seperti voice dimana delay dan loss-sensitive harus diperhatikan. Pertama, paket video session tersebut harus di-identi ikasi terlebih dahulu sehingga dapat diprioritaskan. Kebanyakan QoS jaringan WLAN biasa bergantung pada IP header tag originalnya dalam mengarahkan trafϔic data, packet per packet, dalam antrian highpriority. Video streaming tidak selalu tiba di jaringan WLAN dengan tag mereka yang utuh, khususnya pada multicast streaming. Pada controller WLAN kelas enterprise sudah terdapat itur untuk mengenali dan mendeteksi paket data video sehingga dapat diprioritaskan trafϔic-nya. Wireless Multimedia Extensions (WME), atau dikenal juga sebagai Wi-Fi Multimedia (WMM), adalah aliansi Wi-Fi Alliance untuk serti ikasi terhadap interoperability diantara perangkat-perangkat wireless LAN, berdasarkan standar IEEE 802.11e. WMM menyediakan itur dasar dari Quality of service (QoS) pada standar IEEE 802.11. WMM akan memprioritaskan lalulintas paket data dalam empat Access Categories (AC) yakni: voice, video, best effort, dan background.
GEBYAR AUTO-ID
8/24/2011 5:15:18 AM
TOPIK WMM mengganti fungsi koordinasi lama Wi-Fi yaitu DCF distributed coordination function untuk transmisi data CSMA/CA wireless frame dengan EDCF, Enhanced Distributed Coordination Function, yang sesuai dengan spesi ikasi WMM versi 1.1 dari Wi-Fi Alliance, yang mende inisikan empat Access Categories (AC_BK, AC_BE, AC_VI, AC_VO) label untuk EDCA, Enhanced Distributed Channel Access parameter yang digunakan pada WMMenabled klien untuk mengontrol berapa lama harus menetapkan TXOP Transmission Opportunity (adalah suatu interval waktu dibatasi selama klien dapat mengirim sebanyak mungkin frame) berdasarkan informasi yang dikirim oleh access point ke klien, dan dimplementasikan sebagai QoS melalui media RF (Radio Frequency). Default EDCA Parameters for each AC AC
Cwmin
Cwmax
AIFSN
Max TXOP
Background (AC_BK)
31
1023
7
0
Best Effort (AC_BE)
31
1023
3
0
Video (AC_VI)
15
31
2
3.008 ms
7
15
2
1.504 ms
15
1023
2
0
Voice (AC_VO) Legacy DCF
Tabel 2. Access Categories (AC) pada WMM
Priority Lowest
Highest Tabel 3.
802.1p Priority
802.1p Designa on
Access Category
1
BK
AC_BK
2
Spare
AC_BK
0
BE
AC_BE
3
EE
AC_BE
4
CL
Video (AC_VI)
5
VI
Video (AC_VI)
6
VO
Voice (AC_VO)
7
NC
Voice (AC_VO)
Prioritas pada 802.1q, Layanan Voice merupakan Highest Priority
Semua perangkat Wi-Fi saat ini, baik yang consumer dan enterprise, sudah support dan compliance WMM yang sudah dimandatkan pada perangkat 802.11n. Tag dalam IP header (802.1p, dengan 8 prioritas yang ditetapkan dalam 802.1D), sudah dipetakan ke dalam empat kategori akses WMM. Video memiliki kategori akses sendiri, di bawah Voice dalam prioritas tetapi di atas Best Effort dan Background.
Parameter dalam QoS Bit-Rate adalah jumlah bit yang dipindahkan atau ditransmisikan antar dua perangkat dalam satuan waktu tertentu, umumnya dalam detik. Bit rate sama dengan istilah lain data rate, data transfer rate dan bit time. Latency secara umum adalah periode waktu proses yang dibutuhkan oleh komponen dalam sistem untuk menunggu proses komponen lain dalam sistem yang sama. Latency, adalah waktu yang terbuang atau waktu tunggu. Pada jaringan, adalah waktu yang diperlukan sejumlah paket data untuk berjalan / berproses dari host asal menuju ke host tujuan. Secara bersamaan, latency dan bandwidth akan menunjukkan kapasitas dan kecepatan suatu jaringan. Jitter dide inisikan sebagai variasi dari delay atau variasi waktu kedatangan paket. Banyak hal yang dapat menyebabkan jitter, diantaranya adalah peningkatan tra ik secara tiba-tiba sehingga menyebabkan penyempitan bandwidth dan menimbulkan antrian. Selain itu kecepatan terima dan kirim paket dari setiap node juga dapat menyebabkan jitter. Bandwidth: 1. Lebar pita frekuensi atau panjang gelombang 2. Besar data yang bisa ditransmisikan dalam satuan waktu tertentu. Untuk perangkat digital, bandwidth direpresentasikan dalam bits per second (bps) atau bytes per second. Untuk perangkat analog, bandwidth direpresentasikan dalam cycles per second, atau Hertz (Hz). Throughput adalah besar (jumlah) data yang dipindahkan atau ditransmisikan dari satu tempat ke tempat lain atau dari satu proses ke proses lainnya dalam satuan waktu tertentu, umumnya dalam detik. Data transfer rate disk drive dan jaringan diukur berdasarkan terminologi throughput. Throughput dinyatakan dalam kbps, Mbps dan Gbps. Throughput selalu berkaitan dengan latency. GEBYAR AUTO-ID
buletin16.indb 9
9
8/24/2011 5:15:19 AM
TOPIK
Gambar 6. Quality of Srevice (QoS) salah satu kunci keberhasilan dalam penerapan aplikasi video
Jadi ada beberapa kategori tentang bentuk video dan peruntukannya atau penggunaannya yang berbeda-beda khususnya pada jaringan komputer dan nirkabel dalam hal ini, perlu diperhatikan terlebih dahulu sebelum penerapannya apakah: High-bandwidth video vs. low-bandwidth video: video seperti pada YouTube dapat berjalan dengan bandwidth yang cukup rendah, dengan beberapa ratus kbps saja cukup. TV over IP butuh sekitar 1 sampai 8 Mbps untuk yang jenis video high quality, full motion, standard-deϔinition (SD) TV, sedangkan sinyal high-deϔinition (HD) perlu hingga 20 Mbps. Pada jaringan Wi-Fi, koneksi setiap klien masih dalam range bandwith Mbps yang diwakili oleh dari access point 802.11a, b atau g dan tentu saja jenis video ini membutuhkan network tuning yang khusus sebelumnya. Dengan teknologi 802.11n yang telah tersedia saat ini dapat meningkatkan kapasitas access point kekisaran 70+ Mbps, dengan koneksi ini sekarang lebih mudah untuk mengakomodasi kebutuhan akan aplikasi video. Low-latency bounded vs. delay-tolerant. Banyak aplikasi video adalah one-way only: artinya sinyal di-broadcast dari server dan diterima di klien. Bentuk format video mungkin bisa sensitive terhadap variasi dalam delay, tergantung buffer jitter-nya pada saat implementasi di-klien. Delay yang relatif konstan bahkan panjang kadang tidak menjadi masalah. Karena penonton tidak mengetahui apakah sinyal TV-nya delay, karena terjadi kadang-kadang dan ukuran delay dalam beberapa detik saja. Berbeda dengan one-way video, pada video conference interaktif sangat sensitif terhadap end-to-end delay serta jitter. Delay sedikit saja berdampak pada kualitas gambar dan suara yang diterima. Quality of Service (QoS) Teknologi codec saat ini kesalahan dalam paket menyebar, menyebabkan
10
dan error-tolerance. telah sangat canggih, yang kritical dapat terjadinya degradasi
gambar selama beberapa detik, sehingga sangat penting untuk meminimalkan kesalahan yang disebabkan karena faktor jaringan. Beberapa aplikasi video yang dirancang untuk berjalan dengan baik bahkan pada saat koneksi yang kurang baik (noisy) sekalipun, paling tidak, membutuhkan tingkat kesalahan (error rate) yang rendah untuk kinerja yang baik. Jaringan harus memastikan bahwa threshold QoS-nya adalah dalam ambang batas yang telah ditentukan.
Penutup Penerapan aplikasi video sudah sangat dirasakan manfaatnya oleh baik di kalangan enterprise, lembaga pendidikan, dunia medis serta lembaga pemerintahan saat ini, khususnya dengan kehadiran perangkat-perangkat komputer tablet di pasaran yang semakin meluas penerapannya untuk aplikasi multimedia dan komunikasi ditambah pula dengan teknologi wireless infrastruktur yang sudah semakin “mumpuni” untuk mendukung mobilitas dan menunjang e isiensi. Beberapa manfaat yang telah dirasakan seperti: - Sebagai media komunikasi dengan cabang tersebar di berbagai lokasi, komunikasi bukan hanya suara saja namun juga video dengan aplikasi teleconference tentu saja akan semakin interaktif tanpa harus hadir bersamaan dalam satu ruang tentu saja hal demikian meningkatkan e isiensi waktu dan biaya. - Sebagai media pengawasan atau monitoring yang sangat efektif dengan aplikasi video surveillance yang siap 24 jam 7 hari seminggu memantau akti itas yang butuh pengawasan baik didalam maupun diluar ruangan (indoor & outdoor). - Pada lembaga pendidikan sebagai media bahan ajar yang di-distribusi-kan kemudian dapat dibroadcast melalui jaringan intranet/internet sehingga dapat diakses kapanpun, dimanapun oleh para siswa. - Di kalangan medis pun, aplikasi telemedicine mulai banyak diterapkan. Akses pelayanan yang lebih baik dan penghematan biaya dapat dicapai dengan cara membuat dokter dapat memeriksa pasien dari jarak jauh (remote), begitu pula dengan konsultasi dengan dokter spesialis. Hal ini akan mengurangi waktu dan biaya perjalanan untuk membawa pasien ke dokter atau sebaliknya dari dokter ke pasien.
GEBYAR AUTO-ID
buletin16.indb 10
8/24/2011 5:15:21 AM
TOPIK video untuk kualitas gambar, teknik kompresi jika dibutuhkan media penyimpanan menjadi halhal yang perlu diperhatikan dalam implementasi aplikasi video khususnya dengan jaringan nirkabel.
Dan banyak lagi manfaat lainnya bahkan sampai penerapan di rumah sekalipun sangatlah memungkinkan, untuk mencapai objectivitas dari semua manfaat itu tak lepas dari infrakstruktur yang memadai dalam hal ini tentu saja bandwidth jaringan dengan QoS-nya dan multicast, encoding
Approximate bandwidth requirements of various video applicaƟons Video format
Picture format
Applica on
Approximate bit -rate for different codecs Mo on - JPEG
MPEG - 4 Part 2
H.264
¼ CIF
176 x 120i, 30fps (NTSC)
Lower -quality NTSC/PAL analog for surveillance video
260 kbps
85 kbps
50 kbps
CIF
352 x 240i 30fps (NTSC)
Full -quality NTSC/PAL analog TV signal
520 kbps
170 kbps
110 kbps
Low - rate digital video
176x144,10 – 15 fps
Internet video on smartphone screens
100 – 200 kbps
50 – 100 kbps
SD - TV
480i
‘talking head’ lowmo on, digital TV e.g . video conferencing
1 – 2 Mbps
700 – 900 Mbps
DVD - TV
480i; 640x480, 24p fps
movie -quality digital TV (480i)
2 – 4 Mbps
1.5 – 2 Mbps
HD - TV
720p, 1080i; 1920x1080, 24p fps
e.g. Blu- ray signals with full mo on (720p,1080i)
12 – 20 Mbps
5 – 10 Mbps
Tabel 4. Rata-rata kebutuhan bandwith pada beberapa video format
Campus video services and their WLAN requirements Service
Bandwidth (H.264 codec)
One-way or bidirec onal over the WLAN
End -to-end delay tolerance (including network and codec)
Number of channels (unique signals) available
Simultaneous viewers per channel per access point
Cable TV
1 – 4 Mbps (SD) 6 – 10 Mbps (HD)
One-way, downlink only
Channel changing affected a er 300 msec
20 - 200
Occasionally
Live event video streaming
1 – 4 Mbps (SD)
One-way, downlink only
300 msec target
1
Yes !
Surveillance video
500 kbps – 2 Mbps
One-way, uplink or downlink
500 msec target
1 – 50 cameras
Seldom
Interac ve video conferencing
1 -2 Mbps (SD for room - scale)
Two-way
150 - 200 msec
Typically 1 – 5 groups
No
On-demand video
1 – 4 Mbps (SD) 6 – 10 Mbps (HD)
One-way, downlink only
300 msec target
Hundreds
No
Tabel 5. Rata-rata kebutuhan bandwidth pada jaringan WLAN pada beberapa aplikasi video
GEBYAR AUTO-ID
buletin16.indb 11
11
8/24/2011 5:15:22 AM