OPTIMASI MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS SIMPANG PADA JALUR UTAMA ANTAR KOTA KABUPATEN LUMAJANG MENGGUNAKAN PTV VISTRO Syamsul Arifin Jurusan Teknik Sipil, Fak. Teknik, Universitas Jember Jalan Kalimantan 37, Jember, Jawa Timur Telepon: (0331) 484977
[email protected]
Sonya Sulistyono Jurusan Teknik Sipil, Fak. Teknik, Universitas Jember Jalan Kalimantan 37, Jember, Jawa Timur Telepon: (0331) 484977
[email protected]
Willy Kriswardhana Jurusan Teknik Sipil, Fak. Teknik, Universitas Jember Jalan Kalimantan 37, Jember, Jawa Timur Telepon: (0331) 484977
[email protected]
Nunung Nuring Hayati Jurusan Teknik Sipil, Fak. Teknik, Universitas Jember Jalan Kalimantan 37, Jember, Jawa Timur Telepon: (0331) 484977
[email protected]
Muhammad Yasthofi Program Studi S1 Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil, Fak. Teknik, Universitas Jember Jalan Kalimantan 37, Jember Telepon: (0331) 484977
[email protected]
Abstract Lumajang is transportation access between Probolinggo, Malang and Jember. Transportation planning for the future is needed to provide the best services to road users. Policies of improved intersection performance on the main road in Lumajang need to be prepared, to ensure the implementation of traffic fluently. Analysis of intersection performance through transportation planning is required for the existing (base) period and forecast for 5 and 10 years period. Results of transportation planning analysis using PTV Vistro obtained intersection performance of existing conditions in 2015 and future 2021 and 2026. Until 2021, the increase in the capacity of signalized intersection is done through optimization of signal timing to approach V/C balancing, but for the future 2026 in JLT Tukum intersection, Tempeh intersection and Yosowilangun intersection necessary traffic management and engineering more. As for the unsignalized intersection (Wonorejo Jalan Lngkar intersection and Ranuyoso intersection) beginning in 2021 is necessary to increase the setting intersection be signalized intersection. Keywords: analysis of intersection performance, V/C balancing, optimization, PTV Vistro Abstrak Kabupaten Lumajang menjadi akses transportasi antara Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Malang dan Kabupaten Jember. Perencanaan transportasi untuk masa mendatang diperlukan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pengguna jalan. Kebijakan peningkatan kinerja simpang pada jalan utama Kabupaten Lumajang perlu dipersiapkan, untuk menjamin terselenggaranya lalu lintas yang lancer. Analisis terhadap kinerja simpang melalui perencanaan transportasi diperlukan untuk masa saat ini dan perkiraan untuk masa 5 dan 10 tahun mendatang. Hasil analisis perencanaan transportasi menggunakan PTV Vistro diperoleh kinerja simpang pada kondisi eksisting tahun 2015, dan tahun rencana 2021 serta 2026. Hingga tahun 2021 peningkatan kapasitas simpang bersinyal cukup dilakukan melalui optimasi waktu sinyal dengan pendekatan V/C balancing, namun untuk tahun rencana 2026 pada Simpang JLT Tukum, Simpang Yosowilangun dan Simpang Tempeh diperlukan manajemen dan rekayasa lebih. Sedangkan untuk simpang tak bersinyal (Simpang Ranuyoso dan Simpang Wonorejo Jalan Lingkar) mulai tahun rencana 2021 diperlukan peningkatan pengaturan simpang menjadi simpang bersinyal. Kata kunci: analisis kinerja simpang, V/C balancing, optimasi, PTV Vistro
Kumpulan Makalah 1
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016
PENDAHULUAN Wilayah Kabupaten Lumajang secara geografis berada pada koordinat 112°53’ – 113°23’ Bujur Timur dan 7°54’ – 8°23’ Lintang Selatan. Kabupaten ini menghubungkan antara Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Malang dan Kabupaten Jember. Lokasi kabupaten yang menghubungkan tiga wilayah terdekat, maka perlu penataan sistem transportasi yang baik khususnya pada simpang-simpang utama di Kabupaten Lumajang. Terdapat tiga jalan utama yang menghubungkan Kabupaten Lumajang dengan wilayah sekitarnya, yaitu: jalan nasional menghubungkan Lumajang dengan Probolinggo di sisi utara, Lumajang dengan Malang di sisi selatan kea rah barat, dan Lumajang dengan Jember di sisi timur dan di sisi utara kea rah timur. Menurut Dinas Perhubungan dan Komunikasi Kabupaten Lumajang (2014), simpang kinerja simpang pada jalan utama di Kabupaten lumajang memperlihatkan tingkat pelayanan berada pada kategori LoS C hingga LoS E. Tingkat pelayanan Simpang Randuagung berada pada LoS D, simpang Kedungjajang masuk pada LoS C, Simpang Wonorejo masuk LoS C, Simpang Wonorejo (Jalan Lingkar) masuk LoS C, Simpang JLT (Jalan Lingkar Timur) Yeye masuk LoS D, Simpang JLT Tukum masuk LoS E, Simpang Yosowilangun masuk LoS E dan simpang Tempeh masuk LoS E. Diperlukan perencanaan kondisi mendatang, untuk mempersiapkan penanganan yang perlu dilakukan agar lalu lintas kendaraan terselenggara dengan lancar. Sebuah perangkat lunak relatif baru dikenal di Indonesia yang dapat digunakan untuk perencanaan transportasi yaitu PTV Vistro. Perangkat lunak ini dilengkapi pula dengan kemampuan untuk pemodelan lalu lintas dan penaksiran dampak lalu lintas (PTV Vistro User Manual, 2013). Belum banyak peneliti mengeksplor penggunaan perangkat lunak ini untuk perencanaan transportasi. Sauri, dkk. (2014) melakukan analisis penggunaan PTV Vistro pada simpang berdiri sendiri untuk simpang bersinyal dan tak bersinyal, dimana hasil analisis dibandingkan dengan hasil perhitungan menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Sementara Rifai, dkk. (2014) dan Sulistyono, dkk. (2015) mencoba menggunakan PTV Vistro untuk simulasi analisis dampak lalu lintas dengan kasus salah satu pembangunan gedung di Kota Batam dan Perkotaan Jember. Perhitungan kinerja simpang di Indonesia mengacu pada MKJI, dimana ketentuanketentuan dalam perhitungan banyak mengadopsi Highway Capacity Manual (HCM) yang disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Sementara perangkat lunak PTV Vistro dalam analisis simpang dilengkapi beberapa pilihan untuk standar perhitungan, salah satunya menggunakan standar HCM 2010. Penelitian ini dilakukan untuk melakukan perencanaan transpotasi dengan melakukan kajian pada simpang-simpang di jalan utama Kabupaten lumajang. Selain hasil analisis dapat digunakan pemangku kepentingan, diharapkan melalui penelitian ini memperkaya informasi terkait penggunaan PTV Vistro pada perencanaan lalu lintas untuk kasus di Indonesia.
METODE PENELITIAN Identifikasi kondisi eksisting dilakukan melalui pengumpulan data primer dengan melakukan survai di lapangan, serta data sekunder yang diperoleh dari instansi atau sumber terkait. Survai lapangan yang dilakukan yaitu survai volume gerakan membelok simpang
Kumpulan Makalah 2
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016
dan survai inventarisasi simpang pada lokasi penelitian yang telah ditentukan. Analisis data dilakukan menggunakan perangkat lunak PTV Vistro dengan memanfaatkan salah satu kegunaan perangkat lunak ini untuk perencanaan transportasi, dimana salah satu tujuannya untuk mengetahui kinerja simpang saat ini dan tahun rencana yang telah ditentukan dengan beberapa skenario. Lokasi Penelitian Lokasi simpang sebagai obyek penelitian meliputi: Simpang Randuagung, Simpang Kedung Jajang, Simpang Wonorejo, Simpang Wonorejo (Jalan Alternatif), Simpang JLT Yeye, Simpang JLT Tukum, Simpang Yosowilangun dan Simpang Tempeh yang terletak pada jalan-jalan utama di Kabupaten Lumajang seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Keterangan Gambar : 1. Simpang Randuagung 2. Simpang Kedung Jajang 3. Simpang Wonorejo 4. Simpang Wonorejo (Jalan Alternatif) 5. Simpang JLT Yeye 6. Simpang JLT Tukum 7. Simpang Yosowilangun 8. Simpang Tempeh
Gambar 1 Simpang-simpang Lokasi Penelitian
Tahapan Penelitian 1.
2.
Tahapan yang dilakukan pada penelitian adalah sebagai berikut: Pengumpulan data Tahap ini terdiri atas pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil survai volume pergerakan membelok simpang dan survai inventarisasi simpang. Sedangkan untuk data sekunder yang diperlukan meliputi data untuk penentuan status dan fungsi jalan, serta untuk penentuan angka pertumbuhan lalu lintas. Membangun jaringan Tahap ini merupakan langkah awal untuk melakukan permodelan pada PTV Vistro guna perencanaan transportasi yang akan dilakukan. Membangun jaringan menggunakan bantuan Bing Maps untuk menentukan titik lokasi simpang dalam
Kumpulan Makalah 3
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016
lingkup penelitian ini, serta menghubungkan antar lengan pendekat simpang sehingga jaringan jalan utama Kabupaten Lumajang dapat terbentuk.
Gambar 2 Jaringan Jalan Terbangun Pada PTV Vistro
3.
4.
5.
6.
Data masukan Memasukkan data-data dasar yang terdiri atas data volume lalu lintas simpang dalam satuan smp/jam, data geometrik simpang, data pengaturan simpang dan data angka pertumbuhan kendaraan per-tahun. Analisis kinerja Analisis kinerja berupa analisis terhadap kinerja simpang. Dilakukan pada kondisi dasar (base) atau tahun 2016, dan tahun rencana yaitu prediksi untuk tahun 2021 dan 2026. Kinerja simpang yang ditinjau yaitu derajat kejenuhan (DS), tundaan (D) dan tingkat pelayanan (LoS) pada setiap simpang yang ditinjau. Melakukan skenario Skenario dilakukan untuk meningkatkankan kinerja simpang yang memiliki nilai kinerja rendah. Pendekatan skenario awal dilakukan dengan strategi do minimum, yaitu melakukan optimasi pengaturan waktu sinyal. Pendekatan konsep optimasi pengaturan waktu sinyal dapat dilakukan dengan v/c balancing atau delay balancing. Kesimpulan Menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan.
Kumpulan Makalah 4
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Eksisting Obyek Penelitian Data masukan volume lalu lintas simpang diperoleh dari hasil survai pergerakan membelok simpang pada kondisi jam puncak pagi, siang, sore dan malam. Data volume lalu lintas yang digunakan adalah volume lalu lintas pada kondisi eksisting (base) tahun 2016 dalam satuan smp/jam perlajur pergerakan. Kondisi eksisting (base) dari simpang yang menjadi objek penelitian didapatkan dari hasil survei secara langsung di lokasi penelitian. Untuk periode volume jam puncak tertinggi setiap simpang memiliki periode waktu berbeda-beda. Simpang Randuagung, Simpang Wonorejo (Jalan Alternatif), Simpang JLT Yeye dan Simpang JLT Tukum untuk volume jam puncak tertinggi terjadi pada periode jam puncak sore. Sedangkan pada simpang Kedung Jajang dan simpang Wonorejo untuk volume tertinggi terdapat pada periode jam puncak siang, serta pada Simpang Yosowilangun dan Simpang Tempeh untuk hasil tertinggi terjadi pada periode jam puncak malam. Semua simpang pada tinjauan penelitian memiliki tiga lengan pendekat simpang dan pada simpang bersinyal menggunakan pengaturan tiga fase. Pengaturan untuk setiap simpang pada tinjauan penelitian ini adalah: 1. Simpang Randuagung, simpang yang terletak pada jalan nasional Probolinggo – Lumajang merupakan simpang tak bersinyal dimana setiap lengan pendekat simpang dilengkapi warning light. 2. Simpang Kedung Jajang, simpang yang terletak pada jalan nasional Probolinggo – Lumajang dimana simpang dengan pengaturan bersinyal. 3. Simpang Wonorejo, simpang yang terletak pada jalan nasional Probolinggo – Lumajang dan Limajang – Jember, merupakan simpang dengan pengaturan bersinyal. 4. Simpang Wonorejo (Jalan Alternatif), simpang yang terletak pada jalan nasional Lumajang – Jember dan merupakan simpang dengan pengaturan tak bersinyal. Setiap lengan pendekat pada simpang ini dilengkapi dengan warning light. 5. Simpang JLT Yeye, simpang yang terletak pada jalan nasional Lumajang – Jember dan merupakan simpang dengan pengaturan bersinyal. 6. Simpang JLT Tukum, simpang yang terletak pada jalan provinsi Lumajang – Jember dan merupakan simpang dengan pengaturan bersinyal. 7. Simpang Yosowilangun, simpang yang terletak pada jalan provinsi Lumajang – Jember dan merupakan simpang dengan pengaturan bersinyal. 8. Tempeh, simpang yang terletak pada jalan nasional Lumajang – Malang dan merupakan simpang dengan pengaturan bersinyal. Kinerja Simpang Tahun 2016 (Eksisting/Base) Data masukan dalam permodelan lalu lintas menggunakan PTV Vistro meliputi data geometrik simpang (sesuai kondisi eksisting seperti: lebar jalur, pengaturan lajur, keberadaan median, volume lalu lintas simpang dan waktu pengaturan dan jumlah fase simpang bersinyal). Hasil perhitungan kinerja simpang tahun 2016 ditunjukkan seperti pada Tabel 1 berikut.
Kumpulan Makalah 5
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016
Tabel 1 Kinerja Simpang Tahun 2016 Pengaturan Simpang 1. Randuagung Tak bersinyal 2. Kedung Jajang Bersinyal 3. Wonorejo Bersinyal 4. Wonorejo (Jalan Alternatif) Tak bersinyal 5. JLT Yeye Bersinyal 6. JLT Tukum Bersinyal 7. Yosowilangun Bersinyal 8. Tempeh Bersinyal Sumber: Hasil survai dan analisis (2016) No.
Periode Jam Puncak Sore Siang Siang Sore Sore Sore Malam Malam
Nama Simpang
DS 0,15 0,643 0,551 0,48 0,457 0,528 0,737 0,642
Tundaan (det/smp) 30,99 41,11 31,79 44,30 48,18 122,56 130,16 80,04
LoS D D C D D F F F
Berdasarkan Tabel 1 di atas diperlihatkan pada simpang dengan kinerja terburuk terjadi pada Simpang Yosowilangun. Simpang Yosowilangun merupakan simpang pada jalan utama Kabupaten Lumajang yang menghubungkan dengan Kabupaten Jember. Tundaan pada simpang ini pada kondisi eksisting mencapai 130,16 det/smp dengan derajat kejenuhan sebesar 0,737. Diperlukan strategi manajemen lalu lintas pada Simpang Randuagung, Simpang JLT Tukum, Simpang Yosowilangun dan Simpang Tempeh, karena tingkat pelayanan simpang telah melapaui kondisi kritis (LoS F). Kinerja Simpang Tahun Rencana 2021 Data yang digunakan meliputi data geometrik simpang sesuai kondisi eksisting (base) seperti lebar jalur, pengaturan lajur dan keberadaan median. Sedangkan untuk waktu pengaturan sinyal dan jumlah fase pada simpang didapatkan dari hasil analisis optimasi pada kondisi eksisting (base). Volume lalu lintas tahun 2021 didapatkan dari volume lalu lintas pada kondisi eksisting (base) setelah mengalami penyesuaian berdasarkan pertumbuhan lalu lintas dan prediksi pengembangan wilayah sekitarnya. Hasil perhitungan kinerja simpang tahun rencana 2021 disajikan pada Tabel 2 berikut. Tabel 2 Kinerja Simpang Tahun Rencana 2021 No.
Nama Simpang
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Randuagung Kedung Jajang Wonorejo Wonorejo (Jalan Alternatif) JLT Yeye JLT Tukum Yosowilangun Tempeh
Pengaturan Simpang Tak bersinyal Bersinyal Bersinyal Tak bersinyal Bersinyal Bersinyal Bersinyal Bersinyal
Periode Jam Puncak Sore Siang Siang Sore Sore Sore Malam Malam
DS 0,32 0,858 0,718 0,62 0,665 0,763 0,962 0,901
Tundaan (det/smp) 58,44 47,44 32,50 63,66 34,44 38,20 60,08 57,62
LoS F D C F C D E E
Sumber: Hasil survai dan analisis (2016)
Berdasarkan Tabel 2 didapatkan bahwa simpang dengan kinerja terburuk terjadi pada simpang Yosowilangun dengan tundaan sebesar 60,08 det/smp dan derajat kejenuhan sebesar 0,962 untuk simpang bersinyal. Sedangkan pada simpang tak bersinyal terdapat pada Simpang Randuagung yang memiliki tundaan cukup besar yaitu 108,44 smp/jam.
Kumpulan Makalah 6
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016
Diperlukan strategi manajemen lalu lintas pada Simpang Randuagung, karena tingkat pelayanan pada simpang ini telah melapaui kondisi kritis (LoS F). Kinerja Simpang Tahun Rencana 2026 Data masukan yang digunakan dalam permodelan meliputi data geometrik simpang sesuai kondisi eksisting (base) seperti lebar jalur, pengaturan lajur dan keberadaan median. Sedangkan waktu pengaturan sinyal dan jumlah fase simpang digunakan sama dengan hasil analisis tahun rencana 2021. Volume lalu lintas tahun rencana 2026 didapatkan dari volume lalu lintas pada kondisi eksisting (base) setelah mengalami penyesuaian berdasarkan pertumbuhan lalu lintas dan prediksi pengembangan wilayah sekitarnya.. Hasil analisis kinerja simpang tahun rencana 2026 dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Rekapitulasi Kinerja Simpang Tahun 2026 No.
Nama Simpang
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Randuagung Kedung Jajang Wonorejo Wonorejo (Jalan Alternatif) JLT Yeye JLT Tukum Yosowilangun Tempeh
Pengaturan Simpang Tak bersinyal Bersinyal Bersinyal Tak bersinyal Bersinyal Bersinyal Bersinyal Bersinyal
Periode Jam Puncak Sore Siang Siang Sore Sore Sore Malam Malam
DS 0,83 1,119 0,938 0,81 0,868 0,995 1,265 1,177
Tundaan (det/smp) 84,40 111,87 47,26 83,67 50,49 95,30 147,25 135,76
LoS F F D F D F F F
Sumber: Hasil survai dan analisis (2016)
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 3 didapatkan bahwa simpang dengan kinerja terburuk terjadi pada simpang Yosowilangun dengan tundaan mencapai 147,25 det/smp dan derajat kejenuhan sebesar 1,265 untuk simpang bersinyal. Simpang Randuagung merupakan simpang tak bersinyal yang memiliki kinerja buruk yaitu tundaan mencapai 44,40 det/smp. Simpang Kedungjajang, Simpang JLT Tukum dan Simpang Tempeh merupakan simpang bersinyal dengan tingkat pelayanan melebihi kritis (LoS F). Skenario Manajemen Rekayasa Lalu Lintas Hasil analisis kondisi eksisting (base) memperlihatkan beberapa simpang dalam kondisi melebihi kritis. Unutuk itu perlu dilakukan manajemen rekayasa lalu lintas. Penyusunan skenario dapat dilakukan menggunakan bantuan perangkat lunak PTV Vistro. Skenario yang coba dilakukan adalah dengan melakukan optimasi pengaturan waktu sinyal pada simpang bersinyal. Pendekatan yang dapat digunakan adalah dengan v/c balancing atau delay balancing. Optimasi dalam penelitian ini menggunakan pendekatan v/c balancing, karena konsep ini diadopsi dalam perhitungan pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Hasil analisis optimasi selanjutnya coba diperbandingkan dengan hasil analisis sebelumnya dan diperoleh hasil seperti ditunjukkan pada Tabel 4 berikut.
Kumpulan Makalah 7
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016
Tabel 4 Perbandingan Kinerja Simpang Tahun 2016 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Simpang
Periode Jam Puncak
DS
Siang Siang Sore Sore Malam Malam
0,643 0,551 0,457 0,528 0,737 0,642
Kedung Jajang Wonorejo JLT Yeye JLT Tukum Yosowilangun Tempeh
2016 Tundaan (det/smp) 41,11 31,79 48,18 122,56 130,16 80,04
LoS D C D F F F
2016 Dengan Optimasi Tundaan DS LoS (det/smp) 0,659 32,62 C 0,552 28,31 C 0,511 29,72 C 0,586 29,13 C 0,737 37,74 D 0,693 37,97 D
Sumber: Hasil analisis (2016)
Berdasarkan Tabel 4 didapatkan bahwa kinerja simpang bersinyal mengalami peningkatan setelah dilakukan optimasi pengaturan waktu sinyal dengan pendekatan v/c balancing. Perbaikan ini ditandai dengan penurunan nilai tundaan pada Simpang Kedung Jajang mencapai 20,65%, Simpang Wonorejo mencapai 10,95%, Simpang JLT Yeye mencapai 38,31%, Simpang JLT Tukum mencapai 76,23%, Simpang Yosowilangun mencapai 71,00% dan Simpang Tempeh mencapai 52,56%. Kinerja pada enam lokasi simpang bersinyal lokasi studi dapat dikatakan masih dapat diterima. Sedangkan berdasarkan ahsil analisis, untuk simpang tak bersinyal belum diperlukan manajemen lalu lintas. Hasil analisis kinerja simpang tahun rencana 2026 memperlihatkan beberapa simpang bersinyal dalam kondisi melebihi kritis. Manajemen rekayasa lalu lintas dilakukan dengan melakukan optimasi pengaturan waktu sinyal pada simpang bersinyal. Pendekatan yang digunakan adalah dengan v/c balancing seperti yang telah dibahas sebelumnya. Hasil analisis yang memperbandingkan hasil analisis tahun rencana 2026 dan hasil analisis optimasi tahun rencana 2026 ditunjukkan pada Tabel 5 berikut. Tabel 5 Perbandingan Kinerja Simpang Tahun 2026 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Simpang
Periode Jam Puncak
DS
Siang Siang Sore Sore Malam Malam
1,119 0,938 0,868 0,995 1,265 1,177
Kedung Jajang Wonorejo JLT Yeye JLT Tukum Yosowilangun Tempeh
2016 Tundaan (det/smp) 111,87 47,26 50,49 95,30 147,25 135,76
LoS F D D F F F
2016 Dengan Optimasi Tundaan DS LoS (det/smp) 0,954 54,83 D 0,938 47,26 D 0,776 37,24 D 0,995 95,30 F 1,265 147,25 F 1,177 135,76 F
Sumber: Hasil analisis (2016)
Berdasarkan Tabel 5 di atas dapat memperlihatkan tiga simpang yaitu Simpang Kedungjajang, Simpang Wonorejo dan Simpang JLT Yeye mengalami perbaikan kinerja dan kinerja hasil optimasi masih dapat diterima. Sehingga dapat dikatakan dengan scenario optimasi waktu sinya, kinerja simpang dapat diperbaiki. Namun kondisi berbeda diperlihatkan pada Simpang JLT Tukum, Simpang Yosowilangun dan Simpang Tempeh. Melalui skenario optimasi meskipun terjadi perbaikan kinerja simpang, namun tundaan
Kumpulan Makalah 8
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016
yang terjadi masih cukup tinggi. Sehingga manajemen dan rekayasa lalu lintas yang perlu dipersiapkan adalah dengan pelebaran mulut pendekat keluar pada lengan simpang utama. Sedangkan untuk simpang tak bersinyal yaitu pada Simpang Randuagung dan Simpang Wonorejo (Jalan Lingkar), diperlukan peningkatan tipe pengaturan dari simpang tak bersinyal menjadi simpang bersinyal. Hal ini menjadi penting karena lokasi simpang berada pada jalan utama Kabupaten Lumajang dengan status jalan nasional.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa kinerja simpang bersinyal pada kondisi eksisting (base) tahun 2016 dan tahun rencana 2021 dapat dikatakan dapat diterima. Tingkat pelayanan berada pada kategori LoS C hingga LoS E, sehingga dengan skenario strategi optimasi waktu sinyal dengan pendekatan V/C balancing sudah dapat meningkatkan kinerja pada simpang bersinyal. Sedangkan pada tahun rencana 2026 pada Simpang JLT Tukum, Simpang Yosowilangun dan Simpang Tempeh diperlukan manajemen dan rekayasa lalu lintas dengan peningkatan kapasitas. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan pelebaran pada lengan pendekat keluar pada simpang di jalan utamanya. Sementara pada simpang tak bersinyal yaitu Simpang Randuagung dan Simpang Wonorejo (Jalan Lingkar) prtlu dipersiapkan peningkatan pengaturan simpang menjadi simpang bersinyal pada tahun rencana 2021. Penggunaan perangkat lunak PTV Vistro dalam perencanaan transportasi dapat membantu dalam menyimpan database data masukan simpang untuk digunakan pada waktu yang lain. Tersedianya fasilitas penyusunan skenario, akan membantu dalam melakukan analisis beberapa kondisi berbeda terhadap jaringan jalan tinjauan.
UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih disampaikan kepada Laboratorium Tranposrtasi – Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Jember atas fasilitas penggunaan perangkat PTV Vistro (licence version), Transforum Indonesia atas fasilitas penggunaan PTV Vistro (student version), serta Dinas Perhubungan Kabupaten Lumajang yang terkait atas bantuan dan dukungan selama penelitian.
DAFTAR PUSTAKA Dinas Perhubungan dan Komunikasi Kabupaten Lumajang. 2014. Buku Pedoman Data Lalu Lintas dan Angkutan Kota Kabupaten Lumajang. Lumajang: Dinas Perhubungan dan Komunikasi Kabupaten Lumajang. Direktorat Jendral Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum. Peraturan Menteri Perhubungan. 2006. Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas di Jalan. Jakarta: Kementrian Perhubungan Republik Indonesia. PTV. AG. 2013. PTV Vistro User Manual. German: PTV Group. Rifai, A., Sulistyono, S. dan Soetjipto, J.W.. 2014. Simulasi Analisis Dampak Lalu Lintas Menggunakan PTV Vistro (Studi Kasus: Komplek Ruko Berjaya Batam), Prosiding
Kumpulan Makalah 9
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016
FSTPT, Simposium Internasional FSTPT ke-17 di Universitas Jember, 24 Agustus 2014, Volume 2 Nomor 1. Jember: Jurusan Teknik Sipil Universitas Jember. Hal. 1508 - 1518. Sauri, S., Sulistyono, S. dan Hasanuddin, A.. 2014. Analisis Kinerja Simpang Menggunakan Perangkat Lunak KAJI dan PTV Vistro (Studi Kasus: Simpang Bersinyal dan Tak Bersinyal Perkotaan Jember), Prosiding FSTPT, Simposium Internasional FSTPT ke-17 di Universitas Jember, 24 Agustus 2014. Jember: Jurusan Teknik Sipil Universitas Jember. Hal. 1498 - 1507. Sulistyono, S., Irawan, J.F. dan Septiawan, D.. 2015. Traffic Impact Analysis on The Development of Jember Icon Using PTV Vistro, FSTPT Proceedings, The 18th FSTPT Internasional Symposium di Universitas Lampung, 28 Agustus 2015. Lampung: Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Hal. 876 - 885.
Kumpulan Makalah 10