ORANG TUA INSPIRATIF (Studi Pembinaan nilai karakter Disiplin dan Kreatif anak pada Keluarga Eks Pekerja Migran Desa Pulotondo Kecamatan Ngunut) Muhamad Abdul Roziq Asrori Dosen Tetap STKIP PGRI Tulungagung Abstraksi Gambaran yang menarik pada keluarga eks migran workers di desa Pulotondo yang telah memutuskan untuk tidak kembali bekerja ke luar negeri dan lebih memilih untuk bekerja di daerah asal yang dilatarbelakangi kecintaan mereka terhadap keluarga, terutama pada kelangsungan kehidupan anak-anak mereka yang memerlukan figur keteladanan orang tua. Melihat perubahan yang terjadi di kalangan anak-anak dan remaja yang sudah begitu menghawatirkan sebab sudah jauh dari kemapanan tatanan nilai dan norma yang sudah mereka anut selama ini, terutama yang terjadi pada keluarga migrant worker yang cenderung memiliki perilaku konsumeristik bahkan beberapa terlihat hedonis. Hal ini membuat mereka semakin memantapkan diri untuk tidak kembali dan berusaha untuk mendidik anak-anak mereka dengan pendidikan yang terbaik, khususnya pada lingkungan keluarga. Mereka berusaha menginspirasikan pada anak-anak mereka untuk hidup disiplin dan kreatif demi pengembangan kepribadiannya, agar kelak kehidupan mereka menjadi lebih berarti, mapan dan mampu berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat. Kata kunci: inspiratif, disiplin dan kreatif
A.
19) menyatakan “ jika anda bertanya
Latar Belakang. Anak
merupakan
generasi
apa
manfaat
pendidikan,
maka
penerus berlangsungnya kehidupan
jawabannya sederhana: pendidikan
manusia, dalam hal ini Undang-
membuat orang menjadi lebih baik
Undang Perlindungan Anak No. 23
dan orang baik tentu berperilaku
Tahun 2002 menerangkan “Bahwa
mulia.”
anak adalah amanah dan karunia
Demi tugas yang mulia agar
Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam
setiap
dirinya melekat harkat dan martabat
akhlak yang mulia sesuai dengan
sebagai manusia seutuhnya”. Untuk
nilai
membangun manusia yang seutuhnya
bangsa,
tentunya
Sisdiknas
membutuhkan
sebuah
generasi
karakter
bangsa memiliki
dan
pemerintah
kepribadian melalui
UU
no 20 tahun 2003
proses yang panjang melalui sebuah
berusaha memberikan rambu-rambu
pendidikan. Plato (dalam Latif 2009:
agar setiap pendidikan yang ada
Muhamad Abdul Roziq Asrori: Orang Tua Inspiratif (Studi Pembinaan Nilai Karakter Disiplin Dan Kreatif Anak Pada Keluarga Eks Pekerja Migran Desa Pulotondo Kecamatan Ngunut)
35
tidak
hanya
mengembangkan
selain dirinya. Di dalam keluarga
kecakapan kognitif saja melainkan
pula,
juga
dibentuk
harus
diarahkan
pada
pembentukan watak karakter pribadi
untuk pertama kalinya anak baik
maupun
dalam
keluarga
kepribadiannya.
bangsa, terutama dalam hal ini
Pendidikan
adalah berakhlak mulia, kreatif dan
memiliki
disiplin.
pembentukan
Untuk
sikap
nilai
strategis karakter
dalam anak.
melangsungkan
Sedangkan pola asuh orang tua
pendidikan guna membentuk dan
diapresiasi anak sebagai undangan,
mengembangkan
anak
bantuan, bimbingan, dan dorongan
tersebut diperlukan berbagai wahana
untuk pembinaan pengembangan diri
yang tepat dan saling bersinergi satu
sebagai pribadi yang berkarakter
sama lainnya. Menurut Daradjat
sebab mereka adalah inspirator yang
(1997: 71) “ terdapat tiga lingkungan
paling dekat bagi anak. Sejak kecil
yang
dalam
anak sudah mendapat dan mencoba
Ketiga
menginternalisasi
karakter
bertanggungjawab
mendidik
karakter
anak.
pendidikan dari
lingkungan tersebut adalah keluarga
orang tua melalui keteladanan dan
(orang tua), sekolah (para guru), dan
kebiasaan hidup sehari-hari dalam
masyarakat. Ketiga lingkungan ini
keluarga. Baik tidaknya keteladanan
tidak bisa dipisahan
yang
satu dengan
diberikan
dan
bagaimana
yang lainnya. Tetapi dari ketiganya,
kebiasaan hidup orang tua sehari-hari
lingkungan
dalam keluarga akan mempengaruhi
keluarga
memiliki
tanggung jawab utama dan pertama
perkembangan
terhadap pendidikan karakter anak.
Keteladanan dan kebiasaan yang
Keluarga adalah lingkungan utama
orang tua tampilkan dalam sikap dan
yang dapat membentuk watak dan
perilaku tidak terlepas dari perhatian
karakter
dan
anak.
Keluarga
adalah
pengamatan
jiwa
anak.
anak.
Meniru
lingkungan pertama di mana anak
kebiasaan hidup significant others
melakukan
dan
(orang tua, dll) adalah
lain
yang sering anak lakukan, karena
sosialisasi
komunikasi dengan
manusia
suatu hal
Muhamad Abdul Roziq Asrori: Orang Tua Inspiratif (Studi Pembinaan Nilai Karakter Disiplin Dan Kreatif Anak Pada Keluarga Eks Pekerja Migran Desa Pulotondo Kecamatan Ngunut)
35
memang
pada
masa
inspirasi individu untuk mempersepsi
perkembangannya, anak selalu ingin
dirinya
mencoba setiap apa yang mereka
perilakunya dalam masyarakat. Dan
lakukan. Anak selalu ingin meniru,
inspirasi itu akan sangat dipengaruhi
ini dalam pendidikan dikenal dengan
oleh hasil pengamatan dirinya pada
istilah anak belajar melalui imitasi.
orang-orang
dekat
others)
dan
pengalaman
selama
berinteraksi
Sejalan dengan hal tersebut Mead
menjelaskan
dalam
teori
perkembangan diri yang dikenal dengan
teori
“role
untuk
Melihat
dirinya
(Ritzer
begitu
bahwasannya anak berkembang dan
peran
memiliki
menginspirasikan
melalui
(significant
dan
Goodman, 2005: 283).
taking”
kepribadian
menampilkan
orang
tua
pentingnya yang
bisa
anak
dalam
beberapa tahapan mulai dari tahap
membantu mengembangkan karakter
menirukan peran orang-orang yang
pribadi dirinya, maka orang tua
ada
dia
diharapkan bisa menjadi teladan
memasuki tahap penerimaan norma
yang baik pada anak-anaknya. Tidak
kolektif
hanya itu orang tua juga harus bisa
disekitarnya
yang
masyarakat,
sampai
ada
di
proses
dalam tersebut
menciptakan
suasana
yang
dilakukan melalui proses interaksi
menggugah
dan sosialisasi baik secara langsung
kedisiplinan anak. Melalui kreatifitas
maupun tidak langsung. Menguatkan
yang ditunjang dengan kedisiplinan
pendapatnya Mead melalui teori
diharapkan
“looking
Cooley
tumbuh dan berkembang menjadi
mengungkapkan bahwa anak akan
pribadi yang tangguh dan kuat guna
memiliki konsep diri (kepribadian)
menghadapi perkembangan zaman
setelah ia melakukan interaksi sosial
yang
dengan
terutama di era modernisasi dan
-
glass
self”
masyarakat
yang
menghasilkan produk sosial (persepsi diri), dimana produk dari interaksi tersebut akan sangat tergantung pada
kreatifitas
bisa
anak
terus
akan
bergerak
dan
mampu
dan
cepat
globalisasi ini. Jangan
sampai
anak-anak
terjebak pada kondisi yang menurut
Muhamad Abdul Roziq Asrori: Orang Tua Inspiratif (Studi Pembinaan Nilai Karakter Disiplin Dan Kreatif Anak Pada Keluarga Eks Pekerja Migran Desa Pulotondo Kecamatan Ngunut)
33
Alfin Tofler diistilahkan dengan
berusaha menjadi inspirator bagi
“future shock” (kejutan masa depan)
anak-anak
yang seringkali membuat masyarakat
disiplin dan kreatif agar nantinya
bingung untuk menempatkan diri
kehidupan
pada posisi yang bagaimana dalam
mapan dan bisa berpartisipasi aktif
kehidupan bermasyarakat.
dalam kehidupan bermasyarakat di
Gambaran yang menarik pada
mereka
untuk
mereka
hidup
lebih
berarti,
era modern dan global ini.
keluarga eks migran workers di desa
B.
Kajian Pustaka.
Pulotondo yang telah memutuskan
1.
Peran
Penting
Keluarga
untuk tidak kembali bekerja ke luar
dalam Inspirasi Kepribadian
negeri dan lebih memilih untuk
Anak.
bekerja
Bagi seorang anak, keluarga
di
daerah
asal
yang
dilatarbelakangi kecintaan mereka
merupakan
terhadap keluarga, terutama pada
utama
kelangsungan kehidupan anak-anak
perkembangannya. Menurut resolusi
mereka
Majelis
yang
keteladanan
memerlukan
orang
bagi
pertama
dan
pertumbuhan
Umum
PBB
dan
(dalam
Melihat
Megawangi, 2003: 21), fungsi utama
perubahan yang terjadi di kalangan
keluarga adalah ”sebagai wahana
anak-anak dan remaja yang sudah
untuk
begitu menghawatirkan sebab sudah
mensosialisasikan
jauh dari kemapanan tatanan nilai
mengembangkan
kemampuan
dan norma yang sudah mereka anut
seluruh
agar
dapat
selama ini, terutama yang terjadi
menjalankan
fungsinya
di
pada keluarga migrant workers. Hal
masyarakat
ini
memberikan
membuat
memantapkan kembali
dan
tua.
figur
tempat
mereka diri
semakin
untuk
berusaha
mendidik,
mengasuh,
dan anak,
anggotanya
dengan
baik,
kepuasan
dan
tidak
lingkungan
untuk
tercapainya keluarga, sejahtera”.
mendidik anak-anak mereka dengan
Untuk
pendidikan yang terbaik, khususnya
anak
pada lingkungan keluarga. Mereka
mendasar
yang
sehat
membentuk
diperlukan bagi
serta
guna
karakter
syarat-syarat terbentuknya
Muhamad Abdul Roziq Asrori: Orang Tua Inspiratif (Studi Pembinaan Nilai Karakter Disiplin Dan Kreatif Anak Pada Keluarga Eks Pekerja Migran Desa Pulotondo Kecamatan Ngunut)
35
kepribadian
yang baik. Menurut
Beberapa
hal
yang
perlu
Megawangi (2003: 27), ada tiga
mendapatkan perhatian sebagaimana
kebutuhan dasar anak yang harus
dinyatakan
dipenuhi, yaitu maternal bonding,
Djamarah 2004: 56), terkait dengan
rasa aman, dan stimulasi fisik dan
peran penting keluarga yaitu:
mental. Maternal bonding (kelekatan psikologis
dengan
merupakan
dasar
ibunya)
penting
dalam
pembentukan karakter anak karena aspek
ini
berperan
pembentukan
dasar
dalam
kepercayaan
kepada orang lain (trust) pada anak. Kelekatan ini membuat anak merasa diperhatikan dan menumbuhkan rasa aman sehingga menumbuhkan rasa percaya. Kebutuhan akan rasa aman yaitu
kebutuhan
anak
akan
lingkungan yang stabil dan aman. Kebutuhan
ini
penting
bagi
Hadisubroto
(dalam
1. Keluarga adalah tempat tinggal yang membetahkan 2. Keluarga adalah tempat berbagi rasa dan berbagi pikiran 3. Keluarga adalah tempat mencurahkan suka dan duka 4. Keluarga bukan tempat bergantung anak-anak akan tetapi sebagai tempat berlatih mandiri. 5. Keluarga bukan tempat menuntut hak 6. Keluarga adalah tempat menumbuhkan kehidupan religius 7. Keluarga adalah tempat yang aman karena aturan permainan antar anggota ditegakkan.
pembentukan karakter anak karena Menurut Peraturan Pemerintah
lingkungan yang berubah-ubah akan membahayakan perkembangan emosi anak. Kebutuhan akan stimulasi fisik dan mental juga merupakan aspek penting dalam pembentukan karakter anak.
Tentu
saja
hal
ini
membutuhkan perhatian yang besar dari orang tua dan reaksi timbal balik antara orang tua dan anaknya.
Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 1994
tentang
penyelenggaraan
pembangunan keluarga sejahtera, ada 8 fungsi keluarga, yaitu: a)
Fungsi Keagamaan Dalam
keluarga
dan
anggotanya fungsi ini perlu didorong dan dikembangkan agar sebagai
kehidupan wahana
keluarga persemaian
Muhamad Abdul Roziq Asrori: Orang Tua Inspiratif (Studi Pembinaan Nilai Karakter Disiplin Dan Kreatif Anak Pada Keluarga Eks Pekerja Migran Desa Pulotondo Kecamatan Ngunut)
35
nilai-nilai luhur budaya bangsa
budaya bangsa yang beraneka
untuk menjadi insan agamis
ragam dalam satu kesatuan,
yang penuh iman dan takwa
sehingga
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
diharapkan ayah dan ibu untuk
Daradjat
dapat
menjelaskan
(1995:
65)
tidak
dapat
dibayangkan manusia Kenyataan
mengajarkan
dan tradisi,
moral kepada anaknya. c)
Fungsi Cinta kasih
bahwa dalam masyarakat yang
Hal
kurang mengindahkan agama
memberikan
(atau
agama),
kokoh terhadap hubungan anak
manusianya
dengan anak, suami dengan
pincang. Hal ini berlaku di
istri, orang tua dengan anaknya
negara-negara
berkembang
serta
maupun di negara maju. Ilmu
antar
pengetahuan
tapi
keluarga menjadi wadah utama
rendah,
bersemainya kehidupan yang
Kebahagiaan hidup tidaklah
penuh cinta kasih lahir dan
mudah
Agama
batin. Cinta menjadi pengarah
penyeimbang,
dari perbuatan-perbuatan dan
bahkan
anti
perkembangan
tinggi,
akhlaknya
dicapainya.
menjadi
penyelaras dalam diri manusia sehingga
dapat
kemajuan
b)
ini
kebudayaan dan sistem nilai
agama.
membuktikan
hal
meneruskan
membangun tanpa
dalam
mencapai
lahiriyah
dan
ini
berguna
untuk
landasan
hubungan
yang
kekerabatan
generasi,
sehingga
sikap-sikap yang bijaksana. d)
Fungsi Melindungi Fungsi ini dimaksudkan untuk
kebahagian rohaniyah.
menambahkan rasa aman dan
Fungsi Sosial Budaya
kehangatan pada setiap anggota
Fungsi
memberikan
keluarga. Keluarga merupakan
kesempatan kepada keluarga
tempat yang aman bagi para
dan seluruh anggotanya untuk
anggotanya.
mengembangkan
bertujuan agar para anggota
ini
kekayaan
Fungsi
Muhamad Abdul Roziq Asrori: Orang Tua Inspiratif (Studi Pembinaan Nilai Karakter Disiplin Dan Kreatif Anak Pada Keluarga Eks Pekerja Migran Desa Pulotondo Kecamatan Ngunut)
ini
35
e)
keluarga dapat terhindar dari
anak dengan memperkenalkan
hal yang negatif. Bagi anak,
pola
keluarga
keyakinan, cita-cita, dan nilai-
adalah
laku,
nilai
dan ancaman yang terjadi, jadi
masyarakat serta mempelajari
keluarga
peranan yang diharapkan akan
harus
betul-betul
yang
sikap,
berlindung dari segala bahaya
dianut
menjadi pelindung baik itu
dijalankan
secara fisik, ekonomi, dan
Keluarga
merupakan
psikologi
pertama
dalam
bagi
para
oleh
oleh
mereka. guru
mendidik
anggotanya.
manusia. Hal ini dapat dilihat
Fungsi Reproduksi
dari pertumbuhan anak mulai
Fungsi
f)
tempat
tingkah
yang
merupakan
dari bayi, belajar
berjalan,
mekanisme untuk melanjutkan
hingga mampu bersosial sesuai
keturunan yang direncanakan
dengan
dapat menunjang terciptanya
masyarakat,
kesejahteraan manusia di dunia
diajarkan oleh keluarga. Oleh
yang penuh iman dan takwa.
karena
Fungsi
mampu
Sosialisasi
dan
nilai
dan
norma
semuanya
itu
keluarga
harus
memberikan
Pendidikan
pendidikan
Fungsi sosialisasi adalah untuk
pada anaknya, sehingga apa
mendidik anak mulai dari awal
yang
sampai
anak
dipertahankan
hingga terbentuk personaliti-
dikembangkan
nya. Hal ini menunjukkan pada
yang positif.
peranan
pertumbuhan
keluarga
dalam
g)
lebih
diberikan
Sebagai
masa depan
kemandirian
Melalui
dapat dan
pada
hal-hal
Fungsi Ekonomi
membentuk kepribadian dan anak.
mendalam
unsur
pendukung
dan
ketahanan
fungsi ini, keluarga berusaha
keluarga. Unsur-unsur pokok
mempersiapkan
untuk
bekal
selengkap-lengkapnya kepada
mendapatkan
kehidupan
suatu
dilaksanakan
Muhamad Abdul Roziq Asrori: Orang Tua Inspiratif (Studi Pembinaan Nilai Karakter Disiplin Dan Kreatif Anak Pada Keluarga Eks Pekerja Migran Desa Pulotondo Kecamatan Ngunut)
35
keluarga
sebagai
produksi
yang
dengan pembagian
unit-unit
sering
kali
harus tetap berjalan sebagaimana
mengadakan
mestinya. Agar terus terjaga dengan
kerja
diantara
anggota-anggotanya,
jadi
baik
maka
kita
di
yang
mengupayakan
berkoordinir
dalam
ekonomi.
Sebagai
harus
tetap
menjalankan nilai-nilai yang berlaku
keluarga bertindak sebagai unit
produksi
h)
yang satu dengan yang lainnya dan
dalam
keluarga.
Dalam
pembinaan
dan
pengembangan karakter pada anak-
unit dasar dalam masyarakat
anak,
maka para anggota keluarga
(terutama
bekerja
tim
diperlukan. Dengan demikian apa
dalam menghasilkan sesuatu.
yang diupayakan orang tua untuk
Hasil
ekonomi
membantu anak membina nilai-nilai
yang diperoleh dari keluarga
karakter, dirasakan sebagai bantuan
inilah seringkali menghasilkan
untuk
generasi yang mandiri dan
diendapkan, dan dipribadikan dalam
kreatif serta siap berkembang
diri anak.
ketika mereka harus hidup
2.
sama
sebagai
pendidikan
keutuhan
sebuah
keluarga
ayah-ibu)
dikenali
Pola
dan
Asuh
sangat
dipahami,
Orang
Tua
berkeluarga secara mandiri
Menentukan Perkembangan
Fungsi Pembinaan Lingkungan
Kepribadian Anak.
Memberikan
Secara umum ada tiga macam
kepada
keluarga
setiap
kemampuan
menempatkan
diri
secara
sistem mendidik
bagaimana atau
orang
menjalankan
serasi, selaras, seimbang sesuai
perannya sebagai orang tua yaitu :
dengan daya dukung alam dan
a.
lingkungan
yang
berubah
secara dinamis. Berbagai
fungsi
tua
Sistem otoriter Menurut Gunarsa
(1991:87),
pola asuh otoriter adalah suatu keluarga
bentuk pola asuh yang menuntut
tersebut merupakan satu kesatuan
anak agar patuh dan tunduk terhadap
yang tidak bisa dipisahkan antara
semua perintah dan aturan yang
Muhamad Abdul Roziq Asrori: Orang Tua Inspiratif (Studi Pembinaan Nilai Karakter Disiplin Dan Kreatif Anak Pada Keluarga Eks Pekerja Migran Desa Pulotondo Kecamatan Ngunut)
56
dibuat oleh orang tua tanpa ada
mengalami
kebebasan
kematangannya, ragu-ragu di dalam
untuk
bertanya
atau
mengemukakan pendapatnya sendiri.
semua
kemunduran
tindakan,
serta
lambat
Jadi pola asuh otoriter adalah
berinisiatif. Anak yang dibesarkan di
cara mengasuh anak yang dilakukan
rumah yang bernuansa otoriter akan
orang tua dengan menentukan sendiri
mengalami perkembangan yang tidak
aturan-aturan dan batasan-batasan
diharapkan orang tua. Anak akan
yang mutlak harus ditaati oleh anak
menjadi kurang kreatif jika orang tua
tanpa
dan
selalu melarang segala tindakan anak
anak.
yang sedikit menyimpang dari yang
kompromi
memperhitungkan
keadaan
Serta orang tualah yang berkuasa menentukan
seharusnya dilakukan.
segala sesuatu untuk
Larangan dan hukuman orang
anak dan anak hanyalah sebagai
tua akan menekan daya kreativitas
objek pelaksana saja. Jadi, dalam hal
anak yang sedang berkembang, anak
ini
tidak akan berani mencoba, dan ia
kebebasan
anak
sangatlah
dibatasi. Apa saja yang dilakukan
tidak
anak harus sesuai dengan keinginan
kemampuan
orang tua.
sesuatu
Penerapan pola asuh otoriter
akan
untuk
karena
juga
mempengaruhi
mengemukakan
pendidikan
melakukan tidak
dapat
kesempatan untuk mencoba. Anak
oleh orang tua terhadap anak, dapat proses
mengembangkan
akan
takut
untuk
pendapatnya,
ia
anak terutama dalam pembentukan
merasa tidak dapat mengimbangi
kepribadiannya. Karena disiplin yang
teman-temannya dalam segala hal,
dinilai
sehingga anak menjadi pasif dalam
efektif
oleh
orang
tua
(sepihak), belum tentu serasi dengan
pergaulan.
Lama-lama
ia
akan
perkembangan anak.
mempunyai perasaan rendah diri dan
Disini perkembangan anak itu
kehilangan kepercayaan kepada diri
semata-mata ditentukan oleh orang
sendiri. Karena kepercayaan terhadap
tuanya. Sifat pribadi anak yang
diri sendiri tidak ada, maka setelah
otoriter biasanya suka menyendiri,
dewasapun masih akan terus mencari
Muhamad Abdul Roziq Asrori: Orang Tua Inspiratif (Studi Pembinaan Nilai Karakter Disiplin Dan Kreatif Anak Pada Keluarga Eks Pekerja Migran Desa Pulotondo Kecamatan Ngunut)
56
bantuan,
perlindungan
dan
Orang tua tidak pernah memberi
pengamanan. Ini berarti anak tidak
aturan dan pengarahan kepada anak.
berani memikul tanggung jawab.
Semua keputusan diserahkan kepada
Adapun ciri-ciri dari pola asuh otoriter
adalah
sebagai
berikut
(Gunarsa, 1991: 76) :
anak tanpa pertimbangan orang tua. Anak tidak tahu apakah perilakunya benar atau salah karena orang tua
1) Anak harus mematuhi peraturan-peraturan orang tua dan tidak boleh membantah. 2) Orang tua cenderung mencari kesalahan-kesalahan anak dan kemudian menghukumnya. 3) Orang tua cenderung memberikan perintah dan larangan kepada anak. \ 4) Jika terdapat perbedaan pendapat antara orang tua dan anak, maka anak dianggap pembangkang. 5) Orang tua cenderung memaksakan disiplin. 6) Orang tua cenderung memaksakan segala sesuatu untuk anak dan anak hanya sebagai pelaksana. 7) Tidak ada komunikasi antara orang tua dan anak.
tidak pernah membenarkan ataupun menyalahkan anak. Akibatnya anak akan
istilah
pendidikan,
Permisif adalah suatu sistem dimana si pendidik menganut kebijaksanaan non
dengan
apakah hal itu sesuai dengan norma masyarakat atau tidak ( Gunarsa, 1991: 97). Pada
pola
asuh
ini
anak
dipandang sebagai makhluk hidup yang berpribadi bebas. Anak adalah subjek yang dapat bertindak dan berbuat menurut hati Orang tua
nuraninya.
membiarkan anaknya
mencari dan menentukan sendiri apa diinginkannya.
Kebebasan
sepenuhnya diberikan kepada anak.
Permisif Dalam
sesuai
keinginanya sendiri, tidak peduli
yang b.
berperilaku
intereference
(tidak
turut
campur). Pola asuhan ini ditandai dengan adanya
kebebasan tanpa
batas pada anak untuk berperilaku sesuai dengan keinginannya sendiri.
Orang tua seperti ini cenderung kurang perhatian dan acuh tak acuh terhadap anaknya. Metode pengelolaan anak ini cenderung membuahkan anak-anak nakal yang manja, lemah, tergantung dan bersifat kekanak-kanakan secara emosional. Seorang anak yang belum
Muhamad Abdul Roziq Asrori: Orang Tua Inspiratif (Studi Pembinaan Nilai Karakter Disiplin Dan Kreatif Anak Pada Keluarga Eks Pekerja Migran Desa Pulotondo Kecamatan Ngunut)
56
pernah diajar untuk mentoleransi
kebebasan
frustasi,
diperlakukan
pendapat, perasaan dan keinginanya.
terlalu baik oleh orang tuanya, akan
Jadi dalam pola asuh ini terdapat
menemukan banyak masalah ketika
komunikasi yang baik antara orang
dewasa.
tua dan anak.
karena
Dalam
ia
perkawinan
dan
pekerjaan, anak-anak yang manja
untuk
mengemukakan
Dengan pola asuhan ini, anak
tersebut mengharapkan orang lain
akan
untuk
penyesuaian
kontrol terhadap prilakunya sendiri
terhadap tingkah laku mereka. Ketika
dengan hal-hal yang dapat diterima
mereka kecewa mereka menjadi
oleh masyarakat. Hal ini mendorong
gusar, penuh kebencian, dan bahkan
anak untuk mampu berdiri sendiri,
marah-marah. Pandangan orang lain
bertanggung
jarang
terhadap
membuat
sekali
Hanya
dipertimbangkan.
pandangan
mereka
yang
berguna.
mampu
mengembangkan
jawab
dan
yakin
sendiri.
Daya
berkembang
baik
diri
kreativitasnya
karena orang tua selalu merangsang anaknya untuk mampu berinisiatif.
c.
Sistem Demokratif Gunarsa
mengemukakan
Ciri-ciri orang tua demokratis (1991:84)
menurut Baumrind (dalam Mulyanti
asuh
2013: 7) adalah sebagai berikut:
Pola
demokratis adalah suatu bentuk pola
orang
asuh
dan
kepada anak tetapi disertai dengan
menghargai kebebasan anak, namun
kedisiplinan, orang tua memberikan
kebebasan itu tidak mutlak dan
kebebasan tapi juga mengontrol dan
dengan
penuh
saling memberi dan menerima antara
pengertian antara orang tua dan anak.
anak dengan orang tua, mengarahkan
yang
memperhatikan
bimbingan
Pola
asuh
yang
demokrasi
ini
tua
rasional
antara orang tua dan anak. Mereka
diambil.
disetujui
aturan-aturan bersama.
Anak
otonomi
anak dan memberikan penjelasan
ditandai dengan adanya sikap terbuka
membuat
memberikan
tentang
kebijakan
yang
yang
Setiap tipe pengasuhan pasti
diberi
memiliki resiko masing-masing. Tipe
Muhamad Abdul Roziq Asrori: Orang Tua Inspiratif (Studi Pembinaan Nilai Karakter Disiplin Dan Kreatif Anak Pada Keluarga Eks Pekerja Migran Desa Pulotondo Kecamatan Ngunut)
55
otoriter memang memudahkan orang
adalah otoratif atau biasa lebih
tua, karena tidak perlu bersusah
dikenal dengan demokratis. Dalam
payah untuk
bertanggung jawab
pola asuh ini, orang tua memberi
dengan anak. Anak yang dibesarkan
kontrol terhadap anaknya dalam
dengan pola asuh seperti ini mungkin
batas-batas tertentu, aturan untuk
memang tidak memiliki masalah dan
hal-hal yang esensial saja, dengan
juga bebas dari masalah kenakalan
tetap menunjukkan dukungan, cinta
remaja.
cenderung
dan kehangatan kepada anaknya.
tumbuh menjadi pribadi yang kurang
Melalui pola asuh ini anak juga dapat
memiliki kepercayaan diri, kurang
merasa
kreatif, kurang dapat bergaul dengan
kesulitannya, kegelisahannya kepada
lingkungan
sosialnya,
orang tua karena ia tahu, orang tua
ketergantungan kepada orang lain,
akan membantunya mencari jalan
serta memiliki depresi yang lebih
keluar tanpa berusaha mendiktenya
tinggi. Sementara pola asuh permisif,
(Shochib, 1998:42).
Akan
tetapi
bebas
mengungkapkan
membuat anak merasa boleh berbuat
Dari berbagai macam pola asuh
sekehendak hatinya. Anak memang
yang banyak dikenal, pola asuh
akan memiliki rasa percaya yang
demokratis
lebih besar, kemampuan sosial baik,
positif yang lebih besar dibandingkan
dan tingkat depresi lebih rendah.
dengan pola asuh otoriter maupun
Tapi
permisif.
juga
akan
lebih
mungkin
mempunyai
Dengan
pola
dampak
asuh
terlibat dalam kenakalan remaja dan
demokratis anak akan menjadi orang
memiliki prestasi yang rendah dalam
yang mau menerima kritik dari orang
pendidikannya.
kurang
lain, mampu menghargai orang lain,
sosial
mempunyai kepercayaan diri yang
mengetahui
Anak
norma-norma
yang harus dipatuhinya (Shochib,
tinggi
1998:42).
jawab terhadap kehidupan sosialnya.
Pola asuh yang dianggap lebih cocok
untuk
mengembangkan
membantu
Tidak
dan
ada
mampu
orang
bertanggung
tua
yang
anak
menerapkan salah satu macam pola
kreativitasnya
asuh dengan murni, dalam mendidik
Muhamad Abdul Roziq Asrori: Orang Tua Inspiratif (Studi Pembinaan Nilai Karakter Disiplin Dan Kreatif Anak Pada Keluarga Eks Pekerja Migran Desa Pulotondo Kecamatan Ngunut)
55
anak-anaknya.
Orang
tua
yang
ada,
terdapat
salah
satu
menerapkan berbagai macam pola
anggotanya yang mencari nafkah
asuh
memiliki
dengan merantau sebagai tenaga
kecenderungan kepada salah satu
kerja Indonesia (TKI) di luar negeri.
macam pola.
Yang menarik sebagian dari mereka
C.
kemudian memutuskan untuk tidak
dengan
Metode Penelitian. Metode
diartikan
penelitian
sebagai
cara
bisa
kembali dan lebih memilih mengadu
seorang
nasib di daerah berbekal kedisiplinan
peneliti melakukan penelitian sesuai dengan
aturan-aturan
yang
kerja dan kreatifitas yang dimiliki.
telah
Beberapa
informan
kunci
ditentukan untuk memperoleh hasil
dipakai untuk mendapatkan data
yang dapat diuji ketepatan dan
dengan
kebenarannya.
nonpartisipan, wawancara tipe open-
Dengan
begitu
teknik
dipaparkan secara jelas mengenai
ended,
metode penelitian yang digunakan.
dengan subjek penelitian.
Penelitiaan ini menggunakan
dan
observasi
dokumentasi
terkait
Data yang terkumpul dianalisis
pendekatan kualitatif dengan jenis
dengan
penelitian studi kasus karena data
kualitatif. Data dikumpulkan dan
yang dikumpulkan adalah tentang
dianalisa
inspirasi
mantan
tenaga
kerja
lapangan. Secara umum sebenarnya
Indonesia
(TKI)
dalam
upaya
proses analisis telah dimulai sejak
menginternalisasi
nilai
karakter
menggunakan
peneliti
setiap
analisa
meninggalkan
menetapkan
fokus,
disiplin dan kreatif sebagai upaya
permasalahan dan lokasi penelitian,
pengembangan
kemudian menjadi intensif ketika
kepribadian
pada
masyarakat eks migrant worker desa
turun
Pulotondo, Kecamatan Ngunut.
sejumlah tehnik pengumpulan data
Alasan
pemilihan
ke
lapangan.
Berdasarkan
lokasi
dan dari berbagai unit analisis data
tersebut karena pertimbangan bahwa
yang telah ditetapkan kriterianya,
di Desa Pulotondo tersebut hampir
data dalam bentuk catatan lapangan
separuh dari kepala keluarga (KK)
dianalisis dengan cara melakukan
Muhamad Abdul Roziq Asrori: Orang Tua Inspiratif (Studi Pembinaan Nilai Karakter Disiplin Dan Kreatif Anak Pada Keluarga Eks Pekerja Migran Desa Pulotondo Kecamatan Ngunut)
53
penghalusan bahan empirik yang
history (riwayat hidup) kondisi sosial
masih
laporan
serta pekerjaan dari para responden
lapangan. Dengan begitu peneliti
yang berhubungan dengan fokus
melakukan
data
penelitian (inspirasi mantan tenaga
menjadi beberapa unit informasi
kerja Indonesia (TKI) dalam upaya
yang rinci tetapi sudah terfokus,
menginternalisasi
dalam
disiplin dan kreatif sebagai upaya
kasar
ke
dalam
penyederhanaan
ungkapan
asli
responden
(indigenous
concept)
sebagai
penangkapan
perspektif
emiknya.
nilai
pengembangan
karakter
kepribadian).
Terakhir adalah data yang langsung
Dengan demikian laporan lapangan
berhubungan
yang detail (induksi) dapat berupa
permasalahan
data yang lebih mudah dipahami,
kata lain peneliti menerapkan kriteria
dicarikan makna sehingga ditemukan
eksklusi-inklusi
pikiran apa yang tersembunyi di
menurut Hamidi (2005 : 79) bisa
balik cerita mereka (interpretasi) dan
disebut sampling, yakni membuang
akhirnya
yang tidak atau kurang relevan dan
dapat
diciptakan
konsep
suatu
(konseptualisasi).
memasukkan
untuk
menjawab
penelitian.
data.
data
Dengan
Proses
yang
relevan
konseptualisasi maksudnya adalah
untuk
ketika responden bersama peneliti
penelitian,
yang
kemudian
memberikan
dipergunakan
untuk
memperoleh
data
secara
meyakinkan
pernyataan
(mengabstraksi) sebenarnya
tentang
yang
dialami
singkat apa
menjawab
ini
yang
permasalahan
oleh
menopang terciptanya suatu konsep
responden serta keinginan apa yang
atau terbangunnya suatu pernyataan
tersembunyi dibalik cerita detail
teoritik.
mereka.
Agar
Pengumpulan
data
dan
mendapatkan
data
yang
derajat
kepercayaan
analisisnya berproses dari upaya
serta
memperoleh
tentang
pengecekan keabsahan data tersebut
banyak hal yakni, data lokasi yang
digunakan teknik triangulasi. Denzin
terkait permasalahan penelitian, life
(1978) membedakan empat macam
informasi
kepastian,
diperoleh
maka
Muhamad Abdul Roziq Asrori: Orang Tua Inspiratif (Studi Pembinaan Nilai Karakter Disiplin Dan Kreatif Anak Pada Keluarga Eks Pekerja Migran Desa Pulotondo Kecamatan Ngunut)
dalam
55
triangulasi pemeriksaan
sebagai yang
penggunaan
tehnik
1.
memanfaatkan
sumber,
nilai
karakter disiplin dan kreatif
metode,
pada anak-anak.
penyidik, dan teori (Moleong, 2010 : 178).
Menginspirasikan
Semua orang tua pasti berharap anaknya akan tumbuh menjadi anak
Penelitian
ini
menggunakan
yang berkepribadian dan berkarakter
triangulasi sumber yakni dengan
baik,
membandingkan
migrant worker asal desa Pulotondo
balik
derajat
serta
mengecek
kepercayaan
suatu
tidak
yang
terkecuali
para
menginginkan
eks
anak-anak
informasi yang diperoleh melalui
mereka tumbuh menjadi anak yang
waktu dan alat yang berbeda dalam
berkepribadian
metode kualitatif, hal tersebut dapat
disiplin dan kreatif. Disiplin dan
dicapai dengan jalan :
kreatif tidak bisa muncul begitu saja
a. Membandingkan pengamatan
data
dengan
dikatakan umum
pada
hasil
diperlukan cara dan pola mendidik yang
orang dengan
apa
yang
di
depan
apa
yang
dikatakannya secara pribadi c. Membandingkan
apa
yang
baik
akan
kepada
tetapi
mereka.
Mengingat anak seperti kertas putih tinggal
bagaimana
orang
tua
memberikan motif dan gambar pada kertas
tersebut. Dengan
demikian
perkembangan anak tersebut sangat
dikatakan orang-orang tentang
tergantung
situasi penelitian dengan apa
lingkungan di sekitarnya terutama
yang dikatakannya sepanjang
lingkungan keluarga.
waktu d. Membandingkan
D.
anak-anak,
berkarakter
hasil
wawancara b. Membandingkan
dan
dengan
kondisi
Untuk mewujudkan keinginan hasil
menjadikan
anak-anak
mereka
wawancara dengan isi suatu
memiliki kepribadian yang disiplin
dokumen yang berkaitan.
dan kreatif tersebut para eks migrant
Sajian Dan Analisa Data.
worker
menginspirasikan
kedisiplinan dan kreativitas pada Muhamad Abdul Roziq Asrori: Orang Tua Inspiratif (Studi Pembinaan Nilai Karakter Disiplin Dan Kreatif Anak Pada Keluarga Eks Pekerja Migran Desa Pulotondo Kecamatan Ngunut)
55
anak-anak mereka melalui beberapa
cerminan diri untuk melatih
teknik, yaitu sebagai berikut:
kedisiplinan
a.
Menjadi cermin yang baik
anak
untuk anak.
memberikan keteladanan dan
Ketika
masih
kecil
cenderung perasaan
dan
kreativitas
seperti
ketika
anak
bimbingan dalam menjalankan
menggunakan
ibadah yang memiliki nilai
ketimbang
logika.
kedisiplinan seperti sholat yang
Baru ketika beranjak dewasa
harus genap dan tepat lima
mereka mulai menggunakan
waktu dalam setiap harinya,
logikanya
disiplin
dalam
berpikir.
dalam
menjaga
Kalau sejak kecil orang tua
kebersihan lingkungan seperti
sudah memberi contoh perilaku
dengan
kasar pada anaknya, maka
percontohan dan menerapkan
jangan salahkan kalau anak
sejak dini membuang sampah
akan menjadi pribadi yang
pada
kasar juga. Tapi lain halnya
disediakan.
kalau menerapkan kelembutan,
cerminan diri ini pula mereka
maka anak pun akan menjadi
memberikan contoh yang baik
pribadi yang baik pula.
bagaimana
Dengan
memposisikan
sebagai
cermin
dan
memberikan
tempat
yang
sudah
Dan
dengan
mereka
harus
diri
kreatif dalam bekerja untuk
anak
tampil sebagai orang tua yang
sebagai orang yang sedang
bertanggungjawab
bercermin,
sangat
menghidupi keluarga dengan
memungkinkan sang buah hati
penghasilan yang halal dan
mengikuti apa yang dilihat oleh
barokah
melalui
mata mereka dan apa yang
pekerjaan
dan
mereka
mereka tekuni.
rasa
mengalaminya.
ketika
harus
Banyak
hal
Membiasakan
demi
beragam
karya
diri
yang
menjadi
yang telah dilakukan para eks
cerminan baik untuk anak-anak
migrant
secara tidak langsung telah
worker
dengan
Muhamad Abdul Roziq Asrori: Orang Tua Inspiratif (Studi Pembinaan Nilai Karakter Disiplin Dan Kreatif Anak Pada Keluarga Eks Pekerja Migran Desa Pulotondo Kecamatan Ngunut)
55
memberikan baik
untuk
yang
anak-anak.
menyelesaikan
permasalahan.
Seperti masalah yang didapat
Sebagaimana yang dikatakan
di
oleh Mead bahwasannya anak
bermain dengan teman sebaya.
adalah
Dengan menjadi teman tersebut
aktor
dalam
b.
inspirasi
yang
terbaik
berimitasi
dan
sekolah
sekaligus
maupun
orang
ketika
tua
bisa
kepribadian anak tumbuh lewat
mengontrol
perkembangan
proses imitasi dalam interaksi
anak,
anak
sosialnya bersama significant
menceritakan apa saja yang
others
generalized
telah dilakukan baik dalam
others (Ritzer & Goodman,
pengawasan maupun di luar
2005: 283).
pengawasan orang tua sehingga
Menjadi sosok teman yang
ketika mendapati anak sudah
mengembirakan buat anak.
mulai keluar dari tatanan nilai
Mengaburkan batas senioritas
maka orang tua langsung bisa
dan unioritas sejak dini bisa
memberikan pengarahan dan
menumbuhkan rasa nyaman
bimbingan
bagi anak. Para orang tua eks
anak,
ataupun
migrant
ketika
anak
maupun
worker
memposisikan
diri
yang sebagai
sebab
terbiasa
yang baik
sebuah
buat
sebaliknya mendapatkan
prestasi
bisa
teman yang menggembirakan
memberikan dorongan untuk
bagi
semakin
suasana
anak
memunculkan
komunikatif
dalam
meningkatkan
potensinya.
keluarga, sehingga di saat anak
Sosok
mendapatkan
mengembirakan
kesulitan
dan
teman
yang
memberikan
butuh tempat mengadu, maka
nuansa
orang tua merupakan orang
perkembangan anak terutama
pertama yang dicari anak untuk
dalam
internalisasi
dimintai
karakter
bagi
bimbingan
nasehat
dan dalam
positif
anak,
bagi
nilai sebab
pembiasaan yang berlangsung
Muhamad Abdul Roziq Asrori: Orang Tua Inspiratif (Studi Pembinaan Nilai Karakter Disiplin Dan Kreatif Anak Pada Keluarga Eks Pekerja Migran Desa Pulotondo Kecamatan Ngunut)
55
setiap
hari
merupakan
untuk mampu berdiri sendiri,
pendidikan yang diterima oleh
bertanggung jawab dan yakin
anak
terhadap diri sendiri serta daya
dan
memberikan
inspirasi-inspirasi
untuk
kreativitasnya
berkembang
pengembangan karakter dan
baik karena orang tua selalu
potensi
kedepan
anak,
merangsang
sekaligus
menjadi
pondasi
yang kokoh untuk masa depan anak
dalam
kehidupan
anaknya
untuk
mampu berinisiatif. c.
Menjadi
motivator
yang
inspiratif bagi anak.
bermasyarakat kelak. Menjadi
Fungsi keluarga di antaranya
teman yang menggembirakan
adalah memberikan sosialisasi
bagi
fungsi
dan pendidikan yang terbaik
tempat
pada
anak
keluarga
berarti sebagai
anggota
keluarganya,
perlindungan dan sosialisasi
dengan harapan nantinya tiap
serta pendidikan telah berjalan
generasi
dengan
mengembangkan
baik,
dan
nuansa
mampu dan
demokratis yang ditunjukkan
memaksimalkan potensi yang
memberikan kehangatan cinta
ada pada diri sesuai dengan
kasih dalam keluarga yang bisa
nilai dan norma masyarakat
mempercepat
serta perkembangan zaman.
pengembangan
kepercayaan
diri
dan
Berbekal kematangan usia dan
kematangan
karakter
dan
pengalaman
hidup
menjadi
kepribadian terutama disiplin
migrant
worker,
mampu
dan
anak.
membuka
wawasan
mereka
yang
menjadi lebih luas dan lebih
kreatifitas
Sebagaimana diungkapkan (1991:
84)
oleh
Gunarsa
bahwa
demokratis dikembangakan keluarga
mendorong
terbuka
terhadap
pola
yang
inovatif.
yang
terkadang
perubahan Meskipun terkesan
dalam
memaksakan diri sebab tidak
anak
ditopang dengan pendidikan
Muhamad Abdul Roziq Asrori: Orang Tua Inspiratif (Studi Pembinaan Nilai Karakter Disiplin Dan Kreatif Anak Pada Keluarga Eks Pekerja Migran Desa Pulotondo Kecamatan Ngunut)
56
dan
ketrampilan
yang
Indonesia yaitu ing ngarso sung
memadai. Tetapi paling tidak
tulodo, ing madyo mangon karso,
dengan
tutwuri handayani. Dimana para
pengalaman
yang
dimiliki ada beberapa hal yang
orang
bisa
menginginkan
digunakan
untuk
tua
tersebut
ketika
anak-anak
mereka
memotivasi anak-anak mereka
tumbuh dengan karakter pribadi yang
agar
baik
karakter
disiplin
dan
maka
mereka
memberikan
kreativitas mampu berkembang
keteladanan yang baik, dan siap
dengan baik.
menjadi orang pertama yang akan
Dengan
menyeritakan
kisah
dicari sang anak untuk berkeluh
dan pengalaman yang baik
kesah ketika mendapatkan masalah,
secara tidak langsung dapat
serta
menginternalisasikan
memberikan semangat pada anak-
ketokohan orang tuanya yang
anak mereka untuk mencapai cita-
memiliki
cita yang mereka inginkan.
kedisiplinan
dan
kreativitas dalam kehidupan
2.
mampu
membimbing
Hambatan
yang
dan
muncul
mereka. Tokoh yang sudah
dalam
melekat kuat di dalam diri anak
karakter disiplin dan kreatif
tersebut
mampu
menjadi
sebagai
inspirasi
anak
dalam
menginspirasi
nilai
upaya
pengembangan kepribadian
menjalankan aktivitas sehari-
anak.
hari, semakin kuat tertanam
Setiap usaha tentu tidak lepas
semakin kuat inspirasi yang
dari berbagai hambatan, begitu juga
dihasilkan.
ketika para eks migrant worker
Prinsip inspirasi yang coba
berupaya
untuk
menginspirasikan
ditanamkan oleh para orang tua eks
nilai karakter pada anak-anak muncul
pekerja migrant asal desa Pulotondo
beberapa hambatan, yakni:
ini sejalan dengan pemikiran tokoh
a.
pendidikan Ki Hajar Dewantoro yang dijadikan
filosofi
pendidikan
Rendahnya pendidikan
tingkat dan
lemahnya
di
Muhamad Abdul Roziq Asrori: Orang Tua Inspiratif (Studi Pembinaan Nilai Karakter Disiplin Dan Kreatif Anak Pada Keluarga Eks Pekerja Migran Desa Pulotondo Kecamatan Ngunut)
56
penguasaan
Internet, orang tua tidak bisa
teknologi
modern.
berbuat banyak karena tidak
Pengalaman adalah guru yang
memahami fitur-fitur yang ada
terbaik. Sebuah pepatah yang
dan program yang tersedia.
sering
Dan ini seringkali diperparah
diungkapkan
untuk
menjelaskan begitu pentingnya
dengan
pendidikan yang harus dimiliki
yang berlebihan terhadap anak
oleh setiap individu terlepas
yang
apakah itu pendidikan formal
waktunya
maupun
Hal
diberikan akibat dari kurang
tersebut dirasakan oleh para
pemahaman orang tua terhadap
eks migrant worker, hampir
tahap-tahap
rata-rata
anak.
non
formal.
mereka
memiliki
pemberian
fasilitas
sesungguhnya
belum
fasilitas
tersebut
perkembangan
Akhirnya
hal
jenjang pendidikan yang masih
mengganggu
rendah dan akibatnya mereka
menginspirasikan nilai karakter
kesulitan
disiplin dan kreatif pada anak.
untuk
mengikuti
perkembangan zaman terutama pada
percepatan
pengetahuan
dan
ilmu teknologi.
b.
Pergaulan
dalam
ini upaya
dengan
teman
teman
sebaya
sebaya lingkungan
Akibatnya ketika mereka harus
memberikan andil yang sangat
dihadapkan dengan berbagai
besar terhadap perkembangan
persoalan
kepribadian
yang menyangkut
penguasaan menjadikan dalam
teknologi mereka
penanganan
lemah dan
kelompok
anak, teman
sebab sebaya
seringkali menjadi acuan dalam berperilaku
anak
sebagai
pengawasan.
eksistensi diri. Seringkali nilai
Seperti halnya ketika anak-
dan norma yang berkembang di
anak
melakukan
lingkungan teman sebaya tidak
dengan
sesuai dengan apa yang mereka
menggunakan fasilitas HP dan
jalani di lingkungan keluarga,
mereka
penyimpangan
Muhamad Abdul Roziq Asrori: Orang Tua Inspiratif (Studi Pembinaan Nilai Karakter Disiplin Dan Kreatif Anak Pada Keluarga Eks Pekerja Migran Desa Pulotondo Kecamatan Ngunut)
56
sehingga
hal
tersebut
anak yang sangat menentukan.
proses
Semakin baik lingkungan yang
mengganggu
internalisasi nilai karakter yang
ada
dalam hal ini adalah karakter
proses
disiplin dan kreatif.
kepribadian
Misalnya saja rasa manja anak
positif.
meningkat,
mempercepat perkembangan
ke
arah
yang
teman-
E.
Kesimpulan
teman sebayanya selalu diantar
1.
Untuk mewujudkan keinginan
jemput
melihat
semakin
oleh
orang
tuanya
menjadikan anak-anak mereka
meskipun jarak rumah dengan
memiliki
sekolah
disiplin dan kreatif para eks
dekat.
Berlebihnya
kepribadian
yang
kasih sayang yang diberikan
migrant
menjadikan anak cenderung
menginspirasikan kedisiplinan
memiliki sikap yang kurang
dan kreativitas pada anak-anak
berani dan menjadi lebih lemah
mereka
dalam menghadapi persoalan.
teknik, yaitu sebagai berikut:
Selain
itu
a.
sebaya
yang
beberapa
teman
orang
tuanya b.
keluar kota seringkali kurang
orang
tua,
perhatian hal
beberapa
Menjadi cermin yang baik
Menjadi sosok teman yang mengembirakan buat anak.
dari
c.
tersebut
memberikan pengaruh buruk
melalui
untuk anak.
bekerja ke luar negeri atau
mendapatkan
worker
Menjadi motivator yang inspiratif bagi anak.
2.
Usaha orang tua eks migrant
terhadap perkembangan pribadi
worker untuk menginspirasikan
disiplin
dan
nilai
Karena
memang
lingkungan dilingkungan merupakan perkembangan
kreatif
anak.
selain
di
keluarga, bermain
karakter
disiplin
dan
kreatif pada anak-anak untuk pengembangan
anak
mereka
memiliki
akses
hambatan, yakni:
kepribadian beberapa
kepribadian
Muhamad Abdul Roziq Asrori: Orang Tua Inspiratif (Studi Pembinaan Nilai Karakter Disiplin Dan Kreatif Anak Pada Keluarga Eks Pekerja Migran Desa Pulotondo Kecamatan Ngunut)
55
a.
Rendahnya
tingkat
pendidikan dan lemahnya penguasaan modern.
teknologi Hal
tersebut
berdampak pada lemahnya pengawasan terhadap
orang anak
tua dan
kepercayaan anak terhadap ketokohan orang tua di dalam menghadapi arus teknologi
informatika
khususnya b.
Pergaulan dengan teman sebaya
yang
kurang
memiliki
perhatian
dari
kedua orang tua mereka seringkali
memberikan
pengaruh yang kurang baik terhadap karakter
perkembangan anak
kedisiplinan
terutama dan
kreatifitas.
Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia. Gunarsa, Singgih. 1989. Psikologi remaja. Jakarta: Gunung Mulia. Hamidi. 2005. Metode Penelitian Kualitatif (Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian). Malang: UMM Press. Latif, Abdul. 2009. Pendidikan Berbasis Nilai Kemasyarakatan. Bandung: Refika Aditama. Megawangi, Ratna. (2003). Pendidikan Karakter untuk Membangun Masyarakat Madani. IPPK Indonesia Heritage Foundation. Moleong, J Lexy. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda karya. Mulyanti, Sri. 2013. Spiritual Parenting. Yogyakarta: Ramadhan Press. Ritzer, George & Goodman, Douglas J. 2005. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana Shochib, Moh. 2010. Pola Asuh Orang Tua Dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta: Rineka Cipta.
Daftar Pustaka Daradjat, Zakiah.1997. Problem Remaja Di Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang. Djamarah, Syaiful Bahri. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua Dan Anak Dalam Keluarga. Jakarta : Rineka Cipta. Gunarsa, Singgih D. 1991. Psikologi Praktis Anak, Remaja dan
Muhamad Abdul Roziq Asrori: Orang Tua Inspiratif (Studi Pembinaan Nilai Karakter Disiplin Dan Kreatif Anak Pada Keluarga Eks Pekerja Migran Desa Pulotondo Kecamatan Ngunut)
55