OPTIMISASI KINERJA MANAJEMEN BUFFER PADA JARINGAN DELAY TOLERANT NETWORK (DTN) UNTUK JENIS ROUTING MULTI COPY
OPTIMIZATION PERFORMANCE BUFFER MANAGEMENT IN DELAY TOLERANT NETWORKS USING NETWORK ROUTING PROTOCOLS MULTICOPY
Abdul Muis1, Muh. Niswar2, Amil Ahmad Ilham2 1
2
Jurusan Teknik Informatika,Universitas Indonesia Timur Makassar Jurusan Elektro, Prodi Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin
Alamat Korespondensi: Abdul Muis Jurusan Teknik Informatika Universitas Indonesia Timur Makassar Makassar, Sulawesi Selatan Tlp: 081355482987 Email:
[email protected]
Abstrak Delay tolerant network adalah sebuah jaringan yang dirancang untuk dapat beroperasi secara lancar pada jarak yang sangat jauh. Penelitian ini bertujuan menganalisis kinerja metode manajemen buffer Mean Drop (MDrop) dengan metode manajemen buffer Equal Drop (EDrop) pada Delay Tolerant Network khususnya pada sistem routing multicopy, serta melakukan optimasi kinerja dari salah satu metode majemen buffer tersebut. Analisis dilakukan pada metode Mean Drop (MDrop) dengan metode manajemen buffer Equal Drop (EDrop) terlebih dahulu, sehingga dapat di ketahui metode yang mana yang memiliki kinerja paling optimal dari kedua metode tersebut. Dari hasil ini akan dilakukan optimisasi dengan menggunakan metode majemen buffer yang dikembangkan atau di usulkan oleh peneliti. Dalam penelitian ini kami mengembangkan metode drop pesan yang disebut Arrival Purpose Drop (AP Drop). Metode ini mengambil pesan dengan nilai AT terbesar pertama dan pesan dengan nilai AT terbesar kedua, ukuran pesan dari keduannya akan dibandingkan dengan ukuran pesan yang akan masuk kedalam buffer, untuk menentukan yang mana dari kedua pesan itu yang akan didrop, maka dibandingkan ukuran pesan (Msize) dari kedua pesan itu. Pesan yang memiliki Msize yang lebih besar atau sama akan di putuskan untuk didrop. Hasil optimisasi menggunakan metode AP Drop dengan ukuran buffer yang berbeda-beda dengan menggunakan routing Epidemic Oracle telah meningkatkan kinerja Delay Tolerant Network, Peningkatan kinerja berupa penurunan pesan yang dijatuhkan, dan meningkatnya waktu buffer rata-rata sehingga diperoleh peningkatan probabilitas pengiriman dan pesan yang diterima. Peningkatan probabilitas pengiriman akan menurunkan rasio overhead dan jumlah hop rata-rata yang akan menurunkan waktu latency pengiriman sehingga meminimalkan delay yang terjadi. Kata kunci :
Delay Tolerant Network, Manajemen Buffer, Optimisasi Kinerja DTN, Routing Multicopy, Arrival Purpose Drop
Abstract Delay tolerant network is a network that is designed to operate smoothly at a great distance. This research to analyze the performance of the buffer management methods Mean Drop (MDrop) buffer management method Equal Drop (EDrop) in Delay Tolerant Network especially multicopy routing system, as well as optimizing the performance of one method majemen buffer. The analysis was conducted on the method of Mean Drop (MDrop) buffer management method Equal Drop (EDrop) in advance, so it can know which method has the optimal performance of both methods. From the results of this optimization will be done using buffer majemen developed or proposed by researchers. In this research we developed a method called drop messages Arrival Purpose Drop (Drop AP). The method takes the message to the value of the first and greatest AT messages with the second largest value of AT, message size of both of them will be compared to the size of the message that will go into the buffer, to determine which of the two messages were to be dropped, then compared the size of the message (Msize ) of the second message. The message has Msize greater or equal will be decided to be dropped. The results of optimization using Drop AP buffer size varying by using Oracle Epidemic routing has improved the performance of Delay Tolerant Network, is obtained in the form of increased shipments probabiltas, and messages received, and a decline in the message drop, there by increasing the buffer time, an increase in the probability of delivery will reduce the overhead, hopcount, latency so as to minimize the delay that occurred, as opposed to using the E drop. Keywords: Delay Tolerant Network, Buffer Management, Performance Optimization DTN, Routing Multicopy, Arrival Purpose Drop
PENDAHULUAN Delay tolerant network adalah sebuah jaringan yang dirancang untuk dapat beroperasi secara lancar pada jarak yang sangat jauh. Dalam kondisi seperti itu, latensi yang sangat panjang (latensi adalah penundaan, ukuran waktu tunda yang dialami suatu sistem ataupun berapa banyak waktu tunggu yang diperlukan oleh paket data untuk menerima sejumlah informasi dari sejumlah titik yang akan merujuk titik yang lain) biasanya diukur dalam jam atau hari tidak dapat dihindari. Delay tolerant network juga merupakan model arsitektur yang meningkatkan keamanan infrastruktur jaringan dari akses yang tidak sah.(Warthman, Forest et al (2003) Munculnya Delay Tolerant Network (DTN) sebagai teknologi dengan arsitektur komunikasinya terbentuk melalui jaringan yang memiliki koneksi sering terputus-putus dikarenakan mobilitas node yang senantiasa bergerak. (Ahmad, A, 2005) System teknologi ini mengadopsi teknologi transmisi data yang sistem store-carry-forward, yaitu sebuah node menyimpan pesan di dalam buffer, membawa dalam kondisi bergerak, selanjutnya mengirim ketika memasuki jangkauan transmisi dari node yang lain sampai ke tujuan pengiriman.(Emir M. Husni, dkk, 2010) Pada jaringan Delay Tolerant Network, bandwith dan buffer yang digunakan sangat terbatas. Akibat keterbatasan ini, kinerja jaringan DTN secara keseluruhan ditentukan oleh skema dan jenis routing yang digunakan. (C. E. Palazzi, dkk. 2011) Ada beberapa skema jenis routing yang digunakan diantaranya skema routing single copy
yaitu hanya
satu pesan uniq yang
diteruskan di sepanjang jalur tunggal. Namun strategi ini mengurangi kinerja jaringan berupa ratio pengiriman dan semakin meningkatnya penundaan jaringan.(Farrell, S., Cahill, V. (2006). Skema jenis routing lain yang bisa digunakan adalah routing multi copy, yaitu routing yang meneruskan tiap pesan pada setiap node di banyak jalur yang ada. Penggunaan skema routing multi copy telah meningkatkan kinerja jaringan dalam hal ini memaksimalkan rasio pengiriman dan meminimalkan penundaan
tetapi dibutuhkan tambahan sumber daya jaringan seperti bandwith, energy dan buffer. Penerapan protokol routing multi copy menjadi pilihan
karena lebih
handal dibandingkan dengan single copy. (Lindgren, dkk, 2004) Telah banyak algoritma manajemen buffer pada Delay Tolerant Network (DTN) yang telah ditemukan, yang tujuannya untuk mengoptimalisasi kinerja dari Delay Tolerant Network (DTN), diantaranya metode manajemen buffer Mean Drop (MDrop) dan Equal Drop (EDrop). Metode M Drop adalah Teknik drop yang mengambil nilai rata-rata ukuran pesan dalam antrian dan prosedur drop hanya dipanggil jika pesan yang datang lebih besar atau sama dengan rata-rata pesan di dalam antrian, (Sulma Rashid, dkk, 2011) sedangkan E Drop adalah Teknik drop yang akan mencari pesan yang ukurannya lebih besar atau sama dengan pesan baru yang akan masuk dalam buffer.(Sulma Rashid, dkk, 2011) Tujuan peneliti ini melakukan Analisis kinerja dari kedua metode manajemen buffer diatas untuk mengetahui metode manajemen buffer mana, yang memiliki kinerja paling baik diantara keduanya. Setelah mengukur kinerja kedua metode diatas, peneliti berusaha melakukan optimisasi dari salah satu metode diatas dengan menggunakan metode manajemen buffer yang dikembangkan oleh peneliti agar didapatkan metode yang mampu meningkatkan kinerja Delay Tolerant Network.
METODE PENELITIAN Pada penelitian ini, digunakan metode penelitian eksperimental, yakni metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali. (Surya Dharma, 2008) Tahapan Penelitian Analisis model dan infrastruktur Pada tahap ini dilakukan analisis mengenai permasalahan yang akan diselesaikan menggunakan Delay Tolerant Network. Penelitian berfokus pada identifikasi setiap masalah dan kompleksitasnya pada gambaran nyata sistem. Secara umum tahapan ini menjelaskan cara kerja metode manajemen buffer di dalam jaringan Delay Tolerant Network dan pengaruhnya terhadap kecepatan
jaringan beserta banyaknya pesan yang disampaikan sehingga
menghasilkan
asumsi solusi yang dapat dijadikan pegangan ke tahap berikutnya. Pengumpulan data dan studi literatur Merupakan tahap pengumpulan informasi tentang manajemen buffer pada jaringan Delay Tolerant Network yang telah ada beserta kelebihan dan kekurangannya. Pada proses ini lebih banyak melakukan studi literatur yang mengacu pada referensi-referensi dalam negeri dan luar negeri. Pengkajian mengarah pada pengumpulan informasi tentang karakteristik (DTN) dan pengaruh manajemen buffer terhadap kinerja jaringan, mencoba melakukan analisa dari beberapa manajemen buffer yang ada, variabel apa saja yang mempengaruhi kinerja manajemen buffer yang efisien, Tahapan ini juga akan saling berkaitan dengan tahapan pertama dan akan dijalankan secara paralel untuk menciptakan kecocokan antara masalah pada tahap pertama dan solusinya pada tahap ini. Desain dan perancangan sistem Merupakan tahap desain, merancang dan dokumentasi model berdasarkan studi literatur dan teknologi yang dipilih sebagai implementasi sistem. Tahap ini berbeda dengan tahap pertama. Pada tahap pertama, model asumtif yang digunakan belum melibatkan pilihan teknologi implementasi sistem. Sementara bagian ini ditempuh setelah pada tahap dua telah diputuskan teknologi terbaik dari sisi bahasa pemrograman, arsitektur sistem, serta kehandalan, yang menjadi pilihan dalam mengembangkan manajemen buffer yang efisien pada jaringan DTN. Simulasi dan Evaluasi Sistem Tahapan simulasi didasarkan pada hasil dari tahapan perancangan sistem, pada tahap ini algoritma yang dianalisis akan disimulasikan dan dievaluasi menggunakan Opportunitic Network Environment (ONE) simulator. (Ari Keranen, dkk. 2009).
Algoritma Mean Drop (MDrop) Teknik ini bekerja dengan mengambil nilai rata-rata ukuran pesan dalam antrian dan prosedur drop hanya dipanggil jika pesan yang datang lebih besar atau sama dengan rata-rata pesan di dalam antrian. (Sulma Rashid, 2012) Algoritma Equal Drop (EDrop) Teknik ini akan mencari pesan yang ukurannya lebih besar atau sama dengan pesan yang baru. (Sulma Rashid, dkk, 2011) Algoritma Arrival Drop (AP Drop) Merupakan teknik drop yang dikembangkan/ diusulkan. Metode
ini
menjatuhkan pesan berdasarkan waktu kedatangan (AT) pesan yang terbesar di dalam buffer yang penuh. Teknik ini mengambil pesan dengan nilai AT yang terbesar pertama dan pesan dengan nilai AT yang terbesar kedua. Pengujian metode manajemen buffer Mean Drop dan Equal Drop menggunakan ukuran buffer yang berbeda-beda. Pada pengujian ini menggunakan 4 ukuran buffer yaitu 5MB, 10MB, 15MB dan 20MB dengan ukuran pesan 500kB – 1MB.Tujuan pengujian ini untuk mengetahui metode mana yang memiliki kinerja yang lebih baik dari keduanya.Hasil pengujian menunjukkan bahwa kinerja Equal Drop pada Delay Tolarant
Network
dengan
menggunakan
ukuran
buffer
yang
berbeda
menunjukkan bahwa kinerja metode Equal Drop (EDrop) menunjukkan kinerja yang lebih baik disemua ukuran buffer. Pengujian metode manajemen buffer AP Drop dan Equal Drop menggunakan ukuran buffer yang berbeda-beda. Pada pengujian ini menggunakan 4 ukuran buffer yaitu 5MB, 10MB, 15MB dan 20MB dengan ukuran pesan 500kB – 1MB. Tujuan pengujian ini untuk mengetahui metode mana yang memiliki kinerja yang lebih lebih optimal dari keduanya. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kinerja AP Drop pada Delay Tolarant
Network
dengan
menunjukkan bahwa
menggunakan
ukuran
buffer
kinerja metode Arrival Purpose
menunjukkan kinerja yang lebih baik disemua ukuran buffer.
yang
berbeda
Drop (APDrop)
HASIL Pengujian metode manajemen buffer AP Drop dan Equal Drop menggunakan ukuran buffer yang berbeda-beda. Pada pengujian ini kami menggunakan ukuran buffer yang berbeda beda
dengan Shortest Path Map-Based Movement (SPMBM). Simulasi
menggunakan routing epidemic, routing epidemic oracle dan spray and wait dan Prophet, dengan menggunakan ukuran pesan random 100MB – 1 Gb dan jumlah data yang dikirim 675 dapat dilihat pada Tabel berikut ini : Tabel 1. Hasil simulasi diperoleh pesan yang terkirim untuk metode AP Drop dengan ukuran buffer 20MB sebesar 293 pesan dari dari 675 pesan atau sekitar 43,41%, sedangkan untuk untuk metode E Drop dengan ukuran buffer 20MB sebesar 193 pesan dari dari 675 pesan atau sekitar 28,59%, probabilitas pengiriman sebesar 73,05% pada buffer 20MB untuk metode AP Drop dan 45,09% untuk metode E Drop. Dari hasil simulasi dengan menggunakan routing epidemic diperoleh hasil bahwa dengan adanya peningkatan ukuran buffer maka probabilitas pengiriman dan waktu buffer juga semakin besar. Tapi pada metode AP Drop terjadi penurunan overhead pada ukuran buffer 10MB, 15MB dan 20MB, dan Pesan yang dijatuhkan menurun pada buffer ukuran 10MB. Tabel 2. Hasil simulasi dengan menggunakan routing EpidemicOracle diperoleh pesan yang terkirim untuk metode AP Drop dengan ukuran buffer 20MB sebesar 488 pesan dari dari 675 pesan atau sekitar 72,30%, sedangkan untuk untuk metode E Drop dengan ukuran buffer 20MB sebesar 172 pesan dari dari 675 pesan atau sekitar 25,48%, probabilitas pengiriman sebesar 82,58% pada buffer 20MB untuk metode AP Drop dan 77,90% untuk metode E Drop. Hasil simulasi dengan menggunakan routing EpidemicOracle diperoleh hasil bahwa dengan adanya peningkatan ukuran buffer maka probabilitas pengiriman dan waktu buffer juga semakin besar. Tapi di sisi lain menimbulkan terjadinya
peningkatan overhead
dan Pesan
yang dijatuhkan sehingga
berimpilakasi pada kecepatan jaringan akan bertambah.
Tabel 3. Hasil simulasi pada Tabel diatas dengan menggunakan routing spray and wait diperoleh pesan yang terkirim untuk metode AP Drop dan E Drop hampir sama dengan menggunakan ukuran buffer yang berbeda- beda. Dikarenakan oleh model routing spray and wait membatasi jumlah copy dalam system pengiriman datanya. Pesan yang terkirim untuk metode AP Drop dengan ukuran buffer 20MB sebesar 432 pesan dari dari 675 pesan atau sekitar 64,00%, sedangkan untuk untuk metode E Drop dengan ukuran buffer 20MB sebesar 433 pesan dari dari 675 pesan atau sekitar 64,15%, probabilitas pengiriman sebesar 64,35% pada buffer 20MB untuk metode AP Drop dan 60,97% untuk metode E Drop. Tabel 4. Hasil simulasi pada Tabel diatas dengan menggunakan routing prophet diperoleh pesan yang terkirim untuk metode AP Drop pada ukuran buffer dengan ukuran 20MB sebesar 304 pesan dari dari 675 pesan atau sekitar 45,04%, sedangkan untuk untuk metode E Drop dengan ukuran buffer 20MB sebesar 205 pesan dari dari 675 pesan atau sekitar 30,37%, probabilitas pengiriman sebesar 77,29% pada buffer 20MB untuk metode AP Drop dan 57,56% untuk metode E Drop. Hasil simulasi pada Tabel diatas dengan menggunakan routing prophet diperoleh hasil bahwa dengan adanya peningkatan ukuran buffer maka probabilitas pengiriman dan waktu buffer juga semakin besar. Tapi di sisi lain menimbulkan terjadinya penurunan overhead dan serta Pesan yang dijatuhkan meningkat sehingga kecepatan jaringan akan berkurang. Pada Gambar 1. Memperlihatkan grafik Pesan yang direlai, Pesan yang dijatuhkan, Pesan yang dikirim, Probabilitas pengiriman, Rasio Overhead, Latency, Jumlah Hop Rata- rata, Waktu Buffer rata-rata.
PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukkan kinerja metode manajemen buffer MDrop dan EDrop yang dilakukan berdasarkan ukuran buffer yang berbeda – beda, misalnya pada routing Epidemic Oracle, MDrop mengirim pesan sebanyak 113 berbanding 134 oleh EDrop, pada buffer dengan ukuran 5MB, pada buffer dengan ukuran
10MB, M Drop mengirim pesan sebanyak 136 pesan dan EDrop 132 pesan, pada ukuran buffer 15MB, MDrop mengirim pesan sebanyak 156 pesan dan EDrop 161 pesan, dan pada ukuran buffer 20MB MDrop mengirim pesan sebanyak 170 pesan sedangkan EDrop 172 pesan. Hasil optimisasi menunjukkan bahwa penerapan AP drop terjadi penurunan pada nilai droopped pada routing epidemic, misalnya pada ukuran buffer 10 MB terjadi penurunan drop pesan sebesar 28,70%. Penurunan ini dipengaruhi oleh metode AP drop yang memilih pesan yang memiliki ukuran pesan yang terbesar dari 2 pesan yang memiliki nilai AT terbesar untuk kemudian didrop dari buffer. Penerapan AP drop pada routing epidemic oracle ketika ukuran buffer bertambah akan meningkatkan persentase penurunan dropped misalnya ketika ukuran buffer 10 MB terjadi penurunan Pesan yang dijatuhkan sebesar 45,09%. Dengan penurunan
Pesan yang dijatuhkan akan meningkatkan probabilitas
pengiriman pada jaringan. Hasil optimisasi menunjukkan bahwa penerapan AP drop pada routing epidemic oracle menunjukkan terjadinya peningkatan pesan yang diterima yang paling besar dibandingkan menggunakan E drop. Misalnya ukuran buffer 5 MB terjadi peningkatan pesan yang diterima sebesar 75,15% dibandingkan dengan metode E drop. Sedangkan pada routing epidemic terjadi peningkatan 45,98%. Adapun pada routing spray and wait dan prophet tidak ada perubahan yang signifikan dari nilai pesan yang diterima dengan metode E drop. Hasil optimisasi menunjukkan bahwa penerapan AP drop pada routing epidemic oracle
memiliki peningkatan probabilitas pengiriman terbesar
dibandingkan dengan menggunakan metode E drop. misalnya pada ukuran buffer 5 MB terjadi terjadi peningkatan probabilitas pengiriman sebesar 81%. Sedangkan pada routing epidemic kenaikan probilitas pengirimannya 46% dan routing prophet 86%. Penerapan AP drop dan E drop dengan routing spray and wait memiliki probabilitas pengiriman yang hampir sama. Hal ini disebabkan karena pada routing spray and wait membatasi salinan pesan pada buffer sehingga memiliki probabilitas pengiriman terkecil.
Hasil optimisasi menunjukkan bahwa penerapan AP drop pada routing epidemic oracle menunjukkan penurunan yang paling besar
dibandingkan
menggunakan E drop. Misalnya pada ukuran buffer 5 MB mengalami penurunan overhead sebesar 49,96% dibandingkan dengan metode E drop. Sedangkan pada routing epidemic penurunannya sebesar 26,8% dan routing prophet 4,80%. Adapun pada routing spray and wait diperoleh hasil yang hampir sama dengan menggunakan ketiga metode yang disimulasikan. Hasil optimisasi menunjukkan bahwa penerapan AP drop pada routing epidemic oracle menunjukkan terjadi penurunan latency pengiriman yang cukup besar dibandingkan menggunakan E drop Misalnya ukuran buffer 5 MB terjadi penurunan latency sebesar 25,31% dibandingkan dengan metode E drop. Sedangkan pada routing epidemic terjadi penurunan 4,63%. Dan pada routing spray and wait penurunan latency hanya 34,21 %, serta routing prophet sebesar 15,27%. Nilai latency pengiriman yang semakin kecil akan meningkatkan kecepatan jaringan. Hasil optimisasi menunjukkan bahwa penerapan AP drop pada routing epidemic oracle menyebabkan terjadinya penurunan jumlah hop rata-rata yang paling besar dibandingkan menggunakan E drop. Misalnya ukuran buffer 5 MB terjadi penurunan
sebesar 32,40% dibandingkan dengan metode E drop.
Penurunan ini disebabkan oleh penurunan pesan yang dijatuhkan dari buffer. Sedangkan pada routing epidemic terjadi peningkatan 19,99%. Peningkatan jumlah hop disebabkan terjadinya sedikit peningkatan drop pada routing epidemic. Menurunnya nilai jumlah hop rata-rata akan meningkatkan kecepatan jaringan, sehingga pesan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit untuk mencapai tujuan. Hasil optimisasi menunjukkan bahwa penerapan AP drop pada routing epidemic oracle
mengalami peningkatan waktu buffer yang paling besar
dibandingkan menggunakan E drop. Misalnya ukuran buffer 5 MB terjadi peningkatan waktu buffer sebesar 22,56% dibandingkan dengan metode E drop.
KESIMPULAN DAN SARAN Dari evaluasi kinerja metode manajemen buffer yang diusulkan atau dikembangkan oleh peneliti (APDrop) dibandingkan dengan metode EDrop, yang dilakukan dengan menggunakan ukuran buffer yang berbeda – beda, misalnya pada routing Epidemic Oracle, APDrop mengirim pesan sebanyak 403 pesan berbanding 134 pesan oleh EDrop, pada buffer dengan ukuran 5MB, pada buffer dengan ukuran 10MB, AP Drop mengirim pesan sebanyak 471 pesan dan EDrop 132 pesan, pada ukuran buffer 15MB, AP Drop mengirim pesan sebanyak 483 pesan dan EDrop 161 pesan, dan pada ukuran buffer 20MB AP Drop mengirim pesan sebanyak 488 pesan sedangkan EDrop 172 pesan. Hasil optimisasi menggunakan metode AP drop dengan ukuran buffer yang berbeda-beda dengan menggunakan routing epidemic oracle diperoleh peningkatan probabiltas pengiriman sebesar 81%, buffer time 22,56%, pesan yang diterima 75,15% kemudian terjadi penurunan drop pesan sebesar 28,70%, delivery latency 25,31%, overhead 49,96% dan hopcount
sebesar 32,40% dibandingkan dengan
menggunakan metode E drop. Diharapkan muncul metode - metode manajemen buffer yang baru dan lebih optimal lagi dari metode Arrival Purpose Drop (AP Drop) sehingga dapat di implementasikan dalam aplikasi nyata pada Delay Tolerant Network.Penelitian hanya berfokus pada optimalisasi kinerja dari manajemen buffer, sedangkan masih banyak yang perlu diteliti dalam Delay Tolerant Network misalnya model routing, efisiensi energi pada router dan penyesuaian movement model sesuai kondisi daerah.Semoga ini menjadi referensi bagi peneliti yang lain yang berminat di bidang Delay Tolerant Network untuk mengembangkan menajemen buffer yang lebih efisien.
DAFTAR PUSTAKA Ahmad, A. (2005), Wireless and Mobile Data Networks. Ari Keranen, Jorg Ott, Teemu Karkkainen. 2009. The ONE Simulator for DTN Protocol Evaluation. C. E. Palazzi, A. Bujari, S. Bonetta, G. Marfia, M. Roccetti, A. Amoroso. 2011. MDTN: Mobile Delay/Disruption Tolerant Network. 2011. IEEE Emir M. Husni, Ari Rinaldi Sumarmo. 2010. Delay Tolerant Network Utilizing Train for News Portal and Email Services. 2010 3rd International Conference on ICT4M Farrell, S., Cahill, V. (2006), Delay and Disruption Tolerant Networking, Artech House. Lindgren, A. Doria, and O. Schelen, 2004. Probabilistic Routing in intermittently connectednetworks, volume 3126, pages 239–254. Surya Dharma. (2008). Pendekatan, Jenis danMetodePenelitianPendidikan, Jakarta. Sulma Rashid, Qaisar Ayub, M. Soperi Mohd Zahid, A.Hanan. Abdullah, (2011) “E-DROP: An Effective Drop Buffer Management Policy forDTN Routing Protocols”. International Journal of Computer Applications (0975 – 8887)Volume 13– No.7. Sulma Rashid, Qaisar Ayub, M. Soperi Mohd Zahid, A.Hanan. Abdullah, (2012) “Mean Drop an Effectual Buffer ManagementPolicy for Delay Tolerant Network”. European Journal of Scientific Research ISSN 1450 216X Vol.70 No.3, pp. 396-407, 2012 Warthman, Forest et al (2003), Delay-Tolerant Networks (DTNs) A Tutorial, DTN Research Group Internet Draft.
Tabel 1. Hasil simulasi pengujian metode E Drop dan AP Drop menggunakan routing Epidemic dengan ukuran buffer yang berbeda-beda Parameter Pesan yang direlay Pesan yang dijatuhkan Pesan yang diterima Probabilitas pengiriman Rasio overhead Waktu latency Jumlah hop rata-rata Waktu buffer rata-rata
E Drop
AP Drop
Ukuran Buffer
Ukuran Buffer
5MB
10MB
15MB
20MB
5MB
10MB
15MB
20MB
12784 12110 77 0.1141 165.026 3198.45 3.3377 1150.07
70069 68119 118 0.1748 592.805 3323.37 3.0339 393.854
83488 80502 159 0.2356 524.082 3706.13 2.9497 474.526
88435 84838 198 0.2933 445.641 3931.69 2.702 564.771
14930 14246 87 0.1289 170.609 3468.48 3.0805 1206.08
49693 47846 118 0.1748 420.127 3455.77 2.8051 624.492
94931 92110 160 0.237 592.319 3940.55 2.925 438.523
99346 95870 193 0.2859 513.746 4136.03 2.8446 497.413
Tabel 2. Hasil simulasi pengujian metode E Drop dan AP Drop menggunakan routing EpidemicOracle dengan ukuran buffer yang berbeda-beda Parameter Pesan yang direlay Pesan yang dijatuhkan Pesan yang diterima Probabilitas pengiriman Rasio overhead Waktu latency Jumlah hop rata-rata Waktu buffer rata-rata
E Drop
AP Drop
Ukuran Buffer
Ukuran Buffer
5MB
10MB
15MB
20MB
5MB
10MB
15MB
20MB
121318 117658 113 0.1674 1072.61 2185.72 3.7434 120.783
137555 130567 136 0.2015 1010.43 1762.08 4.3088 196.044
141704 132091 156 0.2311 907.359 1380.28 4.3526 256.488
139022 126736 170 0.2519 816.777 1159.27 4.2882 311.594
150288 146142 134 0.1985 1120.55 1973.8 4.8955 136.7
166219 159356 132 0.1956 1258.24 1654.58 4.7273 192.663
174205 164591 161 0.2385 1081.02 1378.43 4.7329 257.336
178939 167010 172 0.2548 1039.34 1215.51 4.8314 301.816
Tabel 3. Hasil simulasi pengujian metode E Drop dan AP Drop menggunakan routing SprayAndWait dengan ukuran buffer yang berbeda-beda Parameter 5MB Pesan yang direlay Pesan yang dijatuhkan Pesan yang diterima Probabilitas pengiriman Rasio overhead Waktu latency Jumlah hop rata-rata Waktu buffer rata-rata
E Drop
AP Drop
Ukuran Buffer
Ukuran Buffer
10MB
15MB
20MB
5MB
10MB
15MB
20MB
2253 1777 246
2659 1328 355
2845 836 409
2952 485 428
2435 1968 264
2725 1410 365
2878 872 406
2961 497 433
0.3644 8.1585 3773.07 2.3618
0.5259 6.4901 4183.85 2.3831
0.6059 5.956 4312.57 2.3985
0.6341 5.8972 4465.09 2.3738
0.3911 8.2235 3741.63 2.322
0.5407 6.4658 4175.42 2.3616
0.6015 6.0887 4360.12 2.3842
0.6415 5.8383 4517.97 2.3718
3875
6607.05
9486.62
13666.7
3858.71
6757.88
9731.38
13645.4
Tabel 4. Hasil simulasi pengujian metode E Drop dan AP Drop menggunakan routing Prophet dengan ukuran buffer yang berbeda-beda Parameter 5MB
E Drop
AP Drop
Ukuran Buffer
Ukuran Buffer
10MB
15MB
20MB
5MB
10MB
15MB
20MB
Pesan yang direlay
47955
50627
55490
62839
19682
21177
22009
22634
Pesan yang dijatuhkan
47217
48911
52772
59259
19074
19812
19965
19892
118
139
183
205
235
263
279
304
Pesan yang diterima Probabilitas pengiriman
0.1748
0.2059
0.2711
0.3037
0.3481
0.3896
0.4133
0.4504
Rasio overhead
405.398
363.223
302.224
305.532
82.7532
79.5209
77.8853
73.4539
Waktu latency
3370.03
3201.98
3470.71
3556.46
2938.11
3244.71
3557.13
3599.15
Jumlah hop rata-rata Waktu buffer rata-rata
2.6864
2.5252
2.3825
2.361
2.9915
2.7491
2.5627
2.4309
350.047
551.662
701.169
721.918
809.393
1364.81
1871.17
2324.88
EpidAP Drop
250000
Epid E Drop
200000
EpidOr-APDrop EpidOr-EDrop SW-AP Drop
50000
SW-E Drop
0 5M
10M 15M 20M
Prob. Pengiriman (%)
Ukuran Buffer
0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0
Epid E Drop EpidOr-APDrop EpidOr-EDrop SW-AP Drop SW-E Drop 10M
15M
20M
Pesan yang di terima
Ukuran Buffer
400
Epid E Drop
300
EpidOr-APDrop
200
EpidOr-EDrop
100
SW-AP Drop SW-E Drop
5M 10M 15M 20M
Waktu Buffer rata- rata (s)
Ukuran Buffer
20000
Epid E Drop
10000
EpidOr-APDrop EpidOr-EDrop SW-AP Drop SW-E Drop 5M 10M 15M 20M
Ukuran Buffer
SW-AP Drop SW-E Drop
Prop-AP Drop Prop-E Drop
Prop-AP Drop Prop-E Drop
EpidAP Drop Epid E Drop EpidOr-APDrop EpidOr-EDrop SW-AP Drop SW-E Drop 5M
10M
15M
20M
Prop-AP Drop Prop-E Drop
Ukuran Buffer
6000 EpidAP Drop
5000
Epid E Drop
4000 3000
EpidOr-APDrop
2000
EpidOr-EDrop
1000
SW-AP Drop SW-E Drop
0 5M
Prop-E Drop
15000
0
EpidOr-EDrop
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Prop-AP Drop
EpidAP Drop
5000
EpidOr-APDrop
Ukuran Buffer
Prop-E Drop
EpidAP Drop
0
Epid E Drop
5M 10M15M20M
Prop-AP Drop
600 500
EpidAP Drop
Prop-E Drop
EpidAP Drop
5M
350000 300000 250000 200000 150000 100000 50000 0
Prop-AP Drop
Jumlah Hop Rata - rata
100000
Latency Pengiriman (s)
150000
Pesan yang di jatuhkan
300000
10M
15M
20M
Ukuran Buffer
Overhead (Byte)
Pesan yang di Relay
350000
1400 1200 1000 800 600 400 200 0
Prop-AP Drop Prop-E Drop
EpidAP Drop Epid E Drop EpidOr-APDrop EpidOr-EDrop SW-AP Drop SW-E Drop 5M
10M
15M
20M
Ukuran Buffer
Prop-AP Drop Prop-E Drop
Gambar 1 : Grafik Pesan yang di Relay, Pesan yang di Jatuhkan, Probabilitas Pengiriman, Jumlah Hop Rata-rata, Pesan yang diterima, Latency Pengiriman, Waktu Baffer rata- rata dan Overhead