OPTIMASI PENJADWALAN PENGAMBILAN HASIL PRODUKSI SUSU MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING PADA KOPERASI SUMBER MAKMUR NGANTANG Etic Nurjana1) 1)
Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Informatika & Komputer Indonesia (STIKI) Malang Email:
[email protected]
ABSTRAK Proses transportasi adalah tahap distribusi barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Sehingga dibutuhkan sebuah alat pembantu yang berguna mengurangi biaya transportasi. Alat pembantu ini, bisa termasuk sistem informasi yang saat ini sangat berkembang dalam berbagai bidang. Pada kasus ini Koperasi Sumber Makmur Ngantang mengalami permasalahan transportasi dalam pengambilan susu dari pos penampungan, yang tidak terdapat kepastian volume susu dikarenakan hasil produksi susu yang tidak menentu. Sehingga pengambilan susu dengan penjadwalan tersebut menjadi tidak efisien baik waktu dan biaya. Karena setiap 1(satu) truk pengangkut harus menunggu pada grup pos penampungan susu agar mencapai kuota truk tersebut. Maka dibuatlah sistem yang baru dapat memperbaiki sistem yang lama sehingga mengasilkan penjadwalan yang lebih baik, sehingga dapat menurunkan biaya transportasi dan sewa kendaraan.
Kata Kunci : Optimasi, Penjadwalan, Simple Additive Weighting, Koperasi Sumber Makmur Ngantang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses transportasi adalah tahap distribusi barang atau jasa dari produsen ke konsumen, sehingga dibutuhkan sebuah alat pembantu yang berguna mengurangi biaya transportasi. Alat pembantu ini, bisa termasuk sistem informasi yang saat ini sangat berkembang dalam berbagai bidang, yaitu bidang perekonomian, pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Koperasi Sumber Makmur Ngantang juga mengalami permasalahan transportasi, yang merupakan wadah perekonomian yang menampung stok pangan nasional terutamanya pada Kecamatan Ngantang, yang memiliki kegiatan pendistribusian hasil usaha secara besar. Dari Sembilan unit usaha terdapat unit produksi susu, yaitu unit yang menampung hasil perahan susu sapi dari peternak. Hasil produksi susu di setiap pos penampungan susu akan diambil oleh truk yang telah disediakan sebanyak 9(Sembilan)
unit oleh Koperasi Sumber Makmur yang nantinya akan dikirim kepada PT. Nestle Indonesia. Penumpukan stok mengakibatkan seorang sopir harus mendatangi pos lebih dari satu kali. Namun, jika terjadi penurunan volume produksi susu mengakibatkan tidak terpenuhinya kuota truk pengangkut tersebut sehingga mengakibatkan naiknya biaya distribusi. Peneliti berharap dari pembuatan sistem yang baru dapat memperbaiki sistem yang lama sehingga mengasilkan penjadwalan yang lebih baik, sehingga dapat menurunkan biaya transportasi dan sewa kendaraan. Dari permasalahan di atas, maka peneliti bermaksud membuat sistem dan akan dilakukan penelitian dengan judul “Optimasi Penjadwalan Pengambilan Hasil Produksi Susu Menggunakan Metode Simple Additive Weighting Pada Koperasi Sumber Makmur” yaitu sebuah
1
aplikasi penjadwalan pengambilan produksi susu guna mengoptimalkan hasil pengangkutan sehingga dapat menurunkan biaya transportasi dan biaya sewa kendaraan. Selain itu, pada aplikasi penjadwalan ini ditambahkan fitur peta yang berguna memberikan informasi letak pos penampungan susu, rute terdekat dari pos penampungan susu menuju pos penampungan susu selanjutnya. Dan fitur grafik total produksi susu harian, yang berfungsi memberikan informasi naik turunnya produksi susu pada Koperasi Sumber Makmur Ngantang .
2.
3. 4.
5.
1.2
Rumusan Masalah Bagaimana membangun aplikasi optimasi penjadwalan pengambilan hasil produksi susu menggunakan metode simple additive weighting pada Koperasi Sumber Makmur Ngantang sehingga menghasilkan penjadwalan yang optimal. Tujuan Membangun aplikasi optimasi penjadwalan pengambilan hasil produksi susu menggunakan metode simple additive weighting sehingga dapat membantu Koperasi Sumber Makmur
A = {A1,A2,.....,Ai} (5) Menentukan kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu Cj. C={C1, C2,......, Cj} (6) Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria Menentukan bobot prefensi atau tingkatan kepentingan (W) setiap kriteria W=[W1 W2 W3 ... ... Wj] (7) Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria (Ci), kemudian melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut sehingga diperoleh matrik ternormalisasi r.
1.3
1.4 Manfaat Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk perusahaan terhadap sistem pendistribusian. Untuk memudahkan pengambilan keputusan dan mengoptimalkan biaya. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SAW Metode SAW sering juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif dari semua atribut. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada (Kusumadewi, 2005). 2.2 Tahapan-Tahapan Metode SAW Menurut Kusumadewi 2005, tahapantahapan dalam menyelesaikan SAW adalah sebagai berikut : 1. Menentukan alternatif, yaitu Ai.
6.
Dengan rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif A pada atribut Cj;i= 1,2,....,m dan j=1,2,.....n. Hasil aktif diperoleh dari proses perangkingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R dengan vektor bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik (Ai) sebagai solusi.
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Analisa Masalah Proses pelaporan hasil produksi susu dari tiap-tiap pos penampungan susu menggunakan dua proses. Pertama untuk hasil keseluruhan produksi susu pada tiap pos penampungan susu menggunakan SMS (Short Massege Service), yaitu petugas pos penampungan susu melaporkan total produksi susu kepada petugas administrasi unit susu kantor pusat Koperasi Sumber Makmur. Kedua untuk data hasil produksi susu tiap anggota peternak yang menyetorkan produksi susu menggunakan kertas. Dan di kirimkan ke kantor pusat
2
Koperasi Sumber Makmur setiap dua kali produksi susu yaitu sore dan pagi. Sistem penjadwalan pengambilan produksi susu pada Koperasi Sumber Makmur saat ini dibuat berdasarkan golongan. Yaitu penggolongan berdasarkan kualitas susu dan berdasarkan area terdekat yang memiliki kualitas produksi susu yang hamper sama. Contoh : terdapat pos penampungan susu yang terletak berdekatan yaitu Pos A, Pos B, Pos C, Pos D dan Pos E. Dan memiliki data kualitas susu kualitas diatas 12(dua belas) persen (Pos A, Pos C, dan Pos D), kualitas dibawah 12(dua belas) persen (Pos B, Pos E) maka truk pengangkut susu akan pengambil pada jenis kualitas diatas 12(dua belas) persen dan kembali ke pengepulan produksi susu akhir baru dilanjutkan pengambilan selanjutnya menuju kualitas dibawah 12(dua belas) persen dan sebaliknya.
Start Input Data Produksi, Data Jarak, Data Truk, Bobot
Produksi >0 Ya
Produksi > Kapasitas Truk
Tidak
Yang bisa diangkut = kapasitas truk
Ya
Ya
Yang bisa diangkut = produksi
Hitung normalisasi jarak = Xmin/Xij
Perkalian hasil normalisasi dengan bobot
Hitung normalisasi yang bisa diangkut = Xij / Xmax
Tidak
Proses Penjumlahan nilai perkalian Pilih Nilai Alternatif Tertinggi Kapasitas truk - produksi
Jika Kapasitas Truk > 0 Tidak
End
3.2 Perancangan 3.2.1 Perancangan Metode SAW Alur proses metode SAW (Simple Additive Weighting) dimulai dengan melakukan studi lapangan yang didukung dengan studi pustaka untuk data kriteria yang digunakan untuk menentukan kriteria dan data Pos Penampuangan Susu pada Koperasi Sumber Makmur Ngangtang, Kab. Malang. selanjutnya adalah mengambil data kriteria yang akan dinilai atau pemberian bobot. Setiap kriteria tersebut akan dinilai berdasarkan tingkat kebutuhan koperasi saat itu. Selanjutnya adalah memberikan beberapa kandidat (alternatif) data Pos Penampungan Susu yang akan menjadi tujuan pertama pengambilan hasil produksi. Seluruh data Pos Penampungan Susu dan nilai tiap kriteria diolah dalam bentuk matriks hingga dihasilkan suatu rekomendasi strategi berupa proses perangkingan dengan menggunakan bobot yang telah diberikan. Berikut merupakan rancangan proses dari metode SAW sebagai tahapan – tahapan dalam pendekatan pemecahan masalah, dapat dilihat pada Gambar 3.1 :
Gambar 3.1 Tahapan Metode SAW 3.2.2 Context Diagram Data Pegawai Data Pos Data Jarak
0
Pegawai Pos
Data Produksi Data Presentase Bobot Data Truk
Data Produksi Sistem Informasi Pengambilan Hasil Produksi Susu
Daftar Pos
Pegawai Administrasi
Daftar Bobot Daftar Data Truk
+ Daftar Jarak Daftar Pegawai Laporan Produksi
Gambar 3.2 Context Diagram 3.2.3 Entity (ERD) Tabel Pegawai No_pegawai Nama_Pegawai Jabatan Tempat_lahir Tanggal_lahir Telephone Password
Melakukan Bertugas
Dikendar ain
Tabel Penjadwalan ID_Penjadwalan Jumlah_Kapasitas tanggal keberang katan_ke waktu_produksi
Relationship bekerja Menghasilkan
Tabel_Pos ID_Pos Nama_Pos Alamat_Pos Longtitude Latitude
Table Produksi ID_Produksi Jumlah_Produksi Tanggal_Produksi Kualitas
Diagram
mempunyai
Table Jarak Jarak_id Jarak
dipunyai
Table Bobot ID_Bobot Kriteria Prosentase bobot terdapat
Table Truk Plat_No Merk Kapasitas_tangki
mengunakan
hasilnya
Tabel Penjadwalan Detail id_detail_penjadwalan Urutan jumlah_yg _diangkut
Gambar 3.3 Entity Relationship Diagram (ERD)
3
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Pada halaman penjadwalan pegawai administrasi sebelum mengklik buat jadwal harus memasukkan tanggal produksi, waktu produksi (pagi atau sore) dan kualitas yaitu kualitas di atas 12% atau di bawah 12%. Setelah data terisi pilih tombol buat jadwal maka akan menjalankan penghitungan SAW untuk mencari alternatip nilai tertinggi segabagai titik tujuan. Pada gambar di bawah ini :
Gambar 4.1 Form Buat Penjadwalan Dari hasil buat penjadwalan di atas didapat hasil seperti gambar di bawah ini :
Gambar 4.2 Form Laporan Penjadwalan Setelah didapat laporan penjadwalan dapat dilihat penjadwalan secara detail pada menu detail. Dapat dilihat pada gambar dibawah :
4.2 Pembahasan 4.2.1 Uji Coba Secara Teoristis Tabel Jarak Tabel 4.1 Tabel Jarak No Pos Awal Pos Tujuan 1 Start A 2 Start B 3 Start C 4 A D 5 B C 6 C D 7 C E 8 C F 9 E F 10 F G 11 E End 12 G End
Jarak 2 Km 4 Km 5 Km 4 Km 1 Km 2 Km 4 Km 3 Km 1 Km 2 Km 8 Km 10 Km
Tabel Truk Tabel 4.2 Tabel Truk No No Plat Kapasitas Tangki 1 N1 1000 Liter 2 N2 2000 Liter 3 N3 5000 Liter Tabel Produksi Tabel 4.3 Tabel Produksi No Pos Hasil Produksi 1 A 500 Liter 2 B 800 Liter 3 C 900 Liter 4 D 2000 Liter 5 E 100 Liter 6 F 1500 Liter 7 G 400 Liter Penentuan Kriteria dan Bobot Tabel 4.4 Tabel Kriteria dan Bobot No Kriteria Bobot 1 Jarak 40 % 2 Hasil Produksi 60 %
Gambar 4.3 Form Tambah Tempat Kuliner
Cek Produksi dari alternatif dengan Kapasitas Truk Tabel 4.5 Tabel Yang Bisa Diangkut No Pos Hasil Min(Kapasitas_ta Produksi ngki, produksi) 1 Pos 500 500 liter A 2 Pos 800 800 liter B 3 Pos 900 900 liter C
4
Mencari alternative pertama dari titik Start menuju tetangga terdekat Tabel 3.6 Tabel Alternatif Kriteria Alternatif Pos A Pos B Pos C Jarak (Cost) 2 Km 4 Km 5 Km Yang Bisa 500 800 900 Diangkut liter liter liter (Benefit) Proses perhitungan Normalisasi Yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
Tabel 3.7 Tabel Normalisasi Kriteri Alternatif a Pos A Pos B Jarak 2/2=1 2/4=0.5 (Cost) Produ 500/900= 800/900= ksi 0.55 0.88 (Benef it)
Pos C 2/5=0.4 900/900 =1
Refrensi Matrik Yaitu penjumlahan tabel normalisasi dikali bobot dari kriteria yang telah ditentukan. Yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
Va = (1*0.4) + (0.55*0.6) = 0.73 Vb = (0.5*0.4) + (0.88*0.6) = 0.72 Vc = (0.4*0.4) + (1*0.6) = 0.76.
Dari hasil penghitungan di atas mendapat alternative rute pertama pengambilan hasil produksi susu yaitu pada POS C. Dan akan dilakukan pengecekan terhadap kapasitas truk apakah sudah penuh atau belum. Jika masih terdapat ruang maka akan dilakukan penghitungan ulang dengan mencari tetangga terdekat dari POS alternative pertama yang telah didapat dan selanjutnya hingga kapasitas truk terpenuhi.
4.2.2 Evaluasi Sistem Dengan percobaan di atas, dan melihat hasil dari penjadwalan. Terlihat perbedaan dari jumlah keberangkatan dikarenakan kualitas produksi yang berbeda. Percobaan ini dapat membuktikan bahwa penjadwalan untuk membedakan pengangkutan berdasarkan kualitas telah berhasil. 5.KESIMPULAN 1. Pegawai administrasi diberikan kemudahan dengan adanya sistem ini, yaitu mudah untuk membuat laporan hasil produksi, laporan pengambilan produkdi susu, memantau grafik produksi karena sistem yang terintegrasi dengan database. 2. Dengan adanya peta, dapat memberikan informasi letak pos penampungan susu dan rute terdekat dari titik awal menuju titik selanjutnya. 3. Dengan penerapan aplikasi ini, akan menghasilkan alternative rute yang akan dikunjungi secara efektif dan efisien. 6.DAFTAR PUSTAKA [1] Kusumadewi. 2005. Pencarian bobot atribut pada Multi-Attribute Decision Making dengan pendekatan objektif menggunakan algoritma genetika. http://cicie.files. wordpress. com/2008/06/sri-kusumadewi-jurnalgenetika.pdf. diakses 20 Oktober 2013 [2]http://www.kudsumbermakmur.blogspot. com (15 November 2013)
.
5