[Policy
PROVINSI BENGKULU
Orang tua REMAJA provinsi Bengkulu Perlu wasPada ( hasil survey rpjmN tahun 2011)
Brief]
Besarnya proporsi penduduk berusia muda, secara teoritis mempunyai dua makna, Pertama, besarnya penduduk usia muda merupakan modal pembangunan yaitu sebagai faktor produksi tenaga manusia (human resources), apabila mereka dapat dimanfaatkan
rickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Gagasan ini dikuatkan oleh James Marcia bahwa ada empat status identitas diri pada remaja yaitu identity diffusion/ confussion, moratorium, foreclosure, dan identity achieved (Santrock, 2003, Papalia, dkk, 2001, Monks, dkk, 2000, Muss, 1988). Menurut Hurlock (1981) remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Monks, dkk (2000) memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 2003) usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun. Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Bahkan ada yang dikenal juga dengan istilah remaja yang
pada
tahun
2011
di
Provinsi
keakhlian, kemampuan keterampilan dan kesempatan untuk berkarya. Kedua, apabila persyaratan tersebut tidak dapat dimiliki oleh penduduk usia muda, yang terjadi sebaliknya, yaitu penduduk usia muda justru menjadi beban pembangunan. Remaja memiliki dua nilai yaitu nilai harapan (idelisme) dan kemampuan. Apabila kedua nilai tersebut tidak terjadi keselarasan maka akan muncul bentuk-bentuk frustasi. Macam-macam frustasi pada gilirannya akan merangsang generasi muda untuk melakukan
tindakan-tindakan
abnormal
atau menyimpang. Dari sudut pandang kesehatan,
diperpanjang, dan remaja yang diperpendek. Bila
keahlian secara tepat dan baik. Di antaranya adalah kemampuan
Bengkulu
diproyeksi
penduduknya sebesar 1.743.825 diantaranya 318.160 atau 18,24 persen merupakan penduduk golongan remaja usia 15 – 24 tahun.
tindakan menyimpang yang mengkhawatirkan adalah masalah yang berkaitan dengan seks bebas (unprotected sexuality), penyebaran penyakit kelamin, kehamilan di luar nikah atau kehamilan yang tidak dikehendaki (adolescent unwanted pragnancy) di kalangan remaja.
ORANG TUA REMAJA PROVINSI BENGKULU PERLU WASPADA
1
[Policy
PROVINSI BENGKULU
Brief]
Masalah-masalah yang disebut terakhir ini dapat menimbulkan
SLTA dan Perguruan Tinggi remaja yang telah melakukan hubungan
masalah-masalah sertaan lainnya yaitu aborsi dan pernikahan usia
sex sebelum menikah sebesar 14,29 persen dimana pekerjaan yang
muda. Semua masalah ini oleh WHO disebut sebagai masalah
tamat Perguruan tinggi di sector PNS/ABRI/BUMN.
kesehatan reproduksi remaja, yang telah mendapatkan perhatian khusus dari berbagai organisasi internasional .
Remaja yang telah melakukan hubungan sex pra nikah pada usia 15 tahun dengan status pelajar 14,29 persen, umur 16 tahun
Dari beberapa penelitian termasuk Survey RPJMN tahun 2011
masih sekolah 14,29 persen dan 14,29 persen sudah tidak sekolah.
yang diadakan oleh BKKBN ada 3,1 persen remaja Provinsi Bengkulu
Remaja dengan umur 18, 19, 20, 21 tahun masing 14,29 persen telah
telah melakukan hubungan sex sebelum menikah dengan pacarnya,
melakukan sex pra nikah dan tidak sekolah kembali.
5,1 persen dilakukan oleh remaja laki-laki dan remaja wanita 1
Hubungan sex pra nikah dilakukan dilakukan di rumah sendiri
persen, selain itu ada 2,3 persen remaja Provinsi Bengkulu
dan dirumah pasangan sebesar 28,57 persen, tempat kost, lainnya
melakukan hubungan sex sebelum menikah bukan dengan pacarnya,
dan tidak ingat kembali sebesar 14,29 persen.
tertinggi dilakukan oleh remaja pria 3,7 persen, sikap remaja
Permulaan hubungan sex pra nikah yang didahului dengan
perempuan yang setuju terhadap hubungan sex sebelum menikah
berpegangan tangan 100 persen, 83,33 persen dimulai dengan
sebesar 6, persen dan remaja laki-laki 8,0 persen.
berciuman bibir dan 66,67 persen dimulai dengan meraba atau
Dari 3,1 persen remaja yang telah melakukan sex sebelum
merangsang sebesar 66,67 persen.
menikah 14,29 persen dengan tingkat pendidikan tidak tamat sekolah
Ada 14,29 persen melakukan hubungan sex pra nikah tidak
SD dan tidak sekolah lagi dengan pekerjaan bidang pertanian, 14,29
menggunakan pengaman yaitu alat kontrasepsi, 28,57 persen dengan
lainnya tamat SD dan masih meneruskan sekolah, sedangkan 14,29
menggunakan kondom dan Pil KB.
persen tidak meneruskan sekolah bekerja dibidang jasa, keadaan
Dampak hubungan sex pra nikah bila hamil ada yang
sama tamat SLTP dan masih sekolah ada 28,57 persen tamat SLTP
dilanjutkan dengan pernikahan dengan resiko kesehatan atau aborsi.
tidak meneruskan sekolah bekerja disektor pertanian untuk tamat
Dari hasil Sensus Penduduk tahun 2010 diperoleh informasi
ORANG TUA REMAJA PROVINSI BENGKULU PERLU WASPADA
2
[Policy
PROVINSI BENGKULU penduduk umur 10 – 14 tahun yang telah kawin sebesar 0,10 persen dan yang cerai sebesar 0.011 persen sedang kelompok umur 15 – 19 tahun yang telah kawin sebesar 7,45 persen dan cerai 0,34 persen,
Brief]
Sumber : Survey RPJMN 2011 Pengasuhan anak dilakukan oleh orang tua memberikan sumbangan dalam mewarnai perkembangan terhadap bentuk perilaku
Tingkat pendidikan remaja pada tahun 2011, dari hasil survey
sosial pada anak, pola asuh orang tua dipengaruhi oleh internal yaitu
RPJM secara total tidak pernah sekolah 3,80 persen, tidak tamat SD
latar belakang orang tua pendidikan, ekonomi, wawasan orang tua
1,90 persen, tamat SD 25,10 persen, tamat SLTP 34,2 persen, tamat
dan faktor eksternal yaitu tradisi, sosial ekonomi lingkungan.
SLTA 28,6 persen, Akademi 0,1 persen dan Perguruan Tinggi 6,4 persen.
Dari survey RPJMN tahun 2011 tahapan keluarga dari remaja antara lain berasal dari keluarga Pra Sejahtera 26,1 persen keluarga Pra Sejahtera I sebesar 47,3 persen, keluarga Sejahtera II sebesar 18,5 persen, keluarga Sejahtera III sebesar 7,6 persen Keluarga Sejahtera III Plus .
Survey RPJMN 2011
ORANG TUA REMAJA PROVINSI BENGKULU PERLU WASPADA
3
[Policy
PROVINSI BENGKULU Rendahnya pendidikan dari remaja dan tingginya tahapan Pra Sejahtera dan Sejahtera I dari keluarga remaja tersebut, maka
Brief]
bila sebaliknya terjadi disintegrasi sosial dengan gejala sebagai berikut :
pengetahuan remaja terhadap tanda-tanda haid rendah dimana yang
a. Akan mengalami perdebatan karena tidak ada kesamaan
menjawab benar bahwa tanda-tanda haid diantara dua haid sebesar
pandangan antar anggota masyarakat dan anggota keluarga
13,4 persen, segera setelah haid berakhir sebesar 51,9 persen dan
diakibatkan ketidaksesuaian dengan tujuan masyarakat
menjelang haid 12,4 persen dan selama haid 12,1 persen.
b. Norma sosial yang dipakai sebagai pegendalian tidak lagi
Kemiskinan keluarga dan rendahnya tingkat pendidikan dari remaja menyebabkan 5,5 persen remaja
c. Terjadinya pertentangan antara norma yang ada dalam
yang mendengar tentang NAPZA pernah
masyarakat
mencoba menggunakannya dengan cara
d. Peraturan tidak dijalankan dengan konsisten atas sanksi
diminum/ditelah sebesar 73,1 persen, dhirup
sebesar
21,7
persen
hukuman
dan
e. Terjadi proses-proses sosial yang disosiatif seperti : persaingan,
disuntikkan 5,3 persen Perilaku
seksual
berfungsi dengan baik
pertentangan atau kontrasersi remaja
dan
Hubungan antara Masalah Penduduk
penyimpangan lainnya yang semakin permisif tidak terlepas dari
dengan Lingkungan baik sosial dengan
persoalan penduduk, yang dapat memberikan perubahan sosial
faktor internal keluarga digambarkan
secara
dengan matrik :
positif
tetapi
juga
berdampak
negatif
mengakibatkan
ketidakserasian antara unsur sosial yang ada didalam masyarakat. Perubahan sosial sebagai akibat perubahan penduduk yang terjadi pada struktur dan fungsi sistem lingkungan sosial
Bila lingkungan keluarga remaja yang terdiri dari Agama, ideologi, politik,
dengan
ekonomi, sosial, budaya dan ketahanan dan keamanan berjalan
sistem sosial dan faktor internal keluarga akan terjadi integrasi sosial,
dengan aman, tenteram, damai, ekonomi kuat, budaya masyarakat
ORANG TUA REMAJA PROVINSI BENGKULU PERLU WASPADA
4
PROVINSI BENGKULU
[Policy
Brief]
yang tertib dan disiplin serta lingkungan agama yang kuat keluarga remaja dapat berkembang dengan baik sehingga fungsi-fungsi keluarga yang terdiri dari 8 fungsi berkembang dan bergerak dengan dinamis sehingga remaja dapat menyelesaikan masa remajanya dengan baik menjadi remaja yang tegar menghadapi lingkungannya.
Sumber : BkkBN Survey RPJMN 2011
Bidang Pengendalian Penduduk Perwakilan BKKBN Bengkulu
ORANG TUA REMAJA PROVINSI BENGKULU PERLU WASPADA
5